interferensi dan difraksi

Post on 17-Oct-2015

152 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

sekedar menulis, semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangGelombangadalahgetaranyang merambat. Gelombang dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu gelombang yang memerlukan medium perambatan atau gelombang mekanik dan gelombang yang tanpa memerlukan medium perambatan atau gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah sebuah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium, yang menyalurkanenergiuntuk keperluan proses penjalaran sebuah gelombang. Suara merupakan salah satu contoh gelombang mekanik yang merambat melalui perubahantekanan udaradalam ruang (rapat-renggangnya molekul-molekul udara). Sedangkan gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dalam perambatannya tidak memerlukan medium. Cahaya yang dinikmati setiap hari termasuk ke dalam gelombang elektromagnetik. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya sehingga cahaya tetap dapat merambat melewati ruang hampa. Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik memiliki beberapa sifat yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan, merambat lurus, dapat dibelokkan dalam celah (difraksi), dapat mengalami pengkutuban (polarisasi), dan dapat digabungkan (interferensi). Dalam makalah ini akan dibahas mengenai interferensi pada celah ganda Thomas Young, difraksi Fresnel, dan difraksi Fraunhofer.

1.2. Rumusan MasalahRumusan masalah dari makalah ini, yaitu:1. Bagaimana terjadinya interferensi pada eksperimen celah ganda Thomas Young?2. Apakah yang dimaksud dengan difraksi Fresnel?3. Apakah yang dimaksud dengan difraksi Frounhofer?

1.3. Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari makalah ini, yaitu:1. Mengetahui cara terjadinya interferensi pada eksperimen celah ganda Thomas Young. 2. Mengetahui prinsip dari difraksi Fresnel.3. Mengetahui prinsip dari difraksi Frounhofer.

1.4. Batasan MasalahDalam makalah ini hanya dibahas mengenai teori interferensi khususnya interferensi pada eksperimen celah ganda Thomas Young, pengertian difraksi Fresnel serta difraksi Frounhofer.

1.5. Manfaat PenulisanAdapun manfaat penulisan makalah ini yaitu:1. Bagi mahasiswa : makalah ini dapat dijadikan referensi pembelajaran dalam mempelajari Fisika Gelombang II, terutama pada gelombang elektromagnetik.2. Bagi dosen : makalah ini dapat dijadikan referensi pengajaran dalam materi pembelajaran Fisika Gelombang II.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian InterferensiInterferensi adalah interaksi antara dua gelombang atau lebih di dalam suatu daerah. Interferensi terjadi ketika dua atau beberapa gelombang berinteraksi satu dengan lainnya. Interaksi tersebut diakibatkan oleh prinsip superposisi. Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati ketika terjadi perpaduan dua gelombang atau lebih yang memiliki beda fase konstan dan amplitudo yang hampir sama, yang dapat menghasilkan suatu pola gelombang baru. Agar hasil interferensi mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yang sama serta selisih fase yang tetap. Contoh interferensi adalah pelangi yang dapat dilihat dalam gelembung sabun.

2.2. Syarat Terjadinya InterferensiCahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Interferensi cahaya dapat terjadi apabila terdapat dua atau lebih berkas sinar yang bergabung pada satu titik. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka penampakan interferensinya akan sulit untuk diamati. Interferensi akan terjadi apabila dua syarat berikut ini terpenuhi, yaitu:1. Kedua gelombang cahaya haruslah koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya haruslah memiliki beda fasa yang selalu tetap.2. Kedua sinar atau cahaya yang dipancarkan haruslah yang memiliki frekuensi yang sama.3. Kedua gelombang cahaya haruslah memiliki amplitudo yang sama.4. Interferensi terjadi pada cahaya yang terpolarisasi linier atau polarisasi lain, termasuk cahaya alami.

2.3. Interferensi Destruktif dan Konstruktif Pertemuan kedua gelombang akan mengalami interferensi, jika pertemunan kedua gelombang saling menguatkan, disebut interferensi maksimum atau interferensi konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase. Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombangnya berlawanan fase.

Gambar 2.1 Gelombang yang mengalami interferensi konstruktif dan destruktif

Secara geometri dapat dijelaskan sebagai berikut, dua buah gelombang yang menjalar dengan kecepatan sudut sebesar = 2f, dimana f adalah frekuensi dan dengan perbedaan fase sebesar , dituliskan dalam bentuk persamaan berikut : (2.1) (2.2)Dimana, a dan b adalah amplitudo masing-masing gelombang. Jika Y adalah penjumlahan dari kedua fungsi gelombang, maka :

(2.3)

R adalah amplitudo dari resultan kedua gelombang dengan sudut fase sebesar , maka :

(2.4)

Dari persamaan ( 2.3) dan ( 2.4 ) diperoleh :

(2.5)

Berdasarkan persamaan (2.5) dapat disimpulkan bahwa :1. Amplitudo R bernilai maksimum pada saat ( konstruktif/menguatkan )2. Amplitudo R bernilai minimum pada saat (destruktif/melemahkan )Dimana n = 0,1,2,3,

2.4. Superposisi GelombangJika terdapat dua gelombang sinusoidal dengan frekuensi yang sama yang menjalar secara bersamaan dalam sebuah medium. Kedua gelombang ini memiliki fase yang sama, tanpa perbedaan fase antara satu gelombang dengan gelombang yang lain. Lembah pada gelombang satu dengan lembah gelombang dua terjadi bersamaan sehingga amplitudo totalnya adalah penjumlahan dari amplitudo kedua gelombang tersebut.

(2.6)(2.7)

Gambar 2.2 Superposisi gelombang dengan fase dan frekuensi yang sama

Jika dua gelombang dengan frekuensi yang sama tetapi memiliki beda fase sebesar . Maka, pada kasus ini letak lembah gelombang satu dengan yang lain tidak sama. Sehingga amplitude dan intensitas gelombangnya diperoleh dari hubungan geometri antara keduanya.

Gambar 2.3 Superposisi dua gelombang dengan fase yang tidak sama

2.5. Pengertian DifraksiDifraksi adalah lenturan yaitu peristiwa pematahan gelombang oleh celah sempit sebagai penghalang. Difraksi terjadi dengan kuat bila lebar celah tidak jauh berbeda dengan panjang gelombangnya.Difraksi dapat terjadi pada semua bentuk gelombang. Misalnya gelombang permukaan air yang terhalang oleh papan bercelah. Setelah gelombang melewati celah itu, maka akan menyebar ke segala arah. Syarat terjadinya difraksi adalah apabila panjang gelombang sinar sama dengan lebar celah/kisi difraksi.

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Interferensi Pada Eksperimen Celah Ganda Thomas YoungDua gelombang dengan beda fase yang konstan akan menghasilkan pola interferensi. Pada tahun 1802 Thomas Young melakukan percobaan untuk menemukan hubungan fase antara dua sumber gelombang. Caranya dengan membagi muka gelombang menjadi dua. Seakan-akan keduanya merupakan dua sumber berbeda dengan hubungan fase yang tetap, saat kedua gelombang berinterferensi, akan menghasilkan pola yang sama. Gambar percobaan Young dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Susunan alat percobaan YoungCahaya yang memancar dari S akan melewati celah S1 dan S2. Celah S1 dan S2 berjarak sangat dekat satu dengan yang lain dan berada pada jarak yang sama dari S. Gelombang yang menjalar dari S1 dan S2 adalah gelombang yang koheren, pada layar akan dihasilkan pola frinji interferensi (interference fringes). Pada layar tampak pola garis-garis terang dann gelap. Pola garis-garis terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi. Interferensi cahaya terjadi karena adanyabeda fase cahayadari kedua celah tersebut. Pada pusat layar, dimana gelombang cahaya dari kedua celah menjalar pada jarak yang sama dan beda fasenya adalah nol, maka akan terbentuk maksimum orde nol. Tetapi maksimum juga terjadi jika beda lintasannya sebesar n. Dimana n merupakan orde interferensi.

Gambar 3.2 Penjalaran gelombang untuk membentuk interferensi

Jika beda lintasannya sebesar (n+1/2) , maka akan terlihat finji gelap. Untuk menghitung letak maksimum dapat dilakukan dengan cara berikut.

Gambar 3.3 Beda lintasan kedua gelombang pada percobaan YoungJika d adalah jarak antara dua celah dan D adalah jarak antara celah dengan layar. Dan P adalah posisi maksimum ( terang ). Maka beda lintasan antara kedua gelombang yang sampai di P adalah sebesar :(3.1)Untuk posisi minimum ( gelap ), maka besarnya beda lintasannya adalah (3.2)Jika Y adalah jarak dari titik O ke P, maka (3.3)Untuk sudut kecil (3.4)Maka jarak antar frinji dapat dihitung dari selisih nilai Y(3.5)

3.2. Difraksi FresnelBila suatu berkas cahaya sejajar dijatuhkan pada suatu celah sempit, ternyata setelah melalui celah berkas tersebut melebar lagi. Pada Gambar 3.5 diperlihatkan berkas cahaya sejajar yang jatuh pada celah A, setelah lewat celah A berkas jatuh pada layar L1 lebih lebar dari berkas cahaya sebelum melewati celah A. Demikian pula berkas yang lewat celah B setelah jatuh pada layar L2 menjadi lebih lebar dari berkas yang melewati celah A .

L1BAL2

Gambar 3.5. Gejala DifraksiGejala ini disebut pelenturan cahaya atau difraksi. Difraksi fresnel adalah jarak sumber-celah dan celah-layar lebih besar dari lebar celah atau sinar datang tidak sejajar / sumber gelombang dekat. Eksperimen menunjukkan bahwa makin sempit celah, maka makin melebar berkas cahaya yang lewat. Gejala difraksi ini hanya dapat dijelaskan dengan cahaya sebagai gelombang dengan menggunakan prinsip Huygens.

Gambar 3.6. Prinsip HuygensPrinsip Huygens-Fresnel yaitu setiap titik dari muka-muka gelombang yang tidak terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai sumber muka-muka gelombang speris kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). Amplitudo medan optik (listrik/magnet) di suatu titik merupakan superposisi dari muka-muka gelombang speris tadi.

Gambar 3.7. Superposisi muka-muka gelombang.

Jika panjang gelombang () lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. Dalam beberapa kasus klasik, fenomena interferensi dan difraksi sulit dibedakan.

Gambar 3.8. Fenomena interferensi dan difraksi

3.3. Difraksi FrounhoferDifraksi Frounhofer merupakan difraksi cahaya dimana jarak sumber-celah dan celah-layar jauh lebih besar dari lebar celah.3.3.1.Difraksi Frounhofer Oleh Sebuah Celah PersegiDengan meninjau sebuah celah persegi yang sangat sempit dan panjang, maka efek dari sisi celah dapat ditiadakan. Sinar datang juga diasumsikan sejajar dan datang tegak lurus pada bidang celah. Menurut prinsip Huygens, bila semua sinar datang jatuh pada celah, semua titik-titik pada bidang celah akan menjadi sumber-sumber gelombang sekunder, memancarkan gelombang baru yang disebut gelombang difraksi.Suatu gelombang datar jatuh pada celah yang lebarnya a, dan sinar yang lewat celah ditangkap pada layar, ditunjukkan pada Gambar 3.9. Bila layar pandang pada jauh tak berhingga atau sebuah lensa diletakkan di belakang celah untuk memfokuskan sinar-sinar sejajar di layar, maka pola difraksi itu disebut dengan difraksi Fraunhofer. Bila jarak layar itu dekat dan tidak menggunakan lensa, maka pola difraksi itu disebut difraksi Fresnel.

Celaha aLayarGelombang datangr1LPoP1r2b

Gambar 3.9. Difraksi oleh celah sempit

Pasangan sinar-sinar sejajar yang mendatar (tidak tampak pada gambar) yang muncul dari celah akan difokuskan di Po. Oleh karena sinar-sinar pada celah fasenya sama, maka ketika tiba di Po juga akan memiliki fase yang sama, sehingga titik pusat pola difraksi yang terjadi di layar memiliki intensitas maksimum.

Jika kita pandang sinar-sinar lain yang membentuk sudut, sinar-sinar ini tiba di P1 pada layar. Beda lintasan sinar r1 dan r2 adalah bb. Bila bb =, maka r1 dan r2sampai di P1 akan berlawanan fase, sehingga terjadi interferensi maksimum. Demikian pula antara sinar dari b dan sinar dari ujung bawah celah, akan terjadi keadaan yang sama. Jadi, titik di P1 akan menjadi pola difraksi minimum pertama, dan akan memiliki intensitas nol. Berdasarkan Gambar 3.9, diperoleh:

(minimum pertama) (3.6)

Berdasarkan persamaan (3.6) terlihat bahwa untuk panjang gelombang tertentu, makin besar celah b maka sudut makin kecil, dan makin sempit celah b maka sudut makin besar atau daerah maksimum pusat makin luas.

Jika celah dibagi menjadi empat bagian dan tiap sinar datang dari tepi atas masing-masing seperti pada Gambar 3.10, kemudian dipilih sudut sedemikian, sehingga aa =, sehingga sinar r1 dan r2 saling meniadakan di P2 . Demikian pula halnya dengan sinar r3 dan r4 akan saling meniadakan di P2. Jadi, syarat untuk terjadi minimum adalah:

(minimum kedua) (3.7)

P2r4r3r1LP0P1r2abLayarCelahGelombang datang

Gambar 3.10. Difraksi oleh celah sempitGelombang terdifraksi yang diobservasi pada beda sudut terhadap arah gelombang datang, maka diperoleh pola difraksi untuk arah tertentu intensitasnya sama dengan nol. Arah tersebut dinyatakan oleh hubungan:

(3.8)di mana n adalah bilangan bulat, b lebar celah dan panjang gelombang datang. Nilai n = 0 tidak termasuk, karena berkaitan dengan pengamatan sepanjang arah gelombang datang yang menghasilkan iluminasi maksimum.Berdasarkan persamaan (3.8) antara titik-titik dengan intensitas nol terdapat sebuah maksimum, tetapi maksimum ini intensitasnya berkurang secara gradual. Keadaan ini berbeda dengan pada peristiwa interferensi. Intensitas gelombang difraksi sebagai fungsi , dinyatakan pada Gambar 3.11.

I

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4Gambar 3.11. Distribusi Intensitas pola difraksi terhadap Berdasarkan Gambar 3.11. yang perlu dicatat bahwa pola maksimum pusat memiliki lebar dua kali lebar pola maksimum sekundernya. Untuk menghitung distribusi intensitas yang ditunjukkan Gambar 3.11. dapat dilakukan dengan membagi celah tersebut dalam celah-celah yang sangat sempit x, seperti ditunjukkan Gambar 3.12. berikut:

BALP0P1xx = sin aLayarCelahGelombang datang

Gambar 3.12. Geometri perhitungan intensitas pola difraksiMisalkanlah masing-masing celang yang sangat sempit yang lebarnya x sebagai sebuah sumber gelombang sekunder dengan amplitudo do dan gelombang terpancar dalam arah , maka beda fase adalah:

(3.9)

0dQPoyang menyatakan bahwa beda fase bertambah terhadap x. Untuk memperoleh amplitudo dalam arah , dilakukan dengan menjumlahkan semua vektor gelombang pada celah. Amplitudo resultan o dari pola difraksi dapat dihitung dengan bantuan analisis geometri seperti yang dilukiskan pada Gambar 3.13.

C

Gambar 3.13. Amplitudo resultanAmplitudo-amplitudo gelombang kecil digambarkan oleh anak panah-anak panah kecil, penjumlahan vektornya dari sumber-sumber gelombang kecil pada celah sebagai resultan amplitudo o dinyatakan oleh busur OP dari sebuah lingkaran dengan pusat C dan jejari , dengan anggapan beda fase anatara sumber-sumber gelombang keci adalah sama. Kemiringan pada setiap titik dari busur lingkaran adalah beda fase yang dinyatakan oleh persamaan (3.9) Pada titik P yang berkaitan dengan x = b kemiringannya dinyatakan dengan persamaan:

(3.10)yang juga menyatakan sudut yang dibentuk oleh jejari CO dan CP, dengan demikian amplitudo resultan dapat dinyatakan dengan persamaan:

(3.11)Untuk pengamatan yang tegak lurus ( = 0), maka semua vektor do adalah sejajar, dengan demikian amplitudo resultannya sama dengan panjang OP dinyatakan dengan Eo, yaitu:

(3.12)dengan membagi persamaan (3.10) dengan persamaan (3.11) diperoleh hubungan:

(3.13)dan karena intensitas gelombang berbanding langsung dengan kuadrat amplitudonya makadiperoleh hubungan inetnsitas yang teramati sebagai fungsi arah pengamatan , yaitu:

(3.14)

di mana . Dari persamaan (3.14) dapat ditunjukkan bahawa intensintas gelombang yang teramati sama dengan nol terjadi bila u = n , atau yang sesuai dengan persamaan (3.8) kecuali untuk n = 0 karena . Intensitas maksimum dari pola difraksi yang dihasilkan dapat ditentukan dari nilai u yang sesuai dengan , karena intensitas maksimum ini berkaiatan dengan nilai-nilai u, maka intensitas maksimum terjadi secara berurutan akan menjadi semakin kecil. Untuk yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan harga b , titik-titik nol pertama dari intensitas gelombang dari kedua sisi maksimum utama dikaitkan dengan sudut pengamatan ditentukan dengan mengambil n yaitu:

(3.15)Persamaan (3.15) dapat dilukiskan dengan Gambar 3.14.

=/b=/b

Gambar 3.14. Titik-titik minimum pertama terhadap maksimum utama

Prinsip ini sangat bermanfaat untuk menjelaskan daya pemisah (resoving power) yang dikemukakan oleh Lord Rayleigh yaitu sebagi sudut minimum yang dibentuk oleh dua gelombang yang datang dari dua sumber titik terpisah. Kedua gelombang yang datang menghasilkan pola difraksi yang terbedakan.

=/bSumberS2SumberS1Gambar 3.15. Aturan Rayleigh untuk daya pemisah sebuah celah

Jika gelombang datang dari dua sumber terpisah S1 dan S2 yang melewati celah yang sama dalam dua arah yang berbeda, membentuk sudut , seperti ditunjukkan Gambar 3.10. Pola difraksi yang dihasilkan kedua gelombang adalah saling tumpang tindih. Pola difraksi kedua gelombang dapat dibedakan bila maksimum utama dari satu gelombang jatuh pada titik nol pertama pola difraksi gelombang kedua. Dengan demikian dari persamaan (3.15) dan Gambar 3.11 sudut haruslah:

(3.16)yang menyatakan daya pemisah dari sebuah celah menurut aturan Rayleigh.

3.3.2.Difraksi Frounhofer dari Celah MelingkarDua obyek titik berdekatan apabila ditangkap dengan lensa, bayangannya berhimpit, sehingga sulit untuk dibedakan. Kemampuan lensa untuk memisahkan bayangan yang berbeda dari dua buah titik yang saling berdekatan disebut daya pisah lensa. Salah satu hal yang mempengaruhi daya pisah lensa ini adalah difraksi. Pada kasus ini, tepi lensa dianggap sebagai suatu celah, sehingga cahaya yang berasal dari sumber titik ketika melalui lensa akan disebarkan sesuai pola difraksi. Oleh karena itu, sumber benda titik bayangannya akan dibentuk menjadi suatu pola difraksi kecil. Pola difraksi yang dihasilkan celah melingkar adalah berupa piringan terang di pusat dikelilingi oleh cincin gelap dan terang bergantian, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.16.

D=2RL

Gambar 3.16. Pola difraksi frounhofer untuk celah melingkarNampak pada gambar bahwa jumbai-jumbai lingkaran yang mengelilingi terang pusat membentuk bayangan yang kurang terang. Dengan menyatakan R jejari lingkaran celah, sudut pengamatan cincin minimum (gelap) pertama adalah:

..(3.17)atau untuk sudut yang sangat kecil, maka:

(3.18)

dengan D sebagai lebar celah dan merupakan panjang gelombang cahaya.

Bila dua titik sangat berdekatan, pola difraksi dari masing-masing bayangan akan saling tumpang tindih sehingga bayangannya hampir sama dengan bayangan sebuah obyek titik. Apabila jarak anguler titik berada pada suatu kondisi di mana maksimum pola difraksi sumber satu jatuh pada minimum pertama dari sumber difraksi yang lain, maka keadaan ini disebut dengan kriterion Rayleigh. Kajian tentang difraksi celah melingkar sangat bermanfaat dalam perkembangan teknologi. Apabila suatu produk diinginkan untuk mampu memisahkan jarak anguler yang sangat kecil, maka dapat dilakukan dengan memperbesar diameter lensa (D) atau memilih panjang gelombang () yang lebih pendek. Cara ini efektif digunakan untuk mengurangi efek difraksi pada mikroskop. Hal yang dilakukan adalah dengan memilih cahaya ultraviolet atau elektron sebagai pengganti cahaya.

2.2.3. Difraksi Frounhofer untuk Dua Celah Sama Besar dan SejajarTinjaulah dua celah, masing-masing dengan lebar b saling berjarak a, seperti ditunjukkan Gambar 3.17 Untuk arah pengamatan , diperoleh dua berkas gelombang terdifraksi yang datang dari masing-masing celah, yang kemudian menghasilkan interferensi. Dengan kata lain pada peristiwa ini terjadi sebuah kombinasi difraksi dan interferensi. Untuk menentukan intensiatas gelombang resultan sebagai fungsi , maka haruslah terlebih dahulu ditentukan resultan amplitudo masing dari masing-masing celah, kemudian resultan amplitudo dari masing-masing celah digabungkan untuk memperoleh resultan amplitudo akhir sebagai hasil kombinasi dari resultan amplitudo dari masing-masing celah.

Celah-1Celah-2abbaEABCDAC

a.b.

Gambar 3.17. (a) Dua celah sama lebar. (b) Difraksi Founhofer untuk dua celah

Resulatan amplitudo dari kedua celah ditunjukkan oleh Gambar 3.17, sudut memiliki harga sesuai dengan persamaan (3.10). Vektor OP menyatakan resultan amplitudo oleh celah 1 yaitu yang nilainya dihitung sesuai dengan persamaan (3.13), yaitu:

(3.19)karena celah-2 memiliki lebar yang sama maka resultan amplitudo celah-2 akan memiiki nilai yang sama dengan resultan amplitudo celah-1, tetapi dengan fase yang berbeda, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.15.

12

Gambar 3.18. Amplitudo resultan gelombang dari kedua celahGambar 3.14. menunjukkan bahwa antara berkas gelombang celah-1 dan celah-2 memiliki beda fase tetap, yaitu:

...(3.20)dengan demikian amplitudo atau vektor-vektor gelombang kedua celah membentuk sudut , sehingga resultan amplitudo kedua celah dapat ditentukan;

(3.21)dengan menggunakan persamaan (3.24) diperoleh:

...(3.22)Distribusi intensitas dari pola difraksi yang terjadi sebagai fungsi , dengan demikian dapat ditentukan dari kebergantungannya dengan kuadrat amplitudonya, yaitu;

.(3.23)

persamaan (3.22) bila dibandingkan dengan persamaan (3.23) ternyata terdapat tambahan faktor . Faktor ini tidak lain adalah faktor distribusi intensitas dari interfernsi yang dihasilkan oleh dua sumber koheren yang telah dibahas terdahulu. Dengan demikian peristiwa interferensi d u sumber koheren tercakup dalam persamaan (3.23). Ini menunjukkan bahwa pada peristiwa difraksi dua celah identik akan termodulasi juga peristiwa interferensi dua sumber koheren. Pola difraksi dua celah digambarkan sebagai berikut.

Pola interferensiPola difraksi

Gambar 3.19. Modulasi pola interferensi dua sumber dalam pola difraksi dua celah

Titik maksimum dari pola interferensi terjadi pada atau , sedangkan titik nol dari pola difraksi terjadi sesuai dengan . Karena a b maka jarak titik-titik nol dari pola difraksi jauh lebih lebar dari jarak titik-titik maksimum pola interferensi. Oleh karena itu untuk difraksi dua celah frinji terang jauh lebih tajam dan lebih dekat dari pada pola yang dihasilkan oleh satu celah.

BAB IVPENUTUP3.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Eksperimen celah ganda Thomas Young menjelaskan bahwa interferensi terjadi karena adanya dua sumber cahaya (sekunder) koheren yang monokromatis dari sebuah sumber cahaya monokromatis bergabung menghasilkan pola garis terang dan gelap. Jika beda lintasan sebesar n maka terjadi frinji terang dan jika beda lintasan sebesar maka akan terlihat frinji gelap.2. Difraksi fresnel adalah jarak sumber-celah dan celah-layar lebih besar dari lebar celah atau sinar datang tidak sejajar / sumber gelombang dekat.Eksperimen menunjukkan bahwa makin sempit celah, maka makin melebar berkas cahaya yang lewat.3. Difraksi Frounhofer merupakan difraksi cahaya dimana jarak sumber-celah dan celah-layar jauh lebih besar dari lebar celah. (sinar datang sejajar/sumber gelombang jauh).Dalam mengkaji Difraksi Frounhofer maka dapat menganalisisnya pada sebuah celah persegi, celah melingkar,serta pada dua celah sama besar dan sejajar.

3.2 Saran Untuk menambah pemahaman tentang interferensi gelombang cahaya, para pembaca diharapkan membaca referensi lain. Makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pengampu dan para pembaca.

23

top related