laporan mikro biologi pewarnaan gram

Upload: kartika

Post on 11-Feb-2018

263 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    1/15

    Laporan Mikro Biologi

    Selasa, 25 Oktober 2011

    Laporan Pewarnaan Bakteri

    Pewarnaan Bakteri

    I. Tujuan

    Terampil melakukan pewarnaan gram untuk bakteri gram positif dan negatif.

    Mempelajari teknik pewarnaan gram untuk pengamatan mikroba.

    Mempelajari bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri dari hasil pengamatan dengan

    pewarnaan gram.

    Membedakan kelompok bakteri berdasarkan reaksinya terhadap warna dan sekaligus

    menunjukkan sifat bakteri tersebut.

    II. Tinjauan Pustaka

    Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu :

    1. Pewarnaan sederhana

    Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut

    sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme

    tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana

    karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan

    untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat

    mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk

    pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana

    pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan.

    a. Pewarnaan Asam

    Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk

    melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen

    biru dan air furksin.

    b. Pewarnaan Basa

    Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi

    mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme

    kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan

    ukuran sel. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.

    http://mikrolaborat.blogspot.com/http://mikrolaborat.blogspot.com/
  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    2/15

    2. Pewarnaan Diferensial (Gram)

    Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies

    bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat

    kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,

    ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (18531938) yang mengembangkan teknik ini pada

    tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.

    Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada

    metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu

    gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji

    pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,

    yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.

    Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan

    struktur dinding sel mereka.

    a. Bakteri Gram Negatif

    Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada

    metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap

    setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.

    b. Bakteri Gram Positif

    Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu

    proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop,

    sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara

    kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri

    (Aditya,2010)

    Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida

    (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan

    berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang

    tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat

    dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).

    Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama.

    Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek

    (Fitria, 2009).

    Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negatif.

    Sifat Bakteri garam (+) Bakteri gram negatif(-)

  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    3/15

    Komposisi dinding sel Kandungan lipid rendah (1-

    4%)

    Kandungan lipid tinggi

    Ketahanan terhadap

    penisilin

    Lebih sensitif Lebih tahan

    Penghambatan oleh

    pewarna basa (VK)

    Lebih dihambat Kurang dihambat

    Kebutuhan nutrisi Kebanyakan spesies relatif

    kompleks

    Relatif sederhana

    Ketahanaa terhadap

    perlakuan fisik

    Lebih tahan Kurang tahan

    (Manurung, 2010).Pewarnaan tahan asam yang umum digunakan adalah pewarnaan Zieh Neelson dengan

    pewarna utama karbol fuksin dengan pemanasan dan pewarna tandingan metilen blue

    Loeffler. Perlakuan panas tersebut diganti dengan penggunaan pembasah yaitu suatu deterjen

    untuk mengurangi tegangan permukaan lemak, untuk menjamin penetrasi. Pewarna yang

    mengandung pembasah ini disebut pewarna Kinyoun (Purwoko, 2010).

    Sekali sitoplasma terwarnai, maka sel-sel organisme seperti mikobakteri menahan zat warna

    tersebut dengan erat, artinya tidak terpucatkan sekalipun oleh zat yang bersifat keras seperti

    asam alkohol (yaitu 3% HCL dalam etanol 95%). Alkohol asam ini merupakan pemucat yang

    sangat intensif dan jangan dikelirukan dengan alkohol-aseton yang banyak digunakan dalam

    prosedur pewarnaan Gram. Kondisi pewarnaan ini, organisme yang dapat menahan zat warna

    itu dikatakan tahan asam dan tampak merah. Bakteri biasa yang dindingnya tidak bersifat

    terlampau lipoidal, pewarna karbol fuksin yang mewarnai sel dapat dengan mudah

    dipucatkan oleh alkohol-asam dan karenanya dikatakan tak tahan asam. Tercucinya karbol

    fuksin dapat diperagakan oleh terserapnya pewarna tandingan biru metilen oleh sel, sehingga

    bakteri tersebut tampak biru (Hadioetomo, 1993).

    Pewarnaan Ziehl Neelsen. Larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan

    sediaan, kemudian dipanaskan diatas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak sampai

    mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama 5-7 menit

    lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan. Setelah itu

    larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4

    menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan dibuang.

  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    4/15

    Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutup seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit

    lalu larutan dibuang dan dicuci dengan air mengalir (Karuniawati, 2005).

    4. Pewarnaan Khusus

    Pewarnaan khusus merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai struktur khusus atau

    tertentu dari bakteri seperti bagian spora, kapsul, flagel dsb. Contoh pewarnaan khusus

    :Pewarnaan Endospora Anggota dari genus Clostridium, Desulfomaculatum,

    danBacillus adalah bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora

    merupakan bentuk dorman dari sel vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan

    mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi, dan

    bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan endospora

    dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas. Endospora tetap dapat dilihat di

    bawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan dan tampak sebagai bulatan transparan dan

    sangat refraktil. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit dibedakan dengan

    badan inklusi (Aditya, 2010)

    a. Pewarnaan kapsul

    Pewarnaan ini menggunakan larutan kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai

    pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air

    dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang yang

    berwana biru gelap.

    b. Pewarnaan spora

    Dinding spora relatif tidak permeable, namun zat warna bias menembusnya dengan cara

    memanaskan preparat.

    c. Pewarnaan flagel

    Pewarnaan flagel dengan memberi suspensi koloid garam asam tanat yang tidak stabil,

    sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.

    d. Pewarnaan nucleoid

    Pewarnaan nucleoid menggunakan pewarna fuelgen yang khusus untuk DNA (Rudi, 2010).

    III. Alat dan Bahan

    Alat :

    Gelas Benda 2 Buah

    Gelas Penutup 2 Buah

    Pipet 4 Buah

    Bunsen 1 Buah

  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    5/15

    Mikroskop 1 Buah

    Tissue Secukupnya

    Bahan:

    Bakteri Sampel A 1 Tetes

    Bakteri Sampel B 1 Tetes

    Alkohol 96% 2 Tetes

    Air Mengalir

    Larutan Kristal Violet 2 Tetes

    Safarin 1 Tetes

    Larutan Iodin 2 Tetes

    IV. Cara Kerja

    Disiapkan dua gelas benda dan penutupnya,

    Bakteri sempel A dan B diteteskan satu tetes pada masing-masing gelas benda,

    Sampel dipanaskan diatas api Bunsen hingga terfiksasi, jangan sampai pecah

    1 tetes kristal violet diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 30

    detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang,

    1 tetes iodine diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 1 menit.

    Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang,

    1 tetes etanol 96% diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 30

    detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang,

    1 tetes safranin diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 1

    menit. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang,

    Setelah pembilasan terakhir, gelas benda dikeringkan dan diamati di bawah mikroskop.

    Jika terbentuk warna ungu maka termasuk golongan bakteri gram positif , dan jika terbentuk

    warna merah atau merah muda maka termasuk golongan bakteri gram negatif.

    V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

    Tabel Hasil Pengamatan,

    No NamaPengamatan Warna

    HasilUngu Merah Muda

    1 Bakteri Sampel A - Bakteri gram negatif

    2 Bakteri sampel B - Bakteri gram positif

  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    6/15

    Praktikum ini memiliki tujuan agar praktikan terampil dalam melakukan pewarnaan gram

    untuk bakteri gram positif dan negatif, mempelajari teknik pewarnaan gram untuk

    pengamatan mikroba, mempelajari bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri dari hasil

    pengamatan dengan pewarnaan gram, sera membedakan kelompok bakteri berdasarkan

    reaksinya terhadap warna dan sekaligus menunjukkan sifat bakteri tersebut.

    Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari

    bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena

    adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna (Manurung, 2010).

    Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak

    digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam

    langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan

    peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri.

    Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram

    negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis.

    Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis

    membran sel (Manurung, 2010).

    Langkah-langkah utama dalam teknik pewarnaan antara lain:

    a. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis.

    b. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia seperti

    sabun, formalin, fenol.

    c. Aplikasi zat warna tunggal, atau lebih dari 1 zat warna. Pewarnaan gram pada praktikum

    ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu:

    a. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.

    b. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.

    c. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.

    d. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.

    Keempat tahap tersebut dijelaskan langsung dalam langkah percobaan di bawah ini.

    Langkah selanjutnya, 1 tetes kristal violet diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian

    didiamkan selama 30 detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya

    hilang. Kristal violet merupakan reagen yang berwarna ungu. Kristal violet ini merupakan

    pewarna primer (utama) yang akan memberi warna pada mikroorganisme target. Kristal

    violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat

    asam. Dengan perlakuan seperti itu, sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat

    berwarna (ungu). Pemberian kristal violet pada bakteri gram positif akan meninggalkan

  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    7/15

    warna ungu muda. Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri

    adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif

    mengandung protein dan gram negatif mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan

    dinding selnya tipis. Kristal violet yang diteteskan didiamkan selama 30 detik bertujuan agar

    cat atau pewarna ini dapat melekat sempurna pada dinding sel bakteri.

    Langkah percobaan yang dilakukan oleh praktikan dimulai dengan 1 tetes sampel yang

    berupa bakteri sampel A dan bakteri sampel B diteteskan di atas gelas benda yang berbeda.

    Kedua gelas benda berisi sampel tersebut dipanaskan (fiksasi) di atas bunsen burner. Hal ini

    bertujuan untuk menguapkan air sehingga hanya akan didapat bakteri saja. Proses fiksasi juga

    bertujuan supaya bakteri benar-benar melekat pada gelas benda sehingga olesan bakteri

    berupa tetesan sampel tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu

    diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar tidak

    terkena nyala api.

    Langkah selanjutnya, 1 tetes iodine diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian

    didiamkan selama 1 menit. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya

    hilang. Iodine merupakan pewarna Mordan, yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi

    pewarna primer yang diserap mikroorganisme target atau mengintensifkan warna utama.

    Pemberian iodine pada pengecatan Gram dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna

    oleh bakteri. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma

    organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram

    negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Iodine yang diteteskan

    didiamkan selama 1 menit bertujuan agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi semakin

    lebih kuat.

    Selanjutnya, 1 tetes alkohol 96% diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan

    selama 30 detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang.

    Etanol 95% merupakan solven organik yang berfungsi untuk membilas (mencuci) atau

    melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Tercuci tidaknya warna

    dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat

    warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat

    menelan warna dasar, maka warna akan tercuci. Pemberian alkohol pada pengecatan ini dapat

    mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan yaitu mikroorganisme (bakteri) akan tetap

    berwarna ungu atau bakteri menjadi tidak berwarna. Pemberian alkohol 96% juga

    menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel.

    Reaksi yang terjadi ketika penambahan alkohol 96%

  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    8/15

    gram + : lipid > + alkohol 96% pori dinding sel yang terbentuk besar, protein

    dinding sel terdehidrasi, pori tidak tertutup (kompleks kristal violet-iodine tercuci)

    Alkohol 96% yang diteteskan di atas gelas benda didiamkan selama 30 detik kemudia dibilas

    dengan aquades dengan tujuan agar warna dapat luntur secara sempurna dan tidak ada yang

    tersisa di dalam gelas benda.

    Setelah pembilasan reagen alkohol 96% pada gelas benda sebelumnya, selanjutnya diteteskan

    1 tetes safranin di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 1 menit. Setelah itu,

    gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang. Safranin merupakan pewarna

    tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang

    telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain, safranin

    memberikan warna pada mikroorganisme non target serta menghabiskan sisa-sisa cat atau

    pewarna. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna

    merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya

    terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan

    membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna

    ungu.

    Pemberian reagen atau pewarna yang berganti dari satu pewarna ke pewarna lain dengan

    waktu yang telah ditentukan disebabkan karena zat-zat warna tersebut dapat berikatan dengan

    komponen dinding sel bakteri dalam waktu singkat. Karena itulah rentang waktu pemberian

    zat warna yang satu ke yang lainnya tidak lama sehingga proses identifikasi bakteri

    berlangsung cepat (efisiensi waktu).

    Setiap akhir pemberian reagen atau pewarna, selalu dilakukan pembilasan terhadap gelas

    benda dengan menggunakan aquades. pembilasan ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan

    setiap zat warna yang sedang diberikan. Setiap akhir pembilasan pada masing-masing reagen,

    perlu dilakukan penyerapan air bilasan dari aquades dengan menggunakan kertas tissu agar

    aquades tidak tercampur dengan reagen atau pewarna baru yang akan diberikan. Setelah

    pembilasan terakhir, gelas benda dikeringkan dan diamati di bawah mikroskop. Jika

    terbentuk warna ungu maka termasuk golongan bakteri gram positif , dan jika terbentuk

    warna merah atau merah muda maka termasuk golongan bakteri gram negatif.

    Gambar skematik langkah kerja yang dilakukan oleh praktikan

  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    9/15

    Tabel prosedur pewarnaan gram

    http://4.bp.blogspot.com/-g6SGvhdhx4U/TqbVy0x82VI/AAAAAAAAAA4/dibrfTDVIzQ/s1600/langkah2.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-2v1vL6MbTko/TqbVq0OeIdI/AAAAAAAAAAw/N3hXjzCzLLQ/s1600/langkahpipet.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-g6SGvhdhx4U/TqbVy0x82VI/AAAAAAAAAA4/dibrfTDVIzQ/s1600/langkah2.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-2v1vL6MbTko/TqbVq0OeIdI/AAAAAAAAAAw/N3hXjzCzLLQ/s1600/langkahpipet.jpghttp://lh5.ggpht.com/_kFz4vOoppxQ/SSKm50I3SNI/AAAAAAAAAZc/XtlICBSi9iw/image13.pnghttp://biobakteri.files.wordpress.com/2009/06/pewarnaan-gram.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-vGePhc9w3vE/TqbV_FSHynI/AAAAAAAAABA/mtmlaJhaDdo/s1600/ecoli.jpg
  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    10/15

    (Pradhika, 2008)

    Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna.

    Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia

    ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan

    memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan

    bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Jika warna

    terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat

    pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue,

    safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-

    , SO4 -

    ,

    CH3COO-, COOHCOO. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih

    cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagian-

    bagian inti sel (Rudi, 2010).

    Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti fiksasi, peluntur warna, substrat,

    intensifikasi pewarnaan, dan penggunaan zat warna penutup. Pada bakteri gram positif

    menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah. Dalam praktikum

    ini digunakan salah satu pewarnanya yaitu safranin yang sesuai teori bersifat basa sehinggalebih mudah bersenyawa atau bereaksi dengan bagian-bagian inti sel bakteri.

    http://2.bp.blogspot.com/-q399TBwcu38/TqbWDdRb6LI/AAAAAAAAABI/rWlGCdo_1TQ/s1600/tabelkerja.pnghttp://lh6.ggpht.com/_kFz4vOoppxQ/SSKmyBsvNzI/AAAAAAAAAZU/ZVkovvw7ErU/image9.png
  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    11/15

    Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada

    metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu

    gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji

    pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,

    yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.

    Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan

    struktur dinding sel mereka (Rudi, 2010).

    Hasil pengamatan di bawah mikroskop menunjukkan bahwa bakteri sampel A memiliki

    warna merah muda (gram negative), dan Bakteri sampel B memilki warna ungu (gram

    positif).

    1. Escherichia coli

    GambarE.coli dengan perbesaran 1000 x

    Klasifikasi ilmiah

    Kingdom : Bakteria

    Filum : Proteobacteria

    Kelas : Gamma Proteobacteria

    Order : Enterobacteriales

    Famili : Enterobacteriaceae

    Genus :Escherichia

    Spesies :E. coli

    Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat bakteriEschericia coli pada air WC.

    BerbentukE. coli adalah basil (batang) yang pendek. Bakteri tersebut pada saat diwarnai

    menunjukkan warna merah muda yang berarti bahwa bakteri ini bersifat gram negatif.

    http://3.bp.blogspot.com/-vGePhc9w3vE/TqbV_FSHynI/AAAAAAAAABA/mtmlaJhaDdo/s1600/ecoli.jpg
  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    12/15

    Menurut literatur,E. coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk bakteri

    gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif.E.coli hidup dalam jumlah besar di

    dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari

    bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dariE.coli merupakan patogen berbahaya yang

    menyebabkan penyakit diare, sindrom diare lanjutan, muntaber, hemolitik uremic (hus),

    infeksi usus, infeksi saluran urin, dan neonatal meningitis. Peranan yang mengguntungkan

    adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta

    mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Disamping

    itu,E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetikadan biasa digunakan

    sebagai vektoruntuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan

    karena bakteri ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan mudah dalam penanganannya

    (Fajriana, 2008).

    Infeksi E.coli O157:H7 yang patogen pada manusia yaitu yang bersifat verotoksigenik yang

    telah menyebabkan 16.000 kasus penyakit melalui makanan (Food Born Diseases) dan 900

    orang meninggal per tahun di AS, dengan perkiraan annual cost $ 200,000 hingga $ 600,000.

    Kejadian wabah tunggal pada tahun 1993 di Western AS telah menyebabkan 700 orang

    menderita sakit dan 4 orang meninggal (Sartika, 2005).

    VI. Kesimpulan

    1. Pewarnaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pewarnaan Gram. Pewarnaan

    Gram adalah pewarnaan yang didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan pada

    dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Pewarnaan ini

    berguna untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni bakteri gram

    positif dan gram negatif. Langkah-langkah utama dalam teknik pewarnaan bakteri antara lain:

    a. Pembuatan olesan bakteri

    b. Fiksasi

    c. Aplikasi zat warna tunggal, atau lebih dari 1 zat warna.

    2. Teknik pewarnaan gram pada praktikum ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu:

    a. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.

    b. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.

    c. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.

    d. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.

    3. Dari hasil pengamatan warna bakteri, pada sampel A dapat dikelompokkan dalam bakteri

    gram negatif karena menunjukkan warna merah muda ketika diamati di bawah mikroskop.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika
  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    13/15

    4. Dari hasil pengamatan warna bakteri, pada sampel B dapat dikelompokkan dalam bakteri

    gram positif karena menunjukkan warna ungu ketika diamati di bawah mikroskop.

  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    14/15

    VII. Daftar Pustaka

    Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan

    Bakteri.http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html. 11

    November 2010.

    Dwijoseputro, d. 1994.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

    Fajriana, Rizki. 2008.Mikrobiologi Umum Pewarnaan Gram. http //pewarnaan

    bakteri\MikroumPewarnaan Gram RIZQI FAJRIANA BLOGS.htm/. 11 November

    2010.

    Fitria, Bayu. 2009.Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram

    Negatif).http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positif-dan-

    gram-negatif.11 November 2010.

    Hadioetomo, R. S. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Gramedia.

    Hardiningsih, Riani, Rostiati Nonta Refina Napitupulu, dan Titin Yulinery. 2006. Isolasi dan

    Uji Resistensi Beberapa IsolatLactobacilluspada pH Rendah.Biodiversitas Vol 7 No. 1.

    Karuniawati, Risdiyani, S. Nilawati, Prawoto, Y. Rosana, B. Alisyahbana, I. Parwati, Wia

    Melia, dan T.M. Sudiro. 2005. Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen dan Fluorokrom

    sebagai Metode Pewarna Basil Tahan Asam untuk Pemeriksaan Mikroskopik

    Sputum.Makara Kesehatan Vol. 9 No. 1.

    Manurung, Pebrin. 2010.Pengamatan Bentuk

    Bakteri.http://pebrinmanurung.blogspot.com/2010/10/pengamatan-bentuk-bakteri.html. 11

    November 2010.

    Pradhika, E. Indra. 2008.Morfologi Mikroba. http://ekmon-

    saurus.blogspot.com/2008/11/bab-5-morfologi-mikroba.html. 11 November 2010.

    Purwoko, Tjahjadi. dkk. 2010.Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.Laboratorium Mikrobiologi

    UNS.

    http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010
  • 7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram

    15/15

    Reyza, Muhammad. 2008.Metode

    PewarnaanGram.http://qi206.wordpress.com/2008/10/17/mikroba/pewarnaan/ 11 November

    2010.

    Rudi. 2010.Bakteri Gram dan Pewarnaannya.http://rudyregobiz.wordpress.com/bakteri-

    gram-dan-pewarnaannya-2/. 11 November 2010.

    Sartika, Ratu Ayu, Yvonne M. Indrawani, dan Trini Sudiarti. 2005. Analisis

    MikrobiologiEscherichia coli O157:H7pada Hasil Olahan Hewan Sapi dalam Proses

    Produksinya.Makara Kesehatan Vol 9 No. 1.

    Seri, Nesty Dwiyani. 2010.Bakteri Tahan Asam.

    http://my.opera.com/chanlightz/blog/2010/07/13/bakteri-tahan-asam. 11 November 2010.