pengawasan dan pengendalian time schedule pada proyek renovasi dan pengembangan masjid agung dan...

Upload: dinda-alya-shafira

Post on 24-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    1/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    1

    1 Dinda Alya Shafira 013121406014

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara dengan

    mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Setidaknya ada sekitar 87,8%

    atau sekitar 207 juta penduduk Indonesia memeluk agama ini. Islam merupakan

    salah satu dari lima agama terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu agama

    terbesar maka pengaruh adanya adat dan adab dalam Islam sangat berpengaruh

    terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya pada pembangunan tempat

    ibadah.

    Tempat ibadah merupakan tempat sacral yang dibutuhkan setiap agama

    untuk melakukan aktivitas peribadatan. Pada agama Islam terdapat beberapa

    tempt ibadah yang dibangun untuk mendukung aktibitas religi tersebut; masjid,

    langgar, atau musholla. Dari tempat peribadatan tersebut, yang paling berkembang

    pesat pembangunannya adalah masjid. Masjid dapat dengan mudah ditemui di

    setiap daerah di Indonesia bahkan hingga ke pelosok-pelosok daerah yang jauh

    dari kehidupan kota. Masjid bahkan menjadi tempat atau simbol ikonik suatu kota

    atau kabupaten karena keadaannya, yang biasanya dikenal dengan sebutan masjid

    agung.

    Masjid agung pada suatu kota atau kabupaten biasanya merupakan masjid

    terbesar dan terluas yang dimiliki untuk menampung aktivitas keagamaan yang

    ruang lingkupnya mencakup masyarakat di seluruh penjuru kota atau kabupatentersebut. Pembangunan masjid agung biasanya pun tidak sembarang. Biasanya

    desain suatu masji agung sangat diperhatikan dan mendetail cenderung

    mengandung unsure kemegahan untuk mendukung eksistensinya sebagai simbol

    ikonik yang dimiliki suatu daerah.

    Tidak terkecuali bagi provinsi Lubuklinggau dengan Ibukota Kota

    Linggau. Seiring dengan kemajuan yang dialami dalam bidang pembangunan

    nasional maupun daerah maka kota ini pun tidak ketinggalan dalam memajukan

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    2/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    2

    2 Dinda Alya Shafira 013121406014

    dan mempercantik setiap bagian di kotanya. Salah satunya adalah dengan

    pencanangan proyek renovasi masjid agung. Proyek renovasi masjid agung ini

    bermula pada program kerja dari pemerintah setempat untuk menciptakan

    landmark kota yang lebih megah sekaligus memberikan tempat umum terbuka

    bagi publik (alun-alun) yang dapat menampung setiap kalangan dan golongan

    masyarakat.

    Proyek renovasi masjid agung ini telah dimulai sejak tahun 2013 dan

    direncanakan untuk selesai pada akhir tahun 2015. Tidak hanya merenovasi

    masjid agung yang telah ada, tetapi proyek ini juga mencakup renovasi alun-alun

    kota yang disebut dengan Lapangan Merdeka, yang letaknya masih satu wilayah

    dengan masjid agung ini. Terlepas dari penjadwalan proyek yang cukup panjang

    yakni selama kurang lebih dua tahun, proyek yang masih berjalan ini juga masih

    mengalami banyak kendala dalam pelaksanaanya. Memasuki pertengan tahun

    2015, proyek ini telah mengalami proses finishing renovasi masjid. Proses

    finishing ini pun tidak berlangsung singkat karena dalam proses ini diperlukan

    ketelitian yang rapi dan mendetail.

    Oleh karena itu penulis merencanakan adanya aktivitas pengamatan di

    laporan menyangkut tinjauan penjadwalan dan pengendalian waktu dengan

    TimeSchedule pada proyek renovasi dan pengembangan Masjid Agung dan

    Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau. Dalam hal ini menyangkut proses

    finishing yang terjadi pada bulan Juni dan Juli 2015. Tinjauan mengenai

    penjadwalan dan pengendalian waktu pada suatu proyek sangat perlu untuk

    dilakukan dan diperhatikan karena sebuah proyek yang baik tentunya harus

    memiliki keefisienan waktu yang tepat. Peninjauan terhadap time schedule

    berfungsi untuk memeriksa perkembangan jalannya proyek dan kesesuaiannya

    dengan rencana awal sehingga dapat dievaluasi faktor-faktor yang memicu

    terhambatnya proyek dan diperhitungkan strategi yang tepat untuk memecahkan

    masalah tersebut.

    1.2Rumusan Masalah

    Dalam tinjauan penjadwalan dan pengendalian waktu proyek ini, penulis

    merumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    3/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    3

    3 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Bagaimanakah kesesuaian waktu dalam time schedule proyek ini

    dibandingkan dengan waktu pelaksanaan di lapangan?

    Apabila terjadi ketidaksesuaian, maka faktor apa sajakah yang menjadi

    kendala atau masalah bagi kesesuaian waktu proyek tersebut?

    1.3Maksud dan Tujuan

    Menanggapi permasalah diatas, maka berikut merupakan maksud dan

    tujuan yang ingin dicapai dalam laporan ini:

    Mengamati dan mengetahui perbandingan kesesuaian waktu antara

    jadwal terencana dan pelaksanaan di lapangan selama proyek

    berlangsung

    Memahami faktor-faktor yang memengaruhi jalannya kerja di

    lapangan menyangkut permasalahan waktu selama proyek berlangsung

    1.4Ruang Lingkup Pembahasan

    Dalam penyusunan laporan tinjauan ini, ruang lingkup pembahasanmenyangkut; 1. Pengamatan perbandingan kesesuaian waktu antara jadwal waktu

    time schedule) yang telah direncanakan sebelumnya dengan pelaksanaannya di

    lapangan, dan 2. Pencarian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya

    pelaksanaan yang memiliki potensi untuk menjadi kendala atau masalah

    penghambat dalam kesesuaian manajemen waktu.

    Setiap proyek pasti telah memiliki segenap susunan rencana yang telah

    dipikirkan secara matang sebelum proses pelaksanaan berlangsung. Segala

    kemungkinan yang mungkin terjadi pun telah dipertimbangkan. Namun pada

    kenyataannya, suatu proyek pasti mengalami kendala atau masalah yang

    memengaruhi kelancaran jalannya pelaksanaan proyek. Hal ini bisa menyangkut

    ketenagakerjaan, biaya, kelengkapan alat dan bahan, ketersediaan material, dan

    masih banyak lagi. Dalam pelaksanaan proyek renovasi dan pengembangan

    masjid agung ini pun terdapat kendala-kendala yang terjadi yang kemudian

    mengakibatkan terhambatnya proses pelaksanaan dan menyebabkan

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    4/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    4

    4 Dinda Alya Shafira 013121406014

    ketidaksesuaian jadwal. Terkait dua ruang lingkup diatas, laporan ini disusun

    berdasarkan pengamatan proyek yang berlangsung pada bulan Juni dan Juli 2015

    yang difokuskan pada proses finishing renovasi masjid agung kota Lubuk

    Linggau.

    1.5 Metodologi Penulisan

    1.5.1 Subyek Data

    Subyek data dalam laporan ini adalah Masjid Agung Kota Lubuk

    Linggau yang mengalami proses renovasi dan pengembangan yang baru.

    1.5.2. Sumber Data

    Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan

    informasi terkait data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua,

    yaitu:

    1. Data Primer, yaitu data yang dibuat langsung oleh penulis berdasarkan

    hasil penelitian langsung melalui kegiatan observasi maupun wawancara

    konsultasi dengan pihak terkait.

    2. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan untuk melengkapi dan

    mendukung data primer. Data sekunder dapat diperoleh melalui pencarian

    virtual melalui internet, pencarian langsung melalui buku atau jurnal, serta

    artikel dan literatur terkait yang dapat membantu penyelesaian masalah.

    1.5.3. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam proses pra-rancangan

    adalah:1. Observasi, yaitu meninjau langsung keadaan data yang diperlukan.

    Misalnya mengunjungi lokasi dan objek tempat Kerja Praktek

    dilaksanakan juga kantor dari perusahaan tempat bekerja.

    2. Metode Dokumentasi, yaitu metode yang digunakan untuk mengarsipkan

    keseluruhan data yang dimiliki baik data primer maupun sekunder

    sehingga dapat dikaji kembali dan dapat digunakan untuk kepentingan

    berkelanjutan.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    5/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    5

    5 Dinda Alya Shafira 013121406014

    3. Studi Literatur, Data dari literatur dan beberapa jurnal internet yang sesuai

    dengan objek yang dibahas, dapat menambah apa yang telah di dapat dari

    data-data dari lapangan.

    4. Konsultasi

    Metode konsultasi yang dilakukan berupa diskusi terhadap pihak

    pelaksanana pembangunan dalam hal ini pengawas dari PT. Barindo

    Utama.

    1.6 Sistematika Pembahasan

    Secara garis besar sistematika pembahasan dalam laporan ini dapat

    diuraikan sebagai berikut :

    BAB I. PENDAHULUAN

    Menguraikan secara umum latar belakang pembahasan, rumusan

    permasalahan, tujuan pembahasan, ruang lingkup pembahasan, metodologi

    penulisan serta sistematika pembahasan laporan kerja praktek.

    BAB II. GAMBARAN UMUM

    Gambaran umum mengenai lokasi dan kondisi fisik proyek, proyek

    renovasi dan pengembangan Masjid Agung dan Lapangan Merdeka Kota

    Lubuk Linggau.

    BAB III. TINJAUAN PUSTAKA

    Memberikan uraian teori tentang manajemen proyek dan kurva-S yang

    diperoleh dari literatur dan jurnal internet yang berkenaan dengan topik

    yang akan dibahas.

    BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Berisi uraian mengenai analisa dan pembahasan masalah manajemen

    proyek di lapangan sesuai dengan data yang telah didapatkan.

    BAB V. PENUTUP

    Berisi tentang kesimpulan dan saran pembahasan dari analisa

    perbandingan manajemen antara perencanaan dan pelaksanaan proyek di

    lapangan.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    6/74

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    7/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    7

    7 Dinda Alya Shafira 013121406014

    BAB II

    GAMBARAN UMUM

    Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapangan

    Merdeka Kota Lubuk Linggau ini merupakan salah satu proyek pemerintah

    dengan tujuan untuk memberikan citra baru bagi masjid dan lapangan Merdeka

    yang menjadi alun-alun kota Lubuk Linggau. Proyek ini sudah berlangsung sejak

    akhir tahun 2013 dan hingga tahun ini masih dikerjakan. Pada bulan kerja praktek

    yang dilakukan mahasiswa, proyek ini berjalan hingga proses finishingbangunan

    dan pengembangan lapangan merdeka sebagai alun-alun kota sudah sedikit demi

    sedikit selesai. Proses kerja praktek yang dilaksanakan pun hanya berfokus pada

    bangunan masjid yang sedang mengalami prosesfinishing.

    2.1 Data Umum Proyek

    2.1.1 Data Administratif

    Nama Proyek : Proyek Renovasi dan Pengembangan

    Masjid Agung dan Lapangan MerdekaKota Lubuk Linggau.

    Alamat Proyek : Jalan Merdeka, Rejang Lebong, Kota

    Lubuk Linggau

    Pemilik Proyek : PU Cipta Karya

    Fungsi Bangunan : Masjid dan Lapangan Merdeka

    Konsultan Pengawas : PT Granitindo Cipta Sejati

    Arsitek : PT Barindo Utama

    Mandor : Heriansyah, S.T.

    Site Engineering Manager : Zian Kadir Sabban, S.T.

    Site Adm Manager : Frenchy R, S.T.

    Sumber dana : PU Cipta Karya

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    8/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    8

    8 Dinda Alya Shafira 013121406014

    2.1.2 Struktur Organisasi

    Proyek Pembangunan Renovasi dan Pengembangan Masjid

    Agung dan Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau

    Bagan 2. 1 Struktur Organisasi

    Sumber : Analisa Pribadi

    Konsultan

    Perencana

    PT Barindo

    Utama

    Konsultan

    Pengawas

    PT

    Granitindo

    Cipta Sejati

    Perencana

    Struktur

    PT Barindo

    Utama

    Pengembang

    Project

    Manager

    Site Manager

    Zian Kadir Sabban,

    S.T.

    Quality Control

    Zian Kadir Sabban,

    S.T.

    Quality Surveyor

    PT Barindo Utama

    Mahasiswa

    1.Nurmalina

    Oktaviani

    2.Dinda Alya

    Mandor

    Heriansyah

    S.T.

    Logistik

    Sapta

    Pemilik

    PU Cipta Karya

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    9/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    9

    9 Dinda Alya Shafira 013121406014

    2.1.3 Struktur Organisasi Proyek

    Organisasi proyek adalah gabungan beberapa unsur pelaksanaan

    pada suatu proyek yang saling berhubungan erat dalam melakukan

    kegiatan-kegiatannya. Struktur organisasi ini mutlak diperlukan guna

    menjamin kelancaran dan kesuksesan dari pembangunan suatu proyek.

    Struktur

    Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek

    anatara lain:

    a.

    Pemilik Proyek (PU Cipta Karya)Pemilik proyek atau pengguna jasa ini adalah seseorang atau

    instansi yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh

    memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar

    biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan,

    lembaga/instansi pemerintah maupun swasta.

    Berikut adalah hak dan kewajiban pengguna jasa adalah:

    Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)

    Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan

    pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.

    Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana

    yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran

    pekerjaan.

    Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

    Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak

    penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk

    mewujudkan sebuah bangunan.

    Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang

    direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk

    suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.

    Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    10/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    10

    10 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai

    dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai

    dengan apa yang dikehendaki.

    b. Konsultan Perencana

    Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat

    perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan

    bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan.

    Konsultan perencana ini menerima pekerjaan perencanaan dari pemilik

    proyek. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan

    berbadan hukum/ badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan

    pekerjaan bangunan. Dan juga berfungsi membantu pimpinan proyek

    dalam melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan, dokumen

    perencana, dokumen lelang, dokumen pelaksanaan dan memberi

    penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan yang timbul selama

    konstruksi.

    Berikut hak dan kewajiban konsultan perencana adalah:

    Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari

    gambar rencana, rencana keija dan syarat-syarat, hitungan

    struktur, rencana anggaran biaya.

    Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna

    jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.

    Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor

    tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana,

    rencana kerja dan syarat-syarat.

    Membuat gambar revisi hila terjadi perubahan perencanaan.

    Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    11/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    11

    11 Dinda Alya Shafira 013121406014

    c. Konsultan Pengawas ( PT Granitindo Cipta Sejati)

    Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk

    pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan

    pekerjaan pembangunan mulai awal hingga berakhimya pekerjaan

    tersebut. Tugas dan wewenang konsultan pengawas yaitu mengadakan

    pengawasan terhadap jalannya pekerjaan dan berwenang untuk menolak

    pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan perencanaan.

    d. Kontraktor ( PT Barindo Utama)

    Kontraktor adalah suatu badan usaha atau perusahaan yang telah

    lulus prakualifikasi dari pemerintahan setempat dan sanggup menaati

    peraturan yang telah dibuat oleh pemilik proyek serta mempunyai

    kemampuan untuk menyelesaikan proyek tersebut tepat pada waktu

    yang telah ditentukan.

    e. Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja yang berstatus

    tetap yaitu bekerja sampai pekerjaan selesai. Tenaga kerja ini umumnya

    terdiri dari tenaga ahli yang memegang peranan penting dalam

    mewujudkan keberhasilan suatu proyek. Tenaga kerja tersebut meliputi:

    1. Manajer Proyek (Project Manager)

    Merupakan orang yang dipercayakan untuk memimpin

    semua pekerjaan di proyek. Project manager pada proyek ini

    bertanggung jawab atas seluruh administrasi proyek baik teknis

    maupun non-teknis.

    2. Site Engineering Manager (SEM)

    Site Engineering Manager yang memiliki tugas membuat

    perancanaan operasional, seperti :

    - Site installation

    - Quality plan

    - Shop drawing

    - Metode pelaksanaan dalam proyek

    - Perhitungan konstruksi

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    12/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    12

    12 Dinda Alya Shafira 013121406014

    3. Site Administration Manager (SAM)

    Orang atau badan yang bertanggung jawab dalam

    pengolahan keuangan dalam proyek.

    4. Logistik Proyek

    Logistik proyek mempunyai tugas sebagai penghubung

    pihak proyek kepada para suplier bahan, memperhitungkan

    keperluan bahan-bahan bangunan dan mencatat setiap pemasukan

    dan pemakaian bahan, serta mengawasi keadaan mutu bahan yang

    digunakan dalam proses pembangunan sebuah proyek.

    5. Mandor

    Mandor sangat diperlukan sebagai pengawas langsung bagi

    pekerja-pekerja di lapangan agar pekerjaan terarah. Mandor

    bertugas mengawasi dan mengkoordinasi, serta memberikan upah

    kepada pekerja-pekerja.

    6. Pekerja

    Pekerja ialah orang-orang yang terkait dalam pembangunan proyekdi lapangan. Pekerja terdiri dari kepala tukang, tukang besi, tukang

    kayu, dll.

    2.2 Data Teknis

    2.2.1 Lokasi Proyek

    Lokasi proyek renovasi dan pengembangan Masjid Agung dan

    Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau ini terletak di Jalan

    Merdeka, Rejang Lebong, Kota Lubuk Linggau.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    13/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    13

    13 Dinda Alya Shafira 013121406014

    2.2.2 Batasan Proyek

    Sebelah Utara : Pemukiman warga

    Sebelah Timur : Pemukiman warga dan bangunan Ruko

    Sebelah Selatan : Jalan raya Merdeka

    Sebelah Barat : Pemukiman warga

    2.2.3 Data- Data Fungsional

    Bangunan : Masjid Agung

    Jumlah Lantai : 2 Lantai

    Luas Lantai : 3060 m

    Tinggi Bangunan : (sampai puncak kubah) 26,2 m

    2.2.4 Gambaran Desain

    Gambar 2.1 SITE PLAN.

    Sumber Gambar :

    Dokumentasi Pribadi. 2015

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    14/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    14

    14 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Gambar 2.3 TAMPAK DEPAN DAN

    DETAIL ARSITEKTUR.

    Sumber Gambar :

    Gambar 2.2 DENAH LANTAI 1 & 2.

    Sumber Gambar :

    Dokumentasi Pribadi. 2015

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    15/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    15

    15 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Gambar 2.4 TAMPAK BELAKANG DAN DETAIL

    ARSITEKTUR

    Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi. 2015

    Gambar 2.5 POTONGAN 1

    Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi. 2015

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    16/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    16

    16 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Gambar 2.7 PERSPEKTIF 3D

    Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi. 2015

    Gambar 2.6 POTONGAN 2

    Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi. 2015

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    17/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    17

    17 Dinda Alya Shafira 013121406014

    2.2.5 Time Schedule Rencana Renovasi Masjid

    Gambar 2.8 Time Schedule Rencana 1-1

    Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    18/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    18

    18 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Gambar 2.9 Time Schedule Rencana 1-2

    Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    19/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    19

    19 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Berdasarkan Time Schedule Rencana diatas dapat kita lihat bahwa

    pekerjaan yang akan dilakukan selama masa kerja praktek (Juni dan Juli) adalah

    pekerjaan arsitektur dan pekerjaan kubah. Pekerjaan arsitektur dengan nilai

    mencapai angka 3 miliar memiliki bobot presentase sebesar 32, 256% yang

    rencananya dilakukan selama 3 bulan, terhitung bulan Mei hingga Juli 2015.

    Sedangkan pekerjaan kubah dengan nilai harga 6 miliar memiliki bobot presentase

    sebesar 40, 823%.

    Selain time schedule rencan, pada proyek ini tidak dilengkapi time

    schedule realisasi dikarenakan data dari pihak kontraktor yang tidak memadai

    untuk keperluan masa kerja praktek di bulan Juni dan Juli.

    Gambar 2.10 Time Schedule Rencana 1-3

    Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    20/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    20

    20 Dinda Alya Shafira 013121406014

    2.2.6.Bobot Pekerjaan Proyek

    Tabel 2.3 Bobot Pekerjaan Proyek 1-3

    Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

    Tabel 2.1 Bobot Pekerjaan Proyek 1-1

    Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

    Tabel 2.2 Bobot Pekerjaan Proyek 1-2

    Sumber Gambar : Dokumentasi Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    21/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    21

    21 Dinda Alya Shafira 013121406014

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Pengertian Manajemen Proyek

    3.1.1 Pengertian Manajemen

    Kata manajemen berasal daribahasa Perancis kuno management,

    yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur. Oleh karena itu

    banyak ahli yang mendefiniskan sebagai suatu seni.

    George R. Terry memberikan pendapat, definisi

    manajemen merupakan ilmu sekaligus seni, manajemen adalah wadah di

    dalam ilmu pengetahuan, sehingga manajemen bisa dibuktikan secara

    umum kebenarannya.

    Menurut Lawrence A Appley, pengertian manajemen adalah

    sebuah seni dalam mencapai tujuan yang diinginkan yang dilaksanakan

    dengan usaha orang yang lain.

    Manajemen yang didefinisikan oleh Koontz adalah suatu seni yangproduktif yang didasarkan pada suatu pemahaman ilmu. Koontz

    menambahkan, ilmu dan seni tidaklah bertentangan, namun masing

    masing saling melengkapi.

    James A. F. Stoner memiliki pendapat, ilmu manajemen

    merupakan proses dalam membuat suatu perencanaan, pengorganisisasian,

    pengendalian serta memimpin berbagai usaha dari anggota

    entitas/organisasi dan juga mempergunakan semua sumber daya yang

    dimiliki untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

    Dan menurut Drs. Oey Liang Lee mengartikan manajemen adalah

    ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan

    pengawasan dari manusia untuk menentukan capaian tujuan sebagaimana

    yang telah ditetapkan.

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

    manajemen merupakan suatu ilmu juga suatu seni dalam pembuatan suatu

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    22/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    22

    22 Dinda Alya Shafira 013121406014

    perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan masih

    banyak lagi yang sifatnya mengolah suatu usaha dan manusia yang terkait

    di dalamnya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

    3.1.2 Pengertian Proyek

    Pengertian proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang

    dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik

    pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan

    oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis atau

    pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.

    Pengertian proyek bangunan gedung adalah merupakan kegiatan

    pekerjaan pembangnan sebuah bangunan gedung yang dilaksanakan atas

    dasar permintaan pemilik proyek dan dilaksanakan oleh pelaksana proyek

    atau kontraktor.1

    3.1.3 Manajemen Proyek

    Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner proyek adalah

    merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan

    sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah

    ditentukan.

    Menurut Hughes dan Cotteral (2002) manajemen proyek adalah

    suatu cara untuk menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user,

    kebutuhan user harus terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik

    agar kebutuhan user bisa diketahui.

    Pengertian manajemen proyek menurut Schawalbe (2004)

    merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, skill, tools, dan teknik untuk

    aktifitas suatu proyek dengan maksud memenuhi atau melampaui

    kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah proyek.

    1 ,Diakses tanggal 10 Oktober 2015

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    23/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    23

    23 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Sedangkan Wulfram I. Ervianto (2003) Manajemen proyek adalah

    semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu

    proyek dari awal (gagasan) samapi selesainya proyek untuk menjamin

    biaya proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.

    Dan Chase, Aquilano, Jacobs (2001) mengatakan manajemen

    proyek dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan

    pengaturan sumber daya (manusia, peralatan, bahan baku) untuk

    mempertemukan bagian teknik, biaya dan waktu suatu proyek.

    Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan

    bahwa manajemen proyek adalah implementasi ilmu pengetahuan,

    keterampilan, dan keahlian, serta teknik yang terbaik dan berkualitas yang

    dijalankan secara bersamaan untuk mencapai target yang sebelumnya telah

    direncanakan.

    Didalam manajemen proyek, ada 3 (tiga) garis besar yang utamadalam menciptakan keberlangsungan sebuah proyek2:

    Planning | Perencanaan

    Dalam usaha pencapaian tujuan dari sebuah proyek dibutuhkan

    suatu planning yang matang. dengan meletakkan dasar sasaran dan

    tujuan dari suatu proyek dan sekaligus menyiapkan semua program

    administrasi dan teknis supaya bisa diimplementasikan. hal ini

    bertujuan untuk memenuhi semua persyaratan dan spesifikasi yang

    telah ditentukan dalam keterbatasan waktu, biaya, mutu dan juga

    keselamatan kerja. perencanaan sebuah proyek dijalankan dengan

    cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan sebuah area

    manajemen proyek (cost, waktu, mutu, kesehatan serta keselamatan

    kerja, lingkungan, sumber daya, resiko dan sistem informasi)

    Nicho, Eka.

    2015.http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/manajemen-proyek-project-management.,

    Diakses tan al 8 Oktober 2015

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    24/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    24

    24 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Schedulling | Penjadwalan

    Penjadwalan adalah implementasi dari sebuah perencanaan yang

    bisa memberi infomrasi mengenai jadwal rencana serta kemajuan

    proyek yang terdiri dari sumber daya, durasi dan juga progres

    waktu dalam menyelesaikan proyek. penjadwalan proyek ini

    mengikuti perkembangan sebuah proyek dengan berbagai

    permasalahan yang muncul. Monitoring serta updating harus selalu

    dijalankan untuk memperoleh penjadwalan proyek yang relistis

    supaya sesusai dengan sasaran proyek. Metode dalam pengelolaan

    penjadwalan proyek ada beberapa metode, antara lain:

    Hanumm Curve (Kurva S)

    Barchart

    Diagram Vektor (Penjadwalan Linear)

    Network Planning

    Apabila ada penyimpangan yang terjadi dari rencana awal,

    maka dijalankan evaluasi dan tindakan koreksi supaya proyek yang

    berjalan tetap berada pada jalur yang diharapkan.

    Controlling | Pengendalian Proyek

    Proses Pengendalian Proyek bisa mempengaruhi hasil akhir dari

    proyek yang dikerjakan. tujuan pengendalian proyek adalah untuk

    meminimalkan segala bentuk penyimpangan yang bisa terjadi

    selama proyek berlangsung. pengendalian proyek merupakan

    upaya untuk mengoptimalkan kinerja cost (biaya), waktu, mutu

    serta keselamatan kerja harus mempunyai kriterisa yang dijadikan

    sebagai tolak ukur kinerja. aktivitas dalam pengendalian ini berupa

    pengawasan, pemeriksaaan, koreksi yang dujalankan selama

    proyek diimplementasikan.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    25/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    25

    25 Dinda Alya Shafira 013121406014

    3.2 Fungsi Manajemen Proyek

    Fungsi dasar manajemen proyek adalah pembatasan, perencanaan, perkiraan,

    penjadualan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan penutupan.

    Pelingkupan (Scooping) lingkup mendefinisikan batas-batas

    proyek

    Perencanaan (Planning) perencanaan mengidentifikasikan

    tugas-tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.

    Perkiraan (Estimating) tiap tugas yang diperlukan untuk

    menyelesaikan proyek harus diperkirakan

    Penjadwalan (Scheduling) dengan diberikan rencana proyek,

    manajer proyek bertanggung jawab atas penjadwalan semua

    aktivitas proyek

    Pengorganisasian (Organizing) manajer proyek harus

    memastikan bahwa para anggota tim proyek memahami peran dan

    tanggung jawab masing-masing serta hubungan laporan mereka ke

    manajer proyek.

    Pengarahan (Directing) manajer proyek harus mengarahkan

    aktivitas-aktivitas tim

    Pengontrolan (Controlling) mungkin fungsi tersulit dan

    terpenting seorang manajer adalah mengontrol proyek

    Penutupan (Closing) manajer proyek yang baik selalu menilai

    keberhasilan dan kegagalan pada kesimpulan proyek

    Fungsi fungsi diatas tergantung pada komunikasi antar personal yang

    berkesinambungan di antara para manajer proyek, tim dan manajer-manajer yang

    terlibat.

    Untuk mengelola aspek pengetahuan manajemen proyek , maka ada

    beberapa prinsip yang perlu diketahui atau difahami telebih dahulu, yaitu:

    Prinsip 1: Melakukan aktivitas terkait terhadap konsep kelompok

    proses yang ada

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    26/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    26

    26 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Prinsip 2: Setiap kelompok proses membutuhkan sejumlah input

    (masukan) untuk menjalankan proses

    Prinsip 3: Saat proses berlangsung akan melibatkan sejumlah

    perangkat (tools) dan metode (teknik) pekerjaan yang memadai

    Prinsip 4: Hasil ouput (keluaran) dari proses akan dipergunakan untuk

    pelaksanaan kelompok proses pada aspek pengetahuan manajemen

    proyek yang lain

    Kelompok proses yang digunakan dalam manajemen proyek, terdiri atas:

    Proses Inisiasi (penjajagan), kesediaan para stakeholders dalam

    menjalankan proyek

    Proses Perencanaan, perencanaan terhadap kebutuhan pelaksanaan

    proyek (S-TQC)

    Proses Pengolahan, pelakasanaan pekerjaan oleh sumber daya yang

    ada dalam proyek

    Proses Pengendalian, pengawasan yang obyektif terhadap seluruh

    pekerjaan proyek

    Proses Penutupan, persetujuan formal terhadap hasil output dari

    pekerjaan proyek,

    Sedangkan pengetahuan manajemen proyek, terdiri atas:

    Manajemen Integrasi, merupakan tempat integrasi dari seluruh

    akivitas manajemen proyek yang ada dalam rangka

    mengoptimumkan obyektif proyek

    Manajemen Batas Wilayah (ruang lingkup), merupakan batasan obyek

    yang ingin diraih yaitu suatu produk yang memiliki fitur, fungsi dan

    spesifikasi tertentu, adapun batasan bisa mencakup perencanaan,

    definisi, verifikasi dan pengendalian yang dituangkan dalam Term Of

    Reference (TOR) atau Request For Proposal (RFP) atau dalam

    diagram

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    27/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    27

    27 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Manajemen Waktu, merupakan target waktu dari output yang

    diharapkan agar dapat dimanfaatkan pada waktu yang tepat, bisa

    meliputi definisi aktivitas, rangkaian aktivitas, estimasi durasi

    aktivitas, pengembangan skedul (jadual) dan pengendalian jadual,

    dapat menggunakan Gantt Chart, PERT, CPM atau Network Diagram

    Manajemen Biaya, merupakan pengalokasian sejumlah sumber dana

    berupa investasi untuk pembiayaan kebutuhan pelaksanaan proyek,

    yang mencakup perencanaan sumber dana (resource planning),

    estimasi biaya (cost estimating), anggaran biaya (cost budgeting) dan

    pengendalian biaya (cost control)

    Manajemen Kualitas, merupakan pemenuhan kebutuhan yang

    mendasar terhadap output yang dihasilkan berupa kualitas yang

    terstandarisasi, yang mencakup perencanaan kualitas (quality

    planning), pertanggungan kualitas (quality assurance) dan

    pengendalian kualitas (quality control)

    Manajemen Sumber Daya Insani, merupakan pengaturan kebutuhan

    SDI dalam pelaksaan proyek, yang mencakup perencanaan organisasi

    (organizational planning), akuisisi karyawan (staff aquisition) dan

    pembangunan tim kerja (team building)

    Manajemen Komunikasi, merupakan pendistibusian jalur komunikasi

    yang terjadi akibat banyaknya kertelibatan individu maupun letak

    lokasi (geografis) dalam pelaksanaan proyek, yang mencakup

    perencanaan komunikasi (communication planning), pendistribusian

    informasi (information distribution), pelaporan kinerja (performace

    reporting) dan klosur administrasi (administrative closure)

    Manajemen Risiko, merupakan pengelolaan resiko untuk memperkecil

    dampak yang ditimbulkan melalui tindakan tindakan preventif, bisa

    mencakup identifikasi resiko, kuantitas resiko, pengembangan

    responsi resiko dan pengendalian responsi resiko

    Manajemen Pengadaan, merupakan pengaturan kebutuhan produk

    atau perangkat yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek dari awal

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    28/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    28

    28 Dinda Alya Shafira 013121406014

    hingga akhir, bisa mencakup perencanaan pengadaan, perencanaan

    permintaan, permintaan pengadaan, pemilihan supplier, administrasi

    kontrak pengadaan dan nutupan kontrak

    3.3 Penjadwalan Proyek

    Penjadwalan merupakan tahapan menerjemahkan suatu perencanaan ke

    dalam suatu diagram-diagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan

    menentukan kapan kegiatan-kegiatan akan dimulai, ditunda, dan diselesaikan,

    sehingga pengendalian sumber-sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut

    kebutuhan yang ditentukan.7 Dalam proses penjadwalan, penyusun kegitan dan

    hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini

    dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek.

    Secara umum manfaat-manfaat penjadwalan proyek antara lain :

    Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan

    proyek.

    Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.

    Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap

    kegiatan.

    Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya

    dengan cara hal-hal kritis pada proyek

    Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal

    pelaksanaan proyek :

    Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu

    proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah

    ditentukan.

    Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek

    selanjutnya.

    Alasan social politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    29/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    29

    29 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Kondisi alam dan lokasi proyek.

    Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya. Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan

    material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.

    Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya

    yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.

    Produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek,

    selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang

    memenuhi aturan teknis.

    Cuaca, musim dan gejala alam lainnya.

    Referensi hari kerja efektif.

    3.3.1 Metode Penjadwalan Proyek

    Penggunaan metode dalam penjadwalan proyek didasarkan

    atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja

    penjadwalan. Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang

    berkembang pada saat ini, seperti metode barchart (Diagram Batang),

    kurva S (hanumm Curve), diagram Vektor (Penjadwalan Linear),

    Network Planning dan waktu dan durasi kegiatan. Metode-metode

    tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

    Pemilihan penggunaan metode penjadwalan tersebut didasarkan atas

    kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penjadwalan.

    1.

    Barchart(Diagram Batang)

    Barchart adalah sekumpulan aktivitas yang ditempatkan dalam

    kolom vertikal, sementara waktu ditempatkan dalam baris horizontal.

    Waktu mulai dan selesai setiap kegiatan beserta durasinya

    ditunjukkam dengan menempatkan balok horizontal dibagian sebelah

    kanan dari setiap aktivitas. Perkiraan waktu mulai dan selesai dapat

    ditentukan dari skala waktu horizontal pada bagian atas bagan.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    30/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    30

    30 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Panjang dari balok menunjukkan durasi dari aktivitas dan

    biasanya aktivitas-aktivitas tersebut disusun berdasarkan kronologi

    pekerjaannya (Callahan, l992).

    Keuntungan dan kelemahan Barchart : (Manajemen Kontruksi.

    Hal : 78)

    Keuntungan

    a. Mudah dalam pembuatan dan persiapannya.

    b. Memiliki bentuk yang mudah dimengerti.

    c. Bila digabungkan dengan metode lain, seperti Kurva S,

    dapat dipakai lebih jauh sebagai pengendalian biaya.

    Kelemahan

    a. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan

    ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga

    sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan

    satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.

    b. Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan atau

    pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti

    membuat bagan balok baru.

    c. Cara membuat barchart dapat dilakukan dengan

    menentukan aktivitas-aktivitas yang akan ditampilkan. Aktivitas ini

    dapat dibuat dengan memecahkan pekerjaan menjadi

    kegiatan-kegiatan terkecil, selanjutnya tentukan durasi dari setiap

    kegiatan atau aktivitas, dan letakkan setiap balok sesuai dengan

    kegiatan dan durasinya

    2. Kurva S

    Kurva S adalah grafik yang dibuat dengan sumbu vertikal

    sebagai nilai kumulatif biaya atau penyelesaian (progress) kegiatan

    dan sumbu horizontal sebagai waktu (Soeharto, 1997). Kurva S dapat

    menunjukkan kemampuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    31/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    31

    31 Dinda Alya Shafira 013121406014

    bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif

    dari seluruh kegiatan proyek.

    a. Fungsi dari Kurva S yaitu : (Manajemen Kontruksi.Hal : 126)

    Untuk menganalisis kemajuan/progres suatu proyek secara

    keseluruhan.

    Untuk mengetahui pengeluaran dan kebutuhan biaya pelaksanaan

    proyek.

    Untuk rnengontrol penyimpangan yang terjadi pada proyek

    dengan mernbandingkan kurva S rencana dengan kurva S actual

    Bagi kontraktor, sebagai dasar untuk membuat tagihan pembayaran

    ke pemilik proyek

    Bagi owner (pemilik proyek) sebagai dasar memantau progres

    pekerjaan fisik di lapangan yang selanjutnya sebagai dasar

    pembayaran ke kontraktor.

    b.Langkah-langkah pembuatan Kurva S :

    Mencari % Bobot Biaya Setiap Pekerjaan

    Presentase bobot pekerjaan = V x Harga satuan pekerjaan X 100%

    Harga Bangunan

    Membagi % Bobot Biaya Pekerjaan pada Durasi

    Menjumlahkan % Bobot Biaya Pekerjaan pada setiap lajur waktu

    Memnuat Kumulatif dari % Bobot Biaya Pekerjaan pada Lajur %

    Kumulatif Bobot Biaya

    Membuat Kurva S Berdasarkan % Kumulatif Bobot Biaya

    Rumus rumus yang dipakai dalam perhitungan Kurva S,

    antara lain sebagai berikut:

    1.Bobot Pekerjaan (%) merupakan rencana anggaran biaya yang

    dikeluarkan oleh kontraktor.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    32/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    32

    32 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Jumlah (%) =

    sub total anggaran x 100%

    Total anggaran

    Sub total anggaran = Vol.pekerjaan x harga satuan pekerjaan

    2.Rencana Mingguan merupakan rencana yang akan dikerjaan

    sesuai pada saat pelaksanaan.

    Prestasi (%) rencana =(volume rencana) x 100%

    Volume anggaran

    Jumlah (%) rencana

    =[prestasi(%) rencana x Jumlah (%) anggaran]

    100%

    Yang akan dikerjakan (%) = Jumlah r. mingguan sekarang% Jumlah

    r. sebelumnya%

    Nilai pekerjaan

    =(pekerjaan yang akan dikerjakan x total anggaran )

    Nilai 100

    3.Realisasi Mingguan (%) adalah besarnya nilai pelaksanaan

    pekerjaan yang telah tercapai dihintung perminggu kerja.

    .

    =(Bobot kerja yang terjadi) x vol. pada anggaran

    Bobot rencana kerja

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    33/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    33

    33 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Prestasi (%) = Volume realisasi x 100Vol. pada anggaran

    Jumlah (%) realisasi

    =prestasi%realisasi x jmlah(%)pd anggaran

    100%

    4.Total jumlah realisasi / minggu (%)adalah jumlah realisasi pada

    subtotal pekerjaan perminggu.

    3.4Pengendalian Proyek

    Pengendalian menurut R. J. Mockler adalah usaha yang sistematis

    untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan,

    merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar

    menganalisa kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan danstandar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar

    sumber daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

    Pada dasarnya upaya pengendalian merupakan proses pengukuran,

    evaluasi dan membetulkan kinerja proyek. Untuk proyek konstruksi, ada tiga

    unsur yang perlu dikendalikan dan diukur, yaitu : kemajuan (progress) yang

    dicapai dibandingkan terhadap kesepakatan kontrak, pembiayaan terhadap

    rencana anggaran, dan mutu hasil pekerjaan terhadap spesifikasi teknis.

    Menurut Dipohusodo (1996), proses pengendalian kinerja dalam

    pelaksanaan proyek konstruksi secara umum terdiri dari 3 langkah pokok,

    yaitu:

    1. Menetapkan standar kinerja. Standar ini dapat berupa biaya yang

    dianggarkan dan jadwal.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    34/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    34

    34 Dinda Alya Shafira 013121406014

    2. Mengukur kinerja terhadap standar dengan jalan membandingkan antara

    performansi aktual dengan standar performansi. Hasil pekerjaan dan

    pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan dengan jadwal dan biaya

    yang telah direncanakan.

    3. Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi penyimpangan terhadap

    standar yang telah ditetapkan.

    Dalam pelaksanaan proses pembangunan, pihak kontraktor berusaha

    untuk mencapai unsurunsur pengendalian proyek, yaitu:3

    1. Pengendalian WaktuLamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan

    pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan

    laporan progress harian/ mingguan/ bulanan untuk melaporkan hasil

    pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap item pekerjaan proyek.

    Dan dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar waktu

    penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya.

    Pengendalian waktu dilakukan dengan menggunakan Time Schedule,

    Bar ChartdanNetwork Planning4:

    Time Schedule

    Time schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang

    disediakanuntuk masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari

    permulaan sampai dengan pekerjaan berakhir. Time schedulediperlukan

    oleh semua pihak sebagai pedoman koordinasi dan kerjasama antar

    bagian pelaksana proyek di lapangan. Dalam time schedule waktu

    pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga setiap pekerjaan dapat

    berjalan baik dan lancar. Time schedule digunakan sebagai dasar

    pertimbangan penambahan personalia sesuai dengan perkembangan

    pelaksanaan pekerjaan.

    3http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7245-3101100077-bab2.pdf, Diakses

    pada 8 Oktober 20154Manajemen Proyek, http://eprints.undip.ac.id/33972/5/1857_CHAPTER_II.pdf, Diakses

    pada 8 Oktober 2015

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    35/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    35

    35 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Dalam hubungan dengan bahan dan alat yang digunakan, time

    scheduleini akan mencegah penyimpangan bahan yang tepat diperoleh,

    serta menjaga keefektifan pemakaian alat-alat berat yang disewa,

    dengan demikian penghematan biaya dan waktu akan lebih baik.

    Pelaksanaan time schedule secara umum sering mengalami

    hambatanhambatan yag disebabkan oleh:

    1. Keadaan cuaca yang tidak memungkinkan dilaksanakan pekerjaan.

    2. Kesalahan yang dibuat pelaksana.

    3. Ketidakteraturan penyediaan bahan.

    4. Perubahan-perubahan yang diinginkan pemberi tugas.

    Bar Chart

    Bar chart merupakan metode yang bersifat praktis dan sederhana yang

    berfungsi untuk pengendalian proyek, sangat memudahkan pelaksana

    proyek dalam mengerjakan bagian pekerjaannya. Bar chart yang dibuat

    kontraktor harus diperiksa dan disetujui Direksi.

    Network Planning

    Network planning adalah gambar yang memperlihatkan susunan

    urutan pekerjaan dan logika ketergantungan antara kegiatan yang satu

    dengan yang lainnya serta rencana waktu pelaksanaannya berupa lintasan

    kritis maupun yang bukan lintasan kritis. Lintasan kritis adalah lintasan

    terpanjang yang menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek yang

    apabila salah satu kegiatan terlambat, maka pelaksanaan pekerjaan yang

    lain ikut terlambat.

    2. Pengendalian Biaya

    Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan proyek

    tersebut sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah

    disetujui. Pengendalian biaya ini dilakukan dengan cara pengontrolan

    masing-masing bagian pekerjaan dengan perhitungan dari analisa harga

    satuan. Biaya-biaya konstruksi proyek perlu dikelompokkan agar dalam

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    36/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    36

    36 Dinda Alya Shafira 013121406014

    analisa perhitungan earned value. Menurut Asiyanto (2005), Biaya

    konstruksi memiliki unsur utama dan faktor yang perlu dipertimbangkan

    dalam kegiatan pengendalian. Unsur utama dari biaya konstruksi adalah

    biaya material, upah, dan alat.

    3. Pengendalian Mutu

    Pengendalian kualitas bahan dilakukan dengan cara pemeriksaan dan

    pengujian bahan bangunan yang dipakai dalam proyek. Sebagai contoh

    adalah pengujian mutu beton yang digunakan dalam pengecoran dengan

    compression test.

    3.5 Kegagalan atau Keterlambatan Proyek

    Kesuksesan sebuah proyek pasti membutuhkan tenaga dan pikiran yang menguras

    segalanya. Seorang manajer proyek dituntut untuk memastikan bahwa sebuah

    proyek sudah berjalan sesuai perencanaan dan tidak berada dalam jalur yang

    salah. Namun, hingga saat ini kenyataannya terdapat begitu banyak proyek gagal

    atau paling tidak terlambat dalam penyelesaian dimana hal tersebut memicu

    membengkakan biaya yang dikeluarkan. Berikut ini beberapa alasan diantaranya

    mengapa kegagalan Manajemen Proyek sering terjadi :5

    1. Lemahnya Komunikasi

    Pelaksanaan sebuah proyek tanpa adanya komunikasi yang lancar bisa

    menyebakan sebuah proyek mengalami kesalahan didalam pengerjaannya.

    Semisal, manajer proyek menginginkan mandor untuk berkoordinasi

    dengan para konsultan/kontraktor, programer melaksanakan tugasnya

    sesuai dengan desain yang disusun kontraktor oleh ketika awal masa

    proyek, tanpa adanya pertanyaan sedikitpun oleh programer kepada

    kontraktor mengenai desain sistem yang sudah disusun ketika

    penggarapannya. Kesalahan akan rentan terjadi dalam kondisi seperti ini

    5Nicho, Eka. 2015.

    , Diakses tanggal 8 Oktober 2015

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    37/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    37

    37 Dinda Alya Shafira 013121406014

    2. Kurangnya Pemantauan

    Pelaksanaan sebuah proyek umumnya tidak dipantau secara baik.

    Kelemahan ini bisa memunculkan memungkinkan sebuah proyek tidak

    berjalan dengan rencana semula. banyak terjadi penyimpangan

    penyimpangan disana sini akibat lemahnya pengendalian oleh manajemen

    proyek. Pemantauan proyek ini sangat penting dalam mengukur kemajuan

    sebuah proyek yang dikerjakan

    3. Keterlambatan Tenaga Kerja

    Keterlambatan tenaga kerja didalam menyelesaikan sebuah proyek

    bukanlah permasalahan sepele, keterlambatan tenaga kerja merupakan

    salah satu faktor yang bisa menyebabkan penyelesaian sebuah proyek

    menjadi tertunda. Seorang manajer proyek bertugas untuk terus

    mengingatkan para pekerjanya untuk tepat waktu dalam bekerja

    menyelesaikan proyek.

    4. Skill Yang Tidak Memadai

    Didalam membangun harusnya diperlukan skill atau kemampuan yang

    mumpuni, skill yang tidak mempuni tentu akan menghambat suatu proyek,

    entah itu dilihat dari segi biaya, waktu, ataupun tenaga yang digunakan.

    5. Anggaran Proyek Tak Kunjung Cair

    Didalam pelaksanaan sebuah proyek, anggaran telah ditetapkan untuk

    memenuhi seluruh kebutuhan yang diperlukan didalam proyek tersebut,

    apabila anggaran untuk proyek tersebut tidak kunjung cair, hal ini akan

    membuat pengerjaan proyek tentunya menjadi terhambat, keterlambatan

    sebuah proyek maka akan memunculkan masalah masalah baru, biaya

    semakin membengkak dan kepercayaan yang menurun

    6. Perencanaan Yang Tak Cukup Memadai

    Perencanaan adalah hal vital dalam berbagai aspek proyek. Faktor

    perencanaan menjadi langkah awal yang bisa menentukan apakah sebuah

    proyek akan gagal ataukah berhasil dijalani. Kesalahan dalam perencanaan

    akibatnya fatal. Tentu sudah jelas, pelaksanaan sebuah proyek sudah

    barang tentu akan mengikuti, menjalani, dan mengeksekusi perencanaan

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    38/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    38

    38 Dinda Alya Shafira 013121406014

    yang telah dsusun sebelumnya. perencanaan yang tak cukup memadai,

    maka hasil proyek juga kemungkinan besar tak memadai hasilnya.

    7. Dukungan Manajemen Eksekutif Yang Kurang

    Segala keputusan dalam suatu perusahaan berada ditangan manajemen,

    apabila manajemen memberikan dukungan total terhadap keberlangsungan

    suatu proyek maka dampaknya, proyek yang akan dilakukan akan

    senantiasa diberi kelancaran. Bentuk dukungan dari manajemen eksekutif

    bisa berbentuk pemberian penghargaan atas waktu dan tenaga yang telah

    digunakan dalam pelaksanaan proyek. Kurangnnya perhatian dari

    manajemen bisa menyebabkan penerapan sistem yang ada menjadi sia sia

    karena lemahnya motivasi pihak pihak yang menjalankan.

    8. Manajemen Proyek Yang Buruk

    Keberhasilan pengembangan manajemen proyek tak hanya bergantung

    kepada penggunaan alat yang ada saja, namun pada manusia yang menjadi

    perancang sekaligus penggunannya. Manajemen yang buruk adalah faktor

    utama kegagalan proyek sistem informasi. Manajemen adalah hal penting

    yang harus ada dan dilaksanakan sebaik mungkin demi keberhasilan

    pembangunan sistem. Memperbaiki manajemen yang buruk adalah salah

    satu cara untuk menjamin keberlangsungan proyek. Dengan manajemen

    yang baik, maka kebutuhan di dalam proyek akan tercukupi.

    9. Kurangnya Komitmen

    Kurangnya komitmen ketika menjalankan pengerjaan proyek bisa

    membuat pembangunan proyek menjadi terlambat atau bahkan bisa sama

    menderita kegagalan. komitmen bukan hanya oleh developer, namun harus

    ditekankan kepada seluruh pihak yang berkaitan dengan proyek yang

    dikerjakan.

    10.Kesenjangan Komunikasi Klien dengan Kontraktor/Konsultan

    Sikap yang positif yang berbentuk dukungan serta kompetensi dari

    klien/owner, dan hubungan yang erat antara kontraktor/konsulltan dengan

    mereka adalah hal yang sangat menguntukan dan penting dalam kaitannya

    mengenai keberhasilan penerapan proyek sistem informasi. Melibatkan

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    39/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    39

    39 Dinda Alya Shafira 013121406014

    para klien/owner merupakan salah satu alternatif yang bagus dalam

    mendukung keberhasilan proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan.

    Klien/owner tentu akan mempunyai kesempatan untuk bsia

    mendesain dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan mempunyai

    kesempatan untuk mengontrol. Kesenjangan komunikasi yang terjadi

    antara kontraktor/konsultan dan klien/owner tentunya akan menghambat

    kesemuanya.

    11.Pengambilan Jalan Pintas

    Didalam membangun sebuah proyek, banyak sekali jalan pintas yang bisa

    ditempuh misal seorang developer dahulunya pernah membangun sebuah

    proyek yang mirip atau bertipikal sama dengan yang sekarang sedang

    dikerjakan sehingga menyepelekannya. Hal-hal seperti ini bisa

    mengakibatkan kesalahan yang fatal, karena sistem yang pernah

    diterapkan dalam kasus sebelumnya belum tentu bisa bekerja pada proyek

    yang sedang dijalani.

    Adapun cara-cara yang dapat ditempuh untuk mengendalikan kegagalan

    atau keterlambatan waktu suatu proyek adalah sebagai berikut:

    1. Crass programmerupakan program khusus jangka pendek untuk mengejar

    ketinggalan. Catatan : Apabila ketertinggalan belum parah. (penambahan

    waktu jam kerja, penambahan tenaga kerja).

    2. Re-scheduling merupakan penjadwalan ulang, digunakan apabila

    keterlambatan sudah banyak, butuh persetujuan owner dan pengawas.

    3. Re-engineering merupakan mengubah alat kerjanya (pacul menjadiexcavator) mengubah bahannya (bekisting kayu plat menjadi bondek),

    mengubah metodenya. Crassprogram dapat digabung dengan

    Re-engineering.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    40/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    40

    40 Dinda Alya Shafira 013121406014

    BAB IV

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Analisa Proyek

    Analisa yang akan dilakukan terkait dengan permasalahan tinjauan

    penjadwalan dan manajemen yang terjadi pada proyek renovasi dan pembangunan

    Masjid Agung dan Lapangan Merdeka Kota Lubuk Linggau ini dilakukan selama

    6 minggu lebih 2 hari kerja terhitung tanggal 1 Juni 2015 8 Juli 2015. Dimana

    pada setiap minggu tidak terdapat satu hari libur pun bagi kerja kecuali pada akhir

    pekan dimana pekerjaan hanya dilakukan selama setengah hari. Selain itu

    dikarenakan proyek ini sendiri merupakan proyek renovasi sebuah bangunan yang

    masih berfungsi sehingga di hari Jumat juga pekerjaan dilaksanakan setengah hari

    demi kenyamanan masyarakat yang melakukan ibadah shalat Jumat.

    Proyek ini melibatkan banyak beberapa jenis bangunan yang ingin dicapai,

    mulai dari renovasi masjid, pembangunan dan penambahan satu menara masjid,

    pembangunan yayasan, pembangunan rumah imam dan marbot, sertapengembangan Lapapangan Merdeka, yaitu berupa lansekap berukuran luas yang

    bisa menjadi alun-alun kota bagi masyarakat. Pada awal perencanaan proyek ini

    ditargetkan selesai dalam masa 420 hari kerja (kurang lebih 1 tahun 2 bulan) sejak

    tahun 2013. Namun dengan berjalannya waktu banyak kendala yang ditemui

    dalam pelaksanaan proyek seperti perubahan desain awal yang meliputi masjid,

    yayasan dan lansekap lapangan. Perbuahan desain di tengah jalan tentu akan

    memengaruhi jalannya pelaksanaan proyek sehingga semua pelaksanaan harus

    mundur. Maalah lain yang timbul dalam pelaksanaan proyek disebabkan oleh

    ketidaksiapan penyelenggara proyek untuk memenuhi kebutuhan proyeknya.

    Mulai dari kebutuhan akan tenaga kerja hingga kebutuhan material. Setelah

    mengalami kemoloran kerja di awal, bangunan juga mengalami banyak

    kemunduran setiap harinya.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    41/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    41

    41 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Berdasarkan kurva S rencana awal proyek renovasi masjid diketahui

    pada bulan Juni dan Juli pekerjaan berfokus pada pekerjaan arsitektur khususnya

    difinishing dan pekerjaan kubah masjid. Bobot pekerjaan pada pekerjaan

    arsitektur kurang lebih 32,25% dan untuk pekerjaan kubah masjid kurang lebih

    40,823%.

    Sedangkan untuk kurva S realisasi dari proyek ini tidak bisa digunakan

    karena time schedule yang ada belum dibuat hingga jalannya proyek selama masa

    kerja praktek yaitu bulan Juni dan Juli 2015. Tentu saja hal ini berpengaruh pada

    jalannya pekerjaan di lapangan. Salah satu masalahnya pekerjaan di lapangan

    tidak diteliti secara mendalam dan banyak jadwal pekerjaan yang mundur. Hingga

    bulan Oktober 2015, data yang dapat digunakan dalam proses analisa laporan

    adalah data tabel bobot prestasi progress pekerjaan per minggu yang digunakan

    untuk mengevaluasi pekerjaan setiap minggunya.

    Keberadaan data dari tabel bobot presentase ini tentu sangat membantu

    untuk menganalisa jalannya perkerjaan proyek yang berlangsung sehingga dapat

    diadakan analisa perbandingan antara kurva-S pada time schedule rencana (dengan

    melihat bobot capaian) dan tabel bobot pekerjaan yang didapatkan per minggunya.

    Pekerjaan arsitektur yang dilakukan terbagi atas dua pekerjaan;

    pekerjaan penutup lantai dan pekerjaan profilan. Pekerjaan penutup lantai terbagi

    lagi menjadi tiga bagian pekerjaan. Pertama, pekerjaan granit dalam masjid

    Tabel 4.1 Time ScheduleRenovasi Masjid Bulan Junidan Juli

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    42/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    42

    42 Dinda Alya Shafira 013121406014

    meliputi kegiatan pemolesan marmer eksisting dan perawatan (pemberian obat)

    pada marmer di dalam masjid. Kemudian yang kedua adalah pekerjaan granit di

    selasar masjid. Selasar masjid merupakan selasar yang baru yang dahulunya

    belum ada, prosesfinishingseluruh lantai selasar menggunakan material granit 60

    x 60 cm. Terakhir merupakan pekerjaan granit tangga jalan masuk yang berada di

    depan masjid.

    Pekerjaan profilan juga terbagi menjadi tiga bagian. Pertama,

    pekerjaan profilan, acian, dan plester untuk pilar. Pilar pada proyek renovasi

    merupakan pilar baru namun dengan mengambil ide desain dari pilar atau kolomlama yang telah ada. Finisingpilar menggunakan penutup marmer yang dibentuk

    mengelilingi pilar, sedangkan profilannya merupakan semen acian yang diplester

    dan dicat dengan warna senada dengan marmernya. Pekerjaan yang kedua adalah

    profilan lengkung selasar, merupakan profilan yang terletak di antara pilar di

    bagian atas. Proses pembentukan profilan ini menggunakan beton yang dibentuk

    langsung di tempat menggunakan bekisting dan cetakan kayu. Pekerjaan yang

    terakhir adalah profilan dak. Profilan pada atap dak bertujuan mempercantik

    bagian samping dari atap dak yang juga menaungi selasar masjid.

    4.2 Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -25

    4.2.1 Uraian dan Bobot Pekerjaan

    Tabel 4.2 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-25

    Sumber : Dok. Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    43/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    43

    43 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Pada Minggu Ke-25 pada rencana proyek bobot pekerjaan arsitektur yang

    harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12 minggu (Mei-Juli) sehingga

    setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan sebesar 2,688%. Adapun

    pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan penutup lantai dan pekerjan

    profilan dengan uraian sebagai berikut :

    Pekerjaan Granit Lantai Dalam : dengan bobot total 14,146 % dengan

    bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%

    Pekerjaan Granit Lantai Selasar : dengan bobot total 3,100 % dengan

    bobot minggu ini 0,258%

    Pekerjaan Granit Tangga : dengan bobot total 0,518 % dengan

    bobot minggu ini 0,044% Profil + Aci + Plester (Pilar) : dengan bobot total 0,251 % dan

    bobot minggu ini 0,078%

    Profil Lengkung Selasar : dengan bobot total 3,291 % dan

    bobot minggu ini 1,032%

    Profil Dak : dengan bobot total 1,167 % dan

    bobot minggu ini 0,366%

    Tabel 4.3 Tabel Bobot Pekerjaan

    Bulan Juni dan Juli.

    Sumber : Dok. Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    44/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    44

    44 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Berdasarkan tabel 4.2 diatas terjadi penurunan tingkat prestasi yang

    berada di lapangan (realisasi) tidak sesuai dengan rencana awal. Pekerjaan

    arsitektur yang harus dicapai adalah pekerjaan penutup lantai dan pekerjaan

    profilan. Pada minggu ke-25 ini terjadi deviasi tingkat prestasi sebesar -0,636%.

    Hal ini berdasarkan perhitungan total nilai prestasi progress realisasi dan progress

    rencana. Penurunan tingkat deviasi pada total nilai prestasi ini pula disebabkan

    oleh deviasi pada pekerjaan penutup lantai sebesar -0,351% dan pada pekerjaan

    profilan sebesar -0,554%. Hal ini juga berpengaruh pada nilai kumulatif yag juga

    mengalami penurunan dari 28,153% menjadi 27,517% atau dengan jumlah deviasi

    -0,996%.

    Bila dikaji melalui proses di lapangan hal yang menjadi faktor turunnya

    tingkat prestasi pekerjaan ini adalah karena adanya kemunduran pekerjaan

    struktur dan arsitektur di bulan sebelumnya. Terutama karena adanya perubahan

    atau revisi desain bangunan yang menyebabkan pekerjaan berhenti sementara dan

    mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada desain terdapat pada pilar dan

    profil lengkungan yang berada di selasar. Namun kemunduran dari satu pekerjaan

    menyebabkan kemunduran bagi pekerjaan seterusnya.

    4.2.2 Kesimpulan Minggu Ke-25

    Analisa Progres Kerja:Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi

    bobot pekerjaan yang harus dicapai di minggu ini.

    Faktor Penyebab : Karena adanya revisi desain di bulan-bulan

    sebelumnya sehingga menyebabkan kemunduran pekerjaan struktur dan arsitektur

    sehingga pada minggu ini pekerjaan juga mundur dan hasil yang dicapai juga tidak

    mencapai target.

    Evaluasi / Solusi : Semestinya perubahan atau revisi desain tidak perlu

    dilakukan lagi di tengah pengerjaan atau pelaksanaan proyek terlebih apabila jika

    revisi tersebut bukan disebabkan oleh alasan yang mendesak seperti kesalahan

    penghitungan struktur atau hal-hal yang sifatnya memang mengharuskan adanya

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    45/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    45

    45 Dinda Alya Shafira 013121406014

    revisi. Jika dapat dihindari atau ditolak, maka semestinya proses revisi desain tidak

    perlu dilakukan lagi.

    No. Pekerjaan Gambar

    1. Pekerjaan Granit pada

    Selasar

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    46/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    46

    46 Dinda Alya Shafira 013121406014

    2. Pekerjaan Profilan

    Lengkung

    3. Pekerjaan Profilan +

    Acian + Plester Pilar

    Tabel 4.4 Tabel Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Proyek

    Sumber : Dok. Pribadi

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    47/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    47

    47 Dinda Alya Shafira 013121406014

    4.3 Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -26

    4.3.1 Uraian dan Bobot Pekerjaan

    Pada Minggu Ke-26 sama seperti sebelumnya pada rencana proyek bobot

    pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam waktu 12

    minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot pekerjaan

    sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah pekerjaan

    penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :

    Tabel 4.5 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-26

    Sumber : Dok. Proyek

    Tabel 4.6 Tabel Bobot Pekerjaan

    Bulan Juni dan Juli.

    Sumber : Dok. Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    48/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    48

    48 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Pekerjaan Granit Lantai Dalam : dengan bobot total 14,146 % dengan

    bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%

    Pekerjaan Granit Lantai Selasar : dengan bobot total 3,100 % dengan

    bobot minggu ini 0,258%

    Pekerjaan Granit Tangga : dengan bobot total 0,518 % dengan

    bobot minggu ini 0,044%

    Profil + Aci + Plester (Pilar) : dengan bobot total 0,251 % dan

    bobot minggu ini 0,078%

    Profil Lengkung Selasar : dengan bobot total 3,291 % dan

    bobot minggu ini 1,032%

    Profil Dak : dengan bobot total 1,167 % dan

    bobot minggu ini 0,366%

    Berdasarkan tabel 4.5 diatas kembali terjadi penurunan tingkat prestasi di

    lapangan (realisasi) dengan rencana awal yang stabil dengan minggu sebelumnya.

    Pekerjaan arsitektur yang harus dicapai adalah pekerjaan penutup lantai dan

    pekerjaan profilan. Pada minggu ke-26 ini terjadi deviasi tingkat prestasi sebesar

    0,636%. Hal ini berdasarkan perhitungan total nilai prestasi progress realisasi dan

    progress rencana. Penurunan tingkat deviasi pada total nilai prestasi ini pula

    disebabkan oleh deviasi pada pekerjaan penutup lantai sebesar -0,351% dan pada

    pekerjaan profilan sebesar -0,554%.

    Hal ini juga berpengaruh pada nilai kumulatif yag juga mengalami

    penurunan dari 28,153% menjadi 27,517% atau dengan jumlah deviasi -0,996%.

    Terjadinya penurunan tingkat prestasi progress rencana ke realisasi yang stabil inidisebabkan oleh pembagian pekerjaan tukang yang memecah pekerjaan ke dalam

    dua minggu dengan porsi bobot yang sama. Meskipun terjadi kesamaan nilai

    bobot yang dicapai dan terjadi penurunan pada masing-masing pekerjaan namun

    secara kumulatif nilai proyek tetap naik sehingga tidak menjadi masalah bagi

    pekerjaan untuk terus dilanjutkan.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    49/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    49

    49 Dinda Alya Shafira 013121406014

    4.3.2 Kesimpulan Minggu Ke-26

    Analisa Progres Kerja:Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi

    bobot pekerjaan kembali pada masing-masing pekerjaan dan nilainya sama dengan

    nilai di minggu lalu tetapi secara kumulatif grafik pencapaian pekerjaan tetap naik

    sehingga pekerjaan tidak terlalu terhambat.

    Evaluasi / Solusi : Proyek tidak mengalami masalah yang terlalu

    signifikan, meskipun masing-masing pekerjaan tidak mencapai target rencana yang

    sudah dijadwalkan namun pekerjaan yang dilakukan tetap bertambah dan tetap

    menaikkan nilai bobot pekerjaan secara kumulatif.

    No. Pekerjaan Gambar

    1. Pekerjaan Profilan

    Lengkung

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    50/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    50

    50 Dinda Alya Shafira 013121406014

    2. Pekerjaan Granit dalam

    Masjid

    3. Pekerjaan Granit Tangga

    Masuk

    4. Profil + Acian + Plesteran

    Tabel 4.7 Tabel Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Proyek

    Sumber : Dok. Pribadi

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    51/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    51

    51 Dinda Alya Shafira 013121406014

    4.4 Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -27

    4.4.1 Uraian dan Bobot Pekerjaan

    Pada Bulan Juni Minggu Ke-27 sama seperti sebelumnya pada rencana

    proyek bobot pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam

    waktu 12 minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot

    pekerjaan sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah

    pekerjaan penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :

    Pekerjaan Granit Lantai Dalam : dengan bobot total 14,146 % dengan

    bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%

    Tabel 4.9 Tabel Bobot Pekerjaan

    Bulan Juni dan Juli.

    Sumber : Dok. Proyek

    Tabel 4.8 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-27

    Sumber : Dok. Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    52/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    52

    52 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Pekerjaan Granit Lantai Selasar : dengan bobot total 3,100 % dengan

    bobot minggu ini 0,258%

    Pekerjaan Granit Tangga : dengan bobot total 0,518 % dengan

    bobot minggu ini 0,044%

    Profil + Aci + Plester (Pilar) : dengan bobot total 0,251 % dan

    bobot minggu ini 0,078%

    Profil Lengkung Selasar : dengan bobot total 3,291 % dan

    bobot minggu ini 1,032%

    Profil Dak : dengan bobot total 1,167 % dan

    bobot minggu ini 0,366%

    Berdasarkan tabel 4.8 diatas kembali terjadi penurunan tingkat prestasi di

    lapangan (realisasi) dengan rencana awal yang stabil dengan minggu sebelumnya.

    Pekerjaan arsitektur yang harus dicapai adalah pekerjaan penutup lantai dan

    pekerjaan profilan. Pada minggu ke-27 ini terjadi deviasi tingkat prestasi sebesar

    -1,474%. Hal ini berdasarkan perhitungan total nilai prestasi progress realisasi dan

    progress rencana. Penurunan tingkat deviasi pada total nilai prestasi ini pula

    disebabkan oleh deviasi pada pekerjaan penutup lantai sebesar -1,480% dan pada

    pekerjaan profilan sebesar -0,263%. Hal ini juga berpengaruh pada nilai kumulatif

    yag juga mengalami penurunan dari 33,529% menjadi 30,783% atau dengan

    jumlah deviasi -2,746%.

    Pada Minggu Ke-27 ini terjadi penurunan pekerjaan secara cukup drastis

    dimana pekerjaan menjadi kemogokan dalam pelaksanaannya terutama pada

    pekerjaan penutup lantai. Hal ini dikarenakan adanya keterlambatan materialpenutup lantai untuk sampai di lokasi. Material penutup lantai yang dalam hal ini

    merupakan granit didatangkan langsung dari kantor pusat PT. Barindo Utama

    yang berada di Jakarta sehingga material tidak dapat langsung diambil. Selain hal

    itu terjadi pula beberapa hari kekosongan tenaga kerja dikarena upah tenaga kerja

    belum dibayarkan sehingga para pekerja merasa tidak perlu terlalu mengejar

    pengerjaan.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    53/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    53

    53 Dinda Alya Shafira 013121406014

    4.4.2 Kesimpulan Minggu Ke-27

    Analisa Progres Kerja:Pekerjaan mengalami penurunan tingkat prestasi

    bobot pekerjaan yang cukup drastis hingga tingkat prestasi kumulatif mencapai

    angka -2. Angka ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka deviasi

    minggu-minggu sebelumnya. Hal ini dominan diakibatkan oleh pekerjaan penutup

    lantai yang memang tidak dikerjakan baik di dalam bangunan, di selasar depan,

    maupun pada tangga dan jalan masuk.

    Faktor Penyebab : Hal ini dikarenakan adanya keterlambatan dari bidang

    logistic yang tidak mampu mendatangkan supply material tepat pada waktunya.

    Selain itu terjadi pula mogok kerja dari tenaga kerja yang bersangkutan akibat upah

    tidak dibayarkan sebagaimana jadwal waktu yang seharusnya.

    Evaluasi / Solusi : Sebagai pemilik, kontraktor, atau konsultan, tidak

    dibenarkan untuk menahan upah atau gaji tenaga kerja yang semestinya memang

    harus dibayarkan. Apabila keterlambatan upah ini diakibatkan dari pihak pusat atau

    kantor, harus segera diselesaikan karena sebuah proyek yang baik harus memenuhi

    triple constrain yaitu waktu, biaya, dan mutu yang baik. Apabila di tengah

    pelaksanaan terjadi kesulitan biaya atau ditemukan bahwa biaya yang direncanakan

    tidak sesuai maka tidak dapat dipaksakan pula apabila pekerja jadi malas atau

    bahkan mogok kerja.

    Sebaiknya perencanaan biaya harus transparan dan memang harus sesuai

    dengan apa yng dibutuhkan, akan lebih baik apabila biaya itu lebih sehingga tidak

    terjadi kekurangan karena kekurangan biaya baik bagi kebutuhan proyek maupunupah tenaga kerja akan menyebabkan keterlambatan dalam proses pelaksanaan dan

    biasanya tidak dapat ditebak, malah banyak proyek yang justru dapat berhenti

    sementara atau permanen karena masalah perhitungan biaya. Sebagai pihak

    konsultan atau kontraktor yang melakukan perhitungan makan perhitungan harus

    benar-benar direncanakan dengan matang. Begitu pula dari pihak owner atau

    penyedia dana proyek semestinya sudah mempersiapkan biaya yang pas dan sesuai

    dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    54/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    54

    54 Dinda Alya Shafira 013121406014

    No. Pekerjaan Gambar

    1. Profil Lengkungan

    Selasar

    2. Profilan Dak

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    55/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    55

    55 Dinda Alya Shafira 013121406014

    3. Profilan + Aci + Plester

    4.5 Evaluasi Progres Kerja Minggu Ke -28

    4.5.1 Uraian dan Bobot Pekerjaan

    Tabel 4.10 Tabel Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Proyek

    Sumber : Dok. Pribadi

    Tabel 4.11 Tabel Prestasi Pekerjaan Arsitektur Minggu Ke-28Sumber : Dok. Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    56/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    56

    56 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Pada Bulan Juni Minggu Ke-28 sama seperti sebelumnya pada rencana

    proyek bobot pekerjaan arsitektur yang harus diselesaikan adalah 32,256% dalam

    waktu 12 minggu (Mei-Juli) sehingga setiap minggunya didapatkan nilai bobot

    pekerjaan sebesar 2,688%. Adapun pekerjaan yang harus diselesaikan adalah

    pekerjaan penutup lantai dan pekerjan profilan dengan uraian sebagai berikut :

    Pekerjaan Granit Lantai Dalam : dengan bobot total 14,146 % dengan

    bobot di minggu ke-25 sebesar 1,178%

    Pekerjaan Granit Lantai Selasar : dengan bobot total 3,100 % dengan

    bobot minggu ini 0,258%

    Pekerjaan Granit Tangga : dengan bobot total 0,518 % dengan

    bobot minggu ini 0,044%

    Profil + Aci + Plester (Pilar) : dengan bobot total 0,251 % dan

    bobot minggu ini 0,078%

    Profil Lengkung Selasar : dengan bobot total 3,291 % dan

    bobot minggu ini 1,032%

    Profil Dak : dengan bobot total 1,167 % dan

    bobot minggu ini 0,366%

    Tabel 4.12 Tabel Bobot Pekerjaan

    Bulan Juni dan Juli.

    Sumber : Dok. Proyek

  • 7/24/2019 Pengawasan dan Pengendalian Time Schedule pada Proyek Renovasi dan Pengembangan Masjid Agung dan Lapa

    57/74

    Laporan Kerja Praktek 2015

    Tinjauan Penjadwalan dan Pengendalian Melalui Time Schedule pada

    Proyek Renovasi Masjid Agung Kota Lubuk Linggau

    57

    57 Dinda Alya Shafira 013121406014

    Berdasarkan tabel 4.11 diatas kembali terjadi penurunan tingkat prestasi

    di lapangan (realisasi) dengan rencana awal. Pekerjaan arsitektur yang harus

    dicapai adalah pekerjaan penutup lantai dan pekerjaan profilan. Pada minggu

    ke-28 ini terjadi deviasi tingkat prestasi sebesar -0,251%. Hal ini berdasarkan

    perhitungan total nilai prestasi progress realisasi dan progress rencana. Penurunan

    tingkat deviasi pada total nilai prestasi ini pula disebabkan oleh deviasi pada

    pekerjaan penutup lantai sebesar -0,584%. Sementara pada pekerjaan profilan

    terjadi peningkatan progress pekerjaan sebesar 0,064%. Meskipun pada pekerjaan

    profilan salah satu unsur pekerjaan yaitu profil dak tidak dikerjakan namun yang

    sanagt membantu peningkatan ini adalah pekerjaan profilan + aci + plesteran pada

    pilar. Permasalahan pada pekerjaan penutup lantai kemarin pun juga masih

    dialami pada pelaksanaan proyek ini terutama pada pekerjaan g