laporan mikro biologi pewarnaan gram
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
1/15
Laporan Mikro Biologi
Selasa, 25 Oktober 2011
Laporan Pewarnaan Bakteri
Pewarnaan Bakteri
I. Tujuan
Terampil melakukan pewarnaan gram untuk bakteri gram positif dan negatif.
Mempelajari teknik pewarnaan gram untuk pengamatan mikroba.
Mempelajari bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri dari hasil pengamatan dengan
pewarnaan gram.
Membedakan kelompok bakteri berdasarkan reaksinya terhadap warna dan sekaligus
menunjukkan sifat bakteri tersebut.
II. Tinjauan Pustaka
Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut
sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme
tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana
karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat
mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk
pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana
pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan.
a. Pewarnaan Asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk
melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen
biru dan air furksin.
b. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi
mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme
kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
http://mikrolaborat.blogspot.com/http://mikrolaborat.blogspot.com/ -
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
2/15
2. Pewarnaan Diferensial (Gram)
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat
kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (18531938) yang mengembangkan teknik ini pada
tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu
gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji
pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,
yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan
struktur dinding sel mereka.
a. Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap
setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.
b. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu
proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop,
sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara
kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri
(Aditya,2010)
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida
(lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan
berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang
tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat
dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama.
Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek
(Fitria, 2009).
Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negatif.
Sifat Bakteri garam (+) Bakteri gram negatif(-)
-
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
3/15
Komposisi dinding sel Kandungan lipid rendah (1-
4%)
Kandungan lipid tinggi
Ketahanan terhadap
penisilin
Lebih sensitif Lebih tahan
Penghambatan oleh
pewarna basa (VK)
Lebih dihambat Kurang dihambat
Kebutuhan nutrisi Kebanyakan spesies relatif
kompleks
Relatif sederhana
Ketahanaa terhadap
perlakuan fisik
Lebih tahan Kurang tahan
(Manurung, 2010).Pewarnaan tahan asam yang umum digunakan adalah pewarnaan Zieh Neelson dengan
pewarna utama karbol fuksin dengan pemanasan dan pewarna tandingan metilen blue
Loeffler. Perlakuan panas tersebut diganti dengan penggunaan pembasah yaitu suatu deterjen
untuk mengurangi tegangan permukaan lemak, untuk menjamin penetrasi. Pewarna yang
mengandung pembasah ini disebut pewarna Kinyoun (Purwoko, 2010).
Sekali sitoplasma terwarnai, maka sel-sel organisme seperti mikobakteri menahan zat warna
tersebut dengan erat, artinya tidak terpucatkan sekalipun oleh zat yang bersifat keras seperti
asam alkohol (yaitu 3% HCL dalam etanol 95%). Alkohol asam ini merupakan pemucat yang
sangat intensif dan jangan dikelirukan dengan alkohol-aseton yang banyak digunakan dalam
prosedur pewarnaan Gram. Kondisi pewarnaan ini, organisme yang dapat menahan zat warna
itu dikatakan tahan asam dan tampak merah. Bakteri biasa yang dindingnya tidak bersifat
terlampau lipoidal, pewarna karbol fuksin yang mewarnai sel dapat dengan mudah
dipucatkan oleh alkohol-asam dan karenanya dikatakan tak tahan asam. Tercucinya karbol
fuksin dapat diperagakan oleh terserapnya pewarna tandingan biru metilen oleh sel, sehingga
bakteri tersebut tampak biru (Hadioetomo, 1993).
Pewarnaan Ziehl Neelsen. Larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan
sediaan, kemudian dipanaskan diatas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak sampai
mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama 5-7 menit
lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan. Setelah itu
larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4
menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan dibuang.
-
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
4/15
Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutup seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit
lalu larutan dibuang dan dicuci dengan air mengalir (Karuniawati, 2005).
4. Pewarnaan Khusus
Pewarnaan khusus merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai struktur khusus atau
tertentu dari bakteri seperti bagian spora, kapsul, flagel dsb. Contoh pewarnaan khusus
:Pewarnaan Endospora Anggota dari genus Clostridium, Desulfomaculatum,
danBacillus adalah bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora
merupakan bentuk dorman dari sel vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan
mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi, dan
bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan endospora
dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas. Endospora tetap dapat dilihat di
bawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan dan tampak sebagai bulatan transparan dan
sangat refraktil. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit dibedakan dengan
badan inklusi (Aditya, 2010)
a. Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai
pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air
dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang yang
berwana biru gelap.
b. Pewarnaan spora
Dinding spora relatif tidak permeable, namun zat warna bias menembusnya dengan cara
memanaskan preparat.
c. Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspensi koloid garam asam tanat yang tidak stabil,
sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
d. Pewarnaan nucleoid
Pewarnaan nucleoid menggunakan pewarna fuelgen yang khusus untuk DNA (Rudi, 2010).
III. Alat dan Bahan
Alat :
Gelas Benda 2 Buah
Gelas Penutup 2 Buah
Pipet 4 Buah
Bunsen 1 Buah
-
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
5/15
Mikroskop 1 Buah
Tissue Secukupnya
Bahan:
Bakteri Sampel A 1 Tetes
Bakteri Sampel B 1 Tetes
Alkohol 96% 2 Tetes
Air Mengalir
Larutan Kristal Violet 2 Tetes
Safarin 1 Tetes
Larutan Iodin 2 Tetes
IV. Cara Kerja
Disiapkan dua gelas benda dan penutupnya,
Bakteri sempel A dan B diteteskan satu tetes pada masing-masing gelas benda,
Sampel dipanaskan diatas api Bunsen hingga terfiksasi, jangan sampai pecah
1 tetes kristal violet diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 30
detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang,
1 tetes iodine diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 1 menit.
Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang,
1 tetes etanol 96% diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 30
detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang,
1 tetes safranin diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 1
menit. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang,
Setelah pembilasan terakhir, gelas benda dikeringkan dan diamati di bawah mikroskop.
Jika terbentuk warna ungu maka termasuk golongan bakteri gram positif , dan jika terbentuk
warna merah atau merah muda maka termasuk golongan bakteri gram negatif.
V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Tabel Hasil Pengamatan,
No NamaPengamatan Warna
HasilUngu Merah Muda
1 Bakteri Sampel A - Bakteri gram negatif
2 Bakteri sampel B - Bakteri gram positif
-
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
6/15
Praktikum ini memiliki tujuan agar praktikan terampil dalam melakukan pewarnaan gram
untuk bakteri gram positif dan negatif, mempelajari teknik pewarnaan gram untuk
pengamatan mikroba, mempelajari bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri dari hasil
pengamatan dengan pewarnaan gram, sera membedakan kelompok bakteri berdasarkan
reaksinya terhadap warna dan sekaligus menunjukkan sifat bakteri tersebut.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari
bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena
adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna (Manurung, 2010).
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam
langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan
peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri.
Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram
negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis.
Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis
membran sel (Manurung, 2010).
Langkah-langkah utama dalam teknik pewarnaan antara lain:
a. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis.
b. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia seperti
sabun, formalin, fenol.
c. Aplikasi zat warna tunggal, atau lebih dari 1 zat warna. Pewarnaan gram pada praktikum
ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu:
a. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
b. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
c. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
d. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.
Keempat tahap tersebut dijelaskan langsung dalam langkah percobaan di bawah ini.
Langkah selanjutnya, 1 tetes kristal violet diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian
didiamkan selama 30 detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya
hilang. Kristal violet merupakan reagen yang berwarna ungu. Kristal violet ini merupakan
pewarna primer (utama) yang akan memberi warna pada mikroorganisme target. Kristal
violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat
asam. Dengan perlakuan seperti itu, sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat
berwarna (ungu). Pemberian kristal violet pada bakteri gram positif akan meninggalkan
-
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
7/15
warna ungu muda. Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri
adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif
mengandung protein dan gram negatif mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan
dinding selnya tipis. Kristal violet yang diteteskan didiamkan selama 30 detik bertujuan agar
cat atau pewarna ini dapat melekat sempurna pada dinding sel bakteri.
Langkah percobaan yang dilakukan oleh praktikan dimulai dengan 1 tetes sampel yang
berupa bakteri sampel A dan bakteri sampel B diteteskan di atas gelas benda yang berbeda.
Kedua gelas benda berisi sampel tersebut dipanaskan (fiksasi) di atas bunsen burner. Hal ini
bertujuan untuk menguapkan air sehingga hanya akan didapat bakteri saja. Proses fiksasi juga
bertujuan supaya bakteri benar-benar melekat pada gelas benda sehingga olesan bakteri
berupa tetesan sampel tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu
diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar tidak
terkena nyala api.
Langkah selanjutnya, 1 tetes iodine diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian
didiamkan selama 1 menit. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya
hilang. Iodine merupakan pewarna Mordan, yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi
pewarna primer yang diserap mikroorganisme target atau mengintensifkan warna utama.
Pemberian iodine pada pengecatan Gram dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna
oleh bakteri. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma
organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram
negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Iodine yang diteteskan
didiamkan selama 1 menit bertujuan agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi semakin
lebih kuat.
Selanjutnya, 1 tetes alkohol 96% diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan
selama 30 detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang.
Etanol 95% merupakan solven organik yang berfungsi untuk membilas (mencuci) atau
melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Tercuci tidaknya warna
dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat
warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat
menelan warna dasar, maka warna akan tercuci. Pemberian alkohol pada pengecatan ini dapat
mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan yaitu mikroorganisme (bakteri) akan tetap
berwarna ungu atau bakteri menjadi tidak berwarna. Pemberian alkohol 96% juga
menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel.
Reaksi yang terjadi ketika penambahan alkohol 96%
-
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
8/15
gram + : lipid > + alkohol 96% pori dinding sel yang terbentuk besar, protein
dinding sel terdehidrasi, pori tidak tertutup (kompleks kristal violet-iodine tercuci)
Alkohol 96% yang diteteskan di atas gelas benda didiamkan selama 30 detik kemudia dibilas
dengan aquades dengan tujuan agar warna dapat luntur secara sempurna dan tidak ada yang
tersisa di dalam gelas benda.
Setelah pembilasan reagen alkohol 96% pada gelas benda sebelumnya, selanjutnya diteteskan
1 tetes safranin di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama 1 menit. Setelah itu,
gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang. Safranin merupakan pewarna
tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang
telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain, safranin
memberikan warna pada mikroorganisme non target serta menghabiskan sisa-sisa cat atau
pewarna. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna
merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya
terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan
membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna
ungu.
Pemberian reagen atau pewarna yang berganti dari satu pewarna ke pewarna lain dengan
waktu yang telah ditentukan disebabkan karena zat-zat warna tersebut dapat berikatan dengan
komponen dinding sel bakteri dalam waktu singkat. Karena itulah rentang waktu pemberian
zat warna yang satu ke yang lainnya tidak lama sehingga proses identifikasi bakteri
berlangsung cepat (efisiensi waktu).
Setiap akhir pemberian reagen atau pewarna, selalu dilakukan pembilasan terhadap gelas
benda dengan menggunakan aquades. pembilasan ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan
setiap zat warna yang sedang diberikan. Setiap akhir pembilasan pada masing-masing reagen,
perlu dilakukan penyerapan air bilasan dari aquades dengan menggunakan kertas tissu agar
aquades tidak tercampur dengan reagen atau pewarna baru yang akan diberikan. Setelah
pembilasan terakhir, gelas benda dikeringkan dan diamati di bawah mikroskop. Jika
terbentuk warna ungu maka termasuk golongan bakteri gram positif , dan jika terbentuk
warna merah atau merah muda maka termasuk golongan bakteri gram negatif.
Gambar skematik langkah kerja yang dilakukan oleh praktikan
-
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
9/15
Tabel prosedur pewarnaan gram
http://4.bp.blogspot.com/-g6SGvhdhx4U/TqbVy0x82VI/AAAAAAAAAA4/dibrfTDVIzQ/s1600/langkah2.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-2v1vL6MbTko/TqbVq0OeIdI/AAAAAAAAAAw/N3hXjzCzLLQ/s1600/langkahpipet.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-g6SGvhdhx4U/TqbVy0x82VI/AAAAAAAAAA4/dibrfTDVIzQ/s1600/langkah2.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-2v1vL6MbTko/TqbVq0OeIdI/AAAAAAAAAAw/N3hXjzCzLLQ/s1600/langkahpipet.jpghttp://lh5.ggpht.com/_kFz4vOoppxQ/SSKm50I3SNI/AAAAAAAAAZc/XtlICBSi9iw/image13.pnghttp://biobakteri.files.wordpress.com/2009/06/pewarnaan-gram.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-vGePhc9w3vE/TqbV_FSHynI/AAAAAAAAABA/mtmlaJhaDdo/s1600/ecoli.jpg -
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
10/15
(Pradhika, 2008)
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna.
Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia
ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan
memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan
bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Jika warna
terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat
pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue,
safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-
, SO4 -
,
CH3COO-, COOHCOO. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih
cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagian-
bagian inti sel (Rudi, 2010).
Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti fiksasi, peluntur warna, substrat,
intensifikasi pewarnaan, dan penggunaan zat warna penutup. Pada bakteri gram positif
menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah. Dalam praktikum
ini digunakan salah satu pewarnanya yaitu safranin yang sesuai teori bersifat basa sehinggalebih mudah bersenyawa atau bereaksi dengan bagian-bagian inti sel bakteri.
http://2.bp.blogspot.com/-q399TBwcu38/TqbWDdRb6LI/AAAAAAAAABI/rWlGCdo_1TQ/s1600/tabelkerja.pnghttp://lh6.ggpht.com/_kFz4vOoppxQ/SSKmyBsvNzI/AAAAAAAAAZU/ZVkovvw7ErU/image9.png -
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
11/15
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu
gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji
pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,
yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan
struktur dinding sel mereka (Rudi, 2010).
Hasil pengamatan di bawah mikroskop menunjukkan bahwa bakteri sampel A memiliki
warna merah muda (gram negative), dan Bakteri sampel B memilki warna ungu (gram
positif).
1. Escherichia coli
GambarE.coli dengan perbesaran 1000 x
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus :Escherichia
Spesies :E. coli
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat bakteriEschericia coli pada air WC.
BerbentukE. coli adalah basil (batang) yang pendek. Bakteri tersebut pada saat diwarnai
menunjukkan warna merah muda yang berarti bahwa bakteri ini bersifat gram negatif.
http://3.bp.blogspot.com/-vGePhc9w3vE/TqbV_FSHynI/AAAAAAAAABA/mtmlaJhaDdo/s1600/ecoli.jpg -
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
12/15
Menurut literatur,E. coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk bakteri
gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif.E.coli hidup dalam jumlah besar di
dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari
bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dariE.coli merupakan patogen berbahaya yang
menyebabkan penyakit diare, sindrom diare lanjutan, muntaber, hemolitik uremic (hus),
infeksi usus, infeksi saluran urin, dan neonatal meningitis. Peranan yang mengguntungkan
adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta
mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Disamping
itu,E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetikadan biasa digunakan
sebagai vektoruntuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan
karena bakteri ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan mudah dalam penanganannya
(Fajriana, 2008).
Infeksi E.coli O157:H7 yang patogen pada manusia yaitu yang bersifat verotoksigenik yang
telah menyebabkan 16.000 kasus penyakit melalui makanan (Food Born Diseases) dan 900
orang meninggal per tahun di AS, dengan perkiraan annual cost $ 200,000 hingga $ 600,000.
Kejadian wabah tunggal pada tahun 1993 di Western AS telah menyebabkan 700 orang
menderita sakit dan 4 orang meninggal (Sartika, 2005).
VI. Kesimpulan
1. Pewarnaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pewarnaan Gram. Pewarnaan
Gram adalah pewarnaan yang didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan pada
dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Pewarnaan ini
berguna untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni bakteri gram
positif dan gram negatif. Langkah-langkah utama dalam teknik pewarnaan bakteri antara lain:
a. Pembuatan olesan bakteri
b. Fiksasi
c. Aplikasi zat warna tunggal, atau lebih dari 1 zat warna.
2. Teknik pewarnaan gram pada praktikum ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu:
a. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
b. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
c. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
d. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.
3. Dari hasil pengamatan warna bakteri, pada sampel A dapat dikelompokkan dalam bakteri
gram negatif karena menunjukkan warna merah muda ketika diamati di bawah mikroskop.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika -
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
13/15
4. Dari hasil pengamatan warna bakteri, pada sampel B dapat dikelompokkan dalam bakteri
gram positif karena menunjukkan warna ungu ketika diamati di bawah mikroskop.
-
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
14/15
VII. Daftar Pustaka
Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan
Bakteri.http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html. 11
November 2010.
Dwijoseputro, d. 1994.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Fajriana, Rizki. 2008.Mikrobiologi Umum Pewarnaan Gram. http //pewarnaan
bakteri\MikroumPewarnaan Gram RIZQI FAJRIANA BLOGS.htm/. 11 November
2010.
Fitria, Bayu. 2009.Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram
Negatif).http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positif-dan-
gram-negatif.11 November 2010.
Hadioetomo, R. S. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Gramedia.
Hardiningsih, Riani, Rostiati Nonta Refina Napitupulu, dan Titin Yulinery. 2006. Isolasi dan
Uji Resistensi Beberapa IsolatLactobacilluspada pH Rendah.Biodiversitas Vol 7 No. 1.
Karuniawati, Risdiyani, S. Nilawati, Prawoto, Y. Rosana, B. Alisyahbana, I. Parwati, Wia
Melia, dan T.M. Sudiro. 2005. Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen dan Fluorokrom
sebagai Metode Pewarna Basil Tahan Asam untuk Pemeriksaan Mikroskopik
Sputum.Makara Kesehatan Vol. 9 No. 1.
Manurung, Pebrin. 2010.Pengamatan Bentuk
Bakteri.http://pebrinmanurung.blogspot.com/2010/10/pengamatan-bentuk-bakteri.html. 11
November 2010.
Pradhika, E. Indra. 2008.Morfologi Mikroba. http://ekmon-
saurus.blogspot.com/2008/11/bab-5-morfologi-mikroba.html. 11 November 2010.
Purwoko, Tjahjadi. dkk. 2010.Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.Laboratorium Mikrobiologi
UNS.
http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.%2011%20November%202010 -
7/23/2019 Laporan Mikro Biologi Pewarnaan Gram
15/15
Reyza, Muhammad. 2008.Metode
PewarnaanGram.http://qi206.wordpress.com/2008/10/17/mikroba/pewarnaan/ 11 November
2010.
Rudi. 2010.Bakteri Gram dan Pewarnaannya.http://rudyregobiz.wordpress.com/bakteri-
gram-dan-pewarnaannya-2/. 11 November 2010.
Sartika, Ratu Ayu, Yvonne M. Indrawani, dan Trini Sudiarti. 2005. Analisis
MikrobiologiEscherichia coli O157:H7pada Hasil Olahan Hewan Sapi dalam Proses
Produksinya.Makara Kesehatan Vol 9 No. 1.
Seri, Nesty Dwiyani. 2010.Bakteri Tahan Asam.
http://my.opera.com/chanlightz/blog/2010/07/13/bakteri-tahan-asam. 11 November 2010.