rangkuman p2kb kedkel

15
Setiap peserta program P2KB IDI yang telah memenuhi jumlah SKP prasyarat minimal akan memperoleh Sertifikat kompetensi (SK) sebagai dokter keluarga dari Kolegium dan dokter keluarga Indonesia (KDDKI). Bersama dengan surat tanda registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh konsil kedokteran Indonesia dan surat rekomendasi IDI, SK tersebut merupakan persyaratan untuk mengurus perpanjangan surat ijin praktek (SIP). Proses perolehan SK setelah mengikuti dan memenuhi P2KB ini disebut proses resetrifikasi. P2KB dokter keluarga dikelola oleh PDKI dengan dukungan penuh PDKI cabang dan IDI cabang yang belum memiliki PDKI cabang di daerahnya. PDKI juga mengelola P2KB DPU yang selama ini dikelola langsung oleh BP2KB untuk mempercepat pengembangan pelayan dokter keluarga. Landasan Hukum P2KB dokter keluarga adalah seluruh landasan hukum P2KB IDI secara keseluruhan, Tujuan Program P2KB dokter keluarga IDI sesuai dengan tujuan umum P2KB IDI dan tujuan khususnya adalah: 1. Memelihara dan meningkatkan kualitas kinerja profesional dokter keluarga pada khususnya dan dokter layanan primer pada umumnya. 2. Meningkatkan pengetahuan terkini dan keterampilan klinis dokter keluarga agar setara dengan dokter keluarga taraf global. 3. Menjamin sikap etis dokter keluarga pada khususnya dan dokter layanan primer pada umumnya dalam memberikan layanan kedokteran sesuai dengan kewenangannya. Kompetensi Dokter Keluarga Prinsip-prinsip pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga adalah mewujudkan: 1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif 2. Pelayanan yang kontinu 3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan 4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif 5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarga 6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya 7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum 8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat diperjuangkan dipertanggungjawabkan 9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu. Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam standar kompetensi dokter keluarga yang disusun oleh perhimpunan dokter keluarga Indonesia tahun 2006 adalah: 1. Area Komunikasi Efektif a. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya 1. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya 1. Memberikan salam 2. Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien 3. Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya aktif dan mendengarkan dengan (penuh perhatian memberi waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahan pasien. 4. Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran, maupun harapannya 5. Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu pasien mitra sejajar

Upload: nabillah-shahab

Post on 05-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 1/15

Setiap peserta program P2KB IDI yang telah memenuhi jumlah SKP prasyarat minimal akan

memperoleh Sertifikat kompetensi (SK) sebagai dokter keluarga dari Kolegium dan dokter keluarga

Indonesia (KDDKI). Bersama dengan surat tanda registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh konsil

kedokteran Indonesia dan surat rekomendasi IDI, SK tersebut merupakan persyaratan untuk

mengurus perpanjangan surat ijin praktek (SIP).

Proses perolehan SK setelah mengikuti dan memenuhi P2KB ini disebut proses resetrifikasi.

P2KB dokter keluarga dikelola oleh PDKI dengan dukungan penuh PDKI cabang dan IDI cabang yang

belum memiliki PDKI cabang di daerahnya. PDKI juga mengelola P2KB DPU yang selama ini dikelola

langsung oleh BP2KB untuk mempercepat pengembangan pelayan dokter keluarga.

Landasan Hukum P2KB dokter keluarga adalah seluruh landasan hukum P2KB IDI secara keseluruhan,

Tujuan Program P2KB dokter keluarga IDI sesuai dengan tujuan umum P2KB IDI dan tujuan khususnya

adalah:

1.  Memelihara dan meningkatkan kualitas kinerja profesional dokter keluarga pada khususnya

dan dokter layanan primer pada umumnya.

2.  Meningkatkan pengetahuan terkini dan keterampilan klinis dokter keluarga agar setara

dengan dokter keluarga taraf global.

3.  Menjamin sikap etis dokter keluarga pada khususnya dan dokter layanan primer pada

umumnya dalam memberikan layanan kedokteran sesuai dengan kewenangannya.

Kompetensi Dokter Keluarga

Prinsip-prinsip pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga adalah mewujudkan:

1.  Pelayanan yang holistik dan komprehensif

2.  Pelayanan yang kontinu

3. 

Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

4.  Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

5.  Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarga

6.  Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat

tinggalnya

7.  Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

8.  Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat diperjuangkan dipertanggungjawabkan

9.  Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.

Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam standar kompetensi dokter keluarga yang

disusun oleh perhimpunan dokter keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:

1.  Area Komunikasi Efektifa.

 

Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya

1. 

Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya

1. 

Memberikan salam

2. 

Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien

3. 

Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya aktif dan mendengarkan dengan

(penuh perhatian memberi waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan

keluhannya dan menggali permasalahan pasien.

4. 

Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran, maupun harapannya

5. 

Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi, dankerahasiaan pasien sepanjang waktu pasien mitra sejajar

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 2/15

6. 

Memperlakukan sebagai meminta persetujuannya dalam memutuskan suatu

terapi dan tindakan

7.  Menempatkan diri sebagai mitra keluarga dalam penatalaksanaan masalah

kesehatan pasien dan keluarga ( dokter keluarga )

2. 

Mengumpulakn informasi1.

 

Mampu menggunakan open-ended maupun closed question dalam menggali

informasi (move from open to close question properly)

2. 

Meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang kurang dimengerti

3. 

Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat penyakit pasien

sekarang, riwayat keluarga,atau riwayat kesehatan masa lalu

4. 

Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien

5. 

Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur saat masih

mengumpulkan data

6.  Mampu melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien(patient centered

approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan

harapan pasien mengenai keluhannya tersebut serta memperoleh keterangan

untuk dapat menegakkan diagnosis (dokter keluarga)

3.  Memahami Perspektif Pasien

1.  Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut

penyakitnya

2.  Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien, kekhawatirannya, dan

harapannya

3.  Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan emosi pasien (marah,

takut, malu, sedih, bingung, eforia, maupun pasien dengan hambatan komunikasi

misalnya bisu-tuli, gangguan psikis)4.  Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari pasien secara

profesional

5.  Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan normanorma setempat untuk

menetapkan dan mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter pasien

yang professional

6. 

Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh pasien (termasuk

bahasa daerah setempat) sesuai dengan umur, tingkat pendidikan ketika

menyampaikan

pertanyaan, meringkas informasi, menjelaskan hasil diagnosis, pilihan penanganan

serta prognosis.

7.  Memahami masalah yang sebenarnya terjadi dengan menggali dan menganalisis

faktor-faktor keluarga pasien dan faktor lain di lingkungan kehidupan pasien

yang berhubungan dengan masalah kesehatan pasien.

4. 

Memberi Penjelasan dan Informasi

1.  Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stres sebelum

melakukan pemeriksaan fisik

2.  Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama

pemeriksaan fisik atau tindakannya

3.  Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, jujur tentang tujuan, keperluan,

manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,rujukan) sebelum dikerjakan

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 3/15

4. 

Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan

rujukan untuk permasalahan yang sulit.

5. 

Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya

6. 

Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan

telah dipahami oleh pasien

7. 

Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta

berkonsultasi sebelum membuat persetujuan

8. 

Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika

kedokteran

9. 

Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati

10. 

Mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan,

kepentingan, keuntungan, risiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan,

konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga

memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan

terhadapnya secara puas dan terinformasi.

11. 

Mampu menggali menganalisis dan menganjurkan sumber daya yang ada padakeluarga dan lingkungannya untuk kepentingan penatalaksanaan kesehatan pasien

dan keluarganya

12. Mampu melakukan konseling perorangan dan konseling kelompok (keluarga

maupun kelompok lain)

b.  Berkomunikasi dengan sejawat

1.  Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik secara

lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan pasien

maupun ilmu kedokteran

2.  Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar, demi

kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran

3. 

Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas demi kepentingan pasien

maupun ilmu kedokteran

c.  Berkomunikasi dengan masyarakat

1. 

Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat

2. 

Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat agar masyarakat

memahami kesehatan sebagai kebutuhan

3. 

Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif

4. 

Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara efektif ketika melakukan

promosi kesehatan

5. 

Melibatkan kesehatan secara profesional

6.  Mampu merencanakan dan menerapkan pendidikan kesehatan yang sesuai bagi

pasien, keluarga dan komunitas yang ada dihadapannya dengan medua yang tepat

guna

d.  Berkomunikasi dengan profesi lain

1.  Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu cukup kepada profesi

lain untuk menyampaikan pendapatnya

2.  Memberikan informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang sebenarnya ke

perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk pemrosesan klaim

3.  Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum atau sebagai saksi ahli di

pengadilan (jika diperlukan)

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 4/15

4. 

Melakukan negosiasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah

kesehatan masyarakat

5.  Mampu menempatkan dirinya menjadi koordinator dalam penatalaksanaan pasien

yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga,

maupun bersama antar dokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit

2.  Area Keterampilan Klinisa.

 

Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan

keluarganya

1. 

Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu

disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain

yang relevan

2.  Mampu menganalisis informasi dalam rekam medik dan rekam keluarga untuk

menegakkan diagnosis holistik dan perencanaan komprehensif bagi pasien dan

keluarganya

b. 

Melakukan prosedur klinis dan laboratorium

1.  Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien

2.  Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan

kewenangannya

3.  Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin

menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien

4.  Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien

5.  Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan

benar

6.  Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang

sesuai7.  Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar

8.  Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang

9.  Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit dan

keterampilan terapeutik

10. 

Memilih melakukan tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya

11. 

Mampu melaksanakan pendampingan pasien secara profesional demi

kepentingan pasien pada saat dibutuhkan dalam layanan konsultasi dan/ atau

rujukan

c. 

Melakukan prosedur kedaruratan klinis

1. 

Menentukan keadaan kedaruratan klinis

2. 

Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan

rujukan

3. 

Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan

kewenangannya

4.  Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut

5.  Mampu secara trampil melakukan prosedut tunjangan hidup dasar (basic life

support) dan prosedur basic cardiac, life support dimanapun berada

3.  Area landasan ilmiah ilmu kedokteran

a. 

Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, danilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 5/15

1. 

Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan

terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya.

2. 

Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui

pemahaman mekanisme normal dalam tubuh.

3. 

Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah

kesehatan.

4. 

Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin

patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta risiko spesifik

secara efektif

5. 

Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular

6. 

Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien.

7.  Menjelaskan secara rasional dan ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit

baik klinik, epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau

perubahan perilaku

8.  Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi,

fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku9.  Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta

penerapannya pada keadaan klinik

10.  Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping

11.  Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu

12.  Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan.

13.  Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah

kesehatan

b.  Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan

prosedur yang sesuai

1. 

Menjelaskan (patofisiologi atau terminologi lainnya) data klinik dan laboratorium

untuk menentukan diagnosis pasti.

2. 

Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based

medicine.

c. 

Menentukan efektivitas suatu tindakan

1. 

Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan

2. 

Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan.

3. 

Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit.

4.  Area pengelolaan masalah kesehatana.

 

Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian

dari keluarga dan masyarakat

1. 

Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan

diagnosis banding

2. 

Menjelaskan penyebab, patogenesis, serta patofisiologi suatu penyakit

3.  Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai penyakit pasien.

4.  Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan prinsip

kendali mutu, kendali biaya, manfaat, dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien

5.  Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu

6.  Merujuk ke sejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku, tanpa

atau sesudah terapi awal (lihat lampiran 2. Daftar Penyakit)

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 6/15

7. 

Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan

tingkat kewenangannya (lihat lampiran 2. Daftar Penyakit)

8. 

Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih berdasarkan patofisiologi,

patogenesis, farmakologi, faktor psikologis, sosial, dan faktor-faktor lain yang sesuai

9. 

Membuat instruksi tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca

10. 

Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat

frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat

dibaca

11. 

Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor

perkembangan penanganan, memperbaiki dan mengubah terapi dengan tepat

12. 

Memprediksi, memantau, mengenali kemungkinan adanya interaksi obat dan efek

samping, memperbaiki atau mengubah terapi dengan tepat

13.  Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik, komprehensif,

koordinatif, kolaboratif, dan berkesinambungan dalam mengelola penyakit dan

masalah pasien

14. 

Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktoryang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang mungkin

berpengaruh terhadap pertimbangan terapi

15.  Mampu menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif efisien bagi pasien, menjaga

kualitas, sadar mutu dan sadar biaya

16.  Mampu menyelenggarakan pelayanan yang peduli dan perhatian pada kebutuhan

dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan

berbagai pelayanan kesehatan non formal di sekitarnya

b.  Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit

1.  Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan

tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit pasien, keadaan sakit atau

permasalahannya (Pencegahan tertier adalah pencegahan yang digunakan untuk

memperlambat progresi dari penyakitnya dan juga timbulnya komplikasi, misalnya diet

pada penderita DM, olah raga)

2. 

Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau strategi

pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien dan keluarganya

(Pencegahan sekunder adalah kegiatan penapisan untuk mengidentifikasi faktor risiko

dari penyakit laten untuk memperlambat atau mencegah timbulnya penyakit, contoh

pap smear, mantous test)

3. 

Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau kegiatan strategi

pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga danmasyarakat (Pencegahan primer adalah mencegah timbulnya penyakit, misalnya

imunisasi)

4.  Menunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat bergantung pada

kerja sama tim dan kolaborasi dengan profesional di bidang lain

5.  Mampu Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan merencanakan

strategi pencegahan primer, sekunder dan tersier bagi seluruh anggota keluarga

pasien serta komunitas sekitar pasien

c.  Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan

penyakit

1. 

Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya hidup untuk

promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis kelamin, etnis, dan budaya

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 7/15

2. 

Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi

kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat

3. 

Bekerja sama dengan sekolah dalam mengembangkan “program Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS)” 

4.  Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam program pendidikan

kesehatan bagi komunitas sesuai dengan kebutuhan

d. 

Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan

1. 

Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat

2. 

Menentukan insidensi dan prevalensi penyakit di masyarakat serta mengenali

keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis, kultur, sosial, ekonomi, kebijakan,

dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada suatu masalah kesehatan

3. 

Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat bagi masalah

kesehatan masyarakat

4.  Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam menyelesaikan masalah kesehatan

dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan pemerintah, termasuk antisipasi

terhadap timbulnya penyakit-penyakit baru

5.  Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam intervensi kesehatan

6.  Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan masyarakat, serta

menganalisis hasilnya

7.  Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan

8.  Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan

9.  Bekerja sama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan, pengadaan dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat

10. Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam penanggulangan bencana dan

rehabilitasi komunitas pasca bencana

e.  Mengelola sumber daya manusia dan sarana  – prasarana secara efektif dan efisien dalam

pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga

1.  Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi, dan

pengambil keputusan)

2. 

Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer dengan

pendekatan kedokteran keluarga

3. 

Mengelola sumber daya manusia

4. 

Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana

5.  Mampu menyusun sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga

pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau

dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien

6.  Mampu mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk

meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya

7.  Mampu memperhatikan latar belakang sosial, budaya dan ekonomi pasien dalam

berkomunikasi dan menawarkan pilihan penatalaksanaan pada pasien agar dapat

mencapai kepatuhan pengobatan, kepuasan pasien dan peningkatan derejat

kesehatan pasien dan keluarganya

5.  Area Pengelolaan informasia.  Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis,

pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, danpemantauan status kesehatan pasien

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 8/15

1. 

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik

2. 

Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya

3. 

Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah

4. 

Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data

relevan menjadi arsip pribadi

5. 

Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi

informasi ilmiah secara sistematik

6. 

Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan menyimpan

arsip

7.  Mampu mengaplikasikan evidence based medicine dan apraisal kritis suatu informasi

baru dalam praktik kesehatan

b. 

Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi

1.  Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu

penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potensi untuk berkembang dan

keterbatasannya

2. 

Mampu merencanakan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi guna

memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien dan keluarganya

c.  Memanfaatkan informasi kesehatan

1.  Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database dalam praktik

kedokteran secara efisien

2.  Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktik kedokteran dengan menganalisis

arsipnya

3.  Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan

6. 

Area mawas diri dan pengembangan diria.  Menerapkan mawas diri

1.  Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kedokterannya

dan berkonsultasi bila diperlukan

2. 

Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah yang berkaitan

dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya

3. 

Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktik

kedokteran

4. 

Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi

5. 

Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik yang membangun dari

pasien, sejawat, instruktur, dan penyelia6.

 

Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan dan praktik

7.  Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik Kedokterannya

b. 

Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

1. 

Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.

2.  Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran Berkelanjutan

(PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya

3.  Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based

Medicine)

4.  Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk

penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil5.  Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 9/15

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 10/15

6. 

Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesional dari anggota tim pelayanan

kesehatan lain

7.  Mampu melakukan program jaga mutu (quality assurance) secara mandiri dan/atau

bersama-sama dengan dokter keluarga lainnya

8.  Mampu menjadi pimpinan profesional pada suatu pusat pelayanan kedokteran/

kesehatan primer

d. 

Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia

1. 

Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari pasien dan

sejawat

2. 

Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender, orientasi

seksual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi

3.  Mampu menganalisa persamaan dan perbedaan karakter individu, keluarga, hingga

faktor sosial budaya yang berpengaruh pada kesehatan pasien dan keluarga

e.  Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran

Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan : 

Hak asasi manusia

  Resep obat

 

Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual

  Kode Etik Kedokteran Indonesia

  Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian

 

Proses di pengadilan

  Memahami UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

 

Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktik

kedokteran

 

Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan

f.  Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran

1.  Menerapkan standar keselamatan pasien :

a.  Hak pasien

b.  Mendidik pasien dan keluarga

c.  Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

d.  Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program

peningkatan keselamatan pasien

e. 

Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

f. 

Mendidik staf tentang keselamatan pasien

g. 

Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

2. 

Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien :

a. 

Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

b. 

Memimpin dan mendukung staf

c. 

Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko

d. 

Kembangkan sistem pelaporan

e. 

Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien

f. 

Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

g.  Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 11/15

Program P2KB Dokter Keluarga

Tata cara P2KB seorang dokter yang bermaksud mengikuti program P2KB adalah sebagai berikut:

1. 

Mendaftarkan diri dalam Program P2KB Dokter Keluarga beserta biaya ikut serta dalam program

2. 

Mengisi borang penilaian diri

3. 

Mengisi borang kegiatan dan rangkumannya

4. 

Menyatakan penyerahan pengisian program untuk diverifikasi

5. 

Memperoleh hasil verifikasi berupa hasil penilaian

6. 

Hasil penilaian yang disetujui memperoleh tanda pemenuhan P2KB untuk mendapatkan Sertifikat

Kompetensi dari Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia

7. 

Hasil penilaian yang memerlukan pembinaan tambahan akan diberi tambahan waktu selama 6

bulan untuk melengkapi SKP dan mengulang prosedur No.4

8.  Hasil penilaian yang ditolak akan mengulang prosedur dari No.1

Pendaftaran program P2KB Dokter Keluarga dapat dilakukan secara langsung melalui PDKI pusat, PDKI

cabang atau IDI cabang, atau secara maya melalui website PDKI. Lampiran 1 adalah bentuk formulirpendaftaran mengikuti program P2KB Dokter Keluarga.

Borang Penilaian diri merupakan isian peserta program P2KB untuk menggambarkan profil pribadi

sebagai pribadi, dokter praktik dan kegiatan lainnya selama ini. Data-data Lampiran 2 adalah borang

penilaian diri yang sekaligus akan direkam sebagai peserta. Borang juga dapat diunduh dan di upload

melalui website PDKI.

Sesuai dengan arahan P2KB IDI maka program P2KB Dokter Keluarga juga mencakup beberapa ranah

Kegiatan. Kelompok kegiatan yang dapat diperhitungkan dalam SKP untuk program P2KB dokter

Keluarga terdiri atas:

a. 

Kegiatan Pembelajaran

b.  Kegiatan Profesional

c.  Kegiatan pengabdian masyarakat

d.  Kegiatan Publikasi

e.  Kegiatan pengembangan ilmu dan pendidikan

Sebagai inti dari P2KB Dokter Keluarga dalam perhitungan SKP, maka penjelasan pengisian borang

kegiatan akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut. Jumlah SKP yang diperlukan untuk resertifikasi

selama 5 tahun adalah 250 SKP IDI.

Jenis Kegiatan / ranah / domain Porsi Nilai Maksimal SKP

Kegiatan Pembelajaran 30-40% 100Kegiatan Profesional 30-40% 100

Kegiatan Pengabdian Masyarakat 5-15% 37,5

Kegiatan Publikasi 1-5% 12,5

Kegiatan pengembangan Ilmu dan Pendidikan 1-5% 12,5

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 12/15

A.  Kegiatan PembelajaranYang termasuk dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

Berpartisipasi dalam Paket A/B/C/D dokter keluarga sebagai peserta/pembicara/panitia dari

penyelenggara yang diakui PDKI atau IDI (dalam negri). Lampiran 3 adalah rincian paket ABCD

dokter keluarga:

 

Paket A: Konsep Dokter Keluarga

A1: Konsep dan wawasan

A2: Prinsip pelayanan DK

A3: Pengaruh keluarga, komunitas dan lingkungan

A4: Tugas dan fungsi DK dalam layanan Primer

 

Paket B: Manajemen Praktik dokter keluarga

B1: Manajemen SDM

B2: Manajemen Fasilitas

B3: Manajemen Informasi

B4: Manajemen dana

  Paket C: Pengetahuan medis dan teknik medis

C1: Keterampilan teknik medis dasar

C2: Keterampilan menangani Gejala umum

C3: Keterampilan teknik medis Khusus

  Paket D: Terapan Medis dalam golongan komunitas

-  Membaca jurnal kedokteran dan mengikuti uji diri dari jurnal yang terakreditasi nasional atau

internasional

Berpartisipasi dalam program CME dokter keluarga untuk dokter sebagai peserta/pembicara/panitia dari penyelenggara yang diakui PDKI atau IDI (dalam negri) atau diakui WONCA atau

WMA

-  Berpartisipasi dalam kongres atau konferensi profesi dokter layanan primer atau dokter

keluarga sebagai peserta/pembicara/panitia dari penyelenggara yang diakui PDKI atau IDI

(dalam negri) atau diakui WONCA atau WMA (luar negri)

-  Berpartisipasi dalam pelatihan dokter sebagai peserta/pembicara/panitia dari penyelenggara

yang diakui PDKI atau IDI (dalam negri) atau diakui WONCA atau WMA (luar negri)

-  Berpartisipasi dalam penyusunan clinical practice Guidelines atau standar praktik atau standar

pelayanan yang diakui PDKI atau IDI (dalam negri) atau diakui WONCA atau WMA (luar negri)

Untuk kegiatan dalam negri, pihak penyelenggara tentu akan memperoleh SKP IDI sesuai

ketentuan berlaku dan mencantumkannya pada tanda bukti partisipasi (misalnya sertifikat),

namun untuk penyelenggaraan lur negri maka SKP IDI disesuaikan dengan ketentuan SKP IDI

seperti tercantum pada Lampiran 4.

Sehubungan dengan tujuan P2KB yang bermaksud untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan kewenangan sebagai dokter layanan primer dan bukan hanya

penambahan pengetahuan saja, maka setiap SKP yang diperoleh akan dikonversi sesuai dengan

dampak pembelajaran (Lampiran 5)

Daftar topik kegiatan pembelajaran wajib dipilih oleh peserta program P2KB dokter keluarga:

1. 

Asuhan layanan primer bagi pasien dalam asuhan komprehensif

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 13/15

a. 

Bayi baru lahir

b. 

Bayi

c. 

Anak

d. 

Remaja

e. 

Dewasa

f. 

Wanita hamil atau menyusui

g. 

Usia lanjut dan geriatrik

2. 

Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif

a. 

Memahami epidemiologi penyakit

b. 

Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai

c. 

Memahami ragam perbedaan faali dan metabolisme obat

d.  Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi

e.  Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu

f.  Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhan

gizi

g. 

Mengetahui pokok permasalahan perkembangan normalh.  Menyelenggarakan konseling psikologi dan perilaku

i.  Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan

 j.  Menyelenggarakan layanan paliatif dan jelang ajal

k.  Menjunjung tinggi aspek etika pelayanan kedokteran

3.  Mengkoordinasikan layanan kesehatan dengan keluarga pasien

a.  Penilaian keluarga

b.  Menyelenggarakan pertemuan keluarga (pasien)

c.  Bimbingan dan konseling keluarga

4. 

Mengkoordinasikan layanan kesehatan dengan masyarakat

a. 

Kesehatan masyarakat dan epidemiologib.

 

Pemeriksaan / penilaian masyarakat

c. 

Mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat

d. 

Program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat

e. 

Advokasi/pembelaan kepentingan masyarakat

5. 

Menangani masalah-masalah kesehatan yang sering ditemui:

a. 

Kelainan alergi

b. 

Anastesi dan penanganan nyeri

c. 

Kelainan yang mengancam jiwa atau kegawatdaruratan

d. 

Kelainan kardiovaskuler

e.  Kelainan kulit

f. 

Kelainan mata dan telinga

g.  Kelainan saluran cerna

h.  Kelainan perkemihan dan kelamin

i.  Kelainan obstetri dan ginekologi

 j.  Penyakit infeksi

k.  Kelainan muskuloskeletal

l.  Kelainan neoplastik

m.  Kelainan neurologis

n.  Masalah psikiatri

o.  Masalah geriatri

p. 

Masalah endokrin

q.  Kelainan genetik

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 14/15

6. 

Bekerja dalam tim kesehatan:

a. 

Merekrut, membentuk, dan memobilisasi tim

b. 

Keterampilan kepemimpinan

c. 

Keterampilan manajemen praktik

d. 

Keterampilan mengatasu konflik dan/atau bencana

e. 

Keterampilan meningkatkan kualitas layanan primer

Ketentuan IDI untuk kelompok medik dengan intervensi

Kognitif 60-70% 150-175 SKP

Psikomotor 10-20% 25-50 SKP

Afektif 10-20% 25-50 SKP

Non klinik 10% 25 SKP

B.  Kegiatan Profesional

Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan profesional, yaitu:

-  Menatalaksana pasien, keluarga dan komunitas mulai dari penapisan, pemeriksaan, penegakkan

diagnosis, perencanaan penatalaksanaan, pelaksanaan penatalaksanaan hingga monitoring dan

tindak lanjut.

-  Melaksanakan tinjauan kasus berupa medical audit, diskusi klinik, studi kasus atau seminar kasus

-  Melaksanakan edukasi kesehatan pada kelompok dan komunitas

-  Berpartisipasi pada penanggulangan kejadian luar biasa, wabah dan/atau bencana mulai dari

surveillance hingga pemberantasan penyakit

-  Berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan primer individu, keluarga dan komunitas

Berpartisipasi pada referat atau pembahasan artikel kedokteran sebagai penyaji atau peserta

Melaksanakan identifikasi korban bencana atau kasus kematian atau korban tindak kekerasan

lainnya

Melaksanakan konsultasi atau rujukan kasus individu, keluarga atau komunitas

Melaksanakan pembinaan keluarga atau pembinaan kelompok pasien

Melaksanakan dan/atau mendiskusikan kegiatan manajerial klinik

Melaksanakan kegiatan program jaga mutu (quality assurance)

Dan sebagainya

Seluruh kegiatan profesional yang dilaporkan untuk dihitung SKPnya harus disertai bukti SIP yang

sesuai dengan tempat bekerja atau SK penunjukan, serta lampiran rekam medik atau catatan lainnya

(misalnya portofolio dan daftar hadir)

Lampiran 6 adalah cara perhitungan SKP dan Konversi untuk masing-masing kegiatan profesional

Lampiran 7 adalah borang kegiatan profesional untuk diisi peserta

Kegiatan pengabdian masyarakat

Beberapa kegiatan yang dapat menjadi kegiatan pengabdian masyarakat, yaitu:

Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia

Berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan individu yang bersifat masal

Berpartisipasi pada kegiatan organisasi profesi dalam rangka meningkatkan silaturahmi dan

kualitas organisasi profesi

8/16/2019 Rangkuman P2KB Kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-p2kb-kedkel 15/15

Mempunyai kedudukan dalam jabatan atau fungsi dalam masyarakat yang secara langsung atau

tidak dapat berpengaruh dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Lampiran 8 adalah borang kegiatan pengabdian masyarakat untuk diisi peserta

Kegiatan Publikasi

Beberapa jenis kegiatan publikasi yang dapat menjadi kegiatan publikasi adalah:

Laporan penelitian

Tinjauan Kasus

Tinjauan Pustaka

Menulis/menerjemahkan/mengedit buku

Menulis Monograf

Menulis karya ilmiah populer

Mengasuh rubrik kesehatan di media masa

Seluruh kegiatan publikasi memperoleh jumlah SKP tertentu (Lampiran 9). Bila tercantum dijurnalyang tidak terakreditasi maka nilai SKP separuhnya. Publikasi Bersama, maka penulis Utama 60%

Penulis lain 40%. Lampiran 10 adalah borang kegiatan publikasi untuk diisi peserta.

Kegiatan pengembangan Ilmu

Kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pengembangan ilmu antara lain:

Melaksanakan penelitian kedokteran

Mengajar/membimbing/memfasilitasi/menilai/mengevaluasi kegiatan pembelajaran di institusi

pendidikan kedokteran

-  Mengajar/membimbing/memfasilitasi/menilai/mengevaluasi kegiatan pembelajaran di

perhimpunan profesi kedokteran-  dsb.

Lampiran 11 adalah tabel perhitungan SKP untuk kegiatan pengembangan Ilmu

Lampiran 12 adalah Borang kegiatan pengembangan ilmu untuk diisi peserta