hak warga negara dalam menjalankan agamanya dan kewajiban pemerintah untuk menjamin kebebasan...
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
1/21
1
Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya
dan Kewajiban Pemerintah dalam Menjamin Kebebasan Beragama
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Dosen Pengampu:
Itok Dwi Kurniawan, S.H., M.H.
Disusun oleh:
Agustin Poncowati (K1513004)
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
2/21
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
3/21
3
Namun, dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, masih terdapat beberapa
permasalahan yang timbul. Sehingga, menurut penulis perlu untuk dijabarkan
dalam makalah ini.
B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang penulisan makalah di atas, berikut ini
permasalahan yang akan dibahas:
1. Apakah Agama dan HAM itu?2. Apakah landasan hukum hak kebebasan beragama di Indonesia dan
Internasional?
3. Apa sajakah agama yang resmi di Indonesia?4. Apakah Problematika agama di Indonesia?5. Apakah peran pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut?6. Apakah atheis diperbolehkan di Indonesia?7. Apakah agama minoritas dengan agama mayoritas memiliki hak yang
berbeda?
C. Batasan MasalahPembahasan di dalam makalah ini perlu dibatasi agar tertuju pada apa
dibicarakan yakni, Hak Beragama dan Kewajiban Pemerintah melindungi
kebebasan tersebut serta permasalahan kehidupan agama yang terjadi di
Indonesia.
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
4/21
4
BAB II
Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya
dan Kewajiban Pemerintah dalam Menjamin Kebebasan Beragama
A. Agama dan HAM1. Agama
Agama secara etimologis berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata:
aartinya tidak, gamaartinya kacau. Agama berarti tidak kacau. Sebagian yang
lain mengartikan a adalah cara, gama adalah jalan. Agama berarti cara jalan,
maksudnya cara berjalan menempuh keridaan Tuhan.2
Agama dalam bahasa Inggris adalah religion, berasal dari bahasa Latin
relegereyang artinya mengumpulan, membaca.Religionmengandung pengertian
sebagai kumpulan cara-cara peribadatan yang terdapat dalam kitab suci yang
harus dibaca. Sedangkan dalam bahasa Arab adalah Al-din yang secara
etimologis memiliki arti: balasan atau pahala, ketentuan, kekuasaan,
pengaturan, perhitungan, taat dan patuh, kebiasaan.3
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama berarti sistem yang mengatur
tata keimanan(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.4
Agama juga berhubungan dengan Hak Asasi Manusia karena agama termasuk
di dalamnya. Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang
2. Dr. Ali Nurdin, M.Ag., Drs. Syaiful Mikdar, M.Pd., Drs. Wawan Suharwan, M.Pd.,Pendidikan Agama Islam(Jakarta: Universitas Terbuka, 2009) hal.5.3
3. Ibid.4. Ibid. hal.9.2
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
5/21
5
dimiliki manusia sejak lahir dan merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa
kepada hamba-Nya tanpa terkecuali.5
Agama diklasifikasikan menjadi tiga kategori:6
1. Wahyu dan Non-WahyuAgama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan,
kepada para Rasul dan kepada kitabNya, serta pesannya untuk disebarkan
kepada segenap umat manusia. Sedangkan agama non-wahyu tidak
memandang esensial penyerahan manusia kepada tata aturan ilahi diatas.
Yang tergolong agama wahyu adalah Yahudi, Kristen, dan Islam.
Sedangkan agama non-wahyu adalah Hindu, Budha, Confusionisme.
2. Misionaris dan Non-misionarisAgama misionaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan
pengikutnya menyebarkan kepada seluruh manusia. Sedangkan agama
non-misionaris tidak memuat tuntutan tersebut. Menurut Al Masdoosi
agama yang tergolong misionaris hanya Islam. Akan tetapi pada
perkembangan selanjutnya, Kristen dan Budha menjadi agama misionaris.
3. Rasial dan UniversalDitinjau dari segi rasial dan geografis agama di dunia terbagi ke dalam
tiga golongan: semitik, arya, da Mongolia. Yang termasuk agama semitik
adalah Yahudi, Kristen, dan Islam. Sedangkan yang tergolong arya adalah
Hindu, Jainisme, Sikhiisme, Zoaterianisme.
5. C.S.T. Kansil, Christine S.T. Kansil, Lili Nurlaili, Pendidikan Kewarganegaraan 1 SMP/MTs(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007) hal.65
6. Dr. Ali Nurdin, M.Ag., Drs. Syaiful Mikdar, M.Pd., Drs. Wawan Suharwan, M.Pd.,Pendidikan Agama Islam(Jakarta: Universitas Terbuka, 2009) hal.5.4 5.5
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
6/21
6
Sedangkan yang tergolong Mongolian adalah Confusionisme, Taoisme,
dan Shintoisme.
Indonesia sendiri telah mengakui dan meresmikan 6 agama, yaitu: Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu.
2. HAMHAM dapat meliputi Hakhak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan
bergerak. Hak hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk
memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya. Hak
hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk
mendirikan partai politik. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality). Hakhak asasi sosial
dan kebudayaan (social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih
pendidikan dan hak untuk mengembangkan kebudayaan. Dan hak asasi untuk
mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights).
Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan
peradilan.7
Walau secara historis pemakaian Ham dalam kehidupan bernegara telah
dimulai sejak berabad-abad yang lalu, namun pada umumnya dipahami bahwa
wacana ini baru berkembang pesat setelah revolusi Amerika dan revolusiPerancis. Sebab sejak resolusi itulah ada upaya mengimplementasikan gagasan
7. Aunur Rohim, Ham di Indonesia,http://hukum.kompasiana.com/2013/05/28/ham-di-indonesia-563659.html (akses 14 Oktober 2013)
8. Dr. Moh. Mhfud MD,Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi(Yogyakarta:Gama Media,1999)hal.100
http://hukum.kompasiana.com/2013/05/28/ham-di-indonesia-563659.htmlhttp://hukum.kompasiana.com/2013/05/28/ham-di-indonesia-563659.htmlhttp://hukum.kompasiana.com/2013/05/28/ham-di-indonesia-563659.htmlhttp://hukum.kompasiana.com/2013/05/28/ham-di-indonesia-563659.htmlhttp://hukum.kompasiana.com/2013/05/28/ham-di-indonesia-563659.html -
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
7/21
7
John Locke (1632-1704), Montesquieu (1689-1755), dan penggagas-penggagas
besar lainnya tentang perlindungan Ham di bawah pemerintahan yang
demokratis.8
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam
hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk
komisi hak asasi manusia (commission of human right). Sidangnya dimulai pada
bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun
kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan
di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu
berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan
Sedunia tentang Hak Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58
Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan
persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu,
setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.9 Ini
semua muncul sebagai ungkapan keinginan menyatukan manusia dan hak-hak
asasi manusia dalam masyarakta internasional yang mersakan akibat buruk
peperangan.10
Sebelumnya dunia barat sangat tidak perduli dengan HAM sampai membuat
mereka terbelakang dan mundur sekali. Sampai pada 15 Juni 1215M muncullah
piagam MAGNA CHARTA dimasa kesewenangan raja inggris yang bernama
John Lackland. Waktu itu para bangsawan merasa tidak puas dan berhasil
memaksa raja John untuk menandatangani perjanjian yang mereka namakan
Magna Charta atau Piagam Agung. Namun piagam ini hanya memuat
9. Kholid Syamhudi, Lc, Hak Asasi Manusia Dalam Pandangan Islam, (Makalahdisampaikan dalam Kajian Tematik, Masjid Jami Al Shofwa, Jakarta Selatan, 17 April,
2011)
10. Ibid.
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
8/21
8
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada
kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau
dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas
hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu
menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah
diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang
munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa
hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.11
Indonesia sendiri telah mengakui HAM dalam pembukaan UUD 1945 dan
beberapa landasan hukum lain dan menjamin akan perlindungannya. Indonesia
juga telah meratifikasi sejumlah konvensi internasional tentang HAM.
B. Instrumen HAM Kebebasan Beragama12,13Dalam pelaksanaan perlindungan terhadap HAM beragama di Indonesia, ada
beberapa landasan hukum yang mengikat, yakni:
Pasal 29 ayat (2) UUD:Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Pasal 28E UUD 19451. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.11. Ibid.12. Cekli Setya Pratiwi, SH.,LL.M.,Relasi Antara Agama dan Negara Menurut Konstitusi
Indonesia dan Problematikanya(Malang: UMM, 2012), hal.2-4
13. Dasar Landasan Hukum,http://www.komnasham.go.id/profil-6/landasan-hukum (akses 9Oktober 2013)
http://www.komnasham.go.id/profil-6/landasan-hukumhttp://www.komnasham.go.id/profil-6/landasan-hukumhttp://www.komnasham.go.id/profil-6/landasan-hukum -
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
9/21
9
2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
Pasal 28I UUD 19451. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun.
Pasal 28 J1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
sematamata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil dan sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi ManusiaPasal 4
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.
Pasal 22
1. Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
10/21
10
2. Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya dan
kepercayaannya itu.
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIKINDONESIA NOMOR XVII/MPR/1998
Pasal 13
Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Pasal 37
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun (non - derogable).
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Ratifikasi KovenanInternasional Hak Sipil dan Politik
Pasal 18
1.Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan beragama. Hak
ini mencakup kebebasan untuk menetapkan agama atau kepercayaan atas
pilihannya sendiri, dan kebebasan, baik secara sendiri maupun bersama-sama
dengan orang lain, baik di tempat umum atau tertutup, untuk menjalankan
agama dan kepercayaannya dalam kegiatan ibadah, pentaatan, pengamalan,
dan pengajaran.
2.Tidak seorang pun dapat dipaksa sehingga terganggu kebebasannya untuk
menganut atau menetapkan agama atau kepercayaannya sesuai dengan
pilihannya.
3.Kebebasan menjalankan dan menentukan agama atau kepercayaan
seseorang hanya dapat dibatasi oleh ketentuan berdasarkan hukum, dan yang
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
11/21
11
diperlukan untuk melindungi keamanan, ketertiban, kesehatan, atau moral
masyarakat, atau hak-hak dan kebebasan mendasar orang lain.
4.Negara Pihak dalam Kovenan ini berjanji untuk menghormati kebebasan
orang tua dan apabila diakui, wali hukum yang sah, untuk memastikan bahwa
pendidikan agama dan moral bagi anak-anak mereka sesuai dengan keyakinan
mereka sendiri.
C. Agama di IndonesiaPada tahun 1965, dengan Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965, yang
kemudian diangkat menjadi undang-undang dengan UU No. 5 Tahun 1969,
dinyatakan dalam Penjelasan Pasal 1 UU itu, bahwa terdapat 6 agama yang hidup
dan berkembang di Indonesia, yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik,
Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Tetapi tidaklah berarti bahwa hanya 6 agama
itu yang boleh hidup di Indonesia, karena pada paragraph berikutnya dari
Penjelasan Pasal 1 itu dinyatakan bahwa hal itu tidaklah berarti bahwa agama-
agama lainnya, seperti Zoroaster, Shinto, dan Tao dilarang di Indonesia.
Agama-agama itu juga boleh hidup di Indonesia dan mendapatkan jaminan
sebagaimana diatur dalam Pasal 29 UUD 1945. Dengan kata lain, UU No.
1/PNPS/1965 ternyata sangat terbuka di dalam menjamin kebebasan beragama di
Indonesia.14
Berikut ini penjelasan singkat mengenai 6 agama di Indonesia15:
1. IslamIslam secara bahasa adalah :Islamul wajh(menundukkanwajah),Al istislam
(berserah diri),As salamah(suci bersih),As Salam(selamat dan sejahtera),
14. M. Atho Mudzhar Pengaturan Kebebasan Beragama dan Penodaan Agama di Indonesia danBerbagai Negara, (Makalah disampaikan dalam Kajian tentang Putusan Mahkamah
Konstitusi No. 140, Kementerian Hukum dan HAM, Padang, 28 Juni, 2010)
15. Coelumprocyon, Penjelasan Singkat 6 agama di Indonesia,http://coelumprocyon.wordpress.com/2012/07/15/penjelasan-singkat-6-agama-di-indonesia/
(akses 19 Oktober 2013)
http://www.anneahira.com/tips-merawat-wajah-berjerawat.htmhttp://coelumprocyon.wordpress.com/2012/07/15/penjelasan-singkat-6-agama-di-indonesia/http://coelumprocyon.wordpress.com/2012/07/15/penjelasan-singkat-6-agama-di-indonesia/http://www.anneahira.com/tips-merawat-wajah-berjerawat.htm -
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
12/21
12
As Silmu(perdamaian), dan Sullam(tangga, bertahap, atau taddaruj).
Secara istilah, Islam berarti wahyu Allah, diin para nabi dan rasul, pedoman
hidup manusia, hukum-hukum Allah yang ada di dalamAl Quran dan As
Sunnah, dan dia merupakan jalan yang lurus, untuk keselamatan dunia dan
akhirat.
a. Nama kitab suci Agama Islam : Al-Quran.b. Nama pembawa Ajarannya :Nabi Muhammad SAWc. Permulaan : Kurang lebih 1400 tahun lalu.d. Nama tempat peribadatan :Masjid.e. Hari besar keagamaan : Muharram, Asyura, Maulid Nabi, Isra Miraj,
Nuzulul Qur an, Idul Fitri,Idul Adha, dan Tahun Baru Hijriah.
2. Kristen Protestan dan KatolikAgama kristen ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru
selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa.
Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Kata Protestan sendiri
diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas
Gereja Katolik.
Kata Katolik sebenarnyabermakna universal atau keseluruhan atau umum dari
ajektiva BahasaYunani (katholikos) yang menggambarkan sifat gereja yang
didirikan oleh Yesus Kristus.
a. Nama kitab suci Kristen Protestan dan Katolik :Injil.b. Nama pembawa Ajaranya : Isa / Yesus Kristus.c. Permulaan : Kurang/lebih 2.000 tahun lalu.
http://www.anneahira.com/bacaan-al-quran.htmhttp://www.anneahira.com/sejarah-dakwah-nabi-muhammad-saw.htmhttp://www.anneahira.com/masjid-252.htmhttp://www.anneahira.com/dunia/yunani-kuno.htmhttp://www.anneahira.com/http://www.anneahira.com/http://www.anneahira.com/dunia/yunani-kuno.htmhttp://www.anneahira.com/masjid-252.htmhttp://www.anneahira.com/sejarah-dakwah-nabi-muhammad-saw.htmhttp://www.anneahira.com/bacaan-al-quran.htm -
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
13/21
13
d. Nama tempat peribadatan : Gereja.e. Hari besar keagamaan :Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Isa
Almasih, dan Pantekosta.
3. HinduAgama Hindu Adalah agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini,
Hindu dalam Bahasa Sanskerta artinya : Sanatana Dharma(Kebenaran
Abadi), dan Vaidika-Dharma(Pengetahuan Kebenaran). Hindu adalah sebuah
agama yang berasal dari anak benuaIndia.
Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang
merupakan kepercayaanbangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan
muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM.
a. Nama kitab suciHindu : Wedab. Nama pembawa Ajaran: -c. Permulaan : Masaprasejarah.d. Nama tempat peribadatan : Pura.e. Hari besar keagamaan : Nyepi, Saraswati, Pagerwesi, Galungan, dan
Kuningan.
4. BuddhaBuddha dalamBahasa Sansekerta adalah : Mereka yang Sadar, Yang
mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sansekerta: Budh, untuk
mengetahui, Buddha merupakan gelar kepada individu yang menyadari
potensi penuh untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya.
a. Namakitab suci Buddha : Tri Pitaka.b. Nama pembawa Ajarannya :Sidharta Gautama.
http://www.anneahira.com/tradisi-natal-indonesia.htmhttp://www.anneahira.com/dunia/india.htmhttp://www.anneahira.com/suku-bangsa-minangkabau.htmhttp://www.anneahira.com/pengertian-hindu.htmhttp://www.anneahira.com/bahasa-perancis.htmhttp://www.anneahira.com/kitab-islam.htmhttp://www.anneahira.com/tokoh-agama-budha.htmhttp://www.anneahira.com/tokoh-agama-budha.htmhttp://www.anneahira.com/kitab-islam.htmhttp://www.anneahira.com/bahasa-perancis.htmhttp://www.anneahira.com/pengertian-hindu.htmhttp://www.anneahira.com/suku-bangsa-minangkabau.htmhttp://www.anneahira.com/dunia/india.htmhttp://www.anneahira.com/tradisi-natal-indonesia.htm -
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
14/21
14
c. Permulaan : Kurang/lebih 2.500 tahun lalu.d. Nama tempat peribadatan : Vihara.e. Hari besar keagamaan : Waisak dan Katina.
5. Kong Hu CuKong Hu Cu atau Konfusius, adalah seorang guru atau orang bijak yang
terkenal dan juga filsuf sosialTiongkok, terkadang sering hanya
disebut Kongcu (Hanzi, hanyu pinyin: Kongfuzi Kongzi) (551 SM479 SM).
Filsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan pemerintahan, dan menjadi
populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat tradisional Tionghoa. Oleh
para pemeluk agama Kong Hu Cu, ia diakui sebagainabi.
a. Nama Kitab suci Kong Hu Cu : -b. Nama Pembawa Ajarannya : Kong Hu Cuc. Permulaan : -d. Nama Tempat Ibadahnya : Klenteng/Viharae. Hari besar Keagamaannya : Sembayang kepada arwah leluhur, Tahun
BaruImlek,Cap Go Meh, Twan Yang, Hari Tangcik/Sembayang Ronde
dll.
D. Permasalahan Agama di Indonesia1. UU No. 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau
Penodaan agama dinilai bertentangan dengan HAM karena membatasi suatu
agama tertentu dan mengabaikan kepercayaan dan atau agama minoritas
selain 6 agama resmi di Indonesia.
Seperti dalam kasus Ahmadiyah, pemerintah mengeluarkan SKB tiga menteri
untuk membubarkan kelompok aliran tersebut.
http://www.anneahira.com/sejarah-kaisar-tiongkok.htmhttp://www.anneahira.com/akhlak-nabi.htmhttp://www.anneahira.com/budaya-china.htmhttp://www.anneahira.com/budaya-china.htmhttp://www.anneahira.com/akhlak-nabi.htmhttp://www.anneahira.com/sejarah-kaisar-tiongkok.htm -
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
15/21
15
2. Anak sekolah yang beragama atau berkepercayaan minoritas biasanyadiwajibkan untuk mengikuti kelas agama mayoritas.
3. Kebebasan HAM di batasi oleh UU4. Dalam Pencatatan kependudukan, seringkali penduduk dengan agama selain 6
agama resmi diminta untuk mengisi agamanya dengan salah satu dari 6 agama
resmi tersebut.
5. Muncul pertanyaan, dapatkah menjadi atheis di Indonesia?E. Peran Pemerintah dalam Menjawab Permasalahan Agama
Mengenai pendapat yang mengatakan bahwa UU No.1/PNPS/1965 adalah
diskriminatif karena membatasi agama hanya pada enam agama, yaitu: Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, adalah pendapat yang tidak
benar. Memang pada Penjelasan Pasal 1 paragraf pertama UU itu dikatakan
sebagai berikut: Agama-agama yang dipeluk oleh Penduduk Indonesia ialah:
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khong Hu Cu (Confusius). Hal ini
dapat dibuktikan dalam sejarah perkembangan agama-agama di Indonesia.
Tetapi kemudian dalam paragraf ketiga Penjelasan Pasal 1 itu juga, secara
eksplisit disebutkan sebagai berikut: Ini tidak berarti bahwa agama-agama lain,
misalnya: Yahudi, Zarazustrian, Shinto, Thaoism, dilarang di Indonesia. Mereka
mendapat jaminan penuh seperti yang diberikan oleh pasal 29 ayat 2 (UUD
1945) dan mereka dibiarkan adanya . . .dst.
Perlu dicermati di sini bahwa baik ketika menyebutkan enam agama tersebut
di atas maupun ketika menyebutkan agama-agama lainnya, Penjelasan Pasal 1 itu
menyebutkan bahwa kedua jenis kelompok agama itu mendapat jaminan seperti
yang diberikan oleh Pasal 29 UUD 1945. Bahkan ketika menyebut agama-agama
lainnya selain yang enam tersebut, Penjelasan itu secara eksplisit menyatakan
bahwa jaminan itu bersifat penuh. Karena itu, UU No.1/PNPS/1965 tidak
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
16/21
16
bertentangan dengan UUD 194516. Makna kata dibiarkan yang terdapat di
dalam Penjelasan Pasal 1 paragraf 3 UU ini harus diartikan sebagai tidak
dihalangi dan bahkan diberi hak untuk tumbuh dan berkembang, dan bukan
dibiarkan dalam arti diabaikan17. Sedangkan Keberadaan SKB seperti dalam
kasus JAI merupakan bukti dari kehati-hatian dalam pelaksanaan kewenangan
negara untuk melakukan tindakan hukum terhadap orang/ kelompok yang
dianggap menyimpang menurut internal agama masing-masing.
Pada tahun 2003, Indonesia mengesahkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalam Pasal 12 ayat 1 Undang-Undang itudisebutkan bahwa setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama
sesuai agama yang dianutnya. Diatur pula bahwa guru yang mengajarkan agama
itu harus memeluk agama yang sama dengan agama yang diajarkannya itu dan
agama muridnya. Ditegaskan pula dalam Penjelasannya bahwa bagi sekolah-
sekolah (swasta) yang tidak memiliki guru agama dimaksud, maka Pemerintah
memfasilitasi penyediaan guru-guru agama itu. Aturan ini sangat sejalan dengan
prinsip-prinsip HAM18.
Adanya pembatasan-pembatasan itu tidak perlu mengecilkan hati kita seolah-
olah kita adalah bangsa yang tidak memiliki kebebasan beragama. Hal itu
dimungkinkan sepanjang dilakukan melalui undang-undang, semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan dan ketertiban umum.
16. M. Atho Mudzhar, Op.Cit.17. Ibid.18. Ibid.
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
17/21
17
Sesungguhnya dalam instrumen-instrumen internasional pun hal serupa
memang diatur. Dengan demikian, Pasal 28J UUD 1945 sesungguhnya juga
sejalan dengan berbagai instrumen internasional yang telah diadopsi dan
ditandatangani oleh PBB. Dalam hal ini maka apabila UU No.1/PNPS/1965 itu
dipandang sebagai salahsatu pembatasan yang dilakukan dengan UU, maka hal
itu sebenarnya adalah tidak bertentangan dengan UUD 1945, karena adanya
peluang yang diberikan oleh Pasal 28J UUD 1945 itu yang harus dibaca sebagai
bagian tak terpisahkan dari pasal-pasal lainnya19.
Dalam permasalahan kependudukan yang diatur dalam UU no.23 tahun 2006pasal 2 disebutkan bahwa, Keterangan mengenai kolom agama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bagi Penduduk yang agamanya belum diakui sebagal
agama berdasarkan ketentuan Peraturan perundang-undangan atau bagi
penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam
database Kependudukan. Praktik diskriminasi yang dialami oleh masyarakat
penganut kepercayaan adalah bentuk dari kesalahan penerapan norma dalam
hukum administrasi dan bukan merupakan permasalahan pertentangan norma UU
Pencegahan Penodaan Agama terhadap UUD 1945.
Mengenai permasalahan seorang atheis di Indonesia20, memang belum ada
peraturan perundang-undangan yang secara tegas melarang seseorang menganut
paham ateisme. Di sisi lain, konsekuensi hukum dari paham ateisme yang
dianutnya, orang yang bersangkutan boleh jadi tidak dapat menikmati hak-hak
yang pada umumnya bisa dinikmati mereka yang menganut agama tertentu di
Indonesia.
19. Ibid.20. Adi Condro Bawono, Diana Kusumasari, Bolehkan menjadi Atheis di Indonesia?,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f4545a9b77df/bolehkah-menjadi-ateis-di-
indonesia? (akses 9 Oktober 2013)
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f4545a9b77df/bolehkah-menjadi-ateis-di-indonesiahttp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f4545a9b77df/bolehkah-menjadi-ateis-di-indonesiahttp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f4545a9b77df/bolehkah-menjadi-ateis-di-indonesiahttp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f4545a9b77df/bolehkah-menjadi-ateis-di-indonesia -
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
18/21
18
Namun, Seorang ateis dilarang menyebarkan ateisme di Indonesia. Penyebar
ajaran ateisme dapat dikenai sanksi pidana Pasal 156a Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) yang menyebutkan:
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa
dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan
perbuatan:
a. Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan ataupenodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;
b. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa punjuga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4c7b7fd88a8c3/node/38/wetboek-van-strafrecht-%28wvs%29-kitab-undang-undang-hukum-pidana-%28kuhp%29http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4c7b7fd88a8c3/node/38/wetboek-van-strafrecht-%28wvs%29-kitab-undang-undang-hukum-pidana-%28kuhp%29http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4c7b7fd88a8c3/node/38/wetboek-van-strafrecht-%28wvs%29-kitab-undang-undang-hukum-pidana-%28kuhp%29http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4c7b7fd88a8c3/node/38/wetboek-van-strafrecht-%28wvs%29-kitab-undang-undang-hukum-pidana-%28kuhp%29 -
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
19/21
19
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanIndonesia sebagai Negara yang mempercayai Tuhan Yang Maha Esa telah
mengakui dan menjamin kebebasan Warga Negaranya dalam menjalankan
ibadah. Tidak hanya sebatas agama mayoritas di Indonesia, namun juga agama
dan kepercayaan yang tidak disebutkan dalam UU. Maka, Warga Negara
Indonesia tidak perlu khawatir akan pembatasan-pembatasan kebebasan
menjalankan agama dan kepercayaannya. Pembatasan-pembatasan tersebut
semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum.
B. SaranSebaiknya dalam perumusan UU berkaitan dengan kebebasan beragama lebih
dijelaskan dengan rinci agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran dalam hal
praktiknya. Dan dalam hal praktik di kehidupan masyarakat, sebaiknya jangan
ada lagi diskriminasi terhadap agama dan atau kepercayaan minoritas.
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
20/21
-
7/22/2019 Hak Warga Negara dalam Menjalankan Agamanya dan Kewajiban Pemerintah untuk Menjamin Kebebasan Beragama
21/21
21
Salmande, Ali. Delik Penghinaan terhadap agama.
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4464/delik-penghinaan-terhadap-agama.
Akses 9 Oktober 2013
Rachmadsyah, Shanti. Hak Anak dalam Keluarga (Memiliki Keyakinan Berbeda
dengan Orang Tua).
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ccaef70a8194/hak-anak-dalam-
keluarga-%28memiliki-keyakinan-berbeda-dengan-orang-tua%29. Akses 9 Oktober
2013
www.kompasham.go.id.Akses 9 Oktober 2013
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4464/delik-penghinaan-terhadap-agamahttp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ccaef70a8194/hak-anak-dalam-keluarga-%28memiliki-keyakinan-berbeda-dengan-orang-tua%29http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ccaef70a8194/hak-anak-dalam-keluarga-%28memiliki-keyakinan-berbeda-dengan-orang-tua%29http://www.kompasham.go.id/http://www.kompasham.go.id/http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ccaef70a8194/hak-anak-dalam-keluarga-%28memiliki-keyakinan-berbeda-dengan-orang-tua%29http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ccaef70a8194/hak-anak-dalam-keluarga-%28memiliki-keyakinan-berbeda-dengan-orang-tua%29http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4464/delik-penghinaan-terhadap-agama