acara 2 : pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan penggunaan sungkup

Upload: rivandi-pranandita-putra

Post on 11-Oct-2015

310 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Resmi Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Acara II dengan judul Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman dengan Penggunaan Sungkup.Uploaded by: Rivandi Pranandita Putra, Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN (PNA3109)

ACARA IIPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN DENGAN PENGGUNAAN SUNGKUP

Disusun oleh:Nama: Rivandi Pranandita PutraNIM: 10/ 304773/ PN/ 12175Golongan/Kelompok: C5/ 11 (Sebelas)Nama Rekan: 1. Jayeng Syahputra (12178) 2. Dian Alice Widara (12180) 3. Fitrah Deri Saputra (12182)Nama Co-Asisten: 1. Sary Prihatini 2. Nurmasari Fitrisiana 3. Fitriana Solikhatun 4. Rianni Capriyati

LABORATORIUM ILMU TANAMANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2012ACARA IIPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN DENGAN PENGGUNAAN SUNGKUP

I. TUJUANMengetahui pengaruh penggunaan sungkup dan warna sungkup terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.II. TINJAUAN PUSTAKABudidaya sayuran daun mempunyai permasalahan saat musim hujan. Daun busuk bahkan hancur saat air hujan menerjang. Oleh sebab itu, diperlukan pelindung yang dapat menghindari tanaman dari air hujan. Salah satu pelindungnya bisa dengan membangun greenhouse. Namun karena greenhouse mahal, maka diperlukan alternatif lain yang dapat melindungi tanaman secara ekonomis. Alternatifnya adalah membuat greenhouse mini berupa sungkup plastik. Dalam membuat sungkup plastik tersebut, bisa digunakan rangka bambu atau rangka besi (Anonim, 2011).Sejauh ini, petani tradisional menanam caisin di lingkungan terbuka. Akibatnya saat musim hujan banyak tanaman yang rusak terpukul air hujan dan terserang penyakit, sedangkan pada saat musim kemarau kualitasnya turun karena daun caisin dimakan serangga. Bagi pengusaha yang mampu, masalah ini diminimalkan dengan penanaman caisin dalam rumah tanam (greenhouse) yang berupa rumah kaca, rumah plastik, atau rumah kassa. Selain mampu menahan pukulan air hujan dan serangan hama, bangunan ini juga dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk daun, pestisida, mengawetkan lengas tanah, dan menaikkan suhu di malam hari. Pada rumah tanam modern, kondisi mikroklimat seperti cahaya, suhu, dan CO2 bahkan dapat dimanipulasi agar optimal bagi tanaman (Sulistyaningsih et al., 2005).Salah satu jenis rumah tanam adalah sungkup plastik. Sungkup plastik merupakan rumah plastik berbentuk terowongan. Selain biaya pembuatannya lebih hemat dibandingkan bentuk konvensional, lingkungan atap sungkup menyebabkan pantulan sinar matahari menjadi relatif lebih sempurna (Hapsari, 2003).Sekitar 50-75% intensitas radiasi surya berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman lada var. Belantung. Selain intensitas radiasi, diduga kualitas radiasi (panjang gelombang) juga berperan terhadap pertumbuhan tanaman lada. Radiasi surya berpengaruh dan mengatur secara efektif laju pertumbuhan tanaman. Radiasi tampak (visible light) terdiri atas campuran warna merah, kuning, hijau, dan biru. Apabila radiasi tampak melalui suatu lembar plastik transparan maka radiasi yang diloloskan akan mempunyai warna yang sama seperti warna plastik. Jadi tanaman di bawah sungkup plastik akan menerima radiasi surya sesuai dengan warna sungkup (Zaubin, 2008).Dalam beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan budidaya sayuran di bawah proteksi (perlindungan) di Mesir meluas secara cepat. Kebanyakan tipe budidaya terproteksi di Mesir adalah terowongan plastik dan rumah plastik single panjang. Jumlah rumha kaca single semacam itu diperkirakan mencapai 20 ribu, dimana sekitar 12 ribu (60%) dipakai untuk memproduksi mentimun. Temperatur udara yang tinggi pada musim panas di bawah plastik dapat menyebabkan luka/ kerusakan tanaman mentimun dan tanaman tomat di Mesir (El-Aidy et al., 2007).Rumah kaca atau greenhouse adalah struktur besar dimana dimungkinkan untuk berdiri dan bekerja dengan ventilasi otomatis. Salah satunya adalah penutup tanaman kecil berbentuk terowongan atau seperti sungkup yang memiliki film polietilen tipis dengan ukuran yang lebih kecil. Penggunaan sungkup plastik ini masih kurang populer diterapkan petani dibanding dengan pengaplikasian rumah kaca tetapi lebih murah dan praktis (Anonim, 2012).Pada dasarnya, pemberian sungkup plastik pada sistem budidaya tanaman sayuran dapat merubah kondisi mikroklimat tempat sayuran itu dibudidayakan. Anasir yang dipengaruhi antara lain intensitas cahaya matahari, suhu udara dan lengas tanah, serta kelembaban udara. Penggunaan sungkup plastik mampu menurunkan intensitas cahaya matahari yang diteruskan ke dalam sungkup hingga 50 persen daripada intensitas cahaya matahari tanpa sungkup, sehingga dapat diketahui bahwa penggunaan sungkup plastik ini akan menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban udara. Selain itu, adanya sungkup juga menyebabkan kadar lengas tanah awet sehingga ketersediaan air bagi tanaman sayuran juga lebih maksimal sehingga pertumbuhan sayuran juga lebih baik (Miles et al., 2005).Perlindungan tanaman sayur dengan sungkup plastik dimaksudkan terutama untuk mempertahankan tingkat kelembaban udara yang tinggi (RH 70%). Hal ini juga sering dimanfaatkan untuk melindungi tanaman sayuran dari musim kering (kekeringan), karena laju transpirasi tanaman pada saat musim kering biasanya tinggi. Terkadang, sungkup yang digunakan berwarna-warni sesuai kebutuhan dengan maksud tertentu, misalnya untuk merangsang pertumbuhan optimal tanaman. Berdasarkan beberapa penelitian, tanaman di bawah sungkup tidak berwarna menerima campuran dari radiasi warna merah, biru, kuning, dan hijau, dan tampak bahwa peranan radiasi merah masih dominan terhadap warna radiasi lainnya (James dan Benoita, 2007).

III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUMPraktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Acara II yang berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman dengan Penggunaan Sungkup dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 5 Oktober 2012 di kebun percobaan dan pendidikan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Dalam melaksanakan praktikum ini, digunakan beberapa bahan dan alat. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain bibit sawi hijau (Brassica rapa), kangkung (Ipomoea reptans L.), bayam cabut (Amaranthus tricolor L.), selada hijau (Lactuca sativa var. Crispa L.), selada merah (Lactuca sativa L.), pak choi (Brassica chinensis) pupuk kandang, pupuk urea, SP36, KCl, polibag berdiameter 30 cm, sungkup warna bening, dan sungkup warna merah. Alat-alat yang digunakan, antara lain timbangan, penggaris, cetok, cangkul, oven, SPAD 502, label, gunting, cutter, dan alat tulis.Cara kerja dalam praktikum ini dimulai dengan melakukan persemaian bibit sawi, bayam cabut, bayam merah, caisim, selada, dan kangung. Pada umur 3 minggu setelah tanam (3 MST), dilakukan pindah tanam dengan setiap polibag diisi 3 tanaman. Dilakukan pula seleksi bibit yang baik untuk perlakuan. Polibag berdiameter 30 cm disiapkan, kemudian diisi dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang (tanah : pupuk kandang = 6 : 1) sampai ketinggian 5 cm dari permukaan polibag. Setiap kelompok menanam 1 komoditas dengan 4 ulangan. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor, dengan kelompok sebagai ulangan. Perlakuan yang akan diuji adalah perlakuan sungkup dengan 3 level, yaitu tanpa sungkup, sungkup bening, dan sungkup warna merah; sedangkan untuk faktor kedua yaitu jenis tanaman sayur (sawi, kangkung, bayam cabut, caisim, selada, dan bayam merah). Selanjutnya, bibit sayuran (sawi, bayam cabut, selada, caisim, dan bayam merah) ditanam pada masing-masing polibag sejumlah 3 bibit per polibag. Setelah masing-masing polibag ditanami, selanjutnya ditempatkan di bawah sungkup sesuai dengan perlakuan. Jumlah polibag setiap kelompok untuk setiap perlakuan sungkup adalah 6 perlakuan polibag. Dari 6 polibag untuk setiap tanaman tersebut, 3 polibag berfungsi sebagai tanaman sampel dan akan dipanen akhir (korban 2), 3 polibag sebagai tanaman korban 1. Setelah itu, dilakukan pemeliharaan tanaman secara rutin terutama penyiraman. Pengamatan rutin mingguan dilakukan terhadap tanaman sampel untuk variabel tinggi tanaman, jumlah daun, dan kehijauan daun. Pengamatan dimulai sejak minggu pertama setelah penanaman sampai dengan panen akhir. Pengamatan rutin lingkungan juga diamati, dimana variabel yang diamati adalah intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban udara. Pemanenan tanaman korban dilakukan dua kali yaitu pada umur 3 MST dan 6 MST. Variabel yang diamati pada saat panen tanaman korban adalah luas daun (gravimetri), bobot segar dan bobot kering (akar, daun, dan batang), jumlah akar, dan panjang akar. Dari hasil pengamatan pada tanaman korban, dihitung LAB (Laju Asimilasi Bersih), LPN (Laju Pertumbuhan Nisbi), BDK (Bobot Daun Khas), serta IP (Indeks Panen). Setiap variabel yang diperoleh dianalisis varian dengan taraf kepercayaan 5% dan apabila ada beda nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji DMRT. Adapun rumus matematis untuk mencari nilai LAB, LPN, BDK, LDK, dan IP adalah sebagai berikut.1. Net Assimilation Rate (NAR) = Laju Asimilasi Bersih (LAB)NAR = W2 - W1 x ln La2 ln La1 g/cm2/minggu T2 - T1 La2 La12. Relative Growth Rate (RGR) = Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN)RGR = ln W2 ln W1 g/g/minggu T2 - T13. Specific Leaf Weight (SLW) = Bobot Daun Khas (BDK)SLW = Lw cm2/gLa4. Specific Leaf Area (SLA) = Luas Daun Khas (LDK)SLA = La cm2/gLw 5. Harvest Index (HI) = Indeks Panen (IP)HI = WeW

*Keterangan:La = Luas daunLw = Bobot daunT = WaktuW = Bobot kering totalWe = Berat kering hasil (ekonomis)

IV. HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUMA. Tabel Hasil Pengamatan1. Tanaman Selada Hijau (Lactuca sativa var. Crispa L.)No.PerlakuanParameter

Tinggi Tanaman (cm)Jumlah DaunKehijauan Daun

1.Kontrol11,575,336,13

2.Bening14,978,006,78

3.Merah17,807,339,03

No.PerlakuanParameter

LABLPNBDKLDKIP

1.Kontrol0,0030,7620,0045222,2220,871

2.Bening0,0020,6970,0045222,2220,927

3.Merah0,0010,6360,0045222,2220,922

*Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji DMRT 5%.

2. Tanaman Sawi (Brassica rapa L.)No.PerlakuanParameter

Tinggi Tanaman (cm)Jumlah DaunKehijauan Daun

1.Kontrol22,667a9a46,370a

2.Bening19a7,333a51,327a

3.Merah21,933a8,667a51,217a

No.PerlakuanParameter

LABLPNBDKLDKIP

1.Kontrol2,307a0,592a0,803a1,331a0,235a

2.Bening1,117b0,304b0,655a1,530a0,195a

3.Merah0,621b0,120c0,856a1,184a0,161a

*Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji DMRT 5%.

3. Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa L.)No.PerlakuanParameter

Tinggi Tanaman (cm)Jumlah DaunKehijauan Daun

1.Kontrol7.03b5.33a18.17b

2.Bening13.77a5a22.07ab

3.Merah12.4a6.33a25.63a

No.PerlakuanParameter

LABLPNBDKLDKIP

1.Kontrol0.0059a0.376a0.024a50.933a0.643a

2.Bening0.0048a0.3278a0.012a95.727a0.734a

3.Merah0.0045a0.4067a0.009a121.095a0.736a

*Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji DMRT 5%.4. Tanaman Pak Choi (Brassica chinensis)PerlakuanParameter

TTJDHijau Daun

Kontrol11.3 a9.0 a34.5 a

Bening9.3 a8.0 a35.5 a

Merah9.53 a8.3 a37.83 a

CV15.557.8911.86

PerlakuanParameter

LABLPNBDKLDKIP

Kontrol0.0076 ab0.613 a0.0099 a101.79 b0.312 b

Bening0.0027 b0.438 a0.0040 a254.49 a0.714 a

Merah0.0116 a0.592 a0.0109 a118.54 b0.342 b

CV47.0918.7541.8134.2833.45

*Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji DMRT 5%.

5. Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans)PerlakuanParameter

TTJDHijau Daun

Kontrol42,00a15,00b30,50a

Bening58,00a34,33a34,17a

Merah57,67a43,67a34,23a

CV15.1929.5711.93

PerlakuanParameter

LABLPNBDKLDKIP

Kontrol0,0039a0,51a0,0020a580,3a1,53a

Bening0,0104a0,86a0,0050a544,9a0.92ab

Merah0,0092a0,94a0,0020a248,6a0,62b

CV47.2333.0974.4749.4440.18

*Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji DMRT 5%.

6. Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor)PerlakuanParameter

TTJDHijauDaun

Kontrol55a20.33a40.1a

Bening33.33a8.33a38a

Merah44.67a12a41.3a

CV45.39456.30615.846

PerlakuanParameter

LABLPNBDKLDKIP

Kontrol0.00352a0.588a0.0136a74.086a0.791a

Bening0.0095a0.782a0.0231a54.687a0.712a

Merah0.00501a0.821a0.0184a61.058a0.811a

CV74.98746.53856.43334.2078.999

*Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji DMRT 5%.

B. Contoh Perhitungan Analisis Pertumbuhan Tanaman (APT)(Analisis Pertumbuhan Tanaman Pada Tanaman Selada Hijau (Lactuca sativa L.) Perlakuan Kontrol Ulangan 1)Net Assimilation Rate (NAR) = Laju Asimilasi Bersih (LAB)NAR = W2 - W1 x ln La2 ln La1 T2 - T1 La2 La1= 0,51 0,043 x (ln (98,45) - ln (22,96)) 6 3 98,45 22,96= 0,467 x (4,590 3,134) 375,49= 0,156 x 0,019= 0,0029= 0,03 g/cm2/mingguRelative Growth Rate (RGR) = Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN)RGR = ln W2 ln W1 g/g/minggu T2 - T1= ln (0,51) ln (0,043)6-3= - (0,673) (-3,147) 3= 0,824 g/g/minggu

Specific Leaf Weight (SLW) = Bobot Daun Khas (BDK)SLW = Lw cm2/g La= 0,273 60,705= 0,0045 cm2/gSpecific Leaf Area (SLA) = Luas Daun Khas (LDK)SLA = La cm2/g Lw= 60,705 0,273= 222,222 cm2/gHarvest Index (HI) = Indeks Panen (IP)HI = WeW= 0,248 gram 0,2765 gram= 0,897

V. PEMBAHASANPenggunaan sungkup plastik dalam budidaya tanaman sayuran merupakan alternatif lain untuk melindungi tanaman secara ekonomis selain rumah kaca. Budidaya sayuran daun mempunyai permasalahan saat musim hujan, misalnya daun busuk atau bahkan hancur saat air hujan melanda. Oleh karena itu diperlukan pelindung yang dapat menghindari tanaman dari air hujan. Sungkup plastik adalah salah satu jenis rumah tanam yang berupa rumah plastik berbentuk terowongan. Pada rumah tanam modern kondisi mikroklimat seperti cahaya, suhu dan CO2 bahkan dapat dimanipulasi agar optimal bagi pertumbuhan tanaman budidaya. Pengaruh pemberian sungkup terlihat pada peningkatan tinggi tanaman, luas daun, indeks luas daun, rasio tajuk-akar, indeks panen, dan berat segar tajuk tanaman. Sungkup merah berpengaruh baik pada tinggi tanaman, luas daun, laju asimilasi bersih, ILD dan berat segar tajuk. Dalam praktikum ini, di samping melakukan pengujian perbedaan pertumbuhan tanaman sayuran tanpa dan dengan sungkup, juga dilakukan pengujian pertumbuhan tanaman sayuran di bawah sungkup merah dan bening. Pada dasarnya, selain faktor intensitas cahaya matahari, panjang gelombang cahaya juga berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Radiasi surya mengatur secara efektif laju pertumbuhan tanaman. Radiasi yang tampak (visible light) terdiri atas campuran warna merah, kuning, hijau, dan biru. Aplikasi radiasi tampak melalui sungkup yaitu suatu lembar plastik transparan maka radiasi yang diloloskan akan mempunyai warna sama dengan warna plastik. Jadi tanaman dibawah sungkup plastik akan menerima radiasi surya sesuai dengan warna sungkup. Sampai saat ini informasi mengenai peranan kualitas radiasi matahari terhadap pertumbuhan tanaman sayuran masih terbatas. Pada tanaman, klorofil dan pigmen lainnya lebih efektif dalam menyerap energi sinar merah dibandingkan sinar biru. Hal ini dikarenakan setelah eksitasi dengan foton biru, elektron dalam klorofil selalu hancur dengan sangat cepat dengan cara melepaskan bahang. Penyungkupan biasanya dilakukan pada saat tanaman masih berupa bibit, namun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kegiatan penyungkupan seumur hidup tanaman. Pemeliharaan bibit yang berasal dari cabutan/stump harus terlebih dahulu dikondisikan dengan penyungkupan. Penggunaan sungkup dimaksudkan untuk memberikan kestabilan kelembaban, Pemeliharaan bibit tanpa penyungkupan beresiko kegagalan walaupun bedeng pemeliharaan telah diletakkan di bawah naungan sekalipun.Selain berfungsi untuk melindungi tanaman dari pukulan air hujan dan memperkecil terkena serangan hama penyakit tanaman, penyungkupan juga berguna dalam mengatur serapan cahaya oleh tanaman, yaitu pengaturan kuantitas cahaya (intensitas cahaya) dan kualitas cahaya (warna cahaya, panjang gelombang). Kuantitas cahaya terkait dengan intensitas cahaya matahari yang diserap tanaman. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sejauh mana berhubungan erat dengan proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO dan air untuk membentuk karbohidrat. Semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis sampai dengan optimum (maksimum). Untuk menghasilkan berat kering yang maksimal, tanaman memerlukan intensitas cahaya penuh. Namun demikian intensitas cahaya yang sampai pada permukaan kanopi tanaman sangat bervariasi, hal ini merupakan salah satu sebab potensi produksi tanaman aktual belum diketahui. Besarnya kuat cahaya yang mengenai bidang sasaran ada yang menyatakan dengan satuan foot candle (ft-c) dari Inggris. Ft-c menggambarkan kuat penyinaran yang dipancarkan oleh satu lilin standar yang mengenai permukaan bidang sasaran seluas 1 square foot (= 928,088 cm2) pada radius penyinaran 12 inchi (= 30,48 cm). Dalam praktik sehari-hari cahaya bulan diperkirakan mempunyai kuat cahaya 0,05 ft-c, sinar untuk membaca besarnya 20 ft-c, sedangkan untuk proses fotosintesis minimal antara 100-200 ft-c.Tumbuhan menyerap cahaya yang terdiri dari beberapa macam warna cahaya. Warna cahaya itu sendiri mempengaruhi laju fotosintesis dari tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena energi yang dihasilkan setiap jenis spektrum berbeda. Di samping adanya perbedaan energi tersebut, di dalam daun juga terdapat faktor pembeda yang memungkinkan penyerapan terhadap berbagai spektrum tersebut berbeda. Faktor pembeda tersebut adalah jenis pigmen yang terkandung di dalam jaringan daun. Perbedaan jenis pigmen tersebut dapat berasal dari faktor genetik dari tanaman tersebut.Sementara itu, pengaruh kualitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman telah banyak diselidiki, dimana diketahui bahwa spektrum yang nampak (visible) diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Apabila tanaman ditumbuhkan pada cahaya biru saja daunnya akan berkembang secara normal, namun batangnya akan menunjukkan tanda-tanda terhambat pertumbuhannya. Apabila tanaman ditumbuhkan pada cahaya kuning saja, cabang-cabangnya akan berkembang tinggi dan kurus dengan buku (internode) yang panjang dan daunnya kecil-kecil. Dari penelitian tersebut telah membuktikan bahwa cahaya biru dan merah memegang peranan penting untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Pengertian cahaya berkaitan dengan radiasi yang terlihat (visible) oleh mata, dan hanya sebagian kecil saja yang diterima dari radiasi total matahari. Radiasi matahari terbagi dua, yaitu yang bergelombang panjang (long wave radiation) dan yang bergelombang pendek (short wave radiation). Batas terakhir dari radiasi gelombang pendek adalah radiasi ultraviolet, sedangkan batas akhir radiasi gelombang panjang adalah sinar inframerah. Radiasi dengan panjang gelombang antara 400 hingga 700 um adalah yang digunakan untuk proses fotosintesis.Pemakaian sungkup juga mempengaruhi keadaan suhu udara di sekitar pertanaman sayuran. Temperatur dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari hasil panen dalam proses yang dikontrol oleh enzim dan membran. Penambahan karbon, secara khas pada proses fotosintesis memiliki temperatur yang mendekati optimum terhadap pertumbuhan normal yang diberikan kepada hasil panen, dimana pengurangan karbon melalui respirasi meningkat dengan temperatur. Oleh karena itu, pertumbuhan hasil panen secara tidak langsung dikendalikan oleh temperatur diantara keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi.Dalam praktikum acara II ini dilakukan tiga perlakuan sungkup plastik yaitu sungkup warna merah, sungkup bening dan kontrol atau tanpa pemberian warna sungkup. Pemberian sungkup yang berwarna akan mempengaruhi kualitas cahaya matahari yang nantinya dipakai tanaman untuk fotosintesis, sekaligus dapat mengurangi intensitas cahaya yang mengenai tanaman. Pemberian sungkup juga akan berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban sekitar pertanaman yang nantinya juga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan hasil tanaman. Sungkup plastik yang digunakan dalam praktikum ini merupakan salah satu jenis modifikasi rumah plastik yang berbentuk seperti terowongan. Keuntungan penggunaan sungkup plastik ini yakni biaya yang hemat dan atap sungkup yang berbentuk lengkungan dapat menyebabkan pantulan terhadap datangnya sinar matahari menjadi lebih sempurna. Percobaan acara I ini dilakukan unruk mengetahui pengaruh penggunaan sungkup dan warna sungkup (merah dan bening) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran sawi (Brassica rapa), kangkung (Ipomoea reptans), bayam cabut (Amaranthus tricolor), pak choy (Brassica chinensis), selada keriting (Lactuca sativa var. crispa L.), selada merah (Lactuca sativa). Berikut ini adalah hasil pengamatan yang diperoleh dalam percobaan dan telah digambarkan dalam bentuk grafik dan histogram:

1. Tanaman Selada Hijau (Lactuca sativa var. Crispa L.)

Gambar 1.1. Grafik Tinggi Tanaman (TT) Selada Hijau pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupBerdasarkan grafik tinggi tanaman (TT) di atas, dapat diketahui bahwa tanaman selada yang memiliki tinggi tanaman tertinggi adalah pada tanaman perlakuan sungkup merah (sebesar 17,80 cm pada minggu pengamatan ke-6), diikuti dengan tanaman perlakuan sungkup bening (sebesar 14,97 cm pada minggu pengamatan ke-6), dan tanaman perlakuan kontrol menunjukkan tinggi tanaman paling rendah (hanya sebesar 11,57 cm pada minggu pengamatan ke-6). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penggunaan sungkup berwarna merah baik untuk pertumbuhan tanaman selada karena menunjukkan tinggi tanaman terbesar dibandingkan tanaman perlakuan sungkup putih dan tanaman kontrol. . Setelah dilakukan analisis ternyata ada beda nyata pada perlakuan sungkup. Di antara perlakuan warna sungkup, intensitas cahaya dalam sungkup merah lebih tinggi dikarenakan memiliki panjang gelombang yang besar . Itulah mengapa sungkup merah memiliki tinggi tanaman yang lebih tinggi bila dibandingkan perlakuan lain. Tanaman perlakuan sungkup warna merah memiliki tinggi tanaman yang paling maksimal dibandingkan perlakuan sungkup putih dan tanpa sungkup. Hal ini terjadi karena sinar merah dengan panjang gelombang paling besar merupakan yang paling baik untuk fotosintesis, sehingga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman selada hijau. Pigmen klorofil untuk fotosintesis yang digunakan oleh tanaman secara umum, menangkap hampir semua cahaya biru dan merah, walaupun akan lebih efisien menangkap cahaya merah di 650-670 nm. Cahaya biru digunakan hampir sebanyak cahaya merah karena lebih mudah mendapatkannya, lebih kuat di cahaya matahari. Cahaya merah pada dasarnya merupakan cahaya yang juga penting untuk perkembangan dan reproduksi tanaman. Pigmen fitokrom menyerap bagian merah dan merah jauh dari spektrum cahaya dan mengatur perkecambahan biji, perkembangan akar, umbi dan umbi formasi, dormansi, berbunga dan produksi buah. Oleh karena itu, cahaya merah penting untuk stimulasi pembungaan dan pembuahan. Tinggi tanaman yang terbesar nilainya juga ditunjukkan oleh tanaman perlakuan warna sungkup bening. Pertumbuhan tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh cahaya, namun oleh warna cahaya juga. Cahaya yang berasal dari matahari tampak putih atau kuning, tapi sebenarnya merupakan spektrum penuh warna. Jika kita mengambil prisma dan meletakkannya ke cahaya, akan membagi cahaya menjadi tujuh warna yang berbeda yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

Gambar 1.2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Selada Hijau pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupGrafik di atas menunjukkan perkembangan jumlah daun tanaman selada hijau yang diamati seminggu sekali selama 6 minggu pada berbagai perlakuan penyungkupan. Berdasarkan grafik jumlah daun (JD) selada di atas, dapat diketahui bahwa pada minggu pengamatan terakhir (6 MST), jumlah daun dari yang terbesar hingga yang terkecil secara berturut-turut diperlihatkan oleh tanaman selada perlakuan sungkup bening (sebanyak 8), tanaman selada perlakuan sungkup merah (sebanyak 7,33), dan tanaman selada perlakuan kontrol (sebanyak 5,33).Setelah dilakukan analisis data, didapatkan ada pengaruh beda nyata antara perlakuan tanpa sungkup dan perlakuan dengan sungkup. Peningkatan intensitas cahaya (hingga tingkat optimum) meningkatkan laju asimilasi bersih total tanaman sehingga fotosintat yang terbentuk pun meningkat. Pembentukan fotosintat yang tinggi ini mendorong kecepatan pembentukan organ-organ tanaman seperti daun.

Gambar 1.3. Histogram Panjang Akar Tanaman Selada Hijau pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupHistogram di atas memperlihatkan panjang akar tanaman selada hijau pada berbagai perlakuan penyungkupan saat tanaman berusia 3 MST dan 6 MST. Dari histogram panjang akar selada di atas, diketahui bahwa pada saat tanaman berumur 3 MST, tanaman perlakuan merah memiliki panjang akar terpanjang (sebesar 4,86 cm), diikuti dengan tanaman perlakuan kontrol (sebesar 3,15 cm), dan yang memiliki panjang akar terpendek adalah pada tanaman perlakuan sungkup bening (sebesar 1,73 cm). Sementara itu pada saat tanaman berumur 6 MST, tanaman yang menunjukkan panjang akar terpanjang adalah tanaman perlakuan sungkup bening (sebesar 4,73 cm), diikuti oleh tanaman perlakuan sungkup merah (sebesar 4,46 cm), dan panjang akar paling pendek namun tak jauh berbeda nilainya diperlihatkan oleh tanaman perlakuan kontrol (sebesar 4,58 cm).Hal ini sesuai dengan teori, karena pertumbuhan akar lebih tinggi apabila lengas tanah tinggi hal ini dikarenakan pemberian sungkup menyebabkan kadar lengas tanah menjadi lebih tinggi sehingga pertumbuhan akar pada perlakuan penggunaan sungkup dapat berakibat pertumbuhan akar yang lebih tinggi bila dibandingkan perlakuan lain.

Gambar 1.4. Histogram Jumlah Akar Selada Hijau pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupHistogram di atas menunjukkan jumlah akar tanaman selada hijau pada berbagai perlakuan penyungkupan pada saat tanaman berumur 3 MST dan 6 MST. Berdasarkan histogram jumlah akar selada tersebut, dapat dilihat bahwa pada umur 3 MST, tanaman perlakuan kontrol menunjukkan jumlah akar terbanyak (sebanyak 10), diikuti dengan tanaman perlakuan sungkup merah (sebanyak 8,67), dan tanaman perlakuan sungkup bening menunjukkan jumlah akar paling sedikit (sebanyak 5). Pada umur tanaman 6 MST pun demikian. Jumlah akar terbanyak ditunjukkan oleh tanaman perlakuan kontrol (sebanyak 11), diikuti tanaman perlakuan sungkup merah (sebanyak 9,67), dan tanaman perlakuan sungkup bening menunjukkan jumlah akar paling sedikit (sebanyak 6).

Gambar 1.5. Histogram Berat Segar (BS) dan Berat Kering (BK) Selada Hijau pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupHistogram di atas menunjukkan besarnya berat segar dan berat kering tanaman selada hijau berbagai perlakuan penyungkupan pada saat tanaman berumur 6 MST. Berdasarkan histogram BS (berat segar) dan BK (berat kering) di atas, dapat diketahui bahwa pada saat selada berumur 6 MST, berat segar tertinggi dimiliki oleh tanaman perlakuan sungkup warna merah (sebesar 4,34 gram), diikuti dengan tanaman perlakuan sungkup warna bening (sebesar 3,197 gram), dan berat segar terendah diperlihatkan oleh tanaman kontrol (sebesar 3,036 gram). Sementara itu, setelah dikeringkan dan ditimbang berat keringnya, diketahui bahwa hasil urutan beratnya tidak sama dengan penimbangan berat basah. Tanaman perlakuan sungkup bening justru memiliki berat kering terbesar (0,72 gram), diikuti oleh tanaman perlakuan sungkup warna merah (0,516 gram), dan yang terkecil adalah tanaman yang diperlakukan kontrol (0,516 gram).

Gambar 1.6. Histogram Panjang Akar Selada Hijau pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupBerdasarkan histogram di atas, panjang akar tertinggi ada pada tanaman selada hijau dengan perlakuan penggunaan sungkup merah pada saat 3 mst. Kemudian panjang akar paling sedikit ada pada tanaman selada hijau dengan perlakuan penggunaan sungkup bening pada saat 3 mst. Hal ini sesuai dengan teori, karena pertumbuhan akar lebih tinggi apabila lengas tanah tinggi hal ini dikarenakan pemberian sungkup menyebabkan kadar lengas tanah menjadi lebih tinggi sehingga pertumbuhan akar pada perlakuan penggunaan sungkup dapat berakibat pertumbuhan akar yang lebih tinggi bila dibandingkan perlakuan lain.

2. Tanaman Sawi (Brassica rapa L.)

Gambar 2.1. Grafik Tinggi Tanaman (TT) Sawi pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupGrafik di atas menunjukkan perkembangan tinggi tanaman sawi pada berbagai perlakuan penyungkupan yang diamati seminggu sekali selama 6 minggu. Berdasarkan grafik tinggi tanaman sawi tersebut, dapat diketahui bahwa tanaman yang memiliki tinggi paling besar pada minggu ke-6 (panen) adalah tanaman perlakuan kontrol yaitu sebesar 22,67 cm, disusul dengan tanaman perlakuan sungkup merah yang nilainya tidak berbeda jauh yaitu setinggi 21,93 cm, dan tanaman sawi yang memiliki tinggi paling rendah adalah pada perlakuan sungkup bening, yaitu setinggi 19 cm. Setelah dilakukan analisis CRD, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat beda nyata antar perlakuan sungkup dalam praktikum ini terhadap tinggi tanaman (TT). Tidak adanya beda nyata ini terjadi karena nilai tinggi tanaman yang tidak begitu jauh/signifikan perbedaannya antar perlakuan.

Gambar 2.2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Sawi pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupGrafik tersebut memperlihatkan perkembangan jumlah daun sawi pada berbagai perlakuan sungkup yang diamati seminggu sekali selama 6 minggu lamanya. Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa jumlah daun sawi terbanyak pada umur 6 MST ditunjukkan oleh tanaman perlakuan kontrol (sebanyak 9), selanjutnya tanaman perlakuan sungkup merah (sebanyak 8,67), dan jumlah daun paling sedikit adalah pada tanaman perlakuan sungkup bening (sebanyak 7,33). Setelah dilakukan analisis varian (anova), diperoleh hasil bahwa tidak terdapat beda nyata antar perlakuan sungkup terhadap jumlah daun tanaman sawi dalam praktikum ini. Hal ini terjadi karena besarnya jumlah daun antar perlakuan yang tidak jauh berbeda.

Gambar 2.3. Grafik Kehijauan Daun Tanaman Sawi pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupGrafik di atas menunjukkan perkembangan tingkat kehijauan daun tanaman sawi berbagai perlakuan penyungkupan yang diamati seminggu sekali hingga umur 6 MST. Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa tanaman sawi yang memiliki tingkat kehijauan daun paling tinggi adalah tanaman perlakuan sungkup bening (sebesar 51,327 pada umur 6 MST), kemudian tanaman perlakuan sungkup merah yang nilainya tidak berbeda jauh (sebesar 51,217 pada umur 6 MST), dan tanaman dengan tingkat kehijauan daun terendah namun tak berbeda jauh nilainya adalah tanaman perlakuan kontrol (sebesar 46,370 pada umur 6 MST).Berdasarkan hasil analisis varian (anova) yang dilakukan, diketahui bahwa tidak ada beda nyata antar perlakuan sungkup terhadap tingkat kehijauan daun tanaman sawi. Tidak adanya beda nyata antar perlakuan ini terjadi karena nilai kehijauan daun yang tidak berbeda jauh angkanya antar perlakuan.

Gambar 2.4. Histogram Panjang Akar Tanaman Sawi pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupHistogram di atas menunjukkan panjang akar tanaman sawi pada berbagai perlakuan penyungkupan saat tanaman berusia 3 MST dan 6 MST. Berdasarkan histogram tersebut, dapat diketahui bahwa pada umur 3 MST, panjang akar terbesar diperlihatkan pada tanaman perlakuan sungkup merah, kemudian tanaman perlakuan kontrol, dan yang paling pendek adalah pada tanaman sawi perlakuan sungkup bening. Sementara itu pada saat umur 6 MST, tanaman perlakuan sungkup merah mempunyai panjang akar terbesar, kemudian tanaman perlakuan sungkup bening, dan tanaman kontrol menunjukkan panjang akar yang paling pendek.

Gambar 2.5. Histogram Jumlah Akar Tanaman Sawi pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupHistogram di atas menunjukkan jumlah akar tanaman sawi pada berbagai perlakuan penyungkupan saat tanaman berumur 3 MST dan 6 MST. Dari histogram tersebut, dapat diketahui bahwa pada saat sawi berumur 3 MST, jumlah akar terbanyak dimiliki oleh tanaman perlakuan sungkup merah, lalu tanaman perlakuan sungkup bening, dan yang paling sedikit dimiliki tanaman perlakuan kontrol. Pada saat tanaman sawi berumur 6 MST, jumlah akar dari yang paling banyak hingga yang paling sedikit secara berturut-turut dimiliki oleh tanaman perlakuan sungkup merah, tanaman perlakuan kontrol, dan tanaman perlakuan sungkup bening.

Gambar 2.6. Histogram Berat Segar (BS) dan Berat Kering (BK) Tanaman Sawi pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupHistogram tersebut menunjukkan besarnya berat segar dan berat kering tanaman sawi saat umur 6 MST pada berbagai perlakuan penyungkupan. Berdasarkan histogram di atas, dapat diketahui bahwa berat segar (BS) tertinggi saat tanaman sawi berumur 6 MST dimiliki oleh tanaman perlakuan sungkup bening, kemudian tanaman perlakuan sungkup merah, dan tanaman perlakuan kontrol menunjukkan berat segar paling rendah. Sementara itu, untuk pengukuran berat kering (BK) urutannya tidak sama dengan hasil penimbangan berat basah, dimana secara berturut-turut tanaman yang memiliki BK tertinggi hingga BK terendah adalah tanaman perlakuan sungkup merah, tanaman perlakuan sungkup bening, dan tanaman perlakuan kontrol.

3. Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa)

Gambar 3.1. Grafik Tinggi Tanaman (TT) Tanaman Selada Merah pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupGrafik di atas menunjukkan perkembangan tinggi tanaman selada merah yang diamati selama seminggu sekali hingga umur 6 MST pada berbagai perlakuan penyungkupan. Dari grafik tersebut, dapat diketahui bahwa urutan tanaman dengan tinggi tanaman (TT) paling tinggi ke paling rendah secara berturut-turut adalah tanaman perlakuan sungkup bening (sebesar 13,77 cm pada umur 6 MST), tanaman perlakuan sungkup merah (sebesar 12,40 cm pada umur 6 MST), dan tanaman perlakuan kontrol (sebesar 7,03 cm pada umur 6 MST). Berdasarkan hasil analisis varians (anova), didapatkan hasil bahwa ada beda nyata antar perlakuan, sehingga perlu dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan DMRT 5 % dan diperoleh hasil bahwa terdapat beda nyata antar perlakuan. Dengan demikian, berarti diketahui bahwa perlakuan sungkup bening memberikan tinggi tanaman selada merah terbaik karena bernilai paling besar. Sebaliknya, perlakuan kontrol memberikan tinggi tanaman selada merah yang kurang baik karena bernilai paling rendah.

Gambar 3.2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Selada Merah pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupGrafik tersebut memperlihatkan jumlah daun tanaman selada merah pada berbagai perlakuan penyungkupan yang diamati seminggu sekali hingga umur 6 minggu setelah tanam. Berdasarkan grafik jumlah daun di atas, dapat diketahui bahwa jumlah daun tertinggi diperlihatkan oleh tanaman perlakuan sungkup merah (sebanyak 6,33 pada umur 6 MST), selanjutnya tanaman perlakuan kontrol (sebanyak 5,33 pada umur 6 MST), dan tanaman perlakuan sungkup bening (sebanyak 5 pada umur 6 MST).Dari hasil analisis varians (anova) yang dilakukan, diketahui bahwa tidak terdapat beda nyata antar perlakuan sungkup terhadap banyaknya jumlah daun selada merah dalam praktikum ini. Tidak adanya beda nyata antar perlakuan ini disebabkan karena besarnya jumlah daun yang tidak berbeda secara signifikan antar perlakuan.

Gambar 3.3. Grafik Kehijauan Daun Tanaman Selada Merah pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupGrafik di atas menunjukkan tingkat kehijauan daun selada merah yang diamati selama enam minggu pada berbagai perlakuan penyungkupan. Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat kehijauan daun selada merah tertinggi dimiliki oleh tanaman perlakuan sungkup merah (sebesar 25,63 pada umur 6 MST), kemudian tanaman perlakuan sungkup bening (sebesar 22,07 pada umur 6 MST), dan tingkat kehijauan daun terendah dimiliki tanaman perlakuan kontrol (sebesar 18,17 pada umur 6 MST).Berdasarkan hasil analisis varians (anova) yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat beda nyata antar perlakuan sungkup terhadap tingkat kehijauan daun tanaman selada merah sehingga perlu dilanjutkan dengan uji DMRT 5%. Berdasarkan hasil analisis menggunakan DMRT 5%, diketahui bahwa terdapat beda nyata antar perlakuan. Kehijauan daun tanaman perlakuan kontrol berbeda nyata dengan kehijauan daun perlakuan sungkup merah, namun tidak berbeda nyata dengan kehijauan daun tanaman perlakuan sungkup bening, serta kehijauan daun tanaman perlakuan merah tidak berbeda nyata dengan kehijauan daun tanaman perlakuan sungkup bening. Dengan demikian, tingkat kehijauan selada perlakuan sungkup bening tidak berbeda nyata terhadap tanaman selada kontrol dan tanaman selada perlakuan sungkup merah.

Gambar 3.4. Histogram Panjang Akar Tanaman Selada Merah pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupHistogram di atas menunjukkan panjang akar tanaman selada merah berbagai perlakuan penyungkupan pada umur 3 MST dan 6 MST. Berdasarkan histogram panjang akar di atas, dapat diketahui bahwa pada saat selada merah berumur 3 MST, panjang akar terpanjang dimiliki tanaman perlakuan sungkup bening, kemudian tanaman sungkup merah, dan tanaman perlakuan kontrol memiliki panjang akar paling pendek. Sementara itu pada saat tanaman selada merah berumur 6 MST, tanaman yang memiliki panjang akar terpanjang adalah tanaman perlakuan sungkup merah, diikuti tanaman perlakuan sungkup bening, dan yang panjang akarnya paling pendek adalah tanaman perlakuan kontrol.Antara panjang akar perlakuan sungkup merah dan bening tidak berbeda jauh. Hasil ini dapat disebabkan karena kualitas sungkup yang bagus sehingga tidak teramati secara jelas pengaruh masing-masing warna sungkup terhadap pertumbuhan tanaman yang diamati. Terlepas dari kualitas sungkup plastik yang digunakan, dapat dikatakan bahwa pada perlakuan kontrol, tanaman selada membentuk akar yang banyak namun tidak terlalu panjang, pada perlakuan sungkup bening akar relative sedikit namun panjang, dan pada perlakuan sungkup merah jumlah dan ukuran akar ideal.

Gambar 3.5. Histogram Jumlah Akar Tanaman Selada Merah pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupHistogram di atas menunjukkan besarnya jumlah akar selada merah tiap-tiap perlakuan penyungkupan pada saat tanaman tersebut berumur 3 MST dan 6 MST. Dari histogram tersebut, dapat dilihat jumlah akar tanaman selada merah pada masing-masing perlakuan sungkup pada umur 3 MST dan 6 MST. Pada umur 3 MST, jumlah akar paling banyak diperlihatkan pada tanaman perlakuan sungkup merah, diikuti tanaman perlakuan sungkup bening, dan yang paling sedikit adalah tanaman perlakuan kontrol. Sementara itu pada saat tanaman berumur 6 MST, jumlah akar dari yang paling banyak hingga yang paling sedikit secara berurutan ditunjukkan oleh tanaman perlakuan sungkup merah, tanaman perlakuan kontrol, dan tanaman perlakuan sungkup bening.Dari hasil yang terlihat pada Gambar 3.5. tersebut, dapat diketahui bahwa pengaruh perlakuan sungkup warna merah lebih baik daripada sungkup bening terhadap pertumbuhan jumlah akartanaman selada. Jumlah akar yang lebih banyak ini kemudin juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan proses fisiologis tanaman karena berkaitan dengan penyerapan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk kelangsungan hidupnya yang berasal dari dalam tanah. Dengan akar yang lebih banyak, penyerapan hara lebih efektif, pertumbuhan optimal, dan berpengaruh pada hasil yang maksimal.

Gambar 3.6. Histogram Berat Segar (BS) dan Berat Kering (BK) Tanaman Selada Merah pada Berbagai Perlakuan Warna SungkupHistogram di atas memperlihatkan berat segar (BS) dan berat kering (BK) tanaman selada merah pada berbagai perlakuan sungkup pada umur 6 MST. Berdasarkan histogram tersebut, dapat dilihat bahwa berat segar tertinggi dimiliki oleh tanaman perlakuan sungkup bening, kemudian tanaman perlakuan kontrol, dan yang terendah adalah tanaman perlakuan sungkup merah. Sementara itu, bobot kering paling tinggi dimiliki tanaman perlakuan sungkup merah, selanjutnya tanaman perlakuan sungkup bening, dan bobot kering terendah dimiliki oleh tanaman perlakuan kontrol.

4. Tanaman Pok Choi (Brassica chinensis)

Gambar 4.1. Grafik Tinggi Tanaman Pak Choi pada berbagai Perlakuan SungkupPertanian pada dasarnya merupakan sistem pemanfaatan energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Apabila faktor genetik seragam, maka proses fotosintesis dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Perbedaan kondisi mikroklimat antara perlakuan tanpa sungkup dan dengan sungkup plastik berwarna di atas memungkinkan terjadinya perbedaan fotosintesis pak choi. Berdasarkan grafik di atas, tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 11,3 cm sedangkan tinggi tanaman pak choi terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 9,3 cm. Tinggi tanaman dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan tanaman pendek. Hal ini disebabkan auksin yang mempengaruhi pemanjangan sel bekerja lebih aktif dalam kondisi gelap. Tinggi tanaman merupakan usaha tanaman memperoleh cahaya. Setelah dilakukan analisis, ternyata tidak ada beda nyata antar perlakuan yang diberikan.

Gambar 4.2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Pak Choi pada Berbagai Perlakuan SungkupDari grafik di atas, jumlah daun tertinggi ada pada tanaman pak choi dengan perlakuan kontrol yaitu 9 sedangkan jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan penggunaan sungkup bening yaitu 8. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya pemberian sungkup plastic merah menyebabkan pertumbuhan dan hasil pak choi yang lebih baik dibandingkan perlakuan tanpa sungkup. Tanaman yang memiliki banyak daun akan mengalami cekaman naiknya laju transpirasi sehingga tanaman yang kekurangan unsur hara maupun air tidak akan membentuk banyak daun. Banyaknya daun pada suatu tanaman juga merupakan indikator dari lanjutnya perkembangan tanaman. Tanaman yang perkembangannya telah lanjut akan memiliki jumlah daun yang lebih banyak untuk mengimbangi kebutuhan asimilat serta metabolisme tubuhnya. Setelah dilakukan analisis data, ternyata tidak ada pengaruh beda nyata perlakuan yang diaplikasikan terhadap jumlah daun yang didapatkan.

Gambar 4.3. Grafik Kehijauan Daun Tanaman Pak Choi pada Berbagai Perlakuan SungkupDaun merupakan organ fotosintetik utama dalam tubuh tanaman, tempat terjadinya proses perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dan mengakumulasikan dalam bentuk bahan kering. Setelah dilakukan analisis data, ternyata tidak adanya beda nyata perlakuan yang diberikan terhadap kehijauan daun tanaman pak choi yang didapatkan. Salah satu pendekatan untuk mengetahui jumlah klorofil daun adalah dengan mengukur tingkat kehijauan daun. Daun yang lebih hijau diduga memiliki kandungan klorofil yang tinggi. Berdasarkan grafik di atas, kehijauan daun tertinggi tanaman pak choi ada pada perlakuan penggunaan sungkup merah yaitu 37,83. Kehijauan daun terendah ada pada tanaman pak choi dengan perlakuan kontrol yaitu 34,5. Hal ini sesuai dengan teori bahwa penggunaan sungkup merah memiliki kehijauan daun tertinggi dibandingkan perlakuan lain. Respon terhadap intensitas cahaya tinggi dapat menguntungkan atau merugikan. Hal ini disebabkan tanaman memiliki ambang batas terhadap intensitas cahaya yang harus diterima. Intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan rusaknya struktur kloroplas yang membantu proses metabolisme tanaman sehingga menyebabkan produktivitas tanaman menurun. Setelah dilakukan analisis data ternyata perlakuan tanpa sungkup dan sungkup dengan berbagai warna tidak mempengaruhi tingkat kehijauan daun yang ada.

Gambar 4.4. Histogram Jumlah Akar Tanaman Pak Choi pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan histogram di atas,hasil yang didapat pada umur 3 mst dan 6 mst memiliki hasil yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada semua perlakuan memiliki pertumbuhan akar lebih tinggi karena lengas tanah tinggi.

Gambar 4.5. Histogram Panjang Akar Tanamn Pak Choi pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan histogram di atas dapat diketahui bahwa pada umur 3 mst, panjang akar tertinggi terdapat pada perlakuan sungkup bening sedangkan panjang akar terendah terdapat pada perlakuan kontrol. Pada umur 6 mst, perlakuan sungkup bening memberikan hasil yang lebih tinggi sedangkan perlakuan sungkup merah memberikan hasil yang terendah. Pertumbuhan akar lebih tinggi apabila lengas tanah tinggi. Pemberian sungkup menyebabkan kadar lengas tanah menjadi lebih tinggi sehingga perlakuan sungkup bening pada saat umur 3 mst dan 6 mst memberikan hasil yang optimal.

Gambar 4.6. Histogram Berat Segar (BS) dan Berat Kering (BK) Tanaman Pak Choi pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan histogram di atas, bobot segar pak choi tertinggi ada pada perlakuan penggunaan sungkup bening, pada saat 6 mst, dan bobot segar terendah ada pada pak choi dengan perlakuan penggunaan sungkup merah pada saat 3 mst. Bobot kering tertinggi tanaman pak choi ada pada perlakuan dengan penggunaan sungkup merah pada saat 6 mst, dan bobot kering terendah ada pada tanaman pak choi dengan perlakuan kontrol. Proses fotosintesis juga dapat dipengaruhi sinar matahari. Jika cahaya optimum, maka daun dapat melakukan fotosintesis secara maksimal. Luas daun yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan mutual shading. Hal ini mengakibatkan adanya kompetisi terhadap daun yang ternaungi untuk memperebutkan cahaya matahari. Sehingga proses fotosintesis pun tidak dapat terjadi dengan maksimal.

5. Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans)

Gambar 5.1. Grafik Tinggi Tanaman Kangkung pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan grafik di atas, tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan penggunaan sungkup bening yaitu 58 cm, kemudian tinggi tanaman kangkung terendah ada pada perlakuan kontrol yaitu 42 cm. Intensitas cahaya berpengaruh terhadap auksin yang dapat mempengaruhi pemanjangan sel bekerja lebih aktif dalam kondisi gelap. Tinggi tanaman merupakan usaha tanaman memperoleh cahaya. Pertanian pada dasarnya merupakan sistem pemanfaatan energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Apabila faktor genetik seragam, maka proses fotosintesis dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Gambar 5.2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Kangkung pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa jumlah daun terbanyak ada pada kangkung dengan perlakuan penggunaan sungkup merah yaitu 43,67. Jumlah daun terendah ada pada tanaman kangkung dengan perlakuan kontrol yaitu 15. Jumlah daun kangkung pada perlakuan tanpa sungkup dan dengan sungkup ada beda nyata. Hal ini terjadi karena peningkatan intensitas cahaya (hingga tingkat optimum) pada perlakuan penggunaan sungkup meningkatkan laju asimilasi bersih total tanaman sehingga fotosintat yang terbentuk pun meningkat. Pembentukan fotosintat yang tinggi ini mendorong kecepatan pembentukan organ-organ tanaman seperti daun. Di antara perlakuan warna sungkup, sungkup merah memiliki jumlah daun lebih banyak karena intensitas cahaya dalam sungkup merah lebih tinggi sehingga proses pembentukan asimilat menjadi lebih besar sehingga pembentukan daun menjadi lebih banyak.

Gambar 5.3. Grafik Kehijauan Daun Tanaman Kangkung pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan grafik kehijauan daun diatas, dapat diketahui bahwa kehijauan daun tertinggi ada pada kangkung dengan perlakuan penggunaan sungkup merah yaitu 34,23. Kehijauan daun terendah ada pada tanaman kangkung dengan perlakuan kontrol yaitu 30,50. Salah satu pendekatan untuk mengetahui jumlah klorofil daun adalah dengan mengukur tingkat kehijauan daun. Daun yang lebih hijau diduga memiliki kandungan klorofil yang tinggi. Perlakuan penyungkupan dan warna sungkup ternyata tidak mempengaruhi tingkat kehijauan daun..

Gambar 5.4. Histogram Jumlah Akar Tanamn Kangkung pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan histogram di atas, jumlah akar terbanyak ada pada tanaman kangkung dengan perlakuan penggunaan sungkup bening baik itu tanaman pada saat 3 mst dan 6 mst. Kemudian jumlah akar paling sedikit ada pada tanaman sawi dengan perlakuan penggunaan sungkup merah baik itu umur 3 mst dan 6 mst. Pemberian sungkup menyebabkan kadar lengas tanah menjadi lebih tinggi sehingga pertumbuhan akar pada perlakuan penggunaan sungkup menyebabkan pertumbuhan akar yang tinggi.

Gambar 5.5. Histogram Panjang Akar Tanaman Kangkung pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan histogram di atas, panjang akar tertinggi pada umur 3 mst dan 6 mst terdapat ada pada tanaman kangkung dengan perlakuan sungkup merah. Kemudian jumlah akar paling sedikit ada pada tanaman kangkung dengan perlakuan penggunaan sungkup bening. Adanya pemberian sungkup menyebabkan kadar lengas tanah menjadi lebih tinggi sehingga pertumbuhan akar pada perlakuan penggunaan sungkup menyebabkan pertumbuhan akar yang tinggi.

Gambar 5.6. Histogram Berat Segar (BS) dan Berat Kering (BK) Tanaman Kangkung pada Berbagai Perlakuan SungkupKemampuan daun untuk menghasilkan produk fotosintat ditentukan oleh produktivitas per satuan luas daun dan total luas daun. Berdasarkan histogram di atas, bobot segar kangkung tertinggi terdapat pada perlakuan sungkup merah, dan bobot segar terendah terdapat pada perlakuan kontrol. Bobot kering tertinggi tanaman kangkung terdapat pada perlakuan sungkup bening, dan bobot kering terendah terdapat pada perlakuan kontrol. Sinar matahari jugadapat mempengaruhi proses fotosintesis. Jika cahaya optimum, maka daun dapat melakukan fotosintesis secara maksimal. Luas daun yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan mutual shading karena adanya daun yang ternaungi oleh daun lain dan menyebabkan kompetisi untuk memperebutkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis pun tidak dapat terjadi dengan maksimal.

6. Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor)

Gambar 6.1. Grafik Tinggi Tanaman Bayam pada Berbagai Perlakuan SungkupTinggi tanaman merupakan parameter yang dapat dilihat secara langsung. Perubahan tersebut meliputi perubahan tinggi tanaman. Semakin besar pertambahan volume akan mempengaruhi tinggi tanaman karena adanya penimbunan fotosintat. Tanaman juga melakukan fotosintesis untuk pembelahan sel dimana dapat menambah tinggi tanaman. Berdasarkan grafik di atas, tinggi tanaman bayam tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 55 cm. Untuk tinggi terendah ada pada tanaman bayam dengan perlakuan penggunaan sungkup bening yaitu 33,33 cm. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya pemberian sungkup plastik menyebabkan pertumbuhan dan hasil bayam yang lebih baik dibandingkan perlakuan tanpa sungkup. Setelah dilakukan analisis data, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat beda nyata pada perlakuan sungkup. Hal ini karena perlakuan kontrol (tanpa sungkup), menghasilkan tinggi tanaman bayam tertinggi sehingga berpengaruh terhadap hasil analisis.

Gambar 6.2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Bayam pada Berbagai Perlakuan SungkupKemampuan daun untuk menghasilkan produk fotosintat ditentukan oleh produktivitas per satuan luas daun dan total luas daun. Daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis sehingga dengan luas daun yang optimum akan didapat hasil fotosintesis yang maksimum juga. Selain luas daun, proses fotosintesis juga dipengaruhi sinar matahari. Jika cahaya optimum, maka daun dapat melakukan fotosintesis secara maksimal. Luas daun yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan mutual shading. Hal ini mengakibatkan ada daun yang ternaungi oleh daun lain dan menyebabkan kompetisi untuk memperebutkan cahaya matahari dan proses fotosintesis pun tidak akan maksimal. Berdasarkan grafik di atas, jumlah daun terbanyak ada pada bayam dengan perlakuan kontrol yaitu 20,33. Jumlah daun terendah ada pada tanaman bayam dengan perlakuan penggunaan sungkup bening yaitu 8,33.

Gambar 6.3. Grafik Kehijauan Daun Tanaman Bayam pada Berbagai Perlakuan SungkupDaun merupakan organ fotosintetik utama dalam tubuh tanaman, tempat terjadinya proses perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dan mengakumulasikan dalam bentuk bahan kering Berdasarkan grafik di atas, kehijauan daun tertinggi tanaman bayam ada pada perlakuan penggunaan sungkup merah yaitu 41,3. Kehijauan daun terendah ada pada tanaman bayam dengan perlakuan penggunaan sungkup bening yaitu 38. Intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan rusaknya struktur kloroplas yang membantu proses metabolisme tanaman sehingga menyebabkan produktivitas tanaman menurun.. Setelah dilakukan analisis data, ternyata tidak adanya beda nyata perlakuan yang diberikan terhadap kehijauan daun tanaman bayam yang didapatkan. Daun yang lebih hijau diduga memiliki kandungan klorofil yang tinggi. Perlakuan sungkup dengan berbeagai warna ternyata tidak mempengaruhi tingkat kehijauan daun.

Gamabr 6.4. Histogram Jumlah Akar Tanaman Bayam pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan histogram di atas, dapat diketahui bahwa pada saat umur 3 mst jumlah akar terbanyak terdapat pada perlakuan sungkup merah dan jumlah akar terendah terdapat pada perlakuan sungkup bening. Pada umur 6 mst, jumlah akar terbanyak terdapat pada perlakuan sungkup bening sedangkan jumlah akar terendah terdapat pada perlakuan sungkup merah. Pertumbuhan akar lebih tinggi apabila lengas tanah tinggi. Pemberian sungkup menyebabkan kadar lengas tanah menjadi lebih tinggi sehingga pertumbuhan akar pada perlakuan penggunaan sungkup pada saat 6 mst menyebabkan pertumbuhan akar yang tinggi.

Gambar 6.5. Histogram Panjang Akar Tanaman Bayam pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan histogram di atas dapat diketahui bahwa pada umur 3 mst, panjang akar tertinggi terdapat pada perlakuan sungkup merah sedangkan panjang akar terendah terdapat pada perlakuan kontrol. Pada umur 6 mst, panjang akar tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol sedangkan panjang akar terendah terdapat pada sungkup bening. Hal ini tidak sesuai dengan teori, karena pertumbuhan akar lebih tinggi apabila lengas tanah tinggi. Pemberian sungkup menyebabkan kadar lengas tanah menjadi lebih tinggi sehingga pertumbuhan akar pada perlakuan penggunaan sungkup menyebabkan pertumbuhan akar yang tinggi. Namun berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, tanaman bayam dengan perlakuan penggunaan sungkup merah justru memiliki jumlah akar terendah, hal ini dimungkinkan karena kurang intensifnya perlakuan yang dilakukan terhadap setiap tanaman yang disungkup.

Gambar 6.6. Histogram Berat Segar (BS) dan Berat Kering (BK) pada Berbagai Perlakuan SungkupBerdasarkan histogram di atas, bobot segar bayam tertinggi ada pada perlakuan penggunaan sungkup bening pada saat 6 mst, dan bobot segar terendah ada pada bayam dengan perlakuan penggunaan sungkup merah pada saat 3 mst. Bobot kering tertinggi tanaman bayam ada pada perlakuan kontrol, dan bobot kering terendah ada pada tanaman bayam dengan perlakuan penggunaan sungkup merah. Luas daun yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan mutual shading. Hal ini mengakibatkan ada daun yang ternaungi oleh daun lain dan menyebabkan kompetisi untuk memperebutkan cahaya matahari dan proses fotosintesis pun tidak akan maksimal. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa pertumbuhan tanaman optimal pada peggunaan sungkup warna merah. Hasil pertumbuhan yang optimal tersebut tercermin dari tingginya bobot kering tanaman yang mengindikasikan banyaaknya asimilat yang tertimbun sebagai hasil proses fotosisntesis tanaman.

V. KESIMPULAN1. Penggunaan sungkup (penyungkupan) dalam kegiatan budidaya tanaman sayuran daun bertujuan untuk mencegah pukulan air hujan, meminimalkan serangan OPT, dan mengatur keadaan mikroklimat di sekitar tanaman (kelembaban, radiasi matahari, suhu).2. Pertumbuhan dan hasil tanaman sawi, kangkung, bayam, pak choi, selada hijau, dan selada merah dalam sungkup lebih baik dibandingkan dengan yang tidak disungkup.3. Perlakuan sungkup merah bagi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi, kangkung, bayam, pak choi, selada hijau, dan selada merah dapat memberikan hasil yang terbaik. 4. Tanaman mampu menyerap warna merah secara optimal sehingga pertumbuhannya lebih baik.5. Penggunaan sungkup berpengaruh nyata pada tinggi tanaman setiap komoditas kecuali Pak Choy

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2011. Mini Green House dengan Sungkup Plastik. . Diakses pada tanggal 1 Oktober 2012.Anonim. 2012. Plasticulture. . Diakses pada tanggal 1Oktober 2012.El-Aidy, F., A. El-Zawely, N. Hassan, dan M. El-Sowy. 2007. Effect of plastic tunnel size onproduction of cucumber in Delta of Egypt. Journal of Applied Ecology and EnvironmentalResearch 5 : 11 - 24.Hapsari, B. 2003. Sayuran Bermutu dari Bawah Terowongan. Majalah Ibid 34 : 80.James, D.K. dam Benoito F.K. 2007. Basic Physiology of Vegetables. McHill Book Publishers,London.Miles, C., Kolker K., Reed J., dan Becker J. 2005. Alternative to Plastic Mulch for Organic VegetableProduction. Washington State University Press, USA.Sulistyaningsih, E., B. Kurniasih, dan E. Kurniasih. 2005. Pertumbuhan dan hasil caisim pda berbagaiwarna sungkup plastik. Jurnal Ilmu Pertanian 12 : 65 76.Zaubin, R., Supardiyono, dan Dani P. 2008. Pengaruh warna sungkup plastik dan konsentrasiperangsang tumbuh atonik terhadap pertumbuhan tanaman lada (Piper nigrum var. Belantung)di persemaian. Jurnal Littro 2 : 115 120.

LAMPIRAN I : TABEL ANOVA

1. Tanaman Sawi (Brassica rapa L.)

Tinggi Tanaman (TT)Sum of

SourceDfSquaresMean SquareF ValuePr>f

Model222.58611.2933.340.1058

Eror620.2733.378

Corrected Total842.86

Jumlah Daun (JD)Sum of

SourceDfSquaresMean SquareF ValuePr>f

Model24.6672.33310.50.011

Eror61.3330.333

Corrected Total86

Kehijauan Daun (KD)Sum of

SourceDfSquaresMean SquareF ValuePr>f

Model248.0724.0351.990.2171

Eror672.40712.067

Corrected Total8120.478

Laju Asimilasi Bersih (LAB)Sum of

SourceDfSquaresMean SquareF ValuePr>f

Model24,5132.2567.110.0261

Eror61.9020.3171

Corrected Total86.416

Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN)Sum of

SourceDfSquaresMean SquareF ValuePr>f

Model20.33910.169521.170.0019

Eror60.0480.008

Corrected Total80.387

Bobot Daun Khas (BDK)Sum of

SourceDfSquaresMean SquareF ValuePr>f

Model20.06520.32641.230.3575

Eror60.15960.0266

Corrected Total80.2248

Luas Daun Khas (LDK)Sum of

SourceDfSquaresMean SquareF ValuePr>f

Model20.10820.09011.260.3489

Eror60.42860.7143

Corrected Total80.6088

Indeks Panen (IP)Sum of

SourceDfSquaresMean SquareF ValuePr>f

Model20.008370.00411.920.226

Eror60.013060.0021

Corrected Total80.0214

2. Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa L.)Tinggi Tanaman (TT)Sumber RagamdbJKKTF hitF tabel

Perlakuan276.0066738.0033354.376795.143253

Sesatan64.1933330.698889

Total880.2

Jumlah Daun (JD)Sumber RagamdbJKKTF hitF tabel

Perlakuan22.8888891.4444441.6255.143253

Sesatan65.3333330.888889

Total88.222222

Kehijauan Daun (KD)Sumber RagamdbJKKTF hitF tabel

Perlakuan283.6822241.841113.4342915.1432528

Sesatan673.112.18333

Total8156.7822

Laju Asimilasi Bersih (LAB)Sumber RagamDfJKKTF hitF tabel

Perlakuan23.16E-061.58E-060.1708275.1432528

Sesatan65.55E-059.25E-06

Total85.87E-05

Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN)Sumber RagamDbJKKTF hitF tabel

Perlakuan20.0094970.0047480.212945.143253

Sesatan60.1337970.0223

Total80.143294

Bobot Daun Khas (BDK)Sumber RagamdbJKKT F hitF tabel

Perlakuan20.0003650.0001832.3062485.1432528

Sesatan60.0004757.91E-05

Total80.00084

Luas Daun Khas (LDK)Sumber RagamdbJKKTF hitF tabel

Perlakuan27572.8933786.4472.1753815.143253

Sesatan610443.541740.59

Total818016.43

Indeks Panen (IP)Sumber RagamdbJKKTF hitF tabel

Perlakuan20.016970.0084852.1805925.1432528

Sesatan60.0233470.003891

Total80.040317

3. Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans L.)

Tinggi TanamanSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups501.555562250.777780.6317150.8113.93

Within Groups382.66667663.777778

Total884.222228

Jumlah DaunSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups1250.88892625.444440.6317150.02417.39

Within Groups508684.666667

Total1758.88898

Kehijauan DaunSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups27.386667213.6933330.6317150.46070.88

Within Groups307690.1615.485556

Total506826.578

LABSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups0.0000717823.589E-050.6317150.1522.62

Within Groups0.0000821461.369E-05

Total0.000153928

LPNSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups0.3188970220.15944850.6317150.16532.47

Within Groups0.3879753260.0646626

Total0.706872348

4.

BDKSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups0.0000240421.202E-050.6317150.19472.18

Within Groups0.0000331465.52E-06

Total0.000057188

LDKSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups199136.47299568.2370.6317150.22371.94

Within Groups0.000158651281.683

Total0.0001918

IPSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups1.2578868420.62894340.6317150.093.69

Within Groups1.0213236860.1702206

Total2.279210528

4. Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.)TinggiTanamanSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan704.66672352.33331.1722740.3717455.143253

Sesatan1803.3336300.5556

Total25088

JumlahDaunSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan226.88892113.44442.3855140.1728555.143253

Sesatan285.3333647.55556

Total512.22228

KehijauanDaunSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan16.7428.370.2834410.762745.143253

Sesatan177.18629.53

Total193.928

LABSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan5.41E-0522.7E-050.9306460.4446025.143253

Sesatan0.00017462.9E-05

Total0.0002288

LPNSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan0.09356420.0467820.305450.7476055.143253

Sesatan0.91894260.153157

Total1.0125068

BDKSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan0.00013526.75E-050.7346880.5183235.143253

Sesatan0.00055269.19E-05

Total0.0006878

LDK

Source of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan586.67742293.33870.6069930.5753445.143253

Sesatan2899.5936483.2656

Total3486.2718

IPSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan0.0165320.0082650.9356020.4429255.143253

Sesatan0.05300360.008834

Total0.0695338

5. Tanaman Pak Choi (Brassica chinensis)Source of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups6.96222223.4811111.4170060.3133145.143253

Within Groups14.7462.456667

Total21.702228

Jumlah DaunSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups0.22222220.1111110.1666670.850275.143253

Within Groups460.666667

Total4.2222228

Kehijauan DaunSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups79.04222239.521111.8638130.2346575.143253

Within Groups127.2267621.20444

Total206.26898

LABSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups3.32E-0521.66E-050.6317150.5636755.143253

Within Groups0.00015862.63E-05

Total0.0001918

LPNSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups0.03108720.0155441.0721310.3998515.143253

Within Groups0.08698860.014498

Total0.1180758

BDKSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups3.95E-0521.97E-051.0288940.4128635.143253

Within Groups0.00011561.92E-05

Total0.0001558

LDKSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups11372.8425686.4190.7054440.5306935.143253

Within Groups48364.6368060.772

Total59737.478

IPSource of VariationSSdfMSFP-valueF crit

Between Groups0.06285220.0314260.4984910.6305535.143253

Within Groups0.37825260.063042

Total0.4411048

6. Tanaman Selada Hijau (Lactuca sativa var. Crispa L.)Tinggi TanamanSumber RagamSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan58.44222229.221115.7952840.0396845.143253

Sesatan30.2533365.042222

Total88.695568

Jumlah DaunSumber RagamSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan11.5555625.77777810.40.0112215.143253

Sesatan3.33333360.555556

Total14.888898

Kehijauan DaunSumber RagamSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan13.9164226.9582117.5621770.0229145.143253

Sesatan5.520860.920133

Total19.437228

LABSumber RagamSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan4.09E-0622.04E-0630.950910.000695.143253

Sesatan3.96E-0766.6E-08

Total4.48E-068

LPNSumber RagamSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan0.02392220.0119614.1439060.0740555.143253

Sesatan0.01731860.002886

Total0.041248

BDKSumber RagamSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan1.5E-3627.52E-3730.1255.143253

Sesatan1.5E-3662.51E-37

Total3.01E-368

LDKSumber RagamSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan-3.2E-272-1.6E-27-1.2#NUM!5.143253

Sesatan8.08E-2761.35E-27

Total4.85E-278

IPSumber RagamSSdfMSFP-valueF crit

Perlakuan0.00550220.0027510.9409480.4411255.143253

Sesatan0.0175460.002923

Total0.0230428