rangkuman ibu
Post on 28-Sep-2015
345 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
INSTRUMEN BEDAH
Drh. Ajeng Aeka
Satu unit alat operasi standar :
- 1 gagang skalpel dan pisau skalpel
- 2 gunting (lurus dan bengkok)
- 1 needle holder
- 2 pinset (anatomis dan chirurgis)
- 6 mosquito forceps
- 6 allis forceps
- 6 forceps (Rochester-pean, carmalt, ochsner)
- 6 towel clamps
- 6 towel
- Jarum jahit segitiga dan jarum bulat
Scalpel
Fungsi : mengiris jaringan
Terdiri atas : batang scalpel, pisau scalpel (blade)
ada yang melekat jadi satu
disposable blade
Syarat irisan menggunakan scalpel blade :
-Trauma jaringan seminimal mungkin
-Irisan tunggal, tidak berulang
Cara memegang scalpel :
- Ibu jari, jari tengah dan jari manis digunakan untuk memegang batang scalpel
- Jari telunjuk diletakkan di punggung pisau scalpel. Fungsi : untuk mengendalikan arah incisi dan memperkirakan kedalaman incisi
- Batang scalpel dipegang erat dengan membentuk sudut 30-40C dari garis incisi
Gunting
Fungsi : memotong jaringan, jahitan
Klasifikasi berdasarkan :
- Bentuk : lurus, bengkok
- Ujung : tumpul tumpul (tu-tu)
tajam tajam (ta-ta)
tajam tumpul (ta-tu)
- Fungsi : gunting operasi
gunting benang
gunting pembalut
Teknik penggunaan gunting
- Jari manis dan ibu jari dimasukkan ke dalam ring gunting
- Jari tangan tidak melewati persendian terakhir agar pegangan lebih kuat
- Jari telunjuk sebagai penunjuk arah ditempatkan di sisi luar batang atau bladenya
Cutting motion
- Lubang gagang gunting dipegang dengan menggunakan jari manis dan ibu jari pada sedangkan jari telunjuk menahan tangkai gunting
- Satu sisi blade yang berujung tumpul disisipkan di bawah jaringan yang akan digunting
- Tekan gagang gunting secara bersamaan untuk bertemu 2 bagian blade gunting
- Gunting digerakkan ke depan dan ujung gunting tidak boleh dikatupkan sempurna jika irisan masih perlu diteruskan (agar tepi luka rata)
Gunting Operasi
Fungsi : memotong jaringan
preparasi tumpul
Berdasarkan bentuk ujungnya
Yang sering digunakan :
1. Mayo scissor
Memotong jaringan lunak
Panjang 14 21,5 cm
Ujung Lurus, bengkok
2. Metzenbaum scissor
Memotong jaringan lunak
14 -21,5 cm
Long handle, short blade
Cara preparasi tumpul
- Posisi ujung gunting tertutup sempurna kemudian sisipkan blade dalam posisi mendatar
- Setelah blade didorong masuk ke dalam jaringan yang akan dipreparir, ujung gunting dibuka biasanya pada muskulus, lemak, kulit
3. Sistrunk scissor
Gunting benang
1. Untuk memotong benang :
memotong benang katun, nilon, sutera
pendek, berat, blade mempunyai sisi ketajaman
yang bergerigi
Cara penggunaan gunting benang
- Dipegang dengan satu tangan dengan posisi ujung yang bengkok menghadap ke atas
- Tangan lainnya menahan bagian bawah agar stabil
2. Untuk mengambil benang :
ringan, tajam, ujungnya tipis
dekat ujung gunting dari salah satu sisi blade
terdapat lekukan ke dalam untuk mengangkat benang
Mengambil sisa benang jahitan
9 -13 cm
Lebih ringan, memiliki ujung tipis dan tajam untuk mempermudah memasuki bagian bawah jahitan
Salah satu permukaan yang tajam dan cekung untuk mencegah penarikan benang yang berlebihan
3.untuk memotong jahitan
Cenderung pendek, lebih berat
Bergerigi tajam untuk memotong benang yang kuat atau kawat
4. Gunting pembalut (bandage)
Blade yang lebih pendek mempunyai ujung tumpul
Blade satunya lebih panjang karena di bagian ujungnya dilengkapi suatu kepingan bulat pipih dan terletak mendatar
Membuka balutan
Tipis, sisi ujung yang tumpul terletak di bagian bawah sisi yang tajam
Ujung tumpul diletakkan di bawah balutan agar tidak melukai kulit
Forceps
1. Hemostatic forceps
Memiliki kunci pada bagian gagang
Fungsi :
untuk menjepit pembuluh darah yang terpotong
Berdasarkan bentuk batang :
lurus
bengkok
Berdasarkan pola alur :
a. Rochester-pean : alur transversal dari ujung hingga pangkal untuk menjepit pembuluh besar dan jaringan yangbesar
b. Ochsner : modifikasi Rochester-pean
alur Rochester-pean tetapi ujung bergerigi bergerigi untuk mencegah terjadinya slip ketika digunakan untuk menjepit pembuluh darah besar
dan jaringan besar
c. Carmalt : Alur longitudinal sepanjang bagian ujung dan alur transversal pada bagian akhir dari ujung Alur transversal di bagian ujung untuk memudahkan melepaskan forceps setelah digunakan untuk ligasi
d. Kelly : Alur transversal pada bagian ujung
Fungsi : untuk menjepit pembuluh darah kecil
e. Mosquito : Alur transversal pada bagian ujung
Fungsi : untuk menjepit pembuluh darah kecil
2. Tissue forceps/ Thumb forceps(Pinset)
Fungsi :
Memegang jaringan pada waktu operasi
Memegang jaringan ketika menjahit tepi luka
Memegang jarum ketika menjahit tepi luka
Berdasarkan :
Bentuk ujung forceps :
Pinset anatomis : ujung tidak bergerigi untuk memegang jaringan berlumen organ visceral
Pinset chirurgis : ujung bergerigi untuk memegang jaringan padat dan kulit
Berdasarkan jenisnya:
Standard forceps
Ewald tissue forceps : handling soft tissue
Rat tooth forceps : Handling hard tissue (kulit)
Continental standard forceps (end toothed)
Brown Adson tissue forceps
Russian thumb forceps : handling soft tissue
Debakey tissue forceps
Fungsi : handling viscera (untuk bedah abdominal dan thorax)
Ukuran 15,18, dan 19,5 cm
Cara memegang pinset :
- ibu jari ditempatkan pada salah satu sisi luar batang, tepat di bagian yang beralur
- Keempat jari lain ditempatkan di sisi luar batang yang lain (seperti memegang pensil)
3. Tissue forceps dengan box lock
Berdasarkan jenis
- Allis forceps
Fungsi : untuk menjepit jaringan atau organ tidak berlumen
Ujung bergerigi dan tidak beralur untuk meminimalkan trauma
- Bubcock tissue forceps
Menyerupai allis forceps
Tidak untuk organ viscera (trauma jaringan)
- Vulsellum forceps
Ujung forceps memiliki ujung runcing (lebih bertrauma)
- Duval dan Lovelace lung grasping forceps
Fungsi : untuk menjepit paru-paru
Ujung berbentuk segitiga dan lembut sehingga tidak menimbulkan trauma pada paru-paru
- Alligator forceps
Ujung forceps memiliki gerigi yang lembut
Forceps dapat disisipkan melalui celah yang sempit untuk menjepit jaringan yang terletak di dalam
Ujung handle terdapat engsel untuk membuka dan menutup ujung forceps
- Serrefine forceps
Sebagai hemostatik selama nefrotomi
Handle datar, permukaan dalam bergerigi, bagian luar berbentuk konveks
Needle holder
Fungsi : untuk memegang jarum
Mirip dengan hemostatic forceps, dengan ujung lebih pendek dan terdapat lubang di antara alur
Macam :
- Model panjang (Mayo-heegar NH, Metzenbaum NH)
- Model pendek (Derf NH)
- Olson-heegar NH(gabungan gunting dan needle holder)
- McPhail NH : Bagian handle melengkung dengan disertai pengunci (18 cm)
Towel/duk/drapes
Bahan untuk :
- melindungi pasien dari kontaminan
- sebagai alas untuk meletakkan alat- alat operasi yang digunakan selama operasi berlangsung
Bahan :
katun, okspord, bahan untuk gorden
Warna drapes tidak menyilaukan mata (hijau, abu-abu, biru)
Ukuran standar :
panjang 60 inchi (150 cm)
lebar 36 inchi (90 cm)
Lubang drape :
1 x 2 inchi
1,5 x 3,5 inchi
2 x 5,5 inchi
Operasi besar 4 drapes
Operasi sederhana 1 drape yang diberi celah ditengah dengan ukuran bervariasi
Cara melipat drape :
- Drape dilipat memanjang menjadi 2, sehingga lebarnya menjadi setengahnya
- Masing-masing tepi memanjang drape dilipat keluar, sehingga lebarnya menjadi seperempatnya
- Drape dilipat seperti membuat akordion, lebar lipatan 4 inchi
Cara membungkus drape :
- Drape diletakkan di tengah-tengah bahan pembungkus dalam posisi diagonal
- Sudut pertama pembungkus dilipatkan ke atas drape, kemudian ujungnya dilipat keluar
- Dengan cara yang sama, sudut kedua (sudut yang berlawanan dengan sudut pertama) juga dilipat ke atas drape
- Sudut ketiga juga dilipat ke atas drape, tetapi ujung pembungkus dilipat ke dalam
- Dengan cara yang sama dengan sudut ketiga, sudut keempat juga dilipat keatas drape dan supaya tidak lepas bendel diberi peniti
Cara memasang drape (pada abdomen) :
- Hewan terlentang
- 4 kaki terfixir
-Drape diletakkan di bagian bawah
- Drape diletakkan di kanan atau kiri, dijepit dengan towel clamp
- Drape di tubuh bagian atas, jepit dengan towel clamp
- Drape diletakkan di kiri atau kanan, kemudian dijepit dengan towel clamp
Towel clamp (duk klem)
Fungsi : untuk menjepit atau mengaitkan drapes / duk kepada pasien agar dapat melekat pada kulit
Memiliki ujung runcing berbentuk kurva, jika kedua ujung menyatu berbentuk meyerupai pengait sebagai penahan drapes pada kulit
Diletakkan pada sudut 45 area incisi dan dikaitkan pada 4 ujung tepi
Macam :
- Plain backhaus towel clamps
- Backbaus towel clamps with ball stop
- Cross action towel clamps
Retractor
Fungsi :
membantu mengekspos bagian atau tempat yang akan dioperasi sehingga trauma dapat ditekan sekecil mungkin
Berdasarkan jenis :
- Handheld retractor (Langenback retr, Hohmann retr, Volkmann retr, Senn retr)
- Self- retaining retractor ( Gelpi muscle retr, Weitlaner Mastoid retr, Frazier retr, Balfour retr, Finochietto retr)
Handheld Retractor
Bagian ujung dan pangkal melengkung berlawanan Pada ujung berbentuk seperti kait, lengkung, bergigi / berbentuk mirip spatula
Fungsi : retraksi Soft tissue, viscera, tulang
Langenbeck Retr
Fungsi : retraksi soft tissue
Berbentuk L, tipis
Hohmann Retr
Fungsi : retraksi persendian
Memiliki ujung lancip
Volkmann Retr
Ujung seperti pengeruk dengan gagang bulat
Senn retr
Fungsi : retraksi tendo dan muskulus
Self-retaining Retractor
Gelpi Muscle Retr
Dalam bentuk tajam dan tumpul
18 cm
Fungsi :
retraksi muskulus dan persendian
Weitlaner Mastoid Retr
Bergerigi pada ujungnya
20 cm
Frazier Retr
Fungsi : retraksi cervical dan lateral lumbal
Balfour Retr
Fungsi : retraksi abdominal muskulatur, liver
Mampu meretraksi 3 tempat
Finochietto Retr
Fungsi : retraksi costae Pada thoracotomy
PERSIAPAN OPERASI DAN STERILISASI
Drh. Tiara
PERSIAPAN OPERASI meliputi:
PERSIAPAN ALAT, BAHAN DAN OBAT
PERSIAPAN RUANG OPERASI
PERSIAPAN PASIEN (hewan)
PERSIAPAN OPERATOR
1. Persiapan alat bahan dan obat
Alat dan bahan harus steril menghindari kontaminasi pada operasi menghambat kesembuhan luka.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara: autoklav, alkohol 70 %.
Alat yang dipersiapkan disesuaikan dengan jenis operasi yang akan dilaksanakan.
Bahan yang harus disiapkan :
Kapas
Kain kasa
Tampon
Plester
Anti septik
Sarung tangan. Dll
Obat-obat yang perlu disiapkan :
Premedikasi
Anestesi
Antibiotika
Hemostatika
Antiradang
Analgetika
Cairan infus(Laktat Ringer(LR),dekstrose 5 %)
2. Persiapan ruang operasi
Ruang operasi harus bersih.
Semua peralatan yang ada dalam ruang operasi dibersihkan.
Lantai dan meja operasi dibersihkan dan didesinfeksi.
Di dalam ruang operasi disiapkan alas kaki yang khusus digunakan hanya diruang operasi.
Ruang operasi harus mendapat penerangan yang cukup.
Lampu operasi harus disediakan.
3. Persiapan pasien (hewan)
Hewan harus disiapkan dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama operasi dan sesudahnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Anamnesa yang cermat
Pemeriksaan fisik secara menyeluruh: temperatur, frekuensi nafas.
Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan darah, urin, feses.
Pemeriksaan rontgen.
Pasien harus dalam kondisi betul-betul stabil (menghindari pengaruh dari premedikasi dan anestesi).
Stabilisasi tergantung dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium:
Dehidrasi: terapi cairan (LR / dextrose 5 %)
Infeksi: pemberian antibiotika
Penderita penyakit kronis: peningkatan status gizi
Perdarahan / shock: terapi cairan (40 ml / kg bb / jam IV)
Hewan mengalami anemia: perbaikan gizi, vit penambah darah (fe, B complek, B12)
Bila kondisi stabil siap dioperasi hewan direstrain.
Kemudian dilakukan pencukuran bulu di daerah situs operasi, cuci sampai bersih dan beri antiseptik.
Hewan di berikan anestesi di dalam ruang operasi.
Hewan dibaringkan sesuai dengan jenis dan lokasi operasi.
Hewan ditutup dengan kain drape, sehingga yang tampak hanya site operasi.
4. Persiapan operator
Seseorang dapat melakukan operasi, harus memiliki kompetensi berikut:
Memahami prosedur operasi.
Operator harus betul-betul memahami teknik operasi yang akan dijalankan.
Dapat memprediksi hal-hal yang akan terjadi.
Harus siap bila terjadi sock atau perdarahan.
Dapat memperkirakan hasil operasi.
Bisa di katagorikan :
Sangat baik (excelent) :bila dapat sembuh seperti semula
Good :Bila kemungkinan sembuh sangat besar tetapi ada beberapa komplikasi
Fair :Bila terjadi komplikasi dan pasien sembuh dalam jangka waktu yang lama.
Buruk: Bila terjadi komplikasi dan tidak dapat sembuh bahkan mati selama atau setelah pembedahan.
Seorang operator harus mempunyai personal hygiene
Operator harus sehat
Mencuci tangan dengan sabun dan antiseptik
Memakai baju operasi, sarung tangan, topi,dan masker
Siap fisik dan mental
Fisik Berdiri dalam jangka waktu yang lama.
Mental Bila terjadi perdarahan hebat.
Terampil
Menguasai teknik operasi dan teknik menjahit.
TAHAPAN OPERASI
Hewan dipuasakan dari makan dan minum.
Kandung kemih harus kosong (terutama pada pembedahan laparatomy).
Hewan diberi premedikasi.
Bulu dicukur didaerah yang akan dilakukan insisi (kurang lebih 5cm).
1. Pakai alat cukur listrik.
2. Alat pencukur manual (silet).
3. Penyedot debu yang kecil
Kotoran dan lemak dikulit harus dihilangkan
Posisi hewan dimeja operasi harus memberi cukup kemudahan bagi operator.
Dagu harus diangkat agar lidah tidak menutupi saluran nafas.
Posisi terlentang adalah yang paling umum dipakai, hewan berbaring pada punggungnya.
Bantal pasir/bantal tengkuk mungkin diperlukan untuk stabilitas hewan.
Untuk operasi tulang punggung dan tengkorak hewan ditidurkan tertelungkup.
Bila operasi berlangsung lama harus diperhatikan suhu badan.
Hewan harus diletakkan di atas selimut.
Suhu ruangan operasi 21-22C
Dokter bedah harus memakai baju operasi, sarung tangan, memakai penutup rambut dan hidung .
Semua arloji, cincin dan gelang dilepas, kemudian mencuci tangan dan lengan terutama dibawah kuku dengan antiseptik .
Antiseptik yang digunakan adalah alkohol 70 % , iodine 2 %, betadine.
Pakailah kain steril untuk menutupi daerah yang tidak dioperasi, juga untuk menutupi meja dorong tempat alat alat steril diletakkan.
Kain steril biasanya berwarna biru, hijau, atau abu abu.
TEKNIK PEMOTONGAN
Tujuan : memisahkan struktur yang diminati dari jaringan disekitarnya.
Ada 2 cara : tajam dan tumpul.
1. Pemotongan tajam adalah pemakaian alat seperti pisau atau gunting untuk memisahkan jaringan dan untuk memotong kulit dan struktur yang kuat.
2. Pemotongan tumpul adalah untuk memisahkan struktur jaringan.
HAEMOSTASIS
Kegunaan mengonrol pendarahan pada saat operasi:
1. Menghindari volume darah turun.
2. Agar daerah operasi bersih agar memudahkan pemotongan.
3. Penghimpunan darah pada luka memperlambat penyembuhan.
CARA-CARA :
Pemakaian tourniquet.
Menutup arteri yang mengalirkan darah.
Memberi tekanan setempat dengan kain kasa.
Menyentuh bagian yang berdarah dengan logam panas (cautery).
Dengan pengikatan pembuluh darah.
STERILISASI UNTUK OPERASI
Drh. Tiara
PRINSIP ASEPTIS
Definisi aseptis
Kondisi dimana tidak ada mikroorganisme patogen pada jaringan
ASAL MIKROORGANISME
Endogenous flora from patient
Exogenous flora from operating room, personnel, and from the environment
PLICATION
Facilities and environment
Surgical site
Surgical team
Surgical equipment
STERILISASI
DEFINISI
Proses destruksi seluruh mikroorganisme (bakteri, virus, spora) pada suatu obyek
DESINFEKTAN (untuk objek tak hidup)
Contoh :
Phenol, and its derivatives
Alcohols
Halides
Aldehydes
Chloroform
Ethylene oxide (EtO)
ANTISEPTIK (Untuk objek hidup)
Contoh :
Alcohols
Povidone Iodine
Chlorhexidine
RUANG OPERASI
Masuk ruangan, ganti alas kaki khusus untuk di dalam (ada ruang persiapannya).
Ventilasi baik
Ruang mudah dibersihkan
Lantai, langit-langit, dinding harus rata, tidak berpori dan terbuat dari bahan tahan api
Pembersihan lantai dengan sistem pel, vacuum cleaner, dan desinfektan
PERALATAN
Perlengkapan dari kain dicuci bersih dengan sabun dan dikeringkan. Disterilkan dengan Autoclave.
Operation Aparatus logam disterilkan dengan :
- Rebus air mendidih
- Autoclave (steam~uap panas)
- Alkohol 70%
Peralatan lain bisa dengan Desinfektan
BOILING
100C selama 15-30 menit
Kelemahan : jika alat tidak terendam semua maka sebagian m.o tidak mati, korosi
Efek korosi ditekan dengan penambahan sodium karbonat 2% atau sodium hidroxid 0,1%, penggunaan air alkalis
Tidak boleh untuk alat gelas, karet
Untuk gunting/jarum
AUTOCLAVE
Moist heat
121C selama 15-20 menit
OVEN
Dryt heat
160-180C selama 1-2 jam
gelas, botol
Kelemahan : temperatur tinggi menurunkan ketajaman jarum, gunting
HEWAN
Persiapan bedah :
1. Persiapan awal (nonsteril)
2. Persiapan akhir (steril)
Cukur rambut pada daerah yang akan dibedah (sesuai kebutuhan)
Bersihkan dengan antiseptik non flammable
Draping
PETUGAS OPERASI
Seorang operator harus mempunyai personal hygiene
Operator harus sehat
Mencuci tangan dengan sabun dan antiseptik
Memakai baju operasi, sarung tangan, topi,dan masker
Operator Utama ---- Steril.
Asisten Operator ---- Steril.
Asisten Alat steril ---- Steril.
Petugas Peralatan Non Steril.
Anaestesiolog ---- Steril / Non Steril.
PETUGAS OPERASI
SCRUBING (sterilisasi tangan)
Pemakaian baju operasi dan sarung tangan
SESUDAH OPERASI
Material sampah biologi kumpulkan untuk masuk incenerator
Material sampah non biologi daur ulang.
* a. Perlengkapan dari kain kumpulkan untuk dicuci.
* b. Peralatan operasi (surgery) masukkan bak air desinfektan, bersihkan dgn kapas beralkohol. (atau direbus air mendidih).
* a dan b lakukan sterilisasi Autoclave.
* Bersihkan lantai sistem Pel dan Sedot debu
Restrain
Drh. Fauzi
Restrain adalah menghalangi gerak/aksi dari hewan sehingga dapat menghindari/ mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun hewan itu sendiri.
Casting adalah menguasai hewan dengan cara merebahkan hewan tersebut.
Dikenal ada 2 metode :
1. Metode Burley
2. Metode Rope Squeeze
Restrain & handling
upaya membuat keadaan aman (tidak membahayakan)
bagi hewan dan manusia
serta lingkungan
sebelum , saat dan sesudah
Perlakuan (operasi) pada hewan.
Tujuan
Menjadikan hewan lebih mudah untuk diperlakukan dalam persiapan menjelang operasi.
Hewan mudah diatur.
Operator nyaman kerjanya.
Pos operatif , hewan berada dalam keadaan yang tidak akan merusak hasil operasi.
Proses kesadaran hewan bisa pulih baik.
Penyembuhan bisa lancar.
Alat alat (PRE OPE)
* Tali dan Kalung leher.
Tali dan Kalung leher untuk hewan yang agresif, agar tidak banyak tingkah ataupun menggigit.
Tali panjang biasa , untuk fixasi kaki atau ekor di meja operasi agar posisi hewan tidak berubah (mencegah gerakan tiba2 hewan selama operasi).
Tali secukupnya, untuk ikatan tracheal tube pada rahang atas .
* Brongsong (ikat mulut).
Mencegah hewan menggigit.
Tersedia beberapa model :
Bisa dipasangkan oleh Pemilik hewan / asisten.
Bisa dibuat dari tali yang dilingkarkan didepan Stop melingkar dibawah Mandibula dan simpul dibelakang tengkuk.
* Kandang Jepit.
Untuk Hewan yang sangat agresif dan sulit dipegang.
Dipancing dengan makanan yang ditaruh didalam kandang.
Setelah hewan masuk , pintu kandang ditutup, kisi2 jeruji ditekan agar hewan kejepit tak berdaya, baru diberikan anaestesi.
* Papan Tandu.
Untuk mengangkat hewan yang mengalami accident.
Membuat posisi hewan pada keadaan tidak memperburuk kerusakan yang sudah terjadi.
Alat alat (POST OPE)
Membatasi ruang gerak hewan agar hasil ope tidak rusak. ukuran disesuaikan.
Hewan lebih nyaman , lebih cepat sembuh.
Petugas medis mudah melakukan pengobatan.
Neck Collar/ Ellyzabeth Krach
Mencegah hewan menjilati/menggigit bagian yang dioperasi.
Mencegah kaki hewan menggaruk .
Ditempatkan melingkari leher dengan batas kedepan harus melebihi moncong.
Bisa dibuat dari corong plastik yang dipotong, di amplas agar tepinya tidak tajam.
Premedikasi
Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anastesia.
Premedikasi disebut juga preanestesi atau preoprative medication
Kebanyakan obat premedikasi diberikan secara injeksi : IM, IV.
Tujuan pemberian premedikasi
Membantu mengendalikan hewan.
Memudahkan pemberian anaestesi.
Supaya lebih tenang pada waktu sadar kembali dari anaestesi.
Mengurangi dosis anaestesi umum.
Mengurangi efek samping akibat anaestesi.
Obat premedikasi pada dasarnya dibagi menjadi dua :
Nonsedativ
A. Anticholinergic
Atropin
Scopolamin
Aminopentamide
Glycopyrrolate
B. Muscle Paraliza
Curare
Gallamine
Pancuranium
Succinylcholine
Sedative
A. Tranquilizers
Golongan Phenothiazine (Promazine, Acetyl Promazine
Chlorpromazine, Acepromazine Maleate)
Golongan Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam)
Xylazine
B. Narcotics
Morphine
Apomarphine
Mepiridine
Etorpine
Nalorphine
Fentanyl
C. Dissociative agents
Phencyclidine
Ketamine
Tiletamine
Macam obat yang sering digunakan untuk premedikasi :
1. Anticholenergic
Atropin
Indikasi:
Untuk mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronchial
Mencegah bradikardi yang disebabkan oleh beberapa anestetika tertentu (methoxy flurane, halothane)
Kontraindikasi:
Pada sapi karena sekresinya akan makin kental sehingga sulit dikeluarkan dari mulut dan saluran pernafasan
Pada anjing dan kucing yang muda, karena akan memperberat tachycardia
Dosis:
Anjing / Kucing : 0,02 - 0,04 mg/Kg BB/SC/IM, diberikan 20 30 menit sebelum induksi anestetika umum
Duration of action: 60 90 menit
2. Traquilizer
Golongan Phenotiazine: Acepromazine Maleate (ACP)
Sediaan: injeksi = 1 % (10 mg/ml); tablet = 10 25 mg
KEUNTUNGAN
Efek sedasi cukup bagus
Mempunyai efek anti aritmia, antihistamin dan anti emetik
Batas keamanannya luas
Toksisitasnya rendah
Relaksasi otot cukup baik, dan jika dikombinasi dengan dissociative dapat menurunkan kekejangan / kekakuan otot
Kerugian
Dapat menyebabkan hipotensi dan hipotermia
Dosis
0,1 0,2 mg/Kg BB/IM/SC, diberikan 15 30 menit sebelum induksi anestetika umum
Dosis maximum tidak boleh lebih dari 3 mg
Duration of action: 1 jam (efek sedasinya)
Golongan Benzodiazepin : Diazepam
Sediaan: Injeksi = 5 mg/ml; tablet 2,5 dan 10 mg
Keuntungan:
Efek sedative pada anjing cukup bagus, meskipun pada kucing kurang
Pada hewan-hewan yang mempunyai riwayat gangguan cardiovascular, diazepam cukup aman digunakan karena efek depresi pada jantung dan pembuluh darah perifer sangat kecil dibanding golongan traquilizer lainnya
Efektif dalam menurunkan kejang- kejang
Dapat digunakan pada hewan-hewan dengan riwayat epilepsi
Kerugian:
Cara pemberiannya sulit karena harus lewat IV, karena pemberian IM/SC kurang efektif,hanya efektif bila diberikan secara intravena
Diazepam tidak dapat dicampur dengan atropin pada spuit yang sama
Diazepam tidak mepunyai efek anti emetik
Dosis: 0,1 0,5 mg/kg BB
Onset of action: 2 5 menit
Reseptor Agonist : Xylazine
Sediaan: 2 % solution (20 mg/ml); 10% solution (100 mg/ml)
Keunggulan:
Pada penggunaan dosis tunggal, efek analgesia dan relaksasi ototnya bagus
Bila dikombinasikan dengan anestetika barbiturat secara siknifikan dapat menurunkan dosis barbiturat 25-75 %
Kerugian:
Dapat menyebabkan bradikardia, hipotensi dan hipoventilasi
Efek sedasisnya terlalu dalam, pada beberapa anjing dan kucing, untuk mengembalikannya bisa diberikan dopram
Onset of Action :
10 15 menit sesudah injeksi IM
3 5 menit sesudah injeksi per IV
Duration: 1 jam (efek sedasi), tapi efek analgesia hanya singkat
Anaestesia
Drh. Iman
Tujuan pemberian anaestesia adalah: penderita menjadi tidak peka terhadap rasa sakit sehingga penderita menjadi tenang dan mudah dikendalikan.
Macam-macan anaestesia:
Anaestesia lokal
Anaestesia regional
Anaestesia umum
ANAESTESIA LOKAL
Tujuannya: mempengarui sel-sel syaraf dengan kontak langsung pada membran sel dan sitoplasma
Penggunaannya:
Operasi ringan: kastrasi, tail docking, pencabutan gigi, enuclasio bulbi, pungsi, eksisi
Cara pemberian :
Anaestesia pada permukaan kulit
Cara kerjanya dengan mendinginkan permukaan kulit
Efek anaestesia sangat super fisial dan singkat
Contoh : Ethyl chlorida spray dan Ether spray
Anaestesia Intrasinovial
Penyuntikan kedalam rongga sinovial
Contohnya: Procaine Hcl, Lidocaine Hcl, lignocaine Hcl, Xylocaine Hcl
Anaestesia Infiltrasi
Pemberian melalui sub cutan, sub mucosa, sub musculus
Infiltrasi linier untuk insisi
Infiltrasi linier untuk sekeliling pada tumor
Inflinasi sub cutan, sub mucosa, sub musculus pada laparotomi (sectio cesar)
Preparat yang diberikan procaine Hcl, Lidocaine, Lignocaine Hcl, Xylocaine Hcl
ANAESTESIA REGIONAL
Tujuannya adalah : untuk menghambat atau memblokade syaraf sensorif atau syaraf-syaraf yang menginervasi daerah yang akan dioprasi.
CARA PEMBERIAN
Sub Arachnoid
Pemberian dilakukan melalui durameter dan arachnoid dimana cairan anaestesia masuk kedalam cairan cerebrospinal.
Epidural
Pemberian dilakukan melalui canalis spinalis
ANAESTESIA LUMBAL EPIDURAL
Sering dilakukan pada sapi
Indikasi untuk operasi sectio cesar
Operasi daerah flank dan mammae
Lokasi anaestesia diantara lumbal 1 dan 2
Dosis pemberian: Lignocaine Hcl 2 % atau Procaine Hcl 2 % 10-15 cc
Pada anjing :
Indikasi operasi daerah abdomen
operasi flaktura kaki belakang
Lokasi operasi pada daerah Lumbo Sacral (diantara Prominentia iliaca)
Dosis pemberian Procaine Hcl 2% atau Lignocaine Hcl 2% 1cc / 5 lb/BB
Pada kuda : jenis anaestesia epidural tidak dianjurkan dikarenakan spasium epidural pada kuda lebih sulit ditemukan dari pada sapi
ANAESTESIA UMUM
Adalah tindakan meniadakan rasa nyeri yang diikuti hilangnya rasa kesadaran dan terjadinya relaksasi otot pada sipenderita
TEORI ANAESTESIA UMUM
Pemberian obat anaestesia yang masuk kedalam pembuluh darah / sistim sirkulasi akan menyebar kejaringan, utamanya adalah jaringan yang kaya akan pembuluh darah seperti otak sehingga terjadi penurunan atau hilangnya rasa sakit, hilangnya kesadaran penderita.
METODE PEMBERIAN
Parenteral: IV, IM
Perinhalasi:
Menggunakan cairan anaestesia yang mudah menguap
Anaestesia masuk melalui inspirasi dan masuk kedalam peredaran darah sampai kejaringan otak
STADIUM ANAESTESIA:
STADIUM I:
Disebut sebagai stadium analgesia atau disorientasi
Berlangsung antara induksi sampai hilangnya kesadaran
STADIUM II:
Disebut stadium hipersekresi atau eksitasi atau delirium
Dimulai dari hilangnya kesadaran, terjadi depresi pada gangglia basalis sehingga terjadi reflex yang tidak terkendali terhadap segala rangsangan
STADIUM III:Disebut sebagai stadium pembedahan pada stadium ini dibagi menjadi 4 plane:
PLANE 1:
Ventilasi teratur bersifat torako abdominal anak mata terfixasi pupil meosis, reflex cahaya positif,lakrimasi meningkat, reflex faring dan muntah negatif, tonus otot mulai menurun
PLANE 2:
Ventilasi teratur bersifat abdominotorakal,frekuensi nafas meningkat, pupil midriasis, reflex cahaya menurun dan reflex kornea negatif
PLANE 3:
Ventilasi teratur bersifat abdominal karena terjdi kelumpuhan syaraf interkostal,pupil melebar reflex laring dan peritonium negatif, tonus otot makin menurun
PLANE 4:
Ventilasi tidak teratur, pupil midriasis, tonus otot menurun, reflex spincter ani dan kelenjar air mata negatif
STADIUM IV:
Disebut stadium over dosis, penderita mengalami henti nafas dan henti jantung mati
OBAT OBAT ANESTESIA UMUM DIBAGI ATAS:
Anestetika inhalasi: Desflurane (Suprane), Halothane (Fluothane), Isoflurane (forane), Methoxyflurane (Penthrane), Nitrous oxide.
Anestetika parental yang sering digunakan antara lain:
a. Golongan Barbiturat: Pentobarbitural Sodium.
Aplikasi : hanya bisa diberikan melalui intravena.
Dosis : 25 30 mg/kg BB, bila menggunakan premedikasi dosis harus diturunkan 30 50%.
Induksi : 5 menit.
Durasi : 30 menit 2 jam.
Recovery : 6 24 jam.
Keuntungan : murah, dapat digunakan untuk semua spesies, tidak memerlukan alat alat khusus.
Kerugian : cenderung menyebabkan eksitasi selama induksi dan recovery, efek analgesiknya tidak ada, kedalaman anastesinya sulit dikontrol, induksinya relativ lama 5 10 menit.
b. Golongan Anestetika Kataleptik : Ketamine hydrochloride.
Bentuk sediaan : 10 mg, 50 mg, 100 mg/ml.
Dapat diberikan secara intravena dan intra muscular.
Dosis.
Dosis :
Intravena :
Preanestesia/chemical restraint : 1 2 mg/Kg BB.
Minor surgery : 2 8 mg/Kg BB.
Induksi : 30 60 detik.
Durasi : 5 15 menit.
Recovery time : 1 3 jam.
Intramuskular :
Preanestesia/chemical restraint : 5 10 mg/Kg BB.
Minor surgery : 10 30 mg/Kg BB.
Induksi : 3 5 menit.
Durasi : 20 30 menit.
Recovery time : 4 6 jam.
Keuntungan:
Harga lebih murah dibandingkan dengan anestesia inhalasi.
Tidak membutuhkan alat alat khusus dalam pemakaian.
Efek analgesianya bagus.
Induksinya cepat.
Batas keamanan luas.
Depresi pernafasan ringan.
Tidak menstimulasi untuk muntah.
Kerugian :
Mempunyai efek eksitasi dan halusinasi.
Tidak cocok untuk anjing, karena ada konvulsi selama masa recovery.
Relaksasi otot jelek.
Recovery membutuhkan waktu yang lama.
Dapat menyebabkan kekeringan pada kornea mata, karena selama proses berlangsung mata tidak tertutup.
c. Propofol.
Pemberian harus secara intravena.
Dosis : anjing/kucing tanpa premedikasi : 8 10 mg/Kg BB, jika menggunakan premedikasi : 4 6 mg/Kg BB.
Induksi : 60 90 detik.
Recovery :
Anjing : 20 menit.
Kucing : 30 menit.
Keuntungan : proses recoverynya bagus, cepat dan tenang.
d. Zoletil.
Isi : Tiletamin sebagai tranquilizer mayor dan zolazepam sebagai muscle relaxant.
Memberikan anestesi general dengan waktu induksi yang singkat.
Efek samping yang dimilki sedikit.
Durasi : 20 60 menit tergantung dosis yang diberikan.
Pemberian kembali bila diperlukan hanya menggunakan setengah dari dosis awal.
Dosis :
Anjing :
Intramuskular : 7 25 mg/Kg.
Intravena : 5 10 mg/Kg.
Kucing :
Intramuskular : 10 15 mg/Kg.
Intravena : 5 7,5 mg/Kg.
Primata : 4 6 mg/Kg.
Felidae : 4 7,5 mg/Kg.
Canidae : 5 11 mg/Kg.
Ursidae : 3,5 8 mg/Kg.
Bovidae : 3,5 33 mg/Kg.
Viverridae : 2,5 6 mg/Kg.
Mouse : 50 75 mg/Kg.
Rat : 50 75 mg/Kg.
Cobaye : 20 mg/Kg.
Hamster : 50 mg/Kg.
Pada primata sampai hamster hanya diberikan melalui intramuskular
Formula/komposisi :
Zoletil 20 tiletamin 50 mg dan zolazepam 50 mg.
Zoletil 50 tiletamin 125 mg dan zolazepam 125 mg.
Zoletil 100 tiletamin 250 mg dan zolazepam 250 mg.
SUTURE MATERIALS
drh. Analis Wisnu Wardhana, M.Biomed
Benang menimbulkan dampak/efek pasca operasi pada umur jahitan 5 hari. Sebelum melakukan operasi, tanyakan status vaksinnya. Karena biasanya jika belum divaksin kemudian di lakukan operasi, kondisinya akan menurun sehingga mikroorganisme (bakteri/virus) akan lebih mudah menyerang system kekebalan tubuh.
Suture materials ideal :
1. Benang non reaktif terhadap jaringan
2. Mudah digunakan
3. Monofilamen (tidak terpilin)
4. Mudah disterilisasi
5. Kecil dan kuat
6. Jika diikat tidak mudah lepas
7. Dapat diserap dalam waktu yang ditentukan
8. Harga murah
Untuk luka purulent : perlu pertimbangan dalam penjahitan, seperti penambahan ukuran benang,apabila jahitan lepas maka dijahit ulang dengan jarak yang lebih jauh.
Ketika menjahit luka yang berair, biasanya akan busuk, karena akan terjadi nekrosis, sehingga lebih baik tidak dijahit berikan antibiotic saja.
Bahan benang : polyglycolic acid, polypropylene, polyethylene (sintetis)
Anus masih bergerak ketika sudah dianastesi karena bersifat sensitive
1. ABSORBABLE SUTURE
Dicerna dan diasimilasi oleh tubuh selama dan setelah penyembuhan berasal dari bahan asal hewan (usus domba,tendon sapi,tendon kangguru) ataupun asal sintetis . Terdegradasi terutama oleh makrofag.
A. Surgical Gut / cut gut
Berasal dari lapisan submukosa domba atau serosa usus sapi,yang dipanen,dimurnikan dan disterilkan.Diklasifikasikan berdasarkan tingkat kromatisasi atau tanning.4 jenis surgical gut :Tipe A - polos ( diserap dalam 3-7 hari )Tipe B - pengobatan kromat Mild ( diserap dalam waktu 14 hari )Jenis C - pengobatan kromat Medium ( diserap dalam waktu 20 hari )Tipe D - pengobatan ekstra kromat ( diserap dalam waktu 40 hari )Surgical gut tersedia di USP ukuran 3 (terberat) untuk 7-0 (tertipis). Jangan digunakan pada vesica urinaria / jahit urogenital dan kulit ataupun jaringan saraf karena sangat bereaksi dengan air sehingga masa hidup benang pendek, kurang lebih 2 hari.
B. Collagen
Disusun dari tendon sapi sebagai ekstrusi homogen dari serat kolagenukuran seragam,menimbulkan inflamasi lebih kecil dari pada cut gut,mudah diserap.
C. Polyglycolic acid (PGA)
Tenunan dari benang filementous halus diekstrak dari asam hydroacetic. Ukuran jahitan yang menentukan dengan jumlah helai anyaman. Dapat dihandle dengan baik, namun dalampenyimpulan cenderung aga sulit. Diserap dalam 40-60 hari. Cenderung tajam dengan jaringan yang memungkinkan dilakukan penjahitan kembali. Tidak digunakan pada vesika urinaria.
D. Polyglactic acid (PLA)
Baik digunakan untuk menjahit organ viscera karena diserap dalam waktu yang sangat panjang yaitu kurang lebih 3 bulan, sehingga luka benar-benar sembuh. Dan hargapun mahal.
E. Polydioxanone (PDS)
Synthetic monofilament absorbable suture, aman digunakan untuk operasi vesica urinaria, absorbable suture materials lainnya tendon kangguru (ekor), fascia lata dan dura.
2. NON ABSORBABLE SUTURE
Tidak diserap atau dicerna oleh jaringan, terbuat dari bahan yang minimal reaksi pada jaringan.Pembagian :
1. Kelas I ( sutra atau benang serat sintetis yang baik telah dipelintir atau monofilamen)
2. Kelas II ( terdiri dari katun atau linen serat atau dilapisi serat alami atau sintetis yang lapisan menambahkan ketebalan tetapi tidak cukup kuat
3. Kelas III terdiri dari monofilamen atau logam multifilamen kawat
A. Metals
Emas , perak , tembaga , perunggu , dan tatalum(-), paling sering digunakan stainless steel, kekuatan tarik tinggi baik monofilamen atau multifilament, mudah disterilkan, inexpensif, sulit untuk penanganan , elastisitas kurang , sulit untuk simpul, monofilamen satisfatory baja untuk digunakan pada luka yang terinfeksi tetapi tidak multifilament. Cocok untuk clossure umum , jahitan retensi, penutupan kulit dan perbaikan tendon. Dapat menimbulkan bekas jahitan yang terlihat.Klip logam seperti staples digunakan untuk ligase,luka tepi. Mudah digunakan dan disterilkan,cenderung meningkatkan jaringan parut dalam jaringanB. Sutures of natural origin1. Silk-Banyak digunakan bahan jahit nonabsorbable
-Murah , tersedia secara universal , mudah disterilkan
-Sebaiknya tidak digunakan pada luka yang terinfeksi
-Digunakan pada kardiovaskuler , pada mata , dan bedah gastrointestinal
2.Dermal Suture
Digunakan terutama dalam operasi plastic
3.Virgin silk
Terbuat dari beberapa serat sutera alam untuk membentuk untai tunggal yang berdiameter kecil. Digunakan dengan hati-hati.
4.Cotton
-Terbuat dari serat kapas yang dipelintir menjadi sebuah untaian
-Harus dibasahi
-Ditolerir oleh jaringan
-Mudah digunakan
-Mudah disterilkan
-Penyimpulan baik
5. Linen
- Kekuatan tarik yang lebih rendah, jarang digunakan
C. Sutures of synthetic origin
Bentuk monofilament (reaksi jaringan kecil)
Noncapilary dan memiliki kekuatan tarik tinggi
Memiliki derajat plastisitas (kompensasi pembengkakan jaringan)
1. Nilon
Reaksi jaringan minimal
Kekuatan tarik tinggi
Digunakan dalam jahitan kulit
4 atau lebih ikatan untuk penyimpulan
2. Polymerazed caprolactum
Kekuatan tarik tinggi dan menyebabkan reaksi jaringan kecil
Sterilisasi uap
Penanganan lebih sulit
3. Polyester fiber
Kekuatan yang lebih besar , reaksi jaringan kecil
Cocok untuk kulit dan bedah kardiovaskular
4. Polyethylene dan polypropylene
Lebih mudah ditangani dan diikat
-Pada dasarnya inert dalam jaringan dan mempertahankan kekuatan tarik tinggi
-Pengikatan beberapa kali untuk keamanan simpul
PENGGUNAAN KLINIS BAHAN JAHIT
Karakteristik fisik :
Daya tahan
- Fasia ( 2-0 atau 0 ) , hewan besar ( 0-2 )
- Ligasi pembuluh besar (0 to 2-0)
- Jaringan ikat padat (0 to 3-0) hewan kecil , 0-2 pada hewan besar
- Kulit dan jaringan subkutan (0 to 4-0)
- Kulit tipis , cangkok kulit , pembuluh darah kecil ( 3-0 to 4-0 )
-Gastrointestinal dan operasi urogenital (3-0 to 4-0 )
- Jahitan vaskular ( 3-0 to 6-0 )
- Sheats saraf ( 5-0 untuk 6-0 )
Penanganan dan keamanan penyimpulan
- Jahitan kuat memiliki kualitas penyimpulan terkecil
- Aman pada penggunaan autoclav, jika dilakukan tidak lebih dari tiga kali pada : nilon , poliester , polypropylene dan stainless steel
- Sterilisasi dengan etilen oksida aman untuk semua jahitan.
Karakteristik Biologi :
Semua jahitan menghasilkan reaksi jaringan yang berlangsung setidaknya 5 hari , setelah 7 hari reaksi jahitan nonabsobable menjadi minimal
Asam Polyglyconic dan polydioxanone lebih baik dari surgical gut dalam mengurangi kejadian infeksi luka
Jahitan di dekat saraf harus dgn sedikit mungkin peradangan
Bedah vaskular ; sutra , dilapisi nilon , polypropylene
Organ berongga : catgut kromat , polydioxanone , asam polyglactic
Saluran kemih : jahitan nonabsorbable
Gastrointestinal : catgut kromat , polypropylene , nilon monofilamen
Fasia dan tendon : stainless steel , nilon , polypropylene
Kulit : jahitan noncapillary
SUTURE NEEDLE
Kaku
Fleksibel
Tajam
Bersih dan korosi tahan
Halus dilapisi
Tubuh atau batang jarum jahit bervariasi dalam berbagai : ukuran , panjang , bentuk
Dan mungkin : bulat , oval , datar , sudut , bergaris
Ukuran bentuk jarum
Curved- deep tissue
Straught / setengah melengkung - jaringan superfisial
Poin jarum umumnya diklasifikasikan sebagai :
-taper ( cutting )
-blunt ( noncutting)
(penjahitan hati/ginjal)
Cutting point :
- triangular cutting
- reverse cutting
- side cutting
- flat spatula
- modified spatula
JAHIT MENJAHIT
drh . Iman Setyowati K
DRH. IMAN JAHIT MENJAHIT
Jahit menjahit Adalah proses mempertautkan tepi luka dengan benar dalam ilmu bedah di sebut aposisi.Baik buruknya jahitan sangat berpengaruh pada perlekatan luka .
Kesembuhan luka tergantung dari :
Lamanya luka.
Macam atau tipe benang yang di pakai.
Pola jahitan yang di gunakan.
Penanganan dan perawatan luka..
Pemilihan jarum operasi.
Teknik menjahit.
Pemilihan jarum operasi berdasarkan:
Jenis jaringan yang akan di jahit .
Topografi luka.
Tipe jarum operasi.
Jarum operasi yang di gunakan di bedakan berdasarkan:
Pangkal jarum.
Badan jarum.
Ujung jarum.
MACAM-MACAM JARUM OPERASI
Pola jahitan secara umum ada:
Jahitan menerus sederhana (simple continous suture)
Jahitan terputus sederhana (simple interupted suture)
Jahitan khusus modifikasi kedua jahitan tersebut.
Dalam melaksanakan penjahitan harus memperhatikan:
Waktu menjahit pengambilan jaringan pada tepi luka/insisi harus secukupnya (0,2 - 0,3 cm).
Letak benang jahit pada jahitan bersebrangan harus sejajar,agar pertautan kedua tepi permukaan luka dapat sempurna.
Jarak jahitan pada masing masing jahitan sebaiknya tidak terlalu dekat atau jauh kurang lebih sejarak 0,3 0,5 cm, untuk menghindari adanya tegangan jahitan.
Simpul jangan terlalu erat karena jaringan akan teriris oleh benang.
JAHITAN TERPUTUS (INTERUPTED SUTURE).
a. Jahitan terputus sederhana.
b. Jahitan matras.
Matras horizontal
Matras vertikal
Matras silang
c. Stent and quilled.
d. Near and far.
a. Jahitan terputus sederhana
Di gunakan untuk menjahit muskulus,jaringan lemak dan kulit.
Keuntungan:
Lebih baik dan aman di pakai dalam menunjang proses penyembuhan luka, karena lebih sempurna dalam mempertautkan kedua tepi permukaan luka.
Apabila ada salah satu simpul jahitan yang lepas tidak akan berpengaruh terhadap luka secara keseluruhan.
Kerugian:
Waktu yang di perlukan dalam pelaksanaan penjahitan lebih lama dan membutuhkan bahan benang yang lebih banyak.
(pola jahitan simple interrupted)
b. Jahitan matras
Di gunakan untuk menjahit kulit pada bedah kosmetik karena pembentukan jaringan granulasi sangat minim, khususnya pada anjing, kuda dan sapi.
b.1. matras horizontal
Menghasilkan pola jahitan yang sejajar dengan garis insisi.
Keuntungan : cepat dalam pelaksanaannya dan membutuhkan bahan (benang) hanya sedikit.
Kerugian : tingkat kesulitan tinggi sehingga butuh konsentrasi yang tinggi.
(pola jahitan matrass horizontal)
b.2. matras vertikal
menghasilkan pola jahit yang tegak lurus dengan garis insisi.
keuntungan : kekuatan menahan luka lebih bagus dari matras horizontal dan tingkat eversinya lebih kecil.
kerugian : waktu yang di butuhkan untuk proses menjahit lebih lama dan materi (benang) yang di butuhkan lebih banyak.
(pola jahitan matrass vertikal)
b.3. matras silang
menghasilkan pola jahitan menyilang dengan garis insisi.
keuntungan : pola jahitan ini menghasilkan kekuatan yang cukup bagus dan tingkat eversinya kecil.
biasanya di gunakan untuk menjahit ujung ekor,lengan dan kaki (operasi amputasi ekor dan kaki ).
(pola jahitan matrass silang)
c. stent and quilled
Jahitan operasi yang di gunakan untuk menghilangkan space dan mengontrol haemorhage.
Teknik : pasang gulungan kassa di atas kulit kemudian di jahit dengan kulit menggunakan pola jahitan simple interrupted atau matras vertikal.
(pola jahitan stent and quilled)
d. Near and far
Merupakan modifikasi dari jahitan matras vertikal.
Biasanya di gunakan untuk menjahit kulit.
(pola jahitan near and far)
2. JAHITAN MENERUS(CONTINOUS SUTURE).
Jahitan menerus sederhana.
Jahitan ford interlocking (lock stitch).
Continous everting mattres (matras everting menerus), baik horizontal maupun vertikal.
Pola jahitan menerus untuk jahitan gastrointestinal :
-Lambert
-Cushing
-Connell
-Parker-kerr
-Halstead
Jahitan menerus sederhana
Jahitan ini di gunakan untuk lemak dan fasia.
Pola ini lebih rapat.
Hanya boleh dipakai jika sobekan tidak lebih dari 13 cm , karena bila sembuh akan menimbulkan kerutan.
Keuntungan : pola jahitan ini lebih praktis karena waktu yang di butuhkan juga lebih sedikit.
Kerugian :
Penggunaannya terbatas karena pada pola jahitan ini tepi permukaan luka tidak dapat di pertautkan dengan baik sehingga pembentukan jaringan granulasi akan lebih banyak dan membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama.
Apabila terjadi lepasnya simpul maka jahitan akan terbuka secara keseluruhan.
(Jahitan menerus sederhana (simple continouse) )
Jahitan ford interlocking (lock stitch).
Jahitan ini sangat stabil dan di gunakan untuk penjahitan kulit.
Keuntungan :
Lebih kuat dalam mempertahankan tepi luka.
Waktu yang di butuhkan cukup singkat.
Kerugian : bahan (benang) yang di butuhkan lebih banyak.
(Jahitan ford interlocking (lock stitch))
Continous everting mattres (matras everting menerus), baik horizontal maupun vertikal
Pola jahitan ini jarang di gunakan di dunia kedokteran hewan, tapi pola ini sangat di butuhkan karena kemampuannya yang cukup bagus dalam mempertautkan tepi luka, biasanya di gunakan sebagai jahitan sepanjang kulit.
(Continous everting mattres (matras everting menerus), baik horizontal maupun vertikal)
Pola jahitan menerus untuk jahitan gastrointestinal
Lambert.
Cushing.
Connell.
Parker-kerr.
Halstead.
Lambert
Di gunakan untuk menjahit jaringan dari organ viscera dan merupakan pola dasar jahitan grastrointestinal.
Cukup bagus untuk dalam mencegah terjadinya kebocoran.
Mempercepat proses kesembuhan luka dengan inversi jaringan serosa grastrointestinal.
Pola jahitan ini hanya sampai menembus lapisan muskular (seromuskular), tidak sampai menembus mukosa .jarum di tusukkan dengan arah tegak lurus dengan garis insisi.
(Lambert)
Cushing
Pola jahitan ini merupakan modifikasi dari pola jahitan lambert, tapi dengan arah jarum sejajar (paralel) dengan garis insisi.
Termasuk pola jahitan seromuskular, hanya menembus lapisan muskular.
(Cushing)
Connell
Pola jahitan ini merupakan modifikasi dari pola jahitan cushing, tapi jarum di tembuskan sampai mukosa (lumen).
Kerugian dari pola jahitan ini adalah kenungkinan terjadinya stenosis cukup besar.
(Connell)
Parker-kerr
Pola jahitan ini adalah modifikasi dari pola jahitan cushing, dengan modifikasi menggunakan bantuan alat (clamp).
Pola jahitan ini biasanya di gunakan untuk menutup organ yang berbentuk saluran (usus, uterus).
(parker-kerr)
Halstead
Merupakan modifikasi dari pola jahitan lambert, tapi dengan teknik terputus.
(Halstead)
NOTE : maaf ya rek kalo rangkumannya jauh dari kesempurnaan :) SEMANGAT BELAJAR !!! by : TIM IBU
KONTAMINASI
Infeksi
Waktu penyembuhan bertambah
Rasa sakit
Perubahan bentuk fisik
top related