hypersensitivitas
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Hypersensitivitas
1/3
Hypersensitivitas type I (anaphylactic)
Terjadi bila allergen berikatan dengan IgE pada permukaan Sel Mast sehingga
dilepaskan beberapa mediator.
Immediate processbermula ketika antigen menginduksi pembentukan IgE antibody,
kemudian IgE tersebut berikatan dengan bagian ! pada basophil dan sel Mast.
"aparan pada antigen yang sema menghasilkan !ross#link pada IgE yang telah
berikatan dengan sel. Selanjutnya terjadi degranulasi yang menimbulkan edema
dan eritema dan pruriti!.
$ate "hase terjadi % &jam setelah paparan antigen. Hal ini terjadi akibat akibat
leukotriene yang disensitesis setelah degranulasi sel. Mediator ini menyebabkan
in'u dari sel#sel in'amasi (neutrophileosinophil) dan gejalan yang timbul seperti
eritem dan indurasi. "ada *eaksi ini tidak ada peran Complementkarena IgE tidak
mengakti+kan sistem komplemen
llergen pada reaksi anaphyla!ti! adalah substansi seperti bulu, makanan, obat,
yang pada sebagian besar orang tidak terjadi. -amun pada beberapa orang
memberikan reaksi. "ada kebanyakan orang, paparan antigen tersebut
menghasilkan Ig tapi tidak menghasilkan reaksi anaphyla!ti! karena tidak ada
reseptor Ig pada basophil dan sel Mast. -amun pada orang#orang tertentu terjadi
pelepasan I$#/ yang merangsang Th#0 untuk class Switching.
*eaksi naphyla!ti! umumnya hanya menghasilkan urti!a, dermatitis, rhinitis, dan
konjungtivitis, dan asthma. -amun dapat terjadi reaksi sistemik dimana terjadi
bron!hokonstriksi dan hypotensi yang dapat menyebabkan kematian.
Mediator yang berperan dalam *eaksi anaphyla!ti! adalah1
2) Histamine1 yang terdapat dalam granule sel mast dan basophil. 3apat
menyebabkan vasodilatasi, dan peningkatan permeabilitas kapiler serta
kontraksi dari otot polos.0) Slow Reacting Substance of Anaphylaxis1 terdiri dari beberapa leukotrienes
yang ada dalam keadaan normal namun diproduksi selama reaksi
anaphyla!ti!. $eukotriene dibentuk dari sam ra!hidonat melalui jalur
$ipoygenase. "roduksi dari leukotriene menyebabkan vasodilatasi dan
kontraksi otot polos. Ini adalah prinsip dari bon!hokonstriksi sehingga tidak
dapat dipengaruhi obat antihistamin.
4) Eosinophil Chemotacti! Factor of Anaphylactic1 dilepaskan ketika terjadi
reaksi anaphyla!ti!. E5# menarik eosinophil."eran Eosinophyl pada
hypersensitivitas type I tidak diketahui namun melepaskan histaminases dan
arylsul+atase yang mendegradasi 0 mediator kimia, yaitu histamine dan S*S#
. Eosinophyl mengurangi beratnya reaksi anaphyla!ti!.
-
7/25/2019 Hypersensitivitas
2/3
/) Serotonin. (hydroytriptamine) terdapat di sel mast dan platelet. Substansi ini
menyebabkan dilatasi kapiler, meningkatkan permeabilitas vas!ular, dan
kontraksi dari otot polos.6) Prostaglanding dan thromboxane. 7edua 8at ini derivat dari a!id ara!hidoni!
melalui jalur !y!looygenase. "rostaglandin menyebabkan dan meningkatkan
permeabilitas kapiler dan bronkokonstriksi.Mediator di atas hanya akti+ beberapa menit setelah dilepas dan diinakti+kan se!ara
en8imatik kemudian diproduksi kembali untuk senlanjutnya dilepaskan.
3ari penjelasan di atas, reaksi anaphyla!ti! sangat dipengaruhi IgE, namun
ada reaksi yang tidak diperantarai IgE disebut reaksi anaphyla!toid. *eaksi ini lebih
sering disebabkan obat atau kontras iodinasi media. Substansi tersebut langsung
menginduksi sel mast dan basophil untuk melepaskan mediator tanpa berikatan
dengan IgE.
3esensitisasi dapat dilakukan pada orang yang hypersensitivitas terhadap
suatu substansi namun sangat membutuhkan substansi tersebut. 3esensitisasi akutdiberikan dengan !ara menyuntikan substansi dalam konsentrasi ke!il dengan
interval 26 menit. ntigen#IgE kompleks terbentuk dalam skala ke!il, dan tidak !uku
mediator dilepaskan untuk menghasilkan reaksi anaphyla!ti!. -amun
Hypersensitivitas dapat terjadi kemudian, karena IgE terus diproduksi. "ada
desensitasi !hroni! diberikan antigen tiap minggu berulang#ulang sampai terbentuk
Ig#blo!king antibody dalam serum, yang men!egah antigen untuk berikatan
dengan IgE yang ada di permukaan sel mast sehingga tidak terjadi reaksi
anaphyla!ti!.
Hypersensitivitas type II (Cytotoxic)
*eaksi hypersensitivitas tipe II terjadi ketika antibody mengikat pada antigendi membran sel yang akan mengakti+kan sistem komplemen yang akan merusak
membran sel. ntibody (Ig atau IgM) berikatan dengan antigen di membran sel
pada bagian ab dan dengan komplemen pada bagian !, yang pada akhirnya akan
terjadi kerusakan membran oleh sistem komplemen lalu terjadi lisis dari sel. Hal ini
terjadi pada trans+usi darah 9: atau hemolitik akibat *h. 7omplemen juga dapat
menarik +agosit yang akan mengeluarkan en8im yang dapat merusak membran sel.
ntigen yang masuk dapat berikatan langsung dengan membran sel, mengubah
struktur sel sehingga dianggap asing, atau mirip dengan struktur sel sehingga
antibody terhadap antigen tersebut dapat bereaksi dengan sel.
Hypersensitivitas type III (Immune-complex hypersensitiity)*eaksi kompleks imun terjadi ketika antigen berikatan dengan komplemen
namun tidak dibersihkan oleh sistem retikuloendothelial, lalu mengendap di
jaringan. Selanjutnya dapat terjadi reaksi rthus atau Serum Sic!ness.*eaksi rthus terjadi ketika Ig sudah terbentuk. ntigen yang yang masuk
akan terikat dengan Ig, terdeposit di jaringan lalu mengakti+kan sistem
komplemen. Sehingga terjadi in'amasi di jaringan yang mengandung antigen
-
7/25/2019 Hypersensitivitas
3/3
tersebut. "ada reaksi rthus ini, in'amasi terjadi lokal, tempat antigen masuk, sama
dengan tempat terkumpulnya ntibody#antigen kompleks.*eaksi serum sic!nessterjadi akibat antigen diam di dalam darah sampai
terbentuknya antibody. ntigen#antibody komplek ini akan tersebar di seluruh tubuh
sehingga dapat mun!ul gejala sistemik, misalnya demam, urti!aria, arthralgia,
lymphadenopathy, splenomegaly, dan eosinophilia. ejala tersebut timbul dalambeberapa hari sampai dengan 0 minggu setelah antigen masuk ke dalam darah.
Hypersensitivitas type I; , delayed(cell-mediated)3iperankan terutama oleh sel lim+osit T yang telah tersensitasi yaitu 53