epilepsi dalamkehamilan

Upload: ivan-c-pasaribu

Post on 21-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    1/41

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1 Latar Belakang

    Epilepsi dikenal sebagai salah satu penyakit tertua didunia (2000 tahun SM) dan

    menempati urutan kedua dari penyakit saraf setelah gangguan peredaran darah otak.

    Angka kejadian epilepsi masih tinggi terutama dinegara berkembang. Dari banyak studi

    menunjukkan baha angka kejadian epilepsi !ukup tinggi" diperkirakan pre#alensinya

    berkisar antara 0"$%&'. ata%rata pre#alensi epilepsi "2 per *000 penduduk. Sedangkan

    angka insidensi epilepsi dinegara berkembang men!apai $0%+0 kasus per *00.000

    penduduk. ,ila jumlah penduduk indonesia berkisar 220 juta" maka diperkirakan jumlah

    pasien epilepsi *"*-" juta. re#alensi epilepsi pada bayi dan anak%anak !ukup tinggi"

    menurun pada deasa muda dan pertengahan" kemudian meningkat lagi pada kelompok

    pada usia lanjut.*"2

    Di /ndonesia penelitian epidemiologik tentang epilepsi belum pernah dilakukan"

    namun bila dipakai angka pre#alensi yang dikemukakan seperti dalam rujukan" maka

    dapat diperkirakan baha bila penduduk /ndonesia saat ini sekitar 220 juta akan

    ditemukan antara *"* sampai &"& juta penderita penyandang epilepsi. Sedangkan dari

    semua anita hamil didapatkan antara 0"'%0"$' penyandang epilepsi dan &0' masih

    dalam usia reproduksi.2"

    1ehamilan pada anita penyandang epilepsi sampai saat ini masih dianggap sebagai

    kehamilan risiko tinggi" dikarenakan adanya pengaruh yang kurang baik dari epilepsi

    terhadap kehamilan dan sebaliknya serta pengaruh obat anti epilepsi terhadap janin.

    1urang lebih ' bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendapat terapi obat anti

    epilepsi (3AE) tersebut mengalami !a!at baaan baik se!ara anatomis maupun

    fisiologis.& ,eberapa penelitian epidemiologik juga menemukan bayi dari ibu yang

    menderita epilepsi mengalami !a!at lahir sekitar dua sampai tiga kali lipat dibanding

    populasi umum. Di seluruh dunia sekitar &0.000 bayi setiap tahun terpajan 3AE di dalam

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    2/41

    kandungan. Diperkirakan sekitar *.$00%2.000 dari bayi tersebut mengalami !a!at lahir

    sebagai dampak 3AE tersebut.$

    Dalam menghadapi kehamilan resiko tinggi seperti ini" maka pada ibu hamil dengan

    epilepsi sebaiknya dibutuhkan penanganan se!ara terpadu antara ahli kebidanan dan ahli

    saraf agar dapat bebas dari serangan epileptik" serta ahli anak untuk memantau adanya

    gangguan perkembangan dan kelainan kongenital. 3leh karena itu penulis merasa perlu

    untuk membahas kasus epilepsi dalam kehamilan ini.

    2 Tujuan

    4ujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas 1epaniteraan 1linik

    Senior Departemen /lmu 1ebidanan 5akultas 1edokteran 6ni#ersitas Sumatera 6tara -

    S6 7aji Adam Malik Medan dan meningkatkan pemahaman penulis mengenai

    penyakit epilepsi pada kehamilan.

    3 Manfaat

    Manfaat penulisan laporan kasus ini ditujukan untuk mempelajari kasus epilepsi pada

    kehamilan yang berlandaskan teori guna memahami bagaimana !ara mengenali dan

    mengobati epilepsi dalam kehamilan. 7al ini diharapkan dapat mengoptimalisasi

    kemampuan dan pelayanan dalam meraat pasien hamil yang menderita epilepsi

    sehingga dapat memperke!il efek samping dari pengobatan dan penyakitnya.

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    3/41

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1 Definii

    ,erdasarkan konsensus erkumpulan Dokter Spesialis Saraf /ndonesia" epilepsi

    didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai dengan manifestasi klinis yang serupa

    dan berulang sebagai akibat oleh lepasnya muatan listrik abnormal dan berlebihan di

    neuron%neuron se!ara paroksismal yang disebabkan berbagai etiologi.2

    ,angkitan epilepsi adalah manifestasi klinis yang serupa dan berlangsung se!ara

    mendadak dan sementara dengan atau tanpa penurunan kesadaran" disebabkan oleh

    hiperakti#itas listrik sel saraf di otak dan bukan oleh suatu penyakit otak akut. 2

    Epilepsi dalam kehamilan dapat berupa epilepsi pada anita hamil yang memang

    sudah didiagnosis dengan epilepsi" dan dapat juga berupa epilepsi gestasional. Epilepsi

    gestasional merupakan keadaan dimana bangkitan epilepsi baru pertama kali terjadi saat

    anita tersebut hamil.

    Epilepsi gestasional merupakan suatu sindroma yang jarang dijumpai" dan bangkitan

    epilepsi ini tidak dijumpai saat anita tersebut tidak sedang hamil. Dikenal pula istilah

    gestasional onset epilepsidimana bangkitan epilepsi pertama terjadi saat hamil" tetapi

    bangkitan tetap terjadi saat sedang tidak hamil.

    2 Eti!l!gi

    Se!ara umum" etiologi epilepsi dibedakan menjadi tiga kelompok" yaitu28

    a /diopatik" yang penyebabnya tidak diketahui dan diduga memiliki predisposisi

    genetik

    b 1riptogenik" dianggap simptomatik" akan tetapi sebenarnya penyebabnya belum

    diketahui" misalnya akibat SindromaLennox Gastautdan west syndrome

    ! Simptomatik" disebabklan oleh kelainan9lesi pada susunan saraf pusat

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    4/41

    5rekuensi dan keparahan epilepsi dapat mengalami perubahan pada seorang anita

    pada masa pubertas" menstruasi" kehamilan dan menopause. Dalam hal ini faktor

    hormonal dilaporkan memiliki peranan penting. Dari suatu penelitian prospektif yang

    dilakukan oleh S!hmid"dkk" dari *22 anita hamil yang memang telah didiagnosis

    epilepsi" ditemukan baha kehamilan tidak berpengaruh terhadap frekuensi bangkitan

    epilepsi pada $0' kasus" jumlah bagkitan meningkat pada +' kasus" sementara *'

    lainnya mengalami penurunan bangkitan frekuensi.

    Masih tidak dapat dijelaskan se!ara pasti mengapa kehamilan dapat mempengaruhi

    frekuensi bangkitan epilepsi. ada kebanyakan kasus" diajukan beberapa hipotesis yang

    menjelaskan mengapa terjadi peningkatan bangkitan epilepsi. 7ipotesis yang diajukan

    tersebut antara lain8

    * 5aktor 7ormonal

    ada anita" estrogen memiliki efek epileptogenik yang mana kadar estrogen

    meningkat selama kehamilan dan men!apai pun!aknya pada trimester ketiga

    kehamilan. ada seorang anita yang hamil kadar estrogen dalam darah akan

    menurun"sehingga merangsang aktifitas en:im asam glutamat dekarboksilase dan

    karena itu sintesis gamma amino butiric acid (;A,A) akan menurun dalam otak.

    Dengan menurunnya konsentrasi ;A,A di otak akan merangsang bangkitan epilepsi.+"

    2 5aktor Metabolik

    ada kehamilan akan terjadi hemodilusi" dengan akibat filtrasi glomerulus

    berkurang sehingga terjadi retensi !airan serta edema" akibatnya kadar obat

    antiepilepsi dalam plasma akan menurun. etensi !airan yang terjadi menyebabkan

    hiponatremi. 1eadaan ini akan menimbulkan gangguan parsial dari

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    5/41

    ada anita hamil #olume plasma meningkat kira%kira sepertiga pada

    trisemester ketiga" hal ini disebabkan oleh efek dilusi. enentuan dan angka

    penurunan dari konsentrasi obat anti epilepsi berbeda ubtuk setiap jenis obat.

    enurunan kadar obat dalam darah untuk fenitoin dan fenobarbital kira%kira 0'

    terjadi pada trisemester pertama" sedangkan untuk karbama:epin terbesar

    penurunannya pada trisemester ketiga.

    Selain itu" selama kehamilan" terjadi peningkatan klirens kreatinin hingga $0'

    sehingga obat antiepilepsi yang ekskresinya melalui ginjal akan semakin !epat

    diekskresi. Akibatnya kadar obat tersebut dalam plasma akan semakin menurun dan

    tidak dapat men!apai kadar terapeutik.

    & 5aktor sikologis

    1e!emasan serta ketegangan emosional dan gangguan tidur yang terjadi

    selama kehamilan diduga dapat meningkatkan frekuensi bangkitan epilepsi" meskipun

    mekanisme yang jelas masih belum dapat diketahui hingga saat ini."+"

    $ 5aktor 1etaatan asien

    Sering dijumpai keadaan dimana anita hamil menjadi bosan dan menjadi

    tidak teratur dalam mengkonsumsi obat antiepilepsi. Selain itu sering ada ke!emasan

    anita hamil terhadap efek samping obat antiepilepsi tersebut sehingga mereka!enderung tidak taat minum obat antiepilepsi. Akibatnya bangkitan epilepsi menjadi

    semakin sering terjadi "+.

    3 E"i#e$i!l!gi

    ,erbagai literatur menyebutkan pre#alensi yang berbeda mengenai frekuensi

    bangkitan epilepsi selama kehamilan. Suatu penelitian prospektif yang dilakukan oleh

    S!hmid"dkk" dari *22 anita hamil yang memang telah didiagnosis" ditemukan baha

    kehamilan tidak berpengaruh terhadap frekuensi bangkitan epilepsi pada $0' kasus"

    jumlah bangkitan meningkat pada +' kasus" sementara *' lainnya mengalami

    penurunan bangkitan frekuensi epilepsi. Sekitar > dari kasus peningkatan frekuensi

    bangkitan terjadi pada trimester ketiga kehamilan.

    Di seluruh dunia" sekitar &0.000 bayi lahir dengan riayat telah terpajan dengan obat

    antiepilepsi selama dalam kandungan. 4er!atat sebesar ' dari bayi tersebut mengalami

    kelainan kongenital yang diakibatkan efek teratogenik obat anti epliepsi. ,ayi yangdilahirkan dari ibu dengan konsumsi obat antiepilepsi memiliki risiko tiga kali lebih besar

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    6/41

    untuk menderita kelainan kongenital. 4ingginya angka kejadian malformasi kongenital

    pada bayi dengan riayat terpapar 3AE mengakibatkan ibu menjadi enggan

    mengkonsumsi 3AE. Akibatnya statistik men!atat terjadi peningkatan frekuensi

    bangkitan epilepsi sebesar *+ hingga ' pada anita selama masa kehamilan+".

    % Pat!fii!l!gi E"ile"i

    Epilepsi bukan merupakan suatu penyakit tunggal" tetapi merupakan suatu penyakit

    heterogen dalam hal manifestasi klinis" etiologi yang mendasari" dan patofisiologi.

    Mekanisme spesifik dan jalur yang mendasari suatu serangan yang spesifik dapat

    ber#ariasi. Serangan epilepsi se!ara luas diklasifikasikan berdasarkan lokasi asal lepasnya

    muatan listrik dan ke mana arah penjalarannya.

    ?"*0"**

    Serangan fokal atau parsial mun!ul dari sebuah area terlokalisasi di otak dan

    mempunyai manifestasi klinis yang merefleksikan area otak tersebut. @epasnya muatan

    listrik yang fokal ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat menyebar ke area korteks otak

    yang berdekatan" ke struktur subkorteks" dan9atau ditransmisikan melalui jalur komisura

    untuk melibatkan seluruh korteks. Arah penyebaran yang terakhir ini menunjukkan

    generalisasi sekunder dari serangan fokal. Sebagai !ontoh" sebuah serangan yang berasal

    dari korteks motorik kiri dapat menyebabkan gerakan !epat dan tajam dari ekstremitas

    atas kanan. ika lepasnya muatan listrik epileptogenik ini menyebar ke area sekitarnya

    dan kemudian ke seluruh otak" serangan umum sekunder tonik%klonik terjadi.*0

    Serangan umum primer dimulai dengan lepasnya muatan listrik abnormal pada kedua

    hemisfer se!ara simultan. Serangan umum melibatkan hubungan resiprokal antara

    thalamus dan neokorteks. Manifestasi dari penyebaran akti#itas epileptogenik dapat

    ber#ariasi dari gangguan kesadaran singkat (seperti pada serangan absans) hingga

    akti#itas motorik generalisata disertai dengan hilangnya kesadaran (serangan umum

    tonik%klonik).*0

    ada tingkat selular" suatu serangan epilepsi mungkin dimengerti sebagai suatu hal

    yang merepresentasikan ketidakseimbangan antara arus eksitatorik dan inhibitorik di otak.

    Sirkuit%sirkuit neuron terdiri dari8 (*) konduksi aksonal" yang dimediasi oleh propagasi

    dari potensial aksi sepanjang akson neuron" dan (2) transmisi sinaptik" yang mun!ul di

    antara neuron%neuron. 1edua proses ini menggunakan kanal ion.*0

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    7/41

    1anal ion merupakan protein yang meliputi membran yang membentuk pori selektif

    untuk ion natrium" kalium" klorida" atau kalsium. ergerakan ion meleati membran

    neuron menentukan potensial membran elektrik dan menghasilkan potensial aksi. ;radien

    ion natrium dan kalium dipertahankan oleh pompa BaC%1C%A4ase yang menjaga

    potensial membran istirahat pada keadaan terpolarisasi (sekitar %+0m). Dua tipe utama

    dari kanal ion yang bertanggung jaab untuk akti#itas inhibitorik dan eksitatorik adalah

    kanal bergerbang #oltase (voltage-gated channels) dan kanal bergerbang kimiai

    (ligand-gated channels). @eatnya ion%ion melalui kedua jenis kanal tersebut akan

    menghasilkan depolarisasi (!ontohnya aliran masuk kation) atau hiperpolarisasi

    (!ontohnya aliran masuk anion atau aliran keluar kation).*2

    1onduktansi yang bersifat mendepolarisasi adalah eksitatorik" dan dimediasi oleh

    arus masuk dari natrium dan kalsium. 4iap kanal natrium berdiri sebagai suatu kompleks

    dari subunit polipeptida. erubahan genetik pada struktur kanal natrium diper!aya

    menyebabkansyndrome of Generalized Epilepsy with Febrile Seizures plus(;E5SC) dan

    Dravet syndrome" sebuah epilepsi mioklonik berat pada bayi. ,anyak obat antikon#ulsi

    yang bekerja pada kanal natrium bergerbang #oltase" misalnya fenitoin dan

    karbama:epin.*0"*2

    Akti#asi kanal kalsium bergerbang #oltase berkontribusi terhadap fase depolarisasi

    dari potensial aksi. Masuknya kalsium dapat juga mempengaruhi pelepasan

    neurotransmiter" ekspresi gen" dan pola pengaktifan neuron. 1anal kalsium juga

    merupakan kompleks hetero%oligomer. Aliran kalsium pada sel%sel piramidal A di

    hipokampus menyebabkan lepasnya aliran listrik se!ara besar%besaran pada sel%sel

    tersebut dan dapat berkontribusi terhadap sinkronisasi epileptik. erubahan pada kanal

    kalsium juga memainkan peranan pada epilepsi absans pada anak%anak.*0"*2

    eran konduktansi yang bersifat membuat hiperpolarisasi dimediasi terutama oleh

    kanal kalium" yang melaan arus depolarisasi dan berfungsi untuk menghambat atau

    mengurangi eksitasi pada sistem saraf. 5asilitasi konduktansi yang membuat

    hiperpolarisasi bersifat antikon#ulsi. Meskipun tidak ada antikon#ulsi pada penggunaan

    di klinik saat ini yang bekerja se!ara langsung pada kanal kalium bergerbang #oltase"

    beberapa antikon#ulsi seperti topiramat dan le#etira!etam bekerja melalui fase

    hiperpolarisasi.*0"*2

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    8/41

    4ransmisi sinaptik memiliki dua sifat" yaitu transmisi eksitatorik dan transmisi

    inhibitorik. Asam amino glutamat adalah neurotransmiter eksitatorik utama pada sistem

    saraf pusat. alur glutamatergik tersebar luas di seluruh otak" dan akti#itas asam amino

    eksitatorik adalah penting untuk perkembangan otak yang normal dan plastisitas sinaptik

    yang bergantung akti#itas. eseptor glutamat se!ara umum dibagi menjadi-methyl-D-

    aspartate !"D#$ receptors dan non-"D# receptors. 4ransmisi eksitatorik dapat

    berkontribusi terhadap lepasnya ledakan listrik epileptogenik. Sirkuit eksitatorik rekuren

    yang diproduksi oleh mossy fiberspada epilepsi mesial temporal berhubungan dengan

    peningkatan konduktansi BMDA. ,lokade pada reseptor BMDA akan mengurangi

    akti#itas ledakan listrik pada epilepsi.*0

    4ransmisi inhibitorik menggunakan gamma-aminobutyric acid (;A,A) sebagai

    neurotransmiter. Setelah pelepasan ;A,A dari akson terminal" ;A,A akan berikatan

    dengan dua kelas reseptor" yaitu reseptor ;A,A%A dan ;A,A%," yang ditemukan

    hampir di semua neuron korteks. eseptor ;A,A%A juga ditemukan pada glia" alaupun

    fungsinya pada sel ini masih belum jelas. Akti#asi reseptor ;A,A%A pada badan sel dari

    neuron korteks yang matur akan menghasilkan aliran masuk ion klorida dan

    hiperpolarisasi membran" sehingga menghambat lepasnya muatan listrik sel. Akan tetapi"

    pada neuron yang imatur" akti#asi reseptor ;A,A%A justru menyebabkan depolarisasimembran. Aliran keluar bikarbonat melalui kanal ;A,A%A juga berkontribusi terhadap

    depolarisasi. eseptor ;A,A%, berada pada membran postsinaptik dan terminal

    presinaptik. ,ila reseptor ;A,A%A menghasilkan konduktansi !epat %nhibitory

    &ostsynaptic &otentials (/Ss) yang dekat dengan badan sel" reseptor ;A,A%, pada

    membran postsinaptik memediasi konduktansi lambat /S terutama pada dendrit sel

    piramidal hipokampus. Akti#asi reseptor ;A,A%, pada terminal presinaptik

    menghambat pelepasan sinaptik neurotransmiter. Sumasi akti#asi yang dimediasi reseptor

    ;A,A se!ara indi#idu menyebabkan hiperpolarisasi membran yang dimediasi klorida"

    yang melaan depolarisasi yang dihasilkan oleh sumasi ES. ;angguan pada akti#itas

    inhibitorik ini dapat menyebabkan kejang dan epilepsi. Sejalan dengan hal ini"

    peningkatan inhibisi yang dimediasi oleh ;A,A merupakan suatu mekanisme penting

    obat%obat anti epilepsi.*0"*2

    eranan glia pada regulasi pelepasan muatan epileptogenik semakin diper!aya. Salah

    satu peran penting dari glia adalah mengembalikan homeostasis ion" terutama kadar ion

    kalium ekstraselular" setelah akti#itas neuron. erubahan potensial membran glia se!ara

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    9/41

    langsung berhubungan dengan perubahan kadar kalium ekstraselular" dan blokade kanal

    selektif kalium glia menghasilkan hipereksitabilitas neuron.*0

    1onsekuensi dari serangan (seizure) bergantung pada banyak faktor" termasuk

    etiologi" sindrom epilepsi" usia saat onset serangan" tipe serangan" frekuensi" durasi" dan

    keparahan.*2

    Semakin lama serangan" semakin serius konsekuensi yang terjadi. Sebagai !ontoh"

    status epileptikus menyebabkan kerusakan neuron bahkan ketika faktor sistemik (seperti

    tekanan darah dan oksigen) dan etiologi yang mendasari berada dalam kontrol. Status

    epileptikus ini dapat menyebabkan peningkatan risiko serangan berulang dan timbulnya

    defisit neurologis.*2

    Serangan yang singkat" jika berulang" dapat menyebabkan perubahan struktur dan

    fungsi otak. roses dimana bagian otak yang normal berubah se!ara bertahap menjadi

    epileptikus akibat serangan yang berulang" atau bahkan lepasnya muatan listrik neuron

    subklinis se!ara sinkron" disebut sebagai 'indling. ,anyak bukti menunjukkan baha

    epilepsi lobus temporal dapat menjadi progresif.*0"*2

    1ehamilan menghadirkan masalah tersendiri bagi anita dengan epilepsi. Serangan

    dapat semakin memburuk pada sepertiga anita hamil dengan epilepsi" sementara yang

    lainnya tidak mengalami perubahan atau malah mengalami perbaikan selama kehamilan.

    otensi teratogenik obat antiepilepsi tetap menjadi perhatian utama bagi anita dengan

    epilepsi" alaupun hampir ?0' bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi obat

    antiepilepsi sehat.*

    & Pengaru' E"ile"i Ter'a#a" Ke'a$ilan

    1ebanyakan perempuan dengan epilepsi telah mengalami bangkitan sebelum

    kehamilan. Meskipun jarang terjadi" beberapa perempuan dengan epilepsi mungkin

    mengalami bangkitan hanya selama kehamilan" yang disebut gestasional epilepsi(

    erempuan tersebut akan terbebas bangkitan diantara kehamilan. Sebuah subkelompok

    lain (gestational onset epilepsi) mungkin mengalami bangkitan pertama mereka ketika

    hamil dan setelah itu mungkin terus mendapatkan bangkitan rekuren spontan. Sekitar *'

    hingga 2' perempuan dengan epilepsi mungkin mengalami status epileptikus selama

    kehamilan" yang berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi.

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    10/41

    1ehamilan pada perempuan dengan epilepsi tergolong mempunyai faktor risiko

    tinggi. ,anyak penelitian mengatakan terdapat peningkatan risiko komplikasi obstetrik

    pada perempuan dengan epilepsi dibandingkan dengan kehamilan normal. 7al ini

    disebabkan adanya pengaruh kehamilan terhadap epilepsi dan sebaliknya" pengaruh

    epilepsi terhadap janin dan pengaruh obat anti epilepsi terhadap perkembangan

    janin.*0"*

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya" kehamilan dapat meningkatkan frekuensi

    serangan epilepsi. eningkatan frekuensi serangan epilepsi ini tidak ada hubungan dengan

    jenis serangan" usia perempuan dengan epilepsi" lama menderita epilepsi" atau frekuensi

    serangan pada kehamilan yang lalu.*

    Sebuah penelitian menyatakan baha perempuan dengan epilepsi yang makin sering

    mengalami serangan kejang setiap bulannya sebelum hamil" frekuensi serangannya akan

    meningkat selama kehamilan" sedangkan perempuan dengan epilepsi yang dalam aktu

    sembilan bulan tidak pernah kejang atau hanya satu kali" tidak akan mengalami

    peningkatan serangan kejang selama hamil.*

    enderita lebih dari dua tahun bebas

    serangan maka risiko timbulnya serangan epilepsi selama hamil menurun atau tidak

    timbul.erempuan dengan epilepsi yang sering mengalami serangan kejang umum atau

    fokal sebelum konsepsi akan lebih sering mengalami serangan selama kehamilan. *&"*$

    ,ayi dari ibu yang menderita epilepsi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk

    sejumlah outcome kehamilan yang merugikan. Di antaranya adalah kematian janin"

    malformasi kongenital" pendarahan neonatus" berat badan lahir rendah" keterlambatan

    perkembangan" kesulitan makan" dan epilepsi masa kanak%kanak.

    Sejumlah data epidemiologi menunjukkan" anak dari perempuan penderita epilepsi

    mengalami !a!at lahir sekitar 2% kali lebih tinggi dari populasi umum. Di seluruh dunia"

    sekitar &0.000 bayi setiap tahun terpajan 3AE di dalam kandungan. Diperkirakan sekitar

    *$00%2000 dari bayi tersebut mengalami !a!at lahir sebagai dampak 3AE tersebut.

    ,angkitan selama kehamilan meningkatkan risiko outcome kehamilan yang

    merugikan. ,angkitan pada trisemester pertama diketahui meningkatkan risiko

    malformasi kongenital pada keturunan *2"' berbanding &' dengan anak yang terpapar

    dengan bangkitan maternal pada aktu yang lain. ,angkitan umum tonik%klonik

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    11/41

    meningkatkan risiko hipoksia dan asidosis dan juga !edera karena trauma benda tumpul.

    eneliti dari 1anada menemukan baha bangkitan maternal meningkatkan risiko

    keterlambatan perkembangan. Meski jarang terjadi" status epileptikus dapat menyebabkan

    tingkat mortalitas yang tinggi bagi ibu dan anak. Di dalam sebuah penelitian terhadap 2?

    kasus yang dilaporkan" ? ibu dan *& anak meninggal selama atau sesaat setelah episode

    status epileptikus. Anak dari seorang perempuan yang memiliki tiga kali bangkitan tonik

    klonik umum selama kehamilannya" dapat menyebabkan perdarahan intraserebral.

    Se!ara umum" pengaruh epilepsi terhadap kehamilan dapat diklasifikasikan menjadi

    pengaruh epilepsi terhadap kehamilan" janin" dan neonatus.

    * engaruh epilepsi terhadap kehamilan

    1omplikasi serangan epilepsi pada kehamilan terjadi *"$ sampai & kali" yaitu

    perdarahan per#aginam sekitar +'%*0' pada trimester / dan ///" hiperemesis

    gra#idarum sebagian besar akibat dosis tinggi obat anti epilepsi" herpes maternal

    ditemukan kali lebih sering dan resiko timbulnya preeklampsia $0'%2$0'.*$

    isiko pada ibu dapat terjadi trauma fisik" menurunnya kemampuan

    neuropsikologik dan kemungkinan untuk dilakukannnya seksio sesaria. Sedangkan

    kematian ibu hamil seaktu serangan kejang sangat jarang sekali (di /nggris hanya

    sekitar * per tahun) dan penyebab kematian karena asfiksia pada saat serangan. *$

    ada perempuan hamil dengan epilepsi" insiden komplikasi eklampsia tidak

    meningkat" yang lebih sering ditemukan adalah preeklampsia.$Eklampsia atau

    &regnancy %nduced )ypertension (/7) adalah hipertensi ensefalopati yang

    mendadak timbul menyebabkan fibrinoid arterio nekrosis disertai perdarahan dengan

    akibat disrupsi atau kerusakan tunika media arteriola" merembesnya protein serum

    terjadilah edema #asogenik. ada pemeriksaan 4 S!an dan M/ kepala ditemukan

    edema difus dan perdarahan otak. 7al ini harus segera diatasi dengan menurunkan

    tekanan darah misalnya dengan *a channel bloc'er" mengatasi edema dengan

    hiper#entilasi dan pemberian kortikosteroid.*

    ,erikut merupakan table perbandingan komplikasi ibu dan janin pada anita

    hamil dengan dan tanpa epilepsi8

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    12/41

    4abel *. 1omplikasi maternal dan janin pada perempuan hamil dengan epilepsi

    FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF

    1omplikasi maternal G janin Epilepsi ,ukan epilepsi

    FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF

    4otal kehamilan +* *2$"&2

    7iperemesis gra#idarum *'%' 0"'erdarahan per#aginam $"*' 2"2'

    reeklampsia +"$' &"+'

    @ahir dengan % S "2' *"* '

    6sia gestasi H + minggu "?' $"0'

    ,erat lahir H 2$00 g +"&' "+'

    7ipoksia *"?' 0"+'

    Malformasi kongenital &"$' 2"2'

    *left lip or palate *"*'

    Angka Mortalitas anin (per *000 kelahiran)

    Stillbirth $" +"erinatanal *" *&"

    1ematian neonatal 2?" "0

    1ematian postnatal $" "&

    FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF

    Dikutip dari artlidge *

    2 engaruh epilepsi terhadap janin

    Serangan epilepsi pada anita hamil dapat menyebabkan kelainan atau

    kematian pada janin. 1ematian janin" didefinisikan sebagai fetal loss setelah usia

    kehamilan 20 minggu tampaknya menjadi hal yang umum terjadi dan kemungkinan

    merupakan masalah yang sama besarnya dengan malformasi dan anomali kongenital.

    enelitian yang membandingkan tingkat stillbirth menemukan tingkat yang lebih

    tinggi pada bayi dari ibu dengan epilepsi (*"% *"&') dibandingkan dengan bayi dari

    ibu tanpa epilepsi (*"2%+"'). *

    Aborsi spontan" didefinisikan sebagai fetal loss pada usia kehamilan kurang

    dari 20 minggu" tampaknya terjadi lebih sering pada bayi dari ibu dengan epilepsi.

    enelitian lain telah menunjukkan kenaikan tingkat kematian neonatus dan perinatal.

    4ingkat kematian perinatal berkisar dari *" hingga +"' dibandingkan dengan *"0

    hingga "?'kontrol.*?

    amson" dkk. meneliti hubungan antara epilepsi general dan kematian janin.

    7asil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan kematian maternal dan fetal

    berhubungan dengan status epileptikus dan efek samping bangkitan se!ara umum

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    13/41

    pada janin seperti hipoksia dan asidosis. 7al itu mengindikasikan" terapi 3AE perlu

    dilanjutkan meskipun keaspadaan terhadap teratogenik 3AE harus diperhatikan.*

    1ematian pada janin lebih sering disebabkan saat serangan ibu hamil

    mengalami ke!elakaan seperti terjatuh" luka bakar dan tenggelam. Sedangkan trauma

    dapat menyebabkan pe!ahnya selaput ketuban" persalinan prematur" infeksi. *"*?

    1ejang umum tonik klonik sekali saja atau tunggal akan mempengaruhi

    denyut jantung janin menjadi lambat (transient fetal bradycardia selama 20 menit)"

    sedangkan bila kejang berulang dan berlangsung lama komplikasi terhadap jantung

    menjadi lebih berat serta dapat mengganggu sirkulasi sistemik janin sehingga bisa

    timbul hipoksia. *

    engaruh lainnya yang dapat dijumpai akibat kejang pada anita hamil yaitu

    kemampuan untuk hidup janin menurun seperti skor A;A yang rendah" lahir mati

    dan kematian perinatal " gangguan perkembangan janin (berat badan lahir rendah dan

    kelahiran prematur) menjadi 2 kali lipat serta terjadi perdarahan intra kranial" dimana

    setelah dilakukan induksi persalinan ternyata bayi yang meninggal sudah mengalami

    maserasi.*"*?

    ,ila status epileptikus timbul saat kehamilan biasanya sepertiga dari ibu%ibu

    dan setengah dari janin tidak dapat diselamatkan dan harus segera diatasi tanpa

    memandang kehamilannya.*"*?

    engaruh epilepsi terhadap neonatus

    ,ayi lahir mati" kematian neonatal serta kematian perinatal didapatkan dua

    kali lipat lebih banyak daripada populasi umum.erdarahan pada neonatus terjadi

    dalam 2& jam pertama dari aal kehidupan. 1eadaan ini disebabkan kekurangan atau

    defisiensi faktor pembekuan //" //" /I dan I yang tergantung pada #itamin 1.

    Defisiensi #itamin 1 disebabkan oleh obat anti epilepsi se!ara kompetitif

    menghambat transpostasi #itamin 1 melalui plasenta dan ditambah dengan kadar

    #itamin 1 yang rendah pada kehamilan. 1eadaan ini dapat di!egah dengan

    memberikan #itamin 1 dosis tinggi pada minggu terakhir kehamilan.Bamun karena

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    14/41

    lebih sering terjadi persalinan prematur maka #itamin 1 (*0%20 mg9hari) ini diberikan

    pada 2%& minggu terakhir. erdarahan neonatus harus diberifresh frozen plasma untuk

    mengatasi koagulopati.*"*?

    engaruh epilepsi terhadap neonatus yang bermakna lainnya adalah

    malformasi kongenital. ,eberapa studi atau penelitian mendapatkan hampir sebagian

    besar malformasi kongenital terjadi akibat pengaruh obat anti epilepsi yang diberikan

    pada anita hamil trimester pertama (*"?')" tetapi ada yang berpendapat karena

    memang sudah ada fa!tor genetiknya.4idak ada malformasi yang khas diakibatkan

    oleh pemakaian obat anti epilepsi satu jenis tertentu.*"*+"*

    Ada dua kelompok malformasi kongenital yang dikenal yaitu malformasi

    mayor 2'%' (yang paling sering adalah !elah orofasial+ anomali jantung dan defek

    pada neural tube) dan malformasi minor *$' (yang paling sering adalah

    hipertelorism" lipatan epikantal" shallow philt" hipoplasia jari digital dan lipatan

    simian). 7anya saja dikatakan defek neural tube (terutama spina bifida lumbosakral)

    yang diakibatkan asam #alproat (*'%2') lebih banyak daripada karbama:epin

    (0"$').3leh karena itu ada yang menyarankan agar dosis yang digunakan diturunkan

    pada perempuan hamil dengan epilepsi. *"*+"*

    roses metabolisme obat anti epilepsi merupakan faktor utama yang potensial

    terhadap teratogenitas janin. Defek genetik akibat proses detoksifikasi dan inhibisi

    yang berinteraksi dengan obat anti epilepsi tertentu diduga mempunyai pengaruh yang

    kuat pada risiko teratogenitas.*"*&

    1elainan distal digital hipoplasia merupakan tanda spesifik untuk teratogenitas

    dari phenytoin. Dibandingkan obat anti kon#ulsan lain" tampaknya phenytoin paling

    banyak disalahkan untuk malformasi kongenital ini" namun kelainan kongenital yang

    lebih sering dijumpai (& kali) seperti bibir sumbing atau !elah palatum serta kelainan

    jantung biasanya dapat diperbaiki dengan tindakan operatif. 7al yang men!emaskan

    adalah neuroblastoma yang terjadi pada anak yang terpapar phenytoin in utero. *"*&

    ,ayi dari ibu yang mendapat phenobarbital akan mengalami risiko timbulnya

    drug withdrawal + hari setelah partus" dengan gejala sebagai berikut kegelisahan"

    gemetar (tremor)" mudah terangsang (hipereksetibilitas)" high pitch cry" nafsu makan

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    15/41

    yang besar disusul dengan muntah%muntah.;ejala ini mulai timbul pada saat bayi

    telah meninggalkan rumah sakit sehingga membuat kepanikan pada ibunya. ,iasanya

    semua gejala ini akan berakhir dalam * atau 2 minggu" ke!uali hipereksitibilitas dapat

    berakhir 2%& bulan.*"*$

    ada ibu yang mendapat asam #alproat dan phenytoin selama hamil" bayinya

    dapat mengalami serangan kejang intrauterin dan perinatal" juga retardasi mental dan

    gangguan perkembangan bahasa.

    Malformasi kongenital ditemukan *"2$'%**"$'

    (normal 2'%') pada yang mendapat obat anti epilepsi politerapi" penggunaan dosis

    tinggi obat anti epilepsi dan kadar asam folat yang rendah. *"*+"*

    erempuan dengan epilepsi yang menyusui bayinya dapat menyebabkan obat

    anti epilepsi ditransfer melalui AS/. 1adar obat anti epilepsi dalam AS/ adalah

    sebagai berikut phenytoin *'" phenobarbital 0'" primidone +0'" karbama:epine

    &0'" asam #alproat &'%$'. Bamun pada umumnya AS/ tetap diberikan" karena

    penghentian AS/ yang mendadak dapat menyebabkan kejang pada neonatal.*

    ( Manifetai Klini

    ,angkitan dapat dibagi menjadi generalized (umum) atau parsial (fokal). ada

    bangkitan umum" kedua sisi otak terakti#asi se!ara bersamaan. ada bangkitan fokal"

    lon!atan elektrik dimulai dari * fokus di otak" yang kemudian menyebar ke daerah

    lainnya.20

    * ,angkitan 6mum

    Di bangkitan umum" pasien tiba%tiba berhenti melakukan akti#itas yang

    meraka lakukan" mata dan kepala mengarah ke satu sisi dan tubuh menjadi kaku. 7al

    ini biasanya diikuti dengan hentakan tangan dan kaki" dan rintihan dan buih dari

    mulut. ,eberapa menit kemudian" badan kembali relaksasi dan tertidur. asien

    tersebut sama sekali tidak sadar akan serangan bangkitannya. ,angkitan dapat terjadi

    saat tidur.20

    ,erikut ini merupakan beberapa tipe dari bangkitan umum8

    4abel 2. ,eberapa 4ipe ,angkitan 6mum20

    4onik%1lonik Dalam bangkitan tonik%klonik" pasien kehilangan

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    16/41

    kesadaran dan jatu h" kadang%kadang diikuti dengan

    jeritan" dan terjadi kekakuan umum (fase tonik).

    ernapasan berhenti" karena semua otot tubuh

    bangkitan" dan pasien menjadi sianosis" kepala

    tertarik" lengan fleksi" dan kaki plantar%fleksi. Setelah

    beberapa saat" fase tonik diikuti oleh fase klonik"

    ketika otot%otot berkontraksi dan relaksasi se!ara

    bergantian" menjadi gerakan klonik. Selama

    menghentak" pasien mungkin menggigit lidahnya"

    buang air ke!il" atau kadang%kadang feses. 5ase

    klonik dapat berlangsung beberapa menit. 1etika

    semua hentakan berhenti dan pasien mendapatkan

    kembali kesadaran" dia mungkin merasa sangat lelah

    dan mengalami sakit kepala dan kebingungan. Dia

    tidak ingat apa yang terjadi" dan mungkin

    menemukan dirinya di lantai dalam posisi aneh.

    5rekuensi bangkitan dapat ber#ariasi dari satu hari

    untuk satu bulan atau sekali setahun" atau bahkan

    sekali setiap beberapa tahun.

    1lonik ada bangkitan tipe ini" t idak terdapat komponen

    tonik" hanya terdapat hentakan klonik berulang.

    4onik ada bangkitan tipe ini" terjadi kontraksi otot se!ara

    tiba%tiba. 4erdapat kehilangan kesadaran se!ara tiba%

    tiba. 1adang%kadang terdapat kepala dan mata yang

    mengarah ke satu sisi.

    Absans ,angkitan ini merupakan jangka pendek kehilangan

    kesadaran yang berlangsung beberapa detik (tidak

    lebih dari setengah menit). ,iasanya onsetnya

    mendadak" dengan atau tanpa manifestasi motorik.

    4erdapat tatapan kosong" rotasi mata ke atas. asien

    tidak responsif bila diajak bi!ara. ,angkitan ini dapat

    tiba%tiba berakhir" dan pasien melanjutkan kembali

    apa yang dia lakukan sebelum bangkitan. asien tidak

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    17/41

    memiliki memori baha barusan ia mengalami

    bangkitan. ,angkitan absans mudah terpro#okasi

    oleh hiper#entilasi. ,angkitan absens khas terjadi

    pada anak usia sekolah dan dapat terjadi berkali%kali

    sehari.

    Mioklonik ,angkitan tipe ini terdiri atas kontraksi otot yang

    tiba%tiba yang terjadi di satu ekstremitas atau

    bilateral. Dapat berupa satu buah hentakan atau

    berulang. ,angkitan tipe ini sering dijumpai

    bersamaan dengan bangkitan tipe lain.

    Spasme /nfantil ada bangkitan tipe ini" pasien mengalami fleksikepala" lutut menekuk" dan fleksi abduksi dari lengan.

    ,angkitan ini biasanya terjadi di tahun pertama

    kehidupan dan sangat sulit ditangani.

    2 ,angkitan arsial

    ,erikut ini merupakan beberapa tipe dari bangkitan parsial8

    20

    4abel . ,eberapa 4ipe ,angkitan arsial$

    Simpel arsial Dalam bangkitan parsial sederhana" beberapa pasien

    mungkin mengalami fenomena motorik atau sensorik.

    ,angkitan mun!ul dari daerah tertentu di otak" dengan

    pasien sadar penuh atau sebagian akan bangkitannya.

    ada bangkitan motorik" fokusnya terdapat di girus

    presentralis (korteks motorik). 1edutan dimulai dari

    bagian distal ekstremitas atau ajah. 1edutan dapat

    tetap terlokalisasi" atau menyebar ke keseluruhan

    ekstremitas dan bahkan menjadi umum (melibatkan

    seluruh tubuh). ,angkitan sensorik memiliki fokus di

    girus postsentralis (korteks sensorik). Mungkin ada

    perasaan kesemutan" dingin atau panas" atau mati rasa di

    ekstrimitas. 1adang%kadang mungkin ada perasaan aneh

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    18/41

    dengan penglihatan" atau pendengaran" atau sensasi bau.

    ,angkitan otonom berhubungan dengan fokus di lobus

    temporal. Mungkin ada8 sensasi menyesak dari

    epigastrium ke tenggorokan" palpitasi" berkeringat atau

    kemerahan. ;ejala%gejala psikis dapat terdiri dari

    perubahan mood" memori" atau pikiran. Mungkin ada

    distorsi persepsi (aktu" ruang" atau orang) atau masalah

    dengan bahasa. 7alusinasi terstruktur dapat terjadi

    (musik" adegan). ,angkitan simpel parsial biasanya

    hanya diakui sebagai serangan epilepsi ketika mereka

    berkembang menjadi bangkitan umum.

    1ompleks arsial Di bangkitan ini" pasien mengalami gangguan kesadaran"

    tapi bukan penurunan kesadaran total. asien sedikit

    sadar atas apa yang sedang terjadi" tapi dia tidak bisa

    menanggapi apa%apa" ataupun mengubah tingkah lakunya

    selama serangan. ,angkitan biasanya dimulai dengan

    aura yang mungkin terdiri dari banyak jenis seperti"

    perasaan aneh di perut naik ke tenggorokan dan kepala"

    atau sensasi !ahaya" suara" bau" atau rasa atau perubahan

    dalam persepsi" misalnya" dari aktu (aktu rasanya

    berjalan terlalu lambat atau terlalu !epat)" !ahaya atau

    suara atau ruang. @ingkungan mungkin tiba%tiba tampak

    aneh dan berbeda dalam skala (hal%hal tampak lebih

    besar atau lebih ke!il dari biasanya)" atau ada deja #u

    (sensasi menyadari sesuatu telah terjadi sebelumnya).

    erasaan ini dapat menyebabkan pasien !emas. 1adang%

    kadang bangkitan terjadi dengan halusinasi atau dengan

    gejala psikomotorik seperti otomatisasi misalnya"

    menarik%narik pakaian" mengunyah" memukul bibir" atau

    melakukan gerakan berulang tanpa tujuan. 3tomatisasi

    ini dapat menjadi sangat kompleks yaitu pasien dapat

    melakukan tugas%tugas sulit" atau perjalanan ke suatu

    tempat" tetapi kemudian tidak ingat telah melakukan hal

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    19/41

    tersebut. asien tiba%tiba mendapatkan kembali

    kesadaran penuh dan menemukan dirinya di tempat yang

    sama sekali berbeda. Selama otomatisme pasien dapat

    menjadi agresif. terdapat fase pemulihan yang lambat

    setelah bangkitan parsial kompleks" dengan periode

    kebingungan. Setelah serangan" ada amnesia lengkap

    mengenai serangan itu.

    ) Diagn!i

    Ada langkah untuk menuju diagnosis epilepsi" yaitu 8

    * @angkah pertama8 memastikan apakah kejadian yang bersifat paroksismal

    menunjukkan bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi

    2 @angkah kedua8 apabila benar terdapat bangkitan epilepsi" maka tentukanlah

    bangkitan yang ada termasuk jenis bangkitan yang mana

    @angkah ketiga8 tentukan etiologi" sindrom epilepsi apa yang ditunjukkan oleh

    bangkitan tadi" atau epilepsi apa yang diderita oleh pasien

    Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda klinik dalam

    bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2 kali) yang ditunjang oleh gambaran

    epileptiform pada EE;. Se!ara lengkap urutan pemeriksaan untuk menuju ke diagnosis

    adalah sebagai berikut28

    * Anamnesis (auto dan alo%anamnesis)

    a ola9bentuk bangkitan

    b @ama bangkitan

    ! ;ejala sebelum" selama dan paska bangkitan

    d 5rekuensi bangkitan

    e 5aktor pen!etus

    f Ada9tidak adanya penyakit lain yang diderita sekarangg 6sia pada saat terjadinya bangkitan pertama

    h iayat pada saat dalam kandungan" kelahiran dan perkembangan

    bayi9anak

    i iayat terapi epilepsi sebelumnya

    j iayat penyakit epilepsi dalam keluarga

    2 emeriksaan fisik umum dan neurologik

    Melihat adanya tanda%tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi"

    seperti trauma kepala" infeksi telinga atau sinus" gangguan kongenital" gangguan

    neurologik fokal atau difus" ke!anduan alkohol atau obat terlarang dan kanker.2

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    20/41

    emeriksaan penunjang" dilakukan sesuai indikasi dan bila memungkinkan2

    * emeriksaan elektro%ensefalografi (EE;)

    a ekaman EE; sebaiknya dilakukan pada saat bangun" tidur dengan

    stimulasi fotik" hiper#entilasi" stimulasi tertentu sesuai pen!etus

    bangkitan (pada epilepsi refleks)b 1elainan epileptiform EE; interiktal (diluar bangkitan) pada orang

    deasa dapat ditemukan sebesar 2?%'J pada pemeriksaan ulang

    gambaran epileptiform dapat meningkat menjadi $?%++'

    ! ,ila EE; pertama normal sedangkan persangkaan epilepsi sangat

    tinggi" maka dapat dilakukan EE; ulangan dalam 2&%& jam setelah

    bangkitan atau dilakukan dengan persyaratan khusus" misalnya kurangi

    tidur(sleep deprivation)" atau dengan menghentikan obat anti%epilepsi

    (3AE)d /ndikasi pemeriksaan EE;

    e Membantu menegakkan diagnosis epilepsi

    f Menentukan prognosis pada kasus tertentu

    g ertimbangan dalam penghentian 3AE

    h Membantu dalam menentukan letak fokus

    i ,ila ada perubahan bentuk bangkitan dari bangkitan sebelumnya

    2 emeriksaan pen!itraan otak (brain imaging) dengan indikasi 8

    a Semua kasus bangkitan pertama yang diduga ada kelainan struktural

    b Adanya perubahan bentuk bangkitan

    ! 4erdapat defisit neurologik fokal

    d Epilepsi dengan bangkitan parsial

    e ,angkitan pertama di atas usia 2$ tahun

    f 6ntuk persiapan tindakan pembedahan epilepsi

    "agnetic ,esonance %maging(M/)

    M/ merupakan prosedur pen!itraan pilihan untuk epilepsi dengan

    sensiti#itas tinggi dan lebih spesifik dibanding dengan *omputed omography

    (4 s!an). M/ dapat mendeteksi sklerosis hipokampus" disgenesis kortikal

    tumor dan hemangioma ka#ernosa. emeriksaan M/ diindikasikan untuk

    epilepsi yang sangat mungkin memerlukan terapi pembedahan.2

    & emeriksaan laboratorium 2

    a Darah8 hemoglobin" leukosit" hematokrit" tombosit" apus darah tepi" elektrolit

    (natrium" kalium" kalsium" magnsesium)" kadar gula" fungsi hati

    (S;34"S;4" ;amma ;4" alkali fosfatase)" ureum" kreatinin" dan lainnya atas

    indikasi

    b airan serebrospinal 8 bila di!urigai ada infeksi SS

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    21/41

    emeriksaan%pemeriksaan lain dilakukan atas indikasi misalnya ada kelainan metabolik

    baaan.

    * Diagn!i Ban#ing2

    a Sinkope" dpat bersifat #aso#agal atta!k" kardiogenikm hipo#olemik" hipotens dan

    sinkope saat miksi (micturition syncope)

    b Serangan iskemik sepintas (ransient %schemic #ttac')

    ! ertigo

    d 4ransient global amnesia

    e Barkolepsi

    f ,angkitan panik" psikogenik

    g Sindrom menier

    h 4i!s

    + Penatalakanaan

    Memperhatikan pengaruh epilepsi pada kehamilan" perempuan hamil dengan epilepsi

    dihadapkan pada kondisi yang unik. Satu sisi dengan kehamilannya mempunyai risiko

    untuk meningkat serangannya" namun di sisi lain penggunaan obat anti epilepsi (3AE)

    tidak sepenuhnya aman dan bebas diberikan mengingat efek samping bagi janin yang

    dikandungnya. enanganan epilepsi pada perempuan hamil perlu diren!anakan se!ara

    !ermat. 2

    ,erikut ini adalah pedoman tatalaksana epilepsi pada kehamilan berdasarkan

    1elompok Studi erhimpunan Dokter Spesialis Saraf /ndonesia (ED3S/) tahun 200 8

    2

    # Sebelum 7amil 8 Strong Evidence !*lass %$

    - 4erapi diberikan optimal sebelum konsepsi

    - ,ila memungkinkan perubahan terapi antiepilepsi diselesaikan

    sekurang%kurangnya bulan sebelum konsepsi- Diberikan asam folat (K 0"& mg9hari) selama masa reproduksi dan

    dilanjutkan selama kehamilan

    . Saat 7amil8 Strong Evidence !*lass %$

    - enis 3AE jangan diganti bila tujuannya hanya untuk mengurangi risiko

    teratogenik

    - ada pasien yang menggunakan karbama:epin" di#alproeL sodium atau asam

    #alproat perlu dilakukan8

    emeriksaan kadar alpha%fetoprotein serum (minggu *&%* kehamilan)

    emeriksaan ultrasonografi le#el // (struktural) (minggu *%20

    kehamilan)

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    22/41

    Amniosintesis untuk pemeriksaan kadar alpha%fetoprotein dan asetil

    kolinesterase dalam !airan amnion

    * Saat 7amil 8 /ee'er Evidence !*lass %%%$

    - Dilakukan pemantauan kadar 3AE yang tidak terikat protein. 6ntuk pasien yang

    stabil" kadar obat diperiksa sebelum konsepsi" aal tiap trimester" dan pada bulan

    terakhir kehamilan. uga dapat dipantau bila ada indikasi ( misalnya setelah bangkitan

    atau bila ragu dengan ketaatan minum obat )

    - Diberikan #itamin 1 *0 mg9hari dalam bulan terakhir kehamilan pada pasien yang

    menggunakan antiepilepsi yang menginduksi en:im.

    D Setelah kehamilan9 persalinan 8 Strong Evidence !*lass %$

    - AS/ tetap diberikan

    - Diperhatikan apakah ada kesulitan minum dan efek sedasi pada bayi

    E Setelah kehamilan 8 /ee'er Evidence !*lass %%%$

    - 1adar 3AE dipantau sampai minggu ke pas!a persalinan- ,ila dosis 3AE dinaikkan selama kehamilan" turunkan kembali sampai ke

    kadar dosis sebelum kehamilan untuk menghindari toksisitas

    ara melakukan tatalaksana tersebut adalah sebagai berikut 8

    0 #ntenatal *are

    Menjelang perkainan" keseluruhan tentang kehamilan sudah harus dijelaskan

    kepada penderita dan !alon suaminya. 7al ini berkaitan dengan kehamilan dan seluruh

    proses perubahan perubahan yang terjadi pada janin dan tubuh !alon ibu" persalinan"

    menyusui" ketaatan minum 3AE dan kemungkinan perubahan dosis dan9atau jenis 3AE

    yang diminumnya.*?"20

    ,eberapa konseling bagi perempuan epileptik yang akan segera memiliki anak

    adalah penting. 7al ini berkaitan dangan seluruh proses perubahan yang terjadi pada janin

    dan tubuh !alon ibu" persalinan" menyusui" ketaatan minum 3AE" dan kemungkinan

    adanya perubahan dosis dan9atau jenis yang diminumnya. enderita harus diyakinkan

    baha sebagian besar perempuan melahirkan dengan normal" tetapi kepada penderita

    juga harus diberitahukan baha perempuan penyandang epilepsi mempunyai risiko lebih

    tinggi untuk melahirkan bayi yang !a!at" itupun sebagian besar disebabkan oleh obat

    yang diminumnya. ,angkitan yang terkontrol baik" terutama bangkitan tonik%klonik" akan

    melahirkan bayi sehat. enekanan kepada pentingnya kebangkitan yang terkontrol akan

    meningkatkan ketaatan penderita untuk minum obat selama hamil.*?"20

    E#aluasi prakonsepsi adalah fase yang paling penting di dalam manajemen

    epilepsi dan kehamilan. erempuan hamil dengan epilepsi perlu untuk memiliki tinjauan

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    23/41

    neurologis pada tahap ini" untuk memastikan diagnosis dan kebutuhan untuk

    diteruskannya pengobatan dengan 3AE. Monitoring malformasi janin seharusnya

    dilakukan hingga akhir trimester pertama. rosedur skrining lini pertama mungkin berupa

    estimasi alpha%fetoprotein (A5) serum" yang !enderung meningkat dalam kasus B4D

    terbuka. 1adar A5 serum meningkat se!ara bertahap selama trimester pertama dan

    menurun hingga bulan keempat kehamilan.*?"20

    1easpadaan dokter dan kekhaatiran penderita akan kemungkinan

    terjadinya !a!at pada janin mendorong dikerjakannya pemeriksaan antenatal yang tidak

    sederhana" meliputi pemeriksaan kadar 3AE" asam folat" A5" #itamin 1" dan

    pemeriksaan ultrasonografi untuk mengetahui ada atau tidak adanya neural%tube defe!ts"

    bibir sumbing" dan kelainan jantung baaan. emeriksaan tersebut dikerjakan sejakkehamilan minggu sampai minggu. 4entu saja" pemeriksaan tersebut harus dipahami

    sepenuhnya oleh penderita dan suaminya. 1husus untuk pemantauan kadar 3AE" tidak

    ada konsensus atau bukti epidemiologi kuat yang mendukung pemeriksaan kadar 3AE

    lebih sering dari pada biasa (status tidak hamil). Nalaupun kadar 3AE menurun selama

    kehamilan" fragmen obat yang tidak terikat protein dalam keadaan lebih konstan. Di

    samping hal tersebut diatas" penderita dianjurkan untuk tidur se!ara !ukup. 1urang tidur

    dapat men!etuskan bangkitan epilepsi maupun meningkatkan frekuensinya.*?"20

    ,erikut tindakan prakonsepsi yang dapat dilakukan pada anita dengan

    epilepsi8*?"20"2*"22

    a ika mungkin ganti pengobatan ke monototerapi

    b 4appering off dosis obat ke dosis seminimal mungkin bebas kejang

    ! ada anita yang telah bebas kejang selama 2%$ tahun" pengobatan

    3AE dapat dihentikan

    d eriksa kadar total dan bebas dari 3AE yang memberikan hasil klinis

    yang baike @akukan konsultasi konseling genetik prakonsepsi

    f ,erikan suplemen asam folat & mg 9hari

    1 emberian 3bat Anti Epilepsi

    Apabila monoterapi dapat mengendalikan serangan epilepsi dengan baik maka

    pemberian 3AE harus diteruskan. erubahan jenis 3AE selama kehamilan untuk

    tujuan mengurangin risiko teratogenik merupakan kontra indikasi dengan berbagai

    alasan. erubahan jenis obat justru dapat mengundang serangan. Se!ara umum" risiko

    dapat diminimalisir dengan penggunaan multi#itamin prakonsepsi dengan folat"

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    24/41

    menggunakan 3AE dalam monoterapi pada dosis efektif yang paling rendah" dan

    dengan men!egah terjadinya bangkitan pada ibu.*?"2*

    7ingga saat ini" belum ada penelitian prospektif" terkendali komparatif yang

    mengindikasikan baha 3AE mana yang paling aman selama kehamilan. Se!ara

    keseluruhan" bayi dari ibu dengan epilepsi dilaporkan memiliki tingkat malformasi

    mayor kongenital antara &' dan ' sekitar dua kali dari populasi umum.

    eningkatan risiko ini sangat tinggi bagi perempuan yang memerlukan politerapi

    3AE" memiliki epilepsi refraktori" atau memerlukan kadar obat yang tinggi untuk

    pengendalian bangkitan. 7al ini menunjukkan baha pengendalian bangkitan

    maternal yang optimal" monoterapi" dan menghindari kadar serum pun!ak yang tinggi

    (membagi dosis total harian ke dalam dosis multipel yang lebih ke!il dengan pun!ak

    postabsorptif yang lebih ke!il) akan lebih aman bagi bayi.*?"2*

    @aporan dariorth #merican &regnancy ,egistrymenunjukkan risiko yang

    lebih tinggi untuk abnormalitas kongenital dengan penggunaan fenobarbital dan

    #alproat. 4erjadinya !a!at lahir ini selain bergantung pada jenis dan dosis obat 3AE"

    lama dan aktu serta !ara pemberiannya" juga dipengaruhi oleh faktor genetik"

    beratnya epilepsi yang diderita ibu" atau kombinasi dari berbagai faktor tersebut.

    ,eberapa data menyebutkan" !a!at lahir lebih banyak terjadi pada anak dari ibu yang

    harus mengkonsumsi lebih dari satu ma!am 3AE se!ara bersamaan selama kehamilan

    dibandingkan dengan yang mengkonsumsi hanya satu ma!am 3AE saja. Se!ara nyata

    besarnya peningkatan ini tidak diketahui. ,eberapa peneliti menemukan sekitar '

    !a!at lahir pada ibu hamil yang mengkonsumsi hanya satu ma!am 3AE"

    dibandingkan ibu epilepsi yang tidak mengkonsumsi 3AE selama kehamilan yang

    hanya mengalami !a!at lahir sekitar 2'. isiko ini meningkat menjadi $' pada ibu

    yang mengkonsumsi 2 ma!am 3AE" serta meningkat lagi menjadi *0' pada ibu yang

    mengkonsumsi ma!am 3AE dan pada ibu yang menkonsumsi & ma!am 3AE risiko

    ini meningkat menjadi sekitar 20'. 1ombinasi asam #alproat" karbama:epin dan

    fenobarbital kemungkinan lebih teratogenik dari pada kombinasi 3AE yang lain.

    *?"2*"22

    engaruh jumlah 3AE terhadap kejadian malformasi seperti tertera pada tabel

    berikut ini82"20"2*

    4abel &. ata%rata 1ejadian Malformasi ,erdasarkan umlah 3AE

    1ondisi Maternal ata%ata Malformasi pada anin

    opulasi normal

    Epilepsi tanpa terapi

    2'

    2%'

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    25/41

    Epilepsi dengan * 3AE

    Epilepsi dengan 2 3AE

    Epilepsi dengan 3AE

    &%+'

    $%*0'

    *0%$0'

    ,erdasarkan data" 3AE yang paling sering digunakan adalah karbama:epin"

    fenitoin" dan asam #alproat. 3AE generasi baru seperti lamotigrin" topiramat"

    felbamat" gabapentin" tiagabin" #igabatrin" oL!arba:epin" le#etira!etam" fosfenitoin

    masih sangat terbatas penggunaannya dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk

    mengetahui sejauh mana efek teratogen bisa ditimbulkan. Saat ini belum bisa

    ditentukan di antara jenis 3AE golongan baru tersebut mana yang sebaiknya

    digunakan serta mana yang mempunyai efek teratogenik lebih ke!il atau lebih besar

    dari pada yang lain.*?"2*

    eno#i!h et al. (200&) merekomendasikan penggunaan 3AE dalam

    kehamilan 8 *. ;unakan monoterapi dengan 3AE yang dipilih untuk sindrom atau tipe

    bangkitan. 2. ;unakan dosis yang paling rendah yang diperlukan untuk

    mengendalikan bangkitan dengan optimal. . 7indari kadar pun!ak yang tinggi

    dengan membagi dosis harian total ke dalam dosis multipel yang lebih ke!il. &. Ada

    bukti baha sediaan eLtended release mungkin lebih aman selama kehamilan. $.

    eriksa kadar obat total dan bebas sebulan sekali jika memungkinkan.

    4abel $. 5etal Abnormalies yang berhubungan dengan 3AE

    Fetal

    Anomaly

    P'en,t!i

    n

    P'en!-ar-ita

    l

    Pri$i#!n

    e

    .al"r!ate /ar-a$a0e"in

    e

    Tri$et'a#i!ne

    eural tube

    defects

    O O O I I O

    %ntrauterine

    growth

    restriction

    I O O O O I

    "icrocephaly O O O O I I

    Low %2 I O I O O O

    Distal digital

    hypoplasia

    I I I O O O

    Low-set ears I I O O O I

    Epicanthal

    fold

    I I O I I I

    Short nose I I O I I O

    Long philtrum O O I O I O

    Lipabnormalities I I I I O O

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    26/41

    )ypertelorism I I O O O O

    Developmenta

    l delay

    O I O O I I

    3ther tosis tosis 7irsute

    forehead

    O 7ypoplasti!

    nails

    ardia!

    anomalies

    4 emberian Asam 5olat

    5olat merupakan #itamin esensial yang diperlukan pada sintesa nukleotid dan

    metilasi DBA. ada trimester pertama kehamilan" folat sangat penting dalam

    men!egah !a!at baaan" khususnya B4D. Metilasi DBA penting juga untuk

    men!egah kanker. ertumbuhan yang !epat selama embrio membutuhkan sintesis

    DBA meningkatkan kebutuhan folat. Metabolisme abnormal folat akan

    mengakibatkan penurunan sintesis DBA dan metilasi gen" dengan dampak

    padakerusakan embrio yang sedang tumbuh.*?"20"2*

    Beural tube defe!t adalah salah satu dari malformasi yang terjadi lebih sering

    pada anita dengan pengobatan antiepileptik" khususnya dengan sodium #alproat.

    4elah diketahui dengan jelas baha asam folat prakonsepsi (dengan dosis &%$

    mg9hari) efektif dalam mengurangi risiko neural tube defe!t diantara ibu dengan

    risiko tinggi karena memiliki anak yang dengan kondisi tersebut sebelumnya. 4erlebih

    lagi" penelitian pada binatang (tikus) menunjukkan baha dosis tinggi #alproat

    berhubungan dengan perubahan konsentrasi bentuk folat spesifik di dalam jaringanembrionik dan peningkatan insidensi anomali neural tube. 4etapi penelitian pada

    manusia yang menunjukkan sebuah efek protektif dari suplemen folat pada anita

    dengan epilepsi masih kurang. Dosis optimal asam folat belum diketahui se!ara pasti.

    6ntuk perempuan yang tidak mengalami defisiensi asam folat !ukup diberi * mg9hari.

    Apabila terbukti ada defisiensi asam folat maka kepada penderita perlu diberi asam

    folat dengan dosis yang lebih tinggi" dapat diberikan sampai & mg9hari*.*?"20"2*"22

    5 emberian itamin 1

    ,ayi dari ibu yang mendapatkan pengobatan dengan 3AE tertentu

    (karbama:epin" fenitoin" primidon" fenobarbiton) memiliki risiko yang lebih tinggi

    untuk mengalami perdarahan pada neonatus yang disebabkan defisiensi faktor

    penjendalan yang tergantung pada #itamin 1. /bu dengan obat ini harus mendapatkan

    penanganan profilaksis dengan #itamin 1 (1onakion) 20 mg oral per hari dari usia

    kehamilan minggu hingga persalinan dan bayi mereka harus mendapatkan #itamin

    1 * mg intramuskuler pada saat kelahiran. 20

    ada aalnya berhubungan dengan paparan terhadap fenobarbital atau

    primidon tetapi selanjutnya juga ditunjukkan pada anak yang terpapar dengan

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    27/41

    fenitoin" karbama:epin" dia:epam" mefobarbital" amobarbital" dan ethosuLimide.

    Sebuah kelompok peneliti menunjukkan baha #igabatrin juga meningkatkan risiko

    perdarahan neonatus. Angka pre#alensi men!apai setinggi 0' tetapi tampaknya

    memiliki rata%rata *0'. Mortalitas tinggi" lebih dari 0'" karena perdarahan terjadi

    dalam ka#itas interna dan tidak diketahui hingga anak mengalami syok. erdarahan

    diakibatkan karena defisiensi faktor penjendalan yang tergantung #itamin 1 yaitu

    faktor //" //" /I dan I. Antikon#ulsan bekerja seperti arfarin" dan menghambat

    transport #itamin 1 meleati plasenta20"2*.

    6 ersalinan dan Menyusui

    ersalinan adalah aktu dimana terjadi peningkatan risiko baik untuk ibu

    maupun janin. ,angkitan relatif mungkin terjadi selama persalinan dengan akibat

    risiko pada janin karena anoksia. ersalinan harus dilakukan di klinik atau rumah

    sakit dengan fasilitas untuk peraatan epilepsi dan unit peraatan intensif untuk

    neonatus. Selama persalinan" 3AE harus tetap diberikanJ apabila perlu maka dapat

    diberi dosis tambahan dan9atau obat penetral terutama apabila terjadi partus lama.

    erlu diingat baha 3AE yang menginduksi en:im merupakan inhibitor kompetitif

    terhadap prothrombin pre!usorsJ hal demikian ini menempatkan bayi dalam keadaan

    risiko tinggi untuk terjadinya perdarahan termasuk perdarahan otak. 20"2*

    isiko tertinggi terdapat pada hari pertama pas!alahir" dan bayi mungkin

    memerlukan pemeriksaan koagulasi. 6ntuk mengurangi risiko perdarahan maka pada

    bayi perlu diberikan #itamin 1 pada saat lahir" akhir minggu pertama" dan akhir

    minggu ke%empat bayi diberi 2 mg #itamin 1 se!ara oral. ,agaimanapun" bayi perlu

    untuk mendapatkan pengaasan yang hati%hati terhadap efek apapun yang berkaitan

    dengan paparan 3AE melalui susu ibu. Monitoring konsentrasi obat serum bayi

    disarankan tetapi bukan keharusan. ekomendasi umum adalah untuk meneruskan

    pemberian AS/" tetapi pemberian mungkin dapat dilakukan sebelum ibu

    menggunakan dosis 3AEnya.20"2*

    ,anyak perempuan penyandang epilepsi yang mampu menyusui anaknya

    se!ara baik. 1adar 3AE ditentukan oleh kadar obat dalam plasma dan tingkat

    terikatnya obat oleh protein. Makin tinggi tingkat keterikatan oleh protein maka kadar

    obat dalam AS/ semakin rendah.20"2*

    5enitoin dan asam #alproat terikat protein !ukup tinggi sehingga kadarnyadalam AS/ !ukup rendah. @ebih dari itu" fenitoin !ukup sulit diabsorbsi oleh traktus

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    28/41

    gastrointestinalis bayi. Dengan demikian ibu yang minum fenitoin dan asam #alproat

    diperbolehkan menyusui bayinya. 1arbama:epin dan fenobarbital terdapat dalam AS/

    dalam kadar yang lebih tinggiJ dengan demikian kepada perempuan yang

    bersangkutan kurang dianjurkan untuk menyusui bayinya" atau diperbolehkan

    menyusui bayinya dengan pengaasan yang ketat. Apabila si ibu minum fenobarbital

    maka bayinya harus selalu diaasi apakah tidak dapat menghisap AS/ atau tampak

    mengantuk terus. Apabila terjadi keduanya maka pemberian AS/ harus segera

    dihentikan.20"2*

    7 Status Epileptikus

    Status epileptikus merupakan bangkitan kejang lebih dari 0 menit atau

    terjadinya kejang 2 kali se!ara berturut -turut tanpa fase siuman selama 2& jam.

    1eadaan ini sangat mengan!am jia dan menakutkan" baik bagi ibu dan janin yang

    dikandung. ,erikut manajemen status epileptikus pada anita hamil 8 2"20"2*

    a Manajemen primary sur#ey A," !ek tanda #ital dan oksigenasi

    b Bilai denyut jantung janin dan kedaan umum janin

    ! 1esampingkan kemungkinan eklampsi

    d ,erikan lora:epam (0.* mg9kg" atau" $%*0 mg) tidak lebih dari 2 mg9min

    e ,erikan phenytoin (20 mg9kg"atau" *%2 g) beriakn pelan%pelan tidak lebih

    $0 mg9min dan pantau fungsi kardi#askularnyaf ika penanganan diatas tidak berhasil berikan phenobarbital (20

    mg9kg"atau" *%2 g) se!arfa pelan%pelan tidak lebih dari *00 mg9menit

    g ek laboratorium"termaksud elektrolit" le#el 3AE"glukosa dan uji

    toksisitas

    h ika pada pemeriksaan terjadi gaat janin" lakukan prosedur persalinan

    emergen!y.

    1 Pr!gn!i

    rognosis epilepsi bergantung pada beberapa hal" di antaranya jenis epilepsi faktor

    penyebab" saat pengobatan dimulai" dan ketaatan minum obat. ada umumnya prognosis

    epilepsi !ukup menggembirakan. ada $0%+0' penderita epilepsi serangan dapat di!egah

    dengan obat%obat" sedangkan sekitar $0 ' pada suatu aktu akan dapat berhenti minum

    obat. Serangan epilepsi primer" baik yang bersifat kejang umum maupun serangan lena

    atau melamun atau absen!e mempunyai prognosis terbaik. Sebaliknya epilepsi yang

    serangan pertamanya mulai pada usia tahun atau yang disertai kelainan neurologik dan

    atau retardasi mental mempunyai prognosis relati#e jelek.*

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    29/41

    enderita sindrom epileptik yang berobat teratur" *9 akan bebas serangan paling

    sedikit 2 tahun" dan bila lebih dari $ tahun sesudah serangan terahir" obat dihentikan"

    penderita tidak mengalami saan lagi"dikatakan telah mengalami remisi. Diperkirakan 0

    ' penderita tidak mengalami remisi alaupun minum obat dengan teratur. 5aktor yang

    menglami remisi adalah lamanya saan. Etiologi tipe saan" umur aal terjadi saan"

    saan tonik klonik. Saan lena dan saan parsialkompleks akan mengalami remisi pada

    hamper lebih dari $0 ' penderita. Makin muda usia aal terjadi saan " remisi lebih

    sering terjadi. Sesudah terjadi remisi" kemungkinan terjadinya serangan ulang paling

    sering didapat pada saan tonik klonik dan saan parsial kompleks. Demikian pula pada

    usia muda lebih mudah relaps sesudah remisi.*

    BAB III

    STATUS PASIEN

    IDENTITAS

    Bama 8 Erna Damai Panti

    M 8 $0.+&.?

    6mur 8 * tahun *0 bulan

    Agama 8 rotestan

    endidikan 8 4idak sekolah

    Suku 8 Bias

    Alamat 8 l Diponegoro Desa 4etehosi

    Masuk tanggal 8 *0 April 20*2

    ukul 8 0.00 N/,

    ANAMNESIS All!ana$nei

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    30/41

    By E" usia * tahun" ;*0A0" suku Bias" agama 1risten rotestan" pekerjaan tidak ada.

    Suami tidak diketahui.

    1eluhan 8 /bu ingin mengedan

    4elaah 8 7al ini dialami os sejak tiba di /;D S7AM. Mules%mules mau melahirkan

    dialami os sejak tanggal ?%&%20*2 pukul *.00 N/, disertai dengan keluar

    lendir darah dari kemaluan. iayat keluar air banyak dari kemaluan (C)

    dialami os sejak tanggal %&%20*2 pukul 0.00 N/,.

    3s merupakan pasien kontrol rutin poli neurologi S7AM dan sudah

    didiagnosis dengan epilepsi dan sudah di%EE; dengan kesan perlambatan

    difusi. iayat kejang (C). 7al ini dialami os Q sejak *0 tahun yang lalu" saat

    os berusia Q & tahun" kejang bersifat kaku seluruh tubuh yang kemudian

    diikuti gerakan menghentak%hentak seluruh tubuh. @amanya kejang Q *0

    menit. Setelah kejang os tetap sadar. Dari ibu os diketahui os merasakan

    pandangannya kabur sebelum kejang. Setelah itu os tidak dapat mengingat

    kejadian apapun yang terjadi. 3s selama ini mengkonsumsi obat anti epilepsi.

    Selama hamil" os tetap mengkonsumsi obat anti epilepsi.

    4 8 Epilepsi

    3 8 1arbama:epin" asam folat

    774 8 tidak jelas

    44 8 tidak jelas

    AB 8 ,idan $L" /7 7AM L

    4i5a,at "eralinan 6

    *. 7amil ini.

    Statu "reen

    Sens 8 !m Anemia ( % )

    4D 8 **090 mm7g /kterus ( % )

    7 8 ? L9menit Sianosis ( % )

    8 22 L9menit Dyspnoe ( % )

    4emp 8 +R Edema ( % )

    Statu !-tetriku

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    31/41

    Abdomen 8 membesar simetris

    456 8 pertengahan pusat dan prosesus Lyphoideus

    4egang 8 kiri

    4erbaah 8 kepala (29$)

    ;erak 8 (C)

    7is 8 (C) &L&0=9*0

    D 8 *&&L9menit

    .T6pembukaan !er#iL lengkap" kepala 7odge ///C" selaput ketuban (%) SM &jam" 661

    jam *2

    ST8 lendir darah (C)" air ketuban (C) jernih

    Hail US7 TAS tgl * Maret 212 #i PIH

    - anin tunggal" letak kepala" anak hidup

    - 5M (C)" 57 (C) *&&L9i

    - lasenta fundal

    - ,D +"&* !m

    - 5@ " !m

    - A 2+"0? !m

    - 7 2"$?

    - 7@ $"$ !m

    - E5N 2000 gr

    - A5/ *2 !m

    1esan 1D 2% mgg C letak kepala C A7

    Hail la-!rat!riu$

    7emoglobin *2"00 g9'

    @eukosit **"& L *09mm

    7ematokrit &"?'

    4rombosit 2* L *09mm

    1;D ad random " mg9d@

    Diagn!i

    reterm labor C ; C 1D (2% mgg) C 1 C A7 C 1ala //

    Tera"i

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    32/41

    /5D inger @aktat 20 gtt9i

    /nj Ampi!illin * amp9 jam

    impin persalinan dengan persingkat kala //

    1onsul neurologi untuk pendampingan persalinan

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    33/41

    LAP84AN PA4TUS SP8NTAN PE4.A7INAM a9i PE4SENTASI BELAKAN7

    KEPALA

    a /bu dibaringkan di meja ginekologi dengan infus terpasang dengan baik.

    b 1andung kemih dikosongkan dengan foley !atheter.

    ! ada his yang adekuat tampak kepala maju mundur dan menetap di introitus #agina.d ada his yang adekuat berikutnyadan pada saat kepala bayi !roning (tampak kepala

    &%$ !m di introitus #agina) dan pada saat perineum sudah sangat tipis dilakukan

    episiotomi mediolateral.

    e ,erturut%turut lahir 661" 66," dahi " muka" dagu dan seluruh kepala kemudian

    terjadi putar paksi luar.

    f Dengan pegangan biparietal kepala ditarik ke baah untuk melahirkan bahu depan

    dan ditarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang. Dengan sanggah susur bayi

    seluruhnya.g @ahir bayi laki%laki" ,, 200 gr" , & !m" Apgar S!ore +9. Anus (C).

    h 4ali pusat diklem di dua tempat dan dipotong diantaranya.

    i lasenta dilahirkan dengan 44" kesan lengkap.

    j E#aluasi jalan lahir dilakukan repair episiotomi dengan !hromi! !atgut 2.0.

    k E#aluasi perdarahan" kesan tidak ada perdarahan.

    l 16 ibu post partum baik.

    en!ana 8 aasi kontraksi uterus dan perdarahan post partum" !ek darah rutin 2 jam post

    partus

    HASIL LAB84AT84IUM P8ST PA4TUM 1 A"ril 212

    7emoglobin *"00 g9'

    @eukosit *"$? L *09mm

    7ematokrit +"'

    4rombosit 0? L *09mm

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    34/41

    :!ll!5 u" tanggal 11 A"ril 212

    168 %

    S 8

    Sens 8 !m Anemia ( % )

    4D 8 *2090 mm7g /kterus ( % )

    7 8 L9menit Sianosis ( % )

    8 * L9menit Dyspnoe ( % )

    4emp 8 +"2R Edema ( % )

    S@ 8

    Abdomen 8 soepel" peristaltik (C) B

    456 8 jari di baah umbilikus

    1ontraksi 8 kuat

    9# 8 (%)

    @o!hia 8 rubra

    ,A1 8 (C)

    ,A, 8 (C)

    Diagnosis 8 ost S a9i ,1 C B72

    4erapi 8 AmoLi!illin tab L$00mg

    Asam mefenamat tab L$00mg

    , omp tab 2L*

    arbama:epin tab 2L2$0mg

    @inoral tab 2L*

    en!ana 8 1onsul neurologi untuk raat ambil alih

    Ja5a-an k!nul neur!l!gi 11 A"ril 212

    Dari bagian neurologi os sudah boleh ," kontrol ulang ke poli neurologi dengan membaa

    hasil EE; sebelumnya. Dan obat pulang karbama:epin 2L200 mg.

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    35/41

    :!ll!5 u" tanggal 12 A"ril 212

    168 stabil

    S 8

    Sens 8 !m Anemia ( % )

    4D 8 *2090 mm7g /kterus ( % )

    7 8 L9menit Sianosis ( % )

    8 20 L9menit Dyspnoe ( % )

    4emp 8 "R Edema ( % )

    S@ 8

    Abdomen 8 soepel" peristaltik (C) normal

    456 8 jari di baah umbilikus

    1ontraksi 8 kuat

    9# 8 (%)

    @o!hia 8 rubra

    ,A1 8 (C)

    ,A, 8 (C)

    Diagnosis 8 ost S a9i ,1 C B7

    4erapi 8 AmoLi!illin tab L$00mg

    Asam mefenamat tab L$00mg

    , omp tab 2L*

    arbama:epin tab 2L2$0mg

    @inoral tab 2L*

    en!ana 8 ,

    BAB I.

    DISKUSI KASUS

    4E3/ 1AS6S

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    36/41

    ,erdasarkan konsensus erkumpulan

    Dokter Spesialis Saraf /ndonesia"

    epilepsi didefinisikan sebagai suatu

    keadaan yang ditandai dengan

    manifestasi klinis yang serupa dan

    berulang sebagai akibat oleh lepasnya

    muatan listrik abnormal dan berlebihan

    di neuron%neuron se!ara paroksismal

    yang disebabkan berbagai etiologi.

    Epilepsi dalam kehamilan dapat berupa

    epilepsi pada anita hamil yang

    memang sudah didiagnosis dengan

    epilepsi" dan dapat juga berupa epilepsi

    gestasional dimana bangkitan epilepsi

    baru pertama kali terjadi saat anita

    tersebut hamil.

    asien By E" usia * tahun" ;*0A0"

    suku Bias" agama 1risten rotestan"

    pendidikan tidak sekolah" masuk ke

    rumah sakit dengan riayat mengalami

    kejang. 7al ini dialami os Q sejak *2

    tahun yang lalu" saat os berusia Q 2

    tahun" sifat kejang seluruh tubuh" lama

    kejang Q *0 menit. 5rekuensi kejang

    sebelum hamil 2%L9hari.

    7al ini sesuai dengan teori dimana klinis

    kejang bersifat serupa dan berulang.

    ada kasus ini epilepsi digolongkan

    pada epilepsi pada anita hamil karena

    pasien memang sudah didiagnosis

    epilepsi sejak sebelum dia hamil.

    Se!ara epidemiologis" 0' penderita

    epilepsi hidup di negara berkembang.

    ($0%+0 kasus per *00.000 penduduk)

    asien tinggal di /ndonesia yang

    merupakan salah satu negara

    berkembang.

    ada kejang tonik%klonik" pasien

    kehilangan kesadaran dan jatuh" kadang%

    kadang diikuti dengan jeritan" dan

    terjadi kekakuan umum (fase tonik).

    Setelah beberapa saat" fase tonik diikuti

    oleh fase klonik" ketika otot%otot

    berkontraksi dan relaksasi se!ara

    bergantian" menjadi gerakan klonik.

    Selama menghentak" pasien mungkin

    menggigit lidahnya" buang air ke!il"

    atau kadang%kadang feses. 1etika semua

    hentakan berhenti dan pasienmendapatkan kembali kesadaran" dia

    4ipe kejang epilepsi pasien ini adalah

    kejang umum tonik%klonik.

    1ejang bersifat kaku yang kemudian

    diikuti oleh gerakan menghentak seluruh

    tubuh" dengan durasi kejang 2%$

    menit9kali kejang. Setelah kejang pasien

    tidak sadar. Setelah pasien sadar" pasien

    seperti terlihat bingung.

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    37/41

    mungkin merasa sangat lelah dan

    mengalami sakit kepala dan

    kebingungan. Dia tidak ingat apa yang

    terjadi.

    Serangan epilepsi dapat semakin

    memburuk pada sepertiga anita

    dengan epilepsi" sementara yang lainnya

    tidak mengalami perubahan atau malah

    mengalami perbaikan selama

    kehamilan.

    1emungkinan penyebab peningkatan

    frekuensi serangan selama kehamilan"

    yaitu faktor hormonal" metabolik"

    psikologis" farmakokinetik obat

    antiepilepsi" dan fisiologis.

    asien epilepsi yang sedang dalam masa

    kehamilan ini belum dapat diidentifikasi

    apakah terdapat peningkatan frekuensi

    kejang selama hamil.

    Menurut pedoman tatalaksana epilepsi

    pada kehamilan yang dikeluarkan oleh

    ED3SS/" jenis obat antiepilepsi saat

    hamil jangan diganti bila tujuannya

    hanya untuk mengurangi risiko

    teratogenik.

    ada pasien yang menggunakan

    karbama:epin" divalproex sodium atau

    asam #alproat perlu dilakukan

    pemeriksaan kadar alpha%fetoprotein

    serum (minggu *&%* kehamilan)"pemeriksaan ultrasonografi le#el //

    (minggu *%20 kehamilan)" dan

    amniosintesis untuk pemeriksaan kadar

    alpha%fetoprotein dan asetilkolinesterase

    dalam !airan amnion.

    emberian asam folat sangat dianjurkan

    untuk menurunkan risiko eural ube

    Defects pada bayi. Dosis asam folat

    Selama ini pasien mengkonsumsi

    karbama:epin sebagai obat anti

    epilepsinya. Selama pemberian obat

    tersebut" kejang relatif dapat dikontrol.

    ada saat hamil" pasien tetap

    meneruskan penggunaan obat anti

    epilepsi tersebut dengan tambahan

    pemberian asam untuk mengurangi

    risiko neural tube defect(

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    38/41

    yang diberikan adalah K 0"& mg9hari.

    BAB .

    KESIMPULAN DAN SA4AN

    1 Kei$"ulan

    ,erdasarkan konsensus erkumpulan Dokter Spesialis Saraf /ndonesia" epilepsi

    didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai dengan manifestasi klinis yang serupa

    dan berulang sebagai akibat oleh lepasnya muatan listrik abnormal dan berlebihan di

    neuron%neuron se!ara paroksismal yang disebabkan berbagai etiologi.

    Sedangkan epilepsi dalam kehamilan dapat berupa epilepsi pada anita hamil yang

    memang sudah didiagnosis dengan epilepsi" dan dapat juga berupa epilepsi gestasional

    dimana bangkitan epilepsi baru pertama kali terjadi saat anita tersebut hamil.

    ada anita hamil terjadi perubahan%perubahan se!ara fisiologis" endokrinologis dan

    psikologis. eningkatan estrogen" gangguan keseimbangan elektrolit" faktor stress dan

    perubahan metabolisme obat anti epilepsi dapat meningkatkan serangan epilepsi pada

    aktu kehamilan.

    ,angkitan epilepsi maternal dan paparan obat antiepilepsi in utero dapat

    meningkatkan risiko terjadinya outcome yang merugikan pada anak yang dilahirkan dari

    ibu dengan epilepsi. 3utcome ini termasukfetal loss dan kematian perinatal" malformasi

    dan anomali kongenital" perdarahan neonatal" berat badan lahir rendah" keterlambatan

    perkembangan" dan epilepsi masa anak% anak.

    Atas dasar hal tersebut" perempuan hamil dengan epilepsy dihadapkan pada kondisi

    yang unik. Satu sisi dengan kehamilannya mempunyai risiko untuk meningkat

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    39/41

    serangannya" namun di sisi lain penggunaan 3AE tidak sepenuhnya aman dan bebas

    diberikan mengingat efek samping bagi janin yang dikandungnya. Dalam hal ini

    pemberian monoterapi 3AE dalam dosis ke!il merupakan terapi pilihan.

    Se!ara umum penatalaksanaan epilepsi pada kehamilan meliputi pentalaksanaan

    konsultasi dan edukasi prakonsepsi" pemilihan 3AE sebelum dan selama kehamilan"

    antenatal care dan pemberian supermen #olat dan it 1" persalinan dan post partum

    (menyusui).

    2 Saran

    Basehat yang perlu diberikan pada pasien ini adalah8

    a asien dianjurkan untuk mengonsumsi obat anti epilepsi se!ara teratur

    b asien dianjurkan untuk monitoring konsentrasi obat serum bayi dan meneruskanpemberian AS/" tetapi pemberian mungkin dapat dilakukan sebelum ibu

    menggunakan dosis 3AEnya.

    DA:TA4 PUSTAKA

    * 7arsono. 200+. 8apita Sele'ta eurologi. Pogyakarta8 ;adjah Mada 6ni#ersity ress"

    200+" pJ **+%*$.

    2 7arsono" 1ustioati E." ;unadharma S. 200. edoman 4atalaksana Epilepsi Edisi .

    akarta8 1elompok Studi Epilepsi erhimpunan Dokter Spesialis Saraf /ndonesia

    (ED3SS/).

    Perby S" @ea#itt A" Eri!kson S" et. al. 2002. Antiepilepti!s and the de#elopment of

    !ongenital anomalies.eurologyJ &28 *2%*&0

    & ,ittigau " Sifringer M" /konomidou . 200. Antiepilepti! drugs and apoptosis in the

    de#eloping brain"#nn 9 #cad SciJ ??8*0%*2&.

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    40/41

    $ A:arbayjani" 5. 200*. ommon me!hanism for teratogeni!ity of antiepilepti! drugs. Drug

    indu!ed embryoni! arrhythmia and hypoLiareoLygenation damage. A!ta 6ni#ersitatis

    6psaliensis. *omprehensive Summaries of :ppsala Dissertations from the Faculty of

    &harmacyJ 2$. $&

    6 apardi" /skandar. 2002. Epilepsi pada 1ehamilan. "a;alah 8edo'teran usantara"

    a#ailable from 6S6 Digital @ibrary" .library.usu.a!.id

    7 aughey" Aaron ,. 20*2. Epilepsy in &regnancy. A#ailable from

    .emedi!ine.meds!ape.!om9arti!le92+20$0 a!!essed on April *&"20*2

    4aufiTurrohman" A. Buradyo" D. 7arsono. 200" Manajemen Epilepsi pada 1ehamilan.

  • 7/24/2019 Epilepsi dalamKehamilan

    41/41

    22 Shor#on S." 2002. #ntiepileptic drug therapy during pregnancy+ /nstitute of Beurology"

    Bational 7ospital for Beurology and Beurosurgery" Yueen STuare" @ondon. A#ailable

    5rom 8 http899jmg.bmj.!om9!ontent9?9&92&.full WA!!essed at * April 20*2X

    http://jmg.bmj.com/content/39/4/248.fullhttp://jmg.bmj.com/content/39/4/248.full