cadangan kerugian penurunan nilai

Upload: krisna-adiputera

Post on 17-Feb-2018

284 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    1/20

    Regulasi Manajemen Resiko dan Penerapan CKPN

    Perbankan

    Nama : Krisna Adiputera

    NIM : 12030110400073

    Program Studi Magister Aakuntansi

    Program Pascasarjana Universitas Diponegoro

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    2/20

    Regulasi Manajemen Resiko dan Penerapan CKPN

    Perbankan

    Pendahuluan

    Bank merupakan sebuah institusi yang memiliki ijin perbankan dalam hal ini

    menerima simpanan dari pihak ketiga, menyalurkan kredit, menerbitkan dan menerima

    cek. Perusahaan jasa keuangan merupakan sebuah institusi yang menawarkan produk

    keuangan seperti mortage, dana pensiun, asuransi, dan obligasi.

    Bank merupakan bagian atau subset dari perusahaan jasa keuangan yang dalam

    pelaksanaan operasional mempunyai peluang memperoleh hasil yang tidak diharapkan

    (bad outcome) atau mengalami risiko potensi kerugian. Risiko-risiko yang muncul

    dalam operasional perbankan antara lain seperti Risk Event yaitu terjadinya peristiwa

    yang mengakibatkan potensi kerugian, Risk Loss yaitu potensi kerugian baik secara

    finansial atau non-finasial baik langsung maupun tidak langsung akibat risk event, serta

    Risiko sistemik (Systemic Risk) yaitu Risiko yang disebabkan akibat kegagalan bank

    yang menghasilkan kehancuran ekonomi secara keseluruhan dan bukan hanya

    mengakibatkan kerugian pada pegawai, nasabah, dan pemegang saham.

    Untuk mengatasi risiko yang mungkin timbul karena adanya risiko yang melekat

    dalam sistem perbankan dibutuhkan sebuah regulasi yang mengatur operasional bank.

    Risiko sistemik dapat dipicu oleh faktor sebagai berikut :

    1. Faktor likuiditas yaitu kemampuan bank mendanai aktiva dan memenuhi kewajiban

    yang jatuh tempo. Bank yang likuis adalah bank yang dapat memenuhi penarikan

    simpanan dalam jumlah wajar. Sebagai contoh faktor rush yang disebabkan oleh

    persepsi negatif yang terbentuk di masyarakat.

    2. Faktor solvabilitas yaitu kemampuan membayar setiap klaim ketika jatuh tempo

    dalam hal ini solvabilitas merupakan modal bank yang merupakan sumber dana

    untuk menyerap potensi kerugian. Bank yang solvabel merupakan bank yang dapat

    bertahan dari kerugian yang wajar akibat macet atau siklus ekonomi. Untuk menjaga

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    3/20

    kerugian akibat risko kredit yang macet bank harus membuat Cadangan Kerugian

    Penurunan Nilai (CKPN)

    3. Faktor gejolak ekonomi yang disebabkan oleh gejolak eksternal (bencana alam,

    kejadian akibat perbuatan manusia) untuk mengatasi masalah ini setiap bank

    menbentuk tim Business Continue Plan (BCP) yang memastikan operasional

    perbankan jika terjadi hal tersebut. Kesalahan pengelolaan ekonomi yang

    menimbulkan gejolak ekonomi yang besar seperti kenaikan default rate yang

    ditandai peningkatan pengangguran, kenaikan suku bunga dan rating kredit

    perusahaan yang dipengaruhin pemburukan ekonomi secara cepat.

    4. Perkembangan pasar perbankan International dipicu adanya investasi negara surplus

    USD (negara kaya minyak) ke negara yang defisit. Hal ini meningkatkan kompetisi

    dan supervisor harus memastikan bank international memiliki modal yang cukup.

    Regulasi Perbankan

    Regulasi perbankan diatur oleh Bank for International Settlement (BIS) yang

    mengatur ketentuan seberapa besarnya modal minimun yang harus dimiliki oleh bank.

    Pada tahun 1988 Basel Supervisory Committe (BSC) atau The Basel Comittee on

    Banking Supervision (BCBS) menghasilkan suatu kesepakatan yang diharapkan dapat

    meningkatkan kesehatan perbankan, yaitu metodologi umum untuk pengukuran risiko

    dan perhitungan kebutuhan modal minimum (risk-based capital) yang mengahruskan

    Tingkat Modal harus sebanding dengan tingkat risiko yang diambil.

    Sebelum era Basel tingkat modal dan likuiditas ditetapkan sembarang (fairly

    arbitrary)oleh supervisor. Modal sering dikaitkan dengan persentase tertentu dari kredit

    tidak dikaitkan risiko yang diambil bank sehingga terjadi suatu missing link antara

    modal dan risiko.

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    4/20

    Tabel 1. Perkembangan Basel

    Regulasi Cakupan Resiko Keterangan

    CAR = Modal / ATMR

    CAR minimum 8 %CAR = Modal / (ATMR + 12,5 MRCC)

    CAR minimum 8 %

    Risiko Kredit Pilar 1 - Kecukupan Modal Minimum

    Risiko Pasar CAR = Modal / (ATMR + 12,5 (MRCC+ORCC))

    Risiko Operasional CAR minimum 8 %

    Other Risk

    Residual Risk

    Interest Rate Risk in Banking book

    Credit Consentration Risk

    Pilar 3 - Disclosure

    Pilar 2 - Review oleh Supervisor

    Basel I 1988

    Market Risk

    Amendment 1996

    Basel II 2004

    Risiko Kredit

    Risiko Pasar

    MRCC : Market Risk Capital Charge

    ORCC : Operational Risk Capital Charge

    Cakupan Risiko, antara lain :

    1. Other Risk terdiri dari risiko bisnis, risiko reputasi, risiko strategik :

    Risiko bisnis berkaitan dengan posisi kompetitif dan prospek bank dalam

    menghasilkan keuntungan. Mencakup prospek jangka pendek dan jangka

    panjang atas produk atau jasa yang dimiliki bank saat ini.

    Risiko strategik berkaitan dengan keputusan bisnis jangka panjang. Mencakup

    memilih investasi, akuisisi, dan divestasi.

    Risiko reputasi berkaitan dengan opini publik yang negatif, termasuk publikasi

    negatif atas sekot perbankan secara keseluruhan

    2. Risiko pasar merupakan risiko kerugian atas posisi neraca dan rekening

    administratif (on- and off-B/S)yang muncul akibat perubahan (adverse movement)

    harga pasar seperti suku bunga, nilai tukar, harga saham, dan harga komoditas.Risiko pasar terdiri dari risiko spesifik dan risiko umum, sebagai berikut:

    Risiko spesifik yaitu risiko perubahan harga pasar suatu surat berharga akibat

    faktor yang berlaku secara bagi sekuritas atau penerbit yang bersangkutan.

    Risiko umum yaitu risiko perubahan harga pasar surat berharga akibat faktor

    yang berlaku bagi seluruh instrumen. Risiko umum dibedakan dalam 4 kategori

    yaitu risiko suku bunga, nilai tukar, saham, dan komoditas.

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    5/20

    3. Risiko Operasional yaitu risiko kerugian yang timbul akibat ketidak-cukupan atau

    kegagalan proses internal, manusia, dan sistem atau dari peristiwa eksternal

    termasuk risiko hukum (IPSEL) Internal Process, People, System, External Event,

    Legal. Secara sepintas Risiko Operasional ini hampir sama dengan Other Risk tetapi

    berbeda.

    Dalam Basel II mendefinisikan risiko operasional dan juga cakupannya. Bank

    diminta mengkuantifikasi potensi kerugian dan mengimplementasikan prosedur

    manajemn untuk memitigasi risiko operasional.

    Sesuai dengan Pilar 1 Basel II, untuk pertama kalinya bank diminta

    mengkuantifikasi dan mengalokasikan modal regulasi untuk menutup potensi

    kerugian akibat risiko operasional seperti halnya risiko kredit dan pasar.

    4. Risiko Kredit merupakan risiko kerugian akibat kemungkinan lawan transaksi

    (counterparty) gagal memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, atau risiko kerugian

    akibat peminjam tidak dapat membayar seluruh utangnya.

    Dalam perkembangannya perbankan sekarang menggunakan Basel II yang

    merupakan pengembangan dari Basel I yang mempunyai kelemahan, sebagai berikut :

    1.

    Basel Capital Accord 1988 mengabaikan kualitas kredit, karena seluruh eksposur

    kredit kepada corporate counterparties dikenakan bobot resiko sebesar 100% tanpa

    memperhatikan kualitas kredit dari masing-masing counterparty.

    2. Basel Capital Accord 1988 mengabaikan efek diversifikasi, karena bank pada

    dasarnya dapat mengurangi total resiko yang dihadapinya dengan

    mendiversifikasikasi eksposur kreditnya ke berbagai jenis industri dan atau negara.

    Contoh: bank yang banyak menyalurkan kredit di sektor perdagangan dikenakan

    bobot resiko yang sama.3. Basel Capital Accord 1988mengabaikan proteksi terhadap resiko pasar, karena

    pada dasarnya perhitungan modal minimum hanya didasarkan pada perhitungan

    resiko kredit, dan belum mensyaratkan bank mencadangkan modal untuk menutup

    potensi dari resiko pasar.

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    6/20

    Tabel 2. Perbandingan Basel I dan Basel II

    Basel I Basel II

    Fokus pada pengukuran tunggal Fokus pada metodologi internal

    Memiliki pendekatan yang

    sederhana terhadap sensivitas risiko

    Memilik sensivitas yang lebih tinggi

    terhadap risiko

    Menggunakan pendekatan one size

    fits all untuk risiko dan modal

    Lebih fleksibel dalam memenuhi

    kebutuhan yang berbeda dari bank

    Dalam hal pelaksanaan dan Imlpelmentasi menjadi tanggung jawab Supervisor

    National.

    Risiko Kredit

    Untuk memitigasi risiko kredit diperlukan teknik dan kebijakan dalam

    pengelolaan kredit untuk meminimalisir probalilitas atau konsekuensi atas kerugian

    kredit, mitigasi risiko kredit mencakup :

    1. Grading Model digunakan untuk menemukan probalitas default (PD Probalit of

    default). Model ini dapat dijadikan sarana untuk memastikan bahwa portofoliokredit bank tidak terkonsentrasi pada kredit berkualitas buruk yang memiliki

    probabilitas default tinggi.

    2. Manajemen Portofolio Kredit ditujukan untuk menghindari konsentrasi kredit atau

    agar portofolio kredit terdeversifikasi sehingga risiko defaul menajdi rendah.

    3.

    Sekurutisasi sebagian portofolio kredit untuk bank dipaket untuk kemudian dijual

    kepada investor dalam bentuk sekuritas (surat berharga).

    4. Kolateral merupakan aset yang diserahkan peminjam sebagai jaminan kredit atau

    pinjaman.

    5. Pemantauan arus kan bertujuan untuk membatasi tingkat eksposur (exposur at

    default EAD) dan memastikan nasabah cepat tanggap terhadap perubahan

    lingkungan usaha.

    6. Recovery Management untuk mengurangi kerugian yang akan diderita bank bila

    terjadi default (loss given default LGD)

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    7/20

    Jenis Risiko Kredit Mencakup :

    1. Sovereign credit risk yaitu risiko kerugian akibat kemungkinan pemerintah suatu

    negara gagal membayar bunga atau pokok utangnya.2.

    Corporate credit risk yaitu risiko kerugian akibat suatu perusahaan gagal (default)

    memenuhi kewajiban utangnya. Risiko kredit korporasi merupakan kategori risiko

    paling penting bagi bank karena peran utama bank sebagai intermediasi keuangan.

    3. Retail Customer Credit Risk mempunyai dua area risiko kredit personal yaitu kredit

    dengan agunan dan kredit konsumer tanpa agunan (berbasis kartu kredit).

    4.

    Traded Markets Counterparty Credit Risk merupakan risiko yang timbul akibat

    lawan transaksi tidak segera membayar sejumlah kewajiban sesuai transaksi.

    Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)

    Dalam regulasi perbankan Indonesia yang dibuat mengacu kepada PSAK 50 dan

    55 untuk mengatasi risiko kerugian kredit yang disebabkan terjadi akibat kemungkinan

    lawan transaksi (counterparty) gagal memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, atau

    risiko kerugian akibat peminjam tidak dapat membayar kembali seluruh utangnya bank

    harus menentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai selanjutnya disebut sebagai

    CKPN.

    Dalam rangka menyelaraskan standar akuntansi keuangan khususnya untuk

    perbankan Indonesia serta sejalan dengan upaya peningkatan market discipline yang

    disesuaikan dengan penerpan regulasi Basel II, Bank Indonesia berinisiatif melakukan

    kerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk menyusun standar akuntansi

    keuangan yang mengadopsi IAS 39 dan IAS 32. Penyusunan dilakukan dengan

    melibatkan perwakilan perbankan, Departemen Keuangan, Bapepam, dan lembagaterkait lainnya.

    PSAK Nomor 50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan

    Pengungkapan yang menggantikan Akuntansi Investasi Efek Tertentu, dan PSAK

    Nomor 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang

    menggantikan Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai.

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    8/20

    PSAK 50 dan PSAK 55 PSAK 50 mengatur tentang penyajian dan

    pengungkapan instrumen keuangan sementara PSAK 55 mengatur tentang pengakuan

    dan pengukuran instrumen keuangan. Batas implementasi kedua PSAK tersebut adalah

    1 Januari 2009. Hal yang cukup krusial dari kedua PSAK tersebut bagi bank adalah

    bahwa, kredit sebagai asset bank digolongkan pada Loan and Receivables yang mana

    valuasinya adalah dengan cara amortized cost, hal ini membawa konsekuensi bahwa

    nilai kredit (dalam hal ini asset bank) akan dipengaruhi oleh proyeksi cashflow dari

    asset tersebut, sehingga kredit yang dikenakan bunga dibawah bunga pasar akan

    terdiskon menjadi lebih kecil dari harga perolehannya (kredit yang dikucurkan); Selain

    itu sistem akuntansi baru ini memperkenalkan Impairment sebagai padanan

    PPAP/Provisi kredit, hanya saja jika pada PPAP sudah ada ketentuannya (Kol. 1 = 1%,

    Kol. 2 = 5% dan seterusnya) disini impairment sifatnya musti diperhitungkan per kasus

    berdasarkan probabilitas suatu kredit/kasus menjadi default.

    Disatu sisi kredit yang kualitasnya baik (kelancaran pembayaran dan prospek

    usaha oke) akan mengecil provisi (atau dalam hal ini impairment)nya; sementara disisi

    lain kredit yang kualitasnya kurang baik akan menjadi semakin besar provisinya.

    PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) yang mulai diterapkan pada 1 Januari 2010 dan

    akan diterapkan penuh pada 31 Desember 2011 ini merupakan laporan keuangan yang

    mengacu pada International Accounting Standard (IAS) 39 mengenai "Recognition and

    measurement of financial instrument" dan IAS 32 mengenai "presentation and

    disclousures of financial instrument".

    Dalam pelaksanaan regulasi PSAK 50 dan 55 ini banyak dikeluhkan oleh

    perbankan, khususnya PSAK 55, karena bank harus melakukan penilaian debitur

    berdasarkan data historis t iga tahun ke belakang dan kewajiban membuat pencadangan

    kredit bermasalah pada hari dimana dia melaporkan laporan keuangannya.

    Permasalahan atau kendala bagi bank-bank lokal yakni perubahan mekanisme

    pencadangan yang dahulu memakai PPAP namun sekarang menggunakan perhitungan

    pembentukan CKPN. Tujuan pembentukan CKPN adalah untuk menganulir klasifikasi

    kredit bermasalah (non performing loan/NPL) berdasarkan lima kolektibilitas (lancar,

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    9/20

    meragukan, kurang lancar, dalam pengawasan dan macet) yang diukur dari ketepatan

    pembayaran, neraca keuangan dan prospek usaha.

    Kendala-kendala yang menghambat penerapan PSAK 50-55 yakni pengukuransecara individual (impairment, kendala menghitung future cash flow debitur dengan

    pertimbangan recovery aset, support group dan dalam menentukan discount rate untuk

    menghitung "Present Value" (nilai saat ini).

    Tabel 3. Ruang Lingkup IAS 39/SY

    Within scope of IAS 32 & 39 Within scope of IAS 32 only Out of scope

    Debt and equity investments Investments in subsidiaries,

    associates and joint ventures

    Loans and receivables Lease receivables

    Own debt Own equity Lease payables

    Tax balances

    Employee benefits

    Cash and cash equivalents

    Derivatives e.g: IRS

    Currency forwards/swaps

    Purchased/written options

    Commodity contracts

    Collars/caps

    Credit derivatives

    Cash or net share

    settleable

    Derivatives on own shares

    Derivatives on own shares

    settled only by delivery of a

    fixed number of shares for a

    fixed amount of cash.

    Own use commodity contracts

    Financial guarantess

    Derivatives on subsidiaries,

    associates and joint ventures

    Embedded derivatives

    Loan commitments held for Other loan commitments

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    10/20

    Nilai Tercatat

    Aset Keuan an

    NPV Projected Cash

    Flow

    KerugianPenurunan Nilai

    (impairment loss)

    vs

    trading

    Insurance contracts

    Tabel 4 Subsequent Measurement Financial Assets

    Financial Assets Measurement Changes in

    Carrying Amount

    Impairment test (if

    objective evidence)

    Financial assets at FV

    through P/L

    Fair Value Income Statement No

    Loans andReceivables

    Amortised Cost Income Statement Yes

    Held to Maturity

    Investments

    Amortised Cost Income Statement Yes

    AFS Financial Assets Fair Value Equity Yes

    Seperti yang sudah dijelaskan diatas Penurunan Nilai dalam penerpan PSAK 50 dan 55

    CKPN dibentuk dengan memprediksi future cashflow dengan menggunakan fair value

    dan tidak tertagihnya aset keuangan, dengan cara sebagai berikut :

    1. Terdapat Bukti Obyektif atas penurunan nilai

    2. Evaluasi penurunan dilakukan setiap Tanggal Neraca

    Pengukuran Penurunan Nilai

    Gambar 1. Pengukuran Penurunan Nilai

    Kerugian Penurunan Nilai dihitung dengan membandingkan nilai tercatat aset keuangan

    dan NPV Projected Cash Flow aset keuangan tersebut, dengan discount factor

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    11/20

    berdasarkan suku bunga efektif aset keuangan dimaksud. Selisih kurang NPV Projected

    Cash Flow terhadap nilai tercatat aset keuangan merupakan Kerugian Penurunan Nilai.

    Contoh perhitungan penurunan nilai.

    Kredit diukur pada harga perolehan diamortisasi (ilustrasi Kredit Investasi) Tanggal 1

    Januari 2008, Bank XYZ memberikan kredit kepada Debitur ABC sbb.

    Tabel 5. Perhitungan Kredit

    Tujuan kepemilikan Diukur pada harga perolehan diamortisasi

    Maksimum kredit Rp. 100.000.000.000

    Jangka waktu 2 tahun atau 24 bulan

    Jenis kredit Investasi untuk pembelian mesin

    Bunga 15%/tahun atau 1,25%/bulan

    Provisi 0,1 % atau Rp. 100.000.000

    Jadwal angsuran pokok Semester I 2008

    Semester II 2008

    Semester I 2009

    Semester II 2009

    Rp. 25.000.000.000

    Rp. 25.000.000.000

    Rp. 25.000.000.000

    Rp. 25.000.000.000

    Beban bank yang dapat diatribusikan secara langsung Rp. 20.000.000

    Pelunasan kredit dilakukan diakhir periode kredit

    Bank membebankan fee pengelolaan rekening sebesar Rp.20.000/bulan

    Tingkat materialitas untuk biaya transaksi dan pendapatan yang dapat diatribusikan secaralangsung pada kredit di Bank XYZ sebesar Rp. 20.000.000

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    12/20

    No Tahun Est im asi Nilai Tercatat Suku Angsuran Tagihan Am ort isasi Nilai Tercatat

    Trx Arus Kas Aw al Bunga Pokok Bunga dengan Akhir

    Kred i t Efekt if (EIR) EIR Kredit

    A B C D E = D X EIR F G = p x i H = E - G I = D+E +F+G

    1 1-Jan-08 (99,920,000,000) 99,920,000,000

    2 31-Jan-08 1,250,000,000 99,920,000,000 1,254,982,050 (1,250,000,000) 4,982,050 99,924,982,050

    3 28-Feb-08 1,250,000,000 99,924,982,050 1,255,044,624 (1,250,000,000) 5,044,624 99,930,026,674

    4 31-Mar-08 1,250,000,000 99,930,026,674 1,255,107,984 (1,250,000,000) 5,107,984 99,935,134,658

    5 30-Apr-08 1,250,000,000 99,935,134,658 1,255,172,139 (1,250,000,000) 5,172,139 99,940,306,797

    6 31-May-08 1,250,000,000 99,940,306,797 1,255,237,101 (1,250,000,000) 5,237,101 99,945,543,8987 30-Jun-08 26,250,000,000 99,945,543,898 1,255,302,878 (25,000,000,000) (1,250,000,000) 5,302,878 74,950,846,776

    8 31-Jul-08 937,500,000 74,950,846,776 941,372,772 (937,500,000) 3,872,772 74,954,719,547

    9 31-Aug-08 937,500,000 74,954,719,547 941,421,413 (937,500,000) 3,921,413 74,958,640,960

    10 30-Sep-08 937,500,000 74,958,640,960 941,470,666 (937,500,000) 3,970,666 74,962,611,626

    11 31-Oct-08 937,500,000 74,962,611,626 941,520,537 (937,500,000) 4,020,537 74,966,632,163

    12 30-Nov-08 937,500,000 74,966,632,163 941,571,034 (937,500,000) 4,071,034 74,970,703,197

    13 31-Dec-08 25,937,500,000 74,970,703,197 941,622,166 (25,000,000,000) (937,500,000) 4,122,166 49,974,825,362

    14 31-Jan-09 625,000,000 49,974,825,362 627,677,230 (625,000,000) 2,677,230 49,977,502,592

    15 28-Feb-09 625,000,000 49,977,502,592 627,710,855 (625,000,000) 2,710,855 49,980,213,447

    16 31-Mar-09 625,000,000 49,980,213,447 627,744,903 (625,000,000) 2,744,903 49,982,958,350

    17 30-Apr-09 625,000,000 49,982,958,350 627,779,379 (625,000,000) 2,779,379 49,985,737,729

    18 31-May-09 625,000,000 49,985,737,729 627,814,288 (625,000,000) 2,814,288 49,988,552,017

    19 30-Jun-09 25,625,000,000 49,988,552,017 627,849,635 (25,000,000,000) (625,000,000) 2,849,635 24,991,401,651

    20 31-Jul-09 312,500,000 24,991,401,651 313,888,716 (312,500,000) 1,388,716 24,992,790,367

    21 31-Aug-09 312,500,000 24,992,790,367 313,906,158 (312,500,000) 1,406,158 24,994,196,525

    22 30-Sep-09 312,500,000 24,994,196,525 313,923,819 (312,500,000) 1,423,819 24,995,620,344

    23 31-Oct-09 312,500,000 24,995,620,344 313,941,702 (312,500,000) 1,441,702 24,997,062,046

    24 30-Nov-09 312,500,000 24,997,062,046 313,959,810 (312,500,000) 1,459,810 24,998,521,855

    25 31-Dec-09 25,312,500,000 24,998,521,855 313,978,145 (25,000,000,000) (312,500,000) 1,478,145 (0)

    Net Cash Flows 18,830,000,000 18,830,000,000 (100,000,000,000) (18,750,000,000) 80,000,000

    25,000,000,000

    Suku Bunga Efektif Awal 1.256%

    (Original Effective Interest Rate / EIR)

    Keterangan

    p = pokok

    i = suku bunga kontraktual

    Tabel 6. Tabel Perhitungan

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    13/20

    Jurnal Transaksi

    a. Tanggal 1 Januari 2008, pada saat penandatanganan perjanjian kredit/akad kredit

    (1) Menerima provisi kredit dari nasabah

    Db. Kas/Rekening.../Giro BI Rp. 100.000.000

    Kr. Kredit - amortised cost Rp. 100.000.000

    (2) Pembayaran beban yang dapat diatribusikan

    Db. Kredit - amortised cost Rp. 20.000.000

    Kr. Kas/Rekening.../Giro BI Rp. 20.000.000

    (3) Mencatat kewajiban komitmen fasilitas kredit

    Db. Rekening lawan - fasilitas kredit yang belum

    digunakan

    Rp. 100.000.000.000

    Kr. Kewajiban komitmen - fasilitas kredit yang belum

    digunakan

    Rp. 100.000.000.000

    (4) Pada saat penarikan kredit oleh debitur

    Db. Kredit - amortised cost Rp. 100.000.000.000

    Kr. Kas/Rekening.../Giro BI Rp. 100.000.000.000

    Bersamaan dengan itu dilakukan jurnal untuk mengurangi kewajiban komitmen fasilitas

    kredit yang belum digunakan debitur.

    Db. Kewajiban komitmen - fasilitas kredit yang belum

    digunakan

    Rp. 100.000.000.000

    Kr. Rekening lawan - fasilitas kredit yang belum

    digunakan

    Rp. 100.000.000.000

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    14/20

    b. Tanggal 31 Januari 2008, pada saat pembebanan fee kelolaan rekening, bunga

    kepada nasabah dan amortisasi berdasarkan suku bunga efektif

    (1) Pada saat pembebanan fee kepada debitur

    Db. Tagihan fee pengelolaan rekening Rp. 20.000

    Kr. Pendapatan fee pengelolaan rekening Rp. 20.000

    (2) Pada saat menerima setoran fee dari debitur

    Db. Kas/Giro/Giro BI Rp. 20.000

    Kr. Tagihan fee pengelolaan rekening Rp. 20.000

    (3) Pada saat pembebanan tagihan kepada debitur

    Db. Pendapatan bunga kredit yang akan diterima Rp. 1.250.000.000

    Db. Kredit - amortised cost Rp. 4.982.050

    Kr. Pendapatan bunga kredit Rp. 1.254.982.050

    (4) Pada saat menerima setoran bunga dari debitur

    Db. Kas/Rekening/Giro BI Rp. 1.250.000.000

    Kr. Pendapatan bunga kredit yang akan diterima Rp. 1.250.000.000

    Jurnal transaksi untuk 3 sd 6, 8 sd 12, 14 sd 18 dan 20 sd 23 sama dengan transaksi no. 2,

    dengan asumsi debitur membayar kewajibannya dengan lancar.

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    15/20

    c. Tanggal 30 Juni 2008, pada saat pembebanan feekelolaan rekening, bunga kepada

    nasabah dan amortisasi berdasarkan suku bunga efektif serta penerimaan angsuran

    pokok

    (1) Pada saat pembebanan fee kepada debitur

    Db. Tagihan fee pengelolaan rekening Rp. 20.000

    Kr. Pendapatan fee pengelolaan rekening Rp. 20.000

    (2) Pada saat menerima setoran fee dari debitur

    Db. Kas/Giro/Giro BI Rp. 20.000

    Kr. Tagihan fee pengelolaan rekening Rp. 20.000

    (3) Pada saat pembebanan tagihan kepada debitur

    Db. Pendapatan bunga kredit yang akan diterima Rp. 1.250.000.000

    Db. Kredit - amortised cost Rp. 5.066.208

    Kr. Pendapatan bunga kredit Rp. 1.255.066.208

    (4) Pada saat menerima setoran bunga dari debitur

    Db. Kas/Rekening/Giro BI Rp. 1.250.000.000

    Kr. Pendapatan bunga kredit yang akan diterima Rp. 1.250.000.000

    (5) Pada saat pelunasan pokok kepada debitur

    Db. Kas/Rekening/Giro Bi Rp. 25.000.000.000

    Kr. . Kredit - amortised cost Rp. 25.000.000.000

    Jurnal transaksi untuk no. 13, 19, dan 25 sama dengan transaksi no. 7, dengan asumsi debitur

    membayar kewajibannya dengan lancar

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    16/20

    Contoh kasus terdapat bukti obyektif terjadinya penurunan nilai atas kredit :

    Berdasarkan evaluasi periodik yang dilakukan bank, pada akhir September 2008

    terdapat bukti obyektif terjadinya penurunan nilai kredit, yaitu kegagalan debitur

    membayar kewajiban bunga pada tanggal 30 September 2008.

    Berdasarkan bukti obyektif tersebut, bank melakukan kembali estimasi arus kas

    yang mungkin diperoleh dan selanjutnya didiskonto menggunakan suku bunga efektif

    awal untuk memperoleh nilai kini atas arus kas tersebut. Selisih kurang antara nilai

    tercatat kredit sebelum terdapat bukti obyektif penurunan nilai dan nilai kini estimasi

    arus kas masa datang merupakan cadangan kerugian penurunan nilai yang harus

    dibentuk.

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    17/20

    No Tahun Estimasi Nilai Kini Nilai Tercatat Suku Angsuran Tagihan Amortisasi Nilai Tercatat

    Trx Arus Kas Arus Kas Awal Bunga Pokok Bunga dengan Akhir

    Kredit Efektif (EIR) EIR Kredit

    A B C D E = D X EIR F G = p x i H = E - G I = D+E+F+G

    1 1-Jan-08 (99,920,000,000) 99,920,000,000

    2 31-Jan-08 1,250,000,000 99,920,000,000 1,255,066,208 (1,250,000,000) 5,066,208 99,925,066,208

    3 28-Feb-08 1,250,000,000 99,925,066,208 1,255,129,843 (1,250,000,000) 5,129,843 99,930,196,051

    4 31-Mar-08 1,250,000,000 99,930,196,051 1,255,194,277 (1,250,000,000) 5,194,277 99,935,390,328

    5 30-Apr-08 1,250,000,000 99,935,390,328 1,255,259,521 (1,250,000,000) 5,259,521 99,940,649,8506 31-May-08 1,250,000,000 99,940,649,850 1,255,325,585 (1,250,000,000) 5,325,585 99,945,975,434

    7 30-Jun-08 26,250,000,000 99,945,975,434 1,255,392,478 (25,000,000,000) (1,250,000,000) 5,392,478 74,951,367,912

    8 31-Jul-08 937,500,000 74,951,367,912 941,442,445 (937,500,000) 3,942,445 74,955,310,357

    9 31-Aug-08 937,500,000 74,955,310,357 941,491,965 (937,500,000) 3,991,965 74,959,302,322

    Terdapat bukti obyektif penurunan nilai

    10 30-Sep-08 937,500,000 72,569,997,965 72,569,997,965

    11 31-Oct-08 72,569,997,965 911,530,746 911,530,746 73,481,528,711

    12 30-Nov-08 73,481,528,711 922,980,220 922,980,220 74,404,508,931

    13 31-Dec-08 28,750,000,000 27,693,295,086 74,404,508,931 934,573,507 (28,750,000,000) 934,573,507 46,589,082,439

    14 31-Jan-09 46,589,082,439 585,191,984 585,191,984 47,174,274,423

    15 28-Feb-09 47,174,274,423 592,542,411 592,542,411 47,766,816,834

    16 31-Mar-09 500,000,000 463,920,510 47,766,816,834 599,985,165 (500,000,000) 599,985,165 47,866,801,999

    17 30-Apr-09 47,866,801,999 601,241,049 601,241,049 48,468,043,048

    18 31-May-09 48,468,043,048 608,793,064 608,793,064 49,076,836,112

    19 30-Jun-09 500,000,000 446,869,133 49,076,836,112 616,439,938 (500,000,000) 616,439,938 49,193,276,050

    20 31-Jul-09 49,193,276,050 617,902,506 617,902,506 49,811,178,556

    21 31-Aug-09 49,811,178,556 625,663,801 625,663,801 50,436,842,357

    22 30-Sep-09 500,000,000 430,444,479 50,436,842,357 633,522,583 (500,000,000) 633,522,583 50,570,364,940

    23 31-Oct-09 50,570,364,940 635,199,721 635,199,721 51,205,564,661

    24 30-Nov-09 51,205,564,661 643,178,281 643,178,281 51,848,742,943

    25 31-Dec-09 52,500,000,000 43,535,468,758 51,848,742,943 651,257,057 (52,500,000,000) 651,257,057 0

    Net Cash Flows 83,687,500,000 72,569,997,965 10,180,002,035 (82,750,000,000) 10,180,002,035

    Suku Bunga Efektif Awal 1.256%

    (Original Effective Interest Rate / EIR)

    Keterangan

    p = pokok

    i = suku bunga kontraktual

    Tabel 7. Perhitungan Penurunan Nilai

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    18/20

    a. Tanggal 30 September 2008, pada saat terdapat bukti obyektif terjadinya penurunan

    nilai kredit

    (1) Mencatat kerugian penurunan nilai

    Db. Kerugian penurunan nilai Rp. 2,389,304,356

    Kr. Cadangan kerugian penurunan nilai Rp. 2,389,304,356

    (apabila masih terdapat tagihan bunga pada saat penurunan nilai, maka dilakukan jurnal

    balik)

    (2) Pengakuan bunga pada saat terjadi penurunan nilai

    (tidak ada pengakuan bunga pada saat bank tidak menerima pembayaran dari debitur)

    b.

    Tanggal 31 Oktober 2008, pada saat pengakuan

    Db. Kredit yang diamortisasi Rp. 911.530.746

    Kr. Pendapatan bunga Rp. 911.530.746

    c. Tanggal 30 November 2008, pada saat pengakuan

    Db. Kredit yang diamortisasi Rp. 922.980.220

    Kr. Pendapatan bunga Rp. 922.980.220

    d. Tanggal 31 Desember 2008, pada saat pengakuan amortisasi bunga dan penerimaan

    arus kas sesuai

    (1) Mencatat pengakuan amortisasi bunga

    Db. Kredit yang diamortisasi Rp. 934.573.507

    Kr. Pendapatan bunga Rp. 934.573.507

    (2) Penerimaan arus kas sesuai estimasi

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    19/20

    Db. Kas/Rekening/Giro BI Rp. 28.,750.000.000

    Kr. Kredit yang diamortisasi Rp. 28.750.000.000

    e. Jurnal transaksi untuk no. 14 s/d 24 sama dengan transaksi no. 11-13, dengan asumsi debitur

    membayar sesuai dengan Tanggal 31 Desember 2008, pada saat pengakuan amortisasi

    bunga dan penerimaan arus kas sesuai

    (1) Mencatat pengakuan amortisasi bunga

    Db. Kredit yang diamortisasi Rp. 651.257.057

    Kr. Pendapatan bunga Rp. 651.257.057

    (2) Penerimaan arus kas sesuai estimasi

    Db. Kas/Rekening/Giro BI Rp. 52.500.000.000

    Kr. Kredit yang diamortisasi Rp. 52.500.000.000

    (3) Penghentian pengakuan kredit dengan menjurnal cadangan kerugian penurunan nilai

    Db. Cadangan kerugian penurunan nilai Rp. 2,389,304,356

    Kr. Kredit yang diamortisasi Rp. 2,389,304,356

  • 7/23/2019 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

    20/20

    Daftar Pustaka

    Materi Refresment Level 1 Sertifikasi Manajemen Resiko: PT. Bank Negara Indonesia

    (Persero) Tbk.

    Materi Refresment Level 2 Sertifikasi Manajemen Resiko: PT. Bank Negara Indonesia

    (Persero) Tbk.

    Materi Perkuliahan Manajemen Resiko: Wahyu Meiranto