laporan modul 7 heat treatment aidil luthfansyah putra

Upload: aidil-luthfansyah-putra

Post on 04-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    1/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 1

    MODUL 7

    Perlakuan Panas dan Uji Kekerasan

    Praktikan :

    Aidil Luthfansyah Putra

    123.12.014

    Asisten :

    Cintiya Ayu Putri Darmawan dan Rizky Hidayat

    Sabtu, 1 November 2014

    PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

    FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN

    INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    2/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 2

    1. Mempelajari prinsip proses perlakuan panas pada paduan aluminium

    2. Menganalisis hubungan antara perlakuan panas terhadap struktur mikro dan sifat

    mekanis pada aluminium

    - Aluminium dengan berat jenis 2,7 g/cm 3 adalah logam yang lunak, ringan, dan

    mudah ditempa. Berat jenis yang relative kecil ( sekitar 1/3 berat jenis baja; berat

    jenis baja ~7,8 g/cm 3) menyebabkan aluminium digunakan sebagai material dasar

    pesawat terbang. Selain itu aluminium memilki resistansi terhadap korosi akibat

    adanya fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan aluminium oksida dalam

    keadaan terbuka di udara bebas. Lapisan ini mencegah terjadinya oksidasi lebih

    lanjut. Sementara konduktivitas panas dan listrik yang baik juga turut memperkaya

    sifat aluminium

    - Pada aplikasinya aluminium sering dipadukan dengan unsur lain untuk

    mendapatkan kekuatan yang lebih baik, karena pada dasarnya aluminium merpakanlogam yang sangat lunak. Jenis unsur pemadu juga mempunyai pengaruh yang

    berbeda-beda terhadap sifat mekanis paduan aluminium.

    - Perlakuan panas pada aluminium terdepat beberapa jenis yang dapat dilakukan,

    antara lain:

    a. Solution Heat-Treatment (SHT)

    Tujuan dari proses ini adalah melarutkan unsur pemadu seperti Mg, Si, Cu,

    dan Zn menjadi larutan padat (solid solution) dengan cara memanaskan paduan pada temperature dan waktu tertentu. Selain itu dapat juga terjadi

    pembentukan suatu fasa larutan padat dari paduan tersebut.

    b. Quenching

    Proses pendinginan cepat (quenching) sering dilakukan untuk

    mempertahankan sifat yang terdapat pada paduan setelah dilakukan proses

    solution heat-treatmen. Media quench dapat berupa minyak, air, udara, dan

    lainnya.

    Tinjauan Pustaka

    Tujuan Percobaan

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    3/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 3

    c. Aging

    Pada proses aging material aluminium dipanaskan kembali pada

    temperature tertentu dan selama waktu tertentu. Terdapat dua jenis proses

    aging, yaitu:

    Artificial aging, Material dipanaskan kembali pada temperature

    tertentu di dalam furcance selama selang waktu tertentu.

    Natural aging, Material dibiarkan pada temperature kamar.

    d. Annealing

    Proses perlakuan panas yang umum diterapkan pada paduan logam yang

    telah mengalami pengerjaan dingin (cold working) disebut annealing.

    Tujuannya adalah melunakkan kembali paduan logam dari keadaan

    pengerasan regangan (strain-hardening).

    - Uji kekerasan dengan metode Vickers menggunakan intan sebagai indentor. Cara

    kerja uji ini adalah indentor digesekan ke spesimen dengan menggunakan mesin

    khusus. Indentasi yang dilakukan akan menghasilkan lubang dengan bentuk belah

    Gambar 1. Skematik proses perlakuan panas pada

    aduan aluminium

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    4/13

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    5/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 5

    Dalam pengujian Nilai kekerasan, menggunakan Metode Vickers dengan alat Vickers Micro

    Hardness dengan tiga kali percobaan. Adapun hasil uji kekerasan yang didapat :

    1. Spesimen (Alumunium Alloy) tanpa H eat Treatment

    Percobaan I Percobaan II Percobaan III Rata-rata

    Diagonal 1 34,16 37,22 32,12 -

    Diagonal 2 34,75 30,31 36,32 -

    H ardness 156,2 162,7 158,7 159,2

    2. Diberi perlakuan Aging

    Percobaan I Percobaan II Percobaan III Rata-rata

    Diagonal 1 33,45 31,19 32,38 -

    Diagonal 2 32,41 30,45 32,89 -

    H ardness 171,0 195,2 174,2 180,1333

    3. Spesimen dengan perlakuan Natural Aging

    Percobaan I Percobaan II Percobaan III Rata-rata

    Diagonal 1 37,1 37,38 37,61 -

    Diagonal 2 35,14 35,13 34,78 -

    H ardness 142,1 141,1 141,6 141,6

    4. Spesimen dengan perlakuan Quench

    Pengolahan Data

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    6/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 6

    Percobaan I Percobaan II Percobaan III Rata-rata

    Diagonal 1 38,82 39,30 38,84 -

    Diagonal 2 40,84 39,95 39,07 -

    H ardness 116,9 118,1 122,2 119,0667

    1. Perbandingan urutan kekerasan pada perlakuan panas

    Berdasarkan percobaan kekerasan menggunakan uji Vickers, didapat perlakuan artificial

    aging yang paling keras sesuai dengan kekerasan berdasarkan teori.

    2. Tujuan SHT ( Solution Heat Treatment ) , Aging, Quenching

    - SHT ( Solution Heat Treatment)

    SHT bertujuan untuk melarutkan unsur pemadu seperti Mg, Si, Cu, dan Zn menjadi larutan

    padat (solid solution) dengan cara memanaskan paduan pada temperature dan waktu tertentu.

    Selain itu dapat juga terjadi pembentukan satu fasa larutan pada dari paduan tersebut

    Pembahasan

    No. Perlakuan Panas Perlakuan Panas Nilai Kekerasan (VHN)1 Artificial Aging Artificial Aging 180,133

    2Tanpa Perlakuan

    panasTanpa Perlakuan

    panas159,2

    3 Natural Aging Natural Aging 141,64 Quench Quench 119,066

    Teori Percobaan

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    7/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 7

    - Quenching

    Proses ini dilakukan bertujuan untuk mempertahankan sifat yang terdapat pada paduan

    setelah dilakukan proses solution heat-treatment.

    - Artificial Aging

    Agar paduan yang telah jenuh menyebar lagi dengan membentuk lartutan padat dengan

    merata yang dipanaskan menggunakan furnance agar cepat penyebarannya, sehingga

    kekerasan logam meningkat sangat tinggi

    - Natural Aging

    Agar paduan yang telah jenuh menyebar lagi dengan membentuk larutan padat dengan merata

    namun di simpan di ruangan terbuka sehingga penyebaran menjadi lebih lama dan

    kekerasanya hanya meningkat sedikit dari proses quenching sebelumnya

    3. Pristiwa SHT ( Solution Heat Treatment ) , Aging, Quenching

    - Solution Heat Treatment

    Pada proses ini endapan paduan aluminium di heat treatment akan mengumpul sehingga

    penyebaran paduanya tidak terdistribusi merata, Kekerasan logam pada proses ini akan

    menurun dari logam saat awal

    - Queching

    Proses pendinginan cepat ( quenching ) dimaksudkan untuk mempertahankan

    larutan pada Cu yang terbentuk pada proses SHT. Larutan padat Cu akan menjadi

    larutan pada Cu lewat jenuh ( ). Pada proses ini juga memperbaiki ketahanan

    terhadap korosi. Sampel yang memperoleh perlakuan akhir quenching. Memiliki

    kekerasan yang kecil (lunak) karena larutan padat lewat jenuh (supersaturated

    solid solution) yang memiliki sifat sangat lunak dan ulet serta pergerakan

    dislokasi tidak dapat tertahan oleh larutan padat lewat jenuh tersebut.

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    8/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 8

    Setelah diberikan perlakuan SHT maka terjadinya fasa tunggal, sehingga diberikan perlakuan

    quenching agar fasa tunggal yang tadi tidak dapat berubah lagi (super saturated alfa)

    - Aging

    atom-atom yang dipaksa diam mulai kembali bergerak karena proses pemanasan yang

    dilakukan dan berdifusi membentuk presipitat fasa kedua, kehadiran presipitat inilah

    yang akan memberikan efek penguatan. Presipitat yang tersebar secara halus dan

    merata akan menghambat gerakan dislokasi. Precipitation sendiri ada beberapa macam :

    o Artificial Aging

    presipitat tersebar merata dan membentuk kelompok-kelompok, pada tahap ini

    bias dihasilkan efek penguatan yang optimum.

    o Natural Aging

    Gambar 2. Skematik proses perlakuan panas quenching pada aduanaluminium dan terbentuknya fasa

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    9/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 9

    Dalam proses natural aging ini paduan tidak mengalami pemanasan, hanya

    dibiarkan dalam temperature kamar, pada proses ini memerlukan waktu yang

    cukup lama, dan presipitat dalam matrix masih dalam keadaan acak sehingga efek

    penguatan yang diberikan tidak begitu besar.

    4. Vickers Hardness

    Kekerasan ini diukur dengan menggunakan alat uji Hardness Tester. Dalam

    pengujian kekerasan Vickers digunakan pyramid intan dengan sudut bidang 136 o sebagai

    penekan. Kekerasan Vickers ditentukan dengan membagi beban dengan luas permukaan

    bekas penekanan (VHN). Besarnya beban yang digunakan pada pengujian Vickers berkisar

    antara 1-120 Kg. Pengujian ini banyak dilakukan pada proses penelitian, karena metode

    ini dapat memberikan hasil berupa skala kekerasan yang kontinyu untuk suatu suatu

    beban tertentu, dan dapat dapat digunakan pada logam yang sangat lunak sampai dengan

    bahan yang sangat keras. Jejak injakan dari pendetrator yang ditimbulkan relative sangat

    kecil sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang berarti dan dapat digunakan untuk

    pengukuran kekerasan bahan-bahan yang tipis. Sedangkan kerugian dari penggunaan

    metode ini adalah kurang sesuai un tuk bahan bahan yang kurang homogen, memerlukan

    waktu persiapan relative cukup lama dan diperlukan permukaan benda uji yang benar-

    benar halus, rata serta permukaan bagian atas dan bawah harus benar-benar sejajar karena

    jejak injakannya kecil. Pengukuran panjang diagonal jejak injakan telah dilakukan maka

    nilai kekerasan Vickers dapat ditentukan dengan persamaan

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    10/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 10

    sebagai berikut :

    Dengan VHN = Harga kekerasan vickers (kg/mm 2)

    P = beban penekanan (Kg)

    L = Diagonal injakan penetrator (mm)

    = sudut permukaan piramida yang berhadapan (136o)

    Gambar 3. Skematik proses

    perlakuan panas quenchingpada aduan aluminium dan

    terbentuknya fasa

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    11/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 11

    5. Coring Effect

    Coring adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gradient komposisi kimia pada

    paduan karena oleh pendinginan cepat dari keadaan lelehan. Coring adalah kondisi darivariable komposisi antara pusat dan permukaan dari unit microstructure (seperti dendrit,

    butiran, atau inclusion). Coring akibat dari non equilibrium growth, yang mana terjadi

    perbedaan yang tinggi dari temperature dan komposisi. Coring dapat dihilangkan dengan

    homogenesis perlakuan panas pada temperature dibawah titik solidur untuk komposisi

    paduan khusus. Selama prosess ini, difusi atom terjadi, yang mana memproduksi komposisi

    butiran homogen

    Kesimpulan

    1. Dari urutan kekerasanya, dari paling keras sampai ke lunak

    Percobaan : Artificial Aging, Tanpa perlakuan panas, Natural Aging, Quenching

    Teori : Artificial Aging, Tanpa perlakuan panas, Natural Aging, Quenching

    2. Kekerasan paduan Aluminium sangat bergantung pada pendistribusian larutan padat

    jenuh pada paduan. Semakin tersebar merata. Paduan menjadi lebih keras karena

    Kesimpulan dan Saran

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    12/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 12

    larutan pada tersebut menahan pergerakan dislokasi sehingga paduan menjadi lebih

    keras

    Saran

    1. Sebaiknya teliti pada saat menentukan diagonal diagonal pada mikroskop Vickers

    2. Waktu untuk natural aging sebaiknya membutuhkan lebih dari 4 hari karena waktu

    tersebut sangat optimal untuk suatu larutan pada jenuh terdistribusi secara merata dan

    berangsur angsur menjadi keras

    1. Davis, J.R. Metals Handbook Desk Edition, Second Edition . ASM International

    Handbook Committee. 1998.

    2. Basuki, Eddy agus. Diktat Transformasi Fasa dan Perlakuan Panas Logam. Bandung.

    Departement Teknik Pertambangan. 2005

    3. Reed-Hill, R.E, Abbaschian,Reza. Physical Metallurgy Principles fourth edition .2009

    4. Callister, William D. Materials Science and Engineering An Introduction , Fifth Edition

    New York: John wiley & Sons.2001.

    5. Marcel Dekker, Inc, New York: Handbook of Aluminium Vol 1 Physical and Metallurgy

    Processes

    6. Marsalin, Suminar Pratpa . Pengaruh Perlakuan panas aging terhadap perilaku Korosi

    Paduan Aluminium seri 6061 dala Larutan 0,0 M HCL

    7. Moniz, B. J., Metallurgy. American Technical Publisher. 1994

    Daftar Pustaka

  • 7/21/2019 Laporan Modul 7 Heat Treatment Aidil Luthfansyah Putra

    13/13

    Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

    Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I 13

    Lampiran