makalah audit lingkungan

30
AUDIT LINGKUNGAN Makalah disusun guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pemeriks aan Manajemen dosen pengampu: Nining Ika Wahyuni, SE.,M.Sc.,k. Oleh: Maghfiroh Nur Laily 110810301055 An r i !a "h #a$ %i $r iyan 11 08 10 30 10 58 De&i 'i($a Naria)ih 1108103010*+ La$ifa$un Ni)a, 1108103010+- .U!U/AN AKUNTAN/I %AKULTA/ KONOMI UNI!/ITA/ .M2! -01

Upload: tias-iftitah

Post on 19-Oct-2015

1.661 views

Category:

Documents


219 download

TRANSCRIPT

AUDIT LINGKUNGANMakalah

disusun guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pemeriksaan Manajemen

dosen pengampu: Nining Ika Wahyuni, SE.,M.Sc.,Ak.

Oleh:

Maghfiroh Nur Laily110810301055Andri Rachmat Fitriyan110810301058

Dewi Yibta Nariasih

110810301067

Latifatun Nisa

110810301072JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGDalam dunia yang modern ini banyak akan permasalahan yang dihadapi setiap pribadi atau organisasi, salah satu dari permasalahan tersebut adalah lingkungan hidup, Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia, bahkan saat ini masalah lingkungan telah menjadi isu global dan penting untuk dibicarakan karena menyangkut kepentingan seluruh umat manusia. Empat puluh tahun terakhir ini telah terjadi perubahan cara pandang dalam melihat masalah lingkungan. Pada tahun enam puluhan masalah lingkungan hanya dipandang sebagai masalah lokal, pencemaran udara di perkotaan, masalah limbah industri dan sebagainya. Pada tahun tujuh puluhan masalah lingkungan di pandang sebagai masalah global seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon, pemanasan global dan perubahan iklim. Pada tahun delapan puluhan timbul kesadaran bahwa masalah lingkungan global dapat mengancam kelangsungan pembangunan ekonomi.Pada tahun sembilan puluhan munculah kesadaran masyarakat akan perlunya suatu alat analisis yang obyektif untuk menilai kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan.Salah satu isu utama yangmendapat perhatian besar masyarakat dunia adalah. pencemaran lingkungan hidup oleh perusahaan industri. Pengusaha industri dituntut untuk merubah sistem manajemen lingkungan agar sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Audit lingkungan merupakan alat untuk memverifikasi secara obyektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kemajuan yang sangat pesat dalam bidang industri, teknologi, dan perdagangan bebas internasional, hal tersebut menuntut adanya penggunaan secara intensif sumber daya manusia dan sumber daya alam. Permintaan pemenuhan akan perluasan sumber daya alam dalam pembangunan nasional perlu direncanakan dengan matang. Pemerintah Indonesia sejak era Orde Baru telah mengantisipasi hal tersebut melalui kebijaksanaan pengolahan lingkungan hidup, yaitu menetapkan suatu keputusan mengenai penerapan dan pelaksanaan audit lingkungan dengan dikeluarkannya surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-42/MENLH/11/1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan. Audit lingkungan sendiri merupakan salah satu upaya proaktif perusahaan untuk perlindungan lingkungan yang akan membantu meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan yang melatar belakangi audit lingkungan sebagai dasar evaluasi. Yaitu evaluasi kinerja perusahaan terhadap lingkungan disekitarnya, dengan demikian perusahaan akan dinilai positif dari lembaga yang bersangkutan.1.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menulis rumusan masalah sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan audit lingkungan ?2. Apa saja prinsip-prinsip dasar audit lingkungan?3. Apa tujuan dan fungsi audit lingkungan?4. Apa manfaat adanya audit lingkungan?5. Apa saja ruang lingkup audit lingkungan?6. Apa saja jenis-jenis audit lingkungan?7. Bagaimana tahapan pelaksanaan audit lingkungan?8. Bagaimana aktivitas pra dan setelah audit lingkungan?9. Apa saja strategi pendekatan audit lingkungan?1.3 TUJUANAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :1. Mengetahui definisi dari audit lingkungan2. Mengetahui prinsip-prinsip dasar audit lingkungan

3. Mengetahui tujuan dan fungsi audit lingkungan4. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan adanya audit lingkungan

5. Mengetahui ruang lingkup audit lingkungan6. Mengetahui jenis-jenis audit lingkungan

7. Mengetahui tahapan pelaksanaan audit lingkungan

8. Mengetahui aktivitas pra dan setelah audit lingkungan9. Mengetahui strategi-strategi pendekatan yang digunakan dalam audit lingkungan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AUDIT LINGKUNGANAudit lingkungan merupakan instrumen berharga untuk memverifikasi dan membantu penyempurnaan kinerja lingkungan. Awalnya, audit lingkungan bukan merupakan pemerikasaan resmi yang diharuskan oleh suatu peraturan perundang-undangan, melainkan suatu usaha proaktif yang dilaksanakan secara sadar untuk mengidentifikasi permasalahan lingkungan yang akan timbul sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya. Sekarang, Audit lingkungan menjadi kewajiban, karena limbah berbahaya dan beracun tidak hanya dari industri besar, tetapi juga bisa dari limbah industri kecil dan menengah. Audit perlu dilakukan secara berkala, untuk menentukan apakah sistem yang dilaksanakan sudah sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan telah dijalankan dan dipelihara secara benar, yang pelaksanaannya tergantung dari pentingnya masalah lingkungan bagi kegiatan perusahaan dan hasil audit sebelumnya.

Pengertian audit lingkungan sangat luas, dibawah ini adalah berbagai pengertian dari audit lingkungan : Berdasarkan Kep.Men.LHNo. 42 Tahun 1994, Audit Lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang undangan tentang pengelolaan lingkungan. Berdasarkan UU No. 23 tahun 1997: Suatu proses evaluasi yang dilakukan penanggungjawab usaha dan atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan oleh penangungjawab usaha atau kegiatan yang bersangkutan. menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 3 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup, Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. menurut Wiku Adisasmito, Audit Lingkungan merupakansuatu instrumen untuk menguji penaatan suatu kegiatan rumah sakit terhadap peraturan perundang undangan dan peraturan lingkungan, standar, dan baku mutu lingkungan. Audit lingkungan juga merupakan suatu instrumen untuk mendapatkan informasi sejauh mana potensi permasalahan ketidaktaatan (non-compliance) yang ada pada suatu rumah sakit. (Wiku 2008 : 16). menurut Amin Widjaja Tunggal, Audit Lingkungan adalah proses menentukan apakah semua tingkat atau tingkat yang dipilih dari suatu organisasi menaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar internal, terbukti merupakan suatu komponen yang berkekuatan dari program manajememn lingkungan. (Amin 2000 : 227) Audit lingkungan adalah alat pemeriksaan komprehensif dalam sistem manajemen lingkungan. Audit lingkungan merupakan satu alat untuk memverifikasi secara objektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan performasi lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Bratasida,1996). Menurut United States Environmental Protection Agency (US EPA), Audit Lingkungan adalah suatu pemeriksaan yang sistematis, terdokumentasi secara periodik dan objektif berdasarkan aturan yang ada terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan dengan pentaatan kebutuhan lingkungan (Tardan dkk, 1997).Dari banyaknya definisi diatas dapat diambil intisarinya yaitu adalah :

1. Audit lingkungan merupakan alat manajemen, akan tetapi dapat juga digunakan sebagai alat dari badan pengatur dan setiap kelompok yang berhubungan dalam menilai kinerja lingkungan.

2. Audit lingkungan harus sistematis (bukan semarangan), didokumentasikan, berkala (bukan hanya sekali), dan obyektif (tidak menutupi kesalahan).

3. Audit lingkungan meningkatkan kinerja / performa.

4. Tujuan audit lingkungan adalah memberi kontribusi untuk mengamankan lingkungan.

5. Audit lingkungan merupakan bagian dari sistem manajemen.

6. Audit lingkungan berhubungan dengan menilai kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan persyaratan peraturan, akan tetapi juga dengan standar yang sesuai menurut pandangan manajemen.

Dasar hukum pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia adalah UU RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan KEPMEN LH Nomor KEP-42 MENLH/11/1994 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan ISO 14001 adalah standar lingkungan terhadap organisasi yang dinilai. Ini menentukan persyaratan untuk EMS, yang menyediakan kerangka kerja bagi suatu organisasi untuk mengendalikan dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Standar lain untuk isu-isu lingkungan hidup adalah ISO 1OOO.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulkan bahwa audit lingkungan merupakan proses menentukan apakah seluruh atau tingkat yang terpilih dari suatu organisasi menaati persyaratan peraturan dan kebanyakan serta prosedur intern.

2.2 PRINSIP DASAR AUDIT LINGKUNGANSebenarnya prinsip dalam audit lingkungan tergantung pelaksana atau auditor masing masing, akan tetapi disini terdapat prinsip yang mendasar yaitu adalah :1. Karakteristik

Audit Lingkungan mempunyai ciri khas sebagai berikut :a) Metodotogi yang komprehensif;Audit lingkungan memerlukan tata laksana dan metodologi yang rinci. Audit lingkungan harus dilaksanakan dengan metodologi yang komprehensif dan prosedur yang telah ditentukan, untuk menjamin pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dokumentasi dan pengujian informasi tersebut.Metodologi tersebut harus fleksibel sehingga tim auditor dapat menerapkan teknik-teknik yang tepat. Audit lingkungan harus berpedoman kepada penggunaan rencana yang sistematik dan sesuai dengan prosedur pelaksanaan audit lapangan dan penyusunan laporan.b) Konsep pembuktian dan pengujian;Konsep pembuktian dan pengujian terhadap penyimpangan pengelolaan lingkungan adalah hal yang pokok dalam audit lingkungan. Tim audit harus mengkonfirmasikan semua data dan informasi yang diperolehnya melalui pemeriksaan lapangan secara langsung.c) Pengukuran dan standar yang sesuai;Penetapan standar dan pengukuran terhadap kinerja lingkungan harus sesuai dengan usaha atau kegiatan dan proses produksi yang diaudit. Audit lingkungan tidak akan berarti kecuali hasil kinerja usaha atau kegiatan dapat dibandingkandengan standar yang digunakand) Laporan tertulis.Laporan harus mernuat hasil pengamatan dan fakta-fakta penunjang serta dokumentasi terhadap proses produksi. Seluruh data dan hasil temuan harus disajikan dengan letas dan akurat, serta dilandasi dengan bukti yang sahib dan terdokumentasi.2. Kunci keberhasilan

Berikut merupakan kunci keberhasilan audit lingkungan :

a) Dukungan pihak pimpinanPelaksanaan audit lingkungan harus diawali dengan adanya itikad pimpinan usaha atau kegiatan. Usaha atau kegiatan dan proses audit dapat menjadi sangat kompleks dan pelaksanaan audit lingkungan menjadi tidak efektif bila tidak ada dukungan yang kuat dari pimpinan usaha atau kegiatan. Selain itu tim auditor harus pula diberi keleluasan untuk mengkaji hal-hal yang sensitif dan berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.b) Keikutsertaan semua pihakKeberhasilan audit lingkungan ditentukan pula oleh keikutsertaan dan kerjasama yang baik dari semua pihak dalam usaha atau kegiatan yang bersangkutan, mengingat kajian terhadap kinerja lingkungan akan meliputi semua aspek dan pelaksanaan tugassecara luas.c) Kemandirian dan obyektifitas auditorTim audit lingkungan harus mandiri dan tidak ada keterikatan dengan usaha atau kegiatan yang diaudit. Apabila tidak,maka obyektifitas dan kredibilitas akan diragukan. Pada umumnya, kemandirian auditor diartikan bahwa tim auditor harus dilaksanakan oleh orang di luar usaha atau kegiatan yang diaudit.d) Kesepakatan tentang tata laksana dan lingkup audit Harus ada kesepakatan awal antara pimpinan usaha atau kegiatan dengan tim auditor tentang lingkup audit lingkungan yang akan dilaksanakan.2.3 TUJUAN DAN FUNGSI AUDIT LINGKUNGANTujuan audit lingkungan sangatlah luas, tergantung sudut pandang yang kita lihat. Dibawah ini adalah pendapat para ahli terhadap tujuan audit lingkungan : Menurut Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa audit lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :1. Ketaatan terhadap peraturan.2. Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva.3. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan. Menurut Dadang Purnama (1995) :

tujuan akhir suatu audit lingkungan adalah peningkatan performance atau kinerja suatu usaha atau kegiatan terutama akibat peningkatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan.Sedangkan untuk fungsi dari audit lingkungan menurut Keputusan Mentri Lingkungan Hidup No. 42 Tahun 1994 disebutkan diantaranya adalah :1. Upaya peningkatan penataan suatu usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan lingkungan, misalnya : standar emisi udara, limbah cair, penanganan limbah dan standar operasi lainnya.2. Dokumentasi suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan standar operasi, prosedur pengelolahan dan pemantauan lingkungan termasuk rencana tanggap darurat, pemantauan dan pelaporan serta rencana perubahan pada proses dan peraturan.3. Jaminan untuk menghindari perusakan atau kecenderungan perusakan lingkungan. 4. Bukti keabsahan prakiraan dampak dan penerapan rekomendasi yang tercantum dalam dokumen AMDAL, yang berguna dalam penyempurnaan proses amdal.5. Upaya perbaikan penggunaan sumber daya melalui penghematan penggunaan bahan, minimalisasi limbah dan identifikasi kemungkinan proses daur ulang.6. Upaya untuk meningatkan tindakan yang telah dilaksanakan atau yang perlu dilaksanakan oleh suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kepentingan lingkungan, misalnya pembangunan yang berkelanjutan, proses daur ulang dan efisiensi penggunaan sumber daya.2.4 MANFAAT AUDIT LINGKUNGANSecara umum, manfaat audit lingkungan dapat digolongkan menjadi manfaat yang dapat terukur (tangible), dan manfaat yang tidak dapat terukur (intagible). Manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dari kegiatan audit lingkungan adalah (BAPEDAL, 1994) :a. Mengidentifikasi resiko lingkunganb. Menjadi dasar pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan atau upaya penyempurnaan rencana yang ada.c. Menghindari kerugian finansial seperti penutupan /pemberhentian suatu usaha atau kegiatan atau pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi yang merugikan akibat pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tidak baikd. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan atau terhadap pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.e. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam proses peradilanf. Meningkatkan kepedulian pimpinan/penanggung jawab dan staf suatu badan usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan kegiatannya terhadap kebijakan dan tanggung jawab lingkungan.g. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya konserfasi energi, dan pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang limbah.h. Menyediakan laporan audit lingkungan bagi keperluan usaha atau kegiatan yang bersangkutan, atau bagi keperluan kelompok pemerhati lingkungan, pemerintah dan media masa.i. Menyediakan informasi yang memadai bagi kepentingan usaha atau kegiatan asuransi, lembaga keuangan, dan pemegang saham.2.5 RUANG LINGKUP AUDIT LINGKUNGANRuang lingkup audit lingkungan sangat luas tergantung pada kebutuhan usaha atau kegiatan yang bersangkutan. Menurut Dadang Purnomo (1995) audit. Lingkungan perlu disusun sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi-informasi mengenai :1. Sejarah atau rangkaian suatu usaha atau kegiatan dan kerusakan lingkungan ditempat usaha atau kegiatan tersebut, pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan, serta usaha lingkungan yang terkait.2. Perubahan lingkungan sejak usaha atau kegiatan tersebut didirikan sampai waktu terakhir pelaksanaan audit..3. Penggunaan input dan sumber daya alam, proses bahan dasar, bahan jadi, dan limbah termasuk limbah B3.4. Identifikasi penanganan dan penyimpanan bahan kimia, B3 serta potensi kerusakan yang mungkin yang mungkin terjadi.5. Kajian resiko lingkungan.6. Sistem control manajemen, rute pengangkutan bahan dan pembuangan limbah, termasuk fasilitas untuk meminimumkan dampak buangan dan kecelakaan.7. Efektifitas alat pengendalian pencemaran.8. Catatan tentang lisensi pembuangan limbah dan penaatan terhadap peraturan perundang-undangan termasuk stndar dan baku mutu lingkungan.9. Penaatan terhadap hasil rekomendasi AMDAL (Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan).10. Perencanaan dan prosedur standar operasi keadaan darurat.11. Rencana minimisasi limbah dan pengendalian pencemaran lingkungan.12. Penggunaan energi,air dan sumber daya lainnya.13. Program daur ulang ( peningkatan product life cycle)14. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan kepedulian lingkungan.2.6 JENIS- JENIS AUDIT LINGKUNGANDalam Implementasinya, terdapat beragam jenis audit lingkungan tergantung jenis organisasi yang diaudit, tingkat kedalaman dan lingkup audit. Oleh karena itu kerap audit lingkungan diberi penamaan mengikuti tujuan dan lingkup audit yang dilaksanakan. Environmental Compliance Audit atau audit penaatan lingkungan merupakan salah satu jenis audit lingkungan yang kerap dilakukan dengan tujuan untuk memastikan tingkat penaatan terhadap peraturan perundangan lingkungan. Environmental Management System (EMS) Audit adalah jenis audit lingkungan yang bertujuan untuk menilai kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem manajemen lingkungan (SML) organisasi terhadap standar SML.

Selain itu, terdapat beberapa jenis audit lingkungan yang lain yang mempunyai tujuan dan lingkup yang khusus tergantung kepentingan dan penggunaannya. Jenis-jenis audit itu antara lain:

1. Audit Penataan Lingkungan (Environmental Compliance Audit)audit ini dimaksudkan untuk meneliti sejauh mana suatu usaha atau kegiatan (atau organisasi) mentaati Undang-undang lingkungan, peraturan, perijinan, komitmen perusahaan terhadap lingkungan, terhadap persetujuan dan dokumentasi lainnya.Audit Penataan memiliki sifat : Menilai ketaatan terhadap peraturan, standar dan pedoman yang ada.

Meninjau persyaratan perizinan dan pelaporan.

Melihat pembatasan pada pembuangan limbah udara, air dan padatan.

Menilai keterbatasan peraturan dalam pengoperasian, pemantauan dan pelaporan sendiri atas pelanggaran yang dilakukan perusahaan.

Sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan pentaatan.

Dapat dilakukan oleh petugas (kelompok/perusahaan) setempat.2. audit manajemen lingkungan (environmental management audit)Audit ini dimaksudkan untuk menyediakan informasi sejauh mana manajemen lingkungan telah dikakukan, sehingga dapat digunakan oleh suatu usaha atau kegiatan itu sendiri untuk menilai dan memperbaiki kinerja lingkungannya.Audit jenis ini mempunyai sifat :

Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan dan resiko yang berkaitan dengan manajemen bahan.

Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat penyimpangan.

Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses produksi.

Menilai kualitas pengoperasian dan tata laksana operasi.

Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran, dan penanganan limbah.

Menilai tempat pembuangan secara rinci.

Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat atau dengan masyarakat3. Audit Fasilitas Teknis (Technical Fasilities Audit) Merupakan audit yang memfokuskan pengkajian terhadap pengoperasian seluruh fasilitas produksi dan fasilitas pelengkap termasuk didalamnya adalah fasilitas pengelolahan limbah.4. Audit AMDAL Audit ini memfokuskan pada kajian tindak lanjut suatu proses AMDAL, apakah seluruh pernyataan dan rekomendasi dalam studi AMDAL (RKL/RPL) dilaksanakan dengan benar.5. Audit Jaminan Kerusakan Lingkungan, Merupakan suatu audit yang disyaratkan oleh badan pemberi bantuan keuangan (kredit) untuk mendapat jaminan bahwa suatu usaha atau kegiatan tersebut tidak akan merusak lingkungan.6. Audit Pemasaran Ditinjau dari Aspek Lingkungan (Environmental Marketing Audit), Dimaksudkan untuk suatu promosi pasar bagi produk dari satu usaha atau kegiatan, sehingga konsumen atau masyarakat tertarik untuk menggunakan produk tersebut ataupun menanamkan investasi pada usaha atau kegiatan tersebut.7. Audit hemat energi (energy minimisation audit)Audit ini berfokus pada Melacak pola pemakaian tenaga listrik, gas dan bahan bakar minyak dan mencoba untuk mengkuantifikasikan serta meminimalkan penggunaannya.8. Audit minimisasi limbah (waste minimisation audit)

Audit ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah yang dihasilkan akibat adanya proses produksi satu atau beberapa produk dari suatu usaha atau kegiatan (atau organisasi).

Jenis audit ini mempunyai sifat : Mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah.

Menggunakan analisis kualitas daan kuantitatif yang rinci terhadap praktek pembelian, proses produksi dan timbunan limbah.

Mencari tindakan alternatif pengurangan produksi, dan pendaur ulangan limbah.9. Audit Lingkungan Menyeluruh (Comprehensive Environmental Audit), Audit lingkungan menyeluruh merupakan pelaksanakan audit yang mencakup seluruh audit diatas.Sedangkan menurut Grant Ledgerwood dan kawan-kawan (1992), berikut dijelaskan tentang jenis-jenis audit lingkungan beserta karakteristiknya :a. Audit Pentaatan

Audit Pentaatan memiliki karateristik : Menilai ketaatan terhadap peraturan, standar dan pedoman yang ada. Meninjau persyaratan perizinan dan pelaporan. Melihat pembatasan pada pembuangan limbah udara, air dan padatan. Menilai keterbatasan peraturan dalam pengoperasian, pemantauan dan pelaporan sendiri atas pelanggaran yang dilakukan perusahaan. Sangat mengarah pada semua hal yang berkaitan dengan pentaatan. Dapat dilakukan oleh petugas (kelompok/perusahaan) setempat.b. Audit Manajemen

Audit jenis ini mempunyai karateristik :

Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan dan resiko yang berkaitan dengan manajemen bahan.

Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat penyimpangan.

Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses produksi.

Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran, dan penanganan limbah.

Menilai tempat pembuangan secara rinci.

Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat atau dengan masyarakat.c. Audit Produksi Bersih dan Minimisasi Limbah

Jenis audit ini mempunyai karateristik :

Mengurangi jumlah timbunan dan produksi buangan limbah.

Menggunakan analisis kualitas daan kuantitatif yang rinci terhadap praktek pembelian, proses produksi dan timbunan limbah.

Mencari tindakan alternatif pengurangan produksi, dan pendaur ulangan limbah.

d. Audit Konservasi Air

Karateristik audit ini adalah :

Mengidentifikasi sumber air penggunaan air dan mencari upaya untuk mengurangi penggunaan air total melalui usaha pengurangan, penggunaan ulang dan pendaur-ulangan

e. Audit Pencemaran/ Kontaminasi Lokasi Usaha

Karateristik audit ini adalah :

Menilai kedaan pengotoran lokasi perusahaan akibat pengoperasian yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Melakukan pengambilan contoh dari lokasi dan melakukan penganalisaan contoh sampel tersebut untuk jangka waktu yang cukup panjang dan merupakan hal yang khusus pada audit jenis ini (audit lain tidak melakukan pengambilan sampel).

Melakukan pengelolaan secara statistic terhadap hasil audit, jika diperlukan.

f. Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Jenis audit ini memiliki sifat :

Menilai tatalaksana operasional pekerjaan, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya, pembuangan bahan pencemar dan sejenisnya, yang berhubungan erat dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

Audit ini memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menetapkan apakah perusahaan tersebut sudah mentaati peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

Untuk dapat memilih jenis-jenis audit lingkungan, perlu diketahui jenis kegiatan perusahaan yang akan diaudit. Ada dua kelompok perusahaan yang dapat diaudit, yaitu perusahaan yang terlibat dalam proses transformasi, baik informasi maupun jasa dan perusahaan penghasil barang (industri).

Audit Lingkungan pada perusahaan dapat dikelompokkan menjadi :

a. Audit Manajemen,

yaitu audit lingkungan yang dilaksanakan sebagai bagian dari pengelolaan dan kinerja lingkungan sebuah fasilitas industri. Audit manajemen dilaksanakan untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh suatu usaha atau kegiatan itu sendiri untuk memperbaiki kinerja lingkungannya. Program ini merupakan bagian sukarela internal yang dilakukan sebagai kegiatan perbaikan dan untuk mencapai perbaikan yang berkelanjutan.

b. Audit Transaksi,

yaitu audit lingkungan yang dilaksanakan sebagai suatu persyaratan dalam transaksi usaha dan bisnis. Audit transaksi banyak dilaksanakan sebagai suatu persyaratan usaha yang harus dipenuhi untuk tujuan tertentu, misalnya perjanjian asuransi, bursa saham, prasyarat pengembangan perusahaan dan penghentian sementara. Proses audit ini biasanya bersifat eksternal yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dengan kegiatan operasi perusahaan yang diaudit dengan mengatasnamakan pihak lain. Tujuan audit ini adalah untuk mengidentifikasikan tanggung jawab dan jaminan atas lingkungan yang ada sekarang dan untuk masa mendatang sehingga pihak lain tersebut dapat membuat suatu keputusan yang lebih pasti dalam transaksi usaha yang akan dilakukannya terhadap perusahaan yang diaudit.2.7 TAHAPAN PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGANDadang Purnomo (1995) mengemukakan bahwa dalam pembentukan tim audit di Indonesia sampai saat ini belum ada suatu pembukuan mengenai syarat dan kriteria suatu tim auditor. Demikian pula dalam praktek pelaksanaan di dunia internasional. Penanggung jawab kegiatan biasanya akan memilih suatu tim yang sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak dan hal tersebut biasanya mendapat referensi dari asosiasi auditor internasional. Kualifikasi seorang auditor ditentukan oleh kemampuan profesionalisme orang tersebut dan kemampuannya untuk mengkaji permasalahan bagi usaha atau kegiatan yang akan diaudit.Kemampuan yang dimiliki oleh tim auditor diantaranya meliputi pengetahuan tentang:1. Proses prosedur dan teknis audit.2. Karakteristik dan analisa tentang sistem manajemen.3. Peraturan perundangan-undangan dan kebijaksanaan lingkungan.4. Sistem dan teknologi pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.5. Fasilitas usaha atau kegiatan yang akan diaudit.6. Potensi dampak lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta resiko bahaya.Auditor lingkungan harus terlatih secara professional untuk menjamin ketepatan, konsistensi dan objektifitas dalam pelaksanaan audit. Audit harus mengikuti kode etik auditor yang ada. Oleh karenanya, auditor juga perlu mendapatkan pelatihan dan peningkatan kemampuan dalam bidang yang dibutuhkan dalam audit, meliputi :1. Kemampuan berkomunikasi.2. Kemampuan perencanaan dan penjadwalan kerja.3. Kemampuan untuk menganalisis data dan hasil temuan.4. Kemampuan untuk menulis laporan audit.Berdasarkan Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup RI No. KEP-42/MENHL/11/94 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan terdapat beberapa tahapan-tahapan pelaksanaan audit lingkungan adalah sebagai berikut :1. Pendahuluan

Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit yang dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor.2. Pra-audit

Kegiatan pra-audit merupakan bagian penting dalam prosedur audit lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan keberhasilan pelaksanaan audit dan tindak lanjut audit tersebut. Informasi yang diperlukan pada tahap ini meliputi informasi rinci mengenai aktifitas dilapangan, status hukum, struktur organisasi, dan lingkup usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga meliputi pemilihan tata laksana audit, penentuan tim auditor, dan pendanaan pelaksanaan kegiatan audit.. Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup audit. Harus telah disepakati.3. Audit (Kegiatan lapangan)

a. Pertemuan PendahuluanTahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah mengadakan pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan untuk mengkaji tujuan audit, tata Laksana, dan jadwal kegiatan audit.b. Pemeriksaan LapanganPemeriksaan dilapangan dilaksanakan setelah pertemuan pendahuluan. Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang kegiatan usaha yang akan menjadi dasar penetapan areal kegiatan yang memerlukan perhatian secara khusus. Dengan melaksanakan pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat menemukan hal-hal yang terkait erat dengan kegiatan audit. Namun Belum teridentifikasi dalam perencanaan. Fase ini disebut juga tour pengenalan fasilitas teknis.c. Pengumpulan dataData dan informasi yang dikumpulkan selama audit. Lingkungan akan mencakup dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan pengamatan tin auditor, hasil sampling dan pemantauan, foto-foto, rencana, diagram, kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan. Informasi tersebut harus terdokumentasi dengan baik atau mudah ditelusuri kembali. Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk menunjang dan merupakan dasar bagi pengujian hasil temuan audit lingkungan.Penyelenggaraan interview terhadap orang yang dianggap mengetahui proses operasi ditiap bagian merupakan suatu langkah yang umum digunakan pada pengumpulan data ini.d. Pengujian (verifikasi)Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang disajikan oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi yang dihasilkan oleh tim auditor haurs menunjang semua pernyataan, atau telah teruji melalui pengamatan langsung oleh tim auditor.Dalam menguji hasil temuan audit., tim auditor harus menjamin bahwa dokumen yang dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan sah. Oleh karena itu tata Laksana harus menentukan tingkat pengujian data yang dibutuhkan, atau harus ditentukan oleh tim auditor.Verifikasi ditentukan untuk seluruh informasi yang diperoleh melalui data check, interview untuk cross checking denngan seluruh level pekerja, dan sampling verifikasi lapangan. e. Evaluasi Hasil TemuanHasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan dan tata laksana yang telah disetuji untuk menjamin bahwa semua isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi penunjang harus dikaji secara teliti sehingga hasil temuan telah ditunjang oleh data dan uji secara tepat.f. Pertemuan AkhirSetelah penelitian lapangan selesai, tim auditor haurs memaparkan hasil temuan dalam suatu pertemuan akhir secara resmi. Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai hal yang belum tersedia. Tim auditor harus mengkaji hasil temuannya secara garis besar dan menentukan waktu penyelesaian laporan akhir. Seluruh dokementasi selama penelitian harus dikembalikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan.4. Pasca audit.Tim auditor akan mempunyai laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup pemaparan tentang rencana tindak lanjut dan rekomendasi terhadap isu-isu lingkungan yang diidentifikasi.2.8 AKTIVITAS PRA DAN SETELAH AUDIT LINGKUNGAN2.8.1 Aktivitas pra audit lingkunganProses audit lingkungan dimulai dengan sejumlah aktivitas sebelum audit ditempat aktual terjadi. Aktivitas-aktivitas tersebut yaitu pemilihan fasilitas yang diaudit, jadwal dari fasilitas yang diaudit, pemilihan tim audit, pengembangan dari suatu rencana audit, mendefinisikan ruang lingkup audit, pemilihan topik yang prioritas untuk dimasukkan, memodivikasi program audit dan mengalokasi sumber daya tim audit.Audit ditempat aktual secara tipikal terdapat 5 langkah dasar, yaitu:

1. Memahami sistem dan prosedur manajemen internalPemahaman auditor biasanya dikumpulkan dari berbagai sumber, misalnya diskusi staff, kesioner, kunjungan pabrik dan dalam kasus tertentu, suatu pengujian verifikasi terbatas dilakukan untuk membantu mengkonfirmasikan pemahaman awal auditor. Auditor biasanya mencatat pemahamannya dalam suatu bagan arus, uraian naratif atau gabungan dari keduanya agar dapat mempunyai suatu deskripsi yang tertulis. Tujuan dasar dalam langkah ini untuk memahami berbagai cara memperhatikan lingkungan yang dikelola. Dalam kelanyakan organisasi, banyak aspek dari sistem manajemen lingkungan internal tidak didokumentasikan secara tertulis. Namun sistem manajemen yang terpilih dapat didokumentasikan dalam detail yang cukup untuk memberikan suatu pemahaman dan prosedur-prosedur dasar rencana.

2. Menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahanAuditor mencari indikator- indikator seperti tanggungjawab yang secara jelas didefinisikan, suatu sistem otorisasi yang memadai, kesadaran dan kapabilitas personil, dokumentasi dan pencatatan, serta verifikasi internal. Jika disain manajemen lingkungan internal dinilai sehat (yaitu hasil yang diterima tercapai, apabila sistem berfungsi seperti yang didisain), maka langkah audit berikutnya dapat memfokuskan pada efektifitas yaitu disain diimplementasikan, dan sejauhmana system dalam kenyataan telah dilaksanakan seperti yang dikehendaki. Namun, apabila disain dari sistem intrenal tidak cukup sehat untuk memastikan hasil yang dikehendaki, langkah audit berikutnya harus memfokuskan pada hasil lingkungan daripada sistem manajemen internal.

3. Menyimpulkan bukti auditKelemahan-kelemahan yang dicurigai dalam sistem manajemen dikonfirmasi dalam tahap ini, sistem yang tampak sehat diuji untuk membuktikan bahwa sistem tersebut berfungsi sesuai dengan yang direncanakan dan digunakan secara konsisten. Bukti audit dapat dikumpulkan melalui penyelidikan (seperti kuesioner formal dan kuesioner tidak formal), pengamatan dan pengujian (seperti menelusuri kembali data, memverifikasi jejal kertas). Tim audit harus mengidentifikasi dan kemudian memverifikasi aktivitas tersebut dalam proses manajemen lingkungan yang dapat memberikan pandangan secara mendalam mengenai fungsi sistem secara keseluruhan. Bukti audit dapat berupa dalam bentuk fisik, dokumen atau keadaan.

4. Menilai temuan auditPengamatan audit dan temuan dinilai, tujuannya dapat dimengerti dan mengintegrasikan temuan-temuan dan observasi dari setiap anggota tim, kemudian menentukan disposisi akhir temuan dan observasi akan dimasukkan ke dalam laporan audit yang formal atau hanya membawa pada perhatian dari manajemen fasilitas. Temuan audit dan observasi dapat diorganisasikan untuk menentuka temuan yang umum, dapat mempunyai signifikasi yang lebih besar daripada bila dipandang secara individual. Dalam menilai temuan audit, anggota tim khususnya pemimpin tim, menentukan apakah bukti audit yang dimiliki cukup untuk mendukung temuan audit.

5. Melaporkan temuan auditProses pelaporan audit lingkungan sering dimulai dengan diskusi yang tidak formal antara auditor dan koordinator lingkungan fasilitas ketika penyimpanan diketahui. Temuan lebih jauh akan diklarifikasi ketika audit sedang berlangsung dan kemudian dilaporkan kepada manajemen fasilitas selama penyelesaian audit atau konferensi penutupan. Selama pertemuan, tim audit mengkomunikasikan semua temuan dan pengamatan yang diketahui selama audit dan menunjukkan item-item mana yang akan muncul dalam laporan audit yang formal. Tujuan pengunaan laporan audit mencakup memberikan informasi kepada manajemen, memprakarsai tindakan korektif, dan menyediakan dokumentasi audit. Laporan audit memberikan kaitan yang cukup untuk seluruh penelaahan yang dilakukan sehinggam kerangka kerja manajemen yang ada dapat menentukan apa, apabila ada, tindakan-tindakan yang diperlukan.

2.8.2 Aktivitas setelah audit lingkungan (post environmental audit activities)Proses audit tidak hanya berakhir pada simpulan dari audit ditempat. Pemimpin tim audit menyiapkan suatu laporan sementara mengenai temuan dan observasi dalam dua minggu dari audit ditempat. Laporan sementara ini dapat ditelaah oleh manajemen fasilitas, dan lain-lain sebelum suatu laporan akhir diterbitkan.Ketika laporan akhir disiapkan, proses perencanaan tindakan biasanya dimulai. Proses mencangkup menentukan lokasi yang potensial, menyiapkan rekomendasi, memberikan tanggung jawab untuk tindakan korektif dan menetapkan jadwal. Langkah terakhir dalam proses audit secara keseluruhan dimulai dengan tindak lanjut terhadap rencana tindakan untuk memastikan bahwa seluruh kekurangan dalam kenyataannya telah diperbaiki.2.9 STRATEGI PENDEKATAN AUDIT LINGKUNGANStrategi untuk melaksanakan sebuah audit lingkungan sangat mirip dengan strategi untuk melaksanakan audit biasa dengan pengecualian bahwa unsur strategi adalah unik bagi bidang lingkungan. Diasumsikan bahwa baik fungsi audit internal maupun eksternal telah dikelola dengan baik dan terintegrasi dan bahwa staf audit memiliki pengetahuan yang luas dalam operasi audit normal. Singkatnya, unsur-unsur pendekatan strategi meliputi:1. Tujuan: tujuan harus dinyatakan dengan jelas apakah audit ini ditujukan untuk menentukan kesesuaian, memeriksa operasi, ketepatan, menentukan biaya, membentuk kewajiban potensial, dan lain-lain.

2. Karyawan: berdasarkan tujuan diatas, kualifikasi tim audit harus ditentukan. Hal ini meliputi auditor, insinyur, ilmuwan dan ahli hukum.

3. Bantuan non-audit: suatu penjelasan tentang bantuan non-audit yang akan dibutuhkan. Hal ini meliputi staf organisasi non-audit dan staf organisasi konsultan teknik, hukum, dan sains dari luar organisasi.

4. Lingkup audit: lingkup audit yaitu bagian dari organisasi yang akan diaudit.

5. Dokumentasi: informasi mengenai peraturan dan UU pemerintah, standar lingkungan pemerintah dan industri, serta teknologi yang terbaik bagi operasi dan bagi aspek lingkungan yang berhubungan dengan organisasi harus dikumpulkan.

6. Rencana: rencana harus dibuat untuk audit. Rencana tersebut hendaknya meliputi: interaksi dari berbagai disiplin, tingkat eksplorasi ilmiah yang akan diperlukan, metodologi yang akan digunakan untuk mengestimasi biaya, teknik kontrol audit yang akan digunakan, dan progam evaluasi resiko.

7. Program audit: hendaknya terdapat rencana untuk melakukan survei pendahuluan dan hasil program audit.

8. Penjadwalan: segmen audit harus memiliki skedul mengenai kebutuhan dan urutan waktu.

9. Unsur waktu: identifikasi dari unsur waktu. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dan rencana kontijensi apa yang harus dipertimbangkan dalam kondisi yang dapat diidentifikasi secara khusus?

10. Fasilitas dan peralatan: fasilitas dan peralatan yang akan dbutuhkan untuk audit harus diidentifikasi seperti indikasi sumber yang direncanakan dan estimasi biaya.

11. Estimasi biaya: berdasarkan hal diatas, perhitungan pendanaan yang akan dibutuhkan dan petunjuk tentang potensi sumber dana tersebut dalam jumlah dan pertambahan bertahap. Pengembangan rencana kontinjensi untuk kemungkinan masalah baik secara temporer maupun dalam total. Masalah dapat berdampak pada unsur strategi diatas.

12. Kriteria: kriteria atau materialitas, ketepatan sampling, dan unsur kualitatif audit lainnya harus dibuat.

13. Temuan potensial: antisipasi pengungkapan potensial audit dan rencana untuk implementasi temuan audit. Hal ini melibatkan komitmen dari manajemen puncak dan pengakuan oleh segmen manajemen organisasi bahwa tindakan perbaikan dibutuhkan.

14. Rencana untuk penelaahan: rencana untuk penelaahan oleh klien, ahli hukum ahli teknik dan sains, dan oleh manajemen harus dibuat. Metode untuk penyelesaian perbedaan harus dibuat dan disetujui.

15. Laporan: format laporan harus dibuat. Rencana juga harus dibuat untuk membuat gambaran kasar dari isi laporan, segera setelah survei pendahuluan selesai.

16. Distribusi laporan: distribusi laporan audit harus dibuat dan disetujui oleh ahli audit dan hukum serta manajemen senior.

17. Media: hubungan dengan perwakilan media harus direncanakan. Harus ada seorang juru bicara yang ditunjuk dan ada pemberitahuan yang cukup kepada semua pihak. Pertimbangkan sensitivitas dari temuan-temuan potensial. Kembangkan rencana dengan bantuan hukum mengenai aspek-aspek seperti hubungan media, isi kertas kerja, hubungan pemerintah, dan keamanan internal. Membuat ketentuan dengan bantuan hukum untuk kertas kerja yang sangat deskriptif dan lengkap yang mendukung upaya audit untuk melindungi organisasi jika terdapat masalah hukum dan/ atau peraturan.

18. Klien yang keras kepala: kembangkan rencana untuk merespon klien yang keras kepala. Dalam hal ini, pastikan bahwa manajemen puncak memberikan dukungan penuh atas upaya audit dalam hal timbulnya masalah pada klien.Masing masing bidang diatas harus memiliki rencana cadangan yang akan dilaksanakan jika rencana aslinya terancam bahaya dan harus banyak diubah. Direktur audit adalah pihak yang biasa dihubungi dan koordinator dari operasi audit eksternal dan hendaknya jika sumber lain diperlukan, melakukan perencanaan dengan auditor eksternal atau para ahli sesuai dengan bidang keahlian mereka dalamrencana strategis.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara ringkas audit lingkungan adalah sistim evaluasi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif terhadap pengelolaan dampak yang ada maupun dampak yang potensial dari kegiatan suatu organisasi atas lingkungan. Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dari organisasi itu, pentaatan terhadap peraturan dalam pengelolaan lingkungan seperti emisi ke udara, pembuangan ke air, pengelolaan limbahnya, sistim dokumentasi, pelaporan, indikator kinerja, sistim tanggap darurat dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan audit lingkungan ada beberapa unsur dalam strategi pendekatan audit lingkungan yang harus diperhatikan oleh auditor. Selain itu, pelaksanaan audit lingkungan memiliki tujuan, fungsi, dan manfaat baik bagi perusahaan maupun lingkungan. Dengan melakukan audit lingkungan berarti perusahaan memiliki tanggungjawab social untuk turut menjaga kelestarian lingkungan.

DAFTAR PUSTAKAhttp://auditlingkungan.blogspot.com/http://bud1ww.blogspot.com/2011/05/audit-lingkungan.htmlhttp://enengsolihat.wordpress.com/2012/05/24/audit-lingkungan/http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2232318-audit-lingkungan-efektif-tingkatkan-kinerja/#ixzz2vRhcnSAThttp://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1833http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-dan-pengertian-audit.htmlhttp://tricahyaayu.wordpress.com/2013/04/18/audit-lingkungan/http://xa.yimg.com/kq/groups/23345334/819403741/name/pengantar+audit+lingkungan-Razif.pptIndriani, Lilin. 2012. Audit Lingkungan : Fenomena Lama Atau Baru Pada Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Ketenaganukliran?. Makalah. Yogyakarta: Direktorat Inspeksi dan Bahan Nuklir (DIIBN), BAPETEN.

Sawyer, B. Lawrence, dkk. 2006. Audit Internal buku 3 edisi 5. Jakarta: Salemba 4.