visum et repartum

Upload: siti-hardianti-mahlan

Post on 10-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    1/18

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    2/18

    Latar belakang

    Seorang dokter, dalam tugas sehariharinya,selain

    melakukan pemeriksaan diagnostik serta memberikan

    pengobatan dan perawatan kepada pasien jugamempunyai tugas melakukan pemeriksaan medik untuk

    membantu penegakan hukum, baik untuk korban hidup

    maupun korban mati antara lain adalah adalah

    pembuatan Visum et Repertum (VeR)

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    3/18

    Penelitian yang dilakukan Herkutanto tahun 2004 di Jakarta

    memperlihatkan bahwa hanya 15,4 % dari VeR perlukaan rumah

    sakit umum DKI Jakarta berkualitas baik dengan artian 84,6%

    kualitas VeR kurang baik.

    dan di sebuah penelitian di Pekanbaru Afandi D, Mukhyarjon,

    Tahun 2007 menunjukkan bahwa 97,06 % berkualitas jelek dantidak satu pun yang memenuhi kriteria VeR yang baik.

    Beban ini dapat lebih terasa lagi bila dokter tersebut harus dipanggil

    kedepan sidang pengadilan. Banyak pekerjaan yang harus

    ditinggalkan, ditambah dengan beban mental tersendiri karena tidak

    biasa meng-hadapi sidang pengadilan dan tempat memberikan

    keterangan itu sama dengan kursi terdakwa.

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    4/18

    DEFENISI VeRVisum et Repertum adalah keterangan tertulis yang

    dibuat dokter atas permintaan tertulis (resmi) penyidik

    tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia

    baik hidup maupun mati ataupun bagian dari tubuh

    manusia, berupa temuan dan interpretasinya, di bawah

    sumpah dan untuk kepentingan peradilan.

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    5/18

    Menurut Budiyanto et al, dasar hukum Visum et Repertum

    Pasal 133 KUHAP menyebutkan:

    (1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan

    menangani seorang korban baik luka, keracunan

    ataupun mati yang diduga karena peristiwa yangmerupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan

    permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran

    kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

    (2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud

    dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam suratitu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau

    pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    6/18

    Sanksi hukum bila dokter menolak permintaan penyidik,

    dapat dikenakan sanki pidana :2

    Pasal 216 KUHP :

    Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah

    atau Permintaan yang dilakukan menurut undang-undang

    oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu,atau oleh

    pejabat berdasar- kan tugasnya, demikian pula yang

    diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak

    pidana; demikian pula barangsiapa dengan Sengaja

    mencegah, menghalang-halangi atau mengga-galkan

    tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam denganpidana penjara paling lama empat bulan dua minggu

    atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    7/18

    PERANAN dan FUNGSI VeR

    Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah

    ebagaimana tertulis dalam pasal 184 KUHP. Visum etrepertum turut berperan dalam proses pembuktian suatu

    perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia,

    dimana VeR menguraikan segala sesuatu tentang hasil

    pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagianPemberitaan, yang karenanya dapat dianggap sebagai

    pengganti barang bukti.2

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    8/18

    Bagi penyidik (Polisi/Polisi Militer) visum et repertumberguna

    untuk mengungkapkan perkara. Bagi Penuntut Umum (Jaksa)keterangan itu berguna untuk menentukan pasal yang akan

    didakwakan, sedangkan bagi Hakim sebagai alat bukti formal

    untuk menjatuhkan pidana atau membebaskan seseorang darituntutan hukum.

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    9/18

    STRUKTUR DAN ISI VeR

    Setiap visum et repertum harus dibuat memenuhi ketentuan umum

    sebagai berikut:7

    a. Diketik di atas kertas berkepala surat instansi pemeriksa

    b. Bernomor dan bertanggal

    c. Mencantumkan kata Pro Justitia di bagian atas kiri (kiri atau

    tengah)

    d. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

    e. Tidak menggunakan singkatan, terutama pada waktumendeskripsikan temuan pemeriksaan

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    10/18

    f. Tidak menggunakan istilah asing

    g. Ditandatangani dan diberi nama jelas

    h. Berstempel instansi pemeriksa tersebut

    i. Diperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan

    j.Hanya diberikan kepada penyidik peminta visum et

    repertum. Apabila ada lebih dari satu instansi peminta,

    misalnya penyidik POLRI dan penyidik POM, dan

    keduanya berwenang untuk itu, maka kedua instansi tersebut

    dapat diberi visum et repertum masing-masing asli

    k. Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsippada umumnya, dan disimpan sebaiknya hingga 20 tahun

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    11/18

    painan, 24 Agustus 2008

    PRO JUSTITIA

    VISUM ET REPERTUM

    No. /TUM/VER/VIII/2008

    2. Pendahuluan

    Pendahuluan memuat : identitas dokter yang melakukan visum et repertum dan instansi , atas

    permintaan instansi, no... tanggal dan pukul diterimanya permohonan visum et repertum,

    identitas objek yang diperiksa : nama, jenis kelamin, umur, bangsa, alamat, pekerjaan, kapan

    dilakukan pemeriksaan, dimana dilakukan pemeriksaan, alasan dimintakannya visum et

    repertum, puskesmas atau tempat korban diperiksa, pukul korban meninggal dunia,keterangan mengenai orang yang mengantar korban ke rumah sakit

    CONTOH :

    Yang bertandatangan di bawah ini, Dedi Afandi, dokter umum pada puskesmas air haji, atas

    permintaan dari kepolisian sektor.........dengan suratnya

    nomor..........................tertanggal....................maka dengan ini menerangkan bahwa pada

    tanggal..........pukul...........bertempat di puskesmas air haji , telah melakukan pemeriksaan

    korban dengan nomor registrasi..................yang menurut surat tersebut adalah :

    Nama :

    Umur :

    Jenis Kelamin :

    Warga negara :

    Pekerjaan :

    Agama :

    Alamat :

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    12/18

    3.Pemberitaan (Hasil Pemeriksaan)

    Memuat hasil pemeriksaan yang objektif sesuai dengan apa yang

    diamati terutama dilihat dan ditemukan pada korban atau benda

    yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan sistematis dari atas

    ke bawah sehingga tidak ada yang tertinggal. Deskripsinya juga

    tertentu yaitu mulai dari letak anatomisnya, koordinatnya (absis

    adalah jarak antara luka dengan garis tengah badan, ordinat adalahjarak antara luka dengan titik anatomis permanen yang

    terdekat), jenis luka atau cedera, karakteristiknya serta kurannya.

    Rincian ini terutama penting pada pemeriksaan korban mati yang

    pada saat persidangan tidak dapat dihadirkan kembali.

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    13/18

    Pada pemeriksaan korban hidup, bagian ini terdiri dari :

    a. Hasil pemeriksaan yang memuat seluruh hasil pemeriksaan, baik

    pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaanpenunjang lainnya. Uraian hasil pemeriksaan korban hidup berbeda

    dengan pada korban mati, yaitu hanya uraian tentang keadaan umum dan

    perlukaan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan tindak pidananya

    (status lokalis).

    b. Tindakan dan perawatan berikut indikasinya, atau pada keadaansebaliknya,alasan tidak dilakukannya suatu tindakan yang seharusnya

    dilakukan. Uraian meliputi juga semua temuan pada saat dilakukannya

    tindakan dan perawatan tersebut. Hal ini perlu diuraikan untuk

    menghindari kesalahpahaman tentang-tepat tidaknya penanganan dokter

    dan tepat-tidaknya kesimpulan yang diambil.

    c. Keadaan akhir korban, terutama tentang gejala sisa dan cacat badanmerupakan hal penting guna pembuatan kesimpulan sehingga harus

    diuraikan dengan jelas. Pada bagian pemberitaan memuat 6 unsur yaitu

    anamnesis, tanda vital, lokasi luka pada tubuh, karakteristik luka, ukuran

    luka, dan tindakan pengobatan atau perawatan yang diberikan.

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    14/18

    CONTOH :

    HASIL PEMERIKSAAN :

    1. Korban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan umum sakit sedang. Korban

    mengeluh sakit kepala dan sempat pingsan setelah kejadian pemukulan pada kepala --2. Pada korban ditemukan --------------------------------------------------------------------------

    a. Pada belakang kepala kiri, dua sentimeter dan garis pertengahan belakang, empat

    senti meter diatas batas dasar tulang, dinding luka kotor, sudut luka tumpul,

    berukuran tiga senti meter kali satu senti meter, disekitarnya dikelilingi benjolan

    berukuran empat sentimeter kali empat senti meter -------------------------------------

    b. Pada dagu, tepat pada garis pertengahan depan terdapat luka terbuka tepi tidak

    rata, dasar jaringan bawah kulit,dinding kotor, sudut tumpul, berukuran dua senti

    meter kali setengah sentimeter dasar otot.-------------------------------------------------

    c. Lengan atas kiri terdapat gangguan fungsi, teraba patah pada pertengahan serta

    nyeri pada penekanan. -----------------------------------------------------------------------

    d. Korban dirujuk ke dokter syaraf dan pada pemeriksaan didapatkan adanya cedera

    kepala ringan. ---------------------------------------------------------------------------------

    3. Pemeriksaan foto Rontgen kepala posisi depan dan samping tidak menunjukkan

    adanya patah tulang. Pemeriksaan foto rontgen lengan atas kiri menunjukkan adanya

    patah tulang lengan atas pada pertengahan. ---------------------------------------------------

    4. Terhadap korban dilakukan penjahitan dan perawatan luka, dan pengobatan. -----------

    5. Korban dipulangkan dengan anjuran kontrol seminggu lagi.--------------------------------

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    15/18

    4. Kesimpulan

    Memuat hasil interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan

    secara ilmiah dari fakta yang ditemukan sendiri oleh dokterpembuat visum et repertum, dikaitkan dengan maksud dan tujuan

    dimintakannya visum et repertum tersebut. Pada bagian ini harus

    memuat minimal 2 unsur yaitu jenis luka dan kekerasan dan

    derajat kualifikasi luka.

    CONTOH :KESIMPULAN : ---------------------------------------------------------

    Pada pemeriksaan korban laki-laki berusia tiga puluh empat tahun

    ini ditemukan cedera kepala ringan, luka terbuka pada belakang

    kepala kiri dan dagu serta patah tulang tertutup pada lengan atas

    kiri akibat kekerasan tumpul. Cedera tersebut telahmengakibatkan penyakit /halangan dalam menjalankan pekerjaan

    jabatan/pencaharian untuk sementara waktu.--------------------------

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    16/18

    5. Penutup

    - Memuat pernyataan bahwa keterangan tertulis dokter tersebut

    dibuat dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerimajabatan atau dibuat dengan mengucapkan sumpah atau janji lebih

    dahulu sebelum melakukan pemeriksaan

    - Dibubuhi tanda tangan dokter pembuat visum et repertum

    CONTOH :

    Demikianlah visum et repetum ini dibuat dengan sebenarnyadengan menggunakan keilmuan yang sebaik-baiknya, mengingat

    sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

    Pidana.

    Dokter Pemeriksa

    ( )

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    17/18

    Tata Laksana VeR pada Korban Hidup

    1. Ketentuan standar dalam penyusunan visum et repertum korban hidup

    a. Pihak yang berwenang meminta keterangan ahli menurut KUHAP pasal

    133 ayat (1) adalah penyidik yang menurut PP 27/1983 adalah Pejabat

    Polisi Negara RI.

    b. Pihak yang berwenang membuat keterangan ahli menurut KUHAP pasal

    133 ayat (1) adalah dokter dan tidak dapat didelegasikan pada pihak lain.

    c. Prosedur permintaan keterangan ahli kepada dokter telah ditentukan

    bahwa permintaan oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis yangsecara tegas telah diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (2).

    d. Penyerahan surat keterangan ahli hanya boleh dilakukan pada Penyidik

    yang memintanya sesuai dengan identitas pada surat permintaan

    keterangan ahli. Pihak lain tidak dapat memintanya.

    2. Pihak yang terlibat dalam kegiatan pelayanan forensik klinik

    a. Dokter

    b. Perawat

    c. Petugas Administrasi

    3. Tahapan-tahapan dalam pembuatan visum et repertumpada korban

    hidup

    a. Penerimaan korban yang dikirim oleh Penyidik.

  • 7/22/2019 Visum Et Repartum

    18/18

    Iwan Dwiprahasto, UGM