visum et repartum
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
1/18
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
2/18
Latar belakang
Seorang dokter, dalam tugas sehariharinya,selain
melakukan pemeriksaan diagnostik serta memberikan
pengobatan dan perawatan kepada pasien jugamempunyai tugas melakukan pemeriksaan medik untuk
membantu penegakan hukum, baik untuk korban hidup
maupun korban mati antara lain adalah adalah
pembuatan Visum et Repertum (VeR)
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
3/18
Penelitian yang dilakukan Herkutanto tahun 2004 di Jakarta
memperlihatkan bahwa hanya 15,4 % dari VeR perlukaan rumah
sakit umum DKI Jakarta berkualitas baik dengan artian 84,6%
kualitas VeR kurang baik.
dan di sebuah penelitian di Pekanbaru Afandi D, Mukhyarjon,
Tahun 2007 menunjukkan bahwa 97,06 % berkualitas jelek dantidak satu pun yang memenuhi kriteria VeR yang baik.
Beban ini dapat lebih terasa lagi bila dokter tersebut harus dipanggil
kedepan sidang pengadilan. Banyak pekerjaan yang harus
ditinggalkan, ditambah dengan beban mental tersendiri karena tidak
biasa meng-hadapi sidang pengadilan dan tempat memberikan
keterangan itu sama dengan kursi terdakwa.
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
4/18
DEFENISI VeRVisum et Repertum adalah keterangan tertulis yang
dibuat dokter atas permintaan tertulis (resmi) penyidik
tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia
baik hidup maupun mati ataupun bagian dari tubuh
manusia, berupa temuan dan interpretasinya, di bawah
sumpah dan untuk kepentingan peradilan.
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
5/18
Menurut Budiyanto et al, dasar hukum Visum et Repertum
Pasal 133 KUHAP menyebutkan:
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yangmerupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam suratitu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
6/18
Sanksi hukum bila dokter menolak permintaan penyidik,
dapat dikenakan sanki pidana :2
Pasal 216 KUHP :
Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah
atau Permintaan yang dilakukan menurut undang-undang
oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu,atau oleh
pejabat berdasar- kan tugasnya, demikian pula yang
diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak
pidana; demikian pula barangsiapa dengan Sengaja
mencegah, menghalang-halangi atau mengga-galkan
tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam denganpidana penjara paling lama empat bulan dua minggu
atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
7/18
PERANAN dan FUNGSI VeR
Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah
ebagaimana tertulis dalam pasal 184 KUHP. Visum etrepertum turut berperan dalam proses pembuktian suatu
perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia,
dimana VeR menguraikan segala sesuatu tentang hasil
pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagianPemberitaan, yang karenanya dapat dianggap sebagai
pengganti barang bukti.2
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
8/18
Bagi penyidik (Polisi/Polisi Militer) visum et repertumberguna
untuk mengungkapkan perkara. Bagi Penuntut Umum (Jaksa)keterangan itu berguna untuk menentukan pasal yang akan
didakwakan, sedangkan bagi Hakim sebagai alat bukti formal
untuk menjatuhkan pidana atau membebaskan seseorang darituntutan hukum.
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
9/18
STRUKTUR DAN ISI VeR
Setiap visum et repertum harus dibuat memenuhi ketentuan umum
sebagai berikut:7
a. Diketik di atas kertas berkepala surat instansi pemeriksa
b. Bernomor dan bertanggal
c. Mencantumkan kata Pro Justitia di bagian atas kiri (kiri atau
tengah)
d. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
e. Tidak menggunakan singkatan, terutama pada waktumendeskripsikan temuan pemeriksaan
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
10/18
f. Tidak menggunakan istilah asing
g. Ditandatangani dan diberi nama jelas
h. Berstempel instansi pemeriksa tersebut
i. Diperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan
j.Hanya diberikan kepada penyidik peminta visum et
repertum. Apabila ada lebih dari satu instansi peminta,
misalnya penyidik POLRI dan penyidik POM, dan
keduanya berwenang untuk itu, maka kedua instansi tersebut
dapat diberi visum et repertum masing-masing asli
k. Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsippada umumnya, dan disimpan sebaiknya hingga 20 tahun
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
11/18
painan, 24 Agustus 2008
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No. /TUM/VER/VIII/2008
2. Pendahuluan
Pendahuluan memuat : identitas dokter yang melakukan visum et repertum dan instansi , atas
permintaan instansi, no... tanggal dan pukul diterimanya permohonan visum et repertum,
identitas objek yang diperiksa : nama, jenis kelamin, umur, bangsa, alamat, pekerjaan, kapan
dilakukan pemeriksaan, dimana dilakukan pemeriksaan, alasan dimintakannya visum et
repertum, puskesmas atau tempat korban diperiksa, pukul korban meninggal dunia,keterangan mengenai orang yang mengantar korban ke rumah sakit
CONTOH :
Yang bertandatangan di bawah ini, Dedi Afandi, dokter umum pada puskesmas air haji, atas
permintaan dari kepolisian sektor.........dengan suratnya
nomor..........................tertanggal....................maka dengan ini menerangkan bahwa pada
tanggal..........pukul...........bertempat di puskesmas air haji , telah melakukan pemeriksaan
korban dengan nomor registrasi..................yang menurut surat tersebut adalah :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Warga negara :
Pekerjaan :
Agama :
Alamat :
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
12/18
3.Pemberitaan (Hasil Pemeriksaan)
Memuat hasil pemeriksaan yang objektif sesuai dengan apa yang
diamati terutama dilihat dan ditemukan pada korban atau benda
yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan sistematis dari atas
ke bawah sehingga tidak ada yang tertinggal. Deskripsinya juga
tertentu yaitu mulai dari letak anatomisnya, koordinatnya (absis
adalah jarak antara luka dengan garis tengah badan, ordinat adalahjarak antara luka dengan titik anatomis permanen yang
terdekat), jenis luka atau cedera, karakteristiknya serta kurannya.
Rincian ini terutama penting pada pemeriksaan korban mati yang
pada saat persidangan tidak dapat dihadirkan kembali.
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
13/18
Pada pemeriksaan korban hidup, bagian ini terdiri dari :
a. Hasil pemeriksaan yang memuat seluruh hasil pemeriksaan, baik
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaanpenunjang lainnya. Uraian hasil pemeriksaan korban hidup berbeda
dengan pada korban mati, yaitu hanya uraian tentang keadaan umum dan
perlukaan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan tindak pidananya
(status lokalis).
b. Tindakan dan perawatan berikut indikasinya, atau pada keadaansebaliknya,alasan tidak dilakukannya suatu tindakan yang seharusnya
dilakukan. Uraian meliputi juga semua temuan pada saat dilakukannya
tindakan dan perawatan tersebut. Hal ini perlu diuraikan untuk
menghindari kesalahpahaman tentang-tepat tidaknya penanganan dokter
dan tepat-tidaknya kesimpulan yang diambil.
c. Keadaan akhir korban, terutama tentang gejala sisa dan cacat badanmerupakan hal penting guna pembuatan kesimpulan sehingga harus
diuraikan dengan jelas. Pada bagian pemberitaan memuat 6 unsur yaitu
anamnesis, tanda vital, lokasi luka pada tubuh, karakteristik luka, ukuran
luka, dan tindakan pengobatan atau perawatan yang diberikan.
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
14/18
CONTOH :
HASIL PEMERIKSAAN :
1. Korban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan umum sakit sedang. Korban
mengeluh sakit kepala dan sempat pingsan setelah kejadian pemukulan pada kepala --2. Pada korban ditemukan --------------------------------------------------------------------------
a. Pada belakang kepala kiri, dua sentimeter dan garis pertengahan belakang, empat
senti meter diatas batas dasar tulang, dinding luka kotor, sudut luka tumpul,
berukuran tiga senti meter kali satu senti meter, disekitarnya dikelilingi benjolan
berukuran empat sentimeter kali empat senti meter -------------------------------------
b. Pada dagu, tepat pada garis pertengahan depan terdapat luka terbuka tepi tidak
rata, dasar jaringan bawah kulit,dinding kotor, sudut tumpul, berukuran dua senti
meter kali setengah sentimeter dasar otot.-------------------------------------------------
c. Lengan atas kiri terdapat gangguan fungsi, teraba patah pada pertengahan serta
nyeri pada penekanan. -----------------------------------------------------------------------
d. Korban dirujuk ke dokter syaraf dan pada pemeriksaan didapatkan adanya cedera
kepala ringan. ---------------------------------------------------------------------------------
3. Pemeriksaan foto Rontgen kepala posisi depan dan samping tidak menunjukkan
adanya patah tulang. Pemeriksaan foto rontgen lengan atas kiri menunjukkan adanya
patah tulang lengan atas pada pertengahan. ---------------------------------------------------
4. Terhadap korban dilakukan penjahitan dan perawatan luka, dan pengobatan. -----------
5. Korban dipulangkan dengan anjuran kontrol seminggu lagi.--------------------------------
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
15/18
4. Kesimpulan
Memuat hasil interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah dari fakta yang ditemukan sendiri oleh dokterpembuat visum et repertum, dikaitkan dengan maksud dan tujuan
dimintakannya visum et repertum tersebut. Pada bagian ini harus
memuat minimal 2 unsur yaitu jenis luka dan kekerasan dan
derajat kualifikasi luka.
CONTOH :KESIMPULAN : ---------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan korban laki-laki berusia tiga puluh empat tahun
ini ditemukan cedera kepala ringan, luka terbuka pada belakang
kepala kiri dan dagu serta patah tulang tertutup pada lengan atas
kiri akibat kekerasan tumpul. Cedera tersebut telahmengakibatkan penyakit /halangan dalam menjalankan pekerjaan
jabatan/pencaharian untuk sementara waktu.--------------------------
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
16/18
5. Penutup
- Memuat pernyataan bahwa keterangan tertulis dokter tersebut
dibuat dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerimajabatan atau dibuat dengan mengucapkan sumpah atau janji lebih
dahulu sebelum melakukan pemeriksaan
- Dibubuhi tanda tangan dokter pembuat visum et repertum
CONTOH :
Demikianlah visum et repetum ini dibuat dengan sebenarnyadengan menggunakan keilmuan yang sebaik-baiknya, mengingat
sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana.
Dokter Pemeriksa
( )
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
17/18
Tata Laksana VeR pada Korban Hidup
1. Ketentuan standar dalam penyusunan visum et repertum korban hidup
a. Pihak yang berwenang meminta keterangan ahli menurut KUHAP pasal
133 ayat (1) adalah penyidik yang menurut PP 27/1983 adalah Pejabat
Polisi Negara RI.
b. Pihak yang berwenang membuat keterangan ahli menurut KUHAP pasal
133 ayat (1) adalah dokter dan tidak dapat didelegasikan pada pihak lain.
c. Prosedur permintaan keterangan ahli kepada dokter telah ditentukan
bahwa permintaan oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis yangsecara tegas telah diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (2).
d. Penyerahan surat keterangan ahli hanya boleh dilakukan pada Penyidik
yang memintanya sesuai dengan identitas pada surat permintaan
keterangan ahli. Pihak lain tidak dapat memintanya.
2. Pihak yang terlibat dalam kegiatan pelayanan forensik klinik
a. Dokter
b. Perawat
c. Petugas Administrasi
3. Tahapan-tahapan dalam pembuatan visum et repertumpada korban
hidup
a. Penerimaan korban yang dikirim oleh Penyidik.
-
7/22/2019 Visum Et Repartum
18/18
Iwan Dwiprahasto, UGM