laporan praktikum oksin
Post on 10-Feb-2018
252 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 1/23
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAANREAKSI KATION LOGAM DENGAN PEREAKSI OKSIN
NAMA : RACHMA SURYA M
NIM : H311 12 267
KELOMPOK : 7
TANGGAL PERCOBAAN : 2 OKTOBER 2013
ASISTEN : IKBAL
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2013
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 2/23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
identifikasi. Kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan,
pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi.
Sifat-sifat ini sebagai sifat periodik menentukan kecenderungan dari kelarutan klorida,
sulfida, hidroksida, karbonat, sulfat dan garam-garam lainnya dari logam. Walaupun
analisis kualitatif (analisis klasik) sudah banyak ditinggalkan, namun analisis kualitatif
ini merupakan aplikasi prinsip-prinsip umum dan konsep-konsep dasar yang telah
dipelajari dalam kimia dasar.
Dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan pembentukan endapan.
Pengendapan termasuk metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu sampel
menjadi komponen-komponennya. Pengendapan merupakan teknik pemisahan paling
meluas digunakan para analisis karena proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat
yang akan dipisahkan itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru endapan padat.
Oksin adalah salah satu pereaksi pengendap bagi banyak logam. Oksin
merupakan senyawa dengan bentuk kristal berwarna putih yang melebur pada suhu
74-76°C. Senyawa ini sulit larut di dalam air maupun eter, tetapi larut baik dalam
alcohol, kloroform dan benzene. Hasil reaksi yang diperoleh dari proses
penggabungan antara kation logam dengan oksin adalah senyawa kompleks internal
yang sifatnya tak larut dalam air. Akibatnya, senyawa ini dapat digunakan sebagai
pengendap pada nilai pH yang berbeda-beda sehingga dapat dilakukan pemisahan
campuran logam yang terkandung dalam cuplikan dalam hal ini Ni.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 3/23
Beberapa hal di ataslah yang melatarbelakangi sehingga percobaan
mengenai reaksi kation logam dengan oksin ini dilakukan.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami reaksi
kation logam dengan pereaksi oksin.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar logam nikel (Ni)
dengan menggunakan pereaksi oksin.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kadar logam nikel (Ni) dengan
mereasikannya dengan oksin melalui proses pengendapan pada pH tertentu dimana
endapan yang terbentuk dilarutkan kembali dengan HCl panas kemudian dititrasi
dengan larutan baku KBrO 3 dan Na 2S2O3. Dari volume titran dapat dihitung
konsentrasi dari logam Ni.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui penggunaan
pereaksi oksin sebagai pereaksi pengendapan logam dan menghitung konsentrasi
logam dengan menghitung volume titran yang digunakan untuk titrasi endapan yang
telah dilarutkan.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 4/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
The heterocyclic aromatic compound, 8-Hydroxyquinoline (8HQ), is often
found as an environmental pollutant due to its widespread use in industry, medicine
and agriculture. Well-known as one of the most commonly used complexing agents in
analytical chemistry, 8HQ itself or in the form of a metal complex, such as copper 8-
Hydroxyquinoline, Cu(8HQ)2, exhibits fungicidal activity, being applied, for example,
as a pesticide, a mildew-resisting agent or as a preservative, bactericide and
disinfector in different cosmetics (Stević dkk, 2011).
Senyawa heterosiklik aromatik, 8-Hydroksiquinolin (8HQ), sering
ditemukan sebagai pencemar lingkungan karena digunakan secara luas dalam industri,
kedokteran dan pertanian. Semyawa ini dikenal sebagai salah satu agen pengompleks
paling umum digunakan dalam kimia analitik, 8HQ sendiri atau dalam bentuk logam
kompleks, seperti tembaga 8-Hydroksiquinolin, Cu(8HQ) 2, memiliki sifat pembasmi
jamur yang digunakan misalnya, sebagai pestisida, agen penolak jamur, atau sebagai
pengawet, bakterisida dan disinfektor dalam kosmetik yang berbeda ( Stević dkk,
2011).
Senyawa dengan rumus molekul C 9H7ON dikenal dengan nama oksin, tak lain
dari 8-Hidroksiquinolin dengan massa molekul relatif 145 g/mol. Oksin
merupakan senyawa dengan bentuk kristal berwarna putih yang melebur pada
suhu 74-76 0C. Senyawa ini sulit larut di dalam air maupun di dalam eter, tetapi
larut baik d alam alkohol, kloroform, dan benzena. Dengan adanya sedikit air,
larutan yang awalnya tak berwarna akan mengalami perubahan menjadi
kekuningan (Hala, 2011).
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 5/23
N
OH
Gambar 1. 8-Hidroksiquinolin
Oksin merupakan suatu amfoter dalam larutan, karena mempunyai gugus
nitrogen dan gugus hidroksi fenolik. Pada suhu kamar oksin mempunyai harga angka
banding distribusi, D antara kloroform dengan air dengan nilai D = 720. Angka
banding ini tercapai bila fasa air pH-nya antara 5 dan 9. Karena sifat atmosfir tersebut
oksin tidak sempurna tereksitasi pada pH dibawah 5 atau pH diatas 9. Sedangkan
reaksi kimia antar oksin dengan logam membentuk senyawa inner, dimana ion logam
membentuk ikatan koordinasi dengan atom nitrogen atau atom oksigen dari gugus
karbonil (Oktavia, 2002).
8-hydroxyquinoline is used as a complexing reagent and react with almost
every metal in periodic table to form uncharged chelates. 8-hydroxyqinoline has a
hydrogen atom that is replaceable by a metal, and a hetrocyclic nitrogen atom, which
form with this, metals a five-membered ring (Shar dan Soomro, 2005).
8-hydroksiquinolin digunakan sebagai pereaksi pengompleks dan bereaksi
dengan hampir setiap logam dalam tabel periodik untuk membentuk bermuatan kelat.
8-hydroksiquinolin memiliki atom hidrogen yang dapat digantikan oleh logam, dan
atom nitrogen yang heterosiklik yang dengan ini membentuk logam bercincin lima
(Shar dan Soomro, 2005).
8-hydroksiquinolin (sering disebut 8-kuinolinol, atau “ oxine ”) membentuk
senyawa ini dapat dirumuskan sebagai berikut pada gambar 2. Aluminium
mengganikan hydrogen yang bersifat asam dari gugus hidroksil. Pada saat yang
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 6/23
sama, pasangan electron yang tak terpakai bersama pada nitrogen disumbangkan
ke aluminium, karena itu membentuk suatu cincin beranggota lima (Underwood,
2002).
N
N
NN
OH
OO
O
Al
+ Al 3+ + 3 H +
Gambar 2
Hasil reaksi yang diperoleh dari proses penggabungan antara kation logam
dengan oksin adalah suatu senyawa kompleks internal yang sifatnya tak larut dalam
air. Kompleks ini mempunyai nilai hasil kali kelarutan, Ksp, sekitar 10 -12 dan 10 -20.
Akibatnya, senyawa ini dapat digunakan sebagai pengendap pada nilai pH yang
berbeda-beda sehingga dapat dilakukan pemisahan campuran logam yang terkandung
dalam cuplikan (Hala, 2011).
pH sangat berpengaruh dalam distribusi suatu senyawa dalam dua pelarut.
Hubungan angka banding distribusi D dengan pH pada system ekstraksi kompleks
khelat dapat dirumuskan sebagai berikut (Oktavia, 2002):
The acidity of the solution has a great influence on the precipitation of
metals by 8-hydroxyquinoline, however, and by proper control of pH, and by the use
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 7/23
of complex-forming agents, the specificity may be greatly increased so that a number
of important separations may be made by means of the reagent (Willard, 1943) .
Keasaman larutan memiliki pengaruh besar pada pengendapan logam
dengan 8-hidroksiquinolin, bagaimanapun, dan dengan kontrol pH yang tepat, serta
dengan penggunaan agen pembentuk kompleks, spesifisitas dapat sangat meningkat
sehingga pentingnya sejumlah pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan
reagen (Willard, 1943).
The values of pH at which metals may be precipitated when present in
solution alone is not an entirely reliable guide to the pH at which one may be
separated from another. Thus, although magnesium when present alone begins to
precipitate when the pH exceeds 7.5, when zinc is precipitated in the presence of
magnesium, a partial precipitation of magnesium begins at a pH of 5.5, two pH units
below the point of normal precipitation (Willard, 1943) .
Nilai-nilai pH dimana logam dapat diendapkan saat berada sendiri dalam
suatu larutan bukanlah merupakan petunjuk yang dapat diandalkan sepenuhnya untuk
menentukan pH dimana suatu logam dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi, meskipun
magnesium mulai mengendap pada pH melebihi 7,5 ketika berada sendiri dalam suatu
larutan, ketika seng diendapkan dengan adanya magnesium, pengendapan parsial
magnesium dimulai pada pH 5,5, dua unit pH di bawah titik pengendapan normalnya
(Willard, 1943).
The determination may also be concluded volumetrically by a reaction
based on the bromination of 8-hydroxyquinoline to 5,7-dibrom-8-hydroxyquinoline.
The precipitate is dissolved in hydrochloric acid, and an excess of a standard
bromate-bromide mixture added. A few drops of indigo-carmine or methyl red are
added to indicate when this excess has been added, the color changing first to a blue,
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 8/23
then to a red, and when an excess has been added, to a yellow. Potassium iodide is
then added and the iodine liberated titrated with standard thiosulfate. After the
addition of the iodide a chocolate colored precipitate generally forms, an iodine
addition product, which dissolves during the titration with thiosulfate, yielding a clear
yellow solution or one which contains a little yellow silky turbidity, so that the end-
point with starch may be found in the usual manner. Occasionally, the dark colored
material may not dissolve readily and may cause a return of the starch-iodine color,
introducing an uncertainty into the end-point; this may be avoided by keeping the
solution well diluted and avoiding a large excess of bromate. It has also been found
that the addition of carbon disulfide before the addition of the potassium iodide
obviates this trouble. The reactions for the determination of aluminum in this manner
are (Willard, 1943) :
Penentuan ini juga dapat ditentukan secara volumetrik berdasarkan oleh
reaksi brominasi dari 8-hidroksiquinolin untuk 5,7 – dibromo-8-hidroksiquinolin.
Endapan dilarutkan dalam asam klorida, dan campuran standar bromat- bromida
ditambahkan berlebihan. Beberapa tetes indigo-carmine atau metil merah
ditambahkan untuk menunjukkan penambahan berlebihan ini, warna pertama biru,
kemudian berubah merah, dan ketika kelebihan telah ditambahkan, berubah menjadi
kuning. Kalium iodida kemudian ditambahkan dan iodium yang dibebaskan dititrasi
dengan standar tiosulfat. Setelah penambahan iodida endapan berwarna coklat
umumnya membentuk, produk selain iodium yang larut selama titrasi dengan tiosulfat,
menghasilkan larutan kuning jernih atau sedikit berwarna kuning keruh, sehingga titik
akhir dengan pati dapat ditemukan dengan cara biasa. Kadang-kadang, bahan
berwarna gelap yang tidak dapat membubarkan mudah dan dapat menyebabkan
kembalinya warna pati - yodium, memperlihatkan ketidakpastian titik akhir, hal ini
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 9/23
dapat dihindari dengan mengencerkan larutan dengan baik dan menghindari bromat
berlebih. Ini juga telah menjelaskan bahwa penambahan karbon disulfida sebelum
penambahan kalium iodida menyingkirkan masalah ini. Reaksi untuk penentuan
aluminium dengan cara ini adalah (Willard, 1943):
AlCl 3 + 3 C 9H7ON + 3 NaC 2H3O2 Al(C 9H6ON) 3 + 3 NaCl + 3 HC 2H3O2
Al(C 9H6ON) 3 + 3 HCl AlCl 3 + 3 C 9H7ON
3 C 9H7ON + 2 KBrO 3 + 10 KBr + 12 HCl 3 C 9H5ONBr 2 + 6 HBr + 12 KCl +6 H 2O
KBrO 3 (berlebihan) + 5 KBr + 6 HC1 3 Br 2 + 6 KC1 + 3 H 2O
Br 2 + 2 KI I2 + 2 KBr I2 + 2 Na 2S2O3 2 Nal + Na 2S4O6
Menurut Svehla (1990), cara pembuatan pereaksi 8-Hidrosikuinolina:
8-Hidrosikuinolina (5 %).* Larutkan 5 gram 8-Hidrosikuinolina, C 9H7ON, dalam
campuran dari 90 mL air dan 10 mL asam sulfat. Reagensia stabil beberapa bulan.
8-Hidrosikuinolina (2 % dalam asam asetat).* Larutkan 2 gram 8-
Hidrosikuinolina, C 9H7ON, dalam 100 mL asam asetat 2 M.
8-Hidrosikuinolina (1 % dalam alcohol).* Larutkan 8-Hidrosikuinolina, C 9H7ON,
dalam 100 mL etanol 96 %.
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapt ditempa
dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1455 0C, dan bersifat sedikit magnetis.
Garam-garam nikel (II) yang stabil, diturunkan dari nikel(II) oksida, NiO, yang
merupakan zat berwarna hijau. Garam-garam nikel yang terlarut, berwarna hijau,
disebabkan oleh warna dari kompleks heksakuonikelat(II), [Ni(H 2O)6]2+, tetapi untuk
singkatnya, kita akan menganggapnya sebagai ion nikel(II) Ni 2+ saja. Nikel(III) oksida
Ni 2O3, yang hitam-kecoklatan juga ada, tetapi zat ini melarutkan dalam asam dengan
membentuk ion nikel(II). Dengan asam klorida encer reaksi ini menghasilkan gas klor
(Svehla, 1990):
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 10/23
i2O3 + 6 H + + Cl - 2 Ni 2+ + Cl 2 + 3 H 2O
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 11/23
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan logam nikel
(Ni) 100 ppm, larutan natrium asetat (CH 3COONa) 0,1 M, larutan asam asetat
(CH 3COOH) 0,1 M, larutan asam klorida (HCl) 4 M, larutan asam klorida (HCl) 2 M,
larutan oksin 2 % dalam etanol, padatan KBr, larutan KBrO 3 0,1005 N, larutan KI 10
%, larutan natriumtiosulfat (Na 2S2O3) 0,1000 N, indikator metil orange (MO) 0,1 %,
larutan amilum 1 %, indikator pH universal, akuades, kertas label, tissu roll, dan
kertas saring whatman nomor 40.
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu ukur 50 mL, gelas
kimia 50 mL, gelas kimia 25 mL, gelas kimia 400 mL, erlenmeyer 200 mL, gelas ukur
25 mL, gelas ukur 10 mL, bulp, pipet skala 25 mL, pipet tetes, buret 50 mL, statif,
corong, hot plate, batang pengaduk, sendok tanduk, labu semprot, termometer 100 oC,
dan neraca analitik.
1.3 Prosedur Percobaan
Sebanyak 20 mL larutan logam Ni 100 ppm dipipet ke dalam gelas kimia
400 mL kemudian pH larutan diukur dengan kertas pH universal. Selanjutnya
ditambahkan setetes demi setetes larutan oksin 2% dalam etanol sambil diaduk hingga
terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk kemudian dipanaskan beberapa menit
hingga mencapai suhu 60-70 oC. Endapan kemudian disaring dengan menggunakan
kertas saring wathman nomor 40. Selanjutnya endapan dicuci dengan air panas,
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 12/23
kemudian dilarutkan dengan menambahkan 20 mL 4 M larutan asam klorida (HCl)
panas. Larutan kemudian ditambahkan 0,5 gram KBr dan 2-3 tetes indikator MO.
Larutan dititrasi dengan menggunakan larutan baku KBrO 3 0,1005 N hingga terbentuk
warna kuning muda, volume titran yang digunakan dicatat. Larutan hasil titrasi
kemudian diencerkan dengan 12,5 mL HCl 2 M, lalu dibiarkan sekitar 2 menit
ditempat tertutup. Selanjutnya larutan ditambahkan 10 mL larutan KI 10%, dan
dititrasi dengan larutan baku Na 2S2O3 0,1000 N, dengan menggunakan indikator
amilum hingga terbentuk warna kuning muda, dicatat volume titran yang digunakan.
Indikator amilum ditambahkan setelah titik akhir titrasi tercapai.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 13/23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1. Pengamatan terhadap pereaksi oksin
Sebelum dicampurkan dengan sampel, warna pereaksi : Tidak berwarna
Setelah dicampurkan dengan sampel, warna pereaksi : Kuning
2. Pengendapan dengan pereaksi oksin terjadi pada pH : 6
3. Warna endapan yang terbentuk : Kuning
4. KBrO 3 yang digunakan 0,1005 N, sebanyak : 0,45 mL
5. Na 2S2O3 yang digunakan 0,1000 N, sebanyak : 0,9 mL
4.2 Reaksi
Ni2+
+N
OH
N
NO
O
Ni + 2 H +
N
NO
O
Ni + HCl
N
OH
2 + NiCl 2
N
OH
3 + 2 KBrO 3 + 10 KBr + 12 HCl
N
OH
Br
Br
+ 6 HBr + 12 KCl + 6 H 2O
3
KBrO 3 (berlebihan) + 5 KBr + 6 HC1 3 Br 2 + 6 KC1 + 3 H 2O
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 14/23
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 15/23
= 4,5 x 10 -5 mol
m = n x Mr
= 4,5.10 -5 mol x 158 g/mol
= 7,11 x 10 -3 g
Ni 2+ (g) = (m Na 2S2O3 – m KBrO 3) x BE logam
= ( 7,11.10 -3 g – 3,7763.10 -3 g) x 7,375
= 3,3337.10 -3 g x 7,375
= 0,0246 g
% Ni = x 100 %
=( – )
x 100 %
=
x 100 %
= 0,12 %
4.4 Pembahasan
Pada percobaan reaksi kation logam dengan oksin ini kadar logam yang diukur
adalah kadar logam nikel (Ni). Kadar logam nikel yang terjadi dapat dihitung
berdasarkan volume KBrO 3 dan Na 2S2O3 yang digunakan dalam proses titrasi.
Pertama, 20 mL larutan logam netral Ni 50 ppm dipipet kedalam gelas piala
400 mL, kemudian diukur pH larutan dengan menggunakan kertas pH universal,
fungsi perlakuan ini adalah untuk mengetahui pH dari larutan sebelum diendapkan.
Hasil dari pengukuran menunjukkan pH larutan adalah 6. Selanjutnya larutan
ditambahkan setetes demi setetes pereaksi oksin 2 % dalam alkohol hingga terbentuk
endapan berwarna kuning dan larutan berwarna kuning, kemudian endapan
dipanaskan beberapa menit hingga suhu 60-70 0C agar proses terbentuknya endapan
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 16/23
lebih cepat. Tidak banyak endapan yang terbentuk setelah penambahan pereaksi oksin,
hal ini mungkin dipengaruhi oleh pH larutan yang disesuai.
Selanjutnya endapan disaring menggunakan kertas saring whatman nomor 40
Untuk memisahkan endapan dan filtratnya. Endapan dicuci dengan air panas agar
endapan bersih dari pengotor. Endapan yang telah dicuci kemudian dilarutkan kembali
dengan 20 mL HCl 4 M panas kemudian ditambahkan 0,5 gram KBr dan 2-3 tetes
indikator MO. Penambahan indikator berfungsi untuk mempermudah pengamatan
pada saat titik akhir terjadi. Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan KBrO 3 0,1005
N sebanyak 0,45 mL. Dimana pada setelah penambahan indikator MO warna larutan
berubah dari tidak berwarna menjadi merah mudah dan setelah titik akhir tercapai
larutan berwarna kuning muda.
Setelah titrasi larutan diencerkan dengan menambahkan 12,5 mL HCl 2M,
hal ini dilakukan untuk mengembalikan larutan dalam suasana asam. Kemudian
larutan dibiarkan sekitar 2 menit di tempat yang tertutup, kemudian ditambahkan 10
mL larutan KI 10 % sehingga larutan menjadi berwarna kuning orange. Selanjutnya
larutan dititrasi kembali dengan larutan Na 2S2O3 0,1000 N sebanyak 0,9 mL hingga
larutan berwarna kuning pucat. Setelah titik akhir tercapai, ditambahkan indikator
amilum sebanyak 2 tetes dan tidak terjadi perubahan pada larutan. Fungsi penambahan
indikator amilum pada akhir titrasi adalah untuk memastikan titik akhir dari titrasi
telah tercapai yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna larutan.
Dan dari perhitungan diatas diperoleh massa Ni adalah sebesar 0,0246 g dan
kadar logam Ni adalah 0,12 %. Hasil ini tidak sesuai dengan kadar Ni secara teori
yaitu 0,01%, hal ini mungkin disebabkan karena adanya pengotor pada sampel yang
ikut mengendap karena pH pengendapan larutan tidak tepat.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 17/23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kadar logam Ni adalah 0,12%.
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Laboratorium
Diharapkan alat-alat dilaboratorium dapat ditambah agar praktikum dapat
berjalan lebih cepat dan lancar serta praktikan dapat melaksanakan praktikum
perorang agar praktikan keahlian dalam penggunaan alat-alat laboratorium lebih baik.
5.2.2 Untuk Percobaan
Sebaiknya bahan yang digunakan untuk percobaan masih dalam keadaan
baik agar kesalahan dalam percobaan dapat diperkecil.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 18/23
DAFTAR PUSTAKA
Hala, Yusafir, 2011, Modul Praktikum Kimia Anorganik, Makassar, Jurusan KimiaUnhas.
Oktavia, Budhi, Penggunaan Oksin Sebagai Pengompleks Dalam Analisis Besi DanAluminium Secara Ekstraksi Pelarut, Sainstek (4) : 121-133.
Shar, G.A., and G. A. Soomro, 8-Hydroxyquinoline as a Complexing Reagent for theDetermination of Cd(II) in Micellar Medium, Jour.Chem.Soc. Pak. 27 (5) :471-475.
Stević , Milica C., dkk, 2011, Voltammetric Behaviour and Determination of 8-Hydroxyquinoline Using a Glassy Carbon Paste Electrode and theTheoretical Study of its Electrochemical Oxidation Mechanism, Int. J.
Electrochem. Sci., (6) : 2509 – 2525.
Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Edisi Lima, Jakarta, Kalman Media Pustaka.
Underwood, A.L., dan R.A., Day Jr., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif Edsi Keenam,Jakarta, Erlangga.
Willard, Hobart H., 1943, Advance Quantitativ Analysis , D.Van Nostrand Company, New York.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 19/23
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 2 Oktober 2013
Asisten, Praktikan,
(IKBAL) (RACHMA SURYA M)
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 20/23
LAMPIRAN
BAGAN KERJA
- Dipipet ke dalam gelas kimia 400 mL.- Diukur pH larutan.- Ditambahkan setetes demi setetes oksin 2 % dalam alkohol.- Diaduk hingga terbentuk endapan.- Endapan dipanaskan beberapa menit pada suhu 60-70 oC.
- Endapan disaring dengan kertas saring.
- Dicuci dengan air panas.- Dilarutkan dengan menambahkan 20 mL 4 M HCl panas.- Ditambahkan 0,5 g KBr dan 2-3 tetes indikator MO.- Dititrasi dengan larutan baku 0,1005 N KBrO 3 sampai terbentuk warna
kuning muda.
- Diencerkan dengan 12,5 mL HCl 2 M.- Dibiarkan sekitar 2 menit ditempat tertutup.- Ditambahkan 10 mL larutan KI 10 %.- Dititrasi dengan Na 2S2O3 0,1000 N dengan indikator amilum.- Dicatat volume titran yang digunakan.
20 mL Logam Netral Ni 100 ppm
Endapan Filtrat
Hasil titrasi
Hasil
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 21/23
PENGAMATAN
Larutan Ni 100 ppm Sebelum penambahanoksin
Setelah penambahanoksin
Saat penyaringan
endapan
Warna endapan Setelah penambahan HCl4 M panas
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 22/23
Setelah penambahanKBr
Setelah penambahanindikator MO
Setelah titrasi denganKBrO 3 0,1005 N
Setelah penambahanHCl 2 M
Setelah penambahanKI 10%
Setelah titrasi dengan Na 2S2O3 0,1 N
Setelah penambahanindikator amilum
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM oksin
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-oksin 23/23
top related