2007-3-00388-sp bab ii
TRANSCRIPT
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 1/27
1
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Sistem Polder
Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan
bangunan sarana fisik, yang meliputi saluran drainase, kolam retensi, pompa air, yang
dikendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dengan sistem polder, maka lokasi
rawan banjir akan dibatasi dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit dan volume air
yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu, sistem polder
disebut juga sebagai sistem drainase yang terkendali.
Sistem ini dipakai untuk daerah-daerah rendah dan daerah yang berupa
cekungan, ketika air tidak dapat mengalir secara gravitasi. gar daerah ini tidak
tergenang, maka dibuat saluran yang mengelilingi cekungan. ir yang tertangkap dalam
daerah cekungan itu sendiri ditampung di dalam suatu waduk, dan selanjutnya dipompa
ke kolam tampungan.
Sumber! "aporan khir #engendalian #older #antai $ndah %apuk, #uslitbang SD &''(
)ambar &.1 Sketsa tipikal sistem polder
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 2/27
2.2 Karakteristik Sistem Polder
#older adalah suatu kawasan yang didesain sedemikian rupa dan dibatasi dengan
tanggul sehingga limpasan air yang berasal dari luar kawasan tidak dapat masuk.
Dengan demikian hanya aliran permukaan atau kelebihan air yang berasal dari kawasan
itu sendiri yang akan dikelola oleh sistem polder. Di dalam polder tidak ada aliran
permukaan bebas seperti pada daerah tangkapan air alamiah, akan tetapi dilengkapi
dengan bangunan pengendali pada pembuangannya dengan penguras atau pompa yang
berfungsi mengendalikan kelebihan air. *uka air di dalam sistem polder tidak
bergantung pada permukaan air di daerah sekitarnya karena polder mempergunakan
tanggul dalam operasionalnya sehingga air dari luar kawasan tidak dapat masuk ke
dalam sistem polder.
2.3 Fungsi Polder
#ada awalnya polder dibuat untuk kepentingan pertanian. +etapi beberapa dekade
belakangan ini sistem polder juga diterapkan untuk kepentingan pengembangan industri,
permukiman, fasilitas umum serta untuk kepentingan lainnya dengan alasan keamanan.
ungsi utama polder adalah sebagai pengendali muka air di dalam sistem polder
tersebut. ntuk kepentingan permukiman, muka air di dalam Sistem dikendalikan
supaya tidak terjadi banjirgenangan. ir di dalam sistem dikendalikan sedemikian rupa
sehingga jika terdapat kelebihan air yang dapat menyebabkan banjir, maka kelebihan air
itu dipompa keluar sistem polder.
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 3/27
2. Elemen!elemen Sistem Polder
Sistem polder terdiri dari jaringan drainase, tanggul, kolam retensi dan badan
pompa. %eempat elemen sistem polder harus direncanakan secara integral, sehingga
dapat bekerja secara optimal.
2..1 Jaringan "rainase
Drainase adalah istilah yang digunakan untuk sistem penanganan kelebihan air.
%husus istilah drainase perkotaan, kelebihan air yang dimaksud adalah air yang berasal
dari air hujan. %elebihan air hujan pada suatu daerah, dapat menimbulkan masalah yaitu
banjir atau genangan air, sehingga diperlukan adanya saluran drainase yang berfungsi
menampung air hujan dan kemudian mengalirkan air hujan tersebut menuju kolam
penampungan. Dari kolam penampungan tersebut, untuk mengendalikan elevasi muka
air, kelebihan air tersebut harus dibuang melalui pemompaan.
#ada suatu sistem drainase perkotaan terdapat jaringan saluran drainase yang
merupakan sarana drainase lateral berupa pipa, saluran tertutup dan saluran terbuka.
/erdasarkan cara kerjanya saluran drainase terbagi dalam beberapa jenis, yaitu saluran
pemotong, saluran pengumpul dan asaluran pembawa.
a.Saluran #emotong 0interceptor adalah saluran yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya
pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap daerah lain di bawahnya. Saluran ini
biasanya dibangun dan diletakkan pada bagian yang relatif sejajar dengan bangunan
kontur.
b. Saluran #engumpul (collector adalah saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit
yang diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan akhirnya akan dibuang ke
saluran pembawa. "etak saluran pembawa ini di bagian terendah lembah ini suatu
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 4/27
daerah sehingga secara efektif dapat berfungsi sebagai pengumpul dari anak cabang
saluran yang ada.
c.Saluran #embawa 0conveyor . adalah saluran yang berfungsi sebagai pembawa air buangan
dari suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa membahayakan daerah yang dilalui.
Sebagai contoh adalah saluran banjir kanal atau sudetan-sudetan atau saluran by pass
yang bekerja khusus hanya mengalirkan air secara cepat sampai ke lokasi pembuangan.
ntuk menjamin berfungsinya saluran drainase secara baik, diperlukan bangunan-
bangunan pelengkap di tempat-tempat tertentu. 2enis bangunan pelengkap itu adalah !
a. /angunan Silang3 misalnya gorong-gorong atau siphon
b. /angunan #intu ir 3 misalnya pintu geser atau pintu otomatis
c. /angunan peresap 0infiltrasi misalnya sumur resapan
Semua bangunan yang disebutkan di atas tidak selalu harus ada pada setiap
jaringan drainase. %eberadaannya tergantung pada kebutuhan setempat yang biasanya
dipengaruhi oleh fungsi saluran, tuntutan akan kesempurnaan jaringannya, dan kondisi
lingkungan. )ambar ilustrasi mengenai jaringan drainase dalam sistem polder dapat
dilihat pada )ambar &.&.
0 Basic concepts of polders, #rof.dr.4.Schult5
)ambar &.& Skema jaringan drainase pada sistem polder
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 5/27
2..2 Tanggul
+anggul merupakan suatu batas yang mengelilingi suatu badan air atau
daerahwilayah tertentu dengan elevasi yang lebih tinggi daripada elevasi di sekitar
kawasan tersebut, yang bertujuan untuk melindungi kawasan tersebut dari limpasan air
yang berasal dari luar kawasan. Dalam bidang perairan, laut dan badan air merupakan
daerah yang memerlukan tanggul sebagai pelindung di sekitarnya. 2enis 6 jenis tanggul,
antara lain ! tanggul alamiah, tanggul timbunan, tanggul beton dan tanggul infrastruktur.
+anggul alamiah yaitu tanggul yang sudah terbentuk secara alamiah dari
bentukan tanah dengan sendirinya. 7ontohnya bantaran sungai di pinggiran sungai
secara memanjang. +anggul timbunan adalah tanggul yang sengaja dibuat dengan
menimbun tanah atau material lainnya, di pinggiran wilayah. 7ontohnya tanggul
timbunan batuan di sepanjang pinggiran laut. +anggul beton merupakan tanggul yang
sengaja dibangun dari campuran perkerasan beton agar berdiri dengan kokoh dan kuat.
7ontohnya tanggul bendung, dinding penahan tanah 0 D#+ .
+anggul infrastruktur merupakan sebuah struktur yang didesain dan dibangun
secara kuat dalam periode waktu yang lama dengan perbaikan dan pemeliharaan secara
terus menerus, sehingga seringkali dapat difungsikan sebagai sebuah tanggul, misal jalan
raya.
2..3 Kolam #etensi
%olam retensi merupakan suatu cekungan atau kolam yang dapat menampung
atau meresapkan air didalamnya, tergantung dari jenis bahan pelapis dinding dan dasar
kolam. %olam retensi dapat dibagi menjadi & macam, yaitu kolam alami dan kolam non
alami.
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 6/27
%olam alami yaitu kolam retensi yang berupa cekungan atau lahan resapan yang
sudah terdapat secara alami dan dapat dimanfaatkan baik pada kondisi aslinya atau
dilakukan penyesuaian. #ada umumnya perencanaan kolam jenis ini memadukan fungsi
sebagai kolam penyimpanan air dan penggunaan oleh masyarakat dan kondisi
lingkungan sekitarnya. %olam jenis alami ini selain berfungsi sebagai tempat
penyimpanan, juga dapat meresapkan pada lahan atau kolam yang pervious, misalnya
lapangan sepak bola 0 yang tertutup oleh rumput , danau alami, seperti yang terdapat
di taman rekreasi dan kolam rawa
%olam non alami yaitu kolam retensi yang dibuat sengaja didesain dengan
bentuk dan kapasitas tertentu pada lokasi yang telah direncanakan sebelumnya dengan
lapisan bahan material yang kaku, seperti beton. #ada kolam jenis ini air yang masuk ke
dalam inlet harus dapat menampung air sesuai dengan kapasitas yang telah direncanakan
sehingga dapat mengurangi debit banjir puncak 0 peak flow pada saat over flow,
sehingga kolam berfungsi sebagai tempat mengurangi debit banjir dikarenakan adanya
penambahan waktu kosentrasi air untuk mengalir dipermukaan. %apasitas kolam retensi
yang dapat menampung volume air pada saat debit banjir puncak, dihitung dengan
persamaan umum seperti di bawah ini !
t
8 9 ∫ '
0: in 6 : out dt 0&.1
Dengan ! 8 9 volume kolam
t 9 waktu awal air masuk ke dalam inlet
t' 9 waktu air keluar dari outflow
:in 9 debit inflow
:out 9 debit outflow
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 7/27
2.. Stasiun Pom$a
Di dalam stasiun pompa terdapat pompa yang digunakan untuk mengeluarkan air
yang sudah terkumpul dalam kolam retensi atau junction jaringan drainase ke luar
cakupan area. #rinsip dasar kerja pompa adalah menghisap air dengan menggunakan
sumber tenaga, baik itu listrik atau dieselsolar. ir dapat dibuang langsung ke laut atau
sungaibanjir kanal yang bagian hilirnya akan bermuara di laut. /iasanya pompa
digunakan pada suatu daerah dengan dataran rendah atau keadaan topografi atau kontur
yang cukup datar, sehingga saluran-saluran yang ada tidak mampu mengalir secara
gravitasi. 2umlah dan kapasitas pompa yang disediakan di dalam stasiun pompa harus
disesuaikan dengan volume layanan air yang harus dikeluarkan. #ompa yang
menggunakan tenaga listrik, disebut dengan pompa jenis sentrifugal, sedangkan pompa
yang menggunakan tenaga diesel dengan bahan bakar solar adalah pompa submersible.
2.% "rainase Perkotaan
Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai
suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan,
rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi
kawasan tersebut tidak terganggu. Drainase sering diabaikan dan seringkali
direncanakan seolah-olah bukan pekerjaan yang penting. #ekerjaan drainase merupakan
pekerjaan yang rumit dan kompleks. *emerlukan biaya, tenaga, dan waktu yang lebih
besar dibandingkan dengan pekerjaan pengendalian banjir.
Saat ini drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yan sangat
penting. %ualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang
ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air. )enangan
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 8/27
air yang menyebabkan lingkungan yang tidak sehat. *enjadi sarang nyamuk, sumber
penyakit, sehingga menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.
2.%.1 "rainase Jalan #a&a
Salah satu aspek terpenting dalam perencanaan jalan raya adalah melindungi
jalan dari air permukaan tanah dan air tanah. )enangan air di permukaan jalan
memperlambat kendaraan dan memberikan andil terjadinya kecelakaan akibat
terganggunya pandangan oleh cipratan dan semprotan air. 2ika air memasuki struktur
jalan, perkerasan dan tanah dasar menjadi lemah, dan hal ini akan mengakibatkan
konstruksi jalan lebih peka terhadap kerusakan akibat lalu lintas.
Sampai saat ini, faktor drainase jalan belum mendapatkan perhatian yang cukup
dari para ahli jalan. +erdapat kesalahan persepsi bahwa sistem drainase jalan yang baik
tidak diperlukan lagi jika ketebalan didesain berdasarkan kondisi jenuh. Dengan semakin
meningkatnya beban yang diterima oleh jalan. ir dapat menyebabkan kerusakan pada
perkerasan jalan.
/erdasarkan fungsinya, drainase jalan dibedakan menjadi drainase permukaan
dan drainase bawah permukaan. Drainase permukaan ditunjukkan untuk menghilangkan
air hujan dari permukaan jalan sehingga lalu lintas dapat melaju dengan aman dan
efisien. Drainase bawah permukaan berfungsi untuk mencegah masuknya air kedalam
struktur jalan atau menangkap dan mengeluarkan air dari struktur jalan.
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 9/27
➢ "rainase Permukaan
Sistem drainase permukaan pada jalan raya mempunyai tiga fungsi
utama, yaitu!
1. *embawa air hujan dari permukaan jalan ke pembuangan air.
&. *enampung air tanah dan air permukaan yang mengalir menuju lahan.
;. *embawa air melewati alignment jalan secara terkendali.
Dua fungsi pertama dikendalikan oleh komponen drainase memanjang,
sementara fungsi ketiga memerlukan bangunan drainase melintang, seperti
culvert, gorong-gorong, dan jembatan.
➢ "rainase Ba'a( Permukan
Drainase bawah permukaan terutama berfungsi untuk menampung dan
membuang air yang masuk ke dalam struktur jalan, sehingga tidak sampai
menimbulkan kerusakan pada jalan. #encegahan masuknya air ke dalam struktur
perkerasan memerlukan penangkap air tanah (interceptor) dan penutup
permukaan kekerasan. #engaruh daya merusak air tanah telah mendapat
perhatian yang memadai dari para ahli jalan dengan membuat penangkap air
tanah, sedangkan pengaruh penutup permukaan untuk mencegah infiltrasi air
hujan kurang mendapatkan perhatian. kibatnya adalah banyaknya air yang
memasuki struktur perkerasan.ntuk meminimalkan infiltrasi air permukaan ke
dalam perkerasan, diperlukan sistem drainase permukaan yang baik.
2.%.2 "rainase Pemukiman
#ada pembukaan suatu lahan pemukiman perlu disediakan tempat untuk
sarana drainase. %etinggian tanah untuk perumahan harus cukup tinggi, untuk
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 10/27
mengantisipasi bila terjadi penurunan tanah pada rumah dan agar aliran drainase dapat
mengalir menjauhi rumah. %emiringan lahan di daerah pemukiman harus mempunyai
kemiringan minimum &<.
ntuk mengurangi resiko terjadinya genangan dan untuk mempertahankan tinggi
muka air tanah, di daerah perumahan diperlukan adanya sumur-sumur resapan. /eberapa
hal yang perlu dihindari pada waktu membuat sumur resapan adalah!
➢ Sumur resapan hanya menampung air hujan saja.
➢ +idak membangun sumur resapan di dekan septic tank atau daerah
bekas timbunan sampah.
➢ +idak mengganggu kestabilan bangunan yang ada.
➢ +idak membangun di daerah yang tanahnya tidak stabil atau mudah
longsor.
2.) Peren*anaan "rainase Perkotaan
2.).1 Ta(a$an Peren*anaan "rainase Perkotaan
Dalam penanganan suatu proyek drainase diperlukan prosedur pengembangan.
#rosedur pengembangan proyek drainase perkotaan berbeda untuk setiap proyek,
bergantung pada besar kecilnya skala proyek. =amun secara garis besar tahapan siklus
proyek masih sama, yaitu!
1. +ahap Survei 6 $nventarisasi Data
&. +ahap #erencanaan +ata "etak Sistem Drainase
;. +ahap #erancangan +eknis
>. +ahap #elaksanaan $mplementasi %onstruksi
(. +ahap Operasi dan #emeliharaan
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 11/27
#erbedaan antara perencanaan dan perancangan di sini adalah jika perencanaan
menghasilkan kerangka sistem atau konsep jaringan, sedangkan perancangan
menghasilkan desain detail.
Dalam tahap perencanaan terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu !
1. Survei "apangan dan #engumpulan Data
#ada tahapan survei ini dilakukan pengukuran-pengukuran, pencatatan situasi
baik jaringan beserta fasilitasnya maupun daerah-daerah genangan dan akibatnya.
$nventarisasi jaringan drainase dan fasilitasnya serta kondisi pada saat itu harus pula
dilakukan. Sebagai penunjang yang diperlukan dalam proses perencanaan saluran
drainase memerlukan data peta-peta topografi, tataguna lahan, kemampuan tanah,
luas tanah, situasi dan layout pengembangan, data dan peta sistem drainase yang ada
secara mikro dan makro, data dan peta daerah genangan, data kependudukan sosial
ekonomi, batas administrasi, data peraturan dan kewenangan, data hidrologi dan data
lain.
&. Sistem Drainase yang da Secara *akro dan *ikro
Studi sistem drainase yang ada secara makro dan mikro dilakukan untuk
mendapatkan konfigurasi sistem yang ada pada saat itu yang nantinya dapat
dimanfaatkan untuk rencana yang baru. Secara makro dilakukan supaya rencana
mikro tidak terlepas dari rencana keseluruhan. 2ika terpisah mungkin hasil rencana
tidak optimal seperti tinggi muka air drainase pembawa lebih rendah dari tinggi
muka air dan badan sungai yang mengakibatkan air tidak dapat dialirkan.
;. #erumusan *asalah dan #enyelesaiannya
*asalah-masalah yang ada dirumuskan secara rinci dan dibuat prioritas yang
paling mendesak untuk segera ditangani. /eberapa alternatif penanganan
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 12/27
dirumuskan dan disusun sesuai dengan penyelesaian urutan prioritas masalah yang
mendesak untuk segera ditangani.
>. #enentuan /atasan "ayanan Drainase
/atas layanan ditentukan berdasarkan kondisi lapangan, tata guna lahan, peta
situasi dengan mempertimbangkan prospek pengembangan, keadaan kontur tanah,
badan air, perlengkapan drainase yang telah ada, dinding tutupan dan sarana jalan
yang ada.
(. $dentifikasi Daerah "ayanan
Dalam upaya perencanaan sistem drainase ada tiga hal yang perlu
diidentifikasikan berkaitan dengan daerah layanan. %etiga hal tersebut adalah
karakteristik daerah layanan, tata guna lahan, dan prospek pengembangan lahan.
?. #enentuan +ata "etak dan #embagian Daerah "ayanan
#embagian daerah layanan sangat menentukan dimensi saluran dan fasilitasnya.
Di daerah perkotaan yang telah tertata dengan baik, pembagian daerah layanan tidak
mengalami kesulitan. /iasanya batas daerah berdasarkan jalan. Di kanan kiri jalan
biasanya ada saluran untuk mengalirkan air yang jatuh di jalan, @al ini dimaksudkan
agar jalan dapat lebih tahan lama dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
hujan.
Dengan penataan tata ruang yang baik pembagian daerah layanan dapat digolongkan
menurut jenisnya!
- Daerah pemukiman
- Daerah perdagangan dan industri
- Daerah persawahan
- Daerah rawa dan hutan bakau
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 13/27
2ika daerah tidak tertata rapi, pembagian berdasarkan lokasi yang berdekatan,
dengan luas area hampir sama satu sama lain tergantung kondisi lapangan. +ata letak
jaringan dilakukan setelah daerah layanan terbagi dengan baik. #ada tahap ini
dikategorikan jenis salurannya yaitu!
- Drainase lokal dari blok-blok yang sudah dibagi sebelumnya
- Drainase pengumpul, menerima pembuangan dari beberapa drainase pengumpul
- Drainase pembawa, yang membawa air dari big collector drain ke badan air
Dalam penentuan tata letak ini juga direncanakan fasilitas drainasenya, misalnya
layout melewati saluran lain dapat digunakan talang atau sifon, dan jika melewati jalan
dapat digunakan gorong-gorong.
2.).2 Kriteria "esain
Dalam mendesain saluran pada sistem jaringan drainase harus memenuhi
beberapa kriteria yaitu antara lain !
1. %ecepatan aliran
@al yang dipertimbangkan dalam penentuan kecepatan aliran yang
diijinkan pada suatu saluran adalah faktor sedimentasi dan erosigerusan pada
saluran. %ecepatan aliran yang sangat lambat akan menyebabkan sedimen yang
terapung di air akan mengendap dan mendorong pertumbuhan tanaman air dan
ganggang. Sedangkan kecepatan aliran yang besar dan membawa sedimen
abrasif akan mengakibatkan penggerusan pada saluran, namun hal ini tergantung
pula pada bahan saluran tersebut.
mumnya batas kecepatan minimum dan maksimum yang diijinkan adalah !
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 14/27
➢ 8min 9 ',; md
➢ 8maA 9 1,( md
&. mbang /ebas 0tinggi jagaan
mbang bebas adalah jarak antara permukaan tertinggi saluran dengan
permukaan air pada saluran. mbang bebas harus disediakan sebagai
kewaspadaan untuk menghadapi penimbunan sedimen, sampah dan gerakan
ombak pada saluran. +inggi ambang bebas yang ditentukan, yaitu!
➢ ambang bebas 9 ',( m untuk 1,' B : 9 &,' m;s
➢ ambang bebas 9 ',C m untuk ?,' B : 9 1',' m;s
➢ ambang bebas 9 ', m untuk 1(,' B : 9 (',' m;s
➢ ambang bebas 9 1,& m untuk (',' B : 9 1(',' m;s
➢ ambang bebas 9 1,( m untuk : 9 1(',' m;s
2.).3 Kriteria "esain Standar "e+it Ban,ir #en*ana
paya pengendalian banjir dengan wujud fisik dan non fisik harus mampu
melewatkan debit banjir yang besarnya lebih kecil atau sama dengan debit banjir
rencana dengan aman. /esarnya debit banjir rencana umumnya didefinisikan sebagai
besarnya debit dengan periode ulang tertentu. #rosedur standar untuk memilih debit
banjir rencana merupakan kriteria utama yang sangat dibutuhkan oleh perencana dan
teknisi sistem pengendalian banjir dalam merencanakan bangunan pengendali banjir.
#emilihan debit banjir rencana dapat dilakukan dengan & metode. *etode
pertama dengan menggunakan standar debit banjir rencana yang berlaku umum di
seluruh wilayah $ndonesia, yaitu debit banjir rencana dengan periode ulang minimum.
Sedangkan metode kedua, yaitu dengan menggunakan debit banjir rencana optimum
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 15/27
yang didapat dari hasil analisa kelayakan ekonomi yang sangat tergantung pada kondisi
sosial dan ekonomi suatu daerah. #eriode ulang minimum untuk menentukan besarnya
debit banjir rencana pengendalian banjir, drainase perkotaan dan drainase di dataran
banjir dapat dilihat pada tabel &.1.
+abel &.1 Eekomendasi periode ulang minimum banjir rencana untuk proyek
pengendalian banjir
Sistem
Saluran
Berdasarkan:
Tipe proyek pengendalian banjir
Jumlah penduduk
Tahap
Awal
Tahap
Akhir
Sungai -Proyek mendesak 5 1
-Proyek baru 1 !5
Proyek peningkatan-"ntuk daerah pedesaan atau perkotaan dengan
Jumlah penduduk kurang dari ! juta jiwa !5 5
-"ntuk perkotaan dengan Jumlah penduduk
lebih dari ! juta jiwa !5 1
Sistem saluran -Pedesaan ! 5
drainase utama -Perkotaan dengan jumlah penduduk kurang
#luas $PS % 5 ha& dari 5 ribu jiwa 5 1
-Perkotaan dengan jumlah penduduk antara
5 ribu s'd ! juta jiwa 5 1
-Perkotaan dengan jumlah penduduk lebih besar
dari ! juta jiwa 1 !5
Sistem saluran -Pedesaan 1 !drainase sekunder -Perkotaan dengan jumlah penduduk kurang
#luas $PS ( 5 ha& dari 5 ribu jiwa ! 5
-Perkotaan dengan jumlah penduduk antara
5 ribu s'd ! juta jiwa ! 5
-Perkotaan dengan jumlah penduduk lebih besar
dari ! juta jiwa 5 1
Sistem saluran
drainase tersier
#luas $PS ( 1 ha&
pedesaan dan perkotaan 1 !
Sumber! %riteria Desain /angunan #engendali /anjir, #uslitbang Sumber Daya ir
2.- Program P!S/00
F#-SG** merupakan suatu paket program model simulasi yang
mampu mengkombinasikan )$S 0arcview, uto 7ad, dengan Storm Water
Management Model 0SG**, yang dapat mensimulasikan kualitas dan
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 16/27
kuantitas air, aliran permukaan air, aliran bawah permukaan dan penelusuran
aliran di saluran serta analisis masalah-masalah yang berhubungan dengan
hidrologi dan hidrolika sekaligus. )$S 0Geography nformation System dan
uto 7ad digunakan untuk mempermudah proses pemasukan data dengan
digitasi peta berikut informasinya. Setelah itu digunakan simulasi dilanjutkan
dengan menggunakan paket program SG**.
#ertama kali program ini dibuat pada tahun 1C1 dan sudah mengalami
perkembangan dan modifikasi, sampai memiliki beberapa versi. SG**
memiliki peran yang besar untuk menjadi sebuah paket program analisis
hidrologi dan hidrolika sekaligus yang paling relevan dalam aplikasi praktek
dalam dunia hidroteknik sekarang ini. #rogram F# SG** ini mempunyai
kapasitas dengan tujuan untuk mendesain saluran, perencanaan dan
penggambaran masalah drainase dan masalah 6 masalah yang berhubungan
dengan perairan lainnya.
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 17/27
)ambar &.; #emakaian /ackground "ayer dalam F# SG**
2.7.1 0etode Per(itungan Blok Runoff
➢ Sim$anan ekungan
Simpanan cekungan dipergunakan untuk asumsi bahwa tidak ada aliran
permukaan yang terjadi sebelum seluruh cekungan penuh. Secara otomatis, &( <
daerah kedap air 0kecuali dinyatakan oleh pemakai dinyatakan mempunyai
simpanan cekungan nol, untuk menstimulasikan limpasan segera.
ir pada simpanan cekungan di daerah tidak kedap, dapat habis oleh
infiltrasi. =ilai simpanan cekungan yang berbeda dapat diberikan untuk daerah
kedap pada setiap sub daerah layanan, sama halnya dengan nilai presentase
kedap air dengan simpanan cekungan no. l.
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 18/27
➢ Aliran Permukaan Overland Flow
liran permukaan didefinisikan sebagai pergerakan air melalui
permukaan tanah sebelum dan sesudah mencapai saluran. *eskipun berada di
dalam daerah tangkapan di daerah pedalamanpedesaan, volume limpasan
dipengaruhi oleh curah hujan 6 infiltrasi 6 proses aliran permukaan.
ntuk lebih memahami proses konversi kejadian hujan menjadi limpasan
permukaan pada blok runoff , rumus limpasan permukaan yang digunakan dapat
dijabarkan secara singkat sebagai berikut.
Rainfall – ( infiltrasi + evaporasi ) = overland (2.2)
/esarnya debit aliran permukaan pada pemodelan SG** /lok Eunoff
dihitung dengan konsep nonlinear reservoir . +eknik nonlinier reservoir ini
merupakan gabungan persamaan !ontinuity "umped dengan persamaan
Manning
untuk aliran permukaan.
/eberapa parameter yang diperlukan dapat dilihat pada )ambar &.; di dalam
sebuah daerah tangkapan Hreservoir I dengan memperlihatkan hubungan antara
aliran yang masuk 0inflow dan aliran yang keluar 0outflow, atau kehilangan.
0 Gayne 7.@uber, October 1&
)ambar &.> %onsep =onlinear dari Subcatchment /lok Eunoff
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 19/27
➢ In4iltrasi
#ersamaan )reen-mpt telah dikembangkan untuk meresapkan kelebihan air
pada permukaan. #ersamaan yang digunakan adalah!
ntuk B s
ntuk i J %s, f 9 i dan tidak ada perhitungan untuk i K %s
# = S . M$i
− 1
0&.1;
% s
ntuk ) s
f = f p
f = %⎛1 +
S . M$ ⎞ p s ⎜ ⎟
⎝ # ⎠
0&.1>
0&.1(
Dengan ! f 9 laju infiltrasi 0ftdetik
fp 9 kapasitas infiltrasi 0fts
i 9 intensitas hujan 0fts
9 volume infiltrasi kumulatif yang terjadi 0ft
s 9 volume infiltrasi kumulatif yang dibutuhkan agar permukaan
jenuh 0ft
S 9 isapan kapiler rata-rata 0ft
$*D 9 kekurangan kelembaban awal yang terjadi 0ftft
%s 9 konduktifitas hidraulik tanah jenuh 0fts
#ersamaan di atas menunjukkan bahwa volume hujan yang dibutuhkan agar
permukaan jenuh tergantung pada nilai intensitas hujan yang terjadi. ntuk iJ %s, nilai
s
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 20/27
fs dihitung dan dibandingkan dengan volume hujan yang diresapkan untuk kejadian ini.
@anya jika L s kondisi ini dihitung lagi dengan menggunakan persamaan kedua.
%etika hujan yang terjadi intensitasnya kurang dan sama dengan %s , semua
curah hujan diresapkan dan digunakan hanya untuk memperbaiki kekurangan
kelembaban awal, $*D. %umulatif infiltrasi tidak dirubah untuk intensitas hujan yang
rendah seperti ini. 0relatif terhadap konduktivitas hidraulik tanah jenuh, %s.
#ersamaan menunjukkan bahwa kapasitas infiltrasi setelah permukaan jenuh
tergantung pada volume yang diinfiltrasikan, tergantung pada laju infiltrasi pada langkah
sebelumnya. ntuk menghindari kesalahan numerik selama tahapan waktu, persamaan
)reen-mpt diintegralkan, dengan fp diganti menjadi ddt!
%s0t & − t 1 = # & − ! .ln0 # & + ! − # 1 + ! .ln0 # 1 + ! 0&.1?
Dengan ! 7 9 $*D . S 0ft
+ 9 waktu 0second
1,& 9 notasi awal dan akhir interval waktu
8olume infiltrasi selama tahapan waktu 0t& - t1 adalah 0t& 6 t1 A i jika
permukaan belum jenuh dan 0& 6 1 jika kejenuhan telah terjadi sebelumnya dan
ketersediaan air di permukaan cukup. %etika hujan berhenti 0dibawah kapasitas
infiltrasi maka sejumlah air yang tertampung di permukaan dii5inkan untuk meresap
dan menambah volume komulatif infiltrasi.
ntuk menghitung besarnya infiltrasi ini dibutuhkan ; 0tiga parameter sebagai
masukan data, yaitu!
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 21/27
1. Suct, atau tinggi penyerapan kapiler rata-rata.
&. @ydcon, atau konduktivitas hidraulik tanah jenuh.
;. S*D*F, atau kekurangan kelembaban awal tanah.
Ta+el 2. Parameter In4iltrasi 5reen!Am$t
2enis tanah
=ilai $*D
tanah
=ilai Suct
0cm
%onduktivitas @idrolik %
0cmjam
#asir ',;> 1',1? 11,CM
"anau pasiran ',;; &',;& &,
#asiran lanau ',;& ;',>M 1,'
"anau ',;1 &',;& ',;>
"empung lanau
pasiran ',&? - ',1(
"empung lanauan ',&> &(,> ',1
"empung ',&1 1C,CM ',';
Sumber ! &' SWMM Windows nterface *ser+s Manual , 1M
)ambar &.( #emakaian *etode Eunoff pada #rogram F# SG*
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 22/27
2.-.2 0etode Per(itungan Blok 6idrolik
➢ Penelusuran Aliran
4lemen aliran pada saluran mencakup gorong-gorong dan pipa, termasuk selokan
dalam daerah tangkapan drainase perkotaan. %etika dan setelah terjadinya hujan, aliran
tidak tunak terjadi pada elemen ini. +erdapat dua jenis pendekatan yang dapat dilakukan
dalam menyelesaikan masalah saluran aliran tak tunak, yaitu pendekatan dari segi
hidrolika. /entukan ini berdasarkan pada konsep kolam penyimpanan atau reservoir.
Salah satu hal penerapan pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan penelusuran aliran, yaitu sebuah prosedur analisis untuk mengetahui jejak
aliran air pada suatu sistem hidrologi, dengan beberapa kejadian hujan sebagai input.
ntuk hydrologic routing input $ 0t, output :0t, dan tampungan 0 storage S 0t
berhubungan dengan persamaan kontinuitas!
ds =
I(t) −
Q(t) dt 0&.;
Dari konsep nonlinier reservoir yang merupakan penggabungan dari persamaan
kontinuitas dengan *anning , maka ditetapkan rumus kontinuitas dapat ditulis untuk
sebuah area adalah !
∂ ∂v
= A∂t
d= A× i
* −
Q∂t
0&.>
Dengan ! 8 9 . d 9 volume air pada daerah layanan 0m;
d 9 tinggi air 0m
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 23/27
P
W Q
t 9 waktu 0second
9 luas daerah layanan 0 m&
iN9 curah hujan bersih 9 intensitas hujan dikurangi
evaporasi, infiltrasi, 0ms
: 9 debit aliran di saluran 0m;s
8olume aliran permukaan per meter lebar sub daerah layanan
diperhitungkan berdasarkan persamaan *anning sebagai berikut !
1 2 1
q = y 3s 2
n0&.(
Dengan ! 9 debit aliran permukaan per meter lebar
0m;sm n 9 koefisien kekasaran *anning
y 9 kedalaman aliran 0m 9 d - dp
s 9 kemiringan lahan 0mmmm
Debit aliran permukaan ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut !
Q = w × q
)ambar &.? Sketsa %onversi liran permukaan
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 24/27
maka debit aliran dirumuskan sebagai berikut !
Q =
W (1
) (d −
dp)2/3
S1/2
n
Dengan ! : 9 debit aliran permukaan 0m;s
9 debit aliran permukaan per meter lebar 0m;sm
G 9 "ebar daerah layanan 0m
dp 9 tinggi depression storage 0m
s 9 kemiringan daerah tangkapan 0mm
0&.?
Sedangkan rumus gelombang kinematik mengasumsikan bahwa limpasan
persatuan lebar dari daerah tangkapan adalah sebagai berikut !
#ersamaan Kinematic ave ! dQ+ dA
=
,0&.C
dx dt
7l 8 a × Am
0&.M
Dengan! :" 9 liran per satuan lebar daerah tangkapan 0m;s
9 %edalaman air 0m
a, m 9 parameter gelombang kinematik
Dengan mensubstitusi persamaan &.C dan &.M maka di dapat
dA+
(a.m A m - 1) +
dA=
,0&.
dt dx
*endapatkan nilai koefisien n dapat dihitung dengan persamaan !
n = 0n' + n1 + n& + n; + n>m( 0&.1'
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 25/27
)ambar &.C #emakaian *etode %inematic Gave
+abel &.; =ilai %oefisien %ekasaran *anning 0n untuk Saluran
%eadaan Saluran =ilai
/ahan
#embentuk
+anah n' ','&'
/atu pecah ','&(
%erikil halus ','&>
%erikil kasar ','&M
Derajat
ketidakaturan
Sangat kecil n1 ','''
Sedikit ',''(
Sedang ','1'
/esar ','&'
8ariasi
#enampang
melintang
saluran
/etahap n& ','''
%adang-kadang
berganti ',''(
Sering berganti ','1'-','1(
4fek relatif dari
hambatan
Dapat diabaikan n; ','''
%ecil ','1'-','1(
7ukup ','&'-',';'
/esar ','>'-','?'+etumbuhan Eendah n> ',''(-','1'
Sedang ','1'-','&(
+inggi ','&(-','('
Sangat tinggi ','('-',1''
Derajat kelokan %ecil m( 1,'''
7ukup 1,1('
/esar 1,;''Sumber ! @idrolika Saluran +erbuka, 1C 8en +e 7how
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 26/27
➢ /aktu Konsentrasi
Gaktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh air untuk bergerak dari
titik terjauh mencapai titik tertentu di hilir.
Gaktu konsentrasi pada aliran permukaan adalah sebagai berikut !
-c = 9
1!m0&.11
a : i;m!1
7/24/2019 2007-3-00388-SP BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00388-sp-bab-ii 27/27
Dengan ! +c 9 waktu konsentrasi
" 9 panjang daerah tangkapan
iN 9 intensitas hujan
a, m 9 parameter gelombang kinematik
=ilai a dan m tergantung dari perhitungan aliran seragam pada aliran normal.
a 8 1<= : S1>2
0&.1&
n
m 8 %>3