kr02 irfan dwi saputra 1406552010 teknik mesin(1)

25
0 Laporan RLAB Fisika Dasar Laporan Praktikum R-LAB Fisika Dasar LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR CALORI WORK Nama Praktikan : Irfan Dwi Saputra NPM : 1406552010 Faklultas/ Program Studi : Teknik / Teknik Mesin Kelompok Praktikum : 01 Kode Praktikum : KR-02 Minggu Praktikum : pekan 5 Koordinator asisten : Kartutik LABORATORIUM FISIKA DASAR UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DASAR UNIVERSITAS INDONESIA 2014

Upload: irfan-dwi

Post on 03-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan KR02 rlab

TRANSCRIPT

  • 0

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Laporan Praktikum R-LAB

    Fisika Dasar LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

    CALORI WORK

    Nama Praktikan : Irfan Dwi Saputra

    NPM : 1406552010

    Faklultas/ Program Studi : Teknik / Teknik Mesin

    Kelompok Praktikum : 01

    Kode Praktikum : KR-02

    Minggu Praktikum : pekan 5

    Koordinator asisten : Kartutik

    LABORATORIUM FISIKA DASAR

    UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DASAR

    UNIVERSITAS INDONESIA 2014

  • 1

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Percobaan Calori Work KR02 I. TUJUAN PERCOBAAN

    Tujuan dari percobaan ini adalah menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat

    konduktor.

    II. PERALATAN

    Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut :

    1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan

    2. Kawat konduktor (bermassa 2 gram)

    3. Termometer

    4. Voltmeter dan Amperemeter

    5. Adjustable power supply

    6. Camcorder

    7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

    III. LANDASAN TEORI

    Memasuki era modern, teknologi sudah sangat canggih dan manusia terus

    menerus mengembangkan pengetahuan untuk menunjang kehidupannya, namun tak bisa

    dipungkiri bahwa manusia menaruh perhatian yang besar mengenai segala sesuatu

    tentang energi. Energi memegang peran yang sangat penting di dalam kehidupan. Tanpa

    adanya energi tidak akan ada yang dapat hidup, bergerak, dan bekerja. Contohnya adalah

    gerak yang dilakukan oleh manusia juga termasuk ke dalam energi, jika tidak ada energi,

    manusia tidak akan dapat bergerak dan akan terbujur kaku.

  • 2

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Energi itu sendiri didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.

    Energi pun dapat dibagi lagi menjadi berbagai jenis energi diantaranya adalah energi

    gerak, energi panas, energi listrik, energi bunyi, dan lain-lain. Salah satu jenis energi

    yang mempunyai peran yang besar di dalam kehidupan manusia adalah energi panas.

    Energi panas atau kalor adalah suatu energi yang dimiliki oleh suatu benda karena

    suhunya. Secara umum hal yang dilakukan untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki

    oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhu dari benda

    tersebut tinggi, maka kalor yang dikandung oleh benda tersebut jugalah besar. Begitu

    juga sebaliknya, jika suhu benda tersebut rendah maka kalor yang dikandung oleh benda

    tersebut jugalah sedikit.

    Sebagai suatu energi, energi panas atau kalor itu mempunyai sifat yang sesuai

    dengan Hukum Kekekalan Energi yang mengatakan Energi tidak dapat diciptakan atau

    dimusnahkan, energy hanya dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Hukum

    Kekekalan Energi diciptakan oleh James Prescott Joule, seorang ahli fisika yang berasal

    dari Inggris. Untuk menghormati beliau sebagai pencetus hukum ini, maka namanya

    diabadikan menjadi satuan energy yaitu Joule. Hukum Kekekalan Energi dapat

    dirumuskan sebagai berikut:

    Eawal = Eakhir

    Keterangan : energi total tidak akan berkurang dan juga tidak akan bertambah.

    Dari percobaan-percobaan yang sering dilakukan untuk mengetahui besar

    kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda atau zat, didapat hasil dimana besar kecilnya

    kalor tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor sebagai berikut:

  • 3

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    1. Massa zat

    2. Jenis zat (kalor jenis dari zat itu sendiri)

    3. Perubahan suhu

    Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Q = m .c . (t2 t1 )

    Keterangan : Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)

    m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)

    c adalah kalor jenis benda tersebut (satuan J/kgOC)

    (t2 t1) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T

    (satuan OC)

    Sebagai bagian dari energi, kalor dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu kalor

    yang digunakan untuk menaikkan suhu dan kalor yang digunakan untuk mengubah wujud

    atau yang dapat disebut juga kalor laten.

  • 4

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Kalor laten juga dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu kalor uap dan kalor lebur yang

    masing-masing dapat dibuat menjadi suatu persamaan matematis sebagai berikut:

    Q = m . U

    dan

    Q = m . L

    Keterangan : Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)

    m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)

    U adalah kalor uap (satuan J/kg)

    L adalah kalor lebur (satuan J/kg)

    Sebagai suatu energi, kalor mempunyai hubungan dengan energy lainnya.

    Hubungan tersebut bisa seperti pembentukan kalor atau perubahan kalor menjadi energy

    lainnya. Salah satu contohnya adalah hubungan kalor dengan energi listrik. Kalor

    merupakan bentuk energy maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Hal ini

    diperkuat oleh adanya hukum kekekalan energi dimana energi tidak dapat diciptakan

    maupun dimusnahkan, namun energidapat berubah dari satu jenis energi ke jenis yang

    lain, sama halnya seperti perubahan energy listrik menjadi energi kalor dan juga

    sebaliknya yaitu perubahan energi kalor menjadi energi listrik. Alat yang digunakan

    untuk mengubah energy listrik menjadi energy kalor misalnya adalah pemanas, solder,

    setrika, dan kompor listrik. Alat yang mengubah energy listrik menjadi energy panas

    dilengkapi dengan adanya elemen pemanas. Listrik yang dialirkan pada elemen pemanas

    diubah menjadi energy panas. Elemen pemanas tersebut dibuat dari bahan yang

    mempunyai daya tahan yang tinggi, sehingga listrik yang mengalir melalui bahan tersebut

    dapat berbah menjadi panas.

  • 5

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Besarnya energi listrik yang diubah atau disersap pada alat alat aplikasi seperti,

    solder,setrika, dan alat pemanas, sama dengan besar kalor yang akan dihasilkan.

    Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

    W = Q

    Keterangan : W adalah energi listrik yang diubah atau diserap (satuan Joule)

    Q adalah kalor yangakan dihasilkan (satuan Joule)

    Untuk menghitung energy listrik digunakan persamaan sebagai berikut :

    W = P .t

    W = V .i .t

    Keterangan : W adalah energi listrik yang diubah atau diserap (satuan Joule)

    P adalah daya listrik (satuan Watt)

    T adalah waktu yang dibutuhkan (satuan sekon)

    V adalah tegangan listrik (satuan volt)

    i adalah arus listrik (satuan Ampere)

    t adalah waktu atau lama aliran listrik (satuan sekon)

    Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m .c . (t2 t1 ) , maka akan diperoleh

    persamaan :

    P . t = m .c . (t2 t1)

    Keterangan: P adalah daya listrik (satuan Watt)

    T adalah waktu yang dibutuhkan (satuan sekon)

    m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)

    c adalah kalor jenis benda tersebut (satuan J/kgOC)

    (t2 t1 ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T

    (satuanOC)

  • 6

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Didalam hubungan energi listrik dengan energy kalor, akan terjadi perubahan

    suhu dan wujud yang erat kaitannya dengan kalor. Fenomena ini dibahas secara terperinci

    oleh Asas Black, dimana apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian kedua

    benda tersebut disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang

    bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu lebih rendah. Aliran ini akan berhenti sampai

    terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda yang dicampurkan telah sama). Secara

    matematis Asas Black dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Qlepas = Qterima

    m1 .c1 . (t1 ta ) = m2 .c2 . (ta t2 )

    Keterangan: m1 adalah massa benda satu (satuan kilogram)

    m2 adalah massa benda dua (satuan kilogram)

    c1 adalah kalor jenis benda satu (satuan J/kgOC)

    c2 adalah kalor jenis benda dua (satuan J/kgOC)

    (t1 ta ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T

    pada benda satu yang suhunya lebih tinggi dibanding benda dua

    (satuanOC)

    (ta t2 ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T

    pada benda duayang suhunya lebih rendah dibanding benda

    satu(satuanOC)

    Percobaan calori work ini dilakukan untuk mengetahui nilai kapasitas kalor suatu

    kawat konduktor.

  • 7

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Kapasitas kalor itu sendiri adalah banyaknya kalor yang diperluklan untuk menaikkan

    suhu benda sebesar 1OC yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

    H = Q/(t2 t1 )

    Keterangan : H adalah kapasitas kalor (satuan J/oC)

    Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)

    (t2 t1) adalah kenaikan suhu yang biasa disimbolkan dengan T

    (satuan OC)

    Lain halnya dengan kapasitas kalor, suatu benda jugalah mempunyai kalaor jenis,

    bilamana kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg

    zat sebesar 1OC. alat yang digunakan untuk menentukan besarnya kalor jenis suatu zat

    adalah calorimeter. Persamaan kalor jenis adalah sebagai berikut:

    c = Q/m .(t2 t1 )

    Keterangan : C adalah kalor jenis zat (satuan J/kgoC)

    Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)

    m adalah massa zat tersebut (satuan kilogram)

    (t2 t1) adalah kenaikan suhu yang biasa disimbolkan dengan T

    (satuan OC)

  • 8

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Bila persamaan kapasitas kalor dan kalor jenis dihubungkan maka akan terbentuk

    suatu persamaan baru sebagai berikut :

    H = m .c

    Keterangan : H adalah kapasitas kalor (satuan J/oC)

    C adalah kalor jenis zat (satuan J/kgoC)

    m adalah massa zat tersebut (satuan kilogram)

    Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya tergantung dari

    besarnya sampel yang diambil, misalnya untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 100C

    diperlukan 4,18 Joule, namun untuk menaikkan suhu 100 gram air sebesar 100C

    diperlukan energy 100 kali lebih banyak yaitu sekitar 218 Joule. Sehingga 1 gram sampel

    tersebut mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 Joule/0C sedangkan 100 gram sampel

    mempunyai kapasitas panas sebesar 418 Joule/0C.

    Percobaan calori work dilakukan dengan cara melilitkan sebuah kawat pada

    sensor temperature. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan

    energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem

    instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat

    bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan.

    IV. PROSEDUR PERCOBAAN

    1. Mengaktifkan Web cam dengan cara mengklik icon video yang terdapat pada

    halaman web r-Lab.

    2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor.

    3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya.

  • 9

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    4. Mengambil data perubahan temperature, tegangan dan arus listrik pada kawat

    konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur.

    5.Memperhatikan temperature kawat yang terlihat di web cam, lalu menunggu hingga

    mendekati temperature awal saat diberikan V0.

    6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2, dan V3.

    Gambar Prosedur Percobaan Calori Work

    V. DATA HASIL PERCOBAAN dan Evaluasi

    Percobaan calori work yang dilakukan dengan cara online yang menggunakan

    perangkat elektronik. Percobaan ini dilakukan dengan mengubah-ubah tegangan V0, V1,

    V2, dan V3. Dan data hasil percobaan yang diperoleh dari eksperimen yang dilakukan

    adalah sebagai berikut:

  • 10

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Tabel Data Percobaan Calori Work

    Tegangan V-0

    No. Waktu

    (sekon)

    Arus Listrik

    (Ampere)

    Tegangan

    (Volt)

    Temperatur

    (oC)

    1 3 23.84 0.00 23.8 2 6 23.84 0.00 23.8 3 9 23.84 0.00 23.8 4 12 23.84 0.00 23.8 5 15 23.84 0.00 23.8 6 18 23.84 0.00 23.9 7 21 23.84 0.00 23.9 8 24 23.84 0.00 23.9 9 27 23.84 0.00 23.9

    10 30 23.84 0.00 23.9

    Tegangan V-1

    No. Waktu

    (sekon)

    Arus Listrik

    (Ampere)

    Tegangan

    (Volt)

    Temperatur

    (oC)

    1 3 35.25 0.66 23.8 2 6 35.25 0.66 23.9 3 9 35.25 0.66 24.1 4 12 35.25 0.66 24.3 5 15 35.25 0.66 24.4 6 18 35.25 0.66 24.6 7 21 35.25 0.66 24.8 8 24 35.25 0.66 24.9 9 27 35.25 0.66 25.1

    10 30 35.25 0.66 25.1

  • 11

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Tegangan V-2

    No. Waktu

    (sekon)

    Arus Listrik

    (Ampere)

    Tegangan

    (Volt)

    Temperatur

    (oC)

    1 3 51.45 1.59 24.8 2 6 51.56 1.59 25.1 3 9 51.56 1.59 26.0 4 12 51.56 1.59 27.0 5 15 51.56 1.59 27.9 6 18 51.45 1.60 28.8 7 21 51.56 1.59 29.6 8 24 51.45 1.60 30.4 9 27 51.45 1.60 31.0

    10 30 51.45 1.60 31.6

    Tegangan V3

    No. Waktu

    (sekon)

    Arus Listrik

    (Ampere)

    Tegangan

    (Volt)

    Temperatur

    (oC)

    1 3 42.32 1.07 30.3

    2 6 42.32 1.07 29.9

    3 9 42.32 1.07 29.9

    4 12 42.32 1.07 29.9

    5 15 42.32 1.07 30.0

    6 18 42.32 1.07 30.1

    7 21 42.32 1.07 30.1

    8 24 42.32 1.07 30.2

    9 27 42.32 1.07 30.3

    10 30 42.32 1.07 30.3

    VI. PENGOLAHAN DATA

    Percobaan calori work ini dilakukan dengan mengubah tegangan yang ada menggunakan

    4 variasi tegangan yang tersedia dengan nilai masing-masing berbeda satu dengan yang

    lain, terdiri dari V0, V1, V2, dan V3. Lalu dari percobaan tersebut kita akan mendapatkan

    data-data yang kemudian kita olah untuk divisualisasikan dalam bentuk grafik.Grafik

    yang dibuat merupakan grafik hubungan antara temperature dengan waktu untuk setiap

    tegangan yang diberikan ke kawat konduktor. Selain itu, kita juga akan mendapatkan

    perhitungan yang akan menghasilkan nilai c atau kalor jenis sehingga kita dapat

    menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan ini.

  • 12

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    1. Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu Setiap Percobaan (V0,V1,V2,V3)

    Pada saat tegangan Vo ( V = 0 volt)

    Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang

    diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :

    Persamaan garis literatur yang terdapat dalam grafik dapat dicari dengan

    menggunakan persamaan garis antara 2 titik dengan rumus:

    1

    2 1=

    1

    2 1

    Garis literature yang diinginkan dapat didapatkan dengan mensubtitusi variable di

    atas dengan nilai temperature dan waktu yang ada. Dengan menggunakan garis

    linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan

    linear yaitu y. Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada

    saat tegangan yang digunakan adalah Vo (V = 0 volt) :

    Waktu

    (sekon)

    Temperatur

    (oC)

    3 23.8 6 23.8 9 23.8 12 23.8 15 23.8 18 23.9 21 23.9 24 23.9 27 23.9 30 23.9

  • 13

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    y = 0.005x + 23.76R = 0.757

    23.76

    23.78

    23.8

    23.82

    23.84

    23.86

    23.88

    23.9

    23.92

    23.94

    0 5 10 15 20 25 30 35

    Tem

    pe

    ratu

    r(0

    C)

    Waktu (sekon)

    Grafik hubungan temperatur dan suhu pada V0

    Waktu (sekon)2

    Linear (T terhadap t)

    Column1

    1

    (1)

    Pada saat tegangan V1 ( V = 0,66 volt)

    Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang

    diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :

    Waktu

    (sekon)

    Temperatur

    (oC)

    3 23.8 6 23.9 9 24.1 12 24.3 15 24.4 18 24.6 21 24.8 24 24.9 27 25.1 30 25.1

    Pada percobaan dengan tegangan V1 ini, suhu yang terukur akan digunakan sebagai

    suhu awal, yang mana akan dipergunakan dalam perhitungan kalor jenis maupun

    kapasitas kalor.

  • 14

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    y = 0.052x + 23.64R = 0.988

    23.6

    23.8

    24

    24.2

    24.4

    24.6

    24.8

    25

    25.2

    25.4

    0 10 20 30 40

    tem

    pe

    ratu

    r (0

    C)

    Waktu (sekon)

    Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu pada V1

    Temperatur (o C)

    Linear (T terhadap t)

    Column1

    Temperatur (o C)

    (Temperatur (o C))

    Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan

    yang digunakan adalah V1 (V = 0,66 volt) :

    Pada saat tegangan V2 ( V = 1,59 s.d 1,60 volt)

    Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang

    diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :

    Waktu

    (sekon)

    Temperatur

    (oC)

    3 24.8 6 25.1 9 26.0 12 27.0 15 27.9 18 28.8 21 29.6 24 30.4 27 31.0 30 31.6

  • 15

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    y = 0.269x + 23.78R = 0.993

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0 10 20 30 40

    Tem

    pe

    ratu

    r (0

    C)

    Waktu (sekon)

    Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu pada V2

    Temperatur (o C)

    Linear (T terhadap t)

    Column1

    Temperatur (o C)

    (Temperatur (o C))

    Pada percobaan dengan tegangan V2 ini, suhu yang terukur akan digunakan sebagai

    suhu awal, yang mana akan dipergunakan dalam perhitungan kalor jenis maupun

    kapasitas kalor.

    Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan

    yang digunakan adalah V2 (V = 1,59 s.d 1,6 volt) :

  • 16

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    y = 0.010x + 29.93R = 0.291

    29.85

    29.9

    29.95

    30

    30.05

    30.1

    30.15

    30.2

    30.25

    30.3

    30.35

    0 5 10 15 20 25 30 35

    Suh

    u (

    C)

    Waktu (sekon)

    Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu pada V3

    Temperatur (o C)

    Linear (T terhadap t)

    Column1

    1

    (1)

    Pada saat tegangan V3 ( V = 1,07 volt)

    Data percobaan mengenai temperature kawat dan waktu saat tegangan V3 = 1,07

    Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang

    diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :

    Waktu

    (sekon)

    Temperatur

    (oC)

    3 30.3

    6 29.9

    9 29.9

    12 29.9

    15 30.0

    18 30.1

    21 30.1

    24 30.2

    27 30.3

    30 30.3

    suhu yang terukur akan digunakan sebagai suhu awal, yang mana akan dipergunakan

    dalam perhitungan kalor jenis maupun kapasitas kalor

    Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan

    yang digunakan adalah V3 (V = 1,07 volt) :

  • 17

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    2. Menentukan Kapasitas Panas (c) dari Kawat Konduktor pada V1,V2, dan

    V3.

    Pada percobaan ini, terjadi perubahan energi yang ditandai dengan

    terjadinya perbahan suhu. Pengkonversian energi terjadi dari energi listrik menjadi

    energi kalor. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, besar kalor jenis

    maupun besar kapasitas kalor kawat konduktor pada masing-masing tegangan

    dapat kita ketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

    Q = W

    m . c . T = V . I . t

    kapasitas kalor (H) yang merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk

    menaikan suhu benda sebesar 1oC ini dapat dicari dengan menggunakan persamaan

    sebagai berikut:

    H = m. c .. (1)

    Subtitusikan c = ..

    .ke dalam persamaan H, di atas

    Sehingga persamaan untuk mencari kapasitas kalor dari konduktor yang digunakan

    adalah

    H = ..

  • 18

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    A. V1 (0,66 volt)

    No. Waktu

    (sekon)

    Arus Listrik

    (Ampere)

    Tegangan

    (Volt)

    Temperatur

    (oC)

    1 3 35.25 0.66 23.8 2 6 35.25 0.66 23.9 3 9 35.25 0.66 24.1 4 12 35.25 0.66 24.3 5 15 35.25 0.66 24.4 6 18 35.25 0.66 24.6 7 21 35.25 0.66 24.8 8 24 35.25 0.66 24.9 9 27 35.25 0.66 25.1

    10 30 35.25 0.66 25.1

    H = VIt/(T2-T1) = 0,66 X 35,25 X 30/1,3

    = 536,88 J/ oC

    c = 536,88/2 = 268,44 J/gr oC

    B. V2 ( 1,594 volt)

    No. Waktu

    (sekon)

    Arus Listrik

    (Ampere)

    Tegangan

    (Volt)

    Temperatur

    (oC)

    1 3 51.45 1.59 24.8 2 6 51.56 1.59 25.1 3 9 51.56 1.59 26.0 4 12 51.56 1.59 27.0 5 15 51.56 1.59 27.9 6 18 51.45 1.60 28.8 7 21 51.56 1.59 29.6 8 24 51.45 1.60 30.4 9 27 51.45 1.60 31.0

    10 30 51.45 1.60 31.6

    H = Vit/(T2-T1) = 1,594 X 51,5 X 30 / 6,8

    = 362,166 J/ oC

    c = 362,166/2 = 181,083 J/gr oC

  • 19

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    C. V3 (1,07 volt)

    No. Waktu

    (sekon)

    Arus Listrik

    (Ampere)

    Tegangan

    (Volt)

    Temperatur

    (oC)

    1 3 42.32 1.07 30.3

    2 6 42.32 1.07 29.9

    3 9 42.32 1.07 29.9

    4 12 42.32 1.07 29.9

    5 15 42.32 1.07 30.0

    6 18 42.32 1.07 30.1

    7 21 42.32 1.07 30.1

    8 24 42.32 1.07 30.2

    9 27 42.32 1.07 30.3

    10 30 42.32 1.07 30.3

    H = VIt/(T2-T1) karena T2-T1 = 0 maka besar kapasitas kalor, tak dapat

    didefinisikan.

    c = H/2, maka kalor jenis pada situasi tersebut juga tak dapat didefinisikan.

    3. Menentukan jenis kawat konduktor.

    Dari hasil pengambilan data kapasitas kalor dan kalor jenis pada poin kedua di atas,

    maka dapat kita tentukan jenis kawat konduktor dengan menggunakan data acuan,

    serta terlebih dahulu menghitung rata-rata kalor jenis dan kapasitas kalornya.

    Rata-rata kalor jenis = (181,083 + 268,44)/2 = 224,76 J/gr 0C

    Kapasitas kalor rata-rata = (536,88 + 362,166)/2 = 449,523 J/0C

    Nilai kapasitas kalor dan kalor jenis rata-rata ini, kemudian dibandingkan dengan informasi pada

    referensi. Dengan begitu data paling mendekati dengan kriteria perbandingan bahwa konduktor

    yang digunakan adalah konduktor perak dengan besar kalor jenis 230 J/gr0C.

  • 20

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    VII. ANALISIS

    1. Analisa Percobaan

    Percobaan KR-02 yang berjudul Calori Work ini dilakukan secara online

    menggunakan fasilitas Remote Laboratory (R-Lab), dimana praktikum tersebut

    berlangsung dengan bantuan koneksi internet dan berpangku pada keberadaan

    sinyal koneksi, namun kelebihannya ialah praktikum dapat dilakukan dimanapun

    selama ada koneksi yang baik.

    Percobaan ini memiliki tujuan, yaitu untuk dapat menghitung dan

    menentukan nilai kapasitas kalor, suatu kawat konduktor. Berdasarkan jenis

    kawat konduktor yang digunakan.

    Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan percobaan, ialah

    praktikan masuk atau log in ke situs sitrampil.ui.ac.id, untuk melihat praktikum

    apa yang akan kita lakukan dan melihat prosedur percobaan sesuai dengan

    langkah langkah yang telah tersedia. Selanjutnya praktikan melakukan log in ke

    laman http://www.rlab.ui.ac.id melalui link yang tersedia di situs sitrampil.ui.ac.id

    pada lembar pekan percobaan. Di situs rlab praktikan masuk ke link yang

    mengarahkan ke bagian race dan halaman percobaan. Langka selanjutnya ialah

    melakukan percobaan secara online dengan cara mengklik icon video untuk

    mengamati kerja alat yang digunakan. Dalam percobaan ini, tegangan awal yang

    digunakan adalah nol. Kemudian, tegangan dinaikkan menjadi V1 yang besarnya

    0,66 volt, V2 yang besarnya 1,594 volt (hasil rata-rata keseluruhan percobaan),

    dan V3 yang besarnya 1,07 volt. Dengan adanya tegangan yang diberikan pada

    konduktor, suhu berubah secara perlahan-lahan. Dalam percobaan ini, setiap

    perubahan suhu saat tegangan dicatat selama 30 detik dengan selang 3 detik sekali

    sehingga dalam setiap nilai tegangan terdapat sepuluh macam nilai temperatur dan

    sepuluh macam nilai arus yang sesuai dengan waktu yang digunakan. Sehingga

    kita akan mendapatkan data-data yang kita inginkan untuk kemudian diolah guna

    mencari data lain yang kita inginkan seperti data untuk grafik hubungan antara

    temperatur dengan waktu, kalor jenis, dan kapasitas kalor dari kawat konduktor

    yang digunakan dalam percobaan R-Lab ini.

  • 21

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    2. Analisa Hasil Percobaan

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kita mendapatkan nilai perubahan

    suhu yang terjadi, kalor jenis, dan kapasitas kalor dari kawat konduktor yang

    digunakan di dalam percobaan yang dilakukan secara online ini. Karena

    percobaan ini menggunakan variasi dalam tegangan yang diubah-ubah sebanyak 3

    kali sehingga praktikan akan mendapatkan 4 variasi data dengan tegangan dengan

    perubahan temperature yang berbeda-beda juga dalam 30 detik dengan selang 3

    detik.

    Dari percobaan dengan menggunakan tegangan sebesar 0 volt (V0),

    didapat bahwa pada saat tegangan yang diberikan adalah 0 volt (tidak ada

    tegangan yang diberikan) maka suhu akan mengalami perubahan yang sangat

    kecil, bahkan hampir tidak ada perubahan. Hal ini disebabkan pada saat tidak ada

    tegangan, maka tidak ada energy yang membuat elektron-elektron pada logam

    atau kawat konduktor untuk mengalami pergerakan yang akan diubah menjadi

    energy panas.

    Dari percobaan kedua yang dilakukan dengan menggunakan tegangan

    sebesar 0,66 volt (V1), didapat suhu awal yang tercatat adalah sebesar 23.8oC dan

    suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 25,1oC. pada percibaan

    kali ini didapati besar kalor jenis sebesar 268,44 J/gr oC dan besar kapasitas kalor

    (c) sebesar 536,88 J/ oC.

    Dari percobaan ketiga yang dilakukan dengan menggunakan tegangan

    sebesar 1,594 volt (V2), dan didapat suhu awal yang tercatat adalah sebesar

    24,8oC dan suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 31,6

    oC. dan

    melalui perhitungan yang dilakukan, maka diketahui bahwa besar kapasitas kalor

    adalah 362,166 J/ oC, sedangkan kalor jenisnya sebesar 181,083 J/gr

    oC.

    Dari percobaan terakhir yang dilakukan dengan menggunakan tegangan sebesar

    1,07 volt (V3), didapat suhu awal yang tercatat adalah sebesar 30,3oC dan suhu akhir

  • 22

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 30,3oC. dengan begitu pencarian kalor

    jenis dan kapasitas kalor pada percobaan kali ini tidak tercapai. Sebab hasil yang

    didapat, tidak bisa di definisikan. Selain itu dari besar kalor jenis dan

    kapasitas kalor yang ada, maka kita akan merata-ratakan data-data tersebut sehingga

    kita akan mendapatkan kalor jenis rata-rata dan kapasitas kalor rata-rata yaitu sebesar

    224,76 J/gr 0C dan kapasitas kalor rata-rata sebesar 449,523 J/

    0C

    Dari kalor jenis rata-rata yang kita dapatkan dari perhitungan data percobaan

    maka kita dapat menentukan jenis konduktor yang digunakan pada percobaan

    dengan membandingkan kalor jenis rata-rata yang didapatkan. Percobaan ini

    menggunakan kawat konduktor berupa perak dengan kalor jenis 230 J/gr0C.

    3. Analisa Grafik

    Di dalam percobaan calori works terdapat 4 buah grafik yang

    menunjukkan hubungan antara temperature dengan waktu. Untuk mendapatkan

    grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang diinginkan, maka data

    yang digunakan adalah data perbandingan antara temperatur dengan waktu.

    Pada grafik pertama dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian

    adalah nol, namun karena adanya perbedaan suhu rangkaian dengan suhu

    lingkungan maka mengakibatkan terjadinya penyesuaian suhu rangkaian sehingga

    suhu bertambah dalam jumlah yang kecil. Dengan cara memplot hubungan

    temperature dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis

    yaitu y = 0,05x + 23,76

    Pada grafik kedua dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian

    adalah 0,66 volt. Dengan cara memplot hubungan temperature dengan waktu

    maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis yaitu y = 0,052 x + 23,64.

    Pada grafik ketiga dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian

    adalah 1,594 volt. Dengan cara memplot hubungan temperature dengan waktu

    maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis yaitu y = 0,269 x + 23,76.

  • 23

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    Dan pada grafik terakhir dimana tegangan yang diberikan kepada

    rangkaian adalah 1,07 volt, pada percobaan keempat terjadi perubahan suhu,

    namun pada detik terakhir suhu kembali ke posisi awal. Dengan cara memplot

    hubungan temperature dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu

    persamaan garis yaitu y =-0,010 x + 29,93.

    4 .Analisis Kesalahan

    Dalam percobaan ini, data tentang temperatur yang diperoleh ternyata berbeda-beda

    pada setiap tegangan yang diberikan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat

    terjadi pada saat percobaan ini adalah :

    o Alat-alat praktikum yang tidak dikalibrasikan sebelumnya, sehingga data mengenai

    arus dan tegangan yang diperoleh tiap detik untuk kecepatan angin yang sama

    menjadi tidak tetap.

    o Karena praktikum adalah online atau perangkat elektronik yang digunakan tidak

    berfungsi dengan baik, maka kita tidak dapat melihat secara keseluruhan kesalahan

    yang dapat terjadi.

    o Kesalahan dalam perhitungan, misalnya dalam hal pembulatan angka.

  • 24

    L a p o r a n R L A B F i s i k a D a s a r

    VII. KESIMPULAN

    Besarnya energi listrik yang akan diubah menjadi energy kalor adalah sama

    sesuai dengan Hukum Kekekalan Energi.

    Besarnya kalor jenis bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,

    tegangan yang diberikan, perubahan suhu, dan massa kawat konduktor yang

    akan dicari kalor jenisnya.

    Besarnya kapasitas kalor bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,

    tegangan yang diberikan, dan perubahan suhu tanpa dipengaruhi oleh massa

    konduktor tersebut.

    Percobaan menggunakan kawat konduktor yang berbahan perak yang

    mempunyai kalor jenis 230 J/groC.

    VIII. REFERENSI

    1. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended

    Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

    2. Sitrampil.ui.ac.id Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third

    Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.