inovasi pertanian perkotaan-cetak

Upload: elvina-sari

Post on 28-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    1/43

    42 TEKNOLOGI INOVATIF PERTANIAN PERKOTAAN

    BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

    KEMENTERIAN PERTANIAN

    2014

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    2/43

    KATA PENGANTAR

    Sebagai Unit Pelaksana Teknologi (UPT) Badan Penelian dan

    Pengembangan Pertanian yang berada di daerah, Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) Jakarta wajib mendukung program

    pembangunan pertanian di wilayah DKI Jakarta. Sesuai dengan

    tupoksinya, BPTP Jakarta telah menghasilkan berbagai inovasi

    teknologi pertanian spesifik lokasi Jakarta, baik yang diarahkan untuk

    memecahkan masalah dihadapi oleh para pelaku usaha di sektor

    pertanian maupun teknologi tren-seer sebagai teknologi alternaf

    yang ansipaf dan prospekf dalam mendukung pertanian

    perkotaan.

    Berbagai inovasi yang dihasilkan oleh BPTP Jakarta ini diperoleh melalui pengkajian

    yang memaskan bahwa inovasi tersebut aplikaf, berdampak signifikan dalam pembangunan

    pertanian perkotaan dan mampu memberikan manfaat bagi kesejahteraan petani. Hasil

    seleksi inilah yang diwujudkan di dalam buku yang berjudul 42 Teknologi Inovaf Pertanian

    Perkotaan.

    Buku ini merupakan upaya pro-akf BPTP Jakarta dalam upaya mempercepat

    proses alih teknologi hasil penelian dan pengembangan pertanian. Semoga buku ini dapat

    menggugah masyarakat pada umumnya, dan petani pada khususnya untuk mengembangkan

    inovasi teknologi pertanian dan mendukung pengembangan pertanian baik di Jakarta maupun

    di Indonesia secara keseluruhan.

    Kepala BPTP Jakarta,

    Ir. Ey Herawaty, M.Si

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    3/43

    5

    ba b 1.

    pen d a h u l u a n

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    4/43

    6

    PROFIL BPTP JAKARTA

    A. SEJARAH

    Balai Pengkajian Teknologi

    Pertanian (BPTP) Jakarta sebelumnya

    bernama Instalasi Penelian dan

    Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP)

    Jakarta, di bawah BPTP Jawa Barat. IP2TP

    Jakarta merupakan instansi baru hasil

    penyatuan antara Unit Pelaksana Teknis

    (UPT) Pusat dari Badan Penelian dan

    Pengembangan Pertanian dengan UPT

    Badan Pendidikan dan Lahan Pertanian

    yang ada di daerah, yaitu Balai Informasi

    Pertanian (BIP). IP2TP Jakarta dibentuk

    berdasarkan Surat Keputusan Menteri

    Pertanian No. 798/KPTS/OT.210/12/94,

    tanggal 1 April 1995. Tujuan dari

    pembentukan instansi ini adalah untuk

    mempercepat mekanisme penyaluran

    dan adopsi teknologi yang dihasilkan oleh

    Badan Penelian dan Pengembangan

    Pertanian kepada pengguna. IP2TP

    Jakarta memiliki ciri khas tersendiridibandingkan IP2TP/LPTP/BPTP yang

    lain, karena instansi ini berbasis SDM

    penyuluh. Tenaga fungsional yang ada

    umumnya para penyuluh yang berasal

    dari BIP, sementara tenaga penelinya

    baru ada setelah adanya mutasi dari

    Balai Penelian (Balit) lingkup Badan

    Litbang Pertanian.

    Pada tanggal 14 Juni 2001 IP2TP

    Jakarta dingkatkan statusnya menjadiBPTP Jakarta. Dasar hukum pembentukan

    BPTP Jakarta adalah Surat Keputusan

    Menteri Pertanian No. 350/KPTS/

    OT.210/6/2001. Saat itu BPTP Jakarta

    berada di bawah koordinasi langsung

    Pusat Penelian dan Pengembangan

    Sosial Ekonomi Pertanian. Namun

    sejalan dengan perkembangan

    situasi dan kebutuhan teknologi

    pertanian, serta untuk opmalisasi

    pelaksanaan tugas dan fungsi BPTP,

    Peraturan Menteri Pertanian No. 16/

    Permentan/OT.140/3/2006 diubah

    dengan Peraturan Menteri Pertanian

    Nomor 48/Permentan/OT.140/6/2007

    lalu kemudian menjadi Peraturan

    Menteri Pertanian No. 20/Permentan/

    OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi

    Pertanian.

    B. VISI DAN MISI

    Visi

    Menjadi agen pengembangan

    inovasi pertanian perkotaan terdepan di

    Indonesia.

    Misi

    1. Melakukan penelian, pengkajian,

    dan perakitan teknologi spesifik

    perkotaan.

    2. Menyediakan dan mendistribusikan

    informasi rakitan teknologi pertanian

    spesifik perkotaan.

    3. Akf melakukan koordinasi secara

    verkal dan horisontal dengan

    stakeholders terkait pengembangan

    teknologi pertanian perkotaan.

    4. Melakukan pendampingan terhadappelaksanaan program strategis

    Kementerian Pertanian dalam

    pembangunan pertanian wilayah.

    C. TUGAS DAN FUNGSI

    Pelaksanaan tugas dan fungsi

    BPTP Jakarta didasari oleh Peraturan

    Menteri Pertanian No. 20/Permentan/

    OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    5/43

    7

    Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi

    Pertanian. BPTP Jakarta merupakan

    UPT di bidang pengkajian pertanian

    yang berada di bawah dan brtanggung

    jawab kepada Kepala Badan Peneliandan Pengembangan Pertanian. Dalam

    pelaksanaan tugas dan fungsinya,

    BPTP Jakarta dikoordinasikan oleh

    Kepala Balai Besar Pengkajian dan

    Pengembangan Teknologi Pertanian

    (BBP2TP), Kementerian Pertanian.

    Sebagai UPT sengkat Eselon III

    di lingkup Badan Litbang Pertanian

    di wialayah Jakarta, BPTP Jakarta

    mempunyai tugas melaksanakanpengkajian, perakitan, dan

    pengembangan teknologi pertanian

    tepat guna spesifik lokasi. Dalam

    melaksanakan tugas tersebut, BPTP

    Jakarta menyelenggarakan fungsi:

    a. Pelaksanaan penyusunan program,

    rencana kerja, anggaran, evaluasi,

    dan laporan pengkajian, perakitan

    dan pengembangan teknologi

    pertanian tepat guna spesifik lokasi;

    b. Pelaksanaan inventarisasi dan

    idenfikasi kebutuhan teknologi

    pertanian tepat guna spesifik lokasi;

    c. Pelaksanaan penelian, pengkajian

    dan perakitan teknologi pertanian

    tepat guna spesifik lokasi;

    d. Pelaksanaan pengembangan

    teknologi dan diseminasi hasil

    pengkajian serta perakitan mareripenyuluhan;

    e. Penyiapan kerjasama, informasi,

    dokumentasi, serta penyebarluasan

    dan pendayagunaan hasil

    pengkajian, perakitan, dan

    pengembangan teknologi pertanian

    tepat guna spesifik lokasi;

    f. Pemberian pelayanan teknik

    pengkajian, perakitan dan

    pengembangan teknologi tepat

    guna spesifik lokasi;

    g. Pelaksanaan urusan kepegawaian,

    keuangan, rumah tangga dan

    perlengkapan BPTP.

    BPTP Jakarta memiliki kebijakan

    mutu dalam pelaksanaan tugasnya.

    Kebijakan mutu tersebut terdiri dari:

    1. Meningkatkan kapasitas,

    profesionalisme, kompetensi

    sumber daya manusia, dan inovasi.

    2. Mengopmalkan kerja sama,

    kemitraan, dan promosi pengkajianteknologi pertanian.

    3. Menerapkan, memelihara,

    mengkomunikasikan, dan

    meningkatkan kinerja sistem

    manajemen mutu sesuai

    persyaratan ISO 9001 : 2008.

    4. Melakukan peninjauan ulang sistem

    manajemen mutu secara berkala

    untuk melakukan perbaikan yangberkelanjutan.

    D. STRUKTUR ORGANISASI

    Secara struktur, BPTP Jakarta

    dipimpin oleh seorang Kepala Balai

    dan didukung oleh Sub Bagian Tata

    Usaha, Seksi Kerjasama dan Pelayanan

    Pengkajian, dan Kelompok Jabatan

    Fungsional. Kelompok JabatanFungsional terdiri dari fungsional

    peneli, penyuluh, dan jabatan

    funghsional lainnya seper teknisi

    litkayasa, pustakawan, analisis

    kepegawaian, arsiparis, pustakawan, dll.

    Khusus Kelompok Jabatan Fungsional

    Peneli di BPTP Jakarta, sesuai dengan

    Keputusan Badan Litbang Pertanian

    dikelompokkan sebagai berikut:

    1. Kelompok Pengkajian Sumberdaya

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    6/43

    8

    3. Dr. Adi Widjono (2001 2004)4. Ir. Suwandi, MS. (2004 2011)

    5. Ir. Sri Sulihan, M.Sc. (2011 2013)

    6. Ir. Ey Herawa, M.Si. (2013

    sekarang)

    E. SUMBER DAYA MANUSIA

    Sumber daya manusia (SDM)

    merupakan salah satu faktor yang

    sangat menentukan keberhasilan suatu

    kegiatan. Peranan SDM dak hanyadilihat dari kuantasnya, tetapi juga

    kualitas dan kinerjanya. Menyadari

    sepenuhnya bahwa SDM merupakan

    aset penng untuk meningkatkan

    kinerja instansi, BPTP Jakarta secara

    berkesinambungan mengembangkan

    dan mendukung sepenuhnya atas

    peningkatan kualitas SDM yang ada,

    yaitu dengan membangun sistem

    pengelolaan kebijakan SDM dengan

    menerapkan suatu sistem standar yang

    2. Kelompok Pengkajian Budidaya

    3. Kelompok Pengkajian Pasca Panen

    4. Kelompok Pengkajian Sosial Ekonomi

    Sejak tahun pembentukannya

    hingga sekarang, BPTP Jakarta yang

    dulu bernama IP2TP telah mengalami

    delapan kali pengganan pimpinan,

    yaitu:

    Kepala IP2TP Jakarta :

    1.Ir. Santoso Wibowo (1995 1997)

    2. Ir. Syaiful Bahrain, M.Sc (1997 1999)

    3. Dr. Mei Rochjat Darmawiredja, M.Ed

    (1999 2001)

    IP2TP berubah menjadi BPTP

    Jakarta pada tahun 2001, dengan Kepala

    Balai sebagai berikut:

    1. Dr. Edi Abdul Rachman

    2. (2001, selama 3 bulan)

    BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BPTP JAKARTA

    SEKSI KERJASAMA DAN

    PELAYANAN PENGKAJIAN

    KEPALA

    SUBBAGIAN

    TATA USAHA

    KELOMPOK

    JABATAN FUNGSIONAL

    Gambar 1. Bagan struktur organisasi BPTP Jakarta berdasarkan Peraturan

    Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/3/2013

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    7/43

    9

    digunakan untuk menjadikan karyawan

    yang berintegritas, berkualitas dan

    profesional di bidangnya baik dalam

    sikap, pengetahuan dan keahlian

    dengan pengembangan karyawan yangbersifat komprehensif dan terintegrasi

    dan diharapkan dapat meningkatkan

    kinerja instansi.

    Untuk menghadapi tantangan

    pelaksanaan tugas yang semakin

    berat, peningkatan kualitas SDM terus

    dilakukan. Langkah pertama adalah

    mendorong tenaga fungsional non klas

    menjadi fungsional peneli, penyuluh,

    dan fungsional lainnya yang mendukungkinerja BPTP Jakarta. Peningkatan

    kualitas SDM juga dilakukan melalui

    program pendidikan dan pelahan,

    bimbingan senior kepada junior, dan juga

    dengan pelaksanaan magang di lembaga-

    lembaga riset yang kompeten danparsipasi dalam kegaiatan terbimbing

    (termasuk kegiatan konsultasi, baik

    langsung maupun tak langsung secara

    berkesinambungan dengan para tenaga

    ahli/pakar di bidangnya). Dalam rangka

    meningkatkan kompetensi SDM, BPTP

    Jakarta menugaskan beberapa stafnya

    untuk mengiku program-program

    pendidikan baik di dalam maupun di

    luar negeri ke jenjang yang lebih nggi.

    Sejak tahun keberadaannya, SDM

    Tabel 1. Perkembangan SDM BPTP Jakarta sejak tahun 1994 2014.

    Tahun Peneli Penyuluh Calon Peneli

    dan Penyuluh

    Administrasi Jumlah

    1994 - 2 9 12 23

    1995 - 2 9 12 23

    1996 - 2 9 12 231997 1 2 11 11 25

    1998 4 2 12 12 30

    1999 4 4 15 17 40

    2000 6 4 15 17 42

    2001 5 2 17 19 43

    2002 4 3 17 20 44

    2003 4 3 17 21 45

    2004 6 6 15 23 50

    2005 6 13 7 23 492006 11 9 10 24 54

    2007 9 9 11 26 55

    2008 11 7 8 27 53

    2009 13 6 9 28 56

    2010 12 6 9 28 55

    2011 13 9 3 32 57

    2012 13 9 4 31 57

    2013 14 6 6 31 57

    2014 14 4 7 30 55

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    8/43

    10

    Secara keseluruhan jumlah pegawai

    BPTP Jakarta pada pertengahan Juli

    2014 sebanyak 67 orang, terdiri dari 57

    PNS dan 10 orang tenaga kontrak yang

    terdiri dari pengemudi, satpam, dantenaga kebun. Pada saat ini, SDM yang

    dimiliki sebanyak 57 orang, terdiri dari

    4 orang S3, 16 orang S2, 17 orang S1,

    6 orang D3, dan sisanya sebanyak 14

    orang yang berpendidikan mulai dari

    SMA ke bawah.

    Sebaran pegawai menurut tugas

    dan jabatan fungsional di unit kerja BPTP

    Jakarta, terbanyak adalah administrasi

    yaitu 30 orang, kemudian diiku peneli

    sebanyak 14 orang, peneli non klassebanyak 6 orang, penyuluh sebanyak

    4 orang, penyuluh non klas sebanyak

    1 orang, dan pustakawan sebanyak 1

    orang.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    9/43

    11

    ba b 2.

    pemba n g u n a n sist em

    per t a n ia n per k o t a a n d i

    w il aya h d k i j a k a r t a

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    10/43

    12

    yang dimiliki BPTP Jakarta mengalami

    peningkatan, khususnya pada tenaga

    peneli, sedangkan untuk tenaga

    penyuluh peningkatannya dak terlalu

    signifikan.

    Seiring dengan pertambahan

    penduduk dan alih fungsi lahan

    pertanian yang dak akan pernah bisa

    dihenkan, maka kemandirian pangan

    menjadi isu penng yang muncul ke

    permukaan. Kemandirian pangan yang

    dicirikan dengan tersedianya pangan

    yang bergizi dan aman untuk kesehatan

    dalam jumlah yang cukup sepanjang

    waktu merupakan keniscayaan yang

    dak terbantahkan sehingga berbagai

    upaya untuk mewujudkannya harus

    terus dilakukan. Dalam hal ini, karena

    sebagian besar penduduk dan alih

    fungsi lahan ada di daerah perkotaan,

    maka pertanian perkotaan adalah salah

    satu cara terbaik untuk meraih dan

    mempertahankan kemandirian pangan

    khususnya di wilayah DKI Jakarta.

    Pertanian perkotaan pada

    prinsipnya adalah segala upaya

    pemanfaatan ruang/lahan yang masih

    ada di perkotaan, sesempit apapun

    itu, mulai dari pekarangan, lahan

    dur, pagar dan bahkan dinding serta

    atap suatu bangunan (wall and roof

    gardening) agar dapat menghasilan

    produk-produk pertanian. Berbeda

    dengan pertanian yang dilakukan di

    daerah pedesaan, pertanian perkotaan

    dak hanya berkaitan dengan

    pemenuhan kebutuhan pangan,

    melainkan juga terkait dengan aspek

    lingkungan, kenyamanan, eseteka/

    keindahan, serta sebagai sarana rekreasi

    dan relaksasi bagi pelakunya. Pertanian

    perkotaan memberikan dampak, baik

    langsung maupun dak langsung,

    terhadap masyarakat melalui berbagai

    cara, mulai dari penyediaan sumber

    pangan dalam rangka mewujudkan

    ketahanan pangan, meningkatkan

    kebersihan/kesehatan lingkungan, dan

    bahkan mampu memberikan bentuk

    dan tatanan sebuah kota menjadi lebihnyaman dan asri.

    Berbeda dengan pertanian

    konvensional yang lebih mengutamakan

    aspek ekonomi, maka pertanian

    perkotaan harus dikembangkan melalui

    ga perspekf, yaitu lingkungan,

    kesehatan dan keindahan. Aspek

    keuntungan ekonomi harus dibiarkan

    menjadi aspek yang tak terlihat namun

    pas terasa, sehingga dak perlu

    banyak disebutkan dan dikedepankan.

    Tingginya daya beli yang memungkinkan

    masyarakat perkotaan mampu membeli

    produk hasil pertanian dengan mudah

    seringkali memberikan pemikiran bahwa

    masyarakat perkotaan seolah-olah dak

    merasa perlu lagi untuk memproduksi

    hasil pertanian sendiri sehingga

    berdampak pada terhambatnya

    pengembangan pertanian perkotaan.Oleh karena itu, perspekf pelestarian

    dan kebersihan lingkungan serta

    perspekf kesehatan dapat menjadi

    pilihan utama dalam pengembangan

    pertanian kota daripada hanya sekedar

    perspekf ekonomi.

    Tingginya polusi udara yang

    mengancam kesehatan masyarakat

    perkotaan dapat diminimalkan melalui

    penanaman berbagai jenis tanaman.

    Tak bisa dipungkiri lagi bahwa tanaman

    adalah pensuplai oksigen yang dapat

    menyegarkan udara. Selain itu, tanaman-

    tanaman yang umumnya berwarna

    hijau dapat memberikan kenyamanan

    sekaligus keindahan bagi warga kota.

    Pandangan warga kota akan lebih teduh

    karena adanya tanaman yang menghijau

    dan mampu melawan sinar-sinar silau

    yang terpantul dari bangunan-bangunan

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    11/43

    13

    nggi di daerah perkotaan.

    Lebih dari itu, akses terhadap

    makanan yang bergizi dapat

    menjadi persepkf yang mendukungpengembangan pertanian perkotaan.

    Karena harus melalui jarak dan waktu yang

    relaf lama untuk sampai ke kota, maka

    kesegaran hasil pertanian seper sayur

    dan buah akan mengalami penurunan

    sehingga masyarakat kota seringkali

    harus menerima produk pertanian yang

    dak segar lagi dan atau dak sehat

    karena adanya zat-zat pengawet pada

    produk pertanian. Praktek-praktek

    pertanian di daerah sentra produksi

    yang masih mengandalkan pupuk dan

    pessida sintes, dapat dijadikan alasan

    kenapa pertanian perkotaan perlu

    dikembangkan. Luas lahan yang relaf

    sempit justru memberikan kemudahan

    untuk mengembangkan pertanian

    organik di daerah perkotaan. Melalui

    pengembangan pertanian organik di

    perkotaan maka peluang warga kota

    untuk mendapatkan bahan pangan yanglebih sehat akan lebih nggi. Selain itu,

    pengembangan pertanian organik akan

    membantu meningkatkan kebersihan

    daerah perkotaan. Dalam hal ini,

    pemanfaatan sampah dan limbah

    menjadi pupuk dan pakan ternak dapat

    secara signifikan membantu kebersihan

    lingkungan.

    Seiring dengan peningkatan

    kesadaran akan penngnya

    pengembangan pertanian di daerah

    perkotaan, perlu disadari bahwa

    pertanian kota dak hanya sekedar tebar

    benih di lahan. Untuk memfasilitasi

    pengembangan pertanian perkotaan,

    perlu dikembangkan pula teknik-

    teknik pertanian yang cocok dengan

    kondisi lingkungan dan situasi sosial

    masayarakat kota. Rekayasa teknologi

    yang berorientasi dan fokus terhadap

    kondisi khas perkotaan perlu terus

    dilakukan. Teknologi-teknologi yang

    dikembangkan harus ramah lingkungan

    dan tepat guna. Teknologi budidaya

    pertanain, teknologi budidaya ternak/ikan dan juga teknologi pascapanen/

    pengolahan hasil-hasil pertanian harus

    dikembangkan secara holisk dan saling

    mendukung. Selain itu, pemanfaatan

    sampah atau limbah dan bahan-bahan

    yang seolah-olah tak dapat diambil

    manfaatnya lagi dapat dijadikan

    media tanam, pupuk, pessida, pakan

    ternak, maupun produk pangan perlu

    dikembangkan sebagai pendukungutama pertanian perkotaan.

    Selam kurun waktu 20 tahun

    ini, BPTP Jakarta telah menghasilkan

    beberapa teknologi yang dapat

    mendukung pertanian perkotaan.

    Teknologi-teknologi tersebut layak untuk

    dikembangkan dan cocok dengan situasi

    spesifik perkotaan, antara lain adalah

    teknologi pembuatan pupuk organik

    berbahan baku sampah dan limbah,teknologi budidaya tanaman secara

    verkultur, aquaponik, dan hidroponik,

    teknologi integrasi tanaman dan ternak/

    ikan, serta teknologi pembuatan pakan

    ternak/ikan berbahan baku sampah/

    limbah, dan masih banyak lagi. Di sisi

    lain, perlu dikembangkan pula teknologi

    pascapanen/pengolahan hasil-hasil

    pertanian yang mampu meningkatkan

    nilai tambah produk pertanian yangdihasilkan. Dengan adanya teknologi

    spesifik lokasi perkotaan yang tepat guna

    diharapkan akselerasi pembangunan

    dan pengembangan pertanian

    perkotaan di Jakarta akan lebih nggi.

    Sinergi antara peningkatan

    kesadaran masyarakat dan penyediaan

    teknologi tepat guna spesifik lokasi

    perkotaan sangat menentukan

    keberhasilan pembangunan pertanian

    perkotaan. BPTP Jakarta masih

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    12/43

    14

    terus mengembangkan inovasi-

    inovasi berbasiskan teknologi yang

    memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh

    daerah perkotaan dan sesuai dengan

    kondisi lingkungan sosial kota Jakarta.Sebaliknya, kesadaran masyarakat akan

    penngnya pertanian perkotaan harus

    disertai pengetahuan dan kemudahan

    akses terhadap teknologi yang

    mendukungnya. Kedua aspek, kesadaran

    masyarakat dan tersedianya teknologi

    yang tepat guna, dak bisa dipisahkan

    untuk mensukseskan pengembangan

    pertanian perkotaan khususnya di

    wilayah DKI Jakarta. Adaya kesadaran

    dan parsipasi akf masyarakat serta

    tersedianya teknologi pertanian

    perkotaan adalah pendorong utama

    pembangunan dan pengembanganpertanian perkotaan. Mudah-mudahan

    dengan semakin ngginya kesadaran

    masyarakat dengan didukung oleh

    teknologi yang tepat guna, pertanian

    perkotaan akan semakin cepat

    berkembang di kota-kota di Indonesia,

    khususnya di wilayah DKI Jakarta.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    13/43

    15

    ba b 3.

    t ek n o l o g i in o vat if

    bpt p j a k a r t a

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    14/43

    16

    BUDIDAYA PERTANIAN

    1. Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Sampah Pasar Menggunakan Cacing

    (Vermicomposng) Serta Pemanfaatannya Sebagai Media Pembibitan Sayuran

    Yudi Sastro, Indar Puji Lestari, Ikrarwa, Listyawa, Karka Mayasari, Chery Soraya

    Ammallah, Lukman Hakim

    Sampah organik pasar berpotensi

    untuk dimanfaatkan sebagai bahanpupuk organik. Kandungan nutrien

    yang terdapat dalam sampah organik

    pasar mencapai 100 kilogram per ton

    berat kering sampah. Kandungan

    unsur hara makro, melipu N, P, K,

    Ca, Mg, dan S masing-masing berkisar

    101-3.771 mg.kg-1, sedangkan unsur

    hara mikro Fe, Mn, Cu, dan Zn berkisar

    BPTP Jakarta telah mengkaji teknologi

    Teknologi Produksi Pupuk Organik

    dari Sampah Pasar Menggunakan

    Cacing (Vermicomposng) Serta

    Pemanfaatannya Sebagai MediaPembibitan Sayuran. Hasil pengujian

    menunjukkan bahwa kualitas

    keharaan vermikompos dak

    berbeda nyata dengan kompos yang

    dihasilkan dari proses pengomposan

    biasa. Lindi yang dihasilkan pada

    proses pengomposan, baik pada

    sistem vermikompos ataupun

    pengomposan biasa mampu

    meningkatkan pertumbuhan bibit

    sawi, selada, cabai, dan tomat.Penyertaan Vermikompos sebanyak

    60% dalam media pembibitan

    memberikan pertumbuhan terbaik

    untuk bibit selada, sawi, dan tomat,

    sedangkan perlakuan terbaik untuk

    bibit cabai adalah penyertaan kompos

    dalam media sebanyak 100%.

    0,2-0,62 mg.kg-1 .

    Salah satu strategipengomposan yang

    dapat dilakukan

    adalah melalui

    sistem pengomposan

    menggunakan cacing

    atau vermicompost.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    15/43

    17

    BPTP Jakarta telah mengembangkan paket

    teknologi wall gardening berbasis sayuran

    yang dibudidayakan secara ramah lingkungan

    untuk mendukung pengembangan pertanian

    perkotaan. Model wall gardening yang

    dikembangkan terdiri atas model terpal

    dan paralon sedangkan tanaman yang diuji

    melipu kangkung, bayam, caisim dan selada.

    Hasil pengujian menunjukkan bahwa

    pengembangan sistem

    kangkung, bayam, caisim, dan selada model

    paralon lebih baik dibandingkan model terpal.

    Keunggulan model paralon didasarkan atas

    respon pertumbuhan dan produksi kangkung,

    bayam, sawi, dan selada. Sedangkan persepsi

    warga kooperator terhadap inovasi teknologiwall gardening termasuk katagori baik

    2. Teknologi Sayuran Di Pekarangan Ramah Lingkungan Model

    Terpal dan Paralon

    Indar Puji Lestari, Yudi Sastro, Chery Soraya Ammallah, Listyawa, Wylla Sylvia

    Maharani, Karka Mayasari, Erna Puji Astu, Lukman Hakim, Muhammad Nur,Winarto, Asep Maulana

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    16/43

    18

    3. Teknologi Budidaya Terpadu Sayuran dan Ikan (Aquaponik) Skala Rumah

    Tangga di Pekarangan

    Yudi Sastro, Indar Puji Lestari, Chery Soraya Amalah, Lukman Hakim, Erna

    Puji Astu, Muhamad Nur

    Besarnya dampak

    perubahan iklim global

    menyebabkan strategi

    penyediaan pangan

    yang bersandar kepada

    sentra penghasil pangan

    mutlak perlu dilakukan

    perubahan. Salah

    satu strategi untuk

    mendukung perubahan

    tersebut adalah melalui

    pemanfaatan pekarangan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam

    pemanfaatan pekarangan adalah budidaya tanaman sistem akuaponik. BPTPJakarta telah mengembangkan teknologi budididaya terpadu sayuran dan ikan

    (sistem akuaponik) skala rumah tangga di pekarangan.

    Berdasarkan hasil pengkajian, secara keseluruhan disimpulkan bahwa media tanam

    zeolit serta sistem drainase yang disertai pipa kontrol nyata meningkatkan hasil

    panen sayuran (kangkung, sawi, selada, dan bayam) serta ikan. Tingkat persepsi

    masyarakat yang didasarkan pada sifat inovasi yang melipu keuntungan relave,

    kesesuaian (kompabilitas), kerumitan (kompleksitas), kemudahan untuk dicoba

    (triabilitas) dan observabilitas tergolong baik hingga sangat baik. Hasil pengukuran

    ini mengindikasikan bahwa teknologi ini memiliki peluang untuk diadopsi dan

    dikembangkan oleh pengguna.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    17/43

    19

    4. Teknologi Pemanfaatan Limbah Bawang Merah sebagai Pupuk Organik dan

    Biopessida di DKI Jakarta

    Emi Sugiarni, Syamsu Bahar, Dini Andayani, Usmiza Astu, Rini Indria

    Produksi rata-rata bawang merah per

    minggu yang masuk di pasar Kramat Ja

    mencapai 87 ton. Dari volume produksi

    bawang merah tersebut, limbah bawang

    merah mencapai 35% dari produksi

    atau setara dengan 30,45 ton/minggu.

    Limbah bawang merah tersebut

    potensial untuk diolah manjadi pupuk

    organik maupun digunakan sebagai

    biopessida.

    BPTP Jakarta telah mengembangkan

    teknologi pemanfaatan limbah bawang

    merah sebagai pupuk organik dan

    biopessida pada tanaman sayuran daun

    dan sayuran buah. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk bawang

    merah secara konsisten dapat meningkatkan pertumbuhan nggi tanaman, jumlah

    cabang, jumlah bunga, jumlah cabe hijau maupun produksi dari cabe. Biopessida

    dari bawang merah dan bipessida komersil (neemplus), memberikan efekfitas

    yang sama terhadap persentase serangan hama oteng - oteng pada tanaman cabe,sehingga dak diperlukan penambahan pessida kimia. Paket teknologi penggunaan

    pupuk organik bawang merah yang dikembangkan oleh BPTP Jakarta layak dan

    menguntungkan dengan dengan nilai R/C rasio 1,74.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    18/43

    20

    5. Teknologi Budidaya Sayuran di Pekarangan Ramah Lingkungan

    Indar Puji Lestari, Yudi Sastro, Heni Wijayan, Erna Puji Astu, Chery Soraya

    Amalah, Lukman Hakim

    Kesadaran masyarakat akan konsumsi produk-produk pertanian yang aman dari

    residu pessida, bahan kimia, serta kelestarian lingkungan juga telah menyadarkan

    masyarakat untuk melakukan budidaya tanaman secara ramah lingkungan di lahan

    pekarangan. Permasalahan keterbatasan lahan merupakan salah satu faktor utama

    yang telah menumbuhkan minat masyarakat untuk memanfaatkan teknologi

    verkultur di pekarangan. Teknologi wall gardening merupakan salahsatu teknologi

    verkultur yang memanfaatkan ruang dinding.

    BPTP Jakarta telah

    m e n g a m b a n g k a n

    teknologi wall

    gardening tanaman

    sayuran. Hasil pengujian

    menunjukkan bahwa

    teknologi wall

    gardeningsawi, selada,

    bayam dan kangkung

    dengan media tanamkompos daun bambu,

    cocopeat dan sekam

    serta pemupukan

    dengan menggunakan

    pupuk organik

    d i r e k o m e n d a s i k a n

    untuk dikembangkan,

    khususnya dalam

    budidaya sayuran di

    perkotaan.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    19/43

    21

    6. Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Pupuk Organik dari Limbah Dapur Rumah

    Tangga Mendukung Budidaya Pertanian di Pekarangan Ramah Lingkungan

    Yudi Sastro, Indar Puji Lestari, Chery Soraya Ammallah, Muhammad Nur

    Salah satu faktor penng dalam

    budidaya sayuran di perkotaan secara

    ramah lingkungan adalah ketersediaan

    pupuk organik. Penyediaan pupuk

    organik secara mandiri dengan

    memanfaatkan limbah organik rumah

    tangga mampu mengurangi debit

    sampah rumah tangga harian serta

    peningkatan produkvitas lahanpekarangan, khususnya di perkotaan.

    BPTP jakarta telah mengkaji teknologi

    produksi dan pemanfaatan pupuk

    organik dari limbah dapur rumah tangga.

    Hasil pengkajian menunjukkan

    bahwa teknologi pupuk dari limbah

    organik dapur rumah tangga

    menggunakan teknologi mini fermentor

    vermicomposter menghasilkan pupukorganik yag memenuhi standar dan

    sesuai dengan baku mutu pupuk

    organik (Permentan 24/Permentan/

    SR.140/4/2011). Tanaman tomat, cabe,

    pak coy dan selada memberikan respon

    sangat baik terhadap pupuk kascing

    berbahan baku limbah organik dapur

    rumah tangga.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    20/43

    22

    7. Teknologi Pengendalian Kumbang Gajah Pada Anggrek Dendrobium

    Ana F. C. Irawa, S.P.,M.P, Dr. Yudi Sastro, M.P. Ikrarwa, S.P.

    Kumbang Gajah/Kumbang Moncong

    (Orchidophilus (=Acythpeus)

    aterrimus Wat (Coleoptera:

    Curculionidae)), merupakan

    salah satu faktor pembatas

    dalam pengembangan anggrek

    di DKI Jakarta. Hama ini banyak

    menyerang jenis Dendrobium,

    Coelogyne, Phalaenopsis, Vanda,

    dan Bulbophyllum. BPTP Jakarta

    telah memformulasikan teknologirekomendasi pengendalian hama

    (khususnya Kumbang Gajah), secara

    terpadu yang ramah lingkungan

    dengan melakukan aplikasi agensia

    haya, dan pessida naba (Mimba/

    Nimba).

    Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan teknologi pengendalian

    kumbang gajah (O. aerimus) secara ramah lingkungan dapat mengimbangi

    penggunaan pessida kimia sintek. Bahkan dapat secara umum lebih menekan

    intensitas serangan kumbang. Di samping itu penggunaan pessida naba dan

    agensia haya juga lebih aman bagi lingkungan

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    21/43

    23

    Salah satu aspek budidaya anggrek

    yang menjadi faktor pembatas

    belum tercapainya potensi genes

    anggrek 8-10 tangkai per tanaman

    adalah kesesuaian media tanam.

    BPTP Jakarta telah mengkaji

    teknologi media tanam pada

    anggrek Dendrobium asal meriklon.

    Penggunaan media tanam mineral

    dan media tanam semi organic

    mampu mendukung pertumbuhan

    dan hasil anggrek Dendrobium.

    Persentase peningkatan pada

    beberapa peubah pertumbuhan

    vegetaf berkisar 70 hingga 100%,

    sedangkan persentase pertumbuhan

    generaf meningkat hingga 116%.

    8. Teknologi Media Tanam Yang Dapat Meningkatkan Pertumbuhan Dan

    Produkvitas Anggrek Dendrobium Asal Meriklon

    Yudi Sastro, Ikrarwa, Ana Feronika C. Irawa, Yosef Padillah

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    22/43

    24

    9. Teknologi Pupuk Organik Penggan Pupuk Kimia pada Hidroponik Tomat,

    Selada, Sawi, Bayam dan Kangkung

    Yudi Sastro, Ikrarwa, Emi Sugiarni, Rita Indras, Anna Feronika C.I., Sostenis

    Sampeliling, Muhamad Nur

    Budidaya sayuran sistem hidroponik

    organik merupakan salah satu

    terobosan yang dapat ditempuh guna

    meningkatkan kuantas dan kualitas

    serta daya saing produk sayuran

    yang dihasilkan petani di DKI Jakarta.

    Sistem hidroponik diharapkan dapat

    mengatasi keterbatasan lahan

    pertanian yang ada, sedangkansistem budidaya organik dipercaya

    dapat meningkatkan daya saing

    produk sayuran yang dihasilkan.

    Guna mendukung wacana tersebut,

    BPTP Jakarta mengkaji jenis nutrisi

    organik yang dapat mendukung

    sistem hidroponik organik tersebut.

    BPTP Jakarta mengkaji kemampuan

    pupuk organik dalam menggankannutrisi kimia hingga seratus persen

    dalam sistem hidroponik tomat,

    sawi, selada, bayam, dan kangkung.

    Model hidroponik yang digunakan

    adalah sistem kultur media

    menggunakan sekam dan pelet

    campuran bahan organik dan mineral

    (3:1). Pemberian nutrisi dilakukan

    secara terus menerus menggunakan

    sistem gravitasi. Jenis nutrisi yang

    diuji adalah nutrisi organik hasil

    fermentasi bahan organik kaya hara.

    Hasil pengkajian menunjukkan

    bahwa ngkat pertumbuhan dan

    hasil yang dicapai pada perlakuannutrisi organik lebih rendah

    dibandingkan AB-mix, namun lebih

    nggi dibandingkan HB-101. Hasil

    sawi, selada, bayam, kangkung, dan

    tomat pada perlakuan nutrisi organik

    berturut-turut sebesar 59,9%; 87,8%;

    49,1%; 26,7%; dan 91,7% dari hasil

    yang diperoleh pada perlakuan AB-

    mix dan berturut-turut sebesar

    136,8%; 132,7%; 111,6%; 108,6%,

    dan 126,4% dibandingkan HB-101.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    23/43

    25

    10. Teknologi Pupuk Organik Penggan Pupuk Kimia

    pada Verkultur Selada, Sawi, Bayam dan Kang-

    kung

    Yudi Sastro, Ikrarwa, Emi Sugiarni, Rita Indras,

    Lisyawa, Anna Feronika C.I., Muhamad Nur

    Kebutuhan sayuran di DKI Jakarta umumnya dipasok dari luar

    daerah, hanya sebagian kecil yang dihasilkan oleh petani di DKI

    Jakarta. Kecilnya produksi sayuran yang dihasilkan di DKI Jakartaterutama disebabkan semakin sempitnya lahan usaha. BPTP

    Jakarta telah mengkaji teknologi opmalisasi produksi sayuran

    di wilayah DKI Jakarta, dengan sistem budidaya verkultur secara

    organik. Teknologi ini menggunakan pupuk organik sebagai satu-

    satunya sumber hara tanaman dalam sistem verkultur.

    Pupuk organik BPTP yang dikombinasikan dengan media tanam

    organik dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman menggankan

    pupuk kimia NPK dan HB-101 pada komoditas selada, bayam dankangkung. Dengan demikian penggunaan pupuk organik 100%

    penggan pupuk kimia pada budidaya secara verkultur dapat

    diterapakan. Media kompos memberikan pengaruh lebih baik

    dibanding media pelet, tetapi pada komoditas yang memiliki

    umur tanam lebih panjang, media pelet akan memberi pengaruh

    lebih baik.

    Media kompos memberikan pengaruh lebih baik dibanding media pelet, tetapi

    pada komoditas yang memiliki umur tanam lebih panjang, media pelet memberi

    pengaruh lebih baik dibandingkan media kompos. Dari aspek efekvitas, sosialdan ekonomis, teknologi budidaya sayur organik secara verkultur memiliki

    peluang untuk dikembangkan terutama di lahan yang terbatas.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    24/43

    26

    11. Teknologi Produksi dan Pemanfaatan pupuk

    Organik Pasar dan Rumah Tangga di DKI

    Jakarta

    Yudi Sastro, Suwandi, Ikrarwa

    Limbah organik di perkotaan berpotensi untuk

    dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik. BPTP Jakarta

    telah merakit teknologi pemanfaatan limbah organik pasar

    dan rumah tangga sebagai pupuk organik padat maupun

    cair yang memiliki nilai hara, esteka, ekonomis, serta

    efekvitas yang lebih nggi dibandingkan pupuk organik

    konvensional.

    Hasil pengkajian yang dilakukan oleh BPTP Jakarta

    menunjukkan bahwa Teknologi pembuatan pupuk organik

    berbahan baku limbah organik pasar

    dan rumah tangga menggunakan sistem

    pengomposan dipercepat menghasilkan

    pupuk organik padat (kompos)

    dengan kandungan hara paling nggi

    dibandingkan sistem open windrowdan

    fermentasi anaerobik. Namun demikian,

    pembuatan pupuk menggunakanteknologi fermentasi secara anaerobik

    menghasilkan pupuk organik cair

    dengan kecepatan proses paling cepat,

    yakni selama 4 hari.

    Pengkayaan pupuk kompos

    menggunakan batuan fosfat, arang

    sekam, zeolit, serta mikroba penambat

    N bebas (A. vinelandii) dan mikroba

    pelarut fosfat (P. aeruginosa) dak

    meningkatkan kandungan hara N,namun meningkatkan kandungan hara

    P dan K dalam formula pupuk, masing-

    masing hingga 8,3 dan 156%.

    Pengkayaan menggunakan hasil

    fermentasi batuan fosfat dapat

    meningkatkan pertumbuhan dan

    hasil bayam (152,4%), kangkung

    (172,3%), sawi (118,1%), dan selada

    (114,3%). Pengkayaan menggunakan

    inokulum mikroba dak meningkatkan

    pertumbuhan dan hasil bayam serta

    kangkung, akan tetapi meningkatkan

    pertumbuhan dan hasil sawi (120%)

    serta selada (145,5%).

    Pengkayaan hasil fermentasi batuan

    fosfat dan bahan organik dalam formula

    pupuk organik cair hasil fermentasilimbah organik pasar dan rumah tangga,

    meningkatkan pertumbuhan dan hasil

    bayam, kangkung, sawi dan selada.

    Peningkatan hasil keempat tanaman

    tersebut berturut-turut adalah 123,4;

    131,0; 214,8; dan 106,3%. Sementara

    itu, pengkayaan menggunakan

    inokulum mikroba meningkatkan hasil

    bayam, kangkung, sawi, dan selada,

    masing-masing sebesar 102,5; 118,2;

    168,0; dan 119,3%.

    Pupuk granul kompos yang diperkaya

    bahan mineral dan inokulum mikroba

    serta pupuk organik cair yang diperkaya

    hasil fermentasi batuan fosfat dan

    bahan organik, serta inokulum mikroba

    penambat N bebas (A. vinelandii) dan

    mikroba pelarut fosfat (P. aeruginosa)

    (POC) mampu menggankan 50%

    kebutuhan pupuk NPK pada bayam,

    kangkung, sawi dan selada.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    25/43

    27

    12. Teknologi Pemanfaatan Limbah Sayuran dan Buah-Buahan sebagai Pupuk

    Organik Cair dan Pakan Ternak

    Yudi Sastro, Rita Indras, Bachtar Bakrie, Indar Puji Lestari, Gatot B.Soedarsono, Emi Sugiarni, Andi Saenab, Winarto

    Produksi limbah organik di DKI

    Jakarta mencapai 4.500 ton per

    hari. Sebagian besar diantaranya

    (60%) adalah limbah sayuran dan

    buahan. Limbah tersebut potensial

    untuk dimanfaatkan sebagai pupuk

    dan bahan pakan ternak.

    Berdasarkan hasil kajian BPTP

    Jakarta secara laboratoris, pupuk

    organik cair yang berasal dari

    saripa limbah sayuran dan buahan

    memenuhi syarat sebagai pupuk,

    baik sebagai sumber unsur makro

    maupun mikro. Kandungan unsur

    makro yang melipu N, P, K, Ca,

    Mg, dan S berkisar 101-3.771 mg.l-

    1, sedangkan unsur hara mikro

    melipu Fe, Mn, Cu, dan Zn berkisarantara 0,2-0,62 mg.l-1.

    Tepung ampas perasan limbah, juga

    layak untuk dimanfaatkan sebagai

    bahan pakan ternak (unggas dan

    ruminansia). Karakterisk kimiawi

    bahan pakan, melipu kandungan

    protein kasar (11,79-14,35), lemak

    kasar (2,15-3,45), Beta-N (35,86-

    38,84), fosfor (0,31-0,39), kalsium(1,32-1,47), dan serat kasar (9,41-

    14,35); bahan kering (66,57-76,38);

    dan energi bruto (2.805-3.753).

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    26/43

    28

    13. TEKNOLOGI PERTANIAN PERKOTAAN BERBASIS ORGANIK PADA SAYURAN

    BUAH

    Indar Puji Lestari, Emi Sugiar, Heni Wijayan, Syarifah Aminah, Yudi Sastro,

    Darmanto

    Perbaikan mutu kehidupan dan

    gaya hidup sehat telah mendorong

    masyarkat untuk mengkonsumsi

    produk pertanian organik. BPTP

    Jakarta telah mengkaji alternaf

    paket teknologi pertanian organikpada usahatani sayuran buah

    (kacang panjang dan terong)

    di DKI Jakarta. Paket teknologi

    BPTP Jakarta tersebut terdiri dari

    penggunaan pupuk organik pelet

    dari sampah kota yang diperkaya

    dan penggunaan pessida

    naba mimba serta penggunaan

    perangkap lalat buah dengan

    atrakan minyak melaleuca.

    Keragaan agronomis terong dan kacang panjang menunjukkan bahwa penggunaan

    teknologi BPTP dapat mempertahan hasil panen. Rata-rata hasil panen dari

    teknologi BPTP Jakarta mempunynai kecenderungan lebih nggi dibandingkan

    dengan teknologi petani (penggunaan pupuk kandang + pupuk kimia + pessida

    kimia decis dan furadan)

    Hasil analisis kelayakan ekonomi menunjukkan paket teknologi pertanian organik

    pada usahatani sayuran buah (kacang panjang dan terong) yang dikembangkan

    oleh BPTP Jakarta layak dan menguntungkan dengan dengan nilai R/C rasio

    masing-masing 2,76 dan 1,98.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    27/43

    29

    14. Pertanian Perkotaan Berbasis Organik di DKI Jakarta

    Emi Sugiarni, Syarifah Aminah, Indar Puji Lestari, Heni Wijayan,

    Rachmawa La Side, Rita Indras, Gatot. B. Soedarsono, Tezar

    Ramdhan

    Pertanian perkotaan berbasis organik yang dimaksud adalah penggunaan pupuk

    organik dan pessida naba dalam melakukan budidaya pertanian di perkotaan.

    Ada ga jenis pupuk organik yang digunakan antara lain pupuk dari sampah

    kota, Pupuk dari limbah sapi potong, dan pupuk dari eceng gondok. Sedangkan

    pessida naba yang digunakan antara lain beauvaria, metarizium, biji sirsak,

    mimba, tembakau, babandotan, mimba, mindi, dan beras.

    Keunggulan dari teknologi ini antara lain, meningkatkan pertumbuhan dan hasil

    pada tanaman, dan memberikan keuntungan yang cukup nggi bagi petani dengan

    R/C rasio 3,5. Kehadiran pertanian berbasis organik di perkotaan berpotensi

    memperluas ruang terbuka hijau kota dan mengurangi residu pencemaran udara

    di perkotaan.

    15. Teknologi Pengelolaan Pohon Belimbing untuk Mengatasi Kerontokan Bungga

    Emi Sugiarni, Indar Puji Lestari, Rahmawa Laside, Rita Indras, Nurjaya,

    Sudarmadi Purnomo

    Teknologi ini merupakan salah satu teknologi yang bertujuan untuk mengurangi/

    menekan kerontokan bunga belimbing. Kerontokan bunga belimbing, selain

    disebabkan oleh kedak seimbangan pemberian unsur hara baik dalam jenis

    maupun jumlah, juga disebabkan oleh perbedaan yang cukup tajam antara suhupanas dan curah hujan yang cukup nggi.Teknologi pengelolaan yang digunakan

    ialah pemupukan dan pemangkasan. Teknologi pemupukkan yang digunakan

    adalah pemberian pupuk tunggal antara lain adalah Urea, SP-36 dan KCl.

    Sedangkan teknologi pemangkasan yang digunakan pemangkasan anjuran (35%

    pada satu pohon).

    Keunggulaan dari teknologi pengelolaan pohon belimbing adalah memberikan

    hasil lebih baik terhadap pembentukan bunga kuncup, bunga mekar, pembentukan

    buah muda dan produksi pohon belimbing.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    28/43

    30

    16. PENGENDALIAN HAMA DENGAN PESTISIDA NABATI PADA TANAMAN SAWI

    Indar Puji Lestari, Tony K. Mukasan, Lisyawa, Munawar Kasim, Agus Heri

    Purnomo, Syarifah Aminah, Ineu Sulastrini

    Tujuan dari penggunaan teknologi ini adalah untuk mengatasi serangan hama

    Phyllotreta vitata pada tanaman sawi. Pessida naba yang digunakan berasal

    dari culan dan senyawa azadirachn yang berasal dari tanaman nimba.

    Pessida naba yang tebuat dari Culan + Kenikir, dan Azadirachn ini efekf

    mengendalikan OPT pada tanaman sawi khususnya Phyllotreta vitata, efikasinya

    setara dengan penggunaan pessida kimia, selain itu secara ekonomi penggunaan

    pessida naba jenis ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan

    pessida kimia. B/C rasio Culan+kenikir dan Azadirachn masing-masing sebesar

    1,93 dan 1,87. Sedangkan B/C rasio menggunakan pessida kimia (regent) 1,73.

    Penggunaan pessida naba dari culan dan Azadirachn berpotensi untuk

    dikembangkan sebagai pengendali haya komoditas lainnya, selain itu karena

    produk ini ramah lingkungan berpotensi mengurangi cemaran udara yang

    disebabkan oleh pessida.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    29/43

    31

    BUDIDAYA PETERNAKAN

    17. Pengkajian Pemanfaatan Limbah Sayur dan Limbah RPA Sebagai Bahan

    Pakan Ternak di DKI Jakarta

    Bachtar Bakrie, Umming Sente, Dini Andayani, Neng Risris Sudolar, Winarto

    Salah satu permasalahan dalam pengelolaan RPA adalah limbah padat yang

    berupa ayam ma (ayam ren), limbah bulu, limbah jeroan, serta limbah padat

    lainnya. Beberapa metode yang sering digunakan untuk mengatasi limbah ayamma ini maupun limbah padat lainnya antara lain dengan pembakaran/insinerasi,

    disposal di lahan/penguburan dan pengomposan. Sedangkan metode yang belum

    banyak diketahui dan dilakukan orang yaitu fermentasi dengan menggunakan

    asam laktat. Metode fermentasi ayam ma maupun limbah padat lainnya dapat

    dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan dak memerlukan waktu yang

    lama. Proses fermentasi dapat selesai dalam waktu dua minggu, dan produk

    dapat tahan hingga berbulan-bulan, sedaknya hingga delapan bulan sebelum

    digunakan atau diolah menjadi bahan pakan. Fermentasi asam lakatat ini dapat

    menjadi solusi pengolahan limbah padat RPA/RPU terutama bangkai ayam ma

    (ayam ren) menjadi bahan pakan bernilai tambah nggi. Berdasarkan hasil

    kajian BPTP Jakarta formulasi fermentasi ayam ma yang paling baik adalah:ayam ma + molases 20% + tepung jagung 20% + Lactobacillus sp.dengan lama

    fermentasi 3 minggu, menghasilkan tepung dengan kadar protein 18,71%, lemak

    34,39%, dan energi 2315 kkal/kg.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    30/43

    32

    18. Kajian Penampilan Reproduksi dalam Persilangan Kambing Boer x Lokal

    untuk Menghasilkan Kambing Pedaging Unggul di Wilayah DKI Jakarta

    Bachtar Bakrie, Umi Adia, Neng Risris Sudolar, Umming Sente, MuhammadNur, Chairul Ihsan

    Tingkat produkvitas kambing yang

    ada di wilayah DKI Jakarta masih

    tergolong rendah dan bahkan

    cenderung menurun, terutama

    karena sistem pemeliharaan yang

    kurang baik. Untuk meningkatkan

    produkvitas kambing lokal

    yang dipelihara di wilayah ini

    agar menjadi kambing pedaging

    yang lebih baik, maka diperlukan

    teknologi persilangan, yaitu melalui

    inseminasi buatan (IB), dengan jenis

    kambing pe pedaging unggul.

    BPTP Jakarta telah mengembangkan

    teknologi persilangan Boer x local

    melalui IB menggunakan semenbeku kambing Boer terhadap 4

    jenis kambing lokal yaitu kambing

    Kacang, PE, Saanen dan Jawa

    Randu. Hasil persilangan ini dapat

    meningkatkan penampilan dan

    pertumbuhan anak kambing yang

    dihasilkan, oleh sebab itu untuk

    meingkatkan kualitas kambing

    lokal menjadi kambing pedaging

    yang lebih unggul, maka kegiatan

    persilangan dengan kambing Boer

    ini sebaiknya dapat dilaksanakan

    secara terus menerus di wilayah

    perkotaan DKI Jakarta.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    31/43

    33

    19. Kajian Pembuatan Wafer Limbah Sayuran Pasar di

    DKI Jakarta untuk mengatasi kelangkaan Hijauan

    Pakan Ternak Kambing

    Andi Saenab, Benny V. Lotulung, Dwi Yulisani, Erna

    Puji Astu

    Produkvitas ternak sangat

    dipengaruhi oleh ketersediaan

    pakan, baik secara kualitas

    maupun kuantas. Pakan dasar

    ternak ruminansia adalah hijauan.

    Namun di perkotaan ketersediaan

    lahan untuk penanaman pakanternak sangat terbatas. Salah

    satu alternaf peyedia hijauan

    pakan ternak diperkotaan adalah

    pengolahan limbah sayuran pasar

    menjadi wafer pakan ternak.

    BPTP Jakarta telah melakukan

    perakitan teknologi pembuatan

    wafer limbah sayuran pasar

    untuk hijauan pakan ternak

    kambing. Penggunaan wafer

    limbah sayuran pasar sebagai

    hijaun dalam ransum berpengaruh

    baik terhadap performa ternak

    kambing penggemukan. Hal ini

    dapat dilihat dari perlakuan wafer

    limbah sayuran, yaitu 50% wafer +

    50% konsentrat menunjukkan nilai

    konsumsi bahan kering sebesar

    1078.70 gr/ekor/hari dan nilaipertambahan bobot badan harian

    kambing sebesar 129.76 gram/hari/

    hari serta nilai konversi pakan yang

    paling rendah sebesar 2.270,38.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    32/43

    34

    20. Teknologi Pembibitan Tiktok

    Dini Andayani, Umming Sente, Usmiza Astu, Winarto

    Permintaan daging ik di DKI Jakarta

    dari tahun ke tahun terus meningkat

    (mencapai 9.733,33 kg/th), seiring

    dengan bertambahnya jumlah penduduk,

    pendapatan dan pengetahuan masyarakat

    tentang manfaat protein hewani dalam

    menunjang kesehatan. Alternaf unggas

    penghasil daging adalah ktok yaitu ik

    hasil persilangan antara ik lokal bena

    dengan entok (ik manila). Tiktok memilikibeberapa kelebihan antara lain mudah

    beradaptasi dengan lingkungan, tahan

    penyakit, serta dapat memanfaatkan pakan

    berkualitas rendah secara efisien menjadi

    daging.

    BPTP Jakarta telah melakukan pelahan

    Inseminasi Buatan (IB), penetasan telur

    dengan menggunakan mesin tetas danpelahan cara penyusunan ransum ik

    pedaging. Hasil yang diperoleh dengan

    mencoba teknologi IB tersebut yaitu daya

    tunas sekitar 65 75% sedangkan daya

    tetas sekitar 26,67 40%. Analisa usahatani

    penangkaran ktok dengan daya tunas dan

    daya tetas seper tersebut di atas akan

    mendapatkan keuntungan dengan B/C Rao

    sebesar 1,2 dalam waktu ga bulan.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    33/43

    35

    21. Kajian Pemanfaatan Limbah TPA-TPnA Sebagai Pupuk Organik dan BahanPakan

    Yudi Sastro, Neng Risris Sudolar, Bachtar Bakrie

    Pemanfaatan limbah TPA dan TPnA sebagai salah satu sumber bahan pakan

    ternak sangat berpotensi untuk dikembangkan. Total limbah yang dihasilkan

    oleh TPA/TPnA di DKI Jakarta per hari dapat mencapai 57,6 ton darah; 43,2 ton

    bulu; 5,04 ton sisa pembersihan daging, usus, dan tembolok; dan 8,0 ton ayam

    ma. Limbah bulu, dan hasil pembersihan daging ayam mengandung berbagai

    asam amino dengan kisaran 0,15-13,6%. Tepung bulu mempunyai kandungan

    protein 86,50%, lemak 3,90%, serat kasar 0,40% dan energi metabolis sebesar

    3.047 kkal. Persentase kandungan protein, serat kasar, dan energi metabolis dari

    limbah tersebut setara dengan konsentrat pakan unggas maupun ruminansia.

    Proses pengolahan limbah ayam non bulu dilakukan secara sederhana, melipuperebusan, pengeringan dan penghancuran. Sedangkan pengolahan limbah

    bulu dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yang dapat mempercepat

    penghancuran materi bahan pakan. Dari hasil kegiatan ini diperoleh bahan

    pakan asal limbah TPA/TPnA berupa tepung bulu dan tepung ayam non bulu

    dengan kandungan protein kasar yang cukup nggi melalui metode yang dapat

    dilaksanakan oleh industri rumahan maupun usaha perorangan.

    22. Kajian pemanfaatan limbah pasar sebagai pakan sapi potong di DKI Jakarta

    Umming Sente, Bachtar Bakrie, Dini Andayani, Neng Risris Sudolar

    Limbah pasar yang sebagian besar terdiri dari limbah sayur sangat potensial

    untuk menjadi bahan pakan ternak. Salah satu teknik pengawetan limbah pasar

    yang paling mudah dan murah dilakukan peternak adalah dengan metode

    fermentasi atau yang lebih dikenal dengan silase. Limbah pasar utamanya

    limbah sayur sangat berpotensial untuk dijadikan salah satu bahan pakan ternak

    ruminansia karena kandungan nilai gizinya yang relaf nggi yaitu kadar protein

    24,85% untuk limbah sawi, limbah kol mengandung protein 20,30% dan kepala

    tauge kadar proteinnya 14,42%.

    Formulasi silase yang memberikan kualitas yang paling bagus adalah limbah

    pasar 60% (terdiri dari kepala tauge : petsai : caisin dengan perbandingan

    3:1:1), 20% onggok dan dedak 20%. Tepung singkong dapat juga dipakai untuk

    menggankan onggok, tetapi dak ekonomis dilakukan oleh peternak karena

    harganya yang jauh lebih nggi dibandingkan onggok. Komposisi ini dapat

    menghasilkan silase dengan kadar air 44,18%, kadar protein 16,32%, berat

    susut 456 gr, pH 3,8 dan skor kualitas mencapai 90. Dengan metode pembuatan

    dan formulasi yang tepat, silase limbah pasar dapat tahan disimpan sampai 1,5

    bulan, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga peternak serta konnuitas

    pakan ternak lebih terjamin.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    34/43

    36

    23. Teknologi Penggunaan Tepung Limbah Organik Pasar (TLOP) Sebagai Penggan

    Dedak pada Ransum Ternak Ik Petelur

    Bachtar Bakrie, Umming Sente, Dini Andayani, Neng Risris, One Tigor, Winarto

    Bahan berupa tepung limbah organik pasar mempunyai potensi untuk digunakan

    sebagai penggan dedak padi di dalam ransum ternak. BPTP Jakarta mengkaji

    teknologi penggunaan tepung limbah organik pasar sebagai penggan dedak

    pada ransum ternak ik petelur

    Hasil kajian menunjukkan dalam pengolahan limbah sayur menjadi tepung,

    persentase hasil tepung dari berat segarnya hanya sekitar 5-8%. Produksi telur

    harian yang ternggi terdapat pada perlakuan menggan 30% dedak dengan TLOP(80,48%). Pengamatan terhadap kualitas telur secara keseluruhan dak terlihat

    perbedaan yang sangat signifikan. Perbedaan yang signifikan hanya terjadi pada

    Haugh-Unit atau kekentalan puh telur dan warna kuning telur. Dimana sebelum

    pengkajian rata-rata nilai Haugh-Unit adalah 87 dan sesudah pengkajian adalah

    92.

    24. TEKNOLOGI PEMELIHARAAN TERPADU TIKTOK DENGAN PADI, IKAN DAN

    AZOLLA

    Dini Andayani, Bachtar Bakrie, Umming Sente, Darmanto, Irzal Indra

    Pemeliharaan ik di wilayah DKI Jakarta telah dilakukan turun temurun. Pada

    umumnya pemeliharaan ik berada dekat areal persawahan yang berada dak

    jauh dari rumah tempat nggal peternak. Sistem pemeliharaan terpadu ktok

    dengan padi, ikan dan azolla sangat potensial untuk dikembangkan, selain

    dapat meningkatkan jumlah pasokan ik pedaging di DKI Jakarta juga dapat

    meningkatkan pendapatan petani selain dari padi.

    Pemeliharaan terpadu ktok dengan padi, ikan dan azolla diawali dengan

    penanaman padi dengan sistem jajar legowo 2 baris. Tiktok yang dilepas

    berumur 14 hari dengan kepadatan 70 ekor/2000 m2dengan lama pemeliharaan

    75 hari. Penanaman Azollasp. Dilakukan bersamaan dengan penanaman padi.

    Dua minggu setelah tanam padi; ktok dan ikan dilepas dengan padat tebar

    2500 ekor/ha. Tiktok dipanen pada saat bur padi akan keluar dan dua minggu

    kemudian saat air akan dikeringkan, ikan juga dipanen. Hasil analisis kelayakan

    ekonomi menunjukkan bahwa teknologi pemeliharaan terpadu ktok dengan

    padi, ikan dan azolla layak dan menguntungkan dengan nilai B/C rao 1,67.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    35/43

    37

    25. TEKNOLOGI PEMANFAATAN BIOMASSA TANAMAN JAGUNG QPM SEBAGAI

    PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI PERKOTAAN

    Andi Saenab, Suwandi, Bachtar Bakrie, Srijono, Umming Sente, Darmanto

    Teknologi pemanfaatan biomassa tanaman Jagung QPM (Quality Protein Maize)

    menjadi silase dapat digunakan sebagai alternaf pengembangan sumber pakan

    ternak di perkotaan. BPTP Jakarta telah melakukan kajian pengolahan biomassa

    jagung Srikandi Puh dan Srikandi Kuning yang berumur 75 hari menjadi

    silase. Pembuatan silase menggunakan bahan dasar cacahan tanaman jagung

    yang masih segar difermentasi dengan dedak, molases dan probiok.

    Hasil pengkajian menunjukkan bahwa masa simpan silase dari tanaman srikandi

    puh yang terbaik adalah pada umur 45 hari dengan kadar air 65.4%, bahan

    kering 34.6% dan protein 10.2%. begitupun, masa simpan silase dari tanamanSrikandi Kuning yang baik adalah pada umur 45 hari dengan kadar air 67.5%,

    bahan kering 33.2% dan protein 9.2%. Teknologi ini potensial untuk dikembangkan

    oleh peternak di perkotaan, dalam mencukupi kebutuhan pakan ternak yang

    berkualitas terutama pada musim kemarau serta membantu sanitasi lingkungan.

    26. Dosis dan Frekwensi Pemberian Jamu untuk Perbaikan Kualitas Daging AyamBuras

    Andi Saenab, Bachtar Bakrie, Darmanto, Tezar Ramdhan, Benny V. Lotulung

    Pemberian jamu pada ayam buras merupakan salah satu cara untuk memperbaiki

    kualitas daging ayam buras. Dosis dan waktu pemberian yang efekf dan efisien

    adalah dosis jamu 90 ml per liter air minum dengan waktu pemberian seap 7

    hari.

    Keunggulan dari pengaturan dosis dan frekuensi pemberian jamu adalah adanya

    peningkatan penambahan bobot badan ayam buras, ngkat kemaan yang

    menurun, jumlah ayam yang sakit berkurang, penampakan/bentuk, warna

    dan aroma karkas ayam menjadi lebih disukai oleh konsumen dan didapatkankeuntungan yang layak untuk diusahakan oleh peternak. Pemberian jamu juga

    terbuk memperbaiki kualitas karkas ayam dimana terlihat bahwa kandungan

    lemak daging dada dan daging paha ayam yang diberi jamu lebih sedikit dibanding

    ayam tanpa jamu.

    Teknologi ini berpotensi dikembangkan oleh peternak sebagai salah satu cara

    perbaikan kualitas daging ayam yang dihasilkan, sehingga diharapkan dapat me-

    ningkatkan pendapatan peternak

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    36/43

    38

    27. Teknologi Suplementasi Terpadu untuk Meningkatkan Produksi dan Kualitas

    Susu Sapi Perah

    H. Suryahadi, Bachtar Bakrie, Amrullah, Benny V. Lotulung, Rachmawa Laside

    Teknologi suplementasi terpadu merupakan ramuan suplemen yang berasal dari

    kompilasi dan evaluasi dari hasil-hasil penelian sebelumnya kemudian disesuai-

    kan dengan kondisi setempat kemudian dievaluasi manfaat biologis dan ekono-

    misnya baik bagi peternak maupun industri pakan .

    Keunggulan dari teknologi ini adalah dapat mengatasi sebagian permasalahan

    kekurangan nutrisi pada sapi, meningkatkan produksi air susu dan cenderung

    meningkatkan kualitas air susu (kadar lemak, kadar bahan kering tanpa lemak).

    Pemberian suplemen terpadu ini juga terbuk mampu memberikan kenaikan

    pendapatan bagi peternak. Penggunaan teknologi ini berpotensi untuk dikem-bangkan secara komersil oleh industri pakan ternak.

    28. TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN DAN AGROINDUSTRI UNTUK

    ITIK PETELUR

    Dini Andayani, Bachtar Bakrie, Muflihani Yanis, Benny Victor Lotulung

    Teknologi ini merupakan teknologi penggunaan limbah pertanian dan agroin-

    dustri yang banyak tersebar di DKI Jakarta, untuk pakan ik petelur, yang bertu-

    juan menekan biaya pakan yang merupakan komponen terbesar dari total biaya

    produksi. Limbah pertanian dan agroindustri dapat dimanfaatkan menjadi salah

    satu alternaf campuran pakan ik petelur karena limbah tersebut relaf murah

    dan mudah didapat serta masih mempunyai kandungan gizi yang baik.

    Keunggulan dari teknologi ini adalah dapat meningkatkan produksi telur, kualitas

    telur dan nilai efisiensi ekonomi. Efisiensi Penggunaan Ransum (FCR) juga mem-punyai nilai yang baik yaitu berkisar antara 2.055-2.328. Penggunaan teknologi

    ini juga terbuk meningkatkan pendapatan harian (gross margin) peternak ik

    petelur di beberapa lokasi. Potensi dari penggunaan teknologi ini selain menin-

    gkatkan keuntungan usaha ternak, penggunaan teknologi ini berpotensi untuk

    dikembangkan secara komersil oleh industri pakan ternak

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    37/43

    39

    29. PAKAN ALAMI INFUSORIA, ROTIFERA, MONIA/DAPHNIAUNTUK BENIH IKAN

    HIAS DAN KONSUMSI

    Dar Satyani, Adhisa Putra, Chumaidi, Darmanto, Iriandi Ekaputra, Waryat,

    Gatot B. Soedarsono, Slamet Sugito, Suwidah

    Pakan alami Infusoria merupakan pemberian pakan dengan media kol,

    pelepah pisang, kulit pepaya dan daun kipahit. Roferamenggunakan media

    pupuk an-organik dan organik. Sedangkan pada budidaya Moniadan Daphnia

    menggunakan pupuk organik dan pelet.

    Keunggulan pemberian pakan alami ini didapat derajat kehidupan larva yang

    sangat baik pada berbagai jenis ikan , keunggulan lainya dari pemberian pakan ini

    adalah pertambahan panjang benih ikan yang signifikan. Potensi dari teknologi

    ini ialah diharapkan dapat mengatasi terbatasanya ketersediaan pakan alami dialam dan meningkatkan pendapatan petani ikan.

    30. PAKAN DARI CANGKANG UDANG/IKAN RUCAH UNTUK ITIK PETELUR

    Dini Andayani, Muflihani Yanis, Y.C. Rahardjo, B. Wibowo, B. Bakrie

    Pakan dari cangkang udang/ikan rucah untuk ik petelur merupakan salah satu

    contoh teknologi pemberian pakan yang bertujuan memenuhi kebutuhan zat

    gizi ik petelur. Dedak, cangkang udang, ikan rucah, dan ditambahkan bahan

    lain seper menir, kapur, ZnSO4 dan Top Mix Komposisi pakan ini terdiri dari

    dedak, cangkang udang, ikan rucah, dan ditambahkan bahan lain seper menir,

    kapur, ZnSO4dan Top Mix.

    Keunggulan dari teknologi ini adalah tercapainya pemberian pakan yang hemat

    dan efisien. Penggunaan teknologi ini menghemat biaya pakan dan mening-

    katkan produksi ik petelur. Teknologi pemberian pakan dari cangkang udangdan ikan rucah ini berpotensi meningkatkan tambahan pendapatan peternak

    ik petelur dan mempunyai nilai efisiensi ekonomi lebih nggi daripada pakan

    tradisional.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    38/43

    40

    PASCAPANEN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

    31. Kajian Teknologi Pembuatan Velva Buah Jambu Biji dan Pepaya Berbasis

    Puree di DKI Jakarta

    Syarifah Aminah, Muflihani Yanis, Noveria Sjafrina, Tezar Ramdhan, Yossi

    Handayani, Yosep Padilah

    buah untuk dapat meningkatkan konsumsi buah. Jambu biji dan pepaya dapat

    ditemui sepanjang tahun dan harganya pun cukup murah.

    BPTP Jakarta telah mengembangkan teknologi pembuatan velva buah jambu biji

    dan pepaya berbasis puree. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa puree : air (2:1)

    merupakan perbandingan air terhadap puree yang terbaik untuk pembuatan

    velva jambu biji dengan menggunakan bahan penstabil CMC 0,5%. Begitupun,Puree :air (2:1) merupakan perbandingan air terhadap puree yang terbaik untuk

    pembuatan velva pepaya dengan menggunakan bahan penstabil CMC 0,5%

    Velva buah merupakan produk

    olahan seper eskrim tetapi

    berasal dari hancuran buah dengan

    kandungan lemak rendah dibanding

    es krim yang terbuat dari susu. Halini memungkinkan velva buah akan

    lebih disukai oleh orang dewasa

    maupun anak-anak dan merupakan

    salah satu alternaf bentuk olahan

    32. Teknologi Pulsing Dan Teknologi Pewarnaan Bunga Potong di DKI Jakarta

    Syarifah Aminah, Muflihani Yanis, Noveria Sjafrina, Gama Noor Oktarina, Yossi

    Handayani, Dwi Amiarsi

    Upaya untuk memperpanjang masa kesegaran bunga potong adalah melalui

    teknologi pulsing dan pewarnaan. Teknologi ini diharapkan dapat memberikan

    nilai tambah dan mengatasi kendala utama pada bunga potong. BPTP Jakarta

    telah mengambangkan teknologi pulsing dan pewarnaan terhadap bunga

    potong sedap malam.

    Hasil pengkajian menunjukkan bahwa Penggunaan larutan perendam AgNO3

    dengan waktu perendaman yang berbeda setelah panen memberikan masa

    kesegaran (vaselife) bunga potong sedap malam selama 5.70 hari, perendaman

    dengan Sodium benzoat 5.63 hari, dan perendaman dengan Aluminium sulfat

    5.20 hari. Perlakuan pewarnaan dengan larutan pulsing memperlihatkan masa

    kesegaran yang lebih lama, yaitu berkisar 4.61 4.90 hari.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    39/43

    41

    33. Teknologi Pengembangan Pangan Alternaf Berbasis Umbi-umbian

    Mendukung Ketahanan Pangan Di Provinsi DKI Jakarta

    Syarifah Aminah, Muflihani Yanis, Noveria Sjafrina

    Indonesia sangat kaya akan sumber karbohidrat non beras baik umbi-

    umbian maupun biji-bijian, akan tetapi konsumsinya baru mencapai 5%.

    Rendahnya angka konsumsi ini karena sebagian besar sumber karbohidrat

    ini masih dikonsumsi dalam bentuk cemilan atau makanan ringan dan belum

    sebagai pangan alternaf penggan beras. Oleh karena itu perlu upaya untuk

    mengembangkan pangan alternaf dan sumber karbohidrat dalam bentuk

    penggan makanan pokok dan menjadikan komoditas ini dak lagi menjadi

    inferior.

    BPTP Jakarta telah mengembangkan teknologi produksi Sweet Potatos Flakes(SPF) dan produksi beras singkong (Rasi) berbahan baku ubi jalar yang aplikaf

    di ngkat petani olahan. SPF berbahan baku ubi jalar dan beras singkong

    berpotensi untuk dikembangkan menjadi pangan alternaf bagi kalangan

    masyarakat. SPF berbahan baku ubi jalar dapat menggankan sarapan sereal

    berbahan baku beras dan terigu yang selama ini banyak di konsumsi oleh

    masyarakat. Beras singkong dapat menjadi penggan beras padi melalui

    pengolahan lebih lanjut menjadi beras analog.

    34. Teknologi Pengolahan Minuman Fungsional Jahe

    Rosela

    Syarifah Aminah, Muflihani Yanis, Asep W. Permana,

    Noveria Sjafrina, Gama Noor Oktarina, Yossi

    Handayani

    Jahe dan rosela mempunyai potensi besar sebagai

    olahan minuman kesehatan. Salah satu alternaf

    pengembangan olahan jahe rosela adalah minuman

    fungsional teh jahe rosela sebagai minuman

    kesehatan yang dapat memberikan kesegarantubuh, juga memperbaiki fungsi-fungsi fisiologis, agar dapat melindungi

    tubuh dari penyakit, khususnya penyakit-penyakit degeneraf. BPTP Jakarta

    telah mengembangkan formula, teknologi produksi dan Standar Operasional

    Prosedur (SOP) proses produksi minuman jahe-rosela berbahan baku jahe

    dan rosela yang efisien dan mudah diaplikasikan dan sesuai prinsip-prinsip

    keamanan pangan.

    Hasil pengkajian menunjukkan bahwa formula minuman teh jahe rosela

    terbaik, yaitu formula dengan perbandingan 75% jahe : 25% rosela. Sedangkan

    formula terbaik teh jahe rosela adalah formula dengan perbandingan 5 gram

    jahe instan : 2 garam jahe bubuk : 2 gram rosela.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    40/43

    42

    35. Teknologi Pengolahan Temulawak Menjadi Kudapan Fungsional Bagi Anak-

    anak

    Muflihani Yanis, Syarifah Aminah, Asep W. Permana, Noveria Sjafrina

    Temulawak mempunyai khasiat yang banyak untuk kesehatan, antara lain

    dapat menambah nafsu makan. Namun pengolahan temulawak masih sangat

    terbatas. BPTP Jakarta mengembangkan alternaf produk olahan biofarmaka

    yang baru dalam hal ini, pengolahan temulawak menjadi so candy dan

    marshmallow menjadi kudapan fungsional yang mudah dan murah dilakukan,

    sekaligus disukai anak-anak.

    Berdasarkan hasil uji hedonik terhadap warna, aroma, tekstur, rasa dan

    penerimaan secara umum. Formula marshmallow dan so candy yang lebih

    dapat diterima oleh anak-anak adalah marshmallow dengan konsentrasitemulawak 0.5% dan so candyadalah konsentrasi temulawak 1%.

    36. Teknologi pembuatan selai lembaran dan leder buah (fruit leather)

    berbahan baku pureejambu biji

    Tezar Ramdhan, Muflihani Yanis, Syarifah Aminah

    Buah jambu biji salah satu buah yang sepanjang tahun

    berproduksi ribuah ton. Sebagai upaya untuk mengansipasiproduk jambu biji segar yang mudah rusak (perishable) dan

    over produksi maka diperlukan proses pengolahan untuk

    meningkatkan daya simpan dan nilai tambah produk. BPTP

    Jakarta telah mengembangkan teknologi produksi selai

    lembaran dan leder buah (fruit leather) berbasis puree jambu

    biji yang efisien, mudah dan murah serta menghasilkan

    produk yang aman dan bermutu primer.

    Formulasi leder jambu biji terpilih adalah leder dengan

    perlakuan penambahan air 100%

    dari total puree tanpa tambahan

    bahan pengisi apapun. Karakterisk

    leder terpilih adalah: dapat diangkat

    utuh sesuai bentuk cetakan, tekstur

    permukaan kasar (ada bink-bink

    kecil merata di seluruh permukaan

    leder), tanpa retak, warna merah

    merata, ketebalan merata (0,1 cm

    dihasilkan dari 300 g puree + 300 ml air

    pada cetakan berukuran 30 x 30 cm),

    tekstur keka digigit kenyal.

    Pada Proses pembuatan selai lembaran,

    konsentrasi agar yang opmal adalah

    2% dengan penambahan air 50% dari

    total puree, yaitu menghasilkan selai

    yang berbentuk lembaran (dapat

    diangkat berbentuk lembaran besar

    sesuai bentuk loyang/cetakan) dengan

    kepadatan yang opmal (dak basah

    namun dak terlalu kering).

    Uji organolepk menunjukkan bahwa

    ngkat kesukaan konsumen terhadap

    selai lembaran dan leder sangat nggi

    (suka dan sangat suka) baik dari segi

    rasa maupun penampilan secara

    keseluruhan.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    41/43

    43

    37. Teknologi pembuatan selai lembaran dan leder buah (fruit leather) berbahanbaku pureemangga

    Muflihani Yanis, Tezar Ramdhan, Syarifah Aminah

    Mangga memiliki daging buah yang tebal dan aroma yang kuat sehingga

    sangat cocok untuk diolah menjadi produk yang berbasis puree (bubur

    buah). Untuk memperoleh manfaat yang opmal dari buah mangga,

    perlu diiku dengan upaya perbaikan mutu produk olahan yang sudah

    ada dan diversifikasi pengolahan menjadi produk-produk olahan lain,

    diantaranya selai lembaran dan fruit leather (leder buah). BPTP Jakarta

    telah mengembangkan teknologi produksi selai lembaran dan leder buah

    (fruit leather) berbasis puree mangga yang efisien, mudah dan murah serta

    menghasilkan produk yang aman dan bermutu primer.

    Berdasarkan hasil kajian formula selei lembaran diperoleh konsentrasi agar yang

    opmal adalah 1,5%, yaitu menghasilkan selai yang berbentuk lembaran (dapatdiangkat berbentuk lembaran besar sesuai bentuk loyang/cetakan) dengan

    kepadatan yang opmal (dak basah namun dak terlalu kering).

    Formulasi leder mangga terpilih adalah leder tanpa bahan pengisi karena lebih

    mudah dilakukan dan lebih efisien mengingat dak perlu tambahan biaya untuk

    agar atau tepung beras ketan. Hasil uji organolepk untuk kedua produk tersebut

    menunjukkan bahwa ngkat kesukaan dan penerimaan konsumen masih nggi (suka

    dan sangat suka) baik rasa, warna, aroma maupun penampilan secara keseluruhan.

    38. TeknologiPenggunaan Tepung Ubi Jalar sebagai Penggan Tepung Terigu

    Hingga 50% Untuk Produk Olahan

    Muflihani Yanis, Tezar Ramdhan, Syarifah Aminah, Heni Wijayan, Benny V.

    Lotulung

    Pemanfaatan tepung ubi jalar sebagai pengsubstusi tepungterigu diharapkan dapat mengurangi penggunaan tepung

    terigu sehingga import tepung terigu dapat dikurangi,

    disamping itu dapat meningkatkan nilai tambah ubi jalar.

    BPTP Jakarta telah mengkaji penggunaan tepung ubi jalar

    untuk mensubstusi penggunaan terigu hingga 50% pada

    produk olahan goreng, bakar dan kukus.

    Hasil kajian penggunaan tepung ubi jalar menunjukkan bahwa tepung ubi jalar dapat

    digunakan untuk mensubstusi terigu sampai 30% dalam produk donat dengan

    daya kembang yang cukup opmal serta memiliki karakterisk yang cukup disukai

    konsumen. Untuk produk bolu kukus masih memiliki karakterisk yang baik meski

    substusi terigu dengan tepung ubi jalar mencapai 60% serta dak memberikan efek

    yang berbeda terhadap penambahan bobot dan daya kembang (ngkat kemekaran)

    bolu kukus. Disamping itu ngkat kesukaan konsumen terhadap penggunaan 60%

    tepung ubi jalar terhadap bolu kukus masih cukup nggi. Sedangkan pada cake (bolu

    panggang) substusi terigu dengan tepung ubi jalar dapat mencapai 50%. Substusi

    tersebut mampu menghasilkan cake yang baik dan disukai konsumen.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    42/43

    44

    39. TEKNOLOGI PENGGUNAAN TEPUNG JALEJO SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG

    TERIGU HINGGA 50% UNTUK PRODUK OLAHAN

    Muflihani Yanis, Tezar Ramdhan, Syarifah Aminah, Heni Wijayan, Benny V. Lotulung

    Tepung jalejo merupakan tepung komposit dari ga jenis

    bahan pangan, yaitu jagung, kedelai dan kacang hijau. Tepung

    ini memiliki kandungan protein yang nggi, sehingga apabila

    penggunaannya dicampurkan dengan tepung lain maka

    akan meningkatkan kandungan gizi dari hasil olahannya.

    Penggunaan tepung jalejo bersama dengan tepung terigu

    dapat menghasilkan produk dengan rasa yang enak dan

    bentuk yang menarik. Selain itu juga dapat meningkatkan

    nilai gizi dari produk makanan yang dihasilkan.

    Hasil pengkajian BPTP Jakarta menunjukkan bahwa Tepung jalejo dapat digunakan untukmensubstusi terigu sampai 30% pada produk donat, sedangkan pada produk bolu kukus dan

    cake(bolu panggang), substusi terigu dengan tepung jalejo dapat mencapai 60%. Substusi

    tersebut mampu menghasilkan cakeyang baik dan disukai konsumen.

    40. Teknologi Pengolahan dan Pengemasan Sari Wornas (Wortel Nanas) Tahan

    Simpan Satu Bulan Pada Suhu Ruang Untuk Meningkatkan Nilai Tambah

    Produk Hasil Olahan di DKI Jakarta

    Syarifah Aminah, Muflihani Yanis, Tezar Ramdhan

    Salah satu produk olahan minuman yang banyak dikembangkan oleh kelompok wanita tani

    (KWT) di DKI Jakarta adalah sari wornas (wortel nanas). BPTP Jakarta telah mengkaji formula

    dan proses produksi yang dapat meningkatkan mutu produk, alat/mesin (alsin) tepat guna

    untuk meningkatkan efisiensi dan produkvitas produksi serta teknologi pengemasan yang

    berdaya saing.

    Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh formula

    terbaik, yaitu formula dengan perbandingan wortel

    lokal : wortel impor = 2:1 (wortel lokal : wortelimpor : nanas = 4 : 2 : 3). Proses produksi yang

    efisien menghasilkan sari wornas yang baik adalah

    blanchingpencelupan selama 5 menit menggunakanalsin parutan dan penyaringan dengan kain monil 2x

    41T. Berdasarkan uji organolepk (konsumen), umur

    simpan sari wornas dalam botol kaca bisa mencapai

    28 hari dan dalam botol plask mencapai 21 hari jika

    disimpan di tempat yang dak terkena sinar matahari

    secara langsung pada suhu ruang (28-300C). Sedangkan berdasarkan perubahan pH, sari

    wornas dapat disimpan sampai 4,7 minggu jika dikemas dalam botol kaca dan 3,7 minggu

    dalam kemasan botol plask.

  • 7/25/2019 Inovasi Pertanian Perkotaan-cetak

    43/43

    41. Teknologi Pemanfaatan Pewarna dan Pemanis Alami pada Produk Olahan

    Syarifah Aminah, Tezar Ramdhan, Muflihani Yanis, Waryat, Benny V. Lotullung, Srijono

    Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) yang dak terkontrol, termasuk di dalamnya pewarnadan pemanis merupakan salah satu masalah keamanan pangan yang terjadi pada industri skala

    rumah tangga. Pemanfaatan sumber daya naba yang mempunyai fungsi yang sama dengan BTP

    sintes dan dak memberikan efek berbahaya bagi kesehatan adalah salah satu solusi yang dapat

    dilakukan.

    BPTP Jakarta melakukan pengkajian idenfikasi pewarna dan pemanis alami yang dapat

    dimanfaatkan serta efekfitasnya terhadap produk olahan sari belimbing di DKI Jakarta. Pewarna

    alami dari kayu secang dan pemanis alami stevia sangat potensial untuk bisa dikembangkan dan

    digunakan oleh petani pengolah/industri rumah tangga karena murah dan mudah diperoleh ataumudah dibudidayakan sendiri di pekarangan rumah.

    Selain itu, standar prosedur operasional (SPO) proses pembuatan ekstrak dan pencampurannya

    ke dalam sari buah sangat mudah, murah dan aplikaf. Konsentrasi stevia yang paling mendeka

    rasa manis sukrosa 10% dalam sari buah belimbing adalah 4% stevia + 6% gula atau 1% stevia

    + 8% gula. Sedangkan untuk kayu secang, konsentrasi terbaiknya adalah 9-10% dengan

    penambahan asam sitrat 0,1% (1 g/L). Dengan mengiku acuan cara berproduksi sesuai standar

    prosedur operasional (SPO) yang telah disusun, diharapkan kedua jenis bahan alami tersebut

    dapat menjadi alternaf pilihan bagi pengolah untuk meningkatkan kualitas produknya dengantetap memperhakan keamanannya

    42. Teknologi Pemanfaatan Asam Organik sebagai Bahan Pengawet Non Formalin

    untuk Daging Ayam

    Dini Andayani, Muflihani Yanis, Umming Sente, Neng Risris Sudolar, Gatot B. Soedarsono, One

    Tigor Pakpahan, Andriani, Irzal Indra, winarto

    Permintaan daging ayam di Jakarta terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah

    penduduk, pendapatan, pendidikan serta kesadaran masyarakat akan gizi. Peningkatan

    kebutuhan daging ayam tersebut menuntut peningkatan kualitas dan keamanannya. Dalam

    rangka meningkatkan kualitas dan keamanan pangan daging ayam di pasaran, BPTP Jakarta

    mengkaji penggunaan asam asetat 4% sebagai bahan preservasi/pengawet non formalin untuk

    daging ayam.

    Hasil pengkajian menunjukkan bahwa dengan perendaman menggunakan asam asetat 4%

    selama 30 dek warna daging ayam mentah yang dicelup asam menjadi pucat dengan konsistensi/tekstur daging ayam tetap kenyal dan kecenderungan aroma berbau asam/cuka (jam ke-10).

    Sedangkan kontrol, warna daging ayam mentah tetap berwarna agak merah, Konsistensi/tekstur

    daging ayam kenyal, daging ayam cenderung berbau busuk (jam ke-10).

    Data TPC (jumlah total kuman) menunjukkan bahwa perlakuan asam asetat 4% menurunkan 3,3

    log10

    cfu/g total mikroorganisme pada siang hari (jam ke-10). Rasa daging ayam setelah dimasak

    dak berbeda nyata, namun konsistensi daging ayam masak yang dicelup asam relaf lebih

    empuk, sedangkan kontrol cenderung agak keras.