bab 4 supervisi

Upload: hajar-jak

Post on 19-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    1/22

    Bab 4

    Metodologi

    4.1 Metode Pendekatan

    Output dari kegiatan Identifikasi Penataan Kawasan Kumuh di Kabupaten Kayong

    Utara adalah dokumen perencanaan penanganan kawasan permukiman kumuh di Kabupaten

    Kayong Utara, yang dapat digunakan sebagai landasan dan acuan dasar bagi Pemerintah

    Kabupaten Kayong Utara, perencana dan perancang, pengembang kawasan, masyarakat, dan

    stakeholder lainnya dalam membuat keputusan atau pertimbangan dalam program

    penanganan kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Kayong Utara. Dengan demikian,

    digunakan dua jenis pendekatan dalam pelaksanaan kegiatan ini, yaitu pendekatan

    perencanaan dan pendekatan penanganan kawasan permukiman kumuh.

    4.1.1 Pendekatan Perencanaan

    Berdasarkan hasil yang ingin dicapai, pendekatan perencanaan yang dapat digunakan

    dalam kegiatan Identifikasi Penataan Kawasan Kumuh di Kabupaten Kayong Utara ini adalah

    pendekatan perencanaan terpilah berdasarkan pertimbangan menyeluruh Mix Scanning

    Planning Approach!. Mix Scanning Planning Approach mengkombinasikan pendekatan

    rasional menyeluruh Rational Comprehensive Approach! dan pendekatan terpilah

    Incremental Planning Approach! masih dalam kadar lingkup tertentu yaitu

    menyederhanakan tinjauan menyeluruh dalam lingkup wawasan sekilas dan memperdalam

    tinjauan atas unsur atau subsistem yang strategis dalam kedudukan sistem terhadap

    permasalahan menyeluruh.

    "iri#ciri utamaMix Scanning Planning Approachini antara lain adalah$

    %. Perencanaan mengacu kepada garis kebijakan umum yang ditentukan pada tingkattinggi.

    &. Perencanaan dilatarbelakangi oleh suatu wawasan menyeluruh serta memfokuskan

    pendalaman penelaahan pada unsur#unsur atau subsistem yang diutamakan.

    '. (amalan mendalam tentang unsur#unsur atau subsistem yang diprioritaskan

    dilandasi oleh ramalan sekilas tentang lingkup menyeluruh serta didasarkan kepada

    wawasan sistem.

    4-1

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    2/22

    ). Perumusan rencana dengan pendekatan ini dinilai sebagai usaha penghematan waktu

    dan dana dalam lingkup penelaahan, analisis dan proses teknis penyusunan rencana

    karena adanya penyederhanaan dalam penelaahan dan analisis makronya.

    *. Untuk menunjang hasil ramalan dan analisis sekilas maka proses pemantauan,

    pengumpulan pendapat, komunikasi serta konsultasi dengan masyarakat yang

    berkepentingan serta dengan pengelola pemerintah! telah dilakukan secara terus

    menerus sejak penyusunan perumusan sasaran dan tujuan pembangunan.

    4.1.2 Pendekatan Penanganan

    Berdasarkan berbagai literatur yang ada, tindakan penanganan kawasan permukiman

    kumuh sangat beragam dan tidak jarang memerlukan spesifikasi penanganan. +ntara

    pendekatan atau model penanganan yang satu dengan yang lainnya terkadang tidak bisa

    digeneralisasi, karena perlu dirumuskan pendekatan atau model penanganan yang spesifik.

    Beberapa pendekatan penanganan kawasan permukiman kumuh yang dapat digunakan dalam

    kegiatan Identifikasi Penataan Kawasan Kumuh di Kabupaten Kayong Utara ini adalah

    pendekatan property development, community based development (CB!, dan guided land

    development ("#!.

    Pendekatan penanganan ini dirumuskan dengan mempertimbangkan hasil#hasil

    penilaian kriteria kawasan permukiman kumuh. eperti sebagai berikut

    %. Pendekatan Property De-elopment

    Pendekatan ini berangkat dari pemahaman bahwa kawasan permukiman

    kumuh akan dikelola secara komersial agar nilai ekonomi lokasi yang tinggi

    dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kepentingan kawasan dan daerah. Dalam

    al ini masyarakat penghuni kawasan berkedudukan sebagai kelompok sasaran

    perumahan, pemerintah sebagai pemilik aset tanah! dan swasta sebagai in-estor.

    &. Pendekatan "ommunity Based De-elopment

    Pendekatan ini berangkat dari pemahaman bahwa kawasan permukiman

    kumuh kurang bahkan hampir tidak mempunyai nilai ekonomis komersial. Dalam

    hal ini kemampuan masyarakat penghuni sebagai dasar perhatian utama. Dengan

    demikian masyarakat didudukkan sebagai pemeran utama penanganan.

    '. Pendekatan /uided 0and De-elopment

    Pendekatan ini berangkat dari pemahaman bahwa kawasan permukiman kumuh tidak

    mempunyai nilai ekonomis komersial. Dalam hal ini penekanannya lebih mengarah dan

    melindungi hak penduduk asal untuk tetap tinggal pada lokasi semula.

    4-2

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    3/22

    4.2 Metode Pengumpulan Data

    Dalam rangka mengumpulkan fakta empiris yang terkait dan sesuai dengan kebutuhan

    kajian Identifikasi Penataan Kawasan Kumuh di Kabupaten Kayong Utara dilakukan

    pengumpulan data. Berdasarkan tahapan pelaksanaan dan jenis datanya, pengumpulan data

    yang dilakukan dalam kegiatan Identifikasi Penataan Kawasan Kumuh di Kabupaten Kayong

    Utara ini meliputi$ pengumpulan data sekunder dan pengumpulan data primer.

    4.2.1 Pengumpulan Data Sekunder

    Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi

    sekunder dari berbagai instansi terkait yang diidentifikasi memiliki data yang dibutuhkan

    sesuai dengan daftar kebutuhan data sekunder yang telah disusun sebelumnya.

    Data dan informasi sekunder yang dikumpulkan antara lain adalah$

    %. tudi penataan Kawasan kumuh yang pernah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten

    Kayong Utara.

    &. Peraturan perundangan yang berkaitan dengan penataan kawasan permukiman

    kumuh di Kabupaten Kayong Utara.

    '. Kebijakan pembangunan yang berkaitan dengan penataan kawasan permukiman

    kumuh di Kabupaten Kayong Utara, baik tingkat nasional, tingkat Pro-insi Banten,

    maupun tingkat Kabupaten Kayong Utara.

    ). Data statistik yang berkaitan dengan penataan kawasan permukiman kumuh di

    Kabupaten Kayong Utara.

    *. 0iteratur lainnya yang berkaitan dengan penataan kawasan permukiman kumuh.

    1. Data#data pelaksanaan program penataan kawasan2Kawasan kumuh di Kabupaten

    Kayong Utara, baik oleh pemerintah maupun pihak lainnya.

    3. (4(5 Kabupaten Kayong Utara.

    6. (D4( dan (4B0 atau (4(K kawasan yang ada di Kabupaten Kayong Utara.

    7. (encana pelayanan air bersih PD+8! di Kabupaten Kayong Utara.

    %9. (encana pelayanan listrik di Kabupaten Kayong Utara.

    %%. (enstra Dinas Pekerjaan Umum, Pemberdayaan 8asyarakat, Kesehatan dan Dinas#

    Dinas terkait lainnya.

    4-3

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    4/22

    4.2.2 Pengumpulan Data Primer

    Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengamatan lapangan untuk

    memperoleh data dan informasi mengenai gambaran keadaan kawasan permukiman kumuh,

    wawancara dengan masyarakat di lokasi dan di sekitar lokasi serta pejabat berwenang untuk

    memperoleh data dan informasi mengenai kondisi kawasan permukiman kumuh berdasarkan

    persepsi masyarakat dan pejabat yang berwenang.

    Pengumpulan data primer dilakukan terutama terhadap seluruh -ariabel kriteria

    penentuan kawasan permukiman kumuh dengan parameter yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Data dan informasi yang dikumpulkan pada tahap pengumpulan data primer ini adalah$

    %. Kesesuaian guna lahan di permukiman kumuh dengan (4(52(D4(.

    &. Kondisi pertambahan bangunan liar.

    '. Kepadatan bangunan.

    ). :enis bangunan perumahan.

    *. KDB2K0B.

    1. :arak antar bangunan.

    3. 0etak strategis kawasan.

    6. :arak kawasan dengan tempat kerja penduduknya.

    7. ;ungsi kawasan sekitar.

    %9. Dominasi status tanah.

    %%. tatus kepemilikan tanah.

    %&. Kondisi sarana dan prasarana permukiman.

    %'. Komitmen pemerintah daerah.

    %). Karakteristik penduduk di kawasan kumuh.

    %*. Keinginan masyarakat dalam penanganan kawasan kumuh tempat mereka tinggal,

    dan sebagainya.

    %1. Permasalahan utama berkaitan dengan lingkungan fisik, sosial dan ekonomi yang

    dirasakan oleh masyarakat secara umum.

    4.3 Metode Analisis

    +nalisis dalam kegiatan Identifikasi Penataan Kawasan Kumuh di Kabupaten Kayong

    Utara dilakukan pada tahap pembobotan dan penilaian kriteria kawasan permukiman kumuh.

    Pembobotan pada masing#masing kriteria kawasan permukiman kumuh dimaksudkan bahwa

    setiap kriteria memiliki bobot pengaruh yang berbeda#beda. Penentuan bobot kriteria bersifat

    relatif dan bergantung pada preferensi indi-idu atau kelompok masyarakat dalam melihat

    pengaruh masing#masing kriteria.

    4-4

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    5/22

    8etode analisis yang dapat digunakan untuk penentuan bobot kriteria ini adalah

    Analytical $ierarchy Process (A$P!. Penilaian kriteria dilakukan untuk mengidentifikasi

    tipologi kawasan permukiman kumuh. Penilaian kriteria yang dimaksud merupakan

    akumulasi dari hasil perhitungan terhadap kriteria#kriteria kawasan permukiman kumuh

    tersebut. Dari penjumlahan berbagai peubah akan diperoleh total nilai maksimum dan

    minimum setiap kriteria.

    Proses penilaian menggunakan batas ambang yang dikategorikan ke dalam$ tinggi,

    sedang, dan rendah. Untuk mengklasifikasikan hasil penilaian berdasarkan kategori tersebut

    maka dilakukan perhitungan terhadap akumulasi bobot yang telah dilakukan dengan

    menggunakan formula Sturgess.

    4.3.1 Analytical Hierarcy Process

    8etode Analytical $ierarchy Process +P! dikembangkan oleh 4homas 0. aaty,

    seorang ahli matematika. 8etode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan

    dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat

    proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian#

    bagiannya, menata bagian atau -ariabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai

    numerik pada pertimbangan subyektif tentang pentingnya tiap -ariabel dan mensintesis

    berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan -ariabel yang mana yang memiliki prioritas

    paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

    8etode +P ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan

    menstrukturkan suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik

    berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. 8etode ini juga

    menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai

    persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok

    dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan

    yang telah dibuat. aaty, %77'!.

    8enurut aaty, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan +P, yaitu

    prinsip menyusun hirarki ecomposition!, prinsip menentukan prioritas Comparative

    %udgement!, dan prinsip konsistensi logis #ogical Consistency!. irarki yang dimaksud

    adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan kriteria#

    kriteria atau komponen#komponen yang mendukung pencapaian tujuan.

    Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah

    kumpulan tujuan beserta kriteria#kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang

    4-5

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    6/22

    dihadapi. Dalam memilih kriteria#kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu

    memperhatikan kriteria#kriteria sebagai berikut$

    %. #eng&ap$ kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting,

    yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuanitalitas =on

    ?konomi< >italitas ?konomi Kawasan< tatus Kepemilikan 4anah< Keadaan Prasarana dan

    arana< Komitmen Pemerintah Daerah< dan Prioritas Penanganan.

    4-7

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    8/22

    $ambar %&1

    !erangka Studi 'denti(ikasi Penataan !a#asan !umu di !abupaten !ayong )tara

    4-8

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    9/22

    4.".1.1 !riteria *italitas +on ,konomi

    Kriteria >italitas =on ?konomi dipertimbangkan sebagai penentuan penilaian kawasan

    kumuh dengan indikasi terhadap penanganan peremajaan kawasan kumuh yang dapat

    memberikan tingkat kelayakan kawasan permukiman tersebut apakah masih layak sebagai

    kawasan permukiman atau sudah tidak sesuai lagi. Kriteria ini terdiri atas -ariabel#-ariabel

    sebagai berikut$

    %. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam (encana 4ata (uang 5ilayah Kota

    atau (D4K, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.

    &. ;isik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi

    terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu

    hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.

    '. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai,

    mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan

    kerapatan dan kepadatan penduduk.

    4.".1.2 !riteria *italitas ,konomi

    Kriteria >italitas ?konomi dinilai mempunyai kepentingan atas dasar sasaran program

    penanganan kawasan permukiman kumuh terutama pada kawasan kumuh sesuai gerakan city

    ithout slum sebagaimana menjadi komitmen dalam ari abitat Internasional. @leh

    karenanya kriteria ini akan mempunyai tingkat kepentingan penanganan kawasan

    permukiman kumuh dalam kaitannya dengan indikasi pengelolaan kawasan sehingga peubah

    -ariabel! penilai untuk kriteria ini meliputi$

    %. 4ingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah

    kawasan itu strategis atau kurang strategis.

    &. ;ungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor

    ekonomi memberikan ketertarikan pada in-estor untuk dapat menangani kawasan

    kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat#pusat

    akti-itas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal2stasiun, pertokoan, atau

    fungsi lainnya.

    '. :arak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan

    permukiman kumuh.

    4.".1.3 !riteria Status -ana

    Kriteria status tanah sebagai mana tertuang dalam Inpres =o. * tahun %779 tentang

    Peremajaan Permukiman Kumuh adalah merupakan hal penting untuk kelancaran dan

    4-9

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    10/22

    kemudahan pengelolaannya. Kemudahan pengurusan masalah status tanah dapat menjadikan

    jaminan terhadap ketertarikan in-estasi dalam suatu kawasan perkotaan. Perubah penilai dari

    kriteria ini meliputi$

    %. tatus pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.

    &. tatus sertifikat tanah yang ada.

    4.".1.4 !riteria !ondisi Prasarana dan Sarana

    Kriteria Kondisi Prasarana dan sarana yang mempengaruhi suatu kawasan permukiman

    menjadi kumuh, paling tidak terdiri atas$

    %. Kondisi :alan.

    &. Drainase.

    '. +ir bersih.

    ). +ir limbah.

    4.".1." !riteria !omitmen Pemerinta Daera

    Komitmen pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Kayong Utara,

    dinilai mempunyai andil sangat besar untuk terselenggaranya penanganan kawasan

    permukiman kumuh. al ini mempunyai indikasi bahwa Pemerintah Kabupaten Kayong

    Utara menginginkan adanya keteraturan pembangunan khususnya kawasan yang ada di

    daerahnya. Perubah penilai dari kriteria ini akan meliputi$

    %. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan

    indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.

    &. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan

    grand scenario! kawasan, rencana induk master plan! kawasan dan lainnya.

    4.".1. !riteria Prioritas Penanganan

    Untuk menentukan lokasi prioritas penanganan, selanjutnya digunakan kriteria lokasi

    kawasan permukiman kumuh yang diindikasikan memiliki pengaruh terhadap bagian!

    kawasan perkotaan metropolitan sekaligus sebagai kawasan permukiman penyangga. Kriteria

    ini akan menghasilkan lokasi kawasan permukiman yang prioritas ditangani karena letaknya

    yang berdekatan dengan kawasan perkotaan. Penentuan kriteria ini menggunakan -ariabel

    sebagai berikut$

    %. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan pusat kota metropolitan.

    4-10

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    11/22

    &. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan kawasan pusat pertumbuhan

    bagian kota metropolitan.

    '. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan kawasan lain perbatasan!

    bagian kota metropolitan.

    ). Kedekatan lokasi kawasan kumuh dengan letak ibukota Kabupaten Kayong Utara.

    4.".2 Pembobotan !riteria !a#asan Permukiman !umu

    Pembobotan pada masing#masing kriteria kawasan permukiman kumuh dimaksudkan

    bahwa setiap kriteria memiliki bobot pengaruh yang berbeda#beda. Penentuan bobot kriteria

    bersifat relatif dan bergantung pada preferensi indi-idu atau kelompok masyarakat dalam

    melihat pengaruh masing#masing kriteria.

    4.".2.1 Pembobotan !riteria *italitas +on ,konomi

    Pembobotan -ariabel#-ariabel dalam kriteria -italitas non ekonomi dapat dijelaskan

    sebagai berikut$

    %. Pembobotan -ariabel 4ingkat Kesesuaian dengan (encana 4ata (uang

    Bobot penilaian penggunaan ruang kawasan perumahan permukiman tersebut

    berdasarkan (encana 4ata (uang yang berlaku sebagai berikut$

    a. =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan yang sebagian besar penggunaannya

    sudah tidak sesuai atau kurang dari &*A yang masih sesuai.

    b. =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan yang penggunaannya masih sesuai

    antara lebih besar dari &*A dan lebih kecil dari *9A.

    c. =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan yang sebagian besar atau lebih dari

    *9A masih sesuai untuk permukiman.

    &. Pembobotan -ariabel 4ingkat Kondisi Bangunan

    Bobot penilaian kondisi bangunan pada kawasan permukiman dinilai dengan

    sub peubah penilai terdiri atas$

    a. 4ingkat Pertambahan Bangunan 0iar

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan yang pertambahan bangunan

    liarnya tinggi untuk setiap tahunnya.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan yang pertambahan bangunan liarnya

    sedang untuk setiap tahunnya.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan yang pertambahan bangunan liarnya

    rendah untuk setiap tahunnya.

    4-11

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    12/22

    b. Kepadatan Bangunan

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan yang Kepadatan bangunan lebih

    dari %99 rumah per hektar.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan yang kepadatan bangunannya

    mencapai antara 19 sampai %99 rumah per hektar.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan kepadatan bangunannya

    kurang dari 19 rumah per hektar.

    c. Kondisi Bangunan 4emporer

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan yang bangunan temporer nya tinggi

    yaitu lebih *9A.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan yang bangunan temporernya sedang

    atau antara &*A sampai *9A.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan yang bangunan temporernya rendah

    yaitu kurang dari &*A.

    d. 4apak Bangunan Building "o-erage!

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan yang tapak koefisien dasar!

    bangunan mencapai lebih dari 39A.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan yang tapak bangunannya antara

    *9A sampai 39A.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan yang tapak bangunannya rendah

    yaitu kurang dari *9A.

    e. :arak +ntar Bangunan

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan dengan jarak antar bangunan

    kurang dari %,* meter.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dengan jarak antar bangunan antara

    %,* sampai ' meter.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan jarak antar bangunan lebih

    dari ' meter.

    '. Pembobotan -ariabel Kondisi Kependudukan

    a. 4ingkat Kepadatan Penduduk

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan dengan tingkat kepadatan

    penduduk sangat tinggi yaitu lebih dari *99 jiwa per hektar.

    4-12

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    13/22

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk

    antara )99 sampai *99 jiwa per hektar.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk

    rendah yaitu kurang dari )99 jiwa per hektar.

    b. 4ingkat Pertumbuhan Penduduk

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan dengan tingkat pertumbuhan

    penduduk sangat tinggi yaitu lebih dari &,%A per tahun.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dengan tingkat pertumbuhan

    penduduk antara %,3 sampai &,%A per tahun.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan tingkat pertumbuhan

    penduduk rendah yaitu kurang dari %,3A per tahun.

    Berdasarkan pembobotan di atas, secara diagramatis pembobotan kriteria -italitas non

    ekonomi ditunjukkan pada gambar berikut$

    $ambar %&2

    Pembobotan !riteria *italitas +on ,konomi

    4.".2.2 Pembobotan !riteria *italitas ,konomi

    Pembobotan -ariabel#-ariabel dalam kriteria -italitas ekonomi dapat dijelaskan sebagai

    berikut$

    4-13

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    14/22

    %. Pembobotan -ariabel 4ingkat Kepentingan Kawasan 4erhadap 5ilayah ekitarnya

    Penilaian konstelasi terhadap kawasan sumber ekonomi produktif dengan

    bobot nilai sebagai berikut$

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan permukiman kumuh yang tingkat

    kepentingannya terhadap wilayah kota sangat strategis.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan permukiman kumuh yang tingkat

    kepentingannya terhadap wilayah kota cukup strategis.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan permukiman kumuh yang tingkat

    kepentingannya terhadap kawasan kota kurang strategis.

    &. Pembobotan -ariabel :arak :angkau Ke 4empat Bekerja

    Penilaian jarak jangkau perumahan terhadap sumber mata pencaharian dengan

    bobot sebagai berikut$

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan yang mempunyai jarak terhadap mata

    pencaharian penduduknya kurang dari % km.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan yang mempunyai jarak terhadap mata

    pencaharian penduduknya antara % sampai dengan %9 km.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan yang mempunyai jarak terhadap mata

    pencaharian penduduknya lebih dari %9 km.

    '. Pembobotan -ariabel ;ungsi ekitar Kawasan

    Penilaian fungsi sekitar kawasan dengan bobot sebagai berikut$

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan yang berada dalam kawasan pusat

    kegiatan bisnis kota.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan berada pada sekitar pusat pemerintahan

    dan perkantoran.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan sebagai kawasan permukiman atau

    kegiatan lainnya selain pusat kegiatan bisnis dan pemerintahan2perkantoran.

    Berdasarkan ketentuan pembobotan di atas, secara diagramatis pembobotan kriteria

    -italitas ekonomi ditunjukkan pada gambar berikut$

    4-14

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    15/22

    $ambar %&3Pembobotan !riteria *italitas ,konomi

    4.".2.3 Pembobotan !riteria Status -ana

    Pembobotan -ariabel#-ariabel dalam kriteria status tanah dapat dijelaskan sebagai

    berikut$

    %. Pembobotan -ariabel Dominasi tatus ertifikat 0ahan

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan dengan jumlah status tidak memiliki sertifikat

    lebih dari *9A.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dengan jumlah status sertifikat /B lebih dari

    *9A.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan jumlah status sertifikat ak 8ilik lebih

    dari *9A.

    &. Pembobotan -ariabel Dominasi tatus Kepemilikan

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan dengan jumlah dominasi kepemilikan tanah

    negara lebih dari *9A.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dengan jumlah dominasi kepemilikan tanah

    masyarakat adat lebih dari *9A.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan jumlah dominasi kepemilikan tanah milik

    masyarakat lebih dari *9A.

    Berdasarkan ketentuan pembobotan di atas, secara diagramatis pembobotan kriteria

    status tanah ditunjukkan pada gambar berikut$

    4-15

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    16/22

    $ambar %&4

    Pembobotan !riteria Status -ana

    4.".2.4 Pembobotan !riteria !ondisi Prasarana dan Sarana

    Pembobotan -ariabel#-ariabel dalam kriteria kondisi prasarana dan sarana dapat

    dijelaskan sebagai berikut$

    %. Pembobotan -ariabel Kondisi :alan

    asaran pembobotan kondisi jalan adalah kondisi jalan lingkungan

    permukiman.

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kondisi jalan buruk lebih 39A.# =ilai '9 tiga puluh! untuk kondisi jalan sedang antara *9A sampai 39A.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kondisi jalan baik kurang *9A.

    &. Pembobotan -ariabel Kondisi Drainase

    asaran pembobotan kondisi drainase adalah drainase di kawasan

    permukiman.

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan dengan tingkat -olume genangan air sangat

    buruk yaitu lebih dari *9A.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dengan tingkat -olume genangan air sedang

    yaitu antara &*A sampai *9A.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan tingkat -olume genangan air normal

    yaitu kurang dari &*A.

    '. Pembobotan -ariabel Kondisi +ir Bersih

    4-16

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    17/22

    Pembobotan kondisi air bersih dilakukan berdasarkan kondisi jumlah rumah

    penduduk di kawasan permukiman yang sudah memperoleh aliran air dari sistem

    penyediaan air bersih.

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan dengan tingkat pelayanan sistem

    perpipaan air bersih kurang dari '9A.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dengan tingkat pelayanan sistem

    perpipaan air bersih antara '9A sampai 19A.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan tingkat pelayanan sistem

    perpipaan air bersih lebih besar dari 19A.

    ). Pembobotan -ariabel Kondisi +ir 0imbah

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan dengan tingkat pelayanan air limbah

    berat kurang dari '9A.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dengan tingkat pelayanan air limbah

    antara '9A sampai 19A.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan tingkat pelayanan air limbah

    lebih dari 19A.

    *. Pembobotan -ariabel Kondisi Persampahan

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan dengan tingkat pelayanan air limbah

    berat kurang dari *9A.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dengan tingkat pelayanan air limbah

    antara *9A sampai 39A.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan dengan tingkat pelayanan air limbah

    lebih dari 39A.

    Berdasarkan ketentuan pembobotan di atas, secara diagramatis pembobotan kriteria

    kondisi prasarana dan sarana ditunjukkan pada gambar berikut$

    4-17

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    18/22

    $ambar %&"

    Pembobotan !riteria !ondisi Prasarana dan Sarana

    4.".2." Pembobotan !riteria !omitmen Pemerinta Daera

    Pembobotan -ariabel#-ariabel dalam kriteria komitmen Pemerintah Daerah dapat

    dijelaskan sebagai berikut$

    %. Pembobotan -ariabel Indikasi Keinginan Pemerintah Daerah Pembiayaan

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan sudah ada pembiayaan.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dalam proses pembiayaan.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan yang belum ada pembiayaan.

    &. Kelembagaan

    Penilaian dilakukan pada ketersediaan lembaga masyarakat dan pemerintah

    daerah sebagai media kegiatan penanganan kawasan permukiman kumuh.

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan sudah ada kelembagaan.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dalam proses kelembagaan.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan belum ada kelembagaan.

    '. Pembobotan -ariabel Upaya Penanganan Pemerintah Daerah (encana Penanganan

    masterplan penanganan kawasan kumuh!

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan sudah ada rencana.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dalam proses rencana.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan belum ada rencana.

    4-18

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    19/22

    ). Pembenahan fisik

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan sudah ada pembenahan fisik.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dalam proses pembenahan fisik.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan belum ada pembenahan fisik.

    *. Penanganan kawasan

    Pembobotan dilakukan terhadap upaya#upaya penanganan kawasan dengan

    bobot sebagai berikut$

    # =ilai *9 lima puluh! untuk kawasan sudah ada penanganan.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk kawasan dalam proses penanganan.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk kawasan belum ada penanganan.

    Berdasarkan ketentuan pembobotan di atas, secara diagramatis pembobotan kriteria

    komitmen pemerintah daerah ditunjukkan pada gambar berikut$

    $ambar %&

    Pembobotan !riteria !omitmen Pemerinta

    4.".2. Pembobotan !riteria Prioritas Penanganan

    Untuk menentukan lokasi kawasan permukiman yang menjadi prioritas penanganan

    digunakan -ariabel#-ariabel dibawah ini, yang dihitung berdasarkan waktu tempuh

    menggunakan kendaraan umum sebagai berikut$

    %. Pembobotan -ariabel Kedekatan dengan Pusat Kota 8etropolitan

    4-19

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    20/22

    >ariabel ini memiliki bobot '9, dengan nilai bobot berdasarkan klasifikasi$

    # =ilai *9 lima puluh! untuk waktu tempuh kurang dari '9 menit.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk waktu tempuh antara '9 sampai 19 menit.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk waktu tempuh lebih dari 19 menit.

    &. Kedekatan dengan Kawasan yang menjadi Pusat Pertumbuhan Bagian Kota

    8etropolitan.

    >ariabel ini memiliki bobot '9, dengan nilai bobot berdasarkan klasifikasi$

    # =ilai *9 lima puluh! untuk waktu tempuh kurang dari '9 menit.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk waktu tempuh antara '9 sampai 19 menit.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk waktu tempuh lebih dari 19 menit.

    '. Kedekatan dengan Kawasan 0ain Perbatasan! Bagian Kota 8etropolitan.

    >ariabel ini memiliki bobot &9, dengan nilai bobot berdasarkan klasifikasi$

    # =ilai *9 lima puluh! untuk waktu tempuh kurang dari '9 menit.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk waktu tempuh antara '9 sampai 19 menit.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk waktu tempuh lebih dari 19 menit.

    ). Kedekatan dengan 0etak Ibukota Kota2Kabupaten Bersangkutan.

    >ariabel ini memiliki bobot &9, dengan nilai bobot berdasarkan klasifikasi$

    # =ilai *9 lima puluh! untuk waktu tempuh kurang dari '9 menit.

    # =ilai '9 tiga puluh! untuk waktu tempuh antara '9 sampai 19 menit.

    # =ilai &9 dua puluh! untuk waktu tempuh lebih dari 19 menit.

    Berdasarkan ketentuan pembobotan di atas, secara diagramatis pembobotan kriteria

    prioritas penanganan ditunjukkan pada gambar berikut$

    4-20

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    21/22

    $ambar %&/

    Pembobotan !riteria Prioritas Penanganan

    4.".3 Penilaian !riteria !a#asan Permukiman !umu

    Penilaian kriteria dilakukan untuk mengidentifikasi tipologi kawasan permukiman

    kumuh. Penilaian kriteria yang dimaksud merupakan akumulasi dari hasil perhitungan

    terhadap kriteria#kriteria kawasan permukiman kumuh tersebut. Dari penjumlahan berbagai

    peubah akan diperoleh total nilai maksimum dan minimum setiap kriteria. Proses penilaian

    menggunakan batas ambang yang dikategorikan ke dalam$ tinggi, sedang, dan rendah. Untuk

    mengklasifikasikan hasil penilaian berdasarkan kategori tersebut maka dilakukan perhitungan

    terhadap akumulasi bobot yang telah dilakukan dengan menggunakan formula Sturgess.

    +da dua tahap penilaian yang harus dilakukan yaitu penilaian untuk menghasilkan

    lokasi#lokasi kawasan permukiman kumuh dan penilaian untuk menghasilkan lokasi kawasan

    permukiman kumuh yang prioritas dilakukan penanganan. Penilaian tahap pertama

    dilakukan untuk menghasilkan lokasi#lokasi kawasan permukiman yang memenuhi kriteria

    kumuh sehingga ditetapkan sebagai kawasan permukiman kumuh yang perlu dilakukan

    penanganan. Penilaian tahap pertama dilakukan berdasarkan kriteria#kriteria$

    %. Kriteria >italitas =on ?konomi.

    &. Kriteria >italitas ?konomi.

    '. Kriteria tatus 4anah.

    ). Kriteria Kondisi Prasarana dan arana.

    *. Kriteria Komitmen Pemerintah Daerah.

    Penilaian tahap &edua dilakukan untuk menghasilkan lokasi kawasan permukiman

    kumuh yang prioritas dilakukan penanganan. Penilaian tahap kedua dilakukan sesudah

    dilakukan penilaian tahap pertama. ecara substansi penilaian pada tahap kedua berbeda

    dengan tahap pertama karena penilaian tahap pertama memakai beberapa kriteria yang

    menghasilkan lokasi kawasan permukiman kumuh, sedang penilaian tahap kedua menentukan

    prioritas penanganannya. Penentuan prioritas penanganan ini terkait dengan status atau letak

    lokasi kawasan permukiman kumuh sebagai daerah penyangga kota metropolitan atau

    kawasan#kawasan yang menjadi bagian dari kota metropolitan.

    Pada kedua tahap penilaian, semuanya didasarkan pada karakteristik penduduk di

    kawasan permukiman kumuh tersebut. al#hal utama yang diperhatikan untuk karakteristik

    penduduk ini adalah$

    4-21

  • 7/23/2019 Bab 4 supervisi

    22/22

    %. Pekerjaan utama penduduk pada umumnya seperti buruh pabrik, PK0, pemulung

    dan sebagainya.

    &. Kegiatan ekonomi lain yang biasa dilakukan penduduk selain pekerjaan utama.

    '. Kegiatan ekonomi yang potensial dikembangkan untuk membantu perekonomian

    penduduk.

    ). Daerah asal penduduk pada umumnya, seperti penduduk asli, penduduk migrasi dari

    daerah lain dan sebagainya.

    *. Kebiasaan kerjasama antara sesama penghuni di kawasan tersebut.

    1. Kebiasaan masyarakat dalam mengambil keputusan untuk lingkungannya.

    3. ambatan#hambatan penggunaan pelayanan sosial.

    4 22