lapkas saraf (epilepsi)

Upload: affra-cahyo

Post on 22-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    1/47

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Epilepsi atau penyakit ayan merupakan manifestasi klinis berupa muatan

    listrik yang berlebihan di sel-sel neuron otak berupa serangan kejang berulang.

    Lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan mendadak, sehingga penerimaan

    serta pengiriman impuls dalam/dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuh

    terganggu.

    Secara umum masyarakat di Indonesia salah mengartikan penyakit

    epilepsi. Akibatnya, penderita epilepsi sering dikucilkan. adahal, epilepsi bukan

    termasuk penyakit menular, bukan penyakit ji!a, bukan penyakit yang

    diakibatkan "ilmu klenik#, dan bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.$

    %mumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses

    kelahiran, luka kepala, pitam otak &stroke', tumor otak, alkohol. (adang-kadang,

    ayan mungkin juga karena genetika, tapi ayan bukan penyakit keturunan. )api

    penyebab pastinya tetap belum diketahui.

    Semua orang beresiko mendapat epilepsi. *ahkan, setiap orang beresiko

    satu di dalam + untuk mendapat epilepsi. engguna narkotik dan peminum

    alkohol punya resiko lebih tinggi. engguna narkotik mungkin mendapat seiure

    pertama karena menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus

    mendapat seiure !alaupun sudah lepas dari narkotik.

    engetahuan masyarakat yang kurang tentang penyakit epilepsi atau ayan,

    melatar belakangi penulis menyusun makalah ini. akalah ini membahas hal-hal

    mengenai penyakit epilepsi, penyebab, klasifikasi penyakit epilepsi, mekanisme

    terjadinya epilepsi dan pengobatannya.

    $

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    2/47

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    2.1 Identitas Pasien

    ama 0 s. 1

    %sia 0 23 tahun

    4enis (elamin 0 erempuan

    Agama 0 Islam

    Status erka!inan 0 enikah

    Alamat 0 (ajhu, Aceh *esar

    Suku 0 Aceh

    ekerjaan 0 tidak ada

    o 1 0 $5+2+

    )anggal eriksa 0 22 September 2$+

    2.2 Anamnesis

    Keluhan Utama:

    asien mengalami kejang sejak 2 bulan terakhir

    Keluhan Tamahan :

    )idak mau bisa berbicara, cenderung menutup diri, dan emosinya suka

    meledak-ledak secara tiba-tiba

    Ri!a"at Pen"a#it Se#a$an%:

    asien diba!a ke poli saraf 1S%67A merupakan pasien rujukan dari

    uskesmas (ajhu. asien tidak bisa diajak berkomunikasi, sehigga anamnesis

    dilakukan melalui ibu dan adik pasien. asien mengalami kejang sejak 2 bulan

    terakhir, kejang dialami 8 kali dalam 2 bln yg lalu. 9rekuensi kejang meningkat

    hingga 2 kali dalam seminggu dalam $ bulan terakhir. 6alam $ kali episode

    kejang dialami sekitar 2-+ menit. (ejang dialami secara tiba-tiba atau pasien

    sudah letih. Setiap kali kejang pasien diam dan akhirnya terjatuh dan tangan dan

    kakinya bergerak-gerak tanpa henti, kejang diikuti dengan hilang ingatan dan

    kencing di celana. asien belum pernah berobat untuk kondisi ini. Sebelumnya

    pasien mempunyai ri!ayat trauma kepala hingga keluar darah beku dari kepala

    2

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    3/47

    belakang ketika umur + tahun. :ingga saat itu kepribadian pasien berubah. asien

    cenderung diam dan tidak mau berkomunikasi dengan orang disekitarnya. asien

    hanya mau berkomunikasi dengan keluarganya dan sering tidak nyambung dengan

    pembicaraan. asien juga cenderung memiliki emosi yang tiba-tiba bila disuruh

    mengerjakan sesuatu.

    Ri!a"at Pen%%unaan Oat&'atan:

    asien belum pernah berobat untuk kondisi yang dialami sekarang. asien

    juga menyangkal meminum obat-obatan rutin dalam 8 bulan terakhir.

    Ri!a"at Pen"a#it Dahulu:

    asien memiliki ri!ayat trauma kepala ketika usia + tahun dan mengalami

    perubahan kebribadian sejak saat itu. asien pernah mengalami kejang ketika sakit

    saat usia $ tahun

    Ri!a"at Pen"a#it Kelua$%a:

    )idak ada keluarga memiliki keluhan yang sama. 1i!ayat hipertensi

    disangkal dan ri!ayat diabetes mellitus juga disangkal.

    Ri!a"at Pe#e$(aan dan Keiasaan S'sial:

    asien tidak memiliki pekerjaan. asien tidak pernah mengkonsumsi

    alkohol, rokok, ataupun obat-obatan terlarang.

    2.) Status Inte$nus

    (eadaan %mum 0 Sakit ringan

    (esadaran 0 E35;+

    )ekanan 6arah 0 $2/

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    4/47

    Sianosis 0 tidak ada

    Ikterus 0 tidak ada

    edema 0 tidak ada

    Anemia 0 tidak ada

    . Ke,ala

    *entuk 0 normocephali

    @ajah 0 simetris, edema dan deformitas tidak dijumpai

    ata 0 konjungtiBa pucat &-/-', ikterik &-/-', pupil bulat isokor 8 mm/8 mm,

    refleks cahaya langsung &C/C', dan refleD cahaya tidak langsung &C/

    C',edema kelopak mata &-/-',sekret &-/-', ptosis &-/-', lagoftalmus

    &-/-'

    )elinga 0 serumen &-/-'

    :idung 0 sekret &-/-'

    ulut 0 bibir pucat dan kering tidak dijumpai, sianosis tidak dijumpai,

    lidah tremor dan hiperemis tidak dijumpai.

    -. Lehe$

    (elenjar ?etah *ening 0 )idak teraba membesar

    (elenjar )iroid 0 )idak teraba membesar

    )rakhea 0 Lurus, tidak ada deBiasi

    4; 0 );4 &' 1-2 cm :2.

    d. Th'$a#s

    Inspeksi

    Statis 0 simetris, bentuk normochest

    6inamis 0 simetris, pernafasan abdominothorakal, retraksi suprasternal dan

    retraksi interkostal tidak dijumpai

    Pa$u

    Inspeksi 0 Simetris saat statis dan dinamis, tidak ada jejas di dada

    (anan (iri

    alpasi Simetris , nyeri tekan

    tidak ada,

    Simetris , nyeri tekan

    tidak ada

    erkusi sonor sonor

    3

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    5/47

    Auskultasi ;esikuler

    1onki&C' !heeing &-'

    ;esikuler

    1onki&C' !heeing &-'

    antun%

    Inspeksi 0 Iktus kordis tidak terlihat

    alpasi 0 Iktus kordis teraba di I>S ; linea midklaBikula sinistra.

    erkusi 0 Atas 0 I>S III sinistra

    (iri 0 I>S ; satu jari di dalam linea midklaBikula

    sinistra.

    (anan 0 I>S I; di linea parasternal deDtra

    Auskultasi 0 *4 I *4 II normal, reguler, murmur tidak dijumpaie. Ad'men

    Inspeksi 0 *entuk tampak simetris dan tidak tampak pembesaran, keadaan di

    dinding perut0 sikatrik, striae alba, kaput medusa, pelebaran Bena,

    kulit kuning, gerakan peristaltik usus, dinding perut tegang, darm

    steifung, darm kontur, dan pulsasi pada dinding perut tidak

    dijumpai

    Auskultasi 0 eristaltik usus normal, bising pembuluh darah tidak dijumpai

    alpasi 0 yeri tekan dan defans muskular tidak dijumpai

    :epar 0 )idak teraba

    Lien 0 )idak teraba

    ?injal 0 *allotement tidak di jumpai

    erkusi 0 *atas paru-hati relatif di I>S ;, batas paru-hati absolut di I>S

    ;I, suara timpani di semua lapangan abdomen.

    /. Tulan% Bela#an% 0 Simetris, nyeri tekan &C'

    %. Kelen(a$ Lim/e 0 embesaran (?* tidak dijumpai

    h. E#st$emitas 0 (elemahan anggota gerak kanan

    Su,e$i'$ In/e$i'$

    Kanan Ki$i Kanan Ki$i

    Sianosis )idak ada )idak ada )idak ada )idak ada

    edema )idak ada )idak ada )idak ada )idak ada

    9raktur )idak ada )idak ada )idak ada )idak ada

    +

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    6/47

    2.0Status Neu$'l'%is

    A. S 0 E35;D

    upil 0 Isokor &8 mm/8 mm'

    1eflek >ahaya Langsung 0 &C/C'

    1eflek >ahaya )idak Langsung 0 &C/C'

    )anda 1angsang eningeal

    - (aku kuduk 0 &-'

    - LaseFue0 &-'

    - (ernig 0 &-'

    - *abinski 0 &-/-'

    - *rudinski I 0 &-'

    - *rudinski II 0 &-'

    B. Ne$3us $aniales

    Ne$3us III 4't'n'm5 :

    $. %kuran pupil2. *entuk pupil

    8. 1efleks cahaya langsung

    3. 1efleks cahaya tidak langsung

    +. istagmus

    5. Strabismus

    =. Eksoftalmus

    Kanan

    8 mmbulat

    C

    C

    -

    -

    -

    Ki$i

    8 mmbulat

    C

    C

    -

    -

    -

    Ne$3us III6 I76 7I 4%e$a#an '#ule$5

    ergerakan bola mata 0

    $. Lateral

    2. Atas

    8. *a!ah

    3. edial

    +. 6iplopia

    Kanan

    6alam batas normal

    6alam batas normal

    6alam batas normal

    6alam batas normal

    Sulit dinilai

    Ki$i

    6alam batas normal

    6alam batas normal

    6alam batas normal

    6alam batas normal

    Sulit dinilai

    Kel'm,'# 8't'$i#

    5

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    7/47

    Ne$3us 7 4/un%si m't'$i#5

    $. embuka mulut

    2. enggigit dan

    mengunyah

    6alam batas normal

    6alam batas normal

    Ne$3us 7II 4/un%si m't'$i#5

    $. engerutkan dahi

    2. enutup mata

    8. enggembungkan pipi

    3. emperlihatkan gigi

    +. Sudut bibir

    Kanan

    Sulit dinilai

    6alam batas normal

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    6alam batas normal

    Ki$i

    Sulit dinilai

    6alam batas normal

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    6alam batas normal

    Ne$3us I9 9 4/un%si m't'$i#5

    $. *icara2. enelan

    Kanan

    )idak 6apat

    :anya makanan

    lunak

    Ki$i

    )idak 6apat

    :anya makanan

    lunak

    Ne$3us 9I 4/un%si m't'$i#5

    $. engangkat bahu

    2. emutar kepala

    Sulit dinilai

    6alam batas normal

    Sulit dinilai

    6alam batas normal

    Ne$3us 9II 4/un%si m't'$i#5

    $. Artikulasi lingualis

    2. enjulurkan lidah

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Kel'm,'# Sens'$is

    $. erBus I &fungsi penciuman'

    2. erBus ; &fungsi sensasi !ajah'

    8. erBus ;II &fungsi pengecapan'

    3. erBus ;III &fungsi pendengaran'

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    . Badan

    8't'$i#

    $. ?erakan respirasi 0 Abdomino )horakalis

    2. *entuk columna Bertebralis 0 Simetris

    8. ?erakan columna Bertebralis 0 (esan simetris

    Sensiilitas

    $. 1asa suhu 0 Sulit 6inilai.

    2. 1asa nyeri 0 Sulit 6inilai.

    8. 1asa raba 0 Sulit 6inilai.

    D. An%%'ta e$a# Atas

    =

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    8/47

    8't'$i#

    $. ergerakan 0 &C/C'

    2. (ekuatan 0 ++++/++++

    8. )onus 0 /

    3. )rofi 0 /

    Re/le#s

    $. *iceps 0 &C/C'

    2. )riceps 0 &C/C'

    E. An%%'ta e$a# Ba!ah

    8't'$i#

    $. ergerakan 0 &C/C'

    2. (ekuatan 0 ++++/++++8. )rofi 0 /

    Re/le#s

    $. atella 0 &C/C'

    2. Achilles 0 &C/C'

    8. *abinski 0 &C/C'

    3. >haddok 0 &-/-'

    +. ?ordon 0 &-/-'

    5. ppenheim 0 &-/-'

    Kl'nus

    $. aha 0 &-/-'

    2. (aki 0 &-/-'

    8. )anda LaseFue 0 tidak ada

    3. )anda (ernig 0 tidak ada

    +. e$a#an An'$mal : )idak ditemukan

    . +un%si 7e%etati/

    $. iksi 0 dalam batas normal

    2. 6efekasi 0 dalam batas normal

    H. K''$dinasi Keseiman%an

    $. >ara *erjalan 0 normal

    2. 1omberg )est 0 negatiBe

    2.;Peme$i#saan Penun(an%

    La da$ah

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    9/47

    )idak ada data

    +'t' th$'$a):, kortikosteroid dan testosteron dapat

    menurunkan kepekaan terjadinya serangan epilepsi. (ita ketahui bah!a setiap

    !anita di dalam kehidupannya mengalami perubahan keadaan hormon &estrogen

    dan progesteron', misalnya dalam masa haid, kehamilan dan menopause.

    erubahan kadar hormon ini dapat mempengaruhi frekuensi serangan epilepsi.

    Epilepsi mungkin disebabkan oleh0

    J aktiBitas saraf abnormal akibat proses patologis yang mempengaruhi otak

    J gangguan biokimia atau metabolik dan lesi mikroskopik di otak akibat

    trauma otak pada saat lahir atau cedera lain

    J pada bayi penyebab paling sering adalah asfiksi atau hipoksia !aktu lahir,

    trauma intrakranial !aktu lahir, gangguan metabolik, malformasi

    congenital pada otak, atau infeksi

    J pada anak-anak dan remaja, mayoritas adalah epilepsy idiopatik,

    sedangkan pada anak umur +-5 tahun disebabkan karena febris

    J pada usia de!asa penyebab lebih berBariasi idiopatik, karena cedera

    kepala maupun tumor

    enyebab spesifik dari epilepsi sebagai berikut 0

    $$

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    12/47

    $. kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti

    ibu menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, menglami

    infeksi, minum alkohol, atau mengalami cidera.

    2. kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang

    mengalir ke otak &hipoksia', kerusakan karena tindakan.

    8. cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak

    3. tumor otak merupakan penyebab epilepsi yang tidak umum terutama pada

    anak-anak.

    +. penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak

    5. radang atau infeksi pada otak dan selaput otak

    =. penyakit keturunan seperti fenilketonuria &9(%', sclerosis tuberose dan

    neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    13/47

    $. Serangan parsial

    a. Serangan parsial sederhana &kesadaran baik'

    - 6engan gejala motorik

    - 6engan gejala sensorik

    - 6engan gejala otonom

    - 6engan gejala psikis

    b. Serangan parsial kompleks &kesadaran terganggu'

    - Serangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan kesadaran

    - ?angguan kesadaran saat a!al serangan

    c. Serangan umum sederhana

    - arsial sederhana menjadi tonik-klonik

    - arsial kompleks menjadi tonik-klonik

    - arsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi tonik-klonik

    2. Serangan umum

    a. Absens &Lena'

    b. ioklonik

    c. (lonik

    d. )onik

    e. Atonik &Astatik'

    f. )onik-klonik

    8. Serangan yang tidak terklasifikasi &sehubungan dengan data yang

    kurang lengkap'.

    (lasifikasi ILAE tahun $H

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    14/47

    (lasifikasi menurut sindroma epilepsi yang dikeluarkan ILAE tahun $H

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    15/47

    6iagnosis pasti epilepsi adalah dengan menyaksikan secara langsung

    terjadinya serangan, namun serangan epilepsi jarang bisa disaksikan langsung

    oleh dokter, sehingga diagnosis epilepsi hampir selalu dibuat berdasarkan

    alloanamnesis. amun alloanamnesis yang baik dan akurat juga sulit didapatkan,

    karena gejala yang diceritakan oleh orang sekitar penderita yang menyaksikan

    sering kali tidak khas, sedangkan penderitanya sendiri tidak tahu sama sekali

    bah!a ia baru saja mendapat serangan epilepsi. Satu-satunya pemeriksaan yang

    dapat membantu menegakkan diagnosis penderita epilepsi adalah rekaman

    elektroensefalografi &EE?'.

    ).0 Pat'/isi'l'%i

    tak terdiri dari sekian biliun sel neuron yang satu dengan lainnya saling

    berhubungan. :ubungan antar neuron tersebut terjalin melalui impuls listrik

    dengan bahan perantara kimia!i yang dikenal sebagai neurotransmiter. 6alam

    keadaan normal, lalu-lintas impuls antar neuron berlangsung dengan baik dan

    lancar. Apabila mekanisme yang mengatur lalu-lintas antar neuron menjadi kacau

    dikarenakan breaking system pada otak terganggu maka neuron-neuron akanbereaksi secara abnormal. eurotransmiter yang berperan dalam mekanisme

    pengaturan ini adalah0

    - ?lutamat, yang merupakan brains excitatory neurotransmitter

    - ?A*A &?amma Aminobutyric Acid', yang bersifat sebagai brains inhibitory

    neurotransmitter.

    ?olongan neurotransmiter lain yang bersifat eksitatorik adalah aspartat

    dan asetil kolin, sedangkan yang bersifat inhibitorik lainnya adalah noradrenalin,

    dopamine, serotonin &+-:)' dan peptida. eurotransmiter ini hubungannya

    dengan epilepsy belum jelas dan masih perlu penelitian lebih lanjut. Epileptic

    seiure apapun jenisnya selalu disebabkan oleh transmisi impuls di area otak yang

    tidak mengikuti pola yang normal, sehingga terjadilah apa yang disebut

    sinkronisasi dari impuls. Sinkronisasi ini dapat mengenai pada sekelompok kecil

    neuron atau kelompok neuron yang lebih besar atau bahkan meliputi seluruh

    neuron di otak secara serentak. Lokasi yang berbeda dari kelompok neuron yang

    $+

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    16/47

    ikut terkena dalam proses sinkronisasi inilah yang secara klinik menimbulkan

    manifestasi yang berbeda dari jenis-jenis serangan epilepsi. Secara teoritis faktor

    yang menyebabkan hal ini yaitu0

    - (eadaan dimana fungsi neuron penghambat &inhibitorik' kerjanya kurang

    optimal sehingga terjadi pelepasan impuls epileptik secara berlebihan,

    disebabkan konsentrasi ?A*A yang kurang. ada penderita epilepsi ternyata

    memang mengandung konsentrasi ?A*A yang rendah di otaknya &lobus

    oksipitalis'. :ambatan oleh ?A*A ini dalam bentuk inhibisi potensial post

    sinaptik.

    - (eadaan dimana fungsi neuron eksitatorik berlebihan sehingga terjadi

    pelepasan impuls epileptik yang berlebihan. 6isini fungsi neuron

    penghambat normal tapi sistem pencetus impuls &eksitatorik' yang terlalu

    kuat. (eadaan ini ditimbulkan oleh meningkatnya konsentrasi glutamat di

    otak. ada penderita epilepsi didapatkan peningkatan kadar glutamat pada

    berbagai tempat di otak.

    - ada dasarnya otak yang normal itu sendiri juga mempunyai potensi untuk

    mengadakan pelepasan abnormal impuls epileptik.Sehingga dapat

    disimpulkan bah!a untuk timbulnya kejang sebenarnya ada tiga kejadian

    yang saling terkait 0

    erlu adanya "pacemaker cells# yaitu kemampuan intrinsic dari sel untuk

    menimbulkan bangkitan.

    :ilangnya "postsynaptic inhibitory controle# sel neuron.

    erlunya sinkronisasi dari "epileptic discharge# yang timbul.

    Area di otak dimana ditemukan sekelompok sel neuron yang abnormal,

    bermuatan listrik berlebihan dan hipersinkron dikenal sebagai fokus

    epileptogenesis &fokus pembangkit serangan kejang'. 9okus epileptogenesis dari

    sekelompok neuron akan mempengaruhi neuron sekitarnya untuk bersama dan

    serentak dalam !aktu sesaat menimbulkan serangan kejang.

    *erbagai macam kelainan atau penyakit di otak &lesi serebral, trauma otak,

    stroke, kelainan herediter dan lain-lain' sebagai fokus epileptogenesis dapat

    terganggu fungsi neuronnya &eksitasi berlebihan dan inhibisi yang kurang' dan

    akan menimbulkan kejang bila ada rangsangan pencetus seperti hipertermia,

    hipoksia, hipoglikemia, hiponatremia, stimulus sensorik dan lain-lain.

    $5

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    17/47

    Serangan epilepsi dimulai dengan meluasnya depolarisasi impuls dari

    fokus epileptogenesis, mula-mula ke neuron sekitarnya lalu ke hemisfer

    sebelahnya, subkortek, thalamus, batang otak dan seterusnya. (emudian untuk

    bersama-sama dan serentak dalam !aktu sesaat menimbulkan serangan kejang.

    Setelah meluasnya eksitasi selesadimulailah proses inhibisi di korteks serebri,

    thalamus dan ganglia basalis yang secara intermiten menghambat discharge

    epileptiknya.

    ada gambaran EE? dapat terlihat sebagai perubahan dari polyspike

    menjadi spike and !aBe yang makin lama makin lambat dan akhirnya berhenti.

    6ulu dianggap berhentinya serangan sebagai akibat terjadinya eDhaustion neuron.

    &karena kehabisan glukosa dan tertimbunnya asam laktat'. amun ternyataserangan epilepsi bisa terhenti tanpa terjadinya neuronal eDhaustion. ada

    keadaan tertentu &hipoglikemia otak, hipoksia otak, asidosis metabolik

    depolarisasi impuls dapat berlanjut terus sehingga menimbulkan aktiBitas

    serangan yang berkepanjangan disebut status epileptikus.

    ).; 8ani/estasi Klinis).;.1 E,ile,si umum0

    $. ajor 0

    ?rand mal &meliputi =+ kasus epilepsi'.

    a. rimer

    b. Sekunder

    *angkitkan epilesi grand mal ditandai dengan hilang kesadaran dan

    bangkitan tonik-tonik. anifestasi klinik kedua golongan epilepsi grand mal

    tersebut sama, perbedaan terletak pada ada tidaknya aura yaitu gejala pendahulu

    atau preiktal sebelum serangan kejang-kejang. ada epilepsi grand mal

    simtomatik selalu didahului aura yang memberi manifestasi sesuai dengan letak

    fokus epileptogen pada permukaan otak. Aura dapat berupa perasaan tidak enak,

    melihat sesuatu, mencium bau-bauan tak enak, mendengar suara gemuruh,

    mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya.

    *angkitan epilepsi sendiri dimulai dengan hilang kesadaran sehingga

    aktiBitas penderita terhenti. (emudian penderita mengalami kejang tonik. otot-

    otot berkontraksi sangat hebat, penderita terjatuh, lengan fleksi dan tungkai

    ekstensi. %dara paru-paru terdorong keluar dengan deras sehingga terdengar

    $=

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    18/47

    jeritan yang dinamakan jeritan epilepsi. (ejang tonik ini kemudian disusul dengan

    kejang klonik yang seolah-olah mengguncang-guncang dan membanting-banting

    tubuh si sakit ke tanah. (ejang tonik-klonik berlangsung 2 -- 8 menit.

    Selain kejang-kejang terlihat aktiBitas Begetatip seperti berkeringat,

    midriasis pupil, refleks cahaya negatip, mulut berbuih dan sianosis. (ejang

    berhenti secara berangsur-angsur dan penderita dalam keadaan stupor sampai

    koma. (ira-kira 3 - + menit kemudian penderita bangun, termenung dan kalau tak

    diganggu akan tidur beberapa jam. 9rekuensi bangkitan dapat setiap jam sampai

    setahun sekali.

    2. inor

    a. etit mal.Epilepsi petit mal yang sering disebut pykno epilepsi ialah epilepsi umum

    yang idiopatik. eliputi kira-kira 8-3 dari kasus epilepsi. %mumnya timbul

    pada anak sebelum pubertas &3-+ tahun'. *angkitan berupa kehilangan kesadaran

    yang berlangsung tak lebih dari $ detik. Sikap berdiri atau duduk sering kali

    masih dapat dipertahankan (adang-kadang terlihat gerakan alis, kelopak dan bola

    mata. Setelah sadar biasanya penderita dapat melanjutkan aktiBitas semula.

    *angkitan dapat berlangsung beberapa ratus kali dalam sehari. *angkitan petit

    mal yang tak ditanggulangi + akan menjadi grand mal. etit mal yang tidak

    akan timbul lagi pada usia de!asa dapat diramalkan berdasarkan 3 ciri 0

    $. )imbul pada usia 3-+ tahun dengan taraf kecerdasan yang normal.

    2. :arus murni dan hilang kesadaran hanya beberapa detik.

    8. :arus mudah ditanggulangi hanya dengan satu macam obat.

    3. ola EE? khas berupa gelombang runcing dan lambat dengan frekuensi

    8 per detik.

    b. *angkitan mioklonus

    *angkitan berupa gerakan inBolunter misalnya anggukan kepala, fleksi

    lengan yang teijadi berulang-ulang. *angkitan terjadi demikian cepatnya

    sehingga sukar diketahui apakah ada kehilangan kesadaran atau tidak. *angkitan

    ini sangat peka terhadap rangsang sensorik.

    c. *angkitan akinetik

    *angkitan berupa kehilangan kelola sikap tubuh karena menurunnya tonus

    otot dengan tiba-tiba dan cepat sehingga penderita jatuh atau mencari pegangan

    $

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    19/47

    dan kemudian dapat berdiri kembali. (etiga jenis bangkitan ini &petit mal,

    mioklonus dan akine- tik' dapat terjadi pada seorang penderita dan disebut trias

    LennoD-?astaut.

    d. Spasme infantile

    4enis epilepsi ini juga dikenal sebagai salaamspasm atau sindroma @est.

    )imbul pada bayi 8 -- 5 bulan dan lebih sering pada anak laki-laki. enyebab yang

    pasti belum diketahui, namun selalu dihubungkan dengan kerusakan otak yang

    luas seperti proses degeneratif, gangguan akibat trauma, infeksi dan gangguan

    pertumbuhan. *angkitan dapat berupa gerakan kepala kedepan atau keatas, lengan

    ekstensi, tungkai tertarik ke atas, kadang-kadang disertai teriakan atau tangisan,

    miosis atau midriasis pupil, sianosis dan berkeringat.

    ).;.2 E,ile,si ,a$sial 4@ 2 da$i selu$uh #asus e,ile,si5.

    a' *angkitan motorik.

    9okus epileptogen terletak di korteks motorik. *angkitan kejang pada salah

    satu atau sebagian anggota badan tanpa disertai dengan hilang kesadaran.

    enderita seringkali dapat melihat sendiri gerakan otot yang misalnya dimulai

    pada ujung jari tangan, kemudian ke otot lengan ba!ah dan akhirnya seluruh

    lengan. anifestasi klinik ini disebut 4acksonian marche

    b' *angkitan sensorik

    *angkitan yang terjadi tergantung dari letak fokus epileptogen pada koteks

    sensorik. *angkitan somato sensorik dengan fokus terletak di gyrus post centralis

    memberi gejala kesemutan, nyeri pada salah satu bagian tubuh, perasaan posisi

    abnormal atau perasaan kehilangan salah satu anggota badan. AktiBitas listrik

    pada bangkitan ini dapat menyebar ke neron sekitarnya dan dapat mencapai

    korteks motorik sehingga terjadi kejang-kejang.

    c' Epilepsi lobus temporalis.

    4arang terlihat pada usia sebelum $ tahun. emperlihatkan gejala fokalitas

    yang khas sekali. anifestasi klinik fokalitas ini sangat kompleks karena fokus

    epileptogennya terletak di lobus temporalis dan bagian otak ini meliputi ka!asan

    pengecap, pendengar, penghidu dan ka!asan asosiatif antara ketiga indra tersebut

    dengan ka!asan penglihatan. anifestasi yang kompleks ini bersifat

    $H

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    20/47

    psikomotorik, dan oleh karena itu epilepsi jenis ini dulu disebut epilepsi

    psikomotor. *angkitan psikik berupa halusinasi dan bangkitan motorik laimnya

    berupa automatisme.

    anifestasi klinik ialah sebagai berikut0

    $. (esadaran hilang sejenak.

    2. 6alam keadaan hilang kesadaran ini penderita masuk kealam pikiran

    antara sadar dan mimpi(twilight state).

    8. 6alam keadaan ini timbul gejala fokalisasi yang terdiri dari halusinasi

    dan automatisme yang berlangsung beberapa detik sampai beberapa

    jam. :alusinasi dan automatisme yang mungkin timbul 0

    a. :alusinasi dengan automatisme pengecap.

    b. :alusinasi dengan automatisme membaca.3. :alusinasi dengan automatisme penglihatan, pendengaran atau

    perasaan aneh

    ).= Dia%n'sis

    %ntuk dapat mendiagnosis seseorang menderita epilepsi dapat dilakukan

    melalui anamnesis dan pemeriksaan klinis dengan hasilpemeriksaan EE? dan

    radiologis. amun demikian, bila secara kebetulan melihat serangan yang sedang

    berlangsung maka epilepsi &klinis' sudah dapat ditegakkan.

    ).=.1 Anamnesis

    Anamnesis harus dilakukan secara cermat, rinci dan menyeluruh, karena

    pemeriksa hampir tidak pemah menyaksikan serangan yang dialami penderita.

    enjelasan perihal segala sesuatu yang terjadi sebelum, selama dan sesudah

    serangan &meliputi gejala dan lamanya serangan' merupakan informasi yang

    sangat berarti dan merupakan kunci diagnosis. Anamnesis juga memunculkan

    informasi tentang trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, meningitis,

    ensefalitis, gangguan metabolik, malformasi Baskuler dan obat-obatan tertentu.

    Anamnesi &auto dan aloanamnesis', meliputi0

    & ola / bentuk serangan

    & Lama serangan

    & ?ejala sebelum, selama dan paska serangan

    & 9rek!ensi serangan

    & 9aktor pencetus

    & Ada / tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang

    & %sia saat serangan terjadinya pertama

    2

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    21/47

    & 1i!ayat kehamilan, persalinan dan perkembangan

    & 1i!ayat penyakit, penyebab dan terapi sebelumnya

    & 1i!ayat penyakit epilepsi dalam keluarga

    ).=.2 Peme$i#saan /isi# umum dan neu$'l'%is

    elihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan

    epilepsi, seperti trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital,

    gangguan neurologik fokal atau difus. emeriksaan fisik harus menepis sebab-

    sebab terjadinya serangan dengan menggunakan umur dan ri!ayat penyakit

    sebagai pegangan. ada anak-anak pemeriksa harus memperhatikan adanya

    keterlambatan perkembangan, organomegali, perbedaan ukuran antara anggota

    tubuh dapat menunjukkan a!al gangguan pertumbuhan otak unilateral.a. Elektro ensefalografi &EE?'

    emeriksaan EE? harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan

    merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk

    rnenegakkan diagnosis epilepsi. Adanya kelainan fokal pada EE?

    menunjukkan kemungkinan adanya lesi struktural di otak, sedangkan

    adanya kelainan umum pada EE? menunjukkan kemungkinan adanya

    kelainan genetik atau metabolik. 1ekaman EE? dikatakan abnormal.

    $' Asimetris irama dan Boltase gelombang pada daerah yang

    sama di kedua hemisfer otak.

    25 Irama gelombang tidak teratur, irama gelombang lebih

    lambat disbanding seharusnya misal gelombang delta.

    )5 Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak

    normal, misalnya gelombang tajam, paku &spike', paku-

    ombak, paku majemuk, dan gelombang lambat yang timbul

    secara paroksimal. *entuk epilepsi tertentu mempunyai

    gambaran EE? yang khas, misalnya spasme infantile

    mempunyai gambaran EE? hipsaritmia, epilepsi petit mal

    gambaran EE? nya gelombang paku ombak 8 siklus per

    detik &8 spd', epilepsi mioklonik mempunyai gambaran

    EE? gelombang paku / tajam / lambat dan paku majemuk

    yang timbul secara serentak &sinkron'.

    b. 1ekaman Bideo EE?

    2$

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    22/47

    1ekaman EE? dan Bideo secara simultan pada seorang penderita

    yang sedang mengalami serangan dapat meningkatkan ketepatan

    diagnosis dan lokasi sumber serangan. 1ekaman Bideo EE?

    memperlihatkan hubungan antara fenomena klinis dan EE?, serta

    memberi kesempatan untuk mengulang kembali gambaran klinis yang

    ada. rosedur yang mahal ini sangat bermanfaat untuk penderita yang

    penyebabnya belum diketahui secara pasti, serta bermanfaat pula untuk

    kasus epilepsi refrakter. enentuan lokasi fokus epilepsi parsial dengan

    prosedur ini sangat diperlukan pada persiapan operasi.

    c. emeriksaan 1adiologis

    emeriksaan yang dikenal dengan istilah neuroimaging bertujuan

    untuk melihat struktur otak dan melengkapi data EE?. *ila

    dibandingkan dengan >) Scan maka 1I lebih sensitif dan secara

    anatomik akan tampak lebih rinci. 1I bermanfaat untuk

    membandingkan hipokampus kanan dan kiri

    ).> Penatala#sanaan

    ).>.1 Oat&'at anti e,ile,si

    bat antiepilepsi &AE' merupakan terapi utama pada manajemen

    epilepsi. (eputusan untuk memulai terapi didasarkan pada pertimbangan

    kemungkinan terjadinya serangan epilepsi selanjutnya dan risiko terjadinya efek

    buruk akibat terapi obat antiepilepsi. oliterapi seharusnya dihindari sebisa

    mungkin. amun demikian, kurang lebih 8-+ pasien tidak berrespon terhadap

    monoterapi.)ujuan pengobatan epilepsi dengan obat antiepilepsi adalah

    menghindari terjadinya kekambuhan dengan efek buruk yang minimal &yang

    dapat ditoleransi'.

    )entang AE yang akan dipilih, didasarkan atas aspek farmakologiknya,

    sudah ada standar tertentu sebagai pedoman umum untuk diterapkan di klinik.

    22

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    23/47

    6alam praktek tidak jarang dijumpai penyimpangan yang telah diperoleh perlu

    dikombinasikan dengan sebaik-baiknya. Akhirnya semuanya tadi akan

    membentuk kearifak kita dalam menghadapi setiap kasus epilepsy.

    6i Indonesia telah telah tersedia berbagai jenis AE dengan berbagai

    merk dagang dengan harga yang cukup lebar. 9enitoin dalam bentuk bahan baky

    mempunyai harga yang paling murah, kemudian disusul harga fenobarbital. bat-

    obat jadi dengan merk dagang tertentu pada umumnya cukup mahal.

    *agaimanapun factor harga perlu dipertimbangkan. rogram jangka panjang,

    dosis obat terbagi, dan kurangnya pengertian tentang program terapi epilepsi

    merupakan factor penghambat turunya minum obat. (epatuhan minum obat

    merupakan hal penting untuk serangan.

    :arga obat murah dikaitkan dengan obat generik. bat generik terdapat

    masalah yang perlu diperhatikan. (hususnya fenitoin, maka harus

    dipertimbangkan 0

    a. 1esiko terjadinya perubahan konsentrasi obat dalam serum

    b. *ila terjadi perubahan konsentrasi obat dalam serum dapat menimbulkan

    efek samping dan hilangnya kemanjuran obat.

    c. erbandingan obat generic dengan obat jadi yang memakai merk dagang

    tertentu

    d. *iaya pemeriksaan laboratorium untuk memantau konsentrasi obat

    e. 1esiko untuk memperoleh obat yang berbeda sediaannya, antara resep

    yang pertama, kedua, dan seterusnya

    f. Efek obat generic yang mempengaruhi kepatuhan penderita

    g. otiBasi penderita untuk menerima obat generic

    (onsekuensi dari pemilihan AE adalah

    a. aham sepenuhnya tentang aspek farmakologik AE yang dipilih

    b. ampu member penjelasan kepada penderita ataupun keluarganya tentang

    AE tadi secara sederhana, program yang akan dijalani, dan berbagai

    28

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    24/47

    kemungkinan yang dapat timbul sehubungan dengan obat yang akan

    diminum. 6isamping itu efek AE terhadap kondisi tertentu perlu

    dimengerti, contoh pada anak-anak, !anita yang sedang atau

    merencanakan hamil.

    ).>.2 P$insi,&,$insi, te$a,i 'at antie,ile,si :

    1. 8enentu#an dia%n'sis "an% te,at

    6iagnosis yang tepat sangat penting pada epilepsi. rang yang

    terdiagnosis epilepsi mempunyai beberapa konsekuensi. enderita epilepsiakan meminum obat dalam jangka !aktu yang lama yang berakibat pada

    kemungkinan adanya efek yang merugikan akibat obat antiepilepsi.

    enderita juga dinilai oleh masyarakat sebagai penderita epilepsi yang

    menurut penilaian masyarakat penyakit tersebut adalah penyakit kutukan.

    Sangat disayangkan apabila penderita sinkop yang berulang, diterapi

    dengan obat antiepilepsi. leh karena itu dibutuhkan pengetahuan yang

    baik bagi seorang dokter untuk mendiagnosis epilepsi. 4angan pernah

    coba-coba dalam terapi epilepsi.

    2. 8enentu#an #a,an dimulain"a te$a,i den%an 'at antie,ile,si

    Salah satu kesulitan yang dihadapi seorang dokter dalam mera!at

    pasien dengan serangan epilepsi adalah memutuskan kapan memulai

    pengobatan. (eputusan ini seharusnya dibuat setelah mendiskusikan dan

    mengeBaluasi keadaan pasien, menimbang manfaat dan kerugianpengobatan.

    Setelah kejang pertama

    Langkah pertama untuk memulai pengobatan adalah menilai risiko

    terjadinya bangkitan selanjutnya. 4ika bangkitan merupakan bangkitan non

    epileptik, pengobatan harus ditujukan pada faktor penyebab yang

    mendasari. 4ika bangkitan hipoglikemik pada anak maka diterapi dengan

    23

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    25/47

    glukosa, bangkitan karena putusnya alcohol dapat dikontrol paling baik

    dengan perubahan perilaku adiktif dan jika bangkitan karena masalah

    psikogenik dapat diatasi dengan konseling yang tepat. )erapi bangkitan

    epilepsi ditentukan oleh penilaian dua hal, risiko pengobatan dan manfaat

    pengobatan. Sebagai contoh, anak penderita epilepsi benigna dengan

    "spikes# di sentrotemporal mungkin tidak membutuhkan terapi dengan

    obat karena penelitian-penelitian menunjukkan bah!a setelah mengalami

    hanya sedikit serangan nokturnal, mereka jarang mengalami kondisi ini.

    4ika terdapat lesi struktural, biasanya bangkitan akan berulang &termasuk

    tumor otak, displasia kortikal dan malformasi arterioBenosa'.

    4ika diagnosis sudah ditegakkan, setelah bangkitan pertama jangan

    ragu-ragu untuk memberikan terapi untuk memulai terapi farmakologi dan

    mempertimbangkan dilakukannya tindakan bedah.

    amun demikian, pada banyak kasus, penggalian faktor penyebab

    spesifik seringkali gagal. (eputusan untuk mulai memberikan pengobatan

    setelah kejang pertama, menurut Leppik &2$' dapat dibagi menjadi tiga

    kategori berdasarkan risiko terjadinya kejang selanjutnya, yaitu treat,

    possibly treat dan probably treat.

    )abel $

    A.T$eat :

    $. 4ika didapatkan lesi struktural 0

    a. )umor otak seperti meningioma, glioma, neoplastik

    b. alformasi arterioBenosa

    c. Infeksi seperti abses dan ensefalitis herpetika

    2. )anpa lesi struktural, namun dengan 0

    a. 1i!ayat epilepsi pada saudara &bukan pada orang tua'

    b. EE? dengan pola epilepsi yang jelas &epileptiform'

    c. 1i!ayat kejang akut &kejang akibat penyakit tertentu atau kejang demam

    pada masa kanak-kanak'

    2+

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    26/47

    d. 1i!ayat trauma otak atau stroke, infeksi SS, trauma kepala berat

    e. )oddKs postical paresis

    f. Status epileptikus

    B.P'ssil" :

    *angkitan tanpa ada penyebab yang jelas dan tidak ditemukan faktor risiko di atas.

    %ntuk keadaan seperti ini diperlukan pertimbangan yang matang mengenai

    keuntungan dan risiko dari pengobatan obat antiepilepsi. 1isiko pengobatan obat

    antiepilepsi umumnya rendah, sedangkan akibat dari bangkitan kedua tergantung gaya

    hidup pasien.pengobatan mungkin diindikasikan untuk pasien yang akan mengendarai

    kendaraan atau pasien yang mempunyai risiko besar atau trauma jika mengalami

    bangkitan kedua.

    .P$'al" n't 4mes#i,un te$a,i (an%#a ,ende# mun%#in isa di%una#an5 :

    a. utusnya alkohol

    b. enyalahgunaan obat

    c. (ejang akibat penyakit akut seperti demam tinggi, dehidrasi, hipoglikemik

    d. (ejang karena trauma&kejang tunggal dengan segera setelah pukulan di kepala'

    e. Sindrom epilepsi benigna spesifik seperti 0 kejang demam atau epilepsi benigna

    dengan "spikes# sentrotemporal.

    f. (ejang karena tidak tidur lama seperti kejang pada pelajar dalam !aktu-!aktu

    ujian

    Setelah kejang lebih dua kali atau lebih

    ada umumnya pasien yang mengalami serangan dua kali atau lebih

    membutuhkan pengobatan. (ecuali pada serangan-serangan tertentu seperti

    kejang akibat putusnya alcohol, penyalahgunaan obat, kejang akibat penyakit akut

    seperti demam tinggi, dehidrasi, hipoglikemik, kejang karena trauma &kejang

    tunggal dengan segera setelah pukulan di kepala', sindrom epilepsi benigna

    spesifik seperti 0 kejang demam atau epilepsi benigna dengan "spikes#

    sentrotemporal, kejang karena tidak tidur lama seperti kejang pada pelajar dalam

    !aktu-!aktu ujian dan kejang akibat penyebab non epileptik lainnya. (ejang

    25

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    27/47

    akibat hal-hal di atas sebaiknya ditangani sesuai kausanya. ada pasien yang

    mengalami kejang pertama namun tidak ada faktor risiko satupun yang

    ditemukan, maka kemungkinan terjadinya kejang yang kedua $ pada tahun

    pertama dan 23 pada akhir tahun kedua setelah kejang yang pertama. (eputusan

    untuk memulai terapi diambil dengan pertimbangan risk and benefit setelah

    sebelumnya dokter berdiskusi dengan pasien. Sebagai contoh terapi diindikasikan

    untuk pasien yang bekerja sebagai sopir karena jika terjadi kekambuhan se!aktu-

    !aktu maka akan membahayakan pasien bahkan mengancam nya!a pasien.

    engobatan yang dilakukan pada penderita yang mempunyai sedikit bahkan tidak

    mempunyai risiko terjadinya kejang kedua biasanya hanya terapi jangka pendek.

    1isiko terjadinya kekambuhan yang paling besar terjadi pada dua tahun pertama.

    Seandainya pasien diputuskan untuk diobati, maka penghentian pengobatan

    dilakukan setelah tahun kedua dari kejang yang pertama.

    ). 8emilih 'at "an% ,alin% sesuai

    emilihan obat antiepilepsi didasarkan pada dua hal, tipe serangan dan

    karakteristik pasien

    a' )ipe serangan

    )abel 2 modifikasi brodie et al &2+' dan panayiotopoulos &2+'

    )ipe serangan 9irst-line Second-line/

    add on

    )hird line/

    add on

    arsial simple

    kompleks dengan

    atau tanpa

    general sekunder

    (arbamaepine

    9enitoin

    9enobarbital

    kskarbaepin

    Asam Balproat

    LeBetiracetam

    7onisamid

    regabalin

    )iagabin

    ;igabatrin

    9elbamat

    irimidon

    2=

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    28/47

    Lamotrigin

    )opiramat

    ?abapentin

    )onik klonik Asam Balproat

    (arbamaepine

    9enitoin

    9enobarbital

    Lamotrigin

    kskarbaepin

    )opiramat

    LeBetiracetam

    7onisamid

    irimidon

    ioklonik Asam Balproat )opiramat

    LeBetiracetam

    7onisamid

    Lamotrigin

    >lobaam

    >lonaepam

    9enobarbital

    Absence &tipikal

    dan atipikal'

    Asam Balproat

    Lamotrigin

    Etosuksimid LeBetiracetam

    7onisamid

    Atonik Asam Balproat Lamotrigin

    )opiramat

    9elbamat

    )onik Asam Balproat

    9enitoin

    >lonaepam

    >lobaam

    2

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    29/47

    9enobarbital

    Epilepsy absence

    juBenil

    Asam Balproat

    Etosuksimid

    >lonaepam

    Epilepsy

    mioklonik

    juBenil

    Asam Balproat

    9enobarbital

    >lonaepam

    Etosuksimid

    b' karakteristik pasien

    6alam pengobatan dengan obat antiepilepsi karakteristik pasien

    harus dipertimbangkan secara indiBidu. :al-hal yang perlu

    dipertimbangkan adalah 0 efek buruk obat, dosis yang tepat, harga, pola

    hidup dan usia pasien. Suatu obat antiepilepsi mungkin efektif pada

    pasien tertentu namun jika ada kontra indikasi atau terjadi reaksi yang

    tidak bisa ditoleransi maka sebaiknya penggantian obat dilakukan.

    Sebagai contoh asam Balproat pada !anita, khususnya !anita yang

    masih dalam usia subur.

    3. O,timalisasi te$a,i den%an d'sis indi3idu

    (etika obat sudah dipilih terapi seharusnya dimulai dari dosis yang

    paling rendah yang direkomendasikan dan pelan-pelan dinaikkan dosisnya

    sampai kejang terkontrol dengan efek samping obat yang minimal &dapat

    ditoleransi'.

    2H

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    30/47

    erlu dilakukan eBaluasi respon klinik pasien terhadap dosis obat

    yang diberikan dengan melihat respon setelah obat mencapai kadar yang

    optimal dan kemudian memutuskan apakah selanjutnya dibutuhkan

    penyesuaian atau tidak. Setelah eBaluasi dilakukan, baru kemudian

    dipertimbangkan adanya penambahan dosis.

    D'sis a!al

    )erapi obat antiepilepsi harus diberikan secara bertahap dalam satu

    bulan terapi untuk meminimalkan efek samping gastrointestinal dan

    neurologik yang biasanya terjadi pada permulaan terapi dengan obat

    antiepilepsi. 9rekuensi efek samping ini cenderung menurun pada

    beberapa bulan setelah terapi karena dapat ditoleransi. *eberapa cara

    pemberian dosis a!al 0

    Peme$ian 'at mulai da$i d'sis sute$a,eti#

    Sejumlah obat antiepilepsi memberikan efek samping yang

    dihubungkan dengan dosis a!al, di antaranya karbamaepin,

    etosuksimide, felbamate, lamotrigin, pirimidone, tiagabin, topiramat dan

    asam Balproat. unculnya ruam pada penggunaan lamotrigin dihubungkan

    dengan dosis. %ntuk meminimalkan efek samping pada pemberian a!al

    ini, obat-obat tersebut biasanya diberikan mulai dengan dosis subterapetik

    dan dinaikkan secara bertahap sampai beberapa minggu tercapainya range

    dosis yang dianjurkan. 4ika efek buruk tidak dapat ditoleransi selama

    proses titrasi ini, dosis harus kembali pada kadar sebelumnya yang dapat

    ditoleransi pasien. Setelah simptom menghilang, proses titrasi dimulai

    kembali dengan menaikkan dosis yang lebih kecil.

    Pemberian obat mulai dari dosis terapetik

    Efek buruk terkait dosis a!al pemberian pada obat-obat

    antiepilepsi seperti gabapentin, fenitoin, dan fenobarbital merupakan

    8

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    31/47

    masalah yang ringan sehingga terapi dengan obat tersebut dapat diberikan

    mulai dengan dosis terapetik yang direkomendasikan.

    E3aluasi ulan%

    Sebelum berpikir ke arah kegagalan obat antiepilepsi dan

    penggantian obat antiepilepsi dengan obat lain, factor-faktor berikut harus

    dieBaluasi kembali 0

    6iagnosis epilepsi

    (lasifikasi tipe serangan atau sindrom epilepsi

    Adanya lesi aktif

    6osis yang adekuat dan atau lamanya terapi &missal 0 apakah

    dosis terpaksa diberikan dengan kadar maksimal yang dapat

    ditoleransiMapakah pengaturan dosis yang diberikan cukup !aktu

    untuk mencapai kondisi optimalM'

    e. (etaatan terhadap pengobatan &ketidaktaatan merupakan

    penyebab yang paling umum terjadinya kegagalan pengobata dan

    kambuhnya bangkitan'.

    )able 8 dosis obat antiepilepsi untuk de!asa diambil dari *rodie et al&2+'

    bat 6osis a!al

    &mg/hari'

    6osis yang

    paling

    umum

    &mg/hari'

    6osis

    maintenance

    &mg/hari'

    9rekuensi

    pemberian

    &kali/hari'

    Efek samping

    9enitoin 2 8 $-= $-2 :irsutisme, hipertrofi gusi,

    distres lambung, penglihatan

    kabur, Bertigo, hiperglikemia,

    8$

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    32/47

    anemia makrositik

    (arbamaepin 2 5 3-2 2-3 6epresi sumsum tulang, distress

    lambung, sedasi, penglihatan

    kabur, konstipasi, ruam kulit

    kskarbaepin $+-5 H-$

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    33/47

    kepala, Bertigo, sinkop

    9enobarbital 5 $2 5-23 $-2 Sedasi, distress lambung

    irimidon $2+ + 2+-$+ $-2

    )iagabin 3-$ 3 2-5 2-3 ulut kering, pusing, sedasi,

    langkah terhuyung, nyeri kepala,

    eksaserbasi kejang generalisata

    ;igabatrin +-

    $

    8 2-3 $-2

    ?abapentin 8-3 23 $2-3

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    34/47

    )erapi dengan obat yang kedua harus dimulai dengan gambaran sebagai

    berikut0 pertama, dosis dari obat kedua harus dititrasi sampai pada range dosis

    yang direkomendasikan. bat yang pertama harus diturunkan secara bertahap

    selama $-8 minggu. Setelah obat yang pertama diturunkan, dosis obat kedua

    &monoterapi' harus dinaikkan sampai serangan terkontrol atau dengan efek

    samping yang minimal. roses ini harus dilanjutkan sampai monoterapi dengan

    dua atau tiga obat primer gagal. Setelah proses tersebut dilakukan baru politerapi

    dipertimbangkan.

    c' onoterapi

    onoterapi rupanya sudah menjadi pilihan dalam memulai pengobatan

    epilepsi. *erbagai keuntungan diperoleh dengan cara itu, yakni0 &$' mudah

    dilakukan eBaluasi hasil pengobatan, &2' mudah dieBaluasi kadar obat dalam

    darah, &8' efek samping minimal, &dapat ditoleransi pada +-

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    35/47

    nternational League !gaints Epilepsy, &2' pemantauan kadar obat antiepilepsi,

    &8' konsep monoterapi, &3' ditemukannya AE baru dengan mekanisme aksi yang

    jelas, &+' pandangan baru tentang etiologi epilepsi, &5' lebih jelasnya mekanisme

    terjadinya bangkitan, dan &=' dikembangkannya berbagai perangkat untuk

    menentukan letak lesi. Secara farmakologis, satu AE dengan satu mekanisme

    aksi merupakan unsur yang penting dalam manajemen epilepsi di kemudain hari.O

    (enaikan inhibisi ?A*A-ergik merupakan salah satu sasaran penanganan

    epilepsi. Satu AE dengan satu mekanisme akso tunggal serta dengan satu target

    mungkin merupakan pilihan utama, daripada satu AE dengan berbagai target.

    ada suatu kasus epilepsi dengan sebab multifokal, dapat diberikan satu AE

    untuk tiap target &?ram, $HH+'.tc O(enaikan inhibisi ?A*A-ergik merupakan

    salah satu sasaran penanganan epilepsi. Satu AE dengan satu mekanisme akso

    tunggal serta dengan satu target mungkin merupakan pilihan utama, daripada satu

    AE dengan berbagai target. ada suatu kasus epilepsi dengan sebab multifokal,

    dapat diberikan satu AE untuk tiap target &?ram, $HH+'.O

    d' oliterapi

    oliterapi nampaknya tidak selalu merugikan. ?oldsmith de *iitencourt

    &$HH+' mengatakan bah!a generasi baru AE yang dapat ditoleransi dengan baik

    dan sedikit interaksi, dapat digunakan untuk politerapi. Studi tersebut

    menggunakan Bigabatrin sebagai terapi tambahan pada $H kasus epilepsi parsial

    refrakter. asien-pasien tersebut sebelumnya sudah mendapat terapi rata-rata $,+

    macam obat. 6engan tambahan Bigabatrin, =8 pasien mengalami reduksi

    frekuensi bangkitannya lebih dari +Q +2 kasus mengalami reduksi frekuensi

    bangkitannya lebih dari =. Satu pasien frekuensi bangkitannya bertambah,

    sedangkan 2 pasien mengalami bangkitan mioklonik.enggunaan politerapi memerlukan pengetahuan yang baik dalam

    farmakologi klinik, terutama interaksi obat. *erbagai AE lama, mempunyai

    mode of action yang sama, karena itu interaksinya sering tidak menguntungkan

    karena efek sampingnya aditif &?oldsmith de *iitencourt,$HH+'.

    (ombinasi AE yang lebih spesifik mungkin lebih menguntungkan,

    misalnya0 Balproat dan etosuksimid dalam manajemen bangkitan absence

    refrakter. 6ibandingkan dengan obat-obat lama, obat-obat baru mempunyai

    8+

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    36/47

    mekanisme yang berbeda dan lebih selektif. ungkin akan lebih menguntungkan

    apabila dipakai kombinasi spesifik. Selektif terapi kombinasi yang rasional,

    memerlukan pertimbangan efek klinis AE, efek samping, interaksi obat, kadar

    terapetik dan kadar toksik serta mekanisme aksi tiap obat. (ombinasi optimal

    dicapai dengan menggunakan obat-obat yang0

    &$' mempunyai mekanisme aksi berbedaQ

    &2' efek samping relatif ringanQ

    &8' indeks terapi lebar, dan

    &3' interaksi obat terbatas atau negatif.

    )ujuan tercapai epilepsi antara lain ialah0 bangkitan terkendali dengan efek

    samping obat relatif rigan atau tidak ada sama sekali &9errendelli, $HH+'.

    9ong &$HH+' mengatakan bah!a kombinasi obat hanya dipakai apabila

    semua upaya monoterapi telah dicoba. Apabila kombinasi dua macam obat lini

    pertama tidak menolong, obat yang mempunyai efek lebih besar dan efek samping

    lebih kecil tetap diteruskan, sementara obat yang lain diganti diganti dengan obat

    dari kelompok lini kedua. Apabila obat lini kedua tersebut efektif,

    dipertimbangkan untuk menarik obat pertama. Sebaliknya, obat lini kedua

    tersebut harus dihentikan apabila ternyata tidak juga efektif. Apabila upaya

    tersebut di atas gagal, kasus tersebut mungkin tergolong dalam epilepsi refrakter,

    kasus epilepsi yang sulit disembuhkan. *erbagai obat antiepilepsi &AE' dapat

    terus dicoba pada kasus itu, atau dipertimbangkan untuk tindakan bedah.

    ;. Pemantauan te$a,i

    anajemen umum epilepsi 0

    a. engeBaluasi kembali diagnosis sehingga mendapat diagnosis yang tepat

    b. enentukan dan mengobati penyebab

    c. engobati serangan 0

    - enilai perlunya terapi obat 0

    85

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    37/47

    - )erapi obat tidak diindikasikan untuk kejang akibat penyakit akut

    yang reBersible

    - )erapi obat tidak perlu untuk epilepsi-epilepsi benigna yang

    diketahui dengan pasti & kejang demam, rolandic epilepsy'

    - 6ari kejang pertama &yang tidak diketahui penyebabnya', nilai

    apakah banyak manfaatnya apabila mulai diterapi pada pasien-pasien

    dengan risiko tinggi.

    - emberian obat antiepilepsi yang sesuai

    - )emukan dan hindari factor-faktor presipitat &alcohol, kurang tidur,

    stress emosional, demam, kurang makan, menstruasi, dan lain-lain'

    - EBaluasi dan pertimbangkan untuk tindakan pembedahan dan

    implantasi stimulator nerBus Bagus pada pasien yang sulit diobati

    dengan obat antiepilepsi.

    d. encegah komplikasi akibat serangan epilepsi 0

    - :entikan kejang

    - :indari efek buruk obat yang tidak dapat ditoleransi pasien

    - erhatikan adanya komplikasi psikososial dan obati jika ada.

    =. Ketaatan ,asien

    enelitian :akim &25' menunjukkan bah!a kepatuhan minum obat

    menrupakan faktor prediktor untuk tercapainya remisi pada epilepsi, dimana pada

    penderita epilepsi yang patuh minum obat terbukti mengalami remisi 5 bulan, $2

    bulan dan 23 bulan terus menerus dibanding dengan mereka yang tidak patuh

    minum obat. (riteria kepatuhan minum obat yang dipakai adalah menurut Ley

    &$HH=' cit :akim &25' adalah penderita dikatakan patuh minum obat apabila

    8=

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    38/47

    memenuhi 3 hal berikut 0 dosis yang diminum sesuai dengan yang dianjurkan,

    durasi !aktu minum obat doidiantara dosis sesuai yang dianjurkan, jumlah obat

    yang diambil pada suatu !aktu sesuai yang ditentukan, dan tidak mengganti

    dengan obat lain yang tidak dianjurkan.

    *erbagai faktor dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani

    pengobatan. *eberapa penelitian menunjukkan bah!a kepatuhan minum obat

    pada penderita epilepsi dipengaruhi oleh dukungan keluarga, dukungan dokter,

    pengaruh faktor motiBasi, adanya efek samping obat, pengobatan monoterapi ,

    pengaruh biaya pengobatan serta adanya pengaruh stigma akibat epilepsi &(yngas,

    2$, *uck et al, $HH=Q cit Lukman,25'.

    Sedangkan penelitian yang dilakukan :akim &25' menunjukkan bah!a

    faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada penderita epilepsi

    adalah dukungan keluarga, dukungan dokter, motiBasi yang baik, kontrol teratur

    dan tidak ada stigma akibat epilepsi. 6engan demikian, pada pengobatan epilepsi

    kita harus memperhatikan faktor-faktor apa saja yang akan berpengaruh terhadap

    keberhasilan pengobatan, disamping tentunya faktor obat yang efikasius, dosis

    yang tepat dan cara pemberian obat yang tepat juga harus diperhatikan.

    ).>.) Pema#aian OAE ,ada ana#

    *erdasarkan penilaian neuropsikologik terhadap anak-anak dengan

    epilepsi memperlihatkan masalah akademik muncul dari defisiensi kognitif

    spesifik dan bukan disfungsi kognitif secara umum. ?angguan kognitif

    berhubungan dengan jenis serangan, sindrom epilepsy, factor etiologi, munculnya

    serangan pada usia dini, sering mengalami serangan, focus epilepsi, dan AE.

    Anak yang menerima politerapi pada umumnya mengalami gangguan kognitifyang berat dari anak yang menerima monoterapi.

    6efisiensi kognitif pada anak dengan epilepsi cukup berBariasi, missal

    gangguan memori, penurunan kapasitas untuk memperlihatkan sesuatu,

    penurunan efisiensi dalam proses informasi, gangguan persepsi pendengaran dan

    berbahasa.

    emberian AE pada anak harus dipertimbangkan scara benar, dengan

    menghadapi efek berbeda terhadap fungsi kognitif dan perilaku. ada anak

    8

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    39/47

    pengaruh fenobarbital terhadap fungsi kognitif tidak begitu nyata tetapi dapat

    membuat anak menjadi hiperaktif. Sementara itu fenitoin dalam kadar serum yang

    tinggi dapat menimbulkan enselopati yang progresif, retardasi mental, dan

    penurunan kemampuan membaca. (arbamaepin dan Balproat mengakibatkan

    gangguan kognitif yang ringan. ada kadar yang tinggi, Balproat dapat

    mengganggu fungsi motorik, sementara karbamepin justru memperbaiki

    kecepatan kinerja pada gerakan selektif tertentu. Lagi pula karbamepin dapat

    memperbaiki koordinasi mata-tangan dan keterampilan tangan.

    rang tuan penderita harus benar-benar mengetahui persoalan anaknya.

    aka orang tua harus diberikan pengertian yang cukup dari berbagai masalah

    yang bersangkutan dengan epilepsy, agar diperoleh kerjasama yang baik. 6an

    dokter harus bersikap terbuka dan siap member informasi bila diperlukan orang

    tua penderita.

    ).>.* Pema#ainan OAE ,ada !anita hamil

    Sebagian penderita mengalami kenaikan frekuensi serangan selama hamil.

    9enomena ini karena berbagai factor dan yang paling mencolok adalah perubahan

    konsentrasi AE dalam serum. 6engan bertambahnya kehamilan maka

    konsentrasi AE makin menurun. :al ini karena perubahan dalam ikatan protein

    plasma.

    %ntuk memelihara konsentrasi AE dalam serum dari penderita hamil,

    dosis AE harus dinaikkan. %ntuk fenitoin, dosisnya dinaikkan pada

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    40/47

    langsung, yaitu melalui defisiensi asam folat. 6engan semikian dianjurkan agar

    pemberian AE kepada !anita hamil selalu diberi tambahan asam folat. Status

    sosialekonomu yang rendah, umur penderita yang cukup tua untuk hamil, dan

    ri!ayat keluarga positif malformasi neonatus. alformasi pada janin dapat

    diketahui lebih din, umur kehamilan $+-22 minggu, dengan menggunakan

    pemeriksaan alfa fetoprotein dan ultrasoografi.

    !anita hamil yang epilepsy harus diberi nasehat &teutama sebelum

    konsepsi' bah!a insiden malformasi pada bayi, yang ibunya epilepsy dan diobati

    dengan AE, lebih tinggi &2-8 kali lipat' daripada bayi yang ibunya tidak

    mengalami epilepsy. Lagi pula, anak-anak yang ibunya epilepsy, diobati atau tidak

    dengan AE, cenderung lebih banyak mengalami anomaly minor daripada anak-

    anak yang ayahnya mengalami epilepsy atau yang tidak mengalami epilepsy.

    6ari AE yang termasuk golongan first-line &fenitoin, karbamepin,

    Balproat, dan fenobarbital' maka belum diketahui secara pasti obat mana yang

    paling bersifat teratogenik. Apabila pemberian AE tidak dihindari, maka obat

    pilihan pertama harus disesuaikan dengan jenis serangan dan diberikan secara

    monoterapi dengan dosis efektif yang paling rendah. 6iet sebelum konsepsi dan

    organogenesis harus dilengkapi dengan asam folat yang cukup. (emungkinan

    adanya malformasidideteksi secara dini &prenatal'. enderita harus dia!asi secara

    ketat selama masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Lebih dari H

    penderita menerima AE selama kehamilan akan melahirkan anak normal, tanpa

    cacat ba!aan.

    etunjuk pemberian AE selama hamil

    $. ?unakan obat pilihan pertama yang sesuai dengan jenis serangan dan

    sindrom epilepsy

    2. Laksanakan prinsip monoterapi dengan dosis dan kadar dalam serum yang

    paling rendah dan efektif untuk melindungi terhadap serangan tonik-klonik

    8. :indari penggunaan Balproat atau karmaepin apabila ada ri!ayat

    keluarga tentang efek neural-tube

    3. :indari politerapi, khususnya kombinasi dengan Balproat, karbamaepin

    dan fenobarbital

    3

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    41/47

    +. antaulah kadar AE dalam serum secara teratur dan apabila mungkin

    periksalah kadar AE bebas atau tak terkait

    5. )eruskanlah pemberian tambahan folat setiap harinya dan pastikan kadarfolat dalam serum dan eritrosit dalam batas normal selama periode

    organogenesis pada trimester pertama

    =. Apabila kadar Balproat, hindari kadar dalam serum yang tinggi. *agilah

    obat tadi 8-3 kali pemberian setiap harinya

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    42/47

    g. Apakah ada factor presipitasi misalnya kurang tidur, kelelahan, cahaya

    berkedip-kedip dan emosi

    *eberapa jenis obat &AE dan bukan AE' telah dicoba untuk mengatasiepilepsy yang sukar dikendalikan serangannya. 9lunariin dan nefepin, dua jenis

    kalsium antagonist yang berbeda, pernah dicoba sebagai adjuBant untuk mengatasi

    serangan epilepsy yang refrakter. (edua obat tadi menunjukkan hasil yang

    lumayan baik, namun demikian ada pula penderita yang tetap mengalami

    serangan.

    ).>.; Te$a,i ',e$ati/

    Apabila dengan berbagai jenis AE dan adjuBant tidak memberikan hasil

    sama sekali, maka terapi operatif harus diperimbangkan dalam satu dasa!arsa

    terakhir, tindakan operatif untuk mempercepat untuk mengatasi epilepsy refrakter

    makin banyak dikerjakan. perasi yang paling aman adalah reseksi lobus

    temporalis bagian anterior. Lebih kurang =-.= Pen%hentian ,en%'atan

    (eputusan untuk menghentikan pengobatan sama pentingnya dengan

    memulai pengobatan. 6ipihak lain, penderita atau orang tua nya pada umumnya

    menanyakan 0 berapa lama atau sampai kapan harus minum obatM untuk

    memutuskan apakah pengobatan dapat dihentikan atau belum, atau tidak dapat

    dihentikan atau menja!ab pertanyaan yang diajukan penderita/ orang tuanya tadi

    memang tak mudah. %ntuk itu perlu memahami diagnosis &termasuk serangannya'

    dan prognosis epilepsy.

    4enis serangan dapat pula dipakai untuk memperkirakan tingkat

    kekambuhan apabila AE dihentikan. )ingkat kekambuhan yang paling rendah

    adalah jenis serangan absence yang khas. (emudian berturut-turut makin tinggi

    tingkat kekambuhannya adalah klonik atau mioklonik, kejang tonik-klonik primer,

    32

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    43/47

    parsial sederhanadan parsial kompleks, serangan yang lebih dari satu jenis, dan

    epilepsy 4ackson.

    (onsep penghentian obat minimal 2 tahun terbebas dari serangan pada

    umumnya dapat diterima oleh kalangan praktisi. enghentian obat dilaksanakan

    secara bertahap, disesuaikan dengan keadaan klinis penderita. 6engan demikian

    jelas bah!a penghentian AE memerlukan pertimbangan yang cermat, dan

    kepada penderita atau orang tuanya harus diberikan pengertian secukupnya.

    38

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    44/47

    33

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    45/47

    BAB I7

    PE8BAHASAN

    ada kasus yang dibahas ini. asien adalah !anita dengan usia 2+ tahun.*erdasarkan literatur yang ada disebutkan, kejadian epilepsi tidak bergantung

    pada ras ataupun jenis kelamin. Akan tetapi bergantung pada ambang batas kejang

    masing-masing indiBidu yang berbeda satu sama lain. (ejadian epilepsi menurut

    literatur didapatkan paling banyak pada usia anak R$ tahun dan usia lanjut 5

    tahun. Sedangkan pada pasien ini kejang pertama kali terjadi pada usia $ tahun.

    Epilepsi menurut literatur juga tidak memiliki perbedaan sugnifikan antara !anita

    dengan pria.

    asien mengeluhkan pertama kali kejang dialami ketika usia $ tahun saat

    pasien sedang sakit. Lalu dalam 2 bulan terakhir pasien mulai timbul kejang

    kembali dengan frekuensi 8 kali dalam sebulan dan dalam $ bulan terakhir kejang

    bertambah berat dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu. *erdasarkan literatur,

    pasien memiliki ri!ayat kejang demam saat masih usia $ tahun. :al ini sesuai

    dengan faktor resiko terjadinya epilepsi yaitu kejang demam saat usia anak R$

    tahun. ada literatur juga didapatkan anak yang memiliki ri!ayat kejang memilikikecenderungan 3 kali lebih besar untuk terjadinya epilepsi. )ipe kejang saat

    terjadinya kejang demam juga sangat mempengaruhi jenis epilepsi yang akan

    terjadi.

    asien memiliki ri!ayat trauma kepala pada usia + tahun dan

    diberitahukan keluarga bah!a trauma kepala pasien sampai mengeluarkan darah

    yang banyak. *erdasarkan literatur didapatkan bah!a cedera kepala juga

    termasuk faktor resiko dari epilepsy. (emungkinan terjadinya epilepsy setelah

    terjadi cedera kepala berkisar antara R8 sampai =. Epilepsi post-trauma

    kepala pada anak dan dea!asa tidak terlalu berbeda. Akan tetapi, bila cedera

    kepala terjadi pada anak R+ tahun memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar

    daripada cedera kepala pada usia tua untuk terjadinya epilepsy.

    (etika kejang biasanya pasien hilang kesadaran terlebih dahulu. Lalu

    pasien terlihat tegang dan akhirnya terjatuh. Lalu kedua tungkai atas dan ba!ah

    3+

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    46/47

    pasien bergerak tanpa henti selama 2-+ menit. (ejang diikuti dengan kencing di

    celana, dan tidak ingat akan kejadian yang terjadi pada saat itu. *erdasarkan

    literatur, kejang pasien termasuk epilepsy umum tipe grand mal. *angkitkan

    epilesi grand mal ditandai dengan hilang kesadaran dan bangkitan tonik-tonik.

    Epilepsy tipe ini dimulai dengan hilang kesadaran sehingga aktiBitas penderita

    terhenti. (emudian penderita mengalami kejang tonik. otot-otot berkontraksi

    sangat hebat, penderita terjatuh, lengan fleksi dan tungkai ekstensi. %dara paru-

    paru terdorong keluar dengan deras sehingga terdengar jeritan yang dinamakan

    jeritan epilepsi. (ejang tonik ini kemudian disusul dengan kejang klonik yang

    seolah-olah mengguncang-guncang dan membanting-banting tubuh si sakit ke

    tanah. (ejang tonik-klonik berlangsung 2 -- 8 menit.

    ada pemeriksaan lanjutan pasien belum dilakukan pemeriksaan >)-Scan

    dan EE?. *erdasarkan literatur, untuk menegakkan diagnosis epilepsy paling

    sering menggunakan elektroensefalografi &EE?'. 1ekaman Bideo EE? juga dapat

    dilakukan tapi cenderung lebih mahal, biasanya digunakan untuk persiapan

    operasi. emeriksaan neuroimaging juga dilakukan untuk melihat struktur otak

    dan melengkapi data EE?. *iasanya dapat menggunakan >)-Scan kepala, akan

    tetapi 1I memiliki sensitifitas yang lebih tinggi karena tampak lebih rinci dan

    dapat dengan mudah membandingkan hipokampus kanan dan kiri.

    asien mendapat terapi fenitoin 2 D $+mg, Asam folat 2 D 3 mg, dan

    citicolin $ D $mg. *erdasarkan literatur, pentuan obat untuk epilepsi

    bergantung pada jenis tipe serangan dan karakteristik pasien. enurut Leppik,

    pasien ini termasuk kategori "treat#, karena didapatkan ri!ayat kejang akut

    &kejang demam' saar usia $ tahun dan ri!ayat trauma otak pada usia + tahun.

    35

  • 7/24/2019 LAPKAS Saraf (epilepsi)

    47/47

    DA+TAR PUSTAKA

    $. )jahjadi, dkk. 2=. Gambaran "mum #engenai Epilepsi.In0$apita %elekta

    &eurologi.Ed0 ke-2. ogyakarta0 ?adjah ada %niBersity ress.

    2. (usuma @. 4urnal Ilmiah (edokteran. ;olume I, omor $, 4anuari 2=.

    ISS $H=