laporan pplf sungai code

Upload: miftakhul-khasanah

Post on 10-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    1/48

    LAPORAN PRAKTIKKUM

    Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Code

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengawasan Pencemaran Lingkungan Fisik

    Disusun Oleh :

    Kelompok B

    DIII Kesehatan Lingkungan

    Dosen Pengampu :

    Sri Muryani, SKM, M.Kes

    Sigid Sudaryanto, SKM, M.Pd

    KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

    JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

    2013

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    2/48

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga laporan praktikum ini dapat selesai dengan tepat waktu.

    Terwujudnya laporan praktikum ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak maka saya

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. DR. Hj. Lucky Herawati, SKM, M.Sc selaku Direktur Poltekkes KemenkesYogyakarta.

    2. Tuntas Bagyono, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan.3. Sigid Sudaryanto, SKM, M.Kes selaku pembimbing I mata kuliah Pengendalian dan

    Pengawasan Lingkungan Fisik (PPLF).

    4.

    Sri Muryani, SKM, M.Kes selaku pembimbing II mata kuliah Pengendalian danPengawasan Lingkungan Fisik (PPLF)

    5. Instruktur laboratorium dasar dan laboratorium mikrobiologi.6. Ayah dan bunda tercinta yang telah memberikan motivasi dan bantuan baik secara

    moral maupun spiritual.

    7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktikum ini.Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh

    karena itu, penyusun sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun.

    Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna sebagaimana mestinya.

    Yogyakarta, Juni 2013

    Penyusun

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    3/48

    TIM PENYUSUN

    Kelompok B

    No Nama NIM

    1 Gilang Adhar (P07133112021)

    2 Heri Adianto (P07133112022)

    3 Ika Nur R (P07133112024)

    4 Intan Dwi Sari (P07133112025)

    5 Ishela Citra (P07133112026)

    6 Junaidi (P07133112027)

    7 Kenwari Hawa (P01733112028)8 Kurniawening Pamulat (P07133112029)

    9 Lukas Tri Kurniawan (P07133112030)

    10 Malikhatul K. (P07133112031)

    11 Mardi (P07133112032)

    12 Mega Susila Wardana (P07133112033)

    13 Muhammad Adam ( P07133112035)

    14 Muharam Al Huda (P07133112036)

    15 Novi Astrini (P07133112037)

    16 Novita Anggraini (P07133112038)

    17 Nunki Eka Artura Sari (P07133112039)

    18 Nur Hidayah (P07133112040)

    19 Nurbaiti (P07133112041)

    20 Nurul Asna ( P07133112042 )

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    4/48

    Daftar Isi

    Kata pengantar.. i

    Tim Penyusun........................................................................................................... ii

    Daftar isi... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang..... 1B. Tujuan....... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    1. Limbah Pertanian .................................................................................... 52. Limbah Rumah Tangga............................................................................ 63. Limbah Industri ....................................................................................... 64. Penangkapan Ikan Menggunakan Racun ................................................ 7

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Waktu Pengambilan Sampel......................................................................... 13B. Tempat Pengambilan sampel........................................................................ 13C. Jenis Pengamatan Parameter ......................................................................... 13D. Pemeriksaan

    1. Pemeriksaan parameter lapangan ........................................................... 132. Pemeriksaan laboratorium ...................................................................... 15

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Debit .................................................................................................................. 22B. Suhu ................................................................................................................... 23C.pH ...................................................................................................................... 24D. BOD ................................................................................................................... 24E. COD ................................................................................................................... 28F. TSS dan TDS .................................................................................................... 29G. Bakteriologis .................................................................................................... 31H. Jumlah Sumber pencemar .............................................................................. 32

    BAB V PEMBAHASAN

    A. Pemeriksaan BOD ........................................................................................... 33B. Pemeriksaan COD ........................................................................................... 34C. Pemeriksaan TSS dan TDS ............................................................................ 34

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    5/48

    D. Pemeriksaan Parameter Lingkungan ............................................................ 35E. Pemeriksaan Bakteriologis ............................................................................ 35

    BAB VI PENUTUP

    A.

    Kesimpulan..................................................................................................... 36

    B. Saran ................................................................................................................ 38

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    6/48

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANGAir (badan air) merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup agar dapat

    melangsungkan kehidupannya.Bagi manusia air (badan air) dipergunakan sebagai sumber

    air bersih, perikanan, pertanian, pariwisata, dll.Sungai di Yogyakarta sebenarnya

    mempunyai potensi untuk perikanan, pertanian, dan pariwisata, namun saat ini tidak

    memenuhi syarat untuk keperluan-keperluan tersebut, karena banyak dipergunakan

    sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah sehingga kualitas air dapat dikatakan

    tidak memenuhi syarat.

    Secara alami sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui danyang mempunyai daya regenerasi mengikuti suatu daur ulang yang disebut daur

    hydrologi (Suryani, 1987).Air yang sangat terbatas ini pada umumnya oleh manusia

    dipergunakan untuk kebutuhan domestik, industri, pembangkit tenaga listrik, pertanian,

    perikanan, rekreasi.Pemerintah sendiri sudah menetapkan suatu Program Kali Bersih

    (Prokasih), namun kenyataannya program ini kurang berhasil.

    Untuk mengetahui kualitas air (badan air) maka diperlukan pengukuran parameter

    lapangan dan laboratorium. Pengukuran tersebut dengan dilakukannya sampling pada

    badan air (sungai) dan ditentukan titik-titik sampling.

    Sungai Code merupakan salah satu sungai yang memiliki arti yang sangat penting bagi

    pendudukprovinsiDaerah Istimewa Yogyakarta,khususnya daerah yang dilalui oleh sungai ini.

    Sungai yang bermata air di kakiGunung Merapi ini dimanfaatkan untuk pengairan persawahan

    diSleman,Bantul dan dipergunakan juga sebagai sumber air minum.. Akan tetapi karena

    pengelolaan dan pemanfaatan oleh masyarakat pinggiran sungai yang kurang bijak maka

    terjadilah perubahan kualitas air sungai dan ekosistemnya. Perubahan ekosistem di

    sekitar sungai Code diakibatkan dari kegiatan industri dan limbah rumah tangga.Salahsatu aktivitas yang pasti menimbulkan dampak dan dampak yang ditimbulkan dari

    aktivitas membuang sampah ke sungai adalah kerusakan dan pencemaran pada ekosistem

    sungai dan sekaligus berpengaruh pada estetika Sungai Code itu sendiri. Bahkan dampak

    tersebut sangat mempengaruhi sanitasi dan kesehatan lingkungan masyarakat yang ada di

    Sungai Code. Munculnya penyakit yang ditularkan melalui air (water borne desease).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Slemanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bantulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bantulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Slemanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi
  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    7/48

    B. Tujuan1. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia dan

    mikrobiologi.

    2. Mahasiswa mampu menggunakan alat pengambilan sampel dengan baik dan benar.3. Mahasiswa mampu menggunakan metode dan cara pengambilan sampel dengan

    benar.

    4. Mahasiswa terampil melakukan pemantauan kualitas air sungai/penelusuran sungai.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    8/48

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Air menutupi dari 70% permukaan bumi.Sifat-sifat fisika dan kimia air sangat penting

    dalam ekologi. Panas jenis, panas peleburan laten, serta panas penguapan air latennya yang

    cukup tinggi berperan dalam pengaturan suhu organisme. Air merupakan media pengangkutan

    yang ideal bagi molekul-molekul melalui tubuh organisme, karena ia adalah pelarut yang kuat

    tanpa menjadi sangat aktif secara kimia. Tegangan permukaan air yang tinggi menyebabkan

    pergerakan air melewati organisme, dan juga bertanggung jawab bagi kenaikan tinggi air

    tanah.Rapatan air yang nisbi tinggi tidak hanya mendukung bobot tubuh secara sebagian maupun

    seutuhnya, namun juga memungkinkan hadirnya plankton.

    Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika

    tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran

    ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan.

    Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan

    perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.

    Sungai adalah salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan makhluk hidup.Itulah

    sebabnya banyak kebudayaan yang bermula dan berlangsung ribuan tahun ditepi sungai.

    Dalam suatu sungai terdapat bagian-bagian sungai yang dapat dikategorikan menjadi tiga,

    yaitu bagian hulu, tengah, dan hilir.

    1. Bagian HuluBagian hulu memiliki ciri-ciri arusnya cukup deras, daya erosinya besar, arah

    erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal.Palung sungai berbentuk V dan

    lerengnya cembung, kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi

    pengendapan.

    2. Bagian TengahBagian tengah mempunyai ciri-ciri arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai

    berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping, palung sungai berbentuk U,

    mulai terjadi pengendapan dan sering terjadi meander (elokan sungai yang

    mencappai 1800atau lebih)

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    9/48

    3. Bagian HilirBagian hilir memiliki ciri-ciri arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke

    samping, banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta

    serta palungnya lebar.

    Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,

    sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek

    wisata sungai. DiIndonesia saat ini terdapat 5.950daerah aliran sungai (DAS).

    Sungai memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain :

    1. Sebagai sumber airDahulu air sungai masih jernih, jadi masih dapat digunakan sebagi sumber air bagi

    kehidupan, tidak hanya manusia, tapi juga hewan dan tumbuhan, misalnya untuk

    keperluan minum, mandi, cucu, dll.Tapi sekarang banyak sungai yang sudahtercemar, dan sudah tidak layak untuk digunKn sebagai sumber air bersih.

    2. Sebagai pengairan dan irigasiDengan membuat saluran air, sungai dapat digunakan untuk sistem irigasi pada

    pertanian dan membantu kelancaran perairan pada saat cocok tanam.

    3. Sebagai sumber energi pembangkit listrikAliran sungai yang deras dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit

    listrik.Untuk skala besar dapat dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

    4. Sebagai sarana transportasiDi Indonesia, khususnya di Kalimantan, sungai digunakan sebagai sarana

    transportasi manusia dan barang. Contohnya adalah Sungai Mahakam karena sungai

    ini termasuk sungai yang cukup besar.

    5. Budidaya PerikananMasyarakat memanfaatkan sungai untuk budidaya perikanan dengan membuat

    karamba yang dibenamkan di sungai, ikan yang dapat di budidaya di sungai sejenis

    ikan air tawar.

    6. PariwisataSungai juga dapat dimanfaatkan untuk pariwisata, dapat digali potensi wisatanya

    sehingga kesan pencemaran padasungai dapat tertutupi.

    7. Tempat Olahraga

    http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_aliran_sungaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_aliran_sungaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi
  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    10/48

    Manfaat sungai lainnya adalah sebagai sarana olahraga, misalnya olahraga arung

    jeram dan sebagai sarana hiburan.

    Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti

    danau,sungai,lautan danair tanah akibat aktivitas manusia.Danau, sungai, lautan dan air tanah

    adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari

    siklus hidrologi.Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.Berbagai macam

    fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan

    air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air

    hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Walaupunfenomena

    alam seperti gunung berapi, badai,gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar

    terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi

    kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air

    pribadi dan sumur).Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk

    kematian dan penyakit, dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap

    harinya.Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak

    India meninggal karena penyakit diare setiap hari.Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita

    polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air

    minum yang aman.Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara

    berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam

    laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen dari mil sungai

    dinilai, 47 persen dari danau hektar dinilai, dan 32 persen dari teluk dinilai dan muara mil persegi

    diklasifikasikan sebagai tercemar.

    Pencemaran air dapat terjadi baik pada air sumur, mata air, sungai, bendungan, maupun

    air laut.Pencemaran di daerah hulu dapat menimbulkan dampak di daerah hilir.Dampak dari

    pencemaran air yang sangat menonjol adalah punahnya biota air misalnya, ikan, yuyu, udang,

    dan serangga air. Dampak lain adalah munculnya banjir akibat got tersumbat sampah diikuti

    dengan menjalarnya wabah muntaber.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Danauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sungaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Lautanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fenomenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Badaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Badaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fenomenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lautanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sungaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Danau
  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    11/48

    Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan

    antara lain menjadi limbah pertanian, limbah rumah tangga, limbah industri, kebocoran tanker

    minyak (pencemaran laut), dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun.

    1. Limbah pertanianLimbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk

    organik.Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kamudian

    dimakan hewan atau manusia, maka orang yang memakannya akan keracunan. Untuk

    mecegahnya upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus

    membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan

    melakukan peneyemprutan sesuai dengan aturan.Jangan membuang sisa obat ke sungai.

    Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyebabkan penyuburan

    lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh

    subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bandungan.

    Bendungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.

    2. Limbah rumah tanggaLimbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air.Dari limbah

    rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi,

    minyak, lemak, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran

    sungai.Ada pula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang

    hanyut terbawa arus air.Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan

    banjir. Bahan pencemaran lain dari limbah rumah tangga adalah pencemaran biologis

    berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.

    Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan.

    Akibatnya kadar oksigen di dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati. Jika

    pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui adanya cacing Tubifek

    berwarna kemerahan bergerombol.Cacing ini merupakan petunjuk bioligis (bioindikator)

    parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman. Di kota-kota, air got

    berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang

    demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    12/48

    limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60%

    dari seluruh limbah yang ada.

    3. Limbah industriAda sebagian industri yang membuang limbahnya ke air.Macam polutan yang

    dihasilkan tergantung pada jenis industri.Mungkin berupa polutan organik (berbau

    busuk), polutan anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang

    mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi

    panas).Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air oleh

    limbah industri.Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang

    ke sungai agar tidak terjadi pencemaran. Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak

    karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpahmenggenangi lautan dalam jarak sampai ratusan kilometer.Ikan, terumbu karang, burung

    laut dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya.Untuk mengatasinya, polutan

    dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan

    ditaburi dengan zat yang dapat mengurai minyak.

    4. Penangkapan ikan menggunakan racunSebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari

    tumbuhan) atau potas (racun) untuk menangkap ikan.Racun ini tidak hanya mematikan

    ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air.Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan

    dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang

    disebarkan akan memusnahkan jenis makhluk hidup yang ada di dalamnya. Kegiatan

    penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan

    perairan dan menurunkan sumber daya perairan.Indikator atau tanda bahwa air

    lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang

    dapat digolongkan menjadi :

    1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkantingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya

    perubahan warna, bau dan rasa

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    13/48

    2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimiayang terlarut, perubahan pH

    3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran airberdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri

    pathogen.

    Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH

    atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan

    oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen

    kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).

    1. pH atau Konsentrasi Ion HidrogenAir normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH

    sekitar 6,57,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila

    pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang

    mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan

    industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota

    akuatik. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab pH dan menyukai

    pH antara 7 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan ,

    misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pengaruh nilai pH

    pada komunitas biologi perairan dapat dilihat pada table di bawah ini :

    Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan

    Nilai pH Pengaruh Umum

    6,0 6,5 Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit

    menurun

    Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas

    tidak mengalami perubahan

    5,5 6,0 Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan

    bentos semakin tampak Kelimpahan total,

    biomassa, dan produktivitas masih belum

    mengalami perubahan yang berarti

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    14/48

    Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona

    litoral

    5,0 5,5 Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis

    plankton, perifilton dan bentos semakin besar

    Terjadi penurunan kelimpahan total dan

    biomassa zooplankton dan bentos

    Algae hijau berfilamen semakin banyak

    Proses nitrifikasi terhambat

    4,5 5,0 Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis

    plankton, perifilton dan bentos semakin besar

    Penurunan kelimpahan total dan biomassa

    zooplankton dan bentos

    Algae hijau berfilamen semakin banyak

    Proses nitrifikasi terhambat

    Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003

    Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat

    bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu Chlamydomonasacidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algaeEuglenapada pH 1,6

    2. Oksigen terlarut (DO)Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak dapat

    hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa organic

    dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari reaksi fotosintesa algae.

    Oksigen yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae tidak efisien, karena oksigen

    yang terbentuk akan digunakan kembali oleh algae untuk proses metabolisme pada

    saat tidak ada cahaya.Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada temperature dan

    tekanan atmosfir.

    Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka kalarutan oksigen jenuh

    dalam air pada 25oC dan tekanan 1 atmosfir adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985).

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    15/48

    Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi

    manusia. Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dengan

    jumlah cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi antar organisme. Keberadaan

    logam berat yang berlebihan di perairan akan mempengaruhi system respirasi

    organisme akuatik,sehingga pada saat kadar oksigen terlarut rendah dan terdapat

    logam berat dengan konsentrasi tinggi, organisme akuatik menjadi lebih menderita

    (Tebbut, 1992).

    Pada siang hari, ketika matahari bersinar terang, pelepasan oksigen oleh

    proses fotosintesa yang berlangsung intensif pada lapisan eufotik lebih besar daripada

    oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi. Kadar oksigen terlarut dapat melebihi

    kadar oksigen jenuh, sehingga perairan mengalami supersaturasi. Sedangkan pada

    malam hari,tidak ada fotosintesa, tetapi respirasi terus berlangsung. Pola perubahan

    kadar oksigen ini mengakibatkan terjadinya fluktuasi harian oksigen pada lapisan

    eufotik perairan. Kadar oksigen maksimum terjadi pada sore hari dan minimum pada

    pagi hari.

    3. Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD)Dekomposisi bahan organic terdiri atas 2 tahap, yaitu terurainya bahan

    organic menjadi anorganik dan bahan anorganik yang tidak stabil berubah menjadi

    bahan anorganik yang stabil, misalnya ammonia mengalami oksidasi menjadi nitrit

    atau nitrat(nitrifikasi). Pada penentuan nilai BOD, hanya dekomposisi tahap pertama

    yang berperan,sedangkan oksidasi bahan anorganik (nitrifikasi) dianggap sebagai zat

    pengganggu.

    Dengan demikian, BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh

    mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan

    buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air.Pada dasarnya,

    proses oksidasi bahan organic berlangsung cukup lama. Menurut Sawyer dan

    McCarty, 1978 (Effendi,2003) proses penguraian bahan buangan organic melalui

    proses oksidasi olehmikroorganisme atau oleh bakteri aerobic adalah :

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    16/48

    CnHaObNc+ (n + a/4b/23c/4)O2 n CO2+ (a/23c/2) H2O + c NH3

    Bahan organic oksigen bakteri aerob. Untuk kepentingan praktis, proses

    oksidasi dianggap lengkap selama 20 hari, tetapi penentuan BOD selama 20 hari

    dianggap masih cukup lama. Penentuan BOD ditetapkan selama 5 hari inkubasi,

    maka biasa disebut BOD5.Selain memperpendek waktu yang diperlukan, hal ini juga

    dimaksudkan untuk meminimumkan pengaruh oksidasi ammonia yang menggunakan

    oksigen juga.Selama 5 hari masa inkubasi, diperkirakan 70% - 80% bahan organic

    telah mengalami oksidasi.(Effendi, 2003).

    Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung pada tingkat

    kebersihan air.Air yang bersih relative mengandung mikroorganisme lebih sedikit

    dibandingkan yang tercemar.Air yang telah tercemar oleh bahan buangan yang

    bersifat antiseptic atau bersifat racun, seperti fenol, kreolin, detergen, asam cianida,

    insektisida dan sebagainya, jumlah mikroorganismenya juga relative sedikit.

    Sehingga makin besar kadar BOD nya, maka merupakan indikasi bahwa perairan

    tersebut telah tercemar, sebagai contoh adalah kadar maksimum BOD5 yang

    diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme

    akuatik adalah 3,0 6,0 mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP,1992.Sedangkan

    berdasarkan Kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5 untuk baku mutu limbah cair

    bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II adalah 150mg/L.

    4. Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada

    dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara

    biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan

    dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing

    agent) menjadi gas CO2dan gas H2O serta sejumlah ion chrom.

    Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap degradasi

    biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dansebagainya, maka lebih cocok

    dilakukan pengukuran COD daripada BOD. Kenyataannya hampir semua zat organic

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    17/48

    dapat dioksidasi oleh oksidator kuat seperti kalium permanganat dalam suasana

    asam,diperkirakan 95% - 100% bahan organic dapat dioksidasi.

    Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi

    kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak

    tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat

    lebih dari 200mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L

    (UNESCO,WHO/UNEP,1992).

    5. TSSZat padat tersuspensi (TSS = Total Suspendaed Solid) merupakan residu

    yang tidak lolos saring, yaitu yang tertahan oleh saringan,sedangkan zat terlarut (TDS

    = Total Disolve Solid) adalah residu yang dalat melewati saringan. Sifat- sifat kimia

    dan fisika dan material dalam suspensi, besarnya ukuran pori saringan, luas dan

    ketebalan saringan, dan jumlah serta keadaan fisik dari material yang terendap

    padanya merupakn faktor penting yang mempengaruhi pemisahan zat padat

    tersuspensi dan zat pada terlarut.

    6. Kualitas mikrobiologisColiform adalah bakteri yang mempunyai sifat gram negatif, berbentuk

    batang, tidak mempunyai spora, bersifat aerob dan anaerob fakultatif, serta aan

    membentuk asam dan gas bila berada dalam media laktosa. Bakteri E Coli Coli tinja

    habitatnya pada saluran pencernaan dan hewan berdarah panas, maka bakteri

    tersebut digunakan sebagai indikator pencemar air.

    Pada pemerisaan indikator pencemar air (pemeriksaan MPN) ada 3 teknik

    dasar, yaitu : uji pendugaan/ presumptive test, uji penetapan /confirmed test, dan uji

    lengkap/complete test. Test dugaan pada pemeriksaan air ada 2 jenis ragam , yaitu :

    Ragam 5: 1: 1, yang digunakan untuk memeriksa sample yang telah mengalami

    pengolahan (misalnya air keran). Serta ragam 5 :5 :5 yang digunakan untuk sample

    yang blum mengalami pengolahan (misalnya air kolam atau air sungai).

    Bakter coli merupakan yang banyak terdapat sitem pencernaan hewan

    berdarah panas, termasuk manusia.Dengan demikian keberadaan bakteri coli dalam

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    18/48

    suatu perairan tersebut sudah tercemar oleh buangan rumah tangga. Bakteri golongan

    coli merupakan bakteri bentuk batang bersifat anaerob dan fakultatif anaerob, bersifat

    gram negatif , tidak berspora dan mampu memfermaentsikan laktosa pada temperatur

    35380

    C selama 48 jam.

    Pada pemeriksaan ini menggunakan metode multiple tube fermentation yang

    didapat bukan nilai mutlak tetapi perkiraan terdekat jumlah kuman berdasarkan ada

    tidaknya gelembung gas selama fermentasi. Pada pemeriksaan ini terdapat 2 tahap,

    yaitu : test perkiraan(dengan menanam sample pada media LB) dan test

    penegasaan(dengan menanam sample engan media BGLB). Pada pemeriksaan

    mikrobiologi(E coli) hendaknya menggunakan alat- alat yang steril dan diperlukan

    kehati- hatian.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    19/48

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Waktu Pengambilan SampelJumat, 15 Juni 2013

    B. Tempat Pengambilan SampelHulu, tengah dan hilir Sungai Code, Yogyakarta

    C. Jenis Pengamatan Parameter1. Parameter lapangan : Suhu, pH, dan debit2. Parameter laboratorium : BOD, COD, TSS, MPN

    D. Pemeriksaan1. Pemeriksaan parameter lapangan

    a. Alat1) pH stick2) Thermometer air3) Roll meter4) Stopwacth5) Sterofoam (gabus)/ bola pingpong6) Jerigen/ botol Aqua 1.5 liter7) Botol sampel (seteril)8) Penggaris kayu

    b. Bahan1) Alkohol 70%2) Kapas3) Kertas label

    c. Langkah kegiatanA. Pengamatan sumber-sumber pencemaran

    1) Menyusuri sungai sepanjang 100 meter ke arah hulu dan hilir2) Mencatat dan menghitung jenis-jenis sumber pencemaran yang ada

    B. Pengukuran pH1)mencelupkan pH stick ke air

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    20/48

    2) mencocokan dengan standar warnaC. Pengukuran suhu

    1) Memasukan thermometer ke dalam air selama 5-10 menit2) Angkat thermometer dan baca hasilnya3) Ulangi 2 atau 3 kali untuk penegasan4) Rata-ratakan hasil pembacaan suhu

    D. Pengukuran debit airPengukuran ini menggunakan metode benda apung:

    a) Ukurlah lebar(L) dan kedalaman sungai (d), untuk beberapa titik.b) Ukur panjang (sesuai aliran air) 10 atau 15 meter (P)c) Hitung volume (V) air dengan perkalian

    V= P x L x d

    d) Apungkan sepotong busa dan catat waktunya (t) detikE. Pengambilan Sampel

    a. Sampel Kimiawi1) Memasukan jerigen secara pelan pelan ke dalam air sampai

    penuh. ( agar tidak terjadi aerasi/ gelembung udara)

    2) Mengangkat jerigen dan tutup dengan rapat3) Memberi label, yang berisikan tentang:

    No. Sample Lokasi sampling Waktu sampling Jenis pemeriksaan Pengambilan sampel

    b. Sampel Mikrobiologis1) Memasukan botol sampel ke dalam air hingga terisi 2/4 bagian,

    sebelum sampel diambil botolnya di sterilisasi terlebih dahulu

    menggunakan kapas yang dibasahi dengan alcohol dan kemudian

    dibakar.

    2) Angkat botol dari dalam air sungai, steril kan kembali dan tutupdengan rapat.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    21/48

    3) Beri label berisikan tentang: No sampel Lokasi sampling Waktu sampling Jenis pemeriksaan pPengambilan sampel

    2. Pemeriksaan LaboraturiumA. Biological Oksigen Demand (BOD)

    a. Alat dan Bahan :1. Alat :

    a. Gelas ukur 1000 mlb. Botol oksigen 6 buahc. Gelas ukur 100 mld. Pipet tetese. Statiff. Corong kacag. Pipet volumeh. Buret basai. Gelas kimiaj. Labu erlenmeyer 500 mlk. Incubator 28Cl. Nampan

    2. Bahan :a. Reagen O2b. MnSO4 40%c. H2SO4pekatd. Aquadeste. Indikator amylum 1%f. Na2S2O30,025 N

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    22/48

    b. Langkah Kerja :1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.2. Mengukur volume botol (tanpa aerasi) dengan cara mengisi botol O2

    dengan air kran sampai penuh kemudian memindahkannya ke gelas ukur

    kemudian mencatat volumenya.

    3. Mengisi 6 botol O2 yang telah diketahui volumenya dengan air sampelsampai penuh.

    4. 3 botol oksigen diberi label dan dieramkan selama 3 hari pada suhu 28 0C.Label sesuai lokasi dan kelompok praktikum.

    5. Untuk 3 botol yang lain letakkan pada nampan atau wadah supaya airtidak tercecer kemana-mana.

    6. Kemudian tambahkan 2 ml MnSO4 dan 3 ml R// O2 (pereaksi O2), botolditutup dan digojok.

    7. Diamkan sebentar sampai mengendap.8. Menambahkan 2 ml H2SO4 pekat, digojok sampai larut.9. Ambil 200 ml masukkan kedalam labu Erlenmeyer 500 ml + X ml.10.Dititrasi dengan larutan standart Na2SO3 0,025 N sampai berwarna

    kuning muda, selanjutnya ditambah indicator amilum 1-2 ml ( larutan

    akan berubah biru). Titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang.

    Dicatat ml titrasi yang dibutuhkan.

    11.Untuk 3 botol yang dieramkan setelah 3 hari kegiatan seperti pada 3 botolyang tidak dieramkan.

    B. Pemeriksaan TSS dan TDSa. Alat dan Bahan :

    1. Alat :a. kertas saringb. pipet volumec. neraca analitikd. desikatore. oven 103-1050C

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    23/48

    f. pengadukg. gelas kimiah. kompor listriki. stopwatch

    2. Bahan :a. Aquadestb. air sampel

    b. Langkah Kerja :1. Menyediakan 2 kertas saring, memasukkan dalam oven pada suhu 103-

    1050C selama 1 jam

    2. Kemudian memasukkan dalam desikator selama 30 menit, menimbangdengan neraca analitik satu persatu, misalkan berat A mg.

    3. Memisahkan masing-masing air sampel (hulu, tengah, hilir), menggojoksampel sampai merata kemudian mengambil 100 ml

    4. Menyaring dengan kertas saring ( yang telah dikeringkan dengandesikator, hulu, tengah, hilir harus dipisahkan. Sedangkan filtrat ( cairan

    yang lolos) ditampung dalam gelas kimia yang telah diketahui beratnya,

    misalnya X gram

    5. Filtrat dalam gelas kimia dikeringkan diatas kompor sehingga tersisasedikit cairan (setinggi 1 ml)

    6. Meletakkan kertas saring di petridist, memberi label untuk membedakanantara hulu, tengah dan hilir.

    7. Memasukkan kertas saring dan gelas ukur kedalam oven pada suhu 103-1050C selama 1 jam

    8. Memasukkan kertas saring dan gelas kimia kedalam desikator selama 30menit, menimbang dengan neraca analitik satu persatu, misalkan berat

    kertas saring B mg dan berat gelas ukur Y gram

    9. Menghitung hasil pengukuran TSS dan TDS10.Menganalisis perbedaan hulu, tengah, dan hilir

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    24/48

    C. Pemeriksaan CODa. Alat dan Bahn :

    1. Alata. Tabung COD/ Tabung Reaksi Tutup Ulirb. Pipet Volume 1,00 ml/mikropipetc. Buret asamd. Statife. Corong kacaf. Beaker glassg. Labu erlenmeyer 100 mlh. Gelas ukuri. Pipet ukurj. Sendok penyuk. Reaktor COD

    2. Bahana. Air Sampel Kali Code

    (Sampel: Hulu, Tengah dan Hilir Sungai)

    b. Aquadesc. FAS 0,1 Nd. Larutan H2SO4Pro CODe. Larutan K2Cr2O7f. HgSO4kristalg. Indikator Feroin

    b. Langkah Kerja :1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan2. Menyiapkan Blanko (BL)

    a. Mengambil 2 ml aquadest dengan pipet ukur, kemudian memasukkankedalam tabung COD/tabung reaksi tutup ulir

    b. Menambahkan dengan 3 ml H2SO4Pro CODc. Menambahkan 1,00 ml K2Cr2O7 (harus tepat 1,00) dengan

    menggunakan pipet Volume

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    25/48

    d. Kemmudian ditambahkan dengan sepucuk HgSO4 kristal dengansendok penyu kemudian gojok hingga berwarna kuning kecokelatan

    3. Menyiapkan Sampel (SP)a. Menyiapkan 3 tabung reaksi tutup ulir, masing-masing beri kode

    (Hulu, Tengah dan Hilir)

    b. Masing-masing tabung diisi dengan 2 ml air sampel masing-masingtitik sungai pengambilan sampel sesuaikan sampel dengan kode tabung

    reaksi tutup ulir

    c. Menambahkan 3 ml H2So4 Pro COD dengan pipet ukurd. Menambahkan 1,00 ml K2Cr2O7 (harus tepat 1,00) dengan pipet

    volume

    e. Kemudian menambahkan sepucuk sendok HgSO4 kristal dengansendok penyu kemudian gojok hingga berwarna kuning kecokelatan

    tercampur rata

    4. Memasukkan BL dan Sp (Hulu, Tengah dan Hilir) kedalam reaktor Coddengan dipanaskan selama 1 jam dengan suhu 105

    oC

    5. Mendinginkan BL dan Sp (Hulu, tengah dan Hilir) kemudian dipindahkankedalam labu erlenmeyer yang berbeda (posisi labu terbalik) kemudian

    bilas tabung reaksi tutup ulir dengan aquadest 10 ml

    6. Menambahkan 1-3 tetes indikator feroin7. Menitrasi BL dan Sp dalam labu erlenmeyer dengan FAS 0,1 N dengan

    perubahan warna dari kuning menjadi hijau/biru kemudian cokelat/merah

    bata

    D. Pemeriksaan Mikrobiologia. Alat dan Bahan :

    1. Alata. Tabung reaksib. Tabung durhamc. Neraca analitikd. Pipet ukur 10 ml

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    26/48

    e. Autoclavef. Gelas ukurg. Rak kayuh. Beaker glassi. Lemari esj. Botol sampel tanpa pemberatk. Bunsenl. Krustangm. Inkubatorn. Pro pipeto. Ose tumpul

    2. Bahana. Lactosa Broth

    - Single Strenght (SS) = 4,68 gram/360 ml aquadestb. BGLB = 26,4 gram/660 ml aquadestc. Aquadestd. Sampel : air krane. Kapasf. Korek apig. Kertas kayuh. Tali kenur

    b. Langkah Kerja :1. Pembuatan Media

    a. Pembuatan Lactosa Broth1) Lactosa Single Streinght (SS)

    a) Media Lactosa Borth ditimbang sebanyak 4,68 gram.b) Masukkan dalam labu erlenmeyer kemudian ditambah aquadest

    sebanyak 360 ml.

    c) Menggojok sampai larut sempurna.d) Menuangkan kedalam tabung reaksi masing-masing 10 ml

    sebanyak 36 tabung.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    27/48

    e) Masukkan tabung-tabung tersebut ke dalam beaker glass,kemudian di bungkus dengan kertas kayu dan diikat dengan tali

    kenur.

    f) Sterilkan dengan autoclave dengan suhu 121C selama 15 menit.g) Tabung reaksi diletakkan dirak kayu.

    2) Pembuatan Brilliant Green Lactosa Borth (BGLB)a) Media BGLB ditimbang sebanyak 26,4 gram.b) Masukkan dalam labu erlenmeyer kemudian ditambah aquadest

    sebanyak 660 ml.

    c) Menggojok sampai larut sempurna.d) Menuangkan kedalam tabung reaksi masing-masing 10 ml

    sebanyak 66 tabung.

    e) Masukkan tabung-tabung tersebut kedalam beaker glass, kemudiandi bungkus dengan kertas kayu dan diikat dengan tali kenur.

    f) Sterilkan dengan autoclave dengan suhu 121C selama 15 menit.g) Tabung reaksi diletakkan dirak kayu.

    2. Penanaman BakteriRagam yang digunakan dalam penanaman bakteri adalah Ragam 5 : 5: 5

    a. Menyiapkan 45 tabung reaksi untuk pemeriksaan sampel sungaihilir,tengah dan hulu.

    b. Masing-masing tabung diberi tanda/label : 15 tabung SS @ 10 ml(hilir), 15 tabung SS @ 1 ml (tengah), dan 15 tabung SS @ 0,1 ml

    (hulu).

    c. Mengisi tabung-tabung yang sudah diberi label dengan air sampel (airsungai) menggunakan pipet yang telah disterilkan. Setelah itu,

    meletakkan di rak kayu. (sebelum dan sesudah digunakan pipet,

    tabung reaksi, dan botol sampel harus disterilkan, dengan cara

    memanaskan diatas bunsen).

    d. Menjadikan satu tabung yang sudah diisi air sampel kedalam beakerglass dan dibungkus dengan kertas kayu dan ditali dengan kenur.

    e. Memasukkan ke dalam inkubator suhu 37oC selama 2 x 24 jam.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    28/48

    3. Pemindahan Bakteria. Mengambil bakteri yang ada di inkubator dan mengamatinya. Apabila

    larutan yang ada di dalamnya keruh dan terdapat gelembung berarti di

    dalamnya terdapat bakteri. Semua tabung (45 tabung) positif

    mengandung bakteri.

    b. Menyiapkan 45 tabung BGLB.c. Memindahkan larutan yang mengandung bakteri kedalam larutan

    BGLB. Dengan cara mengambil bakteri dengan ose tumpul. (Sebelum

    dan sesudah digunakan ose tumpul dan tabung reaksi dipanaskan di

    atas bunsen). Setelah semua bakteri sudah dipindahkan, kemudian di

    jadikan satu dibeaker glass dan dibungkus dengan kertas kayu dengan

    ditali kenur.

    d. Mengeramkan bakteri diinkubator dengan suhu 44oC selama 1 x 24jam. Suhu 44

    oC digunakan untuk mengetahui adanyan bakteri

    Coliform dari air sampel.

    4. Perhitungan Bakteria. Mengeluarkan bakteri dari inkubator.b. Mengamati tabung reaksi. Apabila larutan tersebut mengandung

    Coliform maka larutan tersebut akan menjadi keruh dan didalam

    tabung durham terdapat gas.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    29/48

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. DEBIT1. Hulu

    a. Lebar : 17 meterb. Panjang : 10 meterc. Kedalaman : 55 cm; 20 cm; 35 cm; 40 cmd. Waktu : 112 detik ; 125 detik ; 196 detike. Debit : Q =

    Rata-rata kedalaman :

    =

    n= 37,5 cm = 0,375 m

    Rata-rata waktu :

    =

    =144,33 detik

    Kecepatan : V = PLh = 17100,375 = 63,75 m3

    Jadi debitnya adalah=

    =

    =

    = 0,442 M3/s

    2. Tengaha. Lebar : 17,38mb. Panjang : 10 mc. Kedalaman : 32 cm; 28 cm; 14 cm; 30 cmd. Waktu : 16 detik; 13 detik; 14 detike. Debit :

    Rata-rata kedalaman :

    =

    = 26 cm = 0,26 m

    Rata-rata waktu :

    =

    = 14,33 detik

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    30/48

    Rata-rata suhu : 28,330C

    Kecepatan : V = PLh = 17,38100,26 = 45,188 m3

    suhuJadi debitnya adalah=

    =

    = 3,153 m

    3

    3. Hilira. Lebar : 26,22 mb. Panjang : 10 mc. Kedalaman : 26 cm; 48 cm; 60 cm; 41 cmd. Waktu : 35 detik; 34 detik; 49 detike. Debit :

    Rata-rata kedalaman :

    =

    = 43,75 cm = 0,4375 m

    Rata-rata waktu :

    =

    = 39,33 detik

    Rata-rata suhu : 290C

    Kecepatan : V = PLh =26.22100.4375 = 114.7125m3

    Jadi debitnya adalah=

    =

    = 2.9167 m

    3

    B. SUHU1. Hulu

    a. 300Cb. 300Cc. 250 CRata-rata suhu =

    = 28.3 C

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    31/48

    2. Tengaha. 270Cb. 280Cc. 280CRata-rata suhu =

    = 27.6 C

    3. Hilira. 290Cb. 290Cc. 290CRata-rata suhu =

    = 29 C

    C. pH1. Hulu6,02. Tengah

    6,0

    3. Hilir6,0

    D. BOD1. HULU

    DOsegera = botol 1(340 ml) ; X ml= 2,4 ml

    No. Volume awal Volume akhir Volume titrasi Kadar DO

    1. 0 4,7ml 4,7 ml 4,7 ml/l O2

    Pengenceran 20 kali

    Pengenceran

    DO segera AC1

    Botol 2 = (340 ml) ; Xml= 2,4 ml

    No. Volume awal Volume akhir Volume titrasi Kadar DO

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    32/48

    1. 0 6,5 ml 6,5 ml 6,5 ml/l O2

    DO eram AC2

    Botol 1= (340 ml) ; X ml=2,4 ml

    No. Volume awal Volume akhir Volume titrasi Kadar DO

    1. 12 19 ml 7 ml 7 ml/l O2

    Kadar DO segera=

    x ml titrasi x 0.025 N x F x BE O2

    = 5 x 4,7 x 0,025 N x 1 x 8

    = 4,7 mg/l O2

    Kadar DOAC1 =

    x ml titrasi x 0.025 N x F x BE O2

    = 5 x 6,5 x 0,025 N x 1 x 8

    = 6,5 mg/l O2

    Kadar DOAC2 =

    x ml titrasi x 0,025 N x F x BE O2

    = 5 x 7 x 0,025 N x 1 x 8

    = 7 mg/l O2

    BOD AC = ( DO segera ACDO3.28)

    =( 6,57) mg/l O2

    = - 0,5 mg/l O2

    BOD sampel =(BOD ACBOD AP) x P

    = (- 0,52,7) x 20

    = - 3,2 x 20

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    33/48

    = - 64 mg/l O2

    2. TENGAHDO segera = botol 2 (330 ml) ; X ml=2,45 ml

    No. Volume awal Volume akhir Volume titrasi Kadar DO

    1. 4,7 ml 10 ml 5,3 ml 5,3 ml/l O2

    Pengenceran 20 kali

    Pengenceran

    DO segera AC1

    Botol 4= 300 ml ; X ml = 2,7 ml

    No. Volume awal Volume akhir Volume titrasi Kadar DO

    1. 6,5 ml 14,3 ml 7,8 ml 7,8 ml/l O2

    DO eram AC2

    Botol 5= 310 ml ; X ml= 2,6 ml

    No. Volume awal Volume akhir Volume titrasi Kadar DO

    1. 6 ml 12 ml 6 ml 6 ml/l O2

    Kadar DO segera=

    x ml titrasi x 0.025 N x F x BE O2

    = 5 x 5,3 x 0,025 N x 1 x 8

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    34/48

    = 5,3 mg/l O2

    Kadar DOAC1 =

    x ml titrasi x 0.025 N x F x BE O2

    = 5 x 7.8 x 0,025 N x 1 x 8

    = 7.8 mg/l O2

    Kadar DOAC2 =

    x ml titrasi x 0,025 N x F x BE O2

    = 5 x 6 x 0,025 N x 1 x 8

    = 6 mg/l O2

    BOD AC = ( DO segera ACDO3.28)

    =( 7,8 6) mg/l O2

    = 1,8 mg/l O2

    BOD sampel =(BOD ACBOD AP) x P

    = (1,82,7) x 20

    = - 0,9 x 20

    = - 18 mg/l O2

    3. HILIRDO segera = botol 3 (310 ml) ; X ml = 2,6 ml

    No. Volume awal Volume akhir Volume titrasi Kadar DO

    1. 10 ml 14,5 ml 4,5 ml 4,5 ml/l O2

    Pengenceran 30 kali

    Pengenceran

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    35/48

    DO segera AC1= botol 6 (310 ml) ; Xml = 2,6 ml

    No. Volume awal Volume akhir Volume titrasi Kadar DO

    1. 14,3 ml 20,8 ml 6,5 ml 6,5 ml/l O2

    DO eram AC2 = botol 3 (310 ml) ; Xml = 2,6 ml

    No. Volume awal Volume akhir Volume titrasi Kadar DO

    1. 0 ml 6 ml 6 ml 6 ml/l O2

    Kadar DO segera=

    x ml titrasi x 0.025 N x F x BE O2

    = 5 x 4,5 x 0,025 N x 1 x 8

    = 4,5 mg/l O2

    Kadar DOAC1 =

    x ml titrasi x 0.025 N x F x BE O2

    = 5 x 6,5 x 0,025 N x 1 x 8

    = 6,5 mg/l O2

    Kadar DOAC2 =

    x ml titrasi x 0,025 N x F x BE O2

    = 5 x 6 x 0,025 N x 1 x 8

    = 6 mg/l O2

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    36/48

    BOD AC = ( DO segera ACDO3.28)

    = ( 6,56) mg/l O2

    = 0,5 mg/l O2

    BOD sampel =(BOD ACBOD AP) x P

    = (0,52,7) x 30

    = - 2,2 x 30

    = - 66 mg/l O2

    E. COD1. Kadar COD Hulu =

    (ml titrasi BL ml titrasi SpHulu) F.FAS 0,1

    BE O2

    =

    (3,2 2,9) 1 0,1 8

    = 500 0,3 0,8

    =120 mg/L O2

    2. 29 Kadar COD Tengah =

    (ml titrasi BL ml titrasi Sp tengah)

    F.FAS 0,1 BE O2

    =

    (3,2 2,8) 1 0,1 8

    = 500 0,4 0,8

    = 160 mg/L O2

    3. Kadar COD Hilir =

    (ml titrasi BL ml titrasi SpHilir) F.FAS 0,1

    BE O2

    =

    (3,2 2,0) 1 0,1 8

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    37/48

    = 500 1,2 0,8

    = 480 mg/L O2

    F. TSS dan TDS1. Penimbangan sebelum Penyaringan

    Bagian sungai Berat kertas saring ( A gram) Berat gelas kimia ( X gram)

    Hulu 0,3102 62,2484

    Tengah 0,2978 64,3645

    Hilir 0,2860 64,6628

    2. Penimbangan sesudah PenyaringanBagian sungai Berat kertas saring ( B gram) Berat gelas kimia ( Y gram)

    Hulu 0,3180 62,2684

    Tengah 0,3060 64,3945

    Hilir 0,2955 64,7128

    Perhitungan TSS :

    Hulu A= 0,3102 gram

    B= 0,3180 gram TSS =

    TSS =

    TSS =

    Tengah A= 0,2978 gram

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    38/48

    B= 0,3060 gram TSS =

    TSS =

    TSS =

    Hilir A= 0,2860 gram

    B= 0,2955 gram TSS =

    TSS =

    TSS =

    Perhitungan TDS :

    Hulu X= 62,2484 gram

    Y= 62,2684 gram TSS =

    TSS =

    TSS =

    Tengah X= 64,3646 gram

    Y= 64,3945 gram TSS =

    TSS =

    TSS =

    Hilir X= 64,6628 gram

    Y= 64,7128 gram TSS =

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    39/48

    TSS =

    TSS =

    G. BAKTERIOLOGISBAGIAN HULU

    No. Nama

    Larutan

    positif

    1. BGLB 10 ml 1

    2. BGLB 1 ml 0

    3. BGLB 0,1 ml 0

    Didapatkan perbandingan 1 : 0 : 0 dan setelah melihat pada table MPN Formula Thomas ragam

    5 : 5 : 5 diperoleh hasil 2 per 100 ml.

    32BAGIAN TENGAH

    No. Nama

    Larutan

    Positif

    1. BGLB 10ml 12. BGLB 1ml 0

    3. BGLB 0,1ml 1

    Didapatkan perbandingan 1 : 0 :1 dan setelah melihat table MPN Formula Thomas ragam

    5 : 5 : 5 diperoleh hasil 4 per 100ml.

    BAGIAN HILIR

    No. Nama

    Larutan

    Positif

    1. BGLB 10ml 1

    2. BGLB 1ml 0

    3. BGLB 0,1ml 0

    Didapatkan perbandingan 1 : 0 : 0 dan setelah melihat table MPN Formula Thomas ragam

    5 : 5: 5 diperolah hasil 2 per 100ml.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    40/48

    H. JUMLAH SUMBER PENCEMAR1. Hulu

    a. Limbah rumah tanggab. Cuci motorc. Gedung monument MTQd. Asrama haji

    2. Tengaha. Limbah rumah tanggab. Limbah restaurant

    3. Hilira. Limbah rumah tanggab. Limbah Pon Bensinc. Limbah pertokoand. Sampah

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    41/48

    BAB V

    PEMBAHASAN

    A. PEMERIKSAAN BODPemeriksaan BOD merupakan pemeriksaan untuk mengetahui jumlah oksigen

    yang dibutuhkan oleh organisme untuk kebutuhan hidupnya.Pemeriksaan ini dapat

    digunakan untuk berbagai macam air sampel, baik air bersih maupun air limbah seperti

    air Sungai Code yang diperiksa.

    Pada pemeriksaan ini terdapat 3 sampel Sungai Code yang di uji, yaitu sampel

    hilir, tengah, dan hulu. Pemeriksaan ini dilakukan 3 tahap perhitungan DO segera, DO air

    campuran, dan DO air pengencer. Dalam perhitungan DO segera dilakukan untuk

    mengetahui seberapa banyak perlu dilakukan pengenceran, sebab apabila sampel

    memiliki kadar DO yang sangat rendah, maka tidak bisa dihitung kadar BODnya.

    Sedangkan DO air pengencer dan DO campuran yang akan dihitung untuk dapat

    menentukan kadar BOD.

    Berdasarkan hasil pecobaan didapatkan DO AP1 8,2 mg/l O2 dan DO AP2 5,5

    mg/l O2. Sedangkan BOD AP adalah 2,7 mg/l O2. Untuk perhitungan sampel hulu

    diperoleh DO segera 4,7 mg/l O2, sedangkan DO segera dari AC1 adalah 6,5 mg/l O2,

    dan DO segera dari AC2sebanyak 7 mg/l O2 (seharusnya AC2< AC1karena AC2 sudah

    dieramkan selama 3 hari dengan suhu 280C dan seharusnya O

    2berkurang). Berdasarkan

    perhitungan diperoleh BOD AC hulu sebanyak -0,5 mg/l O2 dan BOD sampel sebanyak -

    64 mg/l O2.

    Untuk perhitungan sampel tengah didapatkan DOsegera 5,3 mg/l O2 dan DO

    segera dari AC1sebanyak 7,8 mg/l O2, sedangkan DO segera dari AC2sebanyak 6 mg/l.

    Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil BOD AC sebanyak 1,8 mg/l O2, dan BOD

    sampel sebanyak -1,8 mg/l O2.

    Pada perhitungan sampel hilir didapatkan hasil DO segera 4,5 mg/l O2. DO

    segera dari AC1sebanyak 6,5 mg/l O2dan DO segera dari AC2sebanyak 6 mg/l O2. Dan

    didapatkan perhitungannya adalah BOD AC sebanyak 0,5 mg/l O2, sedangkan BOD

    sampel didapatkan -66 mg/l O2.

    Dari perhitungan yang didapatkan BOD sampel diperoleh dari BOD AC dikurangi

    BOD AP dikalikan dengan pengencer.Akan tetapi hasil yang didaptka semua BOD dari

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    42/48

    sampel hulu, tengah, dan hilir didapatkan hasil minus.Hal itu terjadi karena ada kesalahan

    pemeriksaan yaitu sampel yang diambil hari Jumat seharusnya sebelum dikulkas harus

    diikat dengan MnSO4 20% dan pereaksi oksigen untuk diperiksa hari Senin.

    Kemungkinan yang kedua kurang teliti dalam membaca volume dari larutan yang akan

    dimasukkan ke dalam sampel, terjadi aerasi dan kurang teliti dalam titrasi sehingga

    volume yang tercatat bisa berlebihan dari seharusnya.

    B. PEMERIKSAAN CODPada pemeriksaan COD, menggunakan 4 tabung tutup ulir (satu tabung untuk

    Blanko dengan label (BL) dan tiga lagi untuk sampel hulu, tengah dan hilir. Tabung

    untuk (BL) diisi dengan 2 mL aquades sedang untuk tabung sampel diisi dengan 2 mL

    sampel, sesuai dengan kode sampel pengambilan titik sungai.

    Penambahan K2Cr2O7 harus tepat 1,00 mL oleh karena itu alat yang digunakan

    adalah alat ukur tepat yaitu pipet volume. Hal ini dimaksudkan agar hasil pemeriksaan

    kadar COD yang didapatkan dapat mendekati ketepatan.

    Volume titrasi blanko (BL) harus lebih besar dari volume titrasi sampel (SP)

    karena volume titrasi yang digunakan dalam perhitungan kadar COD adalah selisih

    pengurangan volume titrasi blanko (BL) dikurangi volume titrasi sampel (SP).

    C. PEMERIKSAAN TSS dan TDSDalam praktikum ini, kami memeriksa TSS dan TDS dalam air sempal yaitu air

    sungai Code. Dalam pemeriksaan TSS, kita memeriksa residu yang tidak lolos dalam

    saringan atau residu yang terdapat pada saringan. Sedangkan dalam pemeriksaan TDS

    kita memeriksa residu yang lolos dalam saringan atau yang terdapat pada gelas kimia.

    Pemeriksaan ini dimulai dengan mengoven kertas saring selama 1 jam dan

    mendesikator selama 30 menit. Kemudian menimbang kertas saring serta gelas kimia

    terlebih dahulu dengan neraca analitik untuk selanjutnya digunakan dalam penyaringan.

    Penyaringan yang kita lakukan pada praktikum ini sebanyak tiga kali, yaitu air sampel

    hulu, air sampel tengah dan air sampel hilir sungai. Setelah didapat residu dalam kertas

    saring dan gelas kimia, kemudian kertas saring dioven dan gelas kimia dididihkan dengan

    kompor listrik sampai air sampel dalam gelas kimia tinggal kira-kira 5-10 ml, kemudian

    dioven untuk mengeringkannya.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    43/48

    Setelah kertas saring dan gelas kimia didesikator, maka langkah terakhir dalam

    praktikum ini adalah menimbang kertas saring dan gelas kimia. Pada akhir praktikum ini

    kami menjumpai kotoran yang tertinggal dalam kertas saring. Data penimbangan untuk

    selanjutnya dibandingkan dengan perhitungan TSS dan TDS.

    D. PEMERIKSAAN PARAMETER LINGKUNGANPada Praktikum pemeriksaan parameter lingkungan yang dilakukan, praktikum

    berjalan sesuai procedure yang berlangsung.Tetapi, untuk pemeriksaan ph dilakukan pada

    hari pemeriksaan di laboratorium.

    Setelah disesuaikan dengan parameter suhu untuk air minum dan air bersih, maka

    air di kali code masih memenuhi syarat kualitas air bersih dan air minum. Namun, untuk

    baku mutu kimia (pH) yaitu 6.5-8.5 (untuk air minum) dan 6.5-9 (untuk air bersih),

    namun berdasarkan hasil praktikum keadaan air di kali code memiliki kadar keasaman,

    yaitu asam lemah dengan pH=6. Sehingga, hasil pH tersebut menandakan bahwa pH air

    di kali code berada dibawah parameter lingkunganya sehingga berdasarkan parameter

    kimia (pH) air kali code sudah tidak layak untuk digunakan sebagai air minum dan air

    bersih.

    E. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGISDalam pengerjaan mikrobiologi, pembiakan mikroba dibutuhkan suatu media atau

    medium yang sesuai dengan mikrobanya.Media pertumbuhan mikroorganisme adalah

    suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan

    mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media

    berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan

    media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan

    juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

    Dari hasil pembuatan media didapatkan media yang dapat ditanami oleh bakteri

    (media tidak rusak).Hasil dari media tersebut selanjutnya digunakan untuk penanaman

    bakteri.Media yang digunakan adalah Lactosa Borth dan BGLB. Sampel yang digunakan

    adalahair sungai code yogyakarta.Dari penelitian yang telah dilakukan dengan cara

    mengeramkan larutan yang mengandung sampel di inkubator dengan suhu 44oC selama 1

    x 24 jam dinyatakan bahwa air sampel tersebut tidak mengandung bakteri coliform

    karena larutan yang dihasilkan keruh dan di dalam tabung durham terdapat gelembung

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    44/48

    gas. Dalam percobaan yang dilakukan menggunakan ragam 5 : 5 : 5. Dari hasil

    pengamatan yang telah dilakukan dari 45 tabung tersebut semuanya ada yang positif

    coliform.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    45/48

    BAB VI

    PENUTUP

    A. KESIMPULANI. Pengambilan sampel 3 titik sungai Code :

    a. Hulu : Ringroad Utarab. Tengah : Kali Code Perumahan Wargac. Hilir :

    II. Sumber-sumber pencemar sungai Code :1. Hulu

    a. Limbah rumah tanggab. Cuci motorc. Gedung monument MTQd. Asrama haji

    2. Tengaha. Limbah rumah tanggab. Limbah restaurant

    3. Hilira. Limbah rumah tanggab. Limbah Pon Bensinc. Limbah pertokoand. Sampah

    III. Hasil Pemeriksaan :a. BOD

    1. HULUDO Segera : 4,7 mg/l

    DO Eram : 6,5 mg/l

    2.

    TENGAH

    DO Segera : 5,3 mg/l

    DO Eram : 7,8 mg/l

    3. HILIRDO Segera : 4,5 mg/l

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    46/48

    DO Eram : 6,5 mg/l

    b. COD1. HULU : 120 mg/l2. TENGAH : 160 mg/l3. HILIR : 480 mg/l

    c. TSS dan TDSTSS :

    1. HULU : 78 mg/l2. TENGAH :82 mg/l3. HILIR : 95 mg/lTDS :

    1. HULU : 200 mg/l2. TENGAH :300 mg/l3. HILIR : 500mg/l

    d. BAKTERIOLOGISBAGIAN HULU

    No. Nama

    Larutan

    positif

    1. BGLB 10 ml 1

    2. BGLB 1 ml 0

    3. BGLB 0,1 ml 0

    BAGIAN TENGAH

    No. Nama

    Larutan

    Positif

    1. BGLB 10ml 1

    2. BGLB 1ml 0

    3. BGLB 0,1ml 1

    BAGIAN HILIR

    No. Nama Positif

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    47/48

    Larutan

    1. BGLB 10ml 1

    2. BGLB 1ml 0

    3. BGLB 0,1ml 0

    B. SARANPada dasarnya setiap penanggungjawab wajib melaksanakan hal-hal sebagai berikut yang

    termuat dalam Keputusan pasal 2 ayat(1) :

    a. Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang dibuang kelingkungan tidak melampaui Baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.

    b. Membuat saluran pembuangan limbah cair yang kedap air sehinnga tidak terjadiperembesan limbah cair ke lingkungan

    c. Memasang alat ukur debit atau lajur air limbah cair dan melakukan pencacatan debitharian limbah cair tersebut.

    d. Tidak melakukan pengenceran limbah cair termasuk mencampurkan buangan air bekaspendingin kedalam aliran pembuangan limbah cair.

    e. Memeriksakan kadar parameter BakunMutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalamLampiran Keputusan ini secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan.

    f. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan.g. Melakukan pencacatan produksi bulanan senyatanya.h. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar parameter Baku Mutu Limbah

    Cair, produksi bulanan senyatanya sebagaimana dimaksud dalam huruf c,e,g sekurang-

    kurangnya 3 bulan sekali kepada Kepela Bapedal, Gubernur, instansi teknis yang

    membidangi industri lain yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Setiap penanggungjawab kegiatan atau pengelola rumah sakit wajib:

    a. Melakukan pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan sehingga mutulimbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang

    telah ditetapkan.

    b. Membuat saluran pembuangan limbah cair tertutup dan kedap air sehingga tidak terjadiperembesan ke tanah serta terpisah dengan saluran limpahan air hujan.

    c. Memasang alat ukur debit laju air limbah cair dan melakukan pencatatan debit harianlimbah air tersebut.

    d. Memeriksakan kadar parameter baku mutu limbah cair sebagaimana tersebut dalamlampiran keputusan ini kepada laboratorium yang berwenang sekurang kurangnya 1

    kali dalam sebulan.

  • 7/22/2019 Laporan PPLF Sungai Code

    48/48

    e. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian dan kadar parameter baku mutulimbah cair sebagaimana dimaksud huruf C dan D sekurang kurangnya 3 bulan sekali

    kepada Gubernur dengan tembusan menteri, kepala Bapedal, Direktur Jenderal Badan

    Tenaga Atom Nasional, instansi teknis yang membidangi rumah sakit serta instansi lain

    yang dianggap perlu sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.