beton prategang kuliah 2

Upload: popi-tanjung-pratiwi

Post on 03-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    1/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    Kombinasi pembebanan untuk Tahap Batas Kekuatan ( Strength Limit State ) adalah :

    Berdasarkan SNI 03-2874-2002

    1. U = 1,4 D ... ( 4 )

    2. U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 ( A atau R ) . ( 5 )

    3. U = 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 ( A atau R ) ( 6 )

    4. U = 0,9 D 1,6 L ... ( 7 )

    5. U = 1,2 D + 1,0 L 1,0 E .. ( 8 )

    6. U = 0,9 D E . ( 9 )

    Dimana : U = Kuat perlu

    D = Dead Load ( Beban Mati )L = Live Load ( Beban Hidup )

    A = Beban Atap

    R = Beban Air HujanW = Beban Angin

    E = Beban Gempa

    Catatan : a. Jika ketahanan terhadap tekanan tanah H diperhitungkan didalam peren-

    canaan, maka pada persamaan 5, 7 dan 9 ditambahkan 1,6 H, kecuali

    bila akibat tekanan tanah H akan mengurangi pengaruh beban W dan E,maka pengaruh tekanan tanah H tidak perlu diperhitungkan.

    b. Jika ketahanan terhadap pembebanan akibat berat dan tekanan fluida Fdiperhitungkan dalam perencanaan, maka beban fluida 1,4 F harus ditam-

    bahkan pada persamaan 4, dan 1,2 F pada persamaan 5.

    c. Untuk kombinasi beban ini selanjutnya dapat dipelajari dalam buku codebeton SNI 03 2874 2002

    Perencanaan struktur untuk tahap batas kekuatan ( Strength Limit State ), menetapkanbahwa aksi design ( Ru ) harus lebih kecil dari kapasitas bahan dikalikan dengan suatu

    faktor reduksi kekuatan .

    Ru Rn ( 5.1 )

    Dimana : Ru = aksi desainRn = kapasitas bahan

    = faktor reduksi

    Sehingga untuk aksi design , momen, geser, puntir dan gaya aksial berlaku :

    Mu Mn

    Vu Vn

    Tu Tn

    Pu Pn

    Harga-harga Mu, Vu, Tu dan Pu diperoleh dari kombinasi pempebanan yang palingmaksimum, sedangkan Mn, Vn, Tn dan Pn adalah kapasitas penampang terhadap Momen,

    Geser, Puntir dan Gaya Aksial.

    14

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    2/15

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    3/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    3. Pada kondisi servis dengan gaya prategang efektif ( sudah diperhitungkan kehilang-an

    gaya prategangnya ) dan beban maksimum ( beban mati, beban hidup dan pengaruh-

    pengaruh lain ).4. Perlu diperhitungkan pengaruh-pengaruh lain yang mempengaruhi struktur beton

    prategang seperti adanya pengaruh sekunder pada struktur statis tak tentu, pengaruh Pdelta pada gedung bertingkat tinggi, serta perilaku struktur dari awal sampai waktu

    yang ditentukan.

    Tegangan-tegangan yang di-ijinkan beton untuk struktur lentur SNI 03 2874 2002

    A.Tegangan sesaat setelah penyaluran gaya prategang dan sebelum terjadinya kehilang-an

    gaya prategang sebagai fungsi waktu, tidak boleh melampaui :

    1. Tegangan tekan serat terluar .. : 0,60fci

    2. Tegangan tarik serat terluar ( kecuali item 1 dan 3 ) . : 0,25'

    cif

    3. Tegangan tarik serat terluar diujung struktur diatas tumpuan : 0,50 'cif

    Apabila tegangan melampaui nilai-nilai tersebut diatas, maka harus dipasang tulang-an

    extra ( non prategang atau prategang ) untuk memikul gaya tarik total beton yang

    dihitung berdasarkan asumsi penampang penuh sebelum retak.

    B. Tegangan pada saat kondisi beban layan ( sesudah memperhitungkan semua kehi-

    langan gaya prategang yang mungkin terjadi ), t idak boleh melampaui :

    1. Tegangan tekan serat terluar akibat gaya prategang, beban mati dan

    beban hidup tetap .. : 0,45fc

    2. Tegangan tekan serat terluar akibat gaya prategang, beban mati dan

    beban hidup total : 0,60fc

    3. Tegangan tarik serat terluar dalam daerah tarik yang pada awalnya

    mengalami tekanan .. : 0,50 'cf

    Dari uraian-uraian diatas, pada prinsipnya konsep beton prategang dan beton bertulang

    biasa adalah sama, yaitu sama-sama dipasangnya tulangan pada daerah-daerah dimanaakan terjadi tegangan tarik. Bedanya pada beton bertulang biasa, tulangan akan memi-

    kul tegangan tarik akibat beban, sedangkan pada beton prategang tulangan yang berupa

    kabel prategang ( tendon ) ditarik lebih dahulu sebelum bekerjanya beban luar. Penarik-

    an kabel ini menyebabkan tertekannya beton, sehingga beton menjadi mampu menahanbeban yang lebih tinggi sebelum retak.

    Pada dasarnya elemen struktur beton prategang akan mengalami keretakan pada beban

    yang lebih tinggi dari beban yang dibutuhkan untuk meretakan elemen struktur dari

    beton bertulang biasa. Demikian pula dengan lendutan, untuk beton prategang lendutan-nya relatif lebih kecil dibandingkan dengan beton bertulang biasa, oleh karena itu

    konstruksi beton prategang itu banyak dipergunakan untuk bentangan-bentangan yangpanjang.

    16

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    4/15

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    5/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    6.2. Baja Prategang

    Didalam praktek baja prategang ( tendon ) yang dipergunakan ada 3 ( tiga ) macam,

    yaitu :

    a. Kawat tunggal ( wire ).

    b. Untaian kawat (strand).

    c. Kawat batangan ( bar)

    Kawat batangan ini biasanya digunakan untuk beton prategang dengan sistem

    pra-tarik ( pretension ).

    Selain baja prategang diatas, beton prategang masih memerlukan penulangan biasayang tidak diberi gaya prategang, seperti tulangan memanjang, sengkang, tulanganuntuk pengangkuran dan lain-lain.

    Tabel Tipikal Baja Prategang

    Jenis Diameter Luas Beban Putus Tegangan Tarik

    Baja Prategang ( mm ) ( mm2) ( kN ) ( MPa )

    3 7.1 13.5 1900

    Kawat Tunggal 4 12.6 22.1 1750

    ( wire ) 5 19.6 31.4 1600

    7 38.5 57.8 1500

    8 50.3 70.4 1400

    Untaian Kawat 9.3 54.7 102 1860

    ( strand ) 12.7 100 184 1840

    15.2 143 250 1750

    23 415 450 1080

    Kawat Batangan 26 530 570 1080

    ( bar ) 29 660 710 1080

    32 804 870 1080

    38 1140 1230 1080

    18

    Kawat tunggal ini biasanya dipergunakan da-

    lam beton prategang dengan sistem pratarik( pretension method ).

    Untaian kawat ini biasanya dipergunakan dalambeton prategang dengan sistem pasca-tarik ( post-tension ).

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    6/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    Jenis-jenis lain tendon yang sering digunakan untuk beton prategang pada sitem pre-

    tension adalahseven-wire stranddansingle-wire. Untuk seven-wire ini, satu bendel

    kawat teriri dari 7 buah kawat, sedangkan single wire terdiri dari kawat tunggal.Sedangkan untuk beton prategang dengan sistem post-tension sering digunakan

    tendon monostrand, batang tunggal, multi-wire dan multi-strand. Untuk jenis post-tension method ini tendon dapat bersifat bonded( dimana saluran kabel diisi dengan

    material grouting ) dan unbondedsaluran kabel di-isi dengan minyak gemuk atau

    grease. Tujuan utama dari grouting ini adalah untuk :

    Melindungi tendon dari korosi

    Mengembangkan lekatan antara baja prategang dan beton sekitarnya.

    Material grouting ini biasanya terdiri dari campuran semen dan air dengan w/c ratio

    0,5 dan admixe ( water reducing dan expansive agent ).

    Common Types from CPCI Metric Design Manual

    Grade Size Mass

    fpu Desig- Diameter Area ( kg/m )

    MPa nation ( mm ) ( mm )

    1860 9 9.53 55 0.432Seven - wire 1860 11 11.13 74 0.582Strand 1860 13 12.70 99 0.775

    1860 15 15.24 140 1.109

    1760 16 15.47 148 1.173

    1550 5 5.00 19.6 0.154

    Prestressing 1720 5 5.00 19.6 0.154Wire 1620 7 7.00 38.5 0.302

    1760 7 7.00 38.5 0.302

    1080 15 15.0 177 1.44

    1030 26 26.5 551 4.48Deformed 1100 26 26.5 551 4.48Prestressing 1030 32 32.0 804 6.53Bar 1100 32 32.0 804 6.53

    1030 36 36.0 1018 8.27

    Nominal Dimension

    Tendon Type

    Kabel pratekan yang berupa strand atau untaian kawat

    ASTM A 416 Uncoated seven wire stress relieved strand ini ada 2 macam grade,

    yaitu :

    Grade 250

    Tegangan tarik batas minimumnya fpu = 250.000 psi ( 17.250 kg/cm2 )

    Grade 270Tegangan tarik batas minimumnya fpu = 270.000 psi ( 18.600 kg/cm

    2 )

    19

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    7/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    in mm in

    2

    mm

    2

    ksi MPa0.250 6.35 0.036 23.22 250 1,725

    0.313 7.94 0.058 37.42 250 1,725

    0.375 9.53 0.080 51.61 250 1,725

    0.438 11.11 0.108 69.68 250 1,725

    0.500 12.54 0.144 92.90 250 1,725

    0.600 15.24 0.216 139.35 250 1,725

    0.375 9.53 0.085 54.85 270 1,860

    0.438 11.11 0.115 74.19 270 1,860

    0.500 12.54 0.153 98.71 270 1,860

    0.563 14.29 0.192 123.87 270 1,860

    0.600 15.24 0.216 139.35 270 1,860

    !

    " # $

    250

    270

    Berat jenis tendon 7.850 kg/m3Modulus elastisitas G 250 maupun G 270 adalah :

    E = 27.500.000 psi = 1,925 x 106 kg/cm2

    7. KEHILANGAN GAYA PRATEGANG.

    Kehilangan gaya prategang itu adalah berkurangnya gaya yang bekerja pada tendon padatahap-tahap pembebanan.

    Secara umum kehilangan gaya prategang dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Immediate Elastic Losses ( Kehilangan Prategang dalam Jangka Pendek )

    Ini adalah kehilangan gaya prategang langsung atau segera setelah beton diberi gayaprategang. Kehilangan gaya prategang secara langsung ini disebabkan oleh :

    Perpendekan Elastic Beton (Elastic shortening)

    Kehilangan akibat friksi atau geseran sepanjang kelengkungan dari tendon, ini ter-jadi pada beton prategang dengan sistem post tension.

    Kehilangan pada sistem angkur, antara lain akibat slip diangkur.

    2. Time dependent Losses

    Ini adalah kehilangan gaya prategang akibat dari pengaruh waktu, yang mana hal inidisebabkan oleh :

    Rangkak ( creep ) pada beton. Susut pada beton.

    Relaksasi baja prategang.

    Karena banyaknya faktor yang saling terkait, perhitungan kehilangan gaya pra-tegang

    ( losses ) secara eksak sangat sulit untuk dilaksanakan, sehingga banyak dilakukanme-toda pendekatan, misalnya metoda lump-sum ( AASHTO ), PCI method dan

    ASCE-ACI methods.

    20

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    8/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    7.1. Perpendekan Elastis Beton

    Antara sistem pra-tarik dan pasca tarik pengaruh kehilangan gaya prategang akibat

    perpendekan elastis beton ini berbeda. Pada sistem pra-tarik perubahan regangan

    pada baja prategang yang diakibatkan oleh perpendekan elastis beton adalah samadengan regangan beton pada baja prategang tersebut.

    1. Sistem Pra-Tarik

    Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis ( elastic shortening ) tergan-

    tung pada rasio antara modulus elastisitas beton dan tegangan beton dimana baja

    prategang terletak.

    Ditinjau balok prategegang dengan sistem pra-tarik ( pretension )

    Gambar 009

    Suatu balok panjang L diberi gaya prategang Pi yang garia kerjanya tepat di-garisnetral seperti gambar 009 diatas.

    Akibat gaya prategang ini balok beton mengalami perpendekan dalam arah axial( searah panjang balok ).

    Perpendekan balok beton :

    L beton =cc

    i

    EA

    LP

    .

    .

    Perpendekan kabel prategang :

    L kabel =spsp

    i

    EA

    LP

    .

    .

    Dimana : Pi : Gaya prategang awal.

    AC : Luas penampang balok beton.

    Asp : Luas penampang kabel prategang.

    Ec : Modulus elastisitas beton.

    Esp : Modulus elastisitas kabel prategang.

    L beton = L kabel

    cc

    i

    EA

    LP

    .

    .=

    ss

    i

    EA

    LP

    .

    .

    21

    L

    Pi Pi

    Grs. Netral

    1 2/ L 1 2 L/

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    9/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    sp

    i

    AP =

    c

    i

    c

    sp

    APx

    EE

    c

    sp

    EE = n

    sp

    i

    A

    P= n

    c

    i

    A

    P Kehilangan tegangan pada kabel :

    sp

    i

    A

    P

    fp = n .fc ( 7.1.1 )

    Prosentase kehilangan prategang :

    ES =p

    p

    ff x 100 % fp =

    spAp

    Dimana : fp = kehilangan prategang

    fc = tegangan beton ditempat baja prategang.

    n = ratio antara modulus elastisitas baja prategang dan mo-

    dulus elastisitas beton.

    ES = prosentase kehilangan prategang akibat.

    P = gaya prategang

    fp = prategang.

    Jika gaya prategang ditransfer ke beton, maka beton akan memendek ( per-

    pendekan elastis ) dan di-ikuti dengan perpendekan baja prategang yang

    mengikuti perpendekan beton tersebut. Dengan adanya perpendekan bajaprategang maka akan menyebabkan terjadinya kehilangan tegangan yang ada

    pada baja prategang tersebut.

    Tegangan pada beton akibat gaya prategang awal ( Pi ) adalah :

    fc =spc

    i

    AnA

    P

    .+ Jika luas penampang kabel diperhitungkan

    Sehingga kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis dapat dirumus-kan sebagai berikut :

    fp =spc

    i

    AnA

    Pn

    .

    .

    +( 7.1.2 )

    22

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    10/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    Prosentase kehilangan prategang :

    ES =p

    p

    ff x 100 %

    Dimana : fp = kehilangan prategang

    Pi = gaya prategang awal

    Ac = luas penampang beton

    Asp = luas penampang baja prategang

    n = ratio antara modulus elastisitas baja ( Esp ) dan moduluselastisitas beton pada saat transfer gaya ( ECi )

    ES = prosentase kehilangan prategang akibat perpendekan elastic.

    Contoh Soal 4 :

    Suatu balok beton diatas 2 tumpuan dengan bentangan L = 12 m. Dimensi balok 400 mm x

    600 mm, diberi gaya prategang tepat dipusat berat penampang beton dengan method pratarik.Luas penampang baja/kabel prategang Asp = 780 mm

    2, sedangkan tegangan tarik yang di-

    ijinkan pada baja/kabel prategang fsp = 1035N/mm2. Modulus elastisitas baja/kabel

    prategang Esp = 200.000 N/mm2, sedangkan modulus elastisitas beton Ec = 33.000 N/mm

    2.

    Hitunglah prosentase kehilangan prategang akibat perpendekan beton elastis.

    Penyelesaian :

    Gambar 010

    Tegangan tekan pada beton akibat akibat gaya prategang awal P i, adalah :

    fc =c

    i

    A

    P=

    000.240

    300.807= 3,36 N/mm2

    Kehilangan prategang akibat perpendekan Elastis beton :

    fsp = n xfc = 6,1 x 3,36 = 20,496 N/mm2

    23

    L = 12 m

    600

    400

    KABEL PRATEGANG

    Asp = 780 mm2

    Ac = 400 x 600 = 240.000 mm

    Gaya prategang awal yang dapat diberikan

    pada kabel prategang :

    Pi = fsp x Asp = 1035 x 780 = 807.300 N

    n =c

    sp

    E

    E=

    000.33

    000.200= 6,1

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    11/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    Prosentase kehilangan prategangan akibat perpendekan elastis beton :

    ES =sp

    sp

    f

    fx 100 % =

    1035496,20 x 100 % = 1,98 %

    Jika luas penampang baja/kabel prategang diperhitungkan, maka tegangan tekan pada betonakibat gaya prategang awal :

    fc =spc

    i

    AnA

    P

    .+=

    7801,6000.240

    300.807

    x+= 3,30 N/mm2

    Kehilangan prategangan akibat perpendekan elastis :

    fsp = n xfc = 6,1 x 3,30 = 20,13 N/mm2

    Prosentase kehilangan prategangan :

    ES =sp

    sp

    f

    fx 100 % =

    1035

    13,20x 100 % = 1,94 %

    Ternyata hasilnya dengan yang tidak memperhitungkan luas penampang baja/kabel prategang

    perbedaannya kecil sekali.

    Jika kabel/baja prategang dipasang dengan eksentrisitas e terhadap pusat berat penampang

    ( garis netral ) seperti pada gambar 011 dibawah ini :

    Gambar 011

    Contoh Soal 5 :

    Suatu balok pratekan dengan system pratarik ukuran 25/60 cm. Dipasang kabel prategangdengan lintasan ( trace ) lurus dan eksentrisitas sebesar 10 cm dari garis netral ( cgc ).

    Gaya prategang awal Pi = 30 ton, sedangkan mutu beton K 350 serta mutu kabel prategangG 270 dengan modulus elastisitas Esp = 2,03 x 10

    6 kg/cm2. Luas penampang kabel prategang

    Asp = 376 mm2.

    Hitunglah kehilangan prategangan akibat perpendekan elastic beton.

    24

    eh

    b PiA c

    Pi e. .yI

    y

    cgc-

    -

    +KabelPrategang

    Penampang Beton Tegangan

    akibat Pi

    Tegangan

    akibat Pi.e

    Tegangan tekan beton diposisi kabelprategang akibat gaya prategang awal

    Pi adalah :

    fc = c

    i

    A

    P

    I

    yePi ..

    Kehilangan prategangan :

    fsp = n fc = n

    +

    I

    yeP

    A

    P i

    c

    i ..

    Tanda minus disini artinya tekan.

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    12/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    Penyelesaian :

    Gambar 012

    Properti penampang : Ac = 25 x 60 = 1.500 cm2

    I = 1/12 x 25 x 603 = 450.000 cm4

    Mutu beton K 350fc = 0,83 x 350 = 290,5 kg/cm2

    Ec = 4.700 'cf = 4.700 05,29 = 25.332 MPa = 253.320 kg/cm2

    n =320.253

    000.030.2= 8

    Tegangan tekan beton pada level baja/kabel prategang akibat P i = 30.000 kg, adalah :

    fc = c

    i

    A

    P

    I

    yePi .. = 500.1

    000.30

    000.450

    1010000.30 xx= 26,67 kg/cm2

    Tanda ( minus ) disini artinya tekan.Kehilangan prategangan : fsp = n fc = 8 x 26,67 = 213,36 kg/cm

    2

    Prosentase kehilangan prategangan :

    ES =sp

    sp

    f

    fx 100 % Dimana :fsp =

    sp

    i

    A

    P=

    76,3

    000.30= 7.978,72 kg/cm2

    ES =72,978.7

    36,213x 100 % = 2,67 %

    25

    Pcgc

    cgs

    y

    y

    x xP

    ya

    by

    Tendon

    e

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    13/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    2. Methode Pasca Tarik ( Post Tension )Pada methode post tension ( pasca tarik ) yang hanya menggunakan kabel

    tunggal tidak ada kehilangan prategang akibat perpendekan elastis beton, karenagaya prategang di-ukur setelah perpendekan elastis beton terjadi. Jika kabel

    prategang menggunakan lebih dari satu kabel, maka kehilangan gaya prategangditentukan oleh kabel yang pertama ditarik dan memakai harga setengahnya

    untuk mendapatkan harga rata-rata untuk semua kabel.

    Kehilangan gaya prategang pada methode post tension dapat ditentukan denganpersamaan sebagai berikut :

    fp = fc =c

    i

    A

    Pn.( 7.1.3 )

    Dimana : fp = kehilangan prateganganfc = tegangan pd penampang beton pada level baja prategang.

    Pi = gaya prategang awal

    Ac = luas penampang beton

    n =c

    sp

    EE

    Esp = modulus elastisitas kabel/baja prategang

    Ec = modulus Elastisitas beton

    Atau secara praktis untuk beton prategang dengan methode pasca tarik kehi-

    langan gaya prategang dapat dihitung dengan persamaan :

    fp = 0,5C

    S

    E

    Efc ( 7.1.4 )

    Dimana : fp = kehilangan prategangan

    fc = tegangan pada penampang beton pada level bajaprategang.

    Es = modulus elastisitas kabel/baja prategang

    Ec = modulus elastisitas beton

    26

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    14/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    Contoh Soal 5

    Suatu balok prategang dengan sistem pasca tarik ( post tension ) dengan ukuran penampang

    400 x 600 mm. Kabel prategang terdiri dari 4 bh kabel prategang yang dipasang secara sentris

    dengan lintasan lurus dengan luas penampang kabel masing-masing Asp = 195 mm2. Kabelprategang ditarik satu persatu dengan tegangan sebesar 1.035 N/mm2.

    Modulus elastisitas beton Ec = 33.000 N/mm2 sedangkan modulus elastisitas kabel prategang

    Esp = 200.000 N/mm2.

    Hitunglah kehilangan prategang akibat perpendekan elastis beton.

    Penyelesaian :

    Luas penampang beton Ac = 400 x 600 = 240.000 mm2

    n =c

    sp

    E

    E=

    000.33

    000.200= 6,06

    Kehilangan prategang pada kabel 1

    Ini disebabkan oleh gaya prategang pada ketiga kabel lainnya

    Gaya prategang pada ke 3 kabel :

    Pi = 3 x Asp xfpi = 3 x 195 x 1.035 = 605.475 N

    Kehilangan prategang pada kabel 1 dapat dihitung dengan persamaan ( 7.1.4 )

    fp1 =c

    i

    A

    Pn.=

    000.240

    475.60506,6 x= 15,29 N/mm2

    Kehilangan prategang tendon 2

    Kehilangan gaya prategang pada tendon 2 ini diakibat gaya prategang pada kedua kabelpratengan yang ditarik kemudian.

    Dengan cara yang sama seperti diatas dapat dihitung gaya prategang pada ke 2 tendon yangakan ditarik setelah tendon ke 2, yaitu :

    Pi = 2 x 195 x 1.035 = 403.650 N

    Kehilangan prategang pada kabel 2 :

    fp2 =000.240

    650.40306,6 x= 10,19 N/mm2

    Kehilangan prategang tendon 3

    Gaya prategang pada kabel ke 4 ( yang terakhir ditarik )Pi = 1 x 195 x 1.035 = 201.825 N

    fsp3 =000.240

    825.20106,6 x= 5,10 N/mm2

    Kehilangan prategang tendon 4

    Pada kabel yang ditarik terakhir tidak terjadi kehilangan prategang akibat perpendekan

    elastis beton.

    27

  • 7/28/2019 Beton Prategang Kuliah 2

    15/15

    STRUKTUR BETON PRATEGANG

    Ir. Soetoyo

    Th. 2012

    [email protected]

    Jadi kehilangan gaya prategang rata-rata :

    fp =

    4

    010,519,1029,15 +++= 7,64 N/mm2

    Jadi prosentase kehilangan prategang :

    ES =pi

    p

    f

    fx 100 % =

    035.1

    64,7x 100 % = 0,74 %

    Kehilangan gaya prategang rata-rata ini mendekati nya kehilangan gaya pra-

    tegang pada tendon ke 1, yaitu :

    x fp1 = x 15,29 = 7,65 N/mm2

    Kalau dihitung dengan menggunakan persamaan ( 7.1.5 ), sebagai berikut.

    Gaya prategang total Pi = 4 x 195 x 1.035 = 807.300 N

    Jadi :fc =C

    i

    A

    P=

    000.240

    300.807= 3,36 N/mm2

    Jadi : fp = 0,5 xC

    S

    E

    Exfc = 0,5 x 6,06 x 3,36 = 10,18 MPa

    Presentase kehilangan prategangan : ES =035.1

    18,10x 100 % = 0,98 %

    Jika dibandingkan dengan hasil diatas, ternyata lebih besar.

    28