anallisis masalah blok 12 2015
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
1/21
A Analisis Masalah
1 Tn. Ahmad, 28 tahun, akan menjalani apendiktomi dengan pemberian anastesi umum
berupa inhalasi halothane, sebelumnya, tidak ditemukan adanya kelainan jantung dan
paru.
a Apa saja jenis-jenis obat anastesi?Jaab !
"bat bius memang di#iptakan dalam berbagai sediaan dan #ara kerja. $amun,
se#ara umum obat bius atau istilah medisnya anestesi ini dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu anestesi lokal, regional, dan umum %Joomla, 2&&8'.
1 Anestesi Lokal
Anestesi lokal adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduksi
sara( %terutama nyeri' se#ara re)ersibel pada bagian tubuh
yang spesi(ik %*ioro, 2&&8'. +ada anestesi umum, rasa nyeri hilang bersamaan
dengan hilangnya kesadaran penderita. edangkan pada anestesi lokal %sering juga
diistilahkan dengan analgesia lokal', kesadaran penderita tetap utuh dan rasa nyeri
yang hilang bersi(at setempat %lokal' %*a#hsinar, 12'.
+embiusan atau anestesi lokal biasa diman(aatkan untuk banyak hal. Misalnya,
sulam bibir, sulam alis, dan liposu#tion, kegiatan sosial seperti sirkumsisi
%sunatan', men#abut gigi berlubang, hingga meraat luka terbuka yang disertai
tindakan penjahitan %Joomla, 2&&8'.
Anestesi lokal bersi(at ringan dan biasanya digunakan untuk tindakan yang hanya
perlu aktu singkat. "leh karena e(ek mati rasa yang didapat hanya mampu
dipertahankan selama kurun aktu sekitar & menit seusai injeksi, bila lebih dari
itu, maka akan diperlukan injeksi tambahan untuk melanjutkan tindakan tanpa rasa
nyeri %Joomla, 2&&8'.
2 Anestesi Regional
Anestesi regional biasanya diman(aatkan untuk kasus bedah yang pasiennya perlu
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
2/21
dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi e(ek samping operasi yang lebih besar,
bila pasien tak sadar. Misalnya, pada persalinan /aesar, operasi usus buntu, operasi
pada lengan dan tungkai. /aranya dengan menginjeksikan obat-obatan bius pada
bagian utama pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu sara( utama yang ada di
dalam tulang belakang. ehingga, obat anestesi mampu menghentikan impuls sara(
di area itu.
ensasi nyeri yang ditimbulkan organ-organ melalui sistem sara( tadi lalu
terhambat dan tak dapat diregister sebagai sensasi nyeri di otak. 0an si(at anestesi
atau e(ek mati rasa akan lebih luas dan lama dibanding anestesi lokal.
+ada kasus bedah, bisa membuat mati rasa dari perut ke baah. $amun, oleh
karena tidak mempengaruhi hingga ke susunan sara( pusat atau otak, maka pasien
yang sudah di anestesi regional masih bisa sadar dan mampu berkomunikasi,
alaupun tidak merasakan nyeri di daerah yang sedang dioperasi %Joomla, 2&&8'.
3 Anestesi Umum
Anestesi umum %general anestesi' atau bius total disebut juga dengan nama narkose
umum %$'. Anestesi umum adalah meniadakan nyeri se#ara sentral disertai
hilangnya kesadaran yang bersi(at re)ersibel %Miharja, 2&&'. Anestesi umum
biasanya diman(aatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan
pasien dan aktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada kasus bedah jantung,
pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lain-lain %Joomla,
2&&8'.
/ara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan
kesadaran, dan membuat amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Maka, selama
penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu na(as, selain deteksi jantung untuk
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
3/21
meminimalisasi kegagalan organ )ital melakukan (ungsinya selama operasi
dilakukan %Joomla, 2&&8'.
ntuk menentukan prognosis %0a#hlan. 18' AA %Ameri#an o#iety o(
Anesthesiologists' membuat klasi(ikasi berdasarkan status (isik pasien pra anestesi
yang membagi pasien kedalam kelompok atau kategori sebagai berikut! AA 1,
yaitu pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan operasi. AA 2, yaitu pasien
dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik karena penyakit bedah
maupun penyakit lainnya. /ontohnya pasien batu ureter dengan hipertensi sedang
terkontrol, atau pasien apendisitis akut dengan lekositosis dan
(ebris. AA , yaitu pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang
diaktibatkan karena berbagai penyebab. /ontohnya pasien apendisitis per(orasi
dengan septi semia, atau pasien ileus obstruksi dengan iskemia miokardium. AA
3, yaitu pasien dengan kelainan sistemik berat yang se#ara langsung mengan#am
kehiduannya. AA , yaitu pasien tidak diharapkan hidup setelah 23 jam alaupun
dioperasi atau tidak. /ontohnya pasien tua dengan perdarahan basis krani dan syok
hemoragik karena ruptura hepatik. 4lasi(ikasi AA juga dipakai pada pembedahan
darurat dengan men#antumkan tanda darurat %5 6 emergen#y', misalnya AA 1 5
atau 777 5.
tadium anestesi dibagi dalam 3 yaitu tadium 7 %stadium induksi atau eksitasi
)olunter', dimulai dari pemberian agen anestesi sampai menimbulkan hilangnya
kesadaran. 9asa takut dapat meningkatkan (rekuensi na(as dan pulsus, dilatasi
pupil, dapat terjadi urinasi dan de(ekasi. tadium 77 %stadium eksitasi in)olunter',
dimulai dari hilangnya kesadaran sampai permulaan stadium pembedahan. +ada
stadium 77 terjadi eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak, perna(asan
tidak teratur, inkontinensia urin, muntah, midriasis, hipertensi, dan takikardia.
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
4/21
tadium 777 %pembedahan:operasi', terbagi dalam bagian yaitu +lane 7 yang
ditandai dengan perna(asan yang teratur dan terhentinya anggota gerak. Tipe
perna(asan thora#o-abdominal, re(leks pedal masih ada, bola mata bergerak-gerak,
palpebra, konju#ti)a dan kornea terdepresi. +lane 77, ditandai dengan respirasi
thora#o-abdominal dan bola mata )entro medial semua otot mengalami relaksasi
ke#uali otot perut. +lane 777, ditandai dengan respirasi regular, abdominal, bola
mata kembali ke tengah dan otot perut relaksasi. tadium 7; %paralisis medulla
oblongata atau o)erdosis',ditandai dengan paralisis
b Termasuk golongan apa halothane?
Jaab !
Halothane merupakan obat golongan anastesi umum
Anestesi umum
7nhalasi
7ndikasi! anestesi umum, anestesi inhalasi
# Apa bentuk sediaan halothane?
Jaab !
d Apakah ada hubungan antara inhalasi halothanedengan kelainan jantung dan paru?
Jaab !
5(ek terhadap kardio)askuler !
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
5/21
dengan hipo)olemia dan beberapa pasien dengan penyakit jantung berat tidak
dapat mentolerir e(ek inotropik negati( halotan
e *agaimana mekanisme (armakokinetik halothane?
Jaab !
Halothane:
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
6/21
( *agaimana mekanisme (armakodinamikhalothane?
Jaab !
0asar dari terjadinya stadium anesthesia adalah adanya perbedaan kepekaan
berbagai bagian + terhadap anestetik. el-sel substansia gelatinosa di kornu
dorsalis medulla spinalis peka sekali terhadap anestetik. +enurunan akti)itas
neuron di daerah ini menghambat transmisi sensorik dari rangsang nosiseptik,
inilah yang menyebabkan terjadinya tahap analgesia. Stadium II terjadi akibat
akti)itas neuron yang kompleks pada kadar anestetik yang lebih tinggi di otak.
Akti)itas ini antara lain berupa penghambatan berbagai neuron inhibisi bersamaan
dengan dipermudahnya penglepasan neurotransmitter eksitasi. elanjutnya, depresi
hebat pada jalur naik di sistem akti)asi reti#ular dan penekanan akti)itas re(leB
spinal menyebabkan pasien masuk ke stadium III. $euron di pusat napas dan
pusat )asomotor relati)e tidak peka terhadap anestetik ke#uali pada kadar yang
sangat tinggi. Apa yang menyebabkan perbedaan kepekaan berbagai bagain + ini
masih perlu diteliti.
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
7/21
g *erapa dosis halothane?
Jaab !
+enggunaan halotan sesuai dengan dosis sebagai berikut.
0easa!
0osis induksi! 2-3= ):) halothane dalam "2 atau di#ampur dengan $2" dan "20osis +emeliharaan: &,-2=
Anak! 0osis induksi! 1,-2= ):)
Cansia! Cebih sedikit daripada dosis deasa
h *agaimana indikasi, kontraindikasi, dan e(ek samping halothane?
Jaab !
7ndikasi dari penggunaan halotan adalah untuk anestesi umum, digunakan dengan
mekanisme inhalasi.
4ontraindikasi penggunaan halotan adalah pada pasien yang diketahui memiliki
(amilial malignant hyperpyrexiaatau pernah mengalami (enomena tersebut setelah
menggunakan halotan. Calu, pada pasien yang hipersensiti( terhadap agen-agen
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
8/21
berhalogen, karena halotan adalah anestetik golongan hidrokarbon yang
berhalogen.
5(ek samping yang bisa saja didapatkan setelah penggunaan anestesi
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
9/21
u##inyl#holine /hloride
7nje#tion "rganon
1&& mg:mC ueli#in
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
10/21
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
11/21
bekerja sebagai agonis A#h tetapi tidak segera dipe#ah seperti A/h. A/h dengan #epat
dimetabolis oleh a#etyl#holinesterase, sementara /< oleh */
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
12/21
asetilkolin mengikat reseptor sudah depolariDed, tidak dapat menyebabkan
depolarisasi lebih lanjut.
4alsium dihapus dari sel sitoplasma otot independen repolarisasi
%depolarisasi sinyal dan kontraksi otot adalah proses independen'. 4alsium
yang diambil oleh retikulum sarkoplasma, otot rileks.
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
13/21
Jaab !
Indikasi
+roduksi relaksasi otot rangka selama prosedur operasi durasi pendek
%misalnya, intubasi endotrakeal, pemeriksaan endoskopik, terapi ele#tri#al atau(armakologi untuk kejang' setelah anestesi umum telah diinduksi.
$euromus#ular blo#king agent pilihan untuk prosedur berlangsung L menit
"bat pilihan untuk relaksasi otot rangka selama bedah ortopedi
asilitasi intubasi endotrakeal umumnya dalam situasi darurat di mana
intubasi #epat dibutuhkan
+engobatan untuk meningkatkan pulmonary #omplian#e
&ontraindikasi
9iayat pribadi atau keluarga dari Maligna hiperthermia
Miopati terkait dengan peningkatan serum #reatine kinase %/4, /+4' )alues /edera neuron motor bg. atas, beberapa trauma, luka bakar yang luas atau
berat, dener)asi yang luas dari otot rangka karena penyakit /$ atau injury
*eberapa org menimbulkan reaksi hipersensiti)itas
'fek sam$ing
$yeri pas#a operasi, kekakuan rahang, hipersali)asi, ruam, hipotensi
i Mengapa pemberian succinylcholine intra)ena dilakukan sebelum intubasi dan
pemberian inhalasi halothane?
Jaab !
0engan melemaskan otot (aring dan laring,obat penghambat neuromuskulus
mempermudah laringioskopi dan pemasangan selang endotrakea. +emasangan
selang endotrakea memastikan jalan napas yang adekuat dan meminimalkan risiko
aspirasi paru selama anestesi umum.
+ada saat pembedahan berlangsung, Tn. Ahmad mengalami kekakuan pada otot, suhu
tubuh meningkat sampai 31/ dan tekanan darah menjadi 18&:& mm
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
14/21
N
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
15/21
pemakaian tunggal atau #ombinasi dengan relaksan otot %terutama
su##inyl#holine'. Oat pemi#u ini melepaskan simpanan kalsium dalam retikulum
sarkoplasma dan mendorong masuknya kalsium dari myoplasma, sehingga
menyebabkan kontraksi otot skletal, glikogenolisis, dan peningkatan metabolisme
sel, yang berperan dalam memproduksi panas dan kelebihan asam laktat dalam
otot. A((e#ted indi)idual biasanya mengalami asidosis, hyper#apnia, takikardi,
kekakuan otot, beberapa sindrom terkait %rhabdomyolisis' yang menyebabkan
meningkatnya kadar #reatine kinase %/4' dalam serum, hyperkalemia dengan
resikocardiac arrhythmia/cardiac arrest, dan myoglobinuria dengan resiko gagal
ginjal.
# *agaimana hubungan kondisi tubuh Tn. Ahmad dengan kasus?Jaab !
4asus Malignant
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
16/21
su##inyl#holine sehingga tidak terjadi reaksi hipertermia maligna, apabila telah
diketahui jika pasien rentan hipertermia maligna. ntuk mendeteksi apakah
seseorang rentan hipertemia maligna bisa dilakukan uji kontraktur ka(ein-halotan
se#ara in)itro, dengan menggunakan jaringan biopsi otot skelet. $amun, hal
tersebut dinilai masih terlalu dini mengingat heterogenitas genetik pada mutasi
9F9 yang tinggi.
( *agaimana tatalaksana pada pasien malignant hyperthermia?
Jaab !
Tatalaksana utama adalah menurunkan suhu tubuh dengan #epat dan agresi(
dengan total body cooling %air es:dingin leat $@T, re#tal, dan 7;', segera
menghentikan pemakaian obat anestesi, pemberian oksigen 1&&=, memperbaiki
asidosis, furosemid %1 mg:kg**', manitol 2&= %1 g:kg**', insulin, dextrose,
hidrokortison, dantrolene %antidote spesi(ik 1 mg:kg** 7; dan diulangi sesuai
kebutuhan hingga dosis maksimal 1&mg:kg**' dan mengatasi aritmia.
@ambar 2. Tatalaksana
g Apa obat pilihan untuk pasien malignant hyperthermia?
Jaab !
"bat atau agen anestesi yang tidak memi#u terjadinya M
-
7/24/2019 anallisis masalah blok 12 2015
17/21
2 *arbiturates
$ar#oti#s
3 *enDodiaDepines
4etamine
I 5tomidate
K $itrous "Bide %anestesi inhalasi non )olatil'+elemas otot yang bersi(at non depolarisasi, menyebabkan paralisis otot se#ara
temporer, antara lain,
1 +an#uronium
2 /isatra#urium
;e#uronium
3 9o#uronium
Atra#urium
I Mi)a#urium
h *agaimana epidemiologi malignant hyperthermia?Jaab !
alignant hyperthermia terjadi pada 1 dari &&& hingga &&&& kejadian. M