overrun es krim.pdf

Upload: nuria-tika-wati

Post on 06-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    1/44

    KAJIAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAN TEPUNG WORTEL TERHADAP

    KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS ES KRIM

    Oleh :

    TESTI KURNIA FITRIANI

    H0606033

    TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    2/44

    KAJIAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAN TEPUNG

    WORTEL TERHADAP KARAKTERISTIK

    FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS ES KRIM

    Testi Kurnia Fitriani1

    Ir. Windi Atmaka, M.P.2dan Dian R. A, S.TP. MP

    3

    ABSTRAK

    Es krim merupakan jenis makanan semi padat yang melalui prosespengaadukan dan pembekuan. Es krim merupakan produk makanan yang disukaioleh berbagai kalangan. Sedangkan wortel merupakan tanaman umbi yang memilikikandungan -karoten yaitu salah satu jenis karoten yang berfungsi sebagai

    antioksidan, pro vitamin A, dan pewarna alami. Penambahan wortel menjadi salahsatu bahan tambahan es krim akan memberikan tambahan manfaat, menjadi inovasirasa baru serta menghemat biaya produksi karena dapat berfungsi sebagai pewarnaalami.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formula terbaik dari es

    krim dengan penambahan ekstrak wortel (7%; 14%; 21%) maupun tepung wortel(2%; 3%; 4%) berdasarkan uji sensoris. Es krim wortel dengan formula terbaikkemudian diuji karakteristik kimia (lemak, protein, total padatan, -karoten, aktivitasantioksidan) dan fisik (overrundan resistensi).

    Berdasarkan uji sensoris diperoleh es krim terbaik pada penambahan ekstrak

    wortel 14% dan pada penambahan tepung wortel 2%. Semakin banyak penambahanekstrak wortel, warna dan aroma es krim cenderung semakin baik dibandingkan eskrim tanpa penambahan wortel. Semakin banyak penambahan tepung wortel, warna,aroma, rasa, tekstur, dan overall es krim cenderung lebih buruk dibanding es krim

    tanpa penambahan wortel. Kadar lemak, protein, total padatan, -karoten, danaktivitas antioksidan es krim dengan penambahan ekstrak wortel lebih tinggidibandingkan es krim dengan penambahan tepung wortel yaitu: 2,22% > 0,5%;10,65% > 9,69%; 112,78% > 102,64%; 19,76 /gr > 13,1 /gr; 14,75% > 14,66%.

    Es krim dengan penambahan ekstrak wortel terbaik memiliki overrun117,86 % danresistensi 30,98 menit. Es krim dengan penambahan tepung wortel terbaik memilikioverrun80,72 % dan resistensi 33,58 menit.

    Kata kunci : es krim, karakteristik fisik, karakteristik kimia, karakteristik sensoris,

    wortel

    1) Mahasiswa Jurusan/Pr ogram Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas PertanianUNS dengan NIM. H 0606033

    2) Dosen Pembimbing Utama dengan NIP. 19610831 198803 1 0013) Dosen Pembimbing Pendamping dengan NIP. 19790803 200604 2 001

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    3/44

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara

    pembekuan tepung es krim dari campuran susu, lemak hewani, maupun

    nabati, gula, dengan atau tanpa bahan tambahan makanan lain yang diijinkan

    (SNI, 1995). Es krim tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam

    cairan) yang diawetkan dengan pendinginan (Ismunandar, 2009). Es krim

    dengan kualitas baik dapat dihasilkan dari kombinasi bahan-bahan yang tepat

    sesuai dengan komposisi yang dikehendaki (Padaga, 2008). Menurut SNI No.

    01-3713-1995 beberapa komponen yang harus ada pada es krim antara lain

    lemak, protein, jumlah padatan, dan gula yang dihitung sebagai sukrosa.

    Selain komponen-komponen tersebut, bahan tambahan makanan berupa

    pewarna biasanya ditambahkan untuk mempercantik tampilan es krim.

    Pewarna yang digunakan sebaiknya pewarna alami. Wortel merupakan salahsatu alternatif pewarna alami yang dapat digunakan.

    Wortel merupakan tanaman yang produk utamanya berupa umbi yang

    memiliki sedikit rasa manis, bertekstur renyah serta berwarna kuning

    kemerahan atau jingga kekuningan. Umbi wortel berpotensi untuk

    dikembangkan karena mengandung karotenoid yaitu -karoten. Karotenid

    jenis -karoten lebih penting dari pada 40 karotenoid dalam tanaman. -

    karoten berfungsi sebagai antioksidan dan provitamin A. Antioksidan

    berfungsi menangkap radikal bebas dan mencegah proses oksidasi dalam

    sistem yang memiliki tekanan oksigen rendah. Senyawa -karoten

    mempunyai aktivitas vitamin A yang tinggi. Di dalam tubuh proses

    perubahan -karoten menjadi vitamin A akan berhenti jika jumlah vitamin A

    mencukupi. Selanjutnya -karoten akan diabsorbsi oleh tubuh secara utuh

    (Silalahi, 2006).

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    4/44

    2

    Secara umum wortel dapat dikonsumsi langsung sebagai lalapan atau

    diolah dengan jenis sayuran lain untuk dihidangkan sebagai sayur pelengkap

    nasi. Wortel juga biasa diekstrak dan dikonsumsi sebagai minuman jus. Cara-

    cara pengolahan seperti ini tentu saja tidak memiliki daya simpan lama.

    Ekstrak wortel dapat memiliki umur simpan lama jika dilakukan pengolahan

    lebih lanjut. Penepungan merupakan salah satu cara mengolah wortel agar

    memiliki umur simpan lama. Biasanya tepung wortel yang masih

    mengandung senyawa -karoten diolah lebih lanjut menjadi produk tertentu.

    Ekstrak maupun tepung wortel dapat disubtitusikan ke dalam produk es krim.

    Es krim merupakan produk olahan yang disenangi oleh berbagai

    kalangan, sedangkan wortel merupakan bahan pangan yang mengandung

    senyawa fungsional. Es krim dan wortel dapat dipadukan dan diolah menjadi

    alternatif produk pangan fungsional. Wortel berupa ekstrak maupun tepung

    pada pembuatan es krim dapat memberikan nilai lebih, yaitu kandungan -

    karoten dan berfungsi sebagai pewarna alami. Pigmen oranye wortel

    memberikan warna kuning oranye pada es krim sehingga dapat menurunkan

    biaya produksi, membuat es krim menjadi lebih menarik serta tidak beresiko

    untuk kesehatan. Namun demikian, wortel memiliki sisi negatif yaitu tidak

    disukai oleh beberapa orang karena rasa langu dan memiliki umur simpan

    relatif rendah jika disimpan dalam bentuk segar. Oleh karena itu wortel perlu

    diolah, salah satu produk olahannya adalah produk es krim. Es krim dengan

    penambahan wortel memberikan inovasi baru. Dalam penelitian ini ekstrak

    maupun tepung wortel digunakan sebagai bahan tambahan pada es krim

    dengan faktor yang digunakan adalah variasi konsentrasi ekstrak maupun

    tepung wortel. Penambahan ekstrak maupun tepung wortel ini diharapkan

    dapat menambah variasi warna, rasa dan keunggulan manfaat yang terdapat

    pada es krim.

    1

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    5/44

    3

    B.

    Rumusan Masalah1.

    Formulasi manakah yang terbaik dari es krim dengan penambahan wortel

    berdasarkan uji sensoris ?

    2. Bagaimana karakteristik sensoris es krim dengan penambahan wortel ?

    3.

    Bagaimana karakteristik kimia es krim dengan penambahan wortel ?

    4. Bagaimana karakteristik fisik es krim dengan penambahan wortel ?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui karakteristik sensoris (warna, aroma, rasa, tekstur, dan

    overall) es krim dengan penambahan wortel.

    2. Mengetahui formula es krim wortel yang terbaik berdasarkan uji sensoris.

    3. Mengetahui karakteristik kimia (lemak, protein, total padatan, -karoten

    dan aktivitas antioksidan) es krim dengan penambahan wortel.

    4. Mengetahui karakteristik fisik (overrun dan resistensi) es krim dengan

    penambahan wortel.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi barumengenai es krim dengan penambahan wortel sehingga dapat menjadi acuan

    penelitian selanjutnya. Selain itu juga memberikan alternatif pewarna alami

    pada es krim, menghasilkan pangan fungsional dengan menambahkan

    senyawa -karoten pada es krim, dan sebagai diversifikasi produk olahan

    wortel yang memiliki umur simpan lama.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    6/44

    4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Es Krim

    a.

    Bahan Es Krim

    Berdasarkan SNI (1995) es krim adalah jenis makanan semi

    padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim dari

    campuran susu, lemak hewani, maupun nabati, gula, dengan atau tanpa

    bahan tambahan makanan lain yang diijinkan. Menurut Buckle (1987)

    unsur-unsur pokok es krim adalah susu, krim, gula, bahan flavor,

    bahan penstabil dan pembentuk emulsi.

    Es krim tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam

    cairan) yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim

    tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan

    tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak

    susu, udara (ukuran maksimum 0,1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air

    (pelarut gula, garam, dan protein susu). Berbagai standar es krim di

    dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan

    udara sampai volumenya menjadi dua kalinya (maksimum 100 persen

    overrun). Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa

    lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Kandungan

    lemak susu terlalu rendah akan membuat es lebih besar dan teksturnya

    lebih kasar serta terasa lebih dingin (Ismunandar, 2009).

    Komponen penyusun es krim terdiri atas beberapa bahan

    sebagai berikut (Hadiwiyoto, 1983; Buckle ,1987; Saleh, 2004; dan

    Aditya, 2009) :

    1)Lemak susu berfungsi menjadikan tekstur lebih baik, memberikan

    rasa lembut pada es krim, dan menjadikan es krim tahan terhadap

    proses pencairan. Sumber lemak pada es krim berasal dari susu

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    7/44

    5

    krim (sweat cream), krim beku, mentega yang tidak mengandung

    garam atau minyak mentega.

    2)

    Milk Solids Non Fat (MSNF) berfungsi memberikan tekstur pada

    es krim. Jenis MSNF antara lain skim susu segar, sweat cream,

    buttermilk, susu skim bubuk, susu skim manis kondensasi dan

    whey padat.

    3) Bahan pemanis berfungsi memberikan rasa manis. Bahan pemanis

    dapat menurunkan titik beku. Contoh bahan pemanis antara lain

    gula, berbagai macam sirup, madu, dextrosa, laktosa, fruktosa dan

    lain-lain. Setiap jenis gula yang digunakan akan memberikan hasil

    yang berbeda karena setiap jenis gula memiliki tekstur dan tingkat

    kemanisan berbeda.

    4) Bahan penstabil (stabilizer) berfungsi sebagai zat penstabil tekstur

    es krim. Contoh bahan penstabil antara lain sodium, sodium

    carboxymethylcellulose, carrageenan (hasil ekstraksi rumput laut

    dari kelasRhodophyceae/ alga merah yang diekstraksi dengan air

    atau larutan alkali), gelatin, pektin, agar-agar dan gums seperti

    tragacanth, caraya, arabic, guar, carob bean dan locust bean.

    5) Bahan pengemulsi (emulsifier) berfungsi untuk memperbaiki

    pencampuran lemak dan air, mengembangkan adonan dalam

    proses pengadukan, memperbaiki tekstur es krim, dan

    memperlambat proses pencairan. Contoh emulsifier yaitu mono

    dan digliserida, lecithin, polyoxyethylene, turunan alkohol

    hexahydric, glycol dan glycol ester.

    Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat es krim

    mempengaruhi sifat es krim. Jumlah bahan yang digunakan

    menentukan total padatan pada es krim. Menurut Arbuckle (1986),

    total padatan yang rendah menyebabkan jumlah air yang membeku

    semakin besar sehingga udara yang terperangkap pada es krim sedikit

    dan pengembangan es krim akan terbatas, akibatnya overrun es krim

    rendah.

    4

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    8/44

    6

    b. Komposisi Gizi Es Krim

    Di Indonesia produk es krim memiliki syarat mutu yang

    ditetapkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3713-

    1995.

    Tabel 2.1. Standar Nasional Indonesia untuk es krim (SNI No. 01-

    3713-1995)No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

    1 Keadaan :

    1.1 Penampakan Normal

    1.2 Bau Normal

    1.3 Rasa Normal

    2 Lemak % b/b Minimum 5.03 Gula dihitung sebagai sukrosa % b/b Minimum 8.0

    4 Protein % b/b Minimum 2.7

    5 Jumlah padatan % b/b Minimum 34

    6 Bahan tambahan makanan

    6.1 Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995

    6.2 Pemanis buatan - Negatif

    6.3 Pemantap dan pengemulsi Sesuai SNI 01-0222-1995

    7 Cemaran logam : Maks. 20.0

    10.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1.0

    10.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 20.0

    8 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 0.59 Cemaran mikroba

    12.1.Angka lempeng total Koloni/g Maks.2x105

    12.2.MPN Colidorm APM/g < 3

    12.3. Salmonella Koloni/25g Negatif

    12.4. Kapang Koloni/25g NegatifSumber: SNI, 2005

    Tiap bahan penyusun es krim mempunyai fungsi masing-

    masing yang spesifik. Protein berfungsi menstabilkan emulsi lemak

    setelah proses homogenisasi, penambah cita rasa, membantu

    pembuihan, meningkatkan dan menstabilkan daya mengikat air yang

    berpengaruh pada kekentalan es krim dan menghasilkan tekstur es

    krim yang lembut. Selain itu, dapat juga digunakan untuk

    meningkatkan nilai overrun tanpa mempengaruhi tekstur dan

    kelembutan es krim. Gula selain berfungsi untuk memberikan rasa

    manis, juga dapat meningkatkan cita rasa, menurunkan titik beku yang

    dapat membentuk kristal-kristal es krim yang halus sehingga

    meningkatkan penerimaan dan kesukaan konsumen. Selain itu, bahan

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    9/44

    7

    gula juga dapat berfungsi sebagai sumber padatan yang murah

    (Padaga, 2005).

    Bahan pengemulsi (emulsifier) adalah kelompok bahan-bahan

    yang ditambahkan pada proses pembuatan es krim bertujuan untuk

    memperbaiki struktur lemak dan distribusi udara dalam ICM (Ice

    Cream Mix) meningkatkan kekompakan bahan-bahan dalam ICM

    sehingga diperoleh es krim yang lembut, serta meningkatkan

    ketahanan es krim terhadap pelelehan bahan. Campuran bahan

    pengemulsi dan bahan penstabil (stabilisator) akan menghasilkan es

    krim dengan tekstur yang lembut (Padaga, 2005). Emulsifier dan

    stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan

    kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket (Ismunandar,

    2009).

    c. Metode Pembuatan Es Krim

    Proses pembuatan es krim diawali dengan menyusun formula

    atau menyeleksi dan menghitung bahan-bahan untuk menentukan

    komposisi es krim yang dikehendaki. Proses pembuatan es krim

    menurut Buckle (1987) meliputi beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :

    1) Pencampuran

    Bahan-bahan cair ditimbang dalam bejana pencampur, dipanaskan

    dahulu sampai kira-kira 40o 50oC di mana bahan-bahan kering

    seperti gula dan bahan penstabil ditambahkan dan dicampurkan

    supaya larut dengan baik.

    2)

    Pasteurisasi

    Pasteurisasi campuran es krim bertujuan untuk membunuh

    mikroorganisme pathogen, melarutkan bahan kering, dan

    meningkatkan cita rasa. Selama pasteurisasi adonan harus selalu

    diaduk.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    10/44

    8

    3)

    Homogenisasi

    Sementara campuran masih panas, campuran dibuat homogen

    untuk mengurangi waktu yang diperlukan bagi pematangan

    campuran itu dan untuk mengatur kekentalan sehingga dapat

    memperbaiki tekstur dan massa es krim. Campuran ini kemudian

    didinginkan sampai kira-kira 4oC dan bahan-bahan flavor

    ditambahkan.

    4)

    Pembekuan dan pembuihanPembekuan dan pembuihan memberikan pengaruh penting pada

    tekstur es krim yang mengeras. Teknik pembekuan dilakukan

    sesuai dengan alat pembekuan, tujuannya adalah membekukan

    sampai suhu terendah, secepat mungkin, dan mendapatkan

    kelebihan yang cukup, yakni naiknya volume es krim (100

    120%) selama pembekuan karena penyatuan gelembung udara

    yang halus dalam proses pembuihan. Kandungan lemak dan agar-

    agar cenderung untuk membatasi jumlah udara yang dapat

    disatukan, sedangkan bahan padat susu bukan lemak mempunyai

    pengaruh yang berlawanan. Pembekuan dan pembuihan dilakukan

    menggunakan sistem batch atau proses yang terus menerus,

    keduanya dilakukan pada suhu rendah yaitu -10 oC. Pembekuan

    harus dilakukan secepat mungkin supaya tidak terbentuk kristal es

    yang besar yang akan mengakibatkan tekstur yang kurang bermutu.

    d.

    Jenis-Jenis Es Krim

    Jenis es krim yang beredar di pasar dapat dikelompokkan

    (dikategorikan) berdasarkan beberapa sudut pandang. Berdasarkan

    nilai ekonomi, es krim dikelompokkan sebagai ekonomis, standar,

    premium, dan super premium (Tabel 2.2).

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    11/44

    9

    Tabel 2.2. Berbagai Jenis Es Krim dan Komponennya BerdasarkanNilai Ekonomi (dalam persen)

    Jenis Es Krim Komponen

    Lemak Total padatan Overrun

    Ekonomis 10 36 120

    Standar 10 12 36 38 100 120

    Premium 12 15 38 40 60 90

    Super Premium 15 18 >40 25 50Sumber: Padaga dan Manik (2008)

    Es krim super premium memiliki komponen lemak dan total

    padatan yang lebih besar dibandingkan dengan es krim jenis lain,sedangkan overrunes krim paling kecil dibandingkan dengan es krim

    jenis lain.

    Klasifikasi dan komposisi es krim tergantung dari pembuat dan

    negara tempat es krim berasal. Berdasarkan komposisinya, es krim

    dapat digolongkan ke dalam dessertice, ice cream, sherbet, dan water

    ice(Tabel 2.3).

    Tabel 2.3. Berbagai Jenis Es Krim dan Komponennya Berdasarkan

    Komposisinya (dalam persen)Jenis Es Krim Lemak MSNF Gula E/S Overrun MSNF/

    lemak

    Dessert

    ice15 10 15 0,3 110 0,67

    Ice cream 10 11 14 0,4 100 1,0

    Milk ice 4 12 13 0,6 85 3,0

    Sherbet 2 4 22 0,4 50 2,0

    Water ice 0 0 22 0,2 0 0Sumber : Saleh, 2004

    Dessert ice memiliki kandungan lemak dan tingkat overrun

    tertinggi dibandingkan dengan jenis es krim yang lain. Milk ice

    memiliki kandungan MSNF (Milk Solid Non Fat) tertinggi

    dibandingkan dengan jenis es krim yang lain. Es krim jenis water ice

    tidak memiliki lemak, MSNF, overrun, dan padatan lemak.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    12/44

    10

    2.

    Wortel

    a. Komposisi Gizi Wortel

    Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman yang dapat

    ditanam sepanjang tahun. Sayuran ini banyak diminati masyarakat

    karena harganya yang relatif murah, rasanya enak dan mudah dalam

    pengolahannya baik dikonsumsi sendiri maupun dengan dicampur

    dalam berbagai variasi makanan maupun minuman. Selain itu, wortel

    juga kaya akan vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh,termasuk -karoten yang dapat berperan dalam pencegahan kanker,

    karena sifat antioksidan yang melawan kerja destruktif sel-sel kanker.

    -karoten juga membantu dalam sistem kekebalan tubuh dan kesehatan

    mata (DRI dalam Apriantini, 2009).

    Wortel merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang dapat

    digunakan untuk membuat bermacam-macam masakan, misalnya sup,

    capcai, bistik, kari, dan mie. Umbi wortel memiliki rasa enak, renyah,

    dan agak manis, sehinggga disukai oleh masyarakat. Umbi wortel juga

    dapat digunakan dalam industri pangan untuk diolah menjadi bentuk

    olahan, misalnya minuman sari umbi wortel, chips wortel, manisan,

    dan jus wortel. Selain itu, umbi wortel dapat berfungsi sebagai bahan

    pewarna pangan alami (dalam bentuk tepung umbi) (Cahyono, 2002).

    Gambar 2.1. Wortel

    Sumber : Purnomo, 2011

    Wortel bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

    Hal ini berkaitan erat dengan kandungan gizi yang terdapat pada

    wortel. Pada Tabel 2.4 dapat dilihat kandungan gizi wortel.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    13/44

    11

    Tabel 2.4. Kandungan Gizi (Nutrisi) dalam Tiap 100 gram Umbi

    Wortel Segar

    Jenis gizi Kandungan Gizi1 2

    Kalori 4,200 kal 55,00 kal

    Protein 1,20 g 1,30 g

    Lemak 0,30 g 0,40 g

    Karbohidrat 9,30 g 12,40 g

    Kalsium 39,00 mg 60,00 mg

    Fosfor 37,00 mg 28,00 mg

    Zat Besi 0,8, mg 1,70 mg

    Vitamin A 12.000,00 S.I 18.000,00 S.I

    Vitamin B1 0,06 mg 0,04 mg

    Vitamin C 6,00 mg 9,00 mgSerat - 0,90 g

    Abu - 0,80 g

    Natrium - 32,00 mg

    Vitamin B2 - 0,04 mg

    Niacin - 0,60 mg

    Air 88,20 g -

    B.d.d 88,00 g 85,10 %Keterangan: B.d.d. (Bagian dapat dicerna)Sumber : (1) Direktorat Gizi, Depkes R.I (1981).

    (2) Food and Nutrition Research Center Handbook No.1, Manila (1964)

    (Rukmana, 1995)

    Komponen terbesar penyusun wortel adalah air sebanyak 88,2

    gram setiap 100 gram wortel. Wortel mengandung sejumlah kecil

    protein, lemak, dan vitamin. Vitamin yang mendominasi wortel adalah

    vitamin A, yaitu 12.000,00 S.I (Depkes R.I, 1981).

    b. Jenis-Jenis Wortel

    Varietas-varietas wortel dibagi dalam tiga kelompok yang

    didasarkan pada bentuk umbi, yaitu sebagai berikut (Cahyono, 2002

    dan Soewito, 1991):

    1)

    Tipe imperator, memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan

    ujung meruncing (menyerupai kerucut), panjang umbi 20 30 cm,

    dan rasa kurang manis sehingga kurang disukai oleh konsumen.

    2)Tipe chantenang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang

    dengan ujung tumpul, panjang antara 15 20 cm, dan rasa yang

    manis sehingga disukai konsumen, biasanya tidak memiliki akar

    serabut.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    14/44

    12

    3)Jenis nantes memiliki umbi berbentuk peralihan antara tipe

    imperator dan chantenang, yaitu bulat pendek dengan ukuran

    panjang 5 6 cm atau bulat agak panjang dengan ukuran panjang

    10 15 cm.

    3. Radikal Bebas

    Radikal bebas merupakan suatu molekul yang relatif tidak stabil

    dengan atom yang pada orbit terluarnya memiliki satu atau lebih elektron

    yang tidak berpasangan karena kehilangan pasangannya itu, molekul

    menjadi tidak stabil dan radikal. Radikal bebas bersifat sangat destruktif,

    sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan makromolekul sel, seperti:

    protein, karbohidrat, atau DNA (Saad, 2009). Supaya stabil molekul ini

    selalu berusaha mencari pasangan elektronnya, yaitu dengan cara merebut

    elektron dari molekul lain secara radikal (Anonim, 2011).

    Sumber radikal bebas bisa berasal dari dalam tubuh kita sendiri

    (endogen), bisa pula dari luar tubuh (eksogen). Radikal endogen terbentuk

    akibat reduksi oksigen dalam mitokondria yang kurang sempurna,

    sehingga terbentuk superoksida, interaksi superoksida atau hidrogen

    peroksida dengan ion logam transisi. Sedangkan radikal bebas eksogen

    berasal dari polusi udara, radiasi, zat-zat kimia (obat-obatan, insektisida)

    dan makanan-makanan tertentu (Windono et al., 2001 dalam Saad, 2009).

    4. Antioksidan

    Antioksidan adalah senyawa yang dapat menahan terjadinya reaksi

    oksidasi makromolekul, seperti lemak, protein, karbohidrat dan DNA,

    pada konsentrasi yang lebih rendah daripada konsentrasi makromolekul

    target oksidasi tersebut. Antioksidan atau reduktor berfungsi untuk

    mencegah terjadinya oksidasi atau menetralkan senyawa yang telah

    teroksidasi, dengan cara menyumbangkan hidrogen dan atau elektron

    (Silalahi, 2006). Menurut Raharjo (2004), antioksidan berperan

    menghambat oksidasi melalui berbagai mekanisme yaitu mengendalikan

    substrat (oksigen dan lipida), mengendalikan prooksidan (senyawa oksigen

    yang reaktif dan logam katalis), dan mengendalikan radikal bebas.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    15/44

    13

    Antioksidan diperoleh dari dua sumber yaitu antioksidan yang dihasilkan

    dalam tubuh manusia (endogen) maupun yang berasal dari makanan

    (eksogen) (Prangdimurti, 2007).

    Antioksidan yang bersifat eksogen berdasarkan sumbernya dapat

    dibagi dalam dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang

    diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami

    (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Ada lima antioksidan sintetik

    yang diijinkan untuk makanan, dan penggunaannya menyebar diseluruh

    dunia, yaitu Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT),

    propil galat, Tert-Butil Hidoksi Quinon (TBHQ) dan tokoferol.

    Antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi

    secara sintetis untuk tujuan komersial (Buck, 1991).

    Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin.

    Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan

    glutation peroksidase (GSH.Prx). Vitamin lebih populer sebagai

    antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa

    tokoferol (vitamin E), -karoten dan asam askorbat (vitamin C) yang

    banyak didapatkan dari tanaman dan hewan (Sofia, 2006 dalam Ilham,

    2007).

    Antioksidan dalam tubuh dibedakan atas tiga kelompok, yaitu :

    1)

    Antioksidan primer adalah komponen yang mampu menjadi donor

    hidrogen dengan cepat kepada radikal bebas membentuk radikal baru

    yang lebih stabil. Mekanisme kerja berupa pemutusan rantai. Contoh:

    flavonoid, tokoferol dan senyawa thiol (Supriyono, 2008)..

    2)Antioksidan sekunder dapat mengurangi kecepatan reaksi inisiasi

    radikal yang disebut inisiator emisi. Cara kerja antioksidan sekunder

    yaitu meredam dimana katalisator pembentuk rantai radikal seperti

    reactive oxygen and nitrogen species (ROS/RNS) (Vaya dan Aviram,

    2008 dalam Supriyono, 2008). Contoh: vitamin C, vitamin E, dan-

    karoten.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    16/44

    14

    1)Antioksidan tersier yang bermanfaaat untuk memperbaiki kerusakan

    biomolekuler yang disebabkan oleh radikal bebas, misalnya DNA

    repair enzine(Silalahi, 2006).

    Mekanisme antioksidan erat hubungannya dengan proses transfer

    atom hidrogen dari gugus fenolik senyawa antioksidan ke substrat. Gugus

    fenol pada antioksidan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal

    bebas dari rantai peroksida (ROO) dengan reaksi sebagai berikut:

    ROO + ArOH ROOH + Ar O

    Efektifitas radikal bebas ArO harus relatif lebih stabil, sehingga mampu

    menghambat reaksi dengan substrat namun cepat bereaksi dengan ROO,

    atau yang dikenal sebagai pemutusan rantai antioksidan. Antioksidan akan

    bereaksi lebih cepat dengan radikal peroksida, sehingga mampu

    menghambat reaksi dengan substrat. Kemudahan antioksidan untuk

    memberikan atom hidrogennya pada radikal bebas menunjukkan aktivitas

    dari antioksidan tersebut (Aini, 2006).

    5. Beta Karoten

    Wortel merupakan sumber utama karoten atau -karoten. Di dalam

    hati, karoten bisa berubah menjadi vitamin A jika tubuh kekurangan

    vitamin A. Kandungan vitamin A dalam wortel sangat tinggi sehingga

    bermanfaat untuk membantu penglihatan, mencegah rabun senja,

    mempercepat penyembuhan luka dan memperbaiki kulit. Vitamin A juga

    berfungsi membantu hati dalam menghilangkan racun dalam tubuh. -

    karoten dalam wortel berkasiat meningkatkan sistem kekebalan tubuh

    sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan kesehatan

    tubuh dan menghambat penuaan (Anonim, 2008).

    Karoten terbentuk dalam tiga isomer yang disebut , , dan .

    Perbedaannya terletak pada ikatan rangkap nomor dua dalam strukturnya.

    Masing-masing karoten tidak berdiri sendiri. -karoten dan -karoten

    menyusun 90% dari karotenoid. -karoten merupakan komponen terbesar

    pada pengujian seluruh komponen karoten (Braverman, 1949 dalam

    Enddriati, 1994).

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    17/44

    15

    Struktur -karoten ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :

    Gambar 2.2. Struktur -karoten

    -karoten merupakan antioksidan yang spesifik karena dapat

    mencegah proses oksidaasi dalam sistem yang memiliki tekanan oksigen

    rendah. -karoten terbukti efektif mencegah oksidasi biomolekul dan

    membran lipida, terutama pada tekanan oksigen yang rendah. Kemampuan

    -karoten sebagai antioksidan pada tekanan partial oksigen yang rendah

    ini ternyata sangat penting di dalam sistem biologis sebab biasanya sistem

    antioksidan efektif pada tekanan oksigen yang tinggi, padahal sifat

    antioksidan juga diperlukan di tempat tertentu yang jauh dari sumber

    oksigen. Oleh karena itu, -karoten dapat merupakan komplemen terhadap

    antioksidan lain, seperti vitamin C dan vitamin E yang efektif pada

    tekanan oksigen yang normal (Silalahi, 2006).

    -karoten peka terhadap oksidasi karena adanya ikatan rangkap.

    Oksidasi -karoten akan lebih cepat dengan adanya sinar dan katalis

    logam. Oksidasi akan terjadi secara acak pada rantai karbon yang

    mengandung ikatan rangkap (Burton, 1989 dalam Noviyanti, 2010). Selain

    proses oksidasi, -karoten juga bersifat tidak stabil pada suhu tinggi

    dengan lama waktu yang panjang (Asgar, 2006).

    -karoten mengandung ikatan rangkap terkonjugasi yang

    memberikan karakter pro-oksidan, akibatnya akan sangat mudah diserang

    melalui penambahan radikal peroksil.

    -caroten + ROO* -car*

    -car* + O2 -car-OO*

    -car* + ROO* produk tak aktif

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    18/44

    16

    Wortel Es Krim

    Radikal -karoten (-car*) yang terbentuk bereaksi dengan cepat

    dan reversible dengan oksigen untuk membentuk radikal peroksil yang

    baru (-car-OO*).

    Reaktivitas -karoten menjadi radikal peroksil dan stabilitas

    pembentukan -car* adalah dua gambaran penting yang memberikan

    molekul tersebut kemampuan antioksidan. Reaktivitas beta-karoten artinya

    senyawa tersebut mempunyai potensi untuk menyerang radikal peroksil

    yang diturunkan dari molekul lipida yang lain, walaupun ketika berada

    pada konsentrasi rendah. Stabilitas -car* artinya adalah pada tekanan O2

    yang rendah, bentuk tersebut dapat mendominasi seluruh bentuk radikal

    peroksil. Radikal -car* dapat dilepaskan dari sistem reaksi dengan radikal

    peroksil yang lain (Burton, 1989 dalam Noviyanti, 2010).

    B. KERANGKA BERFIKIR

    Gambar 2.3. Kerangka berfikir

    Keunggulan :

    1. Mengandung -

    karoten

    2. Dapat menjadi

    pewarna alami

    Kelemahan :

    Tidak semua orang

    menyukai wortel

    karena langu

    Produk makanan yang

    disukai oleh berbagai

    kalangan usia

    Dapat menjadi bahan subtitusi padatan pada es krim

    Es Krim Wortel

    Uji sensoris

    Uji kimia

    Uji fisik

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    19/44

    17

    C. HIPOTESA

    1. Penambahan ekstrak dan tepung wortel pada es krim mempengaruhi

    kesukaan konsumen.

    2. Es krim wortel memiliki karakteristik sensoris yang berbeda dengan es

    krim biasa.

    3.

    Penambahan wortel pada es krim menambah kandungan -karoten pada es

    krim.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    20/44

    18

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses

    Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

    Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret; Laboratorium PAU Pangan

    Gizi UGM; dan home industryYOKU kampus II Universitas Sebelas Maret.

    Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2010 hingga Januari 2011.

    B. Bahan dan Alat

    1.

    Bahan

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    a. Bahan yang digunakan untuk membuat es krim: wortel yang diekstrak

    untuk diambil sarinya dan wortel dijadikan tepung wortel, susu, air,

    gula, wippy cream, dan agar-agar.

    b. Bahan yang digunakan untuk analisa:

    1)

    Kadar protein metode Mikro-Kjeldahl: es krim wortel, aquades,

    H2SO4 (96-98% bebas N), katalisator N (campuran H2SO4-HgO

    (20:2)), asam borat 4%, BCG-MR, HCl 0,02 N.

    2)

    Kadar lemak metode Mojonnier: es krim wortel, amonia pekat,

    etanol 96%, dietil eter, petrolium eter (PE), dietil eter

    3)Kadar total padatan: es krim wortel, aquades.

    4)Kadar -karoten dengan spektofotometri: aquades, aseton, heksana,

    magnesium karbonat, magnesia aktif, tanah diatome, buret.

    5)Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH: ethanol, dan 2,2-

    diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH).

    2. Alat

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    a. Alat yang digunakan untuk pembuatan es krim wortel : ice cream

    maker, mixer, juicer, timbangan analitik, freezer, kompor, panci,

    baskom, gelas takar, cabinet dryer, mesin pengayak, termometer.

    18

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    21/44

    19

    b. Alat yang digunakan untuk analisa:

    1)

    Kadar protein metode Mikro-Kjeldahl: labu kjeldahl, erlenmeyer,

    timbangan analitik, alat destilasi, neraca analitik.

    2) Kadar lemak metode Mojonnier: tabung mojonnier, mangkok

    penampung, oven, penangas air, cawan penguap.

    3) Kadar total padatan: cawan penguap, penangas air, oven, eksikator,

    timbangan analitik.

    4)

    Kadar -karoten dengan spektofotometri: timbangan analitik, corong

    pemisah, alat refluks, pompa vakum, spektrofotometer.

    5) Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH: spektrofotometer UV-

    Vis 1240, sentrifuge kecepatan 5000 rpm, erlemeyer 25 ml, tabung

    propilen, vortex mixer, pipet volume 1 ml, propipet, mikropipet dan

    timbangan analitik.

    6)

    Resistensi: freezer, pisau stainless steel, cawan petri, dan stopwatch.

    7) Sensoris: borang, gelas sloki, sendok, nampan.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    22/44

    20

    Ekstrak Wortel

    Wortel

    C.

    Tahapan Penelitian

    Penelitian ini terdiri dari dua tahap utama, yaitu pengolahan wortel

    (ekstrak dan tepung) dan pembuatan es krim.

    1.

    Pengolahan Wortel

    a. Pembuatan ekstrak wortel

    Pembuatan ekstrak wortel dibuat dengan cara umbi wortel yang

    telah dikupas dan dibersihkan, diambil ekstraknya menggunakan juicer.

    Proses pembuatan ekstrak wortel dapat dilihat pada Gambar 3.1.

    Gambar 3.1. Diagram alir pembuatan ekstrak wortel

    Dikupas manual

    Dicuci

    Diekstrak menggunakan juicer

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    23/44

    21

    Wortel irisan

    Wortel kering

    Tepung wortel

    Wortel yang telah diblansir

    Fraksi kasar

    Wortel

    b.

    Pembuatan tepung wortel

    Menurut metode pembuatan tepung wortel oleh Arifah (2009)

    yang dimodifikasi dengan penelitian pendahuluan, pembuatan tepung

    wortel diawali dengan memotong umbi wortel kemudian

    memblansirnya agar enzim inaktif. Kemudian dikeringkan dengan

    menggunakan cabinet dryer sebelum dilakukan penepungan

    menggunakan mesin penepung. Kemudian tepung wortel diayak

    menggunakan ayakan 100 mesh. Proses pembuatan tepung wortel dapatdilihat pada Gambar 3.2.

    Dikupas manual

    Dicuci

    Dipotong melintang (tebal 0,25 cm)

    Dikeringkan dengan cabinet dryer(600C, 12 jam)

    Diblansir menggunakan air 75oC (4 menit)

    Digiling hingga halus

    Diayak (100 mesh)

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    24/44

    22

    Gambar 3.2. Diagram alir pembuatan tepung wortel

    2.

    Pembuatan Es Krim Wortel

    Menurut metode pembuatan es krim oleh Purnamayati (2008)

    yang dimodifikasi dengan penelitian pendahuluan, pembuatan es krim

    wortel adalah sebagai berikut:

    1) Bahan-bahan ditimbang.

    2) Susu full cream, gula, dan agar-agar dilarutkan ke dalam air yang

    dipanaskan.

    3) Ekstrak atau tepung wortel dimasukkan ke dalam adonan es krim.

    4) Adonan es krim dipanaskan pada suhu 40OC.

    5)

    Adonan didiamkan hingga dingin.

    6) Adonan wippy creamyang telah dikocok dengan air dingin.

    7) Adonan wippy creamdicampur ke dalam adonan es krim.

    8)

    Adonan es krim dihomogenisasikan ke dalam ice cream maker.

    9) Adonan es krim dimasukkan ke dalamfreezer hingga beku.

    10)Adonan es krim diaduk.

    11)

    Adonan es krim dibekukan dan dicampur (dilakukan pengulangan

    satu kali lagi).

    12)Adonan es krim dimasukkan ke dalamfreezerhingga beku.

    Diagram alir pembuatan es krim wortel terdapat pada Gambar 3.3:

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    25/44

    23

    Wippy creamdikocok

    dengan air dingin

    Es krim wortel

    Susufull cream, gula, agar-agar dilarutkan

    ke dalam air yang dipanaskan

    Gambar 2.3. Diagram alir pembuatan es krim wortel

    Dipanaskan pada suhu 40oC

    Dihomogenisasi menggunakan

    ice cream makerselama 1 am

    Dibekukan dalamfreezerselama

    3 jam pada suhu -20oC

    Diaduk

    Dibekukan dalamfreezerselama

    3 jam pada suhu -20oC

    Ditambah ekstrak atau tepung wortel

    Dibekukan dalamfreezerselama

    3 jam pada suhu -20oC

    Diaduk

    Didiamkan hingga suhu 27oC

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    26/44

    24

    D. Rancangan Percobaan

    Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Pengamatan tidak

    hanya dilakukan pada es krim dengan penambahan ekstrak wortel tetapi juga

    dilakukan pada es krim dengan penambahan tepung wortel. Data yang

    diperoleh selanjutnya dianalisis dengan metode one way ANOVA, jika

    terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji beda nyata menggunakan

    analisaDuncan Multiple Range Test(DMRT) pada tarif signifikansi 5%.

    Pada penelitian ini terdapat dua percobaan, yaitu: penggunaan ekstrak

    dan tepung wortel. Dalam pemuatan es krim masing-masing percobaan terdiri

    atas satu faktor, yaitu variasi konsentrasi ekstrak atau tepung wortel pada es

    krim. Variasi konsentrasi ekstrak wortel ditunjukkan pada Tabel 3.1. Variasi

    konsentrasi tepung wortel ditunjukkan pada Tabel 3.2.

    Tabel 3.1. Konsentrasi Ekstrak Wortel dalam Adonan Es Krim

    Bahan Konsentrasi (% b/b)

    A B C

    Ekstrak wortel 7 14 21

    Tabel 3.2. Konsentrasi Tepung Wortel dalam Adonan Es Krim

    BahanKonsentrasi (% b/b)

    a b C

    Tepung wortel 2 3 4

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    27/44

    25

    E.

    Rancangan Penelitian

    Wortel

    Gambar 3.4. Diagram alir rancangan penelitian

    F. Metode Analisa

    Analisa yang dilakukan adalah karakteristik sensoris (warna, aroma,

    rasa, tekstur, dan overall), karakteristik kimia meliputi analisa -karoten,

    aktivitas antioksidan, lemak, dan protein serta karateristik fisik meliputi

    analisa overrun(peningkatan volume es krim) dan resistensi (daya leleh).

    Tabel 3.3. Analisa Es Krim Wortel

    No Jenis Analisa Metode

    1. Sensoris Uji perbandingan jamak /Multiple Comparison

    Test(Setyaningsih, 2008)2. Sifat Kimia :

    Lemak Mojonnier (Mojonnier dan Troy, 1973)

    Protein Mikro-Kjeldahl (AOAC, 1995)

    Total Padatan Kadar total padatan (AOAC, 1995)

    - karoten Spektrofotometri (Sabita, dkk. 1990)

    Aktivitas Antioksidan DPPH (Soebagyo, 2007)

    3. Sifat Fisik :

    a.Overrun Pengembangan adonan (Lampert, 1965)

    b.

    Resistensi Waktu leleh (Respati, 1999)

    Dilakukan uji sensoris

    (warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall)

    Ekstrak Tepung

    Es krim wortel

    Es krim terbaik

    Analisa kimia (lemak, protein, total padatan, antioksidan, dan -karoten)

    Analisa fisik (overrundan resistensi)

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    28/44

    26

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    29/44

    26

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Sifat Sensoris Es Krim Wortel

    Uji sensoris adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis

    dan interprestasi atribut-atribut produk melalui panca indra manusia, yaitu

    indera penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran. Uji

    sensoris sangat penting pada produk pangan. Bahan pangan tidak akan

    dikonsumsi jika memiliki rasa yang tidak enak, walaupun bahan makanan

    tersebut memiliki nilai gizi yang tinggi dan higienis. Uji sensoris sangat

    penting untuk membantu memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan

    untuk mengambil keputusan (Setyaningsih dkk, 2008).

    Pada penelitian es krim dengan penambahan wortel, uji sensoris

    digunakan untuk mengetahui es krim terbaik dengan menilai kualitas warna,

    aroma, rasa, tekstur, dan overall. Metode yang digunakan pada penelitian ini

    yaitu Multiple Comparison Test/ Uji Perbandingan Jamak. MenurutSetyaningsih (2008), metode Multiple Comparison Test digunakan untuk

    mengetahui apakah ada perbedaan antara satu atau lebih contoh/ sampel

    dengan kontrol untuk memperkirakan besarnya tingkat perbedaan yang ada.

    Data yang diperoleh selanjutnya diuji menggunakan ANOVA.

    1.Warna

    Warna berperan penting dalam penerimaan makanan (deMan, 1997)

    karena menurut Winarno (2002), secara visual faktor warna tampil lebih

    dahulu sehingga sangat menentukan. Suatu bahan yang dinilai bergizi,

    enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki

    warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah menyimpang

    dari warna yang seharusnya. Selain sebagai faktor yang ikut menentukan

    mutu, warna juga dapat digunakan sebagai indikator baik tidaknya cara

    pencampuran atau cara pengolahan yang ditandai dengan adanya warna

    yang seragam dan merata (Winarno, 2002). Warna mempunyai arti dan

    26

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    30/44

    27

    peranan yang sangat penting pada komoditas pangan dan hasil pertanian.

    Peranan itu sangat nyata dalam tiga hal yaitu daya tarik, tanda pengenal dan

    atribut mutu. Di antara sifat-sifat produk pangan yang paling menarik

    perhatian pada konsumen dan paling cepat memberi kesan disukai atau

    tidak adalah sifat warna (Soekarto, 1990).

    Penambahan wortel pada es krim dapat memberikan warna alami

    yang berasal dari karoten. Warna yang dihasilkan oleh karoten adalah

    oranye. Tabel 4.1 menunjukkan kualitas warna es krim wortel

    dibandingkan dengan kontrol (es krim tanpa penambahan wortel).

    Tabel 4.1. Kualitas Warna Es Krim dengan Penambahan Ekstrak Wortel

    Konsentrasi (%) Skor Warna*

    7 3,94b

    14 3,24ab

    21 2,88a

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%

    Tabel 4.2. Kualitas Warna Es Krim dengan Penambahan Tepung Wortel

    Konsentrasi (%) Skor Warna*

    2 4,69a

    3 5,69a

    4 6,13a

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%

    *Skor : 1 = Amat sangat lebih baik dari R; 2 = Sangat lebih baik dari R; 3 = Lebih baik

    dari R; 4 = Agak lebih baik dari R; 5 = Sama baiknya dengan R; 6 = Agak lebih

    buruk dari R; 7 = Lebih buruk dari R; 8 = Lebih buruk dari R; 9 = Amat sangat

    lebih buruk dari R; R = Kontrol (Es krim tanpa penambahan wortel)

    Tabel 4.1. menunjukkan bahwa semakin banyak ekstrak wortel

    yang ditambahkan kualitas warna es krim semakin lebih baik dari kontrol.

    Penambahan ekstrak wortel memberi warna oranye cerah, sehingga

    memberikan kesan segar pada es krim. Kualitas warna es krim dengan

    penambahan ekstrak wortel konsentrasi 7% tidak berbeda nyata dengan

    14% namun berbeda nyata dengan konsentrasi 21%. Pada es krim

    penambahan ekstrak wortel 21%, kualitas warna sangat lebih baik dari

    kontrol karena warna oranye cerah yang dihasilkan paling menonjol

    dibanding konsentrasi lain.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    31/44

    28

    Tabel 4.2. menunjukkan bahwa kualitas warna es krim dengan

    penambahan berbagai konsentrasi tepung wortel, tidak berbeda nyata.

    Penambahan tepung menyebabkan kualitas warna es krim agak lebih buruk

    dari kontrol. Tepung wortel memiliki warna yang oranye keruh sehingga

    penambahan tepung wortel menyebabkan warna es krim menjadi tidak

    menarik. Faktor yang mempengaruhi perubahan warna tepung wortel

    adalah proses pengolahan, yaitu saat pengeringan dan penggilingan. Wortel

    yang dikeringkan cepat mengeruh karena pigmen sensitif terhadap

    perubahan selama pengolahan, terutama oleh panas. Pukulan mekanis dan

    penggilingan juga dapat menyebabkan perubahan warna bahan sehingga

    menjadi tidak menarik. Perubahan warna terjadi karena pigmen yang

    terkumpul dalam sel tenunan danpigment bodyakan keluar dari sel tenunan

    sehingga sebagian akan rusak atau teroksidasi akibat kontak dengan udara

    jika terjadi perubahan fisika atau kimia (Muchtadi, 2008).

    2.Aroma

    Aroma (bau-bauan) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat

    diamati dengan indera pembau (Kartika, 1988). Aroma adalah salah satu

    parameter identifikasi flavor yang paling mudah dan paling sering

    dilakukan (Winarno, 2002). Bahan pangan dapat menghasilkan aroma jika

    senyawa yang menghasilkan bau dapat menguap (Kartika, 1988 dan

    Winarno, 2008). Tabel 4.3 menunjukkan kualitas aroma es krim wortel

    dibandingkan dengan kontrol.

    Tabel 4.3. Kualitas Aroma Es Krim dengan Penambahan Ekstrak Wortel

    Konsentrasi (%) Skor Aroma*7 4,41a

    14 4,35a

    21 4,29a

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    32/44

    29

    Tabel 4.4. Kualitas Aroma Es Krim dengan Penambahan Tepung WortelKonsentrasi (%) Skor Aroma*

    2 4,38a

    3 4,38a

    4 5,50b

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%*Skor : 1 = Amat sangat lebih baik dari R; 2 = Sangat lebih baik dari R; 3 = Lebih baik

    dari R; 4 = Agak lebih baik dari R; 5 = Sama baiknya dengan R; 6 = Agak lebih

    buruk dari R; 7 = Lebih buruk dari R; 8 = Lebih buruk dari R; 9 = Amat sangat

    lebih buruk dari R; R = Kontrol (Es krim tanpa penambahan wortel)

    Tabel 4.3. menunjukkan kualitas aroma es krim dengan

    penambahan ekstrak wortel pada semua konsentrasi agak lebih baik dari

    kontrol. Penambahan ekstrak wortel dapat membentuk campuran aroma

    susu dan wortel pada es krim. Aroma es krim dengan penambahan

    konsentrasi ekstrak wortel 7%, 14%, dan 21% tidak berbeda nyata.

    Menurut Winarno (2008), aroma dapat dideteksi apabila memenuhi dua hal

    utama, yaitu senyawa yang menghasilkan bau harus dapat menguap dan

    molekul-molekul tersebut mengadakan kontak dengan penerima (reseptor

    ).Senyawa yang dapat menghasilkan bau merupakan senyawa volatil

    (senyawa yang mudah menguap). Senyawa ini mudah menguap pada suhu

    tinggi. Es krim disajikan dalam kondisi dingin, sehingga senyawa-senyawa

    volatil sulit untuk menguap. Akibatnya aroma es krim antara satu dengan

    lainnya sulit untuk dibedakan karena bau sulit dideteksi.

    Tabel 4.4. menunjukkan aroma es krim dengan konsentrasi tepung

    wortel 2% dan 3% kualitasnya agak lebih baik dibandingkan kontrol.

    Penambahan tepung wortel membentuk campuran aroma susu pada es

    krim. Es krim konsentrasi tepung wortel 2% tidak berbeda nyata dengan es

    krim konsentrasi 3%, namun berbeda nyata dengan es krim konsentrasi 4%.

    Perbedaan ini terjadi karena konsentrasi tepung wortel 4% terlalu tinggi

    sehingga aroma wortel lebih kuat.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    33/44

    30

    3.

    Rasa

    Pada umumnya, rasa dan aroma es krim merupakan satu kesatuan

    yang saling menunjang. Rasa merupakan faktor penentu utama yang sangat

    mempengaruhi kesukaan konsumen. Rasa es krim dapat dipengaruhi oleh

    beberapa hal seperti bahan pengental yang dapat mengubah tekstur es krim

    sehingga dapat mempengaruhi cita rasa es krim (Elisabeth, 2010). Tabel

    4.5. menunjukkan kualitas rasa es krim wortel dibandingkan dengan

    kontrol.Tabel 4.5. Kualitas Rasa Es Krim dengan Penambahan Ekstrak Wortel

    Konsentrasi (%) Skor Rasa*

    7 3,82a

    14 3,29a

    21 5,76b

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%

    Tabel 4.6. Kualitas Rasa Es Krim dengan Penambahan Tepung Wortel

    Konsentrasi (%) Skor Rasa*

    2 4,81a3 6,63b

    4 7,31b

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%

    *Skor : 1 = Amat sangat lebih baik dari R; 2 = Sangat lebih baik dari R; 3 = Lebih baik

    dari R; 4 = Agak lebih baik dari R; 5 = Sama baiknya dengan R; 6 = Agak lebih

    buruk dari R; 7 = Lebih buruk dari R; 8 = Lebih buruk dari R; 9 = Amat sangat

    lebih buruk dari R; R = Kontrol (Es krim tanpa penambahan wortel)

    Tabel 4.5. menunjukkan es krim dengan konsentrasi ekstrak wortel

    7% dan 14% memiliki kualitas rasa lebih baik dibandingkan dengan

    kontrol. Hal ini terjadi karena dengan penambahan wortel, rasa susu pada

    es krim bercampur dengan rasa wortel, sehingga mengahasilkan es krim

    dengan sensasi rasa yang dapat diterima oleh panelis. Selain itu, pada es

    krim dengan penambahan ekstrak wortel 7% dan 14% rasa langu belum

    terasa. Kualitas rasa es krim konsentrasi ekstrak wortel 7% tidak berbeda

    nyata dengan konsentrasi 14%, namun berbeda nyata dengan konsentrasi

    21%. Es krim dengan konsentrasi ekstrak wortel 21% berbeda nyata dengan

    konsentrasi lain karena rasa langu wortel mulai terasa.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    34/44

    31

    Tabel 4.6. menunjukkan semakin banyak penambahan tepung

    wortel, rasa yang dihasilkan semakin lebih buruk dari kontrol. Pada es krim

    dengan konsentrasi tepung wortel 2%, kualitas yang dimiliki agak lebih

    baik dari kontrol karena konsentrasi tepung wortel yang ditambahkan relatif

    sedikit sehingga sensasi campuran rasa susu dan tepung wortel masih dapat

    diterima panelis. Selain itu rasa langu pada es krim hanya terasa sedikit. Es

    krim konsentrasi tepung wortel 2% berbeda nyata dengan es krim

    konsentrasi tepung wortel 3% dan 4%. Sedangkan es krim konsentrasi

    tepung wortel 3% dan 4% tidak berbeda nyata. Rasa langu pada es krim

    konsentrasi tepung wortel 3% dan 4% sangat terasa sehingga kualitas rasa

    es krim agak lebih buruk daripada kontrol.

    4.Tekstur

    Tekstur es krim yang baik adalah halus/ lembut (smooth), tidak

    keras, dan tampak mengkilap (Padaga, 2005). Menurut Arbuckle (1986)

    dalam Masykuri dkk (2009) Es krim bertekstur ideal jika sangat lembut,

    partikel-partikel bahan padatnya terlalu kecil untuk dideteksi dalam mulut.Tabel 4.7. menunjukkan kualitas tekstur es krim wortel dibandingkan

    dengan kontrol.

    Tabel 4.7. Kualitas Tekstur Es Krim dengan Penambahan Ekstrak Wortel

    Konsentrasi (%) Skor Tekstur*

    7 4,29a

    14 4,24a

    21 5,65b

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%

    Tabel 4.8. Kualitas Tekstur Es Krim dengan Penambahan Tepung Wortel

    Konsentrasi (%) Skor Tekstur*

    2 5,25a

    3 6,13a

    4 6,19a

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%

    *Skor : 1 = Amat sangat lebih baik dari R; 2 = Sangat lebih baik dari R; 3 = Lebih baikdari R; 4 = Agak lebih baik dari R; 5 = Sama baiknya dengan R; 6 = Agak lebih

    buruk dari R; 7 = Lebih buruk dari R; 8 = Lebih buruk dari R; 9 = Amat sangat

    lebih buruk dari R; R = Kontrol (Es krim tanpa penambahan wortel)

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    35/44

    32

    Tabel 4.7. menunjukkan bahwa es krim penambahan ekstrak wortel

    konsentrasi 7% dan 14% memiliki kualitas tekstur agak lebih baik dari pada

    kontrol. Ekstrak wortel menambah sedikit kandungan padatan pada es krim

    sehingga tekstur es krim lebih padat dibandingkan dengan es krim kontrol.

    Hal ini menyebabkan tekstur es krim lebih berisi, sehingga tekstur tidak

    seperti gabus. Tekstur es krim penambahan ekstrak wortel konsentrasi 7%

    tidak berbeda nyata dengan konsetrasi 14%, namun berbeda nyata dengan

    konsentrasi 21%. Perbedaan ini dipengaruhi oleh konsentrasi yang terlalu

    tinggi pada konsentrasi 21% sehingga partikel-pertikel kecil dari wortel

    terasa.

    Tabel 4.8. menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi tepung

    wortel yang ditambahkan pada wortel, kualitas es krim semakin lebih buruk

    dari kontrol. Tekstur es krim konsentrasi tepung wortel 2%, 3%, dan 4%

    tidak berbeda nyata. Penambahan tepung wortel menyebabkan tekstur es

    krim menjadi padat, keras, dan berpasir. Menurut Padaga dkk (2005) dalam

    Elisabeth (2010), tekstur es krim yang baik adalah halus/ lembut (smooth),

    tidak keras, dan tampak mengkilap. Menurut Arbuckle (1986) dalam

    Masykuri dkk (2009), es krim bertekstur ideal jika sangat lembut, partikel-

    partikel bahan padatnya terlalu kecil untuk dideteksi dalam mulut.

    Tekstur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu komposisi ICM,

    cara mengolah, kondisi penyimpanan, kristal es, globula lemak, gelembung

    udara, dan kristal laktosa (Elisabeth, 2010). Pengembangan volume adonan

    es krim menjadikan es krim lebih ringan dan tidak terlalu padat serta

    mempunyai tekstur yang lembut Padaga (2005) dalam Elisabeth (2010).

    Bahan penstabil dipakai dalam pembuatan es krim supaya diperoleh

    tekstur yang selalu halus dalam es krim jadi. Pembekuan dan pembuihan

    memberikan pengaruh penting pada tekstur es krim yang mengeras.

    Pembekuan dilakukan sampai suhu terendah dan dilakukan secepat

    mungkin (Buckle, 1987).

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    36/44

    33

    5.

    Overall

    Overall/ pengujian secara keseluruhan merupakan penilaian sampel

    secara keseluruhan yang meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Tujuan

    penilaian ini adalah untuk mengetahui kualitas es krim dengan penambahan

    ekstrak wortel maupun tepung wortel untuk mengetahui berapa persen

    wortel yang digunakan sehingga es krim wortel yang dihasilkan tidak jauh

    berbeda atau bahkan lebih baik dari kontrol sehingga produk dapat

    diterima. Tabel 4.9. menunjukkan tingkat kualitas es krim wortel secarakeseluruhan.

    Tabel 4.9. Kualitas OverallEs Krim dengan Penambahan Ekstrak Wortel

    Formulasi (%) Warna Aroma Rasa Tekstur Overall

    7 3,94b 4,41a 3,82a 4,29a 3,47a14 3,24ab 4,35a 3,29a 4,24a 3,00a

    21 2,88a 4,29a 5,76b 5,65b 5.65b

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%

    Tabel 4.10. Kualitas OverallEs Krim dengan Penambahan Tepung Wortel

    Formulasi (%) Warna Aroma Rasa Tekstur Overall

    2 4,69a 4,38a 4,81a 5,25a 4,69a

    3 5,69a 4,38a 6,63b 6,13a 5,81a

    4 6,13a 5,50b 7,31b 6,19a 7,06b

    notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada 5%

    *Skor : 1 = Amat sangat lebih baik dari R; 2 = Sangat lebih baik dari R; 3 = Lebih baik

    dari R; 4 = Agak lebih baik dari R; 5 = Sama baiknya dengan R; 6 = Agak lebih

    buruk dari R; 7 = Lebih buruk dari R; 8 = Lebih buruk dari R; 9 = Amat sangat

    lebih buruk dari R; R = Kontrol (Es krim tanpa penambahan wortel)

    Tabel 4.9. menunjukkan kualitas overall es krim dengan konsentrasi

    ekstrak wortel 7% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 14%, namun

    berbeda nyata dengan konsentrasi 21%. Es krim dengan konsentrasi ekstrak

    wortel 7% dan 14% memiliki kualitas overalllebih baik dari kontrol. Es krim

    konsentrasi ekstrak wortel 14% dipilih sebagai es krim terbaik, walaupun

    tidak berbeda nyata dengan es krim konsentrasi ekstrak wortel 7% karena es

    krim konsentrasi ekstrak wortel 14% lebih kaya wortel sehingga senyawa

    fungsional pada wortel lebih banyak dan warna alami wortel pada es krim

    lebih baik.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    37/44

    34

    Tabel 4.10. menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas es krim

    semakin menurun dengan bertambahnya konsentrasi tepung wortel. Es krim

    konsentrasi tepung wortel 2% memiliki kualitas overall yang tidak berbeda

    nyata dengan konsentrasi 3%, namun berbeda nyata dengan konsentrasi 4%.

    Es krim penambahan tepung wortel berbeda nyata pada parameter rasa dan

    aroma. Tepung wortel diperoleh dengan cara mengeringkan serta menggiling

    wortel. Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air. Penambahan tepung

    wortel ke dalam es krim pada konsentrasi kecil dapat mempengaruhi rasa dan

    aroma es krim. Dibandingkan dengan semua konsentrasi, es krim konsentrasi

    tepung wortel 2% berbeda nyata pada parameter rasa dengan kualitas agak

    lebih baik daripada es krim kontrol. Hal ini yang menyebabkan es krim

    konsentrasi tepung wortel 2% merupakan es krim terbaik.

    Berdasarkan uji sensoris, es krim dengan kualitas terbaik akan diuji

    lebih lanjut, yaitu dengan uji fisik dan kimia. Es krim terbaik dengan

    penambahan ekstrak wortel adalah pada konsentrasi 14%. Es krim terbaik

    dengan penambahan tepung wortel adalah es krim konsentrasi 2%.

    B. Sifat Kimia Es Krim Wortel

    Tiap-tiap komoditas dibangun dari senyawa kimia. Bahan pangan dan

    hasil pertanian mengandung senyawa kimia yang dengan komposisi kimia dan

    susunan tertentu membangun bentuk produk dan menjadikan produk itu

    mempunyai sifat khas. Pengertian komposisi kimia dari suatu produk pangan

    yaitu komponen kimia alami serta jumlahnya yang terkandung di dalamnya

    (Soekanto, 1990). Tabel 4.11. menunjukkan sifat kimia es krim wortel.

    Tabel 4.11. Sifat Kimia Es Krim Wortel

    Sifat Kimia

    Es Krim Wortel

    Berat Basah

    (wb)

    Berat Kering

    (db)

    Ekstrak Tepung Ekstrak Tepung

    1.

    Lemak (%) 0,65 0,16 2,22 0,5

    2.Protein (%) 3,01 3,19 10,65 9,69

    3.Total padatan (%) 32,7 33,74 112,78 102,64

    4.Beta Karoten (/gr) 5,59 4,31 19,76 13,1

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    38/44

    35

    1.

    Lemak

    Lemak dalam bahan pangan meningkatkan rasa, aroma,

    kerenyahan, dan membentuk tekstur lembut dalam mulut (Mahendradatta,

    2007). Lemak dapat mempertahankan tekstur es krim oleh karena itu

    lemak merupakan salah satu komponen yang penting pada es krim. Selain

    itu lemak juga dapat mengembangkan es krim serta mempertahankan agar

    es krim tidak cepat meleleh (Buckle, 1987) karena lemak berperan dalam

    pembentukam ketegaran produk pangan (Soekanto, 1990).Lemak pada es krim dengan penambahan ekstrak wortel sebesar

    0,65% (wb). Lemak pada es krim dengan penambahan tepung wortel

    sebesar 0,16% (wb). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-

    3713-1995) kadar lemak minimal pada es krim 5%. Pada SNI lemak diuji

    menggunakan metode hidrolisis (weibull) sedangkan pada penelitian ini

    metode yang digunakan adalah mojonnier. Perbedaan metode yang

    digunakan menyebabkan hasil uji yang dihasilkan berbeda. Sumber lemak

    pada es krim adalah susu dan wippy cream. Kadar lemak dalam bahan

    baku susu 26,92%, sedangkan dalam wippy creamkadar lemak 28%.

    Es krim dengan penambahan ekstrak wortel mengandung lemak

    lebih tinggi dibandingkan dengan tepung wortel yaitu 2,22% (db). Lemak

    es krim dengan penambahan tepung wortel hanya 0,5% (db). Hal ini

    disebabkan karena wortel mengalami berbagai proses selama diolah

    menjadi tepung, sehingga lemak yang terdapat pada wortel mengalami

    kerusakan. Pada ekstrak wortel lemak lebih tinggi karena banyak padatan

    terlarut pada ekstrak wortel. Selain itu proses ekstraksi wortel relatif cepat

    dan tidak dilakukan pada suhu tinggi sehingga lemak lebih terjaga dari

    kerusakan.

    2. Protein

    Protein merupakan zat makanan yang sangat penting bagi tubuh

    karena berfungsi sebagai bahan bakar, pembangun, dan pengatur

    (Winarno, 2008). Pada es krim, protein berfungsi menstabilkan emulsi

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    39/44

    36

    lemak setelah proses homogenisasi, menambah cita rasa, membentuk

    pembuihan, meningkatkan dan menstabilkan daya ikat air yang

    berpengaruh pada kekentalan dan tekstur es krim yang lembut serta dapat

    meningkatkan overrun(Elisabeth, 2010).

    Es krim dengan penambahan ekstrak wortel memiliki kandungan

    protein 3,01% (wb). Es krim dengan penambahan tepung wortel memiliki

    kandungan protein 3,19% (wb). Berdasarkan syarat SNI 01-3713-1995

    protein yang terdapat pada es krim dengan penambahan wortel memenuhi

    persyaratan karena lebih dari 2,7%. Sumber terbesar protein pada es krim

    adalah susufull cream, kandungan proteinnya mencapai 23,01%.

    Es krim dengan penambahan ekstrak wortel mengandung protein

    lebih tinggi dibandingkan dengan es krim tepung wortel. Protein es krim

    penambahan ekstrak yaitu 10,65% (db), sedangkan protein es krim dengan

    penambahan tepung wortel 9,69% (db). Pada es krim dengan penambahan

    ekstrak wortel kadar protein lebih banyak karena banyak protein terlarut

    pada ekstrak wortel. Pada tepung wortel, protein hilang pada proses

    blansing bersamaan dengan padatan terlarut. Hal ini terjadi karena jaringan

    wortel terbuka disebabkan oleh jaringan yang menjadi lebih lunak (Asgar,

    2006).

    3. Total Padatan

    Total padatan adalah seluruh komponen padatan yang ada di dalam

    suatu bahan pangan termasuk protein, lemak, dan karbohidrat

    (Sudarmadji, 1989). Menurut Padaga (2005) dan Suryani (2008), total

    padatan pada es krim dapat mempengaruhi sifat fisik es krim, yaitu

    overrundan resistensi.

    Total padatan es krim dengan penambahan ekstrak wortel 32,7%.

    Total padatan es krim dengan penambahan tepung wortel mencapai

    33,74% karena tepung wortel berbentuk padat. Total padatan minimal

    menurut SNI yaitu 34%, total padatan pada es krim wortel selisih sedikit

    dengan SNI. Secara teoritis total padatan es krim wortel telah dihitung

    memenuhi SNI. Total padatan es krim bersumber dari susu full cream,

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    40/44

    37

    gula, agar-agar, dan wippy cream. Pada es krim dengan penambahan

    tepung wortel, sumber total padatan ditambah dari tepung wortel.

    Total padatan es krim dengan penambahan ekstrak wortel

    mencapai 112,78% (db), sedangkan es krim dengan penambahan tepung

    wortel hanya 102,64% (db). Dalam berat kering, lemak dan protein es

    krim dengan penambahan ekstrak wortel lebih tinggi, sehingga total

    padatan (db) ekstrak wortel lebih tinggi.

    4. -Karoten

    -karoten merupakan bagian dari karoten yang berfungsi sebagai

    antioksidan. -karoten dikelompokkan ke dalam antioksidan sekunder,

    yaitu antioksidan yang berfungsi menangkap radikal bebas dan

    menghalangi terjadinya reaksi berantai (Silalahi, 2006). Selain berfungsi

    sebagai antioksidan, -karoten juga memberikan kontribusi terhadap

    warna bahan pangan dan juga nilai gizi sebagai provitamin A. Karotenoid

    stabil dalam makanan yang dibekukan (deMan, 1997).

    Es krim dengan penambahan ekstrak wortel mengandung -karoten

    lebih tinggi yaitu 19,76 /gr (db). Es krim dengan penambahan tepung

    wortel hanya memiliki -karoten 13,1 /gr (db). Perbedaan ini terjadi

    karena tepung wortel diperoleh setelah melalui berbagai proses yang

    cukup lama, sehingga -karoten rusak karena intensitas kontak dengan

    oksigen lebih besar. -karoten peka terhadap oksidasi karena adanya

    ikatan rangkap (Burton, 1989 dalam Noviyanti, 2010). Selain itu tepung

    wortel melalui proses pengeringan yang menggunakan suhu tinggi dalam

    waktu yang lama. Menurut Asgar (2006) -karoten juga bersifat tidak

    stabil pada suhu tinggi dalam waktu yang lama. Menurut Morris et all

    (2004) karotenoid rusak oleh panas karena karotenoid mudah teroksidasi

    saat terkena panas dan cahaya. Ekstrak wortel diperoleh melalui proses

    yang lebih pendek dengan waktu yang relatif singkat, sehingga -karoten

    lebih sedikit yang mengalami kerusakan dibandingkan dengan pada tepung

    wortel. Selain itu untuk memperoleh ekstrak wortel tidak menggunakan

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    41/44

    38

    proses pemanasan sehingga -karoten tidak mengalami kerusakan karena

    suhu tinggi.

    5.

    Aktivitas Antioksidan

    Antioksidan adalah senyawa yang dapat menahan terjadinya reaksi

    oksidasi makromolekul seperti lemak, protein, karbohidrat, dan DNA.

    Antioksidan berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi atau

    menetralkan senyawa yang telah teroksidasi dengan cara menyumbang

    hidrogen dan atau elektron. Antioksidan terbagi menjadi antioksidan

    enzim dan vitamin. Vitamin lebih popular sebagai antioksidan, sebagai

    contoh vitamin A yang banyak terdapat pada wortel.

    Aktivitas antioksidan dapat diketahui dengan uji DPPH (1,1-

    Diphenil-2-Dicrylhydrazyl). Pada uji ini DPPH bersifat radikal dan

    berwarna sangat ungu. Jika DPPH bereaksi dengan antioksidan sifat

    radikalnya akan berkurang dan intensitas warna ungunya akan berkurang.

    Berikut ini adalah aktivitas antioksidan es krim wortel yang ditunjukkan

    pada tabel 4. 12.

    Tabel 4.12. Aktivitas Antioksidan Es Krim Wortel

    Es Krim Wortel

    Ekstrak Tepung

    Aktivitas Antioksidan (%) 14,75 14,66

    Aktivitas antioksidan pada es krim dengan penambahan ekstrak

    wortel yaitu 14,75%. Es krim dengan penambahan tepung wortel memiliki

    aktivitas antioksidan 14,66%. Antioksidan dapat rusak atau hilang pada

    proses blansing, pemanasan dan penepungan (Mumpuni dkk, 2010). Hal

    inilah yang menyebabkan aktivitas antioksidan pada es krim dengan

    penambahan tepung wortel menjadi rendah. Pada ekstrak wortel kerusakan

    antioksidan dapat dicegah karena tidak memerlukan waktu yang lama,

    serta tidak menggunakan suhu tinggi.

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    42/44

    39

    C.

    Sifat Fisik Es Krim Wortel

    Analisa fisik es krim sangat penting untuk dilakukan karena

    mempengaruhi selera konsumen. Es krim yang memiliki kandungan gizi yang

    tinggi akan sulit diterima oleh konsumen jika memiliki sifat fisik yang buruk.

    Tabel 4.13. menunjukkan sifat fisik es krim wortel.

    Tabel 4.13. Sifat Fisik Es Krim Wortel

    Sifat Fisik Jenis Es Krim

    Ekstrak Wortel Tepung Wortel

    1.

    Overrun(%) 117,86 80,722.

    Resistensi (menit) 30,98 33,58

    1. Overrun

    Pada prinsipnya pembuatan es krim adalah membentuk rongga

    udara pada campuran bahan es krim sehingga diperoleh pengembangan

    volume es krim (Padaga dan Manik, 2005). Overrun merupakan

    penambahan volume es krim selama proses pembekuan karena pengikatan

    udara dalam proses pembuihan dan pembekuan. Kombinasi pembekuandan agitasi dapat dilakukan dengan menggunakan ice cream maker,

    dimana pada saat pembekuan disertai dengan pengadukan oleh dusher

    (sayap-sayap ice cream maker) (Padaga, 2005).

    Overrun pada es krim dengan penambahan ekstrak cukup tinggi

    yaitu mencapai 117,86%. Menurut Padaga dan Manik (2005), es krim

    ekonomis memiliki overrun maksimal 120 %. Overrun es krim dengan

    penambahan ekstrak wortel tinggi karena memiliki padatan lebih tinggi. Es

    krim dengan penambahan tepung wortel overrunnya hanya 80,72 %.

    Menurut Arbuckle (1986), total padatan yang rendah menyebabkan jumlah

    air yang membeku semakin besar sehingga udara yang terperangkap pada

    es krim sedikit dan pengembangan es krim menjadi terbatas, akibatnya

    overrunes krim rendah.

    Pengembangan adonan es krim disebabkan oleh proses

    pengadukan krim yang akan menebal karena butiran-butiran lemak yang

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    43/44

    40

    telah distabilkan oleh suatu lapisan protein yang telah dirusak, membentuk

    suatu struktur bersambung atau jembatan yang dapat mempertahankan

    buih yang stabil bila udara dipaksakan masuk ke dalam krim. Hasil

    pengadukan yang terbaik, dapat diperoleh dengan mengkondisikan cawan

    (bowl) maupun krim pada suhu kurang dari 10oC dan mengaduknya harus

    sedikit demi sedikit (Buckle, 1987).

    2. Resistensi

    Resistensi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk meleleh.

    Menurut Jeremias (1996) dalam Purnamayati (2008), lamanya waktu

    pelelehan merupakan waktu yang diperlukan es krim pada volume tertentu

    untuk mencair secara keseluruhan pada suhu ruang.

    Kecepatan meleleh es

    krim sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan dalam

    pembuatan ICM.

    Es krim dengan penambahan ekstrak wortel memiliki resistensi

    30,98 menit. Es krim dengan penambahan tepung wortel resistensinya

    mencapai 33,58 menit. Es krim dengan penambahan ekstrak resistensinya

    rendah karena overrun es krim tinggi. Overrun tinggi mengindikasi

    bahwa di dalam es krim terdapat banyak gelembung udara, sehingga es

    krim lebih cepat mencair. Menurut Suryani (2008), es krim yang memiliki

    overrun tinggi yang di dalamnya terdapat lebih banyak gelembung udara

    sehingga dapat mencair lebih cepat.

    Es krim yang baik adalah es krim yang tahan terhadap pelelehan

    pada saat dihidangkan pada suhu ruang. Es krim yang cepat meleleh

    kurang disukai karena es krim akan segera mencair pada suhu ruang. Es

    krim yang lambat meleleh atau kecepatan melelehnya terlalu rendah juga

    tidak disukai oleh konsumen karena bentuk es krim yang tetap (tidak

    berubah) pada suhu ruang sehingga memberikan kesan terlalu banyak

    padatan yang digunakan (Padaga 2005 dalam Elisabeth 2010).

  • 7/21/2019 overrun es krim.pdf

    44/44

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Berdasarkan uji sensoris diperoleh es krim terbaik pada penambahan

    ekstrak wortel 14% dan pada penambahan tepung wortel 2%.

    2.

    Semakin banyak penambahan ekstrak wortel, warna dan aroma es krim

    cenderung semakin baik dibandingkan es krim tanpa penambahan wortel.

    Semakin banyak penambahan tepung wortel, warna, aroma, rasa, tekstur,

    dan overall es krim cenderung lebih buruk dibanding es krim tanpa

    penambahan wortel.

    3. Kadar lemak, protein, total padatan, -karoten, dan aktivitas antioksidan es

    krim dengan penambahan ekstrak wortel lebih tinggi dibandingkan es krim

    dengan penambahan tepung wortel yaitu: 2,22% > 0,5%; 10,65% >

    9,69%; 112,78% > 102,64%; 19,76 /gr > 13,1 /gr; 14,75% > 14,66%.

    4.

    Es krim dengan penambahan ekstrak wortel terbaik memiliki overrun

    117,86 % dan resistensi 30,98 menit. Es krim dengan penambahan tepung

    wortel terbaik memiliki overrun80,72 % dan resistensi 33,58 menit.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian ini, es krim dengan penambahan ekstrak

    wortel 14% dapat dikembangkan karena memiliki kualitas yang baik terutama

    pada sifat sensorisnya. Selain itu, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk

    mendapatkan formulasi yang lebih baik sehingga kualitas es krim yang

    dihasilkan lebih baik, terutama ditinjau dari total padatannya.