pola distribusi dana zakat lembaga amil zakat dan shodaqoh (lazisma) mesjid agung jawa tengah)

Upload: khairul-alonx

Post on 27-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    1/68

    POLA DISTRIBUSI DANA ZAKAT

    LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHODAQOH (LAZISMA)

    MASJID AGUNG JAWA TENGAH

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

    Dalam Ilmu Ekonomi Islam

    Oleh:

    EDI LUKMAN HAKIM

    NIM : 052411071

    JURUSAN EKONOMI ISLAM

    FAKULTAS SYARIAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    2/68

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    3/68

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    4/68

    MOTTO

    Artinya:

    Sesungguhnya Zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

    orang-orang miskin, pengurus-pengurus Zakat, para mu'allaf yangdibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

    berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

    perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

    Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    5/68

    ABSTRAK

    Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, dengan Zakat dapatmembantu dalam meringankan beban orang lain, terutama fakir miskin. Untuk itu

    diperlukan penyaluran Zakat secara efektif, profesional dan bertanggung jawab.

    Melalui syariat Zakat, kehidupan orang-orang fakir, miskin, dan orang-orang

    menderita lainnya akan terperhatikan dengan baik. Rasulullah merupakan orang

    yang selalu mengutamakan Zakat, sedekah, dan paling banyak sedekahnya, paling

    peduli terhadap orang lain, serta gemar menolong orang-orang yang

    membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak yatim. Dengan terus menerus

    berzakat dan berinfaq, krisis kelaparan yang berakibat pada krisis kemanusiaan

    dapat diatasi dengan sebaik baiknya.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola pendistribusian dana

    Zakat serta pandangan hukum Islam tentang distribusi dana Zakat yang dialamiLAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah tersebut. Penelitian ini merupakan

    penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Dengan metode pengambilan data,

    dengan cara Interview (wawancara), Observation (pengamatan langsung) dan

    Dokumentasi, serta dengan cara membaca literatur kepustakaan, internet, media

    cetak mengenai pendistribusian dana Zakat pada LAZISMA Masjid Agung Jawa

    Tengah.

    Dari hasil analisis bahwa pola pendistribusian dana Zakat pada LAZISMA

    Masjid Agung Jawa Tengah ditunjukan kearah produktif dan konsumtif, dengan

    cara yaitu menentukan sasaran, menuangkan dalam program-program dan

    pengangaran ke dalam program-program.

    Sedangkan pandangan hukum Islam tentang pendistribusian dana Zakat

    dilakukan dengan dua cara yaitu: pendistribusian Zakat konsumtif ditinjau dari

    hukum Islam merupakan jaminan sosial. Pendistribusi Zakat secara produktif

    ditinjau dari hukum Islam sesuai dengan tujuan Zakat, yaitu sebagai institusi

    sosial ekonomi, untuk mengentaskan mereka yang tergolong penerima Zakat

    (mustahik), dengan cara pendistribusian Zakat produktif dapat mengatasi

    kemiskinan terutama kepada mereka yang memiliki potensi skil untuk

    dikembangkan.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    6/68

    PERSEMB H N

    Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    Almamaterku, Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang

    Prodi Ekonomi Islam

    Pembimbing BapakDrs. H. Djohan Masruhan., MM. Rustam Dahar KAH.,

    M.Agserta Bapak Ratno Agriyanto, S.Pd., M.Si.

    LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah

    Yang senantiasa mendoakanku tanpa henti, Bapak & Ibuku (Ahmad

    Kundhori/Musyarofah) dan kedua adikku (M. Fatkul Mujib & Didik Kurnia

    Rahman).

    Special motivator Anis Nasikhah

    Sakti Team (Bolot, Sutik, Salaf, Dukek, Kipli, Eki, Murtad)

    Temen-temen kontrakan (nuril, dadanx, tino, nafis, aziz dan kiki)

    Temen-temen MAWAPALA

    Temen-temen KKN (Sonia, Daim, Bu fat, Bu Sun, Pak Khoeon, Fatkhuri, Pak

    Kholis)

    Temen-temen EIA 2005 (Edi, Munadhin, Antong, ulin, ciblek, suprex, gendut, fariq,

    alek, abu, adi, chil, nila, atul, ikha, sholikhah, khuri, evi, nailus, asiyah, eka, ulya,

    sulis, widya, maya, dora)

    Dan semua rekan-rekan yang slalu memberi motivasi

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    7/68

    DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis

    menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah

    pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga

    skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain,

    kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang

    dijadikan bahan rujukan.

    Semarang, 14 Juni 2011

    Deklarator,

    EDI LUKMAN HAKIM

    NIM : 052411071

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    8/68

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirahmanirrahim.

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan begitu

    banyak nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

    serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

    membawa kita pada zaman yang penuh dengan cahaya Islam.

    Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan sanggup menyelesaikan

    skripsi ini tanpa adanya dorongan, bantuan dan kerjasama dari pihak-pihak yang

    berperan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikankepada yang terhormat :

    1. Dekan beserta Pembantu Dekan I, II dan III.

    2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Islam serta segenap dosen

    yang telah membimbing penulis selama ini.

    3. Bapak. Drs. H. Djohan Masruhan., MM. Dan Bapak. Rustam Dahar

    KAH., M.Ag. selaku pembimbing I dan II serta Bapak Ratno Agriyanto,

    S.Pd., M.Si yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing

    dan mengarahkan penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skipsi ini.

    4. Keluarga tercinta (Bapak, Ibu, dan adik-adikku) yang senantiasa

    mendoakanku setiap saat.

    5. Semua saudara, sahabat dan teman seperjuangan, terima kasih atas

    dukungan dan motivasi kalian.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

    itu saran serta kritik yang membangun selalu penulis harapkan. Akhirnya, penulis

    berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

    Penulis,

    EDI LUKMAN HAKIM

    NIM : 052411071

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    9/68

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

    HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iv

    HALAMAN ABSTRAK ............................................................................................ v

    HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................. vi

    HALAMAN DEKLARASI ........................................................................................ viiHALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................................... viii

    HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................................ ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B.

    Perumusan Masalah .............................................................................. 5

    C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian .................................................... 5

    D.

    Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7E.

    Metodologi Penelitian ........................................................................... 8

    1.

    Pendekatan Penelitian .................................................................... 8

    2. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 9

    3. Fokus penelitian .............................................................................. 10

    4. Teknik Analisis Data ...................................................................... 10

    F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 11

    BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ZAKAT

    A. Pengertian Zakat........................... 13

    B. Dasar Hukum ....................................................................................... 18

    C. Rukun dan Syarat ................................................................................ 20

    D. Orang Yang Wajib Zakat ..................................................................... 23

    E. Orang Yang Berhak Menerima Zakat .................................................. 26

    F. Fungsi dan Tujuan Zakat ...................................................................... 29

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    10/68

    BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

    A.

    Profil Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (LAZISMA) Masjid

    Agung Jawa Tengah ................................................................................. 32

    B. Program Kerja Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh

    (LAZISMA) Masjid Agung Jawa Tengah ............................................... 36

    C. Pola Distribusi Dana Zakat ...................................................................... 37

    BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A.

    Analisis Distribusi Dana Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa

    Tengah ...................................................................................................... 42

    B. Analisis Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana Zakat

    Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah ......................................... 50

    BAB V PENUTUP

    A.

    Kesimpulan .............................................................................................. 52

    B. Saran ....................................................................................................... 52

    C. Penutup ..................................................................................................... 53

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ x

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. xii

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    11/68

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Zakat termasuk salah satu rukun Islam yang ketiga dari rukun Islam yang

    utama, dipujinya orang yang melaksanakan dan diancam orang yang tidak

    melaksanakannya dengan berbagai cara dan upaya.1 Zakat merupakan

    manifestasi dari kegotongroyongan antara orang kaya dengan fakir miskin.

    Pemberdayaan Zakat merupakan perlindungan bagi masyarakat, bencana

    kemasyarakatan, yaitu kemiskinan, kelemahan baik fisik maupun mental.

    Lembaga Zakat merupakan sarana distribusi kekayaan didalam ajaran Islam

    yang merupakan kewajiban kolektif perekonomian umat Islam. Zakat

    merupakan komitmen seorang muslim dalam bidang sosial ekonomi yang

    tidak terhindarkan untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi semua orang, tanpa

    harus meletakkan beban pada kas negara semata.2

    Zakat pertama-tama diberikan kepada orang-orang miskin. Pada beberapa

    kesempatan Rasulullah SAW. Menyebutkan bahwa mereka yang berhak

    menerima Zakat hanyalah orang-orang miskin karena tujuan utamanya adalah

    menghapuskan kemiskinan. Ketika mengutus Muadz ke yaman, Rasulullah

    memerintahkannya untuk mengambil sebagian harta orang-orang kaya di

    1Yusuf Qardhawi,Fiqih Zakat Edisi Indonesia Hukum Zakat, diterjemahkan oleh Salman

    Harun Didin Hafidhuddin, dan Hasanudin, Cet. Ke-6, Jakarta: PT Pustaka Litera Antarnusa,

    2002, hlm. 73.2 Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Zakat, Jakarta:

    Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2007. hlm.2.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    12/68

    negeri itu lalu memberikannya kepada kaum fakir dikalangan mereka juga.

    Abu Hanifah dan para sahabatnya pun berpendapat bahwa Zakat tidak boleh

    diberikan selain kepada orang-orang miskin.3

    Zakat, infak dan shodaqoh memerlukan peraturan dan pembenahan

    secara profesional yang sampai saat ini belum terkelola dengan baik. Apabila

    dana ZIS tersebut dapat berjalan dan dikelola dengan baik secara profesional

    dengan manajemen yang baik pula, maka dana ZIS akan mampu dan dapat

    menopang pembangunan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat pada

    umumnya dan kaum dhuafa pada khususnya.4

    Zakat merupakan alat bantu sosial mandiri yang menjadi kewajiban

    moral bagi orang kaya untuk membantu mereka yang miskin dan terabaikan

    yang tak mampu menolong dirinya sendiri meskipun dengan semua skema

    jaminan sosial yang ada, sehingga kemelaratan dan kemiskinan dapat

    terhapuskan dari masyarakat muslim. Zakat tidak menghilangkan kewajiban

    pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan, melainkan hanya membantu

    menggeser sebagian tanggung jawab pemerintah ini kepada masyarakat,

    khususnya kerabat dekat dan tetangga dari individu-individu yang terkait,

    sehingga mengurangi beban pemerintah. Tidaklah realistis mengharapkan

    pemerintah untuk memikul seluruh beban kesejahteraan ini. Jika hasil Zakat

    ini tidak mencukupi, fuqaha berpendapat bahwa masyarakat muslim harus

    memikul beban ini dan berusaha menemukan cara-cara dan alat-alat lain untuk

    3Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan,Cet. 1, Jakarta: Gema Insani

    Press, 1995, hlm. [email protected], 7Maret 2009.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    13/68

    mencapai tujuan ekonomi.5

    Salah satu tujuan nasional negara Indonesia yang merdeka adalah

    memajukan kesejahteraan umum demi terciptanya masyarakat adil dan

    makmur. Dengan kata lain, negara Indonesia yang merdeka bertujuan

    memajukan kesejahteraan keseluruhan warganya bukan kesejahteraan

    sebagian orang atau sebagian kelompok masyarakat. Oleh karena itu, adalah

    sangat ironis bilamana fakta menunjukan bahwa masih terjadi kesenjangan

    sosial dan ekonomi yang sangat tajam dalam masyarakat Indonesia. Sangatlah

    memprihatinkan bahwa sementara negara Indonesia menghendaki terciptanya

    masyarakat adil dan makmur, fakta menunjukan bahwa sekelompok

    masyarakat hidup mewah di tengah kemelaratan sebagian besar masyarakat

    lainnya.6

    Melalui syariat Zakat, kehidupan orang-orang fakir, miskin, dan orang-

    orang menderita lainnya akan terperhatikan dengan baik. Rasulullah

    merupakan orang yang selalu mengutamakan Zakat, sedekah, dan paling

    banyak sedekahnya, paling peduli terhadap orang lain, serta gemar menolong

    orang-orang yang membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak yatim.

    Dengan terus menerus berzakat dan berinfaq, krisis kelaparan yang berakibat

    pada krisis kemanusiaan dapat diatasi dengan sebaik baiknya.7

    Dengan pengelolaan yang baik, Zakat merupakan sumberdana potensial

    yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh

    5Eko Suprayitno,Ekonomi Islam, Yogyakarta: Graham Ilmu, 2005, hlm. 34.

    6 Departemen Agama RI, Zakat Ketentuan Dan Permasalahanya, Jakarta: Direktorat

    Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2008. hlm. 89.7

    Didin Hafidhuddin, etal.Kaya Karena Berzakat, Jakarta: Raih Asa Sukses, 2008, hlm.66.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    14/68

    masyarakat. Agar menjadi sumberdana yang dimanfaatkan bagi kesejahteraan

    masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan

    menghilangkan kesenjangan sosial, perlu adanya pegelolaan Zakat secara

    profesional dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama

    pemerintah.8

    Berdasarkan UU No: 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat bahwa

    organisasi yang berhak mengelola Zakat terbagi menjadi dua yaitu: organisasi

    yang dibentuk oleh pemerintah yang disebut dengan Badan Amil Zakat (BAZ)

    dan Organisasi yang dibentuk atas prakarsa masyarakat yang disebut Lembaga

    Amil Zakat (LAZ).9 Atas dasar hal tersebut maka ijtihad dilakukan pada

    pengelolaan dana Zakat. Ajaran Islam yang belum ditangani secara serius

    adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan

    pendistribusian dana Zakat.

    Salah satu LAZ yang melakukan usaha pemberdayaan Zakat adalah

    LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah yang terletak di Jalan Gajah Raya

    Semarang. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Agung Jawa Tengah sengaja

    memfokuskan pola distribusi dana Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) yang

    dihimpun melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi konsumtif dan

    produktif. Program itu sengaja didesain bagi masyarakat kurang mampu yang

    termasukMustahik(Penerima Zakat).10

    Oleh sebab itu, dan dengan berdasarkan penjelasan latar belakang di atas,

    8Departemen Agama RI, Op. cit., hlm. 90.

    9UU NO 38 Tahun 1999, Tentang Pengelolaan Zakat, pasal 6 dan 7.

    10

    MelaluiEkonomiProduktif, Mustahik Bisa Jadi Muzakki, Jurnal2 Zakat/LAZ MasjidAgung.htm.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    15/68

    penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan Zakat

    di LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah, beserta program-program yang ada

    di dalamnya serta berbagai permasalahan mengenai Zakat yang muncul baik

    permasalahan intern maupun ekstern akan memberikan dampak tersendiri

    dalam hal penyaluran dana Zakat yang kurang optimal, maka peneliti

    kemudian tertarik untuk melakukan penelitian tentangPOLA DISTRIBUSI

    DANA ZAKATLAZISMA MASJID AGUNG JAWA TENGAH.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan

    permasalahan yang hendak diteliti, yaitu:

    1. Bagaimana Distribusi Dana Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa

    Tengah?

    2. Bagaimana Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana Zakat Pada

    LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah?

    C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

    Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah:

    1. Tujuan Penelitian

    a) Untuk Mengetahui Pola Distribusi Dana Zakat pada LAZISMA Masjid

    Agung Jawa Tengah.

    b) Untuk Mengetahui Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana

    Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    16/68

    2. Manfaat Hasil Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

    a) Bagi Penulis

    Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan

    pengetahuan penulis mengenai pendistribusian dana Zakat.

    b) Bagi Akademisi

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran

    dan pengetahuan bagi akademisi mengenai pendistribusian dana

    Zakat. Sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi

    perkembangan praktek pendistribusian secara benar dan baik.

    c) Bagi Praktisi

    Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi

    LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah, yakni menjadi bahan

    masukan berupa informasi tentang pendistribusian yang efektif sesuai

    dengan ajaran Islam sehingga dapat menentukan kebijakan bagi

    LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.

    d) Pihak Lain

    Manfaat penelitian ini bagi pihak lain adalah untuk memberi

    informasi atau pengetahuan tentang Distribusi dana Zakat, serta dapat

    memberi masukan dan referensi untuk mengambil keputusan

    mengenai Penyaluran bagi orang yang mau menyalurkan dana

    Zakatnya.

    e) Sebagai bahan informasi penelitian selanjutnya.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    17/68

    D. Tinjauan Pustaka

    Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penulis bukanlah yang pertama

    yang membahas pengelolaan dana ZIS untuk sebuah usaha atau bisnis.

    Adapun beberapa karya yang dapat penulis pakai sebagai rujukan untuk

    mendukung dalam penulisan skripsi yang penulis angkat, antara lain:

    Asnaini S. Ag., M. Ag. Dalam buku karyanya "Zakat Produktif Dalam

    Perspektif Hukum Islam, Cet. 1" menjelaskan tentang pendistribusian Zakat

    boleh dilakukan dengan dua cara: konsumtif dan produktif. Bagi yang

    memiliki badan yang kuat Zakat diberi dengan produktif. Bagi yang tidak

    memiliki badan yang kuat boleh diberi secara konsumtif dan lebih baik

    produktif, tapi dibawah pengawasan. Zakat produktif tidak bertentangan

    dengan prinsip-prinsip syariat Islam, bahkan sesuai dengan prinsip

    disyariatkannya Zakat dan sesuai dengan tiang dan prinsip-prinsip ekonomi

    Islam serta nilai-nilai sosial. Zakat produktif boleh berupa pemberian dan

    pinjaman, sesuai dengan keadaan dan pendistribusian dana Zakat.11

    Skripsi oleh Fahrudin Ansori yang berjudul Analisis penyaluran dana

    Zakat pada LAZIS Sabilillah malang". Dari penelitian tersebut disimpulkan

    bahwa LAZIS Sabilillah Malang dalam menyalurkan dana zakatnya bersifat

    konsumtif dan produktif, hal tersebut dapat dilihat dari program-program

    LAZIS Sabilillah Malang.12

    11Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam, Cet. 1, Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar Offset, 2008, hlm. 134.12

    Fahrudin Ansori, Analisis Penyaluran Dana Zakat pada LAZIS Sabilillah Malang,

    Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Islam Negeri Maulana malik Ibrahim,2010. hlm, 110.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    18/68

    M. Arif Mufraini, Lc., M. Si. Dalam buku karyanya Dalam pelaksanaan

    dan penerapan rencana strategi, lembaga BAZ/LAZ harus mampu melakukan

    pemantauan yang berkesinambungan, baik kondisi pemetaan delapan asnaf

    secara umum, atau pihak-pihak mustahikyang langsung menerima penyaluran

    dana Zakat, sehingga memungkinkan pengambilan kebijakan untuk dapat

    mendukung rumah tangga mustahik, terutama untuk mereka yang tergolong

    miskin, agar memiliki peluang (opportunity) untuk secara terus menerus

    (sustainable) memperbaiki kehidupannya sehingga dapat terbebas dari situasi

    yang rentan (culnerable).13

    E. Metodologi Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Ditinjau dari segi metodologik, penelitian ini merupakan jenis

    penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif

    menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam Lexi j. Moleong adalah: suatu

    prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

    tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

    Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik

    (utuh).14

    Metode kualitatif juga sering disebut metode penelitian naturalistik

    karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

    13M. Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Mengomunikasikan Kesadaran

    Dan Membangun Jaringan,Cet, 1,Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 152.14

    Lexi J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XVII,Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2002, hlm. 4.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    19/68

    setting).15

    2. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah dengan cara:

    a) Interview(wawancara)

    Interview (wawancara), yaitu teknik yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari responden dengan melakukan tanya-jawab

    secara langsung. Dalam hal ini, peneliti melakukan tanya jawab atau

    wawancara secara langsung kepada Pengurus atau pimpinan

    LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.

    b)

    Observation(pengamatan langsung)

    Observation (pengamatan langsung), yaitu teknik pengumpulan

    data yang dilakukan dengan cara mengamati objek penelitian secara

    langsung. Dalam hal ini peneliti mengamati lokasi LAZISMA Masjid

    Agung Jawa Tengah.

    c) Dokumentasi

    Dokumentasi adalah untuk mencari data mengenai hal-hal atau

    variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar,

    majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.16Dalam hal

    ini peneliti memanfaatkan arsip atau data-data yang berhubungan

    dengan sejarah berdirinya LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah,

    15Sugiono,Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,

    Cet.IV, Bandung: CV. Alfabeta, 2008, hlm.14.16

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1986, hlm. 334.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    20/68

    struktur organisasi, tujuan, jumlah Pengurus dan lain sebagainya. Hal

    ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan data yang dapat

    menunjang penelitian.

    3. Fokus Penelitian

    Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka peneliti akan

    memfokuskan penelitiannya pada:

    Penelitian ini memfokuskan pada penerapan Pola Distribusi dana

    Zakat LAZISMA MAJT.

    Sekaligus mengetahui bagaimana Pandangan Hukum Islam Tentang

    Distribusi Dana Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.

    4. Teknik Analisis Data

    Menurut Bogdan dalam Sugiyono17 analisis data adalah proses

    mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

    wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

    mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

    Karena penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, maka

    analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu suatu analisis

    yang bersifat mendiskripsikan makna data atau fenomena yang dapat

    ditangkap oleh peneliti, dengan menunjukan bukti-buktinya.18

    17Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, EdisiRevisiVI,

    Cet. Ke-16,Jakarta: Rineka Cipta, 2006 , hlm. 231.18

    Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Cet. 10, Bandung: Angkasa, 1993,hlm. 161.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    21/68

    Teknik ini digunakan untuk mendiskripsikan data-data yang peneliti

    kumpulkan baik data hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi,

    selama mengadakan penelitian di Lembaga Amil Zakat Infaq dan

    Shodaqoh (LAZISMA) Masjid Agung Jawa Tengah.

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan gambaran dan pemahaman yang sistematis, maka

    penulisan Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

    Bagian awal, meliputi: Halaman judul, nota pembimbing, halaman

    pengesahan, halaman motto, halaman kata pangantar, halaman daftar isi, dan

    halaman daftar lampiran.

    BAB I: Pendahuluan, pada bab ini membahas tentang:

    A.

    Latar belakang masalah

    B. Perumusan masalah

    C. Tujuan dan manfaat hasil penelitian

    D. Tinjauan pustaka

    E. Metodologi penelitian

    F.

    Sistematika penelitian.

    BAB II: LANDASAN TEORI TENTANG ZAKAT

    A.

    Pengertian Zakat.

    B. Dasar Hukum Zakat.

    C. Orang Yang Wajib Zakat.

    D. Orang Yang Berhak Menerima Zakat.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    22/68

    BAB III: Gambaran umum LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah:

    A.

    Gambaran Umum LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah

    B. Program Kerja LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah

    C. Pola distribusi Zakat

    BAB IV: Pembahasan bab ini Analisis Data Dan Pembahasan meliputi:

    A. Analisis Distribusi Dana Zakat pada LAZISMA Masjid

    Agung Jawa Tengah.

    B. Analisis Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana

    Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.

    BAB V: Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan

    dari hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan

    berkaitan dengan penelitian.

    Pada bagian akhir skripsi ini berisi:

    Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka, riwayat hidup penulis

    dan lampiran-lampiran.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    23/68

    BAB II

    LANDASAN TEORI TENTANG ZAKAT

    A. PENGERTIAN ZAKAT

    Zakat bagi umat Islam, khususnya di Indonesia dan bahkan juga didunia

    Islam pada umumnya, sudah dizakini sebagai bagian pokok ajaran Islam yang

    harus ditunaikan. Zakat dipandang sebagai salah satu rukun Islam yang lima,

    yaitu Shahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji. Melaksanakannya adalah

    wajib, dan dengan begitu telah dipandang sebagai dosa bagi siapa saja yang

    meninggalkannya, dan sebaliknya akan mendapatkan pahala bagi yang

    menjalankannya.19

    Zakat menurut bahasa berasal dari kataZakaa, yang artinya bertambah dan

    berkembang. Selain itu, Zakat mempunyai arti Al-Barakatau (keberkahan),

    An-nama (pertumbuhan dan perkembangan), Ath-Thaharatu (kesucian), dan

    Ash-shalahu(keberesan).20

    Pengertian Zakat menurut syara ialah: pemberian suatu yang wajib

    diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran

    tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya.

    21

    Al Mawardi dalam kitab Al-Hawi menjelaskan pengertian Zakat

    sebagai berikut: Zakat itu nama atau sebutan bagi pengambilan sesuatu yang

    19 Didin hafiduddin, dkk, The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat

    Asia Tenggara, Malang: UIN-Malang Press, 2008, hlm, 3.20

    Didin Hafidhuddin, etal.Kaya Karena Berzakat, Jakarta: Raih Asa Sukses, 2008, hlm13.

    21

    Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Ilmu Fiqh, Jakarta: Di PusatDirektorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1982, hlm. 229.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    24/68

    tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu untuk diberikan kepada

    golongan orang tertentu.22

    Selain menggunakan istilah Zakat, terdapat beberapa istilah lain

    yang berbeda redaksi namun memiliki kesamaan pengertian dengan Zakat

    yang disebutkan dalam al-Quran. Beberapa istilah tersebut di antaranya

    adalah:

    1. Zakat

    Sebagaimana terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 43 :

    Artinya:

    Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah Zakat dan ruku'lah beserta orang-orang

    yang ruku.(Q.S. Al-Baqarah: 43).23

    2. Shodaqoh

    Artinya:

    Ambillah Zakat dari sebagian harta mereka, dengan Zakat itu kamu

    membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.

    Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

    dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. At-Taubah:103).24

    22Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN,Ilmu Fiqh, op. cit.,hlm. 229.

    23 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Al-Quran Dan Terjemahannya,

    Jakarta: Proyek pengadaan Kitab Suci Al-Quran Departemen. Agama RI, 1984, hlm. 16.24

    Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Al-Quran Dan Terjemahannya,

    Jakarta: Proyek pengadaan Kitab Suci Al-Quran Departemen. Agama RI, 1984, hlm. 298.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    25/68

    Artinya:

    Tidaklah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari

    hamba-hambanya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah maha

    penerima taubat lagi Maha penyayang (QS. at-Taubah 104)25

    3.

    Haq

    Artinya:

    Dan Dialah yang menjadikan kebun berjunjung dan yang tidak

    berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam

    buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak

    sama (rasanya) makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) biladia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

    disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan,

    sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (QS. al-

    Anam : 141).26

    4.

    Nafaqah

    Artinya:

    Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya sebagian besar dari

    orang-orang Yahudi dan Rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan

    harta orang dengan jalan yang bathil, dan mereka menghalang-halangi

    25

    Ibid., hlm. 297.26Ibid.,hlm. 212.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    26/68

    (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan

    perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah

    kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih). (QS. at-Taubah : 34)27

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwasanya Zakat

    merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam yang memiliki dua sisi nilai.

    Sisi nilai yang pertama adalah berhubungan dengan nilai pembersihan diri dan

    harta benda bagi umat yang melaksanakan Zakat. Hal ini didasarkan pada

    tujuan dari pelaksanaan Zakat tersebut, yakni membersihkan diri dan

    membersihkan harta benda. Sedangkan sisi nilai yang kedua adalah sisi nilai

    ibadah sosial, yakni ibadah yang ditujukan untuk perbaikan keadaan sosial.

    Hal ini didasarkan pada obyek tujuan pemberian zakat.

    Diwajibkannya Zakat adalah untuk kebahagiaan manusia. Ia merupakan

    sarana untuk menyucikan dan menjaga harta, serta sebagai bentuk

    penghambaan kepada Allah.28

    Harta yang tidak dizakati pada hakekatnya adalah harta yang kotor dan

    tidak bersih, karena mengandung rasa tidak bersyukuran (berterima kasih)

    terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah. Hati pemiliknya begitu sempit,

    Mementingkan diri sendiri dan memuja harta benda, sehingga ia merasa berat

    untuk memberikan apa yang seharusnya diberikan sebagai tanda rasa syukur

    kepada Allah SWT yang telah memberikan kekayaan melebihi kebutuhan.

    Jadi Zakat itu membersihkan atau mensucikan diri seseorang dan hartanya,

    pahala bertambah dan hartanya menjadi berkah. Orang yang hatinya kikir,

    27

    Ibid., hlm. 283.28Saleh Al-Fauzan,Fiqih Sehari-hari, Cet.1, Jakarta: Gema Insani Press, 2005, hlm. 245.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    27/68

    tamak dan loba tidak mungkin mau mengeluarkan uang atau hartanya untuk

    dibagikan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan. Dengan kata lain

    Zakat mendidik hati untuk kemaslahatan umat manusia. Zakat mendidik hati

    untuk memiliki rasa kasih dan sayang kepada setiap makhluk.29

    Jika dirumuskan Zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh

    setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan

    syarat-syarat tertentu.30

    : :

    ,

    ,

    .

    (

    )

    Dari Ibnu Umar ra., Ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: aku

    diperintahuntukmemerangiorang-orang,sehinggamerekamaubersaksi

    bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah,

    mendirikan sholat dan menunaikan Zakat apabila mereka telah

    mengerjakan hal itu, maka terjagalah harta dan darah mereka kecuali

    dengan hakIslam, sedangperhitungan (hisab) mereka terserahAllah.

    (HR. Bukhari dan Muslim).31

    Para pemikir ekonomi Islam kontemporer mendefinisikan Zakat sebagai

    harta yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwenang kepada

    masyarakat umum atau individu yang bersifat mengikat dan final, tanpa

    mendapat imbalan tertentu yang dilakukan pemerintah sesuai dengan

    kemampuan pemilik harta, yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan

    delapan golongan yang telah ditentukan dalam al-Quran, serta untuk

    29 April Purwanto, Cara Cepat Menghitung Zakat,Yogyakarta: Penerbit Sketsa, 2006.

    hlm. 1-2.30

    Mohammad Daud Ali, Dkk. Lembaga-Lembaga Islam Di Indonesia, Edisi. 1, Cet. 1,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 241.

    31

    Imam Namawi, Terjemah RIYADUS SHALIHIN,Jilid-2, Edisi Revisi, Cet. IV, Jakarta:Pustaka Amani, 1999, hlm. 220.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    28/68

    memenuhi tuntutan politik bagi keuangan Islam.32

    Dari sini jelaslah bahwa kata Zakat, menurut terminology para fuqaha,

    dimaksudkan sebagai "penunaian", yakni penunaian hak yang wajib yang

    terdapat dalam harta. Zakat juga dimaksudkan sebagai bagian harta tertentu

    dan diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada orang-orang fakir. Zakat

    dinamakan sedekah karena tindakan itu akan menunjukan kebenaran (shidq)

    seorang hamba dalam beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah

    SWT.33

    B. DASAR HUKUM

    Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur

    pokok tegaknya syariat Islam. Tegaknya syariat Islam dimuka bumi ini

    dibuktikan dengan salah satunya adalah dilaksanakannya perintah Zakat oleh

    umat Islam. Zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang tellah

    memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah wajib

    sebagaimana shalat, haji dan puasa yang telah diatur tata caranya secara rinci

    dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunah, sekaligus merupakan amal

    sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai

    dengan perkembangan umat manusia.

    34

    Adapun dasar hukum dan dalil Al-Qur'an nya diperoleh melalui

    beberapa ayat didalam Al-Qur'an, diantaranya firman Allah SWT berikut ini:

    32Nuruddin, Ali, Zakat sebagai Instrumen Kebijakan Fiskal, Jakarta: PT. Raja Grafindo

    Persada, Cet. ke-1, 2006, hlm. 7.33

    Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Madzab,Cet. 7, Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2008, hlm. 85.34April Purwanto,Loc cit., hlm. 7.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    29/68

    Pertama :

    Dirikanlah shalat, bayarlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orangyang rukuk. (QS. Al-Baqarah 2: 43).

    Kedua :

    Ambilah Zakat dari sebagian harta mereka, dengan Zakat itu kamumembersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.

    Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan

    Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. (QS. At-Taubah 9: 103).

    Ketiga:

    Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalehmendirikan sholat, dan menunaikan Zakat, mereka mendapat pahala di

    sisi tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka bersedih hati.

    (QS. Al-Baqarah 2: 277).35

    Para ulama fiqh, baik ulama salaf (Pendahulu) maupun ulama khalaf

    (mencul belakangan; kontemporer) sepakat bahwa Zakat adalah wajib

    (fardhu).36

    Zakat juga memiliki peran penting dalam pembangunan tatanan sosial

    dan ekonomi umat Islam. Zakat ikut andil dalam meningkatkan taraf

    perekonomian kaum fakir miskin mencetak mereka menjadi suatu kekuatan

    yang produktif dan merealisasikan garis jaminan sosial terhadap mereka yang

    35

    Hikmat Kurnia & Ade Hidayat,Loc Cit., hlm. 5.36Ibid., hlm. 6.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    30/68

    kurang mampu, sehingga tidak ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin.37

    C.

    RUKUN DAN SYARAT ZAKAT

    a) Rukun Zakat

    Rukun Zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta),

    dengan melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadikannya sebagai

    milik orang fakir, dan menyerahkannya kepadanya atau tersebut

    diserahkan kepada wakilnya; yakni imam atau orang yang bertugas untuk

    memungut Zakat.

    b) Syarat Zakat

    Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut

    kesepakatan ulama, syarat wajib Zakat adalah merdeka, muslim, baligh,

    berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai nisab, dan mencapai

    hawl.

    Adapun syarat sahnya, juga menurut kesepakatan mereka, adalah niat

    yang menyertai pelaksanaan Zakat.

    Syarat wajib Zakat, yakni kefarduannya, ialah sebagai berikut:

    a. Merdeka

    Menurut kesepakatan ulama, Zakat tidak wajib atas hamba

    sahayanya karena hamba sahayanya tidak mempunyai hak milik.

    Tuannyalah yang memiliki apa yang ada ditangan hambanya. Begitu

    juga, mukatib (hamba sahaya yang dijanjikan akan dibebaskan oleh

    tuannya dengan cara menebus dirinya) atau yang semisal dengannya

    37Ibid., hlm. 8.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    31/68

    tidak wajib mengeluarkan Zakat, karena kendatipun dia memiliki

    harta, hartanya tidak dimiliki secara penuh.38

    b. Islam

    Menurut ijma Zakat tidak wajib atas orang kafir karena Zakat

    merupakan ibadahyang suci sedangkan orang kafir bukan orang yang

    suci. Para fuqaha tidak mewajibkan Zakat atas orang kafir asli kecuali

    dalam dua hal, yaitu:

    Pertama: Menurut madhab Syafii, tidak sedikit pun harta yang

    diambil dari mereka kecuali dengan adanya perjanjian di kalangan

    mereka.39

    Dengan demikian, jika seorang kafir telah mengadakan perjanjian

    untuk menyerahkan hartanya sepersepuluh, harta itu hendaknya

    diambil. Namun jika tidak ada perjanjian diantara mereka, tidak

    sedikitpun harta yang diambil dari kafir tersebut.

    Kedua: Abu Hanifah, syafii dan Ahmad bin Hanbal berpendapat

    bahwa khusus untuk orang nasrani, Zakatnya mesti dilipat gandakan

    karena berfungsi sebagai pengganti upeti.

    c.

    Baligh Dan Berakal.

    Keduanya dipandang sebagai syarat oleh madzab Hanafi. Dengan

    demikian, Zakat tidak wajib diambil dari harta anak kecil dan orang

    gila sebab keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang yang wajib

    mengerjakan ibadah; seperti shalat dan puasa, sedangkan menurut

    38Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Madzab,Cet. 7, Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2008, hlm. 98.39Ibid., hlm. 99.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    32/68

    jumhur, keduanya bukan merupakan syarat. Oleh karena itu, Zakat

    wajib dikeluarkan dari harta anak kecil dan orang gila. Zakat tersebut

    dikeluarkan oleh walinya.40

    d. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati

    Harta yang dizakati disyaratkan produktif, yakni berkembang

    sebab salah satu makna Zakat adalah berkembang dan produktifitas

    tidak dihasilkan kecuali dari barang-barang yang produktif. 41

    e. Harta yang dimiliki telah mencapai nisab atau senilai dengannya.

    Maksudnya ialah nisab yang ditentukan oleh syara sebagai tanda

    kayanya seseorang.

    f. Harta Yang Dizakati Adalah Milik Penuh

    Madzab Hanafi berpendapat bahwa yang dimaksud dengannya

    ialah harta yang dimiliki secara utuh dan berada ditangan sendiri yang

    benar-benar dimiliki.42

    Syarat-syarat wajib Zakat bagi harta benda yang dikenakan Zakat

    adalah:

    a. Cukup Haul artinya harta yang sampai nishab itu sudah sampai

    satu tahun dimilikinya.

    b.

    Cukup Nisab, artinya apabila keadaan harta itu

    jumlahnya/banyaknya cukup nisab.

    Harta benda yang dikenakan wajib Zakat itu tidak semuanya

    disyaratkan cukup haul (cukup tahun), karena ada harta benda yang

    40Ibid., hlm. 100.

    41

    Ibid., hlm. 101.42Ibid., hlm. 102.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    33/68

    walaupun baru didapatkan hasilnya, tapi sudah wajib Zakat misalnya

    tanaman, barang logam yang ditemukan dari galian.43

    D. ORANG YANG WAJIB ZAKAT

    Seiring dengan perkembangan zaman, transaksi dan model perolehan

    harta punsemakin berkembang dan variatif. Oleh karena itu, terkadang,

    sekalipun seseorang tidak berniat atau berbuat sesuatu dalam memperoleh

    hartanya dengan cara yang haram, tetapi ia bisa saja mendapatkan harta yang

    haram yang tercampur dengan hartanya44.

    Islam adalah satu sistem yang lengkap dan menyeluruh, dinamik serta

    progresif. Sebagai sebuah ajaran ia menciptakan berbagai institusi yang

    bertujuan untuk memenuhi keperluan manusia seperti Zakat, wakaf, dan

    sebagainya.45

    Yakni guna menyadarkan mereka tentang tanggung jawqab

    keagamaan yang mengandung tanggung jawab sosial.46

    Seseorang tidak diwajibkan berzakat selama ia belum mampu memenuhi

    kewajiban pokoknya. Menurut para ulama yang dimaksud dengan kebutuhan

    pokok adalah kebutuhan yang jika tidak terpenuhi akan menyebankan

    kerusakan dan kemelaratan dalam hidup. Para ulama telah memasukan syarat

    ini sebagai syarat kewajiban wajib Zakat karena biasanya orang yang

    mempunyai kelebihan kebutuhan pokoknya maka orang tersebut dianggap

    mampu dan kaya. Kebutuhan pokok yang dimaksud ini meliputi makanan,

    43Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN,Ilmu Fiqh,Loc cit, hlm. 252.

    44Ibid., hlm. 25.

    45 Didin hafiduddin, dkk, The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat

    Asia Tenggara,Loc Cit., hlm, 285.46

    Dawam Rahardjo, Islam Dan Transformasi Sosial Ekonomi, Jakarta:: Pustaka PelajarYogyakarta, hlm. 457.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    34/68

    pakaian, dan tempat tinggal.

    Zakat juga mensyaratkan seseorang harus terbebas dari hutang. Syarat

    ini merupakan penguat syarat kekayaan wajib Zakat yang harus merupakan

    kepemilikan penuh. Karena dengan adanya hutang, berarti harta yang kita

    miliki masih bercampur harta milik orang lain, maka apabila kita ingin

    mengeluarkan zakat sedangkan kita masih mempunyai hutang, maka harus

    kita lunasi terlebih dahulu hutang-hutang yang dimiliki. Apabila setelah

    dibayarkan hutang-hutangnya tapi kekayaanya masih mencapai nisab, maka

    wajib untuk mengeluarkan Zakat, tapi sebaliknya apabila tidak mencapai nisab

    setelah dilunasinya hutang-hutang maka tidak wajib mengeluarkan Zakat.47

    Pembebanan sangat identik dengan penghormatan. Oleh karena itu,

    sebuah beban tidak diberikan kepada seorang tanpa adanya syarat dan kriteria

    tertentu sehingga sangat layak untuk mendapatkan penghormatan. Begitu juga

    pembebanan syariat (taklif syar'iyyah) pada hakekatnya adalah tasyriif

    (penghormatan) untuk seseorang sehingga harus ada kriteria tertentu untuk

    mendapatkannya. Zakat merupakan taklif, maka kewajiban Zakat tidak

    dibebankan kepada setiap orang. Kewajiban Zakat hanya dibebankan kepada

    mereka yang memenuhi kriteria tertentu sehingga mendapat kehormatan

    berzakat. Syarat orang yang wajib Zakat adalah:

    1)

    Islam

    Zakat merupakan sebuah ibadah dan hanya wajib dilakukan setelah

    seseorang memeluk agama Islam. Dengan Islamnya seseorang, maka ia

    47

    Departemen Agama RI, Zakat Ketentuan dan Pemasalahannya, Jakarta: DirektoratPemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2008. hlm. 10.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    35/68

    menjadi seorang wajib Zakat yang akan mengantarkannya mendapatkan

    penghormatan dari Allah SWT.

    2) Merdeka

    Kemerdekaan seseorang dari perbudakan adalah nikmat Allah yang

    sangat besar. Orang yang merdeka menjadi mulia dan hidup sebagaimana

    layaknya orang yang merdeka. Dia dapat memiliki banyak hal. Oleh

    karena itu, Allah membebankan kepada seseorang yang merdeka, jika

    memiliki harta benda yang mencapai nisab, maka ia harus mengeluarkan

    Zakatnya sebagai penghormatan untuk dirinya.

    3) Balig

    Para ulama berbeda pendapat tentang anak yang belum balig yang

    memiliki harta wajib Zakat. Sebagian ulama tidak mewajibkan anak yang

    belum balig membayar Zakat. Namun ada juga sebagian ulama yang

    mengatakan wajib Zakat bagi harta anak yang belum dewasa, selama harta

    tersebut memenuhi persyaratan waijb Zakat.48

    Menjalankan kewajiban pembayaran Zakat juga diyakini dapat

    digunakan sebagai alternatif untuk mengentaskan kemiskinan ditengah-tengah

    masyarakat atas dasar keyakinan, tidak jarang orang berandai tentang besarnya

    jumlah zakat yang terkumpul, jika setiap muslim bersedia mengeluarkannya.

    Jika Zakat dijalankan maka kemiskinan yang melilit kebanyakan umat Islam

    dimana-mana dapat dikurangi. Sementara jika ibadah Zakat dijalankan maka

    pengemis yang berkeliaran dijalan-jalan, anak yang harus putus sekolah

    48Didin Hafidhuddin, etal.Kaya Karena Berzakat, Loc Cit., hlm 20-21.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    36/68

    karena tidak ada biaya, anak yatim terlantar, perumahan kumuh dan

    seterusnya akan dapat dicukupi dengan dana Zakat.49

    E. ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT

    Mengenai penerima Zakat dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu yang

    berhak dan yang tidak berhak menerima Zakat sebagaimana yang akan

    diuraikan berikut ini:50

    1. Yang Berhak Menerima Zakat

    Secara formal distribusi Zakat telah diatur Allah SWT, yaitu dalam

    QS. At Taubah: 60.

    Artinya:

    Sesungguhnya Zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

    orang-orang miskin, pengurus-pengurus Zakat, para mu'allaf yang

    dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

    berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

    perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

    Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.51

    a.

    Fakir

    Ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha yang kurang

    dari seperdua kecukupannya serta tidak ada orang yang berkewajiban

    memberi belanjanya.

    49 Didin hafiduddin, dkk, The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat

    Asia Tenggara,Loc Cit., hlm, 4.50

    Muhammad Daud Ali,Loc Cit., hlm. 47.51

    Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Al-Quran Dan Terjemahannya,Jakarta: Proyek pengadaan Kitab Suci Al-Quran Departemen. Agama RI, 1984, hlm. 288.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    37/68

    b.

    Miskin

    Ialah orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak dua

    kecukupan atau lebih, tetapi tidak sampai mencukupi. Kaya usaha

    ialah orang yang mempunyai pendapatan yang cukup dicari sehari

    untuk sehari. Jika pencarian seharinya tidak cukup ia berhak

    menerima Zakat. Rumah, pakaian dan perkakas rumah sehari-hari

    tidak terhitung kekayaan, dan berhak menerima Zakat.

    c. Amil (orang yang mengurus Zakat)

    Ialah orang yang bertugas mengurus Zakat, sedang ia tidak diberi

    upah.

    d. Muallaf

    Ada empat macam Muallaf:

    1)

    Orang yang baru masuk Islam sedang imannya belum teguh

    2) Orang yang berpengaruh dari golonganya, jika ia diberi Zakat,

    orang lain dari golongannya akan masuk Islam.

    3) Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir, jika ia diberi Zakat,

    kita akan terpelihara dari kejahatan kafir yang di bawah

    pengaruhnya.

    4)

    Orang yang menolak kejahatan orang yang anti Zakat.

    e.

    Riqab (hamba sahaya atau budak belia)

    Hamba yang dijanjikan tuannya boleh menebus dirinya.

    f. Gharim (orang yang berutang)

    Ada tiga macam:

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    38/68

    1)

    Yang berhutang untuk kepentingan dirinya sendiri bagi keperluan

    yang harus dan yang tidak harus dan dia sudah taubat

    2) Orang yang berhutang karena menjamin hutang orang lain, sedang

    ia dan orang yang dijaminnya itu tidak membayar hutang itu

    3) Orang yang berhutang karena mendamaikan orang yang berselisih

    Yang ketiga berhak menerima Zakat walaupun kaya, tetapi yang

    pertama dan kedua, jika ia tidak sanggup berhak menerima Zakat.

    g. Sabilillah

    Tentara yang membantu dengan kehendak sendiri sedang ia tidak

    mendapat gaji yang tertentu serta tidak pula mendapat bagian dari

    harta yang disediakan untuk keperluan peperangan dalam dewan

    balatentara. Tentara ini diberi Zakat walaupun ia kaya, sebanyak

    keperluannya untuk masuk kemedan peperangan misalnya pembelian

    senjata, kuda, dan alat-alat peperangan serta belanja makanan.

    h. Ibnussabil (orang yang kehabisan biaya dalam perjalanan yang

    bermaksud baik).

    Ialah orang yang mengadakan perjalanan serta sangat

    memerlukan perbelanjaan. Musafir ini berhak diberi Zakat sekedar

    keperluannya dalam perjalanan sampai ke tempat tujuannya dengan

    maksud baik, tidak maksiat, misalnya mengunjungi famili, berniaga

    dan lain-lain.52

    52

    Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar II, Jakarta: Radar Jaya Offset, 1995,Cet.1, hlm.729-731.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    39/68

    2. Yang Tidak Berhak Menerima Zakat

    a.

    Keturunan Nabi Muhammad saw, berdasarkan hadist Nabi sendiri

    b. Kelompok orang kaya

    c. Keluarga Muzakki, yakni keluarga orang-orang yang wajib

    mengeluarkan Zakat. (menurut pendapat para ahli, mereka itu adalah

    keluarga muzakkiyang bersangkutan dalam garis lurus ke atas dan ke

    bawah)

    d. Orang yang sibuk beribadah sunnat untuk kepentingan dirinya sendiri,

    tetapi melupakan kewajibanya mencari nafkah untuk diri dan keluarga

    serta orang-orang yang menjadi tanggungannya

    e. Orang yang tidak mengakui adanya Tuhan dan menolak ajaran agama,

    yang disebut mulhidatau atheis.53

    F.

    FUNGSI DAN TUJUAN ZAKAT

    Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, vertikal dan

    horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan umat

    manusia, terutama umat Islam.54Zakat adalah ibadah sebagai bentuk ketaatan

    kepada Allah (hablu minallah; vertikal) dan sebagai kewajiban kepada

    sesama manusia (hablu minannaas; horizontal). Zakat juga sering disebut

    sebagai ibadah kesungguhan dalam harta (maaliyah ijtihadiyah).

    Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena Zakat

    merupakan salah satu implementasi asas keadilan dalam sistem ekonomi

    53

    Mohammad Daud Ali,Loc cit, hlm. 246.54April Purwanto,Loc cit., hlm. 82.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    40/68

    Islam.55

    Berdasarkan pengertian diatas maka Zakat mempunyai fungsi pokok

    sebagai berikut:

    a. Membersihkan jiwaMuzakki.

    b. Membersihkan hartaMuzakki.

    c. Fungsi sosial ekonomi. Artinya bahwa Zakat mempunyai meratakan

    kesejahteraan dan kebahagiaan dalam bidang sosial ekonomi. Lebih jauh

    dapat berperan serta dalam membangun perekonomian mendasar yang

    bergerak langsung ke sektor ekonomi lemah.

    d. Fungsi ibadah. Artinya bahwa Zakat merupakan sarana utama nomor tiga

    dalam pengabdian dan rasa syukur kepada Allah SWT56

    .

    Sedangkan tujuan Zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi.

    Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta

    si kaya untuk dialokasikan kepada si miskin.57

    Secara umum Zakat bertujuan untuk menata hubungan dua arah yaitu

    hubungan dengan tuhan dan hubungan sesama manusia. Yang dimaksud

    dengan tujuan Zakat, dalam hubungan ini adalah sasaan paktis. Tujuan

    tesebut, selain yang disinggung diatas, antara lain adalah sebagai berikut:

    1.

    Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan

    hidup serta penderitaan.

    2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh gharimin,

    55Hikmat Kurnia & Ade Hidayat, Panduan Pintar Zakat,Jakarta: QultumMedia, 2008,

    hlm. 8-9.56

    Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, Cet. 1, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

    2003, hlm. 77.57Hikmat Kurnia & Ade Hidayat, op cit., hlm. 8-9.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    41/68

    ibnussabil dan mustahik lainnya.

    3.

    Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan

    manusia pada umumnya.

    4. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta.

    5. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-

    orang miskin.

    6. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin

    dalam suatu masyarakat.

    7. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama

    pada mereka yang mempunyai harta.

    8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan

    menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

    9.

    Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.58

    58Muhammad Daud Ali,Loc cit., hlm. 40.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    42/68

    BAB III

    GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

    A. Profil Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodakoh (LAZISMA) Masjid

    Agung Jawa Tengah

    Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah Lembaga yang melayani kepentingan

    publik dalam penghimpunan dan penyaluran dana umat. LAZISMA sebagai

    lembaga yang berkhidmat menyantuni dhuafa, menjalin ukhuwah dan

    menggugah etos kerja, diresmikan pada 7 Agustus 2005 M / 2 Rajab 1426 H.

    Kami terus berkontribusi dengan pengelolaan dana lokal bersumber dari

    Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf dan Donasi Sosial Perusahaan, oleh badan

    pengelola masjid agung jawa tengah. Menimbang bahwa MAJT disamping

    merupakan tempat Ibadah bagi umat Islam dan kegiatan-kegiatan dalam

    rangka pembinaan serta peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah

    SWT, juga sebagai sarana dakwah. Bahwa dengan hal tersebut untuk

    meningkatkan fungsi dan peran Masjid Agung Jawa Tengah agar lebih

    berdayaguna maka dipandang perlu didirikan Lembaga Amil Zakat Infaq dan

    Shodaqoh (LAZISMA).

    Sebagai organisasi sektor publik, tentu saja LAZ memiliki Stakeholders

    yang sangat luas. Konsekuensinya LAZ dituntut dapat memberikan informasi

    mengenai pengelolaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Kemampuan

    untuk memberikan informasi yang terbuka, seimbang dan merata kepada

    Stakeholders terutama mengenai pengelolaan keuangan adalah salah satu

    kriteria yang menentukan tingkat akuntabilitas dan akseibilitas lembaga. Jika

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    43/68

    kepercayaan publik kepada lembaga tetap terjaga, maka pada akhirnya

    masyarakat akan terus menyalurkan dananya lewat lembaga.

    Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Agung Jawa Tengah adalah lembaga

    yang memfokuskan distribusi dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) dihimpun

    melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi produktif. Program itu

    sengaja didesain bagi masyarakat kurang mampu yang termasuk mustahik

    (Penerima Zakat).

    Orientasi utama pendirian LAZ Masjid Agung adalah untuk membantu

    kondisi perekonomian mustahikagar mampu merubah nasib menjadi muzakki

    (Pembayar Zakat). Karena itu, pola distribusi dana Zakat dilakukan melalui

    berbagai program ekonomi produktif.

    Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Agung Jawa Tengah adalah lembaga

    yang memfokuskan distribusi dana Zakat, Infaq, dan Sodaqoh (ZIS) dihimpun

    melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi produktif. Dengan lokasi di

    dalam komplek Masjid Agung Jawa Tengah yang merupakan masjid terbesar

    dan kebanggaan masyarakat Jawa Tengah. Lokasinya yang strategis hanya

    berjarak 10 menit dari pusat kota Simpang Lima, Stasiun Kereta Api Tawang

    ( 4 Km) dan Bandar Udara Ahmad Yani hanya berjarak 10 Km.

    1.

    Fasilitas LAZISMA MAJT

    Lembaga amil Zakat Infaq dan Shodaqah (LAZISMA) adalah salah

    satu aset yang merupakan bagian dari Masjid Agung Jawa Tengah.

    Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Lembaga amil Zakat Infaq dan Shodaqah

    (LAZISMA) Masjid Agung Jawa Tengah adalah:

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    44/68

    1.

    Kantor

    2.

    Seperangkat Computer dan Printer

    3. Meja dan Kursi

    4. Lemari Arsip

    5. Kotak Infaq

    6. Peralatan Kantor

    7. Dokumentasi

    8. Peralatan Publikasi dan Promosi

    2. Struktur Organisasi LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah

    Susunan pengurus LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah, menurut

    SK badan pengelola MAJT, Nomor: 08/ KEP/ Bp MAJT/ VI/2009, tentang

    pengurus LAZISMA Periode 2009-2014. adalah sebagai berikut:

    Penasihat:

    1. Ketua Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah.

    2. Ketua Bidang Ketakmiran Badan Pengelola Masjid Agung

    Jawa Tengah.

    Pembina:

    1.

    H. Bibit Waluyo

    2.

    Prof. Dr. H. Abdul djamil, MA

    3.

    Drs. H. Ali Mufiz, MPA

    4. H. Hasan Toha Putra, MBA

    Pengurus:

    1. Drs. H. Masyhurdi, MM

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    45/68

    2.

    H. Ateng Chozany Miftah, SE. MM

    3.

    Drs. H. Sugeng Paswidji, M. Si. Akt

    Pelaksana:

    Ketua : Prof. Dr. H. Achmad Rofiq, MA

    Wakil Ketua : Drs. Wahab Zaenuri, MM

    Sekretaris : M. Yusuf, SE

    Bendahara : Abdul Jalil, M. Si

    Divisi Marketing / Penghimpunan:

    1. H. Fatquri buseri, S. Ag

    2. Hj. Sri Puah, SH, M. Si

    3. Tazkiyatul Muthmainah, M. Kes

    Divisi Pendistribusian:

    1.

    Hm. Nur fawzan Achmad, Ss, MA

    2. H. Ahmad Faridi, SH

    3. Ahmad Rocky, SE

    Divisi program:

    1. Drs. H. Sihabudin, MM

    2.

    Dr. Muhammad Sulthon, M. Ag

    3.

    Abu Rohmat, M. Ag

    Adapun Visi dan Misi Lembaga Amil Zakat Infaq Dan Shodakoh Masjid

    Agung (LAZISMA) MAJT adalah sebagai berikut:

    VISI:

    LAZISMA Amanah Dan Terpercaya

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    46/68

    MISI:

    Menerima dan Menyalurkan Zakat Infaq dan Shodaqah

    DariMuzakkiKepada Orang Yang Berhak Menerima.

    Kantor: Komplaks Masjid Agung Jawa Tengah JL. Gajah Raya Semarang.

    B. Program Kerja LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah

    Adapun program yang ada dalam Lembaga Amil Zakat (LAZISMA)

    Masjid Agung Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

    1. BeasiswaDhuafa

    Program Bea Siswa bagi siswa SD/MI, SMP/MTS. Dan SMA yang

    tidak mampu. Program ini dilakukan untuk ikut mensukseskan program

    wajib belajar dan mengurangi angka Drop Out karena tidak terjangkau

    biaya pendidikan.

    2. Bantuan Dana Pendidikan

    Bantuan secara finansial atas terselenggaranya pendidikan formal dan

    non formal, seperti SD tertinggal, Madrasah Diniyyah ataupun TPQ dalam

    hal kesejahteraan guru, fasilitas pendidikan dsb.

    3.

    Penyantunan Anak Yatim

    Santunan diberikan baik berupa pendidikan atau memenuhi kehidupan

    hidupnya (Sandang, Pangan Ataupun Papan) kepada anak Yatim-Piatu

    baik panti maupun non panti.

    4. Distribusi Hewan Qurban

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    47/68

    Melalui program ini, LAZISMA mengelola dan mendistribusikan

    daging qurban bagi masyarakat mampu kepada masyarakat yang kurang

    mampu.

    5. Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil

    Pemberian modal usaha bagi pengusaha kecil melalui kelompok

    swadaya masyarakat seperti: kelompok petani kecil, peternak, pedagang

    kecil, tukang ojek dan nelayan.

    6. Bina Desa Miskin

    Program tersebut bertujuan untuk membangun kemandirian desa

    tertinggal dengan memfokuskan pada pembinaan rohani, pembangunan

    fasilitas umum dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

    7. Bantuan Kemanusiaan

    Bantuan kemanusiaan ditujukan bagi masyarakat di daerah-daerah

    korban bencana alam berupa alat kesehatan, obat-obatan, makanan,

    pakaian, dan lain sebagainya.

    C. Pola Distribusi Dana Zakat

    1.

    Pola Pengumpulan Zakat

    a.

    Pemerintah tidak melakukan pengumpulan Zakat. Melainkan hanya

    berfungsi sebagai Motivator, Regulator, dan fasilitator dalam

    pegumpulan Zakat.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    48/68

    b.

    Pengumpulan Zakat dilakukan oleh badan amil Zakat yang dibentuk

    oleh pemerintah dan lembaga amil Zakat yang dibentuk oleh

    masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah.

    c. Pengumpulan Zakat dapat dilakukan melalui penyerahan langsung

    (datang) ke Badan Amil Zakat melalui conter Zakat, unit pengumpulan

    Zakat, pos, bank, pemotongan gaji, dan pembayaran Zakat yang dapat

    mengurangi penghasilan kena pajak.

    2. Pola Pendistribusian Zakat

    a. Pengertian Pola

    Pola adalah gambaran yang di pakai untuk contoh. Pola adalah

    bentuk yang di pakai sebagai acuan atau dasar membuat/melaksanakan

    sesuatu yang dapat menguntungkan manusia.

    Distribusi merupakan penyaluran atau pembagian sesuatu kepada

    pihak yang berkepentingan. Jadi Pola Pendiatribusian Zakat adalah

    bentuk penyaluran dana Zakat dari muzzaki kepada mustahik dengan

    melalui Amil.

    b. Macam-macam Pola Pendistribusian Zakat

    Kalau kita melihat pengelolan Zakat pada masa Rasulullah SAW

    dan para sahabat kemudian di aplikasikan pada kondisi sekarang . Kita

    dapati bahwa penyaluran Zakat dapat dibedakan menjadi dua bentuk,

    yakni bantuan sesaat (pola tradisonal/konsumtif) dan pemberdayaan

    (pola kontemporer/produktif).

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    49/68

    1)

    Pola Tradisional/Konsumtif (Bantuan Sesaat)

    Konsumtif berarti memenuhi keperluan sehari-hari. Pola

    tradisioanl yaitu penyaluran bantuan dana Zakat diberikan langsung

    kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti Zakat

    fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan

    sehari-hari atau Zakat mal yang dibagikan kepada para korban bencana

    alam.

    2)Pola Kontemporer/Produktif (Bantuan Pemberdayaan)

    Pola produktif adalah pola penyaluran dana Zakat kepada

    mustahik yang ada dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan

    aktifitas suatu usaha/bisnis. Zakat produktif adalah pemberian Zakat

    yang dapat membuat para penerimanya menghasilkan sesuatu secara

    terus menerus, dengan harta Zakat yang telah diterimanya.

    Zakat produktif dengan demikian adalah Zakat dimana harta

    atau dana Zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak

    dihabiskan akan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk

    membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka

    dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus-menerus.

    3.

    Pola Pendayagunaan Zakat

    Pendayagunaan adalah pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil

    atau pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas

    dengan baik.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    50/68

    Pola pendayagunan Zakat adalah cara/sistem distribusi dan alokasi

    dana Zakat berdasarkan dengn tuntunan perkembangan zaman dan sesuai

    dengan cita dan rasa syariat, pesan dan kesan ajaran islam.

    4. Sasaran Pendayagunaan Zakat

    Pihak-pihak yang membutuhkan dalam sasaran Zakat disebut dengan

    mustahik, yang terdiri dari delapan ashnaf, yaitu:

    a) Orang Fakir

    b) Orang Miskin

    c) Amil Zakat

    d) Golongan Muallaf

    e) Untuk Memerdekakan Budak Belian

    f) Orang Yang Berhutang

    g)

    Untuk Biaya Dijalan Allah SWT

    h) Ibnu Sabil.

    klasifikasi golongan mustahik dapat dibagi dalam dua kelompok

    besar, yaitu : kelompok permanen dan kelompok temporer.

    1)kelompok pemanen: fakir, miskin, amil, dan muallaf. Empat

    golongan mustahik ini diasumsikan akan selalu ada diwilayah kerja

    organisasi pengelolaan zakat dan karena itu penyaluran dana

    kepada mereka akan terus menerus atau dalam waktu lama

    walaupun secara individu penerima berganti-ganti.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    51/68

    2)

    Kelompok temporer: riqob, ghorimin, fisabilillah dan ibnu sabil.

    Empat golongan mustahik kini diasumsikan tidak selalu da

    diwilayah kerja suatu orgaisasi pengelolaan zakat.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    52/68

    BAB IV

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    C. Analisis Distribusi Dana Zakat Pada LAZISMA Masjid Agung Jawa

    Tengah.

    Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah (LAZISMA) Masjid Agung

    Jawa Tengah adalah lembaga pengelola Zakat, Infaq dan Shadaqah yang

    memiliki kegiatan dalam hal penghimpunan, pengumpulan dan

    pendistribusian dana Zakat. Dalam hal melakukan kegiatan mendistribusikan

    dana Zakat LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah berpedoman pada Syariat

    Islam.

    Sementara dalam Penghimpunan dana yang dilakukan oleh LAZISMA

    MAJT melalui berbagai cara, antara lain:

    1. Penyebaran leflet atau selebaran tentang sosialisasi dan informasi tentang

    LAZISMA MAJT

    2. Menjemput Zakat dari rumah para muzakki

    3. Membuka Stand di tempat umum

    Secara umum pelaksanaan pendistribusian dana Zakat yang dilakukan

    oleh LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah ditunjukan kearah konsumtif dan

    produktif. Sedangkan yang konsumtif dalam hal ini terwujud dalam bentuk

    program santunan (sosial) yang bersifat hanya meringankan beban hidup

    sehari-hari, seperti pendistribusian Zakat dalam bentuk bantuan beasiswa

    kepada anak yatim dan dhuafa, bantuan dana pendidikan kepada anak yatim

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    53/68

    dan dhuafa untuk keperluan sarana penunjang pendidikan (buku, alat tulis,

    seragam, sepatu, dll), penyantunan kepada anak yatim, santunan sosial kepada

    keluarga miskin untuk keperluan makan, pengobatan, bantuan kemanusiaan

    (berupa alat kesehatan, obat-obatan, makanan, pakaian, dan lain

    sebagainya).59

    Sementara dalam pendistribusian Zakat yang bersifat produktif seperti

    pemberian bantuan modal untuk usaha. Program ini lebih diarahkan kepada

    pemberdayaan mustahik. Sebab dalam program pendayagunaan Zakat ini

    bertujuan untuk jangka panjang demi kesejahteraan mustahik.60

    Dengan pendistribusian Zakat yang berbentuk konsumtif dan produktif

    tersebut dilihat dari ciri pemanfaatan sejalan dengan teori yang diungkapkan

    oleh Fakhruddin, M.Hi. tentang penyaluran atau pendistribusian dana Zakat

    yang berdayaguna61, yitu:

    1. Konsumtif Tradisional

    Maksud penyaluran dana Zakat secara konsumtif tradisional adalah

    bahwa Zakat dibagikan kepada mustahiq dengan secara langsung untuk

    kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti pembagian Zakat fitrah berupa

    beras dan uang kepada fakir miskin setiap idul fitri atau pembagian Zakat

    Mal secara langsung oleh para muzaki kepada mustahiq yang sangat

    membutuhkan karena ketiadaan pangan atau karena mengalami musibah.

    59Wawancara dengan Bapak. Drs. Wahab Zaenuri, MM, selaku Wakil Ketua LAZISMA

    Masjid Agung Jawa Tengah.60

    Wawancara dengan Ibu. Muryani, atas rekomendasi Pak Wahab Zaenuri, bagianAdministrasi, LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.

    61

    Fakhruddin. Fikih dan Manajemen Zakat di Indonesia, UIN-MALANG PRESS,Malang. 2008, hlm. 314-315.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    54/68

    Pola ini merupakan program jangka pendek dalam rangka mengatasi

    permasalahan umat.

    Hal ini dilakukan oleh LAZISMA MAJT, karena dalam program-

    program yang dilakukan dan yang telah tecapai, tujuan LAZISMA ini

    adalah untuk meringankan beban sehari-hari dari mustahik, seperti

    santunan sosial yang ditujukan kepada fakir miskin, tebar hewan kurban

    yang dilakukan tiap tahun sekali, bingkisan paket lebaran dan pembagian

    Zakat fitrah pada hari raya idul fitri.62

    2. Konsumtif Kreatif

    Pendistribusian Zakat secara konsumtif kreatif adalah Zakat yang

    diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk

    membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan

    ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat

    sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana ibadah seperti

    sarung dan mukena, bantuan alat pertanian, seperti cangkul untuk petani,

    gerobak jualan untuk pedagang kecil dan sebagainya.

    Hal ini dapat dilihat dari program-program yang ada di LAZISMA

    MAJT dan program yang telah terlaksana, seperti santunan beasiswa

    dhuafa yang berupa alat-alat perlengkapan sekolah, bantuan dana

    pendidikan dalam hal kesejahteraan guru dan fasilitas pendidikan, bina

    desa miskin memfokuskan pada pembinaan rohani, pembangunan fasilitas

    umum dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

    62 Wawancara dengan Ibu. Muryani, atas rekomendasi Pak Wahab Zaenuri, bagian

    Administrasi, LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    55/68

    3.

    Produktif Konvensional

    Pendistribusian Zakat secara produktif konvensional adalah Zakat

    yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, dimana dengan

    menggunakan barang-barang tersebut, para muzakki dapat menciptakan

    suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau

    untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit dan sebagainya.

    4. Produktif Kreatif

    Pendistribusian Zakat secara produktif kreatif adalah Zakat yang

    diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk

    pemodalan proyek sosial, seperti pembangunan sosial, seperti

    pembangunan sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun

    sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para

    pedagang atau pengusaha kecil.

    Bantuan modal usaha juga dilakukan oleh LAZISMA MAJT, hal

    tersebut dilakukan agar usaha dari penerima bantuan dapat berkembang

    lebih maju, sampai sekarang ini LAZISMA sudah dapat memberi modal

    usaha bagi pedagang-pedagang kecil. Sedangkan mekanisme penyaluran

    dana zakat, menurut Bpk. Wahab zaenuri selaku wakil dari LAZISMA

    MAJT mengatakan bahwa dalam menyalurkan dana Zakat kepada para

    mustahiq terdapat langkah-langkah, antara lain:

    a. Menentukan sasaran

    b. Menuangkan ke dalam program-program

    c. Penganggaran ke dalam program-program

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    56/68

    1.

    Menentukan sasaran

    Sebelum dana zakat disalurkan kepada para mustahiq, hal

    pertama adalah menentukan siapa yang berhak diberikan dana Zakat,

    dalam hal ini tujuan LAZISMA MAJT adalah mencapai sasaran

    delapan asnaf.

    Untuk mencapai sasaran delapan asnaf, maka diperlukan dana

    Zakat yang cukup besar sehingga dalam pembagiannya dana Zakat

    dapat menyeluruh delapan asnaf tersebut, dan apabila dana yang

    terkumpul di LAZISMA MAJT apabila tidak mencapai yang

    ditargetkan atau tidak terkumpul dengan besar, maka LAZISMA ini

    hanya memberikan dana zakat tersebut kepada beberapa asnaf saja,

    dengan dana yang tidak mencapai target maka LAZISMA MAJT

    melakukan sikap yang inofatif dan kreatif supaya dengan dana yang

    terkumpul tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Dalam hal

    ini LAZISMA lebih mementingkan fakir miskin karena fakir miskin

    memiliki kebutuhan hidup yang sangat mendesak.63

    2. LAZISMA MAJT ini dalam menyalurkan dana Zakat menuangkan

    dalam beberapa program-program, yang ada dalam bentuk LAZISMA

    MAJT.

    Program-program tersebut antara lain:

    8. BeasiswaDhuafa

    9. Bantuan Dana Pendidikan

    63Wawancara dengan Bapak. Drs. Wahab Zaenuri, MM, selaku Wakil Ketua LAZISMA

    Masjid Agung Jawa Tengah.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    57/68

    10.

    Penyantunan Anak Yatim

    11.

    Distribusi Hewan Qurban

    12.Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil

    13.Bina Desa Miskin

    14.Bantuan Kemanusiaan

    Program-program diatas merupakan program-program yang

    dilaksanakan oleh LAZISMA MAJT. Dengan demikian LAZISMA

    MAJT dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga pengelola dana

    Zakat sudah tepat dan efektif. Di samping itu, kinerja LAZISMA

    MAJT dalam mendistribusikan dana Zakat dalam bentuk konsumtif

    dan produktif telah sesuai dengan agama dalam upaya mewujudkan

    mensejahterakan. Sebagai contoh pendayagunaan dana Zakat yang

    diaplikasikan oleh LAZISMA MAJT dalam bentuk program

    pendayagunaan pedagang kaki lima (PKL) merupakan pengembangan

    secara produktif.

    Dengan demikian, maka pemberian modal usaha tergolong dalam

    membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh mustahik,

    dengan diarahkan untuk membuka lapangan pekerjaan dengan tujuan

    jangka panjang yaitu pengentasan kemiskinan dalam meningkatkan

    kesejahteraan.64

    Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan para mustahik

    penerima bantuan modal usaha:

    64Wawancara dengan Bapak. Drs. Wahab Zaenuri, MM, selaku Wakil Ketua LAZISMA

    Masjid Agung Jawa Tengah.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    58/68

    Mula-mulanya kami mendapat bantuan dari LAZISMA MAJT

    uang Rp 750.000, sedangkan untuk koordinatornya Rp. 1.000.000, dan

    pembayaran perbulannya Rp. 75.000, dengan adanya pemberian

    modal ini kami para pedagang kecil merasa terbantu.65

    Dengan adanya peminjaman modal yang tergolong kecil kami

    bisa menambah ayam ternak dan membelikan bahan pakan dan dari

    modal itu saya beserta rekan-rekan yang ada di sini dapat menambah

    modal usaha kami dalam hal peternakan, walaupun itu tidak banyak,

    tapi itu sangat membantu.66

    Pendistribusian dana Zakat dalam pendayagunaan ini tergolong

    dalam bentuk model produktif kreatif yang penyalurannya diwujudkan

    dalam bentu pemberian modal usaha, yang kenyataanya terbilang

    efektif dan sangat membantu.

    3. Dari program-program itulah dana Zakat yang terkumpul tersebut

    diangarkan atau dibagikan ke program-program LAZISMA MAJT

    (Sumber: Hasil Wawancara).

    Dalam penghimpunan dana Zakat yang berasal dari masyarakat.

    Dana tersebut tidak hanya berasal dari perorangan saja, namun dari

    berbagai perusahaan atau lembaga.

    Dana Zakat yang terkumpul digunakan untuk berbagai kebutuhan

    antara lain:

    65Wawancara dengan Ieis Alysha Ismiati, selaku koordinator pedagang kecil (PKL) di

    blok M, kawasan masjid agung jawa tengah.66

    Wawancara dengan Bapak Sunandar, selaku koordinator usaha peternakan ayam didesa tlogo weru, Guntur, demak.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    59/68

    KEBUTUHAN Prosentase %

    Operasional 20%

    Insidental 15%

    Zakat Produktif 45%

    Pendidikan 10%

    Publikasi 10%

    Dana Zakat tidak akan tersalurkan tanpa ada orang yang

    menyalurkannya, di LAZISMA MAJT dana Zakat tersebut disalurkan

    oleh amil Zakat, yang tugasnya bukan hanya menyalurkan tetapi juga

    mencari dan menerima dana Zakat dari muzakki yang kemudian

    disalurkan ke musahiq. Apabila LAZISMA MAJT menerima dana

    Zakat dari mustahiq maka dana tersebut langsung didistribusikan ke

    mustahiq tanpa disimpan terlalu lama dengan menyisihkan dana

    cadangan.

    Dalam hal pendistribusian dana Zakat, LAZISMA MAJT dalam

    menyalurkan dana Zakat lebih mengutamakan mustahiq-mustahiq di

    sekitar LAZISMA tersebut atau di sekitar Kota Semarang dan masih

    belum menyalurkan sampai di luar Kota Semarang.67

    Seperti yang dijelaskan oleh Yusuf Qaradhawi mengatakan

    bahwa pendistribusian Zakat adalah dengan melakukan distribusi lokal

    atau dengan kata lain lebih mengutamakan penerima Zakat yang

    berada dalam lingkungan terdekat dengan lembaga Zakat,

    67 Wawancara dengan Ibu. Muryani, atas rekomendasi Pak Wahab Zaenuri, bagian

    Administrasi, LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    60/68

    dibandingkan pendistribusiannya untuk di wilayah lainnya, hal itu

    lebih dikenal dengan sebutancentralisticatau yang berhubungan

    dengan lingkungan sekitar.68

    D. Analisis Pandangan Hukum Islam Tentang Distribusi Dana Zakat Pada

    LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah.

    Umat Islam Indonesia sebagai kelompok mayoritas mempunyai peluang

    dan potensi besar untuk ikut dalam pembangunan bidang kesejahteraan rakyat

    guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu

    peluang dan potensi umat Islam yang dapat digali dan didaya gunakan dalam

    penyediaan dana pembangunan dibidang kesejahteraan rakyat dan merupakan

    alternatif pemecahan dalam memberantas kemiskinan yang masih menjadi

    masalah bangsa dan negara adalah Zakat.

    Persoalan kemiskinan merupakan bukan saja problema sosial ekonomi

    kemasyarakatan di negara berkembang saja, akan tetapi ia berpotensi menjadi

    momok yang menakutkan bagi penyandangannya, dan sekaligus menjadi titik

    awal terjadinya kerawanan akidah dan peluang terjadinya perubahan

    keagamaan seseorang. Rasulullah SAW wanti-wanti kefakiran itu menjadikan

    seseorang menjadi kafir.

    Karena itulah, sejak awal disyariatkannya Zakat pada tahun 2 hijriyah,

    Zakat dimaksudkan sebagai institusi sosial ekonomi untuk mengentaskan

    mereka yang tergolong penerima Zakat (mustahiq) menjadi pemberi Zakat

    68 Yusuf Qardawi, SPEKTRUM ZAKAT Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan,

    Jakarta Timur: Zikrul Hakim, 2005, hlm, 139.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    61/68

    (muzakki).selain sasaran penerima Zakat sudah ditentukan yang terdiri dari 8

    (delapan) ashnaf, badan atau lembaga pengelolanya sebagai amil, juga telah

    diatur keberadaannya, dan dibenarkan mengambil sebagian dana Zakat yang

    dihimpun, untuk biaya operasional agar pengeloalaan Zakat berjalan optimal.

    Menurut analisis penulis, pendistribusian Zakat konsumtif ditinjau dari

    hukum Islam merupakan jaminan sosial. Dari segi lain ada orang-orang yang

    sebelumnya tidak wajib Zakat, tidak pula mengusahakannya untuk menjadi

    wajib Zakat, akan tetapi ia berhak menerimanya karena kefakiran dan

    kebutuhannya. Maka dari segi ini Zakat dipandang sebagai jaminan sosial.

    Sedangkan Menurut analisis penulis, pendistribusi Zakat secara produktif

    ditinjau dari hukum Islam sesuai dengan tujuan Zakat, yaitu sebagai institusi

    sosial ekonomi, untuk mengentaskan mereka yang tergolong penerima Zakat

    (mustahik), dengan cara pendistribusian Zakat produktif dapat mengatasi

    kemiskinan terutama kepada mereka yang memiliki potensi skil untuk

    dikembangkan. Diantaranya pemberdayaan ekonomi usaha kecil, meliputi

    pemberian modal usaha bagi pengusaha kecil melalui kelompok swadaya

    masyarakat seperti: kelompok petani kecil, peternak, pedagang kecil, dll.

    Dengan demikian, disamping mendapat penghasilan tetap, mereka akan

    memperoleh keuntungan dari usaha yang didirikan dengan modal dari dana

    Zakat.

  • 7/25/2019 Pola Distribusi Dana Zakat Lembaga Amil Zakat Dan Shodaqoh (LAZISMA) Mesjid Agung Jawa Tengah)

    62/68

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari hasil penelitian yang didapat peneliti berdasarkan teori dan hasil

    penelitian lapangan,. dapat disimpulkan bahwa LAZISMA Masjid Agung

    Jawa Tengah dalam menyalurkan dana Zakatnya bersifat konsumtif dan

    produktif. Konsumtif berarti memenuhi keperluan sehari-hari. Sedangkan

    Zakat produktif adalah pemberian Zakat yang dapat membuat para

    penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus, hal tersebut dapat

    dilihat dari program-program LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah dan

    program-program yang telah terlaksana.

    Distribusi Zakat konsumtif ditinjau dari hukum Islam merupakan

    jaminan sosial. Sedangkan distribusi Zakat secara produktif, yaitu sebagai

    institusi sosial ekonomi, untuk mengentaskan mereka yang tergolong

    penerima Zakat (mustahik) dengan cara pendistribusian Zakat produktif untuk

    mengatasi kemiskinan terutama kepada mereka yang memiliki potensi skil

    untuk dikembangkan.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka

    diajukan beberapa saran sebagai berikut:

    a.

    Hendaknya LAZISMA Masjid Agung Jawa Tengah mengumpulkan dana