laporankemajuan_pkmkc
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
1/19
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
TREACT : TREATMENT AND EDUCATION OF AUTISM WITH KINECT AND PROMTH
BUTTON TEKNOLOGY
BIDANG KEGIATAN :
PKM-KARSA CIPTA
Diusulkan oleh :
Muhammad Rizky Habibi (5111100001) Angkatan 2011
Nurul Wakhidatul Ummah (5111100003) Angkatan 2011
Mentary Queen Glossyta (5111100041) Angkatan 2011
Cindy Nur Azizah Rahma (3612100009) Angkatan 2012
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
2/19
PENGESAHAN PKM- KARSA CIPTA
1. Judul Kegiatan : TREACT (Treatment and education of autism
with kinect and promth button technology)
2.
Bidang Kegiatan : PKM-KARSA CIPTA3.
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Muhammad Rizky Habibi
b. NIM : 5111100001
c. Jurusan : Teknik Informatika
d.
Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
e. Alamat Email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a.
Nama Lengkap dan Gelar : Umi Lailu Yuhana, S.Kom, M.Scb. NIDN : 0026067903
c. Alamat Rumah dan No. Telp/ HP : Jl.Zamrud 13 E/D-16 Kota Driyorejo-
Gresik 6117
6.
Biaya Kegiatan Total
a. DIKTI : Rp 12.250.000,00
b. Sumber Lain (Sebutkan) : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan
Surabaya, 23 Juni 2014
Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik InformatikaITS
(Dr.Nanik Suciati,S.Kom,M.Kom)
NIP. 197104281994122001
Ketua Pelaksana
(Muhammad Rizky Habibi)
NIM. 511110001
Wakil Rektor
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
(Prof. Dr. Ing.Herman Sasongko)
NIP. 196010041986011001
Dosen Pendamping
(Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc)
NIP.197906262005012002
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
3/19
RINGKASAN
Jumlah penyandang autis dari waktu kewaktu tampaknya semakin
meningkat. Peningkatan jumlah penyandang autis tidak dibarengi dengan
peningkatan tempat terapis dan mahalnya terapi menyebabkan banyak penyandang
autis yang tidak mendapat terapi. Disisi lain diperoleh data penelitihan bahwa
penyandang autis lebih tertarik dengan teknologi. Dari permasalahan dan peluang
tersebut kami membuat aplikasi TREACT: treatment and education of autism with
kinect and push button technology.Dari latar belakang tersebut timbul beberapa
masalah yakni 1) Bagaimana cara agar orang awam mendiagnosa penyandang autis
dengan hasil akurat? 2) Bagaimana menciptakan alat yang dapat memudahkan orang
awam melakukan terapi sesuai dengan tahapan yang sesuai? 3) Bagaimana cara terapi
autis yang interaktif? 4) Bagaimana cara memberikan laporan perkembangan
penyandang autis yang interaktif? 5) Bagaimana memberikan informasi mengenai
penyandang autis yang interaktif?
Program ini mengunkan metode incremental development yang terdiri daribeberapa tahap yakni: studi literatur, analisis sistem bisnis terapi autis di tempat
terapi, perencanaan dan desain proton teknologi, perencanaan program dan desain,
pengumpulan resource gambar dan video, pengambilan dan pengeditan suara, desain
antar muka, development, validation, dokumentasi dan publikasi.
TREACT adalah aplikasi yang dapat membantu terapi autis dengan teknologi
yang interaktif dilengkapi hardware tambahan kinectdan Prompt Button (PROTON)
yakni hardware tambahan yang kami desain khusus untuk terapi autis. TREACT
memiliki 3 fitur utama yakni: diagnosa,terapi dan laporan.
Diagnosa TREACT menggunakan standart ATEC yang dikembangkan oleh
Autism Research Institut. dari hasil diagnosa TREACT akan memberikan informasiberapa persen autis serta menggolongkannya dalam beberapa kategori. Kemudian
sistem akan memberikan saran tahapan terapi serta menuntun selama proses terapi
melalui versi terstruktur atau pengguna bisa melakukan tahapan sesuai dengan yang
dikehendaki melalui freemode.
TREACT menggunakan teknik ABC "Antecendent , Behaviour, Consequnce"
dengan meggunakan reinforcers langsung dari orang terdekat. sehingga
memungkinkan pengguna memasukan videonya sendiri untuk memberikan reinforces
kepada autis, sehingga seolah yang menjadi terapis adalah orang terdekat sendiri.
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
4/19
DAFTAR ISI
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
5/19
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Jumlah penyandang autis meningkat pesat, semula terdapat anggapan bahwa
5 dari 10000 orang adalah penyandang autis, tetapi penelitian epidemiologi saat ini,
yang menggunakan kriteria DSM III-R, telah menunjukkan hasil yang lebih besar yakni
10 dari 10000 orang. Jika menggunakan definisi autis secara edukasional terdapat
paling sedikit 20 orang dari 10000 orang penyandang autis (Theo Peeters : 2009).
Bahkan diperkirakan penderita autis mencapai 60 hingga 120 kasus setiap 10000
orang (Fitzferald : 2010).
Karakteristik yang paling penting dari autis adalah gangguan dominan yang
terdiri dari kesulitan dalam pembelajaran keterampilan kognitif (pengertian), bahasa,
motorik (gerakan) dan hubungan kemasyarakatan. (Theo Peeters : 2009). Salah satu
metode untuk menerapi autis yang banyak digunakan diseluruh dunia adalah metode
LOVAAS, that is often applied to establish positive behaviors in autistic children is
Applied Behaviors Analisys(ABA) which is introduced by Prof.Dr. Lovaas in USA.
Namun, pada kenyataannya terapi yang ada saat ini mahal, di Indonesia
seharga $8 - $50 perjam, minimal 4jam setiap hari dan harus dilakukan 4 kali dalam
satu minggu. Jadi orang tua harus mengeluarkan biaya sekitar $520 - $3200 setiap
bulan. Harga terapi di negara-negara lain juga sangat mahal di Utah harga terapi lebih
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
6/19
dari $400 perbulan, di US $200rb di UK 1.5 juta setara dengan $200ribu. Sehingga
menjadi masalah untuk masyarakat ekonomi menengah kebawah.
Disisi lain, terapi harus dilakukan di tempat terapi secara intensif padahal tidak
semua masyarakat dapat dekat dengan tempat terapi. Akibatnya banyak masyarakat
yang tinggalnya jauh dari tempat terapi tidak mendapat terapi yang sesuai. Disisi lain
terdapat akta bahwa hasil penelitian menyebutkan penyandang autis sangat tertarik
belajar dengan teknologi yang baru. Maka kami mencoba menggabungkan teknologi
dengan terapi yang menggunakan modul berstandar terapi Internasional. TREACT :
Treatment and Education of Autism with Kinect and Proton Technology, dibangun
dengan harapan mampu membantu mempercepat proses terapi penyandang autis.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas pada program kreatifitas mahasiswa ini
adalah:
1. Bagaimana cara mendiagnosa penyandang autis?
2. Bagaimana menciptakan alat yang dapat memudahkan orang awam
melakukan terapi sesuai dengan tahapan yang sesuai?
3.
Bagaimana cara terapi autis yang interaktif?
4. Bagaimana cara memberikan laporan perkembangan penyandang autis
yang interaktif?
5. Bagaimana memberikan informasi mengenai penyandang autis yang
interaktif?
1.3 TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai dari program kreatifitas mahasiswa ini adalah
sebagai berikut:
1.Memberikan kemudahan dalam mendiagnosa penyandang autis.
2.Memberikan kemudahan dalam menerapi penyandang autis
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
7/19
3.Memberikan terapi yang interaktif karena menggunakan kinect sebagai sensor
gerak serta Proton sebagai promptdalam terapi.
4.Memberikan kemudahan dalam melihat perkembangan selama terapi.
5.
Memberikan informasi mengenai autis.
1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah sebuah aplikasi terapi untuk
penyandang autis yang sesuai dengan standart terapi autis yang meliputi:
diagnosa, prompth, renforces, laporan perkembangan dan informasi mengenai
autis. Untuk membantu mempercepat proses terapi ditempat terapi. Selain itu,
diharapkan program ini dapat dipatenkan dan di publikasikan dalam artikel ilmiah.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Autis
Karakteristik yang paling penting dari autis adalah gangguan dominan yang
terdiri dari kesulitan dalam pembelajaran keterampilan kognitif (pengertian),
bahasa, motorik (gerakan) dan hubungan kemasyarakatan. (Theo Peeters : 2009).
2.2 Diagnosis
Melakukan diagnosa ganguan autisme tidak memerlukan pemeriksaan yang
cangih seperti brain-mapping, CT-Scan, MRI, dan lain sebagainya. Pemeriksaan-
pemeriksaan tersebut hanya dilakukan bila ada indikasi, misalnya bila anak itu
kejang, maka EEG atau braimappingdilakukan untuk melihat apakah ada epilepsi.
Autisme adalah adalah gangguan perkembangan pada anak, oleh karena itu
diagnosis dilakukan dari gejala-gejala yang tampak menunjukan adanya
penyimpangan dari perkembangan yang normal.
Autism Research Institute (ARI) telah merumuskan autism treatment
evaluation checklist (ATEC). Rumusan ini yang dipakai diseluruh dunia. Standar
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
8/19
ATEC mencakup komunikasi, sosialisasi, kognitif dan kebiasaan. Daftar pertanyaan
terdaftar di lampiran. (Mirza Maulana: 2010)
2.3 Terapi autis
Terapi paling efekif yang paling banyak digunakan adalah LOVAAS.
Teknis lovaas berdasarkan pada behaviour modification atau Discrete trial
training menggunakan urutan : ABC. A atau Antecedent = pra-kejadian)
adalah pemberian instruksi, misalnya: pertanyaan, perintah, atau visual.
B atau Behaviour (perilaku) adalah respons anak. Renspon yang
diharapkan haruslah jelas dan anak harus memberi respon dalam 3 detik.
Karena ini normal dan dapat meningkatkan perhatian.
C atau consequence (konsekuensi atau akibat). Konsekuensi haruslah
seketika diberikan reinforces (pendorong atau penguat) (Mirza Maulana: 2010).
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Metode dalam pembuatan aplikasi TREACT menggunakan metode
incremental development. Metode yang menerapkan Agile methods and
acceptance testingyakni metode yang melibatkan terapis dan ahli autis dalam
program ini yakni ibu Drg.Illy Yudiono pemilik yayasan autis cakra, sebagai tim
pengembang. dalam hal ini terapis dan juga ahli autis ikut dalam pengambilan
keputusan untuk acceptability sistem. Pengujian program juga dilakukan
langsung oleh pengguna dan akan dilakukan perbaikan pada tahap tertentu.
Karena pada pembuatan aplikasi ini harus benar-benar sesuai dengan
kebutuhan dan sistem bisnis proses terapi sehingga dibutuhkan konsultasi
disetiap tahap dan perubahan harus disesuaikan dengan kebutuhan terapi
sehingga metode incremental development paling sesuai untuk
mengembangan aplikasi ini. Adapun alur proses pelaksanaan pembuatan
karya, sebagai berikut.
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
9/19
Specification
Development
Validation
Gambar 1. Metode Pelaksanaan
Perencanaan dan desain
proton teknologi
Perencanaan dan desain
Aplikasi TREACT
Pengumpulan resource
gambar dan video
Pengambilan dan
pengeditan suara
Desain antar muka aplikasi.
Intermediate
Version
Digunakana
untuk pengujian
ke target
penguna
Inisial Version
Digunakan untuk
konsultasi ke ahli
terapi autis
Final Version.
Aplikasi yang siap
digunakan oleh
tempat terapi
Pembuatan Promt Button
(PROTON) teknologi
Pembuatan aplikasi TREACT
Error Handlingaplikasi
dan proton teknologi
Validasi aplikasi ke
tempat terapi autis
Uji coba ke targetpenguna
Studi Literatur Analisis sistem
bisnis terapi autis
Dokumentasi dan
publikasi
selesai
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
10/19
Keterangan alur proses pembuatan karya, sebagai berikut.
3.1Tahap Perencanaan
3.1.1 Studi Literatur
Tahapan awal dari proses pelaksanaan ini diawali dengan studi
literatur yang wujud kegiatannya antara lain mencari referensi yang relevan
tentang autis dan cara terapi terbaik. Dalam hal ini kami mengambil data dari
yayasan autis Cakra.
3.1.2 Analisis sistem bisnis terapi autis di tempat terapi
Analisis sistem bisnis dilakukan di yayasan autis cakra, untuk
mendapatkan user requirement yang sesuai. Pada tahap ini dihasilkan suatu
kajian kesimpulan untuk proses awal perencanaan program dan desain. Dari
analisis permasalahan tersebut diperoleh kebutuhan:
a)Diagnosa: harus menggunakan standart ATEC
b)Proses terapi mengunakan modul LOVAAS
c) Laporan perkembangan mengunakan standart ARI.
d)Aplikasi dilengkapi dengan reinforces, dalam hal ini menggunakan video
yang dapat di edit oleh orang terdekat.
e)
Aplikasi dilengkapi dengan prompt.
f) Aplikasi dilengkapi dengan laporan perkembangan yang sesuai dengan ARI.
3.1.3 Perencanaan dan desain proton teknologi
Desain proton berupa desain rangkaian mengunakan eagledan desain
cashingagar nyaman digunakan oleh penyandang autis.
Gambar 2.Rangkaian Proton
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
11/19
3.1.4 Perencanaan Program dan Desain
Tahap ini dilakukan perancangan aplikasi. Hasil dari tahap ini adalah
dokumen SKPL (Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak) dan DPPL (desain
perancangan perangkat lunak) .
Gambar 3.diagram kasus penguna aplikasi TREACT
3.2Spesifikasi
3.2.1 Pengumpulan resourcegambar dan video
Pengumpulan resourceyang sesuai dengan modul LOVAAS.
3.2.2
Pengambilan dan pengeditan suara
Salah satu gangguan dominan pada penyandang autis adalah dalam hal
komunikasi. Sehingga suara yang digunakan untuk aplikasi ini harus sesuai
dengan standart terapi autis.
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
12/19
3.2.3Desain antar muka.
3.2.3.1 Antar muka pengguna
Aplikasi TEACCH menggunakan antarmuka berbasis desktop dan
pengguna mengoperasikannya dengan menggunakan keyboard dan
mouse sebagai kontrol, menggunakan kinect sebagai sensor gerak dan
prompt button(PROTON) sebagai alat bantu tambahan.
3.2.3.2 Antar muka perangkat keras
Aplikasi TEACCH berjalan di atas perangkat keras sebuah computer
(PC) dan hardware tambahan berupa kinect dan proton. Proton adalah
perangkat keras khusus yang didesain sendiri khusus untuk terapi
penyandang autis.
Gambar 4. Rangkaian antar muka perangkat keras berupa proton
Gambar 5. Antar muka perangkat keras berupa kinect
3.2.3.3 Antar muka perangkat lunak
TEACCH adalah aplikasi yang akan dibangun menggunakan bahasa C#
dan akan berjalan pada Sistem Operasi Windows.
3.3
Development
Pengembangan terdiri dari pengembangan hardwareberupa proton
dan software. Dalam aplikasi TREACT ini, kami menggunakan teknologi:
a)Platform pengembangan : Desktop
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
13/19
b)2D desain : Corel Draw X5 dan Adobe Photoshop CS4
c)Sistem operasi : Windows
d)Aplikasi : WPF C# dan Kinect
e)
Framework : .Net framework 4 client profile dan Kinect SDK
f)
Library : Coding4fun
3.4 validation
Tahap selanjutnya adalah tahap pengujian program atau disebut juga
tahap validasi. Validasi dilakukan langsung di yayasan autis cakra oleh
penyandang autis secara langsung, pada tahap ini dapat diketahui tingkat
perkembangan setelah mengunakan aplikasi TREACT.
3.5 Tahap Dokumentasi dan Publikasi
1)
Penyusunan Laporan
Menyusun laporan akhir dari proses pembuatan perangkat lunak.
2) Proses Publikasi
Dilaksanakan setelah program siap release yang artinya program lolos
uji pada tahap validasi dan telah dikatakan layak pakai sesuai parameterkelayakan yang di gunakan. Proses publikasi melalui pamflet, banner dan
poster yang menjelaskan fitur-fitur permainan.
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
Bulan Maret
No. Tujuan Program Indikator Keberhasilan
Jangka Pendek
Hasil
1. perencanaan
perangkat keras
dan perangkat
lunak dari teacch
Analisis sistem bisnis terapi
autis di tempat terapi
Terselesainya dokumen
SKPL (spesifikasi
kebutuhanperangkat lunak)
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
14/19
Perencanaan dan desain
proton teknologi
Terselesainya skematik
rangkaian elektronika untuk
mikrokontroler proton.
Perencanaan Program dan
Desain
Terselesaikannya dokumen
DPPL ( desain perancanganperangkat lunak)
Pengumpulan resource
gambar dan video
Terkumpulnya semua
resource gambar dan video
terapi.
Pengambilan dan
pengeditan suara
Terkumpulnya suara dan
music terapi
Pembuatan aplikasi TEACCH Aplikasi teacch yang terdiri
dari 3 menu utama:
Sinkronisasi software denganhardware Proton dan kinect sudahdapat terhubung dengan
aplikasi TEACCH yang telah
dibangun
Pengujian aplikasi TEACCH Aplikasi TEACCH dapat di
gunakan oleh penyandang
autis
2. Memperkenalkan
TEACCH pada
masyarakat umum
Diterapkan pada beberapa
orang awam terhadap
teknologi yang digunakan
Bekerjasama dengan 3
yayasan autis cakra autism
center, galuh handayani,
dan harapan bunda.
Melakukan pameran skala
daerah maupun nasional.
Serta mendaftarkan paten.
BAB 5. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana tahapan berikutnya adalah:
1. Memperkenalkan TEACCH pada masyarakat umum yang lebih luas.
Bekerjasama dengan yayasan autis internasional dan daerahdaerah di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson S., Avery D., DiPietro E., Edwards G., and Christian W. 1987 Intensive home
based early intervention with autistic children. Educational Treatment of
Children10 352-366
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
15/19
Alloy, L.B.Delphie, Bandi. 2009. Pendidikan anak autis. Sleman: intan sejati.
Buckmann, Steve.. 2009. Lovaas Revisited: Sloud We Have Ever Left?. Los Angeles:
University of California
Cohen S. 1998 Targeting Autis. Berkeley : University of California Press
Connor, M.J., 2000, The Lovaas Approach Re-Visited.
Ferster C. 1961.Positive reinforcement and behavioural deficits of autistic children. Child
Development32 437-456
Harris S., Handleman J., Gordon R., Kristoff B., and Fuentes F. 1991. Changes in cognitive
and language functioning of preschool children with autis. Journal of Autis
and Developmental Disorders21 281-290
Howlin P. 2000.Early behavioural intervention. Correspondence with current.
Koegel R., Frea W., and Suratt A. 1994 Self management of problematic social behaviour,
In Schopler E. and Mesibov G. (Eds) Behavioural Issues in Autis. New York:
Plenum Press
Maulana, Mirza. 2009.Anak Autis. Jogjakarta: Kata Hati.
Peeters,Theo. 2009.Autis: medical and educational aspects.New York: Whurr Publishers.
Rudy, Lisa Jo., What is the difference between ABA, Discrete Trial, and The Lovaas
Method?
Wijaya Kusuma, Hembing.2008. Psikoterapi Anak Autisa. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Wardhani, Veranita, dkk. 2009.Autise Terapi Medis Alternatif . Jakarta: UI pers.
LAMPIRAN
NO KEPERLUAN JUMLAH SATUANHARGA
SATUAN (Rp)
TOTAL
BIAYA (Rp)
Peralatan Penunjang
1 Kinect 1 buah 1.500.000 1.000.000
2 Proton 1 paket 1.500.000 1.500.000
3 Pulsa modem 4 bulan 200.000 800.000
4 Kabel Rol 1 buah 60.000 60.000
5 Sound speaker 1 buah 100.000 100.000
6. Modem 3 buah 300.000 900.000
Sub Total 4.000.000
Proses pembuatan aplikasi
1 Konsumsi programer 4 Bulan 500.000 2.000.000
2 Konsumsi desainer 4 Bulan 300.000 1.200.000
http://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Theo+Peeters%22http://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Theo+Peeters%22http://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Theo+Peeters%22 -
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
16/19
3 Konsumsi Analis 4 Bulan 609.500 2.438.000
Sub total 5.638.000
Bahan Penunjang
1 Kertas A4 70 gram 2 rim 36.000 72.000
2 Alat tulis 1 paket 80.000 80.000
3 Fotocopy referensi 3 25.000 75.000
Sub Total 226.100
Simulasi kepada Target Pengguna
1 Transportasi 3 orang 50.000 150.000
2 CD + penutup 30 buah 5000 150.000
3 Konsumsi untuk pengguna 30 orang 5000 150.000
4 Pengadaan Feedback 30 lembar 1000 30.000
Sub Total 480.000
Biaya Dokumentasi dan Publikasi
1 Pembuatan proposal awal 1 jilid 50.000 50.000
2 Penggandaan proposal 3 copy 20.000 60.000
3 Pembuatan laporan akhir 1 jilid 50.000 50.0004 Penggandaan laporan akhir 3 copy 20.000 60.000
4 Pembuatan X-Banner 2 buah 75.000 150.000
5 Pembuatan Poster 30 buah 14.500 435.000
6 Pembuatan Pamflet 200 lembar 5.500 1.100.000
Sub Total 1.905.000
Total 12.250.000
Dokumentasi
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
17/19
GambarHasil Percobaan Aplikasi di yayasan autis
Gambarsituasi pameran di mlaku-mlaku nang tunjungan
GambarTestimoni dari kementrian pariwisata kreatif
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
18/19
GambarTestimoni dari presiden Microsoft Indonesia
GambarPameran di Electrical Engineering Event
-
7/23/2019 laporanKemajuan_PKMKC
19/19
Gambarpameran di the Oval, Epicentrum Walk, Jakarta