convergence paralysis

Upload: annisa-hidayati-priyono

Post on 24-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Convergence Paralysis

    1/6

    convergence paralysisFiled under: Mata,med papers ningrum @ 7:48 pm

    PENDAHULUAN

    Mata berhubungan erat dengan otak, dan sering memberi petunjukpetunjuk diagnostik penting

    untuk berbagai gangguan susunan sara! pusat" Memang, sara! optikus adalah bagian dari

    susunan sara! pusat" #enyakit intrakranium sering menyebabkan gangguan penglihatan karena

    adanya kerusakan atau tekanan pada salah satu bagian dari jalur optikus" $ara!sara! kranialis

    %%%, %&, dan &%, yang mengontrol gerakan otototot okular, mungkin terkena, dan sara! & dan &%%

    juga berhubungan erat dengan dengan !ungsi mata"'()

    #arinaud adalah orang pertama yang menjelaskan bah*a paralisis konvergensi adalah sebuah

    kondisi yang berbeda dari insu!isiensi konvergensi, dimana diplopia terjadi hanya pada !iksasi

    dekat, adduksi normal, dan pasien tidak mampu memusatkan perhatian" +komodasi mungkin

    saja normal, berkurang, atau bahkan tidak ada, dan pupil bisa saja terlibat ataupun tidak" #ada

    beberapa pasien re!leks pupil mungkin terhapus akibat konvergensi dan dipertahankan untuk

    cahaya 'berkebalikan dengan pupil +rgyll obertson)" '-)

    DEFINISI

    .onvergensi berarti proses mengarahkan sumbu visual dari mata ke satu titik dekat" #aralisis

    berarti kehilangan kemampuan menggerakkan bagian tubuh sebagai akibat kerusakan input

    sara!" '(,/)

    Konvergensi

    .etika mata mengikuti obyek yang mendekat, mata harus berpaling ke dalam untuk menjaga

    keselarasan antara sumbu visual dengan objek" 0tototot rektus medial yang berkontraksi dan

    otototot rektus lateral bersantai di ba*ah pengaruh stimulasi sara! dan inhibisi" '()

    .onvergensi adalah sebuah proses akti! dengan volunter yang kuat serta komponen involunter"

    $atu pertimbangan penting dalam mengevaluasi otot e1traocular pada strabismus adalah

    konvergensi" '()

    https://ningrumwahyuni.wordpress.com/category/med-papers/mata/https://ningrumwahyuni.wordpress.com/category/med-papers/https://ningrumwahyuni.wordpress.com/category/med-papers/https://ningrumwahyuni.wordpress.com/category/med-papers/mata/
  • 7/24/2019 Convergence Paralysis

    2/6

    2ntuk menguji konvergensi, sebuah benda kecil secara perlahan diba*a menuju batang hidung"

    #erhatian pasien diarahkan ke objek dengan mengatakan, 3auhkan gambaran dari penggandaan

    selama mungkin"5 .onvergensi biasanya dapat dipertahankan sampai obyek hampir ke jembatan

    hidung" 6ilai numerik aktual ditempatkan pada konvergensi dengan mengukur jarak dari batang

    hidung 'dalam sentimeter) kemana mata 3istirahat5 'yaitu, ketika mata nondominan mengayun

    ke lateral sehingga konvergensi tidak lagi dipertahankan)" itik ini disebut titik dekat

    konvergensi, dan nilai hingga cm dianggap dalam batas normal" '()

    JALUR PENGLIHATAN SENSORIK

    Gambaran Topografi Singa! "Gambar #$

    $ara! kranialis %% merupakan indera khusus untuk penglihatan" 9ahaya dideteksi oleh selsel

    batang dan kerucut di retina, yang dapat dianggap sebagaiend-organsensorik khusus untuk

    penglihatan" adan sel dari reseptorreseptor ini mengeluarkan tonjolan 'prosesus) yang

    bersinaps dengan selsel ganglion retina" +kson selsel ganglion membentuk lapisan serat sara!

    pada retina dan menyatu membentuk sara! optikus" $ara! keluar dari bagian belakang bola mata

    dan berjalan ke posterior di dalam kerucut otot untuk masuk ke dalam rongga tengkorak melalui

    kanalis optikus"'()

  • 7/24/2019 Convergence Paralysis

    3/6

    ;idalam tengkorak, dua sara! optikus menyatu membentuk kiasma optikus" ;i kiasma, lebih dari

    separuh serat 'yang berasal dari separuh retina bagian nasal) mengalami dekusasi dan menyatu

    dengan seratserat temporal yang tidak menyilang dari sara! optikus sisi lain untuk membentuk

    traktus optikus" Masingmasing traktus optikus berjalan mengelilingi pedunkulus serebrum

    menuju nukleus genikulatum lateral, tempat traktus tersebut bersinaps" ;engan demikian,

    semua serat yang menerima impuls dari separuh kanan lapang pandang masingmasing mata

    membentuk traktus optikus kiri dan berproyeksi ke hemis!er serebrum kiri" ;emikian juga,

    separuh kiri lapang pandang berproyeksi ke hemis!er serebrum kanan" ;ua puluh persen serat di

    traktus melayani !ungsi pupil" $eratserat ini meninggalkan traktus tepat di sebelah anterior dari

    nukleus dan mele*ati brakium kolikulus superior menuju ke nukleus pretektalis otak tengah"

    $eratserat lainnya bersinaps di nukleus genikulatum lateral" adanbadan sel dari struktur ini

    membentuk traktus genikulokalkarina" raktus ini berjalan melalui tungkai posterior kapsula

    interna dan kemudian menyebar ke dalam radiasi optikus yang melintasi lobus temporalis dan

    parietalis dalam perjalanan ke korteks oksipitalis 'korteks kalkarina)" '()

    Ana%isis Lapang Pan&ang &a%am 'enen!(an Loasi Lesi &i Ja%(r Peng%i)a!an

    #ada praktek klinis, lokasi lesi di jalur penglihatan ditentukan dengan pemeriksaan lapang

    pandang sentral dan peri!er"

  • 7/24/2019 Convergence Paralysis

    4/6

    dimana saja di jalur penglihatan yang terletak posterior terhadap kiasma menyebabkan de!ek

    homonim kontralateral" ;e!ek ini dapat konguren 'yi", identik ukuran, bentuk, dan lokasinya)

    atau inkonguren" =esi di kiasma biasanya menyebabkan de!ek bitemporalis"'()

    $ebaiknya digunakan isopter multipel 'obyek pemeriksaan dengan berbagai ukuran) untuk

    mengevaluasi de!ek secara menyeluruh" ;e!ek lapang pandang memperlihatkan tanda edema

    atau penekanan apabila terdapat di daerahdaerah 3skotoma relati!5 'yi", de!ek lapang pandang

    lebih besar untuk obyek pemeriksaan yang lebih kecil)" ;e!ek lapang pandang semacam itu

    dikatakan mengalami 3sloping5" ?al ini berbeda dengan lesi iskemik atau vaskular dengan batas

    batas curam 'yi", de!ek berukuran sama sebesar apapun ukuran obyek pemeriksaan yang

    digunakan)" ;e!ek lapang pandang ini dikatakan bersi!at 3absolut5"'()

  • 7/24/2019 Convergence Paralysis

    5/6

    ETIOLOGI

    .elainan ini disebabkan oleh histeria atau lesi destrukti! di jalur supranukleus untuk konvergensi"

    .ombinasi kegagalan konvergensi motorik dan miosis pupil memastikan usaha pasien dan

    adanya lesi organik" '()

    $klerosis multipel, miastenia gravis, trauma kepala, ense!alitis, tabes dorsalis, tumor, aneurisma,

    gangguan serebrovaskular minor dan penyakit #arkinson adalah penyebab organik yang

    utama" '(,)

    #aralisis konvergen mungkin berhubungan dengan sindroma #arinaud" '4)

    GA'*ARAN KLINIS

    #aralisis konvergen ditandai dengan a*itan diplopia untuk penglihatan dekat yang mendadak,

    tanpa kelumpuhan salah satu otot ekstraokular" '()

    .arakteristiknya adalah adduksi dan akomodasi normal dengan ekstropia dan diplopia hanya

    pada usaha !iksasi dekat" #aralisis konvergen berbeda dari insu!isiensi konvergen pada onsetnya

    yang cenderung akut dan ketidakmampuan pasien untuk mengatasi setiap mengenali

    prisma base-outdengan sebuah prisma rotary" '4,)

  • 7/24/2019 Convergence Paralysis

    6/6

    DIAGNOSIS

    ielscho*sky menganalisa paralisis konvergensi dan diagnosa bandingnya" #aralisis konvergensi

    dapat dengan mudah disimulasikan secara sengaja pada pasien yang tidak koperati! dan

    secara tidak sengaja pada pasien neurotik dan orangorang dengan penyakit yang

    melemahkan" '-)

    ielscho*sky membentuk prasyarat berikut untuk diagnosis paralisis konvergensi: '() bukti

    adanya penyakit intrakranial, '-) ri*ayat onset tibatiba diplopia silang pada !iksasi dekat, '/)

    temuan yang direproduksi pada pemeriksaan berikutnya, dan '4) mempertahankan akomodasi

    dan reaksi pupil pada upaya untuk memusatkan perhatian" ika o!talmoplegia internal

    dihubungkan dengan paralisis konvergensi, keberadaan lesi organik yang berlokasi di nukleus

    atau supranukleus hampir pasti" '-)

    emuan autopsi memperlihatkan bah*a paralisis konvergensi terjadi paling sering dengan lesi

    yang terdapat pada corpora Auadrigemina atau nukleus nervus kranialis ketiga" ?ubungan paling

    sering paralisis konvergensi adalah dengan paralisis penglihatan vertikal 'sindroma #arinaud)

    yang nantinya menegaskan bah*a paralisis konvergensi dapat disebabkan oleh lesi pada lokasi

    ini" '-)

    PENATALAKSANAAN

    #enatalaksanaannya terbatas pada penyediaan prisma base-inlebih untuk meringankan diplopia"

    2mumnya akomodasi juga melemah, khususnya pada pasien dengan penyakit kronis, dan

    sebagai tambahan lensa mungkin juga dibutuhkan" #asienpasien ini mungkin tidak akan

    mungkin kembali mendapatkan penglihatan binokular tunggal yang nyaman" 0klusi salah satu

    mata diindikasikan pada kasuskasus seperti itu, dan pembedahan otot mata merupakan

    kontraindikasi" '4)