buku ibu aulia 2 reprint

Upload: rochmat

Post on 10-Feb-2018

266 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    1/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    2/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    3/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    4/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    5/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    6/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    7/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    8/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    9/136

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Bumi ini cukup untukmemenuhi kebutuhan kita semua,

    namun tidak cukup untukmemenuhi keinginan segelintir kecil manusia yang

    serakah-Mahatma Gandhi

    memberi

    Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    10/136

    Pembangunan Nasional Republik Indonesia adalah pembangunan yang

    berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan

    negara seperti tertuang pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Dalam

    pelaksanaan pembangunan nasional yang lestari dan berkesinambungan sangat

    penting memperhatikan tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu pilar

    pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup secara seimbang. Hal ini

    sesuai kesepakatan Konperensi PBB tentang Lingkungan Hidup yang diadakan di

    Stockholm pada 1972 dan Deklarasi Lingkungan Hidup Konperensi Tingkat Tinggi

    (KTT) Bumi di Rio de Janeiro pada 1992. Mereka menyepakati prinsip bahwa

    pembangunan harus memperhatikan dimensi lingkungan dan manusia.

    Kesepakatan ini sejalan dengan KTT Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg

    pada 2002 yang membahas dan mengatasi kemerosotan kualitas lingkungan hidup.

    Dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan, sektor sumber

    daya alam dan lingkungan hidup perlu diperhatikan secara seksama sesuai

    mandat yang terkandung dalam Program Pembangunan Nasional, yaitu

    mendayagunakan sumber daya alam yang dipergunakan sebesar besarnya untuk

    kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan

    lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi, dan

    budaya masyarakat lokal serta penataan ruang. Pada pertemuan KTT

    Pembangunan Berkelanjutan (World Summit on Sustainable Development WSSD)di Johannesburg tersebut Indonesia memutuskan untuk ikut melaksanakan

    pembangunan berkelanjutan. (Agenda 21 Indonesia, Strategi Nasional untuk

    Pembangunan Berkelanjutan, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta).

    UNESCO mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang

    dapat memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan

    generasi masa datanguntuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Pengertian

    tersebut mengandung dua konsep inti, yaitu:

    a kebutuhan dasar bagi golongan yang kurang

    beruntung, sangat perlu mendapatkan prioritas tinggi.

    sosial harus

    memperhatikan keterbatasan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan

    manusia saat ini dan masa depan. 2) [World Commission on Environment and

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    11/136

    Kehidupan manusia di masa depan penuh dengan permasalahan hidup yang sangat

    kompleks. Setiap kegiatanmanusia dalam mewujudkan pemenuhan kepentingan

    hidupnya akanmempengaruhi kualitas lingkungan hidup.

    Perlu ada kesadartahuan bahwa manusia dalam pemenuhan kepentingan

    hidupnya sebagai makhluk sosial sangat memerlukan sumber daya alam dan

    keteraturan sosial agar dapat berkembang. Manusia memerlukan pembangunan

    karakter sosial yang ber-etika, manusia juga perlu pembangunan ekonomi agar

    dapat maju, tetapi pembangunan ekonomi yang yang meminimalisir kerusakan

    sumber daya alam dan berkeadilan sosial, semua upaya tersebut dilaksanakan

    untuk memperoleh kesejahteraan masyarakat dan alamnya.

    Kesalehan berpikir akan keseimbangan ketigapilar pembangunan berkelanjutan

    tersebut, yaitu pilar lingkungan/ sumber daya alam, ekonomi, sosial bagi

    kesejahteraan warga dunia sangat diperlukan saat ini agar Bumi dapat

    mempersembahkan kehidupan yang sehat bagi manusia. Kesalehan berpikir inilah

    yang diharapkan ada dalam masyarakat khususnya masyarakat pendidikan

    Indonesia, sehingga bangsa Indonesia khususnya warga Yogyakarta dapat menjaga

    sumber daya alamnya dan hidup lebih bermartabat, kritis dan mandiri.

    Faktanya proses pemenuhan kebutuhan hidup untuk kesejahteraan manusia

    memberikan banyak dampak negatif. Hubungan antar manusia banyak dilandasi

    pada kepentingan diri sendiri. Yang terjadi adalah ketamakan, kecemburuan, nafsu

    untuk berkuasa, pendistribusian kekayaan yang tidak adil dan perebutan sumber

    daya alam. Kondisi ini membangkitkan konflik sosial, ekonomi, dan lingkungan

    seperti pelanggaran hukum dan Hak Asasi Manusia, perebutan kekuasaan,

    persaingan. Keadaan ini diwarnai dengan beragam kepentingan terselubung dalam

    beragam bentuk. Hak perempuan dan anak semakin tersingkirkan. Korupsi

    merajalela. Produk kimia illegal dalam sandang dan pangan pun makin barak.

    Kualitas lingkungan makin menurun. Bencana datang silih bergenti, baik bencana

    lingkungan yang diakibatkan ulah manusia maupun bencana alam. Contoh paling

    rentan pada kehidupan berbangsa saat ini tercermin ketika tanggung jawab dan

    rasa bangga sebagai warga negara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

    dan kecintaan terhadap kultur lokal sudah semakin memudar.

    Pendidikan diharapkan dapat menjawab tantangan untuk mewujudkan generasi

    masa depan yang akan memimpin keberkelanjutan pembangunan Indonesia.

    Pemerataan pendidikan generasi masa depan Indonesia sudah dimulai dengan

    programpendidikanuntuk semua. Di era globalisasi disertai dengan permasalahan

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    12/136

    dunia yang semakin kompleks seperti telah disebutkan di atas, maka bersekolah

    saja tidaklah cukup, suatu lembaga pendidikan dituntut tidak hanya menyediakan

    fasilitas pendidikan yang layak dan memberikan kesempatan warga negara untuk

    memperoleh pendidikan yang baik, tapi juga dituntut menciptakan suasana

    pembelajaran yang menumbuhkan kreatifitas, menumbuhkan nilai-nilai budi

    pekerti, kemandirian, kritis, sikap demokratis, rasa toleransi, kepedulian pada

    lingkungan dan budaya lokal, patriotisme, dan nasionalisme pada setiap diri

    peserta didik. Hal ini sesuai yang diamanahkan dalam isi Pembukaan Undang-

    Undang Dasar 1945, yaitu;

    ....membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi

    segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

    ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

    perdamaian abadi, dan keadilan social...

    dan sesuai dengan amanah dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional 20

    Tahun 2003, Menimbang:

    c) bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataankesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensimanajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan

    tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu

    dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan

    berkesinambungan.

    Dan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 Pasal 1, ayat;

    2.Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

    berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan

    tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

    Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan memiliki peranan penting bagi

    pembangunan kehidupan masyarakat Indonesia, pendidikan diharapkan mampu

    menciptakan individu-individu mandiri yang bertanggung jawab yang kenal peran

    dan tanggung jawabnya dalam kejidupanperadaban bangsa Indonesia.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    13/136

    Sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan, pendidikan nasional

    merupakan pendukung utama dalam meningkatkan peranan warga negarasebagai

    pelaksana pembangunan Negara Indonesia yang berkelanjutan sesuai UUD 1945

    dan Pancasila. Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional, sudah

    mengadaptasi konsep Education for Sustainable Development atau pendidikan

    untuk pembangunan berkelanjutan. Pemerintah mengambil langkah-langkah yang

    penting untuk mengembangkan program ini untuk tahun 2005-2014. Langkah itu

    dilakukan melalui sosialisasi dan pengintegrasian program ke dalam beragam

    kebijakan pendidikan nasional, seperti diluncurkannya 8 standar pendidikan

    nasional. Sekalipun langkah-langkah terbaik telah ditetapkan, tetapi informasi

    mengenai kebijakan tersebut belum disebarluaskan dengan baik dan tepat ke

    seluruh pelosok Indonesia. Bahkan konsep inipun belum terdiseminasikan dengan

    baik di Kementerian Pendidikan dan di kantor-kantor dinas pendidikan daerah.

    Karena itu, tidaklah salah apabila pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan

    harus sesegera mungkin dipromosikan dan diterapkan ke dalam sistem

    pendidikan nasional dan daerah.

    Dengan landasan tersebut di atas, maka buku panduan ini diharapkan dapat

    membantumemperkenalkan potensi sumber daya alam dan budaya daerah yang

    dapat menjadi materi dan sumber belajar bagi masyarakat pada umumnya dan

    masyarakat Yogyakarta pada khususnya agar masyarakat Yogyakarta lebih kenaldan cinta kepada lingkungan hidup Yogyakarta, hal ini juga merupakan bagian dari

    tugas pokok Kantor Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa dalam menindaklanjuti

    Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup.

    Pasal 65:

    (1) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaibagian hak asasi manusia.

    (2) Setiap orang berhak atas pendidikan lingkungan hidup, akses informasi,akses partisipasi dan akses keadilan dalam memenuhi hak ataslingkungan hidup yang baik dan sehat

    (3) Setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadaprencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan

    dampak terhadap lingkungan hidup

    (4) Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaanlingkunganhidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    14/136

    PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJ UTAN

    Contoh-contoh keterkaitan antara alam dan manusia, dalam perspektif

    pembangunan berkelanjutan;

    Dengan pemahaman ini maka seluruh dunia di tantang untuk memberikan

    kesempatan kepada seluruh warga dunia memperoleh pendidikan berkualitas

    yang dapat menumbuhkan kesadaran akan hak dan tanggungjawab dalam

    memperolehekosistem, perdamaian dan kehidupan dasar yang layak.

    Sumber:Environmental Ethics,

    Komisi Brundtland mendefinisikan Pembangunan

    berkelanjutan sebagai menyeimbangkan pemenuhan

    kebutuhan manusia dengan sistem perlindungan

    lingkungan alam sehinggakebutuhan tersebut dapat

    memenuhi tidak hanya untuk saat ini, tapi dalam

    waktu yang tidak terbatas, " tidak mengurangi-kemampuangenerasi masa datang untuk memenuhi

    The Sustainable Leader

    Pilar Pembangunan Lingkungan melingkupi

    1.Pilar Lingkungan2.Pilar Sosial dan3.Pilar EkonomiPilar Lingkungan memainkan peran penting dalam

    menentukan program pembangunan ekonomi

    demikian juga dengan kehidupan masyarakatnya.

    4Kriteria dasar Pembangunan Berkelanjutan (Daily,AtKisson)

    1. Lingkungan = Hidup dalam keterbasan fisik danbiologis Bumi

    2. Ekonomi = Mempertahankan kemakmuran ekonomi3. Sosial = Mendukung stabilitas sosial, kesetaraan, dan

    pengembangan4. Kesejahteraan = Memberi kesempatan, pemenuhan,

    kebahagiaan

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    15/136

    BAB II

    PENDIDIKAN UNTUK

    PEMBANGUNAN BERKELANJ UTAN

    learning process (or approach to teaching) based on theideals and principles that underliesustainability and is

    concerned with all levels and types of learning toprovidequality education and foster sustainablehuman

    development learning to know, learning to be,learning to livetogether, learning to do and learning to

    -UNESCO.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    16/136

    Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Education for Sustainable

    Development[ESD] menurutUNESCO adalah;

    Suatu visi pendidikan di mana semua orang memperoleh kesempatan

    untuk bertanggung jawab dalam menciptakan dan menikmati masa

    depan yan .

    Visi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dapat dirumuskan sebagai

    berikut:

    1. Sebuah dunia dimana semua orang memiliki kesempatan untukmemperoleh keuntungan dari pendidikan yang berkualitas, belajar nilai-nilai, tingkah laku, dan gayahidup yang diperlukan untuk masa depan yang

    berkelanjutan dan untuk transformasi masyarakat yang positif.

    2. Masa depan dimana setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadimanusia yang dihargai.

    Dalam Undang-undang No 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Dasar,

    Fungsi dan Tujuan Pendidikan Pasal 3 disebutkan bahwa;

    Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

    membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

    peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

    Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

    mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

    jawab.

    Visi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pun sejalan dengan Peraturan

    Pemerintah(PP) Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan.

    untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan

    masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Visi pendidikan

    nasional adalah mewujudkan sistempendidikan sebagai pranata sosialyang

    kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negaraIndonesia

    agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

    bersikap proaktif dalam menjawab tantanganjaman yang selalu berubah

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    17/136

    Misi pendidikan nasional adalah:

    1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperolehpendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;

    2. meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional,regional, dan internasional;

    3. meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dantantangan global;

    4. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuhsejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat

    belajar;5. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

    mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;

    6. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagaipusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan

    nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global; dan

    7. mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanberdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik

    Indonesia.

    Pada hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai

    fungsi:

    1.pemersatu bangsa,2.penyamaan kesempatan, dan3.pengembangan potensi diri.Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara

    Kesatuan Republik Indonesia [NKRI], memberi kesempatan yang sama bagi setiap

    warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan memungkinkan

    setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara

    optimal.

    Dasar-dasar kebijakan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan sudah

    diletakkan. Terobosan dalam paradigm pendidikan nasional sudah digulirkan.

    Karena itu, yang diperlukan adalah tindak lanjut dari pelaksanaan dan

    penerapannya di setiap elemen pelaksana pendidikan.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    18/136

    KRITERIA PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN

    BERKELANJ UTAN

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    19/136

    1. Fokus pada pembelajar, berpusat pada siswa, difokuskan pada kebutuhansiswa, kemampuan, minat, dan gaya belajar dimana guru hanya sebagai

    fasilitator. Siswa mengkonsumsi seluruh waktu belajar, mendorong siswa

    untuk aktif, bertanggung jawab dalam proses-proses penemuan pembelajaran

    mereka sendiri.

    2. Pendidikan yang interdisiplin dan holistik, pendidikan pembangunanberkelanjutan ada diberbagai kurikulum, tidak hanya di satu subjek.

    3. Pendidikan yang menggunakan pendekatan beragam metode; kata-kata,seni, drama, debat, pengalaman, beragam ilmu padagogi. Motivator dan

    peserta bekerja dan bermain bersama untuk mencapai suatu tujuan

    pembelajaran.

    4. Pendidikan berbasis pada pendekatan berpikir sistem, mendorong oranguntuk memahami adanya kompleksitas,, mencari keterkaitan dan sinergi

    ketika mencari solusi untuk suatu isu-isu yang mengancam keberlanjutan

    bumi dan sistemkehidupan.

    5. ;pembelajaran yang mengedepankannorma, nilai-nilai, prinsip yang dapat diuji secara kritis, diperdebatkan, dan

    diaplikasikan.Pendididkan yang meningkatkan partisipasi dan tanggung

    jawab dalam membuat keputusan, mempromosikan berpikir kritis;

    membantu pelajar untuk melihat aspek ekonomi, lingkungan dan struktur

    sosial dan budaya dalam konteks pembangunan berkelanjutan, dan

    kecakapan memecahkan masalah, menemukan pemecahan masalah,

    tantangan dan hidup secara berkelanjutan.

    6. Pendidikan yang mengedepankan pendekatan kultur lokal, isu lokaldisamping isu global dan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti

    oleh semua pihak.

    7. Belajar sepanjang hayat, Kegairahan belajar dapat dilaksanakan ataudiperoleh dimana saja, dari siapa saja, dan kapan pun, siapapun tanpa

    memandang gender dan strata sosial serta usia, semua pihak bisa jadipemelajar dan menjadi sumber belajar.

    Kriteria pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan tersebut sejalan dengan

    yang tersurat dalam Undang-undangSistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

    2003, Bab X Kurikulum Pasal 36 ayat 3, dalam kebijakan Kurikulum 2013 a

    terdapat pada Permendikbud 81a Tahun 2013, Lampiran 1, poin VI tentang

    Mekanisme Penyusunan dan Pengelolaan Kurikulum.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    20/136

    B. Prinsip_prinsip Penyusunan

    1.Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

    2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

    perkembangan dan kemampuan peserta didik

    4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional6. Tuntutan dunia kerja7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni8. Agama9. Dinamika perkembangan global10.Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan11.Kondisi sosial budaya masyarakat setempat12.Kesetaraan Jender13.Karakteristik satuan pendidikanTetapi pada dasarnya pada Pendahuluan Panduan Pengembangan KTSP-BSNP

    2006 hal-hal tersebut di atas telah tersurat seperti sebagai berikut (Panduan ini

    juga dapat di lihat di Permendiknas No 22 Tahun 2006)

    A. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan prinsip-

    prinsip sebagai berikut:

    1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan pesertadidik dan lingkungannya.

    2. Beragam dan terpadu3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni4.

    Relevan dengan kebutuhan kehidupan5. Menyeluruh dan berkesinambungan6. Belajar sepanjang hayat7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerahE. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    21/136

    3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkatperkembangan dan kemampuan peserta didik

    4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional6. Tuntutan dunia kerja7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni8. Agama9. Dinamika perkembangan global10.Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan11.Kondisi sosial budaya masyarakat setempat12.Kesetaraan Jender13.Karakteristik satuan pendidikan

    student center lebih detail di Permendiknas No. 22 Tahun 2006

    Bab 2; yaitu bahwa Guru dalam proses pembelajaran hanya sebagai fasilitator dan

    pembelajaran seharusnyaberpusat kepada potensi peserta didik, hal tersebut juga

    tersurat pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses,

    sedangkan pembelajaran yang mendalam problem solving

    Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan, dan

    Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian. Semua hal tersebut

    semakin ditekankan pada konsep pembelajaran Kurikulum 2013.Pengelolaan sekolah sesuai konsep the whole school approach on ESD, sudah

    diakomodirdalam program Manajemen berbasis Sekolah seperti tertuang pada UU

    No. 20 Tahun 2003 Pasal 51 ayat 1, PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan Pasal 49 ayat 1 dan ayat 2, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang

    Standar Pengelolaan dan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar

    Sarana dan Prasarana, Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

    Sekolah, Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Guru.

    Intisari pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan adalah adanya penerapan

    kurikulum yang holistik, konseptual,kontekstual, dilaksanakan dengan beragam

    metode demokratis, partisipatif dan student center serta mengedepankan

    penalaran dan pemahaman yang mendalam tentang keterkaitan tiga pilar

    pembangunan berkelanjutan,sehingga manusia memiliki nilai-nilai dan paradigma

    baru dalam memandang dan perlakuannya serta inovasi dalam menjaga ekosistem,

    sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, kebencanaan, keberagaman

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    22/136

    budaya, gaya hidup, gender, kemiskinan, kesehatan, perdamaian dan kehidupan

    yang lestari.

    Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dicirikan ada di setiap mata

    pelajaran (lihat gambar di bawah), dilaksanakan secara terpadu [holistic],

    menempatkan peserta didik menjadi bagian dan terlibat aktif dalam proses

    pembelajaran yang mengedepankan proses demokrasi sebagai pembelajaran

    utama, menguji secara kritis menggunakan beragam metode pembelajaran melalui

    pendekatan kontekstual [contextual teaching and learning], menyesuaikan dengan

    fenomena yang ada di sekeliling kita yang mengarah pada keadilan ekonomi-sosial,

    kelestarian budaya dan lingkungan, mencoba beragam alternatifdalam pemecahan

    masalah dan menekankan pemaknaan serta berpikir jangka panjang untukkeberlanjutan kehidupan dalam menuju pembangunan berkelanjutan.

    Bila hal-hal di atas diterapkan dengan baik maka sejatinya Indonesia dapat

    mencatat sejarah telah menerapkan pendidikan abad 21, seperti yang dilukiskan

    oleh Jennifer Nichols tentang 4 prinsip pendidikan abad 21,yaitu;

    1. Instruction should be student-centered; peserta didik berupayamengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan

    kapasitas dan tingkat perkembangan berpikirnya, sambil diajakberkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di

    masyarakat.

    2. Education should be collaborative;peserta didik belajar berkolaborasidengan beragam perspektif sehingga dapat melihat secara lebih bernalar.

    3. Learning should have context;pembelajaran berkualitas akan

    menginspirasi dan memberi nilai-

    nilaikebaikan kepada peserta didik

    dalam kehidupannya .4. Schools should be integrated with

    society; sekolah harus dapat

    mempersiapkan peserta didik agar

    menjadi warga yang bertanggung

    jawabkepada masyarakatnya.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    23/136

    BAB III

    PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

    (PROGRAM ADIWIYATA)

    Pendidikan adalah upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan

    bhatin), pikiran, dan jasmanianak selaras dengan alamdan

    masyarakatnya

    Ki Hadjar Dewantoro

    Manuasia Indonesia di masa depan, adalah manusia yang unggul.

    Cerdas, berdaya saing, menguasai teknologi, mengetahui dunianya, danberkepribadian baik, yang mencintai negeri dan tanah airnya dan

    alamdimana mereka berada,

    Susilo Bambang Yudhoyono

    Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional,

    Rabu, 28 November 2012

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    24/136

    Dalam kerangka pelaksanaan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan yang

    berbasis pelestarian fungsi lingkungan hidup dan menjalankan amanah Undang-

    unadang No 32 Tahun 2009 maka salah satu program pendidikan lingkungan

    hidup yang diluncurkan Kementerian Lingkungan Hidup adalah Program

    Adiwiyata. Melalui program Adiwiyata diharapkan tercipta komunitas sekolah

    khususnya peserta didik yang mempunyai kesadaran dan berbudaya lingkungan,,

    sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki

    karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungannya

    dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

    Program Adiwiyata merupakan kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup yang

    telah disepakati pada tanggal 19 Pebruari 2004 oleh 4 (empat) Departemen yaituKementerian Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen

    Agama dan Departemen Dalam Negeri. Kebijakan ini sebagai dasar arahan bagi

    para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pelaksanaan dan

    pengembangan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia serta sebagai salah satu

    solusi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat

    terhadap pelestarian lingkungan hidup.

    Kebijakan tersebut ditindaklanjuti dengan adanya Kesepakatan Bersama Menteri

    Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2006 yang telahditandatangani ulang pada tahun 2010.

    Dengan melaksanakan 4 Kriteria Adiwiyata secara sungguh-sungguh dan

    berkesinambungan, maka sekolah diharapkan akan dapat menciptakan warga

    sekolah yang memiliki nilai spirtual tinggi dan berbudaya lingkungan, sekaligus

    mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memliki karakter bangsa

    terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai

    pembangunan berkelanjutan di daerah.

    Pengertian Adiwiyata

    Adiwiyata mempunyai pengertian dan makna sebagai tempat yang baik dan ideal

    dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika

    yang dapat menjadi dasar manusia meuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan

    menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    25/136

    Tujuan Adiwiyata

    Adiwiyata bertujuan mewujudkan warga sekolah yang

    bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan

    pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola

    sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan

    berkelanjutan.

    Prinsip-prinsip Dasar Adiwiyata

    1. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yangmeliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksaan dan evaluasi sesuaitanggungjawab dan peran

    2. Berkelanjutan: Seluruh kegiiatan harus dilaksanakan secara terencana danterus menerus secara komprehensif.

    Komponen Adiwiyata

    Ada 4 (empat) komponen program Adiwiyata yang menjadi satu kesatuan utuh

    dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah:

    1. Kebijakan berwawasan lingkungan2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan3. Kegiatan lingkungan yang berbasis partisipatif dan4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkunganDengan beragam landasan Pendidikan Nasional yang telah diuraikan di bab

    pendahuluan dan bab pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan terkait

    penerapan pendidikan lingkungan di kurikulum sekolah maka pada dasarnya

    lembaga sekolah tidak perlu lagi merasa keberatan dalam mengimplementasikansemua kriteria Adiwiyata, karena isu lingkungan dan sumber daya alam telah

    diakomodir dalam Sistem Pendidikan Nasional dan merupakan tugas sekolah dan

    guru untuk menerapkannya. Pada intinya bila sekolah telah menjalankan8 standar

    pendidikan nasional secara menyeluruh dengan baik dan benar maka senyatanya

    sekolah telah memenuhi pencapaian tujuan program Adiwiyata. Yangutama harus

    diperhatikan dan perlu disosialisasikan adalah kesadaran bahwa kebijakan

    pembelajaran lingkungan tidak melenceng dari kebijakan Kementerian Pendidikan

    dan Kebudayaan Republik Indonesia

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    26/136

    Harapan tersebut dikarenakan masih banyak pendapat dari kalangan pendidikan

    yang beranggapan bahwa belajar lingkungan, belajar dengan beragam metode

    penalaran tentang kehidupan masyarakat dan potensi daerah, belajar dengan

    bernalar krtitis konstruktif merupakan hal yang mustahil dilaksanakan atau

    merupakan beban bagi dunia pendidikan. Mitos ini sebenarnya tidak perlu terjadi

    bila setiap pendidik memahami makna pendidikan yang benar seperti yang

    dinyatakanPelopor Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara bahwa;

    (karakter, kekuatan bhatin), pikiran dan jasmani anak-anak selaras dengan

    Atau seperti yang dikatakan Nelson Mandela, Bapak Perdamaian Dunia;

    mengajar dan mendidik dengan; hati, rasa, pikiran terbuka dan penalarantentang

    segala kehidupan yang ada agar masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang

    beradab dan mampu mandiri membangun Indonesia tanpa merusak kekayaan

    alam Indonesia.

    Akar kekuatan masa depan yang berkelanjutan adalah pendidikan yang

    melingkupipengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang dapat menginspirasi

    tumbuhnya kegairahan belajar dan inovasi tindak nyata untuk terwujudnya

    masyarakat yang; setara, kehidupan dasarnya terpenuhi, memiliki ekosistem dan

    makanan yang sehat serta mengetahui hak dan tanggung jawabnya dalam

    perannya mewujudkanpembangunan secara lestari.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    27/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    28/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    29/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    30/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    31/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    32/136

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM

    POTENSI ALAM DAN BUDAYA YOGYAKARTA

    Hamemayu Hayuning Bawana,

    cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan

    masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah

    yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    33/136

    Yogyakarta memiliki kekayaan budaya dan alam yang menakjubkan, yang dapat

    menjadi inspirasi dan sumber belajar yang maha dahsyat. Semoga tulisan dalam

    buku ini berharap dapat memotivasi dan menginsipirasi masyarakat Yogyakarta

    menemukan lebih banyak lagi keajaiban dan potensi budaya dan sumberdaya alam

    Yogyakartasehinggamenumbuhkan rasa cinta dan patriotisme dalam mengelola

    dan menjaga kelestarian budaya dan alam Yogyakarta.

    Keunikan alam Yogyakarta adalah memiliki lanskap alam yang saling terhubung

    satu dengan lainnya sehingga menciptakan tipe ekosistem spesifik. Ikon utamanya

    adalah Gunung Merapi, di sisi utara Yogyakarta, yang menjadi kawasan utama

    daerah resapan air dan udara bersih di Kabupaten Sleman. Selanjutnya, ada

    beberapa sungai yang menjadi penghubung ke sebagian besar kawasan lain.

    Beberapa di antaranya berhulu di Gunung Merapi, seperti Sungai Opak, Sungai

    Gajah Wong, Kali Kuning,dan Bedog. Sementara itu, ada dua sungai yang berhulu

    di pegunungan sekitarnya, yaitu Progo dan Bogowonto. Sungai ini sekaligus

    merupakan batas barat wilayah Yogyakarta. Selain sungai-sungaialam tersebut,

    Selokan Mataram (van Der Wijk) yang berasal dari Sungai Progo merupakan irigasi

    teknis yang menghubungkan berbagai lanskap pedesaan dan perkotaan.

    Di sisi selatan, kawasan pesisir Laut Selatan bersambung dari Kabupaten

    Kulonprogo di sebelah barat melalui Kabupaten Bantul di bagian tengah danKabupaten Gunungkidul pada sebelah timur. Lanskap ini menciptakan berbagai

    sitem lingkungan, sosial dan budaya masyarakatnya. Lanskap pesisir pantai

    berpasir, yaitu Kabupaten Kulonprogo hingga Kabupaten Bantul, terhubung oleh

    tiga sungai besar; Opak, Progo dan Bogowonto.

    Diselatan Yogyakartaada lanskap batuan karst(kapur) dan sungai bawah tanah

    yaitu di Kabupaten Gunungkidul. Sungai bawah tanah ini diperkirakan memiliki

    volume air bawah tanah terbesar di dunia. Pemerintah Daerah Gunungkidul

    membagi lanskap karst ke dalam tiga wilayah kawasan; Batur Agung di utara,Ledok Wonosari di bagian tengah,dan Pegunungan Sewu di sebelah selatan.

    Ketiga wilayah tersebut memiliki perbedaan karakter geologis, dan memiliki

    bentang lahan pesisir pantai yang berbeda dengan pesisir di sebelah baratnya,

    Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo, karena karakter pantainya

    bertebing.Keunikanalam dankebijakan Kerajaan Mataram Kuno membentuk pola

    interaksi yang khas yang teraktualisasi dalam pemanfaatan lingkungan hidup,

    aktivitasekonomi,sosial, budaya dan ritual tradisi.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    34/136

    Simbol-simbol Yogyakarta yang diinsipirasikekayaan hayati dan budaya.

    Makna Simbol:

    Warna Hitam : Simbol Keabadian

    Warna Kuning dan Keemasan : Simbol

    Keluhuran

    Warna Putih : Simbol Kesucian

    Warna Merah : Simbol Keberanian

    Warna Hijau : Simbol KemakmuranMangayu Hayuning Bawono : Cita-citauntuk menyempurnakan masyarakat

    Bintang Emas : Cita-cita kesejahteraan

    Padi dan kapas: Jalan usaha kemakmuran

    pangan dan sandang

    Perisai : Lambang Pertahanan

    Tugu : Ciri khas Kota Yogyakarta

    Dua sayap : Lambang kekuatan yang harus

    seimbang

    Gunungan : Lambang kebudayaan

    Beringin Kurung : Lambang Kerakyatan

    Banteng : Lambang semangat keberanian

    Keris : Lambang perjuangan

    Dua sengkala:a.Gunaning Keris Anggatra Kota Praja :

    Tahun 1953 merupakan tahun permulaan

    pemakaian Lambang Kota Yogyakarta

    b. Warna Hasta Samadyaning Kotapraja :Tahun 1884

    MaskotYogya:pohon Kelapa Gading (CocosNuciferal vv.Gading) dan Burung Tekukur

    (Streptoplia Chinensis Tigrina)

    http://www.jogjakota.go.id/index/extra.detail/1503

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    35/136

    GUNUNGKIDUL BANTUL KULONPROGO

    Secara umum, komunitas nelayan yang berada di kawasan pesisir selatan

    Yogyakarta ini adalah pendatang. Mereka kebanyakan nelayan yang berasal dari

    wilayahJawa bagian timur yangmenempati wilayah pesisir bagian timur.Nelayan

    yang berasal dari wilayah Jawa bagian barat menempati pesisir barat. Mereka

    membawa kebiasaan dan material budaya yang berasimilasi dengan kondisi lokal

    dalam bentuk-bentuk kesenian, teknologi bernelayan, dan pemukiman.Sementara

    itu, pemukim asli di seputaran pesisir masih hidup berbasis pertanian. Hal ini

    terlihat pada beberapa ritual budaya seperti upacara adat Sedekah Laut yang

    dilangsungkan dengan menyesuaikan waktu pasca panen hasil bumi.Ritual budaya

    ini dapat diamati dari Pantai Wediombo (Gunungkidul) di pesisir timur, kemudian

    pantai Samas dan pantai Trisik (Bantul) di pesisir bagian tengah, hingga di Pantai

    Pasir Mendit dan Jangkaran (Kulonprogo) di pesisir bagian barat.

    SLEMAN KOTA YOGYAKARTA BANTUL

    Sumber daya air dari hulu ke hilir yang dimulai dari Gunung Merapi hingga

    bermuara di pesisir Laut Selatan ini telah mendukung berbagai keberlanjutan

    sistem mata pencaharian yang tumbuh di kawasan tersebut. Sungai-sungai yang

    membentang berfungsi sebagai sistem pengairan pertanian sekaligus mensuplaikonsumsi air bersih sehari-hari. Disamping itu, dinamika pemukiman perkotaan

    yang berada di bantaran sungai-sungaitersebutjuga memiliki dinamika yang khas.

    Sumber daya air juga memiliki makna yang sangat penting. Bahkan air dimaknai

    melalui agama, padusan (pemandian) dan kungkum (berendam) dalam perayaan

    Tahun Baru Jawa, inisiasi kelahiran, pernikahan, kematian, kecantikan,

    pengobatan, pertanian, dan perkebunan. Secara luas sumber daya air disini

    dimaknai sebagai penjaga dan anugerah untuk kehidupan yang berkelimpahan.

    Ekspresi perayaan atas anugerah alam juga dituangkan dalam ragam kesenian .Seni rakyat ini akan menjadi acuan dari sumber etika dan nilai-nilai hidup

    masyarakat setempat.

    Secara politik dan budaya, kewibawaan Kraton Yogyakartamerupakan pemersatu

    dari berbagai nilai-nilai hidup dan sumber etika yang berkembang selanjutnya.

    Kraton bukan memosisikan diri sebagai penguasa. Konsep Manunggaling Kawulo

    Gusti (Bersatunya Umat Tuhan) oleh pemimpin Kraton, Sri Sultan

    Hamengkubuwono, dipahami sebagai menyatunya simbol kekuasaan sebagai

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    36/136

    pelayan rakyat yang menjadi subyek utama agar tercipta keserasian dan

    keharmonisan.Dalam proses kesenian dan budaya, ada pula upacara adat Sekaten.

    Upacara ini sebagai bentuk persembahan akan anugerah alam yang telah

    memberikan beragam hayati, yang menunjukkan bahwa mereka hidup di negeri

    yang makmurgemah ripah loh jinawi. Sekaten biasanya dilaksanakan di Alun-Alun

    Utara yang merupakan halaman depan Kraton Yogyakarta. Tak jauh dari Kraton,

    ada pula Taman Budaya Yogyakarta yang dibangun untuk mengakomodasi

    kegiatankesenian kotemporer.

    Kegiatanekonomi, proses perdagangan hasil bumi dan kebudayaan menyatu di

    areal yang berdekatan dengan kawasan Kraton, yaitu pasar Beringharjo. Pasar

    Beringharjo menjadi pusat kegiatan pasar tradisional utama sekaligus ekonomimodern di sepanjang jalan Malioboro. Di Pasar Beringharjo hingga kini masih

    dapat melihat beragam pertanian anugerah alam yang telah diberikan kepada

    masyarakat Yogyakarta dan peradaban budaya khas Yogyakarta

    Flora dan Fauna Khas Daerah yang ditetapkan dengan Surat Keputusan:

    No Nama Flora dan Fauna Dasar Hukum

    1. Propinsi YogyakartaFlora : Kepel (Stelechocarpus burahol)Fauna : Burung Perkutut (Geopelia striata)

    SK Gubernur DIY

    No. 385 / KPTS /

    19922. Kabupaten Sleman

    Flora : Salak Pondoh (Zalacca edulis var. Pondoh)

    Fauna : Burung Ponglor (Zootheria citrina)

    SK Bupati Sleman

    no. 93 / SK.KDH /

    A/19993. Kota Yogyakarta

    Flora : Kelapa Gading (Cocos nucifera L. Cv. Gading)Fauna : Burung Tekukur (Streptopelia chinensis

    Trigina)

    SK Walikota

    Yogya no. 02 /

    1998

    4. Kabupaten KulonprogoFlora : Manggis (Garcinia mangostana)

    Fauna : Burung Kacer (Copsychus saularis)

    SK Bupati

    Kulonprogo no.

    599 /19985. Kabupaten Bantul

    Flora : Sawo Kecik (Manilkara kauki L.Dub)

    Fauna : Burung Puter (Streptopelia bitorquata)

    SK Bupati Bantul

    no. 567 / B / Kep

    / BT / 1998

    6. Kabupaten Gunung KidulFlora : Nangka (Arthocarpus heterophylla)

    Fauna : Lebah Madu (Apis indica)

    SK Bupati

    Gunungkidul no.

    156/KPTS/1998Copyright 2009 POTENSI DAERAH :: APU UGM

    Telepon: 0274-6491944 Fax: 0274-552810 Email:[email protected]

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    37/136

    Burung Tekukur Burung Kacer Burung Dederuk Jawa

    Burung Anis Merah Salak Pondoh Lebah Madu

    Salak Pondoh Nangka Manggis

    Kelapa Gading

    Catatan:

    Bingo dapat diterapkan untuk

    data hasil pengamatan

    Hewan dan Tumbuhan Lokal

    atau pengenalan Sumber

    dayaalamLokalDapat juga digunakansebagai media belajarHimpunan

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    38/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    39/136

    A.POTENSI SLEMANGUNUNG MERAPI

    Gunung Merapi merupakan ikon utama di Yogyakarta. Termasuk di dalamnya

    ekosistem hutan tropis dataran tinggi. Gunung Merapi memiliki keragamanhayati

    berbagai jenis. Semuanya dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik. Berdasarkan

    inventarisasi, ditemukan kurang lebih 174 jenis flora, pohon,maupun tumbuhan

    bawah. Sebagian dari flora tersebut bukan jenis asli pegunungan Jawa, antara lain

    pohon Pinus (Pinus merkusii) yang berasal dari Sumatera, pohon Akasia (Acacia

    sp.) dari benua Australia, pohon Mahoni (Switenia mahagoni) dari Amerika Latin,

    pohon Sengon (Paraserianthes falcataria) dari Maluku, Papua, dan Kepulauan

    Solomon. Ada juga pohon Kaliandra (Calliandra calothyrsus) berasal dari kawasan

    Meksiko, Belize, Guatemala, Honduras, El Salvador, Nikaragua, Costa Rica, dan

    Panama. Ada pula jenis rumput Kalanjana (Brachiaria mutica)yang berasal dari

    Afrika dan Amerika Selatan.

    Flora introduksi awalnya adalah tanaman penghijauan (program reboisasi) pada

    kawasan yang rusak akibat erupsi. Pemilihan jenis-jenis tersebut berdasarkan

    pertimbangan kecepatan tumbuh dan manfaat lanjutan dari tanaman. Manfaat

    lanjutan ini berupa penyadapan getah Pinus yang menghasilkan Gondorukem,

    dedaunan pohon Kaliandra, dan rumput Kalanjana sebagai pakan ternak, kayu

    Sengon danMahoni sebagai tanaman ekonomi.

    Keseimbangan ekosistem Gunung Merapi dipengaruhi oleh keberadaan fauna.

    Berdasarkan hasil inventarisasi, terdapat kurang lebih 152 jenis burung dan

    sekitar 15 jenis mamalia yang teridentifikasi. Temuan itu antara lain berupa

    burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), burung Tesia Jawa (Tesia superciliaris),

    burung Walet Gunung (Collocalia volcanorum), burung Kipasan Ekor Merah

    (Rhipidura phoenicura), burung Kipasan Bukit (Rhipidura euryura), dan MacanTutul (Pantherapardus melas) yang merupakan jenis yang hanya ada di Jawa.Jenis-jenis lainnya burung Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), burung Elang

    Brontok (Spizaetus cirhatus), burung Elang Ular Bido (Spilornis cheela), burung

    Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhyncus), burung Alap-Alap Sapi (Falco moluccensis),

    burung Punai Siam (Treron bicincta), burung Betet biasa (Psittacula alexandri),

    Ayam Hutan (Gallus gallus), serta Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),

    Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil

    (Tragulus javanicus), Babi Hutan (Sus Scrofa), Landak (Hystrix a), Musang

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    40/136

    Garangan (Herpestes javanicus), Musang Luwak (Paradoxus aees), Kucing Hutan

    (Pardofelis bengalensis), dan Trenggiling (Manis javanica).

    Untuk menjaga kelestarian ekosistemnya, kawasan ini ditunjuk sebagai Taman

    Nasional Gunung Merapi sejak 2006. Status Taman Nasional dipilih karena dapat

    mengakomodasi berbagai kepentingan konservasi dan pemanfaatan oleh

    masyarakat.

    1. KINAHREJ O, KALIADEM, CANGKRINGANAktivitas erupsi Gunung Merapi selain merupakan bencana juga menjadi berkah

    bagi masyarakat. Banyaknya unsur hara membuat tanah makin subur sehingga

    bermanfaat bagi tanaman. Selain itu, material batu dan pasir dapat ditambang

    secara tradisional sehingga menjadi sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat

    setempat.

    Walaupun potensi bahaya erupsi terus ada, namun masyarakat setempat

    menerimanya sebagai berkahbagikesuburan tanah dan potensi tambang batu dan

    pasir.Ungkapan syukur tersebut diwujudkan dalam upacara adat Labuhan Merapi

    yang selalu dilakukan setahun sekali. Upacara ini dipimpin oleh AbdiDalem KratonYogyakarta, yang sebelumnya dijabat oleh Mas Panewu Surakso Hargo,atau lebih

    dikenal sebagai Mbah Maridjan. Kini, setelah beliau meninggal, jabatan tersebut

    diteruskan oleh anaknya,Mas Asih, dengan nama Mas Bekel Anom Suraksosihono.

    Kegiatanekonomi utama penduduk di Kaliadem dan Cangkringan adalah bertani

    sayuran. Tetapi karena potensi erupsi rutin terjadi, maka warga di dorong

    membuat tabungan ternak sapi perah, sapi potong,kambing,dan ayam. Saat terjadi

    erupsi, saat fase tanggap darurat berakhir maka tabungan tersebut dijual.

    Pascaerupsi, berbagai jenis flora perintistumbuh sangat cepat. Diantaranya adalah

    pertumbuhan jenis Acacia decurens yang sangat masif dan luas serta invasif,

    menghalangi potensi tumbuh beragam jenis flora lain. Oleh masyarakat Acacia

    decurensdimanfaatkanuntuk kayu bakar,daunnya dijadikan bahan dasar pupuk,

    sedangkankulit pohonnyadikeringkan untuk dijual sebagai bahan penyamak kulit.

    Pertumbuhan berbagai jenis flora perintis yang cepat ini menjadi habitat bagi

    berbagai jenis fauna, diantaranya kucing hutan, landak, tikus gunung dan tupai.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    41/136

    Berbagai jenis burung yang telah ditemukan antara lain burung kerak kerbau,

    kutilang, betet biasa,dan ayam hutan.

    Secara periodik,Gunung Merapi meletus 4-5 tahun sekali, disertai ancaman primer

    dan sekunder. Ancaman primer erupsi adalah awan panas, lava pijar, gas vulkanik,

    dan hujan abu. Ancaman primer menyebabkan kerusakan hutan dan fauna,

    kerusakan pemukiman dan lahan pertanian, kematian manusia, dan ternak.

    Sementara itu, ancaman sekunder dari Gunung Merapi adalah banjir lahar hujan

    dan longsoran material vulkanik. Ancaman sekunder ini dapat mengakibatkan

    kerusakan pemukiman, infrastruktur,danlahan pertanian.

    Gunung Merapi sudahmengalami erupsi tiga kali dalam kurun waktu satu dekadebelakangan ini. Pada 22 November 1994, Gunung Merapi mengeluarkan awan

    panas. Hembusannya mengarah sampai ke kawasan Turgo.Awan panas (dijuluki

    wedhus gembel) menelan korban 63 jiwa meninggal, 6 luka-luka. Termasuk

    ratusan rumah penduduk yang rusak. Pada Mei 2006 Merapi kembali meletus.

    Awan panas yang disemburkan mengakibatkan 2 orang relawan meninggal di

    dalam bunker. Pada Oktober 2010, erupsi eksplosif ini mengeluarkan luncuran

    awan panas dan lava pijar dalam radius 15 kilometer kearah lereng selatan.

    Letusannya merusak 291 rumah dan lahan pertanian warga di Desa Umbulharjo,

    Desa Kepuharjo, dan Desa Glagaharjo.Letusan 2010 tersebut menelan 151 korbanjiwa serta memaksa lebih dari 320 ribu orang di sekitar Merapi mengungsi. Hujan

    abudari erupsi terbawa angin hingga mencapai sisi barat Provinsi Jawa Barat.

    Letusan hebat Merapi pada 2010 mengeluarkan sekitar 140 juta meter kubik

    material vulkanik. Material ini mengendap di aliran sungai Boyong, Kuning,

    Gendol, Krasak, Bedog di wilayah Kabupaten Sleman, dan ke Kali Putih dan

    Pabelan di wilayah Kabupaten Magelang. Pada musim penghujan, material ini

    terbawa air danmenciptakanbanjirlahar dingin di sungai-sungai tersebut.

    Erupsi yang sering terjadi tersebut semakin meningkatkan kesiapsiagaan

    masyarakat dan pemerintah daerah setempat, termasuk berbagai lembaga-

    lembaga non pemerintah lain. Masyarakat bahkan membentuk kelompok

    kesiapsiagaan secara mandiri, seperti misalnya Paguyuban Masyarakat Sabuk

    Merapi (PASAG Merapi), Kelompok Siaga Merapi, Komunitas Lereng Merapi. Alat

    bantu utama kesiapsiagaan adalah handy talky yang dimiliki individu, maupun

    radio pemancar. Berbagai pelatihan kesiapsiagaan dilakukan oleh pemerintah

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    42/136

    daerah setempat seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta

    berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat.

    Alat bantu untuk kegiatan pengurangan resiko bencana juga terpasang, misalnya,

    instalasi sistem peringatan dini (early warning system) untuk banjir lahar dingin,

    rambu-rambu evakuasi, barak pengungsian sementara, prosedur tetap

    penanganan bencana, serta dokumen rencana kontinjensi erupsi Gunung Merapi.

    Informasi ini disebarkan pula melalui poster, handy talky (HT), kentongan, dan

    radio komunitas.

    Pelajaran tentang kawasan bencana di gunung merapi bila dikenalkan sejak dini

    seperti yang diterapkan pada sekolah-sekolah rawan gempa di Jepang maka akanmengurangi resiko korban akibat aktivitas rutin gunung merapi bagi masyarakat

    sekitar.

    http:// www.slemankab.go.id/wp-content/uploads/Peta-KRB-G-Merapi1.jpg

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    43/136

    2. KALIURANGDaerah penyangga utama kawasan wisata Kaliurang adalah hutan sekunder di

    Bukit Plawangan. Bukit ini merupakan sisa erupsi Gunung Merapi pada masa

    purba. Berbagai flora asli pegunungan Jawa dan beberapa jenis introduksi

    merupakan penyangga utama kawasan ini sebagai penahan tanah longsor dan

    penyimpan cadangan air, sekaligus habitat bagi berbagai jenis fauna. Beberapa

    jenis satwa yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan tersebut,

    misalnya burung Kerak Kerbau, Kutilang, dan Betet biasa, jenis mamalia yang

    sering dijumpai adalahmonyet ekor panjang dan tikusgunung.

    Fauna utama bukit Plawangan yang menjadi ikon Gunung Merapi adalah burung

    Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Burung pemangsa (raptor)lainnyadijumpai adalah

    burung Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), burung Elang Bido (Spilornis cheela)

    danburungAlap-alap Sapi (Falco moluccensis). Jenis mamaliayang hidup di bukit

    Plawangan adalah Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Kijang (Muntiacus

    muntjak), Kucing Hutan (Pardofelis bengalensis), beberapa jenis tupai (Sciurus sp.),

    berbagai jenis tikus gunung (Rattus sp.),dan jenis Kelelawar.

    Kaliurang merupakan tujuan wisata pegunungan di Yogyakarta. Berbagai

    infrastruktur wisata bertumbuh pesat, seperti penginapan dan infrastruktur jalan.

    Wisata alam Kaliurang dikembangkan pada masa Pemerintahan Belanda sebagai

    tempat peristirahatan. Perkembangannya hingga kini berupa obyek jelajah alam

    bukit Plawangan, Telaga Putri, Telaga Nirmolo, bumi perkemahan, dan taman

    bermain. Daya tarik lainnya adalah makanan khas Jadah Tempe, Wedang Ronde,

    Jadah Ketan,danTempe Bacem. Penjual makanan khas yang terkenal adalahJadah

    tempe Mbah Carik.

    Masyarakat setempat mempercayai bahwa hutan di bukit Plawangan dan bukit

    Turgo sebagai penjaga ketersediaan sumber air. Karena itu, masyarakat setempattidak mengambil sumber daya alam secara berlebihan yang dapat mengakibatkan

    kerusakan pada kedua hutan tersebut. Wilayah ini juga berada di kawasan Taman

    Nasional, sehingga inisiatif masyarakat ini mendapat dukungan dari program-

    program yang diselenggarakan oleh Taman Nasional Gunung Merapi.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    44/136

    Burung Kuntul, desa Kentingan Mlati, Sleman

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    45/136

    Masyarakat sekitar lereng Merapi

    memanfaatkan rumput dan semak sebagai

    pakan ternak

    - Acaciadecurens -Flora dominanterdampak pasca erupsi

    2010

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    46/136

    3.TURI DAN TURGOSalah satu daerah perkebunan dan wisata alam andalan Kabupaten Sleman adalah

    Turi dengan salak pondoh.Turi terletak di lereng barat daya Gunung Merapi.

    Selain perkebunan salak, kawasan Turi juga banyak memiliki hutan rakyat.

    Tanaman unggulannya adalah pohon Sengon (Paraserianthes falcataria), pohon

    Mahoni (Switenia mahagoni), Bambu Petung (Dendrocalamusasper),dan pohon

    Akasia (acacia sp.).

    Kawasan Turi merupakan daerah penyangga Taman Nasional Gunung Merapi.

    Flora dan fauna yang ada memiliki kemiripan dengan di kawasan Kaliurang,

    Kaliadem, Kinahrejo, dan Cangkringan.Posisi Turi sangat strategis karena secara

    ekosistem menjadi kawasan peralihan dalam upaya konservasi, tapi di sisi lain saat

    ini kawasan Turi juga dituntut berperan optimal dalam peningkatan ekonomi

    masyarakat.

    Desa Turgo memiliki Bukit Turgo sebagai daerah penyangga utama desa Turgo dan

    berfungsi sebagai kawasan pelestarian keanekaragaman hayati flora dan fauna,

    salah satu flora unggulan adalahAnggrek Tiga Warna (Vanda tricolor).Masyarakat

    Turgo juga memanfaatkan lahannya untuk budidaya tanaman hutan dan salak

    pondoh, serta untuk peternakan sapi perah dan sapi potong.

    Bukit Turgo terletak di sebelah barat bukit Plawangan, bentang alam pemisahnya

    adalah sungai Boyong, yang merupakan salah satu daerah endapan material

    erupsi.Sungai Boyong merupakanhulu dari sungai Code yang mengalir di tengah

    Kota Yogyakarta.

    Sebagai daerah rawan bencana erupsi Merapi, masyarakat Turi dan Turgo

    bergabung menjadi bagian dari Komunitas Siaga Bencana Gunung Api yang

    tergabung dalam PASAG Merapi.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    47/136

    Vanda tricolor anggrek khas Merapi. Foto: Pinto

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    48/136

    4. PEDESAAN : SEYEGAN MINGGIRPeningkatan jumlah penduduk menimbulkan konsekuensi pada peningkatan

    kebutuhan pangan. Salah satu sentra lumbung pangan bagi Daerah Istimewa

    Yogyakarta adalah kawasan Desa Seyegan dan Desa Minggir. Jenis tanaman

    budidaya adalah padi dan tebu.

    Untuk mengoptimalkan usaha pertanian, pada masa Pemerintahan Sultan

    Hamengkubuwono IX dibangun selokan Mataram (van Der Wijk) dari Sungai

    Progo. Irigasi teknis ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas pertanian.

    Selain itu, selokan juga dimanfaatkan untuk perikanan. Budidaya perikanan yang

    dikembangkan yaitu ikan nila, gurameh, tombro,dan bawal.

    Sistem pertanian di kawasan Seyegan dan Minggir menggunakan dua teknik

    bertani, yaitu pertanian intensif kimia dan pertanian organik. Teknik pertanian

    intensif kimia berkembang pada masa Orde Baru.Teknik ini merupakan program

    pemerintah untuk mengejar swasembada beras. Rendahnya kesadaran dan

    pengetahuan petani membuat teknik pertanian ini masih digunakan hingga

    sekarang.

    Teknik pertanian intensif kimia untuk jangka pendek dapat meningkatkan

    produktivitas. Namun untuk jangka panjang, dapat merusak kesuburan tanah.

    Untuk meningkatkan produktivitas, dosis penggunaan pupukkimiadan pestisida

    hamaharus dinaikkan. Akibatnya, biaya produksi menjadi sangat tinggi. Padahal

    harga jual gabah relatif tidak mengalami peningkatan. Sementara itu, kesuburan

    tanah semakin menurun dan mencemari air yang berasal dari lahan tersebut.

    Burung-burung kecil dan beberapa jenis serangga juga mulai hilang. Oleh karena

    itu,sebagian petani mulai beralih pada teknik pertanian organik.

    Teknik pertanian organik mengedepankan keberlanjutan teknik pertanian pada

    jangka panjang. Penggunaan pupuk kimia dikurangiagar tidak merusak kesuburan

    tanah. Pupuk utama yang digunakan adalah pupuk kandang, serta pestisida

    organik untuk hama tanaman berbahan dasar buah dan tanaman.Teknik pertanian

    organik juga menjanjikan kestabilan biaya produksi, harga jual yang tinggi, dan

    kestabilan kesuburan tanah.

    Keragaman jenis fauna dan invertebrata juga berbeda pada kawasan pertanian

    intensif kimia dan pertanian organik. Dengan teknik intensif kimia, di sawah

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    49/136

    banyak terdapat tikus sawah dan keong emas sehingga menjadi hama dan

    menghambat pertumbuhan serta produktivitas. Pada pertanian organik kondisinya

    berbeda meskipun ada banyak jenis burung Bondol (Lonchura sp.) yang gemar

    memakan biji-bijan.

    Di kawasan Seyegan dan Minggir ini terdapat suatu organisasi, Joglo Tani, yang

    peduli pada sektor pertanian. Organisasi ini terus berupaya mengembangkan

    gerakan pertanian organik. Mereka mendorong budidaya bibit padi lokal, seperti

    padi rojolele, padi ketan, dan padi melik. Kelompok ini juga mendidik generasi

    muda anak petani dari berbagai daerah untuk belajar pertanian berkelanjutan

    dengan baik dan benar.

    Di kedua kawasan tersebut, masih kita jumpai upacara adat Wiwitan(permulaan)

    sebelum panen raya padi dilaksanakan.Upacara ini sebagai wujud persembahan

    dan ucapan syukur atas keselamatan panen yang berlimpah kepada Sang Pencipta.

    Pada saat selesai kegiatan panen ini, burung-burung Kuntul akan banyak

    beterbangan di lahan persawahan untuk mencari makan.

    Kawasan dengan hamparan pertanian yang luas ini, juga memiliki potensi

    ancaman bencana angin kencang. Potensi ini dapat menimbulkan kerugian pada

    tanaman pertanian dan kerusakan pada pemukiman. Pada April 2011, daerahSeyegan dan Cebongan terlanda angin puting beliung yang menimbulkan

    kerusakan beberapa rumah akibat tertimpa pohon.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    50/136

    5. SUKUNANWarga Dusun Sukunan, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten

    Sleman, memiliki keprihatinan bersama saat menghadapi masalah sampah yang

    masuk ke lahan-lahan pertanian mereka melalui saluran irigasi. Selanjutnya

    muncullahkomitmen bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan.Hal

    ini dimulai dengan mengembangkan program dan kegiatan pengelolaan sampah

    rumah tangga mandiri dan pengelolaan komunal. Mereka melakukan sosialisasi,

    penyuluhan, pembuatan pupuk kompos, mengolah barang-barang kerajinan dari

    sampah non-organik hingga membuat lagu untuk mengatasi masalah sampah. Kini

    Paguyuban Sukunan Bersemi telah berhasil mengembangkan sistem bank sampah

    terpadu.

    Berbagai produk olahan sampah dibuat. Misalnya, produk pupuk kompos

    berbahan dasar sampah sayur, buah, dan kotoran ternak. Ada pula produk

    kerajinan tas berbahan dasar bungkus makanan dan minuman, serta tong

    komposter sampah. Ada juga pengembangan produksi material bangunan, seperti

    batako dan paving, dengan bahan dasar sampah Styrofoam yang didaur ulang.

    Padahal sesunggunya sampah jenis Styrofoam ini tidak dapat terurai di dalam

    tanah. Aktivitas ini tidak hanya bermafaat bagi kebersihan lingkungan,

    pengurangan potensi pencemaran air dan tanah, namun sekaligus menjadi salah

    satu sumber pendapatan ekonomialternatifmasyarakat. Desa Sukunan menjadi

    salah satu daerah tujuan wisata Yogyakarta.

    Dalam perkembangannya, banyak dukungan diberikan oleh pemerintah pusat dan

    daerah setempat, lembaga swadaya masyarakat dan lembaga asing, karena

    berhasil mendorong kapasitas masyarakat desa dalam mengelola sampah secara

    mandiri. Desa Sukunan saat ini menjadi salah satu daerah tujuan edu-wisata

    Yogyakarta. Wisatawan domestik, mancanegara, dan siswa sekolah berkunjung

    dan belajar teknik mengelola sampah.

    Setiap sudut di desa

    Sukunan terdapat

    tempat pilah sampah

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    51/136

    Rumah Bank Sampah Sukunan yang dikelola bersama

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    52/136

    masyarakat harus semakin memberi perhatian pada kondisi lingkunganterutama pada kondisi sungai-sungai yang ada di Sleman.

    Selain itu akibat erupsi Merapi telah mengakibatkansebagian kawasan resapan air Kabupaten Sleman hilang

    Hal ini merupakan satu kondisi buruk bagi pelestarian lingkungan hidup

    mengingat wilayah Kabupaten Sleman merupakan kawasan resapan air bagi daerah-daerah dibawahnya. Gerakan penghijauan saja tidaklah cukup untuk menyelamatkanlingkungan kita, harus disertai dengan penghematan air

    dan penanaman perilaku yang ramah lingkungan .

    -Bupati Sleman, 21 Juni 2012Peresmian Taman Kehati

    www.slemankab.go.id

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    53/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    54/136

    B.POTENSI KOTA YOGYAKARTA 1. KALI CODEKali Code mengalir di tengah Kota Yogyakarta sehinggamemisahkan bagian timur

    dan barat kota. Untuk memudahkan akses antar wilayah, pemerintahan Belanda

    membangun jembatan Gondolayu di atas sungai ini agar arus manusia dan barang

    semakinlancar. Namun, terjadinya urbanisasi dan terbatasnya ketersediaan lahan

    mendorong masyarakat untuk memanfaatkan bantaran sungai sebagai tempat

    tinggal. Akibatnya, bantaran sungai yang sebelumnya memiliki banyak pohon kini

    hilang.Termasuk pepohonan di sekitar jembatan yang hilang sejak tahun 1937.

    Pemukiman padat di bantaran sungai telah mengubah lanskap dan kenampakan

    Kali Code. Sejak tahun 1970-an, sepanjang bantaran kali ini sudah dipenuhi

    perkampungan kumuh yang terbuat dari kardus, triplek, dan plastik.Tempat itu

    menjadi rumah para pemulung, pengamen dan gelandangan.

    Tahun 1984, Kali Code dilanda banjir besar. Sejak peristiwa itu ada seorang tokoh

    sosial;, Romo Mangun, yang terjun langsung membangun rumah-rumah di tempat

    ini. Latar belakang keilmuannya sangat bermanfaat dalam penataan kampung

    tersebut. Romo Mangun menggunakan material bangunan sederhana.Namun,gaya

    arsitekturalnya sangat kuat dalam setiap detilnya.

    Pada tahun 2001, inisiatif penataan kampungditeruskan oleh kelompok-kelompok

    warga masyarakat yang menghuni bantaran Kali Code. Mereka bersama-sama

    melakukan gerakan peduli Kali Code. Mereka mendorong perubahan perilaku

    warga akan pentingnya sungai yang bersih. Mereka juga membangun sarana fisik

    talud dan bronjong. Pada 2008, warga sepakat untuk berhimpun membentuk

    wadah koordinasi dan komunikasi bersama yang dinamakan paguyuban Pemerti

    .Paguyuban ini bermakna sebagai penunggu atau pemelihara Kali Code.

    Paguyuban ini menjadi jejaring dari hulu, hilir, dan seberang sungai untuk

    memelihara kesehatan dan kelestarian ekosistem sungai ini. Untuk memperkuat

    semangat pelestarian tersebut, setiap tahun digelar upacara budaya

    Upacara ini bernuansa tradisional dan berfungsi sebagai media kampanye

    pelestarian sungai. Perayaan syukur kepada Sang Pencipta atas melimpahnya

    sumber daya air ini dimulai dengan kegiatan gotong royong bersih sungai, sedekah

    tumpeng hasil bumi, dan karnaval budaya. Selain itu, dipentaskan pula pergelaran

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    55/136

    seni pertunjukan tradisional wayang kulit dengan lakon yang menyampaikan nilai-

    nilai hubungan manusia dengan alam yang harmonis.

    Paguyuban ini terus berupaya melakukan peningkatan derajat kualitas kesehatan

    masyarakat. Mereka mempromosikan upaya perubahan perilaku agar tidak

    membuang sampah atau limbah rumah tangga langsung ke sungai, perilaku hidup

    bersih dengan tidak buang air besar di sungai, dan masih banyak lagi. Berbagai

    rambu peringatan ataupun poster informasi disebarluaskan dan ditempatkan di

    sepanjang bantaran sungai.

    Dalam perkembangannya, sarana sanitasi pun dibangun. Untuk pemenuhan

    kebutuhan air bersih, warga memanfaatkan sumber mata air di sepanjang

    bantaran sungai. Pembangunan instalasi pengelolaan air siap minum secara

    mandiri dilakukan secara bergotong royong. Saat ini, instalasi ini telah

    memberikan layanan distribusi air ke ratusan rumah tangga di sekitarnya.

    Perusahaanairminum yang mereka namakan Usaha AirBersih (UAB) Tirta

    Kencana merupakan usaha mandiri milik warga. Airsiap minum yang diproduksi

    ini juga telah melalui uji laboratoriumdan hasilnyamemenuhi kualitas kesehatan.

    Air minum ini aman dikonsumsi dan tidak mengganggu kesehatan tubuh.

    Untuk pengolahan limbah, dibangun beberapa instalasi Pengolahan Air Limbah(IPAL) komunal dan IPAL komunal biogas. Sistem pengelolaan sampah rumah

    tangga mandiri juga terus digiatkan.Pengelolaan ini meliputi pemilahan sampah,,

    pengkomposan sampah, sisa dapur, daur ulang sampah kemasan hingga menjadi

    produk kerajinan tas. Tujuannyauntuk menciptakan lingkungan pemukiman dan

    sungai yang bersih.

    Namun, kebutuhan ketersediaan pemukiman menyebabkan bantaran sungai

    menjadi berkurang luasannya.Perlu adanya aturan yang ketat terhadap peraturan

    tata ruang daerah tentang peruntukan ruang terbuka hijau pada bantaran sungaiyang berfungsi untuk paru-paru kota dan sekaligus mengurangi potensi longsor

    tebing sungai.

    Permasalahan Kali Code lainnya adalah lahar dingin, Januari 2011, terjangan arus

    lahar dingin ini meluap ke pemukiman sehingga mengakibatkan banyak rumah

    penduduk rusak dan beberapa instalasi bronjong/talud jebol. Ancaman berikutnya

    akibat banjir lahar dingin antara lain potensi gangguan kesehatan seperti

    influenza, penyakit kulit,dan gangguan ISPA (infeksi saluran pernafasan atas).

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    56/136

    Sebagai langkah antisipasi, masyarakat dan pemerintah membangun kembali

    talud/bronjong penahan tebing sungai. Masyarakat juga tim pemantau lahar dingin

    dilengkapi dengan alat komunikasi handy talky (HT) untuk memperlancar arus

    informasi. Kegiatan simulasi evakuasi banjir lahar dingin sesuai dengan Prosedur

    Tetap Evakuasi juga diselenggarakan bekerjasama dengan berbagai pihak lain

    yangberkompeten.

    Sungai Code (atas) dan Gajah Wong (bawah), di sekelilingnya banyak berdiri

    pemukiman dan beberapa industri. Di sungai Code, saat ini tengah dikembangkan

    berbagai aktivitas untuk mendukung pariwisata.

    Foto sungai Code: Sidik Hutomo

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    57/136

    2. MALIOBORO KRATONDenyut nadi kehidupan kota di ruas jalan Malioboro ini tidak pernah berhenti.

    Ratusan kendaraan bermotor melintas setiap hari dan menjadi saksi

    perkembangan kota Yogyakarta sejak dulu. Malioboro juga menjadi tujuan bagi

    wisatawanyang ingin berbelanja maupun menikmati suasana dan sajian khasnya.

    Memasuki kawasan Malioboro, kita seperti diajak memasuki lorong waktu

    perjalanan sejarah.Ada banyak bangunan cagar budaya yang tersebar, mulai dari

    Tugu Golog-gilig, Hotel Tugu, Stasiun Kereta Tugu, Benteng Vredeburg, Gedung

    Agung, Gedung Bank Indonesia, Gedung BNI 46, Museum Sonobudoyo, Masjid

    Agung Kauman, Museum Kereta Kraton, dan tentu saja adalah KratonYogyakarta.

    Pagi hari setelah sampah-sampah dibersihkan, kehidupan Malioboro dimulai

    dengan aktifitas toko-toko yang mulai menggelar aneka dagangan. Di masa lalu,

    pejalan kaki dan pesepeda bisa melalui ruas jalan ini pada pagi hari dengan

    nyaman karena dinaungi teduhnya pohon Tanjung, pohon Asam Landi, dan pohon

    Beringin yang tumbuh besar. Kini, ruas jalan itu dipenuhi dengan berbagai

    billboard bergambar artis dan logo produk merek global.Akibatnya, pejalan kaki

    harus berebut ruang dengan kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.

    Jalur lambat ruas jalan ini dipenuhi aktifitas andong dan becak yang parkir ataumelintas. Ruas jalan pun semakin padat seiring meningkatnya kebutuhan ruang

    usaha dari Pedagang Kaki Lima(PKL)Malioboro.

    Malioboro telah berkembang menjadi pusat ekonomi modern. Gedung-gedung

    tinggi, shopping mall, department store, supermarket, restoran, dan hotel

    berbintangpun bermunculan. Berbagai jenis usaha modern itu semakin mendesak

    ruang bagi PKL atau unit usaha kecil lainnya.

    Pertumbuhan tingkat ekonomi masyarakat dan kemudahan membeli kendaraanmenjadikan lalu lintas di kawasan ini semakin padat. Akibatnya, terjadi tingkat

    kemacetan dan polusi gas buang kendaraan bermotor. Sebagai antisipasi,

    Pemerintah Kota Yogyakarta berinisiatif mengembangkan sarana angkutan

    penumpang masal, bus Trans Jogja.

    Pada sebelah selatan Malioboro, terdapat komplek Kraton yang menjadi tempat

    tinggal raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono. Setiap tahun pihak Kraton

    menyelenggarakan upacara adat Sekaten di Alun-Alun Utara. Perayaan ini

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    58/136

    merupakan ungkapan syukur dan persembahan atas kelimpahan rejeki dan

    sumber daya yang melimpah dari Sang Pencipta. Prosesi ini dimeriahkan gelaran

    Gamelan Sekaten. Dalam perayaan tersebut ada arak-arakan dua buah Gunungan,

    yang terbuat dari aneka hasil bumi seperti sayuran hingga buah-buahan. Di akhir

    prosesi, kedua gunungan tadi diperebutkan oleh pengunjung.

    Aktifitas ekonomi lainnya terdapat di Pasar Beringharjo. Aneka jajanan tradisional

    dijajakan di pintu gerbang pasar. Makanan khas sepertipecel pincuk, warna-warni

    cenil, cemplon, dan makanan khas lain banyak tersedia. Di dalam pasar, ada

    dagangan berupa aneka produk batik, kerajinan (handicraft), beragam empon-

    empondan jejamuan. Selain itu diperdagangkan juga beragam bahan pangan yang

    terbagi dalam bagian atau los pasar, seperti los beras, los bumbu, los umbi-umbian,los buah dan sayuran, serta los daging.

    Pada malam hari, geliat ekonomi masih berlangsung di angkringandan warung-

    warung lesehan. Angkringanmenjadi salah satu ciriutama kuliner Yogyakarta yang

    didominasi pedagang dari wilayah Klaten. Angkringan juga menjadi tempat

    bersosialisasi warga dimana mereka berbincang masalah ringan hingga serius.

    Tidak jauh dariMalioboro, tersebar sentra makanan khas Yogyakartayang menjual

    bakpiadan gudeg. Sentra bakpia banyak terdapat di daerah Pathuk, bagian baratYogyakarta. Sementara, gudeg biasanya di sebelah selatan, tepatnya di Kampung

    Wijilan.

    Budaya modern dan tradisional menyatu dalam kehidupan sehari-hari di

    Malioboro. Di Malioboro dapat dipelajari gairah kehidupan tradisional dan

    dampak globalisasi pada masyarakat Yogyakarta. Di Malioboro pula kita dapat

    belajar tentang kemacetan yang terjadi dan dampaknya bagi kesehatan manusia

    lesehan.

    Yogyakarta dan Pasar Beringhardjo, merupakan tempat belajar yang maha

    dahsyat, kita dapat mempelajari beragam keragaman hasil sumber daya alam

    hayati yang membuat negara Indonesia terjajah ratusan tahun dan beragam

    budaya dan hasil karya seni tradisional masyarakat Yogyakarta yang unik dan

    khas.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    59/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    60/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    61/136

    3. KOTAGEDEKotagede merupakan kawasan kota tua di bagian tenggara kota Yogyakarta.

    Daerah ini terletak tidak jauh dari Sungai Gajahwong sebagai salah satu dari tiga

    buah sungai yang melintasi kota Yogyakarta. Keramaian pada kawasan ini

    berpusat di pasar tradisional, yaitu Pasar Legi. Di halaman depan pasar ini juga

    tersedia beragam jajanan pasar, seperti yangkodan kipoyang menggunakan resep

    tempo dulu.

    Kotagede pernah menjadi pusat kota pada masa Kerajaan Mataram Islam kuno.

    Masih banyak dijumpai bangunan-bangunan kuno yang menjadi cagar budaya

    yang terjaga dalam bentuk aslinya. Arsitektural bergaya Jawa terlihat dalam

    bentuk-bentuk rumah joglo dan pendopo.Bangunan cagar budaya lain antara lain

    Masjid Kotagede, Makam Kotagede, Omah Dhuwur, dan gedung Kantor Pos.

    Banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati dan belajar tentang

    bangunan-bangunan kuno tersebut.Salah satunya melalui paket wisata Kotagede

    Heritage Trailyang dikembangkan oleh komunitas setempat yang peduli warisan

    budaya.

    Sekarang Kotagede dikenal sebagai sentra industri kerajinan perak. Kerajinan kulit

    juga berkembang menjadi produk wayang kulit dan aksesoris berbahan kulit.Namun aktifitas kerajinan ini juga menimbulkan dampak terhadap kondisi

    lingkungan hidup. Limbah pengolahan kulit yang dihasilkan masih dibuang

    langsung ke sungai. Akibatnya kondisi ekosistem sungai kurang sehat dan

    tercemar. Hal ini diperparah oleh adanya limbah rumah tangga yang juga langsung

    dibuang ke sungai.

    Kondisi-kondisi yang menurunkan derajat kesehatan masyarakat ini sekarang

    diperhatikan dengan sungguh-sunguh. Berbagai upaya warga masyarakat untuk

    mengubah perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan secara kontinyu. Sosialisasipengelolaan sampah rumah tangga mandiri, hingga praktek pengolahan sampah

    plastik kemasan menjadi produk-produk kerajinan daur ulang. Infrastruktur

    sarana sanitasi yang memadai untuk melayani warga juga dikembangkan, di

    kawasan ini telah dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Komunal dan

    Instalasi Penjernihan Air Komunal.

    Walaupun berbagai upaya pengolahan limbah telah dilakukan, pembuangan

    sampah langsung ke sungai masih terjadi, baik oleh rumah tangga langsung

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    62/136

    maupun berbagai industri. Hal ini menimbulkan kerawanan bencana banjir dan

    longsor badan sungai. Tindakan antisipasi untuk mengurangi resiko bencana,

    warga masyarakat bergotong royong membangun bronjong sungai, dan

    membentuk tim pemantau sungai. Pemerintah Kota Yogyakarta mendukung

    inisiatif ini dengan membangunkan talud tebing sungai sebagai upaya

    meningkatkan kesiapsiagaan.

    Selain itu, letakkawasan ini yang tidak jauh dari sesar Opak menyimpan potensi

    bencana gempa bumi tektonik seperti yang terjadi tahun 2006. Akibat gempa itu,

    banyak korban jiwa dan bangunan rusak berat.

    Kerajinan motif corak flora dan fauna diharapkan dapat meningkatkan kecintaan

    terhadap keanekaragaman hayati (Foto: M Hari Subarkah)

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    63/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    64/136

    C.POTENSI KULON PROGO1. PANTAI PASIR MENDIT DUSUN J ANGKARANPantai Pasir Mendit dan perkampungan nelayan dusun Jangkaran terletak di ujung

    barat Kulonprogo. Formasi pantainya berpasir sekaligus menjadi muara dari

    Sungai Bogowonto. Sungai Bogowonto berhulu di Gunung Sumbing, Temanggung,

    Jawa Tengah. Kawasan inimenjadihabitat berbagai macam burung air. Jenis yang

    sering ditemukan diantaranya burung Trinil, burung Trulek, burung Kuntul

    Kerbau, dan burung Dara Laut. Keragaman jenis fauna lebih banyak terdapat di

    areal hutan mangrove dan nipah yang menjadi habitat berbagai burung lain danmamalia air seperti musang galing, berang-berang, dan beberapa jenis ular.

    Beberapa burung juga mudah ditemukan di areal pertanian lahan pasir di sini,

    seperti Kutilang, Bondol Jawa dan Walet Linchi.

    Contoh keragaman hayati yang ditemukan di pantai Yogyakarta (Foto: Wicak

    Baskoro)

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    65/136

    Kawasan ini juga mengembangkan wisata pantai, namun belum optimal karena

    jaraknya yang jauh serta obyek dan daya tarik wisata yang terbatas.

    Sebagai muara dari sungai Bogowonto mengakibatkan kawasan itu menjadi

    mempunyai ancaman kejadian banjir muara, gelombang pasang, dan tsunami.

    Untuk mengurangi ancaman, dipasang instalasi pemecah gelombang dan

    penanaman mangrove. Penanaman mangrove juga bermanfaat melindungi usaha

    tambak ikan dan udang milik masyarakat. Selain itu, dibangun bronjongdipinggir

    sungai oleh masyarakat secara swadaya.

    Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, dibentuk Paguyuban Masyarakat Peduli

    Muara Bogowonto (PMPMB) yang bersiaga memantau perubahan kondisi alam.

    Salah satu kegiatannya adalah pengerukan sedimentasi muara yang dilakukan

    hampir setiap tahun. Di masa lalu, pengerukan dilakukan secara manual oleh

    warga.Namun sekarang, pengerukan dilakukan dengan menggunakan alat berat

    backhoe. Selain paguyuban ini, juga disiagakan tim SAR Laut Dusun Jangkaran yang

    dibantu tim Stasiun Radar Angkatan Laut. Aktivitas yang telah dilakukan adalah

    simulasi dasar dan ketrampilan-ketrampilan untuk meningkatkan kesiapsiagaan

    bencana.

    2. PANTAI GLAGAH DAN PANTAI CONGOTPantai Glagah merupakan muara sungai Progo di sebelah timur. Kawasan ini juga

    menjadi habitat berbagai burung air, baik lokal maupun migran. Namun

    perkembangan kawasan menjadi daerah tujuan wisata memicu banyaknya

    perpindahan habitat burung.

    Selain wisata pantai, kawasan pantai Glagah juga menawarkan Agrowisata Buah

    Naga. Agrowisata Buah Naga merupakan pengembangan pola pertanian lahanpasir sebagai upaya peningkatan perekonomian warga masyarakat. Disamping itu,

    rumah makan dengan sajian ikan segar dengan berbagai olahan juga menjadi daya

    tarik wisata lainnya.

    Seperti wilayah pantai lain, angin kencang, gelombang pasang,dan tsunami tetap

    menjadi ancaman yang patut diwaspadai. Sebagai langkah antisipasi, telah

    dipasang alatDeteksi tsunami dan pembentukan tim SAR Laut.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    66/136

    Sungai Progo yang bermuara di Pantai Glagah. Sebelah kiri dan kanan sungai

    banyak dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan (Foto:M Hari Subarkah)

    3. PANTAI TRISIKHamparan pantai di kawasan ini masih cukup bersih. Pantai ini menjadi tempat

    penyu Lekang untuk mendarat dan bertelur. Nelayan setempat mempunyai

    kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian satwa liar laut ini. Pada salah satu

    rumah yang dekat dengan garis pantai terdapat tempat Penangkaran Penyu.

    Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat ini juga mendapat dukungan

    dan perhatian dari pemerintah daerah setempat dan lembaga pelestarian

    lingkungan hidup non-pemerintah.

    Kawasan pantai Trisik ini mempunyai ekosistem yang unik, yaitu laguna. Laguna

    ini menjadi tempat perhentian sementara bagi ratusan burung air migran, seperti

    Dara Laut dan jenis lain. Setiap tahun, terjadi migrasi burung dari belahan bumi

    utara menuju ke bumi selatan. Burung-burung itu menghindari cuaca musim

    dingin di belahan bumi utara. Mereka lalu bergerak mencari tempat yang lebih

    hangat dengan persediaan pangan yang cukup. Di laguna ini, burung-burung

    tersebut memakan ikan-ikan kecil dan serangga air.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    67/136

    Saat memasuki kawasan pantai Trisik, pengunjung akan melihat banyak aktifitas

    perkampungan nelayan. Perahu mendarat dan orang memperbaiki menjadi

    pemandangan yang jamak. Ada juga warung-warung yang menawarkan aneka

    hidangan masakan ikan laut. Pantai Trisik berada di garis pantai sebelah timur

    pantai Glagah dan Congot.

    Pada saat musim angin kencang, para nelayan tidak pergi melaut. Sebagai gantinya,

    mereka mulai mengembangkan juga pertanian lahan pasir. Ada beragam jenis

    sayur yang mulai dipanen dari lahan mereka yang berguna untuk mencukupi

    kebutuhan rumah tangga dan pendapatan ekonomi ae. Di saat situasi musim

    seperti itu, tim SAR Laut bersiaga dan memantau kawasan tersebut secara intensif.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    68/136

    4. WADUK SERMOKali Ngrancah mengalir deras di antara bukit-bukit kecil.Kemudian aliran air ini

    terkumpul di Waduk Sermo. Sungai (Kali, Bahasa Jawa) ini mengalir di antara

    perbukitan kecil yang membentuk panorama alam yang indah. Luas kawasan

    waduk ini sekitar 181 hektar. Waduk yang terletak di Kecamatan Kokap,

    Kabupaten Kulonprogo, ini selesai dibangun pada 20 November 1996 dan

    diresmikan oleh Presiden Soeharto.

    Selain berfungsi sebagai waduk, kawasan ini juga berfungsi sebagai suaka

    margasatwa. Karena itu, kawasan tersebut dijaga untuk melindungi flora dan

    faunanya.Pengelola suaka margasatwa ini adalah Balai Konservasi Sumber Daya

    Alam Provinsi Yogyakarta. Pepohonan yang tumbuh besar di sini menghadirkan

    kesejukan. Banyak terdapat jenis pohon disini, mulai dari pohon Pinus (Pinus

    merkusii), pohon Jati (Tectona grandis), pohon Akasia (Acacia sp.), pohon Kayu

    putih (Melaleuca leucadendra), pohon Mahoni, pohon Eukaliptus dan pohon

    Sonokeling. Selain itu, puluhan jenis burung dan unggas juga hidup bebas di

    kawasan suaka margasatwa ini. Misalnya, burung Elang Bondol (Lonchura

    leucogastroides),burung Kepodang Kuduk Hitam (Oriolus hinensis),burung Cucak

    Kutilang (Pycnonotus aurigaster), burung Punai Gading (Treron vemans), burung

    Tekukur (Streptopelia chinensis), burung Elang Bido (Spilornis cheela), burungElang Hitam (Ictinaetus malayensis), burung Walet Sapi (Collocalia esculenta) dan

    Ayam Hutan Hijau (Gallus varius). Akar pepohonan di kawasan ini mampu

    mengikat tanah lereng perbukitan itu agar tidak mudah longsor. Kerapatan

    pepohonan ini juga menjadi kawasan serapan air hujan (catchment area) bagi

    Kulonprogo.

    Waduk Sermo ini dapat menampung 25 juta meter kubik air dengan genangan

    seluas 157 hektar. Air ini dikelola oleh PDAM Kabupaten Kulonprogo untuk

    layanan kebutuhan air bersih rumah tangga. Ribuan meter jaringan pipa-pipamenjangkau langsung ke ribuan rumah tangga di kabupaten ini untuk dikonsumsi

    sebagai air bersih sehari-hari.

    Selain itu, sumber daya air waduk ini juga dimanfaatkan untuk mengairi ribuan

    hektar lahan dan areal persawahan di sekitarnya. Pengairan menjadi jaminan bagi

    persawahan tersebut untuk mendapatkan akses air sepanjang tahun sehingga

    tidak mengalami kekeringan.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    69/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    70/136

    5. SAMIGALUHPada bulan Desember di setiap tahunnya, di kawasan ini akan sering dijumpai bau

    harum yang berasal dari buah durian. Itulah saat dimana panen raya buah durian.

    Buah beraroma harum itu diambil langsung dari pohon-pohon di kebun

    masyarakat yang terletak di lereng gugusan perbukitan Menoreh. Kondisi alami

    gugusan perbukitan ini memiliki kondisi tanah labil dan tingkat kemiringan lereng

    curam. Tak mengherankan kalau sering terjadi bencana tebing longsor.

    Pada masa panen raya, buah durian ini menjadi pendapatan utama bagi

    masyarakat setempat. Citarasa buah durian dari kawasan ini sangat istimewa.

    Biasanya durian dijajakan langsung di pinggir jalan oleh warga. Ada juga yang

    diangkut kendaraan untuk diperdagangkan di kota Yogyakarta dan kota lain. Hasil

    kebun yang lain adalah rambutan dan cengkih. Komoditas ini juga diperdagangkan

    ke kota lain.

    Namun, di beberapa tempat lain pada kawasan yang sama akses air bersih masih

    menjadi masalah serius. Hal ini sering terjadi pada saat musim kemarau panjang.

    Tak jarang warga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pengadaan air

    melalui layanan jasa truk tanki air.

    Suasana lereng gugusan perbukitan ini juga tidak pernah sepi. Kadang terlihat

    kelincahan dan suara merdu berbagai jenis burung madu, kelelawar, codot.Kadang

    nampak pula segerombolan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) sedang

    berkeliaran.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    71/136

    6. DESA SENDANGSARI PENGASIHKawasan desa ini terletak tidak jauh dari kota Wates, Ibukota Kabupaten

    Kulonprogo. Secara umum, mata pencaharian warga masyarakat desa ini di sektor

    pertanian irigasi. Sumber mata air Clereng dan aliran sungai Serang menjadi

    tumpuan dari irigasi ini.

    Disini ada kelompok warga yang telah berinisiatif mengolah potensi sumber

    pangan lokal. Mereka melakukan budidaya beragam umbi-umbian lokal, mulai dari

    tanaman suweg, tanaman uwi, tanaman gembili, tanaman singkong rambat,

    tanamangadung, dan tanaman garut.

    Sekarang, paguyuban pelestari umbi lokal Desa Sendangsari ini telah berhasil

    mengembangkan aneka produk olahan yang dijual di pasar. Mulai dari produk

    tepung, emping, dan kue-kue kering. Inisiatif konservasi keanekaragaman hayati

    yang dilakukan ini ternyata dapat memberikan pendapatan ekonomi alternatif

    bagi warga masyarakat setempat.

    Gadung (Dioscorea hispida) Gembili (Dioscorea esculenta)

    Uwi (Dioscorea alata) Suweg (Amorphophallus paeoniifolius)

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    72/136

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    73/136

    D.POTENSI BANTULKabupaten Bantul sebagian besar berupa lanskap dataran. Kawasan ini menjadi

    tempat pemukiman dan pertanian yang didukung pengairan dengan sistemirigasi.

    Flora identitas Bantul adalah Sawo Kecik (Manilkara kauki) dan fauna

    identitasnya adalah burung Dederuk Jawa (Streptopelia bitorquata). Kreativitas

    masyarakat Bantul cukup tinggi. Hal ini terlihat dari bentuk produk kerajinan

    gerabah di Kasongan dan kerajinan batik tulis di Giriloyo. Selain itu, potensi wisata

    pantai dan gumuk pasir di Pantai Parangtritis dan Parangkusumo yang eksotis

    menjadi keunggulan Bantul. Setahun sekali masyarakat menyelenggarakan

    Upacara adat Labuhan Laut di Pantai Parangkusumo.

    Kejadian gempa bumi tektonik pada tanggal 27 Mei 2006 yang melanda Kabupaten

    Bantul, telah membangkitkan masyarakat untuk lebih siap dan siaga terhadap

    bencana. Gotong royong dan kesetiakawanan yang sangat kental di masyarakat

    Bantul mempercepat proses pemulihan bencana.

    1. KASONGANTerletak di kawasan Bantul bagian utara, tepatnya di Pedukuhan Kajen, Desa

    Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan. Kasongan merupakan salah satu sentra industri

    gerabahyang telah diekspor keEropa dan Amerika. Gerabah unggulannya adalah

    guci bermotif burung merak, bunga mawar, naga, dan lain-lain. Bentuk produk

    yang lain adalah pot, pernak-pernik souvenir, pigura, dan masih banyak lagi. Selain

    gerabah, produk kerajinan berbahan batok kelapa, bambu rotan dan kayu

    berkembang pesat. Produk kerajinan yang dihasilkan antara lain bunga tiruan,

    lampu hias, miniatur alat transportasi (becak, sepeda, mobil), aneka tas, patung,

    topeng,serta hiasan interior rumah lainnya. Karena itu, daerah Kasongan saat ini

    menjadi desa wisata dan edukasi, pengunjung dapat melihat proses pembuatan

    gerabah dan dapat belajar membuat gerabah sendiri.

    Gempa bumi tektonik tahun 2006 berkekuatan 5,9 Skala Richter, meruntuhkan

    sentra kerajinan dan a Kasongan. Belajar dari pengalaman, masyarakat

    memperkuat struktur bangunan tahan gempa dan memasang rambu jalur

    evakuasi.

  • 7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint

    74/136

    2. IMOGIRIImogiri memiliki lanskap dataran pada sisi selatan sehingga menjadi pusat

    pemukiman, sedangkan di sisi utara dan timur topografinya berbukit dan relatif

    berhutan. Oleh karenanya, terdapat perbedaan keragaman jenis flora, yang

    selanjutnya berpengaruh pada keanekaragaman jenis fauna. Sisi utara dengan

    kerapatan dan keragaman jenis flora yang lebih tinggi, keragaman jenis faunanya

    menjadi lebih tinggi, selain adanya pengaruh aktivitas manusia di kawasan

    tersebut.Burung-burung yang sering dijumpai antara lain burung Cekakak sungai

    (Todirhamphus chloris), burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Kacamata biasa

    (Zosterops palpebrosus), Bondol jawa (Lonchuna leucogastroides), Bondol peking

    (Lonchuna punctulata), Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), Gemak tegalan (Turnix

    sylvatica), Manyar (Ploceus sp.). Jenis mamalia-nyaantara lain adalah jenis Tikus

    (Rattus sp), Musang air (Cynogale benntteii), Garangan (Herpestes semitorquatus),

    Kelelawar (Pteropus sp.& Rousettus sp.), jenis Codot (Emballonura sp.), serta Tupai

    (Tupaia sp.). Walaupun memiliki beragam fauna, salah satu ancaman utama

    terhadap kelestariannya adalah perburuan.Perburuan itu untuk tujuan konsumsi,

    perdagangan,dan perburuan karena satwa tersebut dianggap sebagai hama.

    Perbedaan topografi dan pemanfaatan lahan berpengaruh pada aktivitas mata

    pencaharian yang berkembang di masyarakat. Pada kawasan yang datar, banyak

    terdapat aktivitas pertanian. Sedangkan di kawasan yang berbukit, banyak

    dijumpai aktivitas berkebun. Selain bertani dan berkebun, masyarakat Imo