sediaan parenteral dan tablet

Upload: ampunna-haris

Post on 10-Feb-2018

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Sediaan Parenteral Dan Tablet

    1/19

    SEDIAAN PARENTERAL

    Definisi/type

    Suatu sediaan parenteral adalah suatu produk yang diberikan pada tubuh dengan

    cara disuntikan. Ketika suatu injeksi telah melewati mekanisme pertahanan tubuh normal,

    adalah penting produk tersebut disiapkan dengan perhatian dan perlakuan lebih tinggidibandingkan dengan sediaan oral dan produk topikal rutin lainnya. Produk akhir harus

    bebas dari mikroorganisme (steril), bebas dari bakteri endotoksin dan pyrogen

    (nonpyrogenic) dan bebas dari senyawa-senyawa luar yang tidak larut. Karena sifat alaminya

    yang rentan, produk steril harus disiapkan pada kondisi lingkungan yang terkontrol.

    Campurannya steril, non pyrogenic, dan terutama lagi kebebasannya dari kemungkinan

    perubahan campurannya.

    Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya serta khasiat yang sebesar-besarnya

    diperlukan pemikiran yang mendalam. Menurut Gstirner pembuatan obat suntik didasarkan

    pada tiga macam pertimbangan: kimiawi, teknis, dan fisiologis (farmakologis).

    Pertimbangan kimia meliputi persoalan tercamput tidaknya bahan obat dengan zatpembantu. Pertimbangan teknis yang meliputi teknis pembuatan yang sebaiknya yang akan

    menghasilkan suatu produk yang terbaik, pertimbangan farmakologis meninjau apakah

    produk yang dihasilkan akan menghasilkan absorbsi dan khasiat yang sesuai dengan yang

    dikehendaki.

    Type larutan parenteral

    Ada 2 type sediaan parenteral, yaitu:

    1. Sediaan yang dimasukkan dalam jumlah relatif kecil untuk terapeutik dan tujuandeagnosa

    2.

    Sediaan yang dimasukkan dalam jumlah volume yang relatif banyak untukmengembalikan keseimbangan kalori dan elektrolit tubuh.

    Dimana masing-masing type dari sediaan membutuhkan akurasi dan perhatian yang sangat

    tinggi di dalam pembuatannya.

    Komposisi

    Ketika sediaan parenteral dibuat, ada satu hal yang perlu diperhatikan yaitu kehadiran

    berbagai zat penambah. Zat penambah ini termasuk pembawa, penambah kelarutan, Buffer,

    pengawet, antioksidan, gas inert, surfactans, zat kompleks (Mis EDTA), dan pengkelat.

    Zat pembawa

    Air adalah pembawa yang paling umum digunakan pada saat ini. Jika sebuah oabt sangat

    tiadk larut dalam air sejumlah penambah kelarutan dapat digunakan misalnya etanol 1% -

    50%, PEG 1% - 50%, Propylenglikol 1 % - 60 %

    Surfaktan dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan dari obat di dalam pembawa

    berair. Perlu diperhatikan kemungkinan kehadiran suatu surfaktan akan meningkatkan

    kecepatan penguraian obat.

    System Buffer

    Untuk memperoleh pH yang diinginkan didalam suatu larutan selain untuk kelarutannya

    juga untuk kestabilannya maka banyak preparat mengandung system Buffer. Kapasitas

    Buffer (kethanan terhadap perubahan setelah penambahan suatu asam atau basa) umumnya

  • 7/22/2019 Sediaan Parenteral Dan Tablet

    2/19

    rendah sehingga system tidak akan mempengaruhi pH atau cairan tubuh setelah

    penyuntikan. Buffer haruslah cukup kuat sehingga dapat menahan perubahan pH pada

    penyimpanan dan penggunaan.

    Pengawet

    Produk yang dikemas dalam vial dosis ganda membutuhkan kandungan suatu pengawet

    untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang mungkin masuk ketika wadah dikemas.

    Bagaimanapun juga tidak semua pengawet yang ada kompetibel dengan kloramfenikol

    natrium suksinat, paraben dan fenol tidak kompetibel dengan Nitrofurantoin dan lain-lain

    Ketika pengenceran produk serbuk kering untuk injeksi dengan suatu air untuk injeksi yang

    mengandung bakteriostatik adalah penting suatu produk itu harus kompetibel dengan

    pengawetnya. Selain itu pengawet juga harus kompetibel dengan wadah dan penutup dari

    sediaan.

    Pengawet merkuri dan surfaktan kationik konsentrasi maksimum sebagai pengawet

    adalah 0,1%, untuk klorbutanol, kreosol, dan phenol maksimal 0,5% dosis tunggal dan infus

    tidak membutuhkan pengawet karena volume infus yang besar mengakibatkan pengawet

    yang dibutuhkan juga banyak. Pengawet yang banyak ini akan mengakibatkan efek toksik

    Antioksidan dan gas inertdigunakan untuk menjaga kestabilan, prinsip kerja antioksidan

    bahwa senyawa tersebut harus lebih muda dioksidasi ketimbang zat yang dilindungi.

    Senyawa yang paling banyak digunakan sebagai antioksidan adalah natrium dan kalium

    Metabisulfit

    Senyawa kompleks dan pengkelat dapat juga digunakan untuk menjaga kelarutan dan

    kestabilan produk. Garam EDTA (0,01%-0,075%) adalah contoh darai zat penambah ini

    Pembuatan air untuk injeksi

    Perlu diperhatikan bahwa air untuk injeksi adalah beda dengan air steril untuk injeksi

    Didalam FI ed 111 diterangkan bahwa air untuk injeksi adalah dibuat dengan menyuling

    Kembali air suling segar dengan alat kaca yang netral atau wadah logam yang cocok yang

    diperlengkapi dengan labu percik. Hasil sulingan pertama dibuang. Sulingan selanjutnya

    ditampung dalam wadah yang cocok dan segera digunakan

    Pemeriksaan air untuk injeksi

    N0 Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan standart Kesimpulan

    1 Ph, dan reaksi

    2 Cu,Fe,Pb 0

    3 Kalsium 0

    4 Chlorida 0

    5 Nitrat 0

  • 7/22/2019 Sediaan Parenteral Dan Tablet

    3/19

    6 Sulfat 0

    7 Ammoniak 0

    8 Nitrat 0

    9 Co2 0

    10 Amonik albumin 0

    11 Zat Pereduksi 0

    12 Sisa Penguapan

    13 Seng 0

    1.1. Isotonis

    Larutan yang isotonis tidak akan menyebabkan suatu jaringan membengkak atau

    berkontraksi bila mereka berkontak dan juga tidak akan menyebabkan rasa yang tidak enakbila diteteskan ke mata, saluran hidung, darah atau jaringan tubuh lainnya. Satu contoh

    sediaan farmasi semacam itu adalah larutan NaCl isotonis 0,9 %.

    Jika larutan mempunyai konsentrasi garam yang sama dan tekanan osmotic yang sama

    dengan konsentrasi garam yang dan tekanan osmotic sel darah merah maka larutan itu

    dikatakan isotonis dengan darah.

    Jika sel darah disuspensikan dengan larutan Natrium Klorida 2 % (> 0,9%), air dalam sel

    akan keluar melalui membran sel untuk mengencerkan larutan garam disekeliling sel

    tersebut sampai konsentrasi garam di dua sisi membran etitrosit identik. Keluarnta air dari

    dalam sel menyebabkan sel mengkerut dan mengecil atau crenated dalam hal ini larutan

    disebut hipertonis dengan sel darah. Jika darah dicampur dengan natrium klorida 0,2% (1 cm menggunakan mesh 12

    Granulasi kering

    Terutama untuk bahan-bahan yang tidak memiliki kemampuan untuk dicetaklangsung, tetapi juga tidak tahan dengan air dan pemanasan

    Komponen tablet dikempa dengan mesin tablet atau mesin khusus. Massa ini disebutslug prosesnya slugging, slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan bentuk

    granul, bila belum memuaskan dapat diulang

    Contoh formula tablet

    Parasetamol 500 mg

    Lar. Gelatin 10 % (Pengikat) 20%

    Pati Jagung (Penghancur) 10%

    Mg stearat (pelicin) 1%

    Talc (pelincir) 1%

    Lactosum (Pengisi) ad 100%

    Cara perhitungan Bahan

    Mis. Untuk membuat 100 tablet dengan berat normal tablet @ 650 mg

    Parasetamol : 100 x 500 mg = 50.000 mg

    Pasta pati 10% : 20% x (650 x 100 tab) = 13.000 mg

    Pati : 10% x 13.000 mg = 1.300 mg

    Pati manihot : 10% x (650 x 100 tab) 1 = 6.500 mg

    Mg. Stearat : 1% x (650 x 100 tab) = 650 mg

    Talc : 1% x (650 x 100 tab) = 650 mg

    Lactosum : (650 x 100 tab)( 50.000 + 1300 + 6.500 + 650 mg + 650 mg )

    : 65.00059.100 = 5,9 g

    Pembuatan larutan pasta pati

    1. Timbang pati jagung 1.300 mg tambahkan air 3 ml. Aduk hingga hoogen.2. Panaskan air sebanyak 95 ml hingga mendidih3. Masukkan campuran pertama aduk hingga terbentuk larutan bening dan homogen.4. Turunkan dinginkan lalu timbang hingga beratnya 100 g

    Pembuatan Granul Tablet

  • 7/22/2019 Sediaan Parenteral Dan Tablet

    16/19

    1. Timbang parasetamol, pati manihot, dan lactosum, gerus hingga halus danhomogenkan lalu ayak

    2. Basahkan campuran pertama dengan pasta pati hingga massa granul yang baik3. Ayak dengan pengayak no4. Timbang granul yang terbentuk lalu keringkan pada suhu 80 derajat C selama 8 jam5. Timbang granul kering, campur dengan Mg stearat dan talc6. Cetak7. Lakukan pengujian Granul

    Pengujian Granul

    Pengujian Granul dilakukan untuk menentukan sifat sifat granul yang dapat

    memberikan gambaran kepada kita tenatng sifat tablet yang akan terbentuk sehingga kita

    dapat melakukan antisipasi untu menghasilkan tablet baik

    Pengujian granul terdiri atas :

    1. Pengujian Kadar AirUji kadar air ditentukan dengan menimbang granul basah dan dalam keadaan basah

    setelah kering. Kadar air dinyatakan sebagai MC (Moisture Content) atau LoD (

    Loost on drying)

    Kadar sekitar 2% - 3%

    Prosedur Kerja

    a. Timbang sampel granul basah (setlah granulisasi awal sebelum dikeringkan)secukupnya (A gram)

    b. Timbang granul yang telah dikeringkan (B gram)c. Hitung bobot air dengan menggunakan rumus MC dan LoD

    % MC =

    %LoD =

    2. Pengujian Daya alir

    Penentuan aliran granul dilakukan untuk mengetahui konsistensi granul sebelum

    digunakan dalam proses pembuatan tablet. Beberapa pengujian granul yang dapat

    digunakna sebagi parameter granul yang memenuhi persyaratan dalam proses

    pembuatan sediaan tablet adalah :

    a. Uji sudut diam (angle of repose)Untuk menentukan sifat aliran dilakukan uji sudut kemiringan yang

    ditunjukan jika suatu zat berupa serbuk mengalir bebas dari sebuah corong

    ke atas suatu dasar membentuk kerucut yang sudut kemiringannya diukur,

    semakin datar kerucut, artinya sudut kemiringan semakin kecil, maka sifat

    aliran serbuk makin baik untuk sebagian besar serbuk farmasi memiliki

    sudut kemiringan dengan range 34- 48

    Hal.27

    Hubungan antara angle of repose () dan aliran serbuk

  • 7/22/2019 Sediaan Parenteral Dan Tablet

    17/19

    Angle of repose( (derajat)

    Aliran

    40

    Sangat Baik

    Baik

    Agak Baik

    Sangat kurang

    *penambahan glidan dapat meningkatkan aliran (0,2% Aerosil)

    b. uji BJ sebenarnya (sejati)

    Pengujian bobot jenis sebenarnya atau sejati merupakan bobot jenis dari

    senyawa yang sebenarnya dimana ruang antar partikel dihilangkan sehingga

    volume granul dapat dihitung. Metode ini menggunakan suatu senyawa

    cairan yang tidak dapat melarutkan ataupun bereaksi dengan senyawa yang

    diuji serta cairan tersebut tidak boleh masuk atau menyerap ke dalam pori-

    pori granul contoh cairan tersebut adalah air raksa atau paraffin cair.

    Prosedur

    a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu piknometer (25 ml),paraffin cair, termometer

    b. Timbang piknometer kosong dengan penutup yang telah bersih dan kering(A gram)

    c. Isi piknometer dengan paraffin liq. sampai penuh (bila ditutup cairan akankeluar, tidak boleh ada gelembung udara) lalu tutup bersihkan dan timbang

    (B gram)

    d.

    Bersihkan granul dari fines, timbang dalam piknometer sebanyak 1 gram,lalu masukkan parafin liq kedalamnya hingga penuh dan bebas gelembung

    udara lalu timbang (C gram)

    e. Hitung bobot sebenarnya

    [ ]

    c. Uji BJ NyataBobot jenis nyata diperoleh dengan membagi berat dari sampel denganvolume bulk

    Prosedur Kerja :

    1. Gunakan gelas ukur yang sesuai dengan jumlah granul yang akan di ukur(misalkan 50 ml)

    2. Timbang granul yang akan di uji, masukkan dalam gelas ukur, catat volumeawalnya

    3. Lakukan pengetukan gelas ukur tersebut pada permukaan kayu denganketinggian 1 inchi dengan interval waktu 2 detik, catatlah volume

    pengetukan setelah pengetukan yang ke 2,4,6,8,10,12,15,20,30, dan 50 4. Hitung BJ sebelum pengetukan (fluff density) dan BJ nyatanya

  • 7/22/2019 Sediaan Parenteral Dan Tablet

    18/19

    5. Hitung rasio Hausner = BJ nyata/BJ Fluff dan persen pemadatannya (indeks

    Carr)

    6. Tentukan sifat alirannya

    untuk rasio Hausner < 1,25 mengindikasian aliran yang baik

    > 1,5 mengindikasian aliran yang kurang

    Interpretasi untuk aliran (By Carr indeks)

    Persen Pemadatan (%) Aliran

    515

    1216

    *1821

    *2335

    3338

    >40

    Sangat Baik

    Baik

    Agak Baik

    Kurang

    Sangat Kurang

    Praktis sangat kurang

    *penambahan lubrican dapat meningkatkan aliran (mis 0,2 % Aerosol)

    d. Uji porositas

    Uji porositas dapat dilakukan dengan beberapa cara

    Porositas=

    x 100%Atau

    porositas =* +x 100%Porositas yang baik terletak antara range 2-10 %, rendahnya porositas

    menunjukkan ketidakmudah patahnya tablet dan rendahnya keausan

    e. Uji kecepatan alir (Rate of flow Factor)

    Pengujian ini ingin melihat apakah dengan penambahan suatu pelincir

    akan meningkatkan kecepatan waktu alir atau tidak

    Prosedur

    1. Timbang granul tanpa pelincir (A gram)2. Masukkan granul tanpa pelincir ke dalam corong/hopper kemudian alirkan

    dengan waktu yang telah ditentukan (mis 10 detik) dengna menggunak berat

    granul yang jatuh (Can stopwatch timbang granul yang jatuh (B gram)

    3. Timbang bobot granul lalu tambahkan pelincir yang sesuai lalu masukkangranul dengan pelincir ke dalam corong/hopper kemudian alirkan dengan

    waktu yang telah ditentukan (mis 10 detik) dengan menggunakan stopwatch

    timbang berat granul yang jatuh (C jatuh)

    4. Hitung faktor kecepatan alir granul

  • 7/22/2019 Sediaan Parenteral Dan Tablet

    19/19

    f =

    KEKERASAAN

    Menggunakan alat penguji kekerasan seperti mosanto tester, stoches, pfizer,hardness tester dll

    Tablet bagus harus memiliki kekerasaan 4-8 kg/cm2WAKTU HANCUR

    Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan oleh tablet untuk hancur danpartikelnya mampu melewati mesh 10

    Diuji menggunakan alat desintegrator tester Syaratnya untuk tablet tidak bersalut harus hancur tidak lebih dari 15 menit Tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula atau salut selaput

    Medium Pengujian

    Aqua destilasi = tablet tidak bersalut Cairan lambung buatan = tablet bersalut Larutkan 2,0 g NaCl P dan 3,2 g pepsin P dalam 7,0 HCL P dan air secukupnya

    hingga 1000 ml

    Larutan mempunyai pH lebih kurang 1,2 Cairan usus buatan = tablet bersalut enterik Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P dalam 250 ml air, campur dan tambahkan

    190 ml NaOH 0,2 N dan 400 ml air. Tambahkan 10,0 g pankreatin P, campur dan

    atur pH hingga 7,5 0,1dengan NaOH 0,2 N, encerkan dengan air hingga 1000 ml

    Cara kerja

    Tablet tidak bersalut gula

    Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung keranjang Masukkan 1 cakram pada siap tabung dan jalankan Gunakan air bersuhu 370 C 20 C sebagai media, kecuali dinyatakan lain pada

    monografi

    Semua tablet harus hancur sempurna

    Bila ada tablet yang tidak hancur, ulangi dengan menggunakan 12 tablet Tidak kurang dari 16 dari 18 tablet harus hancur sempurna