beton prategang kuliah 2
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
1/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
Kombinasi pembebanan untuk Tahap Batas Kekuatan ( Strength Limit State ) adalah :
Berdasarkan SNI 03-2874-2002
1. U = 1,4 D ... ( 4 )
2. U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 ( A atau R ) . ( 5 )
3. U = 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 ( A atau R ) ( 6 )
4. U = 0,9 D 1,6 L ... ( 7 )
5. U = 1,2 D + 1,0 L 1,0 E .. ( 8 )
6. U = 0,9 D E . ( 9 )
Dimana : U = Kuat perlu
D = Dead Load ( Beban Mati )L = Live Load ( Beban Hidup )
A = Beban Atap
R = Beban Air HujanW = Beban Angin
E = Beban Gempa
Catatan : a. Jika ketahanan terhadap tekanan tanah H diperhitungkan didalam peren-
canaan, maka pada persamaan 5, 7 dan 9 ditambahkan 1,6 H, kecuali
bila akibat tekanan tanah H akan mengurangi pengaruh beban W dan E,maka pengaruh tekanan tanah H tidak perlu diperhitungkan.
b. Jika ketahanan terhadap pembebanan akibat berat dan tekanan fluida Fdiperhitungkan dalam perencanaan, maka beban fluida 1,4 F harus ditam-
bahkan pada persamaan 4, dan 1,2 F pada persamaan 5.
c. Untuk kombinasi beban ini selanjutnya dapat dipelajari dalam buku codebeton SNI 03 2874 2002
Perencanaan struktur untuk tahap batas kekuatan ( Strength Limit State ), menetapkanbahwa aksi design ( Ru ) harus lebih kecil dari kapasitas bahan dikalikan dengan suatu
faktor reduksi kekuatan .
Ru Rn ( 5.1 )
Dimana : Ru = aksi desainRn = kapasitas bahan
= faktor reduksi
Sehingga untuk aksi design , momen, geser, puntir dan gaya aksial berlaku :
Mu Mn
Vu Vn
Tu Tn
Pu Pn
Harga-harga Mu, Vu, Tu dan Pu diperoleh dari kombinasi pempebanan yang palingmaksimum, sedangkan Mn, Vn, Tn dan Pn adalah kapasitas penampang terhadap Momen,
Geser, Puntir dan Gaya Aksial.
14
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
2/15
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
3/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
3. Pada kondisi servis dengan gaya prategang efektif ( sudah diperhitungkan kehilang-an
gaya prategangnya ) dan beban maksimum ( beban mati, beban hidup dan pengaruh-
pengaruh lain ).4. Perlu diperhitungkan pengaruh-pengaruh lain yang mempengaruhi struktur beton
prategang seperti adanya pengaruh sekunder pada struktur statis tak tentu, pengaruh Pdelta pada gedung bertingkat tinggi, serta perilaku struktur dari awal sampai waktu
yang ditentukan.
Tegangan-tegangan yang di-ijinkan beton untuk struktur lentur SNI 03 2874 2002
A.Tegangan sesaat setelah penyaluran gaya prategang dan sebelum terjadinya kehilang-an
gaya prategang sebagai fungsi waktu, tidak boleh melampaui :
1. Tegangan tekan serat terluar .. : 0,60fci
2. Tegangan tarik serat terluar ( kecuali item 1 dan 3 ) . : 0,25'
cif
3. Tegangan tarik serat terluar diujung struktur diatas tumpuan : 0,50 'cif
Apabila tegangan melampaui nilai-nilai tersebut diatas, maka harus dipasang tulang-an
extra ( non prategang atau prategang ) untuk memikul gaya tarik total beton yang
dihitung berdasarkan asumsi penampang penuh sebelum retak.
B. Tegangan pada saat kondisi beban layan ( sesudah memperhitungkan semua kehi-
langan gaya prategang yang mungkin terjadi ), t idak boleh melampaui :
1. Tegangan tekan serat terluar akibat gaya prategang, beban mati dan
beban hidup tetap .. : 0,45fc
2. Tegangan tekan serat terluar akibat gaya prategang, beban mati dan
beban hidup total : 0,60fc
3. Tegangan tarik serat terluar dalam daerah tarik yang pada awalnya
mengalami tekanan .. : 0,50 'cf
Dari uraian-uraian diatas, pada prinsipnya konsep beton prategang dan beton bertulang
biasa adalah sama, yaitu sama-sama dipasangnya tulangan pada daerah-daerah dimanaakan terjadi tegangan tarik. Bedanya pada beton bertulang biasa, tulangan akan memi-
kul tegangan tarik akibat beban, sedangkan pada beton prategang tulangan yang berupa
kabel prategang ( tendon ) ditarik lebih dahulu sebelum bekerjanya beban luar. Penarik-
an kabel ini menyebabkan tertekannya beton, sehingga beton menjadi mampu menahanbeban yang lebih tinggi sebelum retak.
Pada dasarnya elemen struktur beton prategang akan mengalami keretakan pada beban
yang lebih tinggi dari beban yang dibutuhkan untuk meretakan elemen struktur dari
beton bertulang biasa. Demikian pula dengan lendutan, untuk beton prategang lendutan-nya relatif lebih kecil dibandingkan dengan beton bertulang biasa, oleh karena itu
konstruksi beton prategang itu banyak dipergunakan untuk bentangan-bentangan yangpanjang.
16
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
4/15
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
5/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
6.2. Baja Prategang
Didalam praktek baja prategang ( tendon ) yang dipergunakan ada 3 ( tiga ) macam,
yaitu :
a. Kawat tunggal ( wire ).
b. Untaian kawat (strand).
c. Kawat batangan ( bar)
Kawat batangan ini biasanya digunakan untuk beton prategang dengan sistem
pra-tarik ( pretension ).
Selain baja prategang diatas, beton prategang masih memerlukan penulangan biasayang tidak diberi gaya prategang, seperti tulangan memanjang, sengkang, tulanganuntuk pengangkuran dan lain-lain.
Tabel Tipikal Baja Prategang
Jenis Diameter Luas Beban Putus Tegangan Tarik
Baja Prategang ( mm ) ( mm2) ( kN ) ( MPa )
3 7.1 13.5 1900
Kawat Tunggal 4 12.6 22.1 1750
( wire ) 5 19.6 31.4 1600
7 38.5 57.8 1500
8 50.3 70.4 1400
Untaian Kawat 9.3 54.7 102 1860
( strand ) 12.7 100 184 1840
15.2 143 250 1750
23 415 450 1080
Kawat Batangan 26 530 570 1080
( bar ) 29 660 710 1080
32 804 870 1080
38 1140 1230 1080
18
Kawat tunggal ini biasanya dipergunakan da-
lam beton prategang dengan sistem pratarik( pretension method ).
Untaian kawat ini biasanya dipergunakan dalambeton prategang dengan sistem pasca-tarik ( post-tension ).
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
6/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
Jenis-jenis lain tendon yang sering digunakan untuk beton prategang pada sitem pre-
tension adalahseven-wire stranddansingle-wire. Untuk seven-wire ini, satu bendel
kawat teriri dari 7 buah kawat, sedangkan single wire terdiri dari kawat tunggal.Sedangkan untuk beton prategang dengan sistem post-tension sering digunakan
tendon monostrand, batang tunggal, multi-wire dan multi-strand. Untuk jenis post-tension method ini tendon dapat bersifat bonded( dimana saluran kabel diisi dengan
material grouting ) dan unbondedsaluran kabel di-isi dengan minyak gemuk atau
grease. Tujuan utama dari grouting ini adalah untuk :
Melindungi tendon dari korosi
Mengembangkan lekatan antara baja prategang dan beton sekitarnya.
Material grouting ini biasanya terdiri dari campuran semen dan air dengan w/c ratio
0,5 dan admixe ( water reducing dan expansive agent ).
Common Types from CPCI Metric Design Manual
Grade Size Mass
fpu Desig- Diameter Area ( kg/m )
MPa nation ( mm ) ( mm )
1860 9 9.53 55 0.432Seven - wire 1860 11 11.13 74 0.582Strand 1860 13 12.70 99 0.775
1860 15 15.24 140 1.109
1760 16 15.47 148 1.173
1550 5 5.00 19.6 0.154
Prestressing 1720 5 5.00 19.6 0.154Wire 1620 7 7.00 38.5 0.302
1760 7 7.00 38.5 0.302
1080 15 15.0 177 1.44
1030 26 26.5 551 4.48Deformed 1100 26 26.5 551 4.48Prestressing 1030 32 32.0 804 6.53Bar 1100 32 32.0 804 6.53
1030 36 36.0 1018 8.27
Nominal Dimension
Tendon Type
Kabel pratekan yang berupa strand atau untaian kawat
ASTM A 416 Uncoated seven wire stress relieved strand ini ada 2 macam grade,
yaitu :
Grade 250
Tegangan tarik batas minimumnya fpu = 250.000 psi ( 17.250 kg/cm2 )
Grade 270Tegangan tarik batas minimumnya fpu = 270.000 psi ( 18.600 kg/cm
2 )
19
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
7/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
in mm in
2
mm
2
ksi MPa0.250 6.35 0.036 23.22 250 1,725
0.313 7.94 0.058 37.42 250 1,725
0.375 9.53 0.080 51.61 250 1,725
0.438 11.11 0.108 69.68 250 1,725
0.500 12.54 0.144 92.90 250 1,725
0.600 15.24 0.216 139.35 250 1,725
0.375 9.53 0.085 54.85 270 1,860
0.438 11.11 0.115 74.19 270 1,860
0.500 12.54 0.153 98.71 270 1,860
0.563 14.29 0.192 123.87 270 1,860
0.600 15.24 0.216 139.35 270 1,860
!
" # $
250
270
Berat jenis tendon 7.850 kg/m3Modulus elastisitas G 250 maupun G 270 adalah :
E = 27.500.000 psi = 1,925 x 106 kg/cm2
7. KEHILANGAN GAYA PRATEGANG.
Kehilangan gaya prategang itu adalah berkurangnya gaya yang bekerja pada tendon padatahap-tahap pembebanan.
Secara umum kehilangan gaya prategang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Immediate Elastic Losses ( Kehilangan Prategang dalam Jangka Pendek )
Ini adalah kehilangan gaya prategang langsung atau segera setelah beton diberi gayaprategang. Kehilangan gaya prategang secara langsung ini disebabkan oleh :
Perpendekan Elastic Beton (Elastic shortening)
Kehilangan akibat friksi atau geseran sepanjang kelengkungan dari tendon, ini ter-jadi pada beton prategang dengan sistem post tension.
Kehilangan pada sistem angkur, antara lain akibat slip diangkur.
2. Time dependent Losses
Ini adalah kehilangan gaya prategang akibat dari pengaruh waktu, yang mana hal inidisebabkan oleh :
Rangkak ( creep ) pada beton. Susut pada beton.
Relaksasi baja prategang.
Karena banyaknya faktor yang saling terkait, perhitungan kehilangan gaya pra-tegang
( losses ) secara eksak sangat sulit untuk dilaksanakan, sehingga banyak dilakukanme-toda pendekatan, misalnya metoda lump-sum ( AASHTO ), PCI method dan
ASCE-ACI methods.
20
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
8/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
7.1. Perpendekan Elastis Beton
Antara sistem pra-tarik dan pasca tarik pengaruh kehilangan gaya prategang akibat
perpendekan elastis beton ini berbeda. Pada sistem pra-tarik perubahan regangan
pada baja prategang yang diakibatkan oleh perpendekan elastis beton adalah samadengan regangan beton pada baja prategang tersebut.
1. Sistem Pra-Tarik
Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis ( elastic shortening ) tergan-
tung pada rasio antara modulus elastisitas beton dan tegangan beton dimana baja
prategang terletak.
Ditinjau balok prategegang dengan sistem pra-tarik ( pretension )
Gambar 009
Suatu balok panjang L diberi gaya prategang Pi yang garia kerjanya tepat di-garisnetral seperti gambar 009 diatas.
Akibat gaya prategang ini balok beton mengalami perpendekan dalam arah axial( searah panjang balok ).
Perpendekan balok beton :
L beton =cc
i
EA
LP
.
.
Perpendekan kabel prategang :
L kabel =spsp
i
EA
LP
.
.
Dimana : Pi : Gaya prategang awal.
AC : Luas penampang balok beton.
Asp : Luas penampang kabel prategang.
Ec : Modulus elastisitas beton.
Esp : Modulus elastisitas kabel prategang.
L beton = L kabel
cc
i
EA
LP
.
.=
ss
i
EA
LP
.
.
21
L
Pi Pi
Grs. Netral
1 2/ L 1 2 L/
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
9/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
sp
i
AP =
c
i
c
sp
APx
EE
c
sp
EE = n
sp
i
A
P= n
c
i
A
P Kehilangan tegangan pada kabel :
sp
i
A
P
fp = n .fc ( 7.1.1 )
Prosentase kehilangan prategang :
ES =p
p
ff x 100 % fp =
spAp
Dimana : fp = kehilangan prategang
fc = tegangan beton ditempat baja prategang.
n = ratio antara modulus elastisitas baja prategang dan mo-
dulus elastisitas beton.
ES = prosentase kehilangan prategang akibat.
P = gaya prategang
fp = prategang.
Jika gaya prategang ditransfer ke beton, maka beton akan memendek ( per-
pendekan elastis ) dan di-ikuti dengan perpendekan baja prategang yang
mengikuti perpendekan beton tersebut. Dengan adanya perpendekan bajaprategang maka akan menyebabkan terjadinya kehilangan tegangan yang ada
pada baja prategang tersebut.
Tegangan pada beton akibat gaya prategang awal ( Pi ) adalah :
fc =spc
i
AnA
P
.+ Jika luas penampang kabel diperhitungkan
Sehingga kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis dapat dirumus-kan sebagai berikut :
fp =spc
i
AnA
Pn
.
.
+( 7.1.2 )
22
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
10/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
Prosentase kehilangan prategang :
ES =p
p
ff x 100 %
Dimana : fp = kehilangan prategang
Pi = gaya prategang awal
Ac = luas penampang beton
Asp = luas penampang baja prategang
n = ratio antara modulus elastisitas baja ( Esp ) dan moduluselastisitas beton pada saat transfer gaya ( ECi )
ES = prosentase kehilangan prategang akibat perpendekan elastic.
Contoh Soal 4 :
Suatu balok beton diatas 2 tumpuan dengan bentangan L = 12 m. Dimensi balok 400 mm x
600 mm, diberi gaya prategang tepat dipusat berat penampang beton dengan method pratarik.Luas penampang baja/kabel prategang Asp = 780 mm
2, sedangkan tegangan tarik yang di-
ijinkan pada baja/kabel prategang fsp = 1035N/mm2. Modulus elastisitas baja/kabel
prategang Esp = 200.000 N/mm2, sedangkan modulus elastisitas beton Ec = 33.000 N/mm
2.
Hitunglah prosentase kehilangan prategang akibat perpendekan beton elastis.
Penyelesaian :
Gambar 010
Tegangan tekan pada beton akibat akibat gaya prategang awal P i, adalah :
fc =c
i
A
P=
000.240
300.807= 3,36 N/mm2
Kehilangan prategang akibat perpendekan Elastis beton :
fsp = n xfc = 6,1 x 3,36 = 20,496 N/mm2
23
L = 12 m
600
400
KABEL PRATEGANG
Asp = 780 mm2
Ac = 400 x 600 = 240.000 mm
Gaya prategang awal yang dapat diberikan
pada kabel prategang :
Pi = fsp x Asp = 1035 x 780 = 807.300 N
n =c
sp
E
E=
000.33
000.200= 6,1
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
11/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
Prosentase kehilangan prategangan akibat perpendekan elastis beton :
ES =sp
sp
f
fx 100 % =
1035496,20 x 100 % = 1,98 %
Jika luas penampang baja/kabel prategang diperhitungkan, maka tegangan tekan pada betonakibat gaya prategang awal :
fc =spc
i
AnA
P
.+=
7801,6000.240
300.807
x+= 3,30 N/mm2
Kehilangan prategangan akibat perpendekan elastis :
fsp = n xfc = 6,1 x 3,30 = 20,13 N/mm2
Prosentase kehilangan prategangan :
ES =sp
sp
f
fx 100 % =
1035
13,20x 100 % = 1,94 %
Ternyata hasilnya dengan yang tidak memperhitungkan luas penampang baja/kabel prategang
perbedaannya kecil sekali.
Jika kabel/baja prategang dipasang dengan eksentrisitas e terhadap pusat berat penampang
( garis netral ) seperti pada gambar 011 dibawah ini :
Gambar 011
Contoh Soal 5 :
Suatu balok pratekan dengan system pratarik ukuran 25/60 cm. Dipasang kabel prategangdengan lintasan ( trace ) lurus dan eksentrisitas sebesar 10 cm dari garis netral ( cgc ).
Gaya prategang awal Pi = 30 ton, sedangkan mutu beton K 350 serta mutu kabel prategangG 270 dengan modulus elastisitas Esp = 2,03 x 10
6 kg/cm2. Luas penampang kabel prategang
Asp = 376 mm2.
Hitunglah kehilangan prategangan akibat perpendekan elastic beton.
24
eh
b PiA c
Pi e. .yI
y
cgc-
-
+KabelPrategang
Penampang Beton Tegangan
akibat Pi
Tegangan
akibat Pi.e
Tegangan tekan beton diposisi kabelprategang akibat gaya prategang awal
Pi adalah :
fc = c
i
A
P
I
yePi ..
Kehilangan prategangan :
fsp = n fc = n
+
I
yeP
A
P i
c
i ..
Tanda minus disini artinya tekan.
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
12/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
Penyelesaian :
Gambar 012
Properti penampang : Ac = 25 x 60 = 1.500 cm2
I = 1/12 x 25 x 603 = 450.000 cm4
Mutu beton K 350fc = 0,83 x 350 = 290,5 kg/cm2
Ec = 4.700 'cf = 4.700 05,29 = 25.332 MPa = 253.320 kg/cm2
n =320.253
000.030.2= 8
Tegangan tekan beton pada level baja/kabel prategang akibat P i = 30.000 kg, adalah :
fc = c
i
A
P
I
yePi .. = 500.1
000.30
000.450
1010000.30 xx= 26,67 kg/cm2
Tanda ( minus ) disini artinya tekan.Kehilangan prategangan : fsp = n fc = 8 x 26,67 = 213,36 kg/cm
2
Prosentase kehilangan prategangan :
ES =sp
sp
f
fx 100 % Dimana :fsp =
sp
i
A
P=
76,3
000.30= 7.978,72 kg/cm2
ES =72,978.7
36,213x 100 % = 2,67 %
25
Pcgc
cgs
y
y
x xP
ya
by
Tendon
e
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
13/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
2. Methode Pasca Tarik ( Post Tension )Pada methode post tension ( pasca tarik ) yang hanya menggunakan kabel
tunggal tidak ada kehilangan prategang akibat perpendekan elastis beton, karenagaya prategang di-ukur setelah perpendekan elastis beton terjadi. Jika kabel
prategang menggunakan lebih dari satu kabel, maka kehilangan gaya prategangditentukan oleh kabel yang pertama ditarik dan memakai harga setengahnya
untuk mendapatkan harga rata-rata untuk semua kabel.
Kehilangan gaya prategang pada methode post tension dapat ditentukan denganpersamaan sebagai berikut :
fp = fc =c
i
A
Pn.( 7.1.3 )
Dimana : fp = kehilangan prateganganfc = tegangan pd penampang beton pada level baja prategang.
Pi = gaya prategang awal
Ac = luas penampang beton
n =c
sp
EE
Esp = modulus elastisitas kabel/baja prategang
Ec = modulus Elastisitas beton
Atau secara praktis untuk beton prategang dengan methode pasca tarik kehi-
langan gaya prategang dapat dihitung dengan persamaan :
fp = 0,5C
S
E
Efc ( 7.1.4 )
Dimana : fp = kehilangan prategangan
fc = tegangan pada penampang beton pada level bajaprategang.
Es = modulus elastisitas kabel/baja prategang
Ec = modulus elastisitas beton
26
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
14/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
Contoh Soal 5
Suatu balok prategang dengan sistem pasca tarik ( post tension ) dengan ukuran penampang
400 x 600 mm. Kabel prategang terdiri dari 4 bh kabel prategang yang dipasang secara sentris
dengan lintasan lurus dengan luas penampang kabel masing-masing Asp = 195 mm2. Kabelprategang ditarik satu persatu dengan tegangan sebesar 1.035 N/mm2.
Modulus elastisitas beton Ec = 33.000 N/mm2 sedangkan modulus elastisitas kabel prategang
Esp = 200.000 N/mm2.
Hitunglah kehilangan prategang akibat perpendekan elastis beton.
Penyelesaian :
Luas penampang beton Ac = 400 x 600 = 240.000 mm2
n =c
sp
E
E=
000.33
000.200= 6,06
Kehilangan prategang pada kabel 1
Ini disebabkan oleh gaya prategang pada ketiga kabel lainnya
Gaya prategang pada ke 3 kabel :
Pi = 3 x Asp xfpi = 3 x 195 x 1.035 = 605.475 N
Kehilangan prategang pada kabel 1 dapat dihitung dengan persamaan ( 7.1.4 )
fp1 =c
i
A
Pn.=
000.240
475.60506,6 x= 15,29 N/mm2
Kehilangan prategang tendon 2
Kehilangan gaya prategang pada tendon 2 ini diakibat gaya prategang pada kedua kabelpratengan yang ditarik kemudian.
Dengan cara yang sama seperti diatas dapat dihitung gaya prategang pada ke 2 tendon yangakan ditarik setelah tendon ke 2, yaitu :
Pi = 2 x 195 x 1.035 = 403.650 N
Kehilangan prategang pada kabel 2 :
fp2 =000.240
650.40306,6 x= 10,19 N/mm2
Kehilangan prategang tendon 3
Gaya prategang pada kabel ke 4 ( yang terakhir ditarik )Pi = 1 x 195 x 1.035 = 201.825 N
fsp3 =000.240
825.20106,6 x= 5,10 N/mm2
Kehilangan prategang tendon 4
Pada kabel yang ditarik terakhir tidak terjadi kehilangan prategang akibat perpendekan
elastis beton.
27
-
7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2
15/15
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Ir. Soetoyo
Th. 2012
Jadi kehilangan gaya prategang rata-rata :
fp =
4
010,519,1029,15 +++= 7,64 N/mm2
Jadi prosentase kehilangan prategang :
ES =pi
p
f
fx 100 % =
035.1
64,7x 100 % = 0,74 %
Kehilangan gaya prategang rata-rata ini mendekati nya kehilangan gaya pra-
tegang pada tendon ke 1, yaitu :
x fp1 = x 15,29 = 7,65 N/mm2
Kalau dihitung dengan menggunakan persamaan ( 7.1.5 ), sebagai berikut.
Gaya prategang total Pi = 4 x 195 x 1.035 = 807.300 N
Jadi :fc =C
i
A
P=
000.240
300.807= 3,36 N/mm2
Jadi : fp = 0,5 xC
S
E
Exfc = 0,5 x 6,06 x 3,36 = 10,18 MPa
Presentase kehilangan prategangan : ES =035.1
18,10x 100 % = 0,98 %
Jika dibandingkan dengan hasil diatas, ternyata lebih besar.
28