analisis pengaruh pertumbuhan penduduk, pertumbuhan usaha, pertumbuhan pdrb dan tingkat inflasi...
TRANSCRIPT
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 1/83
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK,PERTUMBUHAN USAHA, PERTUMBUHAN PDRB DANTINGKAT INFLASI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
DAERAH
(STUDI KASUS DI KOTA KEDIRI)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
REZA HARIYUDHA0410210067
Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2 0 0 9
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 2/83
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 3/83
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 42
3.2 Jenis Data dan Sumber Data .................................................................. 42
3.3 Variabel dan Definisi Operasional ........................................................... 43
3.4 Metode Analisa Data ................................................................................ 46
3.4.1 Analisis Regresi Berganda ........................................................... 47
3.4.2 Pengujian Hipotesa ...................................................................... 47
3.4.3 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 49
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Realisasi Pajak Daerah Kota Kediri dari Target yang Ditetapkan .......... 51
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian .................................................................. 55
4.3 Hasil Analisa Data ................................................................................... 584.3.1 Hasil Perhitungan Estimasi ........................................................... 58
4.3.2 Hasil Uji Statistik ........................................................................... 59
4.3.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................62
4.4 Pembahasan Hasil Analisa ..................................................................... 66
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 71
5.2 Saran ........................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 73
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 4/83
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Potensi Pajak Daerah Kota Kediri ........................................................ 50
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Kediri .............................................................. 54
Tabel 4.3 Jumlah Usaha Kota Kediri .................................................................... 55
Tabel 4.4 Jumlah PDRB Kota Kediri .................................................................... 56
Tabel 4.5 Inflasi Kota Kediri .................................................................................. 57
Tabel 4.6 Hasil Regresi ......................................................................................... 58
Tabel 4.7 Hasil Uji t ............................................................................................... 59
Tabel 4.8 Hasil Uji Park ........................................................................................ 63
Tabel 4.9 Hasil Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test ............................. 64
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 5/83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir .................................................................................. 38
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 6/83
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak diberlakukannya era otonomi daerah pada Januari 2001,
gema otonomi daerah semakin gencar, baik merupakan retorika elit politik
maupun para pelaksana daerah yang tidak sabar untuk melaksanakan
kebijakan itu. Undang-undang No. 34 Tahun 2004 tentang pokok
pemerintahan daerah menekankan bahwa titik berat ekonomi ada pada
Kabupaten/Kota dengan pertimbangan Kabupaten/Kota yang langsung
berhubungan dengan keadaan masyarakat, sehingga diharapkan lebih
mengerti dan memenuhi aspirasi masyarakat daerah yang bersangkutan.
Menurut Undang-Undang diatas, daerah otonom adalah kesatuan
masyarakat hukum dibatasi oleh wilayah tertentu berhak berwenang dan
berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam
ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
Tujuan adanya daerah otonom adalah agar daerah yang
bersangkutan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri
yang tidak bergantung kepada pemerintah pusat. Karena alasan tersebut
maka daerah otonom harus mempunyai kemampuan sendiri untuk
mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri melalui sumber-sumber
pendapatan yang dimiliki. Hal ini meliputi semua kekayaan yang dikuasai
oleh daerah dengan batas-batas kewenangan yang ada dan selanjutnya
digunakan untuk membiayai semua kebutuhan dalam rangka
penyelenggaraan urusan rumah tangganya sendiri. Jadi agar daerah dapat
menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya perlu adanya sumber
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 7/83
pendapatan daerah, sesuai dengan apa yang dikatakan Sudantoko
(2003:83) yaitu: ”Semakin besar keuangan daerah, semakin besar pulalah
kemampuan daerah untuk menyelenggarakan usaha-usahanya dalam
bidang keamanan, ketertiban umum, sosial, kebudayaan dan kesejahteraan
pada umumnya bagi wilayah dan penduduknya, atau dengan kata lain
semakin besarlah kemampuan daerah untuk memberikan pelayanan pada
masyarakat”.
Menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, tentang perubahan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997, tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah pasal 2 ayat 2 yang dimaksud dengan jenis
pajak Kabupaten/Kota adalah : a) Pajak Hotel, b) Pajak Restoran, c) Pajak
Hiburan, d) Pajak Reklame, e) Pajak Penerangan Jalan, f) Pajak
Pengambilan Bahan Galian Golongan C dan g) Pajak Parkir. Sedangkan
dalam pasal 18 ayat 2 disebutkan bahwa Retribusi dibagi menjadi 3 (tiga)
golongan, yaitu : a) Retribusi Jasa Umum, b) Reribusi Jasa Usaha dan c)
Retribusi Perizinan Tertentu.
Semangat yang menggebu-gebu dilaksanakannya otonomi daerah
dan desentralisasi memaksa daerah untuk mandiri karena pembiayaan /
pengeluaran rutin daerah harus ditopang oleh penerimaan daerah. Dengan
demikian bagi daerah yang sumber dayanya kurang menunjang,
pelaksanaan otonomi akan terasa berat. Beban dimaksud, misalnya pajak
dan retribusi yang dikenakan pada perusahaan-perusahaan daerah dan
masyarakat setempat, untuk dapat lebih meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Mengingat hal tersebut, maka daerah harus melakukan upaya-
upaya positif untuk meningkakan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Upaya
peningkatan PAD secara positif dalam pengertian bahwa keleluasaan yang
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 8/83
dimiliki daerah harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan PAD maupun
untuk menggali sumber sumber penerimaan baru tanpa membebani
masyarakat dan tanpa menimbulkan biaya ekonomi tinggi. Upaya
peningkatan PAD tersebut harus dipandang sebagai perwujudan tanggung
jawab Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, yaitu
peningkatan pelayanan kesejahteraan masyarakat.
Kemandirian PAD bagi daerah akan memberikan dampak positif
terhadap kemandirian daerah untuk pengalokasian anggaran dalam APBD.
Kemandirian daerah dalam APBD tersebut terkait dengan kemandirian PAD,
sebab semakin besar sumber pendapatan yang berasal dari Potensi
Daerah, bukan dari sumber pendapatan bantuan, maka daerah akan
semakin leluasa untuk mengakomodasikan kepentingan masyarakatnya
tanpa muatan kepentingan Pemerintah Pusat yang tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat di Daerah. Dengan demikian, Pemerintah Daerah
akan lebih mudah memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat
atau DPRD tentang kegiatan pembangunan yang dilakukan Hamrolie
(2004:142).
Suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam rangka
peningkatan Pendapatan Asli Daerah bagi setiap Kabupaten/Kota adalah
potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Tanpa mengetahui potensi
yang sebenarnya mustahil akan dapat menentukan besarnya target yang
benar yang akan dicapai dalam suatu periode mendatang. Penetapan target
yang benar adalah yang didasarkan pada data base (potensi) bukan data
historis atau didasarkan pada data-data sebelumnya. Penentuan target atas
dasar data hisoris kurang mendukung terhadap peningkatan Pendapatan
Asli Daerah, karena target yang ditetapkan merupakan kenaikan atau
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 9/83
presentase dari perolehan tahun sebelumnya, padahal potensinya
dimungkinkan jauh lebih besar dari target yang ditetapkan.
Perkembangan daerah yang semakin prospektif seiring dengan
perkembangan waktu, tentunya akan senantiasa menuntut adanya daya
dukung lingkungan ekonomi yang memadai dan kondusif, sehingga potensi
ekonomi yang ada dapat dipertahankan dan pada akhirnya dapat diandalkan
sebagai sumber pendapatan daerah yang handal dalam mendukung
perwujudan tuntutan tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan daerah,
sehingga masing-masing daerah dapat memiliki potensi andalan yang
berbeda.
Berbagai potensi ekonomi berada dalam titik pertumbuhan yang
paling rendah atau bahkan tumbuh secara negatif. Namun perlu untuk
digaris bawahi bahwa masing-masing potensi ekonomi tersebut berdasarkan
kekuatannya sendiri. Artinya, tidak ada potensi ekonomi yang
perkembangannya diintervensi atau didukung pemerintah pusat. Dengan
demikian, akan terlihat jika sektor-sektor ekonomi tersebut dapat bertahan,
maka sektor-sektor ekonomi tersebut benar-benar memiliki potensi nyata
untuk berkembang dan berpotensi untuk mendukung perkembangan
ekonomi daerah. Berdasakan hal tersebut maka dapat ditentukan sektor
ekonomi yang benar-benar merupakan potensi ekonomi secara regional,
dan sektor inilah yang harus dikembangkan sebagai potensi ekonomi
daerah.
Sumber- sumber penerimaan daerah yang potensial harus digali
secara maksimal, namun tentu saja di dalam koridor peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk diantaranya pajak daerah dan retribusi
daerah yang memang telah sejak lama menjadi unsur pendapatan utama.
Jika dilihat dari potensi pajak yang ada, penerimaan pajak yang diperoleh
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 10/83
selama ini masih kecil daripada kapasitas pajak yang mungkin digali. Dilihat
dari sudut wajib pajak, potensi yang ada masih mungkin diadakan
perluasan. Dengan pendekatan jumlah, Mangkoesoebroto (1992:224)
berkesimpulan bahwa potensi pajak penghasilan, baik dari segi jumlah wajib
pajak maupun jumlah pajaknya masih sangat besar, berbanding tegak lurus
dengan pertumbuhan ekonomi yang ada.
Pajak Daerah yang merupakan salah satu dalam sub-komponen
dalam pendapatan lain-lain yang merupakan unsur penerimaan dalam
Pendapatan Asli Daerah. Serangkaian perhitungan yang tepat dalam
menganalisis jumlah sumbangan sektor ini sangat diperlukan, mengingat
potensi yang dimiliki cukup besar dalam menyumbang penerimaan bagi
Pendapatan Asli Daerah. Dengan perhitungan dan estimasi yang tepat
diharapkan akan didapat potensi yang terukur secara layak dalam
mengoptimalkan sumber-sumber yang dimiliki oleh daerah dalam
pembiayaan pembangunan daerah. Dengan mengidentifikasi potensi sektor
Pajak Daerah ini diharapkan dapat mengoptimalkan sumbangsih sektor ini
untuk pembiayaan pembangunan didaerah, dalam perspektif otonomi
daerah yang memberikan keleluasaan bagi daerah untuk menggali sumber
daya yang dimilikinya untuk meningkatkan pembangunan bagi daerah.
Kota Kediri adalah kota yang sedang berkembang, ini bisa dilihat
dari terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri. Terus
meningkatnya pertumbuhan PDRB dan pertumbuhan jumlah usaha menjadi
tanda bahwa kota ini sedang berkembang. Sejak diberlakukannya otonomi
daerah maka Kota Kediri dengan pabrik rokok Gudang Garam sebagai
penyumbang pajak terbesar terus menunjukan kemajuan. Dengan semakin
majunya Kota Kediri pertumbuhan jumlah penduduk juga menunjukkan
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 11/83
peningkatan. Baik dari angka kelahiran ataupun dari penduduk yang datang
ke Kota Kediri untuk mencari pekerjaan.
Dengan berkembangnya Kota Kediri, penerimaan pada Pajak
Daerah juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan dengan
meningkatnya perekonomian di Kota Kediri. Seiring dengan peningkatan
standar hidup masyarakat maka golongan berpenghasilan tinggi akan
semakin meningkat sehingga hal ini akan menyebabkan peningkatan
penerimaan Pajak Daerah. Peningkatan pada PDRB juga mempunyai
hubungan dengan peningkatan penerimaan pajak daerah karena sektor-
sektor pajak daerah juga ada dalam PDRB. Dengan meningkatnya PDRB
maka juga akan meningkatkan penerimaan pajak pada sektor-sektor
tersebut. Yang terakhir, inflasi merupakan rata-rata kenaikan harga barang
dan jasa secara umum terus menerus dalam persen. Dengan meningkatnya
inflasi maka akan menaikan tarif pajak pada barang atau jasa yang
bersangkutan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengangkat permasalahan ini dengan memilih judul “Analisis Pengaruh
Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB dan
Tingkat Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak Daerah(Studi Kasus di Kota
Kediri)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
Bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk, pertumbuhan jumlah usaha,
pertumbuhan PDRB dan tingkat inflasi terhadap penerimaan Pajak Daerah?
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 12/83
1.3. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai,
yaitu:
Mengetahui pengaruh pertumbuhan penduduk, pertumbuhan jumlah usaha,
pertumbuhan PDRB dan tingkat inflasi terhadap penerimaan Pajak Daerah.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Sebagai bahan rekomendasi dalam hal menentukan target Pajak Daerah
sehingga dapat meningkatkan penerimaan Pajak Daerah dalam
menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya yang
berkaitan dengan pembahasan mengenai potensi pajak daerah.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 13/83
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Schumpeter
Teori ini menekankan tentang pentingnya pengusaha dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa
pengusaha merupakan golongan yang akan terus membuat pembaharuan
atau inovasi dalam kegiatan ekonomi.Di dalam mengemukakan teori
pertumbuhannya Schumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan
bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi
keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku,
segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk
mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan
mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka
akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang
baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka
pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi
masyarakat akan bertambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong
perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan
melakukan penanaman modal baru. Menurut pandangan Schumpeter makin
tinggi tingkat kemajuan ekonomi maka semakin terbatas kemungkinan untuk
mengadakan inovasi. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi
menjadi bertambah lambat. Yang pada akhirnya akan tercapai keadaan
tidak berkembang (stationary state ).
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 14/83
2.2. Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan klasik ada 4 faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk, jumlah stock barang-barang
modal, luas tanah, kekayaan alam, dan teknologi. Namun para pakar
ekonomi klasik pada umumnya hanya menitikberatkan pada pengaruh
pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut klasik hukum hasil tambahan yang semakin berkurang
akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan
ekonomi tidak akan terus menerus berlangsung. Pada permulaannya,
apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan, tingkat
pengembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para
pengusaha akan mendapat keuntungan besar. Ini akan menimbulkan
investasi baru, dan pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti itu
tidak akan terus-menerus berlangsung, apabila jumlah penduduk sudah
terlalu banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi
karena produktivitas setiap penduduk telah menjadi negatif. Maka
kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan mencapai tingkat
perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi
akan dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (stationary
state). Pada keadaan ini pendapatan perkapita hanya mencapai tingkat
cukup untuk hidup (subsistence).
2.3. Pendekatan Pajak dari Segi Ekonomi
Pajak dapat didekati/di-approach dari segi ekonomi. Pendekatan
dari segi ekonomi dapat dilakukan dari segi makroekonomi atau dari segi
mikroekonomi.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 15/83
Pendekatan dari segi mikroekonomi ditekankan pada kebutuhan
individu dan pada income untuk pemenuhan kebutuhan individu. Kebutuhan
masyarakat tidak terpikirkan, oleh sebab itu pendekatan dari segi
mikroekonomi mengakibatkan pengertian pajak yang salah, sebab pajak
dilihat sebagai sesuatu yang mengurangi income individu tanpa
mendapatkan imbalan, sehingga pajak dianggap sebagai beban yang
memberatkan, mengurangi pendapatan seseorang, mengurangi daya beli
seseorang, dan akhirnya mengurangi kesejahteraan individu. Dalam
pemikiran itu masyarakat tidak dipertimbangkan sehingga pemikiran
demikian memberikan corak pemikiran yang individualistis, soliter.
Lain dengan pendekatan makroekonomis. Dalam pandangan ini
masyarakat diikutsertakan. Orang hidup dalam mayarakat. Dalam
masyarakat yang modern ini, dimana teknologi sudah berkembang sangat
jauh, tidak dapat dibayangkan ada orang yang dapat hidup tanpa
masyarakat, tanpa bantuan dan tanpa ketergantungan orang lain. Kita hidup
dalam masyarakat yang sudah mendalam spesialisasinya. Kita tidak dapat
menanam padi sendiri, membuat kacamata sendiri, membuat sepeda
sendiri, dan sebagainya. Hidup bermasyarakat adalah mutlak agar kita dapat
melangsungkan hidup kita.
Masyarakat mempunyai hidup sendiri disamping hidup individu.
Pajak-pajak harus dikaitkan dengan hidup masyarakat, dan tidak dapat
dilepaskan dari itu.
Masyarakat mempunyai kebutuhan juga, memerlukan juga income
untuk membiayai kelangsungan hidupnya yang dapat dipecah-pecah
menjadi berbagai kepentingan seperti keamanan, tata tertib, gaji para
pegawainya, kesehatan, pendidikan, dan banyak lagi yang lainnya.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 16/83
Dari mana asalnya uang untuk memenuhi macam-macam
pengeluaran itu? Tentunya dari penghasilan masyarakat itu sendiri. Apa
income dari masyarakat itu? Tidak lain adalah hasil dari sumber-sumber
alam yang ada di dalam masyarakat itu, seperti minyak alam, gas bumi,
bijih-bijih bermacam-macam logam dan logam mulia seperti emas, tambang
nikel, bijih besi, mangan, sulfur, dan sebagainya. Jika masyarakat tidak
memiliki sumber-sumber itu, atau hanya mendapat hasil sedikit dari sumber
itu, maka diperlukan sumber lain. Dan sumber lain yang dapat diandalkan itu
adalah sumber pajak-pajak yang asalnya dari anggota masyarakat yang
hidup di dalam masyarakat. Maka pajak yang berasal dari individu itu
dikaitkan dengan masyarakat, sebagai penghasilan masyarakat. Jadi apa
yang mengurangi pendapatan individu ini menjadi pendapatan masyarakat
yang digunakan untuk kepentingan masyarakat, yang akhirnya secara tidak
langsung juga menyangkut kepenting individu.
Jadi dapat disimpulkan apabila jumlah penduduk/masyarakat
meningkat maka akan terjadi peningkatan penerimaan pajak, karena pajak
berasal dari individu yang dikaitkan dengan masyarakat, sebagai
penghasilan masyarakat.
Akhirnya ditinjau dari segi makroekonomi pajak dapat didefinisikan
sebagai berikut : Pajak adalah peralihan kekayaan dari sektor swasta ke
sektor pemerintah, berdasarkan peraturan yang dapat dipaksakan dan
mengurangi income anggota masyarakat, tanpa memperoleh imbalan
secara langsung tetapi sebaliknya pajak merupakan income bagi
masyarakat, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
masyarakat (negara).
Pajak-pajak di dalam masyarakat dapat digunakan sebagai alat
untuk mencapai tujuan ekonomi. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 17/83
mencegah atau menghambat inflasi atau untuk memberikan insentif kepada
para penanam modal di Indonesia guna pembangunan di Indonesia.
2.4. Pengertian Pendapatan Daerah
Menurut Poerwadarminta (1986:546) bahwa yang dimaksud dengan
pendapatan adalah : 1. Hasil pencarian (usaha dan sebagainya); 2. Suatu
yang didapatkan (dibuat dan sebagainya yang sedianya belum ada).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pendapatan adalah hasil atau merupakan penerimaan
yang bermanfaat yang didapatkan dari suatu usaha yang dilakukan.
Selanjutnya pengertian daerah, dapat dilihat dalam Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa
daerah otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Apabila kedua pengertian diatas digabungkan sehingga menjadi
pendapatan daerah, maka dapat diartikan sebagai keseluruhan penerimaan
daerah baik berupa uang atau perhitungan material lainnya dari sumber-
sumber yang jelas untuk jangka waktu tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan
daerah dalam rangka memenuhi kewajibannya untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri.
Pengertian Pendapatan Daerah menurut Fauzi (1995:32) adalah
komponen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 18/83
membiayai pembangunan dan melancarkan roda pemerintahan. Karena itu
tiap-tiap pendapatan daerah dapat dipungut seinsentif mungkin.
Menurut Samudra (1995:32) pengertian Pendapatan Daerah
diartikan secara luas. Sumber pendapatan daerah meliputi tidak saja
Pendapatan Asli Daerah (PAD), akan tetapi termasuk pula pendapatan
daerah yang berasal dari penerimaan pemerintah pusat yang dalam
realisasinya dapat saja berbentuk bagi hasil penerimaan pajak dari pusat
atau lainnya yang berbentuk subsidi (sokongan) untuk keperluan
pembangunan daerah dan sebagainya.
Adapun pengertian pendapatan daerah yang lain yaitu : usaha
daerah untuk memperoleh pendapatan atau hasil tetap yang nantinya
dimasukkan ke kas daerah yang diatur dalam peraturan daerah dan
digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah sebagaimana ditetapkan
dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Dari uraian dan pengertian sumber-sumber pendapatan daerah
dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan sumber pendapatan daerah
adalah darimana daerah memperoleh pendapatan atau hasil yang tetap
yang menjadi wewenangnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku sebagai jaminan untuk menutup belanja daerah dalam rangka
bagaimana pemerintah daerah memenuhi kewajibannya sebagai daerah
otonom yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
Dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 bahwa Pendapatan Asli Daerah
terdiri dari :
a. Hasil pajak Daerah;
b. Hasil retribusi Daerah;
c. Hasil perusahaan milik Daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan Daerah
yang dipisahkan; dan
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 19/83
d. Lain-lain pendapatan Daerah yang sah.
2.4.1. Sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
Secara khusus sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang tercantum dalam pasal 79 UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan pasal 1 UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut:
a. Pajak Daerah
Yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
b. Retribusi Daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
c. Hasil perusahaan milik Daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan
Daerah yang dipisahkan
Yaitu bagian laba perusahaan yang merupakan pendapatan dari
perusahaan-perusahaan yang dapat dimiliki oleh pemerintah daerah.
Yang termasuk disini adalah gedung olah raga, PDAM, kolam
renang dan lain-lain.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 20/83
d. Lain-lain pendapatan Daerah yang sah
Ini dapat berbentuk seperti hibah atau penerimaan dari Daerah
Propinsi atau Daerah Kabupaten/Kota lainnya, dan penerimaan lain yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.5. Pengertian Pajak
Ada berbagai pengertian pajak yang dikemukakan oleh para ahli,
baik dari dalam maupun luar negeri. Di bawah ini pengertian pajak yang
dikemukakan oleh Soemitro yang dikutip oleh Mardiasmo (2002:11), pajak
adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat imbalan (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum.
Sedangkan pengertian pajak menurut Brotodiharjo (1995:9), pajak
adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
wajib yang membayarnya menurut peraturan perundang-undangan, dengan
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Dari pengetian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pajak memiliki
unsur-unsur :
1. Iuran rakyat kepada negara
Artinya yang berhak memungut pajak hanyalah negara dan iuran tersebut
berupa sejumlah uang yang disetorkan kepada kas negara.
2. Berdasarkan Undang-Undang
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 21/83
Artinya pajak dipungut berdasar Undang-Undang serta aturan
pelaksanaannya dapat dipaksakan, dan terdapat sanksi bagi yang
melanggar.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi langsung dari negara.
Artinya dalam pembayaran pajak tidak ada jasa timbal atau kontraprestasi
langsung oleh pemerintah kepada pembayar pajak.
4. Digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.
Artinya pendapatan pemerintah yang didapat dari pajak digunakan untuk
membiayai semua pengeluaran pemerintah yang bermanfaat bagi
masyarakat luas.
2.5.1. Fungsi Pajak
Menurut Mardiasmo (2002:23) ada dua fungsi pajak, yaitu :
1. Fungsi Anggaran (budgetair)
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membayar
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.
2.5.2. Syarat Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2002:28) agar pemungutan pajak tidak
menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Pemungutan Pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, Undang-Undang
dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 22/83
undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata,
serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil
dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak bagi wajib pajak
untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan
mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.
2. Pemungutan Pajak harus berdasarkan Undang-Undang (Syarat Yuridis)
Di Indonesia pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 3. Hal ini
memberikan jaminan hokum untuk menyatakan keadilan, baik bagi
Negara maupun warganya.
3. Tidak Mengganggu Perekonomian
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian masyarakat.
4. Pemungutan Pajak Harus Efisien (Syarat Finansial)
Sesuai dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat
ditekan lebih rendah dari hasil pemungutannya.
5. Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
2.5.3. Pembagian Pajak Menurut Golongan, Sifat dan Pemungutannya
Menurut Waluyo dan Ilyas (2003:56) pajak dapat dikelompokan ke
dalam kelompok :
1. Menurut Golongan
a. Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib
Pajak yang bersangkutan, contoh: Pajak Penghasilan.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 23/83
b. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan ke pihak lain, contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
2. Menurut Sifat
a. Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjek yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti
memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak, contoh: Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan paa
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak, contoh:
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah.
3. Menurut Pemungutan dan Pengelolaan
a. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, contoh: Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, contoh: Pajak
reklame, Pajak Hiburan.
2.5.4. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Waluyo dan Ilyas (2001:45) dalam pemungutan pajak
dikenal beberapa system pemungutan yaitu :
1. Official Assesment System
Sistem ini merupakan system pemungutan pajak yang memberi
wewenang kapada pemerintah (fiscus) untuk menentukan besarnya pajak
terutang. Pemerintah (fiscus) menentukan besarnya pajak terutang.
Dalam hal ini Wajib Pajak bersifat pasif.
Ciri-ciri :
a. Wewenang untuk menentukan pajak terutang ada pada fiscus.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 24/83
b. Wajib Pajak bersifat pasif.
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh
Fiscus.
2. Self Assesment.
Sistem ini merupakan system pemungutan pajak yang memberi
wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus dibayar.
Ciri-ciri :
a. Wewenang untuk menentukan pajak terutang ada pada Wajib Pajak
b. Wajib Pajak Aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang.
c. Fiscus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3. With Holding System
Sistem ini merupakan system pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
2.6. Pajak Daerah
2.6.1. Pengertian Pajak Daerah
Berdasarkan kewenangan pemungutannya, di Indonesia pajak
dapat dibagi menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Menurut Panca
didalam Sahara (2004:15) Pajak Daerah merupakan pajak yang dikelola
oleh Pemerintah Daerah, baik Propinsi maupun Kabupaten atau Kota yang
berguna untuk menunjang penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan hasil
penerimaan tersebut masuk dalam APBD.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 25/83
Sedangkan pengertian Pajak Daerah menurut Mardiasmo (2002:13)
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang dikelola oleh
Pemerintah Daerah, baik Propinsi maupun Kabupaten atau Kota yang
berguna untuk menunjang penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
2.6.2. Jenis Pajak Daerah
Pajak daerah itu sendiri dapat dibagi menjadi dua macam yaitu
pajak daerah asli dan dan pajak daerah yang berasal dari pajak negara yang
diberikan kepada daerah. Adapun jenis-jenis pajak daerah sesuai dengan
Undang-undang Darurat Nomor 11 tahun 1957 tentang Peraturan Umum
Pajak Daerah dan Undang-undang Nomor 10 tahun 1968 tentang
Penyerahan Pajak-pajak Negara kepada Daerah, maka yang telah
diserahkan dan dinyatakan sebagai pajak daerah tingkat I adalah sebagai
berikut :
1. Pajak Rumah Tangga.
2. Pajak Kendaraan Bermotor.
3. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
4. Bea Vervonding.
5. Bea Atas Ijin Menangkap Ikan di perairan umum di wilayahnya.
6. Opsen atas Pajak Kekayaan.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 26/83
7. Pajak Sekolah.
8. Opsen Atas Pajak Penjualan Bensin.
9. Opsen Atas Pajak Penjualan.
10. Enam Puluh Persen (60%) Pajak Peralihan (Ketetapan Besar).
11. Sembilan Puluh Persen (90%) Pajak Materai.
12. Tujuh Puluh Lima Persen (75%) Pajak Kekayaan.
13. Tujuh Puluh Lima Persen (75%) Pajak perseroan.
14. Lima Puluh Persen (50%) Bea Keluar.
15. Lima Puluh Persen (50%) Bea Masuk.
16. Cukai gula, minyak tanah, rokok, alkohol, sulingan,dll.
Pajak Daerah Tingkat II yang telah diberikan adalah sebagai berikut :
1. Pajak Pertunjukan/ Tontonan dan Keramaian Umum.
2. Pajak Reklame (tidak dimuat dalam majalah/koran).
3. Pajak Anjing.
4. Pajak Petasan dan Kembang Api.
5. Pajak Minuman Keras.
6. Pajak Kendaraan Bermotor.
7. Pajak atas Ijin Perjudian.
8. Pajak Hiasan Kubur.
9. Pajak Berdiam di Daerah Lebih dari 120 Hari tanpa Berkediaman Tetap.
10. Pajak atas Milik Bangunan dan Halaman yang Berbatasan dengan
Jalan di Darat, Air dan Lapangan.
11. Pajak Sekolah.
12. Pajak Penerangan Jalan.
13. Pajak atas Milik Bangunan dan Halaman yang Berbatasan dengan
Jalan Umum.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 27/83
14. Pajak atas Milik Bangunan Keturutannya/Tanah Kosong di Bagian
Tertentu di Daerah.
15. Pajak Pemberian Air Minum.
16. Pajak Rumah Bola.
17. Pajak Forensen.
18. Pajak Pendaftaran.
19. Pajak Rumah Penginapan.
20. Pajak terhadap Barang yang Menjulang di Tanah Jalanan atau Tanah
Bangunan yang dikuasai Daerah.
21. Pajak Perusahaan.
22. Pajak Kendaraan Bermotor di atas Air.
23. Pajak Pelabuhan Perahu.
24. Pajak Pembuatan Garam.
25. Pajak Mengangkut Barang ke Luar Daerah.
26. Pajak Asuransi.
27. Pajak atas Perusahaan Kandang Babi.
28. Pajak atas Pengambilan Sarang Burung.
29. Pajak atas Pengambilan Rumput Laut dan Agar-agar.
30. Pajak atas Pengumpulan Telur Penyu.
31. Pajak Rumah Asap.
32. Pajak Mendirikan Gudang Tembakau.
33. Pajak atas Pelelangan Ikan.
34. Pajak Radio.
35. Pajak BangsaAsing.
36. Pajak Vervonding Indonesia.
37. Pajak Jalan.
38. Pajak Potong Hewan.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 28/83
39. Pajak Pembangunan I (Pajak Hotel dan Restoran).
40. Delapan Puluh Persen (80%) dari Pajak Peralihan (ketetapan besar).
41. Sepuluh Persen (10%) Upah Materai.
42. Opsen atas Pajak Rumah Tangga.
43. Opsen atas Vervonding.
44. Opsen Telepon (Kaho dalam Sahara (2004:20)).
Mengingat banyak pajak daerah yang tidak memberi hasil yang
memuaskan, setiap upaya untuk mengubah sistem pajak harus mencakup
penghapusan sebagian besar jenis pajak yang ada. Penghapusan sebagian
besar pajak daerah yang kecil-kecil berarti akan menghilangkan wewenang
yang memang sudah kecil yang masih dimiliki pemerintah daerah untuk
menentukan pajak daerah.
Setelah diberlakukannya Undang-undang Nomor 18 tahun 1997,
maka pajak-pajak daerah tersebut di atas yang berjumlah 60 jenis pajak
daerah mengalami pengurangan (ditarik kembali oleh pemerintah pusat)
menjadi 9 jenis pajak daerah. Undang-undang ini sangat membatasi
kreatifitas daerah dalam menggali sumber penerimaan aslinya karena hanya
menetapkan 6 jenis pajak yang boleh dipungut oleh Kabupaten atau Kota.
Secara rinci disebutkan sebagai berikut :
a. Pajak Daerah Tingkat I adalah :
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), dibagihasilkan
dengan imbangan 10% untuk Daerah Tingkat I dan 90% untuk Daerah
Tingkat II
b. Pajak Daerah Tingkat II, terdiri atas :
1. Pajak Hotel dan Restoran (dahulu disebut Pajak Pembangunan I)
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 29/83
2. Pajak Hiburan
3. Pajak Reklame
4. Pajak Penerangan Jalan
5. Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Bahan Galian Golongan C
6. Pajak Pemanfaatan Penggunaan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan
Perkembangan lebih lanjut dengan diberlakukannya otonomi
daerah, maka dikeluarkan Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang
perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah yang mana dalam pasal 2 disebutkan bahwa :
a. Jenis Pajak Propinsi terdiri dari :
1. Pajak Kendaraan Bermotor di Atas Air
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
3. Pajak Bahan BAkar Kendaraan Bermotor
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan dan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan
b. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari :
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
7. Pajak Parkir
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 30/83
Beberapa kriteria dan pertimbangan yang diperlukan dalam
pemberian kewenangan perpajakan kepada tingkat Pemerintah Pusat,
Propinsi dan Kabupaten/Kota, yaitu :
a. Pajak yang dimaksudkan untuk tujuan stabilisasi ekonomi dan cocok
untuk tujuan distribusi pendapatan seharusnya tetap menjadi
tanggungjawab Pemerintah Pusat.
b. Basis pajak yang diserahkan kepada daerah seharusnya tidak terlalu
"mobile". Pajak daerah yang sangat "mobile" akan mendorong pembayar
pajak memindahkan usahanya dari daerah yang beban pajaknya tinggi ke
daerah yang rendah. Sebaliknya, yang tidak terlalu "mobile" akan
mempermudah daerah untuk menetapkan tarif pajak yang berbeda.
Basis pajak yang "mobile" merupakan persyaratan utama untuk
mempertahankan di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi
(Pusat/Propinsi).
c. Basis pajak yang distribusinya sangat timpang antar daerah, seharusnya
diserahkan kepada Pemerintah Pusat.
d. Pajak daerah seharusnya jelas bagi pembayar pajak daerah (obyek,
subyek pajak dan besarya pajak terutang)
e. Pajak daerah seharusnya tidak dapat dibebankan kepada penduduk
daerah lain
f. Pajak yang diserahkan kepada daerah seharusnya relatif lebih mudah
diadministrasikan
g. Pajak dan retribusi berdasarkan prinsip manfaat dapat digunakan
secukupnya pada semua tingkatan pemerintahan, namun penyerahan
kewenangan pemungutannya kepada daerah akan tepat sepanjang
manfaatnya dapat dirasakan bagi pembayar pajak daerah
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 31/83
Pandangan mengenai biaya administrasi/tata usaha pajak yang
tinggi merupakan salah satu masalah yang paling menonjol mengenai
sistem pajak yang ada sekarang, ini menyangkut jenis pajak daerah yang
terlalu banyak. Ini menimbulkan beberapa akibat , pertama karena pajak
sering tumpang tindih, beberapa jenis pajak dikenakan pada obyek yang
sama dengan dasar yang berbeda-beda dan sering dikelola oleh tingkat
pemerintah yang berbeda-beda. Kedua, tagihan kecil-kecil yang dilakukan
berulang-ulang mungkin menimbulkan sikap enggan membayar pada pihak
pembayar pajak, ketiga, pajak dan pungutan kecil-kecil yang banyak sekali
itu cenderung membingungkan sehingga sulit bagi pembayar pajak untuk
mengetahui apakah pungutan yang ditarik sah atau tidak.
Menyederhanakan sistem pajak daerah dapat pula menghasilkan pula pajak
yang lebih dapat diterima dan memudahkan upaya memberantas pajak tidak
resmi.
Tampaknya ada 3 tujuan pokok yang hendak dicapai setiap
perubahan pada sistem pajak daerah (Devas, 1989:164). Pertama,
menyederhanakan sistem pajak daerah, kedua menaikkan penerimaan dari
pajak daerah agar daerah tidak terlalu banyak bergantung pada bantuan dari
pemerintah pusat, tujuan ketiga perubahan pada sitem pajak juga mungkin
ada yang menyangkut wewenang pemerintah daerah. Sekarang ini
pemerintah daerah mempunyai wewenang yang sangat luas untuk
menetapkan tarif pajak daerah dan menciptakan pajak daerah baru, dengan
persetujuan Departemen Dalam Negeri. Tetapi karena hampir tidak ada lagi
obyek pajak daerah yang bernilai yang tidak dikenakan pajak dan karena
dalam prakteknya Departemen Dalam Negeri menetapkan tarif pajak untuk
pajak daerah yang penting-penting, wewenang pemerintah daerah
sebenarnya kecil.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 32/83
Sebagai pedoman, perluasan potensi penerimaan pajak dan
retribusi daerah ini sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini (Bird
dan Vailancourt, 2000:234) :
1. Basis pajak hendaknya merupakan benda atau sumber penghasilan yag
relatif tidak bisa berpindah. Hal ini diperlukan untuk memungkinkan
pemerintah daerah dapat melakukan penyesuaian tarif tanpa harus
mengorbankan basis pajak tersebut.
2. Penerimaan pajak daerah harus dapat menutupi kebutuhan daerah dan
bersifat dinamis, sehingga dapat dikembangkan paling tidak sama
cepatnya dengan kebutuhan peningkatan.
3. Penerimaan pajak daerah harus relatif stabil dan relatif dapat
diproyeksikan dengan baik.
4. Beban pajak harus diupayakan tidak dapat dialihkan ke daerah lain.
5. Untuk keperluan akuntabilitas, obyek pajak hendaknya dapat dilihat oleh
publik.
6. Pengenaan pajak daerah harus cukup memenuhi aspek keadilan
(equitas) oleh wajib pajak.
7. Pajak daerah harus cukup mudah dikelola dengan efektif dan efisien.
2.6.3. Administrasi Pajak Daerah
Teori “pembangunan dari bawah” berpendapat bahwa orang akan
lebih bersedia membayar pajak kepada daerah daripada kepada Pemerintah
Pusat karena mereka dapat melihat manfaat dalam kemudahan dan
pembangunan di daerah mereka. Meskipun demikian makin rendah tingkat
pemerintahan daerah maka makin dekat antar mereka yang mengenakan
pajak dengan mereka yang membayar pajak. Kebebasan untuk
menentukan ruang lingkup, metode penilaian dan tarif pajak sendiri jelas
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 33/83
akan mendorong kebebasan dan fleksibiltas dalam pembiayaan
pemerintahan daerah.
Tanggungjawab atas penilaian atau pemungutan suatu pajak atau
retribusi tidak selalu bersamaan dengan kemudahan memperoleh hasilnya.
Alokasi tanggungjawab untuk melakukan pengenaan dan pemungutan pajak
tergantung pada sejumlah faktor : pertama, tingkat kemampuan yang
dibutuhkan dan tersedianya tenaga tersebut di tingkat daerah tertentu.
Tenaga terampil mungkin terbatas dan sulit bagi pemerintah daerah untuk
mempekerjakannya. Tiga faktor lainnya, kalau obyek dari setiap wajib pajak,
khususnya suatu perusahaan melampaui batas-batas suatu daerah maka
pengenaan secara terpusat mungkin diperlukan.
Penetapan dan pemungutan pajak harus didukung dengan
pengawasan yang efisien. Keterlambatan dalam membayar suatu pajak
atau retribusi seringkali dikenakan tindakan dengan mengenakan denda
dalam bentuk persentase atas jumlah pajak yang terhutang. Sanksi apabila
tidak membayar pajak dapat dikenakan dalam berbagai bentuk :
1. Tindakan kriminil menyangkut harta kekayaan melalui penahanan dan
hukuman penjara
2. Tindakan perdata yang sama dengan pengembalian hutang pribadi yang
dilakukan melalui penyitaan dan penjualan kekayaan
3. Penyitaan dan penjualan langsung atas kekayaan
4. Menghentikan pelayanan
5. Tidak ada tindakan sama sekali
Tindakan kriminil, pemutusan pelayanan atau penyitaan kekayaan
biasanya merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan pembayarannya.
Biasanya tingkat ketidakpatuhan membayar pajak cenderung tinggi dan
tidak adanya tindakan yang lebih keras untuk memaksakan wajib pajak
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 34/83
membayarnya merupakan pencerminan dari kurangnya kemauan politis
dalam pengenaan pajak.
2.6.4. Upaya Peningkatan Pajak Daerah
Upaya peningkatan penerimaan Pajak Daerah maksudnya, adalah
cara-cara yang digunakan oleh Pemerintah Daerah, untuk meningkatkan
pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah. Upaya yang dilakukan
dalam meningkatkan penerimaan pajak daerah adalah :
1) Upaya Intensifikasi
Adalah upaya berupa peningkatan PAD dari sumber-sumber
yang telah ada. Upaya yang telah dilakukan antara lain :
a. Mempelajari kembali perda pajak daerah
b. Pengawasan terhadap pemungutan pada wajib pajak
c. Pemberian penerangan dan penyuluhan pada wajib pajak
d. Memperbaiki saran dan prasarana pungutan yang belum memadai
e. Peningkatan kemampuan, kemauan/kualitas petugas pemungut
f. Kerjasama dengan pihak ketiga dengan prinsip saling menguntungkan
g. Koordinasi dengan unit kerja terkait, melalui kegiatan rapat evaluasi
secara berkala
h. Pelaksanaan sanksi yang wajar
2) Upaya Ekstensifikasi
Mencari dan menggali sumber pendapatan daerah yang baru
dalam batas ketentuan perundang-undangan, misalnya :
a. Penelitian dan penggalian objek pajak baru yang merupakan potensi
daerah.
b. Studi banding ke daerah lain.
c. Evaluasi terhadap Perda secara berkala.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 35/83
3) Peningkatan Pelayanan Masyarakat.
Peningkatan pelayanan kepada masyarakat ini merupakan
unsur yang sangat penting, mengingat bahwa paradigma yang
berkembang dalam masyarakat saat ini adalah bahwa pembayaran pajak
dan retribusi ini sudah merupakan hak daripada kewajiban masyarakat
terhadap Negara, untuk itu perlu dikaji kembali pengertian wujud yang
bagaimana dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat.
2.6.5. Pengaruh Pajak Terhadap Perekonomian
Pajak dapat menjadi penghambat perkembangan dan pertumbuhan
perekonomian, sebab pajak menyerap pendapatan masyarakat, akibatnya
perputaran ekonomi yang semula berputar dengan cepat menjadi lambat.
Melalui keseimbangan dan hubungan antara pendapatan dengan
pengeluaran keseluruhan, maka dapat diketahui bahwa pendapatan
terbentuk dari pengeluaran konsumsi masyarakat, pengeluaran tabungan
masyarakat, dan pengeluaran pajak.
Kebijakan fiscal baik dibidang pajak maupun pengeluaran
pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Menurut
Devas (1998:72) pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses
peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Pajak yang berbeda akan mempunyai efek yang berbeda atas tingkat
tabungan dan investasi dan selanjutnya pada pembentukan modal.
Beberapa studi mengenai hubungan antara penerimaan dan pengeluaran
pemerintah menguji dampak dan variabel fiskal terhadap pertumbuhan
ekonomi. Dari kajian tersebut ditemukan bahwa pajak memberikan pengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel pengeluaran
pemerintah memberikan pengaruh positif.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 36/83
Bagi Pemerintah Daerah yang memegang peranan penting adalah
kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal ini realisasinya berupa kebijakan anggaran
di daerah. Menurut Due (1985:154), bahwa tujuan kebijakan fiskal ada 3
(tiga) yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Untuk menjamin agar laju pertumbuhan ekonomi dapat sesuai dengan
potensinya. Berarti dengan kebijakan fiskal akan diusahaakan
semaksimal mungkin agar potensi-potensi ekonomi yang ada di daerah
dapat di realisasikan.
2. Untuk mengusahakan terbukanya kesempatan kerja.
3. Mengusahakan agar harga berada dalam tingkat yang wajar dan selalu
dalam keadaan stabil, sehingga memungkinkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan perpajakan memberikan hasil yang sangat penting untuk
suatu perekonomian yang sedang tumbuh. Petama, pajak-pajak dapat
dijadikan sarana untuk mengurangi konsumsi, terutama konsumsi untuk
barang mewah dan untuk menaikan tabungan. Kedua, pajak dapat
digunakan untuk membatasi impor. Ketiga, pajak digunakan untuk
mendorong investasi yang sangat berguna bagi pembangunan. Keempat,
pajak dapat menambah penyediaan faktor-faktor produksi. Kelima, pajak
mempunyai peranan yang sangat besar untuk pemerataan pendapatan
masyarakat.
Kebijakan fiskal harus dirancang untuk mempertahankan atau
mencapai kesempatan kerja yang tinggi, tingkat stabilitas harga yang
pantas, neraca pembayaran luar negeri yang sehat tingkat pertumbuhan
ekonomi yang stabil. Kebijakan fiskal juga dapat berpengaruh langsung
terhadap permintaan, pertama-tama pada sektor pemerintahan kemudian
menjalar ke sektor swasta. Sejalan dengan itu, pengurangan pungutan pajak
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 37/83
bisa juga bersifat positif karena wajib pajak akan mempunyai pendapatan
yang lebih besar. Dengan demikian, perubahan pada tingkat defisit
anggaran pemerintah akan menaikan peranan yang sangat penting dimana
semua itu akan bergantung bagaimana defisit itu di biayai. Jika disertai
dengan kebijakan moneter yang longgar pengaruh dari peningkatan
pembiayaan defisit akan lebih besar karena defisit itu bisa ditutupi dengan
memperbesar pinjaman. Tetapi jika peredaran uang diperketat, maka
pinjaman tambahan akan mempertinggi suku bunga sehingga cenderung
menghambat transaksi pasar.
2.7. Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) definisi Produk Domestik
Regional Bruto adalah total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di
wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu (satu tahun). PDRB merupakan
bentuk penyajian data yang bisa menggambarkan struktur perekonomian
daerah pada tahun yang bersangkutan, dimana dalam PDRB terdiri dari 9
sektor yang telah terbagi menjadi sektor pertanian, Pertambangan dan
Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Minum, Bangunan,
Angkutan dan Komunikasi, Perdagangan, Hotel dan Restauran, Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan, Serta sektor jasa-jasa.
1) Pertanian meliputi pertanian Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan,
Kehutanan, Peternakan, Perikanan dan jasa pertanian.
a) Pertanian tanaman makanan adalah kegiatan/lapangan usaha,
penyiapan pelaksanaan penanaman, pendidikan, persemaian,
pemeliharaan dan pemanenan tanaman pangan.
b) Pertanian tanaman lainnya meliputi tanaman perkebunan dan selain
perkebunan.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 38/83
c) Peternakan adalah kegiatan/lapangan usaha pemeliharaan hewan
ternak besar, hewan ternak kecil, unggas, ulat sutera.
d) Jasa pertanian dan peternakan adalah kegiatan lapangan usaha yang
meliputi pengolahan tanah, pemupukan, penyebaran bibit persemaian,
penyemprotan dan pembasmian hama, penyelenggaraan irigasi,
penyewaan alat pertanian.
e) Perikanan adalah kegiatan menangkap atau mengumpulkan semua
hasil perikanan laut, perairan umum, tambak, kolam dan keramba.
2) Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan yang dicakup disini adalah minyak bumi dan gas
bumi, yodium, biji mangaan, belerang dan segala jenis hasil penggalian.
3) Industri pengolahan adalah kegiatan/lapangan usaha pengolahan bahan
mentah menjadi barang jadi, bahan makanan minuman dan tembakau,
tekstil, barang dari kulit, barang dari kayu dan hasil hutan lainnya, kertas
dan barang cetakan, pupuk kimia dan barang dari karet dan barang
lainnya.
4) Listrik, gas dan air.
a) Listrik adalah kegiatan/lapangan usaha pembangkitan tenaga listrik
dan pengoperasian jaringan distribusi guna penyaluran listrik untuk
dijual kepada rumah tangga, industri dan pengguna lainnya.
b) Gas, uap dan air panas adalah kegiatan/lapangan usaha memproduksi
dan mendistribusikan gas alam, uap dan air panas untuk dijual kepada
rumah tangga, industri dan pengguna lainnya.
c) Penjernihan, penyediaan dan penyaluran air adalah kegiatan/lapangan
usaha penampungan, penjernihan dan pendistribusian air pada rumah
tangga, industri dan lainnya.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 39/83
5) Bangunan adalah kegiatan/lapangan usaha dalam pembuatan/perbaikan
pembongkaran gedung/rumah, jalan dan jembatan, bendungan dan
saluran air, dermaga, pembangkit tenaga listrik, jaringan komunikasi,
persewaan alat-alat konstruksi dan sebagainya.
6) Perdagangan adalah kegiatan jual beli atas suatu barang termasuk usaha
restoran, katering, cafetaria, kantin, penginapan (hotel, motel, yang
menyediakan makanan).
7) Angkutan, perdagangan dan komunikasi.
a) Angkutan adalah kegiatan/lapangan usaha pengangkutan barang atau
penumpang/warga dengan angkutan darat, laut, sungai dan kapal
serta angkutan udara, pengepakan dan pengiriman barang, usaha
persewaan alat angkutan darat, air, udara.
b) Pergudangan adalah kegiatan/lapangan usaha penyiapan barang di
gudang dengan fasilitas-fasilitasnya seperti penyimpanan barang
dalam kamar/ruang pendingin (cold storage ) di gudang-gudang
barang.
c) Komunikasi adalah kegiatan/lapangan usaha pelayanan komunikasi
untuk umum baik melalui pos, telepon, telegram atau hubungan radio.
8) Keuangan, asuransi termasuk usaha persewaan bangunan, tanah dan
jasa perusahaan.
a) Lembaga keuangan adalah kegiatan/lapangan usaha perbankan, baik
yang dikelola pemerintah atau swasta seperti bank devisa, bank
tabungan, bank kredit atau bank yang melayani pemindahan
cadangan uang dengan surat-surat berharga, termasuk juga usaha
pegadaian, pasar modal, usaha jasa keuangan lainnya.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 40/83
b) Asuransi adalah kegiatan/lapangan usaha perasuransian seperti
asuransi jiwa, kecelakaan, kesehatan, konsultasi, asuransi dan dana
pensiun.
c) Usaha persewaan/jual beli barang, gedung dan jasa perusahaan
adalah kegiatan/lapangan usaha persewaan jual-beli barang-barang
tidak bergerak, agen real estate, penjualan dan penafsiran nilai tanah
bangunan atas dasar balas jasa/kontrak.
9) Sektor jasa yang dicakup dalam dua sektor yaitu jasa bioskop, panggung
kesenian, radio swasta dan taman hiburan. Sektor perorangan dan rumah
tangga yang mencangkup jasa perbengkelan, reparasi, jasa perorangan,
dan pembantu rumah tangga.
Pengukuran besaran PDRB dapat dihitung melalui pengukuran arus
sirkulasi (circular flow ) dan pengukurannya dibedakan menjadi tiga cara
yaitu metode total keluaran (the total-output method ); metode pengeluaran
atas keluaran (the spending on-output method ); dan metode pendapatan
dari produksi (the income-form-production method). Penjelasan dari masing-
masing pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah
dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi tersebut
dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 sektor.
2) Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan semua
komponen permintaan akhir, yaitu :
a) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang
tidak mencari untung.
b) Konsumsi pemerintah.
c) Pembentukan modal tetap domestik bruto.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 41/83
d) Perubahan stock, dan
e) Ekspor neto dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor.
3) Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa
yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi
di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun), balas jasa
faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga
modal dan keuntungan, semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB selain
faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak
langsung, jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor
disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk Domestik Bruto
merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan
usaha).
Dari ketiga pendekatan penghitungan tersebut secara konsep
jumlah pengeluaran harus sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-
faktor produksinya. Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto yang telah
diuraikan di atas disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto atas
dasar harga pasar karena mencangkup komponen pajak tidak langsung
neto.
2.8. Penelitian Terdahulu
Tinjauan empiris disini adalah penelitian yang telah dilakukan
terdahulu sebelum penyusunan penulisan ini. Tujuan digunakan tinjauan
empiris ini adalah sebagai perbandingan mengenai penelitian tentang aspek
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 42/83
potensi dan pengelolaan Pajak Daerah yang diberikan dari penelitian
tersebut. Penelitian tersebut diantaranya :
1. S U N I N G, Dept. of Economic and Development Studies (2003)
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pajak Daerah, PDRB,
Jumlah Penduduk Terhadap Upaya Pajak (Tax Effort) di Propinsi Jawa
Timur.” Dari penelitian tersebut dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan
ekonomi nasional maupun daerah sangat dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan penduduk, PDRB dan Pajak.
2. Sahara (2004) melakukan penelitian dengan judul “Potensi Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah sebagai sumber Penerimaan Daerah di Kabupaten
Malang.” Dari penelitian tersebut dikatakan hasil identifikasi potensi
dengan membandingkan laju pertumbuhan dan kontribusinya, diketahui
hanya beberapa jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah saja yang
mempunyai posisi prima yang dapat dijadikan andalan sumber
penerimaan daerah Kabupaten Malang. Penelitian ini juga meneliti
elastisitas jumlah penduduk dan jumlah PDRB terhadap penerimaan
pajak daerah. Dan hasilnya jumlah penduduk mempunyai elastisitas
positis terhadap penerimaan pajak daerah, begitu juga dengan jumlah
PDRB juga mempunyai elastisitas positif terhadap pajak daerah.
Sehingga disimpulkan dalam penetapan target Pajak Daerah hendaknya
mempertimbangkan kedua aspek tersebut.
3. Widyawanto (2007) melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi Sektor
Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Kota
Kediri).” Penelitian tersebut meneliti elastisitas jumlah penduduk dan
jumlah usaha terhadap penerimaan Pajak Daerah dan korelasi Pajak
Daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dan hasil yang diperoleh
bahwa jumlah penduduk mempunyai elastisitas positif terhadap Pajak
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 43/83
Daerah karena penduduk sebagai subjek pajak sehingga apabila terjadi
peningkatan jumlah penduduk maka akan meningkatkan penerimaan
pajak daerah. Jumlah usaha juga mempunyai elastisitas positif terhadap
penerimaan Pajak Daerah sehingga disimpulkan dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan jumlah usaha di daerah maka akan meningkatkan
penerimaan Pajak Daerah.
2.9. Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
PERKEMBANGANPEREKONOMIAN
TINGKAT
PERTUMBUHAN
PENDUDUK
TINGKAT
PERTUMBUHAN
JUMLAH USAHA
TINGKAT
PERTUMBUHAN
PDRB
PENERIMAAN
PAJAK DAERAH
TINGKAT
INFLASI
Dengan meningkatnya
jumlah penduduk maka akan
dapat meningkatkanpenerimaan pajak karena
jumlah subjek pajak
meningkat
Dengan meningkatnya
jumlah usaha maka akan
meningkatkan pendapatan
masyarakat sehingga dapat
membayar pajak dengan
tertib
Dengan meningkatnya PDRB
maka perekonomian di
daerah tersebut akanmeningkat yang
menyebabkan penerimaan
pajak juga akan meningkat
Tingkat inflasi berpengaruh
terhadap penerimaan pajak
karena apabila harga barang
atau jasa berubah maka akan
menyebabkan perubahan tarif
pajak
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 44/83
Pajak daerah merupakan salah satu dari sumber Pendapatan Asli
Daerah. Penerimaan dari Pajak Daerah sangat dipengaruhi oleh target yang
ditetapkan. Penetapan target yang benar adalah yang didasarkan pada data
base (potensi) bukan data historis atau didasarkan pada data-data
sebelumnya. Penentuan target atas dasar data historis kurang mendukung
terhadap peningkatan penerimaan Pajak Daerah. Menurut teori yang ada
Pajak Daerah dipengaruhi oleh variabel-variabel makro diatas, seperti
pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan jumlah usaha, pertumbuhan
PDRB dan tingkat inflasi. Penduduk sebagai subjek pajak mempunyai
pengaruh terhadap penerimaan pajak. Apabila semakin banyak jumlah
penduduk sebagai pembayar pajak maka jumlah penerimaan pajak juga
akan meningkat. Menurut teori Schumpeter, dengan meningkatnya jumlah
usaha maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya
konsumsi masyarakat akan bertambah tinggi. Dengan tingkat pendapatan
yang tinggi maka masyarakat akan dapat membayar pajak lebih tinggi dan
tingkat konsumsi yang tinggi akan dapat meningkatkan penerimaan pajak
dari barang atau jasa yang di konsumsi. Juga dengan meningkatnya jumlah
perusahaan maka akan bertambah pula pajak yang didapat dari
perusahaan. Jumlah PDRB juga mempunyai pengaruh pada penerimaan
Pajak Daerah. Produk Domestik Regional Bruto adalah total nilai produksi
barang dan jasa yang diproduksi di wilayah tertentu dalam kurun waktu
tertentu (satu tahun). PDRB merupakan bentuk penyajian data yang bisa
menggambarkan struktur perekonomian daerah pada tahun yang
bersangkutan. Dengan meningkatnya PDRB menunjukan peningkatan
perekonomian pada daerah tersebut. Sektor-sektor tersebut ada yang
berhubungan langsung dengan penerimaan pajak daerah sehingga dengan
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 45/83
meningkatnya PDRB maka akan meningkatkan penerimaan pajak daerah.
Inflasi merupakan rata-rata kenaikan harga barang dan jasa secara umum
terus menerus dalam persen. Dengan naiknya harga barang dan jasa maka
otomatis akan menyebabkan naiknya tarif pajak. Dengan naiknya tarif maka
akan meningkatkan penerimaan pajak daerah.
2.10. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu tingkat
pertumbuhan penduduk, tingkat pertumbuhan jumlah usaha, tingkat
pertumbuhan PDRB dan tingkat inflasi mempengaruhi penerimaan Pajak
Daerah. Pendugaan ini berdasarkan penelitian terdahulu dan teori-teori yang
telah dikemukakan.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 46/83
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk
menganalisis pengaruh pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan
jumlah usaha, pertumbuhan PDRB dan tingkat inflasi terhadap tingkat
penerimaan Pajak Daerah di Kota Kediri. Penelitian ini mengambil studi
kasus mulai tahun 2001 sampai 2007.
3.2. Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data
sekunder, dimana data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung melainkan dengan mengambil dari data yang sudah tertulis, data
yang dimaksud sudah didokumentasikan atau dipublikasikan, data tesebut
adalah :
1. Tingkat penerimaan Pajak Daerah Kota Kediri selama tahun 2001 – 2007
2. Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Kediri selama tahun 2001 – 2007
3. Jumlah usaha di Kota Kediri selama tahun 2001 – 2007
4. Tingkat pertumbuhan PDRB Kota Kediri selama tahun 2001 – 2007
5. Tingkat inflasi Kota Kediri selama tahun 2001-2007
Data-data diperoleh dari kantor Dispenda dan BPS Kota Kediri,
penelitian sebelumnya yang berhubungan, dan informasi dari internet yang
berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 47/83
3.3. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel adalah faktor-faktor yang memiliki peran dalam suatu
penelitian, yaitu segala sesuatu objek pengamatan penelitian yang berupa
faktor yang memiliki variasi nilai Endang dalam Sahara (2004:40). Agar
variabel bisa dioperasionalkan dalam sebuah penelitian, maka harus jelas
pengukurannya. Variabel yang diamati dalam penelitian ini merujuk pada
literatur yang telah dibaca oleh penulis, yaitu:
1. Variabel terikat (Y) atau dependen variabel yang nilainya tergantung pada
variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat
pertumbuhan pajak daerah mulai tahun 2001 - 2007. Variabel Y diukur
dalam persen. Karena data yang tersedia adalah data tahunan maka data
dibagi menjadi data triwulan dengan menggunakan rumus yang
dikembangkan oleh Insukindro (1984:142).
Yt1 = ¼ {Yt -12
5,4(Yt – Yt-1)}
Yt2 = ¼ {Yt -
12
5,1(Yt – Yt-1)}
Yt3 = ¼ {Yt +12
5,1(Yt – Yt-1)}
Yt4 = ¼ {Yt +12
5,4(Yt – Yt-1)}
Dimana :
Yt = Pajak Daerah periode / tahun t
Yt-1 = Pajak Daerah periode / tahun t – 1
Yt1 = Pajak Daerah triwulan pertama tahun t
Yt2 = Pajak Daerah triwulan kedua tahun t
Yt3 = Pajak Daerah triwulan ketiga tahun t
Yt4 = Pajak Daerah triwulan keempat tahun t
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 48/83
Lalu data penerimaan Pajak Daerah triwulan tersebut diukur tingkat
pertumbuhannya. Variabel dependen ini diukur dalam persen. Tingkat
pertumbuhan penerimaan Pajak Daerah Kota Kediri ini diketahui dengan
rumus :
P = Qt – Qt-1 x 100%
Qt-1
Dimana :
P = tingkat pertumbuhan penerimaan pajak daerah
Qt = jumlah penerimaan pajak daerah pada triwulan t
Qt-1 = jumlah penerimaan pajak daerah pada triwulan sebelumnya
2. Variabel bebas (X) atau independen variabel adalah variabel yang
nilainya tidak bergantung pada variabel lain. Karena data yang tersedia di
BPS adalah data tahunan maka data dibagi menjadi data triwulan dengan
rumus yang dikembangkan oleh Insukindro (1984:142).
Yt1 = ¼ {Yt -12
5,4(Yt – Yt-1)}
Yt2 = ¼ {Yt -12
5,1(Yt – Yt-1)}
Yt3 = ¼ {Yt +12
5,1(Yt – Yt-1)}
Yt4 = ¼ {Yt +12
5,4(Yt – Yt-1)}
Dimana :
Yt = Data periode / tahun t
Yt-1 = Data periode / tahun t – 1
Yt1 = Data triwulan pertama tahun t
Yt2 = Data triwulan kedua tahun t
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 49/83
Yt3 = Data triwulan ketiga tahun t
Yt4 = Data triwulan keempat tahun t
a. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk (X1)
Variabel X1 diukur dalam persen. Data ini diambil dengan metode
triwulan. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk ini diketahui dengan
rumus :
P = Qt – Qt-1 x 100%
Qt-1
Dimana :
P = tingkat pertumbuhan penduduk
Qt = jumlah penduduk pada triwulan t
Qt-1 = jumlah penduduk pada triwulan sebelumnya
b. Tingkat pertumbuhan jumlah usaha (X2)
Variabel X2 diukur dalam persen. Data ini diambil dengan metode
triwulan. Tingkat pertumbuhan jumlah usaha ini adalah banyaknya
perusahaan yang terdaftar di Deperindag Kota Kediri. Tingkat
pertumbuhan jumlah usaha ini diketahui dengan menggunakan rumus
:
P = Qt – Qt-1 x 100%
Qt-1
Dimana :
P = tingkat pertumbuhan jumlah usaha
Qt = jumlah usaha pada riwulan t
Qt-1 = jumlah usaha pada triwulan sebelumnya
c. Tingkat pertumbuhan PDRB (X3)
Variabel X3 diukur dalam persen. Data ini diambil dengan metode
triwulan. Tingkat pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku Kota
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 50/83
Kediri. Tingkat pertumbuhan PDRB ini meliputi semua sektor dan
lapangan usaha. Tingkat pertumbuhan PDRB ini dapat diketahui
dengan menggunakan rumus :
P = Qt – Qt-1 x 100%
Qt-1
Dimana :
P = tingkat pertumbuhan PDRB
Qt = tingkat PDRB pada triwulan t
Qt-1 = tingkat PDRB pada triwulan sebelumnya
d. Inflasi (X4)
Variabel X4 diukur dalam persen. Karena data yang tersedia adalah
data bulanan, maka diambil rata-rata pertumbuhan inflasi per triwulan
dengan rumus :
P =3
21QQQ
t t t −−
++
P = Pertumbuhan inflasi periode t
Qt = Inflasi bulan t
Qt-1 = Inflasi bulan t-1
Qt-2 = Inflasi bulan t-2
3.4. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun dan Efendi,
1989 dalam Sahara (2004:42)).
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 51/83
3.4.1. Analisis Regresi Berganda
Analisis digunakan untuk mengetahui pengaruh dua variabel (faktor)
atau lebih secara bersama-sama terhadap variabel (faktor) tergantungnya.
Rumus regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + e
Dimana :
Y = Penerimaan Pajak Daerah
a = Intersep
β 1, β 2... β n = koefisien regresi parsial untuk X1,X2...Xn
X1 = Tingkat pertumbuhan penduduk
X2 = Tingkat pertumbuhan jumlah usaha
X3 = Tingkat pertumbuhan PDRB
X4 = Tingkat Inflasi
e = error
3.4.2. Pengujian Hipotesa
a. Uji F
Merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan atau
serentak dari faktor independen terhadap faktor dependen. Uji F ditujukan
untuk mengukur tingkat hubungan secara keseluruhan koefisien regresi
dan faktor independen dan faktor dependen. Pengujian dilakukan dengan
tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan uji F. Rumus uji F adalah
sebagai berikut:
F = R2
/ k
(1 - R2) / (n-k-1)
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 52/83
Dimana :
F = f hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
R2 = Koefisien determinasi yang telah ditemukan
K = jumlah faktor independen
n = jumlah sampel
Apabila diperoleh f hitung p ≤ 0,05 maka H0 ditolak. Sebaliknya
apabila probabilitas f hitung p ≥ 0,05 maka H0 diterima. Bila H0 ditolak
berarti faktor-faktor bebas yang diuji mempunyai hubungan yang
signifikan dengan faktor terikat.
b. Uji t
Merupakan pengujian hubungan regresi parsial dari faktor-faktor
bebas terhadap faktor terikat.
Rumus yang digunakan adalah :
t = bi
Se (bi)
Dimana :
bi = Penduga bagi β
Se (bi) = standart error dari β
Apabila :
H0 diterima = Faktor X1, X2, ...secara parsial tidak memiliki pengaruh
terhadap Y.
H0 ditolak = faktor X1, X2,...secara parsial memiliki pengaruh terhadap Y.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t
tabel. Bila t hitung > dari tabel, maka H0 ditolak yang berarti bahwa faktor
X1, X2, X3, X4 secara parsial memiliki pengaruh terhadap Y.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 53/83
c. Uji R2
Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengukur besarnya
sumbangan faktor independen secara keseluruhan terhadap faktor
dependennya. R2 memiliki nilai antara 0 dan 1 (0<R2<1), dimana bila
semakin tinggi nilai R2 suatu regresi tersebut akan semakin baik. Yang
berarti bahwa keseluruhan faktor bebas secara bersama-sama mampu
menerangkan faktor berikutnya.
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Normalitas data untuk analisis regresi adalah sebuah
keharusan, jika data tidak normal maka dikhawatirkan hasil analisis
regresi nantinya tidak memberikan kesimpulan yang valid (bias).
Normalitas data dapat diukur dengan uji Jarque-Bera test. Uji ini
menggunakan hasil estimasi residual dan Chi-square probability
distribution.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi yang sempurna
antara faktor-faktor bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini kita
sebut faktor-faktor bebas ini tidak orthogonal . Faktor-faktor bebas yang
bersifat orthogonal adalah faktor bebas yang nilai korelasi diantara
sesamanya sama dengan nol. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dalam suatu model empiris adalah dengan melihat nilai
VIF dan TOL.
c. Uji Autokorelasi
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 54/83
Dalam suatu analisa regresi dimungkinkan terjadinya hubungan
antara variabel-variabel bebas itu sendiri atau berkorelasi sendiri. Salah
satu cara yang digunakan untuk mendeteksi gejala autokorelasi adalah
dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test). Apabila X2 (chi square )hitung
lebih kecil dari X2tabel dan probabilitas hitung lebih besar dari 0.05, maka
H0 tidak dapat ditolak dalam artian terjadi autokorelasi.
d. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah varian setiap distrubance term yang
dibatasi oleh nilai tertentu mengenai faktor-faktor bebas yaitu berbentuk
suatu keadaan konstan yang sama dengan σ
2
. Pada penelitian ini
menggunakan uji untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas
dapat dilakukan dengan menggunakan uji park. Pedoman adanya
heteroskedastisitas adalah jika koefisien parameter yang diuji dari
persamaan residualnya adalah signifikan maka terdapat masalah
heteroskedastisitas.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 55/83
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Realisasi Pajak Daerah Kota Kediri dari Target yang Ditetapkan
Potensi masing-masing pos pajak di Kota Kediri dapat ditunjukkan
pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Potensi Pajak Daerah Kota Kediri
Tahun Anggaran 2001-2007
TAHUN POS PAJAK DAERAH PENERIMAAN TARGET %2000 PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 235.942.520 235.000.000 100,40
HIBURAN 85.382.612 84.500.000 101,04
PAJAK REKLAME 102.395.548 91.000.000 112,52
PAJAK PENERANGAN JALAN NON PLN 1.271.660.195 1.255.000.000 101,33
JUMLAH 1.695.380.875 1.665.500.000 101,79
2001 PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 273.796.788 232.500.000 117,76
HIBURAN 178.258.125 143.080.000 124,59
PAJAK REKLAME 292.266.135 210.000.000 139,17
PAJAK PENERANGAN JALAN NON PLN 1.940.161.298 1.740.000.000 111,50
JUMLAH 2.684.482.346 2.325.580.000 115,43
2002 PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 750.465.765,00 570.000.000,00 131,66
HIBURAN 245.904.885,00 200.000.000,00 122,95
PAJAK REKLAME 354.167.119,00 270.000.000,00 131,17
PAJAK PENERANGAN JALAN NON PLN 3.489.889.806,00 2.516.600.000,00 138,67
JUMLAH 4.840.427.575,00 3.556.600.000,00 136,10
2003 PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 778.323.068,00 720.000.000,00 108,10
HIBURAN 293.314.533,00 250.000.000,00 117,33
PAJAK REKLAME 456.193.915,75 320.000.000,00 142,56
PAJAK PENERANGAN JALAN NON PLN 5.865.501.033,00 4.760.000.000,00 123,22
JUMLAH 7.393.332.549,75 6.050.000.000,00 122,20
2004 PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 836.230.872,00 760.000.000,00 110,03
HIBURAN 290.229.745,00 285.000.000,00 101,84
PAJAK REKLAME 502.321.451,00 360.000.000,00 139,53
PAJAK PENERANGAN JALAN NON PLN 7.229.273.087,00 6.510.000.000,00 111,05
JUMLAH 8.858.055.155,00 7.915.000.000,00 111,91
2005 PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 888.929.344,00 800.000.000,00 111,12
HIBURAN 348.536.647,00 275.000.000,00 126,74
PAJAK REKLAME 522.638.247,00 445.000.000,00 117,45
PAJAK PENERANGAN JALAN NON PLN 7.380.666.132,00 6.800.000.000,00 108,54
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 56/83
JUMLAH 9.140.770.370,00 8.320.000.000,00 109,87
2006 PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 1.310.619.684,00 1.083.000.000,00 121,02
HIBURAN 340.465.630,00 290.000.000,00 117,40
PAJAK REKLAME 528.762.739,00 490.000.000,00 107,91
PAJAK PENERANGAN JALAN NON PLN 7.788.733.014,25 7.090.000.000,00 109,86
JUMLAH 9.968.581.067,25 8.953.000.000,00 111,34
2007 PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 1.924.604.860,00 1.442.000.000,00 133,47
HIBURAN 377.233.235,00 293.378.000,00 128,58
PAJAK REKLAME 666.375.354,00 530.000.000,00 125,73
PAJAK PENERANGAN JALAN NON PLN 8.433.795.626,25 7.747.000.000,00 108,87
JUMLAH 11.402.009.075,25 10.012.378.000,00 113,88
2008 PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 2.508.059.391,00 1.527.000.000,00 164,25
HIBURAN 389.140.379,00 320.066.224,00 121,58
PAJAK REKLAME 843.602.257,00 655.000.000,00 128,79
PAJAK PENERANGAN JALAN NON PLN 9.051.789.975,00 8.247.000.000,00 109,76
JUMLAH 12.792.592.002,00 10.749.066.224,00 119,01
Sumber : Dispenda Kota Kediri (data diolah)
Berdasarkan hasil analisis terhadap masing – masing pos pajak
yang juga merupakan salah satu sumber PAD Kota Kediri, dapat
disimpulkan bahwa selama 9 tahun periode pengamatan nilai realisasi
penerimaan atas masing – masing pos pajak selalu lebih tinggi daripada
target yang ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama ini
Pemerintah Kota Kediri telah melakukan berbagai upaya dalam usaha untuk
meningkatkan PAD Kota Kediri, yang salah satunya dengan cara
mengoptimalkan penerimaan dari sektor pajak. Menurut Undang – Undang
Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang
dimaksud dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang –
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pengembangan daerah. Berdasarkan tabel 4.1 di
atas, realisasi pajak daerah yang lebih tinggi dari target menunjukkan nilai
terbesar pada tahun 2002 yaitu sebesar 4,84 miliar rupiah jauh dari target
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 57/83
yang ditetapkan sebesar 3,55 milliar rupiah atau 136,10% dari target, paling
tinggi daripada tahun lainnya.
Pajak hotel dan restoran merupakan pajak yang dibebankan atas
jenis sektor usaha hotel dan restoran. Sejak tahun 2002, kedua jenis pajak
tersebut oleh Pemerintah Kota Kediri dipisah menjadi dua jenis pajak yaitu
pajak hotel tersendiri dan pajak restoran tersendiri. Karena sebelum tahun
2002 kedua jenis pajak tersebut perhitungannya dijadikan satu, maka untuk
mempermudah perhitungan angka dalam tabel 4.1 merupakan penjumlahan
dari pos pajak hotel dan pos pajak restoran. Realisasi penerimaan diatas
target terbesar yang berasal dari sektor ini diperoleh pada tahun 2008, yaitu
mencapai 164,25%. Jumlah pendapatan dari pos pajak hotel dan restoran
pada tahun 2008 tersebut mencapai 2,5 milliar rupiah, hampir dua kali lipat
apabila dibandingkan dengan target penerimaan yang hanya sebesar 1,5
millyar rupiah.
Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan yang
meliputi semua jenis pertunjukan, permainan, permainan ketangkasan, dan
atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau
dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk
penggunaan fasilitas untuk berolahraga. Berdasarkan tabel 4.1, realisasi
pajak hiburan menunjukan nilai terbesar melampaui target pada tahun 2007
yaitu sebesar 377 juta rupiah atau sebesar 128,58% dari target yang telah
ditetapkan.
Pajak reklame merupakan pajak atas penyelenggaraan reklame,
yaitu benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak
ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan dan
menganjurkan suatu barang, jasa, atau orang. Berdasarkan tabel 4.1,
realisasi pajak reklame menunjukkan nilai terbesar dari target yang telah
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 58/83
ditetapkan pada tahun 2003 yaitu sebesar 456 juta rupiah atau sebesar
142,56% dari target yang telah ditetapkan. Penerimaan pemerintah Kota
Kediri dari pos pajak reklame sangat berfluktuatif, dimana selalu mengalami
kenaikan dan penurunan setiap tahunnya.
Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga
listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah tersebut tersedia penerangan
jalan, yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah. Berdasarkan tabel
4.1 realisasi pajak penerangan jalan dari target yang ditetapkan
menunjukkan nilai terbesar pada tahun 2002 yaitu sebesar 3,48 millyar
rupiah atau 138,67% dari target yang ditetapkan.
Selain kelima pos pajak daerah yang telah dibahas di atas, di Kota
Kediri masih terdapat pos-pos penerimaan pajak daerah yang lain seperti
pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian, pajak pemanfaatan ABT,
dan pajak/retribusi parker. Akan tetapi karena pajak pengambilan dan
pengolahan bahan galian, pajak pemanfaatan ABT, dan retribusi parkir
kebijakannya selalu berubah-ubah setiap tahunnya, maka ketiganya tidak
dimasukkan dalam analisis karena keterbatasan data yang tersedia.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 59/83
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian
a) Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk Kota Kediri beserta pertumbuhannya selama
tahun 2000-2007 disajikan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kota Kediri
Tahun 2000-2007
NO TAHUN JUMLAHPERTUMBUHAN%
1999 2365751 2000 238536 0,83
2 2001 239201 0,28
3 2002 240163 0,40
4 2003 240979 0,34
5 2004 241170 0,08
6 2005 241253 0,03
7 2006 241130 -0,05
8 2007 248751 3,16
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Kediri (Data diolah)
Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah penduduk selama tahun
2000-2007 pada tabel diatas, pertumbuhan penduduk di Kota Kediri
berfluktuatif. Rata-rata laju pertumbuhan adalah 0,63%. Laju pertumbuhan
terbesar terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 0,83%, sedangkan laju
pertumbuhan terendah ada pada tahun 2006 sebesar -0,05%. Hingga tahun
2007 jumlah penduduk di Kota Kediri tercatat sebanyak 248751 jiwa.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 60/83
b) Pertumbuhan Jumlah Usaha
Jumlah Perusahaan Kota Kediri beserta pertumbuhannya selama
tahun 2000-2007 disajikan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.3
Jumlah Usaha Kota Kediri
Tahun 2000-2007
NO TAHUN JUMLAHPERTUMBUHAN
%
1 1999 2949
2 2000 3181 7,87
3 2001 3317 4,28
4 2002 3518 6,06
5 2003 3826 8,75
6 2004 4121 7,71
7 2005 4553 10,48
8 2006 4958 8,90
9 2007 5374 8,39
Sumber : BPS Kota Kediri (Data Diolah)
Jumlah usaha disini adalah jumlah perusahaan seperti PT, Firma,
CV, Koperasi, Perusahaan asing dan Perusahaan perseorangan yang
terdaftar di deperindag Kota Kediri. Berdasarkan analisis terhadap jumlah
usaha selama tahun 2000-2007 pada tabel 4.3 diatas, pertumbuhan jumlah
usaha terbesar terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 4553, atau 10,48%
dari tahun sebelumnya sebesar 4121. Sedangkan pertumbuhan terendah
pada tahun 2001 sebesar 3317, atau 4,28% dari tahun sebelumnya sebesar
3181. Rata-rata pertumbuhan jumlah usaha selama tahun 2000-2007
sebesar 7,8%.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 61/83
c) Pertumbuhan PDRB
Jumlah PDRB Kota Kediri beserta pertumbuhannya selama tahun
2000-2007 disajikan pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Jumlah PDRB Kota Kediri
Atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah)
Tahun 2000-2007
NO TAHUN JUMLAHPERTUMBUHAN
%
1 1999 11663893,752 2000 13319154,5 14,19
3 2001 16397223,11 23,11
4 2002 19727903,95 20,31
5 2003 22121287,56 12,13
6 2004 26700618,43 20,70
7 2005 29781662,04 11,54
8 2006 37743633,09 26,73
9 2007 41784033,94 10,70
Sumber : BPS Kota Kediri (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap pertumbuhan PDRB di
Kota Kediri pada Tabel 4.3 di atas, dapat diamati bahwa selama kurun waktu
2000-2007 selalu terjadi peningkatan PDRB di Kota Kediri. Tercatat
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2006 yaitu sebesar 26,73% yang
mencatat jumlah sebesar 37743633,09 juta rupiah lebih besar dari tahun
sebelumnya 29781662,04 juta rupiah. Sedangkan pertumbuhan terendah
pada tahun 2007 sebesar 10,70% yang mencatat jumlah 41784033,94 juta
rupiah, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 37743633,09 juta
rupiah.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 62/83
d) Inflasi
Inflasi merupakan rata-rata kenaikan harga barang dan jasa secara
umum terus menerus dalam persen. Inflasi menunjukkan kenaikan dalam
tingkat harga umum. Tingkat inflasi ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5
Inflasi Kota Kediri
Tahun 2001-2007
TRIWULANTAHUN
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
I 14,08 10,05 10,48 7,17 6,27 5,53 5,11II 13,3 10,6 10,03 7,62 6,51 5,16 5,92
III 12,93 10,48 8,68 7,15 6,33 4,82 6,47
IV 11,48 10,33 7,60 6,98 6,48 4,60 6,83
Sumber : BPS Kota Kediri (Data Diolah)
Seperti yang terlihat di tabel 4.5 diatas, tingkat inflasi di Kota Kediri
berfluktuatif. Pada tahun 2001 angka inflasi mencapai dua digit, namun pada
tahun pertengahan tahun 2003 angka inflasi mulai turun menjadi satu digit.
4.3 Hasil Analisa Data
4.3.1 Hasil Perhitungan Estimasi
Pendugaan parameter pada penelitian ini menggunakan persamaan
regresi linier berganda. Sedangkan data yang digunakan adalah data time
series triwulan dalam kurun waktu 2001:1-2007:4. Pengolahan data time
series dalam penelitian ini menggunakan program komputer Econometric
Views (eviews) 4.0. Dari pendugaan parameter dengan menggunakan
regresi linier berganda ini diperoleh hasil sebagai berikut :
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 63/83
Tabel 4.6
Hasil Regresi
Variabel Koefisien T Hitung Sig
LOG(PENDUDUK)
LOG(USAHA)
LOG(PDRB)
LOG(INFLASI)
C
0.350932
1.962689
1.423119
2.757006
-6.144243
5.099855
3.952765
4.865022
8.320502
-5.841712
0.0001
0.0008
0.0001
0.0000
0.0000
Berdasarkan hasil pendugaan melalui regresi linier berganda
tersebut, maka dapat disusun suatu persamaan yang selanjutnya akan
dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik dari persamaan tersebut.
Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
LOG(PAJAK) = -6.14 + 0.35 LOG(PENDUDUK) + 1.96 LOG(USAHA) + 1.42
LOG(PDRB) + 2.75 LOG(INFLASI) + ε
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa konstanta sebesar -
6.144243 maka jika semua variabel bebas sama dengan nol, nilai Pajak
Daerah akan sebesar -6.144243.
4.3.2 Hasil Uji Statistik
Pengujian hipotesa melalui pendugaan regresi dapat dilakukan
melalui 2 tahap yaitu secara parsial dan simultan. Uji hipotesa secara parsial
dilakukan dengan menggunakan uji t, sedangkan secara simultan dilakukan
dengan menggunakan uji F dan koefisien determinasi. Pembahasan lebih
lanjut sebagai berikut :
1) Uji F (Pengujian secara simultan/bersama-sama)
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
dilakukan uji F. Dari hasil pendugaan parameter melalui regresi linier
berganda, diperoleh nilai F hitung sebesar 28.79 (lampiran). Sedangkan nilai
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 64/83
F tabel (V1=4, V2=28 dan =0,05) adalah 2,71, maka H0 diitolak atau H1
diterima karena nilai F hitung > F tabel yang berarti terdapat pengaruh yang
nyata (signifikan) secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa keempat variabel secara bersama-
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pajak daerah.
2) Uji t (Pengujian secara parsial/individu)
Dari hasil pendugaan parameter diatas, diperoleh t hitung masing-
masing variabel dan dibandingkan dengan t tabel (df = 28 dengan = 0,05)
sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Variabel t hitung T tabel Keterangan
LOG(PENDUDUK)
LOG(USAHA)
LOG(PDRB)
LOG(INFLASI)
5.099855
3.952765
4.865022
8.320502
1,701
1,701
1,701
1,701
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Berdasarkan pengujian hipotesis untuk uji t, diperoleh kesimpulan
bahwa semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jadi dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a) PENDUDUK
Dari tabel 4.7, dapat dilihat bahwa variabel PENDUDUK memiliki nilai t
hitung sebesar 5.099855. Nilai hitung tersebut lebih besar dari nilai t tabel
pada tingkat signifikansi 5 % sebesar 1,701. Ini berarti H0 ditolak dan H1
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 65/83
diterima yang berarti variabel PENDUDUK berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel PAJAK.
b) USAHA
Dari tabel 4.7, dapat dilihat bahwa variabel USAHA memiliki nilai t hitung
sebesar 3.952765. Nilai hitung tersebut lebih besar dari nilai t tabel pada
tingkat signifikansi 5 % sebesar 1,701. Ini berarti H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti variabel USAHA berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel PAJAK.
c) PDRB
Dari tabel 4.4, dapat dilihat bahwa variabel PDRB memiliki nilai t hitung
sebesar 4.865022. Nilai hitung tersebut lebih besar dari nilai t tabel pada
tingkat signifikansi 5 % sebesar 1,701. Ini berarti H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti variabel PDRB berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel PAJAK.
d) INFLASI
Dari tabel 4.7, dapat dilihat bahwa variabel INFLASI memiliki nilai t hitung
sebesar 8.320502. Nilai hitung tersebut lebih besar dari nilai t tabel pada
tingkat signifikansi 5 % sebesar 1,701. Ini berarti H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti variabel INFLASI berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel PAJAK.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengujian hipotesisnya adalah
H0 ditolak atau H1 diterima karena hitungt > t tabel, yang berarti terdapat
pengaruh yang nyata dari variabel bebas X i terhadap variabel terikat Y. Atau
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 66/83
dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang digunakan secara
signifikan mempengaruhi pajak daerah .
3) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dari persamaan regresi tersebut diatas
sebesar 0.852064 atau 85,20% (lampiran). Hal ini berarti bahwa
keseluruhan variabel bebas secara bersama-sama mampu menerangkan
variabel dependennya sebesar 85,20%, sedangkan selebihnya (14,8%)
diterangkan oleh variabel-variabel diluar model yang telah diestimasi.
4.3.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebagai prasyarat dalam analisa regresi, setiap persamaan dalam
penelitian harus memenuhi ketentuan dalam uji asumsi klasik. Berikut
adalah hasil uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini :
1) Uji Normalitas
Dengan menggunakan Jargue Bera Test diperoleh nilai J-B hitung
sebesar 0,23, (lampiran) yang berarti lebih kecil dari X2 tabel (df=4, =0,05)
dengan nilai 7.81. Sesuai hipotesis yang digunakan, apabila J-B hitung < X 2
tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual ( t ε ) berdistribusi
normal diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model empiris yang
digunakan mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi
normal.
2) Uji Multikolinearitas
Menurut Gujarati (2004:54) , multikolinearitas dapat dideteksi
dengan melihat nilai R2 dan jumlah rasio t yang signifikan. Multikolinearitas
dikatakan terjadi dalam model yang digunakan jika nilai R2 yang diperoleh
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 67/83
tinggi namun hanya sedikit atau tidak ada sama sekali rasio t yang
signifikan. Dari hasil uji t diketahui bahwa semua variabel bebas memiliki
rasio t yang signifikan, sedangkan koefisien determinasi juga memiliki nilai
yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa regresi dalam penelitian ini tidak
memiliki permasalahan multikolinearitas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi ketika masing-masing kesalahan
pengganggu mempunyai varian yang berlainan. Apabila terjadi
heteroskedastisitas maka akan menyebabkan beberapa hal sebagai berikut
(Gujarati,2004) :
• Varian koefisien regresi menjadi tidak minimum
• Rentang keyakinan menjadi lebar, sehingga uji signifikansi statistik
menjadi tidak valid
• Uji t dan uji F tidak menunjukkan angka yang sebenarnya
Untuk menguji ada tidaknya permasalahan heteroskedastisitas
digunakan Uji Park. Park menyarankan suatu bentuk fungsi spesifikasi
diantara σ 2 dan variabel bebas untuk menyelidiki ada tidaknya masalah
heteroskedastisitas. Pedoman adanya heteroskedastisitas adalah jika
koefisien parameter yang diuji dari persamaan residualnya adalah signifikan
maka terdapat masalah heteroskedastisitas.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 68/83
Tabel 4.8
Hasil Uji Park
Variabel Prob
C
X1
X2
X3
X4
0.6462
0.7534
0.2073
0.6798
0.5657
Berdasarkan hasil esimasi pada tabel 4.8 diatas diketahui variabel
independen tidak signifikan pada tingkat 5%. Dengan demikian,
berdasarkan Uji Park dapat disimpulkan bahwa model empiris yang
digunakan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
4) Uji Autokorelasi
Gejala autokorelasi timbul sebagai akibat adanya korelasi antara
anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Adanya
permasalahan autokorelasi akan menyebabkan selang keyakinan menjadi
lebar secara tidak perlu dan pengujian signifikansi menjadi kurang kuat.
Varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih
jauh lagi model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk
menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu.
Untuk menguji ada tidaknya persoalan autokorelasi digunakan uji Breusch-
Godfrey atau biasa dikenal dengan uji lagrange multiplier.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 69/83
Tabel 4.9
Hasil Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
Variabel koefisien
C
LOG(PENDUDUK)
LOG(USAHA)
LOG(PDRB)
LOG(INFLASI)
RESID(-1)
RESID(-2)
0.135077
-0.037608
-0.096920
-0.014053
-0.073291
0.563085
0.092637
R 0.184791
Obs*Rsquare 4.619765
X tabel 9.49
Nilai Obs*R-squared diketahui sebesar 4.619765 yang berarti
nilainya lebih kecil dari X2 tabel (df=4,α =0,05) dengan nilai 9.49 Karena
Obs*R-squared < nilai X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan ada
masalah autokorelasi dalam model empiris ditolak.
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik yang meliputi uji
kenormalan, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini lolos memenuhi syarat ekonometrika untuk mendapatkan
parameter yang bersifat BLUE artinya koefisien regresi pada persamaan
tersebut tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 70/83
4.4 Pembahasan Hasil Analisa
Melalui hasil perhitungan analisa regresi diperoleh nilai R2 sebesar
0.852064 atau 85,20%. Ini berarti variasi pertumbuhan Pajak Daerah dapat
dijelaskan oleh variasi variabel penduduk, usaha, PDRB dan inflasi.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagaimana pengaruh
variabel-variabel independen secara individual terhadap variabel
independen :
1) Variabel Penduduk
Berdasarkan uji t, dapat dilihat bahwa variabel tingkat penduduk
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pajak Daerah.
Selain itu, koefisien regresi penduduk juga menunjukkan koefisien yang
sama yaitu positif. Hal ini menunjukkan apabila penduduk meningkat
maka Pajak Daerah juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
Koefisien regresi sebesar 0,35 menunjukkan apabila variabel lain sebesar
nol dan jumlah penduduk meningkat sebesar 1 % maka akan
meningkatkan jumlah pajak daerah sebesar 0,35 %. Ini berkaitan dengan
penduduk sebagai pembayar pajak. Apabila terjadi peningkatan
penduduk sebagai pembayar pajak maka akan terjadi pula peningkatan
penerimaan pajak. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu
Sahara (2004) melakukan penelitian dengan judul “Potensi Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah sebagai sumber Penerimaan Daerah di Kabupaten
Malang.” Dari penelitian ini diketahui bahwa jumlah penduduk mempunyai
elastisitas positif pada penerimaan pajak daerah dan penelitian
Widyawanto (2007) dengan judul “Kontribusi Sektor Pajak Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Kota Kediri). Dari
penelitian ini diketahui bahwa jumlah penduduk mempunyai elastisitas
positif pada penerimaan pajak daerah. Menurut Soemitro (1990:51) pajak
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 71/83
mempunyai unsur yaitu: harus ada undang-undang, harus ada pemungut,
harus ada subjek, haus ada objek, harus ada masyarakat. Jadi dengan
bertambahnya jumlah penduduk (masyarakat) juga akan berdampak pada
kenaikan penerimaan pajak. Dalam teori pertumbuhan klasik dikatakan
apabila jumlah penduduk bertambah namun tidak terlalu banyak akan
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai karena
pertumbuhan penduduk di Kota Kediri tidak terlalu tinggi. Juga dengan
bertambahnya jumlah penduduk maka akan meningkatkan pula
permintaan terhadap barang publik. Pemerintah harus menyediakan
barang publik yang lebih banyak karena jumlah penduduk bertambah.
Dengan meningkatnya permintaan terhadap barang publik akan
memaksa Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah
dengan cara menarik pajak yang lebih tinggi agar dapat memenuhi
permintaan atas barang publik.
2) Variabel Usaha
Berdasarkan uji t, dapat dilihat bahwa variabel tingkat usaha
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pajak Daerah.
Selain itu, koefisien regresi usaha juga menunjukkan koefisien yang sama
yaitu positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila tingkat usaha meningkat
maka Pajak Daerah akan mengalami peningkatan, begitu juga
sebaliknya. Koefisien regresi sebesar 1,96 menunjukkan apabila variabel
lain sebesar nol dan jumlah usaha meningkat sebesar 1 % maka akan
meningkatkan jumlah pajak daerah sebesar 1,96 %. Ini sesuai dengan
teori Schumpeter, Teori ini menekankan tentang pentingnya pengusaha
dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan
bahwa pengusaha merupakan golongan yang akan terus membuat
pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Di dalam
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 72/83
mengemukakan teori pertumbuhannya Schumpeter memulai analisisnya
dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak
berkembang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu
keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang
berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan.
Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan
pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan
penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat
kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan masyarakat akan bertambah
dan seterusnya konsumsi masyarakat akan bertambah tinggi. Dengan
tingkat pendapatan yang tinggi maka masyarakat akan dapat membayar
pajak lebih tinggi dan tingkat konsumsi yang tinggi akan dapat
meningkatkan penerimaan pajak dari barang atau jasa yang di konsumsi.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Widyawanto (2007)
melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi Sektor Pajak Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Kota Kediri). Dari
penelitian ini diketahui jumlah penduduk mempunyai elastisitas positif
pada pajak daerah. Juga dengan meningkatnya jumlah perusahaan maka
akan bertambah pula pajak yang didapat dari perusahaan, karena
bertambahnya jumlah objek pajak.
3) Variabel PDRB
Berdasarkan uji t, dapat dilihat bahwa variabel tingkat PDRB
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pajak Daerah.
Selain itu, koefisien regresi PDRB juga menunjukkan koefisien yang sama
yaitu positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila tingkat PDRB meningkat
maka penerimaan Pajak Daerah juga meningkat. Koefisien regresi
sebesar 1,42 menunjukkan apabila variabel lain sebesar nol dan PDRB
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 73/83
meningkat sebesar 1 % maka akan meningkatkan jumlah pajak daerah
sebesar 1,42 %. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Sahara
(2004) melakukan penelitian dengan judul “Potensi Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah sebagai sumber Penerimaan Daerah di Kabupaten
Malang.” Dari penelitian ini diketahui PDRB mempunyai elastisitas positif
terhadap pajak daerah. Dengan meningkatnya PDRB menunjukan
peningkatan perekonomian pada daerah tersebut. Dengan tingkat
perekonomian yang tinggi maka akan meningkatkan pendapatan dan
tingkat konsumsi masyarakat. Dengan tingkat pendapatan yang tinggi
maka masyarakat akan dapat membayar pajak lebih tinggi dan tingkat
konsumsi yang tinggi akan dapat meningkatkan penerimaan pajak dari
barang atau jasa yang di konsumsi. Sektor-sektor pada PDRB tersebut
ada yang berhubungan langsung dengan penerimaan pajak daerah
sehingga dengan meningkatnya PDRB maka akan meningkatkan
penerimaan pajak daerah pada sektor-sektor tersebut. Seperti sektor
hotel dan restoran, hiburan dan reklame. Dengan meningkatnya PDRB
pada sektor-sektor tersebut maka akan meningkatkan penerimaan pajak
daerah pada sektor yang bersangkutan. Juga dengan tingginya tingkat
ekonomi maka kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat. Dengan
tingkat kesejahteraan yang tinggi maka kesadaran masyarakat akan
membayar pajak juga akan meningkat dan dengan tingginya tingkat
kesejahteraan masyarakat akan meningkatkan permintaan akan sarana
dan prasarana barang publik yang lebih baik. Sehingga akan memaksa
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah dengan cara
menarik pajak yang lebih tinggi agar dapat memenuhi permintaan atas
barang publik.
4) Variabel Inflasi
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 74/83
Berdasarkan uji t, dapat dilihat bahwa variabel tingkat Inflasi
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pajak Daerah.
Selain itu, koefisien regresi inflasi juga menunjukkan koefisien yang sama
yaitu positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila tingkat inflasi meningkat
maka Pajak Daerah akan mengalami peningkatan, begitu juga
sebaliknya. Koefisien regresi sebesar 2,75 menunjukkan apabila variabel
lain sebesar nol dan tingkat inflasi meningkat sebesar 1 % maka akan
meningkatkan jumlah pajak daerah sebesar 2,75 %. Ini dikarenakan nilai
nominal uang tiap waktu tidaklah sama. Apabila inflasi meningkat maka
harga barang dan jasa juga akan meningkat karena nilai uang turun.
Apabila pengenaan pajak tersebut berupa persen maka otomatis
penerimaan pajak akan meningkat seiring dengan meningkatnya harga
barang dan jasa. Inflasi juga menyebabkan meningkatnya pendapatan
masyarakat. Dengan pendapatan yang lebih tinggi maka masyarakat
dapat membayar pajak lebih tinggi pula. Seperti yang dikatakan
Samuelson (1992:315), Katakanlah bahwa perekonomian pada awalnya
memiliki suku bunga 3 persen dan harga-harga stabil. Apabila
masyarakat memperkirakan harga-harga meningkat 9 persen per tahun,
maka obligasi dan hipotek akan cenderung memiliki suku bunga 12
persen, daripada 3 persen. Suku bunga nominal 12 persen
mencerminkan suku bunga riil 3 persen ditambah 9 persen pemi inflasi.
Sehingga dalam penentuan target Pajak Daerah harus memperhatikan
aspek tersebut.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 75/83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
pertumbuhan penduduk, pertumbuhan jumlah usaha, PDRB dan tingkat
inflasi terhadap penerimaan Pajak Daerah di Kota Kediri periode 2001:1–
2007:4 dengan menggunakan model regresi linear berganda.
Berdasarkan uraian dari pembahasan dan analisis dalam penelitian
ini, diperoleh beberapa simpulan antara lain :
1) Dari hasil analisis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa variasi
besarnya pajak daerah dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel-
variabel penduduk, usaha, PDRB dan Inflasi.
2) Dari analisa data dan uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan
semua variabel berpengaruh terhadap realisasi Pajak Daerah. Masing-
masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Penduduk
Hal ini menunjukkan apabila penduduk meningkat maka Pajak Daerah
juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Ini berkaitan dengan
penduduk sebagai pembayar pajak.
b) Usaha
Dapat dijelaskan bahwa dengan meningkatnya jumlah usaha maka
akan meningkat pula pajak karena dengan meningkatnya jumlah
usaha maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya
konsumsi masyarakat akan bertambah tinggi. Dengan tingkat
pendapatan yang tinggi maka masyarakat akan dapat membayar
pajak lebih tinggi dan tingkat konsumsi yang tinggi akan dapat
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 76/83
meningkatkan penerimaan pajak dari barang atau jasa yang di
konsumsi. Juga penerimaan pajak dari perusahaan akan bertambah
karena jumlah perusahaan bertambah.
c) PDRB
Dengan meningkatnya PDRB maka semakin tinggi pula tingkat
ekonomi daerah tersebut sehingga kesejahteraan masyarakat
meningkat dan bisa membayar pajak dengan tertib juga
memungkinkan daerah untuk menarik pajak yang lebih tinggi dari
sebelumnya.
d) Inflasi
Dengan meningkatnya inflasi maka akan meningkat pula harga barang
dan jasa. Apabila pajak dikenakan dalam bentuk persen maka hal ini
otomatis akan meningkatkan penerimaan pajak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisa data dan hasil uji statistik maka penulis
menyarankan dalam penentuan target Pajak Daerah hendaknya
memperhatikan empat variabel ini, yaitu pertumbuhan penduduk,
pertumbuhan jumlah usaha, pertumbuhan PDRB, dan tingkat inflasi. Dengan
Penelitian ini Pemerintah Daerah dapat menetapan target Pajak Daerah
secara tepat dengan menggunakan keadaan daerah tersebut. Dengan
penentuan target yang tepat diharapkan dapat memaksimalkan penerimaan
Pajak Daerah dan menjaga agar tidak terjadi penetapan target yang terlalu
tinggi sehingga berdampak negatif di masyarakat berupa timbulnya ekonomi
biaya tinggi.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 77/83
DAFTAR PUSTAKA
_______________, Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
_______________, Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah.
_______________, Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
_______________, Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Pokok
Pemerintahan Daerah.
Anto, Dajan, 1986, Pengantar Metode Statistik, LP3ES, Jakarta.
Brotodiharjo, R.S, 1991, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT. Eresco, Bandung.
Bird dan Vailancourt, 2000, Desentralisasi di Negara-Negara Berkembang,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Devas, Nick, dkk, 1989, Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, UI-Press,
Jakarta.
Due, Jhon F, 1985, Keuangan Negara: Perekonomian Sektor Pemerintah,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Fauzi, Achmad dan Iskandar. 1995. Cara Membaca APBN . Brawijaya Univercity
Press. Malang.
Gujarati, Damodar, 2004, Basic Ekonometrics, Fourth Edition, Mc Graw Hill, New
York.
Harun, Hamrolie H, 2004, Analisis Peningkatan PAD , BPFE, Yogyakarta.
Insukindro, 1984, Ekonomi Uang dan Bank, BPFE, Yogyakarta.
Kurniawan, Panca dan Purwanto, Agus, 2004, Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah di Indonesia, Banyumedia Publishing, Malang.
Mangkoesoebroto ,Guritno, dan Algifari, 1992, Teori Ekonomi Makro,
SekolahTinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta, Yogyakarta.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 78/83
Mardiasmo, 2002, Perpajakan , Andi, Yogyakarta.
Nanga, Muana, 2001, Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan , PT
Rajagrafindo, Jakarta.
Poerwadarminta, W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia . Balai Pustaka.
Jakarta.
Rosen, Harvey S., 2004, Makroekonomi, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sadono Sukirno, 2004, Makroekonomi, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sahara,Topan, 2004, Potensi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Sebagai
Sumber Penerimaan Daerah Kabupaten Malang, Skripsi,
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang.
Samudra, A. Ashari. 1995. Perpajakan di Indonesia (Keuangan Pajak dan
Retribusi). Cetakan I, Gramedia. Jakarta.
Samuelson, Nordhaus, 1992, Makro-Ekonomi, Edisi Keempatbelas , Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Soemitro, Rochmat, 1990, Asas dan Dasar Perpajakan 1, PT Eresco, Bandung.
Sudantoko, Djoko H, 2003, Dilema Otonomi Daerah, Andi Yogyakarta,
Yogyakarta.
S U N I N G, Dept. of Economic and Development Studies, 2003, Analisis Pajak
Daerah, PDRB, Jumlah Penduduk Terhadap Upaya Pajak
(Tax Effort) di Propinsi Jawa Timur.
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jip
tumm-gdl-s1-2003-s-8840-2003&q=Nasional
Widyawanto, Risky, 2007, Kontribusi Sektor Pajak Daerah Terhadap Pendapatan
Asli Daerah (Studi Kasus di Kota Kediri), Skripsi, Jurusan
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 79/83
Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi,
Universitas Brawijaya, Malang.
Waluyo dan Ilyas, 2003, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 80/83
LAMPIRAN: Hasil Analisis Model Regresi
Dependent Variable: LOG(PAJAK)
Method: Least SquaresDate: 07/08/09 Time: 13:12Sample: 2001:1 2007:4Included observations: 25Excluded observations: 3
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(PENDUDUK) 0.350932 0.068812 5.099855 0.0001LOG(USAHA) 1.962689 0.496536 3.952765 0.0008LOG(PDRB) 1.423119 0.292520 4.865022 0.0001
LOG(INFLASI) 2.757006 0.331351 8.320502 0.0000C -6.144243 1.051788 -5.841712 0.0000
R-squared 0.852064 Mean dependent var 1.553030Adjusted R-squared 0.822477 S.D. dependent var 0.972201
S.E. of regression 0.409622 Akaike info criterion 1.229694Sum squared resid 3.355809 Schwarz criterion 1.473469Log likelihood -10.37118 F-statistic 28.79841Durbin-Watson stat 0.870595 Prob(F-statistic) 0.000000
0
1
2
3
4
5
6
7
-0.5 0.0 0.5 1.0
Series: Residuals
Sample 2001:1 2007:4
Observations 25
Mean -2.89E-16
Median 0.025755Maximum 0.765547
Minimum -0.694443
Std. Dev. 0.373932
Skewness -0.064456
Kurtosis 2.544097
Jarque-Bera 0.233819
Probability 0.889666
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 81/83
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 2.040108 Probability 0.159009Obs*R-squared 4.619765 Probability 0.099273
Test Equation:Dependent Variable: RESIDMethod: Least SquaresDate: 07/08/09 Time: 13:13Presample and interior missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(PENDUDUK) -0.037608 0.068017 -0.552930 0.5871LOG(USAHA) -0.096920 0.476256 -0.203503 0.8410LOG(PDRB) -0.014053 0.288197 -0.048763 0.9616
LOG(INFLASI) -0.073291 0.318323 -0.230242 0.8205C 0.135077 1.025587 0.131707 0.8967
RESID(-1) 0.563085 0.271961 2.070466 0.0531RESID(-2) 0.092637 0.274224 0.337814 0.7394
R-squared 0.184791 Mean dependent var -2.89E-16Adjusted R-squared -0.086946 S.D. dependent var 0.373932S.E. of regression 0.389849 Akaike info criterion 1.185384Sum squared resid 2.735687 Schwarz criterion 1.526669Log likelihood -7.817299 F-statistic 0.680036Durbin-Watson stat 1.677090 Prob(F-statistic) 0.667800
UJI PARK Dependent Variable: LU2Method: Least SquaresDate: 07/07/09 Time: 13:00Sample: 2001:1 2007:4Included observations: 25
Excluded observations: 3Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.445036 5.246322 -0.466048 0.6462X1 -0.109309 0.343235 -0.318466 0.7534X2 3.228003 2.476723 1.303336 0.2073X3 -0.611118 1.459093 -0.418834 0.6798X4 -0.965378 1.652780 -0.584094 0.5657
R-squared 0.317634 Mean dependent var -2.950243Adjusted R-squared 0.181161 S.D. dependent var 2.257934S.E. of regression 2.043198 Akaike info criterion 4.443766Sum squared resid 83.49314 Schwarz criterion 4.687541Log likelihood -50.54707 F-statistic 2.327451Durbin-Watson stat 2.093991 Prob(F-statistic) 0.091404
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 82/83
LAMPIRAN: Data Triwulan
TAHUN
TRIWULA
N
PAJAK
DAERAH
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLA
HUSAHA
JUMLAH
PDRB
TINGKA
TINFLASI
2001 I 578392324 59738 817 3810737 14.08
II 640211165 59779 825 4003116 13.3
III 702030008 59821 834 4195495 12.93
IV 763848849 59863 842 4387875 11.48
2002 I 1007987029 59951 861 4619725 10.05
II 1142733605 60011 873 4827892 10.6
III 1277480182 60071 886 5036060 10.48
IV 1412226759 60131 898 5244227 10.33
2003 I 1608998296 60168 928 5305942 10.48
II 1768554857 60219 947 5455529 10.03
III 1928111418 60270 966 5605115 8.68
IV 2087667979 60321 985 5754702 7.6
2004 I 2077196044 60275 1003 6245842 7.17
II 2168741207 60287 1021 6532051 7.62
III 2260286370 60298 1039 6818259 7.15
IV 2351831533 60310 1058 7104467 6.98
2005 I 2258688041 60305 1098 7156568 6.27
II 2276357742 60311 1125 7349133 6.51
III 2294027443 60316 1152 7541698 6.33
IV 2311697144 60321 1179 7734263 6.48
2006 I 2414538014 60322 1202 8689473 5.53
II 2466276182 60326 1227 9187097 5.16
III 2518014351 60329 1252 9684720 4.82
IV 2569752520 60333 12771018234
34.6
2007 I2716118392 61490 1305
10067221
5.11
II2805707642 61955 1331
10319746
5.92
III2895296893 62420 1357
10572271
6.47
IV2984886143 62885 1383
10824796
6.83
7/22/2019 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Usaha, Pertumbuhan PDRB Dan Tingkat Inflasi Terhadap…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pengaruh-pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan-usaha-pertumbuhan-pdrb 83/83
LAMPIRAN: Data Triwulan Pertumbuhan
TAHUN TRIWULANPAJAK
DAERAH
PENDUDUK USAHA PDRB INFLASI
2001 I - - - - -
II 10,69 0,07 1,04 5,05 14,08
III 9,66 0,07 1,03 4,81 13,30
IV 8,81 0,07 1,02 4,59 12,93
2002 I 31,96 0,15 2,22 5,28 11,48
II 13,37 0,10 1,46 4,51 10,05
III 11,79 0,10 1,44 4,31 10,60
IV 10,55 0,10 1,42 4,13 10,48
2003 I 13,93 0,06 3,26 1,18 10,33
II 9,92 0,08 2,08 2,82 10,48
III9,02 0,08 2,03 2,74 10,03
IV 8,28 0,08 1,99 2,67 8,68
2004 I -0,50 -0,08 1,75 8,53 7,60
II 4,41 0,02 1,84 4,58 7,17
III 4,22 0,02 1,81 4,38 7,62
IV 4,05 0,02 1,77 4,20 7,15
2005 I -3,96 -0,01 3,77 0,73 6,98
II 0,78 0,01 2,46 2,69 6,27
III 0,78 0,01 2,40 2,62 6,51
IV 0,77 0,01 2,34 2,55 6,33
2006 I 4,45 0,00 1,93 12,35 6,48
II 2,14 0,01 2,11 5,73 5,53
III 2,10 0,01 2,06 5,42 5,16
IV 2,05 0,01 2,02 5,14 4,82
2007 I 5,70 1,92 2,12 -1,13 4,60
II 3,30 0,76 1,99 2,51 5,11
III 3,19 0,75 1,95 2,45 5,92
IV 3,09 0,75 1,92 2,39 6,47