memahami pengertian dan klasifikasi asam dan basa.docx

Upload: elisa-fata-marokeh-tedadespochacha

Post on 10-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    1/17

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    2/17

    Contoh : Na+

    Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basa

    Asam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskansatu ion H

    atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi primer)

    Contoh : asam monoprotik [HCl, HN, CCOOH]

    basa monoprotik [NaOH, KOH]

    Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ionHatau ion OH (dikenal dengan ionisasi sekunder)

    Contoh : asam diprotik [S H2S]

    basa diprotik [Mg(OH, Ca(OH)2, Ba(OH)2]

    Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3atau lebih ion Hatau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi tersier)

    Contoh : asam poliprotik [P]basa poliprotik [Al(OH)3]

    Asam-asam yang berasal dari proses metabolisme

    Asam volatil adalah asam yang mudah menguap, dapat berubah bentukmenjadi bentuk cair maupun gas. Asam volatil merupakan hasil akhir dari

    metabolisme asam amino, lemak dan karbohidrat.

    Contoh : karbondioksida, asam karbonat

    Asam nonvolatil adalah asam yang tidak mudah menguap, tidak dapatberubah bentuk menjadi gas untuk diekskresi oleh paru-paru, tapi harus

    dieksresikan oleh ginjal.Contoh : asam organik, asam nonorganik

    1.3 Penentuan PH

    pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan nilai

    keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0

    14. Istilah pH berasal dari p, lambang matematika dari negatif logaritma dan

    H lambang kimia untuk unsur hidrogen.

    pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat

    keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hidrogen. Nilai pH dari

    suatu unsur adalah perbandingan antara konsentrasi ion hidrogen [H+] dengan

    konsentrasi ion hidroksil [OH-]. Jika konsentrasi H+ lebih besar dari OH-, material

    disebut asam. Yaitu nilai pH adalah kurang dari 7. Jika konsentrasi OH- lebih

    besar dari H+, material disebut basa dengan suatu nilai pH lebih besar dari 7.

    Memahami perhitungan pH.

    (Guyton, 2008)

    - Hukum Henderson HasselbalchpH = pKa + HCO3

    -

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    3/17

    PCO2

    - Asam kuat : pH dihitung dari HCO3H+

    pH = - log [H+]

    - Basa kuat : pH dihitung dari OH-pOH = - log [H+]

    pH = 14 + log [OH-]

    - Asam lemahpH larutan asam lemah

    Asam monoprotik :

    [H3O+] = (Ka . C)1/2

    pH = - (log Ka1 + log C)

    Asam diprotik :

    Ka1 >> Ka2

    [H3O+] = (Ka1 . C)

    pH = - (log Ka1 + log C)

    - Basa lemahBasa monoprotik :

    [OH-] = (Kb . C)1/2

    pOH = - (log Kb + log C)

    pH = 14 + (log Kb + log C)

    Basa diprotik :

    Kb1 >> Kb2

    [OH-] = (Kb1 . C)

    pOH = - (log Kb1 + log C)

    pH = 14 + (log Kb1 + log C)

    Rumus mencari pH

    Untuk asam kuat : pH = - log [ H+ ] atau [ H+ ] = x.M

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    4/17

    Untuk asam lemah : pH = pKa + log

    Untuk basa lemah : pH = pKa + log

    Untuk basa kuat : pOH = - log [OH-

    ] atau [OH-

    ] = x.M

    Yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan adalah:

    -Kertas lakmus, kertas lakmus berubah menjadi merah bila keasaman larutan naik(asam), sedangkan berubah menjadi warna biru bila jika tingkat keasamaan larutan

    turun (basa). Penggunaan kertas lakmus ini adalah pengukuran yang paling sederhana,

    tetapi tidak dapat menentukan nilai pasti pH tersebut, hanya menunjukkan asam atau

    basa.

    -Indikator universal, substansi yang dapat berubah warna diantara berbagai ukuranpH. Indikator tidak memberikan gambaran lebih spesifik terhadap nilai pH

    dibandingkan dengan kertas lakmus. Indikator universal merupakan gabunganberbagai indikator yang diikuti dengan perubahan warna dari pH 2 10. Berbagai

    macam indikator universal, yaitu :

    Thimol biru 1 pH 1,22,2 merahoranye Metil merah pH 4,46,2 merahkuning Bromtimol biru pH 6,07,6 kuningbiru Thimol biru 2 pH 8,09,6 kuningbiru Fenolphtalein pH 8,310 tdk berwarna ungu

    -Menggunakan alat pH meter yaitu alat yang digunakan di lab untuk menentukan pHdari suatu larutan dan nilainya tertera sangat jelas. pH meter bekerja berdasarkanprinsip elektrolit atau konduktivitas suatu larutan.

    (http //chem-is-try.org/pengukuran pH/oleh Jim Clark/diambil pada selasa,16 maret,

    2010)

    Aplikasi dalam bidang kesehatan, biologi, kimia dan lain lain.

    Dapat mengetahui pH berbagai substansi dalam tubuhCairan getah lambung pH 1,02,0

    Urine pH 4,87,5

    Saliva (air liur) pH 6,56,9

    Darah pH 7,357,45

    Dapat lebih mudah untuk menunjang teori terapi

    Dapat menyesuaikan kadar enzim untuk terapi suatu penyakit pada organ tertentu,contoh: Enzim A memiliki sifat spesifik akan rusak pada pH tertentu, maka harus

    disesuaikan dengan pH organ yang akan diterapi

    Dapat mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam-basa jikamemakan makanan yang asam seperti jeruk limo, cuka, orange juice, dll.

    Menentukan derajat keasaman dari suatu larutan Menyatakan konsentrasi ion hidrogen Menentukan suatu kondisi asidosis atau alkalosis Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraselular

    (http//medicastore.com/diambil pada selasa, 16 maret 2010)

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    5/17

    2.1 Menjelaskan keseimbangan asam basa

    Keseimbangan asam-basa adalah keseimbangan ion [H+]. Suatu keadaan dimana

    konsentrasi ion H yang diproduksi setara dengan kosentrasi ion Hyang di keluarkan oleh

    sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molekular umumnya

    berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat kosentrasinya ion

    H atau ion OH yang sangat lemah.

    Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga sistem,

    yaitu sistem buffer, sistem paru dan sistem ginjal. Prinsip pengaturan keseimbangan asam-

    basa oleh sistem buffer adalah menetralisir kelebihan ion H+, bersifat temporer, dan tidak

    melakukan eliminasi. Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan

    ginjal dalam menunjang sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hidrogen dan bikarbonat serta

    membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia)

    Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru,

    sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan sistem buffer.Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7.35-7.45

    (Sjarifuddin, 2008)

    2. Memahami aspek biokimia dan fisiologi keseimbangan asam basa3.1 Menjelaskan mekanisme asam basa

    Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen, keseimbangan antara ion

    [] bebas dan [HC] dalam cairan tubuh sehingga pH darah 7,35 7,45 atau

    keseimbangan tubuh yang harus dijaga kadar ion [] bebas dalam batas normal maupun

    pembentukan asam maupun basa terus berlangsung dalam kehidupan.

    Cairan tubuh harus dilindungi dari perubahan pH karena sebagian besar enzim sangat peka

    terhadap perubahan pH. Mekanisme protektif harus berlangsung aktif dan secara terus

    menerus karena proses metabolisme juga menyebabkan terbentuknya asam dan basa secara

    terus menerus (asam karbonat, asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, asam sitrat, asam

    asetoasetat, ion ammonium, -hidroksibutirat).

    Karena ion [] berpengaruh besar dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yang

    mempengaruhi [] juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :

    a)Lebihnya kadar [

    ] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari Pembentukan C yang sebagian berdisosiasi menjadi H+ dan HC Katabolisme zat organik Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedik, contoh pada metabolik

    lemak terbentuk asam lemak dan laktat yaitu melepaskan [H+]

    b)Keseimbangan intake dan output ion [H+] tubuhBervariasi tergantung dari:

    Diet ( makanan ), H+ naik, jika kebanyakan makan asam (asidosis), sedangkandengan mengkonsumsi sayur dan buah bersifat basa banyak menghasilkan

    HC.

    Aktivitas yaitu lari cepat membuat tubuh kita asam karena menghasilkanbanyak CO2 sehingga pH turun

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    6/17

    Proses anaerob yaitu lebih banyak penumpukan asam laktat seperti olahragaberat sehingga menimbulkan reaksi asam dan membuat pH turun

    Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga

    sistem,yaitu :

    1. Sistem buffer2. Sistem respiratorik (sistem paru)3. Sistem metabolik (sistem ginjal)

    1. Sistem bufferSistem buffer disebut juga sistem penahan atau sistem penyangga, karena dapat

    menahan perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yang mengandung asam danbasa konjugasinya.

    Sistem buffer kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basa sementara.

    Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki, maka pengontrolan pH akandilanjutkan oleh paru paru yang merespon secara cepat terhadap perubahan ion H + dalam

    darah karena rangsangan kemoreseptor dan pusat pernafasan mempertahankan kadar [H+]

    sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut, ginjal mampu meregulasi

    ketidakseimbangan ion H+ dengan mensekresikan ion H+ dan menambahkan HC baru

    dalam darah karena memiliki dapar fosfat.

    Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer, yaitu :

    Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat Sistem buffer hemoglobin Sistem buffer protein Sistem buffer fosfat

    Fungsi utama sistem buffer ini adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh

    pengaruh asam fixed dan asam organik pada cairan ekstraseluler. Sistem ini memiliki

    keterbatasan, yaitu :

    Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkankarena peningkatan CO2

    Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistempernafasan bekerja normal.

    Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ionbikarbonat.

    Sistem buffer asam karbonat-bikarbonatSistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan

    pH cairan ekstraseluler. Sistem buffer bikarbonat merupakan sistem buffer istimewa,

    sistem buffer tetap merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya6.1, karena dapat mengeluarkan CO2 melalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuh

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    7/17

    mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan pengaturan kadar

    karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.

    H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3

    -

    CO2 bereaksi dengan H2O membentukCO3 yang kemudian berdisosiasi menjadiion hidrogen dan ion bikarbonat melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ionhidrogen, terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat.

    Berarti dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerima

    kelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi

    menjadi CO2 dan air, dan CO2 yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui paru.

    Sistem buffer hemoglobinBuffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel

    darah merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin,

    yaitu asam amino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan

    Hb bentuk berproton dan tidak berproton.

    Na+ + HCO3 NaHCO3Hb- + H+ HHb (PK 7-8)

    Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi

    karbonat karena di dalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses

    pengikatan terjadi dengan cepat karena CO2 berdifusi cepat melintasi membran sel

    darah merah tanpa memerlukan mekanisme transport aktif membran sel. Kemampuan

    pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.

    Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan hemoglobin. Hbpenting untuk pengangkutan oksigen ke jaringan, pengangkut CO2 dan sebagai sistem

    buffer yang kuat.

    Sistem buffer proteinSistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular dan interstitial.

    Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya.

    Protein tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino

    akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat sebagai anion pada

    suasana basa.

    Fungsi pengaturan buffer protein:- Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH2) dari asam amino akan bertindak

    sebagai basa lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium.

    Gugus amino bertindak sebagai akseptor proton.

    - Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalamidisosiasi dan berubah menjadi ion karboksil dan ion H+. Gugus karboksil bertindak

    sebagai donor proton.

    Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut

    berperan mengatur pH. Protein mengandung asam amino histidin yang mempunyai

    cincin imitazol dengan Pka = 6.0. Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses

    pengaturan melalui sistem buffer protein berjalan lambat karena ion hidrogen harus

    melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa natrium.

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    8/17

    Sistem buffer FosfatSistem dapar ini berperan penting dalam pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan

    intrasel

    Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam

    mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H2PO4-)dengan monohidrogen fosfat (HPO3

    2-). Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara

    yang serupa untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi

    basa lemah. Natrium hidrogen fosfat ( ) adalah basa lemah dan natrium

    dihidrogen fosfat ( Na P) adalah asam lemah

    HCl + Na2HPO4 NaH2PO4 + NaCl

    NaOH + NaH2PO4 Na2HPO4 + H2O

    H2PO4-(aq) + H

    +(aq) H 2 PO 4(aq)

    H2PO4 - (aq) + OH-(aq) --> HPO4

    2-(aq)) + H2O (aq)

    Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya

    sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

    (Guyton, 2008)

    2. Sistem respiratorik (sistem paru) Sistem pernapasan berperan penting bagi keseimbangan asam-basa karena

    kemampuannya mengubah ventilasi paru-paru sehingga dapat mengubah kecepatan

    ekskresi C penghasil yang diatur oleh konsentrasi arteri.

    Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basa merupakan tipe sistempenyangga fisiologis. Seluruh tenaga penyangga sistem pernapasan adalah 1 atau 2 kali

    lebih besar daripada tenaga penyangga kimia.

    Rata-rata secara normal terdapat sekitar 1,2 mmol/liter C yang terlarut dalam cairanekstraseluler yang sama dengan 40mmHg PC. Bila pembentukan C metabolik

    meningkat, cairan ekstraseluler PC juga meningkat.

    Jika konsentrasi meningkat, pusat pernapasan di batang otak secara refleksterangsang untuk meningkatkan C ventilasi paru-paru yang mengakibatkan kedalamannafas meningkat sehingga lebih banyak yang dikeluarkan sehingga jumlah yang

    ditambahkan ke dalam cairan tubuh berkurang. Karena C membentuk asam,pengeluaran Cpada dasarnya adalah pengeluaran asam dari tubuh. Jadi, pH tubuhdapat kembali ke pH normal. Jadi, peningkatan ventilasi alveolus menurunkan

    konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler dan meningkatkan pH. Begitu pula

    sebaliknya.

    Konsentrasi ion hidrogen juga berpengaruh terhadap kecepatan ventilasi alveolus.Sewaktu kecepatan alveolus menurun karena disebabkan oleh peningktan pH dan

    penurunan konsentrasi hidrogen, jumlah oksigen yang ditambahkan ke dalam darah

    menurun dan tekanan parsial oksigen di dalam darah juga menurun sehingga

    memberikan efek merangsang kecepatan ventilasi.

    Paru-paru sangat penting dalam mempertahankan konsentrasi plasma. Setiap hari,paru-paru mengeluarkan yang berasal dari asam karbonat dari cairan tubuh , lebihbanyak daripada jumlah yang dikeluarkan oleh ginjal.

    Sistem pernapasan juga dapat menyesuaikan jumlah yang ditambahkan ke cairantubuh dari sumber sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan pH ke arah normal

    apabila terjadi fluktuasi konsentrasi dari sumber-sumber asam non-karbonat.

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    9/17

    Pengaturan oleh sistem pernapasan bekerja dengan kecepatan sedang dan hanya aktifberperan jika sistem penyangga kimiawi saja tidak mampu meminimalkan perubahan

    konsentrasi . Jika kelainan non-respiratorik mengubah konsentrasi , sistempernapasan hanya akan dapat mengembalikan pH 50-75% dari normal karena gaya

    pendorong yang mengatur respon ventilasi kompensatorik lenyap apabila pH bergeser

    ke arah normal. Jika perubahan konsentrasi , terjadi akibat fluktuasi konsentrasi C yang timbul dari

    gangguan pernapasan, mekanisme pernapasan sama sekali tidak dapat berperan

    mengontrol pH.

    3. Sistem metabolik (sistem ginjal) Ginjal tidak saja dapat mengubah-ubah pengeluaran , tetapi juga dapat menahan atau

    mengeliminasi HC

    Ginjal mampu memulihkan pH hampir tepat ke normal walaupun membutuhkan yanglebih lama.

    Ginjal mengontrol pH cairan tubuh dengan menyesuaikan 3 faktor yaitu :a. Ekskresi ion hidrogen

    Paru-paru hanya mampu mengeluarkan asam karbonat melalui eliminasi C .Tugas untuk mengeliminasi yang berasal dari asam sulfat, fosfat, laktat danasam lain terletak di dalam ginjal.

    Ginjal tidak saja secara kontinu mengeluarkan dalam jumlah normal yangterus menerus dihasilkan dari sumber-sumber asamnon-karbonat, tetapi, juga

    mengubah-ubah kecepatan sekresinya untuk mengkompensasi perubahan

    konsentrasi yang timbul dari kelainan konsentrasi asam karbonat.

    Besarnya sekresi bergantung pada status asam basa pada sel tubulus ginjaldan tidak dipengaruhi oleh pengaruh hormonal.

    Proses sekresi berawal di sel-sel tubulus dengan C yang datang dari 3sumber yaitu Cyang berdifusi dari plasma atau dari cairan tubulus atau Cyang diproduksi secara metabolis di dalam sel tubulus. Lalu C dan Omembentuk yang akan berdisosiasi membentuk

    dan HC. Suatu

    pembawa yang bergantung energi di membran luminal kemudian mengangkut

    keluar sel ke dalam lumen tubulus. Di bagian nefron, pembawa ini

    mengangkut yang berasal dari filtrat glomerulus ke arah yang berlawanan.Karena reaksi ini diawali dengan C jadi kecepatannya bergantung padakonsentrasi C, jika konsentrasi Cmeningkat, maka reaksi akan berlangsungcepat.

    Jika konsentrasi di plasma tinggi, sel-sel tubulus akan berespon denganmensekresikan dalam jumlah yang lebih untuk disekresikan ke dalam urin,

    begitu pula sebaliknya. Ginjal tidak dapat meningkatkan konsentrasi plasma

    dengan mereabsorpsi yang sudah difiltrasi karena tidak terdapat mekanismetersebut di

    dalam ginjal.

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    10/17

    b.

    Ekskresi bikarbonat Sebelum dibuang oleh ginjal, yang dihasilkan dari asam non-karbonat

    disangga oleh HC plasma.

    Ginjal mengatur konsentrasi HC plasma melalui 2 mekanisme yaitu :1. Reabsorpsi HC yang difiltrasi kembali ke plasma Ion bikarbonat tidak mudah menembus membran luminal sel-sel

    tubulus ginjal sehingga tidak dapat difiltrasi dan direabsorpsi secara

    langsung.

    Ion hidrogen yang disekresikan ke luar sel tubulus berikatan denganHC

    yang difiltrasi untuk membentuk C. Lalu di bawah

    pengaruh karbonat anhidrase, C tersebut teruari menjadi O

    dan C. Lalu C masuk kembali ke dalam sel tubulus karena Cmampu dengan mudah menembus membran sel tubulus. Di dalam sel,

    di bawah pengaruh karbonat anhidrase intrasel, Cbergabung kembali

    dengan H2O membentuk C yang akan terurai menjadi dan

    HC. Karena dapat menembus membran basolateral sel tubulus,

    HCsecara pasif berdifusi keluar sel masuk ke dalam plasma

    kapiler-peritubulus. HC ini seolah-olah direabsorpsi padahal

    sebenarnya tidak.

    Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang disekresikan ke dalamlumen tubulus lebih banyak dibandingkan dengan ion bikarbonat yang

    difiltrasi. Sehingga semua ion bikarbonat yang difiltrasi biasanya

    direabsorpsi karena tersedia di lumen tubulus untuk berikatandengannya.

    2. Penambahan HC yang baru ke dalam plasma Pada saat semua HC yang difiltrasi telah direabsorpsi dan sekresi

    tambahan telah dihasilkan oleh disosiasi C, HC yang

    dihasilkan berdifusi ke dalam plasma sebagai HC yang baru.

    Disebut baru karena kemunculannya di dalam plasma tidak berikatan

    dengan reabsorpsi HC yang difiltrasi. Sementara itu, yang

    dihasilkan bergabung dengan penyangga fosfat basa dan kemudian

    dieksresi di urin.

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    11/17

    Selama asidosis, ginjal melakukan kompensasi sebagai berikut : Meningkatkan sekresi dan ekskresi di urin sehingga kelebihan dapat

    dieliminasi dan konsentrasi di plasma menurun. Mereabsorpsi semua ion bikarbonat yang difiltrasi disertai dengan

    penambahan ion bikarbonat baru ke plasma sehingga konsentrasi ion

    bikarbonat plasma meningkat. Begitu pula sebaliknya pada alkalosis.

    c. Sekresi amonia Terdapat dua penyangga urin yang penting yaitu penyangga fosfat (yang

    difiltrasi) dan amonia (NH3) yang disekresi.

    Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang disekresikan, pertama disangga olehsistem penyangga fosfat, yang berada di dalam lumen tubulus karena kelebihan

    ingesti fosfat telah difiltrasi tetapi tidak direabsorpsi. Jika sekresi ion hidrogen

    meningkat, kapasitas fosfat urin untuk menyangga akan terlampaui,tetapi ginjal

    tidak dapat mengeluarkan lebih banyak fosfat basa, maka semua ion fosfat basa

    akan diekskresikan agar berikatan dengan ion hidrogen.

    Lalu sel-sel tubulus mensekresikan N ke dalam lumen tubulus setelahpenyangga fosfat urin menjadi jenuh. Lalu, ion Hidrogen akan terus berikatan

    dengan N untuk membentuk ion amonium (N)

    Ion amonium akan keluar melalui urin setiap ia mengangkut ion hidrogen. Nsengaja disintesis dari asam amino glutamin (setiap satu molekul glutamin

    menghasilkan dua ion Nyang akan dieksresikan melalui urin dan ionbikarbonat yang akan dikembalikan ke darah) di dalam sel tubulus kemudian

    berdifusi mengikuti penurunan gradien konsentrasike dalam lumen tubulus.

    Kecepatannya diatur oleh jumlah kelebihan ion hidrogen yang akan diangkut di

    urin.

    Untuk setiap N

    yang dieksresikan, dihasilkan HC

    yang baru untukditambahkan ke dalam darah.

    Sekresi N selama asidosis berfungsi untuk menyangga kelebihan ionhidrogen di dalam lumen tubulus, sehingga ion hidrogen dapat disekresikan

    dalam jumlah besar ke dalam urin sebelum pH semakin menurun sampai batas

    4,5.

    (Sherwood, 2004)

    3. Memahami dan Menjelaskan Analisis Gas Darah

    1. Definisi

    ANALISA GAS DARAH

    (AGD)

    A. Definisi

    Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa),

    oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau

    kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai

    pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.

    Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang

    dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gasdarah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    12/17

    penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

    Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat

    dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:

    Mekanisme dapar kimiaTerdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu:

    1. Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat

    2. Sistem dapar fosfat

    3. Sistem dapar protein

    4. Sistem dapar hemoglobin

    Mekanisme pernafasan

    Mekanisme ginjal

    Mekanismenya terdiri dari:

    1. Reabsorpsi ion HCO3-

    2. Asidifikasi dari garam-garam dapar

    3. Sekresi ammonia

    Nilai Normal Gas Darah

    nilai normal analisa gas darah ::

    Nilai normal analaisa gas darah

    PH = 7,35 -7,45

    pO2 = 80-100 mmHg

    saturasi 02 = >95%

    PCO2 = 35-45 mmHg

    HCO3 = 22-26mEq/L

    BE (kelebihan basa) = -2 sampai +2

    referensi : Arita Murwarni, S.Kep. 2008. KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK

    KEPERAWATAN. Fitramaya. Yogyakarta

    4. Memahami gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik)

    4.1 Menjelaskan pengertian asidosis metabolik

    Asidosis metabolik (kekurangan HC

    ) adalah gangguan sistemik yang ditandai denganpenurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    13/17

    (peningkatan []). [HC] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya kurang dari 7.35.

    Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCmelaluihiperventilasi sehingga asidosis metabolik jarang terjadi secara akut.

    Kadar ion HCnormal adalah sebesar 24mEq/L dan kadar normal pC adalah 40 mmHg

    dengan kadar ion-H sebesar 40 nanomol/L. Penurunan kadar ion-HCsebesar 1 mEq/L akandiikuti oleh penurunan pCsebesar 1.2 mmHg

    Kompensasi paru dengan cara hiperventilasi yang menyebabkan penurunan tekanan parsial

    C, dapat bersifat lengkap, sebagian atau berlebihan. Berdasarkan kompensasi ini, asidosismetabolik dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

    Asidosis metabolik sederhana (simple atau compensated metabolic acidosis);penurunan kadar ion- HCsebesar 1 mEq/L diikuti penurunan pC sebesar 1.2mmHg.

    Gabungan asidosis metabolik dengan asidosis respiratorik dapat juga disebutuncompensated metabolic acidosis; penurunan kadar ion- HC sebesar 1 mEq/Ldiikuti penurunan pC kurang dari 1.2 mmHg (pC dapat sedikit lebih rendah atausama atau lebih tinggi dari normal)

    Gabungan asidosis metabolik dengan asidosis respiratorik atau dapat disebut sebagaipartly compensated metabolic acidosis; penurunan kadar ion- HCsebesar 1 mEq/L

    diikuti penurunan pC sebesar lebih dari 1.2 mmHg (pH dapat sedikit rendah atausama lebih tinggi dari normal)

    (Price & Wilson, 2006)

    4.2 Menjelaskan etiologi asidosis metabolik

    Penyebab mendasar asidosis metabolik adalah penambahan asam terfikasi (nonkarbonat), kegagalan ginjal untuk mengekskresi beban asam harian, atau kehilangan

    bikarbonat basa. Penyebab asidosis metabolik umumnya dibagi dalam dua kelompok

    berdasarkan selisih anion yang normal atau meningkat. Penyebab asidosis metabolik

    dengan selisih anion yang tinggi adalah peningkatan anion tak terukur seperti asam

    sulfat, asam fosfat, asam laktat, dan asamasam organik lainnya.

    Anion-gap dalam plasma

    Dalam keadaan normal, jumlah anion dan kation di dalam tubuh adalah sama besar.

    Selisih antara Na dengan HNO3 dan Cl atau selisih dari anion lain dan kation lain di

    sebut sebagai anion-gap. Pada kelompok pembentukan asam organik yang berlebihan

    sebagai penyebab asidosis metabolik, besar anion-gap akan meningkat oleh karenaadanya penambahan anion lain yang berasal dari asam organik antara lain asam

    hidroksi butirat pada ketoadosis diabetik, asam laktat pada asidosis laktat, asam

    salisilat pada intoksikasi salisilat. Jumlah normal anion-gap dalam plasma 123 meq.

    Anion-gap dalam plasma [Na+][Cl

    -] + [HCO3]

    Asidosis metabolik dengan anion-gap yang normal selalu disertai dengan

    peningkatan ion-Cl dalam plasma sehingga disebut juga sebagai asidosis

    metabolik hiperkloremik.

    Anion-gap dalam urin

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    14/17

    Pada keadaan asidosis metabolik dengan anion gap normal, ion Cl yang

    berlebihan akan di sekresikan oleh sel interkaled duktus kolingentes bersama

    dengan sekresi ion H+. Terganggu atau normalnya ekskresi ion NH3 dalam bentuk

    NH4Cl dapat dinilai dengan menghitung anion gap di dalam urin.

    Anion-gap dalam urin [Na- urin + K-urin]

    [Cl-urin]

    Bila hasilnya positif, terdapat gangguan pada ekskresi ion-NH3 sehingga

    NH4Cl tidak terbentuk akibat adanya gangguan sekresi ion H+ di tubulus distal

    misalnya pada renal tubular asidosis. Hasil yang negatif, menunjukkan keadaan

    asidosis metabolik anion-gap normal dimana ekskresi ion Cl dalam bentuk NH4Cl

    sebanding dengan sekresi ion H+ di tubulus distal yang terjadi akibat adanya

    asidosis metabolik, misalnya pada keadaan diare.

    (Sudoyo,ddk, 2009)

    Selisih Anion Normal

    (Hiperkloremik)

    Selisih Anion Meningkat

    Kehilangan Bikarbonat

    Kehilangan melalui saluran cerna:

    Diare lleostomi; fistula pancreas,

    biliaris, atau usus halus

    Kehilangan melalui ginjal:

    Asidosis tubulus proksimalginjal (RTA)

    Inhibitor karbonik anhidrase

    HipoaldosteronismePeningkatan beban asam

    Ammonium klorida Cairan-cairan hiperalimentasi

    Pemberian IV larutan salin secara

    cepat

    Peningkatan produksi asam

    Asidosis laktat: laktat (perfusijaringan atau oksigenasi yang

    tidak memadai seperti pada

    syok atau henti kardiopulmor)

    Ketoasidosis metabolik Kelaparan : peningkatan asam-

    asam keto

    Intoksilasi alcohol :peningkatan asam-asam ketoMenelan substansi toksik

    Overdosis salisilat : salisilat,laktat, keton

    Metanol atau formaldehid:format

    Gagal ginjal akut atau kronis

    (Price dan Wilson, 2006)

    Selain penyebab pada selisih anion, terdapat pula penyebab lain pada asidosis metabolik,

    antara lain:

    a. Pembentukan asam yang berlebihan (asam fixed dan asam metabolik) di dalam tubuh.Ion metabolik dibebaskan oleh metabolik buffer asam karbonat-bikarbonat, sehingga

    terjadi penurunan pH. Dalam klinik ditemukan keadaan ini seperti pada:

    - Asidosis laktat. Timbul karena hipoksia jaringan berkepanjangan, mengakibatkanjaringan mengalami proses metabolik anaerob.

    - Ketoasidosis. Timbul karena produksi badan keton dalam jumlah sangat tinggipada metabolik fase pasca absortif. Ketoasidosis merupakan akibat dari starvasi

    dan komplikasi diabetes mellitus yang tidak terkendali, jaringan tidak dapat

    memanfaatkan glukosa dari sirkulasi, sehingga mengandalkan metabolik lipid dan

    keton.

    - Intoksikasi salisilat- Intoksikasi etanol

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    15/17

    b. Berkurangnya kadar ion-HCO3 di dalam tubuh. Penurunan konsentrasi HC dicairan ekstraseluler menyebabkan penurunan efektifitas metabolik buffer dan asidosis

    timbul. Penyebab penurunan konsentrasi HC antara lain adalah diare, renal tubular

    acidosis proksimal, pemakaian obat inhibitor enzim anhidrase karbonat atau pada

    penyakit ginjal kronik stadium 3-4.

    c. Adanya retensi ion-H di dalam tubuhJaringan tidak mampu mengupayakan ekskresi ion metabolik melalui ginjal. Kondisiini dijumpai pada penyakit ginjal kronik stadium 4-5, RTA-1 atau RTA-4

    d. Diare berat. Selama diare, HC hilang dari tubuh dan tidak direabsorpsi. PenurunanHC

    plasma tanpa disertai penurunan CO2 yang setara akan menurunkan pH.Karena keluar, HC

    yang tersedia untuk menyangga H+ berkurang, sehingga lebihbanyak terdapat H+ bebas dalam cairan tubuh.

    e. Diabetes mellitus. Kelainan metabolik lemak yang terjadi akibat ketidakmampuan selmenggunakan glukosa karena tidak terdapat insulin akan menyebabkan pembentukan

    berlebihan asam-asam keto, yang disosiasinya meningkatkan H+ plasma.

    f. Olahraga berlebihan. Jika otot mengandalkan glikolisis metabolik sewaktuberolahraga berat terjadi kelebihan produksi asam laktat yang menyebabkanpeningkatan H+.

    (Sherwood, 2004)

    1.3 Menjelaskan manifestasi asidosis metabolikpH lebih dari 7,1:

    1. Rasa lelah (fatique)2. Sesak nafas (Kussmaull)3. Nyeri perut4. Nyeri tulang5. Mual/muntah

    pH kurang dari atau sama dengan 7,1:

    1. Gejala pada pH > 7,12. Efek inotropik negative, aritmia3. Kontriksi vena perifer4. Dilatasi arteri perifer (penurunan resistensi perifer)5. Penurunan tekanan darah6. Aliran darah ke hati menurun7. Kontriksi pembuluh darah paru (pertukaran O2) terganggu

    (Sudoyo,dkk, 2009)

    4.4 Menjelaskan penatalaksanaan asidosis metabolik

    Indikasi koreksi asidosis metabolik perlu diketahui dengan baik agar koreksi dapat dilakukan

    dengan tepat tanpa menimbulkan hal-hal yang membahayakan pasien.

    Langkah Pertama adalah menetapkan berat ringannya gangguan asidosis. Gangguan disebut

    letal bila pH darah < 7 atau kadar ion H > 100 nmol/L. Gangguan yang perlu diperhatikan

    bila pH darah 7,1-7,3 atau kadar ion H antara 50-80 nmol/L

    Langkah Kedua adalah menetapkan anion-gap atau bila perlu anion-gap urin untuk

    mengetahui dugaan etiologi asidosis metabolik. Dengan bantuan tanda klinik lain kita denganmudah menetapkan etiologi.

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    16/17

    Langkah Ketiga, bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio delta anion-gap

    dengan delta HCO3 (delta anion gap : anion gap pada pasien diperiksa dikurangi dengan

    median anion gap normal, delta delta HCO3: kadar HCO3 normal dikurangi dengan kadar

    HCO3 pasien). Bila rasio >1, asidosis disebabkan oleh asidosis laktat. Langkah ketiga ini

    menetapkan sampai sejauh mana koreksi dapat dilakukan.

    Prosedur koreksi

    a. Secara umum koreksi dilakukan hingga tercapai pH 7.2 atau kadar ion HCO312mEq/L

    b. Pada keadaan khusus:- Pada penurunan fungsi ginjal, koreksi dapat dilakukan secara penuh hingga

    mencapai kadar ion HCO3 20-22 mEq/L. Pada ketoasidosis diabetik atau asidosis

    laktat tipe A, koreksi dilakukan bila kadar ion HCO3 dalam darah kurang atau

    sama dengan 5 mEq/L, terdapat hiperkalemia berat, setelah koreksi insulin pada

    diabetes mellitus, koreksi oksigen pada asidosis belum terkendali. Koreksi

    dilakukan sampai kadar ion HCO3 10 mEq/L- Pada asidosis metabolik yang terjadi bersamaan dengan asidosis respiratorik dantidak menggunakan ventilator, koreksi harus dilakukan secara hati-hati atas

    pertimbangan depresi pernapasan.

    Koreksi dilakukan dengan pemberian Na-Bikarbonat yang secukupnya untuk menaikkan

    HC menjadi 15 mEq/L dan pH kira-kira sampai 7.20 dalam jangka waktu 12 jam.

    Larutan Ringer Laktat IV biasanya merupakan cairan pilihan untuk memperbaiki keadaan

    asidosis metabolik dengan selisih anion normal serta kekurangan volume ECF yang sering

    menyertai ini. Natrium laktat dimetabolisme secara perlahan dalam tubuh menjadi NaHCO3,

    dan memperbaiki keadaan asidosis secara perlahan.

    (Sudoyo,dkk, 2009)

  • 7/22/2019 Memahami Pengertian dan Klasifikasi Asam dan Basa.docx

    17/17

    Daftar Pustaka

    Price, Sylvia Anderson (2006), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakitedisi6,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC.

    Sherwood, Lauralee (2004), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Jakarta,EGC.

    Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi (2009), Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam Jilid I Ed.5, Jakarta, Interna Publishing.

    Sukmariah M, Karmiati A (1990), Kimia Kedokteran edisi 2, Binarupa Aksara,Jakarta.

    Ganong, WF, (2007), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21,ab. M. DjauhariWidjajakusumah, Jakarta, EGC.

    Saifuddin, M, dkk. (2008), Gangguan Kesimbangan air-elektrolit dan asam-basaedisi II. Jakarta, FKUI.

    Guyton, Arthur c, dkk. (2008),Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta, EGC (http//medicastore.com/diambil pada selasa, 16 Maret 2010) (http//belajarkimia.com/oleh Harthadinajha, diambil pada jumat, 12 Maret

    2010)

    (http //chem-is-try.org/pengukurankeasaaman/oleh Jim Clark/diambil pada selasa,16Maret, 2010)