li anmal ade indah
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 LI Anmal Ade Indah
1/4
Ade Indah Permata Sari
0411181419037
HIPERTERMIA MALIGNA
Hipertermia Maligna (MH) merupakan salah satu mimpi buruk para pelaku anestesiayang jarang terjadi namun fatal. Namun ini buan!ah e"a!ahan #r$"edur
ane"te"iaatau alergi obat anestetik. Kumpulan gejala klinis yang diakibatkan oleh
peningkatan tonus dan metabolisme otot rangka terjadi sangat cepat dan hebat, olehkarena itu sering mengakibatkan mortalitas. %antr$!en(dantrolene) disebut telah
menurunkan mortalitas akibat MH dari 8! menjadi "! saja. #ejak pertama kali
kejadian MH dilaporkan th $%& hingga kini, belum ada alternatif terapi selain dantrolen.
'leh karena itu, sangat beralasan jika ketersediaan dantrolen di semua negara adalahkrusial, hingga nanti jika ditemukan alternatif lain.
stilah Malignant Hyperthermia* pertama kali diperkenalkan oleh +enborough
-oell dalam sebuah artikel (Anaesthetic Deaths in a Family,-ancet $%&). +iagnosis
MH* pada /aktu itu didasarkan atas obserasi seksama tanda0tanda klinis, tanpaperalatan pemantau canggih. #aat ini ketika MH sudah lebih dikenal, istilah hipertermia*
menjadi kurang relean karena seringkali peningkatan suhu timbul lambat.
EPI%EMI&L&GI
nsiden terjadinya MH berkisar antara $1 " hingga $1".0$. kasus
de/asa dan $120$1" pada kasus pediatrik. 3realensi kelainan ini mungkin $
dalam 2 4 5 indiidu, mengenai semua kelompok etnik dan golongan umur,terbanyak adalah de/asa muda dengan kekerapan 61$ untuk pria dibandingkan /anita.
7ngka kejadian MH di ndonesia tidak diketahui karena belum ada sistem pencatatandan pelaporan. Hal yang sama tampaknya terjadi juga di negara0negara 7sia yang lain,dengan perkecualian di epang dan 9ai/an. +iketahui berbagai laporan kasus anekdotal
tentang kejadian yang sangat dicurigai MH di ndonesia. Kasus0kasus tersebut banyak di
antaranya fatal, terutama karena tidak tersedianya dantrolen di ndonesia.
PAT&'ISI&L&GI
MH bukan merupakan penyakit alergi terhadap :at anestetik atau :at lainnya. MH
adalah kelainan genetik aut$"$ma! d$minan. adi MH bukan penyakit akibat anestesia.
Meskipun tidak mengalami krisis MH, penyandangnya tetaplah penyandang MH.7utosomal dominan berarti cukup satu orangtua yang menyandangnya, maka
kemungkinan besar anak0anak mereka juga menyandang MH. 3enyandang MH sebagian
terbukti mengalami mutasi kromosom no.$%; $6.$0$2.6. Mutasi ini menyebabkanperilaku menyimpang pada reseptor ryanodin (
-
7/24/2019 LI Anmal Ade Indah
2/4
3otensial aksi akan mengaktiasi inilah yang memicu
eksitasi sel dengan hasil kontraksi sel otot. adi, yang berperan besar dalam eksitasi seladalah =a6> intraselular yang tersimpan di retikulum sarkoplasmik, bukan arus masuk
=a6> dari ekstrasel ke intrasel. (Karena itu tidak ada gunanya memberikan obat
penghambat kanal =a ketika serangan MH terjadi.)3ada penyandang MH, mekanisme di atas terjadi berlebihan. 7ktiasi di sitosol, yang
berakibat hiperkontraktur sel otot rangka.
-
7/24/2019 LI Anmal Ade Indah
3/4
sedikit sekali laboratorium yang melakukan tes ini, sebagian besar di E#7. 9erlebih lagi,
spesimen otot harus segar. 7rtinya, tersangka penyandang MH harus pergi ke pusat
tersebut. #ekali hasil =H=9 positif MH, semua saudara kandung dan orangtuanya harusdiperiksa kromosomnya, untuk mengetahui dari garis mana MH ini didapat.
Karena =H=9 sangat terbatas, saat ini mulai digalakkan pemeriksaan alternatif, yaitu
langsung dilakukan pemeriksaan kromosom untuk melihat mutasi yang sesuai. Namundikatakan, hanya sekitar 2! pasien yang positif =H=9 juga terbukti mengalami mutasi
genetik sesuai MH.
%IAGN&SIS %I'ERENSIAL
Deberapa kondisi menunjukkan gambaran klinis mirip dengan krisis MH. +i
antaranya adalah1$. Neuroleptic Malignant Syndrome (NM#). ni adalah reaksi sebagian pasien yang
mendapat antipsikosis tertentu. 9erjadi penurunan aktiitas dopamin, baik akibat
blokade maupun akibat withdrawalterapi dengan obat dopaminergik. #elain suhu yang
meningkat, pasien akan menunjukkan agitasi atau penurunan kesadaran, rigiditas otot,diaforesis dan disfungsi otonom. 9erapinya simtomatik, namun dantrolen dan
bromokriptin dapat meredakan dengan cepat.6. Serotonin Syndromeatau tepatnya toksisitas serotonin. Danyak obat dapat memicu
reaksi ini, terutama jika digunakan bersama0sama. 7gonis "H9 (golongan triptan),
antagonis "H9 (ondansetron, granisetron), obat antikolinergik (metoklopramid),antidepresan (misalnya inhibitor M7'), opioid, stimulan otak (amfetamin,
metamfetamin, kokain), bahkan obat0obat herbal (misalnya ginseng) dilaporkan dapat
memicu toksisitas serotonin. Hipermetabolisme yang terjadi di sini tidak disertai
rigiditas otot. Diasanya yang terjadi adalah tremor, hiperefleksia atau twitching.9erapinya adalah antagonis serotonin (siproheptadin atau klorproma:in) dan
simtomatik.
2. MH-lie Syndrome. Kondisi mirip dengan krisis MH juga dapat terjadi pada pasiendengan kelainan muskuloskeletal yang dibius dengan anestetika inhalasi, terutama jika
prosedurnya melibatkan manipulasi otot (misalnya operasi koreksi strabismus). Cejala
klinis yang timbul tidak sehebat krisis MH dan diterapi simtomatik. 3asien yangmengalami kondisi ini bukan penyandang MH.
PAN%AN TATALA,SANA ,RISIS HIPERTERMIA MALIGNA INTRA2
ANESTESIA
(dimodifikasi dari berbagai panduan di dunia)
$. #egera hentikan semua :at anestetik olatil.
6. 7ktifkan situasi kega/atdaruratan.
2. Naikkan entilasi semenit untuk menurunkan B9='6. Cunakan oksigen tinggidengan melihat #p'6.
5. Derikan dantrolen sodium. +osis inisial 6," mgAkg DD, dilakukan secara bolus
intraena.
". +inginkan pasien. Cunakan ice pacsdi inguinal, aksila dan leher.
-
7/24/2019 LI Anmal Ade Indah
4/4
&. -aase lambung dengan cairan dingin.
F. Hentikan pendinginan jika suhu badan telah mencapai 28," G=.
8. Canti ='6absorber tiap kali telah jenuh.%. 7tasi aritmia sesuai algoritma. angan gunakan Ca channel !locer
$. +osis lanjutan dantrolen dititrasi sesuai perubahan B9='6dan laju jantung.
$$. Datas dosis total (bolus dan rumatan) dantrolen adalah $ mgAkg DD,namun bolehditambah bilamana sangat perlu.
$6. 3eriksa 7C+, elektrolit, kreatinin kinase urin. Hiperkalemia diatasi dengan
insulin dan glukosa, ditambah hiperentilasi.$2. 3eriksa koagulasi lengkap setelah &0$6 jam.
$5. 3astikan semua proses tercatat dan segera dilaporkan