mkn-sep2008-41 (2) ksjafhiehnb

Upload: muhammad-firdauz-kamil

Post on 27-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 mkn-sep2008-41 (2) ksjafhiehnb

    1/8

    Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 No. 3 September 2008 161

    Hubungan antara ata Klinis dengan Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri

    Hasil Kateterisasi pada Penderita Jantung Koroner

    *Abdul Gani, **Daulat Manurung

    **Div. Kardiologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/

    Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Ciptomangunkusumo, Jakarta

    *Universitas Negeri Malikussaleh, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam

    Abstrak: Dewasa ini penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit yang dapatmenimbulkan banyak kematian pada penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan antara data klinis dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri (FEVK) hasil Kateterisasi padaPenderita Jantung Koroner. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, periode 1 Juni 2006 sampai31 Agustus 2006 dengan jumlah responden 60 orang penderita penyakit jantung koroner. Desain

    penelitian ini berbentuk korelatif dengan pendekatan Cross Sectional studi untuk mencari adanyahubungan antara data klinis dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri (FEVK). Pengolahan dan analisadata dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS 14 dan uji Chi Square Tesuntuk mencari adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil yangdidapatkan pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kelompok FEVK akurate estimate (26,7%)dan non akurate estimate (73,3%) dengan detailnya adalah FEVK < 30% (under estimate)akurasinya 16,7% (10 penderita), sedangkan pada kelompok FEVK 31%-50% (akurat estimate)akurasinya 26,7% (16 penderita) selebihnya 56,7% (34 penderita) sebagai FEVK > 51% (overestimate). Selanjutnya untuk korelasi masing-masing variabel adalah sebagai berikut: pemeriksaanfisik (p = 0,138), elektrokardiogram (p = 0,243), foto toraks (p = 0,391), penyumbatanpembuluh darah koroner (p = 0,876), penggunaan obat-obatan (p = 0,223) dan bagaimanapunsub variabel penyumbatan pembuluh darah kiri menurun (p = 0,012) dan diikuti olehkardiomegali (p = 0,030) mempunyai hubungan dengan FEVK. Dari hasil penelitian inidisarankan bagi peneliti yang akan datang hendaknya jumlah penderita yang diambil dataklinisnya dan pengukuran keakuratan FEVK dalam jumlah besar dengan inklude kriteria dan nilaipresent yang adekuat untuk diikut sertakan dalam analisa inferential statistikKata kunci: data klinis, FEVK, kateterisasi, penyakit jantung koroner.

    Abstract:Nowadays coronary heart disease is a type of disease that may cause a lot of death inpatients. The objective of this study is to find out the relation between clinical data and leftventricle ejection fraction (FEVK). The design of the study was cross sectional study of 60 thecoronary heart disease patients and conducted from June to August 31, 2006. Data processing

    and analysis were done by computer using SPSS 14 program and chi square test to determinerelation between independent variable and dependent variable. The study result showed thatFEVK accurate estimate (26,7%) group and non accurate estimate (73,3%) with the details areFEVK < 30% (under estimate) the accuracy was 16,7% (10 patients), while on 31%-50% FEVKgroup (accurate estimate) the accuracy was 26,7% (16 patients), the other 56,7% (34 patients)were FEVK >51% (over estimate). The relation of each variable was as follows physical check(p=0,138), eletrocardigram (p=243), thorax photo (p=391), coronary blood vessel obstruction(p=876), drug use (p=223) and same how left blood vessel obstruction decrease (p=0,012) andfollowed by cardiomegaly (p=0,030) have a relation with FEVK. It is required a longitudinalstudy with large number and longer period that include complete clinical data and themaesurement of the FEVK accuracy are in a great number and suitable criteria to be involvedinferential statistical analysis.

    Keywords: clinical data, FEVK, catheterization coronary heart disease

  • 7/25/2019 mkn-sep2008-41 (2) ksjafhiehnb

    2/8

    Karangan Asli

    Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 No. 3 September 2008162

    PEND HULU N

    Fraksi ejeksi ventrikel kiri (FEVK)merupakan indikator klinis yang dianggaptelah umum dipakai untuk menilai fungsiventrikel kiri1). Indikator klinis ini mempunyainilai prognosis yang kuat bagi penderita infarkmiokard akut, penyakit jantung koroner kronisdan penyakit jantung katup (2). Pengukuranfraksi ejeksi dapat dilakukan denganmenggunakan angiografi dan radionuklirventrikulografi, akan tetapi biaya keduapemeriksaan tersebut cukup mahal dan untukIndonesia hanya dapat dilakukan di pusatkesehatan tertentu. Di samping itupengukuran dengan menggunakan angiografidilakukan secara invasif dengan resiko dan

    derajat ketidaknyamanan yang tinggi

    (1)

    .Menurut Eagle data klinis sederhana yangdiperoleh dari evaluasi rutin penderita dapatdigunakan untuk FEVK dengan hasil yangcukup akurat (3). Data klinis yang diperolehdari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,elektrokardiografi, foto toraks telah terbuktiada hubungannya dengan FEVK(1,3,4). Eaglemembuktikan adanya korelasi yang kuatantara kardiomegali, gambaran hipertensiarteri pulmonalis, hipotensi, denyut apeksventrikel kiri yang lama (sustained) dan

    bunyi jantung 3 dengan penurunan FEVK.Sedangkan Sanford membuktikan bahwainfark anterior (transmural ataupun non-transmural), kardiomegali pada foto toraks,ronkhi sampai dengan 2/3 lapangan paru,riwayat infark miokard, infark miokardtransmural, denyut jantung di atas 100 kaliper menit ternyata mempunyai korelasi yangkuat dengan FEVK(5). Pada penderitahipertensi gangguan fungsi yang terjadimeliputi sistolik dan diastolik, (sedangkanpada penyakit paru kronis interpretasi

    gambaran foto toraks sulit dilakukan dengantepat)(3). Biasanya fraksi ejeksi ventrikel kiridiperoleh dari hasil perhitungan sebagaiberikut:

    VDA VSAFEVK = ------------------- x 100%

    VDA

    VDA = volume diastolik akhirVSA = volume sistolik akhir

    Indikator klinis ini sangat mudah diukur(5) dan secara akurat pengukuran fraksi ejeksiventrikel kiri dapat dilakukan denganmenggunakan angiografi ataupun dengan

    menggunakan radionuklir ventrikulografi(6,7).

    Cara Kerja

    Rancangan penelitian ini berbentuk CrossSectional Study yang bersifat korelatif yaituuntuk mengetahui adanya hubungan fraksiejeksi ventrikel kiri dengan data klinis padapenyakit jantung koroner. Penelitian inidilakukan terhadap penderita penyakitjantung koroner yang menjalani penyadapanjantung di Divisi Kardiologi Bagian IlmuPenyakit Dalam FKUI/RSUPN dr.Ciptomangunkusumo Jakarta selama 3 bulan.Penderita dimasukkan dalam penelitian iniapabila memenuhi ketentuan-ketentuansebagai berikut:

    Inklusi

    1. Penderita penyakit jantung koronerdengan penyempitan lebih dari 75%sekurang-kurangnya pada satu arterikoroner utama, atau penderita yangpernah mengalami infark miokard akut,atau penderita dengan riwayat anginapektoris.

    2. Penderita berumur antara 3065 tahun.

    Eksklusi1 Penderita dalam keadaan sakit berat, yaitudalam kondisi syok kardiogenik, dalamserangan infark akut dan tidak dalamkondisi hemodinamis stabil.

    2 Penderita dengan penyakit paru kronis,penyakit jantung katup dan kardiomiopatidikeluarkan dari penelitian ini.

    Pengambilan data penderita dilakukanpada hari penyadapan jantung, kecualipemeriksaan foto toraks dapat dilakukan

    sekurang-kurangnya 6 hari sebelum atausesudah penyadapan jantung dilakukan.Pengambilan data penderita meliputi:1. Pemeriksaan fisik penderita untuk menilai

    apakah ada:1.1. Takikardi, bila denyut nadi melebihi

    100 denyut per menit1.2. Takipnu, bila pernafasan melebihi 20

    kali per menit1.3. Hipotensi, bila tekanan sistolik

    dibawah 90 mmHg1.4. Hipertensi, bila tekanan sistolik

    diatas 140 mmHg1.5. Distensi vena leher di atas tulangklavikula, baik vena jugularis internamaupun vena jugularis eksterna,

  • 7/25/2019 mkn-sep2008-41 (2) ksjafhiehnb

    3/8

    Abdul Gani dkk Hubun gan antara Data Klinis dengan Fraksi

    Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 No. 3 September 2008 163

    diukur pada posisi tubuhmembentuk sudut 300 denganbidang datar.

    1.6. Bunyi jantung 3, ataupun bunyijantung 4

    1.7. Impuls apeks ventrikel kiri yanglama: impuls apeks melewati bunyifase sistol, diukur dengan berpatokanpada bunyi jantung 1 dan bunyijantung 2. Impuls apeks berpindah,apeks jantung terletak di lateral garismid-klavikularis. Apeks jantungditetapkan pada garis mid-klavikularis kiri setinggi sela iga 5,diukur pada posisi terlentang.

    1.8. Ronkhi, apabila ditemukan padakedua (bilateral) dengan lokasisekurang-kurangnya 5 cm dari basalparu yang menetap sesudah batukataupun setelah inspirasi dalam yangberulang (8).

    1.9. Edema perifer, akumulasi cairaninterstisial yang simetris padadaerah perifer.

    2. Pembuatan foto toraks dilakukansekurang-kurangnya 6 hari sebelum atausesudah pengukuran fraksi ejeksi secaraangiografi dilakukan. Alat yang digunakan

    adalah radiografi buatan Siemens.3. Dilakukan pengukuran fraksi ejeksi denganmenggunakan rumus empiris Eagle(3).FEVK =102,7+ (- 7,0 X Kardiomegali) X100%

    + (-5,7 X Hipertensi ArteriPulmonalis) X100%

    + (- 7,2 X Hipotensi) X100%+ (+ 5,0 X Riwayat Hipertensi)

    X100%+ (- 3,8 X Denyut apeks yang

    lama) X100%

    + (- 3,8 X Bunyi Jantung 3) X100%Bila variabel di atas tidak dijumpai dinilai2, bila mungkin ada dinilai 3, bila jelas adadinilai 4. dinyatakan akurat apabila nilaiFEVK sama dengan nilai FEVK secarakateterisasi 10%.

    4. Dilakukan penyadapan jantung kirimeliputi arteriografi koroner danventrikulogram kiri pada proyeksi oblikanterior kanan dengan sudut 3004.1. Penyempitan koroner dinyatakan

    bermakna apabila dijumpai

    penyempitan lebih atau sama dengan75% pada berbagai posisi, kecualipembuluh kiri utama penyempitan

    bermakna apabila lebih atau samadengan 50% (8,9,10).

    4.2. Derajat stenosis (pengurangandiameter) ditentukan secara visualkemudian diukur denganmenggunakan metode QuantitativeCoronery Angiography (QCA).Derajat stenosis dibagi menjadi:Grade 0 stenosis < 25%, grade l:stenosis 25 49%, grade 2 stenosis 95%.Pembagian segmen arteri koronariamengikuti pembagian yang dipakaipada penelitian BARI (29 segmendan 8 cabang utama arteri koronaria)Coronary score jumlah arterikoroner yang mempunyai stenosis(pengurangan diameter) lebih dari75% (grade 3 atau 4).01. Extent score: jumlah segment

    yang mempunyai stenosis grade>1.

    02. Severity score rata-rata derajatstenosis (grade 1 atau lebih)segmen yang sakit.

    03. Atherosclerotic score: rata-rataderajat stenosis dari semua

    segmen.04. Lesi proksimal: adalah lesi di leftmain, LAD proksimal, LCXproksimal, RCA proksimal.

    05. Lesi distal adalah lesi selain lesiproksimal (9).

    H SIL PENELITI N

    Penderita penyakit jantung koroner yangmenjalani penyadapan jantung dilaboratorium kateterisasi jantung DivisiKardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam

    FKUI/RSUPN Dr. Cipto MangunkusumoJakarta selama 3 bulan periode 1 Juni 2006sampai 31 Agustus 2006 dan telah terpilih 60penderita yang memenuhi kriteria penelitian.Dari 60 penderita yang ikut penelitian laki-laki 42 orang (70%) wanita 18 orang (30%),umur berkisar antara 3070 tahun (rata-rata56,22 8,2). Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada Tabel 1.

    Gambaran klinis dari 60 penderita iniadalah 17 penderita (28,3%) berumur lebihdari 56 tahun, 10 penderita (16,7%) berumur

    di bawah 45 tahun dan 33 penderita (55,0%)berumur antara 4655 tahun. Penemuan padapemeriksaan fisik berupa; Hipertensi 33penderita (55%), hipotensi 1 penderita

  • 7/25/2019 mkn-sep2008-41 (2) ksjafhiehnb

    4/8

    Karangan Asli

    Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 No. 3 September 2008164

    (1,7%), bunyi jantung tiga didapatkan 4penderita (6,7%), denyut apek ventrikel kiriyang lama 10 penderita (16,7%), bising mitralregurgitasi 4 penderita (6,7%), Hpf 19penderita (31,7%) dan 19 penderita (31,7%)ditemui ronki basal paru. Gambaranelektrokardiografi memperlihatkan 29penderita (48,3%) dengan gambaran EKGinfark dinding anterior, 18 penderita (30%)dengan gambaran EKG infark dinding inferior,29 penderita (48,3%) dengan hipertropiventrikel kiri, 2 penderita (3,3%) dengan blokberkas cabang kanan, 11 penderita (18,3%)dengan Non Q, 7 penderita (11,7%) denganIHD dan 6 penderita (10%) dengan sub

    endocardial. Gambaran foto toraks polosmemperlihatkan 25 penderita (41,7%) dengankardiomegali, 8 penderita (13,3%) denganhipertensi arteri pulmonalis, 4 penderita(6,7%) dengan edema interstitial dan 11penderita (18,3%) dengan edema alveolar.

    Dari 60 penderita yang menggunakanobat, 26 penderita (43,3%) menggunakan obatpenghambat beta, 13 penderita (21,7%)menggunakan obat penghambat kalsium, 52penderita (86,7%) menggunakan obatisosorbit dinitrat, 7 penderita (11,7%)diantaranya menggunakan 3 obat, 17penderita (28,3%) menggunakan digitalis,

    Tabel 1.

    Distribusi frekuensi data klinis sederhana penderita penyakit jantung koroner di RSUPN CiptoMangunkusumo tahun 2006

    No Variabel Frekuensi Persentase

    1 Jenis Kelamin

    - laki-laki

    - perempuan

    42

    18

    70%

    30%

    2 Umur

    - < 45 tahun

    - 46-55 tahun

    - > 56 tahun

    10

    33

    17

    16,7%

    55,0%

    28,3%

    3 Hasil pemeriksaan fisik

    - Hipertensi

    - Hipotensi

    - bunyi jantung tiga

    -

    denyut apek ventrikel kiri yang lama- Bising Mitral regurgitasi

    - Hpf

    - Ronkhi pada basal paru.

    33

    1

    4

    104

    19

    19

    55%

    1,7%

    6,7%

    16,7%6,7%

    31,7%

    31,7%

    4 Hasil Pemeriksaan EKG

    - Infark anterior

    - Infark inferior

    - Hipertropi ventrikel kiri

    - Blok berkas cabang kanan

    - Non Q

    - IHD

    - Sub Endocard

    29

    18

    29

    2

    11

    7

    6

    48,3%

    30%

    48,3%

    3,3%

    18,3%

    11,7%

    10%

    5 Gambaran foto toraks

    - Kardiomegali

    - Hipertensi arteri pulmonalis

    - Edema interstitiel

    - Edema alveolar

    25

    8

    4

    11

    41,7%

    13,3%

    6,7%

    18,3%

    6 Penggunaan Obat

    - Penghambat beta

    - Penghambat Kalsium

    - Isosorbit dinitrat

    - Tiga obat

    - Digitalis

    - Vasodilator

    - Diuretik

    - Anti aritmia

    26

    13

    52

    7

    17

    42

    15

    2

    43,3%

    21,7%

    86,7%

    11,7%

    28,3%

    70%

    25%

    3,3%

    7 Hasil koroner Angiografi

    - Penyumb.bermakna pada pemb.utama kiri

    - Penyumb.bermakna pd pemb.anterior menurun kiri

    - Penyumb.bermakna pada pemb.sirkumplek kiri

    - Penyumb.bermakna pada pemb.koroner kanan

    -Penyumb.bermakna pada 1 pembuluh koroner

    - Penyumb.bermakna pada 2 pembuluh koroner

    - Penyumb.bermakna pada 3 pembuluh koroner

    - Tanpa penyumb. bermakna pada pemb.koroner.

    35

    22

    21

    28

    13

    8

    15

    10

    58,3%

    36,7%

    35%

    46,7%

    21,7%

    13,3%

    25%

    16,7%

  • 7/25/2019 mkn-sep2008-41 (2) ksjafhiehnb

    5/8

    Abdul Gani dkk Hubun gan antara Data Klinis dengan Fraksi

    Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 No. 3 September 2008 165

    42 penderita (70%) menggunakan vasodilator,15 penderita (25%) menggunakan diuretika, 2penderita (3,3%) menggunakan obat antiaritmia.

    Pemeriksaan koroner angiografimendapatkan 35 penderita (58,3%) denganpenyempitan bermakna pada pembuluhutama kiri, 22 penderita (36,7%) denganpenyempitan bermakna di pembuluh anteriormenurun kiri, 21 penderita (35%) denganpenyempitan bermakna pada pembuluhsirkumpleksa kiri, 28 penderita (46,7%)dengan penyempitan bermakna padapembuluh koroner kanan, 13 penderita(21,7%) dengan penyempitan bermakna padasatu pembuluh koroner, 8 penderita (13,3%)dengan penyempitan bermakna pada duapembuluh koroner, 15 penderita (25%)dengan penyempitan bermakna pada tigapembuluh koroner, 10 penderita (16,7%)tanpa penyempitan bermakna pada pembuluhkoronernya.

    FEVK kateterisasi penderita berkisarantara 20% - 90% (rata-rata 54,5% 18,17%).Kelompok FEVK dengan akurasi < 30%(under estimate) 16,7% (10 penderita),sedangkan pada kelompok FEVK 31%-50%

    (akurat estimate) 26,7% (16 penderita)selebihnya FEVK dengan akurasi > 51% (overestimate) 56,7% (34 penderita). Selanjutnyadalam analisa inferential dikelompokkansebagai kelompok Accurate estimate danNon Accurate estimate. Analisis univariatantara data klinis (pemeriksaan fisik) denganFEVK adalah hipertensi (p = 0,481),hipotensi (p = 0,1000), bunyi jantung 3 (p =0,212), denyut apek ventrikel kiri yang lama(p = 0,263), bising mitral regurgitasi (p =

    0,1000), Hpf (p = 0,503) dan ronckhi basalparu (p = 0,503). Analisis univariat antarahasil elektrokardiogram dengan FEVKdiperoleh hasil sebagai berikut: gambaranEKG infark anterior (p = 0,668), gambaranEKG infark inferior (p = 0, 1000), hipertropiventrikel kiri (p = 0,459), right bundle branchblock (p = 0,1000), non Q (p = 0,710), IHD(0,663), dan sub endocardial (p = 0,179)mempunyai korelasi dengan FEVK.

    Analisis univariat antara hasilpemeriksaan foto toraks dengan FEVKdiperoleh hasil: kardiomegali (p = 0,030),hipertensi arteri pulmolis (p = 0,095), edeme

    interstitiel (p = 0,565) dan edema alveolar (p= 0,1000).

    Analisis univariat antara penyumbatanpembuluh darah koroner dengan FEVK

    memperlihatkan bahwa sub variabel sebagaiberikut: penyumbatan pembuluh utama kiri(p = 0,114), penyumbatan pembuluh anteriormenurun kiri (p = 0,012), penyumbatanpembuluh sirkumpleksa kiri (p = 0,807),penyumbatan pembuluh koroner kanan (p =0,138), penyumbatan pada satu pembuluhkoroner (p = 0,481), penyumbatan pada duapembuluh koroner (p = 0,669), penyumbatanpada tiga pembuluh koroner (p = 0,516), dantanpa penyumbatan pembuluh koroner (p =0,263). Selain variabel tersebut di atas analisisunivariat juga memperlihatkan; beta bloker(p = 0,969), kalsium antagonis (p = 0,303),isosorbit dinitrat (p = 0,429), tiga obat (p =0,663), digitalis (p = 0,193), vasodilator (p =0,1000), diuretika (p = 0,1000), obat antiaritmia dengan (p = 0,466) dalamhubungannya dengan FEVK.

    Semua variabel dari kelompokpemeriksaan fisik, elektrokardiogram, fototoraks, penyumbatan pembuluh darah koronerdan penggunaan obat-obatan diikutsertakan di

    dalam analisa bivariat untuk mencarihubungan antara data klinis dengan FEVK.Hasil akhir dari analisa ternyatamemperlihatkan bahwa korelasi masing-masing variabel adalah sebagai berikut:pemeriksaan fisik (p = 0,138),elektrokardiogram (p = 0,243), foto toraks (p= 0,391), penyumbatan pembuluh darahkoroner (p = 0,876), penggunaan obat-obatan(p = 0,223).

    PEMB H S N

    Data penelitian ini menunjukkan bahwaFEVK sering kali dapat diperkirakan cukupakurat berdasarkan pemeriksaan klinis yangteliti(3). Walaupun demikian, denganmenggunakan kriteria akurasi sedikit lebihbesar dari yang dianjurkan oleh Eagle,penelitian ini hanya menemukan 26,7%FEVK yang akurat, hasil ini hampir samadengan yang diperoleh Eagle dalampenelitiannya terhadap 125 penderita

    penyakit jantung yang beragam

    (3)

    . Sanfordhanya mampu melakukan secara akurat pada42% penderita, Gadsboll pada 43%penderita(4,5). Berdasarkan hasil analisa bivariat

  • 7/25/2019 mkn-sep2008-41 (2) ksjafhiehnb

    6/8

    Karangan Asli

    Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 No. 3 September 2008166

    memperlihatkan hampir semua variabel tidakmenunjukkan adanya hubungan yangsignifikan dengan FEVK dan hanya subvariabel penyumbatan pembuluh darah kiri

    menurun (p = 0,012) yang mempunyaihubungan dengan FEVK, sedangkankardiomegali (p = 0,030).

    Peneliti sebelumnya seperti Sanford, McNamara juga mendapatkan bahwa keempatvariabel di atas mempunyai korelasi denganFEVK. Sanford dan kawan-kawan telahmeneliti 100 penderita penyakit jantungkoroner yang keseluruhannya menderita infarkmiokard akut. Ada 6 variabel yang identifikasiberpengaruh terhadap penurunan FEVK yaituinfark miokard anterior, gambaran radiologistoraks yang abnormal, ronkhi paru, riwayatinfark miokard, infark transmural dantakikardi(4,10). Sanford juga mendapatkanbahwa gelombang Q infark miokardmempunyai korelasi dengan FEVK(4), Namundalam penelitian ini hanya 11 penderita(18,3%) dengan gelombang Q, karena jumlahpresent sedikit sehingga tidak mempunyaihubungan yang signifikan dengan FEVK.

    Beberapa peneliti menemukan bahwagambaran bendungan arteri pulmonalis pada

    foto toraks merupakan manifestasipeningkatan tekanan kapiler paru(1). Cease danGyorup juga mendapatkan ukuran jantungdan gambaran vaskular paru pada foto toraksmerupakan prediktor penurunan FEVK

    (1,12).

    Gambaran radiologis kongestif paru telahdibuktikan oleh Mc Namara sebagai salah satuprediktor FEVK (10), Mc Namara mendapatkanvariabel tersebut bersama-sama variabel infarkmiokard dinding anterior, riwayat miokardakut dan konsentrasi kreatinin kinase

    mempunyai korelasi dengan FEVK

    (10)

    . Denganmenggunakan rasio Odds. Mc Namaramemperlihatkan kongestif paru berada padakedudukan kedua di bawah infark dindinganterior dalam menentukan FEVK. McNamara menyatakan bahwa penderita denganvariabel kongestif paru mempunyaikemungkinan 2,9 kali lebih besar untukmendapatkan FEVK < 40%. Gadsboll jugamembuktikan bahwa gambaran radiologisbendungan paru dan kardiomegali mempunyaikorelasi yang kuat dengan FEVK (p 51% (over estimate).

    2. FEVK secara klinis mampu melakukanklasifikasi penderita ke dalam kelompokFEVK normal ataupun abnormal dengannilai akurasi lebih dari 70%.

    3.

    Hasil akhir dari analisa seluruh variabel

    memperlihatkan bahwa masing-masingvariabel adalah sebagai berikut:pemeriksaan fisik (p = 0,138),

    elektrokardiogram (p = 0,243), foto toraks(p = 0,391), penyumbatan pembuluhdarah koroner (p = 0,876), danpenggunaan obat-obatan (p = 0,223).

    S R N

    Penelitian ke depan hendaknya jumlahpenderita yang diambil data klinisnya danpengukuran keakuratan FEVK dalamjumlah besar dengan inklude kriteria dannilai present yang ada adekuat untukdiikut sertakan dalam analisa inferentialstatistik

    D FT R PUST K1. Cease KB, Nicklas JM. Prediction of leftventricular ejection fraction using simplequantitative clinical information. Am JMed 1986; 81: 429 436.

    2.

    Francis GS, Benedict C, Johnstone DE etal. For the Solved Investigator.Comparison of neuroendocrine activationin patients with left ventriculardysfunction with and without congestiveheart failure. A substudy of the studies of

    left ventricular dysfunction (SOLVD).Circulation 1990;82:1724-9

    3. Eagle KA, Guartemous MD, Singer DE,Mulley AG, Reder VA, Boucher CA,Strauss HW, Thibault GE. Leftventricular ejection fraction. Physicianestimates compare with gated blood poolscan measurement. Arch Intern Med1988; 148: 882 885.

    4.

    Sanford CF, Corbett J, Nicod P, Curry

    GL, Lewis SE, et al. Value ofradionuclide ventriculography in theimmediate characterization of patienswith acut myocardial infarction, Am JCardiol. 1982; 49: 637 644.

    5. Tapol EJ. Angiography. Textbook ofcardiovascular medicine. 2nd ed.2002;1660-1664.

    6.

    Koren MJ, Ulin RJ, Laragh JH, DevereuxRB. Reduction in left ventricular mass

    during treatment of essentialhypertension is associate with improvedprognosis. Am J Hypertens 1999;4:1A

  • 7/25/2019 mkn-sep2008-41 (2) ksjafhiehnb

    8/8

    Karangan Asli

    Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 No. 3 September 2008168

    7.

    Leorn F, Reiber JHC, Tuineuberg JC,Koning G, Lesperance J. Coronaryangiography and the culprit lesion inacute coronary syndromes. Acute

    coronary syndromes 2003; 226-230.8. Gadsboll N, Carlson PFH, Nielsen GG,

    Berning J, Brunn NE, et al. Symptomsand sign of heart failure in patients withmyocardial infarction: reproducibility andrelationship to X-ray, radionuclideventriculography and right heartcatheterization. Eur Heart J 1989; 10:1017 1028.

    9.

    Sinha S, Sinha U, Mather R, Goldin J,Fonarow G et al. Estimation of left

    ventricular ejection fraction using a novelmultiphase, darkblood, breathhold MRimaging technique. AJR 1997; 169: 101 112.

    10.

    Mc Namara RF, Carleen E, Moss AJ.Estimating left ventricular ejectionfraction after myocardial infarction byvarious clinical parameter. Am J Cardiol1988; 62: 192 196.

    11. Strauer BE. Ventricular function and

    coronary hemodinamics in hypertensiveheart disease. The Am. Jour of Cardiologi2004: 44; 999 1006

    12.

    Gyorup T, Kelabaek H,VestergaardMunck O, Godteredsen J.Propective, randomised, double blindstudy of radionuclide determination of

    left ventricular ejection fraction in acutemyocardial infarction. Lancet 1986; 1:583 -585

    13. Raco DL, Yusuf S. Overview ofrandomised trials of percutaneouscoronary intervention: comparison withmedical and surgical therapy for chroniccoronary artery disease. In: Grech ED,Ramsdale DR, eds. Practicalinterventional cardilogy. 2nd ed. London:Martin Dunitz, 2002:263-277.

    14.

    Devereux RB, Palmieri V, Sharpe N et al.Effects of oncedaily angiotensin-converting enzye inhibition and calciumchannel blockade-based antihypertensivetreatment regimens on left ventricularhyperthropy and diastolic filling inhypertension: the prospectiverandomized enalapril study evaluatingregression of ventricular enlargement(preserve) trial. Circulation 2001;104:1248-54.