18 pembangunan kesehatan dan kesejahteraan sosial
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 18 Pembangunan Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosial
1/2
(16)
PEMBANGUNAN KESEHATAN
DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Menetapkan visi kesehatan par ipurna selaku panduan strategis untuk dij alankan secara
berkelanjutan. Mengalokasikan anggaran negara yang memadai untuk mendukung
pelayanan kesehatan berkuali tas sebagai bagian amat penti ng dari wujud kesejahteraan
sosial.
Allah Yang Mahakuasa memberikan mandat kepada manusia untuk menjadi khalifah di
muka bumi. Menjadi khalifah tentu membutuhkan stamina prima. Tak mungkin menjalankanfungsi khalifah secara optimal, jika ditopang tubuh yang renta dan sakit-sakitan. Tubuh yang
sehat dan kuat menjadi sarana penting untuk melaksanakan amanah besar tersebut.
Kesehatan tubuh tak bisa dicapai dalam waktu sekejap. Harus ada persiapan, sarana dan
usaha yang wajib dipenuhi. Ajaran Islam memberikan panduan paripurna untukmerencanakan pembangunan kesehatan dan kesejahteraan sosial.
Masalah kesehatan dan kesejahteraan sosial belum menjadi prioritas bagi pembangunannegara. Pembangunan kesehatan di Indonesia juga belum berdasarkan nilai relijius yang
paripurna. Sederet bukti menjadi catatan buruknya status kesehatan masyarakat yang
didominasi penyakit menular, kekurangan gizi, rendahnya daya jangkau pelayanankesehatan, dan tingginya angka kematian balita (mencapai 35 anak per 1000 kelahiran pada
tahun 2000). Belum lagi 1,7 juta anak balita mengalami gizi buruk, dan 10%-nya mengalami
gizi buruk berstatus berat. Pelayanan kesehatan hanya menjangkau 40% desa di seluruhIndonesia, dan fasilitas asuransi kesehatan cuma dinikmati 14% penduduk. Negeri ini juga
menjadi salah satu sarang penyebaran AIDS dan penyalahgunaan narkoba. Kegagalan
pemberantasan tuberculosa dan malaria menambah daftar hitam, termasuk tingkat gangguan
mental 1014% dari total penduduk Indonesia.
Sebenarnya tidak terlalu sulit merunut penyebab gagalnya pembangunan bidang kesehatan.
Status kesehatan masyarakat rendah akibat tidak adanya sistem pembiayaan kesehatannasional, serta pelaksanaan pembangunan kesehatan yang tidak efisien dan efektif.
Kebocoran anggaran kesehatan bukan rahasia lagi, apalagi kemauan politikpemerintah yang
sangat rendah. Akhirnya pelayanan kesehatan yang bermutu hanya dinikmati segelintir orangyang mampu, sementara mayoritas masyarakat merasakan pelayanan seadanya.
PK Sejahtera bersikap responsif terhadap permasalahan itu. Tidak ada pilihan lain, kesehatan
adalah modal utama bagi kekuatan bangsa. Bukan sehat yang setengah-setengah, melainkan
kesehatan paripurna. Artinya, keadaan tubuh, mental, moral, sosial dan spiritualmemungkinkan manusia hidup sejahtera untuk beribadah kepada Sang Khaliq.
Akan tetapi, menjadi sehat secara perorangan tidak sama dengan visi kesehatan sebuah
bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang merengkuh prestasi di segala bidang.Manusia Indonesia perlu memiliki derajat kesehatan tinggi, cerdas, kuat, dan terampil. Untuk
64
-
7/25/2019 18 Pembangunan Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosial
2/2
65
itu, pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata adalah hak dasar yang harus diperolehseluruh anggota masyarakat.
Visi kesehatan paripurna menetapkan beberapa agenda strategis sedang diupayakan PKSejahtera secara berkelanjutan. Pemerintah jelas mempunyai peran penting sebagaifasilitator dan regulator. Karenanya sistem dan undang-undang kesehatan disempurnakan
dengan peta pemerataan jangkauan pelayanan. PK Sejahtera mencanangkan kuota anggaran
20% dari APBN dialokasikan untuk dana kesehatan.
Aspek kesejahteraan sosial wajib memperhatikan kondisi para penyandang cacat yang kini
berjumlah sekitar 20 juta orang. Pengelolaan panti rehabilitasi dilengkapi dengan penyediaansarana publik yang ramah. Kebutuhan anak yatim dan janda miskin juga diperhatikan,
terutama mereka yang menjadi pengungsi (hampir 2 juta orang) dan berada di daerah konflik.
Sebagai langkah awal, PK Sejahtera telah menggelar Pos Bantuan Kemanusiaan, melakukan
pelayanan kesehatan murah dan gratis bagi kaum miskin, serta mengirimkan tenagakesehatan untuk daerah bencana alam dan lokasi konflik sosial. ***