bab 1 sampai 7 (2)

Upload: ryanzz-malikh

Post on 14-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    1/52

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangMewujudkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat adalah

    merupakan merupakan salah tujuan untuk membangun dalam

    bidang kesehatan. Berdasarkan undang undang kesehatan No. 36

    Tahun 200 pasal !" menyatakan bahwa untuk mewujudkan

    derajad kesehatan yang setinggi#tingginya bagi masyarakat

    diselenggarakan upaya kesehatan masyarakat. $paya kesehatan

    diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan

    promoti%& kurati%& pre'enti%& dan berkesinambungan ()epkes *+&

    200,.-alah satu indikator yang mendukung derajat kesehatan

    masyarakat adalah menurunkan angka kesakitan& baik penyakit

    in%eksi maupun penyakit degenerati%. -atu dari sekian banyak

    penyakit in%eksi kronis menular yang berkembangnya ukup

    mengkhawatirkan dan menjadi masalah kesehatan yang menuri

    perhatian masyarakat di seluruh dunia adalah tuberkulosis paru

    (-a%rida& 20/0,.

    Tingkat risiko untuk terserang penyakit TB aru BT1 (, di

    +ndonesia berkisar antara /&" sampai !&!. enyakit TB aru

    merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

    jantung dan saluran perna%asan pada semua kelompok usia& nomor

    satu dari& / penyakit golongan penyakit in%eksi. -eara nasional& TB

    /

    /

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    2/52

    aru membunuh kira#kira /00.000 orang tiap tahun& setiap hari 300

    orang meninggal akibat penyakit TB aru BT1 (, di +ndonesia.

    Berdasarkan data 45 pada Tahun 200"& jumlah penderita TB di

    +ndonesia sekitar 728.000 atau berada di posisi tiga di dunia

    setelah +ndia dan 9ina. :aporan 45 pada Tahun 200 menatat

    peringkat +ndonesia menurun ke posisi lima dengan jumlah

    penderita TB sebesar !2.000 orang (45& 20/0,.

    ersentase suspek TB berdasarkan alasannya tidak ke

    %asilitas kesehatan yang paling besar dapat diobati dan sembuh

    sendiri (38&2,& tidak ada biaya (26&!,& anggapan penyakit tidak

    berat (/6&3,& akses ke %asilitas kesehatan sulit (!&!,& tidak ada

    waktu (7&", dan lainnya (&0, (*iskesdas& 20/0,.

    Besar dan luasnya permasalahan akibat TB aru BT1 (,

    mengharuskan semua pihak untuk dapat berkomitmen dan

    bekerjasama dalam melakukan penanggulangan TB aru BT1 (,.

    $ntuk menurunkan angka kesakitan penyakit TB serta menegah

    terjadinya resistensi obat telah dilaksanakan program nasional

    penanggulangan tuberkulosis. -ejak Tahun /7& program

    pemberantasan penyakit TB aru BT1 (, telah dilaksanakan

    dengan strategi )T- (Directly Observed Treatment Shortcourse,

    yang direkomendasikan oleh 45 yang terdiri atas lima komponen

    yaitu ; (a,

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    3/52

    engobatan TB aru BT1 (, dengan paduan bat 1nti Tuberkulosis

    (1T, jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh engawas

    Minum bat (M,& (d,

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    4/52

    Berdasarkan data yang diperoleh dari )inas

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    5/52

    karena itu peneliti tertarik untuk melihat lebih lanjut tentang

    tingkat kepatuhan pasien dalam pengobatan tuberkolosis paru

    pada pasien rawat jalan di uskesmas >eumpang eumpang tersangka TB aru BT1 (, yang

    tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut masih banyak sehingga

    tidak terdeteksi dan dari data diatas menunjukkan peningkatan dari

    tahun ke tahun masalah penyakit TB paru BT1 (, dimana bisa

    diperkirakan bahwa kepatuhan penderita dalam melakukan

    pengobatan TB aru seara tuntas masih sangat renndah karena

    sebagian besar dari penderita mengganggap hal tersebut

    merupakan batuk biasa& takut adanya e%ek samping dari obat&

    bosan dalam melakukan pengobatan& kurang dukungan keluarga&

    tidak adanya M dan akses atau jauhnya tempat tinggal penderita

    dengan puskesmas dan juga banyaknya penderita yang putus

    berobat di tengah jalan karena merasa sudah sembuh. leh karena

    itu maka peneliti tertarik ingin melihat lebih lanjut tentang tingkat

    kepatuhan penderita dalam melakukan pengobatan TB aru BT1

    7

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    6/52

    (, di uskesmas >eumpang

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    7/52

    3. $ntuk mengetahui hubungan engawas Minum bat

    (M, dengan tingkat kepatuhan penderita dalam

    pengobatan Tuberkulosis aru BT1 (, di uskesmas

    >eumpang eumpang

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    8/52

    BAB II!IN%AUAN PU&!A'A

    2.1 !u(erkul)sis2.1.1. Pengertian !u(erk)l)sis

    Menurut

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    9/52

    +ndonesia ini merupakan penyakit in%eksi terpenting setelah

    eradikasi penyakit malaria (1lsaga@& 2008,.Aahmi (2007, mengemukakan bahwa penyakit TB9 adalah

    penyakit menular yang disebabkan oleh Myobakterium

    tuberulosis& yang masih merupakan keluarga besar genus

    Myobakterium. )iantara lebih dari anggota keluarga

    Myobakterium yang diperkirakan lebih dari 30 buah& hanya 3 yang

    dikenal bermasalah dengan kesehatan masyarakat. Mereka adalah

    Mycobacterium tuberculosis, Mycobakterium leprae adalah

    penyebab penyakit kusta yang sudah ratusan tahun dan

    Mycobakterium bovisdikenal karena sering berada pada susu sapi

    yang tidak dimasak dengan baik.enyakit Tuberkulosis aru adalah penyakit menular yang

    menyerang paru# paru& penyakit ini disebabkan oleh

    Mycobakterium tuberculosis. Mikro bateria adalah bakteri aerob&

    berbentuk batang& yang tidak membentuk spora. 4alaupun tidak

    mudah di warnai& jika telah diwarnai bakteri ini tahan terhadap

    pelentur warna ( dekolarisasi , asam atau alkohol& oleh karena itu

    dinamakan bakteri tahan asam atau basil tahan asam (1ditama&

    2002,.

    2.1.2. Pen*e(a( !u(erkul)sisenyebab TB paru BT1 (, adalah bakteri yang disebut

    Mycobakterium tuberkulosis. Bakteri ini ditemukan oleh *obert

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    10/52

    TB paru merupakan penyakit menular langsung yang

    disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang dapat

    menyerang paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lain.

    Bakteri ini berbentuk batang dengan si%at khusus yaitu tahan

    terhadap asam pada pewarnaan (Basil Tahan 1sam,& dapat mati

    akibat matahari langsung dan dapat bertahan hidup beberapa jam

    ditempat yang lembab dan gelap. )alam jaringan tubuh dapat

    tertidurC beberapa tahun baru setelah itu mengin%eksi target

    organ terutama paru ()epkes *+& 200",.Menurut Bahar dalam %ahmi (2007, menjelaskan bahwa

    Mycobakterium tuberculosisberbentuk batang& berukuran panjang

    /#! mikron dan tebal 0&3# 0&6 mikron& tahan terhadap pewarnaan

    yang asam sehingga dikenal sebagai Bakteri Tahan 1sam (BT1,.

    -ebagian kuman terdiri dari asam lemak dan lipid& yang membuat

    lebih tahan asam.Bisa bertahan hidup bertahun# tahun. -i%at lain

    adalah bersi%at aerob& lebih menyukai jaringan kaya oksigen&

    terutama bagianApical posterior.2.1.3. +ara Penularan !B paru B!A ,-

    enularan TB dikenal melalui udara& terutama pada udara

    tertutup seperti udara dalam rumah yang pengap dan lembab&

    udara dalam pesawat terbang antarbenua& gedung pertemuan& dan

    kereta api berpendingin. -umber penularan adalah penderita TB

    paru BT1 (,. 1pabila batuk& berbiara& atau bersin& maka ribuan

    bakteri Tuberkulosis berhamburan bersama droplet na%as

    penderita yang bersangkutan& khususnya pada penderita TB paru

    BT1 (, akti% dan luka parunya (Aahmi& 2007,.

    /0

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    11/52

    Bakteri ini bila sering masuk dan berkumpul di dalam paru#

    paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada organ

    dengan daya tahan tubuh yang rendah,& dan dapat menyebar

    melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. leh sebab itu

    in%eksi TB paru BT1 (, dapat mengin%eksi hampir seluruh organ

    tubuh seperti paru#paru& otak& ginjal& saluran penernaan& tulang&

    kelenjar getah bening& dan lain#lain. Meskipun demikian& organ

    tubuh yang paling sering terkena yaitu aru#aru. -aat

    Micobacterium tuberculosaberhasil mengin%eksi paru#paru& maka

    dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk

    globular (bulat,. Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis

    bakteri TB paru BT1 (, ini akan berusaha dihambat melalui

    pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel#sel paru.

    Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di

    sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TB paru BT1 (,akan

    menjadi dormant (istirahat,. Bentuk#bentuk dormant inilah yang

    sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan %oto

    rontgen (Bahar& 2006,.Aahmi (2007, menjelaskan bahwa daya penularan dari

    seseorang ke orang lain ditentukan oleh banyaknya kuman yang

    dikeluarkan serta patogenesitas kuman yang bersangkutan. -erta

    lamanya seseorang menghirup udara yang mengandung kuman

    tersebut.Meningkatnya penularan in%eksi yang telah dilaporkan saat

    ini& banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan& antara lain

    //

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    12/52

    memburuknya kondisi sosial ekonomi& belum optimalnya %asilitas

    pelayanan kesehatan masyarakat& meningkatnya jumlah penduduk

    yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari

    in%eksi 5+D (uman !mmunode"ciency #irus,. )isamping itu daya

    tahan tubuh yang lemah=menurun& 'irulensi dan jumlah kuman

    merupakan %aktor yang memegang peranan penting dalam

    terjadinya in%eksi TB paru BT1 (, (Bahar& 2006,.

    2.1.. /e"ala !u(erkul)sis

    >ejala penyakit TB9 dapat dibagi menjadi gejala umum dan

    gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang

    terlibat.>ambaran seara klinis tidak terlalu khas terutama pada

    kasus baru& sehingga ukup sulit untuk menegakkan diagnosa

    seara klinik (1ditama& 2002,.

    2.1..1 /e"ala &istemik0 Umum

    a. )emam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama& biasanya

    dirasakan malam hari disertai keringat malam.

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    13/52

    kemudian kadang hilang. >ejala ini akan timbul kembali beberapa

    bulan seperti demam inEuenFa biasa dan kemudian juga seolah#

    olah sembuhC tidak ada demam.

    >ejala lain adalah malaise (seperti perasaan lesu, bersi%at

    berkepanjangan kronik& disertai rasa tidak Ht& tidak enak badan&

    lemah lesu& pegal# pegal& na%su makan berkurang& badan semakin

    kurus& pusing& serta mudah lelah (Aahmi& 2007,.

    2.1..2 /e"ala 'husus/. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena& bila terjadi

    sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru#

    paru, akibat penekanan kelenjar getah bening yang

    membesar& akan menimbulkan suara ImengiI& suara na%as

    melemah yang disertai sesak.2.

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    14/52

    enderita yang belum pernah diobati dengan 1T atau sudah

    pernah diobati dengan 1T kurang dari satu bulan (A)9 28

    dosis harian,.

    2.

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    15/52

    penyakit#penyakit paru lain dan juga memberikan gejala#gejala

    umum& seperti lemas atau panas (1lsaga@& 2008,.)iagnosis TB paru BT1 (, pada orang dewasa dapat

    ditegakkan dengan ditemukannya BT1 pada pemeriksaan dahak

    seara mikroskopis. 5asil pemeriksaan dinyatakan positi% apabila

    sedikitnya dua dari tiga -- BT1 hasilnya positi%. Bila hanya /

    spesimen yang positi% perlu diadakan pemeriksaan lanjut yaitu %oto

    rontgen dada atau pemeriksaan spesimen -- diulang (Aahmi&

    2007,.jika hasil rontgen tidak mendukung TB paru BT1 (,& apabila

    %asilitas memungkinkan maka dilakukan pemeriksaan lain& misalnya

    biakan ()epkes& 200",.Bila tiga kali pemeriksaan spesimen dahak negati%& diberikan

    antibiotik spektrum luas misalnya amoksisilin dan konstrimoksasol

    selama /#2 minggu. Bila tidak ada perubahan& namun gejala klinis

    dapat menurigakan TB& ulangi pemeriksaan dahak --.

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    16/52

    satu spesimen dahak menunjukkan BT1 positi% dan kelainan

    radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis akti% dan hasil

    pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BT1 positi% dan

    biakan positi%. -edangkan dikatakan tuberkulosis paru BT1 (#,&

    apabila ditandai dengan hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan

    dahak 3 kali menunjukkan BT1 negati%& gambaran klinis dan

    kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis akti% dan hasil

    pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BT1 negati%& dan biakan

    Mycobacterium tuberculosispositi%.Menurut Aahmi (2007, menyebutkan bahwa berdasarkan

    pemeriksaan& TB paru BT1 (, dapat diklasiHkasikan menjadi 3&

    yaitu ;a. TB paru BT1 (,

    )ikatakanTB paru BT1 (, BT1 positi% apabila ditemui hasil

    pemeriksaan sekurang# kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak

    -- (-ewaktu agi -ewaktu, hasilnya positi%& atau/ spesimen

    dahak -- positi% disertai pemeriksaan radiologi aru

    menunjukkan gambaran TB paru BT1 (, akti%.b. TB paru BT1 (#,

    1pabila ditemui pemeriksaan 3 spesimen dahak -- BT1

    negati% dan %oto radiologi dada menunjukkan gambaran TB

    paru BT1 (#, akti%.TBparu dengan BT1 negati% dan gambaran

    radiologi positi% dibagi berdasar tingkat keparahan yakni

    kerusakan luas dianggap berat.. Tuberkulosis Jkstra aru

    Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh di luar paru&

    termasuk pleura yakni yang menyelimuti paru& serta organ

    /6

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    17/52

    lain seperti selaput jantung periarditis& kelenjar limpa& kulit&

    persendian& ginjal& saluran kening& dan lain# lain.

    2.1.4Pemeriksaan Dahak

    Menurut )epkes *+ (2002,& diagnosis ditegakkan melalui

    pemeriksaan dahak seara mikroskopis langsung. emeriksaan tiga

    spesimen -ewaktu agi -ewaktuC (--, dalak seara mikroskopis

    langsung merupakan pemeriksaan yang paling eHsien& mudah dan

    murah dan hampir semua unit laboratorium dapat

    melaksanakan.1dapun tujuan dari pemeriksaan dahak pada

    program penanggulangan TB paru BT1 (, adalah

    untukmenegakkan diagnosis dan menentukan tipe=klasiHkasi&

    menilai kemajuan pengobatan dan menentukan tingkat penularan.$ntuk mamantau kemajuan pengobatan dilakukan

    pemeriksaan ulang sputum pada 3 tahap& yaitu pada akhir tahap

    intensi% dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke#2& sebulan

    sebelum akhir pengobatan dan akhir pengobatan yang dilakukan

    seminggu sebelum akhir bulan ke#6. $ntuk menilai hasil

    pengobatan (sembuh atau gagal, dilakukan pemeriksaan dahak

    pada sebulan sebelum akhir pengobatan.

    2.1.5. Peng)(atan !u(erkul)sis1dapun tujuan dari pengobatan TB paru BT1 (, adalah untuk

    menyembuhkan penderita& menegah kematian& menegah

    kekambuhan& dan menurunkan tingkat penularan. bat yang

    diberikan dalam bentuk kombinasi dari dari beberapa jenis& dalam

    /"

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    18/52

    jumlah ukup dan dosis tepat selama 6#8 bulan& supaya semua

    kuman (termasuk kuman persisten, dapat dibunuh.)osis tahap

    intensi% dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal&

    sebaiknya pada saat perut kosong. 1pabila paduan obat yang

    digunakan tidak adekuat (jenis& dosis dan jangka waktu

    pengobatan,& kuman TB paru BT1 (, akan berkembang menjadi

    kuman kebal obat. $ntuk menjamin kepatuhan penderita Minum

    obat& pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung

    $DOTS ) Directly Observed Treatment Shortcourse%oleh seorang

    engawas Minum bat (M,.Menurut )epkes *+ (2002,& pengobatan TB paru BT1 (,

    perlu diberikan dalam dua tahap& yaitu;/. Tahap +ntensi%

    ada tahap intensi% (awal, penderita mendapat obat setiap

    hari dan diawasi langsung untuk menegah terjadinya

    kekebalan terhadap semua 1T& terutama ripamHsin.Bila

    pengobatan tahap intensi% tersebut diberikan seara tepat&

    biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam

    kurun waktu 2 (dua, minggu.-ebagian besar penderita TB

    paru BT1 (, menjadi BT1 negati% (kon'ersi, pada akhir

    pengobatan intensi%.

    2. Tahap :anjutanada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih

    sedikit& namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap

    lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten

    sehingga menegah terjadinya kekambuhan.

    /8

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    19/52

    anduan 1T disediakan dalam paket kombipak& dengan

    tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin

    kelangsungan pengobatan sampai selesai.-atu paket untuk satu

    penderita dalam satu masa pengobatan.

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    20/52

    kesehatan atau juga dapat dideHnisikan kepatuhan atau ketaatan

    terhadap pengobatan medis adalah suatu kepatuhan pasien

    terhadap pengobatan yang telah ditentukan.

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    21/52

    bisa berakibat kuman TB (BT1= Basil Tahan 1sam, resisten atau

    kebal dengan obat#obatan TB paru BT1 (, yang dikonsumsi. Biasa

    disebut dengan multi(drugs resisten (M)*,. ?ika pasien M)* masih

    tidak patuh juga& tidak mustahil ia akan menjadi pasien L)*#TB

    alias resistensi obat yang sudah tahap ekstrem. Biasanya kuman

    sudah resisten dengan dua jenis obat atau lebih.Biaya pengobatan

    pun bisa 27 kali lipat dari pengobatan TB paru BT1 (, biasa.enderita TB paru BT1 (, dapat dikatakan patuh dalam

    berobat apabila penderita melakukan pengobatan yang sesuai

    dengan anjuran petugas kesehatan. engobatan dilakukan 2 tahap&

    yaitu;/. Tahap awal& yaitu penderita minum satu papan obat (blister,

    sekaligus setiap hari. :ama pengobatan tahap awal diberikan

    2 atau 3 bulan& tertergantung berat ringannya penyakit.2. Tahap lanjutan& yaitu penderita minum satu papan obat

    (blister, sekaligus 3 kali seminggu. :ama pengobatan

    diberikan ! sampai 6 bulan tergantung berat ringannya

    penyakit ()epkes& 2006,.9ara minum obat yang benar sebaiknya satu papan obat

    (blister, ditelan sekaligus sebelum makan pagi atau malam

    sebelum tidur. ?ika sulit boleh ditelan satu persatu akan tetapi harus

    habis dalam waktu 2 jam& dan tidak berhenti minum obat selama

    waktu yang telah di tentukan yaitu selama 6 bulan ()epkes& 2006,.Menurut Jster dalam Kuliana (200, menyebutkan bahwa

    %aktor yang mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam berobat

    yaitu %aktor petugas& %aktor obat& dan %aktor penderita.

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    22/52

    tingkat kepatuhan& lamanya bekerja& %rekuensi penyuluhan yang

    dilakukan. Aaktor obat yang mempengaruhi kepatuhan adalah

    pengobatan yang sulit dilakukan tidak menunjukkan kearah

    penyembuhan& waktuyang lama& adanya e%ek samping obat. Aaktor

    penderita yang menyebabkan tidak patuhan antara lain adalah

    umur& jenis kelamin& pekerjaan& anggota keluarga& saudara atau

    teman khusus.emakaian bat 1nti Tuberkulosis (1T, jangka pendek sesuai

    rekomendasi 45& yaitu berdasarkan kategori dan klasiHkasi

    penyakit sangat penting. 1T yang digunakan sesuai program

    pemerintah guna menegah kegagalan pengobatan. )engan

    keteraturan minum obat penderita dijamin dapat sembuh ()epkes&

    2006,.-ebagian besar penderita TB paru BT1 (, dapat

    menyelesaikan pengobatan tanpa e%ek samping. Namun sebagian

    keil dapat mengalami e%ek samping seperti tidak ada na%su

    makan& mual& sakit perut& nyeri sendi& kesemutan sampai dengan

    rasa terbakar di kaki& dan warna kemerahan pada air seni. J%ek

    samping berat dari 1T misalnya gatal dan kemerahan kulit& tuli&

    ikretus tanpa penyebab lain& bingung dan muntah# muntah&

    gangguan penglihatan& purpura dan syok. leh karena itu&

    pemantauan kemungkinan terjadinya e%ek samping sangat penting

    dilakukan selama pengobatan. emantauan dilakukan dengan ara

    menjelaskan kepada penderita tanda# tanda e%ek samping pada

    waktu penderita mengambil 1T ()epkes *+& 2002,.

    22

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    23/52

    2.3 6akt)r 7 6akt)r 8ang Berhu(ungan Dengan !ingkat'epatuhan Penerita Dalam Peng)(atan !u(erkul)sisParu

    2.3.1. Hu(ungan Peniikan Penerita Dengan Pen*akit

    !u(erkul)sis Paruendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada

    masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan#tindakan

    atau praktek untuk memelihara (mengatasi masalah, dan

    meningkatkan kesehatannya. erubahan atau tindakan

    pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (khususnya dalam

    penegahan penularan penyakit TB paru, yang dihasilkan oleh

    pendidikan kesehatan ini didasarkan pengetahuan dan

    kesadarannya melalui proses pembelajaran& 5eri (200,

    menjelaskan bahwa segala sesuatu yang mempengaruhi derajat

    kesehatan seseorang baik dalam hal terpaparnya penyakit seperti

    TB paru sangat berkaitan erat dengan pendidikan orang tersebut

    dimana pendidikan seseorang tinggi akan maka tinggkat

    keterpaparan penyakit akan kurang karena seseotrang terseut tahu

    dalam hal menjaga kesehatan& menegah dan melakukan

    pengobatan yang sesuai& sebaliknya bila seseorang berpendidikan

    rendah maka tingkat pemahaman terhadapat masalah penyakit

    kurang paham sehingga penegahan dan penarian pengobatan

    terhadap penyakit yang dideritanya dalam hal ini TB paru (, (5eri&

    200,.)engan adanya pendidikan maka diharapkan agar

    masyarakat memahami dan memiliki pengetahuan mengenai

    23

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    24/52

    pentingnya menjaga kesehatan dirinya dan keluaraga hal#hal yang

    harus diusahakan termasuk dalam penegahan penularan penyakit

    TB paru. -emakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik

    pula usaha yang dilakukan orang tersebut untuk menjaga

    kesehatannya dalam penegahan penularan penyakit TB paru

    (5eri& 200,.

    2.3.2. Hu(ungan Dukungan 'eluarga Dengan Pen*akit

    !u(erkul)sis Paru

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    25/52

    7. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

    lembaga kesehatan (pemen%aatan %asilitas kesehatan yang

    ada,.

    )engan adanya dukungan keluarga maka diharapkan

    moti'asi penderita Tb untuk melakukan pengobatan& sehingga

    kesempatan untuk pulih dari penyakit akan lebih besar. )ukungan

    keluarga akan mempengaruhi emosional penderita sehingga

    dengan adanya dukungan maka penderita akan merasa dirinya

    diperhatikan atau dipedulikan oleh orang sekelilingnya (5ery&

    200,.)ukungan keluarga agar seorang pasien mau minum obat

    sangat diperlukan karena dengan adanya dukungan dari keluarga

    maka pasien akan merasa diperdulikan sehingga hal ini akan

    memoti'asi dirinya untuk sembuh dan mau mengkonsumsi obat

    hingga habis dan ia sembuh total dari sakitnya (Bahar& 2006,.

    2.3.3. Penga9as Minum :(atengawasan minum obat merupakan salah satu terapi e%ekti%

    dalam pengobatan TB paru BT1 (, dan telah direkomendasikan

    sebagai salah satu ara penanggulangan TB paru BT1 (, yang di

    1merika disebut dengan system )T dan di +ndonesia di adopsi

    menjadi system )T- $Directly Observed Treatment Short *ourse%.

    engawasan tersebut menakup pemantauan kepatuhan penderita

    TB paru BT1 (, dalam mengkonsumsi (Muhsin& 2006,.

    27

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    26/52

    )alam pedoman >erakan Terpadu Nasional emberantasan

    TB paru BT1 (, ()epkes& 2007, disebutkan bahwa untuk

    menjamin kepatuhan penderita& maka pengobatan perlu diawasi

    seara langsung atau dikenal sebagai Direct Observe Treatment

    ()T, oleh seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi jalannya

    pengobatan& yaitu yang disebut sebagai engawas Minum bat

    (M,. -eorang M adalah yang diperaya dan disetujui baik oleh

    petugas kesehatan maupun pasien& selain itu harus disegani&

    tinggal dekat dengan pasien& bersedia membantu pasien dengan

    sukarela& dan bersedia dilatih dan mendapat penyuluhan bersama#

    sama dengan pasien.

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    27/52

    untuk periksa ulang dahak pada waktu# waktu yang telah

    ditentukan. Tugas M bukanlah untuk menggantikan kewajiban

    penderita mengambil obat dari $

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    28/52

    Mohapatra& 200=)epkes 200"

    endidikanengawas bat (M,

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    29/52

    >ambar 2./

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    30/52

    >ambar 3./

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    31/52

    ! engawasMinumbat(M,

    andanganrespondenterhadap %ungsi-eorang M&meliputi;

    penyuluhan&pemberidorongan&Mengingatkanjadwalpemeriksaandahak& danmengawasipenderita Minumbat

    4awanara

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    32/52

    - Baik& jika responden menjawab benar 70 dari total skor-

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    33/52

    Tuberkulosis aru BT1 (, di uskesmas >eumpang

    eumpang

    eumpang

    eumpang

    eumpang

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    34/52

    ?enis penelitian ini bersi%at deskripti% analitik dan

    menggunakan ranangan penelitian cross sectional yaitu 'ariabel

    dependen dan independen diteliti seara bersamaan pada saat

    penelitian dilakukan bertujuan untuk mengukur derajat pengaruh

    antara 'ariabel independen (%aktor risiko, dengan 'ariabel

    dependen (kepatuhan berobat, sebagai akibat.

    .2 L)kasi an 9aktu Penelitian

    enelitian ini dilakukan di uskesmas >eumpang

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    35/52

    ..2Data &ekuner

    )ata yang diperoleh dari )inas eumpang

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    36/52

    /. Bila pada tabel 2 O 2 dijumpai nilai +pected (harapan,

    kurang dari 7& maka yang digunakan adalah C6ishert

    !estC

    2. Bila tabel 2 O 2 dan tidak ada nilai J 7& maka uji yang

    dipakai sebaiknya C+)untinuit* +)rre>ti)n ,aC3. Bila tabelnya lebih dari 2 O 2& misalnya 3 O 2& 3 O 3 dan

    sebagainya& maka digunakan uji CPears)n +hi &?uareC!. $ji CLikelih)) Rati)C dan CLinear@(*@Linear

    Ass>iati)nC& biasanya digunakan untuk keperluan lebih spesiHk&

    dengan 1nalisa data dilakukan dengan komputerisasi program

    --- /" untuk membuktikan hipotesa yaitu dengan ketentuan

    jika p 'alue 0&07 (5o ditolak, sehingga disimpulkan 5a benar

    yang berarti ada hubungan yang bermakna (-utanto& 200",.

    . Pen*a"ian Data)ata yang telah dikumpulkan akan diolah seara manual

    kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi %rekuensi dan

    tabel silang serta dinarasikan.

    BAB ;/AMBARAN UMUM

    #.1. /e)grasuskesmas >eumpang merupakan uskesmas yang berada di

    eumpang

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    37/52

    a, -ebelah $tara berbatasan dengan ;

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    38/52

    BAB ;I

    HA&IL PENELI!IAN DAN PEMBAHA&AN

    .1. Hasil Penelitian

    enelitian yang dilakukan pada tanggal /6 ktober s=d 27

    ktober 20/! tentang tingkat kepatuhan berobat penderita

    38

    3"

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    39/52

    tuberkulosis aru BT1 (, di uskesmas

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    40/52

    DI&!RIBU&I !IN/'A! PEN/E!AHUAN RE&P:NDEN !B PARU,- DI PU&'E&MA& 'LUE! !IMUR 'ABUPA!EN PIDIE !AHUN

    2C12

    No engetahuan Arekuensi

    / Baik 3! 82.

    2

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    41/52

    Tabel 6.7. diketahui yang menyatakan keterjangkauan

    terjangkau sebanyak 3/ responden ("7.6, dan yang menyatakan

    tidak terjangkau sebanyak /0 responden (2!.!,.

    !ABEL .DI&!RIBU&I ukungan keluarga PA&IEN !B PARU ,- DIPU&'E&MA& /EUMPAN/ 'ABUPA!EN PIDIE !AHUN 2C12

    No 1kses -arana kesehatan Arekuensi

    / Baik 3/ "7.62

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    42/52

    No

    engetahuan

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    43/52

    Sumber / Data 0rimer $diolah% Tahun 1231)ari tabel 6.8 dapat dilihat bahwa hampir semua responden

    dengan pengawasan minum obat (M, yang baik& memiliki tingkat

    kepatuhan yang baik pula. Teratat sebesar 0& (30, orang

    responden dengan M baik serta patuh dalam menjalani

    pengobatan TB aru BT1 (, sedangkan responden dengan M

    baik namun tidak patuh dalam pengobatan TB aru BT1 (, hanya

    sebesar ./ (3, orang responden. -elanjutnya& responden dengan

    M tidak baik dan tidak patuh dalam berobat& persentasenya

    hampir dua kali lipat dari responden dengan M kurang baik

    namun patuh terhadap pengobatan TB aru BT1 (,. ersentasenya

    masing#masing adalah sebesar 62.7 (7, orang dan 32.7 (3,

    orang. )engan 'alue 0&003 0&007 maka dapat disimpulkan

    bahwa ada hubungan antara engawasan Minum bat (M,

    dengan kepatuhan berobat penderita TB aru BT1 (,.

    !ABEL .5!ABULA&I &ILAN/ AN!ARA 'E!ER%AN/'AUAN DEN/AN

    'EPA!UHAN BER:BA! !B PARU ,- DI PU&'E&MA&/EUMPAN/

    'ABUPA!EN PIDIE !AHUN 2C12

    No

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    44/52

    !ABULA&I &ILAN/ AN!ARA DU'UN/AN 'ELUAR/ARE&P:NDEN DEN/AN 'EPA!UHAN BER:BA! !B PARU ,- DI

    PU&'E&MA& /EUMPAN/'ABUPA!EN PIDIE !AHUN 2C12

    No

    )ukungan

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    45/52

    dilakukan oleh +swandi (200", di

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    46/52

    -emakin tingginya pendidikan yang ditempuh diharapkan

    agar masyarakat memahami dan memiliki pengetahuan mengenai

    pentingnya menjaga kesehatan dirinya dan keluaraga hal#hal yang

    harus diusahakan termasuk dalam penegahan penularan penyakit

    TB paru. -emakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik

    pula usaha yang dilakukan orang tersebut untuk menjaga

    kesehatannya dalam penegahan penularan penyakit TB paru

    (5eri& 200,.

    .2.2. Dukungan 'eluargaBerdasarkan hasil uji chi suare diketahui 'alue sebesar

    0&036 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

    antara dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat TB aru (,

    di uskesmas

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    47/52

    diperhatikan atau dipedulikan oleh orang sekelilingnya (5ery&

    200,.)ukungan keluarga agar seorang pasien mau minum obat

    sangat diperlukan karena dengan adanya dukungan dari keluarga

    maka pasien akan merasa diperdulikan sehingga hal ini akan

    memoti'asi dirinya untuk sembuh dan mau mengkonsumsi obat

    hingga habis dan ia sembuh total dari sakitnya (Bahar& 2006,.

    .2.3. Penga9as Minum :(atBerdasarkan hasil uji chi suare diketahui 'alue sebesar

    0&023 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

    antara pengawas minum obat (M, dengan kepatuhan berobat TB

    aru (, di uskesmas

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    48/52

    Menurut )epkes *+ (2002, tugas seorang M adalah untuk

    mengawasi penderita TB paru BT1 (, agar Minum obat seara

    teratur sampai selesai pengobatan& memberi dorongan kepada

    penderita agar mau berobat seara teratur& &engingatkan penderita

    untuk periksa ulang dahak pada waktu# waktu yang telah

    ditentukan. Tugas M bukanlah untuk menggantikan kewajiban

    penderita mengambil obat dari $

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    49/52

    tinggal dekat dengan pasien& bersedia membantu pasien dengan

    sukarela& dan bersedia dilatih dan mendapat penyuluhan bersama#

    .2.. 'eter"angkauanBerdasarkan hasil uji chi suare diketahui 'alue sebesar

    0&0!3 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

    antara akses sarana kesehatan dengan kepatuhan berobat TB aru

    (, di uskesmas

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    50/52

    menyebabkan penderita tidak mampu membiayai penganggkutan

    ke puskesmas (Bahar& 200,.1kses=jarak tempuh dikatakan terjangakau bila jarak 3

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    51/52

    /. 1da hubungan antara endidikan responden dengan kepatuhan

    berobat TB aru (, di uskesmas >eumpang

  • 7/23/2019 BAB 1 sampai 7 (2)

    52/52

    !.