refisi vib draf skripsi
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
1/28
1
DRAF SKRIPSI
Nama : SYARIFUDDIN
NIM : 20403109061
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Judul Penelitian :Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dengan Model
Pembelajaran Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas XI SMA Pada Pokok Bahasan Sistem
Pencernaan di SMA Negeri 1 Wotu
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan
berbasis IPTEK, maka akan mendorong pelaku pendidikan dalam hal ini
pemerintah disetiap Negara-negara untuk melakukan upaya-upaya pembahruan
dalam proses pembelajaran serta penerapan kurikulum yang di sekolah-sekolah.
Pesrta didik sebagai salah satu anggota masyarakat dan sekaligus sebagai objek
dalam pendidikan perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk berperan secara
tepat dalam masyarakat dan lingkungan pendidikan. Demikan halnya dengan guru
( pengajar ), mereka harus mampu mengembangkan serta meningkatkan
pengetahuan dasar dan lebih professional dalam memilih suatu sistem
pembelajaran yang tepat dengan materi atau mata pelajaran yang akan diajarkan.
Khususnya di negara Indonesia yang memiliki tujuan pendidikan sesuai
yang tertera dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu
tujuan pendidikan nasional Indonesia yang lainnya adalah meningkatkan mutu dan
kualitas SDM khususnya dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia agar
dapat bersaing dengan Negara-negara yang ada di dunia ini. Untuk mewujudkan
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
2/28
2
tujuan tersebut maka pemerintah Indonesia telah berupaya mewujudkannya
dengan jalan memperbaiki system pembelajaran yang ada seperti, perbaikan
kurikulum, pengadaan sarana dan prasarana yang dapat mendukung tercapainya
tujuan pendidikan nasional Indonesia.
Tujuan dalam proses pembelajaran ini adalah untuk membantu siswa
menemukan hal-hal baru tentang pendidikan dan mengenai apa yang mereka
pelajari. Salah satu rancangan pembelajaran yang ada yaitu dengan model
pembelajaranPetaKonsep. Peta konsep merupakan alat untuk mewakili adanya
keterkaitan secara bermakna antara konsep sehingga membentuk proposisi-
proposisi . Proposisi adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan garis
yang diberi label(kata penghubung) sehingga memiliki suatu arti Dalam
bentuknya yang paling sederhana , suatu peta konsep dapat tersusun atas dua
konsep dihubungkan oleh dua kata penghubung untuk menyusun suatu proposisi.
Dalam proses pembelajaran siswa diharapkan mampu mengaitkan materi baru
dengan materi yang telah dajarkan sebelumnya. Dengan hal tersebut maka cara
belajar siswa lebih berkembang dan mampu meningkatkan pemahaman siswa
pada pelajaran yang mereka pelajari khususnya pelajaran biologi.
Pengetahuan dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa
disebut sebagai pengetahuan awal (prior knomledge). Jika guru mengetahui
pengetahuan awal siswa, maka diharapkan mereka mampu menjadi fasilitator dan
mediator dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
Gagasan-gagasan siswa yang miskonsepsi, yang pada umumnya sulit untuk
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
3/28
3
diubah menjadi konsep ilmiah. Karena itu perlu suatu strategi yang tepat untuk
mengubah miskonsepsi tersebut menjadi konsep ilmiah.
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Dalam
teori ini, penekanan diberikan kepada siswa lebih dari pada guru. Hal ini karena
siswalah yang berinteraksi dengan bahan dan peristiwa dan memperoleh
kepahaman tentang bahan dan peristiwa tersebut.
Mc Brien & Brandt (dalam Isjoni,2007) menyebutkan
konstruktivisme adalah satu pendekatan pengajaran berdasarkan pada penyidikan
tentang bagaimana manusia belajar.
Dalam pandangan pendekatan konstruktivisme seharusnya guru
memperhatikan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa, ini berarti mengajar
bukan sebagai proses dimana gagasan guru diteruskan atau diberikan kepada
siswa, tetapi sebagai proses untuk mengubah gagasan siswa yang sudah ada dalam
struktur kognitifnya(belajar bermakna). Ausebel mengemukakan bahwa
pengajaran yang mengindahkan gagasan-gagasan yang dibawa anak, akan
membuat miskonsepsi-miskonsepsi lebih kompleks dan stabil. Menurut suparno
miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan
konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-
konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Peta itu mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara
konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep disusun
hierarkis, konsep esensial akan berada pada bagian atas peta. Miskonsepsi dapat
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
4/28
4
diidentifikasi dengan melihat hubungan antara dua konsep apakah benar atau
tidak. Biasanya miskonsepsi dapat dilihat dalam proposisi yang salah dan tidak
adanya hubungan yang lengkap antar konsep. Pearsal (1996 : 199) menyatakan
bahwa dengan peta konsep kita dapat melihat refleksi pengetahuan yang dimiliki
siswa. Dengan mencermati kompleksitas peta konsep tersebut kita dapat
mendeteksi konsep-konsep mana yang kurang tepat dan sekaligus perubahan
konsepnya. Untuk lebih melihat latar belakang susunan peta konsep tersebut ada
baiknya peta konsep itu digabung dengan interview klinis. Dalam interview itu
siswa diminta mengungkapkan lebih mendalam gagasan-gagasannya tentang studi
yang dipelajarinya.
Karena itu model pembelajaran peta konsep menekankan pemprosesan
informasi sehingga dapat membimbing siswa membentuk konsep, menginterpetasi
data, serta dapat mengaplikasikan prisnsip dan mendorong siswa untuk dapat
berpikir kritis.
Berdasarkan dari beberapa uraian diatas, penulis merumuskan judul
penelitian yaitu Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dengan Model
Pembelajaran Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Pada
Pokok Bahasan Sistem Pencernaan di SMA Negeri 1 wotu
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana gambaran hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan
sebelum menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model
pembelajaran peta konsep?
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
5/28
5
2.Bagaimana gambaran siswa pada materi sistem pencernaan setelah
menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran
peta konsep?
3.
Apakah terdapatan perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah
diterapkan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran peta
konsep?
C. Hipotesis
1. Hipotesis Penelitian
Terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah penerapan
pendekatan konstruktivisme dengan model peta konsep pada pokok bahasan
sistem pencernaan.
2.Hipotesis Statistik
H0 : = O (Tidak ada perbedaan hasil belajar sebelum dan setelah
penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model peta
konsep).
H1 : O (Ada perbedaan hasil belajar sebelum dan setelah penerapan
pendekatan konstuktivisme dengan model pembelajaran peta
konsep).
D. Tujuan dan Manfaat
1.Tujuan
Berdasarkan permasalahn diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
6/28
6
a. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada materi sistem
pencernaan sebelum penerapan pendekatan konstruktivisme dengan
model peta konsep.
b.
Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada materi sistem
pencernaan setelah penerapan pendekatan konstruktivisme dengan
model pembelajaran peta konsep.
c. Untuk membandingkan hasil belajar siswa pada materi sistem
pencernaan sebelum dan setelan penerapan pendekatan konstruktivisme
dengan model pembelajar peta konsep
2.Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Mendapatkan pengetahuan tentang pengaruh penerapan pendekatan
konstruktivisme dengan model pembelajaran peta konsep terhadap hasil
belajar siswa pada pokok bahasan sistem pencernaan.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi guru,adalah dengan adanya hasil penelitian ini di harapkan guru
mampu menggunakan pendekatan dalam sistem pembelajarn yang
dapat membuat siswa lebih aktif salah satunya dengan pendekatan
konstruktivisme model peta konsep.
b.Bagi siswa, diharapkan dengan adanya penelitian ini siswa mampu
menyederhanakan setiap materi biologi yang rumit khususnya materi
sistem pencernaan dengan menggunakan model peta konsep.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
7/28
7
c. Bagi sekolah, dapat dijadikan salah satu sistem pembelajaran yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi biologi khususnya sistem pencernaan
d.
Bagi peneliti yang berminat untuk melaksanakan penelitian lanjutan
khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Pendekatan konstruktivisme
Penedekatan konstruktivisme dalam penelitian ini merupakan sebuah
pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran dimana siswa merasa
senang dan lebih aktif dalam setiap mata pelajaran yang diberikan oleh
guruhnya. Dalam pendekatan ini guru bukan hanya sebgai pengajar, tetapi
juga sebagai motifator dan pembimbing bagi para peserta didik.
2. Peta Konsep
Peta konsep yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu hubungan
antara konsep-konsep(garis besar suatu mata pelajaran) yang di hubungkan
oleh kata penghubung sehingga lebih mudah dipahami, prinsip penyusunan
peta konsep yaitu dari umum ke khusus.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari
proses pembelajaran siswa dengan melihat nilai akhir pada pokok bahasan
sistem pencernaan seteleh diterapkannya pendekatan konstruktivisme dengan
model pembelajaran peta konsep.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
8/28
8
F. Kajian pustaka
1.
Penegertian Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Dalam teori ini, penekanan diberikan kepada siswa lebih dari pada guru. Hal
ini karena siswalah yang berinteraksi dengan bahan dan peristiwa dan
memperoleh kepahaman tentang bahan dan peristiwa tersebut.
Mc Brien dan Brandt(dalam Isonji, 2007) menyebutkan
konstruktivisme adalah satu pendekatan pengajaran berdasarkan pada
penyidikan tentang bagaimana manusia belajar.
Paradigma metodologi pembelajaran saat ini disadari atau tidak telah
mengalami suatu pergeseran dari behaviorisme ke konstrukrivisme yang
menuntun guru di lapangan harus mempunyai syarat dan kompetensi untuk
dapat melakukan suatu perubahan dalam melaksanakan proses pembelajaran
dikelas. Guru dituntut lebih kreatif, inovatif, tidak merasa teacher center,
menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai
subjek belajar dan pada akhirnya bermuara pada proses pembelajaran yang
menyenangkan, bergembira, dan demokratis yang menghargai setiap pendapat
sehingga pada akhirnya substansi pembelajaran benar-benar dihayati (Subagio
dalam Depdiknas,2003: 11).
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
9/28
9
siswa anggota kelompok harus saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai
jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi
pelajaran(Subagio;2010).
Kelebihan dan kekurangan pendekatan konstruktivisme adalah
sebagai berikut (Satriani dalam Silvana:2008):
a. Kelebihan dengan pendekatan konstrukrivisme:
1.Siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa tidak
mudah lupa dengan pengetahuannya.
2.Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena menggunakan
realitas kehidupan sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar,
siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap siswa ada
nilai atas usahanya.
3.Memupuk kerjasama dalam kelompok dan mlatih siswa untuk terbiasa
berpikir serta mengemukakan pendapat.
b.
Kekurangan pendekatan konstruktivisme:
1.
Siswa sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa masih
kesulitan dalam menemukan jawabannya sendiri.
2.
Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah
pemikirannya.
3.Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar untuk menanti temannya
yang belum menemukan jawabannya.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
10/28
10
Menurut Piaget(dalam Syaiful:2006)prinsip-prinsip model
konstruktivisme yaitu:
a. Menyiapkan benda-benda nyatauntuk digunakan siswa.
b. Memperhatikan cara berbuat terhadap benda-benda.
c.
Memperkenalkan kegiatan.
d. Menciptakan pertanyaan, masalah dan pemecahannya.
e.
Siswa saling berinteraksi.
f. Hindari istilah teknis dan tekanan berpikir.
g.
Memperkenalkan kembali materi kegiatan.
2. Peta konsep
Peta konsep adalah suatu teknik mengkaitkan konsep-konsep menjadi
proposisi dengan menggunakan kata penghubung. Proposis adalah dua atau
lebih konsep yang dihubungkan dengan garis yang diberi label sehingga
memiliki sebuah arti. Peta konsep memperlihatkan bagaimana konsep-konsep
saling dikaitkan. Untuk menyusun suatu peta konsep dibutuhkan konsep-
konsep atau kejadian-kejadian dan kata atau kata-kata penghubung yang akan
mengaitkan konsep-konsep menjadi proposes yang bermakna. Proposisi-
proposisi inilah yang akan disampaikan dalam struktur kognitif.
Selain itu peta konsep merupakan suatu alat untuk menemukan
konsepsi-konsepsi yang salah pada seseorang. Konsepsi yang salah biasanya
timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkan
proposisi yang salah sebagai contoh tentang konsepsi yang salah diberikan
suatu proposisi yang dikemukaka seorang siswa dalam peta konsepnya,
sehingga guru dapat menolong siswa untuk belajar bermakna, atau menolong
siswa bagaimana belajar.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
11/28
11
Belajar bukanlah menghafal fakta-fakta yang terlepas-lepas,
melainkan mengaitkan konsep yang baru pada konsep yang telah ada dalam
struktur kognitif atau mengaitkan konsep-konsep pada umumnya menjadi
proposisi yang bermakna. Oleh karena belajar bermakna lebih mudah
berlangsung bila konsep baru dikaitkan pada konsep yang lebih ekslusif, maka
peta konsep harus disusun secara hiraki, ini berarti bahwa konsep yang lebih
umum ada di puncak peta dan semakin kebawah konsep diurutkan makin
menjadi khusus.
Kegiatan belajar yang bersifat menerima terjadi karena guru
menggunakan pengajaran yang bersifat ekspositori, baik pada tahap
perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan pengajaran, dalam pengajaran
ini guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingka
dengan siswa (Hapsah dalam Ibrahim dan Syaodih:1996).
3. Pengertian Belajar
Pandanga seorang guru terhadap pengertian belajar akan
mempengaruhi tindakannya dalam membimbing siswanya untuk belajar.
Seorang guru yang mengartikan belajar sebagai menghafal fakta tentunya akan
lain cara mengajarnya dibandingkan dengan guru yang mengartikan belajar
sebagai perubahan tingka laku. Untuk itu perlu pemahaman guru akan
pengertian belajar, karena kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok dalam keseluruhan proses pendidikan.Hal ini mengandung arti bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada
bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didik. Belajar dapat
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
12/28
12
diartikan sebagi perubahan tingka laku pada diri individu dengan individu, dan
individu dengan lingkungannya.
4. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut pandangan konstruktivisme adalah:
Pembelajara dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas(sempit) dan tidak sekonyong-
konyong.
Pembelajaran bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pembelajaran
itu dan membentuk makna melalaui pengalaman nyata (Subagio dalam
Depdiknas, 2003:11).
Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, salah satu tugas
guru yang sangat penting adalah membuat persiapan pembelajaran, sedangkan
untuk membuat persiapan pembelajaran yang ideal seorang guru dituntut
memiliki sejumlah kemampuan sebagai berikut (Nuryani,2005:4).
1. Seorang guru perlu menguasai materi pelajara.
2. Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan
pembelajaran
3. Selain itu seorang guru perlu memiliki kemampuan untuk membuat alat
evaluasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
4. Kemampuan memilih materi pelajaran yang relevan dengan tujuan
pembelajaran dan relevan dengan alat evaluasi.
5.
Kemampuan merancang pengalaman belajar.
6.
Seorang guru profresional menguasai berbagai pendekatan dan teori
belajar.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
13/28
13
7. Mengenal dan menguasai berbagai metode dan media pembelajaran.
8.
Seorang guru perlu memiliki kemampuan memilih dan mengkombinasikan
antara materi pelajaran , metode, media, pengalaman belajar yang sesuai
dengan tujuan dan evaluasinya.
9.
Kemampuan-kemampuan lain yang menunjang proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran dikenal beberapa model diantaranya:
a. Model pembelajaran langsung(DI)
Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk
menunjang proses belajar berkenaan dengan pengetahuan prosuderal dan
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi langkah(Ritsna 2010:25). Ciri-cir model pembelajaran
langsung yaitu :
a)
Tujuan perencanaan yaitu:
(a)Merumuskan tujuan pembelajaran
(b)
Memilih isi
(c)
Melakukan analisis tugas
(d)
Merencanakan waktu
b)
Penilaian pada model pembelajaran langsung yaitu:
(a)
Sesuai dengan tujuan pembelajaran
(b)Mencakup semua tugas pembelajaran
(c)Menggunakan soal tes yang sesuai
(d)Buatlah soal sevalid dan sereliabel mungkin
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
14/28
14
(e)Manfaat hasil tes untuk memperbaiki proses pembelajaran
berikutnya
b.
Model Pembelajaran Kooperatif(CL)
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pengajaran yang
mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
a)Ciri model pembelajaran kooperatif
(a)Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam
kelompok secara kooperatif
(b)Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah
(c)Jika dalam teks, terdapat siswa yang terdiri dari beberapa suku,
budaya, jenis kelamin, yang berbeda
(d)Penghargaan diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan
b)
Tujuan model pembelajaran kooperatif
(a)
Hasil belajar akademik untuk meningkatkan kinrja siswa dalam
tugas-tugas akademik
(b)
Penerimaan terhadap keragaman agar siswa dapat menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar
belakang
(c)Pengembangan keterampilan social untuk mengembangkan
keterampilan social siswa
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
15/28
15
c. Model Pembelajaran berbasis masalah(PBI/PBL)
a)
Ciri- cirri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi:
(a)
Pengajuan pertanyaan atau masalah
(b)
Memusatkan pada keterkaitan antar disiplin
(c)
Penyelidikan autentik
(d)
Kerja sama dan menghasilkan karya dan peragaan
b)Tujuan model pembelajaran berbasis masalah:
(a)Membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan
keterampilan pemecahan masalah
(b)Belajar peranan orang dewasa yang autentik
(c)Menjadi orang yang mandiri
5. Tujuan Pengajaran dan Pembelajaran
Dalam GBPP(Garis Besar Program Pengajaran), tujuan pengajaran
dapat ditemukan pada setiap tingkat kelas. Biasanya tujuan pengajaran
merupakan gabungan dari tujuan-tujuan pembelajaran per pokok bahasan atau
tujuan per kelas. Contohnya tujuan pengajaran untuk pelajaran biologi kelas 1
SMU adalah gabungan dari tujuan pembelajaran untuk konsep
keanekaragaman hayati, virus, dan monera, invertebrate, ganggang, lumut,
paku-pakuan, jamur, ekologi, lingkungan dan aksi-interaksi.
Tujuan pembelajaran yang terdapat di GBPP biasanya adalah tujuan
pembelajaran yang bersifat masih umum dan cakupannya luas. Oleh
dijabarkan lagi menjadu tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih kecil, apakah
berupa tujuan pembelajaran antara ataukah tujuan pembelajaran khusus.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
16/28
16
Kedua tujuan pembelajaran yang disebutkan terakhir perlu dirumuskan oleh
para guru sendiri atau yang membuat persiapan mengajar (Nuryani, 2005:35).
6. Pengertian Hasil Belajar
Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari
kompnen-komponen yang saling berkaitan. Salah satu komponen tersebut
adalah evaluasi, dimana evaluasi didalam system pembelajaran menduduki
peranan yang sangat penting, karena dengan evaluasi prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa dapat diketahui setelah menyelesaikan program belajar
dalam kurung waktu tertentu, dapat diketahu ketetapan metode pembelajaran
yang digunakan dalam penyajian pelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran, anak atau peserta didik merupakan
subjek sekaligus sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti
proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pengajaran tentu
saja aka dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk
mencapainya.
Peranan guru sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyak anak
didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang cepat mencerna
mata pelajaran, ada anak didik yang sedang, dan ada pula anak didik yang
lambat mencerna mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Ketiga tipe tersebut
menghendaki agar guru mengatur strategi pengajaran yang sesuai dengan
gaya-gaya belajar anak didik.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
17/28
17
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut:
a.
Pembelajaran memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak didik dalam
suatu perkembangan yang positif.
b.
Ada suatu prosedur yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
c.
Kegiatan pembelajaran ditandai dengan suatu penggarapan materi yang
khusus.
d. Ditandai dengan aktifitas anak didik.
e. Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai pembimbing.
f. Dalam kegiatan pembelajaran membutuhkan kedisiplinan.
g. Ada batas waktu.
h. Evaluasi.
7.
Konsep Sistem Pencernaan
a. Pengertian Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan suatu kumpulan organ
pencernaan, kelenjar pencernaan, serta enzim-enzim pencernaan yang
berperan dalam proses perubahan makanan menjadi tinja yang dikluarkan
melalui anus.
b. Fungsi Sistem Pencernaan
Fungsi primer saluran pencernaan adalah menyediakan suplai
terus menerus pada tubuh akan air, elektrolit, dan zat gizi, sehingga siap
diabsorbsi. Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan
menjadi zat-zat yang sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh sel
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
18/28
18
jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja
berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencernaan.
Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas
satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya .
Beberapa pengertian secara umum mengenai proses pencernaan
adalah sebagai berikut (Setiadi,2007:62):
1. Ingest, adalah masuknya makanan ke dalam mulut, disini terjadi proses
pemotongan dan penggilingan makanan yang dilakukan secara
mekanik oleh gigi.
2. Peristalsis, adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
3. Digesti, adalah hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul yang
sederhana sehingga absorbs dapat berlangsung.
4. Egesti, adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna , juga
bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
5.
Absorbsi, adalah pergerakan produk akhir pencernaann dari lumen
saluran pencernaan kedalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga
dapat digunakan oleh sel-sel tubuh.
c. Susunan Saluran Pencernaan
Saluran sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut,
tekak(faring), kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus
halus (terdiri dari duodenum, yeyenum, dan ileum), usus besar dan poros
usus (rektum atau anus) (Irianto,2004:168).
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
19/28
19
1. Rongga Mulut
Rongga mulut adalah rongga lonjong pada permukaan saluran
pencernaan, dimana terdiri atas dua bagian luar yang sempit, yaitu
rongga mulut yang dibatasi disisi-sisinya dengan tulang maksilaris dan
semu gigi dan disebelah belakang bersambung dengan awal tekak atau
faring. Atap mulut dibentuk oleh platanum dan lidah terletak di
lantainya dan terikat pada tulang hyoid.
Di garis tengah sebuah lipatan membrane mukosa
menyambung lidah dengan lantai mulut. Di kedua sisi terletak papilla
sublingualis yang memuat lubang kelenjar ludah submandibularis,
tempat lubang-lubang halus kelenjar ludah sublingularis bermuara.
Selaput lendir mulut ditutup oleh epithelium yang berlapis-lapis,
dibawahnya terletak kelenjar halus yang mengeluarkan lendir, selaput
ini sangat kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung
akhir saraf sensorik.
2.
Tekak (faring)
Tekak terletak dibelakang hidung, mulut dan tenggorokan,
Tekak berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membrane berotot
dengan bagian terlebar disebelaj atas dan berjalan dari dasar
tenggorokan sampai ketinggian tulang rawan krikoid. Panjang faring
kira-kira 7 cm.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
20/28
20
3. Kerongkongan
Kerongkongan adalah sebuah tabung berotot yang
panjangnya 25 cm dan garis tengah 2 cm, diatas dimulai dari faring
sampai pintu masuk karidak lambung dibawah. Kerongkongan terletak
dibelakang trakea dan didepan tulang punggung. Setelah melalui toraks
menembus diafragma, untuk kedalam perut atau abdomen dan
menyambung dengan lambung. Kerongkongan berfungsi
menghantarkan bahan makanan yang dimakan dari faring ke lambung.
Tiap-tiap ujung esophagus dilindungi oleh suatu sfingter.
Krikofaringeus membentuk sfingter esophagus bagian atas dan terdiri
atas serabut-serabut otot rangka. Dalam keadaan normal ia berada
dalam keadaan tonik atau berkontraksi kecuali waktu menelan.
Sfingter esofagus bagian bawah, walaupun secara anatomis tidak
nyata, bersifat sebagai sfingter dan berperan sebagai barier terhadap
refluks isi lambung ke dalam esophagus. Dalam keadaan normal ia
menutup kecuali bila makanan masuk kedalam lambung atau waktu
berdahak atau muntah.
4.
Lambung
Lambung atau perut besar adalah bagian dari saluran
pencernaan yang dapat mekar, terletak didalam rongga perut agak
kesebelah kiri atau dibahwah diafragma, didepan panngkreas,
sedangkan limfe menempel pada sebelah kiri fundus.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
21/28
21
Bentuk, ukuran dan posisi sangat tergantug pada bentuk
tubuh, sikap, dan derajat peregangan lambung. Bila kosong, lambung
menyerupai tabung berbentuk J dan bila terisi penuh, berbentuk seperti
perkasa, kapasitas normal lambung adalah 1-2 liter. Fundus, korups
pylorus merupakan tiga pembagian anatomi lambung. Fundus
merupakan bagian yang membesar ke krir dan diatas pintu masuk
esophagus ke dalam lambung. Korpus merupakan bagian di tengah,
dan antrum pylorus merupakan bagian yang paling rendah. Lambung
berakhir dengan sfingter pilorus.
5. Hati
Hati terletak disebelah kanan atas rongga perut dibawah
diafragma, beratnya kira-kira 1,5 kg atau 2,5 % bert badan pada orang
dewasa normal. Oleh ligament falsiformis hati dibagi menjadi lobus
kanan dan lobus kiri. Pada lobus kanan terdapat juga lobus kaudatus
dan lobus kaudratus.
6.
Usus Halus
Usus meterhalua adalah tabung yang berukuran kira-kira 2,5
meter panjang dalam keadaan mati. Ankga yang bias diberian 6 meter
adalah penemuan setelah mati bila otot telah kehilangan tonusnya.
Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileo-kolika, tempat
bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak didaerah umbilicus
dan dikelilingi oleh usus besar.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
22/28
22
Usus halus dibagi atas tiga bagian yaitu (Irianto,
2004:185186):
a.
Usus dua belas jari (duodenusm)
Duodenum dadalah bagian pertama usus halus yang
panjangnya 25 cm, berbentuk sepstu kuda. Pada usus ini bermuara dua
saluran yaitu; saluran getah pangkreas dan saluran empedu. Saluran
epempedu dan saluran pangkreas masuk kedalam usus dua belas hari
pada suatu lubang disebut ampula hepatipankreatika atau ampula
vateri.
b. Usus Kosong (yeyenum)
Yeyenum merupakan duaperlima sebelah atas dari usus halus
yang selebihnya. Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada
usus ini juga terjadi pencernaan secara kimiawi.Kelenjar-kelenjar
ususnya menghasilkan enzim pencernaan seperti dihasilkan pankreas.
c.
Usus penyerapan (ileum)
Sedangkan ileum menempati tigaperlima akhir. Pada bagian
ini sari-sari makanan hasil pencernaan diserap. Makanan akan diserap
oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral
akan diangkut oleh kapiler darah, sedangkan asam lemak dan gliserol
akan diangkut oleh pembulu kil atau pembuluh getah bening ususn
menuju ke pembeluh balik besar bawah selangka.
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
23/28
23
7. Usus besar
Panjang kolon kira-kiara 0,5 meter, aialah sambungan dari
usus halus dan mulai dikatup ileokolik, yaitu tempat sisa makanan
lewat. Refleks gastrokolik terjadi ketika makanan masuk ke lambung
dan menimbulkan peristaltic di dalam usus tebal
8. Kerangka Berfikir
Kurikulum
Pendidik
PEMERINTAH PENDIDIKAN
FORMAL
(sekolah)
NON FORMAL
Pendekatan
konstruktivisme
dgn model
pembelajaran peta
SISWA
Hasil
Belajar
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
24/28
24
G. Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan satu
kelompok, dimana pada awal pembelajaran belum diterapkan pendekatan
konstruktivisme dengan model pembelajaran peta konsep, kemudian pada
proses pembelajaran berikutmya telah diterapkan pendekatan konstruktivisme
dengan model pembelajaran peta konsep.
2.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di SMA Negeri 1 wotu provensi
Sulawesi selatan kabupaten luwu timur kecamatan wotu desa bawalipu jalan
pahlawan.
3.Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian yang diamatai adalah siswa kelas XI SMA
4.Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru biologi dan siswa.
5.Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa tahap
diantarnya:
a. Tahap evaluasi hasil belajar
Dimana pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi hasil belajar
siswa pada pokok bahasan sistem pencernaan sebelum penerapan
pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran peta konsep,
kemudian tahap selanjutnya evaluasi hasil belajar siswa pada pokok
bahasan system pencernaan setelah penerapan pendekatan
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
25/28
25
konstruktivisme dengan model pembelajaran peta konsep, dengan
memberikan tes atau soal-soal yang berkaitan dengan sistem pencernaan
dengan bentuk dan tingkat kesukaran soal yang sama sebelum dan setelah
penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran peta
konsep.
b.
Tahap Pemeriksaan
Setelah melakukan evaluasi maka tahap terakhir yaitu tahap
pemeriksaan dimana dari hasil evaluasi hasil belajar, apakah terdapat
perbedaa hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan sebelum dan
setelah penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model
pembelajaran peta konsep.
6. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis Deskriptif
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif yang menggambarkan pengetahuan siswa terhadap materi yang
diajarkan sebelum dan setelah penerapan pendekatan konstruktivisme
dengan model pembelajaran peta konsep yang dilihat dari hasil belajar
siswa.
b.Analisis Perbandingan (Komparatif)
Untuk mengetahui perbedaan hasil belejar siswa sebelum dan
setelah penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
26/28
26
pembelajaran peta konsep pada pokok bahasan sistem pencernaan, maka
peneliti melakukan analisis perbandingan dengan menggunakan Uji-T.
Maka pengujian dapat dipahami melalui gambar 6.1 berikut:
Reduksi
Membuat Generalisasi =
berbentuk komprasi dua sampel
atau lebih/menguji hipotesis
komporatif
Gambar 6.1 Prinsip Dasar Pengujian Hipotesis Komporatif
Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah
menggunakan t-test.
Rumus t-tes yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
dua sampel yang berkolerasi di tunjuk pada rumus 6.1
t =
Rumus 6.1
Parameter populsi:
: :
Statistik
:::
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
27/28
27
Dimana :
= Rata- rata sampel 1 = Rata- rata sampel 2 = Simpangan baku sampel 1 = Simpangan baku sampel 2 = Variansi sampel 1
= Variansi sampel 2
r = Korelasi antara dua sampel
7. Prosedur Penelitian
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan
beberapa tahap yaitu:
a.
Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan persiapan perangkat pembelajaran
yang akan digunakan dalam proses penelitian, dimana perangkat tersebut
meliputi persiapan Satuan Pembelajaran(SP), Rencana Program
Pembelajaran(RPP), Lembar Kegiatan Siswa(LKS), lembar pengamatan
serta tes hasil belajar siswa.
b.Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini mulai terjadi proses pembelajaran dalam kelas,
dimana kelas kontrol yaitu dan kelas yang diberi perlakuan
c. Tahap Evaluasi
Setelah tahap pelaksanaan maka tahap terakhir yaitu tahap
evaluasi dimana peneliti memberikan tes atau soal-soal yang berkaitan
dengan materi sistem pencernaan kepada siswa sebelum dan setelah
-
7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi
28/28
penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran peta
konsep dengan bentuk dan tingkat kesukaran soal yang sama sesuai
dengan kurikulum KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).