kasus pelanggaran perlindungan konsumen - kelompok 1

Upload: rindytjia

Post on 08-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    1/24

    Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen

    (Hukum Bisnis)

    KELOMPOK 01

    Anggota:

    Restu Laras Wati (1111031094)

    Rika Lusiana Surya (1111031097)

    Rindy Dwi Ladista (1111031098)

    Riris Karisma Kholid (1111031099)

    S. Nicho Jayakusuma (1111031100)

    Shanti Ananda Tanoto (1111031102)

    Sherly Dwi Saptari (1111031103)

    JURUSAN S1 AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    2013

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    2/24

    KASUS I

    Penarikan Indomie di Taiwan

    Kasus Pelanggaran Perlindungan

    Konsumen Akhir

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    3/24

    I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

    Konsumen merupakan target penting bagi perusahaan. Eksistensi perusahaan

    bergantung pada keberpihakan konsumen. Namun, dalam persaingan antar

    perusahaan dalam menarik konsumen dan memperoleh keuntungan seringkali

    melakukan pelanggaran etika bisnis.

    Kepentingan konsumen yang harusnya dilindungi dan dipenuhi malah

    dilanggar. Bukan hal langka lagi untuk menemukan kasus pelanggaran

    perlindungan konsumen. Padahal, undang undang jelas sudah mengatur

    mengenai bagaimana kedudukan konsumen.

    Kasus pelanggaran perlindungan konsumen ini pun menimpa PT Indofood

    CBP Sukses Makmur Tbk, yang produknya dituding terdapat kandungan

    bahan pengawet mie instan yang mengandung bahan berbahaya bagi

    manusia.

    Namun, pihak PT Indofood CBP Sukses Makmur tak tinggal diam. PT

    Indofood bersikeras bahwa produk mie instan yang diekspor ke Taiwan

    sudah memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro Keamanan

    Makanan Taiwan.

    1.2 Alasan MemilihKami memilih kasus penarikan Indomie di Taiwan menjadi tema bahasan

    kelompok pada kasus pelanggaran perlindungan konsumen, mata kuliah

    Hukum Bisnis, karena beberapa pertimbangan berikut:

    a. Indomie mengandung bahan yang berbahaya bagi manusia padahalindomie merupakan produk mie yang populer bahkan menjadi primadona

    di Indonesia.

    b.Ada perbedaan standar pangan yang melibatkan perlindungan konsumendi Indonesia dan Taiwan.

    1.3 Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah diuraikan, maka muncul masalah sebagai

    berikut:

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    4/24

    a. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dituding melakukan pelanggaranperlindungan konsumen sebab mengandung bahan berbahaya bagi

    manusia sehingga Indomie ditarik dari peredaran di Taiwan.

    b. PT Indofood bersikeras bahwa produk mie instan yang diekspor keTaiwan sudah memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro

    Keamanan Makanan Taiwan

    1.4 TujuanMakalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:

    a. Menjelaskan konsep konsumen.b. Menjelaskan perlindungan konsumen.c. Memberi contoh kasus pelanggaran perlindungan konsumen akhir.

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    5/24

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Tentang IndomieIndomie adalahmerekprodukmi instan dariIndonesia.DiIndonesia,Indomie

    diproduksi olehPT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari

    perusahaan milikSudono Salim ini mulai diluncurkan sejak tanggal9

    September1970 dan diperkenalkan ke konsumen sejak tahun1972, dahulu

    diproduksi olehPT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd.,dan pertama kali

    hadir dengan rasaAyam danUdang.Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie

    juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain diAmerika

    Serikat,Australia, berbagai negaraAsia danAfrika serta negara-

    negaraEropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu

    produkIndonesia yang mampu menembus pasar internasional . Di Indonesia

    sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang

    merujuk kepada mi instan

    Indomie diklaim sebagai makanan yang sehat dan bergizi oleh produsennya.Produk mi instan ini disebut memiliki berbagai kandungan gizi

    sepertienergi,protein,niasin,asam folat, mineral zat besi,natrium, dan

    berbagaivitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12.

    2.2 Tinjauan Tentang KonsumenPengertian Konsumen menurut Hornby

    Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang ataumenggunakan jasa.

    Seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu ataumenggunakan jasa tertentu.

    Sesuatu atau Seseorang yang menggunakan suatu persediaan atausejumlah barang.

    Setiap orang yang menggunakan barang atau jasa.Jenis Konsumen

    http://id.wikipedia.org/wiki/Merekhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mi_instanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sudono_Salimhttp://id.wikipedia.org/wiki/9_Septemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/9_Septemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1970http://id.wikipedia.org/wiki/1972http://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ayamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Udanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Australiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Niasinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_folathttp://id.wikipedia.org/wiki/Natriumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vitaminhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vitaminhttp://id.wikipedia.org/wiki/Natriumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_folathttp://id.wikipedia.org/wiki/Niasinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropahttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Australiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Udanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ayamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmurhttp://id.wikipedia.org/wiki/1972http://id.wikipedia.org/wiki/1970http://id.wikipedia.org/wiki/9_Septemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/9_Septemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sudono_Salimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mi_instanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Merek
  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    6/24

    Konsumen yang menggunakan barang/ jasa untuk keperluan komersial(intermediate consumer, intermediate buyer, derived buyer, consumer of

    industrial market)

    Konsumen yang menggunakan barang/ jasa untuk keperluan diri sendiri/keluarga/ non komersial ( Ultimate consumer, Ultimate buyer, end user,

    final consumer, consumer of the consumer market)

    Pengertian Konsumen Akhir

    Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia: yaitu: Pemakai barang

    atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, bagi keperluan diri sendiri atau

    keluarganya atau orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali.

    Kedudukan Konsumen

    Let the buyer beware(caveat emptor)Pelaku usaha dan konsumen seimbang sehingga tidak perlu perlindungan.

    The due care theoryPelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melakukan prinsip kehati-

    hatian dalam memasyarakatkan produk (barang/ jasa).

    The privity of contractPelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melindungi konsumen, tetapi

    hal itu baru dapat dilakukan apabila di antara mereka terjalin suatu

    hubungan kontraktual.

    Prinsip kontrak bukan merupakan syaratKontrak bukan merupakan syarat untuk menetapkan eksistensi suatu

    hubungan hukum.

    2.3 Tinjauan Tentang Perlindungan KonsumenPerlindungan konsumen dalam kegiatan etika berbisnis di Indonesia telah

    diatur menurut Pasal 1 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

    Konsumen, perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin

    adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

    Tujuan Perlindungan Konsumen:

    1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untukmelindungi diri;

    2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan caramenghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    7/24

    3. Meningkatkan pemberdayaankonsumen dalam memilih, menentukan danmenuntut hak- haknya sebagai konsumen;

    4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsurkepastian hukum, keterbukaan informasi serta akses untuk memperolehinformasi;

    5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha, sehingga tumbuh sikap jujur danbertanggung jawab dalam penyediaan barang dan/atau jasa yang

    berkualitas.

    Kepentingan Konsumen

    1. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dankeamanannya,

    2. Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial konsumen,3. Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan

    kemampuan mereka melakukan pelatihan yang tepat sesuai kehendak dan

    kebutuhan pribadi,

    4. Pendidikan konsumen,5. Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif,6. Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi

    lainnya yang relevan dan memberikan kesempatan kepada organisasi

    tersebut untuk menyuarakan pendapatnya dalam proses pengambilan

    keputusan yang menyangkut kepentingan mereka.

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    8/24

    III. PEMBAHASAN3.1 Kasus Penarikan Indomie di Taiwan

    Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karenadisebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan

    ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl

    parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut

    biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat

    (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis

    produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal

    juga untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.

    A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang

    terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic

    acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak

    cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan

    nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian

    nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%.

    Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat berbahayabagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa

    benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam

    kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada

    dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi.

    Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision,

    produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang

    regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan

    merupakan anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan

    seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara

    kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.

    Analisis kasus berdasar Undang Undang No 8 Tahun1999 tentang

    Perlindungan Konsumen

    Kasus penarikan indomie di Taiwan dikarena pihak Taiwan menuding mie

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    9/24

    dari produsen indomie mengandung bahan pengawet yang tidak aman bagi

    tubuh yaitu bahan Methyl P-Hydroxybenzoate pada produk indomie jenis

    bumbu Indomie goreng dan saus barberque

    Hal ini disanggah oleh Direktur Indofood Sukses Makmur, Franciscus

    Welirang berdasarkan rilis resmi Indofood CBP Sukses Makmur, selaku

    produsen Indomie menegaskan, produk mie instan yang diekspor ke Taiwan

    sudah memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro Keamanan

    Makanan Taiwan. BPOM juga telah menyatakan Indomie tidak berbahaya.

    3.2 Pelanggaran Perlindungan KonsumenKasus ini merupakan pelanggaran perlindungan konsumen akhir.

    Berikut adalah pasal-pasal dalam UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan

    konsumen yang berhubungan dengan kasus diatas serta jalan penyelesaian

    Pasal 2 UU NO 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

    Pasal 3 UU NO 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

    Pasal 4 (c) UU NO 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

    Pasal 7 ( b dan d )UU NO 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

    Pasal 2 UU PK adalah tentang tujuan perlindungan konsumen yang akan

    menyinggung tentang

    a. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsurkepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

    mendapatkan informasi.

    b. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjaminkelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,

    kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen

    Perlu ditilik dalam kasus tersebut adalah adanya perbedaan standar mutu

    yang digunakan produsen indomie dengan pemerintahan Thailand yang

    masing-masing berbeda ketentuan batas aman dan tidak aman suatu zat

    digunakan dalam pengawet,dalm hal ini Indonesia memakai standart BPOM

    dan CODEX Alimentarius Commission (CAC) yang diakui secara

    internasional.

    Namun hal itu menjadi polemik karena Taiwan menggunakan standar yang

    berbeda yang melarang zat mengandung Methyl P-Hydroxybenzoate yang

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    10/24

    dilarang di Taiwan.hal ini yang dijadikan pokok masalah penarikan indomie

    oleh karana itu akan dilakukan penyelidikan dan investigasi yg lebih lanjut

    Pada pasal 3 UU PK menjelaskan tentang asas perlindungan konsumen yang

    isinya sebagai berikut

    Asas keamanan dan keselamatan konsumenDiharapkan penerapan UU PK akan memberikan jaminan atas

    keamanan dan keselamatan konsumen dalam penggunaan,

    pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

    dikonsumsi atau digunakan

    Asas manfaatAsas ini mengandung makna bahwa penerapan UU PK harus

    memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada kedua pihak,

    konsumen dan pelaku usaha. Sehingga tidak ada satu pihak yang

    kedudukannya lebih tinggi dibanding pihak lainnya. Kedua belah

    pihak harus memperoleh hak-haknya.

    Pada Pasal 4 ( C )UU PK adalah menyinggung tentang hak konsumen

    (konsumen di Taiwan)

    Hak atas informasi yang benar,jelas dan jujur mengenai kondisi dan

    jaminan barang dan /atau jasa

    Untuk menyikapi hal tersebut PT Indofood sukses makmur harusnya

    mencantumkan segala bahan dan juga campuran yang dugunakan dalam

    bumbu produk indomie tersebut sehinnga masyarakat/ atau konsumen di

    Taiwan tidak rancu dengan berita yang dimuat di beberapa pers di Taiwan

    Pada pasal 7 ( b dan d ) adalah menyinggung tentang

    Memberikan informasi yang benar,jelas dan jujur mengenai kondisidan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan

    penggunaan,perbaikan dan pemeliharaan menjamin mutu barang

    dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan

    ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.

    Berdasar pasal 7 (b dan d) diatas maka diwajibkan kepada produsen untuk

    mencantum segala informasi mengenai produknya disini adalah kewajiban

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    11/24

    PT Indofood untuk mencantum informasi bahan apa saja yang digunakan

    dalam produknya .

    3.3 Penyelesaian KasusKementerian Perdagangan Indonesia menyatakan otoritas Taiwan berjanji

    untuk bekerja sama dan mencari solusi bersama untuk temuan produk mi

    instan Indomie yang tidak memenuhi standar setempat.

    Menteri Perdagangan Indonesia, Mari Elka Pangestu meminta Food and

    Drugs Administration Department of Health (FDA-DOH) Taiwan memberi

    klarifikasi soal adanya perbedaan interpretasi standar pengawet antara

    Taiwan dan Indonesia. Tetapi kedua-duanya diakui secara internasional dan

    produk yang memenuhi standar tersebut aman untuk konsumen.Mie instan produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Indomie

    yang dianggap Taiwan 'berbahaya' ternyata sebenarnya untuk spesifikasi

    pasar Indonesia. Tak heran, ketika sampai di Taiwan, produk itu langsung tak

    memenuhi standar negara tersebut.

    Hal itu terungkap berdasarkan hasil klarifikasi Kantor Dagang Indonesia

    (KDI) di Taiwan kepada pihak produsen mie instan yakni Indofood untuk

    memberikan keterangan mengenai informasi tersebut.

    Klarifikasi itu diajukan setelah KDI di Taiwan mendapat surat pemberitahuan

    dari Departemen Kesehatan setempat terkait kasus temuan produk mie instan

    Indomie 'berbahaya'..

    Kustantinah, Kepala BPOM, menjelaskan BPOM mempunyai aturan yang

    mengatur bahan tambahan makanan yang diperbolehkan ada di dalam pangan

    dengan batas maksimum penggunaannya.

    BPOM mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 722 tahun 1988

    yang salah satunya mengatur masalah tambahan makanan.

    Sementara Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Fransiscus

    Welirang juga mengatakan, Taiwan memiliki kriteria khusus atas produk

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    12/24

    makanan minuman yang masuk ke negaranya, berbeda dengan standarisasi

    internasional yang ditetapkan Codex Alimentarius Commission (CAC).

    Forum CAC (Codex Alimentarius Commission) merupakan organisasiperumus standar internasional untuk bidang pangan. Indonesia merupakan

    anggota CAC sedangkan Taiwan bukan, ini yang menjadi perbedaan standar.

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    13/24

    IV. PENUTUP4.1 Simpulan

    Dalam kasus ini taiwan melarang peredaran indomie di negaranya karena

    indomie disebutkan mengandung bahan pengawet berbahaya. Zat yang

    terkadung dalam indomie adalah adalah methyl parahydroxybenzoate dan

    benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh

    digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak

    Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk Indomie dari

    peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara.

    Kepala BPOM membenarkan tentang adanyan zat berbahaya bagi manusia

    dalam kasus indomie ini. Zat itu terkadung dalam kecap dan kemasan mie

    instan tersebut, tapi kadar kimia yang ada dalam indomie masih dalam batas

    wajar untuk di konsumsi.

    Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision,

    produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang

    regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan

    merupakan anggota Codex. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan

    seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara

    kedua negara berbeda maka timbulah kasus ini.

    Karena Taiwan tidak termasuk anggota Codex Alimentarius Commision

    mungkin saja standart kemanan pangannya berbeda dengan negara lain yang

    merupakan anggota dari Codex sehingga standarisasi keamanan pangan di

    Indonesia dan Taiwan jelas berbeda.

    Namun, PT Indofood CBP Sukses Makmur melanggar Pasal 4 ( C )UU PK

    yang menyinggung tentang hak konsumen (konsumen di Taiwan): Hak atas

    informasi yang benar,jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang

    dan /atau jasa karena tidak menampilkan bahan kandungan produk secara

    tepat.

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    14/24

    4.2 Sarana. Sebelum perusahaan memasuki pangsa pasar di negara asing harus

    mengetahui standar pangannya terlebih dahulu agar produk yang di

    pasarkan dapat dijual secara bebas dan tidak ada kasus seperti ini lagi.

    b. apabila ada perbedaan standar produk di dalam dan di luar negeri,sebaiknya diberi perbedaan yang signifikan di kemasan produk sehingga

    dapat dibedakan dengan mudah mana produk yang harusnya dipasarkan

    di dalam negeri dan di luar negeri.

    c. Dari kasus mi Indomie tersebut, kita bisa belajar tentang ketatnya otoritasnegara-negara lain dalam memantau produk makanan yang beredar di

    negaranya. Langkah ini pula yang seharunya dilakukan oleh otoritas di

    Indonesia (termasuk BPOM) untuk melindungimasyarakat konsumen di

    tanah air.

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    15/24

    V. REFERENSI

    1. Indofood Tanggapi Larangan Indomie di TaiwanRenne R.A Kawilarang pada Senin, 11 Oktober 2010, 09:40

    http://dunia.news.viva.co.id/news/read/182206-produsen-indomie-

    tanggapi-masalah-di-taiwan

    2. http://id.wikipedia.org/wiki/Indomie#cite_note-4 diakses pada Minggu, 24Nopember 2013

    3. http://www.satulayanan.net/layanan/keluhan-konsumen/pengertian-dan-tujuan-perlindungan-konsumen diakses pada Jumat, 22 Nopember 2013

    4. muji.unila.ac.id/ahde/bahan/28-11-2008.ppt diakses pada Senin, 18Nopember 2013

    5. http://www.menkokesra.go.id/content/kasus-indomie-mestinya-untuk-indonesia diakses pada Sabtu, 23 Nopember 2013

    6. http://vtastubblefield.wordpress.com/2012/11/ diakses pada Minggu, 24Nopember 2013

    7. Indonesia-Taiwan Sepakat Tangani Kasus Indomiehttp://www.republika.co.id/berita/breaking-

    news/internasional/10/10/15/140164-indonesia-taiwan-sepakat-tangani-

    kasus-indomie

    Djibril Muhammad pada umat, 15 Oktober 2010, 00:51 WIB

    http://perlindungankons.blogspot.com/ diakses pada Jumat 22 Nopember

    2013

    http://dunia.news.viva.co.id/news/read/182206-produsen-indomie-tanggapi-masalah-di-taiwanhttp://dunia.news.viva.co.id/news/read/182206-produsen-indomie-tanggapi-masalah-di-taiwanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indomie#cite_note-4http://www.satulayanan.net/layanan/keluhan-konsumen/pengertian-dan-tujuan-perlindungan-konsumenhttp://www.satulayanan.net/layanan/keluhan-konsumen/pengertian-dan-tujuan-perlindungan-konsumenhttp://www.satulayanan.net/layanan/keluhan-konsumen/pengertian-dan-tujuan-perlindungan-konsumenhttp://www.satulayanan.net/layanan/keluhan-konsumen/pengertian-dan-tujuan-perlindungan-konsumenhttp://www.menkokesra.go.id/content/kasus-indomie-mestinya-untuk-indonesiahttp://www.menkokesra.go.id/content/kasus-indomie-mestinya-untuk-indonesiahttp://www.menkokesra.go.id/content/kasus-indomie-mestinya-untuk-indonesiahttp://www.menkokesra.go.id/content/kasus-indomie-mestinya-untuk-indonesiahttp://vtastubblefield.wordpress.com/2012/11/http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/10/15/140164-indonesia-taiwan-sepakat-tangani-kasus-indomiehttp://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/10/15/140164-indonesia-taiwan-sepakat-tangani-kasus-indomiehttp://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/10/15/140164-indonesia-taiwan-sepakat-tangani-kasus-indomiehttp://perlindungankons.blogspot.com/http://perlindungankons.blogspot.com/http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/10/15/140164-indonesia-taiwan-sepakat-tangani-kasus-indomiehttp://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/10/15/140164-indonesia-taiwan-sepakat-tangani-kasus-indomiehttp://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/10/15/140164-indonesia-taiwan-sepakat-tangani-kasus-indomiehttp://vtastubblefield.wordpress.com/2012/11/http://www.menkokesra.go.id/content/kasus-indomie-mestinya-untuk-indonesiahttp://www.menkokesra.go.id/content/kasus-indomie-mestinya-untuk-indonesiahttp://www.satulayanan.net/layanan/keluhan-konsumen/pengertian-dan-tujuan-perlindungan-konsumenhttp://www.satulayanan.net/layanan/keluhan-konsumen/pengertian-dan-tujuan-perlindungan-konsumenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indomie#cite_note-4http://dunia.news.viva.co.id/news/read/182206-produsen-indomie-tanggapi-masalah-di-taiwanhttp://dunia.news.viva.co.id/news/read/182206-produsen-indomie-tanggapi-masalah-di-taiwan
  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    16/24

    KASUS II

    Wanprestasi PT Telkomsel dan PT Prima

    Jaya Informatika

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    17/24

    1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

    Dalam jalur pemasaran atau hubungan antara produsen dan konsumen

    terdapat dua model yakni langsung dari produsen ke konsumen dan dari

    produsen melalui grosir, pengecer lalu ke konsumen. Di model yang kedua

    ini, seringkali terjadi pelanggaran atas perjanjian yang dilakukan pihak

    produsen dan pihak grosir/ pengecer.

    Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan kasus kepailitan yang menimpa PT

    Telkomsel yang telah direvisi menjadi kasus wanprestasi dengan PT Prima

    Jaya Informatika. PT Telkomsel dituduh melanggar perjanjian atas kerja

    sama dalam bentuk distribusi kartu voucher isi ulang dan kartu perdana

    prabayar berdesain atlet nasional.

    1.2 Alasan MemilihKami memilih kasus wanprestasi PT Telkomsel dan PT Prima Jaya

    Informatika menjadi tema bahasan kelompok, karena kasus ini menampilkan

    pelanggaran atas hubungan keterikatan atau perjanjian antara produsen dandistributor dimana PT Telkomsel yang merupakan raksasa telekomunikasi di

    Indonesia pada awalnya dinyatakan pailit meskipun pada akhirnya

    diputuskan bahwa kasus ini merupakan kasus wanprestasi.

    1.3 Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah diuraikan, maka muncul masalah sebagai

    berikut:

    PT Telkomsel dituding melakukan pelanggaran perjanjian dengan PT

    Prima Jaya Informatika.

    1.4 TujuanMakalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:

    a. Menjelaskan konsep hubungan produsen dan konsumen.b. Menjelaskan hubungan perikatan dan perjanjian antara produsen dan

    distributor.

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    18/24

    c. Memberi contoh kasus pelanggaran perjanjian antara produsen dandistributor.

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    19/24

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Tentang Hubungan Produsen dan KonsumenTerdapat dua model, yakni:

    Model pertama, terjadi hubungan langsung dari produsen dan konsumen

    deimana arus barang atau jasa dilakukan oleh hanya kedua belah pihak.

    Model kedua, dalam penyerahan barang atau jasa dari produsen ke konsumen

    melalui bantuan dari grosir dan pengecer.

    2.2 Tinjauan Tentang Hubungan Perikatan dan Perjanjian antara Produsendan Distributor

    Perikatan adalah kewajiban pada salah satu pihak dalam hubungan

    hukum perikatan tersebut (Muljadi & Widjaja, Perikatan Pada Umumnya,

    2004, p. 17). Istilah perikatan ini diambil dari istilah obligation dalam Code

    Civil Perancis. Jika dilihat dari unsurunsurnya, unsur Perikatan terdiri dari:

    1. perikatan merupakan suatu hubungan hukum2. hubungan hukum tersebut melibatkan dua atau lebih orang (pihak)3. hubungan hukum tersebut adalah hubungan hukum dalam lapangan

    hukum harta kekayaan

    4. hubungan hukum tersebut melahirkan kewajiban pada salah satupihak dalam perikatan

    Pihak yang memiliki kewajiban dalam suatu perikatan disebut dengan

    debitor. Kewajiban ini merupakan utang atau prestasi bagi debitor. Disisi

    lain, pihak yang memiliki yang memiliki hak atas perikatan yang disepakati

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    20/24

    disebut dengan kreditor, yaitu yang memeliki hak atas pelaksanaan

    prestasi oleh debitor.

    Perikatan dapat dibagi dalam beberapa pembagian, antara lain menurut

    sumber hukum, menurut isi perikatan, menurut sifat keutamaan

    perikatan, dan kewajiban pihak dalam perikatan untuk melakukan

    prestasi (Muljadi & Widjaja, Perikatan Pada Umumnya, 2004).

    Pembagian menurut sumber perikatan dapat dibagi lagi menjadi:

    1. Perikatan yang bersumber dari Perjanjian (Muljadi & Widjaja, Perikatan

    Pada Umumnya, 2004, pp. 4245)

    Dalam perjanjian, salah satu atau lebih pihak dalam perjanjian tersebut

    mengikatkan diri untuk memenuhi kewajiban sebagaimana yang

    dijanjikan. Prestasi yang timbul dari perjanjian tidak saja yang telah

    ditentukan untuk dipenuhi salah satu pihak dalam perjanjian, tetapi juga

    prestasi yang ditentukan oleh undangundang dan dilakukan secara

    timbal balik antara kedua belah pihak dalam perjanjian.

    2. Perikatan yang bersumber pada UndangUndang (Muljadi & Widjaja,

    Perikatan Pada Umumnya, 2004, pp.4550)

    UndangUndang Hukum Perdata membagi lagi perikatan ini menjadi

    perikatan yang lahir dari undangundang saja dan perikatan yang lahir

    dari undangundang yang disertai perbuatan manusia, baik yang

    diperbolehkan maupun yang bertentangan dengan hukum. Peristiwa hukum

    merupakan contoh dalam perikatan yang lahir dari undangundang saja

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    21/24

    3. PEMBAHASAN3.1 Kronologi Kasus

    Perjanjian terkait kartu dan voucher Prima terjadi 1 Juni 2011 lalu. Dimana

    awalnya, memorandum of understanding (MoU) terjadi di antara Telkomsel

    dengan Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI). Dengan perjanjian ini,

    Telkomsel memberi kewenangan kepada YOI untuk menjual produk

    Telkomsel, yakni kartu perdana dan voucher isi ulang.

    Untuk mengeksekusi MoU tersebut, YOI kemudian menunjuk PT Prima Jaya

    Informatika. Dalam perjanjian kerja sama disebutkan bahwa PT Prima

    ditargetkan harus menjual 10 juta kartu perdana dan 120 juta voucher isi

    ulang dalam rentang waktu setahun. Tetapi untuk evaluasi dilakukan per

    minggu.

    Cara kerjanya adalah, PT Prima meminta berapa unit kartu perdana/voucher

    kepada Telkomsel. Jadi setelah barang dikirim, baru dibayar oleh PT Prima

    untuk kemudian dijual kepada komunitas olahragawan. Sebab disebutkan

    pula dalam perjanjiannya, target pasar kartu/voucher ini adalah komunitas

    olahraga, dan keuntungannya bisa diambil YOI untuk mensejahterakan

    olahragawan.

    Tetapi dalam setahun tersebut, PT Prima dikatakan kuasa hukum Telkomsel

    Ricardo Simanjuntak, tidak mampu memenuhi target. Sehingga ketika PT

    Prima meminta tambahan supply kartu perdana/voucher ditolak oleh

    Telkomsel.

    Merasa perjanjian itu diputuskan secara sepihak oleh Telkomsel, PT Prima

    kemudian melancarkan somasi. Oleh Telkomsel, somasi itu pun tidak

    dijawab, hingga akhirnya kasus ini dibawa oleh PT Prima ke meja hijau.Dalam gugatannya, PT Prima Jaya Informatika merasa dirugikan Rp5,2

    miliar dalam bentuk tagihan. Padahal menurut Telkomsel, tidak ada transaksi

    yang terjadi, sehingga bagaimana mungkin muncul tagihan tersebut.

    Selain dituding tidak memenuhi target penjualan, PT Prima juga dianggap

    melanggar perjanjian lantaran menjual kartu perdana/voucher ke luar

    komunitas olahragawan.

    3.2 Identifikasi Pelanggaran

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    22/24

    Wanprestasi adalah satu tindakan mengingkari atau melanggar tidak

    memenuhi perjanian atau perikatan antara kedua pihak yang telah

    melakukan perjanjian kerjasama untuk beberapa waktu yang telah ditentukan

    Bentukbentuk dari wanprestasi adalah (Muljadi & Widjaja, Perikatan

    Pada Umumnya, 2004, p. 70):

    1. debitor sama sekali tidak melaksanakan kewajibannya;2. debitor tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana

    mestinya/melaksanakan kewajibannya tetapi tidak sebagaimana mestinya;

    3. debitor tidak melaksanakan kewajibannya pada waktunya4. debitor melaksanakan sesuatu yang tidak diperbolehkanDengan demikian, PT Prima Jaya Informatika melakukan wanprestasi pada

    bentuk ke tiga yakni PT Prima Jaya Informatika tidak mampu memenuhi

    target sesuai waktunya dan melaksanakan sesuatu yang tidak diperbolehkan

    yaitu menjual kartu perdana/voucher ke luar komunitas olahragawan.

    3.3 Penyelesaian KasusAkibat dari wanprestasi itu biasanya dikenakan sanksi berupa ganti

    rugi, pembatalan kontrak, peralihan risiko, maupun membayar biaya

    perkara, namun demikian masih dapat membela diri dengan alasan

    (Saliman, 2006).

    Oleh karena itu mutlak (absolute) seperti bencana alam dan bersifat tidak

    mutlak dalam setiap kontrak bisnis yang dibuat dapat dicantumkan

    mengenai risiko, wanprestasi dan keadaan memaksa.

    Keadaan memaksa merupakan kondisi dimana di luar kekuasaannya,memaksa dan tidak dapat diketahui sebelumnya. Keadaan memaksa ada

    yang bersifat (relative) yaitu berupa keadaan di mana kontrak tersebut

    masih dapat dilaksanakan namun dengan biaya yang sangat tinggi.

    Atas kasus wanprestasi tersebut, Telkomsel memutuskan kerja sama dengan

    PT Prima Jaya Informatika karena sudah disebutkan dalam Perjanjian

    Kerjasama apabila terjadi pelanggaran.

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    23/24

    4. PENUTUP4.1 Simpulan

    Dalam jalur pemasaran atau hubungan antara produsen dan konsumen

    terdapat dua model yakni langsung dari produsen ke konsumen dan dari

    produsen melalui grosir, pengecer lalu ke konsumen. Di model yang kedua

    ini, seringkali terjadi pelanggaran atas perjanjian yang dilakukan pihak

    produsen dan pihak grosir/ pengecer.

    PT Telkomsel dan PT Prima Jaya Informatika melakukan perjanjian

    keagenan dan distributor yang kemudian menjadi wanprestasi karena PT

    Prima Jaya tidak mampu memenuhi target dalam satu tahun sesuai perjanjian

    yang dilakukan dan melaksanakan sesuatu yang tidak diperbolehkan yaitu

    menjual kartu perdana/voucher ke luar komunitas olahragawan.

    Akibat kasus wanprestasi tersebut, PT Telkomsel membatalkan perjanjian

    kerja sama dengan PT Prima Jaya Informatika.

  • 7/22/2019 Kasus Pelanggaran Perlindungan Konsumen - Kelompok 1

    24/24

    5. REFERENSI

    1. Kronologi Sengketa 'Kartu Prima' Versi TelkomselSusetyo Dwi Prihadi - detikinet

    Jumat, 21/09/2012 18:31 WIB

    http://inet.detik.com/read/2012/09/21/180335/2030276/399/kronologi-

    sengketa-kartu-prima-versi-telkomsel

    2. http://xa.yimg.com/kq/groups/24009884/247684716/name/Prinsip-Prinsip+Hukum+Perikatan+dan+Perjanjian.pdf diakses pada Senin, 25

    Nopember 2013

    3. muji.unila.ac.id/ahde/bahan/28-11-2008.ppt diakses pada Senin, 18Nopember 2013

    http://inet.detik.com/read/2012/09/21/180335/2030276/399/kronologi-sengketa-kartu-prima-versi-telkomselhttp://inet.detik.com/read/2012/09/21/180335/2030276/399/kronologi-sengketa-kartu-prima-versi-telkomselhttp://xa.yimg.com/kq/groups/24009884/247684716/name/Prinsip-Prinsip+Hukum+Perikatan+dan+Perjanjian.pdfhttp://xa.yimg.com/kq/groups/24009884/247684716/name/Prinsip-Prinsip+Hukum+Perikatan+dan+Perjanjian.pdfhttp://xa.yimg.com/kq/groups/24009884/247684716/name/Prinsip-Prinsip+Hukum+Perikatan+dan+Perjanjian.pdfhttp://xa.yimg.com/kq/groups/24009884/247684716/name/Prinsip-Prinsip+Hukum+Perikatan+dan+Perjanjian.pdfhttp://xa.yimg.com/kq/groups/24009884/247684716/name/Prinsip-Prinsip+Hukum+Perikatan+dan+Perjanjian.pdfhttp://xa.yimg.com/kq/groups/24009884/247684716/name/Prinsip-Prinsip+Hukum+Perikatan+dan+Perjanjian.pdfhttp://inet.detik.com/read/2012/09/21/180335/2030276/399/kronologi-sengketa-kartu-prima-versi-telkomselhttp://inet.detik.com/read/2012/09/21/180335/2030276/399/kronologi-sengketa-kartu-prima-versi-telkomsel