draf bps wakatobi th. 2013 bab ii
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
1/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
2.1.1. Geografis
Kabupaten Wakatobi merupakan kabupaten baru yang terbentuk
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2003, yang
merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Buton.
Kabupaten Wakatobi terletak dikepulauan Jazirah Tenggara Pulau
Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian Selatan garis khatulistiwa,
memanjang dari Utara ke Selatan diantara 5.000-6.250Lintang Selatan (sepanjang
160 km) dan membentang dari Barat ke Timur diantara 123.34 0-124,640 Bujur
Timur (sepanjang 120 km).
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
2/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
3/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
4/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
Secara administratif batas wilayah kawasan kabupaten Wakatobi adalah sebagai
berikut :
a. Batas sebelah Utara : Kabupaten Buton dan Muna
b. Batas sebelah Selatan : Laut Flores
c.
Batas sebelah Barat : Kabupaten Buton
d. Batas sebelah Timur : Laut Banda
Posisi Geostrategis, Kabupaten Wakatobi terletak pada posisi sangat strategis
karena: (1) Perairan laut Kabupaten Wakatobi dilalui oleh jalur pelayaran kawasan
Timur dan Barat Indonesia; (2) Ditinjau dari sisi bioregion, letak geografis Kabupaten
Wakatobi sangat penting karena berada pada kawasan yang sangat potensial yakni
diapit oleh Laut Banda dan Laut Flores yang memiliki potensi sumberdaya
keragamanhayati kelautan dan perikanan yang cukup besar; dan (3) Kabupaten
Wakatobi berada pada Pusat Kawasan Segi Tiga Karang Dunia (Coral Tri-angle Center)
yang meliputi 6 (enam) negara, yakni Indonesia, Malaysia, Philipines, Papua New
Guine, Solomon Island, dan Timor Leste. Posisi Kabupaten Wakatobi pada Pusat Segi
Tiga Karang Dunia, disajikan pada Gambar
Gambar 2.3. Posisi Wakatobi Dalam Pusat Segi Tiga Karang Dunia
Kabupaten Wakatobi merupakan gugusan kepulauan yang berjumlah 39 pulau,
terdiri atas 4 (empat) pulau besar, yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan
Binongko (WAKATOBI). Keempat pulau tersebut mudah terjangkau baik dalam
region Provinsi Sulawesi Tenggara, regional Kawasan Timur Indonesia, nasional
maupun internasional. Di Pulau Wangi-Wangi terdapat Bandara Udara Matahora,
Pelabuhan Laut Nasional Panggulu Belo, dan jalur angkutan ferry ASDP Kamaru-
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
5/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
Wanci, dan di Pulau Tomia tersedia Bandara Udara Maranggo moda transportasi
khusus untuk wisatawan dari Bali Indonesia dan Singapura.
Transportasi laut antar pulau Kabupaten Wakatobi cukup lancar. Akses dari
ibukota kabupaten (Wangi-Wangi) ke Pulau Kaledupa dan Binongko tersedia setiaphari dengan armada kapal cepat (speed boat). Satu-satunya wilayah pulau kecil yang
relatif sulit dijangkau namun telah berpenghuni ialah Pulau Runduma, termasuk ke
dalam administratif Kecamatan Tomia, terletak di bagian timur Pulau Tomia tepat di
tengah Laut Banda
2.1.2. Administrasi
Luas wilayah Kabupaten Wakatobi adalah sekitar 19.200 km, terdiri dari
daratan seluas 823 km atau hanya sebesar 3,00 persen dan luas perairan
(laut) 18.377km2 atau sebesar 97,00 persen dari luas Kabupaten Wakatobi. Atas
dasar kondisi tersebut, maka potensi sektor perikanan dan kelautan serta sektor
pariwisata berbasis wisata laut/bahari menjadi sektor andalan daerah Kabupaten
Wakatobi.
Kabupaten Wakatobi terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan, yaitu Kecamatan
Wangi-Wangi, Wangi-Wangi Selatan, Kaledupa, Kaledupa Selatan, Tomia, Tomia
Timur, Binongko dan Kecamatan Togo Binongko. Wilayah kecamatan terluas
adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km atau 29,40 persen yang
sekaligus merupakan wilayah ibu kota kabupaten. Sedangkan kecamatan yang
wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Kaledupa, yaitu seluas 45,50 km atau
5,53 persen dari total luas wilayah daratan Kabupaten Wakatobi. Luas Wilayah
Kebupaten Wakatobi menurut kecamatan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Kabupaten Wakatobi Menurut Kecamatan
No. Kecamatan Luas Daratan (km) Persentase (%)
1. Wangi-Wangi 241,98 29,40
2.Wangi-Wangi
Selatan206,02 25,03
3. Kaledupa 45,50 5,53
4. Kaledupa Selatan 58,50 7,11
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
6/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
5. Tomia 47.10 5,726. Tomia Timur 67,90 8,25
7. Binongko 93,10 11,318. Togo Binongko 62,90 7,64
Luas Total Darat 823,00 3,00
Luas Laut 18.377,00 97,00Total 19.200,00 100,00
Sumber: Kabupaten Wakatobi Dalam Angka, 2012
2.1.3 Topografi
Topografi wilayah daratan Kabupaten Wakatobi sebagian besar atau
sekitar 40 persen adalah landai dengan ketinggian sekitar 3-20 m di atas
permukaan air laut (dpl). Topografi landai terutama terdapat dibagian selatan
Pulau Wangi-Wangi, bagian utara dan selatan Pulau Kaledupa, bagian barat
dan timur Pulau Tomia, serta wilayah bagian selatan Pulau Binongko.
Sedangkan bentuk topografi perbukitan, berada di tengah-tengah pulau
dengan ketinggian berkisar antara 20-350 m dpl.
Selain bentangan pulau-pulau kecil, relief dan topografi, di Wakatobi
juga membentang Gunung Tindoi di Pulau Wangi-Wangi, Gunung Pangilia di
Pulau Kaledupa, Gunung Patua di Pulau Tomia dan Gunung Watiua di Pulau
Binongko. Pada puncak gunung di empat pulau besar tersebut, terdapat situs
peninggalan sejarah berupa benteng dan makam yang sangat erat kaitannya
dengan penyebaran agama Islam di Wakatobi maupun sejarah perkembangan
kejayaan Kesultanan Buton, Tidore, dan Ternate. Situs sejarah dimaksud ialah
Benteng Liya, Benteng Tindoi, Benteng Patua, dan Benteng Suosuo serta
peninggalan benda-benda purbakala lainnya. Kesemuanya merupakan asetdaerah yang sangat berharga, terutama dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan sebagai obyek wisata budaya, baik nasional maupun
internasional.
2.1.4 Hidrologi dan Geologi
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
7/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
Secara umum tidak terdapat sungai yang mengalir sepanjang tahun di
Kabupaten Wakatobi. Sumber mata air di Kabupaten Wakatobi umumnya
berasal dari air tanah (ground water) dari wilayah perbukitan dan gua-gua karst
yang oleh penduduk setempat disebut Tofa/Loba/Lia. Dari sumber mata airtersebut, air dialirkan ke rumah penduduk dengan menggunakan pipa.
Sebagian dari sumber air tanah dari perbukitan dan gua-gua karst tersebut
tidak layak minum sehinggga hanya bisa digunakan untuk mandi, cuci dan kakus
(MCK). Sumber air minum lainnya ialah air sumur tetapi jumlahnya tidak terlalu
banyak. Adapun data sumber air beserta kapasitas produksi air dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Sumber Air dan Kapasitas Produksi Air Kabupaten Wakatobi Tahun
2009N Sumber Air Pulau Kapasitas Air
(Liter/detik)Daerah Pelayanan
1 Wa Gehe-Gehe Wangi-Wangi 15 Wanci dan Mandati
2 Te'e Bete Wangi-Wangi 10 Numana dan Mola
3 Longa Wangi-Wangi 5 Longa
Sub Total 30
4 Te'e Liya Wangi-Wangi 5 Liya
5 Hu'u Wangi-Wangi 10 Bandara, Matahora danMelai One
6 Kampa (Kapota) Wangi-Wangi 5 Kampa
7 Betambawi(Kapota) Wangi-Wangi 5 Kollowowa
Sub Total 25
8 Lenteaoge Kaledupa 5 Lenteaoge
9 Palea Kaledupa 15 Ambeua dan sekitarnya
Sub Total 20
10 He'ulu(Kahianga)
Tomia 10 Tomia dan sekitarnya
Sub Total 10
11 Popalia Binongko 10 Binongko dansekitarnya
Sub Total 10
Total 95
Sumber: Dinas PU Pertambangan dan Energi Kabupaten Wakatobi.
Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti DAS Posalu, Banduha-nduha, dan
Waginopo di Kecamatan Wangi-Wangi mempunyai peranan penting pada
ketersediaan air tanah. Dalam konteks ini, peranan vegetasi terutama hutan
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
8/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
sangat penting dalam konservasi air tanah. Permukaan air terutama pada gua-
gua karst dan sumur penduduk banyak dipengaruhi oleh naik turunnya muka
air laut, memberikan indikasi tentang pentingnya perlindungan daerah pantai
dari pengaruh abrasi.Peta geologi Lembar Kepulauan Tukang Besi Sulawesi Tenggara skala 1
: 25.000 tahun 1994, menunjukkan secara umum formasi geologi batuan daratan
Kepulauan Wakatobi dikelompokkan kedalam formasi geologi Qpl dengan jenis
bahan induk batu gamping jenis koral. Jenis tanah yang tersebar pada beberapa
tempat di empat pulau Kabupaten Wakatobi ialah jenis organisol, alluvial, grumosol,
mediteran, latosol, serta didominasi oleh podsolik. Formasigeologi batuan daratan
dengan bahan induk batu gamping jenis koral dan dominasi tanah podsolik,
secara umum mengindikasikan kesuburan tanah yang rendah akibat pH dan
bahan organik rendah. Terkait hal tersebut, pemerintah daerah akan
mencanangkan program pertanian terpadu yang berbasis ekologi (integrated
ecofarming).
2.1.2 Demografi
2.1.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Wakatobi tahun 2012 adalah 94.846 jiwa.
Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak yakni di Kecamatan Wangi-
Wangi Selatan berjumlah 25.032 jiwa. Dengan distribusi penduduk mencapai 26,4%
dari seluruh penduduk di Kabupaten Wakatobi.
Tabel ..Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kab. Wakatobi
Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Penduduk
Tahun 2012
Kepadatan
Penduduk
Binongko 9.310 8.543 0,92
Togo Binongko 6.290 4.798 0,76Tomia 4.710 7.037 1,5
Tomia Timur 6.790 8.609 1,27
Kaledupa 4.550 10.179 2,23
Kaledupa Selatan 5.850 6.779 1,16
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
9/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
Wangi-Wangi 24.198 23.869 0,98
Wangi-Wangi Selatan 20.602 25.032 1,22
Jumlah 82.300 94.846 1,15
Sumber : BPS Kabupaten Wakatobi 20122.1.2.2 Perkembangan dan Proyeksi Jumlah Penduduk
Perkiraan jumlah penduduk ini penting dalam suatu perencanaan, karena
kependudukan merupakan salah satu penentu dalam mengkondisikan perkembangan
suatu wilayah baik dari segi fisik maupun non fisik. Dengan mengetahui perkembangan
suatu penduduk di suatu wilayah maka akan dapat diketahui prediksi dari kebutuhan
akan fasilitas dan utilitas penunjang serta perkiraan kebutuhan ruangnya. Dengan
mengetahui prediksi akan kebutuhan fasilitas, utilitas dan ruangnya maka akan relatif
lebih mudah untuk memberikan arahan perkembangan sehingga akan didapat
keteraturan secara fisik dan non fisik.
Untuk menentukan proyeksi jumlah penduduk diperoleh dengan perhitungan sebagai
berikut :
Rumus Rasio Pertumbuhan Penduduk:
r =Pt n
-1Po
Rumus Proyeksi Penduduk:
PP = r x Pt
Keterangan :
r= rasio pertumbuhan;
PP=Pertumbuhan Penduduk
Pt =Jumlah penduduk tahun n;
n = Tahun Berjalan
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
10/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
Tabel. Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5 Tahun
Sumber :Hasil Pengolahan Data Kabupaten Wakatobi dalam angka 2011 , BPS
ama
camatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK (Asumsi 1 KK = 4 Jiwa) Tingkat Pertumbuhan
Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015
nongko9.339 8.385 8.543 8.704 8.868 9.035 9.205 2.180 1.959 1.994 2.176 2.217 2.259 2.301 (10,22) 1,88 1,88 1,88 1,88 1,88
gonongko 5.289 4.701 4.798 4.897 4.998 5.101 5.206 1.195 1.074 1.097 1.224 1.250 1.275 1.302 (11,12) 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06
mia7.687 6.907 7.037 7.169 7.303 7.440 7.580 1.949 1.751 1.787 1.792 1.826 1.860 1.895 (10,15) 1,88 1,88 1,87 1,88 1,88
mia
mur 9.385 8.460 8.609 8.761 8.916 9.074 9.235 2.421 2.175 2.218 2.190 2.229 2.269 2.309 (9,86) 1,76 1,77 1,77 1,77 1,77
aledupa11.119 9.999 10.179 10.362 10.548 10.737 10.929 2.806 2.521 2.572 2.591 2.637 2.684 2.732 (10,07) 1,8 1,8 1,8 1, 79 1,78
aledupa
latan 7.378 6.644 6.779 6.913 7.050 7.190 7.333 1.984 1.784 1.921 1.728 1.763 1.798 1.833 (9,95) 2,03 1,98 1,98 1,99 1,99
angi-
angi 25.974 23.362 23.869 24.387 24.916 25.456 26.008 6.033 5.420 5.222 6.097 6.229 6.364 6.502 (10,06) 2,17 2,17 2,17 2,17 2,17
angi-
angi
latan27.252 24.537 25.032 25.537 26.052 26.577 27.113 6.043 5.430 5.543 6.384 6.513 6.644 6.778 (9,96) 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02
mlah103.423 92.995 94,846 96.730 98.651 100.6 10 102.609 2 4.611 22.114 22 .354 24.183 24.663 25.153 25.652 (81) 16 16 16 16 16
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
11/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
1.1.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Belanja modal sanitasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wakatobi, terdapat pada tabel berikut:
Tabel Rekapitulasi Realisasi APBD tahun 2009 - 2013
No Realiasai AnggaranTAHUN Ratarata
Pertumbuhan2009 2010 2011 2012 2013
A. Pendapatan (a.1+a.2+a3) 348.130.993.768 284.653.977.513 387.305.861.758 415.190.578.794 482.495.683.175 1.680.724.618.552
a.1 Pandapatan Asli Daerah (PAD) 12.011.618.000 12.881.471.745 14.670.772.131 13.292.871.904 19.082.344.500 56.673.202.680
a.1.1 pajak Daerah 1.777.600.000 2.147.453.745 2.369.559.152 1.969.659.125 2.086.486.500 8.681.569.322
a.1.2 Retribusi Daerah 2.734.018.000 3.396.018.000 1.403.618.000 1.503.618.000 2.789.408.000 9.595.153.600
a.1.3Hasil Pengolahan KekayaanDaerah yang di Pisahkan 102.000.000 5.611.594.979 5.651.594.779 9.500.000.000 13.265.189.758
a.1.4Lain-Lain Pendapatan Daerahyang Sah 7.500.000.000 7.236.000.000 5.286.000.000 4.168.000.000 4.706.450.000 25.131.290.000
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 277.233.251.070 265.915.451.070 321.607.707.970 369.977.641.215 434.744.273.000 1.447.691.723.469
a.2.1 Dana Bagi Hasil 20.981.193.070 24.608.593.070 19.436.295.010 16.449.396.215 19.606.285.000 84.296.807.909
a.2.2 Dana Alokasi Umum 203.249.058.000 209.835.658.000 271.440.812.960 308.676.985.000 353.873.348.000 1.184.476.615.560
a.2.3 Dana Alokasi Khusu 53.003.000.000 31.471.200.000 30.730.600.000 44.851.260.000 61.264.640.000 178.918.300.000
a.3Lain-Lain Pendapatan Daerahyang Sah 58.886.124.698 5.857.054.698 51.027.381.657 31.920.065.675 28.669.065.675 176.359.692.403
a.3.1 Hibah 35.000.000 35.000.000
a.3.2 Dana Darurat -
a.3.3Dana bagi hasil pajak dariprovinsi kepada kab./Kota 2.866.710.698 2.866.710.698 3.383.037.657 3.059.065.675 3.059.065.675 15.234.590.403
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
12/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
a.3.4Dana Penyesuaian dan danaotonomi khusu 52.744.070.000 44.689.000.000 23.465.000.000 23.485.000.000 144.383.070.000
a.3.5
Bantuan Keuangan dariprivinsi/pemerintah daerahlainnya 3.275.344.000 2.955.344.000 2.955.344.000 5.396.000.000 2.125.000.000 16.707.032.000
B Belanja (b1+b2) 297.927.629.380 256.472.693.076 211.416.994.322 241.177.907.824 285.470.206.890 1.292.465.431.492
b.1 Belanja Tidak Langsung 113.993.138.905 121.583.086.155 177.863.867.436 187.505.027.544 209.503.855.732 810.448.975.772
b.1.1 Belanja Pegawai 95.967.707.405 106.822.386.155 150.903.447.436 173.749.134.229 188.227.157.417 715.669.832.642
b.1.2 Bunga -
b.1.3 Subsidi 5.500.000.000 4.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 20.500.000.000
b.1.4 Hibah 2.167.231.500 3.650.000.000 14.850.000.000 250.725.000 4.751.000.000 25.668.956.500
b.1.5 Bantuan Sosial 4.360.000.000 300.000.000 980.000.000 1.518.500.000 2.640.000.000 9.798.500.000
b.1.6 Belanja Bagi Hasil -
b.1.7 Bantuan Keuangan 5.648.200.000 6.310.700.000 7.630.420.000 7.686.668.315 8.174.148.315 35.450.136.630
b.1.8 Belanja Tidak Terduga 350.000.000 500.000.000 500.000.000 300.000.000 1.711.550.000 3.361.550.000
b.2 Belanja Langusng -
b.2.1 Belanja Pegawai 24.573.964.500 25.261.185.100 26.693.182.300 23.205.640.215 29.055.707.458 128.789.679.573
b.2.2 Belanja Barang dan Jasa 102.680.123.109 95.627.340.224 81.987.781.122 90.056.198.099 110.248.558.121 480.600.000.675
b.2.3 Belanja Modal 170.673.541.771 135.584.167.752 102.736.030.900 127.916.069.510 146.165.941.311 683.075.751.244
c Pembiayaan
Surplus/Defi sit Anggaran 50.203.364.388 28.181.284.437 175.888.867.436 174.012.670.970 197.025.476.285 388.259.187.060
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
13/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kab. Wakatobi 2013
Pada kurun waktu 2009-2013 APBD Kabupaten Wakatobi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Struktur pendapatan
Kabupaten Wakatobi sekitar 86,13 % bersumber dari dana perimbangan, sedangkan selebihnya sekitar 13,87 % berasal dari lain-lain
pendapatan yang sah dan dari pendapatan asli daerah. Dari struktur pendapatan tersebut dapat diketahui bahwa pembangunan di
Kabupaten Wakatobi masih sangat tergantung dari dana perimbangan.
Table. 2.7 Rekapitulasi Belanja Sanitasi SKPD Kab. Wakatobi Tahun 2009 s/d 2013
No SUB SEKTORTAHUN
Rata2 Pertum2009 2010 2011 2012 2013
1 Air Limbah 100.000.000 130.112.500 119.575.000 55.000.000 404
2 Sampah 565.975.500 330.400.000 376.650.000 774.985.000 401.800.000 2.449
3 Drainase 591.327.950 100.000.000 340.000.000 2.447.975.000 375.074.500 3.854
4 PHBS 61.909.000 24.500.000 75.000.000 161
5 Belanja Sanitasi (1+2+3.... ...... ......n) 1.157.303.450 530.400.000 908.671.500 3.367.035.000 906.874.500 6.870
6 Total Belanja APBD 297.927.629.380 256.472.693.076 211.416.994.322 241.177.907.824 285.470.206.890 1.292.465
7
Proporsi Belanja Modal Sanitasi
Terhadap Total Belanja APBD (%) 0,39 0,21 0,43 1,40 0,32
Sumber : Dinas PPKAD Kaupaten Wakatobi Tahun 2013
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
14/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
2.1.4. TATA RUANG WILAYAH
2.1.4.1. Tujuan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Tujuan Penataan Ruang
Mengacu pada UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3, makatujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan berdasarkan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Tujuan pengembangan dan fungsi Wilayah Kabupaten Wakatobi pada masa mendatang
pada dasarnya mengacu pada potensi dan permasalahan yang ada serta tujuan
pengembangan wilayah sesuai dengan kebijakan pengembangan wilayah pada tata ruang
Propinsi Sulawesi Tenggara maupun kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
Wakatobi yang telah dirumuskan. Atas dasar tersebut rumusan tujuan penataan ruang
Kabupaten Wakatobi adalah sebagai berikut : Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alamdan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;
Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
Terwujudnya pelayanan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas, dalam
jumlah yang layak, berkesinambungan dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat;
Terwujudnya keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang darat, ruang laut,dan ruang udara, termasuk ruang di bawah permukaan tanah dan di bawah
permukaan air harus mempertimbangkan kondisi wilayah sebagai Taman Nasional
LautWakatobi dan daya dukung sumber daya alam serta daya tamping lingkungan
secara berkelanjutan;
Terwujudnya penataan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang
berkelanjutan di Kabupaten Wakatobi;
Terwujudnya kerangka kerja pembangunan wilayah yang berkelanjutan dan
membangun kerjasama internasional dalam berbagai program pembangunan
wilayah; dan
Terwujudnya penataan ruang wilayah yang memperhatikan aspek kebencanaan.
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
15/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
Dengan memperhatikan visi pembangunan Kabupaten Wakatobi Tahun 2006 - 2011,
yaitu Terwujudnya Surga Nyata Bawah Lautdi Jantung Segitiga Karang Dunia, maka
tujuan penataan ruang Kabupaten Wakatobi adalah sebagai berikut :
Mewujudkan tatanan ruang wilayah Kabupaten dalam rangka optimalisasi potensi sumberdaya alam berbasis kelautanperikanan dan pariwisata secara berkelanjutan untuk
meningkatkan daya saing kabupaten dengan tetap mempertimbangkan daya dukung, daya
tampung, karakteristik fisik wilayah dan kelestarian sumberdaya alam. Tujuan tersebut
mengandung nilai-nilai atau makna sebagai berikut : Mewujudkan Ruang Wilayah
Kabupaten Wakatobi Sebagai Kawasan Pariwisata dan Perikanan-Kelautan,
menunjukkan bahwa pengembangan wilayah Kabupaten Wakatobi akan berorientasi pada
leading sektor atau sektor unggulannya yaitu pariwisata dan perikanan-kelautan.
Meningkatkan daya saing Kabupaten, menunjukkan arti yang bermaknakesejahteraan dan kemakmuran secara ekonomi dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup.
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Terdapat beberapa pertimbangan (Pokok-pokok pertimbangan) dalam penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Wakatobi (pengembangan wilayah kepulauan) :
1. Sistem keruangan (spatial system) dan tipologi, perlu memperhatikan secara
proporsional konfigurasi ruang daerah kepulauan, karena setiap tipologi padadasarnya menuntut kebijaksanaan pengembangan tersendiri.
2. Daya dukung wilayah, penataan ruang kepulauan perlu memperhatikan secara
bijaksana ekosistem daerah kepulauan, dan kelestarian daya dukungnya.
3. Pendayagunaan potensi sumber daya kelautan, (marine resource based development)
dengan tetap memperhatikan keselarasan pemanfaatan sumber daya yang dilakukan
oleh masing-masing sektor.
4. Struktur tata ruang, perlu diidentifikasi sistem pusat permukiman dan "titik-titik
tumbuh" di daerah kepulauan yg berfungsi sebagai pusat pelayanan dan industri
pengolahan, serta pusat pemasaran yang dapat mengefisienkan proses produksi,
koleksi dan distribusi barang serta efisiensi dan efektifitas dalam investasi prasarana.
5. Pengembangan prasarana wilayah, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi fisik
geografis daerah. Pengembangan prasarana transportasi darat dilakukan untuk
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
16/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
mendukung interaksi intra wilayah (daratan) kepulauan, dan pengembangan
transportasi laut untuk mendukung interaksi antar wilayah.
6. Kawasan sektor strategis/prioritas, guna mengurangi disparitas dan meningkatkan
keselarasan pertumbuhan antarwilayah, perlu diidentifikasi kawasan dan sektorstrategis, serta prioritas pengembangan sektor.
7. Alokasi pemanfaatan ruang, penetapan kawasan lindung di daerah kepulauan
memperhatikan ekosistem dan daya dukung daerah. Alokasi kawasan budidaya
memperhatikan tujuan mendayagunakan SDA kelautan secara optimal. Kawasan
budidaya non kelautan diperhatikan, terutama pada pulaupulau yang penduduknya
tidak dapat memanfaatkan sumberdaya kelautan sepanjang tahun.
8. Pemenuhan kebutuhan dasar, perlu digiatkan (pendidikan, kesehatan, dan
sebagainya) yang mendesak dan perlu ditempuh dalam jangka pendek, jangkapanjang, pengembangan sektorsektot produktif (budidaya) tetap harus ditempuh
secara terencana.
9. Dalam jangka panjang peran serta swasta, mampu merangsang peningkatan
kuantitas dan kualitas SDM, terutama pada pulau-pulau yang kekurangan
penduduk dan kualitas penduduk relatif rendah.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas maka kebijakan dan strategi
penataan ruang Kabupaten Wakatobi terjabarkan sebagai berikut :
1. Pengembangan kegiatan utama berbasis kelautan-perikanan dan pariwisata serta
pemanfaatan ruang secara optimal pada setiap kawasan budidaya lainnya. Strategi :
a. menetapkan zona-zona dengan fungsi-fungsi utamanya pada setiap kawasan
budidaya;
b. meningkatkan nilai tambah hasil-hasil produksi kawasan melalui
pengembangan pariwisata, agrobisnis, kelautanperikanan baik secara
intensifikasi maupun ektensifikasi;
c.
meningkatkan perlindungan terhadap sumber-sumber air dan sumber
plasma nutfah serta melestarikan kearifan lokal dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
17/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
d. mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan keunikan rona alam dan keaslian
fisik sumber daya alam dan lingkungan hidup;
e.
mengurangi perizinan pemanfaatan ruang yang dapat mengakibatkanterjadinya konflik pemanfaatan ruang;
f. mengendalikan, mengarahkan, memantau, dan menegakan hukum di
kawasan lindung;
g. mengembangkan kebijakan pengembangan peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan pelestarian lingkungan yang berkesinambungan yang
didasarkan pada karakteristik pesisir dan pulau-pulau kecil; dan
h. pengembangan fungsi-fungsi kawasan budidaya lainnya.
2.
Pengembangan prasarana dan sarana guna mendukung kegiatan utama berbasiskelautan-perikanan dan pariwisata serta pengembangan prasarana dan sarana guna
mendukung setiap kawasan budidaya lainnya. Strategi :
a. meningkatkan penyebaran prasarana dan sarana pada setiap kawasan
pariwisata, agrobinis, kelautan-perikanan yang didasarkan pada karakteristik
pesisir dan pulau-pulau kecil;
b. mengembangkan akses prasarana dan sarana pada setiap kawasan pariwisata,
agrobinis dan kelautan-perikanan untuk mendukung pengembangan pelayanan
jasa kemaritiman dan pariwisata bahari, pengembangan perikanan rakyat
(artisanal fishery) dan pengembangan marikultur (marine culture);
c.
meningkatkan aksesibilitas antar kota di dalam kawasan dan ke tujuan-tujuan
pemasaran melalui keterpaduan pengembangan sistem transportasi antar moda
untuk mendukung jaringan distribusi dan pemasaran dari dan keluar Kabupaten
yang efisien dan efektif;
d. meningkatkan fungsi dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana pada setiap
kawasan budidaya untuk mendukung pengembangan kegiatan kelautan-perikanan
dan pariwisata yang handal dan menghasilkan komoditas yang berdaya saing tinggi;
e.
mengembangkan sistem informasi tata ruang berbasis digital spasial yang mudah
diakses, mudah diupgrade dan aplicable; dan
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
18/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
f. optimalisasi pengembangan sistem kelautan-perikanan dan pariwisata, untuk tujuan
pelestarian sumberdaya, pendidikan dan penelitian, peningkatan produksi dengan
mengembangkan sistem pengelolaan yang terintegrasi dan berkelanjutan.
3.
Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomiwilayah kabupaten. Strategi :
a. menetapkan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten atau beberapa kecamatan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);
b. menetapkan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan beberapa
kecamatan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);
c. menetapkan kawasan perkotaan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang
berfungsi untuk mendukung PPK dengan melayani kegiatan beberapa kecamatan
yang lebih kecil; meningkatkan interkoneksi antara kawasan perkotaan baik kotayang diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dan pusat-pusat
pelayanan kawasan (PPK), pusat-pusat pelayanan lingkungan (PPL) maupun pusat-
pusat kawasan strategis sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
kabupaten;
d. mengembangkan akses pada pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan yang
potensial dan belum terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting; dan f.
meningkatkan akses terhadap kota-kota pantai, sentra pertanian tanaman pangan,
peternakan, dan perikanan.
4. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana dan sarana serta
jaringan pelayanan sosial ekonomi. Strategi :
a. mengembangkan jalan kolektor primer dari Wangi-Wangi menuju Bandara
Matahora dan dari Usuku - Lapter Maranggo Onemai;
b. mengembangkan jaringan transportasi darat; yaitu jalan local primer sebagai bagian
dari jalan lingkar pulau (yaitu; pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko) yang
menghubungkan antar kecamatan di dalam satu pulau;
c.
membangun dan meningkatkan ruas jalan lokal primer (yang termasuk dalam jalan
lingkar pulau) antara Wanci - Liya (Pulau Wangi-Wangi), Ambeua - Sandi (Pulau
Kaledupa), Waha - Usuku (Pulau Tomia) Rukuwa - Popalia (Pulau Binongko);
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
19/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
d. membangun jaringan jalan lokal sekunder yang menghubungkan pusat Kota Wangi-
Wangi, kawasan permukiman dan sentra-sentra produksi dengan wilayah
pengembangan;
e.
mendorong pengembangan jaringan telekomunikasi terutama di kawasan terisolasi;f. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energy secara optimal serta
mewujudkan keterpaduan system penyediaan tenaga listrik; dan
g. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumberdaya air.
5. Perlindungan terhadap kawasan lindung laut. Strategi :
a. mendukung penetapan kawasan Taman Nasional Wakatobi;
b. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi sistem ekologi
wilayah; danc. mempertahankan dan merehabilitasi kawasan mangrove dan terumbu karang
sebagai ekosistem esensial pada kawasan pesisir dan laut untuk menjamin terus
berlangsungnya reproduksi biota laut.
6. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. Strategi :
a. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;
b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan, sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan
tersebut dengan kawasan budidaya terbangun; dan
c.
turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
20/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
21/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
22/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
2.1.4.2. Tujuan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Potensi Bencana Alam
Bencana alam menjadi salah satu perhatian serius dalam penataan ruang. Daerah atau
kawasan yang nantinya diidentifikasi berpotensi terjadinya bencana alam agar diarahkan
menjadi kawasan lindung atau kawasan budidaya bersyarat. Pengenalan akankemungkinan bencana alam sangat diperlukan dalam perencanaan suatu wilayah, sehingga
bencana alam yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda dapat dihindari atau
diminimalisir.
A. Gelombang Pasang Air Laut (Tsunami)
Kabupaten Wakatobi sebagai wilayah kepulauan memiliki potensi bencana alam terutama
bencana alam terkait wilayahnya yang sebagian besar merupakan laut dan pesisir. Potensi
bencana gelombang air laut (tsunami) atau gelombang besar dimungkinkan terjadi jika
adanya gempa besar akibat patahan di bawah laut dengan kedalaman yang disyaratkanterjadinya gelombang laut besar/tsunami. Hal ini juga terkait dengan kerentanan wilayah
Indonesia yang merupakan ring of fire, wilayah yang dikelilingi jalur gunung api. Posisi
wilayah Kabupaten Wakatobi secara langsung tidak berada jalur patahan akan tetapi
berpotensi terkena limpahan/rembesan gelombang besar dari wilayah lain disekitar
wilayah Kabupaten Wakatobi.
B. Erosi
Wilayah daratan Kabupaten Wakatobi mempunyai ketinggian umumnya di bawah 500
meter dari permukaan laut (mdpl). Daerah yang paling tinggi tersebut masuk kategoriperbukitan, karena suatu ketinggian disebut gunung hanya ditujukan untuk daerah yang
memiliki ketinggian di atas 500 mdpl. Selain hal tersebut sebagian besar perbukitan terdiri
dari formasi batu karang. Berdasarkan fakta tersebut maka untuk potensi rawan bencana
longsor dan erosi relatif rendah.
C. Rawan Bencana Geologi
Rawan bencana geologi karena umunya wilayah pulau-pulau utama di Kabupaten
Wakatobi dominan struktur batuan gamping yang berada pada elevasi ketinggian yang
cukup beragam. Potensi rawan runtuhan batuan (rawan geologi) karena di beberapa lokasi
terutama di bagian tengah pulau seperti di Pulau Wangi-Wangi, Tomia dan Binongko
dimana struktur batuan gamping yang merupakan strukutr batuan utama pembentuk
daratan pulau, tersebar pada semua wilayah, terutama pada daerah perbukitan, posisi
sebaran batuan pada daerah dataran tinggi tersebut jika tidak diantisipasi, cukup
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
23/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
memberikan dampak berupa reruntuhan batuan yang akan membahayakan wilayah
sekitarnya. Saat ini peristiwa longsoran batuan masih relatif kecil.
D. Banjir
Potensi bencana banjir setempat biasa terjadi pada saat musim penghujan dengan curahhujan relatif tinggi dan aliran air permukaan (run off) tinggi. Banjir yang terjadi umumnya
bersifat setempat dan sementara serta dampaknya relatif tidak besar. Genangan wilayah
banjir umumnya terjadi terutama pada lokasi/ kawasan perkotaan yang system drainase
perkotaanya belum optimal seperti yang sering terjadi di Ibukota Kabupaten
(Wanci/Wangi-wangi). Sehingga perlu adanya langkah antisipasi dengan perbaikan sistem
drainase perkotaan.
E. Pemanasan Global (Global Warming)
Isue pemanasan global (global warming) terkait dengan peningkatan temperatur rata -ratapermukaan bumi dari tahun ke tahun sehingga menyebabkan dampak pada mencairnya es
di kutub Utara dan Selatan bumi sehingga terjadilah kenaikan muka laut ( sea level rise).
Pemanasan global diyakini disebabkan oleh berbagai macam aktivitas manusia. Hasil
pembakaran jenis ini antara lain gas karbondioksida (CO2) yang dalam skala global
berjumlah miliaran ton setiap tahun disemburkan ke atmosfir bumi. Akibatnya, sinar
matahari yang tiba di permukaan bumi tak leluasa dipancarkan kembali ke ruang angkasa.
Panas tersebut terperangkap dekat permukaan bumi, menghasilkan gejala seperti di rumah
kaca yang digunakan untuk menyemaikan tanaman (efek rumah kaca). Peningkatan gas-gasrumah kaca di atmosfer secara terus menerus akan meningkatkan suhu di bumi. Dampak
awal yang dapat dikenali akibat peningkatan gas rumah kaca adalah perubahan iklim.
Akibat yang merugikan dari perubahan iklim adalah perubahan terhadap lingkungan fisik
dan biota. Dampaknya, terjadi kerusakan terhadap komposisi ketahanan atau produktivitas
ekosistem alam. Proses perubahan iklim terjadinya peningkatan suhu permukaan bumi
yang diikuti naiknya suhu permukaan laut, perubahan curah hujan, perubahan frekuensi
dan intensitas badai, dan naiknya tinggi permukaan laut akibat mencairnya es di kutub.
Selanjutnya akan menyebabkan perubahan terhadap berbagai sektor antara lain industry
pertanian, perikanan, pariwisata, terjadinya krisis air bersih dan meningkatnya penyakit
tertentu. Diperkirakan dampak perubahan iklim diantaranya naiknya permukaan laut,
krisis air bersih di perkotaan, rusaknya infrastruktur wilayah pantai, menurunnya
produktivitas pertanian, meningkatnya wabah berbagai macam penyakit dan lainnya.
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
24/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
Secara umum, kenaikan muka air laut merupakan dampak dari pemanasan global
(global warming) yang melanda seluruh belahan bumi ini. Pemanasan global pada dasarnya
merupakan suatu perubahan fenomena iklim global yaitu dengan peningkatan temperatur
rata rata permukaan bumi dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan IPCC (InternationalPanel On Climate Change) bahwa rata - rata suhu permukaan global meningkat 0,3 - 0,6
sejak akhir abad 19 dan sampai tahun 2100 suhu bumi diperkirakan akan naik sekitar 1,4 -
5,80 (Dahuri,2002). Menurut Mustain (2002) pemanasan global tersebut disebabkan oleh
adanya efek rumah kaca dan menipisnya lapisan ozon di atmosfer bumi.
Naiknya suhu permukaan global menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan
selatan bumi sehingga terjadilah kenaikan muka laut (Sea Level Rise). Diperkirakan dari
tahun 1999-2100 mendatang kenaikan muka air laut sekitar 1,4-5,8 m (IPCC dalam Dahuri,
2002).Penyebab Kenaikan Muka Air Laut
Penyebab kenaikan muka laut antara lain disebabkan oleh perubahan iklim dan land
subsidence. Perubahan iklim yang dimaksud disini adalah pemanasan global (global
warming). Pemanasan global berpengaruh terhadap cyclone, perubahan suhu udara, dan
kenaikan muka laut tentunya. Peningkatan suhu udara akan mempercepat melelehnya es di
kutub yang akan menambah volume air di lautan.
Dampak Kenaikan Muka Air Laut
Kenaikan muka air laut secara global tentu saja akan banyak pengaruhnya di seluruhwilayah pesisir baik di Indonesia maupun di dunia. Indonesia sebagai negara kepulauan
dan maritim tentu saja akan mengalami dampak yang luar biasa besarnya, tergantung
kepada seberapa besar kenaikan tersebut. Berikut ini beberapa butir dampak yang mungkin
terjadi akibat kenaikan muka laut :
Berkurangnya luas tanah dataran sebagai akibat dari invasi air laut terhadap
daratan. Hal ini akibat kenaikan muka laut rata-rata, dan sebagian besar dijumpai
pada daerah yang mempunyai elevasi topografi rendah, seperti di sebagian wilayah
Kabupaten Wakatobi;
Invasi air laut ke daratan menyebabkan terjadinya abrasi sepanjang tepi pantai.
Abrasi juga saat ini melanda sebagian besar pantai di wilayah Kabupaten Wakatobi;
Banyak terumbu karang di pantai yang menjadi tenggelam lebih dalam di bawah
muka laut;
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
25/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
Ekosistem yang dapat terpengaruh langsung akibat dampak dari global warming
adalah terumbu karang, dimana terutama pada daerah pulaupulau kecil yang
terancam keberadaannya akibat kenaikan muka laut;
Invasi muka laut ke arah daratan akan memperpendek aliran sungai danmengakibatkan gradien sungai menjadi lebih besar, karena sungai menjadi lebih
pendek, hal tersebut akan mengakibatkan sedimentasi yang besar di muara sungai
masing-masing;
Secara keseluruhan kenaikan muka air laut sebagai akibat dari pemanasan global
akan mengakibatkan perubahan terhadap peta daratan dunia serta kondisi geologi
dan hidrogeologi wilayah pantai dan terancamnya keberadaan pulau-pulau kecil.
Dari hasil studi dan kajian tentang perubahan iklim (Kajian Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) 2008, Dehidros 2009, DKP 2009.), terdapat beberapa faktor yangdipertimbangkan dalam memantau kondisi saat ini yang terjadi dan mempersiapkan
berbagai langkah antisipasi (mitigasi) terhadap dampak yang akan timbul khususnya di
wilayah Kabupaten Wakatobi yang notabene merupakan kawasan kepulauan.
Kenaikan muka air laut adalah salah satu fenomena perubahan iklim, yang
berhubungan dengan bagaimana kenaikan muka air laut global mempengaruhi suatu
bagian dari garis pantai. Kenaikan muka air laut relatif diukur tanpa memperhatikan
perubahan vertikal dari permukaan tanah seperti penurunan (subsidence) dan penaikan (up
lift) muka tanah. Hasil model memperlihatkan bahwa laju kenaikan muka air laut
rata-rata di pesisir dan perairan Indonesia khususnya wilayah Kabupaten Wakatobi hasil
pemodelan menunjukan bahwa laju kenaikan muka air laut pesisir dan perairan Kepulauan
Wakatobi mengalami kenaikan berkisar antara 0.75-0.76 cm/tahun yang masuk dalam
kategori tinggi, sehingga perlu adanya langkah-langkah antisipasi dalam arahan
perencanaan pola ruang.
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
26/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
27/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
2.1.5. SOSIAL BUDAYA
Pemerintah Kabupaten Wakatobi telah berupaya maksimal dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan di bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari
terpenuhinya sarana pendidikan di masing-masing pulau, Pulau Wangi-wangi, PulauKaledupa, Pulau Tomia dan pulau binongko. Tabel berikut, fasilitas pendidikan tersebar
diseluruh kecamatan di Kabupaten Wakatobi.
Sumber : BPS Kab. Wakatobi Tahun 2012
Sumber data jumlah penduduk miskin Kabupaten Wakatobi diambil dari data Kecamatan se
Kabupaten Wakatobi. Sumber data kemiskinan lainnya hanya menyajikan data penduduk
miskin tingkat rekapan Kecamatan dan tingkat kabupaten, sehingga sumber data tersebut
tidak dapat digunakan pada penyusunan buku putih sanitasi Kabupaten Wakatobi.
TabelKemiskinan Kabupaten Wakatobi menurut kecamatan
KECAMATAN
JUMLAH SARANA PENDIDIKAN
UMUM AGAMA
KB TK SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
Kec. Binongko 0 8 13 3 3 0 0 1 1
Kec. Togo Binongko 0 4 7 2 1 0 0 0 0
Kec. Tomia 11 10 10 4 1 0 0 1 0
Kec. Tomia Timur 9 11 13 5 1 0 0 0 0
Kec. Kaledupa 16 16 13 5 1 1 0 1 0
Kec. Kaledupa Selatan 13 9 10 5 2 0 0 0 0
Kec. Wangi-Wangi 10 12 22 8 2 2 0 1 0
Kec. Wangi-WangiSelatan
16 10 22 7 4 0 1 0 1
JUMLAH 75 80 110 39 15 3 1 4 2
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
28/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
Nama Kecamatan
Jumlahkeluarga miskin
(KK)
Kec. Binongko 767
Kec. Togo Binongko 1.389
Kec. Tomia 1.101
Kec. Tomia Timur 1.582
Kec. Kaledupa 742
Kec. Kaledupa Selatan 727
Kec. Wangi-Wangi 1344
Kec. Wangi-Wangi Selatan 1605
Sumber : Kecamatan se Kab. Wakatobi 2013
Persentase penduduk Kabupaten Wakatobi yang terus meningkat dari tahun ke tahun
menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang semakin tinggi pula.Tingkat
kepadatan permukiman tersebut akan menimbulkan kerawanan kesehatan. Adapun tingkat
kepadatan perumahan permukiman di Kabupaten Wakatobi dapat di lihat dari tabel di
bawah ini.
No KecamatanJumlah Bangunan Rumah Tempat Tinggal Keterangan
Tempat Tinggal Campuran*) Jumlah
1. Wang-Wangi 5.936 314 6.250 *) Adalah BangunanTempat Tinggal dan
sebagian ruangannyadigunakan untuk tempatusaha, seperti Toko, Kiosdan lain-lain.
2. Wangi-Wangi Selatan 5.744 455 6.199
3. Kaledupa 2.106 103 2.209
4. Kaledupa Selatan 1.829 106 1.935
5. Tomia 1.758 100 1.858
6. Tomia Timur 2.568 138 2.706
7. Binongko 2.148 136 2.284
8. Togo Binongko 1.132 75 1.207
Jumlah 23.221 1.427 24.648
Sumber : Dinas PU Pertamben Tahun 2012
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
29/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
2.1.6. KELEMBAGAAN DAN PEMERINTAH DAERAH
Peraturan daerah kabupaten wakatobi
Nomor : 23 tahun 2010Tanggal : 24 november 2010
Tentang : Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabuapten Wakatobi
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
30/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013)
BAGIAN
ADMINISTRASI
PEMERINTA
HAN UMUM
BAGIAN
ADMINISTRASI
KESEJATERA
AN RAKYAT
BAGIAN
ADMINISTRASI
KEMASYARA
KATAN
BAGIAN
ADMINISTRASI
PEMBANGU
NAN
BAGIAN
ADMINISTRASI
SUMBER
DAYA ALAM
BAGIAN
ADMINISTRASI
PEREKONO
MIAN
BAGIAN
HUKUM DAN
PERUNDAN
G
UNDANGAN
BAGIAN
ADMINISTRASI
TATALAKSA
NA DAN
KEPEGAWAI
B
UM
SUB BAGIAN
PERANGKAT
DAERAH
SUB BAGIAN
PELAYANAN
BANTUAN
SOSIAL
SUB BAGIAN
KESATUAN
BANGSA
DAN POLITIK
SUB BAGIAN
PERENCANAAN
PROGRAM,
PENANAMA
N MODAL
SUB BAGIAN
PERTANIAN,
PETERNAKA
N,
PERKEBUNA
SUB BAGIAN
PERINDUSTRIAN
DAN
PERDAGANG
AN
SUB BAGIAN
TATA HUKUM
DAN
PERUNDAN
G
SUB BAGIAN
KELEMBAGAAN
DAN
ANALISIS
JABATAN
SUB
U
K
P
SUB BAGIAN
OTONOMI DAERA
DAN
HUBUNGAN
ANTAR
SUB BAGIAN
PENDIDIKAN,
KEBUDAYAA
N,
KESEHATAN
SUB BAGIAN
PEMUDA DAN
OLAHRAGA
SUB BAGIAN
PENGENDALIAN
DAN
EVAPOR
SUB BAGIAN
PERTAMBANGAN
DAN ENERGI
DAN
LINGKUNGA
SUB BAGIAN
KOPERASI DAN
UMKM
SUB BAGIAN
BANTUAN
HUKUM
SUB BAGIAN
KETATALAKSANA
AN DAN
PENGOLAHA
N DATA
SUB
H
P
T
SUB BAGIAN
PENGEMBANGAN
WILAYA DAN
KERJA SAMA
SUB BAGIAN
PEMBERDAYAAN
PEREMPUA
N KB DAN
AGAMA
SUB BAGIAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKA
T
SUB BAGIAN
KERJASAMA DAN
BANTUAN
PEMBANGU
NAN
SUB BAGIAN
PARIWISATA
KELAUTAN
DAN
PERIKANAN
SUB BAGIAN
PENGEMBANGAN
BUMD
SUB BAGIAN
DOKUMENTASI
DAN
PERPUSTAK
AAN
SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN
SUB
RUMA
P
P
ASISTEN PEMERINTAHAN DAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
ASISTEN PEREKONOMIAN DAN
PEMBANGUNAN
ASISTEN PEREKONOMIAN DAN
PEMBANGUNAN
BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIS DAERAH
STAF AHLI. BIDANG
HUKUM DAN
POLITIK
STAF AHLI. BIDANG
KEMASYARAKATA
N PEMERINTAAN
STAF AHLI. BIDAN
PEMBANGUN
PEREKONOMIAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
-
7/25/2019 Draf Bps Wakatobi Th. 2013 Bab II
31/31
BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI
(POKJA SANITASI2013
Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD) yang memiiki keterkaitan tugas pokok danfungsi (tupoksi) langsung atau tidak langsung dalam pembangunan sanitasi di KabupatenWakatobi :
Dari struktur di atas dapat dijabarkan tentang bidang-bidang yang memiliki keterkaitanbaik langsung maupun tidak langsung :
1. Dinas Perkerjaan Umum dan Pertamben Bidang Cipta Karya Seksi Cipta Karya Seksi Perumahan, Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih
2. Dinas Kesehatan Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Promosi Kesehatan
3.
Badan Perencanaan Pembangunan dan PM Bidang Pengembangan Wilayah Sub. Bidang Penataan Ruang, Sarana dan Prasarana Wilayah Sub. Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Pertambangan dan
Energi4. Dinas Tata Ruang KP3K
Bidang Kebersihan dan Pertamanan Seksi Kebersihan
5. Badan Lingkungan Hidup Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Sub. Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaaran Air, Tanah, Lahan
dan Udara Sub. Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Laut
6. Badan KB, Pemberdayaan Masyarakat dan PMD7. Dinas Perhubungan dan Kominfo
Bidang Informasi dan Kominikasi Seksi Pos dan Telekomunikasi Seksi Penyiaran dan Periklanan
8. Dinas PPKAD
Dinas Pekerjaan
Umum dan
Pertamben
Dinas
Kesehatan
Badan Perencanaan
Pembangunan d an
PM
Dinas
Tata Ruang
KP3K
BUPATI
DinasPPKAD
Badan
Lingkungan
Hidup
Badan KB, Pmberdayaan
Masyarakat dan PMD
Dinas
Perhubungan
dan Kominfo