pola distribusi dana zakat lembaga amil zakat dan shodaqoh (lazisma) mesjid agung jawa tengah)
Post on 27-Feb-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
1/68
POLA DISTRIBUSI DANA ZAKAT
LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHODAQOH (LAZISMA)
MASJID AGUNG JAWA TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Oleh:
EDI LUKMAN HAKIM
NIM : 052411071
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
2/68
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
3/68
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
4/68
MOTTO
Artinya:
Sesungguhnya Zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus Zakat, para mu'allaf yangdibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
5/68
ABSTRAK
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, dengan Zakat dapatmembantu dalam meringankan beban orang lain, terutama fakir miskin. Untuk itu
diperlukan penyaluran Zakat secara efektif, profesional dan bertanggung jawab.
Melalui syariat Zakat, kehidupan orang-orang fakir, miskin, dan orang-orang
menderita lainnya akan terperhatikan dengan baik. Rasulullah merupakan orang
yang selalu mengutamakan Zakat, sedekah, dan paling banyak sedekahnya, paling
peduli terhadap orang lain, serta gemar menolong orang-orang yang
membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak yatim. Dengan terus menerus
berzakat dan berinfaq, krisis kelaparan yang berakibat pada krisis kemanusiaan
dapat diatasi dengan sebaik baiknya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola pendistribusian dana
Zakat serta pandangan hukum Islam tentang distribusi dana Zakat yang dialamiLAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah tersebut. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Dengan metode pengambilan data,
dengan cara Interview (wawancara), Observation (pengamatan langsung) dan
Dokumentasi, serta dengan cara membaca literatur kepustakaan, internet, media
cetak mengenai pendistribusian dana Zakat pada LAZISMA Masjid Agung Jawa
Tengah.
Dari hasil analisis bahwa pola pendistribusian dana Zakat pada LAZISMA
Masjid Agung Jawa Tengah ditunjukan kearah produktif dan konsumtif, dengan
cara yaitu menentukan sasaran, menuangkan dalam program-program dan
pengangaran ke dalam program-program.
Sedangkan pandangan hukum Islam tentang pendistribusian dana Zakat
dilakukan dengan dua cara yaitu: pendistribusian Zakat konsumtif ditinjau dari
hukum Islam merupakan jaminan sosial. Pendistribusi Zakat secara produktif
ditinjau dari hukum Islam sesuai dengan tujuan Zakat, yaitu sebagai institusi
sosial ekonomi, untuk mengentaskan mereka yang tergolong penerima Zakat
(mustahik), dengan cara pendistribusian Zakat produktif dapat mengatasi
kemiskinan terutama kepada mereka yang memiliki potensi skil untuk
dikembangkan.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
6/68
PERSEMB H N
Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Almamaterku, Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang
Prodi Ekonomi Islam
Pembimbing BapakDrs. H. Djohan Masruhan., MM. Rustam Dahar KAH.,
M.Agserta Bapak Ratno Agriyanto, S.Pd., M.Si.
LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah
Yang senantiasa mendoakanku tanpa henti, Bapak & Ibuku (Ahmad
Kundhori/Musyarofah) dan kedua adikku (M. Fatkul Mujib & Didik Kurnia
Rahman).
Special motivator Anis Nasikhah
Sakti Team (Bolot, Sutik, Salaf, Dukek, Kipli, Eki, Murtad)
Temen-temen kontrakan (nuril, dadanx, tino, nafis, aziz dan kiki)
Temen-temen MAWAPALA
Temen-temen KKN (Sonia, Daim, Bu fat, Bu Sun, Pak Khoeon, Fatkhuri, Pak
Kholis)
Temen-temen EIA 2005 (Edi, Munadhin, Antong, ulin, ciblek, suprex, gendut, fariq,
alek, abu, adi, chil, nila, atul, ikha, sholikhah, khuri, evi, nailus, asiyah, eka, ulya,
sulis, widya, maya, dora)
Dan semua rekan-rekan yang slalu memberi motivasi
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
7/68
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah
pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga
skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang
dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 14 Juni 2011
Deklarator,
EDI LUKMAN HAKIM
NIM : 052411071
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
8/68
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan begitu
banyak nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita pada zaman yang penuh dengan cahaya Islam.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan sanggup menyelesaikan
skripsi ini tanpa adanya dorongan, bantuan dan kerjasama dari pihak-pihak yang
berperan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikankepada yang terhormat :
1. Dekan beserta Pembantu Dekan I, II dan III.
2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Islam serta segenap dosen
yang telah membimbing penulis selama ini.
3. Bapak. Drs. H. Djohan Masruhan., MM. Dan Bapak. Rustam Dahar
KAH., M.Ag. selaku pembimbing I dan II serta Bapak Ratno Agriyanto,
S.Pd., M.Si yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing
dan mengarahkan penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skipsi ini.
4. Keluarga tercinta (Bapak, Ibu, dan adik-adikku) yang senantiasa
mendoakanku setiap saat.
5. Semua saudara, sahabat dan teman seperjuangan, terima kasih atas
dukungan dan motivasi kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu saran serta kritik yang membangun selalu penulis harapkan. Akhirnya, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis,
EDI LUKMAN HAKIM
NIM : 052411071
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
9/68
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................. vi
HALAMAN DEKLARASI ........................................................................................ viiHALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B.
Perumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian .................................................... 5
D.
Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7E.
Metodologi Penelitian ........................................................................... 8
1.
Pendekatan Penelitian .................................................................... 8
2. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 9
3. Fokus penelitian .............................................................................. 10
4. Teknik Analisis Data ...................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ZAKAT
A. Pengertian Zakat........................... 13
B. Dasar Hukum ....................................................................................... 18
C. Rukun dan Syarat ................................................................................ 20
D. Orang Yang Wajib Zakat ..................................................................... 23
E. Orang Yang Berhak Menerima Zakat .................................................. 26
F. Fungsi dan Tujuan Zakat ...................................................................... 29
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
10/68
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A.
Profil Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (LAZISMA) Masjid
Agung Jawa Tengah ................................................................................. 32
B. Program Kerja Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh
(LAZISMA) Masjid Agung Jawa Tengah ............................................... 36
C. Pola Distribusi Dana Zakat ...................................................................... 37
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Analisis Distribusi Dana Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa
Tengah ...................................................................................................... 42
B. Analisis Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana Zakat
Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah ......................................... 50
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan .............................................................................................. 52
B. Saran ....................................................................................................... 52
C. Penutup ..................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. xii
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
11/68
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat termasuk salah satu rukun Islam yang ketiga dari rukun Islam yang
utama, dipujinya orang yang melaksanakan dan diancam orang yang tidak
melaksanakannya dengan berbagai cara dan upaya.1 Zakat merupakan
manifestasi dari kegotongroyongan antara orang kaya dengan fakir miskin.
Pemberdayaan Zakat merupakan perlindungan bagi masyarakat, bencana
kemasyarakatan, yaitu kemiskinan, kelemahan baik fisik maupun mental.
Lembaga Zakat merupakan sarana distribusi kekayaan didalam ajaran Islam
yang merupakan kewajiban kolektif perekonomian umat Islam. Zakat
merupakan komitmen seorang muslim dalam bidang sosial ekonomi yang
tidak terhindarkan untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi semua orang, tanpa
harus meletakkan beban pada kas negara semata.2
Zakat pertama-tama diberikan kepada orang-orang miskin. Pada beberapa
kesempatan Rasulullah SAW. Menyebutkan bahwa mereka yang berhak
menerima Zakat hanyalah orang-orang miskin karena tujuan utamanya adalah
menghapuskan kemiskinan. Ketika mengutus Muadz ke yaman, Rasulullah
memerintahkannya untuk mengambil sebagian harta orang-orang kaya di
1Yusuf Qardhawi,Fiqih Zakat Edisi Indonesia Hukum Zakat, diterjemahkan oleh Salman
Harun Didin Hafidhuddin, dan Hasanudin, Cet. Ke-6, Jakarta: PT Pustaka Litera Antarnusa,
2002, hlm. 73.2 Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Zakat, Jakarta:
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2007. hlm.2.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
12/68
negeri itu lalu memberikannya kepada kaum fakir dikalangan mereka juga.
Abu Hanifah dan para sahabatnya pun berpendapat bahwa Zakat tidak boleh
diberikan selain kepada orang-orang miskin.3
Zakat, infak dan shodaqoh memerlukan peraturan dan pembenahan
secara profesional yang sampai saat ini belum terkelola dengan baik. Apabila
dana ZIS tersebut dapat berjalan dan dikelola dengan baik secara profesional
dengan manajemen yang baik pula, maka dana ZIS akan mampu dan dapat
menopang pembangunan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat pada
umumnya dan kaum dhuafa pada khususnya.4
Zakat merupakan alat bantu sosial mandiri yang menjadi kewajiban
moral bagi orang kaya untuk membantu mereka yang miskin dan terabaikan
yang tak mampu menolong dirinya sendiri meskipun dengan semua skema
jaminan sosial yang ada, sehingga kemelaratan dan kemiskinan dapat
terhapuskan dari masyarakat muslim. Zakat tidak menghilangkan kewajiban
pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan, melainkan hanya membantu
menggeser sebagian tanggung jawab pemerintah ini kepada masyarakat,
khususnya kerabat dekat dan tetangga dari individu-individu yang terkait,
sehingga mengurangi beban pemerintah. Tidaklah realistis mengharapkan
pemerintah untuk memikul seluruh beban kesejahteraan ini. Jika hasil Zakat
ini tidak mencukupi, fuqaha berpendapat bahwa masyarakat muslim harus
memikul beban ini dan berusaha menemukan cara-cara dan alat-alat lain untuk
3Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan,Cet. 1, Jakarta: Gema Insani
Press, 1995, hlm. 87.4www.indoskripsi@gmail.com, 7Maret 2009.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
13/68
mencapai tujuan ekonomi.5
Salah satu tujuan nasional negara Indonesia yang merdeka adalah
memajukan kesejahteraan umum demi terciptanya masyarakat adil dan
makmur. Dengan kata lain, negara Indonesia yang merdeka bertujuan
memajukan kesejahteraan keseluruhan warganya bukan kesejahteraan
sebagian orang atau sebagian kelompok masyarakat. Oleh karena itu, adalah
sangat ironis bilamana fakta menunjukan bahwa masih terjadi kesenjangan
sosial dan ekonomi yang sangat tajam dalam masyarakat Indonesia. Sangatlah
memprihatinkan bahwa sementara negara Indonesia menghendaki terciptanya
masyarakat adil dan makmur, fakta menunjukan bahwa sekelompok
masyarakat hidup mewah di tengah kemelaratan sebagian besar masyarakat
lainnya.6
Melalui syariat Zakat, kehidupan orang-orang fakir, miskin, dan orang-
orang menderita lainnya akan terperhatikan dengan baik. Rasulullah
merupakan orang yang selalu mengutamakan Zakat, sedekah, dan paling
banyak sedekahnya, paling peduli terhadap orang lain, serta gemar menolong
orang-orang yang membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak yatim.
Dengan terus menerus berzakat dan berinfaq, krisis kelaparan yang berakibat
pada krisis kemanusiaan dapat diatasi dengan sebaik baiknya.7
Dengan pengelolaan yang baik, Zakat merupakan sumberdana potensial
yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh
5Eko Suprayitno,Ekonomi Islam, Yogyakarta: Graham Ilmu, 2005, hlm. 34.
6 Departemen Agama RI, Zakat Ketentuan Dan Permasalahanya, Jakarta: Direktorat
Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2008. hlm. 89.7
Didin Hafidhuddin, etal.Kaya Karena Berzakat, Jakarta: Raih Asa Sukses, 2008, hlm.66.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
14/68
masyarakat. Agar menjadi sumberdana yang dimanfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan
menghilangkan kesenjangan sosial, perlu adanya pegelolaan Zakat secara
profesional dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama
pemerintah.8
Berdasarkan UU No: 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat bahwa
organisasi yang berhak mengelola Zakat terbagi menjadi dua yaitu: organisasi
yang dibentuk oleh pemerintah yang disebut dengan Badan Amil Zakat (BAZ)
dan Organisasi yang dibentuk atas prakarsa masyarakat yang disebut Lembaga
Amil Zakat (LAZ).9 Atas dasar hal tersebut maka ijtihad dilakukan pada
pengelolaan dana Zakat. Ajaran Islam yang belum ditangani secara serius
adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan
pendistribusian dana Zakat.
Salah satu LAZ yang melakukan usaha pemberdayaan Zakat adalah
LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah yang terletak di Jalan Gajah Raya
Semarang. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Agung Jawa Tengah sengaja
memfokuskan pola distribusi dana Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) yang
dihimpun melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi konsumtif dan
produktif. Program itu sengaja didesain bagi masyarakat kurang mampu yang
termasukMustahik(Penerima Zakat).10
Oleh sebab itu, dan dengan berdasarkan penjelasan latar belakang di atas,
8Departemen Agama RI, Op. cit., hlm. 90.
9UU NO 38 Tahun 1999, Tentang Pengelolaan Zakat, pasal 6 dan 7.
10
MelaluiEkonomiProduktif, Mustahik Bisa Jadi Muzakki, Jurnal2 Zakat/LAZ MasjidAgung.htm.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
15/68
penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan Zakat
di LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah, beserta program-program yang ada
di dalamnya serta berbagai permasalahan mengenai Zakat yang muncul baik
permasalahan intern maupun ekstern akan memberikan dampak tersendiri
dalam hal penyaluran dana Zakat yang kurang optimal, maka peneliti
kemudian tertarik untuk melakukan penelitian tentangPOLA DISTRIBUSI
DANA ZAKATLAZISMA MASJID AGUNG JAWA TENGAH.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan
permasalahan yang hendak diteliti, yaitu:
1. Bagaimana Distribusi Dana Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa
Tengah?
2. Bagaimana Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana Zakat Pada
LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah?
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Tujuan Penelitian
a) Untuk Mengetahui Pola Distribusi Dana Zakat pada LAZISMA Masjid
Agung Jawa Tengah.
b) Untuk Mengetahui Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana
Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
16/68
2. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
a) Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan
pengetahuan penulis mengenai pendistribusian dana Zakat.
b) Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran
dan pengetahuan bagi akademisi mengenai pendistribusian dana
Zakat. Sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan praktek pendistribusian secara benar dan baik.
c) Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi
LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah, yakni menjadi bahan
masukan berupa informasi tentang pendistribusian yang efektif sesuai
dengan ajaran Islam sehingga dapat menentukan kebijakan bagi
LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
d) Pihak Lain
Manfaat penelitian ini bagi pihak lain adalah untuk memberi
informasi atau pengetahuan tentang Distribusi dana Zakat, serta dapat
memberi masukan dan referensi untuk mengambil keputusan
mengenai Penyaluran bagi orang yang mau menyalurkan dana
Zakatnya.
e) Sebagai bahan informasi penelitian selanjutnya.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
17/68
D. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penulis bukanlah yang pertama
yang membahas pengelolaan dana ZIS untuk sebuah usaha atau bisnis.
Adapun beberapa karya yang dapat penulis pakai sebagai rujukan untuk
mendukung dalam penulisan skripsi yang penulis angkat, antara lain:
Asnaini S. Ag., M. Ag. Dalam buku karyanya "Zakat Produktif Dalam
Perspektif Hukum Islam, Cet. 1" menjelaskan tentang pendistribusian Zakat
boleh dilakukan dengan dua cara: konsumtif dan produktif. Bagi yang
memiliki badan yang kuat Zakat diberi dengan produktif. Bagi yang tidak
memiliki badan yang kuat boleh diberi secara konsumtif dan lebih baik
produktif, tapi dibawah pengawasan. Zakat produktif tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariat Islam, bahkan sesuai dengan prinsip
disyariatkannya Zakat dan sesuai dengan tiang dan prinsip-prinsip ekonomi
Islam serta nilai-nilai sosial. Zakat produktif boleh berupa pemberian dan
pinjaman, sesuai dengan keadaan dan pendistribusian dana Zakat.11
Skripsi oleh Fahrudin Ansori yang berjudul Analisis penyaluran dana
Zakat pada LAZIS Sabilillah malang". Dari penelitian tersebut disimpulkan
bahwa LAZIS Sabilillah Malang dalam menyalurkan dana zakatnya bersifat
konsumtif dan produktif, hal tersebut dapat dilihat dari program-program
LAZIS Sabilillah Malang.12
11Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam, Cet. 1, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 2008, hlm. 134.12
Fahrudin Ansori, Analisis Penyaluran Dana Zakat pada LAZIS Sabilillah Malang,
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Islam Negeri Maulana malik Ibrahim,2010. hlm, 110.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
18/68
M. Arif Mufraini, Lc., M. Si. Dalam buku karyanya Dalam pelaksanaan
dan penerapan rencana strategi, lembaga BAZ/LAZ harus mampu melakukan
pemantauan yang berkesinambungan, baik kondisi pemetaan delapan asnaf
secara umum, atau pihak-pihak mustahikyang langsung menerima penyaluran
dana Zakat, sehingga memungkinkan pengambilan kebijakan untuk dapat
mendukung rumah tangga mustahik, terutama untuk mereka yang tergolong
miskin, agar memiliki peluang (opportunity) untuk secara terus menerus
(sustainable) memperbaiki kehidupannya sehingga dapat terbebas dari situasi
yang rentan (culnerable).13
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari segi metodologik, penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif
menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam Lexi j. Moleong adalah: suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik
(utuh).14
Metode kualitatif juga sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
13M. Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Mengomunikasikan Kesadaran
Dan Membangun Jaringan,Cet, 1,Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 152.14
Lexi J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XVII,Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2002, hlm. 4.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
19/68
setting).15
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan cara:
a) Interview(wawancara)
Interview (wawancara), yaitu teknik yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dengan melakukan tanya-jawab
secara langsung. Dalam hal ini, peneliti melakukan tanya jawab atau
wawancara secara langsung kepada Pengurus atau pimpinan
LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
b)
Observation(pengamatan langsung)
Observation (pengamatan langsung), yaitu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengamati objek penelitian secara
langsung. Dalam hal ini peneliti mengamati lokasi LAZISMA Masjid
Agung Jawa Tengah.
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.16Dalam hal
ini peneliti memanfaatkan arsip atau data-data yang berhubungan
dengan sejarah berdirinya LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah,
15Sugiono,Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
Cet.IV, Bandung: CV. Alfabeta, 2008, hlm.14.16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1986, hlm. 334.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
20/68
struktur organisasi, tujuan, jumlah Pengurus dan lain sebagainya. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan data yang dapat
menunjang penelitian.
3. Fokus Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka peneliti akan
memfokuskan penelitiannya pada:
Penelitian ini memfokuskan pada penerapan Pola Distribusi dana
Zakat LAZISMA MAJT.
Sekaligus mengetahui bagaimana Pandangan Hukum Islam Tentang
Distribusi Dana Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
4. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dalam Sugiyono17 analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Karena penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, maka
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu suatu analisis
yang bersifat mendiskripsikan makna data atau fenomena yang dapat
ditangkap oleh peneliti, dengan menunjukan bukti-buktinya.18
17Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, EdisiRevisiVI,
Cet. Ke-16,Jakarta: Rineka Cipta, 2006 , hlm. 231.18
Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Cet. 10, Bandung: Angkasa, 1993,hlm. 161.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
21/68
Teknik ini digunakan untuk mendiskripsikan data-data yang peneliti
kumpulkan baik data hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi,
selama mengadakan penelitian di Lembaga Amil Zakat Infaq dan
Shodaqoh (LAZISMA) Masjid Agung Jawa Tengah.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan gambaran dan pemahaman yang sistematis, maka
penulisan Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bagian awal, meliputi: Halaman judul, nota pembimbing, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman kata pangantar, halaman daftar isi, dan
halaman daftar lampiran.
BAB I: Pendahuluan, pada bab ini membahas tentang:
A.
Latar belakang masalah
B. Perumusan masalah
C. Tujuan dan manfaat hasil penelitian
D. Tinjauan pustaka
E. Metodologi penelitian
F.
Sistematika penelitian.
BAB II: LANDASAN TEORI TENTANG ZAKAT
A.
Pengertian Zakat.
B. Dasar Hukum Zakat.
C. Orang Yang Wajib Zakat.
D. Orang Yang Berhak Menerima Zakat.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
22/68
BAB III: Gambaran umum LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah:
A.
Gambaran Umum LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah
B. Program Kerja LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah
C. Pola distribusi Zakat
BAB IV: Pembahasan bab ini Analisis Data Dan Pembahasan meliputi:
A. Analisis Distribusi Dana Zakat pada LAZISMA Masjid
Agung Jawa Tengah.
B. Analisis Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana
Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
BAB V: Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan
dari hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan
berkaitan dengan penelitian.
Pada bagian akhir skripsi ini berisi:
Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka, riwayat hidup penulis
dan lampiran-lampiran.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
23/68
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG ZAKAT
A. PENGERTIAN ZAKAT
Zakat bagi umat Islam, khususnya di Indonesia dan bahkan juga didunia
Islam pada umumnya, sudah dizakini sebagai bagian pokok ajaran Islam yang
harus ditunaikan. Zakat dipandang sebagai salah satu rukun Islam yang lima,
yaitu Shahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji. Melaksanakannya adalah
wajib, dan dengan begitu telah dipandang sebagai dosa bagi siapa saja yang
meninggalkannya, dan sebaliknya akan mendapatkan pahala bagi yang
menjalankannya.19
Zakat menurut bahasa berasal dari kataZakaa, yang artinya bertambah dan
berkembang. Selain itu, Zakat mempunyai arti Al-Barakatau (keberkahan),
An-nama (pertumbuhan dan perkembangan), Ath-Thaharatu (kesucian), dan
Ash-shalahu(keberesan).20
Pengertian Zakat menurut syara ialah: pemberian suatu yang wajib
diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran
tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya.
21
Al Mawardi dalam kitab Al-Hawi menjelaskan pengertian Zakat
sebagai berikut: Zakat itu nama atau sebutan bagi pengambilan sesuatu yang
19 Didin hafiduddin, dkk, The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat
Asia Tenggara, Malang: UIN-Malang Press, 2008, hlm, 3.20
Didin Hafidhuddin, etal.Kaya Karena Berzakat, Jakarta: Raih Asa Sukses, 2008, hlm13.
21
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Ilmu Fiqh, Jakarta: Di PusatDirektorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1982, hlm. 229.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
24/68
tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu untuk diberikan kepada
golongan orang tertentu.22
Selain menggunakan istilah Zakat, terdapat beberapa istilah lain
yang berbeda redaksi namun memiliki kesamaan pengertian dengan Zakat
yang disebutkan dalam al-Quran. Beberapa istilah tersebut di antaranya
adalah:
1. Zakat
Sebagaimana terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 43 :
Artinya:
Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah Zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku.(Q.S. Al-Baqarah: 43).23
2. Shodaqoh
Artinya:
Ambillah Zakat dari sebagian harta mereka, dengan Zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. At-Taubah:103).24
22Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN,Ilmu Fiqh, op. cit.,hlm. 229.
23 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Al-Quran Dan Terjemahannya,
Jakarta: Proyek pengadaan Kitab Suci Al-Quran Departemen. Agama RI, 1984, hlm. 16.24
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Al-Quran Dan Terjemahannya,
Jakarta: Proyek pengadaan Kitab Suci Al-Quran Departemen. Agama RI, 1984, hlm. 298.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
25/68
Artinya:
Tidaklah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari
hamba-hambanya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah maha
penerima taubat lagi Maha penyayang (QS. at-Taubah 104)25
3.
Haq
Artinya:
Dan Dialah yang menjadikan kebun berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak
sama (rasanya) makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) biladia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (QS. al-
Anam : 141).26
4.
Nafaqah
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya sebagian besar dari
orang-orang Yahudi dan Rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan
harta orang dengan jalan yang bathil, dan mereka menghalang-halangi
25
Ibid., hlm. 297.26Ibid.,hlm. 212.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
26/68
(manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih). (QS. at-Taubah : 34)27
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwasanya Zakat
merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam yang memiliki dua sisi nilai.
Sisi nilai yang pertama adalah berhubungan dengan nilai pembersihan diri dan
harta benda bagi umat yang melaksanakan Zakat. Hal ini didasarkan pada
tujuan dari pelaksanaan Zakat tersebut, yakni membersihkan diri dan
membersihkan harta benda. Sedangkan sisi nilai yang kedua adalah sisi nilai
ibadah sosial, yakni ibadah yang ditujukan untuk perbaikan keadaan sosial.
Hal ini didasarkan pada obyek tujuan pemberian zakat.
Diwajibkannya Zakat adalah untuk kebahagiaan manusia. Ia merupakan
sarana untuk menyucikan dan menjaga harta, serta sebagai bentuk
penghambaan kepada Allah.28
Harta yang tidak dizakati pada hakekatnya adalah harta yang kotor dan
tidak bersih, karena mengandung rasa tidak bersyukuran (berterima kasih)
terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah. Hati pemiliknya begitu sempit,
Mementingkan diri sendiri dan memuja harta benda, sehingga ia merasa berat
untuk memberikan apa yang seharusnya diberikan sebagai tanda rasa syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan kekayaan melebihi kebutuhan.
Jadi Zakat itu membersihkan atau mensucikan diri seseorang dan hartanya,
pahala bertambah dan hartanya menjadi berkah. Orang yang hatinya kikir,
27
Ibid., hlm. 283.28Saleh Al-Fauzan,Fiqih Sehari-hari, Cet.1, Jakarta: Gema Insani Press, 2005, hlm. 245.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
27/68
tamak dan loba tidak mungkin mau mengeluarkan uang atau hartanya untuk
dibagikan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan. Dengan kata lain
Zakat mendidik hati untuk kemaslahatan umat manusia. Zakat mendidik hati
untuk memiliki rasa kasih dan sayang kepada setiap makhluk.29
Jika dirumuskan Zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh
setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan
syarat-syarat tertentu.30
: :
,
,
.
(
)
Dari Ibnu Umar ra., Ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: aku
diperintahuntukmemerangiorang-orang,sehinggamerekamaubersaksi
bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah,
mendirikan sholat dan menunaikan Zakat apabila mereka telah
mengerjakan hal itu, maka terjagalah harta dan darah mereka kecuali
dengan hakIslam, sedangperhitungan (hisab) mereka terserahAllah.
(HR. Bukhari dan Muslim).31
Para pemikir ekonomi Islam kontemporer mendefinisikan Zakat sebagai
harta yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwenang kepada
masyarakat umum atau individu yang bersifat mengikat dan final, tanpa
mendapat imbalan tertentu yang dilakukan pemerintah sesuai dengan
kemampuan pemilik harta, yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan
delapan golongan yang telah ditentukan dalam al-Quran, serta untuk
29 April Purwanto, Cara Cepat Menghitung Zakat,Yogyakarta: Penerbit Sketsa, 2006.
hlm. 1-2.30
Mohammad Daud Ali, Dkk. Lembaga-Lembaga Islam Di Indonesia, Edisi. 1, Cet. 1,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 241.
31
Imam Namawi, Terjemah RIYADUS SHALIHIN,Jilid-2, Edisi Revisi, Cet. IV, Jakarta:Pustaka Amani, 1999, hlm. 220.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
28/68
memenuhi tuntutan politik bagi keuangan Islam.32
Dari sini jelaslah bahwa kata Zakat, menurut terminology para fuqaha,
dimaksudkan sebagai "penunaian", yakni penunaian hak yang wajib yang
terdapat dalam harta. Zakat juga dimaksudkan sebagai bagian harta tertentu
dan diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada orang-orang fakir. Zakat
dinamakan sedekah karena tindakan itu akan menunjukan kebenaran (shidq)
seorang hamba dalam beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah
SWT.33
B. DASAR HUKUM
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok tegaknya syariat Islam. Tegaknya syariat Islam dimuka bumi ini
dibuktikan dengan salah satunya adalah dilaksanakannya perintah Zakat oleh
umat Islam. Zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang tellah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah wajib
sebagaimana shalat, haji dan puasa yang telah diatur tata caranya secara rinci
dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunah, sekaligus merupakan amal
sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai
dengan perkembangan umat manusia.
34
Adapun dasar hukum dan dalil Al-Qur'an nya diperoleh melalui
beberapa ayat didalam Al-Qur'an, diantaranya firman Allah SWT berikut ini:
32Nuruddin, Ali, Zakat sebagai Instrumen Kebijakan Fiskal, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, Cet. ke-1, 2006, hlm. 7.33
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Madzab,Cet. 7, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008, hlm. 85.34April Purwanto,Loc cit., hlm. 7.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
29/68
Pertama :
Dirikanlah shalat, bayarlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orangyang rukuk. (QS. Al-Baqarah 2: 43).
Kedua :
Ambilah Zakat dari sebagian harta mereka, dengan Zakat itu kamumembersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. (QS. At-Taubah 9: 103).
Ketiga:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalehmendirikan sholat, dan menunaikan Zakat, mereka mendapat pahala di
sisi tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka bersedih hati.
(QS. Al-Baqarah 2: 277).35
Para ulama fiqh, baik ulama salaf (Pendahulu) maupun ulama khalaf
(mencul belakangan; kontemporer) sepakat bahwa Zakat adalah wajib
(fardhu).36
Zakat juga memiliki peran penting dalam pembangunan tatanan sosial
dan ekonomi umat Islam. Zakat ikut andil dalam meningkatkan taraf
perekonomian kaum fakir miskin mencetak mereka menjadi suatu kekuatan
yang produktif dan merealisasikan garis jaminan sosial terhadap mereka yang
35
Hikmat Kurnia & Ade Hidayat,Loc Cit., hlm. 5.36Ibid., hlm. 6.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
30/68
kurang mampu, sehingga tidak ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin.37
C.
RUKUN DAN SYARAT ZAKAT
a) Rukun Zakat
Rukun Zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta),
dengan melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadikannya sebagai
milik orang fakir, dan menyerahkannya kepadanya atau tersebut
diserahkan kepada wakilnya; yakni imam atau orang yang bertugas untuk
memungut Zakat.
b) Syarat Zakat
Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut
kesepakatan ulama, syarat wajib Zakat adalah merdeka, muslim, baligh,
berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai nisab, dan mencapai
hawl.
Adapun syarat sahnya, juga menurut kesepakatan mereka, adalah niat
yang menyertai pelaksanaan Zakat.
Syarat wajib Zakat, yakni kefarduannya, ialah sebagai berikut:
a. Merdeka
Menurut kesepakatan ulama, Zakat tidak wajib atas hamba
sahayanya karena hamba sahayanya tidak mempunyai hak milik.
Tuannyalah yang memiliki apa yang ada ditangan hambanya. Begitu
juga, mukatib (hamba sahaya yang dijanjikan akan dibebaskan oleh
tuannya dengan cara menebus dirinya) atau yang semisal dengannya
37Ibid., hlm. 8.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
31/68
tidak wajib mengeluarkan Zakat, karena kendatipun dia memiliki
harta, hartanya tidak dimiliki secara penuh.38
b. Islam
Menurut ijma Zakat tidak wajib atas orang kafir karena Zakat
merupakan ibadahyang suci sedangkan orang kafir bukan orang yang
suci. Para fuqaha tidak mewajibkan Zakat atas orang kafir asli kecuali
dalam dua hal, yaitu:
Pertama: Menurut madhab Syafii, tidak sedikit pun harta yang
diambil dari mereka kecuali dengan adanya perjanjian di kalangan
mereka.39
Dengan demikian, jika seorang kafir telah mengadakan perjanjian
untuk menyerahkan hartanya sepersepuluh, harta itu hendaknya
diambil. Namun jika tidak ada perjanjian diantara mereka, tidak
sedikitpun harta yang diambil dari kafir tersebut.
Kedua: Abu Hanifah, syafii dan Ahmad bin Hanbal berpendapat
bahwa khusus untuk orang nasrani, Zakatnya mesti dilipat gandakan
karena berfungsi sebagai pengganti upeti.
c.
Baligh Dan Berakal.
Keduanya dipandang sebagai syarat oleh madzab Hanafi. Dengan
demikian, Zakat tidak wajib diambil dari harta anak kecil dan orang
gila sebab keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang yang wajib
mengerjakan ibadah; seperti shalat dan puasa, sedangkan menurut
38Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Madzab,Cet. 7, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008, hlm. 98.39Ibid., hlm. 99.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
32/68
jumhur, keduanya bukan merupakan syarat. Oleh karena itu, Zakat
wajib dikeluarkan dari harta anak kecil dan orang gila. Zakat tersebut
dikeluarkan oleh walinya.40
d. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati
Harta yang dizakati disyaratkan produktif, yakni berkembang
sebab salah satu makna Zakat adalah berkembang dan produktifitas
tidak dihasilkan kecuali dari barang-barang yang produktif. 41
e. Harta yang dimiliki telah mencapai nisab atau senilai dengannya.
Maksudnya ialah nisab yang ditentukan oleh syara sebagai tanda
kayanya seseorang.
f. Harta Yang Dizakati Adalah Milik Penuh
Madzab Hanafi berpendapat bahwa yang dimaksud dengannya
ialah harta yang dimiliki secara utuh dan berada ditangan sendiri yang
benar-benar dimiliki.42
Syarat-syarat wajib Zakat bagi harta benda yang dikenakan Zakat
adalah:
a. Cukup Haul artinya harta yang sampai nishab itu sudah sampai
satu tahun dimilikinya.
b.
Cukup Nisab, artinya apabila keadaan harta itu
jumlahnya/banyaknya cukup nisab.
Harta benda yang dikenakan wajib Zakat itu tidak semuanya
disyaratkan cukup haul (cukup tahun), karena ada harta benda yang
40Ibid., hlm. 100.
41
Ibid., hlm. 101.42Ibid., hlm. 102.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
33/68
walaupun baru didapatkan hasilnya, tapi sudah wajib Zakat misalnya
tanaman, barang logam yang ditemukan dari galian.43
D. ORANG YANG WAJIB ZAKAT
Seiring dengan perkembangan zaman, transaksi dan model perolehan
harta punsemakin berkembang dan variatif. Oleh karena itu, terkadang,
sekalipun seseorang tidak berniat atau berbuat sesuatu dalam memperoleh
hartanya dengan cara yang haram, tetapi ia bisa saja mendapatkan harta yang
haram yang tercampur dengan hartanya44.
Islam adalah satu sistem yang lengkap dan menyeluruh, dinamik serta
progresif. Sebagai sebuah ajaran ia menciptakan berbagai institusi yang
bertujuan untuk memenuhi keperluan manusia seperti Zakat, wakaf, dan
sebagainya.45
Yakni guna menyadarkan mereka tentang tanggung jawqab
keagamaan yang mengandung tanggung jawab sosial.46
Seseorang tidak diwajibkan berzakat selama ia belum mampu memenuhi
kewajiban pokoknya. Menurut para ulama yang dimaksud dengan kebutuhan
pokok adalah kebutuhan yang jika tidak terpenuhi akan menyebankan
kerusakan dan kemelaratan dalam hidup. Para ulama telah memasukan syarat
ini sebagai syarat kewajiban wajib Zakat karena biasanya orang yang
mempunyai kelebihan kebutuhan pokoknya maka orang tersebut dianggap
mampu dan kaya. Kebutuhan pokok yang dimaksud ini meliputi makanan,
43Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN,Ilmu Fiqh,Loc cit, hlm. 252.
44Ibid., hlm. 25.
45 Didin hafiduddin, dkk, The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat
Asia Tenggara,Loc Cit., hlm, 285.46
Dawam Rahardjo, Islam Dan Transformasi Sosial Ekonomi, Jakarta:: Pustaka PelajarYogyakarta, hlm. 457.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
34/68
pakaian, dan tempat tinggal.
Zakat juga mensyaratkan seseorang harus terbebas dari hutang. Syarat
ini merupakan penguat syarat kekayaan wajib Zakat yang harus merupakan
kepemilikan penuh. Karena dengan adanya hutang, berarti harta yang kita
miliki masih bercampur harta milik orang lain, maka apabila kita ingin
mengeluarkan zakat sedangkan kita masih mempunyai hutang, maka harus
kita lunasi terlebih dahulu hutang-hutang yang dimiliki. Apabila setelah
dibayarkan hutang-hutangnya tapi kekayaanya masih mencapai nisab, maka
wajib untuk mengeluarkan Zakat, tapi sebaliknya apabila tidak mencapai nisab
setelah dilunasinya hutang-hutang maka tidak wajib mengeluarkan Zakat.47
Pembebanan sangat identik dengan penghormatan. Oleh karena itu,
sebuah beban tidak diberikan kepada seorang tanpa adanya syarat dan kriteria
tertentu sehingga sangat layak untuk mendapatkan penghormatan. Begitu juga
pembebanan syariat (taklif syar'iyyah) pada hakekatnya adalah tasyriif
(penghormatan) untuk seseorang sehingga harus ada kriteria tertentu untuk
mendapatkannya. Zakat merupakan taklif, maka kewajiban Zakat tidak
dibebankan kepada setiap orang. Kewajiban Zakat hanya dibebankan kepada
mereka yang memenuhi kriteria tertentu sehingga mendapat kehormatan
berzakat. Syarat orang yang wajib Zakat adalah:
1)
Islam
Zakat merupakan sebuah ibadah dan hanya wajib dilakukan setelah
seseorang memeluk agama Islam. Dengan Islamnya seseorang, maka ia
47
Departemen Agama RI, Zakat Ketentuan dan Pemasalahannya, Jakarta: DirektoratPemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2008. hlm. 10.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
35/68
menjadi seorang wajib Zakat yang akan mengantarkannya mendapatkan
penghormatan dari Allah SWT.
2) Merdeka
Kemerdekaan seseorang dari perbudakan adalah nikmat Allah yang
sangat besar. Orang yang merdeka menjadi mulia dan hidup sebagaimana
layaknya orang yang merdeka. Dia dapat memiliki banyak hal. Oleh
karena itu, Allah membebankan kepada seseorang yang merdeka, jika
memiliki harta benda yang mencapai nisab, maka ia harus mengeluarkan
Zakatnya sebagai penghormatan untuk dirinya.
3) Balig
Para ulama berbeda pendapat tentang anak yang belum balig yang
memiliki harta wajib Zakat. Sebagian ulama tidak mewajibkan anak yang
belum balig membayar Zakat. Namun ada juga sebagian ulama yang
mengatakan wajib Zakat bagi harta anak yang belum dewasa, selama harta
tersebut memenuhi persyaratan waijb Zakat.48
Menjalankan kewajiban pembayaran Zakat juga diyakini dapat
digunakan sebagai alternatif untuk mengentaskan kemiskinan ditengah-tengah
masyarakat atas dasar keyakinan, tidak jarang orang berandai tentang besarnya
jumlah zakat yang terkumpul, jika setiap muslim bersedia mengeluarkannya.
Jika Zakat dijalankan maka kemiskinan yang melilit kebanyakan umat Islam
dimana-mana dapat dikurangi. Sementara jika ibadah Zakat dijalankan maka
pengemis yang berkeliaran dijalan-jalan, anak yang harus putus sekolah
48Didin Hafidhuddin, etal.Kaya Karena Berzakat, Loc Cit., hlm 20-21.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
36/68
karena tidak ada biaya, anak yatim terlantar, perumahan kumuh dan
seterusnya akan dapat dicukupi dengan dana Zakat.49
E. ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Mengenai penerima Zakat dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu yang
berhak dan yang tidak berhak menerima Zakat sebagaimana yang akan
diuraikan berikut ini:50
1. Yang Berhak Menerima Zakat
Secara formal distribusi Zakat telah diatur Allah SWT, yaitu dalam
QS. At Taubah: 60.
Artinya:
Sesungguhnya Zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus Zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.51
a.
Fakir
Ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha yang kurang
dari seperdua kecukupannya serta tidak ada orang yang berkewajiban
memberi belanjanya.
49 Didin hafiduddin, dkk, The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat
Asia Tenggara,Loc Cit., hlm, 4.50
Muhammad Daud Ali,Loc Cit., hlm. 47.51
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Al-Quran Dan Terjemahannya,Jakarta: Proyek pengadaan Kitab Suci Al-Quran Departemen. Agama RI, 1984, hlm. 288.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
37/68
b.
Miskin
Ialah orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak dua
kecukupan atau lebih, tetapi tidak sampai mencukupi. Kaya usaha
ialah orang yang mempunyai pendapatan yang cukup dicari sehari
untuk sehari. Jika pencarian seharinya tidak cukup ia berhak
menerima Zakat. Rumah, pakaian dan perkakas rumah sehari-hari
tidak terhitung kekayaan, dan berhak menerima Zakat.
c. Amil (orang yang mengurus Zakat)
Ialah orang yang bertugas mengurus Zakat, sedang ia tidak diberi
upah.
d. Muallaf
Ada empat macam Muallaf:
1)
Orang yang baru masuk Islam sedang imannya belum teguh
2) Orang yang berpengaruh dari golonganya, jika ia diberi Zakat,
orang lain dari golongannya akan masuk Islam.
3) Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir, jika ia diberi Zakat,
kita akan terpelihara dari kejahatan kafir yang di bawah
pengaruhnya.
4)
Orang yang menolak kejahatan orang yang anti Zakat.
e.
Riqab (hamba sahaya atau budak belia)
Hamba yang dijanjikan tuannya boleh menebus dirinya.
f. Gharim (orang yang berutang)
Ada tiga macam:
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
38/68
1)
Yang berhutang untuk kepentingan dirinya sendiri bagi keperluan
yang harus dan yang tidak harus dan dia sudah taubat
2) Orang yang berhutang karena menjamin hutang orang lain, sedang
ia dan orang yang dijaminnya itu tidak membayar hutang itu
3) Orang yang berhutang karena mendamaikan orang yang berselisih
Yang ketiga berhak menerima Zakat walaupun kaya, tetapi yang
pertama dan kedua, jika ia tidak sanggup berhak menerima Zakat.
g. Sabilillah
Tentara yang membantu dengan kehendak sendiri sedang ia tidak
mendapat gaji yang tertentu serta tidak pula mendapat bagian dari
harta yang disediakan untuk keperluan peperangan dalam dewan
balatentara. Tentara ini diberi Zakat walaupun ia kaya, sebanyak
keperluannya untuk masuk kemedan peperangan misalnya pembelian
senjata, kuda, dan alat-alat peperangan serta belanja makanan.
h. Ibnussabil (orang yang kehabisan biaya dalam perjalanan yang
bermaksud baik).
Ialah orang yang mengadakan perjalanan serta sangat
memerlukan perbelanjaan. Musafir ini berhak diberi Zakat sekedar
keperluannya dalam perjalanan sampai ke tempat tujuannya dengan
maksud baik, tidak maksiat, misalnya mengunjungi famili, berniaga
dan lain-lain.52
52
Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar II, Jakarta: Radar Jaya Offset, 1995,Cet.1, hlm.729-731.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
39/68
2. Yang Tidak Berhak Menerima Zakat
a.
Keturunan Nabi Muhammad saw, berdasarkan hadist Nabi sendiri
b. Kelompok orang kaya
c. Keluarga Muzakki, yakni keluarga orang-orang yang wajib
mengeluarkan Zakat. (menurut pendapat para ahli, mereka itu adalah
keluarga muzakkiyang bersangkutan dalam garis lurus ke atas dan ke
bawah)
d. Orang yang sibuk beribadah sunnat untuk kepentingan dirinya sendiri,
tetapi melupakan kewajibanya mencari nafkah untuk diri dan keluarga
serta orang-orang yang menjadi tanggungannya
e. Orang yang tidak mengakui adanya Tuhan dan menolak ajaran agama,
yang disebut mulhidatau atheis.53
F.
FUNGSI DAN TUJUAN ZAKAT
Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, vertikal dan
horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan umat
manusia, terutama umat Islam.54Zakat adalah ibadah sebagai bentuk ketaatan
kepada Allah (hablu minallah; vertikal) dan sebagai kewajiban kepada
sesama manusia (hablu minannaas; horizontal). Zakat juga sering disebut
sebagai ibadah kesungguhan dalam harta (maaliyah ijtihadiyah).
Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena Zakat
merupakan salah satu implementasi asas keadilan dalam sistem ekonomi
53
Mohammad Daud Ali,Loc cit, hlm. 246.54April Purwanto,Loc cit., hlm. 82.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
40/68
Islam.55
Berdasarkan pengertian diatas maka Zakat mempunyai fungsi pokok
sebagai berikut:
a. Membersihkan jiwaMuzakki.
b. Membersihkan hartaMuzakki.
c. Fungsi sosial ekonomi. Artinya bahwa Zakat mempunyai meratakan
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam bidang sosial ekonomi. Lebih jauh
dapat berperan serta dalam membangun perekonomian mendasar yang
bergerak langsung ke sektor ekonomi lemah.
d. Fungsi ibadah. Artinya bahwa Zakat merupakan sarana utama nomor tiga
dalam pengabdian dan rasa syukur kepada Allah SWT56
.
Sedangkan tujuan Zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi.
Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta
si kaya untuk dialokasikan kepada si miskin.57
Secara umum Zakat bertujuan untuk menata hubungan dua arah yaitu
hubungan dengan tuhan dan hubungan sesama manusia. Yang dimaksud
dengan tujuan Zakat, dalam hubungan ini adalah sasaan paktis. Tujuan
tesebut, selain yang disinggung diatas, antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan
hidup serta penderitaan.
2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh gharimin,
55Hikmat Kurnia & Ade Hidayat, Panduan Pintar Zakat,Jakarta: QultumMedia, 2008,
hlm. 8-9.56
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, Cet. 1, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2003, hlm. 77.57Hikmat Kurnia & Ade Hidayat, op cit., hlm. 8-9.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
41/68
ibnussabil dan mustahik lainnya.
3.
Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan
manusia pada umumnya.
4. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta.
5. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-
orang miskin.
6. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
dalam suatu masyarakat.
7. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama
pada mereka yang mempunyai harta.
8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.
9.
Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.58
58Muhammad Daud Ali,Loc cit., hlm. 40.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
42/68
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Profil Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodakoh (LAZISMA) Masjid
Agung Jawa Tengah
Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah Lembaga yang melayani kepentingan
publik dalam penghimpunan dan penyaluran dana umat. LAZISMA sebagai
lembaga yang berkhidmat menyantuni dhuafa, menjalin ukhuwah dan
menggugah etos kerja, diresmikan pada 7 Agustus 2005 M / 2 Rajab 1426 H.
Kami terus berkontribusi dengan pengelolaan dana lokal bersumber dari
Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf dan Donasi Sosial Perusahaan, oleh badan
pengelola masjid agung jawa tengah. Menimbang bahwa MAJT disamping
merupakan tempat Ibadah bagi umat Islam dan kegiatan-kegiatan dalam
rangka pembinaan serta peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT, juga sebagai sarana dakwah. Bahwa dengan hal tersebut untuk
meningkatkan fungsi dan peran Masjid Agung Jawa Tengah agar lebih
berdayaguna maka dipandang perlu didirikan Lembaga Amil Zakat Infaq dan
Shodaqoh (LAZISMA).
Sebagai organisasi sektor publik, tentu saja LAZ memiliki Stakeholders
yang sangat luas. Konsekuensinya LAZ dituntut dapat memberikan informasi
mengenai pengelolaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Kemampuan
untuk memberikan informasi yang terbuka, seimbang dan merata kepada
Stakeholders terutama mengenai pengelolaan keuangan adalah salah satu
kriteria yang menentukan tingkat akuntabilitas dan akseibilitas lembaga. Jika
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
43/68
kepercayaan publik kepada lembaga tetap terjaga, maka pada akhirnya
masyarakat akan terus menyalurkan dananya lewat lembaga.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Agung Jawa Tengah adalah lembaga
yang memfokuskan distribusi dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) dihimpun
melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi produktif. Program itu
sengaja didesain bagi masyarakat kurang mampu yang termasuk mustahik
(Penerima Zakat).
Orientasi utama pendirian LAZ Masjid Agung adalah untuk membantu
kondisi perekonomian mustahikagar mampu merubah nasib menjadi muzakki
(Pembayar Zakat). Karena itu, pola distribusi dana Zakat dilakukan melalui
berbagai program ekonomi produktif.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Agung Jawa Tengah adalah lembaga
yang memfokuskan distribusi dana Zakat, Infaq, dan Sodaqoh (ZIS) dihimpun
melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi produktif. Dengan lokasi di
dalam komplek Masjid Agung Jawa Tengah yang merupakan masjid terbesar
dan kebanggaan masyarakat Jawa Tengah. Lokasinya yang strategis hanya
berjarak 10 menit dari pusat kota Simpang Lima, Stasiun Kereta Api Tawang
( 4 Km) dan Bandar Udara Ahmad Yani hanya berjarak 10 Km.
1.
Fasilitas LAZISMA MAJT
Lembaga amil Zakat Infaq dan Shodaqah (LAZISMA) adalah salah
satu aset yang merupakan bagian dari Masjid Agung Jawa Tengah.
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Lembaga amil Zakat Infaq dan Shodaqah
(LAZISMA) Masjid Agung Jawa Tengah adalah:
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
44/68
1.
Kantor
2.
Seperangkat Computer dan Printer
3. Meja dan Kursi
4. Lemari Arsip
5. Kotak Infaq
6. Peralatan Kantor
7. Dokumentasi
8. Peralatan Publikasi dan Promosi
2. Struktur Organisasi LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah
Susunan pengurus LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah, menurut
SK badan pengelola MAJT, Nomor: 08/ KEP/ Bp MAJT/ VI/2009, tentang
pengurus LAZISMA Periode 2009-2014. adalah sebagai berikut:
Penasihat:
1. Ketua Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah.
2. Ketua Bidang Ketakmiran Badan Pengelola Masjid Agung
Jawa Tengah.
Pembina:
1.
H. Bibit Waluyo
2.
Prof. Dr. H. Abdul djamil, MA
3.
Drs. H. Ali Mufiz, MPA
4. H. Hasan Toha Putra, MBA
Pengurus:
1. Drs. H. Masyhurdi, MM
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
45/68
2.
H. Ateng Chozany Miftah, SE. MM
3.
Drs. H. Sugeng Paswidji, M. Si. Akt
Pelaksana:
Ketua : Prof. Dr. H. Achmad Rofiq, MA
Wakil Ketua : Drs. Wahab Zaenuri, MM
Sekretaris : M. Yusuf, SE
Bendahara : Abdul Jalil, M. Si
Divisi Marketing / Penghimpunan:
1. H. Fatquri buseri, S. Ag
2. Hj. Sri Puah, SH, M. Si
3. Tazkiyatul Muthmainah, M. Kes
Divisi Pendistribusian:
1.
Hm. Nur fawzan Achmad, Ss, MA
2. H. Ahmad Faridi, SH
3. Ahmad Rocky, SE
Divisi program:
1. Drs. H. Sihabudin, MM
2.
Dr. Muhammad Sulthon, M. Ag
3.
Abu Rohmat, M. Ag
Adapun Visi dan Misi Lembaga Amil Zakat Infaq Dan Shodakoh Masjid
Agung (LAZISMA) MAJT adalah sebagai berikut:
VISI:
LAZISMA Amanah Dan Terpercaya
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
46/68
MISI:
Menerima dan Menyalurkan Zakat Infaq dan Shodaqah
DariMuzakkiKepada Orang Yang Berhak Menerima.
Kantor: Komplaks Masjid Agung Jawa Tengah JL. Gajah Raya Semarang.
B. Program Kerja LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah
Adapun program yang ada dalam Lembaga Amil Zakat (LAZISMA)
Masjid Agung Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
1. BeasiswaDhuafa
Program Bea Siswa bagi siswa SD/MI, SMP/MTS. Dan SMA yang
tidak mampu. Program ini dilakukan untuk ikut mensukseskan program
wajib belajar dan mengurangi angka Drop Out karena tidak terjangkau
biaya pendidikan.
2. Bantuan Dana Pendidikan
Bantuan secara finansial atas terselenggaranya pendidikan formal dan
non formal, seperti SD tertinggal, Madrasah Diniyyah ataupun TPQ dalam
hal kesejahteraan guru, fasilitas pendidikan dsb.
3.
Penyantunan Anak Yatim
Santunan diberikan baik berupa pendidikan atau memenuhi kehidupan
hidupnya (Sandang, Pangan Ataupun Papan) kepada anak Yatim-Piatu
baik panti maupun non panti.
4. Distribusi Hewan Qurban
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
47/68
Melalui program ini, LAZISMA mengelola dan mendistribusikan
daging qurban bagi masyarakat mampu kepada masyarakat yang kurang
mampu.
5. Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil
Pemberian modal usaha bagi pengusaha kecil melalui kelompok
swadaya masyarakat seperti: kelompok petani kecil, peternak, pedagang
kecil, tukang ojek dan nelayan.
6. Bina Desa Miskin
Program tersebut bertujuan untuk membangun kemandirian desa
tertinggal dengan memfokuskan pada pembinaan rohani, pembangunan
fasilitas umum dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
7. Bantuan Kemanusiaan
Bantuan kemanusiaan ditujukan bagi masyarakat di daerah-daerah
korban bencana alam berupa alat kesehatan, obat-obatan, makanan,
pakaian, dan lain sebagainya.
C. Pola Distribusi Dana Zakat
1.
Pola Pengumpulan Zakat
a.
Pemerintah tidak melakukan pengumpulan Zakat. Melainkan hanya
berfungsi sebagai Motivator, Regulator, dan fasilitator dalam
pegumpulan Zakat.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
48/68
b.
Pengumpulan Zakat dilakukan oleh badan amil Zakat yang dibentuk
oleh pemerintah dan lembaga amil Zakat yang dibentuk oleh
masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah.
c. Pengumpulan Zakat dapat dilakukan melalui penyerahan langsung
(datang) ke Badan Amil Zakat melalui conter Zakat, unit pengumpulan
Zakat, pos, bank, pemotongan gaji, dan pembayaran Zakat yang dapat
mengurangi penghasilan kena pajak.
2. Pola Pendistribusian Zakat
a. Pengertian Pola
Pola adalah gambaran yang di pakai untuk contoh. Pola adalah
bentuk yang di pakai sebagai acuan atau dasar membuat/melaksanakan
sesuatu yang dapat menguntungkan manusia.
Distribusi merupakan penyaluran atau pembagian sesuatu kepada
pihak yang berkepentingan. Jadi Pola Pendiatribusian Zakat adalah
bentuk penyaluran dana Zakat dari muzzaki kepada mustahik dengan
melalui Amil.
b. Macam-macam Pola Pendistribusian Zakat
Kalau kita melihat pengelolan Zakat pada masa Rasulullah SAW
dan para sahabat kemudian di aplikasikan pada kondisi sekarang . Kita
dapati bahwa penyaluran Zakat dapat dibedakan menjadi dua bentuk,
yakni bantuan sesaat (pola tradisonal/konsumtif) dan pemberdayaan
(pola kontemporer/produktif).
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
49/68
1)
Pola Tradisional/Konsumtif (Bantuan Sesaat)
Konsumtif berarti memenuhi keperluan sehari-hari. Pola
tradisioanl yaitu penyaluran bantuan dana Zakat diberikan langsung
kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti Zakat
fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari atau Zakat mal yang dibagikan kepada para korban bencana
alam.
2)Pola Kontemporer/Produktif (Bantuan Pemberdayaan)
Pola produktif adalah pola penyaluran dana Zakat kepada
mustahik yang ada dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan
aktifitas suatu usaha/bisnis. Zakat produktif adalah pemberian Zakat
yang dapat membuat para penerimanya menghasilkan sesuatu secara
terus menerus, dengan harta Zakat yang telah diterimanya.
Zakat produktif dengan demikian adalah Zakat dimana harta
atau dana Zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak
dihabiskan akan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk
membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka
dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus-menerus.
3.
Pola Pendayagunaan Zakat
Pendayagunaan adalah pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil
atau pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas
dengan baik.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
50/68
Pola pendayagunan Zakat adalah cara/sistem distribusi dan alokasi
dana Zakat berdasarkan dengn tuntunan perkembangan zaman dan sesuai
dengan cita dan rasa syariat, pesan dan kesan ajaran islam.
4. Sasaran Pendayagunaan Zakat
Pihak-pihak yang membutuhkan dalam sasaran Zakat disebut dengan
mustahik, yang terdiri dari delapan ashnaf, yaitu:
a) Orang Fakir
b) Orang Miskin
c) Amil Zakat
d) Golongan Muallaf
e) Untuk Memerdekakan Budak Belian
f) Orang Yang Berhutang
g)
Untuk Biaya Dijalan Allah SWT
h) Ibnu Sabil.
klasifikasi golongan mustahik dapat dibagi dalam dua kelompok
besar, yaitu : kelompok permanen dan kelompok temporer.
1)kelompok pemanen: fakir, miskin, amil, dan muallaf. Empat
golongan mustahik ini diasumsikan akan selalu ada diwilayah kerja
organisasi pengelolaan zakat dan karena itu penyaluran dana
kepada mereka akan terus menerus atau dalam waktu lama
walaupun secara individu penerima berganti-ganti.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
51/68
2)
Kelompok temporer: riqob, ghorimin, fisabilillah dan ibnu sabil.
Empat golongan mustahik kini diasumsikan tidak selalu da
diwilayah kerja suatu orgaisasi pengelolaan zakat.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
52/68
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
C. Analisis Distribusi Dana Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa
Tengah.
Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah (LAZISMA) Masjid Agung
Jawa Tengah adalah lembaga pengelola Zakat, Infaq dan Shadaqah yang
memiliki kegiatan dalam hal penghimpunan, pengumpulan dan
pendistribusian dana Zakat. Dalam hal melakukan kegiatan mendistribusikan
dana Zakat LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah berpedoman pada Syariat
Islam.
Sementara dalam Penghimpunan dana yang dilakukan oleh LAZISMA
MAJT melalui berbagai cara, antara lain:
1. Penyebaran leflet atau selebaran tentang sosialisasi dan informasi tentang
LAZISMA MAJT
2. Menjemput Zakat dari rumah para muzakki
3. Membuka Stand di tempat umum
Secara umum pelaksanaan pendistribusian dana Zakat yang dilakukan
oleh LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah ditunjukan kearah konsumtif dan
produktif. Sedangkan yang konsumtif dalam hal ini terwujud dalam bentuk
program santunan (sosial) yang bersifat hanya meringankan beban hidup
sehari-hari, seperti pendistribusian Zakat dalam bentuk bantuan beasiswa
kepada anak yatim dan dhuafa, bantuan dana pendidikan kepada anak yatim
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
53/68
dan dhuafa untuk keperluan sarana penunjang pendidikan (buku, alat tulis,
seragam, sepatu, dll), penyantunan kepada anak yatim, santunan sosial kepada
keluarga miskin untuk keperluan makan, pengobatan, bantuan kemanusiaan
(berupa alat kesehatan, obat-obatan, makanan, pakaian, dan lain
sebagainya).59
Sementara dalam pendistribusian Zakat yang bersifat produktif seperti
pemberian bantuan modal untuk usaha. Program ini lebih diarahkan kepada
pemberdayaan mustahik. Sebab dalam program pendayagunaan Zakat ini
bertujuan untuk jangka panjang demi kesejahteraan mustahik.60
Dengan pendistribusian Zakat yang berbentuk konsumtif dan produktif
tersebut dilihat dari ciri pemanfaatan sejalan dengan teori yang diungkapkan
oleh Fakhruddin, M.Hi. tentang penyaluran atau pendistribusian dana Zakat
yang berdayaguna61, yitu:
1. Konsumtif Tradisional
Maksud penyaluran dana Zakat secara konsumtif tradisional adalah
bahwa Zakat dibagikan kepada mustahiq dengan secara langsung untuk
kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti pembagian Zakat fitrah berupa
beras dan uang kepada fakir miskin setiap idul fitri atau pembagian Zakat
Mal secara langsung oleh para muzaki kepada mustahiq yang sangat
membutuhkan karena ketiadaan pangan atau karena mengalami musibah.
59Wawancara dengan Bapak. Drs. Wahab Zaenuri, MM, selaku Wakil Ketua LAZISMA
Masjid Agung Jawa Tengah.60
Wawancara dengan Ibu. Muryani, atas rekomendasi Pak Wahab Zaenuri, bagianAdministrasi, LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
61
Fakhruddin. Fikih dan Manajemen Zakat di Indonesia, UIN-MALANG PRESS,Malang. 2008, hlm. 314-315.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
54/68
Pola ini merupakan program jangka pendek dalam rangka mengatasi
permasalahan umat.
Hal ini dilakukan oleh LAZISMA MAJT, karena dalam program-
program yang dilakukan dan yang telah tecapai, tujuan LAZISMA ini
adalah untuk meringankan beban sehari-hari dari mustahik, seperti
santunan sosial yang ditujukan kepada fakir miskin, tebar hewan kurban
yang dilakukan tiap tahun sekali, bingkisan paket lebaran dan pembagian
Zakat fitrah pada hari raya idul fitri.62
2. Konsumtif Kreatif
Pendistribusian Zakat secara konsumtif kreatif adalah Zakat yang
diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk
membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan
ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat
sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana ibadah seperti
sarung dan mukena, bantuan alat pertanian, seperti cangkul untuk petani,
gerobak jualan untuk pedagang kecil dan sebagainya.
Hal ini dapat dilihat dari program-program yang ada di LAZISMA
MAJT dan program yang telah terlaksana, seperti santunan beasiswa
dhuafa yang berupa alat-alat perlengkapan sekolah, bantuan dana
pendidikan dalam hal kesejahteraan guru dan fasilitas pendidikan, bina
desa miskin memfokuskan pada pembinaan rohani, pembangunan fasilitas
umum dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
62 Wawancara dengan Ibu. Muryani, atas rekomendasi Pak Wahab Zaenuri, bagian
Administrasi, LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
55/68
3.
Produktif Konvensional
Pendistribusian Zakat secara produktif konvensional adalah Zakat
yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, dimana dengan
menggunakan barang-barang tersebut, para muzakki dapat menciptakan
suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau
untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit dan sebagainya.
4. Produktif Kreatif
Pendistribusian Zakat secara produktif kreatif adalah Zakat yang
diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk
pemodalan proyek sosial, seperti pembangunan sosial, seperti
pembangunan sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun
sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para
pedagang atau pengusaha kecil.
Bantuan modal usaha juga dilakukan oleh LAZISMA MAJT, hal
tersebut dilakukan agar usaha dari penerima bantuan dapat berkembang
lebih maju, sampai sekarang ini LAZISMA sudah dapat memberi modal
usaha bagi pedagang-pedagang kecil. Sedangkan mekanisme penyaluran
dana zakat, menurut Bpk. Wahab zaenuri selaku wakil dari LAZISMA
MAJT mengatakan bahwa dalam menyalurkan dana Zakat kepada para
mustahiq terdapat langkah-langkah, antara lain:
a. Menentukan sasaran
b. Menuangkan ke dalam program-program
c. Penganggaran ke dalam program-program
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
56/68
1.
Menentukan sasaran
Sebelum dana zakat disalurkan kepada para mustahiq, hal
pertama adalah menentukan siapa yang berhak diberikan dana Zakat,
dalam hal ini tujuan LAZISMA MAJT adalah mencapai sasaran
delapan asnaf.
Untuk mencapai sasaran delapan asnaf, maka diperlukan dana
Zakat yang cukup besar sehingga dalam pembagiannya dana Zakat
dapat menyeluruh delapan asnaf tersebut, dan apabila dana yang
terkumpul di LAZISMA MAJT apabila tidak mencapai yang
ditargetkan atau tidak terkumpul dengan besar, maka LAZISMA ini
hanya memberikan dana zakat tersebut kepada beberapa asnaf saja,
dengan dana yang tidak mencapai target maka LAZISMA MAJT
melakukan sikap yang inofatif dan kreatif supaya dengan dana yang
terkumpul tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Dalam hal
ini LAZISMA lebih mementingkan fakir miskin karena fakir miskin
memiliki kebutuhan hidup yang sangat mendesak.63
2. LAZISMA MAJT ini dalam menyalurkan dana Zakat menuangkan
dalam beberapa program-program, yang ada dalam bentuk LAZISMA
MAJT.
Program-program tersebut antara lain:
8. BeasiswaDhuafa
9. Bantuan Dana Pendidikan
63Wawancara dengan Bapak. Drs. Wahab Zaenuri, MM, selaku Wakil Ketua LAZISMA
Masjid Agung Jawa Tengah.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
57/68
10.
Penyantunan Anak Yatim
11.
Distribusi Hewan Qurban
12.Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil
13.Bina Desa Miskin
14.Bantuan Kemanusiaan
Program-program diatas merupakan program-program yang
dilaksanakan oleh LAZISMA MAJT. Dengan demikian LAZISMA
MAJT dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga pengelola dana
Zakat sudah tepat dan efektif. Di samping itu, kinerja LAZISMA
MAJT dalam mendistribusikan dana Zakat dalam bentuk konsumtif
dan produktif telah sesuai dengan agama dalam upaya mewujudkan
mensejahterakan. Sebagai contoh pendayagunaan dana Zakat yang
diaplikasikan oleh LAZISMA MAJT dalam bentuk program
pendayagunaan pedagang kaki lima (PKL) merupakan pengembangan
secara produktif.
Dengan demikian, maka pemberian modal usaha tergolong dalam
membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh mustahik,
dengan diarahkan untuk membuka lapangan pekerjaan dengan tujuan
jangka panjang yaitu pengentasan kemiskinan dalam meningkatkan
kesejahteraan.64
Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan para mustahik
penerima bantuan modal usaha:
64Wawancara dengan Bapak. Drs. Wahab Zaenuri, MM, selaku Wakil Ketua LAZISMA
Masjid Agung Jawa Tengah.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
58/68
Mula-mulanya kami mendapat bantuan dari LAZISMA MAJT
uang Rp 750.000, sedangkan untuk koordinatornya Rp. 1.000.000, dan
pembayaran perbulannya Rp. 75.000, dengan adanya pemberian
modal ini kami para pedagang kecil merasa terbantu.65
Dengan adanya peminjaman modal yang tergolong kecil kami
bisa menambah ayam ternak dan membelikan bahan pakan dan dari
modal itu saya beserta rekan-rekan yang ada di sini dapat menambah
modal usaha kami dalam hal peternakan, walaupun itu tidak banyak,
tapi itu sangat membantu.66
Pendistribusian dana Zakat dalam pendayagunaan ini tergolong
dalam bentuk model produktif kreatif yang penyalurannya diwujudkan
dalam bentu pemberian modal usaha, yang kenyataanya terbilang
efektif dan sangat membantu.
3. Dari program-program itulah dana Zakat yang terkumpul tersebut
diangarkan atau dibagikan ke program-program LAZISMA MAJT
(Sumber: Hasil Wawancara).
Dalam penghimpunan dana Zakat yang berasal dari masyarakat.
Dana tersebut tidak hanya berasal dari perorangan saja, namun dari
berbagai perusahaan atau lembaga.
Dana Zakat yang terkumpul digunakan untuk berbagai kebutuhan
antara lain:
65Wawancara dengan Ieis Alysha Ismiati, selaku koordinator pedagang kecil (PKL) di
blok M, kawasan masjid agung jawa tengah.66
Wawancara dengan Bapak Sunandar, selaku koordinator usaha peternakan ayam didesa tlogo weru, Guntur, demak.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
59/68
KEBUTUHAN Prosentase %
Operasional 20%
Insidental 15%
Zakat Produktif 45%
Pendidikan 10%
Publikasi 10%
Dana Zakat tidak akan tersalurkan tanpa ada orang yang
menyalurkannya, di LAZISMA MAJT dana Zakat tersebut disalurkan
oleh amil Zakat, yang tugasnya bukan hanya menyalurkan tetapi juga
mencari dan menerima dana Zakat dari muzakki yang kemudian
disalurkan ke musahiq. Apabila LAZISMA MAJT menerima dana
Zakat dari mustahiq maka dana tersebut langsung didistribusikan ke
mustahiq tanpa disimpan terlalu lama dengan menyisihkan dana
cadangan.
Dalam hal pendistribusian dana Zakat, LAZISMA MAJT dalam
menyalurkan dana Zakat lebih mengutamakan mustahiq-mustahiq di
sekitar LAZISMA tersebut atau di sekitar Kota Semarang dan masih
belum menyalurkan sampai di luar Kota Semarang.67
Seperti yang dijelaskan oleh Yusuf Qaradhawi mengatakan
bahwa pendistribusian Zakat adalah dengan melakukan distribusi lokal
atau dengan kata lain lebih mengutamakan penerima Zakat yang
berada dalam lingkungan terdekat dengan lembaga Zakat,
67 Wawancara dengan Ibu. Muryani, atas rekomendasi Pak Wahab Zaenuri, bagian
Administrasi, LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
60/68
dibandingkan pendistribusiannya untuk di wilayah lainnya, hal itu
lebih dikenal dengan sebutancentralisticatau yang berhubungan
dengan lingkungan sekitar.68
D. Analisis Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana Zakat Pada
LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.
Umat Islam Indonesia sebagai kelompok mayoritas mempunyai peluang
dan potensi besar untuk ikut dalam pembangunan bidang kesejahteraan rakyat
guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu
peluang dan potensi umat Islam yang dapat digali dan didaya gunakan dalam
penyediaan dana pembangunan dibidang kesejahteraan rakyat dan merupakan
alternatif pemecahan dalam memberantas kemiskinan yang masih menjadi
masalah bangsa dan negara adalah Zakat.
Persoalan kemiskinan merupakan bukan saja problema sosial ekonomi
kemasyarakatan di negara berkembang saja, akan tetapi ia berpotensi menjadi
momok yang menakutkan bagi penyandangannya, dan sekaligus menjadi titik
awal terjadinya kerawanan akidah dan peluang terjadinya perubahan
keagamaan seseorang. Rasulullah SAW wanti-wanti kefakiran itu menjadikan
seseorang menjadi kafir.
Karena itulah, sejak awal disyariatkannya Zakat pada tahun 2 hijriyah,
Zakat dimaksudkan sebagai institusi sosial ekonomi untuk mengentaskan
mereka yang tergolong penerima Zakat (mustahiq) menjadi pemberi Zakat
68 Yusuf Qardawi, SPEKTRUM ZAKAT Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan,
Jakarta Timur: Zikrul Hakim, 2005, hlm, 139.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
61/68
(muzakki).selain sasaran penerima Zakat sudah ditentukan yang terdiri dari 8
(delapan) ashnaf, badan atau lembaga pengelolanya sebagai amil, juga telah
diatur keberadaannya, dan dibenarkan mengambil sebagian dana Zakat yang
dihimpun, untuk biaya operasional agar pengeloalaan Zakat berjalan optimal.
Menurut analisis penulis, pendistribusian Zakat konsumtif ditinjau dari
hukum Islam merupakan jaminan sosial. Dari segi lain ada orang-orang yang
sebelumnya tidak wajib Zakat, tidak pula mengusahakannya untuk menjadi
wajib Zakat, akan tetapi ia berhak menerimanya karena kefakiran dan
kebutuhannya. Maka dari segi ini Zakat dipandang sebagai jaminan sosial.
Sedangkan Menurut analisis penulis, pendistribusi Zakat secara produktif
ditinjau dari hukum Islam sesuai dengan tujuan Zakat, yaitu sebagai institusi
sosial ekonomi, untuk mengentaskan mereka yang tergolong penerima Zakat
(mustahik), dengan cara pendistribusian Zakat produktif dapat mengatasi
kemiskinan terutama kepada mereka yang memiliki potensi skil untuk
dikembangkan. Diantaranya pemberdayaan ekonomi usaha kecil, meliputi
pemberian modal usaha bagi pengusaha kecil melalui kelompok swadaya
masyarakat seperti: kelompok petani kecil, peternak, pedagang kecil, dll.
Dengan demikian, disamping mendapat penghasilan tetap, mereka akan
memperoleh keuntungan dari usaha yang didirikan dengan modal dari dana
Zakat.
-
7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)
62/68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang didapat peneliti berdasarkan teori dan hasil
penelitian lapangan,. dapat disimpulkan bahwa LAZISMA Masjid Agung
Jawa Tengah dalam menyalurkan dana Zakatnya bersifat konsumtif dan
produktif. Konsumtif berarti memenuhi keperluan sehari-hari. Sedangkan
Zakat produktif adalah pemberian Zakat yang dapat membuat para
penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus, hal tersebut dapat
dilihat dari program-program LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah dan
program-program yang telah terlaksana.
Distribusi Zakat konsumtif ditinjau dari hukum Islam merupakan
jaminan sosial. Sedangkan distribusi Zakat secara produktif, yaitu sebagai
institusi sosial ekonomi, untuk mengentaskan mereka yang tergolong
penerima Zakat (mustahik) dengan cara pendistribusian Zakat produktif untuk
mengatasi kemiskinan terutama kepada mereka yang memiliki potensi skil
untuk dikembangkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
a.
Hendaknya LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah mengumpulkan dana
top related