kr02 irfan dwi saputra 1406552010 teknik mesin(1)
DESCRIPTION
Laporan KR02 rlabTRANSCRIPT
-
0
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Laporan Praktikum R-LAB
Fisika Dasar LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
CALORI WORK
Nama Praktikan : Irfan Dwi Saputra
NPM : 1406552010
Faklultas/ Program Studi : Teknik / Teknik Mesin
Kelompok Praktikum : 01
Kode Praktikum : KR-02
Minggu Praktikum : pekan 5
Koordinator asisten : Kartutik
LABORATORIUM FISIKA DASAR
UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DASAR
UNIVERSITAS INDONESIA 2014
-
1
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Percobaan Calori Work KR02 I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat
konduktor.
II. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan
2. Kawat konduktor (bermassa 2 gram)
3. Termometer
4. Voltmeter dan Amperemeter
5. Adjustable power supply
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. LANDASAN TEORI
Memasuki era modern, teknologi sudah sangat canggih dan manusia terus
menerus mengembangkan pengetahuan untuk menunjang kehidupannya, namun tak bisa
dipungkiri bahwa manusia menaruh perhatian yang besar mengenai segala sesuatu
tentang energi. Energi memegang peran yang sangat penting di dalam kehidupan. Tanpa
adanya energi tidak akan ada yang dapat hidup, bergerak, dan bekerja. Contohnya adalah
gerak yang dilakukan oleh manusia juga termasuk ke dalam energi, jika tidak ada energi,
manusia tidak akan dapat bergerak dan akan terbujur kaku.
-
2
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Energi itu sendiri didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.
Energi pun dapat dibagi lagi menjadi berbagai jenis energi diantaranya adalah energi
gerak, energi panas, energi listrik, energi bunyi, dan lain-lain. Salah satu jenis energi
yang mempunyai peran yang besar di dalam kehidupan manusia adalah energi panas.
Energi panas atau kalor adalah suatu energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
suhunya. Secara umum hal yang dilakukan untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki
oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhu dari benda
tersebut tinggi, maka kalor yang dikandung oleh benda tersebut jugalah besar. Begitu
juga sebaliknya, jika suhu benda tersebut rendah maka kalor yang dikandung oleh benda
tersebut jugalah sedikit.
Sebagai suatu energi, energi panas atau kalor itu mempunyai sifat yang sesuai
dengan Hukum Kekekalan Energi yang mengatakan Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, energy hanya dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Hukum
Kekekalan Energi diciptakan oleh James Prescott Joule, seorang ahli fisika yang berasal
dari Inggris. Untuk menghormati beliau sebagai pencetus hukum ini, maka namanya
diabadikan menjadi satuan energy yaitu Joule. Hukum Kekekalan Energi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Eawal = Eakhir
Keterangan : energi total tidak akan berkurang dan juga tidak akan bertambah.
Dari percobaan-percobaan yang sering dilakukan untuk mengetahui besar
kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda atau zat, didapat hasil dimana besar kecilnya
kalor tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor sebagai berikut:
-
3
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
1. Massa zat
2. Jenis zat (kalor jenis dari zat itu sendiri)
3. Perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = m .c . (t2 t1 )
Keterangan : Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)
c adalah kalor jenis benda tersebut (satuan J/kgOC)
(t2 t1) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuan OC)
Sebagai bagian dari energi, kalor dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu kalor
yang digunakan untuk menaikkan suhu dan kalor yang digunakan untuk mengubah wujud
atau yang dapat disebut juga kalor laten.
-
4
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Kalor laten juga dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu kalor uap dan kalor lebur yang
masing-masing dapat dibuat menjadi suatu persamaan matematis sebagai berikut:
Q = m . U
dan
Q = m . L
Keterangan : Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)
U adalah kalor uap (satuan J/kg)
L adalah kalor lebur (satuan J/kg)
Sebagai suatu energi, kalor mempunyai hubungan dengan energy lainnya.
Hubungan tersebut bisa seperti pembentukan kalor atau perubahan kalor menjadi energy
lainnya. Salah satu contohnya adalah hubungan kalor dengan energi listrik. Kalor
merupakan bentuk energy maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Hal ini
diperkuat oleh adanya hukum kekekalan energi dimana energi tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan, namun energidapat berubah dari satu jenis energi ke jenis yang
lain, sama halnya seperti perubahan energy listrik menjadi energi kalor dan juga
sebaliknya yaitu perubahan energi kalor menjadi energi listrik. Alat yang digunakan
untuk mengubah energy listrik menjadi energy kalor misalnya adalah pemanas, solder,
setrika, dan kompor listrik. Alat yang mengubah energy listrik menjadi energy panas
dilengkapi dengan adanya elemen pemanas. Listrik yang dialirkan pada elemen pemanas
diubah menjadi energy panas. Elemen pemanas tersebut dibuat dari bahan yang
mempunyai daya tahan yang tinggi, sehingga listrik yang mengalir melalui bahan tersebut
dapat berbah menjadi panas.
-
5
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Besarnya energi listrik yang diubah atau disersap pada alat alat aplikasi seperti,
solder,setrika, dan alat pemanas, sama dengan besar kalor yang akan dihasilkan.
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
W = Q
Keterangan : W adalah energi listrik yang diubah atau diserap (satuan Joule)
Q adalah kalor yangakan dihasilkan (satuan Joule)
Untuk menghitung energy listrik digunakan persamaan sebagai berikut :
W = P .t
W = V .i .t
Keterangan : W adalah energi listrik yang diubah atau diserap (satuan Joule)
P adalah daya listrik (satuan Watt)
T adalah waktu yang dibutuhkan (satuan sekon)
V adalah tegangan listrik (satuan volt)
i adalah arus listrik (satuan Ampere)
t adalah waktu atau lama aliran listrik (satuan sekon)
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m .c . (t2 t1 ) , maka akan diperoleh
persamaan :
P . t = m .c . (t2 t1)
Keterangan: P adalah daya listrik (satuan Watt)
T adalah waktu yang dibutuhkan (satuan sekon)
m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)
c adalah kalor jenis benda tersebut (satuan J/kgOC)
(t2 t1 ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuanOC)
-
6
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Didalam hubungan energi listrik dengan energy kalor, akan terjadi perubahan
suhu dan wujud yang erat kaitannya dengan kalor. Fenomena ini dibahas secara terperinci
oleh Asas Black, dimana apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian kedua
benda tersebut disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang
bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu lebih rendah. Aliran ini akan berhenti sampai
terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda yang dicampurkan telah sama). Secara
matematis Asas Black dapat dirumuskan sebagai berikut:
Qlepas = Qterima
m1 .c1 . (t1 ta ) = m2 .c2 . (ta t2 )
Keterangan: m1 adalah massa benda satu (satuan kilogram)
m2 adalah massa benda dua (satuan kilogram)
c1 adalah kalor jenis benda satu (satuan J/kgOC)
c2 adalah kalor jenis benda dua (satuan J/kgOC)
(t1 ta ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
pada benda satu yang suhunya lebih tinggi dibanding benda dua
(satuanOC)
(ta t2 ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
pada benda duayang suhunya lebih rendah dibanding benda
satu(satuanOC)
Percobaan calori work ini dilakukan untuk mengetahui nilai kapasitas kalor suatu
kawat konduktor.
-
7
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Kapasitas kalor itu sendiri adalah banyaknya kalor yang diperluklan untuk menaikkan
suhu benda sebesar 1OC yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
H = Q/(t2 t1 )
Keterangan : H adalah kapasitas kalor (satuan J/oC)
Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
(t2 t1) adalah kenaikan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuan OC)
Lain halnya dengan kapasitas kalor, suatu benda jugalah mempunyai kalaor jenis,
bilamana kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg
zat sebesar 1OC. alat yang digunakan untuk menentukan besarnya kalor jenis suatu zat
adalah calorimeter. Persamaan kalor jenis adalah sebagai berikut:
c = Q/m .(t2 t1 )
Keterangan : C adalah kalor jenis zat (satuan J/kgoC)
Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
m adalah massa zat tersebut (satuan kilogram)
(t2 t1) adalah kenaikan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuan OC)
-
8
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Bila persamaan kapasitas kalor dan kalor jenis dihubungkan maka akan terbentuk
suatu persamaan baru sebagai berikut :
H = m .c
Keterangan : H adalah kapasitas kalor (satuan J/oC)
C adalah kalor jenis zat (satuan J/kgoC)
m adalah massa zat tersebut (satuan kilogram)
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya tergantung dari
besarnya sampel yang diambil, misalnya untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 100C
diperlukan 4,18 Joule, namun untuk menaikkan suhu 100 gram air sebesar 100C
diperlukan energy 100 kali lebih banyak yaitu sekitar 218 Joule. Sehingga 1 gram sampel
tersebut mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 Joule/0C sedangkan 100 gram sampel
mempunyai kapasitas panas sebesar 418 Joule/0C.
Percobaan calori work dilakukan dengan cara melilitkan sebuah kawat pada
sensor temperature. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan
energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem
instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat
bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengaktifkan Web cam dengan cara mengklik icon video yang terdapat pada
halaman web r-Lab.
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor.
3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya.
-
9
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
4. Mengambil data perubahan temperature, tegangan dan arus listrik pada kawat
konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur.
5.Memperhatikan temperature kawat yang terlihat di web cam, lalu menunggu hingga
mendekati temperature awal saat diberikan V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2, dan V3.
Gambar Prosedur Percobaan Calori Work
V. DATA HASIL PERCOBAAN dan Evaluasi
Percobaan calori work yang dilakukan dengan cara online yang menggunakan
perangkat elektronik. Percobaan ini dilakukan dengan mengubah-ubah tegangan V0, V1,
V2, dan V3. Dan data hasil percobaan yang diperoleh dari eksperimen yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
-
10
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Tabel Data Percobaan Calori Work
Tegangan V-0
No. Waktu
(sekon)
Arus Listrik
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Temperatur
(oC)
1 3 23.84 0.00 23.8 2 6 23.84 0.00 23.8 3 9 23.84 0.00 23.8 4 12 23.84 0.00 23.8 5 15 23.84 0.00 23.8 6 18 23.84 0.00 23.9 7 21 23.84 0.00 23.9 8 24 23.84 0.00 23.9 9 27 23.84 0.00 23.9
10 30 23.84 0.00 23.9
Tegangan V-1
No. Waktu
(sekon)
Arus Listrik
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Temperatur
(oC)
1 3 35.25 0.66 23.8 2 6 35.25 0.66 23.9 3 9 35.25 0.66 24.1 4 12 35.25 0.66 24.3 5 15 35.25 0.66 24.4 6 18 35.25 0.66 24.6 7 21 35.25 0.66 24.8 8 24 35.25 0.66 24.9 9 27 35.25 0.66 25.1
10 30 35.25 0.66 25.1
-
11
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Tegangan V-2
No. Waktu
(sekon)
Arus Listrik
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Temperatur
(oC)
1 3 51.45 1.59 24.8 2 6 51.56 1.59 25.1 3 9 51.56 1.59 26.0 4 12 51.56 1.59 27.0 5 15 51.56 1.59 27.9 6 18 51.45 1.60 28.8 7 21 51.56 1.59 29.6 8 24 51.45 1.60 30.4 9 27 51.45 1.60 31.0
10 30 51.45 1.60 31.6
Tegangan V3
No. Waktu
(sekon)
Arus Listrik
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Temperatur
(oC)
1 3 42.32 1.07 30.3
2 6 42.32 1.07 29.9
3 9 42.32 1.07 29.9
4 12 42.32 1.07 29.9
5 15 42.32 1.07 30.0
6 18 42.32 1.07 30.1
7 21 42.32 1.07 30.1
8 24 42.32 1.07 30.2
9 27 42.32 1.07 30.3
10 30 42.32 1.07 30.3
VI. PENGOLAHAN DATA
Percobaan calori work ini dilakukan dengan mengubah tegangan yang ada menggunakan
4 variasi tegangan yang tersedia dengan nilai masing-masing berbeda satu dengan yang
lain, terdiri dari V0, V1, V2, dan V3. Lalu dari percobaan tersebut kita akan mendapatkan
data-data yang kemudian kita olah untuk divisualisasikan dalam bentuk grafik.Grafik
yang dibuat merupakan grafik hubungan antara temperature dengan waktu untuk setiap
tegangan yang diberikan ke kawat konduktor. Selain itu, kita juga akan mendapatkan
perhitungan yang akan menghasilkan nilai c atau kalor jenis sehingga kita dapat
menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan ini.
-
12
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
1. Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu Setiap Percobaan (V0,V1,V2,V3)
Pada saat tegangan Vo ( V = 0 volt)
Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang
diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Persamaan garis literatur yang terdapat dalam grafik dapat dicari dengan
menggunakan persamaan garis antara 2 titik dengan rumus:
1
2 1=
1
2 1
Garis literature yang diinginkan dapat didapatkan dengan mensubtitusi variable di
atas dengan nilai temperature dan waktu yang ada. Dengan menggunakan garis
linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan
linear yaitu y. Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada
saat tegangan yang digunakan adalah Vo (V = 0 volt) :
Waktu
(sekon)
Temperatur
(oC)
3 23.8 6 23.8 9 23.8 12 23.8 15 23.8 18 23.9 21 23.9 24 23.9 27 23.9 30 23.9
-
13
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
y = 0.005x + 23.76R = 0.757
23.76
23.78
23.8
23.82
23.84
23.86
23.88
23.9
23.92
23.94
0 5 10 15 20 25 30 35
Tem
pe
ratu
r(0
C)
Waktu (sekon)
Grafik hubungan temperatur dan suhu pada V0
Waktu (sekon)2
Linear (T terhadap t)
Column1
1
(1)
Pada saat tegangan V1 ( V = 0,66 volt)
Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang
diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Waktu
(sekon)
Temperatur
(oC)
3 23.8 6 23.9 9 24.1 12 24.3 15 24.4 18 24.6 21 24.8 24 24.9 27 25.1 30 25.1
Pada percobaan dengan tegangan V1 ini, suhu yang terukur akan digunakan sebagai
suhu awal, yang mana akan dipergunakan dalam perhitungan kalor jenis maupun
kapasitas kalor.
-
14
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
y = 0.052x + 23.64R = 0.988
23.6
23.8
24
24.2
24.4
24.6
24.8
25
25.2
25.4
0 10 20 30 40
tem
pe
ratu
r (0
C)
Waktu (sekon)
Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu pada V1
Temperatur (o C)
Linear (T terhadap t)
Column1
Temperatur (o C)
(Temperatur (o C))
Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan
yang digunakan adalah V1 (V = 0,66 volt) :
Pada saat tegangan V2 ( V = 1,59 s.d 1,60 volt)
Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang
diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Waktu
(sekon)
Temperatur
(oC)
3 24.8 6 25.1 9 26.0 12 27.0 15 27.9 18 28.8 21 29.6 24 30.4 27 31.0 30 31.6
-
15
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
y = 0.269x + 23.78R = 0.993
0
5
10
15
20
25
30
35
0 10 20 30 40
Tem
pe
ratu
r (0
C)
Waktu (sekon)
Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu pada V2
Temperatur (o C)
Linear (T terhadap t)
Column1
Temperatur (o C)
(Temperatur (o C))
Pada percobaan dengan tegangan V2 ini, suhu yang terukur akan digunakan sebagai
suhu awal, yang mana akan dipergunakan dalam perhitungan kalor jenis maupun
kapasitas kalor.
Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan
yang digunakan adalah V2 (V = 1,59 s.d 1,6 volt) :
-
16
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
y = 0.010x + 29.93R = 0.291
29.85
29.9
29.95
30
30.05
30.1
30.15
30.2
30.25
30.3
30.35
0 5 10 15 20 25 30 35
Suh
u (
C)
Waktu (sekon)
Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu pada V3
Temperatur (o C)
Linear (T terhadap t)
Column1
1
(1)
Pada saat tegangan V3 ( V = 1,07 volt)
Data percobaan mengenai temperature kawat dan waktu saat tegangan V3 = 1,07
Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang
diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Waktu
(sekon)
Temperatur
(oC)
3 30.3
6 29.9
9 29.9
12 29.9
15 30.0
18 30.1
21 30.1
24 30.2
27 30.3
30 30.3
suhu yang terukur akan digunakan sebagai suhu awal, yang mana akan dipergunakan
dalam perhitungan kalor jenis maupun kapasitas kalor
Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan
yang digunakan adalah V3 (V = 1,07 volt) :
-
17
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
2. Menentukan Kapasitas Panas (c) dari Kawat Konduktor pada V1,V2, dan
V3.
Pada percobaan ini, terjadi perubahan energi yang ditandai dengan
terjadinya perbahan suhu. Pengkonversian energi terjadi dari energi listrik menjadi
energi kalor. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, besar kalor jenis
maupun besar kapasitas kalor kawat konduktor pada masing-masing tegangan
dapat kita ketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Q = W
m . c . T = V . I . t
kapasitas kalor (H) yang merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikan suhu benda sebesar 1oC ini dapat dicari dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
H = m. c .. (1)
Subtitusikan c = ..
.ke dalam persamaan H, di atas
Sehingga persamaan untuk mencari kapasitas kalor dari konduktor yang digunakan
adalah
H = ..
-
18
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
A. V1 (0,66 volt)
No. Waktu
(sekon)
Arus Listrik
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Temperatur
(oC)
1 3 35.25 0.66 23.8 2 6 35.25 0.66 23.9 3 9 35.25 0.66 24.1 4 12 35.25 0.66 24.3 5 15 35.25 0.66 24.4 6 18 35.25 0.66 24.6 7 21 35.25 0.66 24.8 8 24 35.25 0.66 24.9 9 27 35.25 0.66 25.1
10 30 35.25 0.66 25.1
H = VIt/(T2-T1) = 0,66 X 35,25 X 30/1,3
= 536,88 J/ oC
c = 536,88/2 = 268,44 J/gr oC
B. V2 ( 1,594 volt)
No. Waktu
(sekon)
Arus Listrik
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Temperatur
(oC)
1 3 51.45 1.59 24.8 2 6 51.56 1.59 25.1 3 9 51.56 1.59 26.0 4 12 51.56 1.59 27.0 5 15 51.56 1.59 27.9 6 18 51.45 1.60 28.8 7 21 51.56 1.59 29.6 8 24 51.45 1.60 30.4 9 27 51.45 1.60 31.0
10 30 51.45 1.60 31.6
H = Vit/(T2-T1) = 1,594 X 51,5 X 30 / 6,8
= 362,166 J/ oC
c = 362,166/2 = 181,083 J/gr oC
-
19
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
C. V3 (1,07 volt)
No. Waktu
(sekon)
Arus Listrik
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Temperatur
(oC)
1 3 42.32 1.07 30.3
2 6 42.32 1.07 29.9
3 9 42.32 1.07 29.9
4 12 42.32 1.07 29.9
5 15 42.32 1.07 30.0
6 18 42.32 1.07 30.1
7 21 42.32 1.07 30.1
8 24 42.32 1.07 30.2
9 27 42.32 1.07 30.3
10 30 42.32 1.07 30.3
H = VIt/(T2-T1) karena T2-T1 = 0 maka besar kapasitas kalor, tak dapat
didefinisikan.
c = H/2, maka kalor jenis pada situasi tersebut juga tak dapat didefinisikan.
3. Menentukan jenis kawat konduktor.
Dari hasil pengambilan data kapasitas kalor dan kalor jenis pada poin kedua di atas,
maka dapat kita tentukan jenis kawat konduktor dengan menggunakan data acuan,
serta terlebih dahulu menghitung rata-rata kalor jenis dan kapasitas kalornya.
Rata-rata kalor jenis = (181,083 + 268,44)/2 = 224,76 J/gr 0C
Kapasitas kalor rata-rata = (536,88 + 362,166)/2 = 449,523 J/0C
Nilai kapasitas kalor dan kalor jenis rata-rata ini, kemudian dibandingkan dengan informasi pada
referensi. Dengan begitu data paling mendekati dengan kriteria perbandingan bahwa konduktor
yang digunakan adalah konduktor perak dengan besar kalor jenis 230 J/gr0C.
-
20
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
VII. ANALISIS
1. Analisa Percobaan
Percobaan KR-02 yang berjudul Calori Work ini dilakukan secara online
menggunakan fasilitas Remote Laboratory (R-Lab), dimana praktikum tersebut
berlangsung dengan bantuan koneksi internet dan berpangku pada keberadaan
sinyal koneksi, namun kelebihannya ialah praktikum dapat dilakukan dimanapun
selama ada koneksi yang baik.
Percobaan ini memiliki tujuan, yaitu untuk dapat menghitung dan
menentukan nilai kapasitas kalor, suatu kawat konduktor. Berdasarkan jenis
kawat konduktor yang digunakan.
Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan percobaan, ialah
praktikan masuk atau log in ke situs sitrampil.ui.ac.id, untuk melihat praktikum
apa yang akan kita lakukan dan melihat prosedur percobaan sesuai dengan
langkah langkah yang telah tersedia. Selanjutnya praktikan melakukan log in ke
laman http://www.rlab.ui.ac.id melalui link yang tersedia di situs sitrampil.ui.ac.id
pada lembar pekan percobaan. Di situs rlab praktikan masuk ke link yang
mengarahkan ke bagian race dan halaman percobaan. Langka selanjutnya ialah
melakukan percobaan secara online dengan cara mengklik icon video untuk
mengamati kerja alat yang digunakan. Dalam percobaan ini, tegangan awal yang
digunakan adalah nol. Kemudian, tegangan dinaikkan menjadi V1 yang besarnya
0,66 volt, V2 yang besarnya 1,594 volt (hasil rata-rata keseluruhan percobaan),
dan V3 yang besarnya 1,07 volt. Dengan adanya tegangan yang diberikan pada
konduktor, suhu berubah secara perlahan-lahan. Dalam percobaan ini, setiap
perubahan suhu saat tegangan dicatat selama 30 detik dengan selang 3 detik sekali
sehingga dalam setiap nilai tegangan terdapat sepuluh macam nilai temperatur dan
sepuluh macam nilai arus yang sesuai dengan waktu yang digunakan. Sehingga
kita akan mendapatkan data-data yang kita inginkan untuk kemudian diolah guna
mencari data lain yang kita inginkan seperti data untuk grafik hubungan antara
temperatur dengan waktu, kalor jenis, dan kapasitas kalor dari kawat konduktor
yang digunakan dalam percobaan R-Lab ini.
-
21
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
2. Analisa Hasil Percobaan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kita mendapatkan nilai perubahan
suhu yang terjadi, kalor jenis, dan kapasitas kalor dari kawat konduktor yang
digunakan di dalam percobaan yang dilakukan secara online ini. Karena
percobaan ini menggunakan variasi dalam tegangan yang diubah-ubah sebanyak 3
kali sehingga praktikan akan mendapatkan 4 variasi data dengan tegangan dengan
perubahan temperature yang berbeda-beda juga dalam 30 detik dengan selang 3
detik.
Dari percobaan dengan menggunakan tegangan sebesar 0 volt (V0),
didapat bahwa pada saat tegangan yang diberikan adalah 0 volt (tidak ada
tegangan yang diberikan) maka suhu akan mengalami perubahan yang sangat
kecil, bahkan hampir tidak ada perubahan. Hal ini disebabkan pada saat tidak ada
tegangan, maka tidak ada energy yang membuat elektron-elektron pada logam
atau kawat konduktor untuk mengalami pergerakan yang akan diubah menjadi
energy panas.
Dari percobaan kedua yang dilakukan dengan menggunakan tegangan
sebesar 0,66 volt (V1), didapat suhu awal yang tercatat adalah sebesar 23.8oC dan
suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 25,1oC. pada percibaan
kali ini didapati besar kalor jenis sebesar 268,44 J/gr oC dan besar kapasitas kalor
(c) sebesar 536,88 J/ oC.
Dari percobaan ketiga yang dilakukan dengan menggunakan tegangan
sebesar 1,594 volt (V2), dan didapat suhu awal yang tercatat adalah sebesar
24,8oC dan suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 31,6
oC. dan
melalui perhitungan yang dilakukan, maka diketahui bahwa besar kapasitas kalor
adalah 362,166 J/ oC, sedangkan kalor jenisnya sebesar 181,083 J/gr
oC.
Dari percobaan terakhir yang dilakukan dengan menggunakan tegangan sebesar
1,07 volt (V3), didapat suhu awal yang tercatat adalah sebesar 30,3oC dan suhu akhir
-
22
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 30,3oC. dengan begitu pencarian kalor
jenis dan kapasitas kalor pada percobaan kali ini tidak tercapai. Sebab hasil yang
didapat, tidak bisa di definisikan. Selain itu dari besar kalor jenis dan
kapasitas kalor yang ada, maka kita akan merata-ratakan data-data tersebut sehingga
kita akan mendapatkan kalor jenis rata-rata dan kapasitas kalor rata-rata yaitu sebesar
224,76 J/gr 0C dan kapasitas kalor rata-rata sebesar 449,523 J/
0C
Dari kalor jenis rata-rata yang kita dapatkan dari perhitungan data percobaan
maka kita dapat menentukan jenis konduktor yang digunakan pada percobaan
dengan membandingkan kalor jenis rata-rata yang didapatkan. Percobaan ini
menggunakan kawat konduktor berupa perak dengan kalor jenis 230 J/gr0C.
3. Analisa Grafik
Di dalam percobaan calori works terdapat 4 buah grafik yang
menunjukkan hubungan antara temperature dengan waktu. Untuk mendapatkan
grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang diinginkan, maka data
yang digunakan adalah data perbandingan antara temperatur dengan waktu.
Pada grafik pertama dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian
adalah nol, namun karena adanya perbedaan suhu rangkaian dengan suhu
lingkungan maka mengakibatkan terjadinya penyesuaian suhu rangkaian sehingga
suhu bertambah dalam jumlah yang kecil. Dengan cara memplot hubungan
temperature dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis
yaitu y = 0,05x + 23,76
Pada grafik kedua dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian
adalah 0,66 volt. Dengan cara memplot hubungan temperature dengan waktu
maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis yaitu y = 0,052 x + 23,64.
Pada grafik ketiga dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian
adalah 1,594 volt. Dengan cara memplot hubungan temperature dengan waktu
maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis yaitu y = 0,269 x + 23,76.
-
23
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
Dan pada grafik terakhir dimana tegangan yang diberikan kepada
rangkaian adalah 1,07 volt, pada percobaan keempat terjadi perubahan suhu,
namun pada detik terakhir suhu kembali ke posisi awal. Dengan cara memplot
hubungan temperature dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu
persamaan garis yaitu y =-0,010 x + 29,93.
4 .Analisis Kesalahan
Dalam percobaan ini, data tentang temperatur yang diperoleh ternyata berbeda-beda
pada setiap tegangan yang diberikan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat
terjadi pada saat percobaan ini adalah :
o Alat-alat praktikum yang tidak dikalibrasikan sebelumnya, sehingga data mengenai
arus dan tegangan yang diperoleh tiap detik untuk kecepatan angin yang sama
menjadi tidak tetap.
o Karena praktikum adalah online atau perangkat elektronik yang digunakan tidak
berfungsi dengan baik, maka kita tidak dapat melihat secara keseluruhan kesalahan
yang dapat terjadi.
o Kesalahan dalam perhitungan, misalnya dalam hal pembulatan angka.
-
24
L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r
VII. KESIMPULAN
Besarnya energi listrik yang akan diubah menjadi energy kalor adalah sama
sesuai dengan Hukum Kekekalan Energi.
Besarnya kalor jenis bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,
tegangan yang diberikan, perubahan suhu, dan massa kawat konduktor yang
akan dicari kalor jenisnya.
Besarnya kapasitas kalor bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,
tegangan yang diberikan, dan perubahan suhu tanpa dipengaruhi oleh massa
konduktor tersebut.
Percobaan menggunakan kawat konduktor yang berbahan perak yang
mempunyai kalor jenis 230 J/groC.
VIII. REFERENSI
1. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
2. Sitrampil.ui.ac.id Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third
Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.