sp geh.doc

Upload: yessy-wirani

Post on 27-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    1/21

    STANDAR PENATALAKSANAAN

    GASTROENTEROHEPATOLOGI

    1. DIARE AKUT

    Batasan

    Epidemiologis : merupakan kumpulan penyakit dengan gejala diare, yaitu defekasi dengan feses cair

    atau lembek dengan/tanpa lendir atau darah, dengan frekuensi 3 kali atau lebih sehari.

    berlangsung belum lebih dari 14 hari, kurang dari 4 episode/bulan.

    Klinis : merupakan diare yaitu berak dengan kandungan air lebih dari nonnal atau disertai darah/lendir

    atau bila orang tua menganggap anaknya menderita berakberak.

    Indikasi rawat penderita diare akut

    1. !iare akut dehidrasi ringan, ringan sedang dengan berakberak dan muntah profuse dan upaya

    rehidrasi oral di "#$ gagal, atau disertai penyakit penyerta yang memerlukan pera%atan di rumah

    sakit.

    &. !iare akut dehidrasi berat.

    Tuuan perawatan dan pen!"#atan penderita diare akut

    1. 'elakukan koreksi terhadap kehilangan cairan dan elektrolit

    &. 'elakukan feeding adjustment

    3. 'emberikan pengobatan medikamentosa

    #engobatan terhadap kausa

    #engobatan terhadap penyakit penyerta/penyulit

    #engobatan penunjang/simptomatik yang diperlukan

    4. 'emberikan health education :

    Terapi $airan dan e1ektr"%it&

    Koreksi cairan dan e1ektrolit dibedakan & macam:1. #ada diare akut murni

    &. #ada diare akut dengan penyulit/komplikasi

    (d 1. #ada diare akut murni:

    !itujukan untuk:

    "ehidrasi : mengganti pre)ious %ater losses dengan *+!/-

    'aintenance : mencegah dehidrasi dengan mengganti on going %ater losses dengan oralit

    peroral/0"$

    "euirement : dengan makan dan minum seperti biasa

    (d &. #ada diare akut dengan penyulit:

    'enggunakan modifikasi 2utejo dengan cairan yang mengandung:

    -a : 3,3 mE/

    K : 15,4mE/

    0* : 1,4 mE/

    60$3: 1&, mE/

    Kalori : &55 kalori

    7ang terdiri dari -a0l 189 15 cc, K01 159 4 cc, -a60$3&,89 cc dalam 855 cc !89.

    Koreksi maupun maintenans diberikan secara *+ dengan kecepatan:

    a; !iare akut dengan penyulit dengan dehidrasi ringansedang

    4 jam * : 85 cc/kg

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    2/21

    &5 jam ** : 185 cc/kg

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    3/21

    *munisasi

    Keluarga berencana

    #enderita dipulangkan:

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    4/21

    Ske'a -. Be#erapa Pen+u%it Gastr"enteristis Akut dan Penan!!u%an!ann+a

    enis Pen+u%it enis/$arape'#erian )airan

    u'%a( $airan Terapi*edika'et"sea

    Ket

    KK# **+ 'odifikasi 2utejo 2esuai E( nurni 2esuai kuasa/

    penyakit penyerta

    KK# ****+ 'odifikasi 2utejo 'aras: &85 cc/kg/

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    5/21

    -. DIARE KRONIK

    De9inisi

    !iare kronik ada1ah diare berlangsung 14 hari atau lebih, dapat berupa diare cair atau disentri.

    Insiden

    #ada *ndonesian !emographic dan 6ea1th 2ur)ey, 1==4, di1aporkan bah%a pre)a1ensi diare persisten

    adalah 5,18 dan diare berdarah adalah 1,&9.

    K%asi9ikasi

    #embagian diare kronik yang didasarkan atas sifat tinjaberair, berlemak atau berdarah, menurut (rasu

    dkk C1==; akan lebih dapat membantu menghadapi masalah diare kronik. Klasifikasi diare kronik

    pada bayi dan anak adalah sebagai berikut:

    (. ,ater+ st""%s atau tina $air

    1. astroenteropati a1ergi

    (lergi protein susu sapi (lergi protein kedele

    &. a. !efisiensi disakaridase

    !efisiensi lactase sering sekunder

    !efisiensi sucrose isomaltase

    b. 'a1aosolusi glukosa galaktosa

    3. !efek imun primer

    4. *nfeksi usus oleh )irus, bakteri dan parasit Cgiardin;

    5. 02

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    6/21

    6epatitis neonatal

    2irosis hepatis

    4. 2teatorea akibat obat Cmisa1: neomisin, kolestiramin;

    8. 02

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    7/21

    lingkar kepala, perbandingan berat badan terhadap tinggi badan, gejala kehilangan berat badan,

    menilai kur)a pertumbuhan, dan sebagainya.

    3. #emeriksaan laboratoris

    a. #emeriksaan tinja

    'akroskopis: %arna, konsistensi, adanya darah, lendir

    'ikroskopis:

    !arah samar dan leukosit yang positif CJ l5/lpb; menunjukkan kemungkinan adanya

    peradangan pada kolon bagian ba%ah.

    p6 tinja yang rendah menunjukkan adanya maldigesti dan malabsorbsi karbohidrat di

    dalam usus kecil yang diikuti fermentasi oleh bakteri yang ada di dalam kolon.

    0linitest, untuk memeriksa adanya substansi reduksi dalam sample tinja yang masih

    baru, yang menunjukkan adanya malabsorbsi karbohidrat.

    ,reath hydrogen test+ digunakan untuk e)aluasi malabsorbsi karbohidrat

    Aji kualitatif ekskresi lemak di dalam tinja dengan pengecatan butir lemak, merupakan

    skrining yang cepat dan sederhana untuk menentukan adanya malabsorbsi lemak.

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    8/21

    b; emak

    emak merupakan nutrient yang paling padat kandungan kalorinya. #emberian lemak

    pada penderita diare kronik sangat penting karena sering disertai keterbatasan

    pemasukan kalori.

    c; #roteinKebutuhan anak akan protein dapat dipenuhi dengan penggunaan protein utuh. protein

    hidrolisat, asam amino atau gabungan.d; +itamin dan mineral

    Kekurangan )itamin dan mineral dapat terjadi pada anak kendatipun dan pemasukan

    kalori yang cukup apabila terdapat malabsorbsi lemak. atau terjadi interaksi

    obat/nutrient dengan diet yang sangat khusus.

    ormula yang paling baik diberikan pada diare kronik ialah yang mengandung glukosa

    primer, bebas laktosa mengandung protein hidrolisat, medi'm chain triglyceride+

    osmolaritas kurang sedikit dari 55 m$sm/l. dan bersifat hipoalergik. C#regestimil;. atau

    yang mengandungshort chain peptide C#epti 7unior;.

    'enaikkan konsentrasi formula dilakukan perlahanlahan. mulamula dianjurkan

    konsentrasi 1/3 *+. selanjutnya dinaikkan menjadi &/3 oral: 1/3 *+. dan bila keadaan sudah

    cukup baik Ckenaikan

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    9/21

    'alabsorbsi Kanker pseudoobstruksi intestinal

    #enghentian makanan Kerusakan mukosa parah. sindroma usus pendek enteritis

    #eroral J hari radiasi istula enterokutan. ileus transplantasi

    Ke#utu(an pada nutrisi parentera%

    .a Kalori

    Kebutuhan kalori per berat badan C(ment, 1==3;

    U'ur Perkiraan ke#utu(an ka%"ri per (ari kka%/k!2

    -eonatus

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    10/21

    protein/kg/hari

    K & I 3 & I

    0l & I 4 5 I 0a 5,8 I 1 5,= I &,3

    osfat & 1 I 1,8

    'g 5,&8 I 5,8 5,&8 I 5,8

    g. race Element

    Kebutuhan trace element :

    E%e'en Ke#utu(an #a+i '!/k!/(ari2 Ke#utu(an anak '!/k!/(ari2 dan

    Pre'atur *atur ke#utu(an 'aksi'u'/(ari

    -a 3 I 4 & I >

    K & I 3 & I

    0l & I 4 5 I

    0a 5,8 I 1 5,= I &,3

    osfat & 1 I 1,8

    'g 5,&8 I 5,8 5,&8 I 5,8

    &. *edika 'ent"sa

    10

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    11/21

    a. $bat anti diare Ckaolin, pectin, difenoksilat; tidak perlu diberikan karena tidak satupun yang

    memberikan efek positif

    b. $bat anti mikroba

    #ada umumnya tidak dianjurkan, bahkan dapat mengubah flora usus dan memperburuk diare.

    Kecuali pada neonatus, anak dengan sakit berat Csepsis;, anak dengan defisiensi imunologi dananak dengan diare kronis yang sangat berat, dianjurkan pemberian antimikroba. 2edangkan

    metronidaBole efektif untuk iardia lamblia.c. Kortikosteroid

    #ada anak dengan colitis ulseratif, pemberian enema steroid pada tahap a%al memberikan

    respon yang baik, dan pada beberapa anak mendapat kombinasi dengan steroid sistemik.

    d. *mmunosupressif, seperti (Bathioprine digunakan pada penyakit 0hron apabila pengobatan

    kon)ensional tidak mungkin.

    e. Kolestiramin

    #enggunaan kolestiramin sangat bermanfaat pada diare kronik, terutama malabsorbsi asam

    empedu serta pada infeksi usus karena bakteri Cmengikat toksin;.

    f. $perasi

    *ndikasi operasi adalah pada diare kronis pada kasuskasus bedah seperti penyakit

    6irschprung, enterokolitis nekrotikans. -amun hanya dilakukan setelah keadaan umum

    membaik.

    0. GASTRITIS

    !iagnosis gastritis dibuat berdasarkan gejala klinis adanya dyspepsia, mua1, muntah dan nyeri

    epigastrik. astritis dengan keluhan yang berat, kronik dan beru1ang dilakukan pemeriksaanendoskopis.

    Penata%aksanaan

    1; erapi diet disesuaikan dengan toleransi penderita, sebaiknya lunak, mudah dicema dan tidak

    merangsang.

    &; erapi obat, diberikan berdasarkan gejala yang predominan. $bat obatan yang dapat di

    berikan:

    Antuk mengurangi faktor agresi asarn larnbung diberikan antasida 3 ka1i sehari ataucimetidine &5 45 mg/kg

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    12/21

    (ntidotum yang diberikan adalah antimuskarinik berupa (tropin dengan dosis 1& mg dapat

    diberikan setiap 35 menit secara subkutan sampai gejala menghilang atau terjadi gejala atropinisasi

    =. KERA)UNAN SINGKONG

    !iberikan antidotum -atrium tiosu1fat 35 9 sebanyak 35 cc, secara *+ perlahanlahan. 'ulamula diberikan 15 cc *+, kemudian anak dicubit untuk mengetahui apakah kesadarannya telah

    pulih, bila belum sadar dapat diberikan 15 cc lagi samnpai dosis maksimal. AKIT HIRS)HSPRUNG atau )ONGENITAL AGANGLIONIK *EGA)OLON

    (dalah suatu keadaan tidak ditemukannya sel ganglion (urbach dan 'eissner pada dinding usus.

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    13/21

    !iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan radiologis.

    (namnesis

    (danya gejala klinik yang sering berupa:

    1. !isfagia

    #erjalanan penyakit biasanya kronis dengan disfagia yang bertambah berat.

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    14/21

    #erforasi akut

    0a esofagus

    0a lambung

    #enatalaksanaan

    1. Konser)atifa. !iet cair /lunak dan hangatb. 'edikamentosa

    2edatif ringan untuk penenang

    #reparat kalsium antagonis seperti )erapamil atau nifedipin oleh karena dapat menurunkan

    tekanan sfingter esofagus bagian ba%ah. -ifedipin diberikan 15&5 mg sublingual dapat

    menurunkan tekanan esofagus bagian ba%ah kurang lebih 1 jam akan tampak perbaikan

    gejala bila diberikan sebelum makan.

    &. indakan aktif

    a. orced dilatation: dilakukan pada akalasia ringan sedang. (da 3 macam dilatator:

    mekanik

    pneumatik

    hidrostatikb. indakan bedah yaitu: operasi 6eler, melakukan eso%agomiotomi.

    Komplikasi yang timbul adalah: perforasi

    paralise n. phrenicus

    refluks gastroesofagal

    perdarahan masif disfagia

    @. ILEUS OBSTRUKSI

    !efinisi: gangguan pasase usus yang disebabkan oleh obstruksi lumen usus.

    !asar !iagnosis

    (namnesis:

    'untah 2akit perut, kolik

    idak ada

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    15/21

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    16/21

    'untah

    #emeriksaan isik:

    !itemukan massa berbentuk pisang pada kuadran kanan atas

    #emeriksaan #enunjang

    a. oto polos 3 posisi!apat memberikan gambaran obstruksi usus pada stadium lanjut penyakit.

    b.

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    17/21

    "i%ayat p%erdarahan dalam keluarga : koagulopati

    "i%ayat menelan benda asing: erosi/ulkus

    0. #emeriksaan fisik yang dapat membantu

    andatanda siarosis, peningkatan tekanan ). porta: )arises

    uka bakar luas, penyakit infeksi, 22#: ulkus stress

    6emangioma/telangiektasis: kelainan )askuler Eritema pada kulit, kelainan ginjal: sindrom 6enoch 2chonlein

    !. #enatalaksanaan

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    18/21

    Kriteria klinis menurut (lagille meliputi:

    -o. !ata klinis Kolestasis

    Ekstrahepatik

    Kolestasis

    *ntrahepatik

    P

    1.

    &.

    3.

    4.

    Parna tinja selama dira%at

    pucatkuning

    ? 88

    35 ? &

    49

    389

    49

    9

    G

    G

    G

    G

    8. 939

    49

    35919

    GKemaknaan MM 5.551 GG'odifikasi 'eyer

    #emeriksaan #enunjang

    1. aboratorium

    a. "utin

    !arah lengkap, uji fungsi hati 2$, 2#, gamma , alkali fosfatase, %aktu

    protrombin dan tromboplastin, ureum, kreatinine, elektroforesis protein, asam empedu

    setam

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    19/21

    (kurasi diagnostik A2 9, dilakukan pada tiga fase yaitu pada keadaan puasa, saat minum

    dan sesudah minm. (pabila pada saat atau sesudah minumkandung empedu tidak tampak

    berkontraksi, maka kemungkinan besar C=59; diagnosa atresia bilier dapat ditegakkan.

    15. KOLITIS ULSERATI8

    "eaksi radang difus yang ditandai oleh infiltrat neutrofil dengan abses kripta yang mengenai usus

    besar bagian distal yang dapat meluas ke proksimal sepanjang kolon dengan panjang ber)ariasi.Etilogi: idiopatik

    !iagnosis

    'anifestasi klinis: diare kronik dengan darah segar

    tidak dapat menahan defekasi

    tenesmus dan kejang Ckram; pada perut bagian ba%ah terutama sesaat

    sebelum defekasi

    'ikrobiologi

    2erologi

    Kolonoskopi

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    20/21

    a. $peratif

    ehnik operasi redet"amstedt Cpiloromiotomi;

    b. -on operatif

    !iberikan makanan kental dalam porsi sedikit tetapi sering

    #enderita ditaruh dalam porsi setengah duduk selama 1 jam setelah makan

    $bat metoklorpramid 5,1 mg/kg

  • 7/25/2019 SP GEH.doc

    21/21

    (ntidotum yang diberikan adalah antimuskarinik berupa (tropin dengan dosis 1&mg dapat

    diberikan setiap 35 menit secara subkutan sampai gejala menghilang atau terjadi gejala

    atropinisasi.