bab ii landasan teori balanced scorecard

Upload: angga-permana

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    1/40

    II-10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    II.1 Pengukuran Kinerja

    Definisi pengukuran kinerja menurut Mulyadi (1993)

    adalah Penentuan secara periodik efektivitas operasional

    suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya

    berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah

    ditetapkan sebelumnya.

    Sedangkan menurut Anthony, Banker, Kaplan, dan

    Young (1997) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai

    The activity of measuring the performance of an activity or

    the entire value chain. Hasil pengukuran kinerja tersebut

    digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan

    informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik

    dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian

    atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

    Suatu sistem pengukuran kinerja sangat penting untuk

    mengetahui keberhasilan perusahaan dalam mencapai

    tujuannya, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek

    seperti yang telah ditetapkan dalam suatu strategi. Jadi untuk

    mengetahui berhasil atau tidaknya suatu strategi yang telah

    ditetapkan, diperlukan suatu pengukuran kinerja yang

    merupakan alat bagi manajemen untuk mengevaluasi

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    2/40

    II-11

    kinerjanya. Seperti yang diungkapkan oleh Kaplan, Robert S.,

    David P. Norton (1996) If you cant measure it, you cant

    manage it

    II.2 Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard

    II.2.1 Sejarah PerkembanganBalanced Scorecard

    Balanced Scorecardpertama kali dipublikasikan oleh

    Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business

    Review tahun 1992 dalam sebuah artikel berjudul The

    Balanced Scorecard Measures That Drives Performance.

    Artikel tersebut merupakan laporan dari serangkaian riset dan

    eksperimen terhadap beberapa perusahaan di Amerika serta

    diskusi rutin dua bulanan dengan wakil dari berbagai bidang

    perusahaan sepanjang tahun itu untuk mengembangkan suatu

    model pengukuran kinerja baru. Balanced Scorecard

    dikembangkan sebagai sistem pengukuran kinerja yang

    memungkinkan para eksekutif memandang perusahaan dari

    berbagai perspektif secara simultan.

    Dalam perkembangannya, Balanced Scorecard

    kemudian dikembangkan untuk menghubungkan tolok ukur

    bisnis dengan strategi perusahaan. Norton dan Kaplan

    menjelaskan tentang pentingnya memilih tolok ukur

    berdasarkan keberhasilan strategis dalam artkel kedua

    Harvard Business Review (1993), Putting the Balanced

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    3/40

    II-12

    Scorecard to Work. Dalam artikel ini, Kaplan dan Norton

    menunjukan bagaimana beberapa perusahaan menggunakan

    Balanced Scorecard. Pengukuran yang efektif harus

    merupakan bagian yang integral dari proses manajemen.

    Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen

    yang dapat memotivasi berbagai temuan perbaikan pada area-

    area seperti proses, pelanggan, dan pengembangan produk.

    Perkembangan selanjutnya, Balanced Scorecard tidak saja

    digunakan sebagai sistem pengukuran kinerja namun sebagai

    sistem manajemen strategis. Keberhasilan pemanfaatan

    Balanced Scorecard tersebut dilaporkan dalam sebuah artikel

    di Harvard Business Review (1996) dengan judul Using

    Balanced Scorecard as a Strategic Management System.

    Artikel ini menjelaskan bagaimana suatu perusahaan harus

    berkompetisi dalam era informasi sekarang ini dengan

    meningkatkan kemampuannya dalam mengeksploitasi

    intangible assets, lebih baik dari sekedar mengelola tangible

    assets-nya.

    Balanced Scorecard mendidik manajemen dan

    organisasi untuk memandang perusahaan dari empat

    perspektif yaitu finansial, pelanggan, pembelajaran dan

    pertumbuhan, serta bisnis internal, yang menghubungkan

    pengendalian operasional jangka pendek ke dalam visi dan

    strategi bisnis jangka panjang. Selanjutnya manajemen

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    4/40

    II-13

    didorong untuk memfokuskan diri pada rasio-rasio kunci yang

    kritis dan strategis melalui stretch target yang ditetapkan

    bersama.

    VISI &

    STRATEGI

    Tujuan

    Tolok Ukur

    Target

    Inisiatif

    PELANGGAN

    Untuk mencapai

    visi kami,

    bagaimana

    seharusnya kami

    tampak di depan

    pelanggan?

    Tujuan

    Tolok Ukur

    Target

    Inisiatif

    FINANSIAL

    Untuk sukses

    secara finansial,

    bagaimana

    seharusnya kami

    tampak di depan

    pemegang

    saham?

    Tujuan

    Tolok Ukur

    Target

    Inisiatif

    PROSES BISNIS INTERNAL

    Untuk

    memuaskan

    pemodal&

    pelanggan, prosesbisnis apa yang

    harus kami

    unggulkan?

    Tujuan

    Tolok Ukur

    Target

    Inisiatif

    PEMBELAJARAN&PERTUMBUHAN

    Untuk mencapai

    visi kami,

    bagaimana kami

    menjamin

    kemampuan untuk

    berubah&memb.

    perbaikan?

    Gambar 2.1 Konsep DasarBalanced Scorecard

    II.2.2 DefinisiBalanced Scorecard

    Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan

    dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard

    terdiri dari dua kata: Kartu Skor (Scorecard) dan Berimbang

    (Balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untukmencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor ini dapat

    juga digunakan untuk merencanakan skor yang hendak

    dicapai atau yang diwujudkan personel di masa depan. Kata

    berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja

    personel diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    5/40

    II-14

    dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,

    internal dan eksternal.

    Menurut Kaplan dan Norton (Yuwono, 2002),

    Balanced Scorecard merupakan:...sekumpulan ukuran yang

    memberikan para manajer puncak suatu pandangan bisnis

    secara tepat namun dapat dipahami ...meliputi ukuran

    keuangan yang menunjukkan hasil dari tindakan yang telah

    dilakukan ...melengkapi ukuran-ukuran keuangan dengan

    ukuran-ukuran operasional berdasarkan kepuasan pelanggan,

    proses internal, dan inovasi organisasi serta memperbaiki

    ukuran-ukuran aktivitas operasional yang merupakan

    pengendali keuangan yang dihasilkan di masa mendatang.

    Sedangkan menurut Anthony, Banker, Kaplan, dan

    Young (Yuwono, 2002), Balanced Scorecard merupakan:

    Pengukuran dan sistem manajemen yang memandang kinerja

    unit bisnis dari empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses

    internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

    Jadi dengan demikian, Balanced Scorecard

    merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan

    pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif yang

    dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang

    kinerja bisnis. Balanced Scorecard melengkapi seperangkat

    ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong

    kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    6/40

    II-15

    dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja

    perusahaan dari empat perspektif yaitu finansial, pelanggan,

    proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

    Empat perspektif ini memberi kerangka kerja bagi Balanced

    Scorecard.

    Sementara tetap memperhatikan kinerja jangka

    pendek, yaitu melalui perspektif finansial, Balanced

    Scorecarddengan jelas mengungkapkan berbagai faktor yang

    menjadi pendorong tercapainya kinerja finansial dan

    kompetitif jangka panjang yang superior (Kaplan dan Norton,

    2000).

    II.2.3 Keunggulan dan ManfaatBalanced Scorecard

    Keunggulan Balanced Scorecard dalam konsep

    pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

    Komprehensif: Sebelum konsep Balanced Scorecard

    ditemukan, perusahaan beranggapan bahwa perspektif

    keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk

    mengukur kinerja perusahaan. Setelah keberhasilan

    Balanced Scorecard, para eksekutif perusahaan baru

    menyadari output yang dihasilkan oleh perspektif

    keuangan sesungguhnya merupakan hasil dari tiga

    perspektif lainnya yaitu pelanggan, proses bisnis

    internal dan pembelajaran pertumbuhan. Dengan

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    7/40

    II-16

    adanya perluasan pengukuran ini diharapkan manfaat

    yang diperoleh oleh perusahaan adalah

    pelipatgandaan keuntungan dijangka panjang dan

    meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

    memasuki arena bisnis yang kompleks.

    Koheren:Balanced Scorecard mewajibkan personal

    untuk membangun hubungan sebab akibat diantara

    berbagai sasaran yang dihasilkan dalam perencanaan

    strategisnya. Setiap sasaran strategis yang ditetapkan

    dalam perspektif non keuangan harus mempunyai

    hubungan kausal dengan sasaran keuangan baik

    secara langsung maupun tidak langsung.

    Seimbang: Keseimbangan sasaran strategis yang

    dihasilkan dalam empat perspektif meliputi jangka

    pendek dan panjang berfokus pada faktor internal dan

    eksternal. Keseimbangan dalam Balanced Scorecard

    juga tercermin dengan selarasnya scorecard personal

    staff dengan scorecard perusahaan sehingga setiap

    personal yang ada dalam perusahaan bertanggung

    jawab untuk memajukan perusahaan.

    Terukur: Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif

    dapat diukur adalah adanya keyakinan bahwa If we

    can measure it, we can manage it, if we can manage

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    8/40

    II-17

    it, we can achieve it. Sasaran strategis yang sulit

    diukur seperti pada perspektif pelanggan, proses

    bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan

    dengan menggunakan Balanced Scorecard dapat

    dikelola sehingga dapat diwujudkan.

    Adapun manfaatBalanced Scorecard (BSC) bagi

    organisasi atau perusahaan menurut Kaplan dan Norton

    (Gultom, 2009), antara lain:

    Menglarifikasikan dan mengomunikasikan strategi

    keseluruhan organisasi.

    Menyelaraskan sasaran departemen dan individu

    dengan strategi organisasi.

    Mengaitkan sasaran strategis dengan target jangka

    panjang dan anggaran tahunan,

    Mengidentifikasikan dan menyelaraskan inisiatif

    strategi,

    Melaksanakan peninjauan strategi secara periodik,

    Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk

    memperbaiki strategi.

    II.2.4 Empat PerspektifBalanced Scorecard

    II.2.4.1 Perspektif Finansial

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    9/40

    II-18

    Pengukuran kinerja finansial akan menunjukan

    apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan

    perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan.

    Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang

    secara khusus berhubungan dengan keuntungan perusahaan.

    Perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara

    khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur,

    pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham.

    Pengukuran kinerja finansial mempertimbangkan

    adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu growth,

    sustain, dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang

    berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda.

    Growth adalah tahapan awal siklus kehidupan

    perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa

    secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Di

    sini, manajemen terkait dengan komitmen untuk

    mengembangkan suatu produk/ jasa dan fasilitas produksi,

    menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem,

    infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung

    hubungan global, serta membina dan mengembangkan

    hubungan dengan pelanggan.

    Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya

    beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat

    pengembalian modal yang rendah. Dengan demikian, tolok

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    10/40

    II-19

    ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah, misalnya

    tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam

    segmen pasar yang telah ditargetkan.

    Sustain adalah tahapan kedua dimana perusahaan

    masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan

    mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap

    ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang

    ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin. Investasi

    yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan

    bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan

    perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran finansial pada

    tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas

    investasi yang dilakukan. Tolok ukur yang kerap digunakan

    pada tahap ini, misalROI, ROE, danProfit Margin.

    Harvest adalah tahapan ketiga dimana perusahaan

    benar-benar menuai hasil investasi di tahap-tahap

    sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi

    maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran

    untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran finansial

    utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur,

    adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan

    modal kerja.

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    11/40

    II-20

    Dalam pendekatan menggunakan metode Balanced

    Scorecard penetapan tujuan strategi dalam kinerja finansial

    dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

    Equity Management

    Sesuai dengan model dasar pertanyaan yang dijadikan

    kerangka pemikiran (Robert S. dan David Norton)

    Untuk mencapai sukses secara finansial, apa yang

    seharusnya diperlihatkan perusahaan kepada

    pemegang saham?. Pertanyaan ini digunakan sebagai

    dasar dalam menentukan tujuan strategi dalam equity

    manajemen. Tujuan strategi kinerja finansial

    perusahaan adalah untuk menjadikan perusahaan

    dapat memberikan tingkat pengembalian investasi

    terbaik.

    Growth Management

    Cara yang perlu ditempuh agar dapat bersaing harus

    dapat mempertahankan penjualan produk pada

    pelanggan yang ada serta berusaha untuk

    meningkatkan penjualan produk dalam segmen pasar

    sasaran. Oleh karena itu maka tujuan strategi yang

    ditetapkan untuk growth manajemen adalah

    mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan

    pendapatan dari penjualan produk di segmen pasar

    sasaran.

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    12/40

    II-21

    Cost Management

    Dalam penetapan tujuan strategi untuk penghematan

    atau penekanan biaya, baik biaya langsung maupun

    tidak langsung harus diselaraskan dengan penetapan

    tujuan strategi dalam perspektif lainnya sesuai dengan

    visi, misi dan strategi yang telah ditetapkan.

    Faktor-faktor pendorong untuk tercapainya

    keberhasilan kinerja finansial jangka panjang adalah sebagai

    berikut:

    Keberhasilan perusahaan dalam memperhatikan

    pelanggan dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan

    keinginannya. Dalam menetapkan tujuan strategi

    untuk keberhasilan perusahaan dalam memperhatikan

    pelanggannya, akan diidentifikasikan dalam

    perspektif pelanggan (customer perspective).

    Keberhasilan perusahaan dalam menguasai proses

    internal bisnisnya sesuai dengan kebutuhan dan

    keinginan pelanggan. Hal ini akan diidentifikasikan

    dengan menetapkan tujuan strategi didalam perspektif

    proses bisnis internal.

    Keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan

    kemampuan perusahaan sebagai penggerak untuk

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    13/40

    II-22

    dapat menguasai proses bisnis internal dalam

    memenuhi keinginan konsumen atau memuaskan

    pelanggan dan pemegang sahamnya melalui

    pembelajaran untuk meningkatkan pendapatan

    perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini akan

    diidentifikasi dalam perspektif pembelajaran dan

    pertumbuhan (Learning and Growth Perspective).

    Faktor-faktor diatas termasuk kinerja non finansial,

    untuk mengetahui keberhasilan kinerja non finansial maka

    perlu dilakukan tujuan strategi dalam kinerja finansial.

    Peningkatan Nilai Pemegang Saham

    (Perspektif Finansial)

    Strategi

    Peningkatan

    Penerimaan

    Strategi

    Peningkatan

    Produktivitas

    Strategi

    Perluasan Pasar

    (Peningkatan

    Pangsa Pasar)

    Strategi

    Peningkatan

    Nilai Bagi

    Pelanggan

    Strategi

    Peningkatan

    Efektivitas Biaya

    Strategi

    Peningkatan

    Utilisasi Aset

    Gambar 2.2 Keterkaitan Hubungan Sebab Akibat dalam Perspektif

    Finansial

    Pengukuran kinerja dengan memperhatikan aspek

    finansial, yang dapat menunjukkan apakah perencanaan dan

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    14/40

    II-23

    pelaksanaan strategi yang telah dilakukan memberikan

    perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan.

    Pengukuran kinerja perusahaan di bidang finansial ini

    menggunakan tolok ukur rasio likuiditas dengan melihat

    Current Ratiodan Quick Ratio,rasio leveragedengan melihat

    Debt to Net Worth dan Short term Debt to Liabilities, rasio

    aktivitas/perputaran dengan melihat Inventory Turnover dan

    Total Assets Turnover, dan rasio profitabilitas dengan melihat

    NetProfit MargindanReturn On Investment(ROI).

    1. Rasio Pengukuran Likuiditas

    Rasio likuiditas mengukur sebaik apa sebuah

    perusahaan dapat memenuhi kewajibannya memenuhi

    hutang jangka pendek.

    a. Current Ratio

    Current Ratio (Rasio Lancar) sering disebut sebagai

    rasio modal kerja, merupakan aset jangka pendek

    dibagi dengan hutang jangka pendek. Rasio lancar

    menunjukkan berapa kali aset lancar dapat membayar

    hutang lancar. Nilai rasio lancar yang semakin tinggi

    menunjukkan kinerja manajemen perusahaan dalam

    mengelola aset lancar dan hutang lancar yang semakin

    baik.

    Current Ratio =gLancarHu

    arAktivaLanc

    tan

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    15/40

    II-24

    b. Quick Ratio

    Quick Ratio (Rasio Cepat) merupakan rasio yang

    membandingkan hutang lancar perusahaan dengan

    aktiva cepatnya, yang terdiri dari kas, surat berharga

    yang dapat diperjualbelikan, dan piutang dagang.

    Aktiva ini dianggap cepat karena aktiva tersebut

    merupakan kas atau yang bisa dikonversikan menjadi

    kas dalam sehari. Jenis aktiva lain seperti inventori,

    baik barang jadi, setengah jadi, atau bahan baku

    memakan waktu yang lebih lama untuk dikonversikan

    ke dalam bentuk kas. Dengan demikian aset ini harus

    dikeluarkan dari kategori aset cepat. Nilai rasio cepat

    yang semakin tinggi menunjukkan bahwa kinerja

    manajemen perusahaan semakin meningkat.

    Quick Ratio =gLancarHu

    PersediaanarAktivaLanc

    tan

    2. Rasio PengukuranLeverage

    Rasio leverage mengukur sejauh mana perusahaandibiayai oleh hutang.

    a. Debt to Net Worth

    Debt to Net Worth (Hutang Terhadap Kekayaan

    Bersih) merupakan hutang/ kewajiban total dibagi

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    16/40

    II-25

    total kekayaan bersih. Semakin kecil nilai rasio ini

    berarti kinerja perusahaan semakin meningkat.

    Debt to Net Worth = %100tan

    xaTotalAktiv

    gTotalHu

    b. Short term Debt to Liabilities

    Short term Debt to Liabilities(Hutang Jangka Pendek

    Terhadap Total Hutang) merupakan ukuran dari

    kedalaman dan bentuk hutang, diukur sebagai hutang

    jangka pendek dibagi dengan total hutang. Semakin

    rendahnya hutang jangka pendek dibandingkan total

    hutang menunjukkan bahwa kinerja manajemen

    perusahaan dalam mengelola hutang semakin baik.

    Short term Debt to Liabilities =

    %100tan

    tan xgTotalHu

    dekgJangkaPenHu

    3. Rasio Pengukuran Aktivitas

    Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat

    efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-

    sumber daya yang dimilikinya seperti yang ditunjukan

    oleh tingkat penjualan dengan investasi dalam

    berbagai rekening aktiva.

    a. Inventory Turnover

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    17/40

    II-26

    Inventory Turnover (Tingkat Perputaran Inventori)

    merupakan biaya penjualan dibagi rata-rata inventori.

    Semakin tinggi nilai tingkat perputaran inventori,

    kinerja perusahaan semakin baik, karena akan

    memenuhi kebutuhan aliran kas dan modal kerja.

    Inventory Turnover=Persediaan

    ualanaPokokPenjHarg

    b. Total Assets Turnover

    Total assets turnover (tingkat perputaran harta total)

    menunjukkan seberapa jauh perusahaan menggunakan

    harta total secara efisien. Semakin tinggi tingkat

    perputaran harta total, berarti perusahaan semakin

    efisien mengelola harta totalnya. Peningkatan nilai ini

    dapat dilakukan melalui peningkatan penjualan dan/

    atau penjualan terhadap harta perusahaan yang tidak

    produktif. Perputaran harta total yang semakin tinggi

    menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin

    baik.

    Total Assets Turnover = aTotalAktiv

    ersihPenjualanB

    4. Rasio Pengukuran Profitabilitas

    Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur

    tingkat efektivitas manajemen seperti yang ditunjukan

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    18/40

    II-27

    oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan

    pendapatan selama periode tertentu.

    a. Net Profit Margin(Keuntungan Bersih)

    Net Profit Margin mampu menggambarkan

    kesuksesan dari suatu operasi perusahaan, dan biasa

    digunakan untuk memperkirakan atau

    memproyeksikan profitabilitas dalam suatu rencana

    bisnis. Semakin tinggi nilainya menunjukkan kinerja

    perusahaan semakin baik.

    Net Profit Margin = %100tan

    xUsahaPendapa

    LabaBersih

    b. Return On Investment(ROI)

    Return On Investment (Tingkat Pengembalian

    Investasi) mengukur efektivitas perusahaan dalam

    memanfaatkan seluruh sumber dayanya, disebut juga

    sebagai tingkat pengembalian atas aset (Return On

    Assets/ROA). Nilai persentase ROI yang semakin

    tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan

    semakin baik.Return On Investment(ROI)= %100x

    aTotalAktiv

    LabaBersih

    II.2.4.2 Perspektif Pelanggan

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    19/40

    II-28

    Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok

    pengukuran, yaitu customer core measurement dan customer

    value prepositions.

    1. Customer Core Measurement

    Customer Core Measurement memiliki beberapa

    komponen pengukuran yaitu market share, customer

    retention, customer acquisition, customer satisfaction,

    dan customer profitability.

    PANGSA PASAR

    PROFITABILITAS

    PELANGGAN

    AKUISISI

    PELANGGAN

    RETENSI

    PELANGGAN

    KEPUASAN

    PELANGGAN

    Gambar 2.3 Tolok Ukur Utama Perspektif Pelanggan

    a. Market Share

    Pengukuran ini mencerminkan bagian-bagian

    yang dikuasai perusahaan atas seluruh pasar,

    meliputi jumlah pelanggan, jumlah penjualan,

    dan volume unit penjualan.

    b. Customer Retention

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    20/40

    II-29

    Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat

    mempertahankan hubungan dengan konsumen.

    Kebutuhan mempertahankan pelanggan

    (customer retention) merupakan hal yang

    diupayakan perusahaan-perusahaan masa kini.

    Mereka menyadari bahwa menarik seorang

    pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya

    mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

    Customer Acquisition

    Mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis

    mampu menarik pelanggan baru atau

    memenangkan bisnis baru. Indikator yang

    digunakan untuk tujuan strategi meningkatkan

    kepercayaan pelanggan atas produk serta

    pelayanan jasa yang diberikan oleh perusahaan

    adalah tingkat pelanggan akuisisi (new customer/

    NC), mencerminkan kemampuan perusahaan

    dalam menarik jumlah konsumen baru (new

    customer).

    c. Customer Satisfaction

    Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait

    dengan kriteria kinerja spesifik dalam value

    proposition. Pelanggan yang puas cenderung

    akan menjadi pelanggan yang setia. Akan tetapi,

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    21/40

    II-30

    hubungan antara kepuasan pelanggan dan

    kesetiaan pelanggan dan kesetiaan beragam

    diantara industri dan keadaan bersaingnya.

    Dalam semua hal, jika kepuasan meningkat,

    demikian juga halnya dengan kesetiaan.

    d.

    Customer Profitability

    Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan

    atau segmen setelah dikurangi biaya yang khusus

    diperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut.

    Perusahaan haruslah secara aktif mengukur nilai

    dan profitabilitas pelanggan perseorangan.

    Pemasaran yang dilakukan merupakan seni

    menarik dan mempertahankan pelanggan yang

    menguntungkan (profitable customer).

    Namun perusahaan sering menemukan antara 20-

    40% pelanggan tidak menguntungkan. Selain itu,

    banyak perusahaan yang melaporkan bahwa

    pelanggan mereka yang paling menguntungkan

    bukanlah pelanggan mereka yang paling besar,

    melainkan pelanggan mereka yang menengah

    (mid size customer).

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    22/40

    II-31

    Pelanggan terbesar menuntut banyak pelayanan

    dan diskon paling besar, sehingga mengurangi

    tingkat keuntungan perusahaan. Pelanggan kecil

    membayar harga penuh dan menerima pelayanan

    minimal, tetapi biaya transaksi dengan pelanggan

    kecil mengurangi profitabilitas perusahaaan.

    Pelanggan menengah memperoleh pelayanan

    baik dan membayar hampir penuh, sehingga

    dalam banyak kasus, merekalah yang paling

    menguntungkan. Kebanyakan perusahaan gagal

    mengukur profitabilitas individual.

    2. Customer Value Proposition

    Customer value proposition merupakan pemicu

    kinerja yang terdapat pada core value proposition

    yang didasarkan pada atribut sebagai berikut

    product/service attributes, customer relationship, dan

    image and relationship.

    a.

    Product/Service Attributes

    Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga dan

    kualitas. Pelanggan memiliki preferensi yang

    berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada

    yang mengutamakan fungsi dari produk, kualitas

    atau harga yang murah. Perusahaan harus

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    23/40

    II-32

    mengidentifikasi apa yang diinginkan pelanggan

    atas produk yang ditawarkan. Selanjutnya,

    pengukuran kinerja ditetapkan berdasarkan hal

    tersebut.

    b. Customer Relationship

    Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses

    pembelian produk yang ditawarkan perusahaan.

    Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi

    responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap

    pelanggan berkaitan dengan masalah waktu

    penyampaian. Waktu merupakan komponen yang

    penting dalam persaingan perusahaan. Konsumen

    biasanya menganggap penyelesaian order yang

    cepat dan tepat waktu sebagi faktor yang penting

    bagi kepuasan.

    c.Image and Relationship

    Menggambarkan faktor-faktor intangible yang

    menarik seorang konsumen untuk berhubungan

    dengan perusahaan. Membangun image dan

    reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan

    menjaga kualitas.

    II.2.4.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    24/40

    II-33

    Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan

    dengan menggunakan analisis value-chain. Disini manajemen

    mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis yang harus

    diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini

    memungkinkan manajer mengetahui seberapa baik bisnis

    perusahaannya berjalan, apakah produk atau perusahaan

    sesuai dengan perspektif pelanggan. Perspektif ini harus

    didesain dengan hati-hati oleh pihak yang paling mengetahui

    misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh

    konsultan luar.

    Perbedaan perspektif bisnis internal antara

    pendekatan tradisional dan pendekatan Balanced Scorecard

    adalah :

    1. Pendekatan tradisional berusaha untuk mengawasi

    dan memperbaiki proses bisnis yang sudah ada

    sekarang. SebaliknyaBalanced Scorecard melakukan

    pendekatan atau berusaha untuk mengenali semua

    proses yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan

    strategi perusahaan, meskipun proses-proses tersebut

    belum dilaksanakan.

    2. Dalam pendekatan tradisional, sistem pengukuran

    kinerja hanya dipusatkan pada bagaimana cara

    menyampaikan barang atau jasa. Sedang dalam

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    25/40

    II-34

    pendekatan Balanced Scorecard, proses inovasi

    dimasukan dalam perspektif proses bisnis internal.

    Aktivitas penciptaan nilai perusahaan, terangkai

    dalam suatu rantai nilai perusahaan. Dimulai dari proses

    perolehan bahan baku sampai penyampaian produk ke

    konsumen. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan Shank

    dan Govindarajan yaitu:

    The value chain for any firm in any business is

    linked set of value creating activities from basic raw

    mataurial sources to the ultimatau product or service that is

    delievered to customer. Aktivitas penciptaan nilai diatas

    diistilahkan sebagi proses bisnis internal.

    Kaplan dan Norton membagi proses bisnis internal

    kedalam inovasi, operasi dan layanan purna jual. Selanjutnya,

    pengukuran kinerja dalam perspektif ini berpedoman pada

    proses-proses di atas.

    Identifikasi

    Kebutuhan

    Pelanggan

    Identifikasi

    Pasar

    Kepuasan

    Pelanggan

    Desain

    Produk

    Mencipta

    kan

    Produk

    Menyerah

    kan

    Produk

    Pelayanan

    Pelanggan

    Proses Inovasi Proses Operasional Proses Pelayanan

    Gambar 2.4 Model Rantai Nilai Genetik Perspektif Proses Bisnis Internal

    1. Proses Inovasi

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    26/40

    II-35

    Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman

    tentang kebutuhan laten dari pelanggan dan

    menciptakan produk dan jasa yang dibutuhkan. Proses

    inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh

    bagian R&D sehingga setiap keputusan pengeluaran

    suatu produk ke pasar telah memenuhi syarat-syarat

    pemasaran dan dapat dikomersilkan (didasarkan pada

    kebutuhan pasar). Aktivitas R&D ini merupakan

    aktivitas penting dalam menentukan kesuksesan

    perusahaan, terutama untuk jangka panjang.

    2. Proses Operasi

    Proses operasi adalah proses untuk membuat dan

    menyampaikan produk/ jasa. Aktivitas di dalam

    proses operasi terbagi kedalam dua bagian: 1) proses

    pembuatan produk dan 2) proses penyampaian produk

    kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait

    dalam proses operasi dikelompokan pada waktu,

    kualitas dan biaya.

    3.

    Proses Pelayanan Purna Jual

    Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan

    setelah penjualan produk/ jasa tersebut dilakukan.

    Aktivitas yang terjadi dalam tahapan ini, misalnya

    penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas

    barang yang rusak dan yang dikembalikan serta

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    27/40

    II-36

    pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahaan dapat

    mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna

    jual ini telah memenuhi harapan pelanggan, dengan

    menggunakan tolok ukur yang bersifat kualitas, biaya

    dan waktu seperti yang dilakukan dalam proses

    operasi. Untuk siklus waktu, perusahaan dapat

    menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan

    pelanggan diterima hingga keluhan tersebut

    diselesaikan.

    II.2.4.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

    Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber

    dari faktor sumber daya manusia, sistem dan prosedur

    organisasi termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan

    pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan

    perbaikan individu dan organisasi dalam organisasi knowledge

    worker, manusia adalah sumber daya utama. Dalam berbagai

    kasus, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan

    fondasi keberhasilan bagi knowledge worker organization

    dengan tetap memperhatikan faktor sistem dan organisasi.

    Hasil pengukuran ketiga perspektif sebelumnya akan

    menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan

    orang, sistem dan prosedur yang ada saat ini dengan yang

    dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Itulah

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    28/40

    II-37

    mengapa perusahaan harus melakukan investasi ketiga faktor

    tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah

    organisasi pembelajaran (learning organization).

    Menurut Kaplan dan Norton learning lebih sekedar

    training karena pembelajaran meliputi pula proses

    mentoring dan tutoring, seperti kemudahan dalam

    komunikasi di segenap pegawai yang memungkinkan untuk

    siap membantu jika dibutuhkan.

    Dalam perspektif ini, perusahaan melihat tolok ukur

    Employee Capabilities, Information System Capabilities, dan

    Motivation, Empowerment, and Alignment. Diagram

    keterkaitan sebab akibat yang memungkinkan peningkatan

    pembelajaran dan pertumbuhan organisasi ditunjukkan dalam

    gambar 2.5.

    Peningkatan Pembelajaran dan

    Pertumbuhan Organisasi

    Mempertahankan

    Orang-orang Kunci

    Peningkatan

    Produktivitas

    Karyawan

    Kepuasan Karyawan

    Kompetensi Karyawan Infrastruktur Teknologi

    Kultur Perusahaan

    Untuk Melaksanakan

    Tindakan

    Pelatihan

    Fungsional

    Silang Terus

    Menerus

    Pembentukan

    Kelompok

    Belajar

    Inovasi dan

    Pengembangan

    Pemberdayaan

    Karyawan

    Pembentukan

    Tim Fungsional

    Silang

    Gambar 2.5 Keterkaitan Hubungan Sebab Akibat dalam Perspektif

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    29/40

    II-38

    Pembelajaran dan Pertumbuhan

    1. Employee Capabilities

    Salah satu perubahan manajemen dalam lima belas

    tahun terakhir adalah peran pegawai di organisasi.

    Faktanya, tidak ada yang lebih baik bagi transformasi

    revolusioner dari pemikiran era industri ke era

    informasi ketimbang filosofi manajemen baru, yaitu

    bagaimana para pegawai menyumbangkan segenap

    kemampuannya untuk organisasi.

    Untuk itu, perencanaan dan upaya implementasi

    reskilling pegawai yang menjamin kecerdasan dan

    kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk mencapai

    tujuan organisasi. Perlunya mengembangkan

    kemampuan pegawai bergantung pada berbagai faktor

    yang mendukung untuk perbaikan produktivitas. Hal

    ini diperlukan dalam mengidentifikasi keterampilan

    kinerja jabatan khusus yang dibutuhkan, untuk

    menganalisis keterampilan dan kebutuhan akanpelatihan perspektif, dana untuk mengembangkan

    pengetahuan spesifik yang dapat diukur dan sasaran

    kinerja.

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    30/40

    II-39

    Pendekatan indeks produktivitas parsial tenaga kerja

    digunakan untuk mengukur kemampuan setiap

    karyawan dalam melaksanakan tugas masing-masing

    untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan

    dalam kurun waktu satu tahun. Penggunaan indeks

    tersebut, menggunakan pendekatan indeks

    produktivitas berdasarkan model Kendrik-Creamer,

    yaitu rasio antara performansi produktivitas tenaga

    kerja pada periode pengukuran dan indeks

    performansi produktivitas tenaga kerja. Persamaan

    yang digunakan untuk menghitung produktivitas ini

    adalah sebagai berikut:

    aTenagaKerjJumlah

    akSebelumPajLabaB ersih

    jatenagaparsialsoduktivita

    )

    kerPr

    2. Information Systems Capabilities

    Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian

    pegawai telah mendukung pencapaian tujuan-tujuan

    perusahaan, masih diperlukan informasi-informasi

    yang terbaik. Dengan kemampuan sistem informasiyang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan

    manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat

    dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-

    baiknya.

    3. Motivation, Empowerment, and Alignment

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    31/40

    II-40

    Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses

    yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian

    motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi

    pegawai. Paradigma manajemen terbaru menjelaskan

    bahwa proses pembelajaran sangat penting bagi

    pegawai untuk melakukan trial and error sehingga

    turbulensi lingkungan sama-sama dikenali tidak saja

    oleh jenjang manajemen strategi tetapi juga oleh

    segenap pegawai didalam organisasi sesuai

    kompetensinya masing-masing. Sudah barang tentu

    upaya itu perlu dukungan motivasi yang besar dan

    pemberdayaan pegawai berupa delegasi wewenang

    yang memadai untuk mengambil keputusan. Tentu,

    itu semua tetap dibarengi dengan upaya penyesuaian

    yang terus menerus sejalan dengan tujuan organisasi.

    II.2.5 Integrasi Empat Perspektif Dalam Balanced

    Scorecard

    Keempat perspektif Balanced Scorecard yang

    diintegrasikan akan tampak seperti dalam gambar 2.6,

    sedangkan pembelajaran double loop (double loop strategic

    and operational learning) dengan Balanced Scorecard

    ditunjukkan dalam gambar 2.7.

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    32/40

    II-41

    VISI MISI SASARAN TEMA STRATEGIK

    PERSPEKTIF FINANSIAL

    PERSPEKTIF PELANGGAN

    PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

    PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN

    Apa hasil-hasil finansial yang dibutuhkan untuk memenuhi

    ekspektasi pemegang saham ?

    Apa kebutuhan pelanggan yang harus dipenuhi untuk

    memenuhi ekspektasi pelanggan ?

    Apa proses-proses yang harus dilaksanakan untuk

    memenuhi ekspektasi pelanggan dan ekspektasi pemegang

    saham ?

    Apa nilai-nilai organisasional yang terpenting untuk

    memenuhi sasaran dan tujuan strategik perusahaan ?

    - Tujuan-tujuan- Ukuran-ukuran

    - Target-target

    - Program-program

    (inisiatif)

    - Tujuan-tujuan

    - Ukuran-ukuran

    - Target-target

    - Program-program

    (inisiatif)

    - Tujuan-tujuan

    - Ukuran-ukuran- Target-target

    - Program-program

    (inisiatif)

    - Tujuan-tujuan

    - Ukuran-ukuran

    - Target-target

    - Program-program

    (inisiatif)

    Gambar 2.6 Integrasi Empat Perspektif dalamBalanced Scorecard

    Sebagai Sistem Manajemen

    Pembaharuan

    dan perbaikan

    strategi

    Input utama

    untukpembuatan

    keputusan

    Keputusan Strategik

    Visi Misi Sasaran Tema Strategik

    Balanced Scorecard

    Tujuan Ukuran Target Program

    Pembuat Keputusan Operasional

    Umpan balikdari scorecard

    Pembandingan

    hasil-hasilaktual

    Gambar 2.7Double Loop LearningdenganBalanced Scorecard

    (Pembelajaran Strategis dan Operasional)

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    33/40

    II-42

    II.2.6 Hubungan Balanced Scorecard dengan Visi, Misi,

    dan Strategi Perusahaan

    Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan

    cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang

    ingin dicapai di masa depan. Merupakan hal yang sangat baik

    jika setiap orang di dalam perusahaan mengerti akan menjadi

    apa perusahaan tempat mereka bekerja di masa depan.

    Organisasi atau perusahaan membutuhkan visi yang dapat

    digunakan sebagai:

    Penyatuan tujuan, arah, dan sasaran perusahaan.

    Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya

    serta pengendaliannya.

    Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan(corporate culture).

    Dalam konteks sistem manajemen kinerja, pernyataan

    visi digunakan sebagai pijakan awal dalam menyusun misi,

    strategi, maupun variabel dan benchmarking yang nantinya

    akan digunakan. Misi merupakan rangkaian kalimat yang

    menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang

    memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada

    masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa (Wheelen,

    2004). Tujuan dari pernyataan misi adalah mengomunikasikan

    kepadastakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    34/40

    II-43

    alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan

    akan menuju.

    Adapun strategi perusahaan (corporate strategy)

    merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan

    utama atau kebijakan perusahan dengan rangkaian tindakan

    dalam sebuah pernyataan yang saling mengikat. Strategi

    perusahaan biasanya berkaitan dengan prinsip-prinsip secara

    umum untuk mencapai misi yang dicanangkan perusahaan,

    serta bagaimana perusahaan memilih jalur yang spesifik untuk

    mencapai misi tersebut (Lynch, 2000).

    Pentingnya perusahaan memiliki strategi adalah:

    Strategi perusahaan melibatkan semua pihak dalam

    organisasi, yang mencakup seluruh area dan fungsi

    bisnis.

    Strategi perusahaan berkonsentrasi pada kelangsungan

    hidup bisnis perusahaan, sebagai tujuan minimal, dan

    pada penciptaan nilai tambah, sebagai tujuan

    maksimal.

    Strategi perusahaan meliputi seluruh jangkauan dan

    kedalaman aktivitas organisasi.

    Strategi perusahaan mengarahkan perubahan dan

    mencakup hubungan antara perusahaan dan

    lingkungannya.

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    35/40

    II-44

    Strategi perusahaan merupakan pusat bagi

    pengembangan keunggulan kompetitif perusahaan

    yang berkelanjutan.

    Pengembangan strategi perusahaan merupakan hal

    yang sangat krusial untuk memicu penjualan,

    keuntungan, pangsa pasar, dan nilai saham.

    Sistem pengukuran kinerja harus dapat memotivasi

    para manajer dan karyawan untuk mengimplementasikan

    strategi unit bisnisnya. Perusahaan yang dapat

    menerjemahkan strateginya ke dalam sistem pengukuran akan

    memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menjalankan

    tugas tersebut, sebab perusahaan telah mengomunikasikan

    tujuan dan targetnya kepada para pegawai. Kaplan dan Norton

    menyatakan pentingnya penciptaan suatu scorecard yang

    mengomunikasikan suatu strategi unit bisnis sebagai berikut:

    The scorecard describes the organizations vision of

    the future to the entire organization. It creates shared

    understanding.

    The scorecard creates a holistic model of strategy

    that allows all employees to see how they contribute

    to organizational success. Without such linkage,

    individuals and departments can optimize their local

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    36/40

    II-45

    performance but not contribute to achieving strategic

    objectives.

    The scorecard focuses change efforts. If the rights

    objectives and measures are identified, successful

    implementation will likely occur. If not, investment

    and initiatives will be wasted.

    Selanjutnya Kaplan dan Norton juga mengemukakan

    tiga prinsip penting yang memungkinkanBalanced Scorecard

    organisasi terhubung dengan strategi, yaitu cause and effect

    relationships, performance drivers, dan leinkage to financial.

    II.2.4.1 Cause and Effect Relationships

    Prinsip ini sangat penting bagi Balanced Scorecard

    karena prinsip inilah yang membedakan Balanced Scorecard

    dengan konsep-konsep yang lain. Dengan prinsip ini,

    Balanced Scorecard mampu menjabarkan tujuan dan

    pengukuran penting masing-masing perspektif dengan baik

    dalam satu kesatuan yang padu.

    Menurut Kaplan dan Norton sebuah strategi adalah

    seperangkat hipotesis dalam model hubungan cause dan

    effect, yaitu suatu hubungan yang dapat diekspresikan melalui

    kaitan antara pernyataan if then. Pengembangan Balanced

    Scorecard yang baik harus dapat menjelaskan rangkaian cerita

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    37/40

    II-46

    dari seluruh Strategy Unit Bisnis (SBU) dalam hubungan

    cause dan effect.Melalui hubungan cause dan effect ini pula,

    suatu strategi dapat dianimasikan dan dikritisi bersama, baik

    sebelum, selama dan sesudah dieksekusi.

    II.2.4.2 Performance Drivers

    SebuahBalanced Scorecard yang baik harus memiliki

    bauran hasil (lagging indicators) yang memadai dan pemicu

    kinerja (leading indicators) yang digunakan oleh SBU.

    Outcomes (lagging indicators) mencerminkan tujuan umum

    dari berbagai strategi yang dimiliki oleh kebanyakan

    perusahaan, seperti profitability, market share, customer

    satisfaction, customer retention, danemployee skills.

    Sedangkan performance drivers (leading indicators)

    mencerminkan keunikan strategi unit bisnis. Identifikasi

    performance drivers membantu mengatasi kelemahan dari

    outcomes measures. Pemahaman mengenai pertumbuhan

    segmen pasar (outcomes measures) akan lebih bermanfaat jika

    diketahui faktor-faktor yang menyebabkan pergerakannya

    (performance drivers).

    II.2.4.3 Linkage to Financials

    Semua pengukuran yang berkaitan dengan pencapaian

    tujuan perusahaan harus dikaitkan dengan tujuan finansial

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    38/40

    II-47

    sebagai tujuan akhir. Hal seperti ini dikatakan Kaplan dan

    Norton Ultimately causal paths from all the measures on a

    scorecard should be linked to financial objectives. Dengan

    demikian tolok ukur finansial dapat digunakan untuk menguji

    hasil dari performance driver, dalam hal sejauh mana

    efektivitasnya dalam memberikan hasil.

    II.2.7 Kunci Keberhasilan Dalam Membangun Balanced

    Scorecard

    Dalam prakteknya, penerapan konsep Balanced

    Scorecard ini tidaklah semudah yang diperkirakan karena

    penerapan konsep ini membutuhkan suatu komitmen dari

    manajemen pusat maupun karyawan yang terlibat dalam

    organisasi. Menurut Mavrinac (1999) sebagian besar

    perusahaan atau organisasi mengalami kesulitan pendeteksian

    terhadap keselarasan aktivitas dan strategi perusahaan dengan

    tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi dalam jangka

    panjang. Sasaran strategi dalam perspektif pelanggan, proses

    internal bisnis serta pembelajaran dan pertumbuhan

    merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam

    pendekatan Balanced Scorecard sasaran di ketiga perspektif

    tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategi

    non-keuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat

    ganda.

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    39/40

    II-48

    Sebagai sebuah konsep yang relatif baru, kesuksesan

    dan kegagalan implementasi hendaknya dipandang secara

    positif. Hanya dengan memperhatikan dan memahami poin-

    poin utama dari konsep dan penerapan Balanced Scorecard

    suatu kegagalan dapat diminimalisasi. Scorecardadalah suatu

    sarana untuk mengkomunikasikan persepsi strategis suatu

    perusahaan secara sederhana dan mudah dimengerti oleh

    seluruh pihak terutama orang-orang dalam organisasi yang

    mengeksekusi strategi perusahaan.

    Dengan demikian, kebersamaan dan kesabaran

    mengenali, memahami, sekaligus menerima kultur dan

    mindsetorang-orang dalam organisasi sangatlah penting. Hal

    ini dimaksudkan agar proses scorecard tetap sejiwa dan

    selaras nafas organisasi, tanpa melupakan peranscorecarditu

    sendiri untuk menghasilkan perbaikan dan perubahan. Adapun

    yang termasuk dalam karakteristik implementasi Balanced

    Scorecardyang sukses adalah sebagai berikut:

    Prioritas

    Komposisiproject group

    Cakupanproject

    Mendasarkanscorecard pada strategi perusahaan

    Berbagai tolok ukur yang didefinisikan secara jelas

    dan konsisten

  • 7/21/2019 BAB II Landasan Teori Balanced Scorecard

    40/40

    Keseimbangan dan hubungan sebab akibat antar

    berbagai tolok ukur

    Menyusun sasaran

    Hubungan dengan sistem-sistem pengendalian yang

    ada

    Meyakinkan kemungkinan dikerjakannya tolok ukur

    dan pengukuran

    Pelatihan dan informasi

    Pengembangan suatu organisasi pernbelajaran

    Menindaklanjuti konsep