7.pengukuran viskositas zat cair

Upload: mnfilino

Post on 10-Feb-2018

254 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    1/24

    120

    120

    BAB 1

    PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

    Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair

    dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu zat cair dapat kita lihat

    lebih kental daripada minyak kelapa. Kekentalan atau viskositas dapat

    dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain

    dalam fluida. Dalam fluida perlu diberi gaya untuk menggeser satu bagian fluida

    terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan

    tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap

    fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di

    dalamnya saling menumbuk. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur

    kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter.

    Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida

    yang bergerak atau benda padat yang bergerak di dalam fluida. Besarmya gesekan

    ini biasanya juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi, semakin besar

    viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat cairtersebut. Viskositas dalam zat cair yang berperan adalah gaya kohesi antar

    partikel zat cair.

    Dalam kehidupan sehari-hari, terlihat pada permukaan zat cair seperti

    terdapat suatu lapisan yang dapat mempertahankan keadaan benda yang terdapat

    pada lapisan tersebut pada suatu kondisi tertentu. Misalnya jarum yang

    diletakkannya mendatar pada permukaan zat cair. Peristiwa ini merupakan bentuk

    dari adanya tegangan permukaan zat cair, perbedaan sifat antara zat cair yang

    berbeda jenisnya akan mempengaruhi tegangan permukaan yang ada pada zat

    cair. Kejadian tersebut adalah merupakan sebagian dari contoh aplikasi tegangan

    pada permukaan zat cair yang seolah-olah ditekan oleh lapisan elastis yang tak

    tampak yang menyebabkan bentuknya molekul melengkung.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    2/24

    121

    121

    Jadi, untuk memahami lebih jauh tentang viskositas maka dilakukan

    percobaan ini untuk dapat menentukan beberapa nilai viskositas zat cair secara

    praktek beserta nilai densitas.

    1.2 Tujuan

    - Menentukan nilai densitas dari bensin, aquades, etanol dan minyak goreng

    secara praktek.

    - Menentukan nilai viskositas dari bensin, aquades, etanol dan minyak goreng

    secara praktek.

    - Menentukan nilai viskositas dari bensin, aquades, etanol dan minyak gorengsecara teori.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    3/24

    122

    122

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Dalam fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada kekentalan yang

    menghambat lapisan-lapisan cairan ketika bergeser satu di atas lainnya. Dalam suatu

    pipa dengan luas penampang yang sama, setiap lapisan bergerak dengan kecepatan

    yang sama. Pada fluida kental, antara lapisan-lapisan cairan mengalami gesekan,

    sehingga kecepatan aliran tidak seluruhnya sama. Pada bagian tengah disekitar sumbu

    cairan mengalir lebih cepat karena lebih leluasa. Sebaliknya disekitar dinding pipa

    cairan mengalir lebih lambat, bahkan yang melekat pada dinding sama sekali tidak

    bergerak.

    Gaya tahan lapisan cairan terhadap lapisan lainnya dapat dipandang pada

    fluida diantara dua plat sejajar. Bidang bagian atas bebas bergerak sedangkan bagian

    bawah diam. Bila bidang atas digerakkan dengan kecepatan tetap relatif terhadap

    bidang bawah, maka diperlukan gaya untuk melawan gaya gesekan yang diakibatkan

    oleh fluida. Untuk fluida yang sangat kental seperti madu akan diperlukan gaya yang

    besar, sedangkan yang kurang kental seperti air diperlukan gaya yang kecil.

    Besarnya gaya F ternyata sebanding dengan luas permukaan bidang yang

    bergerak (A) dan kecepatan aliran (v). tetapi berbanding terbalik dengan jarak antara

    kedua lapisan bidang (z). Hubungan tersebut dirumuskan:

    dimana adalah tetapan kesebandingan yang dinamakan koefisien viskositas (sering

    hanya disebut viskositas).

    Satuan SI untuk viskositas adalah N s/m 2 = Pa.s (Pascal sekon). Sedangkan

    menurut sistem cgs satuan viskositas adalah Poise (1 poise = 0,1 Pa.s) yang setara

    dengan dyne s/cm 2. Suatu cairan mempunyai viskositas absolut atau dinamik 1 poise,

    bila gaya 1 dyne diperlukan untuk menggerakkan bidang seluas 1 cm 2 pada kecepatan

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    4/24

    123

    123

    1 cm/detik terhadap permukaan bidang datar sejauh 1 cm. Viskositas sering juga

    dinyatakan dalam sentipoise (1 poise = 100 cP) (Yazid, 2005).

    Apabila zat cair tidak kental maka koefisiennya sama dengan nol sedangkan

    pada zat cair kental bagian yang menempel pada dinding luar dalam akan bergerak

    bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan

    kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer.

    Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak

    terlalu cepat. Kita anggap gambar di atas sebagai aliran sebuah zat cair dalam pipa,

    sedangkan garis alirannya dianggap sejajar dengan dinding pipa. Karena adanya

    kekentalan zat cair yang ada dalam pipa maka besarnya kecepatan gerak partikel yangterjadi pada penampang melintang tidak sama besar. Keadaan tersebut terjadi

    dikarenakan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental tersebut dan pada titik

    pusat pipa kecepatan yang terjadi maksimum. Akibat lain adalah kecepatan rata-rata

    partikel lebih kecil daripada kecepatan partikel bila zat cairnya bersifat tak kental. Hal

    itu terjadi akibat adanya gesekan yang lebih besar pada zat cair yang kental. Jika

    aliran kental dan tidak terlalu cepat, maka aliran tersebut bersifat laminer dan disebut

    turbulen, jika terjadi putaran atau pusaran dengan kecepatan melebihi suatu harga

    tertentu sehingga menjadi kompleks dan pusaran-pusaran itu dinamakan vortex

    (Sukardjo, 1997).

    Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan yang berubah-ubah

    secara kontinyu apabila mengalami pergeseran atau mempunyai reaksi terhadap

    tegangan geser sekecil apapun. Dalam keadaan diam atau bahkan dalam keadaan

    setimbang, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja padanya. Dan

    karena itu, fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Fluida memiliki

    beberapa karakteristik sebagai berikut:

    1. Thixotropic = penurunan viskositas terhadap waktu

    2. Rheopectic = peningkatan viskositas terhadap waktu

    3. Visco-elastic = beberapa jenis fluida yang bersifat elastis yaitu kembali ke bentuk

    semula

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    5/24

    124

    124

    Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk

    mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan

    terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya

    tertentu.

    Viskositas secara umum dapat juga diartikan suatu tendensi untuk melawan

    aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu bahan untuk mengalami

    deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar resistensi zat cair

    untuk mengalir, maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas pertama kali

    diselidiki oleh Newton, yaitu dengan stimulasi zat cair dalam bentuk tumpukan kartu.

    Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain.Lapisan terbawah tetap diam sedangkan lapisan atasnya bergerak dengan kecepatan

    konstan, sehingga setiap lapisan memiliki kecepatan gerak yang berbanding langsung

    dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah (Atkins, 1999).

    Karena bagian fluida yang berada di sebelah atas menarik temannya yang

    berada di sebelah untuk bergeser, sebaliknya bagian fluida yang ada di sebelah bawah

    menahan temannya yang ada di sebelah atas, maka laju fluida (v) dibagi jarak

    terjadinya perubahan (l) = v/l. v/l dikenal dengan julukan gradient kecepatan. Pelat

    yang berada di sebelah atas bisa bergerak karena ada gaya tarik (F). Untuk fluida

    tertentu, besarnya gaya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida

    yang menempel dengan pelat (A), laju fluida (v) dan berbanding terbalik dengan jarak

    l. Tingkat kekentalan suatu fluida dinyatakan oleh koefisien viskositas fluida. Secara

    matematis, koefisien viskositas bila dinyatakan dengan persamaan.

    Fluida juga sangat dipengaruhi oleh gaya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah

    gaya tarik menarik antara molekul sejenis, sedangkan adhesi adalah gaya tarik

    menarik antara molekul yang tak sejenis. Gaya adhesi bekerja antara dinding dan

    lapisan fluida (molekul fluida dan molekul dinding saling tarik menarik) (Dogra,

    1990).

    Suatu fluida tidak kental bisa mengalir melalui pipa yang bertingkat tanpa

    adanya gaya yang diberikan. Pada fluida kental (viskos) diperlukan perbedaan

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    6/24

    125

    125

    tekanan antara ujung-ujung pipa untuk menjaga kesinambungan aliran, apakah air

    atau oil pada pipa atau darah pada sistem sirkulasi manusia.

    Banyaknya cairan yang mengalir per satuan waktu melalui penampang

    melintang berbentuk silinder berjari-jari r, yang panjangnya l, selain ditentukan oleh

    beda tekanan (P) pada kedua ujung yang memberikan gaya pengairan juga

    ditentukan oleh viskositas cairan dan luas penampang pipa. Hubungan tersebut

    dirumuskan oleh Poiseuille yang dikenal dengan hukum Poiseuille sebagai:

    ( ) atau

    ( )

    dengan Q adalah kecepatan aliran volume (volume cairan v yang melewati pipa per

    satuan waktu t dinyatakan dalam satuan SI m 3/detik).

    Persamaan diatas memperlihatkan bahwa Q berbanding terbalik dengan

    viskositas cairan. Makin besar viskositas, hambatan aliran juga semakin besar

    sehingga Q menjadi rendah. Kecepatan aliran volume juga sebanding dengan gradien

    tekanan P/l dan pangkat empat jari-jari pipa. Ini berarti bahwa jika r diperkecil

    sehingga menjadi setengahnya, maka akan dibutuhkan 16 kali lebih besar tekanan

    untuk memompa cairan lewat pipa pada kecepatan aliran volume semula.

    Hubungan yang paling menarik dari ketergantungan r 4 ini adalah aliran darah

    dalam tubuh manusia. Tubuh manusia mengendalikan aliran darah dengan pita-pita

    kecil otot yang mengelilingi arteri. Jika diameter pembuluh arteri berkurang,

    misalnya sebagai akibat arteriosclerosis (pengerasan arteri) dan tertumpuknya

    kolesterol, maka kecepatan aliran volume darah sangat berkurang sehingga akan

    menaikkan tekanan darah atau menambah regangan jantung untuk mempertahankan

    kecepatan aliran darah yang sama. Timbulnya penyakit darah tinggi merupakan

    indikasi bahwa jantung lebih keras dan kecepatan aliran darah diperkecil (Yazid,2005).

    Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika

    itu hanyalah untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di

    dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan, relatifnya bila fluida

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    7/24

    126

    126

    sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola atau apabila sebuah

    bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, garis-garis arusnya akan berbentuk suatu

    pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik

    permukaan bola menghadap ke arah alir datang tepat = tekanan titik lawan (Giancolli,

    2001).

    Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan tertentu dalam medium fluida

    kental, maka benda tersebut akan mengalami hambatan yang diakibatkan oleh gaya

    gesekan fluida. Gaya gesek tersebut sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda

    terhadap medium dan viskositasnya.

    Besarnya gaya gesekan fluida telah dirumuskan sebelumnya sebagai :

    atau:

    dimana k adalah koefisien yang besarnya bergantung bentuk geometrik benda. Dari

    hasil percobaan, untuk benda berbentuk bola dengan jari- jari r diperoleh k = 6r.

    Dengan memasukkan nilai k diperoleh:

    Persamaan ini dinyatakan pertama kali oleh Sir George Stokes (1845), yang

    kemudian dikenal dengan hukum Stokes. Bila gaya F diterapkan pada partikel

    berbentuk bola dalam larutan, maka Stokes menunjukkan bahwa untuk aliran lamiran

    berlaku:

    dimana F adalah koefisien gesek dari partikel (Yazid, 2005).

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    8/24

    127

    127

    BAB 3

    METODOLOGI PERCOBAAN3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Alat

    - Termometer

    - Piknometer

    - Stopwatch

    - Viskosimeter Ostwald

    - Beaker glass

    - Neraca analitik

    - Bulb atau alat pemompa

    3.1.2 Bahan

    - Bensin

    - Aquades

    - Alkohol 95%

    - Minyak goreng- Tissue

    3.2 Prosedur Percobaan

    3.2.1 Pengukuran Densitas

    3.2.1.1 Aquades

    - Ditimbang piknometer kosong.

    - Dimasukkan aquades ke dalam piknometer.

    - Ditutup piknometer dan jangan sampai ada gelembung.

    - Ditimbang kembali piknometer dengan aquades.

    - Dihitung densitasnya.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    9/24

    128

    128

    3.2.1.2 Etanol

    - Ditimbang piknometer kosong.

    - Dimasukkan etanol ke dalam piknometer.

    - Ditutup piknometer dan jangan sampai ada gelembung.

    - Ditimbang kembali piknometer dengan etanol.

    - Dihitung densitasnya.

    3.2.1.3 Bensin

    - Ditimbang piknometer kosong.

    - Dimasukkan bensin ke dalam piknometer.

    - Ditutup piknometer dan jangan sampai ada gelembung.- Ditimbang kembali piknometer dengan bensin.

    - Dihitung densitasnya.

    3.2.1.4 Minyak Goreng

    - Ditimbang piknometer kosong.

    - Dimasukkan minyak goreng ke dalam piknometer.

    - Ditutup piknometer dan jangan sampai ada gelembung.

    - Ditimbang kembali piknometer dengan minyak goreng.

    - Dihitung densitasnya.

    3.2.2 Pengukuran Viskositas

    3.2.2.1 Aquades

    - Dimasukkan aquades ke dalam viskosimeter Ostwald.

    - Dipompa cairan hingga melewati batas atas.

    - Diukur waktu yang diperlukan untuk melewati batas atas dan batas

    bawah.

    - Dicatat waktunya.

    3.2.2.2 Etanol

    - Dimasukkan etanol ke dalam viskosimeter Ostwald.

    - Dipompa cairan hingga melewati batas atas.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    10/24

    129

    129

    - Diukur waktu yang diperlukan untuk melewati batas atas dan batas

    bawah.

    - Dicatat waktunya.

    3.2.2.3 Bensin

    - Dimasukkan bensin ke dalam viskosimeter Ostwald.

    - Dipompa cairan hingga melewati batas atas.

    - Diukur waktu yang diperlukan untuk melewati batas atas dan batas

    bawah.

    - Dicatat waktunya.

    3.2.2.4 Minyak Goreng- Dimasukkan minyak goreng ke dalam viskosimeter Ostwald.

    - Dipompa cairan hingga melewati batas atas.

    - Diukur waktu yang diperlukan untuk melewati batas atas dan batas

    bawah.

    - Dicatat waktunya.

    3.2.3 Pengukuran Suhu

    3.2.3.1 Aquades

    - Dinormalkan suhu termometer.

    - Dimasukkan termometer ke dalam larutan aquades.

    - Dicatat suhunya.

    3.2.3.2 Etanol

    - Dinormalkan suhu termometer.

    - Dimasukkan termometer ke dalam larutan etanol.

    - Dicatat suhunya.

    3.2.3.3 Bensin

    - Dinormalkan suhu termometer.

    - Dimasukkan termometer ke dalam larutan bensin.

    - Dicatat suhunya.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    11/24

    130

    130

    3.2.3.4 Minyak Goreng

    - Dinormalkan suhu termometer.

    - Dimasukkan termometer ke dalam larutan minyak goreng.

    - Dicatat suhunya.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    12/24

    131

    131

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Tabel Pengamatan

    4.1.1 Tabel Pengukuran Densitas

    4.1.2 Tabel Pengukuran Viskositas

    4.2 Perhitungan

    4.2.1 Densitas

    4.2.1.1 Aquadest

    ( )

    No. Zat Cair Massa Piknometer + Zat Cair Massa Zat Cair

    1. Bensin 23,00 7,5

    2. Aquades 25,64 10,14

    3. Etanol 23,77 8,27

    4. Minyak Goreng 24,72 9,22

    Zat CairWaktu (s) Temperatur

    (oC)t1 t2 t3

    Bensin 1 1 1 1 29

    Aquades 4 2 1 2,3 29

    Etanol 2 2 2 2 29

    Minyak Goreng 41 45 41 42,3 28

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    13/24

    132

    132

    4.2.1.2 Alkohol

    ( )

    4.2.1.3 Bensin

    ( )

    4.2.1.4 Minyak Goreng

    ( )

    4.2.2 Pengukuran Secara Teori

    ( )

    ( )

    ( )

    ( )

    T1 = 29C

    T3 = 29C

    T3 = 29C

    T4 = 28C

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    14/24

    133

    133

    4.2.2.1 Aquades

    4.2.2.2 Etanol

    4.2.2.3 Bensin

    4.2.2.4 Minyak Goreng

    4.2.3 Pengukuran Viskositas Secara Praktek

    4.2.3.1 Etanol

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    15/24

    134

    134

    4.2.3.2 Bensin

    4.2.3.3 Minyak Goreng

    4.2.4 rata-rata

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    16/24

    135

    135

    4.3 Pembahasan

    Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan ataufluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan

    untuk mengalir. Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antara

    bagian-bagian atau lapisan-lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain.

    Densitas atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume

    benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa

    setiap volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan

    memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki

    massa jenis lebih rendah.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:

    - Tekanan

    Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak

    dipengaruhi oleh tekanan.

    - Temperatur

    Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik

    dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya

    memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi

    antar molekul melemah. Dengan demikian, viskositas cairan akan turun dengan

    kenaikan temperatur.

    - Kehadiran zat lain

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    17/24

    136

    136

    Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan

    seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin

    adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin

    maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.

    - Ukuran dan berat molekul

    Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat,

    larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi serta laju aliran

    lambat sehingga viskositas juga tinggi.

    - Berat molekul

    Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.- Kekuatan antar molekul

    Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus

    OH pada trigeliseridanya naik pada keadaan yang sama.

    Suatu fluida tidak kental bisa mengalir melalui pipa yang bertingkat tanpa

    adanya gaya yang diberikan. Pada fluida kental (viskos) diperlukan perbedaan

    tekanan antara ujung-ujung pipa untuk menjaga kesinambungan aliran, apakah air

    atau oil pada pipa atau darah pada sistem sirkulasi manusia. Banyaknya cairan yang

    mengalir per satuan waktu melalui penampang melintang berbentuk silinder berjari-

    jari r, yang panjangnya l, s elain ditentukan oleh beda tekanan (P) pada kedua ujung

    yang memberikan gaya pengaliran juga ditentukan oleh viskositas cairan dan luas

    penampang pipa. Hubungan tersebut dirumuskan oleh Poiseuille yang dikenal dengan

    hukum Poiseuille sebagai:

    ( ) atau

    ( )

    dengan Q adalah kecepatan aliran volume (volume cairan v yang melewati pipa persatuan waktu t dinyatakan dalam satuan SI m 3/s).

    Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

    - Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    18/24

    137

    137

    - Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil

    viskositas minyak goreng).

    - Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir ke rumah-rumah kita.

    - Tingkat kekentalan oli pelumas.

    Sifat fisik dari aquades:

    - Tidak berwarna

    - Tidak berbau

    - Tidak berasa

    - Mempunyai rumus molekul H 2O

    - Mempunyai massa molar 18,0153 gr/mol- Titik lebur 0C

    - Titik didih 100C

    - Kalor jenis 4184 J/Kg.K

    Sifat kimia dari aquades:

    - Bersifat polar

    - Pelarut universal

    - Memiliki sejumlah momen dipol

    - Memiliki sifat adhesi dan kohesi

    - Memiliki tegangan permukaan yang besar

    Sifat fisik dari bensin:

    - Cairan bening agak kekuning-kuningan

    - Titik didih kurang dari 80C

    Sifat kimia dari bensin:

    - Mudah menguap

    - Mudah terbakar

    - Dapat digunakan sebagai pelarut

    - Tersusun dari hidrokarbon alifatik

    Sifat fisik dari etanol:

    - Rumus molekul C 2H5OH

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    19/24

    138

    138

    - Massa molar 46,07 gr/mol

    - Cairan tak berwarna

    - Densitas 0,789 gr/cm3

    - Titik lebur -114,3

    - Titik didih 78,4

    - Mudah menguap dengan aroma yang khas

    Sifat kimia dari etanol:

    - Merupakan alkohol primer

    - Sedikit basa

    - Bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan etil halida- Reaksi dengan HCl memerlukan katalis seperti seng klorida

    - Bereaksi dengan asam karboksilat dan menghasilkan senyawa etil eter dan air

    - Dapat dioksidasi menjadi asetaldehid kemudian menjadi asam asetat

    Sifat fisik dari minyak goreng:

    - Warna kekuningan

    - Tidak larut dalam air kecuali minyak jarak

    - Sedikit larut dalam alkohol, etil eter dan pelarut halogen

    - Tidak mencair dengan tepat pada suatu nilai temperatur tertentu

    - Titik didih akan semakin meningkat dengan bertambah panjangnya rantai karbon

    asam lemak tersebut

    - Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran minyak dengan

    pelarut lemak

    Sifat kimia dari minyak goreng:

    - Dalam reaksi hidrolisa minyak goreng akan diubah menjadi asam lemak bebas

    dan gliserol.

    - Proses oksidasi akan mengakibatkan bau tengik pada minyak dan lemak.

    - Proses hidrogenasi bertujuan untuk menumbuhkan ikatan rangkap dari rantai

    karbon asam lemak pada minyak.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    20/24

    139

    139

    Pada percobaan kali ini akan dilakukan mengenai pengukuran viskositas

    beberapa zat cair dengan menggunakan aquades, bensin, etanol, dan minyak goreng.

    Pertama dilakukan pengukuran densitas dengan menimbang piknometer dan

    didapatkan beratnya sebesar 15,5 gr. Kemudian ditimbang piknometer kosong

    tersebut dengan aquades didapatkan hasilnya sebesar 25,64 gr, sehingga massa

    aquadesnya sebesar 10,14 gr, maka dihasilkan densitasnya sebesar 0,75 gr/ml. Setelah

    itu, ditimbang piknometer kosong tersebut dengan bensin didapatkan hasilnya sebesar

    23,00 gr, sehingga massa bensinnya didapatkan sebesar 7,5 gr, maka dihasilkan

    densitasnya sebesar 0,827 gr/ml. Setelah itu, ditimbang piknometer kosong tersebut

    dengan etanol didapatkan hasilnya sebesar 23,77 gr, sehingga massa etanolnyasebesar 8,27 gr, maka dihasilkan densitasnya sebesar 1,014 gr/ml. Yang terakhir,

    ditimbang piknometer kosong tersebut dengan minyak goreng didapatkan hasilnya

    sebesar 24,72 gr, sehingga massa minyak gorengnya sebesar 9,22 gr, maka dihasilkan

    densitasnya sebesar 0,922 gr/ml.

    Kedua, dilakukan pengukuran viskositas secara teori dengan menggunakan

    aquades, bensin, etanol dan minyak goreng. Nilai viskositas secara teori untuk

    aquades sebesar 0,0080 P, untuk bensin sebesar 0,0056 P, untuk etanol sebesar

    0,0100 P dan untuk minyak goreng sebesar 0,0165 P. Kemudian diukur suhu awal

    aquades sebesar 29C, suhu awal bensin sebesar 29C, suhu awal etanol sebesar 29C

    dan suhu awal minyak goreng sebesar 28C. Selanjutnya, dibuktikan nilai viskositas

    secara teori tersebut dengan perhitungan maka didapatkan nilai viskositas aquades

    sebesar 0,0080 Poise, nilai viskositas bensin sebesar 0,0056 Poise, nilai viskositas

    etanol sebesar 0,0100 Poise dan nilai viskositas minyak goreng sebesar 0,0159 Poise.

    Maka disimpulkan bahwa minyak goreng yang tidak sesuai karena mungkin saja

    karena faktor suhu.

    Ketiga, dilakukan pengukuran viskositas secara praktek dengan menggunakan

    bensin, etanol dan minyak goreng. Didapatkan nilai viskositas bensin secara praktek

    yaitu 0,00618 Poise, nilai viskositas etanol secara praktek yaitu 0,010816 Poise dan

    nilai viskositas minyak goreng secara praktek yaitu 0,0189 Poise.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    21/24

    140

    140

    Keempat, diukur waktu rata-rata aquades, bensin, etanol dan minyak goreng.

    Waktu rata-rata aquades sebesar 2,3 s, waktu rata-rata bensin sebesar 1 s, waktu rata-

    rata etanol sebesar 2 s dan waktu rata-rata minyak goreng sebesar 42,3 s.

    Fungsi perlakuan pada percobaan ini yaitu:

    - Membersihkan viskosimeter Ostwald dan piknometer menggunakan etanol karena

    etanol bersifat semipolar sehingga dapat melarutkan sampel-sampel yang bersifat

    polar dan nonpolar.

    - Sebelum dilakukan percobaan sampel dikategorikan berdasarkan sifat

    kepolarannya agar dapat mempermudah saat praktikum berlangsung.

    Faktor kesalahan pada percobaan ini yaitu:- Ketidaktelitian ketika melakukan pengukuran suhu.

    - Kurang teliti ketika melakukan perhitungan waktu dan melihat tetesan terakhir

    pada viskosimeter Ostwald.

    - Kurang bersih ketika mencuci piknometer dan viskosimeter Ostwald.

    - Kurang teliti ketika melakukan penimbangan.

    Fungsi reagen pada percobaan ini yaitu:

    - Bensin berfungsi sebagai sampel yang bersifat nonpolar.

    - Aquades berfungsi sebagai sampel yang bersifat polar.

    - Minyak goreng berfungsi sebagai sampel yang bersifat nonpolar.

    - Etanol berfungsi sebagai sampel yang bersifat semipolar.

    Prinsip percobaan ini yaitu:

    Densitas berdasarkan pengukuran massa jenis suatu larutan yang diukur dengan

    menggunakan alat piknometer. Viskositas berdasarkan pengukuran viskositas zat cair

    dimana diukur waktu yang dibutuhkan sejumlah zat cair untuk mengalir melalui pipa

    kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat zat cair itu sendiri. Aquades, bensin

    dan etanol mengalir lebih cepat daripada minyak goreng karena minyak goreng

    memiliki viskositas yang besar dibandingkan dengan air, bensin dan etanol.

    Sifat kepolaran bahan yang digunakan yaitu:

    - Aquades bersifat polar.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    22/24

    141

    141

    - Etanol bersifat semipolar.

    - Bensin bersifat nonpolar.

    - Minyak goreng bersifat nonpolar.

    Sehingga kekuatan yang paling besar menurut kepolarannya yaitu aquades > etanol >

    minyak goreng > bensin. Minyak goreng dan bensin meskipun sama-sama bersifat

    nonpolar tetapi lebih besar minyak goreng karena rantai karbon minyak goreng lebih

    banyak atau lebih panjang.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    23/24

    142

    142

    BAB 5

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    - Nilai densitas dari aquades, bensin, alkohol dan minyak goreng berturut-turut

    yaitu sebesar 0,75 gr/ml, 0,827 gr/ml, 1,014 gr/ml dan 0,922 gr/ml.

    - Nilai viskositas secara praktek dari bensin, alkohol dan minyak goreng

    berturut-turut yaitu sebesar 0,00618 P, 0,010816 P dan 0,0189P.

    - Nilai viskositas secara teori dari aquades, bensin, alkohol dan minyak goreng

    berturut-turut yaitu sebesar 0,0080 P, 0,0056 P, 0,0100 P dan 0,0165 P.

    5.2 Saran

    Pada percobaan selanjutnya mengenai viskositas dapat juga dicoba dengan

    menggunakan air sabun sehingga dapat mengetahui perbedaan viskositasnya.

  • 7/22/2019 7.Pengukuran Viskositas Zat Cair

    24/24

    143

    143

    DAFTAR PUSTAKA

    Atkins. 1999. Kimia Fisika Jilid II . Jakarta: Erlangga.

    Dogra, S. 1990. Kimia Fisika . Jakarta: UI.

    Giancolli, D.C. 2001. Fisika Jilid 1 . Jakarta: Erlangga.

    Sukardjo. 1997. Kimia Fisika . Yogyakarta: Rineka Cipta.

    Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis . Yogyakarta: Andi.