grando-infeksi saluran kemih pada anak2
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
1/22
Bab 1
PendahuluanInfeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi paling sering
ditemukan pada anak dan menduduki tempat kedua setelah infeksi saluran nafas. 1,2
Prevalensi pada anak perempuan berkisar 3 hingga 5% sedangkan pada anak laki-laki
berkisar 1%.2,3 Infeksi gram negatifenterokokus merupakan kasus terbanyak.2,4 Infeksi
berulang sering terjadi pada pasien yang rentan dan memiliki kelainan anatomi atau
fungsional saluran kemih sehingga menyebabkan stasis urin atau refluks.2
Infeksi saluran kemih (ISK) perlu mendapat perhatian karena beberapa hal
tertentu. Pertama karena gejala yang ditimbulkannya tidak menyenangkan seperti
disuria, sakit pinggang. Kedua, ISK dapat menyebabkan kelainan saluran kemih yang
serius dan perlu tindakan bedah segera misalnya uropati obstruktif. Ketiga, bila tidak
dilakukan penanggualangan adekuat, ISK berulang dapat menimbulkan batu saluran
kemih, hipertensi bahkan gagal ginjal dikemudian hari. Pielonefritis kronis atrofik
akibat ISK berulang (nefropati refluks) merupakan penyebab kedua gagal ginjal
terminal setelah glomerulonefritis. 1,5
Gambar 1. Frekuensi infeksi saluran kemih simptomatik dan prevalensi
bakteriuria berdasarkan usia dan jenis kelamin (modifikasi Jawetz)
Infeksi saluran kemih pada bayi dan anak dibawah 2 tahun mempunyai risiko
kerusakan jaringan ginjal yang lebih tinggi dibandingkan pada anak yang lebih besar
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
2/22
sedangkan diagnosisnya sulit ditegakkan karena gejala tidak spesifik 5-7 dan
penampungan urin untuk kultur membutuhkan tindakan invasif yaitu pungsi supra
pubik atau kateterisasi kandung kemih. 5 Infeksi saluran kemih terjadi pada 1%
neonatus dan bayi prematur. 8 Neonatus dengan infeksi saluran kemih sering kali
berhubungan dengan septikemia dan meningitis. 9,10 Pada anak lebih besar akan
bermanifestasi lebih berat. 10 Pada anak dibawah usia sekolah, sering kali terjadi
infeksi asimptomatik dengan kecenderungan lebih tinggi 4 kali lipat pada anak
perempuan sedangkan pada anak usia sekolah, insiden bakteriuria ini ditemukan 30
kali lebih tinggi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.11
Tabel 1. Prevalensi infeksi saluran kemih yang asimptomatik yangberpotensi berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin
(dikutip dari kepustakaan no. 10)
Sebagian besar infeksi saluran kemih pada anak terjadi akibat ascending
infection walaupun pada beberapa kasus penyebaran hematogen dapat terjadi pada 12
minggu pertama setelah lahir. Evaluasi faktor risiko pada ISK ini sangat terbatas.12
Diagnosis dini dan akurat ISK sangat penting dengan tujuan : pertama identifikasi dan
penanggulangan anak yang berisiko mengalami kerusakan ginjal progresif dan kedua
mencegah berbagai pemeriksaan yang memerlukan biaya tinggi dan pengobatan yang
tidak perlu. 5 Strategi penatalaksanaan infeksi saluran kemih pada anak harus
direkomendasikan berdasarkan patogenesis dan patofisiologi penyakit, usia anak dan
beratnya manifestasi klinis. 13
2
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
3/22
Bab 2
Pembahasan
DEFINISI
Infeksi Saluran Kemih (ISK) ialah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal
sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. 2
ETIOLOGI
Saluran kemih kecuali uretra distal biasanya steril.4,5 Penyebab tersering infeksi
saluran kemih pada anak ialah Escherichia coli baik pada kasus yang simptomatis
maupun asimptomatis. 1,2,14Escherichia coli ini meruapakan penyebab infeksi saluran
kemih pada 80% kasus.11 Bakteri lain yang juga dapat menyebabkan ISK ialah
Proteus, Enterococcus, pseudomonas dan spesies Klebsiella. Setiap bakteri dapat
menyebabkan sepsis pada bayi akibat penyebaran hematogen dari tempat lain ke
ginjal dan saluran kemih sebagai bagian dari septikemia 5
Tabel 2. Etiologi yang memicu terjadinya ISK menurut penelitian Balat
dkk.(dikutip dari kepustakaan no. 14)
Salah satu penyebab yang memungkinkan infeksi saluran kemih pada anak usia
sekolah yang telah memiliki kontrol berkemih meliputi refluks vesicoureteral
3
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
4/22
disamping penyebab lain seperti obstipasi, duh vagina dan phimosis. 15 Intinya segala
keadaan yang menyebabkan stasis aliran dalam saluran kemih sangat berpotensi untuk
menimbulkan infeksi saluran kemih. 11
KLASIFIKASI
Ada dua buah klasifikasi.
Klasifikasi pertama :
- ISK bagian atas (Upper UTI).
Infeksi pada saluran kemih atas terutama parenkim ginjal lazimnya disebut
sebagai pielonefritis
- ISK bagian bawah (lower UTI)
Infeksi pada kandung kemih (sistitis) dan uretra. Sebagai batas antara atas dan
bawah ialah katup utero vesika.
Klasifikasi kedua :
- ISK simpleks (ISK sederhana/ Uncomplicated UTI)
- ISK kompleks (ISK berkomplikasi/ Complicated UTI)
ISK yang disertai kelainan anatomi atau fungsional yang menyebabkan
obstruksi mekanik maupun fungsional saluran kemih. 1
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi ISK sangat kompleks dan merupakan interaksi antara faktor
pejamu dan mikroorganisme. 1,2,5 Umumnya terjadi infeksi secara ascenden yaitu dari
daerah perineum melalui orifisium uretra menuju buli-buli dan ginjal. Jalur
hematogen biasanya hanya terjadi pada usia neonatus. Bukti adanya infeksi melalui
jalur ascenden ialah ditemukan strain bakteri yang sama di daerah perineum penderita
ISK yang tidak ditemukan pada anak normal. Frekuensi ISK lebih tinggi pada anak
laki-laki yang tidak disirkumsisi daripada yang disirkumsisi juga menyokong jalurascenden sebagai penyebab ISK. 5 Neonatus yang tidak disirkumsisi memiliki peluang
10 kali lebih besar menderita ISK. 1
Beberapa faktor pejamu yang merupakan predisposisi infeksi meliputi faktor
anatomi, meningkatnya perlekatan pada sel uroepitel dan nonsekretor antigen
golongan darah dan Lewis. 1
Tidak semua strain E. coli menyebabkan infeksi saluran kemih. Pada kondisi
anatomis normal, bakteri E coli dapat menimbulkan ISK jika memiliki virulensi
4
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
5/22
uropatogenik.1,2 Bila saluran kemih secara anatomis atau fungsional tidak normal
maka virulensi uropatogenik tidak terlalu berperan. 1
Gambar 2. Patofisiologi terjadinya ISK(dikutip dari kepustakaan no. 2,5)
Kemampuan bakteri melekat pada sel uroepitel sangat penting dalam
patofisiologi ISK. Perlekatan tersebut sedemikian kuat sehingga dapat bertahan pada
waktu derasnya aliran urin keluar misalnya saat pengosongan kandung kemih. Pada
dinding sel bakteri terdapat antigen permukaan yang disebut adhesin yaitu pada ujung
fimbrie atau pili yang berbentuk filamen-filamen yang dapat melekat pada sel reseptor
uroepitel. Perlekatan bakteri ini bersifat spesifik untuk sel jaringan tertentu. Jadi
spesies bakteri yang melekat pada epitel orofaring berbeda dengan yang ada dalam
uroepitel dan juga ditempat lain. 1
Gambar 3. Struktur kuman E coli(dikutip dari kepustakaan no. 5)
Bakteri uropatogenik yang melekat pada sel uroepitel dapat mempengaruhi
kontraktilitas otot polos dinding ureter dan menyebabkan gangguan peristaltiknya.
Melekatnya bakteri ke sel uroepitel ini akan meningkatkan virulensi bakteri tersebut.
5
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
6/22
Pada ISK, dilatasi urinary collecting system ini dapat terjadi, tanpa obstruksi atau
refluks vesico ureter. 2
6
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
7/22
Tabel 3. Faktor yang berperan dalam patofisiologi terjadinya ISK(dikutip dari kepustakaan no. 1)
Mukosa kandung kemih dilapisi oleh suatu glikopreotein, lapisan musin yang
berfungsi sebagai antibakteri. Robeknya lapisan ini menyebabkan bakteri melekat dan
membentuk koloni dipermukaan mukosa kemudian masuk menembus epitel dan
mengadakan peradangan. 2
Infeksi akut/kronis berulang pada vesice urinaria akibat infeksi berulang
mengakibatkan perubahan dinding vesika dan memicu inkompetensi katup vesico
ureter. Akibat rusaknya katup ini, urin dapat naik kembali ke ureter terutama pada
waktu berkemih (waktu kontraksi kandung kemih), hal ini disebut refluks. Refluks ini
dapat melebar dan mengakibatkan kerusakan pielum dan parenkim ginjal
(pielonefritis) yang terjadi secara hematogen maupun limfogen. 2
Stasis urin di ureter yang lama juga dan adanya refluks vesicoureteral
mempercepat terjadinya infeksi dan dilatasi ureter.2,16 Hingga saat ini perdebatan
mengenai hubungan refluks vesicoureteral dengan patogenesis renal scarring, reflux
nephropathy, pyelonephritis dan gangguan miksi terus berlangsung. Walaupun refluks
vesicoureteral berhubungan dengan pembentukan scar ginjal, peranannya dalam
patogenesis pielonefritis dan pembentukan scar ginjal ini tidak sepenuhnya
dipahamui. Beberapa peneliti menekankan risiko pembentukan scar pada ISK rekuren
7
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
8/22
tanpa refluks sedangkan beberapa yang lain mempercayai refluks ini memicu
pembentukan scar walau tanpa infeksi sekalipun. Kenyataan bahwa pembentukan scar
ginjal terjadi pada sebagian kecil pasien pielonefritis dan/atau refluks vesicoureteral
menunjukkan bahwa perkembangan pembentukan scar ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor lain dan tidak hanya terfokus pada adanya infeksi atau refluks sendiri. 11
Gambar 4. Skematis interaksi bakteri dan sel uroepitel dalam
patofisiologi ISK
A. Bakteri patogen melekat pada reseptor uroepitel dengan fimbrie
B. Fimbie bakteri diblokir oleh antibodi tubuh
C. Antibiotika melumpuhkan fimbrie
D. Bakteri patogen memblokir reseptor di uroepitel
(dikutip dari kepustakaan no. 1)
Winberg dkk mengemukakan beberapa faktor risiko yang memperberat
perjalanan penyakit ISK dan berpengaruh terhadap kerusakan ginjal yaitu :
- Umur, terutama dibawah 1 tahun
- Pengobatan antibakteri yang terlambat
- Obstruksi anatomik dan fungsional saluran kemih
- RVU yang disertai pelebaran saluran kemih
- Pielonefritis akut berulang (akibat tindak lanjut yang tidak adekuat dalam
mencegah ISK) 5
DIAGNOSIS
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan fisis
dan pemeriksaan penunjang (laboratorium dan pencitraan) pada pasien. 5 Pada anak
dengan usia antara 2 bulan hingga 2 tahun dengan demam yang tidak dapat dijelaskan
8
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
9/22
sebabnya (unexplained fever) perlu dipertimbangkan kemungkinan infeksi saluran
kemih sebagai pencetusnya. 13
1. MANIFESTASI KLINIS
Gejala ISK bergantung dari umur penderita dan lokalisasi infeksi di dalam
saluran kemih. Pada neonatus gejala ISK tidak spesifik. Sepsis sering ditemukan pada
neonatus dan biasanya pada 30% pasien hasil biakan darah dan positif memberikan
nilai positif. 2
Makin kecil anak, manifestasi klinis makin tidak khas. Pada neonatus gejala ISK tidak
spesifik yaitu :
- suhu tidak stabil dan sering tidak mau makan
- mudah terangsang
- muntah, diare, dan perut kembung- nafas sering tidak teratur dan sering disertai ikterus memanjang
- sering ditemukan sepsis
Pada masa bayi, gejala juga tidak khas
- Umumnya ditemukan demam, nafsu makan kurang, gejala gastrointestinal,
muntah, diare, anoreksia dan hambatan pertumbuhan.
Pada masa prasekolah dan sekolah baru timbul gejala spesifik meskipun dikatakan
bisa ditemukan pada anak diatas 2 tahun setelah anak bisa bicara jelas dan dapat
mengontrol miksinya. Tetapi umumnya baru khas pada umur 5-6 tahun yaitu
- Disuria
- Polakisuria
- urgency
Disuria juga dapat disebabkan oleh vaginitis. Enuresis diurnal atau nokturnal
juga merupakan manifestasi ISK. Pada ISK atas dapat ditemukan demam tinggi, sakit
pinggang tetapi karena anak masih kecil dikeluhkan sebagai sakit perut.5
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pada setiap anak harus dilakukan inspeksi alat genitalia eksterna dan
palpasi abdomen. Pada pemeriksaan genitalia pada anak laki-laki perlu diperhatikan
adanya kelainan kongenital antara lain hipospadia dan fimosis serta apakah sudah
disirkumsisi. Perabaan pembesaran ginjal unilateral dan bilateral dapat memberi
petunjuk adanya hidronefrosis. Pembesaran kandung kemih disertai pengeluaran urin
yang tidak lancar menunjukkan adanya valvula uretra posterior pada bayi, laki-laki
atau buli-buli neurogenik. Inspeksi pinggang (sakral) perlu dilakukan untuk melihat
9
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
10/22
adanya spina bifida. Beberapa sindrom kadang-kadang disertai kelainan saluran
kemih rnisalnya sindrom Prune Belly dan kelainan anorektal. 5
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium paling penting dilakukan.adalah urinalisis dan
biakan urin. Pemeriksaan lain adalah kadar ureum dan kreatinin darah untuk
melihat fungsi ginjal. LED dan CRP untuk membedakan antara ISK atas.
(pielonefritis) dan bawah (sistitis). Pemeriksaan Antibody Coated Bacteria tidak
praktis dilakukan pada anak, selain karena biayanya mahal, hasilnya lambat. 5
Tabel 4. Cara penampungan urin steril(dikutip dari kepustakaan no. 5)
Kultur urin menduduki posisi yang penting dalam pemeriksaan ISK. 9
Pemeriksaan urin untuk evaluasi ISK adalah pemeriksaan jumlah lekosit dalam urin
dan uji nitrit. Pemeriksaan lekosit dilakukan pada urin yang disentrifus dengan
menghitung jumlah per-lapang pandang besar (LPB) atau dengan uji lekosit
esterase. Lekosituria atau piuria adalah jumlah lekosit > 5-6/LPB. Pemeriksaan uji
nitrit harus dilakukan pada urin segar (sudah > 4 jam di kandung kemih) atau urin
residu. Pemeriksaan ini berdasarkan kemampuan bakteri patogen untuk mengubah
nitrat menjadi nitrit. Tetapi hasilnya banyak positif palsu. Pemeriksaan bakteri
dengan pewarnaan gram pada urin tanpa di sentrifus juga dapat dipakai untuk
diagnosis awal ISK. Ketiga pemeriksaan tersebut diatas tidak dapat dipakai untuk
diagnosis pasti ISK. Diagnosis pasti ISK ditegakkan dengan pemeriksaan kultur urin.5
Tabel 5. Keuntungan dan kekurangan cara penampungan urin steril(dikutip dari kepustakaan no. 17)
10
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
11/22
11
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
12/22
Untuk penapisan pertama adanya ISK atau infeksi berulang dapat digunakan:
1. Cara dip slide yaitu gelas objek dilapisi media biakan diatasnya, direndam ke
dalam pot yang berisi urin di dalamnya dan diinkubasi selama 24 jam.
2. Plastik dip-stick test (Multistix, Ames Company) yaitu suatu batang plastik tipis
yang pada ujungnya terdapat reagent pads
a. Untuk mengetahui adanya nitrit dalam urin. Bakteri Gram negatif urin
di kandung kemih mengubah nitrat (dari makanan) menjadi nitrit.
Nitrit paling baik ditemukan bila urin dalam kandung kemih sudah
tertahan lebih dari 4 jam.
b. Menghitung bakteri Gram negatif (bacterial count). Leukosit granulosit
mengandung esterase merupakan katalisator hydrolysis pyrrole amino
acid esteryang menghasilkan 3-hydroxy 5-phenyl pyrrole; pyrrole inibereaksi dengan garam diazonium, memberikan warna ungu pada
reagent pads. Dengan dip-stick ini diketahui 1,6 % kulturnya positif palsu.
3. Penghitungan jumlah bakteri dari sediaan langsung urin tanpa sentrifugasi
yang diwarnai dengan pewarnaan Gram dengan 1 tetes urin diletakkan di
atas gelas objek dan sesudah kering, diwarnai dengan pewarnaan Gram,
memberikan korelasi tinggi dengan biakan urin. Bila ditemukan 1 bakteri Gram
negatif/lapang pandang dengan minyak imersi maka 88 % dariya ditemukan hasil
biakan kuman bermakna (significant bacteruria). Weinberg menyatakan bila
ditemukan 2 atau lebih bakteri/ 97.6% dari padanya ditemukan biakan bakteri yang
bermakna. 2
Tabel 6. Interpretasi hasil biakan urin(dikutip dari kepustakaan no. 5)
Cara Penampungan Jumlah Koloni Kemungkinan InfeksiPungsi supra pubik
Kateterisasi kandungkemih
Urin pancar tengahLaki-laki
Perempuan
Bakteri gram negatif:Asal ada kuman
Bakteri : gram positifBeberapa ribu
> 105104 - 105
103 104104
3x biakan > 105
3x biakan > 105
3x biakan > 105
5x 104 - 105
104 5x 104
Klinis simptomatikKlinis asimptomatik
< 104
>99%
95%Diperkirakan ISKDiragukan, ulangi
Tidak ada ISK (kontaminasi)
Diperkirakan ISK95%90%80%
Diragukan,ulangi
Diperkirakan ISK, ulangiTidak ada ISK
Tidak ada ISKPemeriksaan pencitraan
12
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
13/22
Pencitraan dilakukan pada semua anak yang terbukti menderita ISK untuk
pertama kali. Akan tetapi jenis pencitraan yang akan dilakukan tergantung pada umur
penderita, manifestasi klinik dan pemeriksaan fisik serta tersedianya alat radiologi
yang ada dan ekspertisenya. Jenis pemeriksaan berbeda pada penderita ISK dengan
panas tinggi, apalagi disertai sepsis daripada dengan anak yang hanya mengeluh
disuria dan polaksuria. Tujuan utama pemeriksaan pencitraan pada ISK adalah untuk
melihat kelainan anatomik yang merupakan faktor predisposisi. 5
1. USG (Ultrasonografi). Dengan USG dapat dilihat:
a. Struktur anatomis saluran kemih, meskipun fungsinya nol
b. Besar/ukuran ginjal
c. Dilatasi dari pelvio kalises, ureter dan anomali vesika urinaria.
d. Batu saluran kemih 5
2. Foto polos abdomen. Jarang dilakukan kecuali ada dugaan kuat ke arah batusaluran kemih dan sebagai persiapan pielografi intravena (PIV) 5
3. Pielografi intravena (PIV). Dilakukan bila tidak ada alat pencitraan korteks
DMSA. Gambaran PIV sama dengan kombinasi USG dan DMSA. Dosis
radiasi DMSA lebih rendah dari PIV dan tanpa zat kontras sehingga menekan
kemungkinan alergi. Untuk menilai parut ginjal DMSA lebih sensitif. 5
4. MSU (Miksiosisto uretrografi). Dilakukan pada anak berumur dibawah 2 tahun
dengan ISK yang disertai gejala panas, karena kemungkinan RVU besar.
Pemeriksaan ini masih invasif dengan kateter. Tujuan MSU untuk menilai:
a. Refluks vesikoureter
b. Valvula uretra posterior.
Dianjurkan untuk memberi antibiotik 48 jam sebelum pemeriksaan dan
bila ditemukan refluks maka segera dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis
bila belum diberikan sebelumnya. Pada MSU pertama sebaiknya dilakukan
dengan zat kontras, tetapi pada pemeriksaan ulang dipakai isotop DTPA
(sistografi isotop) karma dosis radiasinya lebih rendah. 5
5. Scan DMSA (Dimerkapto succinic acid). Dilakukan untuk menilai parut
ginjal. Bila dilakukan saat infeksi akut berlangsung, pada pielonefritis akut
terlihat gambaran"filling defect" Sedangkan pada sistitis, ginjal terlihat
normal. DMSA dapat dipakai untuk membedakan antara ISK atas dan bawah.
Defek fase akut tersebut bisa menghilang atau menetap. Bila 6 bulan kemudian,
terlihat gambaran defek berarti terjadi parut ginjal permanen. DMSA dapat
dipakai untuk melihat fungsi ginjal kanan-kiri secara terpisah, tetapi yang lebih
tepat untuk pemeriksaan fungsi adalah scan DTPA 5
6. Pemeriksaan Renografi isotop DTPA atau MAG 3. Dilakukan untuk melihat
adanya obstruksi dan menilai fungsi ginjal kiri dan kanan.5
Tabel 7. Perbedaan ISK kompleks dan ISK simpleks
13
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
14/22
(dikutip dari kepustakaan no. 1)ISK Kompleks ISK simpleks
UmurGejala sistemikAnomali urologi sebelumnyaPemeriksaan fisik
- demam- sakit pinggang- massa abdomen/pinggang
Pemeriksaan laboratorium- bakteri patogen tak lazim- azotemia- leukositosis
Pemeriksaan radiologiobstruksi di TUG(mekanik maupun fungsional)
< 3 bulan++
+++
+++
+
> 3 bulan--
---
---
-
Indikasi pemeriksaan pencitraan pada anak dengan ISK ialah :
1. Pada umur 0-2 tahun
a. USG pada semua anak
b. MSU, dilakukan setelah urin steril atau 4-6 minggu kemudian, hal ini
dilakukan karena RVU banyak terjadi
c. Scan DMSA untuk menilai kelainan akibat pielonefritis akut
2. Pada umur 2-5 tahun
a. USG sistem saluran kemih
b. MSU masih perlu dilakukan untuk menilai kemungkinan RVU
c. DMSA dilakukan bila ada kelainan pada pemeriksaan USG dan MSU3. Pada umur > 5 tahun
a. USG sistem saluran kemih
b. Bila USG abnormal dilakukan DMSA
c. MSU dilakukan bila ditemukan kelainan pada USG atau DMSA.5
Tabel 8. Pemeriksaan penunjang pada ISK anak(dikutip dari kepustakaan no. 4 )
14
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
15/22
Gambar 5. Alur pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis ISK pada anak(dikutip dari kepustakaan no.16)
Diagnosis bakteriuria asimptomatis ditegakkan bila hitung bakteri dalam urin
bermakna yaitu sekitar 105 hingga 104colony forming units (CFU) setiap ml pada urin
pasien tanpa gejala infeksi saluran kemih.10
Gambar 6. Pemeriksaan penunjang diagnosis ISK pada anak
Pemeriksaan serologi
Pemeriksaan yang lebih spesifik seperti penentuan antibody coated bacteria
dalam urin atau bukti adanya antibodi serum terhadap beakteri sering kali
memerlukan waktu dan membutuhkan fasilitas laboratorium khusus. Ureter
catheterization bladder washout test atau gallium scans dapat membantu menetukan
letak infeksi saluran kemih tetapi membutuhkan waktu lama dan sebagai pemeriksaan
semi-invasif tidak dapat digunakan secara rutin. Dua metode non invasif yang penting
dalam menentukan letak infeksi saluran kemih ialah pemeriksaan C-reactive protein
(CRP) dan renal sonography. 18
15
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
16/22
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan ISK ialah mencegah kerusakan ginjal yang progresif.
Prinsip umum penatalaksanaan ISK ialah
1. Diagnosis dini ISK
2. Pemberian antibiotika segera
3. Pencegahan infeksi berulang
4. Mencari faktor predisposisi
5. Merencanakan pengobatan selanjutnya
6. Tindak lanjut hingga gejala hilang atau risiko kerusakan ginjal tidak ada dan
dilanjutkan dengan pemantauan berkala. 5
Penanggulangan infeksi akut
Sistitis akut harus diobati segera dengan antibiotika untuk mencegah
progresivitas menjadi pielonefritis. bila gejala penyakitnya makin berat misalnya
anak kesakitran waktu berkemih sebaiknya langsung diberikan antibiotika parenteral
atau oral. Tetapi sebelumnya dilakukan biakan urin. Jika gejala klinik ringan dengan
hasil kultur yang meragukan misalnya hasil biakan antara 104-105, terapi dapat
ditunda dan kultur urin diulang, sebaiknya dengan kateter atau SPP. Jenis antibiotika
yang diberikan cukup oral. Lama pemberian 7 hari. Pengobatan dosis tunggal (single
dose) banyak dilaporkan dalam literatur, tetapi ternyata persentase kekambuhan ISK
lebih tinggi pada pemberian dosis tunggal 20,5% dan pemberian 7 hari 8%.
5,19
Pemberian antiobiotik ini memperlihatkan hasil yang bermakna dibandingkan placebo
pada penatalaksanaan ISK pada anak. 20
Gambar 7. Penatalaksanaan infeksi saluran kemih pada anak.
16
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
17/22
(Dikutip dari kepustakaan no 9)
Pada pasien dengan panas tinggi dan dicurigai adanya pielonefritis akut perlu
segera diberi antibiotika parenteral dan dirawat. Sebelumnya dilakukan pengumpulan
urin dengan cara kateterisasi atau SPP.Tujuan pengobatan adalah eradikasi kuman
untuk mencegah terjadinya urosepsis dan mencegah kerusakan ginjal. Bila telah
terjadi urosepsis atau disertai muntah-muntah mutlak harus dirawat untuk pemberian
antibiotika parenteral.5
Pada pemberian antibiotik selalu harus diingat fungsi ginjal penderita. Bila
fungsi ginjal menurun maka dosis obat perlu disesuaikan dengan derajat ginjal. Bila
memungkinkan jangan diberi obat yang nefrotoksik,(misalnya aminoglikosida)
kecuali bila bakteri hanya sensitif terhadap obat tersebut.5
Umumnya para ahli sependapat bahwa lama pemberian antibiotik untuk
penatalaksanaan ISK berkisar 7-10 hari. 19 Pada pasien dengan gejala penyakit tidak
berat biasanya cukup antibiotika 7 hari, tetapi pada anak dengan gejala penyakit yang
berat, dianjurkan pemberian 14 hari. Antibiotika diberikan selama 2-3 hari parenteral
sampai panas turun, kemudian dilanjutkan secara oral. Pada neonatus dengan
pielonefritis akut dianjurkan pemberian antibiotika parenteral hari secara intravena. 5
Tabel 6. Dosis antibiotika parenteral (A) dan oral (B) dan profilaksis (C)untuk penatalaksanaan infeksi saluran kemih pada anak.
(Dikutip dari kepustakaan no 2)
Pada kasus dengan anomali fungsional minor maupun gangguan reluks
vesicoureteral berat baik dengan nefropati bilateral (derajat III-IV) maupun laju
17
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
18/22
filtrasi glomelular normal dapat dilakukan tindakan bedah untuk memperbaiki atau
melakukan koreksi terhadap defek yang ada. 20
Gambar 8. Algoritma penatalaksanaan infeksi saluran kemih pada anak.
(Dikutip dari kepustakaan no 2)
KOMPLIKASI
Infeksi parenkim dan pembentukan scar pada ginjal merupakan komplikasi
utama yang dapat menyebabkan terjadinya insufisiensi ginjal, hipertensi dan gagal
ginjal. Pembentukan scar ini terjadi pada 10 hingga 15% anak penderita infeksi
18
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
19/22
saluran kemih. Anak dibawah usia 1 tahun memiliki risiko lebih besar mengalami
pembentukan scar dibanding dengan anak yang lebih besar.11
19
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
20/22
Bab 3
Penutup
Anak dengan diagnosis ISK perlu mendapat evaluasi secara sistemik. Jenis
pemeriksaan bergantung pada umur dan manifestasi klinis. Bayi dan anak dibawah
dua tahun memerlukan pemeriksaan USG dan MSU. Pemeriksaan scan DMSA
merupakan pemeriksaan yang sensitif untuk menilai pielonefritis dan parut ginjal.
Terapi antibiotik idealnya disesuaikan dengan pemeriksaan resistensi kuman.
Pada kasus bakteriuria asimptomatik, pengobatan antibiotika tidak perlu diberikan.
Pengobatan antibiotika profilaksis diberikan pada anak dengan ISK berulang lebih
dari 3x atau yang disertai RVU.
Diagnosis dan tatalaksana infeksi saluran kemih pada anak sedini mungkin
dapat meningkatkan prognosis perjalanan penyakit dan mencegah terjadinya
komplikasi yang berkelanjutan pada gagal ginjal pada anak.
20
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
21/22
Daftar Pustaka1. Alatas H. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Kompleks pada Anak.
Dalam : Wirya IGN, Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, penyunting.Penanggulangan Masalah Uronefrologi pada Anak : Naskah Lengkap
Pendidikan Kedokteran Ilmu Kesehatan Anak XXIX. Jakarta 24-25September 1993.h.107-11
2. Rusdidjas, Ramayati R. Infeksi Saluran Kemih. Dalam : Alatas H, TambunanT, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku ajar Nefrologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.2002.h.142-63
3. Elder JS. Urologic Disorders in Infants and Children. Dalam : Behrman RE,Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelsons Textbook of Pediatrics. Edisike-17. Philadelphia : WB Saunders. 2004.h.1783-89
4. Diagnosing Urinary Tract Infection (UTI) in the under fives. Effective HealthCare 2004;8(6):1-11
5. Alatas H. Diagnosis dan tatalaksana Infeksi Saluran Kemih pada Anak.Dalam: Trihono PP, Purnawati, Syarif DR, Hegar B, Guanrdi H, Oswari H,
penyunting. Hot Topics in Pediatrics II. Pendidikan Kedokteran IlmuKedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLV. Jakarta 18-19Februari 2002.h.162-79
6. Kwok WY, Kwaadsteniet MCE, Hamsen M, Suijlekom-Smit LWA, SchellevisFG Wouden JC. Incidence rates and management of urinary tract infectionsamong children in Dutch general practice : results from a nation-wideregistration study. BMC Pediatrics 2006;6:10
7. Current Controversies in Childhood Urinary Tract Infection [editorial].International Pediatrics 2002;17(3):131-3
8. Hay WW, Groothuis JR, Hayward AR, Levin MJ, penyunting. CurrentPediatric Diagnosis & Treatment. Edisi ke-13. New York L Prentice HallInternational. 1997.h.628-30
9. Haslam RR. Urinary Tract Infection (UTI). Dalam : Marnoto W, Pusponegoro
TS, Monintja HE, penyunting. Masalah Ginjal dan Saluran Kemih di BidangPerinatologi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.1994.h.64-65
10.Smith MBH. Screening for Urinary Infection in Asymptomatic Infants andChildren. J Pediatr 1994;118:220-8
11. Ahmed SM, Swenlund SK. Evaluation and Treatment of Urinary TractInfection in Children. Am Fam Physician 1998;57(7). Didapatkan dari :URL:http:// www.aafp.org/afp/980401ap/ahmed2.html. Diakses 5September 2006
12.Alper BS, Curry SH. Urinary Tract Infection in Children. Am Fam Physician2005;72:2483-8
13.Widajat R. Diagnosis and Management of Urinary Tract Infection. Dalam :Garna H, Nataprawira HMD, penyunting. Proceeding Book 13th National
congress of Child Health KONIKA XIII. Bandung 4-7 Juli 2005.h.46314. Balat Y, Hill L. Infection Disease Concomitant with Urinary Tract Infections
in Children. J of Medical Science 1999;9:65-815. Barroso U, Barroso DV, Jacobino M, Vinhaes AJ, Macedo A, Srougi M.
Etiology of Urinary Tract Infection in Scholar Children. Int Braz J Urol2003;29:450-4
16. Kim YH, Murugasu B. Urinary Tract Infection in Children. Bulletin 1998;617.Canadian Pediatric Society. Bag Urine Specimens Still Not Appropriate in
Diagnosing Urinary Tract Infection. Paediatr Child Health 2004;9(6):377-8218. Khan F. Malik MA, Afzal K, Malik A, Khalid M. Renal Biometry and Serum C-
Reactive Protein Levels in the Evaluation of Urinary Tract Infection. IndianJournal of Nephrology 2004;14:10-4
19. Tambunan T. Pengobatan Antibiotik Dosis Tunggal Pada Anak dengan
Infeksi Saluran Kemih. Dalam : Alatas H, Wirya IGN W, Tambunan T,
21
-
7/22/2019 Grando-Infeksi Saluran Kemih Pada Anak2
22/22
Soedjatmiko, penyunting. Naskah Lengkap Pendidikan KedokteranBerkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXII. Jakarta 7-8 Desember 1990
20. Urinary Tract Infection in children. Clin Evid 2004;12:1-3