pedoman budidaya tanaman duriann - jumali

8
PEDOMAN BUDIDAYA TANAMAN DURIAN ( Dur io zibet hinus ) Oleh : Jumali, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Sleman I. Pe nd ah ul uan Tanaman durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Tanaman durian semula berupa tanaman liar yang berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan. Buah durian sangat digemari hampir semua orang dan sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad VII Masehi. Buah duri an r asan ya manis, harum d engan warna da ging nya putih samp ai kekuningan dan banyak mengandung kalori, vitamin, lemak dan protein. Di Thailand budidaya tanaman durian sudah dilakukan secara intensif dalam kawasan berbentuk kebun yang cukup luas, sedang di Indonesia pada u mumnya masih berupa tan aman y ang di tanam di pekaranga n. Manfaat tanaman durian selai n diambil bu ahnya, pohonnya dapat dipakai sebagai pencega h erosi di lahan yang miring, batangnya dapat digunakan sebagai bahan tinggi, sehingga bangunan, b ijinya mempunyai kandungan pat i cukup dapat dipakai sebagai alt ernatif pengganti makanan, kulitnya dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus. II. Sy ara t Tu mbu h a. Iklim. Durian tumbuh dengan baik di daerah tropika basah dengan curah hujan > 2.000 mm/tahun dan tersebar merata sepanjang tahun dengan lama bulan basah 9-10 bulan/tahun dan 1-2 bulan kering sebelum berbunga. Intensitas cahaya 40-50%, dengan suhu 22-30ºC. b. Ketinggi an Te mpa t. Ketinggian tempat yang baik antara 100-500 M dpl, jika ditanam pada daerah yang lebih tinggi akan menurunkan mutunya. c. Ta nah. 1) Tana man durian akan tumbuh d enga n bai k pada tanah deng an pH 5-7 d an opti mum pada pH 6-6,5.

Upload: aris-abdul

Post on 12-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

7/22/2019 Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-budidaya-tanaman-duriann-jumali 1/8

PEDOMAN BUDIDAYA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus )

Oleh : Jumali, SP.

Penyuluh Kehutanan Kab. Sleman

I. Pendahuluan

Tanaman durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Tanaman durian semula

berupa tanaman liar yang berasal dari hutan Malaysia,Sumatra, dan Kalimantan. Buah duriansangat digemari hampir semua orang dan sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad VII

Masehi. Buah durian rasanya manis, harum dengan warna dagingnya putih sampai

kekuningan dan banyak mengandung kalori, vitamin, lemak dan protein. Di Thailand budidaya

tanaman durian sudah dilakukan secara intensif dalam kawasan berbentuk kebun yang cukup

luas, sedang di Indonesia pada umumnya masih berupa tanaman yang di tanam di pekarangan.

Manfaat tanaman durian selain diambil buahnya, pohonnya dapat dipakai sebagai pencegah

erosi di lahan yang miring, batangnya dapat digunakan sebagai bahan tinggi, sehingga

bangunan, bijinya mempunyai kandungan pati cukup dapat dipakai sebagai alternatif 

pengganti makanan, kulitnya dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus.

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim.

Durian tumbuh dengan baik di daerah tropika basah dengan curah hujan > 2.000

mm/tahun dan tersebar merata sepanjang tahun dengan lama bulan basah 9-10

bulan/tahun dan 1-2 bulan kering sebelum berbunga. Intensitas cahaya 40-50%,

dengan suhu 22-30ºC.

b. Ketinggian Tempat.

Ketinggian tempat yang baik antara 100-500 M dpl, jika ditanam pada daerah yang

lebih tinggi akan menurunkan mutunya.

c. Tanah.1) Tanaman durian akan tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5-7 dan optimum

pada pH 6-6,5.

Page 2: Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

7/22/2019 Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-budidaya-tanaman-duriann-jumali 2/8

2) Kondisi drainase lahan harus baik, dengan kedalaman air tanah antara 50-150 cm

dan 150-200 cm, karena akar durian sangat peka (busuk) bila terendam air.

3) Tanah grumosol dan andosol cocok untuk tanaman durian.

4) Tanah subur dan kaya kandungan bahan organik.

III. Budidayaa. Pengolahan lahan.

1) Lahan dibersihkan dari rerumputan, sisa tebangan, tanaman liar, kemudian

dibajak/dicangkul

2) Di sekitar kebun perlu dibuat saluran drainase guna menghindari adanya genangan.

3) Kegiatan pengolahan lahan dilakukan sebelum musim hujan.

b. Penanaman.

1) Jarak tanam 10 x 10 M untuk jenis durian genjah, dan 12 x 12 M untuk jenis durian

sedang dan dalam.

2) Lubang tanam dengan ukuran 80 x 80 x 70 cm atau 70 x 70 x 60 cm atau

disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan, tanah galian bagian atas (20cm) dipisahkan dengan tanah galian bagian bawah dan dibiarkan selama 2-3 minggu.

3) Lubang tanam ditutup kembali, dengan tanah galian atas lebih dahulu

dimasukkan setelah dicampur dengan pupuk organik/pupuk kompos sebanyak + 30

kg/lubang.

4) Penanaman dilakukan awal musim hujan pada sore hari agar bibit yang sudah

ditanam tidak langsung terkena matahari.

5) Bibit ditanam sekitar 5 cm di atas pangkal batang dan diikat pada batang kayu/bambu

agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus.

6) Bibityang sudah ditanam sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sengatan

matahari curah hujan yang lebat. Naungan dapat dibongkar setelah tanamanberumur 3-5 bulan.

7) Tanah di sekitar tanaman sebaiknya ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa,

agar kelembaban tanah dapat stabil.

c. Pemeliharaan.

1) Penyiangan, dilakukan untuk membuang gulma yang tumbuh di sekitar tanaman (1

m dari batang pohon) yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman.

2) Penyiraman, hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Tahap awal pertumbuhan penyiraman dilakukan setiap hari pagi dan sore hari,

tetapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama (terlalu basah).

b. Kebutuhan air pada masa vegetatif 4-5 L/hari dan pada masa produktif 10-12

L/hari.

c. Setelah tanaman berumur satu bulan penyiraman dilakukan 3x/minggu. Jika

tanaman sudah berbuah, penyiraman harus diperhatikan karena kalau kekurangan

air dapat mengakibatkan kerontokan buah.

d. Tanaman durian akan membutuhkan banyak air setelah panen karena diperlukan

untuk memulihkan kondisi tanaman menjadi normal kembali.

3) Pemupukan pada tanaman yang belum berbuah, dilakukan dengan dosis sbb:

a. Pemupukan NPK (15:15:15) dilakukan 2 kali/tahun, dengan dosis sbb:

1. Tanaman umur 1 tahun, dosis pupuk NPK 40 - 80 gr/pohon/tahun.

2. Tanaman umur 2 tahun, dosis pupuk NPK 150 - 300 gr/pohon/tahun.

3. Tanaman umur 3 - 4 tahun, dosis pupuk NPK 400 - 600 gr/pohon/tahun.

b. Pupuk organic/kompos/pupuk kandang diberikan setahun sekali pada akhir musim

hujan dengan dosis minimal 15-20kg/pohon.

Page 3: Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

7/22/2019 Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-budidaya-tanaman-duriann-jumali 3/8

4) Pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan/berbuah, dengan

dosis/pohon sbb :

a. Sesudah pemangkasan, pupuk organik 40-60 kg, urea 670 gr, SP-36 890 gr, KCl

530 gr 

b. Saat pucuk mulai menua, urea 335 gr, SP-36 445 gr, KCl 265gr 

c. Dua bln setelah pemupukan kedua, urea 180 gr, SP-36 650 gr, KCl 150 gr d. Saat muncul bunga, urea 45 gr, SP-36 225 gr, KCl 100 gr 

e. Satu bulan sbelum panen, urea 180 gr, SP-36 650 gr, KCl 150gr.

5) Cara memupuk, dibuat selokan melingkari tanaman dengan garis tengah selokan

disesuaikandengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm dan

tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata

ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan dan diratakan.

 Apabila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.

6) Pemangkasan akar.

a. Pemangkasan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai

40% selama 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas.

Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga

meningkatkan kualitas buah, buah lebih keras dan lebih tahan lama.

b. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling

lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil

c. tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari panen

berkurang dan pertumbuhan terhambat.

d. Cara pemotongan: kedua sisi barisan pangkal batang.

7) Pemangkasan bentuk, dilakukan dengan :

a. Tanaman sudah berumur 1 tahun.b. Pelihara satu batang utama, potong calon cabang primer yang tidak diinginkan

(cabang dengan pertumbuhan terlalu panjang, tidak normal atau terserang hama &

penyakit), cabang-cabang primer terpilih diatur jaraknya sekitar 40-60 cm.

c. Pertumbuhan cabang diarahkan supayamendatar atau

membentuk sudut sekitar 90 derajat dengan batang utama, dengan mengikat

pucuk cabang dengan tali yang diberi pemberat.

d. Tunas-tunas liar yang tumbuh di cabang terpilih harus

dipangkas dan sisakan 1-2 cm dari pangkal cabang.

e. Tinggi tanaman dipertahankan sekitar 4 m dari permukaan tanah dan cabang

terendah berjarak 0,7-1 m dari permukaan tanah.f. Oleskan pada bagian yang dipangkas dengan ter/meni/pestisida

8) Pemangkasan pemeliharaan, dilakukan dengan :

a. Tanaman sudah mulai berproduksi pertama

b. Memangkas cabang bersudut kecil, cabang dan ranting yang terserang hama &

penyakit. Pemangkasan ranting pada cabang besar/produktif dibersihkan dengan

menyisakan 1/3 bagian ujung

c. Memangkas cabang/tunas liar yang tumbuh tidak pada tempatnya

d. Memangkas dahan dan ranting yang rapat, bersilangan atau

tersembunyi/terlindung

e. Memangkas dahan dan rantingyang lemah serta tajuk bagian atas yakni turun 1ruas pada ujung ranting (terminal)

f. Memangkas dahan dan ranting yang pertumbuhannya ke arah dalam tajuk atau ke

Page 4: Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

7/22/2019 Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-budidaya-tanaman-duriann-jumali 4/8

arah bawah

g. Pertahankan ketinggian optimal 3-4 m atau 5-6 m

h. Oleskan pada bagian yang dipangkas dengan ter/meni/pestisida

9) Penyerbukaan buatan, dilakukan dengan :

a. Mengumpulkan serbuk sari dalam kantong plastic bersih dengan menggoyang-goyangkan bunga atau disapu dengan kuas halus

b. Melakukan penyerbukan buatan pada malam hari jam 19.00-21.00, dengan

mengoleskan serbuk sari ke kepala putik memakai kuas halus

10) Penjarangan buah. Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian

agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan

berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi

pembuahan setiap tahunnya. Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses

pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan

penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).

Penjarangan dilakukan secara :

a. Penjarangan secara mekanis, dilakukan :

1. Pada saat buah sebesar bola tenis dengan menyisakan tiap dompol 1-2 buah

dengan bentuk normal, sehat dan bebas dari hama & penyakit,

2. Buah tidak saling bersinggungan dengan membuat jarak antara dompol

dalam satu cabang 20-30 cm.

b. Penjarangan kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A),

pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian

bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bungayang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga

yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya.

d. Hama dan Penyakit.

1. Hama

a) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala), bagian yang diserang buah.

Gejala, buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua. Pengendalian

dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu,

membungkus/membrongsong buah terpilih sejak dini

pengasapan di bawah pohon pada sore hari untuk mengusir 

imago

2) Mekanis yaitu, mengumpulkan buah yang terserang hama dan gugur untuk

dimusnahkan/dikubur 

3) Biologis yaitu, menggunakan semut rang-rang untuk mengusir imago atau

menggunakan musuh alami lain yaitu lalat Tachinidea ( Argyroplax basifulfa),

Ventura, sp.

4) Kimiawi yaitu, penyemprotan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50

 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.

b) Lebah mini, gejala, bagian yang diserang ranting dan daun.

Gejala: penggerekan ranting-ranting muda dan memakan daun- daun muda.

Pengendalian yaitu, menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC

(Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis

Page 5: Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

7/22/2019 Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-budidaya-tanaman-duriann-jumali 5/8

420 gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).

c) Ulat penggerek bunga.

Gejala : kuncup bunga terserang akan rusak dan putiknya banyak yang

berguguran, benang sari dan tajuk bunga rusak semua, sedangkan kuncup dan

putik patah karena luka digerek ulat.

Pengendalian yaitu, menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC,Nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).

d) Kutu loncat durian, bagian yang diserang daun.

Gejala : kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda

dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan

kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini

mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke

seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, dilakukan sanitasi kebun terutama daun kering

2) Mekanis yaitu, daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas dandimusnahkan

3) Kimiawi yaitu, menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150

gram/5 liter air.

e) Penggerek batang dan cabang.

Gejala : adanya lubang kecil bekas gerekan pada batang, dahan atau ranting

dan mengeluarkan cairan dan kotoran berwarna kemerahan, akibatnya tanaman

kering, daun layu/rontok dan mati.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis, sanitasi kebun dari gulma dan tanaman inang seperti tanaman

 jeruk, kopi, kakao, sirsak dll.2) Mekanis, memotong bagian tanaman yang terserang 5 cm di bawah lubang

gerek, kemudian membakarnya supaya larva mati atau memasukkan kawat

ke dalam lubang gerekan sehingga larva mati karena tertusuk kawat.

3) Biologis, menggunakan musuh alami yaitu Brazon zeuzerae (fam. Tachinidea)

dan cendawan Beauveria bassiana.

4) Kimiawi, aplikasi parafin karbolinium plantarum dengan dosis 2 cc/L atau

menginfus tanaman menggunakan insektisida sistemik melalui batang atau

ujung akar.

f) Rayap, bagian yang terserang batang.

Gejala : adanya alur atau terowongan dari tanah yang menempel di batang.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, membersihkan kebun dari sisa bonggol kayu atau gulma

dan membersihkan batang tanaman dari alur/terowongan rayap

2) Kimiawi yaitu, menggunakan Furadan disekeliling pohon dengan dosis 30-

50 gr/pohon atau aplikasi insektisida Decis 2,5 EC, Diazinon 600 EC sesuai

dosis anjuran.

g) Kumbang daun dan buah muda.

Gejala : adanya perubahan warna pada bagian yang terserang (warna

perunggu) serta permukaan atas daun terdapat bercak berwarna kekuningan.

Pengendalian dilakukan dengan cara:

1) Biologis, menggunakan musuh alami predator dari Fam. Coccinellidae dan

Chrysophidae.

2) Kimiawi, aplikasi akarisida Antimit 570 EC (bahan aktif progargit) dosis 7

Page 6: Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

7/22/2019 Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-budidaya-tanaman-duriann-jumali 6/8

cc/liter.

h) Penggerek biji.

Gejala : lubang pada kulit buah kemudian masuk ke dalam daging buah

hingga ke dalam biji.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, memusnahkan buah dan biji yang terserang2) Mekanis yaitu,

membungkus/membrongsong buah terpilih sejak dini

pengasapan di bawah pohon pada sore hari untuk mengusir 

imago

3) Kimiawi yaitu, penyemprotan dengan insektisida terdaftar dan berijin,

dilakukan setelah tanaman selesai berbunga.

i) Kutu dompolan, bagian yang terserang bunga dan buah.

Gejala : bunga dan buah muda yang terserang menjadi gugur. Pengendalian

dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, Pemupukan dan pengairan yang seimbang, sesuai rekomendasi

hindarkan tanaman durian dari tanaman inang hama

2) Mekanis yaitu, sanitasi lingkungan dengan memusnahkan bagian tanaman

yang terserang dan membersihkan gulma di sekitar tanaman durian

3) Biologis yaitu,

pemanfaatan musuh alami seperti semut hitam, cendawan parasit Empusa

fresenil , atau predator Cryptolaemus montrouzieri 

penggunaan insektisida botani seperti larutan umbi bawang putih dicampur 

cabai

4) Kimiawi yaitu, aplikasi insektisida bila dijumpai kerusakan buah 20% setelah

penjarangan ketiga

mencegah datangnya semut yang membawa kutu, dengan cara melilitkan

kain, yang telah dibasahi insektisida, pada batang/cabang tanaman.

 j) Tupai, bagian yang terserang buah.

Gejala : bagian permukaan kulit buah rusak sampai bagian daging buah.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Mekanis yaitu,

melakukan pembersihan tanaman terutama pada bagian yang menjadi

sarang tupai mengusir tupai dengan cara gropyokan, perangkap,atau menembak

dengan senapan angin

2) Kimiawi yaitu, dengan umpan buah-buahan yang sudah diberi racun, seperti

Klerat atau Furadan.

2. Penyakit

a) Phytopthora parasitica dan Pythium complectens, bagian yang terserang buah.

Gejala : daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun

yang tua; cabang pohon kelihatan sakit dan ujung- ujungnya mati, diikuti dengan

berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya; kulit di atas permukaan

tanah menjadi coklat dan membusuk; pembusukan pada akar hanya terbataspada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai

ke akar tunggang; dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan

Page 7: Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

7/22/2019 Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-budidaya-tanaman-duriann-jumali 7/8

kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu,

pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebih tahan

terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit

busuk

upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air 

tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan

2) Mekanis yaitu, pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar.

b) Kanker batang.

Gejala : kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum)

yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam;

bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan

ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu :a) Perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir di permukaan tanah

b) menanam tanaman yang tahan terhadap penyakit tersebut

c) memangkas daun yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban

kebun

d) melakukan rotasi tanaman

e) melakukan pemupukan dengan pupuk organik/kandang yang dicampur 

kapur dan mengupayakan pH tanah 6,5

2) Mekanis yaitu, eradikasi tanaman sakit parah/mati, kulit yang sakit

dikerok/dibuang sampai bagian yang sehat kemudian dibakar. Luka kerokan

dibuat oval meruncing di bagian tas dan bawah sehingga luka cepat tertutup.Luka kerokan kemudian diolesi fungisida dan ditutup dengan karbolinum

3) Biologis yaitu, aplikasi jamur antagonis, Trichoderma

harzianum, ke permukaan tanah

4) Kimiawi yaitu, mengkored/mengupas kulit yang sakit sampai ke kayunya yang

sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian

yang terluka diolesi fungisida, misalnya Difolatan 4 F 3%.

c) Jamur upas, bagian yang diserang cabang tanaman.

Gejala : pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang- benang jamur 

mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang

menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayusehingga menyebabkan matinya cabang.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu, memangkas bagian tanaman yang tidak produktif untuk

mengurangi kelembaban

2) Mekanis yaitu, jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu

sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke bawah ke

bagian yang berjamur dan dimusnahkan

3) Kimiawi,

Melumasi cabang yang terserang dengan fungisida, misalnya calizin RM

menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200

gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.

d) Busuk buah.

Gejala awal serangan terdapat bercak-bercak basah berwarna coklat

Page 8: Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

7/22/2019 Pedoman Budidaya Tanaman Duriann - Jumali

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-budidaya-tanaman-duriann-jumali 8/8

kehitaman pada kulit buah, kemudian busuk pada bagian yang terserang

terbentuk miselium dan sporangia berwarna putih.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu,

Perbaikan drainase supaya tanah tidak terlalu basah/lembab

areal pertanaman dibersihkan dari tanaman inang patogen seperti pepaya,

nenas, jeruk dan coklat

2) Mekanis yaitu,

memangkas daun dan dahan yang kurang diperlukan untuk mengurangi

kelembaban

pemusnahan buah yang terserang penyakit

menghindari buah hasil panen bersentuhan dengan tanah

tinggi cabang terbawah minimal 1 m.

e) Busuk akar.

Gejala : timbulnya bercak nekrotik pada akar lateral dimulai dari bagian ujung;

pada tingkat serangan yang tinggi, di atas permukaan tanah terdapat ujung

cabang pohon yang mati, diikuti dengan berkembangnya dari cabang di

bawahnya, daun layu dan gugur.

Pengendalian dilakukan dengan cara :

1) Kultur teknis yaitu,

perbaikan drainase agar tanah tidak terlalu lembab/basah

penggunaan batang bawah yang tahan penyakit

2) Mekanis yaitu,

menghindari luka mekanis pada bagian akar dan pangkal batang pada

waktu pemeliharaan tanaman

membongkar (eradikasi) tanaman yang terserang berat dan akarnya

dimusnahkan

3) Kimiawi yaitu, menggunakan fungisida sistemik dengan cara dikocorkan atau

diinfuskan ke akar 

f) Bercak daun.

Gejala : adanya bercak-bercak kecil basah pada daun yang semakin

melebar, daun kemudian mengering dan gugur. Pengendalian dilakukan dengan

cara :

1) Kultur teknis yaitu, memperlebar jarak tanam.

2) Kimiawi yaitu, penyemprotan fungisida dan penyiraman yang teratur sejak dari

pembibitan

IV. Daftar Pustaka

Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Depatemen

Pertanian, 2006. Standard Operating Procedure (SOP) Durian Sitokong, Kabupaten

Kutai Kertanegara

Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian

Pertanian, 2010. Standard Operating Procedure (SOP) Durian Kajang, Kabupaten

Tanggamus

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang Budidaya Pertanian Durian (Bombaceaesp).