grando-infeksi saluran kemih pada anak2

Upload: medissa-moth

Post on 10-Feb-2018

351 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    1/22

    Bab 1

    PendahuluanInfeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi paling sering

    ditemukan pada anak dan menduduki tempat kedua setelah infeksi saluran nafas. 1,2

    Prevalensi pada anak perempuan berkisar 3 hingga 5% sedangkan pada anak laki-laki

    berkisar 1%.2,3 Infeksi gram negatifenterokokus merupakan kasus terbanyak.2,4 Infeksi

    berulang sering terjadi pada pasien yang rentan dan memiliki kelainan anatomi atau

    fungsional saluran kemih sehingga menyebabkan stasis urin atau refluks.2

    Infeksi saluran kemih (ISK) perlu mendapat perhatian karena beberapa hal

    tertentu. Pertama karena gejala yang ditimbulkannya tidak menyenangkan seperti

    disuria, sakit pinggang. Kedua, ISK dapat menyebabkan kelainan saluran kemih yang

    serius dan perlu tindakan bedah segera misalnya uropati obstruktif. Ketiga, bila tidak

    dilakukan penanggualangan adekuat, ISK berulang dapat menimbulkan batu saluran

    kemih, hipertensi bahkan gagal ginjal dikemudian hari. Pielonefritis kronis atrofik

    akibat ISK berulang (nefropati refluks) merupakan penyebab kedua gagal ginjal

    terminal setelah glomerulonefritis. 1,5

    Gambar 1. Frekuensi infeksi saluran kemih simptomatik dan prevalensi

    bakteriuria berdasarkan usia dan jenis kelamin (modifikasi Jawetz)

    Infeksi saluran kemih pada bayi dan anak dibawah 2 tahun mempunyai risiko

    kerusakan jaringan ginjal yang lebih tinggi dibandingkan pada anak yang lebih besar

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    2/22

    sedangkan diagnosisnya sulit ditegakkan karena gejala tidak spesifik 5-7 dan

    penampungan urin untuk kultur membutuhkan tindakan invasif yaitu pungsi supra

    pubik atau kateterisasi kandung kemih. 5 Infeksi saluran kemih terjadi pada 1%

    neonatus dan bayi prematur. 8 Neonatus dengan infeksi saluran kemih sering kali

    berhubungan dengan septikemia dan meningitis. 9,10 Pada anak lebih besar akan

    bermanifestasi lebih berat. 10 Pada anak dibawah usia sekolah, sering kali terjadi

    infeksi asimptomatik dengan kecenderungan lebih tinggi 4 kali lipat pada anak

    perempuan sedangkan pada anak usia sekolah, insiden bakteriuria ini ditemukan 30

    kali lebih tinggi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.11

    Tabel 1. Prevalensi infeksi saluran kemih yang asimptomatik yangberpotensi berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin

    (dikutip dari kepustakaan no. 10)

    Sebagian besar infeksi saluran kemih pada anak terjadi akibat ascending

    infection walaupun pada beberapa kasus penyebaran hematogen dapat terjadi pada 12

    minggu pertama setelah lahir. Evaluasi faktor risiko pada ISK ini sangat terbatas.12

    Diagnosis dini dan akurat ISK sangat penting dengan tujuan : pertama identifikasi dan

    penanggulangan anak yang berisiko mengalami kerusakan ginjal progresif dan kedua

    mencegah berbagai pemeriksaan yang memerlukan biaya tinggi dan pengobatan yang

    tidak perlu. 5 Strategi penatalaksanaan infeksi saluran kemih pada anak harus

    direkomendasikan berdasarkan patogenesis dan patofisiologi penyakit, usia anak dan

    beratnya manifestasi klinis. 13

    2

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    3/22

    Bab 2

    Pembahasan

    DEFINISI

    Infeksi Saluran Kemih (ISK) ialah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

    perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal

    sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. 2

    ETIOLOGI

    Saluran kemih kecuali uretra distal biasanya steril.4,5 Penyebab tersering infeksi

    saluran kemih pada anak ialah Escherichia coli baik pada kasus yang simptomatis

    maupun asimptomatis. 1,2,14Escherichia coli ini meruapakan penyebab infeksi saluran

    kemih pada 80% kasus.11 Bakteri lain yang juga dapat menyebabkan ISK ialah

    Proteus, Enterococcus, pseudomonas dan spesies Klebsiella. Setiap bakteri dapat

    menyebabkan sepsis pada bayi akibat penyebaran hematogen dari tempat lain ke

    ginjal dan saluran kemih sebagai bagian dari septikemia 5

    Tabel 2. Etiologi yang memicu terjadinya ISK menurut penelitian Balat

    dkk.(dikutip dari kepustakaan no. 14)

    Salah satu penyebab yang memungkinkan infeksi saluran kemih pada anak usia

    sekolah yang telah memiliki kontrol berkemih meliputi refluks vesicoureteral

    3

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    4/22

    disamping penyebab lain seperti obstipasi, duh vagina dan phimosis. 15 Intinya segala

    keadaan yang menyebabkan stasis aliran dalam saluran kemih sangat berpotensi untuk

    menimbulkan infeksi saluran kemih. 11

    KLASIFIKASI

    Ada dua buah klasifikasi.

    Klasifikasi pertama :

    - ISK bagian atas (Upper UTI).

    Infeksi pada saluran kemih atas terutama parenkim ginjal lazimnya disebut

    sebagai pielonefritis

    - ISK bagian bawah (lower UTI)

    Infeksi pada kandung kemih (sistitis) dan uretra. Sebagai batas antara atas dan

    bawah ialah katup utero vesika.

    Klasifikasi kedua :

    - ISK simpleks (ISK sederhana/ Uncomplicated UTI)

    - ISK kompleks (ISK berkomplikasi/ Complicated UTI)

    ISK yang disertai kelainan anatomi atau fungsional yang menyebabkan

    obstruksi mekanik maupun fungsional saluran kemih. 1

    PATOFISIOLOGI

    Patofisiologi ISK sangat kompleks dan merupakan interaksi antara faktor

    pejamu dan mikroorganisme. 1,2,5 Umumnya terjadi infeksi secara ascenden yaitu dari

    daerah perineum melalui orifisium uretra menuju buli-buli dan ginjal. Jalur

    hematogen biasanya hanya terjadi pada usia neonatus. Bukti adanya infeksi melalui

    jalur ascenden ialah ditemukan strain bakteri yang sama di daerah perineum penderita

    ISK yang tidak ditemukan pada anak normal. Frekuensi ISK lebih tinggi pada anak

    laki-laki yang tidak disirkumsisi daripada yang disirkumsisi juga menyokong jalurascenden sebagai penyebab ISK. 5 Neonatus yang tidak disirkumsisi memiliki peluang

    10 kali lebih besar menderita ISK. 1

    Beberapa faktor pejamu yang merupakan predisposisi infeksi meliputi faktor

    anatomi, meningkatnya perlekatan pada sel uroepitel dan nonsekretor antigen

    golongan darah dan Lewis. 1

    Tidak semua strain E. coli menyebabkan infeksi saluran kemih. Pada kondisi

    anatomis normal, bakteri E coli dapat menimbulkan ISK jika memiliki virulensi

    4

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    5/22

    uropatogenik.1,2 Bila saluran kemih secara anatomis atau fungsional tidak normal

    maka virulensi uropatogenik tidak terlalu berperan. 1

    Gambar 2. Patofisiologi terjadinya ISK(dikutip dari kepustakaan no. 2,5)

    Kemampuan bakteri melekat pada sel uroepitel sangat penting dalam

    patofisiologi ISK. Perlekatan tersebut sedemikian kuat sehingga dapat bertahan pada

    waktu derasnya aliran urin keluar misalnya saat pengosongan kandung kemih. Pada

    dinding sel bakteri terdapat antigen permukaan yang disebut adhesin yaitu pada ujung

    fimbrie atau pili yang berbentuk filamen-filamen yang dapat melekat pada sel reseptor

    uroepitel. Perlekatan bakteri ini bersifat spesifik untuk sel jaringan tertentu. Jadi

    spesies bakteri yang melekat pada epitel orofaring berbeda dengan yang ada dalam

    uroepitel dan juga ditempat lain. 1

    Gambar 3. Struktur kuman E coli(dikutip dari kepustakaan no. 5)

    Bakteri uropatogenik yang melekat pada sel uroepitel dapat mempengaruhi

    kontraktilitas otot polos dinding ureter dan menyebabkan gangguan peristaltiknya.

    Melekatnya bakteri ke sel uroepitel ini akan meningkatkan virulensi bakteri tersebut.

    5

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    6/22

    Pada ISK, dilatasi urinary collecting system ini dapat terjadi, tanpa obstruksi atau

    refluks vesico ureter. 2

    6

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    7/22

    Tabel 3. Faktor yang berperan dalam patofisiologi terjadinya ISK(dikutip dari kepustakaan no. 1)

    Mukosa kandung kemih dilapisi oleh suatu glikopreotein, lapisan musin yang

    berfungsi sebagai antibakteri. Robeknya lapisan ini menyebabkan bakteri melekat dan

    membentuk koloni dipermukaan mukosa kemudian masuk menembus epitel dan

    mengadakan peradangan. 2

    Infeksi akut/kronis berulang pada vesice urinaria akibat infeksi berulang

    mengakibatkan perubahan dinding vesika dan memicu inkompetensi katup vesico

    ureter. Akibat rusaknya katup ini, urin dapat naik kembali ke ureter terutama pada

    waktu berkemih (waktu kontraksi kandung kemih), hal ini disebut refluks. Refluks ini

    dapat melebar dan mengakibatkan kerusakan pielum dan parenkim ginjal

    (pielonefritis) yang terjadi secara hematogen maupun limfogen. 2

    Stasis urin di ureter yang lama juga dan adanya refluks vesicoureteral

    mempercepat terjadinya infeksi dan dilatasi ureter.2,16 Hingga saat ini perdebatan

    mengenai hubungan refluks vesicoureteral dengan patogenesis renal scarring, reflux

    nephropathy, pyelonephritis dan gangguan miksi terus berlangsung. Walaupun refluks

    vesicoureteral berhubungan dengan pembentukan scar ginjal, peranannya dalam

    patogenesis pielonefritis dan pembentukan scar ginjal ini tidak sepenuhnya

    dipahamui. Beberapa peneliti menekankan risiko pembentukan scar pada ISK rekuren

    7

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    8/22

    tanpa refluks sedangkan beberapa yang lain mempercayai refluks ini memicu

    pembentukan scar walau tanpa infeksi sekalipun. Kenyataan bahwa pembentukan scar

    ginjal terjadi pada sebagian kecil pasien pielonefritis dan/atau refluks vesicoureteral

    menunjukkan bahwa perkembangan pembentukan scar ini dipengaruhi oleh beberapa

    faktor lain dan tidak hanya terfokus pada adanya infeksi atau refluks sendiri. 11

    Gambar 4. Skematis interaksi bakteri dan sel uroepitel dalam

    patofisiologi ISK

    A. Bakteri patogen melekat pada reseptor uroepitel dengan fimbrie

    B. Fimbie bakteri diblokir oleh antibodi tubuh

    C. Antibiotika melumpuhkan fimbrie

    D. Bakteri patogen memblokir reseptor di uroepitel

    (dikutip dari kepustakaan no. 1)

    Winberg dkk mengemukakan beberapa faktor risiko yang memperberat

    perjalanan penyakit ISK dan berpengaruh terhadap kerusakan ginjal yaitu :

    - Umur, terutama dibawah 1 tahun

    - Pengobatan antibakteri yang terlambat

    - Obstruksi anatomik dan fungsional saluran kemih

    - RVU yang disertai pelebaran saluran kemih

    - Pielonefritis akut berulang (akibat tindak lanjut yang tidak adekuat dalam

    mencegah ISK) 5

    DIAGNOSIS

    Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan fisis

    dan pemeriksaan penunjang (laboratorium dan pencitraan) pada pasien. 5 Pada anak

    dengan usia antara 2 bulan hingga 2 tahun dengan demam yang tidak dapat dijelaskan

    8

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    9/22

    sebabnya (unexplained fever) perlu dipertimbangkan kemungkinan infeksi saluran

    kemih sebagai pencetusnya. 13

    1. MANIFESTASI KLINIS

    Gejala ISK bergantung dari umur penderita dan lokalisasi infeksi di dalam

    saluran kemih. Pada neonatus gejala ISK tidak spesifik. Sepsis sering ditemukan pada

    neonatus dan biasanya pada 30% pasien hasil biakan darah dan positif memberikan

    nilai positif. 2

    Makin kecil anak, manifestasi klinis makin tidak khas. Pada neonatus gejala ISK tidak

    spesifik yaitu :

    - suhu tidak stabil dan sering tidak mau makan

    - mudah terangsang

    - muntah, diare, dan perut kembung- nafas sering tidak teratur dan sering disertai ikterus memanjang

    - sering ditemukan sepsis

    Pada masa bayi, gejala juga tidak khas

    - Umumnya ditemukan demam, nafsu makan kurang, gejala gastrointestinal,

    muntah, diare, anoreksia dan hambatan pertumbuhan.

    Pada masa prasekolah dan sekolah baru timbul gejala spesifik meskipun dikatakan

    bisa ditemukan pada anak diatas 2 tahun setelah anak bisa bicara jelas dan dapat

    mengontrol miksinya. Tetapi umumnya baru khas pada umur 5-6 tahun yaitu

    - Disuria

    - Polakisuria

    - urgency

    Disuria juga dapat disebabkan oleh vaginitis. Enuresis diurnal atau nokturnal

    juga merupakan manifestasi ISK. Pada ISK atas dapat ditemukan demam tinggi, sakit

    pinggang tetapi karena anak masih kecil dikeluhkan sebagai sakit perut.5

    2. PEMERIKSAAN FISIK

    Pada setiap anak harus dilakukan inspeksi alat genitalia eksterna dan

    palpasi abdomen. Pada pemeriksaan genitalia pada anak laki-laki perlu diperhatikan

    adanya kelainan kongenital antara lain hipospadia dan fimosis serta apakah sudah

    disirkumsisi. Perabaan pembesaran ginjal unilateral dan bilateral dapat memberi

    petunjuk adanya hidronefrosis. Pembesaran kandung kemih disertai pengeluaran urin

    yang tidak lancar menunjukkan adanya valvula uretra posterior pada bayi, laki-laki

    atau buli-buli neurogenik. Inspeksi pinggang (sakral) perlu dilakukan untuk melihat

    9

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    10/22

    adanya spina bifida. Beberapa sindrom kadang-kadang disertai kelainan saluran

    kemih rnisalnya sindrom Prune Belly dan kelainan anorektal. 5

    3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium paling penting dilakukan.adalah urinalisis dan

    biakan urin. Pemeriksaan lain adalah kadar ureum dan kreatinin darah untuk

    melihat fungsi ginjal. LED dan CRP untuk membedakan antara ISK atas.

    (pielonefritis) dan bawah (sistitis). Pemeriksaan Antibody Coated Bacteria tidak

    praktis dilakukan pada anak, selain karena biayanya mahal, hasilnya lambat. 5

    Tabel 4. Cara penampungan urin steril(dikutip dari kepustakaan no. 5)

    Kultur urin menduduki posisi yang penting dalam pemeriksaan ISK. 9

    Pemeriksaan urin untuk evaluasi ISK adalah pemeriksaan jumlah lekosit dalam urin

    dan uji nitrit. Pemeriksaan lekosit dilakukan pada urin yang disentrifus dengan

    menghitung jumlah per-lapang pandang besar (LPB) atau dengan uji lekosit

    esterase. Lekosituria atau piuria adalah jumlah lekosit > 5-6/LPB. Pemeriksaan uji

    nitrit harus dilakukan pada urin segar (sudah > 4 jam di kandung kemih) atau urin

    residu. Pemeriksaan ini berdasarkan kemampuan bakteri patogen untuk mengubah

    nitrat menjadi nitrit. Tetapi hasilnya banyak positif palsu. Pemeriksaan bakteri

    dengan pewarnaan gram pada urin tanpa di sentrifus juga dapat dipakai untuk

    diagnosis awal ISK. Ketiga pemeriksaan tersebut diatas tidak dapat dipakai untuk

    diagnosis pasti ISK. Diagnosis pasti ISK ditegakkan dengan pemeriksaan kultur urin.5

    Tabel 5. Keuntungan dan kekurangan cara penampungan urin steril(dikutip dari kepustakaan no. 17)

    10

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    11/22

    11

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    12/22

    Untuk penapisan pertama adanya ISK atau infeksi berulang dapat digunakan:

    1. Cara dip slide yaitu gelas objek dilapisi media biakan diatasnya, direndam ke

    dalam pot yang berisi urin di dalamnya dan diinkubasi selama 24 jam.

    2. Plastik dip-stick test (Multistix, Ames Company) yaitu suatu batang plastik tipis

    yang pada ujungnya terdapat reagent pads

    a. Untuk mengetahui adanya nitrit dalam urin. Bakteri Gram negatif urin

    di kandung kemih mengubah nitrat (dari makanan) menjadi nitrit.

    Nitrit paling baik ditemukan bila urin dalam kandung kemih sudah

    tertahan lebih dari 4 jam.

    b. Menghitung bakteri Gram negatif (bacterial count). Leukosit granulosit

    mengandung esterase merupakan katalisator hydrolysis pyrrole amino

    acid esteryang menghasilkan 3-hydroxy 5-phenyl pyrrole; pyrrole inibereaksi dengan garam diazonium, memberikan warna ungu pada

    reagent pads. Dengan dip-stick ini diketahui 1,6 % kulturnya positif palsu.

    3. Penghitungan jumlah bakteri dari sediaan langsung urin tanpa sentrifugasi

    yang diwarnai dengan pewarnaan Gram dengan 1 tetes urin diletakkan di

    atas gelas objek dan sesudah kering, diwarnai dengan pewarnaan Gram,

    memberikan korelasi tinggi dengan biakan urin. Bila ditemukan 1 bakteri Gram

    negatif/lapang pandang dengan minyak imersi maka 88 % dariya ditemukan hasil

    biakan kuman bermakna (significant bacteruria). Weinberg menyatakan bila

    ditemukan 2 atau lebih bakteri/ 97.6% dari padanya ditemukan biakan bakteri yang

    bermakna. 2

    Tabel 6. Interpretasi hasil biakan urin(dikutip dari kepustakaan no. 5)

    Cara Penampungan Jumlah Koloni Kemungkinan InfeksiPungsi supra pubik

    Kateterisasi kandungkemih

    Urin pancar tengahLaki-laki

    Perempuan

    Bakteri gram negatif:Asal ada kuman

    Bakteri : gram positifBeberapa ribu

    > 105104 - 105

    103 104104

    3x biakan > 105

    3x biakan > 105

    3x biakan > 105

    5x 104 - 105

    104 5x 104

    Klinis simptomatikKlinis asimptomatik

    < 104

    >99%

    95%Diperkirakan ISKDiragukan, ulangi

    Tidak ada ISK (kontaminasi)

    Diperkirakan ISK95%90%80%

    Diragukan,ulangi

    Diperkirakan ISK, ulangiTidak ada ISK

    Tidak ada ISKPemeriksaan pencitraan

    12

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    13/22

    Pencitraan dilakukan pada semua anak yang terbukti menderita ISK untuk

    pertama kali. Akan tetapi jenis pencitraan yang akan dilakukan tergantung pada umur

    penderita, manifestasi klinik dan pemeriksaan fisik serta tersedianya alat radiologi

    yang ada dan ekspertisenya. Jenis pemeriksaan berbeda pada penderita ISK dengan

    panas tinggi, apalagi disertai sepsis daripada dengan anak yang hanya mengeluh

    disuria dan polaksuria. Tujuan utama pemeriksaan pencitraan pada ISK adalah untuk

    melihat kelainan anatomik yang merupakan faktor predisposisi. 5

    1. USG (Ultrasonografi). Dengan USG dapat dilihat:

    a. Struktur anatomis saluran kemih, meskipun fungsinya nol

    b. Besar/ukuran ginjal

    c. Dilatasi dari pelvio kalises, ureter dan anomali vesika urinaria.

    d. Batu saluran kemih 5

    2. Foto polos abdomen. Jarang dilakukan kecuali ada dugaan kuat ke arah batusaluran kemih dan sebagai persiapan pielografi intravena (PIV) 5

    3. Pielografi intravena (PIV). Dilakukan bila tidak ada alat pencitraan korteks

    DMSA. Gambaran PIV sama dengan kombinasi USG dan DMSA. Dosis

    radiasi DMSA lebih rendah dari PIV dan tanpa zat kontras sehingga menekan

    kemungkinan alergi. Untuk menilai parut ginjal DMSA lebih sensitif. 5

    4. MSU (Miksiosisto uretrografi). Dilakukan pada anak berumur dibawah 2 tahun

    dengan ISK yang disertai gejala panas, karena kemungkinan RVU besar.

    Pemeriksaan ini masih invasif dengan kateter. Tujuan MSU untuk menilai:

    a. Refluks vesikoureter

    b. Valvula uretra posterior.

    Dianjurkan untuk memberi antibiotik 48 jam sebelum pemeriksaan dan

    bila ditemukan refluks maka segera dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis

    bila belum diberikan sebelumnya. Pada MSU pertama sebaiknya dilakukan

    dengan zat kontras, tetapi pada pemeriksaan ulang dipakai isotop DTPA

    (sistografi isotop) karma dosis radiasinya lebih rendah. 5

    5. Scan DMSA (Dimerkapto succinic acid). Dilakukan untuk menilai parut

    ginjal. Bila dilakukan saat infeksi akut berlangsung, pada pielonefritis akut

    terlihat gambaran"filling defect" Sedangkan pada sistitis, ginjal terlihat

    normal. DMSA dapat dipakai untuk membedakan antara ISK atas dan bawah.

    Defek fase akut tersebut bisa menghilang atau menetap. Bila 6 bulan kemudian,

    terlihat gambaran defek berarti terjadi parut ginjal permanen. DMSA dapat

    dipakai untuk melihat fungsi ginjal kanan-kiri secara terpisah, tetapi yang lebih

    tepat untuk pemeriksaan fungsi adalah scan DTPA 5

    6. Pemeriksaan Renografi isotop DTPA atau MAG 3. Dilakukan untuk melihat

    adanya obstruksi dan menilai fungsi ginjal kiri dan kanan.5

    Tabel 7. Perbedaan ISK kompleks dan ISK simpleks

    13

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    14/22

    (dikutip dari kepustakaan no. 1)ISK Kompleks ISK simpleks

    UmurGejala sistemikAnomali urologi sebelumnyaPemeriksaan fisik

    - demam- sakit pinggang- massa abdomen/pinggang

    Pemeriksaan laboratorium- bakteri patogen tak lazim- azotemia- leukositosis

    Pemeriksaan radiologiobstruksi di TUG(mekanik maupun fungsional)

    < 3 bulan++

    +++

    +++

    +

    > 3 bulan--

    ---

    ---

    -

    Indikasi pemeriksaan pencitraan pada anak dengan ISK ialah :

    1. Pada umur 0-2 tahun

    a. USG pada semua anak

    b. MSU, dilakukan setelah urin steril atau 4-6 minggu kemudian, hal ini

    dilakukan karena RVU banyak terjadi

    c. Scan DMSA untuk menilai kelainan akibat pielonefritis akut

    2. Pada umur 2-5 tahun

    a. USG sistem saluran kemih

    b. MSU masih perlu dilakukan untuk menilai kemungkinan RVU

    c. DMSA dilakukan bila ada kelainan pada pemeriksaan USG dan MSU3. Pada umur > 5 tahun

    a. USG sistem saluran kemih

    b. Bila USG abnormal dilakukan DMSA

    c. MSU dilakukan bila ditemukan kelainan pada USG atau DMSA.5

    Tabel 8. Pemeriksaan penunjang pada ISK anak(dikutip dari kepustakaan no. 4 )

    14

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    15/22

    Gambar 5. Alur pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis ISK pada anak(dikutip dari kepustakaan no.16)

    Diagnosis bakteriuria asimptomatis ditegakkan bila hitung bakteri dalam urin

    bermakna yaitu sekitar 105 hingga 104colony forming units (CFU) setiap ml pada urin

    pasien tanpa gejala infeksi saluran kemih.10

    Gambar 6. Pemeriksaan penunjang diagnosis ISK pada anak

    Pemeriksaan serologi

    Pemeriksaan yang lebih spesifik seperti penentuan antibody coated bacteria

    dalam urin atau bukti adanya antibodi serum terhadap beakteri sering kali

    memerlukan waktu dan membutuhkan fasilitas laboratorium khusus. Ureter

    catheterization bladder washout test atau gallium scans dapat membantu menetukan

    letak infeksi saluran kemih tetapi membutuhkan waktu lama dan sebagai pemeriksaan

    semi-invasif tidak dapat digunakan secara rutin. Dua metode non invasif yang penting

    dalam menentukan letak infeksi saluran kemih ialah pemeriksaan C-reactive protein

    (CRP) dan renal sonography. 18

    15

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    16/22

    PENATALAKSANAAN

    Tujuan penatalaksanaan ISK ialah mencegah kerusakan ginjal yang progresif.

    Prinsip umum penatalaksanaan ISK ialah

    1. Diagnosis dini ISK

    2. Pemberian antibiotika segera

    3. Pencegahan infeksi berulang

    4. Mencari faktor predisposisi

    5. Merencanakan pengobatan selanjutnya

    6. Tindak lanjut hingga gejala hilang atau risiko kerusakan ginjal tidak ada dan

    dilanjutkan dengan pemantauan berkala. 5

    Penanggulangan infeksi akut

    Sistitis akut harus diobati segera dengan antibiotika untuk mencegah

    progresivitas menjadi pielonefritis. bila gejala penyakitnya makin berat misalnya

    anak kesakitran waktu berkemih sebaiknya langsung diberikan antibiotika parenteral

    atau oral. Tetapi sebelumnya dilakukan biakan urin. Jika gejala klinik ringan dengan

    hasil kultur yang meragukan misalnya hasil biakan antara 104-105, terapi dapat

    ditunda dan kultur urin diulang, sebaiknya dengan kateter atau SPP. Jenis antibiotika

    yang diberikan cukup oral. Lama pemberian 7 hari. Pengobatan dosis tunggal (single

    dose) banyak dilaporkan dalam literatur, tetapi ternyata persentase kekambuhan ISK

    lebih tinggi pada pemberian dosis tunggal 20,5% dan pemberian 7 hari 8%.

    5,19

    Pemberian antiobiotik ini memperlihatkan hasil yang bermakna dibandingkan placebo

    pada penatalaksanaan ISK pada anak. 20

    Gambar 7. Penatalaksanaan infeksi saluran kemih pada anak.

    16

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    17/22

    (Dikutip dari kepustakaan no 9)

    Pada pasien dengan panas tinggi dan dicurigai adanya pielonefritis akut perlu

    segera diberi antibiotika parenteral dan dirawat. Sebelumnya dilakukan pengumpulan

    urin dengan cara kateterisasi atau SPP.Tujuan pengobatan adalah eradikasi kuman

    untuk mencegah terjadinya urosepsis dan mencegah kerusakan ginjal. Bila telah

    terjadi urosepsis atau disertai muntah-muntah mutlak harus dirawat untuk pemberian

    antibiotika parenteral.5

    Pada pemberian antibiotik selalu harus diingat fungsi ginjal penderita. Bila

    fungsi ginjal menurun maka dosis obat perlu disesuaikan dengan derajat ginjal. Bila

    memungkinkan jangan diberi obat yang nefrotoksik,(misalnya aminoglikosida)

    kecuali bila bakteri hanya sensitif terhadap obat tersebut.5

    Umumnya para ahli sependapat bahwa lama pemberian antibiotik untuk

    penatalaksanaan ISK berkisar 7-10 hari. 19 Pada pasien dengan gejala penyakit tidak

    berat biasanya cukup antibiotika 7 hari, tetapi pada anak dengan gejala penyakit yang

    berat, dianjurkan pemberian 14 hari. Antibiotika diberikan selama 2-3 hari parenteral

    sampai panas turun, kemudian dilanjutkan secara oral. Pada neonatus dengan

    pielonefritis akut dianjurkan pemberian antibiotika parenteral hari secara intravena. 5

    Tabel 6. Dosis antibiotika parenteral (A) dan oral (B) dan profilaksis (C)untuk penatalaksanaan infeksi saluran kemih pada anak.

    (Dikutip dari kepustakaan no 2)

    Pada kasus dengan anomali fungsional minor maupun gangguan reluks

    vesicoureteral berat baik dengan nefropati bilateral (derajat III-IV) maupun laju

    17

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    18/22

    filtrasi glomelular normal dapat dilakukan tindakan bedah untuk memperbaiki atau

    melakukan koreksi terhadap defek yang ada. 20

    Gambar 8. Algoritma penatalaksanaan infeksi saluran kemih pada anak.

    (Dikutip dari kepustakaan no 2)

    KOMPLIKASI

    Infeksi parenkim dan pembentukan scar pada ginjal merupakan komplikasi

    utama yang dapat menyebabkan terjadinya insufisiensi ginjal, hipertensi dan gagal

    ginjal. Pembentukan scar ini terjadi pada 10 hingga 15% anak penderita infeksi

    18

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    19/22

    saluran kemih. Anak dibawah usia 1 tahun memiliki risiko lebih besar mengalami

    pembentukan scar dibanding dengan anak yang lebih besar.11

    19

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    20/22

    Bab 3

    Penutup

    Anak dengan diagnosis ISK perlu mendapat evaluasi secara sistemik. Jenis

    pemeriksaan bergantung pada umur dan manifestasi klinis. Bayi dan anak dibawah

    dua tahun memerlukan pemeriksaan USG dan MSU. Pemeriksaan scan DMSA

    merupakan pemeriksaan yang sensitif untuk menilai pielonefritis dan parut ginjal.

    Terapi antibiotik idealnya disesuaikan dengan pemeriksaan resistensi kuman.

    Pada kasus bakteriuria asimptomatik, pengobatan antibiotika tidak perlu diberikan.

    Pengobatan antibiotika profilaksis diberikan pada anak dengan ISK berulang lebih

    dari 3x atau yang disertai RVU.

    Diagnosis dan tatalaksana infeksi saluran kemih pada anak sedini mungkin

    dapat meningkatkan prognosis perjalanan penyakit dan mencegah terjadinya

    komplikasi yang berkelanjutan pada gagal ginjal pada anak.

    20

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    21/22

    Daftar Pustaka1. Alatas H. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Kompleks pada Anak.

    Dalam : Wirya IGN, Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, penyunting.Penanggulangan Masalah Uronefrologi pada Anak : Naskah Lengkap

    Pendidikan Kedokteran Ilmu Kesehatan Anak XXIX. Jakarta 24-25September 1993.h.107-11

    2. Rusdidjas, Ramayati R. Infeksi Saluran Kemih. Dalam : Alatas H, TambunanT, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku ajar Nefrologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.2002.h.142-63

    3. Elder JS. Urologic Disorders in Infants and Children. Dalam : Behrman RE,Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelsons Textbook of Pediatrics. Edisike-17. Philadelphia : WB Saunders. 2004.h.1783-89

    4. Diagnosing Urinary Tract Infection (UTI) in the under fives. Effective HealthCare 2004;8(6):1-11

    5. Alatas H. Diagnosis dan tatalaksana Infeksi Saluran Kemih pada Anak.Dalam: Trihono PP, Purnawati, Syarif DR, Hegar B, Guanrdi H, Oswari H,

    penyunting. Hot Topics in Pediatrics II. Pendidikan Kedokteran IlmuKedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLV. Jakarta 18-19Februari 2002.h.162-79

    6. Kwok WY, Kwaadsteniet MCE, Hamsen M, Suijlekom-Smit LWA, SchellevisFG Wouden JC. Incidence rates and management of urinary tract infectionsamong children in Dutch general practice : results from a nation-wideregistration study. BMC Pediatrics 2006;6:10

    7. Current Controversies in Childhood Urinary Tract Infection [editorial].International Pediatrics 2002;17(3):131-3

    8. Hay WW, Groothuis JR, Hayward AR, Levin MJ, penyunting. CurrentPediatric Diagnosis & Treatment. Edisi ke-13. New York L Prentice HallInternational. 1997.h.628-30

    9. Haslam RR. Urinary Tract Infection (UTI). Dalam : Marnoto W, Pusponegoro

    TS, Monintja HE, penyunting. Masalah Ginjal dan Saluran Kemih di BidangPerinatologi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.1994.h.64-65

    10.Smith MBH. Screening for Urinary Infection in Asymptomatic Infants andChildren. J Pediatr 1994;118:220-8

    11. Ahmed SM, Swenlund SK. Evaluation and Treatment of Urinary TractInfection in Children. Am Fam Physician 1998;57(7). Didapatkan dari :URL:http:// www.aafp.org/afp/980401ap/ahmed2.html. Diakses 5September 2006

    12.Alper BS, Curry SH. Urinary Tract Infection in Children. Am Fam Physician2005;72:2483-8

    13.Widajat R. Diagnosis and Management of Urinary Tract Infection. Dalam :Garna H, Nataprawira HMD, penyunting. Proceeding Book 13th National

    congress of Child Health KONIKA XIII. Bandung 4-7 Juli 2005.h.46314. Balat Y, Hill L. Infection Disease Concomitant with Urinary Tract Infections

    in Children. J of Medical Science 1999;9:65-815. Barroso U, Barroso DV, Jacobino M, Vinhaes AJ, Macedo A, Srougi M.

    Etiology of Urinary Tract Infection in Scholar Children. Int Braz J Urol2003;29:450-4

    16. Kim YH, Murugasu B. Urinary Tract Infection in Children. Bulletin 1998;617.Canadian Pediatric Society. Bag Urine Specimens Still Not Appropriate in

    Diagnosing Urinary Tract Infection. Paediatr Child Health 2004;9(6):377-8218. Khan F. Malik MA, Afzal K, Malik A, Khalid M. Renal Biometry and Serum C-

    Reactive Protein Levels in the Evaluation of Urinary Tract Infection. IndianJournal of Nephrology 2004;14:10-4

    19. Tambunan T. Pengobatan Antibiotik Dosis Tunggal Pada Anak dengan

    Infeksi Saluran Kemih. Dalam : Alatas H, Wirya IGN W, Tambunan T,

    21

  • 7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2

    22/22

    Soedjatmiko, penyunting. Naskah Lengkap Pendidikan KedokteranBerkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXII. Jakarta 7-8 Desember 1990

    20. Urinary Tract Infection in children. Clin Evid 2004;12:1-3