refisi vib draf skripsi

Upload: nirwana

Post on 04-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    1/28

    1

    DRAF SKRIPSI

    Nama : SYARIFUDDIN

    NIM : 20403109061

    Jurusan : Pendidikan Biologi

    Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

    Judul Penelitian :Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dengan Model

    Pembelajaran Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar

    Siswa Kelas XI SMA Pada Pokok Bahasan Sistem

    Pencernaan di SMA Negeri 1 Wotu

    A. Latar Belakang

    Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan

    berbasis IPTEK, maka akan mendorong pelaku pendidikan dalam hal ini

    pemerintah disetiap Negara-negara untuk melakukan upaya-upaya pembahruan

    dalam proses pembelajaran serta penerapan kurikulum yang di sekolah-sekolah.

    Pesrta didik sebagai salah satu anggota masyarakat dan sekaligus sebagai objek

    dalam pendidikan perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk berperan secara

    tepat dalam masyarakat dan lingkungan pendidikan. Demikan halnya dengan guru

    ( pengajar ), mereka harus mampu mengembangkan serta meningkatkan

    pengetahuan dasar dan lebih professional dalam memilih suatu sistem

    pembelajaran yang tepat dengan materi atau mata pelajaran yang akan diajarkan.

    Khususnya di negara Indonesia yang memiliki tujuan pendidikan sesuai

    yang tertera dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu

    tujuan pendidikan nasional Indonesia yang lainnya adalah meningkatkan mutu dan

    kualitas SDM khususnya dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia agar

    dapat bersaing dengan Negara-negara yang ada di dunia ini. Untuk mewujudkan

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    2/28

    2

    tujuan tersebut maka pemerintah Indonesia telah berupaya mewujudkannya

    dengan jalan memperbaiki system pembelajaran yang ada seperti, perbaikan

    kurikulum, pengadaan sarana dan prasarana yang dapat mendukung tercapainya

    tujuan pendidikan nasional Indonesia.

    Tujuan dalam proses pembelajaran ini adalah untuk membantu siswa

    menemukan hal-hal baru tentang pendidikan dan mengenai apa yang mereka

    pelajari. Salah satu rancangan pembelajaran yang ada yaitu dengan model

    pembelajaranPetaKonsep. Peta konsep merupakan alat untuk mewakili adanya

    keterkaitan secara bermakna antara konsep sehingga membentuk proposisi-

    proposisi . Proposisi adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan garis

    yang diberi label(kata penghubung) sehingga memiliki suatu arti Dalam

    bentuknya yang paling sederhana , suatu peta konsep dapat tersusun atas dua

    konsep dihubungkan oleh dua kata penghubung untuk menyusun suatu proposisi.

    Dalam proses pembelajaran siswa diharapkan mampu mengaitkan materi baru

    dengan materi yang telah dajarkan sebelumnya. Dengan hal tersebut maka cara

    belajar siswa lebih berkembang dan mampu meningkatkan pemahaman siswa

    pada pelajaran yang mereka pelajari khususnya pelajaran biologi.

    Pengetahuan dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa

    disebut sebagai pengetahuan awal (prior knomledge). Jika guru mengetahui

    pengetahuan awal siswa, maka diharapkan mereka mampu menjadi fasilitator dan

    mediator dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

    Gagasan-gagasan siswa yang miskonsepsi, yang pada umumnya sulit untuk

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    3/28

    3

    diubah menjadi konsep ilmiah. Karena itu perlu suatu strategi yang tepat untuk

    mengubah miskonsepsi tersebut menjadi konsep ilmiah.

    Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

    pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Dalam

    teori ini, penekanan diberikan kepada siswa lebih dari pada guru. Hal ini karena

    siswalah yang berinteraksi dengan bahan dan peristiwa dan memperoleh

    kepahaman tentang bahan dan peristiwa tersebut.

    Mc Brien & Brandt (dalam Isjoni,2007) menyebutkan

    konstruktivisme adalah satu pendekatan pengajaran berdasarkan pada penyidikan

    tentang bagaimana manusia belajar.

    Dalam pandangan pendekatan konstruktivisme seharusnya guru

    memperhatikan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa, ini berarti mengajar

    bukan sebagai proses dimana gagasan guru diteruskan atau diberikan kepada

    siswa, tetapi sebagai proses untuk mengubah gagasan siswa yang sudah ada dalam

    struktur kognitifnya(belajar bermakna). Ausebel mengemukakan bahwa

    pengajaran yang mengindahkan gagasan-gagasan yang dibawa anak, akan

    membuat miskonsepsi-miskonsepsi lebih kompleks dan stabil. Menurut suparno

    miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan

    konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-

    konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.

    Peta itu mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara

    konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep disusun

    hierarkis, konsep esensial akan berada pada bagian atas peta. Miskonsepsi dapat

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    4/28

    4

    diidentifikasi dengan melihat hubungan antara dua konsep apakah benar atau

    tidak. Biasanya miskonsepsi dapat dilihat dalam proposisi yang salah dan tidak

    adanya hubungan yang lengkap antar konsep. Pearsal (1996 : 199) menyatakan

    bahwa dengan peta konsep kita dapat melihat refleksi pengetahuan yang dimiliki

    siswa. Dengan mencermati kompleksitas peta konsep tersebut kita dapat

    mendeteksi konsep-konsep mana yang kurang tepat dan sekaligus perubahan

    konsepnya. Untuk lebih melihat latar belakang susunan peta konsep tersebut ada

    baiknya peta konsep itu digabung dengan interview klinis. Dalam interview itu

    siswa diminta mengungkapkan lebih mendalam gagasan-gagasannya tentang studi

    yang dipelajarinya.

    Karena itu model pembelajaran peta konsep menekankan pemprosesan

    informasi sehingga dapat membimbing siswa membentuk konsep, menginterpetasi

    data, serta dapat mengaplikasikan prisnsip dan mendorong siswa untuk dapat

    berpikir kritis.

    Berdasarkan dari beberapa uraian diatas, penulis merumuskan judul

    penelitian yaitu Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dengan Model

    Pembelajaran Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Pada

    Pokok Bahasan Sistem Pencernaan di SMA Negeri 1 wotu

    B. Rumusan Masalah

    1.Bagaimana gambaran hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan

    sebelum menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model

    pembelajaran peta konsep?

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    5/28

    5

    2.Bagaimana gambaran siswa pada materi sistem pencernaan setelah

    menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran

    peta konsep?

    3.

    Apakah terdapatan perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah

    diterapkan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran peta

    konsep?

    C. Hipotesis

    1. Hipotesis Penelitian

    Terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah penerapan

    pendekatan konstruktivisme dengan model peta konsep pada pokok bahasan

    sistem pencernaan.

    2.Hipotesis Statistik

    H0 : = O (Tidak ada perbedaan hasil belajar sebelum dan setelah

    penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model peta

    konsep).

    H1 : O (Ada perbedaan hasil belajar sebelum dan setelah penerapan

    pendekatan konstuktivisme dengan model pembelajaran peta

    konsep).

    D. Tujuan dan Manfaat

    1.Tujuan

    Berdasarkan permasalahn diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    6/28

    6

    a. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada materi sistem

    pencernaan sebelum penerapan pendekatan konstruktivisme dengan

    model peta konsep.

    b.

    Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada materi sistem

    pencernaan setelah penerapan pendekatan konstruktivisme dengan

    model pembelajaran peta konsep.

    c. Untuk membandingkan hasil belajar siswa pada materi sistem

    pencernaan sebelum dan setelan penerapan pendekatan konstruktivisme

    dengan model pembelajar peta konsep

    2.Manfaat

    Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

    1. Manfaat Teoritis

    Mendapatkan pengetahuan tentang pengaruh penerapan pendekatan

    konstruktivisme dengan model pembelajaran peta konsep terhadap hasil

    belajar siswa pada pokok bahasan sistem pencernaan.

    2.

    Manfaat Praktis

    a.

    Bagi guru,adalah dengan adanya hasil penelitian ini di harapkan guru

    mampu menggunakan pendekatan dalam sistem pembelajarn yang

    dapat membuat siswa lebih aktif salah satunya dengan pendekatan

    konstruktivisme model peta konsep.

    b.Bagi siswa, diharapkan dengan adanya penelitian ini siswa mampu

    menyederhanakan setiap materi biologi yang rumit khususnya materi

    sistem pencernaan dengan menggunakan model peta konsep.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    7/28

    7

    c. Bagi sekolah, dapat dijadikan salah satu sistem pembelajaran yang

    dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap

    materi biologi khususnya sistem pencernaan

    d.

    Bagi peneliti yang berminat untuk melaksanakan penelitian lanjutan

    khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah

    dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

    E. Definisi Operasional Variabel

    1. Pendekatan konstruktivisme

    Penedekatan konstruktivisme dalam penelitian ini merupakan sebuah

    pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran dimana siswa merasa

    senang dan lebih aktif dalam setiap mata pelajaran yang diberikan oleh

    guruhnya. Dalam pendekatan ini guru bukan hanya sebgai pengajar, tetapi

    juga sebagai motifator dan pembimbing bagi para peserta didik.

    2. Peta Konsep

    Peta konsep yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu hubungan

    antara konsep-konsep(garis besar suatu mata pelajaran) yang di hubungkan

    oleh kata penghubung sehingga lebih mudah dipahami, prinsip penyusunan

    peta konsep yaitu dari umum ke khusus.

    3. Hasil Belajar

    Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari

    proses pembelajaran siswa dengan melihat nilai akhir pada pokok bahasan

    sistem pencernaan seteleh diterapkannya pendekatan konstruktivisme dengan

    model pembelajaran peta konsep.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    8/28

    8

    F. Kajian pustaka

    1.

    Penegertian Konstruktivisme

    Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

    pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

    Dalam teori ini, penekanan diberikan kepada siswa lebih dari pada guru. Hal

    ini karena siswalah yang berinteraksi dengan bahan dan peristiwa dan

    memperoleh kepahaman tentang bahan dan peristiwa tersebut.

    Mc Brien dan Brandt(dalam Isonji, 2007) menyebutkan

    konstruktivisme adalah satu pendekatan pengajaran berdasarkan pada

    penyidikan tentang bagaimana manusia belajar.

    Paradigma metodologi pembelajaran saat ini disadari atau tidak telah

    mengalami suatu pergeseran dari behaviorisme ke konstrukrivisme yang

    menuntun guru di lapangan harus mempunyai syarat dan kompetensi untuk

    dapat melakukan suatu perubahan dalam melaksanakan proses pembelajaran

    dikelas. Guru dituntut lebih kreatif, inovatif, tidak merasa teacher center,

    menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai

    subjek belajar dan pada akhirnya bermuara pada proses pembelajaran yang

    menyenangkan, bergembira, dan demokratis yang menghargai setiap pendapat

    sehingga pada akhirnya substansi pembelajaran benar-benar dihayati (Subagio

    dalam Depdiknas,2003: 11).

    Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

    berdasarkan paham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan

    strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

    tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    9/28

    9

    siswa anggota kelompok harus saling membantu untuk memahami materi

    pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai

    jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi

    pelajaran(Subagio;2010).

    Kelebihan dan kekurangan pendekatan konstruktivisme adalah

    sebagai berikut (Satriani dalam Silvana:2008):

    a. Kelebihan dengan pendekatan konstrukrivisme:

    1.Siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa tidak

    mudah lupa dengan pengetahuannya.

    2.Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena menggunakan

    realitas kehidupan sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar,

    siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap siswa ada

    nilai atas usahanya.

    3.Memupuk kerjasama dalam kelompok dan mlatih siswa untuk terbiasa

    berpikir serta mengemukakan pendapat.

    b.

    Kekurangan pendekatan konstruktivisme:

    1.

    Siswa sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa masih

    kesulitan dalam menemukan jawabannya sendiri.

    2.

    Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah

    pemikirannya.

    3.Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar untuk menanti temannya

    yang belum menemukan jawabannya.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    10/28

    10

    Menurut Piaget(dalam Syaiful:2006)prinsip-prinsip model

    konstruktivisme yaitu:

    a. Menyiapkan benda-benda nyatauntuk digunakan siswa.

    b. Memperhatikan cara berbuat terhadap benda-benda.

    c.

    Memperkenalkan kegiatan.

    d. Menciptakan pertanyaan, masalah dan pemecahannya.

    e.

    Siswa saling berinteraksi.

    f. Hindari istilah teknis dan tekanan berpikir.

    g.

    Memperkenalkan kembali materi kegiatan.

    2. Peta konsep

    Peta konsep adalah suatu teknik mengkaitkan konsep-konsep menjadi

    proposisi dengan menggunakan kata penghubung. Proposis adalah dua atau

    lebih konsep yang dihubungkan dengan garis yang diberi label sehingga

    memiliki sebuah arti. Peta konsep memperlihatkan bagaimana konsep-konsep

    saling dikaitkan. Untuk menyusun suatu peta konsep dibutuhkan konsep-

    konsep atau kejadian-kejadian dan kata atau kata-kata penghubung yang akan

    mengaitkan konsep-konsep menjadi proposes yang bermakna. Proposisi-

    proposisi inilah yang akan disampaikan dalam struktur kognitif.

    Selain itu peta konsep merupakan suatu alat untuk menemukan

    konsepsi-konsepsi yang salah pada seseorang. Konsepsi yang salah biasanya

    timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkan

    proposisi yang salah sebagai contoh tentang konsepsi yang salah diberikan

    suatu proposisi yang dikemukaka seorang siswa dalam peta konsepnya,

    sehingga guru dapat menolong siswa untuk belajar bermakna, atau menolong

    siswa bagaimana belajar.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    11/28

    11

    Belajar bukanlah menghafal fakta-fakta yang terlepas-lepas,

    melainkan mengaitkan konsep yang baru pada konsep yang telah ada dalam

    struktur kognitif atau mengaitkan konsep-konsep pada umumnya menjadi

    proposisi yang bermakna. Oleh karena belajar bermakna lebih mudah

    berlangsung bila konsep baru dikaitkan pada konsep yang lebih ekslusif, maka

    peta konsep harus disusun secara hiraki, ini berarti bahwa konsep yang lebih

    umum ada di puncak peta dan semakin kebawah konsep diurutkan makin

    menjadi khusus.

    Kegiatan belajar yang bersifat menerima terjadi karena guru

    menggunakan pengajaran yang bersifat ekspositori, baik pada tahap

    perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan pengajaran, dalam pengajaran

    ini guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingka

    dengan siswa (Hapsah dalam Ibrahim dan Syaodih:1996).

    3. Pengertian Belajar

    Pandanga seorang guru terhadap pengertian belajar akan

    mempengaruhi tindakannya dalam membimbing siswanya untuk belajar.

    Seorang guru yang mengartikan belajar sebagai menghafal fakta tentunya akan

    lain cara mengajarnya dibandingkan dengan guru yang mengartikan belajar

    sebagai perubahan tingka laku. Untuk itu perlu pemahaman guru akan

    pengertian belajar, karena kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling

    pokok dalam keseluruhan proses pendidikan.Hal ini mengandung arti bahwa

    berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada

    bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didik. Belajar dapat

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    12/28

    12

    diartikan sebagi perubahan tingka laku pada diri individu dengan individu, dan

    individu dengan lingkungannya.

    4. Pengertian Pembelajaran

    Pembelajaran menurut pandangan konstruktivisme adalah:

    Pembelajara dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

    diperluas melalui konteks yang terbatas(sempit) dan tidak sekonyong-

    konyong.

    Pembelajaran bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang

    siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pembelajaran

    itu dan membentuk makna melalaui pengalaman nyata (Subagio dalam

    Depdiknas, 2003:11).

    Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, salah satu tugas

    guru yang sangat penting adalah membuat persiapan pembelajaran, sedangkan

    untuk membuat persiapan pembelajaran yang ideal seorang guru dituntut

    memiliki sejumlah kemampuan sebagai berikut (Nuryani,2005:4).

    1. Seorang guru perlu menguasai materi pelajara.

    2. Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan

    pembelajaran

    3. Selain itu seorang guru perlu memiliki kemampuan untuk membuat alat

    evaluasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

    4. Kemampuan memilih materi pelajaran yang relevan dengan tujuan

    pembelajaran dan relevan dengan alat evaluasi.

    5.

    Kemampuan merancang pengalaman belajar.

    6.

    Seorang guru profresional menguasai berbagai pendekatan dan teori

    belajar.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    13/28

    13

    7. Mengenal dan menguasai berbagai metode dan media pembelajaran.

    8.

    Seorang guru perlu memiliki kemampuan memilih dan mengkombinasikan

    antara materi pelajaran , metode, media, pengalaman belajar yang sesuai

    dengan tujuan dan evaluasinya.

    9.

    Kemampuan-kemampuan lain yang menunjang proses pembelajaran.

    Dalam pembelajaran dikenal beberapa model diantaranya:

    a. Model pembelajaran langsung(DI)

    Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk

    menunjang proses belajar berkenaan dengan pengetahuan prosuderal dan

    pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari

    selangkah demi langkah(Ritsna 2010:25). Ciri-cir model pembelajaran

    langsung yaitu :

    a)

    Tujuan perencanaan yaitu:

    (a)Merumuskan tujuan pembelajaran

    (b)

    Memilih isi

    (c)

    Melakukan analisis tugas

    (d)

    Merencanakan waktu

    b)

    Penilaian pada model pembelajaran langsung yaitu:

    (a)

    Sesuai dengan tujuan pembelajaran

    (b)Mencakup semua tugas pembelajaran

    (c)Menggunakan soal tes yang sesuai

    (d)Buatlah soal sevalid dan sereliabel mungkin

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    14/28

    14

    (e)Manfaat hasil tes untuk memperbaiki proses pembelajaran

    berikutnya

    b.

    Model Pembelajaran Kooperatif(CL)

    Model pembelajaran kooperatif merupakan model pengajaran yang

    mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan

    pembelajaran.

    a)Ciri model pembelajaran kooperatif

    (a)Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam

    kelompok secara kooperatif

    (b)Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

    sedang, dan rendah

    (c)Jika dalam teks, terdapat siswa yang terdiri dari beberapa suku,

    budaya, jenis kelamin, yang berbeda

    (d)Penghargaan diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan

    b)

    Tujuan model pembelajaran kooperatif

    (a)

    Hasil belajar akademik untuk meningkatkan kinrja siswa dalam

    tugas-tugas akademik

    (b)

    Penerimaan terhadap keragaman agar siswa dapat menerima teman-

    temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar

    belakang

    (c)Pengembangan keterampilan social untuk mengembangkan

    keterampilan social siswa

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    15/28

    15

    c. Model Pembelajaran berbasis masalah(PBI/PBL)

    a)

    Ciri- cirri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi:

    (a)

    Pengajuan pertanyaan atau masalah

    (b)

    Memusatkan pada keterkaitan antar disiplin

    (c)

    Penyelidikan autentik

    (d)

    Kerja sama dan menghasilkan karya dan peragaan

    b)Tujuan model pembelajaran berbasis masalah:

    (a)Membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan

    keterampilan pemecahan masalah

    (b)Belajar peranan orang dewasa yang autentik

    (c)Menjadi orang yang mandiri

    5. Tujuan Pengajaran dan Pembelajaran

    Dalam GBPP(Garis Besar Program Pengajaran), tujuan pengajaran

    dapat ditemukan pada setiap tingkat kelas. Biasanya tujuan pengajaran

    merupakan gabungan dari tujuan-tujuan pembelajaran per pokok bahasan atau

    tujuan per kelas. Contohnya tujuan pengajaran untuk pelajaran biologi kelas 1

    SMU adalah gabungan dari tujuan pembelajaran untuk konsep

    keanekaragaman hayati, virus, dan monera, invertebrate, ganggang, lumut,

    paku-pakuan, jamur, ekologi, lingkungan dan aksi-interaksi.

    Tujuan pembelajaran yang terdapat di GBPP biasanya adalah tujuan

    pembelajaran yang bersifat masih umum dan cakupannya luas. Oleh

    dijabarkan lagi menjadu tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih kecil, apakah

    berupa tujuan pembelajaran antara ataukah tujuan pembelajaran khusus.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    16/28

    16

    Kedua tujuan pembelajaran yang disebutkan terakhir perlu dirumuskan oleh

    para guru sendiri atau yang membuat persiapan mengajar (Nuryani, 2005:35).

    6. Pengertian Hasil Belajar

    Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari

    kompnen-komponen yang saling berkaitan. Salah satu komponen tersebut

    adalah evaluasi, dimana evaluasi didalam system pembelajaran menduduki

    peranan yang sangat penting, karena dengan evaluasi prestasi belajar yang

    dicapai oleh siswa dapat diketahui setelah menyelesaikan program belajar

    dalam kurung waktu tertentu, dapat diketahu ketetapan metode pembelajaran

    yang digunakan dalam penyajian pelajaran.

    Dalam kegiatan pembelajaran, anak atau peserta didik merupakan

    subjek sekaligus sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti

    proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam

    mencapai suatu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pengajaran tentu

    saja aka dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk

    mencapainya.

    Peranan guru sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyak anak

    didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang cepat mencerna

    mata pelajaran, ada anak didik yang sedang, dan ada pula anak didik yang

    lambat mencerna mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Ketiga tipe tersebut

    menghendaki agar guru mengatur strategi pengajaran yang sesuai dengan

    gaya-gaya belajar anak didik.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    17/28

    17

    Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut:

    a.

    Pembelajaran memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak didik dalam

    suatu perkembangan yang positif.

    b.

    Ada suatu prosedur yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan.

    c.

    Kegiatan pembelajaran ditandai dengan suatu penggarapan materi yang

    khusus.

    d. Ditandai dengan aktifitas anak didik.

    e. Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai pembimbing.

    f. Dalam kegiatan pembelajaran membutuhkan kedisiplinan.

    g. Ada batas waktu.

    h. Evaluasi.

    7.

    Konsep Sistem Pencernaan

    a. Pengertian Sistem Pencernaan

    Sistem pencernaan merupakan suatu kumpulan organ

    pencernaan, kelenjar pencernaan, serta enzim-enzim pencernaan yang

    berperan dalam proses perubahan makanan menjadi tinja yang dikluarkan

    melalui anus.

    b. Fungsi Sistem Pencernaan

    Fungsi primer saluran pencernaan adalah menyediakan suplai

    terus menerus pada tubuh akan air, elektrolit, dan zat gizi, sehingga siap

    diabsorbsi. Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan

    menjadi zat-zat yang sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh sel

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    18/28

    18

    jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja

    berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencernaan.

    Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas

    satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya .

    Beberapa pengertian secara umum mengenai proses pencernaan

    adalah sebagai berikut (Setiadi,2007:62):

    1. Ingest, adalah masuknya makanan ke dalam mulut, disini terjadi proses

    pemotongan dan penggilingan makanan yang dilakukan secara

    mekanik oleh gigi.

    2. Peristalsis, adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang

    menggerakan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.

    3. Digesti, adalah hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul yang

    sederhana sehingga absorbs dapat berlangsung.

    4. Egesti, adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna , juga

    bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

    5.

    Absorbsi, adalah pergerakan produk akhir pencernaann dari lumen

    saluran pencernaan kedalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga

    dapat digunakan oleh sel-sel tubuh.

    c. Susunan Saluran Pencernaan

    Saluran sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut,

    tekak(faring), kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus

    halus (terdiri dari duodenum, yeyenum, dan ileum), usus besar dan poros

    usus (rektum atau anus) (Irianto,2004:168).

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    19/28

    19

    1. Rongga Mulut

    Rongga mulut adalah rongga lonjong pada permukaan saluran

    pencernaan, dimana terdiri atas dua bagian luar yang sempit, yaitu

    rongga mulut yang dibatasi disisi-sisinya dengan tulang maksilaris dan

    semu gigi dan disebelah belakang bersambung dengan awal tekak atau

    faring. Atap mulut dibentuk oleh platanum dan lidah terletak di

    lantainya dan terikat pada tulang hyoid.

    Di garis tengah sebuah lipatan membrane mukosa

    menyambung lidah dengan lantai mulut. Di kedua sisi terletak papilla

    sublingualis yang memuat lubang kelenjar ludah submandibularis,

    tempat lubang-lubang halus kelenjar ludah sublingularis bermuara.

    Selaput lendir mulut ditutup oleh epithelium yang berlapis-lapis,

    dibawahnya terletak kelenjar halus yang mengeluarkan lendir, selaput

    ini sangat kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung

    akhir saraf sensorik.

    2.

    Tekak (faring)

    Tekak terletak dibelakang hidung, mulut dan tenggorokan,

    Tekak berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membrane berotot

    dengan bagian terlebar disebelaj atas dan berjalan dari dasar

    tenggorokan sampai ketinggian tulang rawan krikoid. Panjang faring

    kira-kira 7 cm.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    20/28

    20

    3. Kerongkongan

    Kerongkongan adalah sebuah tabung berotot yang

    panjangnya 25 cm dan garis tengah 2 cm, diatas dimulai dari faring

    sampai pintu masuk karidak lambung dibawah. Kerongkongan terletak

    dibelakang trakea dan didepan tulang punggung. Setelah melalui toraks

    menembus diafragma, untuk kedalam perut atau abdomen dan

    menyambung dengan lambung. Kerongkongan berfungsi

    menghantarkan bahan makanan yang dimakan dari faring ke lambung.

    Tiap-tiap ujung esophagus dilindungi oleh suatu sfingter.

    Krikofaringeus membentuk sfingter esophagus bagian atas dan terdiri

    atas serabut-serabut otot rangka. Dalam keadaan normal ia berada

    dalam keadaan tonik atau berkontraksi kecuali waktu menelan.

    Sfingter esofagus bagian bawah, walaupun secara anatomis tidak

    nyata, bersifat sebagai sfingter dan berperan sebagai barier terhadap

    refluks isi lambung ke dalam esophagus. Dalam keadaan normal ia

    menutup kecuali bila makanan masuk kedalam lambung atau waktu

    berdahak atau muntah.

    4.

    Lambung

    Lambung atau perut besar adalah bagian dari saluran

    pencernaan yang dapat mekar, terletak didalam rongga perut agak

    kesebelah kiri atau dibahwah diafragma, didepan panngkreas,

    sedangkan limfe menempel pada sebelah kiri fundus.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    21/28

    21

    Bentuk, ukuran dan posisi sangat tergantug pada bentuk

    tubuh, sikap, dan derajat peregangan lambung. Bila kosong, lambung

    menyerupai tabung berbentuk J dan bila terisi penuh, berbentuk seperti

    perkasa, kapasitas normal lambung adalah 1-2 liter. Fundus, korups

    pylorus merupakan tiga pembagian anatomi lambung. Fundus

    merupakan bagian yang membesar ke krir dan diatas pintu masuk

    esophagus ke dalam lambung. Korpus merupakan bagian di tengah,

    dan antrum pylorus merupakan bagian yang paling rendah. Lambung

    berakhir dengan sfingter pilorus.

    5. Hati

    Hati terletak disebelah kanan atas rongga perut dibawah

    diafragma, beratnya kira-kira 1,5 kg atau 2,5 % bert badan pada orang

    dewasa normal. Oleh ligament falsiformis hati dibagi menjadi lobus

    kanan dan lobus kiri. Pada lobus kanan terdapat juga lobus kaudatus

    dan lobus kaudratus.

    6.

    Usus Halus

    Usus meterhalua adalah tabung yang berukuran kira-kira 2,5

    meter panjang dalam keadaan mati. Ankga yang bias diberian 6 meter

    adalah penemuan setelah mati bila otot telah kehilangan tonusnya.

    Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileo-kolika, tempat

    bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak didaerah umbilicus

    dan dikelilingi oleh usus besar.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    22/28

    22

    Usus halus dibagi atas tiga bagian yaitu (Irianto,

    2004:185186):

    a.

    Usus dua belas jari (duodenusm)

    Duodenum dadalah bagian pertama usus halus yang

    panjangnya 25 cm, berbentuk sepstu kuda. Pada usus ini bermuara dua

    saluran yaitu; saluran getah pangkreas dan saluran empedu. Saluran

    epempedu dan saluran pangkreas masuk kedalam usus dua belas hari

    pada suatu lubang disebut ampula hepatipankreatika atau ampula

    vateri.

    b. Usus Kosong (yeyenum)

    Yeyenum merupakan duaperlima sebelah atas dari usus halus

    yang selebihnya. Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada

    usus ini juga terjadi pencernaan secara kimiawi.Kelenjar-kelenjar

    ususnya menghasilkan enzim pencernaan seperti dihasilkan pankreas.

    c.

    Usus penyerapan (ileum)

    Sedangkan ileum menempati tigaperlima akhir. Pada bagian

    ini sari-sari makanan hasil pencernaan diserap. Makanan akan diserap

    oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral

    akan diangkut oleh kapiler darah, sedangkan asam lemak dan gliserol

    akan diangkut oleh pembulu kil atau pembuluh getah bening ususn

    menuju ke pembeluh balik besar bawah selangka.

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    23/28

    23

    7. Usus besar

    Panjang kolon kira-kiara 0,5 meter, aialah sambungan dari

    usus halus dan mulai dikatup ileokolik, yaitu tempat sisa makanan

    lewat. Refleks gastrokolik terjadi ketika makanan masuk ke lambung

    dan menimbulkan peristaltic di dalam usus tebal

    8. Kerangka Berfikir

    Kurikulum

    Pendidik

    PEMERINTAH PENDIDIKAN

    FORMAL

    (sekolah)

    NON FORMAL

    Pendekatan

    konstruktivisme

    dgn model

    pembelajaran peta

    SISWA

    Hasil

    Belajar

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    24/28

    24

    G. Metode Penelitian

    1.

    Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan satu

    kelompok, dimana pada awal pembelajaran belum diterapkan pendekatan

    konstruktivisme dengan model pembelajaran peta konsep, kemudian pada

    proses pembelajaran berikutmya telah diterapkan pendekatan konstruktivisme

    dengan model pembelajaran peta konsep.

    2.Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian ini berada di SMA Negeri 1 wotu provensi

    Sulawesi selatan kabupaten luwu timur kecamatan wotu desa bawalipu jalan

    pahlawan.

    3.Subjek Penelitian

    Adapun subjek penelitian yang diamatai adalah siswa kelas XI SMA

    4.Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah guru biologi dan siswa.

    5.Teknik Pengumpulan Data

    Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa tahap

    diantarnya:

    a. Tahap evaluasi hasil belajar

    Dimana pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi hasil belajar

    siswa pada pokok bahasan sistem pencernaan sebelum penerapan

    pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran peta konsep,

    kemudian tahap selanjutnya evaluasi hasil belajar siswa pada pokok

    bahasan system pencernaan setelah penerapan pendekatan

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    25/28

    25

    konstruktivisme dengan model pembelajaran peta konsep, dengan

    memberikan tes atau soal-soal yang berkaitan dengan sistem pencernaan

    dengan bentuk dan tingkat kesukaran soal yang sama sebelum dan setelah

    penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran peta

    konsep.

    b.

    Tahap Pemeriksaan

    Setelah melakukan evaluasi maka tahap terakhir yaitu tahap

    pemeriksaan dimana dari hasil evaluasi hasil belajar, apakah terdapat

    perbedaa hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan sebelum dan

    setelah penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model

    pembelajaran peta konsep.

    6. Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian ini adalah:

    a. Analisis Deskriptif

    Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

    deskriptif yang menggambarkan pengetahuan siswa terhadap materi yang

    diajarkan sebelum dan setelah penerapan pendekatan konstruktivisme

    dengan model pembelajaran peta konsep yang dilihat dari hasil belajar

    siswa.

    b.Analisis Perbandingan (Komparatif)

    Untuk mengetahui perbedaan hasil belejar siswa sebelum dan

    setelah penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    26/28

    26

    pembelajaran peta konsep pada pokok bahasan sistem pencernaan, maka

    peneliti melakukan analisis perbandingan dengan menggunakan Uji-T.

    Maka pengujian dapat dipahami melalui gambar 6.1 berikut:

    Reduksi

    Membuat Generalisasi =

    berbentuk komprasi dua sampel

    atau lebih/menguji hipotesis

    komporatif

    Gambar 6.1 Prinsip Dasar Pengujian Hipotesis Komporatif

    Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif

    rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah

    menggunakan t-test.

    Rumus t-tes yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif

    dua sampel yang berkolerasi di tunjuk pada rumus 6.1

    t =

    Rumus 6.1

    Parameter populsi:

    : :

    Statistik

    :::

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    27/28

    27

    Dimana :

    = Rata- rata sampel 1 = Rata- rata sampel 2 = Simpangan baku sampel 1 = Simpangan baku sampel 2 = Variansi sampel 1

    = Variansi sampel 2

    r = Korelasi antara dua sampel

    7. Prosedur Penelitian

    Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan

    beberapa tahap yaitu:

    a.

    Tahap Persiapan

    Pada tahap ini dilakukan persiapan perangkat pembelajaran

    yang akan digunakan dalam proses penelitian, dimana perangkat tersebut

    meliputi persiapan Satuan Pembelajaran(SP), Rencana Program

    Pembelajaran(RPP), Lembar Kegiatan Siswa(LKS), lembar pengamatan

    serta tes hasil belajar siswa.

    b.Tahap Pelaksanaan

    Pada tahap ini mulai terjadi proses pembelajaran dalam kelas,

    dimana kelas kontrol yaitu dan kelas yang diberi perlakuan

    c. Tahap Evaluasi

    Setelah tahap pelaksanaan maka tahap terakhir yaitu tahap

    evaluasi dimana peneliti memberikan tes atau soal-soal yang berkaitan

    dengan materi sistem pencernaan kepada siswa sebelum dan setelah

  • 7/21/2019 Refisi Vib Draf Skripsi

    28/28

    penerapan pendekatan konstruktivisme dengan model pembelajaran peta

    konsep dengan bentuk dan tingkat kesukaran soal yang sama sesuai

    dengan kurikulum KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).