127754527 kerja pelat cipta copy

Post on 19-Oct-2015

69 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

kerja pelat

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan dasar dalam pembentukan logam

    lembaran, dimana pekerjaan tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-

    hari, untuk itu diharapkan kepada masyarakat maupun mahasiswa khususnya

    teknik mesin agar dapat mempelajari dan menguasai teknik kerja pelat, dan

    mempraktekan langsung kerja pelat yang nantinya akan terjun langsung ke dunia

    kerja.

    Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan

    baik, untuk itu diharapkan dalam laporan ini semua pihak dapat mengenal lebih

    jauh apa saja yang dilakukan dalam pekerjaan teknik kerja pelat, serta dapat

    mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan baik peralatan yang manual maupun

    mesin

    Masyarakat maupun mahasiswa dapat mengembangkan suatu usaha

    produksi yang didalamnya merupakan pekerjaan kerja pelat sehingga dapat

    membantu perekonomian dari usaha tersebut dan dapat menghasilkan suatu

    produk yang baru serta dapat dipergunakan dan mengurangi tingkat

    pengangguran.

    1.2 Tujuan

    1. Mahasiswa dapat menambah keterampilan sehingga teknik kerja

    pelat tersebut biasa dilakukan .

    2. Mahasiswa dapat lebih mengenal alat-alat yang digunakan dalam

    teknik kerja pelat.

    3. Mahasiswa dapat mengerti cara-cara proses pembentukan logam.

    4. Mahasiswa dapat mempraktekan teknik kerja pelat dalam

    kehidupan sehari-hari.

    5. Mahasiswa dapat mengembangkan potensi dalam dirinya

    1

  • 2

    1.3 Manfaat

    1. Menambah pengetahuan dalam bidang teknik

    2. Mahasiswa dapat meningkatkan disiplin dalam pratikum kerja

    pelat.

    3. Mahasiswa bisa memperkenalkan apa saja yang dilakukan dalam

    teknik kerja pelat kepada pihak lain.

    4. Meningkatkan semangat kerja yang baik sehingga menjadi panutan

    dari pihak lain

    1.4 Sistematika Penulisan

    Bab I Pendahuluan

    Bab ini berisikan penjelasan tentang latar belakang, manfaat,

    tujuan dari teknik kerja pelat dan menjelaskan sistematika

    penulisan.

    Bab II Teori Dasar

    Bab ini berisikan tentang tinjauan teori dasar teknik kerja pelat

    Bab III Alat dan bahan

    Bab ini menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan selama

    pratikum berlangsung

    Bab IV Prosedur kerja

    Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah kerja mulai dari

    prosedur umum sampai langkag kerja mulai dari tahap awal

    pratikum sampai akhir pratikum.

    Bab V Pembahasan

    Bab ini menjelaskan tentang perencanaan dan perhitungan benda

    kerja dimana perencanaan tersebut sanagat diperlukan sebelum

    melanjutkan langkah kerja serta analisis termasuk didalamnya.

    Bab VI Kesimpulan dan saran

    Bab ini menjelaskan kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum

    serta kritik dan saran yang ditujukan kepada penulis sehingga dapat

    melanjutkan pratikum berikutnya jadi lebih baik.

  • 3

    BAB II

    TEORI DASAR

    2.1 Pengertian

    Kerja pelat adalah pekerjaan membentuk dan menymbung logam lembaran

    sehingga sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan dilakukan.

    Gambar 2.1 Bentuk Pekerjaan Teknik Kerja Pelat

    2.2 Tempat Kerja

    Tempat kerja merupakan ruangan tempat memulai pekerjaan yang

    mempunyai syarat-syarat terpenting seperti memiliki penerangan yang

    baik,sirkulasi udara dan kebersihan.

    2.2.1 Sarana Tempat Kerja

    Sarana yang baik diantaranya, kebersihan lantai, ruang dinding, dan alat-

    alat yang memadai. sehingga menambah gairah kerja, menjamin produktivitas

    serta menjamin keselamatan.

    3

  • 4

    Gambar 2.2 Sarana Tempat Kerja

    2.2.2 Sarana Perkakas

    Sarana perkakas pengaturan alat-alat yang presisi dan yang kasar sehingga

    alat-alat tersebut akan kelihatan rapi dan mudah dalam pemeriksaan.

    Gambar 2.3 Sarana Perkakas

    2.3 Melukis

    Melukis merupakan langkah awal untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya

    dan melukis dapat dilakukan apabila bahan benda kerja sudah mempunyai

    minimal dua bidang dasar

  • 5

    Gambar 2.4 Cara Melukis

    2.3.1 Teknik Melukis

    Pada saat melukis garis lurus yang sejajar dan tegak lurus terhadap bidang

    dasar penggaris baja dan penggores dapat digunakan.penggores yang digunakan

    harus tajam dimana teknik penggoresannya dimiringkan 30 terhadap bidang

    penggaris dan 60 kearah tarikan

    Gambar 2.5 Teknik Penggoresan

    Penggores memerlukan bantuan penyikubevel ketegaklurusan dan

    kesejajaran goresan akan lebih baik.Goresan hasil lukisan yang baik

    perpotongannya dibuat tepat atau sedikit dilebihkan

  • 6

    Gambar 2.6 KetegakLurusan Goresan

    Gambar 2.7 Goresan Yang Baik

    Pada saat menggores, untuk menghubungkan dua buah titik harus

    dilakukan dengan cara (seperti) terlihat pada gambar

    Gambar 2.8 Posisi Menggores

  • 7

    2.3.2 Alat Yang Digunakan

    1.Penitik

    2.Penggores

    3. Mistar baja

    4. Penyiku

    2.4 Logam-Logam Lembaran.

    1. Pelat timah (tinplate).

    Pelat timah dibuat dari baja lembaran tipis yang dilapisi dengan lapisan

    pelindung dari bahan timah yang tahan karat. Pelat timah dibuat dengan jalan

    pencelupan panas, yaitu dengan jalan mencelupkan lembaran-lembaran kedalam

    bak yang berisi timah cair, lalu dirol untuk menghilangkan kelebihan timah dan

    meratakan pelapisan. Metode ini sekarang sudah diperbaiki dipenggilingan timah,

    tetapi pencelupan timah tetap digunakan untuk pelapisan barang-barang seperti

    panic bergagang dari tembaga, sekarang ini pelat timah dibuat dengan jalan

    pelapisan secara elektro (electro-deposition). Ini adalah suatu proses yang sangat

    ekonomis yang merupakan logam panas.

    2. Kaleng Yang Mengandung Timbel (terneplate).

    Jenis ini dibuat dengan pencelupan panas baja lembaran dalam suatu

    cairan paduan timah dan timbel yang harganya lebih murah.

    3. Besi Lembaran.

    Istilah besi lembaran sudah umum digunakan padahal nyatanya adalah

    baja dengan kandungan karbon yang sangat rendah. Besi lembaran tersedia berupa

    lembaran hitam atau dengan permukaan mengkilat. Lembaran yang digalvanisir

    dibuat dengan pencelupan panas dalam seng cair. Galvanising umumnya

    digunakan pada barang-barang yang dibuat dipabrik,seperti tangki-tangki

    penyimpanan air atau ember-ember air.

    2.5 Gunting

    Menggunting adalah pemotongan benda kerja yang memiliki sudut baji

    dan sisi potong lengkung sehingga selalu membentuk sudut 12 pada saat

  • 8

    guntindioperasikan. pada langkah pemotongan , gunting yang digunakan harus

    sesuai dengan bentuk bidang yang akan digunting

    Gambar 2.9 Jenis-Jenis Gunting

    Gambar 2.10 Membentuk 12 0

    2.5.1 Jenis-Jenis Gunting

    1. Gunting lurus adalah gunting yang digunakan untuk menggunting

    bidang lurus

  • 9

    Gambart 2.11 Gunting Lurus

    2. Gunting lengkung adalah gunting yang digunakan untuk menggunting

    bidang-bidang yang lengkung maupun melingkar.

    Gambar 2.12 Gunting Lengkung

    3. Gunting Tuas/Gunting Bangku adalah Gunting tuas merupakan alat

    memotong pelat yang agak tebal(apbila tidak dapat digunting dengan

    gunting gunting tangan.

    Gambar 2.13 Gunting Tuas

  • 10

    4. Gunting mesin yaitu untuk menggunting bidang lurus tembus,

    khususnya pelat lebar/panjang.

    Gambar 2.14 Gunting Mesin

    Apabila menggunting/memotong pelat pada bagian tengah benda kerja

    digunakan pahat ceper/potong.

    Gambar 2.15 Memotong Pelat Dengan Pahat Ceper

    Proses pengeboran yang dapat dilkukan dengan mesin bir tangan unutk

    benda kerja yang tidak mungkin dijepit

    2.5.2 Teknik Menggunting

    Teknik menggunting terlebih dahulu tandai pelat dengan penggores,

    gunting yang digunakan untuk bidang lurus yaitu gunting lurus. gunting yang

    digunakan untuk menggunting bidang-bidang yang lengkung maupun melingkar

    gunting lengkung

  • 11

    pada saat memulai menggunting, gunting yang digunakan harus sesuai

    dengan bentuk bidang yang akan digunting, apabila akan menggunting pelat

    bagian tengah benda kerja digunakan pahat ceper.

    2.6 Palu

    Palu merupakan alat perkakas yang membantu pekerjaan untuk meratakan

    permukaan benda kerja yang biasa terbuat dari bahan besi, kayu, atau karet

    2.6.1 Jenis-jenis palu

    1. Palu rata

    Palu rata sesuai dengan namanya yaitu untuk meratakan

    permukaan .

    Gambar 2.16 Palu Rata

    2. Palu Pena Kepala

    Palu pena kepala bulat digunakan untuk meregang/menipiskan

    atau melebarkan logam dengan jalan dipukul, atau membentuk kepala

    paku keling.

  • 12

    Gambar 2.17 Palu Pena Kepala Bulat

    3. Palu Pena Kepala Lurus

    Palu tersebut mempunyai bentuk kepala searah dengan tangkai,

    palu ini digunakan untuk merapatkan tepi atau lapisan lipatan.

    Gambar 2.18 Palu Pena Kepala Lurus

    4. Palu Regang

    Palu tersebut digunakan khusus untuk meregangkan, misalnya

    pada pengerjaan menekuk tepi dari benda-benda pekerjaan yang

    berbentuk silinder, kerucut dsb.

  • 13

    Gambar 2.19 Palu Regang

    5. Palu Lunak (Mallet)

    Palu lunak tersebut berbahan seperti : kayu, karet, plastik, kulit

    atau tembaga.Biasanya digunakan untuk pemukulan bagian yang tidak

    boleh cacat.

    Gambar 2.15 Palu lunak (mallet)

    Gambar 2.20 Palu Lunak

    6. Palu Kepala Bulat

    Palu kepala bulat hampir sama dengan palu pena kepala bulat

    yakni untuk meregangkan pelat hingga berbentuk cekung.

  • 14

    Gambar 2.21 Palu kepala bulat

    2.7 Tekuk Dan Sambungan

    2.7.1 Teknik Menekuk

    Proses penekukan dapat dilakukan dengan alat penjepit ragu klem

    khusus.Panekukan bagian samping kotak diproses dengan bantuan balok kayu

    yang keras dan palu lunak .

    Gambar 2.22 Proses Penekukan

    Penekukan bagian samping kotak diproses dengan bantuan balok kayu

    yang keras dan palu lunak

  • 15

    Gambar 2.23 Penekukan Bagian Samping

    Pembentukan pinggiran yang akan diberi kawat, dimulai dengan

    menggunakan paron pembengkok, kemudian lakukan pemukulan selanjutnya

    sehingga lipatannya bertambah

    Gambar 2.24 Pembentukan pinggiran

    Kemudian lakukan pemukulan pemukulan selanjutnya sehingga lipatannya

    bertambah.

    Gambar 2.25 Pemukulan

  • 16

    Kawat penguat ditekuk dan sambungannya ditempatkanjarak dari sudut

    kotak, lalu diatur letaknya

    Gambar 2.26 Kawat Penguat

    Pelat tersebut dipukul kembali dengan palu lunak hingga menutup kawat

    penguat

    Gambar 2.27 Peutupan Kawat

    Proses merapikan liupatan penguat sisi dilakukan dengan menggunakan

    palu peliipat (planing).

  • 17

    Gambar 2.28 Proses Merapikan

    Penekukan atau pelengkungan lurus pelat yang panjang menggunakan

    mesin penekuk yang dilengkapi batang profil panjang.

    Gambar 2.29 Mesin Penekuk

    Ada 3 bagian utama mesin ini adalah meja (dagu bawah), penjepit atas

    (dagu atas), penekuk yang dapat disetel dan diayunkan

    Gambar 2.30 Bagian Utama Mesin Penekuk

  • 18

    Pelat yang akan ditekuk dijepit pada meja dagu atas dan penyetelan dagu

    penekuk disesuaikan dengan ketajaman hasil tekukan yang diinginkan

    Gambar 2.31 Penyetelan Dagu atas

    Sedangkan sudut tekukan diatur oleh besar kecilnya ayunan

    Gambar 2.32 Sudut Tekukan

    Mesin lipat digunakan untuk segala keperluan, melipat dan

    menekuk.Mesin ini dilengkapi dengan sepatu-sepatu tekuk. Sepau tekuk dipasang

    pada dagu atas, dan diikat dengan baut.

  • 19

    Gambar 2.33 Sepatu Tekuk Pada Mesin Penekuk

    Sepatu tekuk dipasang pada dagu atas, dan diikat dengan baut.

    Gambar 2.34 Kedudukan Sepatu Tekuk

    Sepatu-sepatu tersebut dapat dipasang kombinasi satu sama lain, hingga

    dapat menekuk dan melipat sesuai dengan ukuran-ukuran yang diperlukan.

    Gambar 2.35 Sepatu tekuk diatur maju mundur

    Sepatu tekuk dapat diatur maju mundur dengan cara memutar mur

    mengatur yang terdapat dibagian belakang mesin.

  • 20

    Gambar 2.36 Sepatu Tekuk Dapat Maju-Mundur

    Penjepitan pelat yang akan ditekuk diatur sesuai goresan, lalu handel

    pengencang ditarik kedepan. Langkah penekukan dilakukan dengan mengayunkan

    handel bawah.

    Gambar 2.37 Cara penekukan pelat.

    Kemudian langkah penekukan dilakukan denganmengayunkan handel

    bawah

  • 21

    Gambar 2.38 Mengayunkan handel

    2.7.2 Teknik menyambung

    Sambungan sambungan pada pekerjaan pelat dapat dikerjaan dengan

    berbagai cara:

    a. Dengan sekrup

    b. Dengan lipatan

    c. Dengan paku keling

    d. Dengan pateri

    Gambar 2.39 Sambungan-sambungan pada pekerjaan pelat

    Sambungan semacam ini, tidak dipakai konstruksi untuk saluran-saluran

    air seperti talang, corong-corong pipa pembuang, dll.

  • 22

    Gambar 2.40 Bentuk sambungan

    Membuat lipatan untuk sambungan lipat, dapat dilaksanakan dengan

    tangan (pakai palu, landasan ) atau dengan mesin lipat, sedangkan selanjutnya

    diselesaikan di atas landasaan.

    Gambar 2.41 Membuat lipatan untuk sambungan lipat

    Bentuk dari sambungan lipat pada umumnya dipakai dua macam

    Antara lain:

    e. Lipatan tunggal

    f. Lipatan ganda

  • 23

    Gambar 2.42 Bentuk lipatan

    Pelat yang telah rapat, dikaitkan satu sama lain hingga rapat dan

    lurus.Sambungan diselesaikan dengan alat pembentuk sambungan (kampuh).

    Gambar2.43 Kampuh

    Menyambung dengan paku keeling lebar batas goresan kampuh

    sambungan dengan diperhitungkan dengan jarak 3x paku keeling yang akan

    digungakan.Goresan berikutnya jarak 1 x paku keeling hingga menghasilkan

    titik sumbu.dengan mistar dan penggores, tanda garis sumbu untuk lubang paku

    keeling yang pertama, dengan jarak 3 x psku keeling.

  • 24

    Gambar 2.44 Contoh garis sumbu

    Untuk mendapatkan titik-titik pusat paku keeling, jangka tusuk digoreskan

    sejauh jarak tusuk paku keeling.

    Gambar 2.45 Untuk mendapatkan titik-titik pusat paku keling

    Biala jarak paku keling yang terakhir dari tepi plat kurang tepat, misalnya

    lebih tebal dari setengah jarak tusuk maka: Pakailah paku keling tambahan atau

    pembesar jarakl tusuk tiap-tiap paku keling.

  • 25

    Gambar 2.46 Paku keling tambahan

    Titik pusat ditandai dengan penitik, agar memudahkan pengeboran

    Gambar 2.47 Penitik

    Proses pemboran dapat dilakukan pada mesin bor meja atau dengan diberi

    alas kayu.Diameter mata bor yang digunakan harus sesuai dan dilakukan pada

    pelat pertama

  • 26

    Gambar 2.48 Bentuk bor meja dan diameter mata bor

    Diameter mata bor yang digunakan harus sesuai dan lakukan pada pelat

    pertam

    Gambar 2.49 Diameter mata bor

    Sambungan pateri digunakan terutama untuk mencegah kebocoran dan

    sambungan sambungan tumpang pada benda yang tidak memerlukan kekuatan

    tarik.Mematri menggunakan solder lunak maupun solder keras.

  • 27

    Gambar 2.50 Bentuk sambungan pateri

    Alat pateri dipanaskan, hingga temperature kurang lebih 350 c.Ujung alat

    pateri disentuhkan pada timah hingga meleleh dan menempel.Dengan

    menempelkan ujung alat pateri pada bagian yang akan disambung, kemudian tarik

    arah mundur atau maju.Selama proses penyolderan hendaknya ditekan dengan

    kayu sehingga sambungan betul-betul rapat.

    Gambar 2.51 Cara penyolderan

    Menyambung yang panjang, sebelumnya dipateri terlebih dahulu pada

    jarak tertentu.Ujung solder baiknya runcing dan panas agar timah lebih cepat

    meleleh

  • 28

    Gambar 2.52 Ujung mata solder

    Dalam pekerjaan kerja pelat kita dapat membuat beberapa alat-alat seperti:

    1. Pembuatan cangkir.

    2. Pembuatan mangkok

    3. Pembuatan gelas

    4. Pembuatan talang air dsb

    2.8 Landasan

    Landasan memiliki beberapa macam yang mana memiliki bentuk dan fungsi

    yang berbeda

    Pada pembuatan mangkok ada beberapa hal yang dikerjakan:

    Pencekungan

    1. Proses pencekungan diawali dengan pemukulan pada bagian sisi

    sekeliling pelat logam yang akan dibentuk

    2. Titik pemukulan pada langkah berikutnya dilakukan agak ketengah

    dengan titik kontak yang selalu tepat daerah tepi.

    3. Diperhatikan bahwa titik pemukulan digeser maju dari titik kontak

    pemukulan mengikuti bentuk cetakan

    4. Pencekungan berikutnya mulai dari tepi lagi (setelah )di annealing

  • 29

    Gambar 2.53 Pembuatan mangkok

    Pada pembuatan piring ada beberapa hal yang dikerjakan:

    Pembenaman (sinking)

    1. Prosesnya, dua buah paku kecil dipakai sebagai pengarah supaya

    pembeneman sejajar dengan pinggirannya.

    2. Dengan memegang kuat bahan yang akan dibentuk, kemudian dipukul

    pelan-pelan dengan palutray dan blocking , tepat pada di bagian

    dalam garis, secara berkeliling

    3. Distorsi pinggirannya terjadi secara cepat dan hal ini bisa diperbaiki

    dengan balok kayu.

    4. benda kerja diselesaikan dengan perataan setelah annealing,

    pengasaman (pickling) dan pembersihan.

    Gambar 2.54 Proses pembenaman pada piring

    Pada pembuatan Jambang lejher sempit ada beberapa hal yang dikerjakan:

    A. Peninggian

  • 30

    1. Peninggian dengan palu kayu biasanya digunakan untuk pembuatan

    bentuk-bentuk mangkok dangkal, diatas sebuah paron yang ujungnya

    bulat dan palu yang berbentuk baji.

    2. Setelah persiapan , pemukulan dimulai dari lingkaran dasar dan bagian

    luar berupa lingkaran pengarah konsentris dengan jarak antara kira-

    kira 12 mm

    3. Kepingan tersebut diputar perlahan sesuai dengan ayunan pemukulan

    dari kayu yang berbentuk baji

    4. Selanjutnya mangkok bisa dibalikan pada pada paron

    5. Pada proses peninggian, lingkaran dasar harus selalu kontak dengan

    sudut paron peninggi, selama pemukulan kepingan dipegang pada

    sudut 30 dan diputar dengan perlahan-lahan

    6. Peninggian dari sisi tegak membutuhkan keterapilam khusus, sebab

    pemukulan yang berlebihan sekitar dasr akan terjadi pemuaiaan bukan

    penyusutan

    Gambar 2.55 Proses peninggian

    B. Peregangan

    1. Peregangan bagian dalam dengan menggunakan palu collet (leher).

    2. Peregangan bagian luar dilakukan pada tanduk paron

    Pengerutan meliputi pengecilan diameter dari suatu bentuk silinder dan

    bisa dibuat seperti terlihat padam gambar .

  • 31

    Gambar 2.56 Proses pengerutan

    Proses pengerutan dilakukan pada paron yang dibentuk sesuai dengan

    profil yang diinginkan.Pengerutan pada pinggiran harus digunakan paron

    berbentuk bundar

    Gambar 2.57 Bentuk paron yang dibentuk

    Proses pemukulan harus dilakukan secara bertahap, sehingga

    menimbulkan gelombang pada bagian pinggirannya .Pinggiran diselesaikan

    dengan cara pemukulan tegak terhadap bidangnya, dan menggunakan palu kayu

    yang bermuka rata.

  • 32

    Gambar 2.58 Pembentukan pinggiran

    C. Perataan (Planishing)

    Perataan dilakukan pada sekeping benda kerja yang sudah dibentuk

    dengan sinking (pembenaman), hollowing (pelekukan), atau raising

    (peninggian).

    Gambar 2.59 Proses perataan

    Tujuan perataan adalah untuk memperbaiki bentuk yang tidak teratur,

    mendekatkan butiran akibat regangan atau pelekukan dan memperkeras bagian

    terrentu.pada perataan bagian bawah pada alas mangkok dilakukan pada paron

    bundar.

  • 33

    Gambar 2.60 Proses perataan bagian bawah permukaan

    Perataan permukaan bagian cekung dilkukan pada paron tanduk

    konis.Perataan permukaan cembung bagian dalam dilakukan pada paron .Adapun

    bentuk bentuk paron sesuai dengan keperluan.

    Gambar 2.61 Bentuk-bentuk paron

    Pada proses terakhir perbaikan harus dilakukan agar bentuk pinggiran

    setelah ditandai dengan blok gores, kemudian digunting dan dihaluskan dengan

    amplas

    2.9 Kikir

    Kikir merupakan alat perkakas yang berfungsi untuk meratakan

    permukaan, dimana kikir tersebut terbuat dari baja karbon yang disepuh pada suhu

    800 C yang dinormalkan dengan larutan yang khusus.

  • 34

    Gambar 2.62 Kikir

    Adapun bentuk penampang kikir bermacam-macam

    Untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang tepat, cepat, dan permukaan

    yang rata sesuai dengan yang diharapkan, pemilihan kikir harus dilakukan dengan

    cermat. Berikut adalah jenis dan bentuk kikir yang biasanya digunakan didalam

    bengkel kerja bangku.

    1. Kikir picak

    Kikir untuk pengerjaan yang bersifat umum, guratan ganda, ukuran

    panjangnya 100 mm sampai 450 mm.

    2. Picak tirus

    Kikir ini badannya berbentuik persegi empat panjang dan ukuran

    lebarnya menirus sekitar sepertiga dari ujungnya. Tidak mempunyai

    tepi polos, kedua tepi digurat tunggal. Kikir ini digunakan untuk

    pekerjaan yang bersifat umum.

    3. Kikir kasar rata

    Guratan ganda atau tunggal. Satu tepi tidak digurat, yang disebut tepi

    polos, bermanfaat untuk mengikir pundak. Ukurannya 100 mm sampai

    500 mm.

    4. Bujur sangkar

  • 35

    Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat

    jalur, penyiku celah dan pundak bujur sangkar. Ukuran panjangnya

    100 mm sampai 500 mm.

    5. Segitiga

    Guratan ganda pada ketiga muka. Dipergunakan untuk sudut-sudut

    yang canggung dan sudut-sudut yang lebih kecil daripada 900. Ukuran

    panjangnya 100 mm sampai 300 mm.

    6. Bulat

    7. Guratan tunggal atau ganda dipergunakan untuk permukaan yang

    lengkung, dan meluaskan lobang. Ukuran panjangnya 100 mm sampai

    500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai kikir buntut tikus.

    8. Setengah bulat

    Guratan ganda, satu permukaan berbentuk cembung. Untuk pekerjaan

    yang bersifat umum dan untuk mengikir lengkungan bagian dalam.

    Ukuran panjangnya 100 mm sampai 450 mm.

    9. Kikir tipis

    Guratan ganda, badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis

    dari pada kikirkikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang

    sempit.

    Gambar 2.63 Bentuk penampang kikir

    2.9.1 Jenis kikir

    Jenis kikir yang beralur tunggal. Digunakan untuk mengikir bahan-bahan

    yang lunak, jenis ini sudah jarang karena beram sulit keluar.

  • 36

    Gambar 2.64 Kikir beralur tunggal

    Kikir bergigi tunggal yang masih banyak dipakai adalah yang

    mempunyai gigi pemutus beram. Digunakan untuk mengikir timah hitam,

    thermoplastic, Alumunium, Anticorodal, Alumunium paduan dan sebagainya.

    Gambar 2.65 Kikir bergigi tunggal

    Kikir yang beralur ganda. Digunakan untuk mengikir baja, besi tuang dan

    kuningan, jenis kikir ini dapat menghasilkan permukaan yang halus

    Gambar 2.66 Kikir beralur ganda

  • 37

    Tabel 22 kerataan gigi kikir

    Keterangan:

    00 : kasar

    2 : sedang

    5 : setengah lembut

    0 : setengah kasar

    3 : setengah hakus

    6 : lembut

    1 : agak kasar

    4 : halus

    7 : lembut sekali

    8

    2.10 Gergaji

    Menggergaji adalah suatu proses pemotongan benda kerja menggunakan

    alat potong gergaji yang digerakan oleh tenaga manusia dan mesin. Gergaji terdiri

    dari daun gergaji sebagai alat potong dan sengkangannya sebagai pemegang.

    Banyak gigi

    (cm) 12 15 20 25 31 38 46 56 68 84 100 116

    -3,5 00 0 1 2 3 4 5 6 7 8

    4-8 00 0 1 2 3 4 5 6 7 8

    10-12 00 0 1 2 3 4 5 6 7 8

  • 38

    Gambar 2.67 Gergaji

    2.10.1 Mata potong gergaji

    Mata potong daun gergaji mempunyai bentuk dasar yang sama dengan

    alat-alat potong yang lain yaitu sudut bebas, sudut baji, sudut tatal dan sudut

    potong.

    Gambar 2.68 Mata potong daun gergaji

    Adapun bagian bagian gergaji, yaitu daun gergaji sebagai alat potong dan

    sengkangnya sebagai pemegang daun gergaji. Sengkang gergaji

    Bentuk dari sengkang gergaji bermacam-macam sesuai dengan kegunaan

    dan fungsinya. Sengkang gergaji terbuat dari baja fleksibel yang ditangani dengan

    pengolahan panas khusus. Diantara sengkang gergaji yang kita ketahui adalah

    sengkang tetap dan sengkang yang dapat diatur. Sengkang gergaji tetap dapat

    dipakai untuk memegang daun gergaji yang sama panjangnya. Sedangkan

  • 39

    sengkang gergaji yang dapat diatur dapat digunakan untuk memegang daun

    gergaji yang panjangnya berlainan karena dapat diatur sesuai dengan panjang

    daun gergaji yang digunakan.

    Daun gergaji merupakan komponen gergaji yang sangat penting, karena

    tanpa adanya daun gergaji, gergaji tersebut tidak akan bisa digunakan. Adapun

    yang harus kita ketahui dalam pemilihan daun gergaji untuk proses penggergajian

    adalah:

    Bahan daun gergaji

    Bahan daun gergaji terbuat dari bahan yang disesuaika dengan bahan

    logam yang akan dipotong. Adapun bahan yang biasa digunakan dalam

    pembuatan daun gergaji adalah baja karbon tinggi, baja tahan patah, baja tungsten,

    dan baja molibdenum.

    Ukuran daun gergaji

    Panjang daun gergaji berkisar antara 259 mm sampai 300 mm. Kerapatan

    mata potong/gigi daun gergaji diukur dalam satuan mm

    Gambar 2.69 Bagian-bagin gergaji

    Janis daun gergaji dengan jumlah gigi 14 per-inchi, digunakan untuk

    memotong bahan pejal, seperti, St 37, tembaga, besi tuang atau kuningan.

  • 40

    Gambar 2.70 Jumlah gigi daun gergaji 14 per-inchi

    Daun gergaji dengan jumlah 14-18 par-inchi, digunakan untuk

    pemotongan pada bagian sudut.

    Gambar 2.71 Jumlah daun gergaji 14-18 per-inchi

    Daun gergaji yang mempunyai gigi 22-24 per-inchi, digunakan untuk

    memotong bahan tebal atau untuk memotong baja karbon.

    Gambar 2.72 Jumlah daun gergaji 22-24 per-inchi

  • 41

    Jenis daun gergaji dengan gigi 28-32 per-inchi, digunakan untuk

    memotong bahan tipis seperti, kawat, pelat atau pipa tipis

    Gambar 2.73 Jumlah daun gergaji 18-32 per-inchi

    2.10.2 Jenis-jenis sengkang gergaji

    Sengkang gergaji bentuknya bermacam-macam tergantung daun gergaji

    yang digunakan.

    a. Sengkang bertangkai bulat, digunakan untuk penggergajian dengan segala

    arah.

    Gambar 2.74 Sengkang gergaji bertangkai bulat

    b. Sengkang bertangkai popor digunakan untuk penggergajian yang lurus dan

    atau pengerjaan kasar.

  • 42

    Gambar 2.75 Sengkar gergaji bertangkai popor

    c. Sengkang untuk gergaji kayu triplex berbentuk U melebar sehingga

    memungkinkan memotong bidang yang lebar.

    Gambar 2.76 Sengkang gergaji berbentuk U

    Table 2.1 kesesuaian dan jarak gigi gergaji untuk memotong bahan

    Bahan yang

    dipotong

    Jarak gigi

    (mm)

    Lebar gigi

    (mm)

    Tebal gigi

    Baja lunak 1,8 13-16 0,63-0,80

    Baja tua 1,4 13 0,63

    Tembaga 1,2 13 0,63

    Pelat logam 0,8 13 0,63

  • 43

    2.11 Pahat

    Memahat adalah suatu proses penyayatan benda kerja menggunakan alat

    potong pahat.

    Gambar 2.77 Pahat

    Pemahatan biasanya digunakan untuk mengurangi tebal, meratakan,

    memotong, membuat alur-alur dan membaut bentuk-bentuk sederhana sebagai

    proses pengasaran maupun penyelesaian pada pengerjaan kasar dengan biaya

    murah.

    Gambar 2.78 Cara penggunaan pahat

    2.11.1 Bagian-Bagian Pahat

    Terlihat pada gambar di bawah, batang berbentuk segi 4, 6, 8 atau

    oval.Bentuknya tergantung nama dan kegunaannya , kepala bagian yang dipukul

    dengan palu biasanya mengecil berujung radius.

  • 44

    Gambar 2.79 Bagian-bagian pahat

    2.11.2 Jenis Pahat

    a. Pahat ceper, pada umumnya digunakan untuk meratakan permukaan atau

    mmbuat lubang pada pelat-pelat besi.

    Gambar 2.80 Pahat ceper

    b. Pahat tepi, digunakan untuk membuat salur-salur/strip-strip pada suatu

    permukaan, setebal pahat ceper yang kemudian didatarkan.dengan pahat

    ceper

    Gambar 2.81 Pahat tepi

  • 45

    c. Pahat alur, digunakan untuk membuat alur-alur oli pada peralatan atau

    bagian-bagian mesin

    Gambar 2.82 Pahat alur

    d. Pahat potong, digunakan untuk memotong pelat-pelat besi yang dapat

    dikerjakan dimesin potong.

    Gambar 2.83 Pahat potong

    e. Pahat ceper radius, digunakan untuk pemahatan tegak pada proses

    pemotongan, pelat diatas landasan/paron.

    Gambar 2.84 Pahat ceper radius

  • 46

    f. Pahat radius, digunakan untuk pemahatan bentuk-bbentu radius atau

    melingkar. Besarnya radius dibuat bermacam-macam sesuai kebutuhan.

    Gambar 2.85 Pahat radius

    2.12 Mesin Rol

    Mesin rol (pembentuk silinder) mempunyai keuntungan dapat membentuk

    bulatan dengan halus dan cepat bila dibanding dengan tangan.

    Gambar 2.86 Mesin rol

    Cara kerja mesin rol:

    Rol dinaikan dengan jalan memutar baut pengatur

    Pelat dimasukan antara rol atas dan rol bawah

    Rol atas diturunkan sehingga benda pekerjaan terjepit diantara kedua

    rol

  • 47

    Gambar 2. 87 Cara kerja mesin rol

    2.13 Alat Penanda

    Alat penanda berguna untuk memberi batas-batas dan tanda-tanda ukuran

    dengan garis-garus dan titik-titik pada bidang benda kerja.

    Gambar 2.88 Penandaan

    2.13.1 Penitik

    a. Penitik pusat dan penitik garis dibuat dari baja perkakas yang dibagian

    badannya dibuat bergerigi, yang maksudnya agar tidak licin pada waktu dipegang.

    Dibagian ujung dibuat lancip dan mata penitiknya diasah pada mesin gerinda

    sehingga masing-masing membentuk sudut 90 untuk penitik pusat 60 untuk

    penitik garis. Penitik pusat digunakan untuk menandai titik tengah dan penitik

    garis digunakan untuk menandai garis-garis gambar

  • 48

    Gambar 2.89 Penitik pusat dan penitik garis

    2.13.2 Penggores

    Penggores dibuat dari baja perkakas. Penggores ini adalah suatu alat

    untuk menarik garis-gsris gambar pada permukaan benda kerja yang akan

    dikrjakan selanjutnya. Bagian badan penggores diberi gerigi, yang maksudnya

    agar tidak licin pada waktu dipegeng. Kedua ujung penggores dikeraskan dan

    dibuat lancip dengan sudut antara 15-30. Menasah atau menajamkan kedua

    ujung pernggores dapat dilakukan pada mesin gerinda. Bentuk penggore yang

    sering digunakan terlihat pada gambar dibawah.

    Gambar 2.90 Macam-macam penggores

    Menarik garis dengan pertolongan mistar baja. Selain digunakan untuk

    mengukur dan menentukan batas-batas ukuran, mistar baja ini dipergunakan pula

  • 49

    sebagai pertolongan untuk menarik garis-garis lurus pada waktu menggambar

    pada permukaan pekerjaan. Setiap menarik garis hanya dilakukan satu kali

    Gambar 2.91 Membuat garis lurus

    Membuat garis-garis lurus dengan kongkol penggores. Pembuat dengan

    kongkol penggores jenis ini harus disetel terlebih dahulu. Penandaan dikerjakan di

    atas meja rata

    Gambar 2.92 Kongkol penggores yang distel

    Untuk kongkol jenis ini tidak perlu distel terlebih dahulu karena sudah

    distel tetap. Jadi tinggal menentukan ketinggian garis yang akan digores.

    Penggoresan harus miring kearah pengarahnya. Penggoresan yang baik hanya

    sekali gores.

  • 50

    Gambar 2.93 Kongkol penggores yang tidak distel

    2.13.3 Jangka

    Jangka digunakan untuk membuat garis-garis lengkung/melingkar. Pusat

    lingkaran dititik dahulu dan jangka dimiringkan kearah gerak putaran .Jangka juga

    dapat difungsikan untuk memindahkan ukuran. Salah satu ujung jangka ditetapkan

    pada skala dan ujung yang lain pada jarak yang dikehendaki.

    Gambar 2.94 Jangka

    Menggambar lingkaran pada permukaan benda pekerjaan, setelah

    menentukan titik pusat dan diberi tusukan kecil dengan penitik pusat, letakkan

    ujung runcing kaki jangka pada titik pusat tadi dan dengan jarak jangka yang

  • 51

    ditentukan, kenakkan ujung runcing yang satu lagi pada permukaan benda kerja

    dan putar jangka tersebut

    Gambar 2.95 Menggambar lingkaran

    2.14 Alat Ukur

    a. Mistar Baja

    Mistar baja yang mempunyai satuan ukuran metris dengan pembagian

    ukuran antara 0,5 mm dan 1 mm

    Gambar 2.96 Mistar baja

    b. Jangka Sorong

    Selain untuk mengukur ukuran luar dan ukuran alamnya, jangka sorong

    ini dapat pila dipakai untuk mengukur ukuran kedalaman.

  • 52

    Gambar 2.97 Jangka sorong

    c. Pisau Perata

    Pisau perata adalah suatu alat yang berguna untuk melihat kerataan

    pada permukaan benda kerja.

    Gambar 2.98 Pisau perata

    d. Siku Perata

    Siku perata adalah suatu alat yang berguna untuk melihat kerataan pada

    siki-siku benda kerja

    Gambar 2.99 Siku pera

  • 53

    BAB III

    ALAT DAN BAHAN

    3.1 Alat

    1. Mistar baja

    Mistar baja berfungsi untuk pengukuran bidang yang

    permukaannnya rata

    Dalam pengerjaan penggoresan maupun pengukuran

    Gambar 3.1 Mistar baja

    2. Penggores

    Penggores berfungsi untuk penandaan benda kerja berupa garis

    lurus dengan bantuan mistar baja

    Gambar 3.2 Penggores

    53

  • 54

    3. Penitik

    Penitik berfungsi untuk membuat tanda titik pada permukaan

    benda kerja

    Gambar 3.3 Penitik

    4. Gegaji tangan

    Gergaji berfungsi untuk memotng benda kerja yang mempunyai

    bagian mata gergaji dan sengkang gergaji

    Gambar 3.4 Gergaji tangan

  • 55

    5. Kikir kasar

    Kikir kasar untuk mengikir permukaan bidang per mukaan, dimana

    kikir kasar untuk permulaan kerja atau proses pengasaran

    Gambar 3.5 Kikir kasar

    6. Mesin drill

    Mesin drill yatu mesin untuk pembuatan lubang pada benda kerja

    Gambar 3.6 Mesin drill

  • 56

    7. Ragum

    Ragum merupakan alat pembantu untuk menjepit benda kerja

    Gambar 3.7 Ragum

    8. Palu rata

    Palu perata berfungsi untuk membantu meratakan permukaan benda

    kerja

    Gambar 3.8 Palu perat

    9. Landasan

    Landasan digunakan untuk menjepit pelat untuk penekukkan.

  • 57

    Gambar 3.9 Landasan

    10. Mesin penekuk

    Gambar 3.10 Mesin manual

    11. Mesin pemotong

    Gambar 3.11 Mesin pemotong

  • 58

    3.2 Bahan.

    1. Pelat baja dengan tebal 0,8 mm, panjang dan lebar dengan ukuran 240

    x 120 cm.

    120 cm

    240 cm

    2. Kawat jaring dengan ukuran panjang dan lebar adalah 120 x 160 cm

    120 cm

    160 cm

  • 59

    3 Mur dan baut

    -Mur dan Baut berdiameter 10 mm, sebanyak 8 buah

    -Ring dipasang ganda ,sebanyak 16 buah

    4 Cat dan thiner

    THINER CAT

    5. Amplas

  • 60

    BAB IV

    PROSEDUR KERJA

    4.1 Prosedur Umum.

    Adapun dalam kerja pelat beberapa hal yang umum dilakukan pada

    pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Alat dan bahan disediakan.

    2. Perhitungkan jumlah pelat sesuai dengan keperluan, agar tidak ada pelat

    yang terbuang.

    3. Pelat dilakukan pembuatan lubang untuk baut pada saat pemasangan

    4. Semua pelat ditentukan kesikuannya pada saat pelipatan

    5. Pelat diukur terlebih dahulu untuk langkah penekukkan dan pemotongan.

    6. Pelat dlukis atau digambar pada permukaannya sebelum melanjutkan

    langkah kerja

    7. Pelat yang telah dilukis ditekuk dengan mesin bending manual atau mesin

    penekuk

    8. Pelat di amplas atau dibersihkan atau perapian pada setiap pinggiran dan

    pembersihan sebelum dilakukan pengecatan

    9. Pelat dilakukan finishing dan pemasangan

    4.2 Prosedur Benda Kerja Pelat

    1.Prosedur Benda Kerja Pelat Pada Job I

    Disediakan 1 lembar logam pelat. Dengan ukuran panjang = 2400 mm,

    lebar = 1200 mm, tebal = 0,8 mm. Dengan bahan yang sudah dipotong. Pelat

    dengan ukuran P= 45 x 75 cm sebanyak 8 lembar untuk raknya, dan ukuran 130 x

    15 cm sebanyak 2 lembar untuk tiang rak, ukuran 60 x15 cm sebanyak 2 lembar

    untuk scor tiang,dan ukuran 45 x 18 cm sebanyak 2 buah,dan pengecatan pada

    setiap bidang dan dilakukan pemasangan .

    2.Prosedur Benda Kerja Pelat Pada Job II

    Disediakan pelat dengan ukuran panjang = 1.5 x 58 cm pelat di potong dan

    di gunakan untuk penjepit pada pinggir kawat jaring.

  • 61

    Disediakan kawat jaring dengan ukuran 31 x 10 cm,ini di gunakan untuk

    membuat penyekat buku dengan bentangan sepeerti gambar bentangtan di bawah

    ini.

    4 cm 1.5 cm

    14,5 cm

    5 cm

    58 cm

    6 cm

    16,5 cm

    5 cm

    Gambar Bentangan pada job II benda kerja I

    10.6 cm

    8 cm

    Gambar 4.3 Bentangan Job II untuk Alas

  • 62

    4.2.1 Langkah kerja.

    A. Langkah Pengerjaan pada Job I (Rak Buku)

    1. Alat dan bahan disediakan

    2. Pelat dibentangkan,kemudian diukur dengan meteran sehingga pada

    selembar pelat didapat dua buah kotak seperti pada gambar bentangan di

    bawah ini

    Sisa potongan

    3. Bentangan diperhitungkan agar dapat menghasilkan benda kerja yang

    banyak.

    4. Pelat yang telah di lukis dan di ukur tadi di potong dengan mesin

    seering,sehingga menghasilkan dua buah bagian seperti pada gambar di

    bawah.

  • 63

    5. Lakukan proses penekukan benda kerja menurut alur garis putus-putus

    dengan menggunakan mesin bending sehingga pelat akan membentuk seper

    gambar seperti gambar di bawah ini

    6. Setelah selesai penekuka dan menghasilkan 8 buah rak, maka lakukan proses

    selanjutnya dengan membuat tiang dengan cara mengukur bahan sehingga di

    dapat kan dua buah bentangan tiang dengan ukuran 130 x 14.

    7. Kemudian lakukan proses pemotongan,untuk pekerjaan selanjitnya gunakan

    mesin bending untuk proses penekukan tiang dengan tidak mengtabaikan

    ukuran yang telah di tentukan .

  • 64

    8. Setelah pembuatan tiang selesai maka lanjutkan pekerjaan demgan membuat

    penyangga tiang,serta kaki tiang.

    9. Untuk pembuatanya gunakan pelat sisa ukur pelat dengan ukuran 6 x4 pada

    pelat sisa sehingtga menghasilkan 4 buah potongan dengan 2 potongan

    berukuran 6x3 seperti gambar di bawah

    10. Potong pela sesuai dengan ukuran sehingga menghasilkan 4 buah bentangan

    dan jika bentangan tersebut di tekuk maka akan menghasilkan seperti

    gambar i bawah ini

  • 65

    11. Jika semua komponen telah terbuat maka lakukan pengerjaan perakitan

    dengan menggunakan mesin drill dan kelingan.untuk awal perakitan

    ,rakitlah terlebih dahulu tiangnya.

    12. Untuk pekerjaan akhir maka lakukan pemasangan rak pada tiang dengan

    pengelingan,kemudian lakukan pengecatan dengan menggunakan soray

    gun,sehingga menghsilkan akhir pekerjaan seperti gambar di bawah ini.

  • 66

    Gambar. 4.1 Rak Buku

    B.Langkah Pengerjaan pada Job II (Penyekat buku Dan kotak Memo)

    Penyekat Buku

    1. Siapkan Semua peralatan dan bahan yang di perlukan.

    2. Bentangan pada karton di di gunting menggunakan pisau cutter.

    3. Bentangan yang telah di gunting di jadikan mal untuk melukis di

    kawat jaring dan pelat, yang di antu dengan penggores.

  • 67

    4. Bentangan yang telah dilukis pada kawat jaring dan pelat, di

    potong sesuai bentuk dan ukuran yang telah dilukis.

    5. Untuk Job I, pelat sebagai sekat di tekuk menggunakan bending

    manual hingga membentuk sudut 30.

    6. Sekat di pasang dan di jepit dengan kuat pada kawat jaring dengan

    cara menjepitkannya pada ragum.

    7. Setelah keseluruhan sekat di pasang, benda kerja di tekuk

    menggunakan bending manual hingga 90.

    Gambar 4.2 Penyekat buku job I

    Kotak Memo

    1. Siapkan peralatan dan bahan yang di perlukan

    2. Buatlah bentangan terlebih dahulu dari kertas karton.

    3. Setelah itu bentangan tersebut di pindahkan pada pelat jarring dan

    kemudian potong pelat hingga membentuk seperti gambar di

    bawah ini

  • 68

    58 cm

    4. Kemudian plat di tekuk dan di jepitkan pada kawat jaring di posisi

    atas dan di bawah.

    5. Setelah selesai maka lakukan pembuatan alas dengan

    menggunakan pelat.

    6. Potonglah pelat dengan menggunakan mesin sering untuk

    pembuatan radius pada gunakan gerinda.

    7. Setelah itu lakukan penekukan pada kawat jaring yang telah di jepit

    tadi degan menggunakan mesin rooll.

    8. Kemudian setelah kawat jaring terbentuk maka tempelkan pada

    alas dengan menggunakan klas asitilen.untuk menitipi lubang

    bekas pengelasan maka gunakan dempul dan di amplas dengan

    rapi.

  • 69

    9. setelah dmpul kering dan lubang telah tertutupi maka lakukan

    pengecatan dengan menggunakn speed .

    10. utuk pekerjaa finising panaskan benda kerja hingga

    kering,sehingga menghasilkan produk seperti gambar di bawah ini.

    GAMBAR 4.3 Kotak Memo JobII

    C. Langkah Pengerjaan Oada job III (Meja Computer)

    1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang di perlukan

    2. Buatlah bentangan terlebih dahulu di atas kertas karton,

    3. Setelah Bentangan Jadi pindahkan ukuran pada pelat, dan kemudian

    potong lah dengan menggunakan mesin sering..

  • 70

    5. Kemudian pelt di tekuk sesuai dengan alur ukuran yang telah di

    tentukan.dengan menggunakan mesin bending.sehingga

    mengthasilkan bentuk seperti berikut.

    6. setelah benda kerja berbentuk seperti di atas maka pasanglah engsel,

    dan kemudian buat lah penyeko bawah agar posisi meja kokoh.

    7. Pembuatan penyekor ini di lakukan dengan cara membuat terlebih

    dahulu bentangannya.

    8. Dan kemudian bentangan di pindahkan ke pelat lalu potong pelat, dan

    di lanjutkan dengan prosese penekukan

  • 71

    9. Setelah komponen selesai, maka rangkailah komponen tersebut dengan

    mengelingkan antara komonen satu dengan yang lainya menggunakan

    paku keling.

    10. Kemudian jika selelesai perakitan lakukan orosedur berikutnya

    dengan mengecat meja tersebut dengan menggunakan spray gun.

    11. Pasang lah engsel meja dan ikat dengan dua buah baut.

    12. Kemudian jika selesai pasang kan meja ketembok. Dan dengan bentuk

    hasil akhir seperti gambar di bawah ini.

    GAMBAR 4.4 Meja Laptop

  • 72

    BAB V

    PEMBAHASAN

    5.1 Perhitungan Dan Perencanaan

    1.Pembahasan Job I

    A. Perencanaan Awal

    Di dalam pembuatan rak buku ini ada beberapa hal yang

    harus di perhatikan yakni perhitungan bentangan lekukan dan

    sebagainya,dan juga kita harus tahu ukuran yang di minta untuk

    pembuatan sebuah rak buku denga baik dan enak di pandang mata untuk

    gambar bentangannya dapat di lihat pada lampiran.

    B. Perhitungan Bentangan

    Setelah di hitung maka di dapatkanlah ukuran 1 lembar

    pelat akan menghasilkan enam kotak yamg memiliki ukuran:

    Panjang = 75 cm

    Lebar = 50 cm

    Rak ukuran panjang 75 cm dan lebar 55 cm di butuhkan sebanyak

    8 buah rak.

    75 x 55 =4125 cm

    4125x8 =33000 cm

    Ukuran lembaran pelat 240 cm x123 cm=29520 cm maka 29520

    cm:4125 cm ,di dapat kan 6buah rak maka sisa pelat:

    29520 (4125)cm

    29520 -24750 =4778 cm

    Sedangkan untuk ukuran lembaran pelat yang kedua yang akan di

    buat 2 buah rak maka :29520 cm 8250 cm =2,1270 cm

    Sisa pelat :21270 cm

    Untuk pembuatan sekor penyangga tiang rak sisa pelat lembaran ke

    dua tadi 21270 cm

    Maka 21270 cm 875 cm =20795 cm

  • 73

    Sedangkan untuk pembutan sekor yang ke dua yaitu adalah 20395 cm -

    875 cm =19520 cm

    Susa pelat yaitu adlah 19520 cm.

    Untuk pembuatan tiang penyangga rak di butuhkan pelat lembaran

    yang lain ;

    Panjang tiang 170 cm dan lebar 21 cm banyak tiang 2 buah:

    170 cm x 21 cm = 3570 cm

    3570 cm x 2 cm = 7140 cm

    2. Pembahasan pada Job II

    a. Benda kerja I

    Untuk membuat job I, ada beberapa bentangan yang dibutuhkan, antara lain :

    1. Bentangan untuk kawat jaring, dengan ukuran 31 cm x 14 cm = 434 cm

    2. Bentangan untuk sekat, dengan ukuran 58 cm x 1,5 cm = 87 cm

    Sedangkan kawat jaring yang di gunakan berukuran 200 cm x 100 cm = 20000

    cm. Untuk pengerjaan job I ini di lakukan oleh 21 praktikan,sehingga kawat

    jaring yang bersisa menjadi 20000 cm - (21 x 434 cm ) = 10885 cm.

    Untuk pelat yang digunakan berukuran 123 cm x 240 cm = 29520 cm. Untuk

    pengerjaan job I ini di lakukan oleh 21 praktikan, sehingga pelat yang bersisa

    menjadi 29520 cm - (21 x 87 cm )= 27693 cm.

    b. Benda kerja II

    Untuk membuat job II, ada beberapa bentangan yang di butuhkan, antara lain :

    1. Bentangan untuk kawat jaring, dengan ukuran 58 cm x 3 cm = 174 cm

    2. 2 buah Bentangan untuk sekat, dengan ukuran 2 (58 cm x 1,5 cm) = 164 cm

    3. Bentangan untuk alas Job II, dengan ukuran 10,6 cm x 8,6 cm = 91,16 cm

    Sedangkan, kawat jaring yang bersisa dari pengerjaan job I adalah 10885 cm,

    Untuk pengerjaan job II ini di lakukan oleh 21 praktikan, sehingga kawat jaring

    yang bersisa menjadi 10885 cm - ( 21 x 174 cm ) = 7231 cm.

  • 74

    Untuk pelat yang bersisa dari pengerjaan job I adalah 27693 cm. Untuk

    pengerjaan job II ini dilakukan oleh 21 praktikan, sehingga pelat yang bersisa

    menjadi 27693 cm - 21 ( 164 cm + 91,16 cm ) = 22334,64 cm.

    2. Pembahasan Pada Job III

    Untuk Pengerjaan Pada Job III yaitu adalah pelat yang berukuran 120 x 45

    untuk pembuatan meja.

    Sehingga pelat yang di nutuhkan adalah 135 untuk panjang sedangkan untuk

    lebar yaitu 50 cm.

    5.2 Analisis

    Praktikum teknik kerja pelat, merupakan pekerjaan membuat bahan atau

    benda jadi yang nantinya dapat dipergunakan, kita membutuhkan pengetahuan

    yang luas sehingga bila langsung menganalisis suatau bentangan maka akan

    dengan cepat kita menerangkannya, bentangan salah satunya dimana bentangan

    tersebut harus diawali sehingga dapat mengukur dan melukis pada bentangan

    tersebut, melukis bentangan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan .langkah

    ini diambil agar pada saat memotong kita akan mendapatkan bagian terbesar

    dahulu, kemudian yang sedang dan yang kecil, sehingga sisa pelat akan didapat

    lebih sedikit .langkah kedua yaitu pemotongan, lakukan pemotongan pada bidang

    yang terbesar lalu diikuti yang sedang. Selanjutnya penekukan, Penekukkan

    dilakukan dengan pengurangan ukuran dua kali tebal pelat dari ukuran lebar

    sebenarnya, agar setelah ditekuk ukurannya sesuai dengan yang diinginkan

    Penggambaran bentangan sebaiknya digunakan penggores dan mistar baja,

    agar lukisan pada bentangan dapat lebih jelas.dan pada saat pembuatan lubang

    terlebih dahulu diberi tanda menggunakan penitik dengan dipukul oleh

    palu.penekukan biasanya dilakukan dengan pengurangan ukuran dua kali tebal

    pelat dari ukuran lebar sebenarnya

    Pada pemasangan rak perhatikan setiap ujung-ujung pelat, apakah ada

    yang tajam atau tidak, jika ada kikir dengan menggunakan kikir kasar. Dan setelah

    itu lakukan finishing atau pembersihan pada setiap bidang.

  • 75

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan.

    Adapun didalam praktikum kerja pelat ada beberapa hal yang perlu

    disimpulkan, yaitu :

    1. Pada kerja pelat diperlukan pengetahuan yang luas untuk perhitungan

    bentangan dan tekukkan.

    2. Penekukkan dilakukan dengan pengurangan ukuran dua kali tebal pelat dari

    ukuran lebar sebenarnya.

    3. Untuk menggambar permukaan pelat digunakan penggores agar tanda tidak

    hilang.

    4. Dilakukan tanda sebelum melakukan pembuatan lubang dengan penitik

    6.2 Saran.

    1. mencari jumlah bahan yang diperlukan hendaknya diperhitungkan dengan

    hati-hati agar tidak terjadi kerugian pelat.

    2. Sewaktu menghitung tekukkan, harus diperhatikan secara teliti, agar tidak

    terjadi kelewatan atau kekurangan ukuran.

    3. Gunakan selalu safeti yang ada, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

    diinginkan.

    4. Gunakan selalu waktu yang dijadwalkan agar pekerjaan selesai sesuai

    dengan rencana.

    74

top related