perlindungan hukum terhadap folklor sebagai hak milik kolektif bangsa indonesia

Upload: lungid-ismoyoputro

Post on 10-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    1/13

    K[$ATIJAI$ ilAI\N KIffitf{*N*k{Ar{

    ru rtr fi_l{L'rr*unia Msdern

    rnlruLU${Lffiff MAalam KehiCupano

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    2/13

    FILKLI|I DAN FILKLIFEdalam Kehidupan Dunia Mndern

    KESATUAN DAN KEBEI{AEAMAN

    Editor:Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum.Dn Pujiharto, M.Hum.Dr. Yoseph yapi Taum, M.Hum.Drs. Afendy Widayat, M.phil.Eko Santosa, S.pd. M.Hum.

    @ENERBTT OMBAKwww.penorbitombak.coh

    2013

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    3/13

    Folklor dan Folklife dalam Kehidupan Dunia Modern: Kesatuan dan KeberagamanCopyright@ ,2013

    Diterbitkan oleh Pustaka Timur, 2013Perumahan Nogotirto lll, Jl. Progo B-15, Yogyakarta 55292

    Tlp. (027a) 7ot9945; Fax. (0274) 620606e-mail: [email protected]

    facebook: Penerbit ombak Duawebsite: www.penerbitomba k.com

    PO,359.05.'13

    Penyunting:Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum

    Dr. Pujiharto. M.Hum.Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.Drs. Afendy Widayat, M.Phil.Eko Santosa, 5.Pd. M.Hum.

    Tata letak:Nanjar Tri Mukti

    SamPul:Dian Qamajaya

    - Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)Folklor dan Folklife dalam Kehidupan Dunia Modern: Kesatuan dan Keberagaman

    Yogyakarta: Penerbit ombak, 2013xii + 964 hlm.; 14,5 x 21 cm

    ISBN: 978-602-258-051-5

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    4/13

    DAFTAI.{ ISI

    BAGIAN I:FOKLOR, TINGKUNGAN HIDUR TRANSMISI NILAI,DAN KEARIFAN IOKAL - 11 Tumbuhan Moronene dalam Mitos Masyarakat MoroneneOleh: Early Wulandari Muis - 52 Menghayati Ritual, Mengangan Struktur Sosial: Fenomena Seblang, Kebo-keboan, dan Barong dalam Masyarakat Using BanyuwangiOleh: Heru S.P. Saputra - 143 Model pengarsipan dan nilai kearifan lokaldalam lakon wayang kulit baliOleh: I Made Budiasa - 264 Puitika Pantun CyberOleh: Pujiharto - 39

    5 Folklor Bhatari Sri: Kearifan lokal petani di balik warisan budava duniaOleh: I Nyoman Suaka - 486 Maengket Sebagai Warisan Budaya dan Kearifan Lokal di MinahasaOleh: Jultje aneke rattu - 577 Bulalo lo limutu: Gender, ruang dan tempatOleh: Magdalena Baga - 668 Lingkungan sebagai Pembentuk Folklor Lisan Nyanuk pupule di MasyarakatOlilit Timur, Kabupaten Maluku Tenggara BaratOleh: Martha maspaitella - 779 Hiyang wadian dalam Miya Paju sapuluh di Kabupaten Barito Timur: Kajianekopuitika dan interpretatif simbolikOleh: Misnawati - 8310 sesenggak sebagal Local Genr'us Masyarakat sasak dalam pembangunan KarakterOleh: Muhammad Shubhi - 9211 Warahon dan Seni Mendongeng Etnik Lampung: Sebuah kajian terhadapkearifan lokal yangtergerus zamanOleh: Nilawati Syahrul - 101t2 cerita Rakyat "Putri Mandalika" sebagai sarana pewarisan Budaya dan LocalGenius Suku SasakOleh: Nining nur alaini - 11113 cerita Rakyat sebagai Penerapan Nilai-nilai Murni dalam Kalangan Kanak-kanakOleh: Nurun Najmee Hasenan, Dadilah Zakaria, dan Che Rahimah Che Razak- 120

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    5/13

    \l

    1-1 Revitalisasi Folklor sebagai Sumber Kearifan LokalOleh: Robert Sibarani - I27L5 Lantunan Pengungkap Rasa dalam Sendratari RamayanaOleh: Ratun Untoro - 13BL6 Nilai Filosofis dan Seni Budaya Huda-hudalToping-toping pada MasyarakatSimalungunOleh: Setia Dermawan Purba - 14817 Tradisi Lisan Ziarah Kubur Eyang Dalem Cikundul di Kabupaten Cianjur:Sebuah kajian bentuk fungsi dan makna folklor pada cerita rakyatOleh: Sundawati tisnasari dan Ahmad supena - 16018 Pemodelan Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Cerita Rakyat Sebagai RujukanPendidikan Karakter BangsaOleh: A B Takko bandung - 16919 Lingkungan dan Folklor Masyarakat Bangka BelitungOleh: Asyraf Suryadin - 17720 Berbagai Mitos tentang Laut: Mengungkap konsep bahari bangsa IndonesiaOleh: Yoseph Yapi Taum - 1832L Tradisi Lisan sebagai Media Konservasi Lingkungan dalam MasyarakatWakatobiOleh:Sumiman Udu - 192

    BAGIAN II:FOLKTOR DAN PENDIDIKAN KARAKTER - 2O51 Ludruk Jawa Timur Bagian Timur: Karakteristik dan implikasi StrategisOleh: Akhmad Taufiq - ZO92 Cerita Rakyat sebagai Wadah Pembinaan Karakter bangsaOleh: Che Rahimah Che Razak, dkk- 2173 Sirkumlokusi daiam Folkor Indonesia sebagai Dasar Pembangunan KarakterBangsaOleh: Dad Murniah - 2244 Folklor Binatang Piaraan di JawaOleh: Afendy Widayat - 2355 Puaka sebagai Larangan Model Tradisional Pembentukan Karakter CintaLingkungan Alam dalam Kehidupan Orang Melayu Kepulauan NatunaOleh: Daeng Ayub Natuna - 2466 Pemanfaatan Cerita Rakyat sebagai Penanaman Etika untuk MembentukPendidikan Karakter BangsaOleh: Dwi Sulistyorini - 2567 Pembentukan Karakter Negatif dalam Cerita Rakyat TerpilihOleh: Roshanizam lbrahim, dkk - 263

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    6/13

    10

    11

    Ke:; tt t Ltai't d a 1t I{e!)*r(i t'J{ttlLai1 VII

    Kebinekaan Nilai-nilai Etika dan Moral dalam Tradisi Lisan Nusantara:Perspektif Culturol StudiesOleh: SetYa Yuwana Sudikan -269Cerita Rakyat sebagai Media Pendidikan ke arah Pembentukan KarakterPemimPin PolitikOleh: Tuan Nordin Tuan Kechik - 278Berbudaya dengan Tulisan dan Bertradisi dengan Lisan: Strategimembumikan Babad Cirebon dalam berbagai kebutuhan masyarakat danmuatan PendidikannYaOleh: Weli Meinindartato * 287Tradisi Lisan dan pembangunan Karakter Bangsa: Melawan krisis moraldengan nilai-nilai kearifan lokaloleh: Fatmahwan A- 297Ludruk Mojokerto: Eksistensi berkesenian yang terpinggirkan (Sebuahtinjauan edukatif folklor di Jawa Timur)Oleh: Hendratno - 303Per|indunganHukumterhadapFolkorsebagaiHakMilikKolektifBangsaIndonesiaOleh: R Lungid lsmoYoPutro - 311Konstruktivisme Karakter Bangsa melalui Folklor: Deskripsi dan analisis syairtarian pakarena Kerajaan Siang Kab Pangkep Abad XVIOleh: ErY lswarY - 31815 Membangun Karakter Bangsa meialui Sastra Lokal (Suatu Kajian paoaPertunjukan Pantun Gorontalo)Oleh: Harto Malik - 331

    16Fo|k|orda|amBingkaiKuriku|umBerbasisKarakterDisMPNegeri2SungailiatOleh: Tien Rostini - 340L7 The Role of Elementary School Teacher in Developing Character tnElementary School Student Through Modeling Which is Indonesian FolklorOleh: APrilia Tina LidYasari - 34618 Satua BaliAnd Character Education An Old Way For A New ApproachOleh: lgna Wi.laYa Mahardika - 35419 Character Recognition Through Folklore For Early ChildhoodOlehr Martha Christianti dan Nur Cholimah - 36220 Folklore As The Character Builder In Early Childhood EducationOleh: Nelva Rolina - 370

    12

    IJ1A!5

    BAGIAN III:POTITIK IDENTITAS FOLKLORASIA - 3751 The collection And Rewriting of captivating Folklores In The Indo-MalayWorld As Part Of World Cultural

    Oleh: Ding Choo Ming - 380

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    7/13

    PEITI"Il{D|JNGAN HL|KUI\4 IE|lHADAP F[Lt{[|lSEBAGAI I-IAK MILIK KilLTI(TIF BANCSA INDINESIA

    R. Lungid trsrnoyoputrols{. Pendahuluan

    ndonesia adarah negara yang terdiri dari banyak suku bangsa, sehingga tidak-rg'irerankan jika Indonesia kaya akan warisan tradisi dan budaya. Kebudayaan'u -6=tlah erat kaitannya dengan masyarakat. Menurut Selo Soemarjan dan soelaiman';e:ardile, kebudayaan adarah sarana hasir karya, rasa, dan cipta masyarakat.:q"nan arti masyarakat ini mengandung arti bahwa kebudayaan ini berasar atau::=kan oreh masyarakat dan dimiriki oreh masyarakat. Individu_individu yang ada

    '3 3m masyarakat tersebut tidak dapat mengklaim bahwa suatu kebudavaan iturul-gai hak nniliknya pribadi.'vlenurut wujudnya kebudayaan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu2o :(ebudayaan material(ebudayaan materiar adarah kebudayaan yang mengacu pada sernua ciptaan-":asyarakat yang nyata dan konkret. contoh kebudayaan materiar ini adarah:emuan-temuan yang dihasirkan dari suatu penggarian arkeorogi: mangkuk=nah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.(ebudayaannonmaterial(ebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dariSenerasi ke generasi, misarnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian:ndisional.uenilik dari pembagian tersebut maka forkror dapat dikategorikan purakebudayaan non-materiar sebagai sebuah hasir cipta, rasa, dan karsa makaq :' dikategorikan sebagai suatu karya interektuar manusia. Atas suatu karyae ercuar manusia terdapat pengakuan hukum berupa pemberian hak. Hakadalah hak kekayaan intelektual (HKl).- Mahasiswa Master of Law di Universiti Kebangsaan Maraysia (UKM) dan Magister ilmu-- Jniversitas Diponegoro (ui\Drp), penerima Beasiswa Ungguran program Doubte Degree:,:(LN Kementerian pendidikan dan Kebudayaan. E-mair : [email protected];:[email protected] nftp://id.wikipedia.orglrviki/Budaya, diakses pada tanggar 2 Mei 2013, pukur 15.00.:: http;lldahlanforum.wordpress.com/2009/10/11lkebudayaan_nasional/, diakses paoa6"5. 2 Mei 20L3, pukul 16.23.

    311

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    8/13

    3t2 Fclklar dan i;olkiife rlalam Kehidupat Dunic ModernPengakuan hukum terhadap HKI secara internasional ialah ditandai dengan

    lahirnya Persetujuan TRIPs iAgreement on Trade Related Aspect of lntellectualproperty Rights)sebagaibagian dari terbentuknya wTO {world Trade organization)yang mulai berlaku pada tanggal l Januari 1995. Pembentukan wTo merupakankesepakatan akhir dari putaran-putaran GATT (the General Agreement on Torifand TradeJ sebelumnnya mulai sejak tahun 1947 sampai dengan putaran Uruguav(tahunlgS6i.TujuanuiamadaripembentukanWToada|ahmenghilangkanhambatan perdagangan antarnegara anggota WTO' Sebagai negara anggota WTOlndonesia meratifikasi kesepakatan dari GATT-WTO ke dalam Undang-UndangNornor 7 tahun 1994 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2000'

    Sebagai tindak lanjut atau pelaksanaan atas uU Nomor 7 tahun 1994 dan sesua'dengan tuntutan TRlPs, rnaka di Indonesia lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang rnengatur tentang HKl, salah satunya adalah uu No. 19 Tahun 2002(Hak cipta). UU No.19 tahun 2002 tentang Hak cipta selain mengatur tentang hakcipta juga mengatur tentang folklor dan perlindungan hukumnya di Indonesia'

    B. FoEklor Sebagai Hak Milik KolektifSecara definisi folklor adalah adat-istiadat tradisional dan cerita rakva:yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan. Kedua, folklo'adalah ilmu adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang tidak dlbukukanMasih menurut kamus tersebut, berdasarkan jenisnya folkor dibedakan atasfolklor lisan dan folklor bukan lisanz1. Folklor lisan adalah folklor yang diciptakardisebariuaskan, dan diwariskan dalam bentuk lisan (bahasa rakyat, teka-tekpuisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian rakyat). Folklor bukan lisan adala-folklor yang diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan tidak dalam bentuk lisa'(arsitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan tradisionaobat-obatan tradisional, makanan dan minuman tradisional, bunyi isyarat, da-musik tradisional). Pada intinya folklor adalah adat istiadat yang tidak dibukuka'dan diwariskan secara turun temurun.

    Menurut Terlumun A. Yagba sebagaimana dikutip oleh Agnes Lucas'Schloetter22, folklore adalah :

    ''Foreveryethnicgroupfolkloreisitsidentity;forocountryitistherooiofthe natian,s cultura! tradition; for oll mankind, it is the rich and voried butnon-regenerative resources os well as the incomparably valuable heritageof human sacietY,",t T-* p""y,ls* Kamus Besar Eahasa lndonesia Edisi lV Pusat Bahasa Depdiknas, Jakar':

    2008, hal. 395-395.,2 sifke von Lewinski {Ed.\, tndigenous Heritage and lntellectual Property : Genetic Resource:Traditional Knawledge and Folklore, Kluwer Law International, Neiherlands, second Editic-2O07.ha!.344.

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    9/13

    Kesatucn dan Keberagaman 313l::i pendapat tersebut di atas maka dapat disimpurkan bahwa forkror merupakan: '' dari suatu masyarakat adat yang mendiami suatu wirayah atau negara tertentu;;r merupakan warisan berharga bagi kehidupan manusia.

    Pendapat di atas diperkuat pura dengan pendapat dari Harjitq yang menyatakan:erwa folklor mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:1) milik bersama dari kolektif.- rersifat tradisionar, yang disebarkan daram bentuk tetap/standar/setidaknya:e am dua generasi. 3) penyebarannya secara risan dari satu generasi ke generasi:?kutnya' 4) terdapat versi bahkan varian, namun demikian hanya kuritnya saja,*:'rya tetap sama. 5) bersifat anonym. G) biasanya bentuknya berumuslberpora,:e'sifut pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri, tidak seperti logika kebanyakan. 7):': os dan rugu, seringkaii kasar atau terlaru spontan. g) merniriki kegunaan, misarnya:'=:agaialat pendidik, peripur rara, protes sosiar, proyeksi keinginan terpendam23.Dari pendapat Harjito, ada 3 har yang patut digaris bawahi adarah mirik,.: ektif, bersifat lisan dan bersifat anonim. Ketiga hal iturah yang membuat folklor-ergarami kerentanan daram perrindungan hukumnya. Forkror dari suatu negara: ':n dengan sangat rentan dikraim oreh negara lain yang bukan menjadiasarforkror-: -sebut. Ambir contoh kasus kesenia n Reog ponorogodan ragu Rosa saya nge yang::-pat diklaim oreh negara rain. padahar kita ketahui dua kebudayaan tersebut:: ah ciiwariskan secara turun-temurun oreh nenek moyang bangsa Indonesiarc:ada kita sampai hari ini.{ Harmonisasi Folklor dan HKI

    Kita ketahui bahwa rezirn HKr berangkat dari semangat individuaristis. Negara_-'gara ma.iu yang memprakarsai perrindungan HKr mempunyai maksud agarbarang dan jasa yang dipasarkan, terutama ke negara_negara berkembangterrindungi dengan baik. Tidak ditiru dan dipragiat serta merta. sampairegulasi secara internasional mengenai perlindungan folklor masih=sakan lemah' Tuntutan perrindungan hukurn terhadap forkror banyak berasal: - negara-negara berkembang2a.

    Di dalam regurasi internasionar yaitu pasar 9 ayat 1 TRrps2s dan pasar 1 ayat 4ro (world Inteilectuar property Rights organization) copyright Treaty (wcr)26-?ng begitu memberikan tempat perrindungan hukum bagi forkror. Begitu pura,, H*jito, p** t Sostrd lndonesia,lKlp press, Semarang 2007, hal.6_7 .'z" Lihat pendapat Agnes Lucas-Schroetter daram sirke von Lewinski {Ed.), op.cit., har 353 ;' :h the exceptian of Berne convenhon, no ather internationol !nstrument in tnre geid-of inteltectualseems copoble ol being inval-

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    10/13

    374 tciklor dan Fclklife dalam Kehidupan Dunia Moderndi dalam Pasal 2 Berne Convention for the Protection of Literary and ArtisticWorks2T sebagai rujukan dari kedua regulasi internasional tersebut juga kurangmemberikan perlindungan hukum yang berarti bagi folklor.

    Dari ketentuan pasal 2 Berne Convention tersebut terlihat bahwapengaktualisasian ekspresi ide ke dalam suatu karya yang berbentuk fisik memegangperanan penting. sedangkan folklor, secara materi tidak berwujud dan hanyadituturkan secara turun ternurun antargenerasi dan tidak diketahui siapa penciptanya'Misalnya lagu Rasa Sayange kita ketahui bersama adalah lagu yang berasal dari daerahMaluku dan kita tidak mengetahui siapa penciptanya, hanya ditunjukkan dengansingkatan N.N (anonim). Dari sisi tersebut muncul kerentanan atau celah tiadanyaperlindungan hukum. Apabila dilindungi dengan mekanisme hak cipta, maka harusdiketahui siapa penciptanya dan rezim hak cipta bersifat individuaiistis dan tidakdapat memberikan perlindungan pada komunitas masyarakat. Oleh karena itu, makanegara harus mengambil peranan utama untuk meiindungi folklor sebagai warisanbudaya bangsanya dan dapat digunakan untuk seluas-luas kemakmuran rakyatnya.Kata kemakmuran dipilih, karena setiap obyek HKI atau karya cipta manusia pastilahmempunyai potensi untuk memperoleh keuntungan atau manfaat bagi pemiliknya,sehingga HKI dipandang pula sebagai aset.ts. Ferlindungan Hukum Terhadap Folklor Di Indonesia

    Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa folklor merupakanaset bangsa. Artinya, ada hak ekonomi yaitu hak untuk mengambil keuntunganatas pemanfaatan folklor. Akan tetapi, pemanfaatan hak ekonomi ini tidak bolehdimonopoli atau menjadi hak eksklusif seseorang atau indivicju' Berbeda halnyadengan hak cipta. Di dalam hak cipta hak vang diberikan bersifat eksklusif8 kepadapencipta2s. walaupun terdapat beberapa perbedaan, tetapi ada pula beberapapersamaan antara hak eipta dan folklor. Persamaan tersebut terdapat padakesamaan hasil ciptaannya, yaitu di bidang seni dan budaya. Perbedaannya padahak cipta memperoleh hak eksklusif, sedangkan pada folklor hak kolektif.

    Di Indonesia perlindungan folklor terdapat di dalam Pasal 10 ayat 2 uU HakCipta. Di dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa negara memegang hak cipta atas

    17 [Frotected Works: X.. "Literory and artistic works"; 2. Possible requirement of fixation3. Derivative wark; 4. officia! texts; 5. Cotlecticns; 6. obligation to pratect; beneficiaries a;protection;7. Works of applied art and industriol designs; 8. tlewsl'28 pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta Indonesia: "Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta

    atau penerima hak untuk mengumurnkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan iziruntuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku."

    ?s pasal 1 angka 2 UU Hak Cipta indonesia : "Pencipta adalah seorang atau beberapa oran;secara bersarna-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan kemampua:pikiran, imajinasi, kecekatan, keterarnpilan, atau keahiian yang dituangkan ke dalam bentuk yangkhas dan bersifat pribadi."

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    11/13

    Kesatuan daa Keberacaman 315'clklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, seperti cerita,.ikalrat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian,

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    12/13

    31,6 Falklar tlcn Folkiife tlalon Kehidupan Duniq ilor]en

    tujuan komersialisasi oleh negara lain akan dilakukan oleh Direktorat JenderalHKI (di bawah Kementerian Hukum dan HAM), Direktorat Jenderal Kebudayaan(di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), atau Kementerian DalamNegeri dalam hal inventarisasi folklor dilakukan oleh masing-masing daerah darifolklor itu berasal32.

    Belum sinkron dan harmonisnya perlindungan hukum mengenai folklorini disebabkan belum adanya peraturan pelaksana sebagai payung hukumsebagairnana diamanatkan di dalam Pasal 10 ayat 4 UU Hak Cipta. Sebenarnyasudah ada beberapa upaya inventarisasi folklor yang dilakukan oleh beberapakepala daerah melaluiKantorWilayah Pendidikan dan Kebudayaan {Kanwil Dikbud},akan tetapi seiring dengan era otonom; daerah yang menghapuskan Kanwil Dikbuddan nrengalihkan pada instansi lain mengakibatkan data-data tersebut hiiangentah kemana33.

    Oleh karena itu, untuk melindungi folklor sebagai hak milik kolektif bangsalndonesia harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat secara terpadu.Artinya, pennerintah harus segera membuat regulasi yang konkret untuk melakukanperlindungan hukum terhadap foiklor di Indonesia. Langkah konkret tersebutadalah segera membuat peraturan pelaksana (mulai dari Peraturan Pemerintahsampai dengan Keputusan Menteri) sebagai arnanat Pasal 10 ayat 4 UU Hak Cipta,sehingga dari peraturan pelaksana tersebut memberikan legitimasi bagi institusimana yang berwenang untuk menangani periindungan folklor di Indonesia.C. Kesimpulan

    Folklor adalah bagian dari kebudayaan dan kebudayaan adalah ekspresi senidarisuatu masyarakat disuatu wilayah" Sebagaisebuah karya seni yang memerlukanolah cipta, rasa, dan karsa, folkor merupakan obyek HKI dan merupakan asetyang dapat mendatangkan keuntungan. Oleh karena itu, folkior memerlukanperlindungan hukum. Di Indonesia upaya perlindungan hukum harus dilakukansecara terpadu dan sinergis antara pemerintah dan masyarakat. Femerintah harussegera menyiapkan regulasi yang jelas dan tepat agar perlindungan hukum folklordi lndonesia benar-benar mennbawa sebesar-besar kemakmuran bagi bangsaIndonesia. Bagi masyarakat dapat meiakukan upaya perlindungan folklor dengancara senantiasa melestarikan budaya daerah. Jangan sampai ketika ada negara lainyang mengklaim budaya kita sebagai milik mereka, baru kita ribut dan tidak terirna.

    32 Media HKl, Direktorat Jenderal HK! Deparetemen Hukum dan FiAM, Vol. 5/No.l,/Oktober2004. hal.4r lbid, hal. 5. Lihat juga pendapat Etty S. Suhardo dalam http.eprints.undip.ac.idL3821EKSPRESl_KARYA_SENl_TRADISIONAL_SEBAGAI_KEKAYAAN_INTELEKTUAL_gANGSA.pdf. diakses pada tanggal 2 Mei 2013, pukul 15.30.

  • 7/22/2019 Perlindungan Hukum terhadap Folklor sebagai Hak Milik Kolektif Bangsa Indonesia

    13/13

    Kesatu*rt dan Keberagamun 317Daftar Pustaka-arjito. 2407. Potret Sastro lndonesra. Semarang. lKlp press.\{edia HKl. Vol. 5/No.1/oktober 2004. Jakarta. Direktorat Jenderal HKIDeparetemen Hukum dan HAM.s;1ke von Lewinski(Ed.). 2007 second Edition. lndigenous Heritage and tntellectudl

    Property : Genetic Resources, Troditional Knowledge and Folklore.Netherlands. Kluwer Law International.- !'n penyusun Kamus Besar Eohosa lndonesia Edisi \v.200g. Jakarta. pusat BahasaDepdiknas.l"aman--1p://id.wikipedia.orglwiki/Budaya, diakses pada tanggal ZMei2OI3, pukul 15.00.-ttp://dahlanforum.wordpress.coml200g/L0/11/kebudayaan-nasional/, diaksespada tanggal 2 Mei 2013, pukul 16.23.-tp.eprints.undip.ac.id 13821EKSPREst_KARyA_sEN |_TRADtstoNAL_SEBAGAt_KEKAYAAN_INTELEKTUAL_BANGSA.pdf. diakses pada tanggal 2 Mei 2013,pukul 15.30.Peraturan FlukumAgreement on Trade Related Aspect of intellectual property Rights (TRlps)-rerne Convention for the Protection of l_iterary and Artistlc Works,\ IPO (World Intellectual Property Rights Organization) Copyright Treaty (WCT)-ndang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta