keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan hidup.docx

Upload: moeryonomoelyo

Post on 09-Oct-2015

181 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Standar KompetensiMenerapkan keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup.

Kompetensi DasarMendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Materi Pembelajaran1. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja.2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja.3. Dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja.4. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja intemasional.5. Gangguan pada kesehatan daya kerja.6. Mengenal penyakit akibat kerja.7. Klastfikasi kecelakaan/bahaya akibat kerja. 8. Mencegah terjadinya gangguan pencapaian tujuan K3.

Indikator1. Menjelaskan pengertian keselamatan dan kesehatan kerja.2. Menyebutkan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja.3. Menyebutkan dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja.4. Menjelaskan masalah keselamatan dan kesehatan kerja intemasional.5. Menjelaskan gangguan pada kesehatan daya kerja.6. Menjelaskan klasifikasi kecelakaan/bahaya akibat kerja dan penyakit akibat kerja.7. Mencegah terjadinya gangguan pencapaian tujuan K3.

Alokasi Waktu20 jam pelajaran x 45 menit

Sarana Pembelajaran1. Buku Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja untuk SMK.2. Referensi lain yang relevan dengan materi pembahasan.

Uraian Materi

Pengertian dan Faktor-faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Keselamatan KeyaKeselamatan kerja adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa aman dan sehat dalam melaksanakan tugasnya. Adapun unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut.a. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.b. Teliti dalam bekerja.c. Melaksanakan prosedur kerja dengan memerhatikan keamanan dan kesehatan kerja.Keselamatan kerja memiliki tujuan sebagai berikut.a. Menjamin keselamatan dari setiap orang yang berada di tempat kerja.b. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan suatu pekerjaan dan meningkatkan produktivitas kerja. Selain memiliki tujuan, keselamatan kerja juga memiliki syarat-syarat. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut.a. Mencegah dan mengurangi adanya bahaya peledakan.b. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.c. Dapat mencegah dan mengurangi adanya kecelakaan.d. Memberikan peralatan pelindung did pada para pekerja.

2. Kesehatan KerjaKesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan sebagai unsur-unsur yang menunjang terhadap adanya jiwa raga dan lingkungan kerja yang sehat. Kesehatan kerja ini terdiri dari kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat penting bagi setiap tenaga kerja, karena dengan kondisi badan yang sehat suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan lancar. Kesehatan jasmani dan kesehatan rohani sangat dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan (environment).Adapun unsur-unsur penunjang kesehatan kerja di tempat kerja adalah sebagai berikut.a. Adanya air untuk memenuhi kebutuhan.b. Adanya ventilasi udara yang cukup.c. Adanya lingkungan alami.d. Adanya tempat sampah yang memadai.e. Adanya sarana dan prasarana serta peralatan kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.f. Adanya AC.g. Adanya pekerja kebersihan

3. Faktor- faktor Keselamatan dan KerjaSecara umum faktor-faktor yang memer K3 ada tujuh, yaitu:a. kebisingan,b. radiasi,c. getaran mekanis,d. cuaca kerja,e. tekanan udara,f. penerangan, dang. bau-bauan.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan KerjaDalam suatu perusahaan/industri selalu menerapkan adanya prinsip keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja. Hal ini bertujuan untuk tercapainya keselamatan karyawan saat sedang bekerja dan setelah bekerja. Seorang karyawan yang selamat dan sehat adalah suatu tujuan keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.

Tujuan K3 bagi perusahaan adalah sebagai berikut.1. Mencegah terjadinya kerugian (total loss control minimum).2. Memelihara sarana dan prasarana perusahaan.3. Meningkatkan produktivitas kerja perusahaan.

Tujuan K3 untuk karyawan adalah sebagai berikut.1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, baik secara fisik, sosial, maupun psikologis.2 Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindung dari bahaya.3. Untuk meningkatkan penghasilan para karyawan.4. Untuk meningkatkan gairah, keserasian kerja, dan partisipasi kerja karyawan.5. Untuk menghindari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.

Agar tujuan perusahaan itu dapat berhasil dengan baik dan lancar maka perlu adanya usahausaha dalam meningkatkan keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja. Adapun usahausaha yang diperlukan untuk meningkatkan keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja adalah sebagai berikut.1. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja.2. Selalu memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang bekerja di lingkungan kerja.3. Selalu memelihara kebersihan dan ketertiban serta keserasian lingkungan kerja.4.Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya suatu penyakit.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa secara filosofi, kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah suatu pemikiran dan daya upaya untuk menjamin adanya keutuhan dan kesempumaan, baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada umumnya dalam menciptakan hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.Secara keilmuan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan (K3) merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Secara praktis, kesehatan, keselamatan, dan keamanan (K3) adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cedera.

lstilah-istilah dalam K3 adalah sebagai berikut.1. Potensi bahaya (hazard), yaitu suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan/kerugian berupa cedera, penyakit, kerusakan, atau kemampuan dalam melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan.2. Tingkat bahaya (danger), merupakan ungkapan potensi bahaya secara relatif. Kondisi yang berbahaya mungkin saja ada, tetapi dapat menjadi begitu berbahaya karena telah dilakukan beberapa tindakan pencegahan.3. Aman/selamat, yaitu suatu kondisi di mana tidak ada kemungkinan malapetaka (bebas dad bahaya).4. Kecelakaan, yaitu suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian, baik korban manusia atau benda.5. Tindakan tidak aman, yaitu suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan6. Keadaan tak aman, yaitu suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaanFaktor-faktor yang memengaruhi kesehatan, Keselamatan, dan keamanan kerja (K3) adaiah sebagai berikut.1Kebersihan2.Air minum dan kesehatan3.Urusan rumah tangga4.Ventilasi, pemanas, dan pendingin5.Tempat kerja dan ruang kerja6.Pencegahan kecelakaan7.Pencegahan kebakaran8.Gizi9.Penerangan/cahaya, warna, dan suara bising di tempat kerja.

Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan KerjaDi Indonesia, masalah tenaga kerja diatur dalam undang-undang. Ada beberapa undang-undang yang mengatur tentang tenaga kerja di negara kita. Salah satu undang-undang tersebut adaiah UndangUndang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok Tenaga Kerja. Pada pasal 9 Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 berbunyi "Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan, dan pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat manusia, dan moril agama."Untuk melaksanakan pasal 9 tersebut dilakukan upaya dalam rangka pembinaan ketenagakerjaan yang diatur dalam pasal 10 Undang-Undang No. 14 Tahun 1969.Dalam pasal ini pemerintah melakukan pembinaan norma, yang meliputi:1. pembentukan norma,2. penerapan norma, 3. pengawasan norma.Adapun pembinaan yang dilakukan dalam membina perlindungan kerja mencakup:1. norma kesehatan kerja dan higiene perusahaan,2. norma kesehatan kerja,3. norma kerja,4. pemberian ganti rugi, perawatan, dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan.

Adanya pembinaan norma yang membina perlindungan kerja ini mendorong dikeluarkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Suatu tempat dapat dikatakan sebagai tempat kerja apabila memenuhi tiga unsur, yaitu:1. ada suatu usaha, baik bersifat ekonomis maupun musiman;2. ada sumber penyebab bahaya; serta3. ada tenaga kerja, baik terus-menerus maupun musiman.

Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja didasarkan pada suatu sistematika, yaitu:1. Landasan hukum, yaitu UU No. 1 Tahun 1970.2. Landasan teoritis, ilmu teknik, dan ilmu medis.3. Pengkajian hukum, ekonomi, dan social.4. Pelaksana:a. Pimpinan perusahaan,b. Pengurus perusahaan,c. Tenaga kerja,d. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja ditunjuk oleh pimpinan perusahaan.5.Pengawas pelaksanaan:a. Pegawai teknis berkeahlian khusus Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.b. Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Kementerian Tenaga Kerja yang ditunjuk Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.6. Penanggung jawab terlaksananya di tempat kerja (pimpinan perusahaan).

Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, di dalamnya memuat persyaratan yang harus dipenuhi agar tercapai keselamatan kerja.Syarat-syarat tersebut adaiah sebagai berikut:1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan din pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.5. Memberi pertolongan dari kecelakaan.6. Memberi alat-alat perlindungan bagi para pekerja.7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi, dan penularan.8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyebarluasan suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, embusan angin, cuaca, sinar, radiasi suara, dan getaran.9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.10. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.11. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.12. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, dan proses kerjanya.13. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, dan barang.14. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.15. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan penyimpanan barang.16. Mencegah terkena aliran listrik.17. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya dan kecelakaannya bertambah tinggi.

Selain Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, ada juga Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang mengaturtentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 berisi 18 bab 193 pasal. Dalam undang-undang ini juga dimuat masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang terdapat dalam pasal 86 dan 87.

Pasal 86:1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:a. keselamatan dan kesehatan kerja,b. moral dan kesusilaan,c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.2.Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.3. Perlindungan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1 )dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pasal 87:1.Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara InternasionalPBB sebagai organisasi negara-negara di dunia juga mengaturtentang keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja ditangani oleh dua organisasi, yaitu International Labour Organization (ILO) yang mengurusi masalah tenaga kerja (buruh) dan World Health Organization yang mengurusi masalah kesehatan. Pada tahun 1950, kedua badan tersebut telah merumuskan keselamatan dan kesehatan kerja yang merupakan promosi dan pemeliharaan fisik, mental, dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaikbaiknya. Untuk menghindari dan menanggulangi kecelakaan di tempat kerja, ILO telah membuat langkah-langkahnya.1. Peraturan Perundang-undanganTelah ditetapkan peraturan perundangundangan yang mengatur kesehatan dan keselamatan kerja yang bermuatan hukum. Di dalam undang-undang tersebut mengatur pekerja, pengusaha, organisasi pekerja, organisasi pengusaha, dan pemerintah. Perundang-undangan tersebut harus dilakukan secara menyeluruh serta perlu adanya pelaksanaan dan pengawasan oleh suatu badan secara kontinu.2. StandardisasiPerusahaan sebagai tempat kerja bagi pekerja harus memenuhi kriteria yang layak dalam berbagai aspek yang sesuai dengan standar nasional dan standar intemasional.3. PengawasanDalam pelaksanaan perundang-undangan ketenagakerjaan oleh pengusaha harus diawasi oleh suatu badan yang mengawasi pelaksanaan tersebut secara berkesinambungan. Badan pengawastersebut dapat dilakukan oleh swasta maupun pemerintah. Pegawai yang melakukan pengawasan tersebut adalah pegawai teknis yang berkeahlian khusus dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.4.Riset TeknisRiset teknis dilakukan oleh tenaga berkeahlian khusus dari luar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.5.Riset MedisRiset medis dilakukan untuk mengetahui perkembangan kesehatan dari pekerja. Penelitian ini biasanya dilakukan oleh petugas medis.6.PendidikanPendidikan dilakukan dalam rangka pengembangan ahli teknologi dan pengembangan tenaga kerja bagi perusahaan.7.PelatihanPelatihan biasanya dilaksanakan dengan melakukan kerja sama dengan pihak lain. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan.8.PengarahanPengarahan dilakukan untuk memberikan penyegaran bagi karyawan. Penyegaran dapat dilakukan dengan pembaruan peralatan kerja, perubahan penataan ruang kerja, serta pemberian jenjang karier.9.AsuransiAsuransi dalam hal ini asuransi tenaga kerja adalah suatu bentuk santunan berupa uang yang diberikan kepada tenaga kerja sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang sebagai akibat dari peristiwa yang dialami oleh tenaga kerja. Biasanya asuransi diberikan apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, sudah tua, dan meninggal. Biasanya asuransi tenaga kerja diberikan oleh suatu badan yang mengurusi ketenagakerjaan.10.PersuasiPersuasi adalah suatu upaya realisasi pelaksanaan keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja di perusahaan yang dipimpin langsung oleh pimpinan perusahaan selaku penanggung jawab.11.Riset PsikologiRiset psikologi biasanya dilakukan oleh tenaga ahli pemerintah maupun swasta. Penelitian ini dilakukan terhadap aspek psikologis tenaga kerja di lingkungan perusahaan.12.Riset StatistikRiset statistik dilakukan atau diukur secara kuantitatif dan kualitatif yang hasilnya dijadikan pedoman oleh semua karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Gangguan pada Kesehatan Daya KerjaAgar dalam melaksanakan pekerjaan, seorang tenaga kerja dapat terjamin kesehatan dan produktivitas kerjanya maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari beberapa faktor, di antaranya:1. Beban kerjaSetiap jenis pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban tersebut meliputi beban fisik, mental, atau sosial. 2.Beban tambahan akibat lingkungan kerjaAda beberapa beban tambahan yang disebabkan akibat lingkungan kerja, di antaranya:a. Faktor fisikFaktor yang disebabkan oleh faktor penerangan, suhu udara, dan kelembapan.b. Faktor kimiaFaktor yang disebabkan oleh faktor gas, uap, debu, dan kabut.c. Faktor biologiFaktor yang disebabkan oleh faktor tumbuhan dan hewan.d. Faktor fisiologisFaktor yang disebabkan oleh faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cars kerja.e. Faktor mental psikologisFaktor yang disebabkan oleh adanya suasana kerja dan hubungan antarpekerja. 3. Kapasitas kerjaKemampuan kerja seorang tenaga kerja memiliki perbedaan antara orang satu dengan orang yang lain, hal ini sangat tergantung kepada keterampilan, keserasian, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, serta ukuran tubuh. Hal penting yang sangat menunjang produktivitas seseorang adalah kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani mencerminkan kesehatan fisik dan mental, selain itu juga merupakan gambaran keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaan, kemampuan pengalaman, pendidikan, dan pengetahuan yang dimilikinya.Tingkat gizi juga sangat berpengaruh terhadap tenaga kerja. Tingkat gizi ini sangat penting bagi para pekerja berat dan kasar karena beban kerja yang berat disertai dengan penurunan berat badan. Oleh karena itu, seorang tenaga kerja yang bekerja pada jenis pekerjaan yang berat memerlukan asupan gizi yang banyak.

Kesehatan dan daya kerja seorang tenaga kerja sering mengalami gangguan. Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan dari gangguan-gangguan tersebut. Adapun cara mencegah gangguan tersebut adalah sebagai berikut.1. SubstitusiSubstitusi merupakan upaya untuk mengganti bahan-bahan dan peralatan yang sekiranya berbahaya dengan menggunakan peralatan yang lebih aman.2IsolasiIsolasi adalah upaya untuk membuat ruangan tertentu sebagai tempat peralatan yang membahayakan, seperti mesin yang menimbulkan gemuruh, gas, atau uap.3.Ventilasi umumVentilasi umum adalah upaya untuk menyeimbangkan keluar masuknya udara. Besar dan banyaknya ventilasi umum disesuaikan dengan besarnya ruangan dan kapasitas pekerja.4.Ventilasi keluarVentilasi keluar adalah upaya untuk mempersiapkan alat hisap udara dan ruang kerja agar bahan-bahan yang berbahaya dapat Iangsung keluar tanpa mencemari udara dalam ruang kerja.5.Pemberian penerangan sebelum bekerja Pemberian penjelasan seputar pekerjaan kepada karyawan agar mereka mengerti, mengetahui, dan menaati prosedur kerja.6.Pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkalaPelaksanaan evaluasi kesehatan secara berkala dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana risiko keselamatannya dari pekerjaan karyawan.7.Menyediakan alat perlindungan perorangan Perusahaan menyediakan perlengkapan peralatan keamanan kerja perorangan, seperti sarung tangan, masker, kacamata, dan penutup telinga.8.Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.Perusahaan melakukan pendidikan secara kontinu tentang kesehatan dan keselamatan kerja agar karyawan terus waspada dan dapat menjaga kesehatannya masing-masing

Mengenal Penyakit Akibat KerjaPenyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh penyakit atau lingkungan kerja. Ada dua golongan utama penyakit akibat kerja, yaitu penyakit akibat kerja yang wajib dilaporkan dan penyakit akibat kerja yang harus mendapat kompensasi.Dalam suatu ruangan atau tempat kerja biasanya terdapat faktor-faktor yang menjadi sebab timbulnya suatu penyakit akibat kerja, di antaranya: 1. Golongan fisikGolongan fisik ini disebabkan oleh: a. SuaraSuara yang keras dan gaduh akan menyebabkan kebisingan. Pengaruh utama dari kebisingan pada kesehatan adalah kerusakan indra pendengar yang dapat menyebabkan kebisingan. Kebisingan yangbertekanan tinggi dapat menyebabkan rusaknya alat pendengar. Kerusakan dapat terjadi pada gendang pendengar atau tulangtulang halus di telinga tengah.b. RadiasiSinar-sinar radioaktif dapat menyebabkan penyakit susunan darah atau kelainankelainan kulit.-Radiasi laserSinar laser adalah sinar yang banyak digunakan untuk keperluan pengelasan. Apabila terkena sinar laser, mata akan menjadi cepat rusak.-Sinar ultravioletSinar ultraviolet berasal dari lampu-lampu yang sering digunakan untuk shooting filmc. Penerangan di tempat kerjaPenerangan yang baik akan membuat suatu pekerjaan menjadi lancar. Penerangan yang tidak baik akan membuat suatu pekerjaan menjadi terhambat. Sebaliknya, penerangan yang tidak baik akan menyebabkan mata mengalami kelelahan dan berakibat kelelahan mental. Gejala dari kelelahan mental tersebut adalah sebagai berikut.- Penurunan kemampuan berpikir. - Konsentrasi menurun.- Sakit kepala.

Untuk mencegah kelelahan mental yang disebabkan oleh mata maka dapat diantisipasi dengan cara sebagai berikut. - Meninggikan penerangan.- Memindahkan tenaga kerja sesuai dengan usianya.

Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seorang karyawan untuk dapat melihat dengan teliti, cepat, dan baik sehingga dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Adapun ciri-ciri penerangan yang baik adalah sebagai berikut.- Penyebaran sinar yang baik.-Tidak silau.- Arah sinar merata.

2. Bau-bauan di tempat kerjaBau-bauan adalah sejenis pencemaran udara yang tidak hanya mengganggu lingkungan, tetapi juga sangat berpengaruh pada kesehatan manusia. Bau-bauan di lingkungan kerja adalah bau yang tidak sedap dan mengganggu kenyamanan kerja. Bau-bauan dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Pengendalian bau-bauan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.a. Penggunaan AC yang dilakukan secara tepat pada tempat kerja.b. Penambahan bau-bauan baru pada udara yang berbau untuk merubah zat yang berbau menjadi zat lain yang kurang merangsang.c. Pembakaran terhadap sumber yang berbau.d. Penutupan bau yang didasarkan atas kerja antagonistis diantara zat-zat yang berbau. Kadar zat tersebut sating menetralkan bau masing-masing. Misalnya, bauk karet dapat ditutupi atau ditiadakan dengan parafin.e. Absorpsi dengan menggunakan air.

3. DebuDebu-debu yang terdapat pada lingkungan kerja dapat menyebabkan suatu penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh debu yang menimbun paru-paru disebutpneumokonioses.

Ada beberapa jenis pneumokonioses, di antaranya:a. SinderosisSinderosis biasanya terdapat pada pekerjaan pengolahan bijih besi. Orang yang teridentifikasi sinderosis biasanya mirip TBC.b. StamosisPenyakit ini biasanya muncul pada orang-orang yang bekerja pada pengolahan bijih timah.c. SilicosisPenyakit ini disebabkan oleh debu silica bebas. Penyakit ini biasanya timbul pada pekerja-pekerja di perusahaan yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan di perusahaan granit dan perusahaan keramik.d. AsbestosisPenyakit ini disebabkan oleh debu asbes. Gejala-gejala dari penyakit ini adalah batuk-batuk, sesak napas, dan banyak mengeluarkan dahak.

4. GasSalah satu gas yang berbahaya bagi tubuh manusia adalah gas CO. Pada saat seseorang menghirup gas CO maka CO akan dapat mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen dan hal ini bisa menimbulkan pusing, sesak napas, muntah-muntah, bahkan kehilangan kesadaran. Oleh karena itu, setiap pekerja, terutama pekerja di pabrik kimia harus bisa mengenali sumbersumber penghasil gas CO.

5. Golongan infeksiInfeksi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh adanya kuman atau bibit penyakit yang masuk dan berkembang biak ke dalam tubuh manusia. Misalnya, bibit penyakit anthrax atau buicilla pada pekerja-pekerja penyamak kulit.

6. Golongan fisiologisGolongan fisiologis biasanya disebabkan oleh kesalahan-kesalahan konstruksi mesin. Sikap badan yang kurang baik dan kesalahan dalam cara melakukan pekerjaan akan menimbulkan kelemahan fisik. Dalam melakukan suatu pekerjaan, peralatan kerja atau mesin-mesin yang digunakan harus sesuai dengan ukuran yang sering dikenal dengan ergonomi. Ergonomi adalah peraturan/hukum kerja yang mengatur tenaga kerja, sarana kerja, dan pekerjaannya.

7. Golongan mental psikologisGolongan mental psikologis ini disebabkan oleh ketidakcocokan dengan teman-teman sekerja atau dengan atasan. Lingkungan kerja yang baik adalah lingkungan kerja yang saling mendukung antara pekerja dan atasan. Kebutuhan mental psikologis pada garis besarnya meliputi:a. penerimaan oleh masyarakat,b. perasaan simpati,c. jaminan keadaan yang tidak lengkap, dand. ketenangan hidup.

Klasifikasi Kecelakaan/Bahaya Akibat KerjaMenurut organisasi perburuhan internasional tahun 1962, ada beberapa klasifikasi kecelakaan akibat kerja, yaitu:1. Klasifikasi menurut penyebabnyaMenurut penyebabnya, kecelakaan akibat kerja dapat disebabkan oleh:a. Mesin, misalnya:1) mesin-mesin untuk mengerjakan logam2) mesin-mesin untuk mengolah kayub. Peralatan-peralatan lain, misalnya:1) instalasi pendingin2) alat-alat listrikc. Peralatan angkut dan alat angkat, misalnya:1) alat angkutan di atas rel2) alat angkutan udara2. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan Menurut sifat luka atau kelainan, kecelakaan akibat kerja dapat dibedakan menjadi:a. regang ototb. amputasic. luka bakar3. Klasifikasi menurut jenis kecelakaannya Menurut jenis kecelakaannya, kecelakaan akibat kerja dapat dibedakan menjadi:a. tertumbuk atau terkena benda-bendab. terjatuhc. tertimpa benda jatuh

Kecelakaan akibat kerja dapat disebabkan oleh hal-hal berikut.1. Tindakan manusia yang tidak memiliki keselamatan (unsafe human acts)Tindakan manusia yang tidak memiliki keselamatan dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut ini.a. cacat tubuh yang tidak ketarab. keletihan dan kelesuanc. sikap dan tingkah laku yang tidak amand. kurang/lemahnya pengetahuan dan skille. stres2. Tindakan membahayakan (unsafe practices/ actions), seperti:a. Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan bekerja (bukan pada kewenangannya).b. Gagal menciptakan keadaan yang baik sehingga menjadi tidak aman atau memanas.c. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kecepatan geraknya.d. Memakai alat pelindung did (APD) hanya berpura-pura.e. Menggunakan peralatan yang tidak layakf. Perusakan alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi manusiag. Bekerja beriebihan/melebihi jam kena tempat kerja.h. Mengangkat/mengangkut beban yang berlebihan.i. Menggunakan tenaga berlebihan/tenaganya hanya untuk main-main.j. Peminum/pemabuk/mengonsumsi narkoba.3. Kondisi yang membahayakan (unsafe conditions). seperti:a. Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan.b. Alat dan peralatan yang sudah tidak layak.c. Terjadi kemacetan (congestion).d. Sistem peringatan yang berlebihan (inadequate warming system).e. Ada api dan di tempat yang berbahaya.f. Alat penjaga/pengaman gedung kurang standar.g. Kondisi suhu (atmosfer) yang membahayakan terpapar gas, fumes, dan lain-lain.h. Terpapar bising.i. Terpapar radiasi.j. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang ataupun berlebihan.

Untuk dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya di tempat kerja, baik untuk karyawan atau perusahaannya maka kita hams dapat memperkecil bahaya di tempat kerja. Kondisi bahaya di tempat kerja memiliki dua sifat, yaitu bersifat khusus dan bersifat umum.1. Bahaya bersifat khususBahaya bersifat khusus adalah bahaya yang bersifat material. Bahaya ini ditimbulkan oleh prasarana dan sarana di tempat kerja. Misalnya:a. Gedung yang tinggi dengan pondasi yang tidak kuat.b. Tidak adanya peralatan keamanan dan pelindung kerja saat melakukan pekerjaan.c. Struktur tanah yang tidak sesuai dengan standar IMB.d. Adanya instalasi listrik yang tidak teratur.2.Bahaya yang bersifat umum adalah bahaya yang bersifat immaterial. Bahaya bersifat immaterial adalah bahaya yang ditimbulkan dart proses kerja.Misalnya:a. Selalu memaksakan kerja dalam kondisi yang tidak fit (tidak sehat).b. Lalai dan ceroboh dalam melakukan pekerjaan.c. Memforsir kerja tidak pernah istirahat.d. Tidak menaati prosedur kerja.

Dengan adanya bahaya di tempat kerja maka sikap dan tindakan yang profesional perlu dilakukan oleh seorang karyawan terhadap keadaan bahaya seperti contoh di atas, di antaranya:1. Seorang tenaga kerja harus bersikap cepat dan tanggap terhadap hal-hal yang diperkirakan dapat membahayakan dirinya.2. Seorang tenaga kerja harus dapat mengidentifikasi satu per satu hal-hal yang akan membahayakan.3. Seorang tenaga kerja harus dapat mengamati hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.4. Seorang tenaga kerja harus dapat menganalisis secara teoritis baik dan buruknya untuk jangka panjang.5. Seorang tenaga kerja harus dapat menyimpulkan dan membuat solusi secara tertulis hasil pengamatan tersebut.

Menurut International Labour Organization tahun 1962, ada beberapa kiasifikasi kecelakaan akibat kerja, di antaranya:1. Terjepit.2. Gerakan-gerakan yang melebihi kemampuan.3. Adanya pengaruh suhu yang tinggi.4. Adanya pengaruh arus listrik.5. Tertimpa Benda jatuh.6. Kontak dengan bahan-bahan yang berbahaya.

Untuk menghindari kecelakaan akibat kerja di perusahaan maka pencegahan kecelakaan harus diusahakan dengan meniadakan penyebabnya, apakah sebab itu merupakan sebab teknik atau sebab yang datang dari manusia. Upaya yang harus dilakukan mencakup upaya untuk memenuhi peralatan dan standar teknis, yang meliputi:1. Memelihara hubungan industri yang baik.2. Pengawasan dan pemeliharaan tingkat tinggi.3. Pendidikan pada pegawai di unit kerja.4. Melakukan perawatan kesehatan dan kesejahteraan.

Suatu kecelakaan dapat dicegah apabila ada kemauan untuk mencegahnya. Pencegahan itu didasarkan pada pengetahuan tentang sebab-sebab kecelakaan.Sebab-sebab kecelakaan suatu perusahaan dapat diketahui dengan mengadakan analisis kecelakaan. Hal ini setiap usaha pencegahan kecelakaan dengan cara menghilangkan atau mengurangi sebab-sebab selalu disertai menurunnya angka kecelakaan.Jenis-jenis pekerjaan mempunyai peranan besar dalam menentukan jumlah dan macam kecelakaan. Kecelakaan-kecelakaan dapat terjadi di perkebunan, kehutanan, pertambangan, dan lain sebagainya.

Mencegah Terjadinya Gangguan Pencapaian Tujuan K3

Pekerja tidak dapat dilindungi apabila bahaya yang ada belum diidentifikasi dan dievaluasi. Berbagai metode untuk melindungi pekerja atau pengendalian bahaya telah diciptakan. Ada tiga jenis pengendalian, yaitu:1. Pengendalian teknik2. Pengendalian administratif3. Peralatan pelindung pekerja

Semua tipe pengendalian ini dapat digunakan secara bersamaan, tetapi prioritas harus diberikan kepada pengendalian teknik sebelum metode pengendalian yang lain diaplikasikan. Pengendalian administratif dan peralatan pelindung pekerja sebaiknya tidak diaplikasikan sebelum pengendalian teknik dicoba, atau jika pengendalian teknik tidak mungkin dilakukan. Perlu diingat bahwa yang terbaik untuk melindungi pekerja adalah "kendalikan bahaya yang ada. dan bukan pekerja."

1. Pengendalian TeknikPengendalian teknik adalah pengendalian yang terbaik karena menghilangkan bahaya yang ada atau menghilangkan kemungkinan bahaya tersebut mengenai pekerja. Sasaran dari pengendalian teknik adalah bahaya yang ada secara Iangsung dan efektivitasnya tidak bergantung pada perilaku pekerja.Metode yang termasuk dalam jenis pengendalian teknik adalah sebagai berikut.a. Mendesain kembali proses produksi, seperti: mengganti motor berbahan bakar bensin dengan motor listrik untuk menghilangkan polusi asap, memasang peralatan pengisi pada mesin untuk melindungi tangan, dan menggunakan metode basah untuk mengurangi tingkat debu.b Mekanisme proses produksi, seperti menggunakan ban berjalan untuk menghilangkan debu yang terjadi pada proses penyendokan.c. Menggunakan produk yang aman, seperti: menggunakan bahan kimia yang tidak beracun, tidak berdebu, atau tidak mudah terbakar; dan mengganti peralatan lama dengan peralatan baru yang menggunakan sistem pelindung.d Mengisolasi proses atau mengisolasi pekerja dari proses, seperti: memasang penutup pada peralatan yang mengeluarkan bunyi yang keras; dan membangun ruang pengendali agar pekerja terlindung dari kebisingan, panas, atau asap beracun.e. Memasang ventilasi buangan lokal (local exhaust ventilation), yakni sistem ventilasi yang secara langsung dipasang pada tangki bahan kimia, meja las, dan tempat kerja untuk menyedot racun pada udara secara langsung.

2.Pengendalian AdministratifPengendalian administratif tidak menghilangkan bahaya secara langsung, tetapi digunakan untuk membatasi waktu kontak pekerja dengan bahaya. Efektivitas pengendalian administratif bergantung pada perilaku manusia. Metode yang termasuk dalam pengendalian administratif, antara lain:a. Menggilir tempat pekerja antara pekerjaan yang berbahaya dengan pekerjaan yang tidak berbahaya sehingga waktu kontak dengan bahaya dapat dikurangi.b. Menambah jam istirahat untuk mengurangi waktu kontak dengan bahaya.c. Mengubah jadwal kerja, jika memungkinkan jadwalkan pekerjaan yang membuat suhu naik dikerjakan malam hari ketika suhu ruangan lebin rendah.d. Bersihkan tempat kerja dari sisa potongan dan kotoran untuk mengurangi terjadinya kebakaran dan kecelakaan, untuk melindungi peralatan. atau untuk mencegah akumulasi bahan beracun.e. Meningkatkan fasilitas kesehatan dan kebersihan. seperti memberi tempat bagi pekerja untuk mencuci muka dan tangan sebelum makan dan minum, melarang makan dan minum di tempat kerja, memberi tempat agar pekerja dapat mandi setelah shift, dan meninggalkan pakaian kotor di tempat kerja.f. Meningkatkan kemampuan pekerja untuk mengenali bahaya dan mengambil langkah untuk melindungi diri sendiri.g. Memberikan jumlah istirahat yang cukup.

3. Peralatan Pelindung PekerjaPenggunaan peralatan pelindung pekerja adalah sistem pengendalian bahaya yang paling lemah Peralatan pelindung digunakan sebagai cara terakhir untuk melindungi pekerja jika pengendalian teknik dan administratif tidak mungkin dilakukan atau dalam keadaan darurat. Peralatan pelindung tidak menghilangkan ataupun mengurangi bahaya yang ada. Peralatan ini hanya mengurangi jumlah kontak dengan bahaya, yaitu dengan menempatkan penghalang di antara pekerja dan bahaya. Banyak faktor yang dapat mengurangi efektivitas dari peralatan pelindung. Efektivitas sistem ini juga amat bergantung pada perilaku pekerja. Peralatan pelindung yang ada dapat melindungi kepala, telinga, pernapasan (melalui mulut dan hidung), tangan, kaki, dan tubuh.

TUGAS INDIVIDU

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sebutkan unsur-unsur penunjang kesehatan lingkungan kerja!2. Jelaskan tujuan program K3 dan tujuannya bagi perusahaan!3. Bagaimana pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja?4. Apa akibat yang muncul atas kecelakaan kerja atau penyakit yang ditimbulkan oleh hubungan kerja?5. Jelaskan efek penggunaan bahan kimia bagi tubuh dalamjangka pendek dan dalamjangka panjang!

TUGAS KELOMPOK

Buatlah suatu kelompok, satu kelompok terdiri atas lima orang, pilihlah ketua dan sekretarisnya. Kemudian buatlah tugas di bawah ini!

Pergilah ke suatu perusahaan/industri, kemudian tanyakan kepada salah satu kepala bagian di perusahaan tersebut mengenai:1. Apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan standar K3.2. Apakah dalam melakukan pekerjaan diwajibkan menggunakan peralatan perlindungan3. Apakah di perusahaan tersebut tersedia peralatan-peralatan K3 dan tanyakan pula hal-hal yang berhubungan dengan K3 dan4. Apakah dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan-aturan kerja yang berlaku.Dari pengamatan tersebut kemudian buatlah laporan dan presentasikan di depan kelas!

UJI KOMPETENSI

Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang paling tepat!

1. 2. Di bawah ini merupakan unsur penunjang kesehatan jasmani di tempat kerja, kecualia. adanya waktu istirahat yang cukup bagi karyawanb. adanya asuransi kesehatan bagi karyawanc. adanya sarana dan prasarana ibadahd. adanya sarana kesehatan yang memadaie. adanya buku panduan tentang K3 3. Di bawah ini yang tidak termasuk dalam tujuan kesehatan kerja adalaha. mencegah penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerjab. meningkatkan sumber produksic. meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerjad. melindungi masyarakat luas dari bahaya yang ditimbulkan oleh perusahaane. meningkatkan gizi dan kesehatan tenaga kerja4. Adanya sirkulasi udara yang bagus dan masuknya sinar matahari ke dalam ruang kerja merupakan unsur penunjanga. kesehatan di lingkungan kerjab. kesehatan jasmani di tempat kerjac. kesehatan rohani di tempat kerjad. keselamatan kerjae. keamanan kerja5. Penyebab terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan karyawan yang ditimbulkan dari tempat lingkungan kerja adalaha. pergantian udara yang tidak baik, bahkan tidak adab. pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnyac. ruangan kerja yang penuh dan kurang cahayad. penggunaan mesin tanpa pengamanan yang baike. emosi pegawai yang tidak stabil6. Di bawah ini adalah sebab-sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja, kecualia. keadaan tempat lingkungan kerjab. pribadi seseorang atau pekerjac. kondisi fisik dan mental karyawand. pemakaian peralatan kerjae. adanya pengaturan udara7. Di bawah ini adalah tujuan dari adanya keselamatan kerja, kecualia. melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaanb. menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerjac. sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efisiend. mencegah dan memberantas penyakit penyakit dan kecelakaan akibat kerjae. sasaran utama keselamatan kerja adalah tempat kerja8. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit adalah salah satu daria. tujuan kesehatan kerjab. tujuan keselamatan kerjac. fungsi kesehatan kerjad. fungsi keselamatan kerjae. usaha kesehatan dan keselamatan kerja 9. Dasar dari hakikat kesehatan kerja adalaha. alat untuk mencapai derajat kesehatan, derajat kerja yang setinggi-tingginyab. alat yang digunakan untuk meningkatkan produksi yang berlandaskan meningkatnya efisiensi dan produktivitasc. perlindungan masyarakat luas dar bahaya-bahaya yang mungkin timbuld. pemberantasan kelelahan kerja serta meningkatkan kegairahan dan kenikmatan kerjae. alat untuk mencapai derajat kesehatan, derajat kerja yang setinggi-tingginya, dan untuk meningkatkan produksi yang berlandaskan meningkatnya efisiensi dan produktivitas10. Suhu yang tidak dikondisikan pengaturannya dan pergantian udara yang tidak stabil adalah penyebab terjadinya kecelakaan yang berupaa. keadaan tempat lingkungan kerjab. pengaturan udarac. pengaturan penerangand. pemakaian peralatan kerjae. kondisi fisik dan mental karyawan 11. Salah satu hal yang merupakan syarat dari keselamatan kerja adalaha. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerjab. menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerjac. memelihara sumber produksi dan digunakan secara aman dan efisiend. mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakite. memelihara kebersihan dan ketertiban serta kesesuaian lingkungan kerja12. Agar setiap pegawai mendapat jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, baik secara fisik, sosial, maupun psikologis, merupakana. syarat-syarat keselamatan kerjab. usaha-usaha untuk meningkatkan keselamatan kerjac. tujuan kesehatan dan keselamatan kerjad. sebab-sebabterjadinya kecelakaan kerjae. unsur-unsur penunjang kesehatan rohani di tempat kerja13. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai yang ditimbulkan dari kondisi fisik dan mental yang tidak stabil adalaha. cara penggunaan mesin yang salahb. pengamanan peralatan kerja yang sudah usangc. stamina pegawai yang tidak stabild. suhu udara yang tidak baike. ruang kerja yang terlalu penuh dan padat14. Undang-undang yang mengatur ketentuan pokok tentang tenaga kerja adalaha. UU No. 12 Tahun 1969 d. UU No. 15 Tahun 1969 b. UU No. 13 Tahun 1969 e. UU No. 16 Tahun 1969c. UU No. 14 Tahun 196915. Di bawah ini merupakan unsur penunjang keamanan kerja yang berupa nonmateriil. kecualia. buku-buku petunjuk penggunaan alat b. rambu-rambu dan isyarat bahaya c. imbauan-imbauan dari pimpinan, balk lisan maupun tertulisd. dibentuknya petugas keamanan yang dapat menjamin terciptanya keamanan kerjae. sarung tangan dan sepatu16. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 terdiri dari 20.a. 18 bab 192 pasalb. 18 bab 191 pasalc. 18 bab 193 pasald. 17 bab 193 pasale. 17 bab 192 pasal17. Penyebab kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan yang ditimbulkan oleh pengaturan penerangan adalaha. ruang kerja yang terlalu padat dan sesakb. pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnyac. suhu yang tidak dikondisikan pengaturannyad. pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepate. penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengamanan yang baik18. Syarat yang harus dipenuhi agar tercipta Iingkungan kerja yang aman adalah.a. terdapat peraturan kerja yang fleksibelb. adanya prosedur kerja yang jelas dan tertibc. adanya penghargaan atas hak dan kewajiban pekerjad. adanya ruang kerja yang sesuai dengan standare. jawaban a, b, c, dan d benar19. Di bawah ini pengertian dari adanya potensi bahaya adalaha. suatu keadaan yang memungkinkan dapat menimbulkan kecelakaan dan kerugianb. ungkapan adanya potensi bahaya secara relatifc. kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengadakan kontak dengan sumber energid. suatu kondisi tidak ada kemungkinan 24. malapetakae. suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan20. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 disahkan pada tanggala. 25 Maret 2003b. 25 Desember 2003c. 13 Desember 2003d. 25 Maret 2002e. 25 Maret 200521. Pengawasan terhadap orang, mesin, material dan metode yang mencakup Iingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cedera adalah pengertian daria. kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja secara filosofib. kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja secara praktisc. kesehatan dan keselamatan kerjad. kesehatan dan keamanan kerjae. kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja secara keilmuan22. Suatu kejadian yang tidak diduga dan tidak dikehendaki yang dapat mengacaukan proses dan suatu aktivitas disebuta. potensi kecelakaanb. tingkat bahayac. kecelakaand. insidene. tindakan tak aman23. Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalaha. peluang terjadinya kecelakaanb. air minum dan kesehatanc. urusan rumah tanggad. pencegahan kecelakaane. kebersihan24. Sasaran yang hendak dicapai dari adanya kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalaha. timbulnya motivasi untuk bekerja secara umumb. terciptanya kondisi kerja yang tertib, aman, dan menyenangkanc. mengurangi tingkat kecelakaan di Iingkungan kerjad. tumbuhnya kesadaran akan pentingnya makna kesehatan dan keselamatan kerjae. jawaban a, b, c, dan d benar25. Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 mengatur tentanga. transmigrasib. kesehatan kerjac. keselamatan kerjad. kesehatan dan keselamatan kerjae. ketenagakerjaan26. Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 86 ayat (1), setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atasa. kesehatan dan keselamatan kerjab. keamanan kerjac. hak dan kewajibannyad. hukume. hak pribadinya27. Dalam pasal 10 Undang-Undang No. 14 Tahun 28. 1969 pemerintah melakukan pembinaan norma dalam perlindungan kerja yang mencakupa. norma kesehatan kerja dan higiene perusahaanb. norma kesehatan kerjac. norma kerjad. pemberian ganti rugi perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaane. jawaban a, b, c, dan d benar28. Adanya pembinaan norma-norma perlindungan kerja mendorong pemerintah untuk menetapkan undang-undang tentang keselamatan kerja, yaitua. UU No. 14 Tahun 1969b. UU No. 1 Tahun 1970c. UU No. 14 Tahun 1970d. UU No. 70 Tahun 1969e. UU No. 1 Tahun 196929. Landasan teoritis dari pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja adalaha. hukum ekonomi dan sosialb. tenaga teknis yang berkeahlian khususc. ilrnu teknik dan ilmu medisd. kebersihan dan ketertibane. adanya bahaya dan cars mengatasinya 30. Salah satu langkah untuk menghindari dan menanggulangi kecelakaan kerja di tempat kerja adalah dengan mengatur pekerja, pengusaha, serta organisasi pekerja yang dibuat secara kontinu yang disebuta. standardisasib. riset psikologisc. peraturan perundang-undangand. pengawasane. pendidikan31. Pengawasan terhadap pelaksanaan perundangundangan dilakukan oleha. pegawai pemerintahanb. dinas lingkungan hidupc. pengusahad. pegawai berkeahlian khususe. serikat pekerj