laporan projek (pst) klmpk 1

Upload: riska-mayangsari-aas

Post on 10-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    1/23

    PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL (PST) DARI

    KULIT NENAS

    Oleh kelompok 1:

    DEIS ROSTIYANTI (F1C1 09 033)SUSANTI (F1C109 008)

    RISKA NUR (F1C1 09 015)

    MAYA SUSANTI (F1C109 028)

    HANAS (F1C1 09 051)

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HALUOLEO

    KENDARI

    2012

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    2/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sebagian besar negara berkembang di dunia menghadapi masalah kekurangan

    gizi. Defisiensi protein pada makanan manusia dan hewan diketahui disebabkan oleh

    laju pertumbuhan penduduk. Dilaporkan di Paksitan bahwa kekurangan protein akan

    terus berlanjut meskipun kecuali direncanakan suatu tindakan yang dapat mengatasi

    situasi tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan produksi protein

    dengan menggunakan semua jalan dan tujuan yang sesuai. Peningkatan kebutuhan

    dunia akan makanan dan asupan protein memacu upaya pencarian sumber protein

    non-konvensional sebagai bahan makanan untuk menambah sumber protein ,yang

    ada. Sebuah upaya yang amat baik yang menguntungkan telah difokuskan pada

    pemanfaatan limbah pertanian dalam menghasilkan protein sel tunggal. Beberapa

    penelitian telah melibatkan berbagai jenis spesis fungi dalam memproduksi protein

    sel tunggal dari limbah selulosa dan biomassa miselium fungi adalah sumber yang

    dapat diterima yang dapat dimakan

    Di Indonesia banyak ditanam pohon buah nanas, tanaman ini dapat

    menghasilkan buah nanas dan buah nanas yang sudah masak dapat dikonsumsi

    langsung sebagai buah segar . Buah nanas biasanya dikonsumsi orang adalah pada

    bagian dagingnya saja , sedangkan bagian kulit dan bonggolnya hanya dibuang begitu

    saja sehingga hal ini jika dibiarkan akan semakin menumpuk dan menjadi limbah

    yang dapat mengganggu lingkungan. Untuk itu limbah nanas ini perlu dimanfaatkan

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    3/23

    lebih lanjut. Limbah nenas banyak mengandung sukrosa, glukosa dan nutrisi-nutrisi

    lainnya, limbah nenas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon pada

    proses fermentasi yang dapat menghasilkan Protein Sel Tunggal.

    Ampas kulit nenas merupakan bahan organik dengan kadar serat tinggi.

    Bahan tersebut memiliki potensi besar untuk diolah menjadi berbagai macam produk,

    misalnya sebagai bahan pakan ternak, bahan baku pupuk hayati, medium

    pertumbuhan mikroba, bahkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pengisi

    untuk pembuatan makanan ringan. Salah satu pemanfaatan yang sangat potensial

    adalah sebagai bahan baku pakan ternak ruminansia, namun hal tersebut terkendala

    dengan kandungan protein ampas kulit nenas yang rendah, sehingga kebutuhan

    nutrisi ternak tidak tercukupi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu usaha meningkatkan

    kualitas ampas kulit nenas, khususnya pada upaya peningkatan kadar protein bahan.

    Salah satu jalan untuk memperkaya kadar protein bahan adalah dengan

    membudidayakan sel mikroba pada ampas kulit nenas sebagai sumber protein atau

    disebut juga protein sel tunggal (PST). PST didefinisikan sebagai sumber protein

    yang berasal dari mikroba seperti khamir, kapang, bakteri, dan alga.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana proses produksi

    protein sel tunggal (PST) dari kulit nenas dan menentukan kadar protein sel tunggal

    yang dihasilkan dengan metode Kjehdal?

    C. Tujuan

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    4/23

    Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui proses produksi protein

    sel tunggal (PST) dari kulit nenas dan menentukan kadar protein sel tunggal yang

    dihasilkan dengan metode Kjehdal.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    5/23

    Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk

    mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam

    organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Fermentasi merupakan

    proses yang relatif murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek

    moyang kita secara tradisional dengan produk-produknya yang sudah biasa dimakan

    orang sampai sekarang, seperti tempe, oncom, tape, dan lain-lain. Proses fermentasi

    dengan teknologi yang sesuai dapat menghasilkan produk protein. Protein mikroba

    sebagai sumber pangan untuk manusia mulai dikembangkan pada awal tahun 1900.

    Protein mikroba ini kemudian dikenal dengan sebutan Single Cell Protein (SCP) atau

    Protein Sel Tunggal. Menurut Tannembaum (1971), Protein Sel Tunggal adalah

    istilah yang digunakan untuk protein kasar atau murni yang berasal dari

    mikroorganisme, seperti bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa. Sebenarnya

    ada dua istilah yang digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu PST (Protein Sel

    Tunggal) dan Microbial Biomass Product (MBP) atau Produk Biomassa Mikrobial

    (PBM). Bila mikroba yang digunakan tetap berada dan bercampur dengan masa

    substratnya maka seluruhnya dinamakan PBM. Bila mikrobanya dipisahkan dari

    substratnya maka hasil panennya merupakan PST (Muhiddin, dkk., 2001).

    Fermentasi adalah peruraian senyawa organik menjadi senyawa sederhana

    dengan bantuan mikroorganisme sehingga menghasilkan energi. Kebanyakan

    fermentasi etanol skala komersial dilakukan oleh khamir, salah satunya

    Saccharomyces cerevisiae yang menghasilkan etanol. Bahan baku untuk produksi

    bioetanol cukup melimpah, bisa didapatkan dari berbagai tanaman yang mengandung

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    6/23

    karbohidrat, baik tanaman tingkat tinggi seperti tebu (sugarcane), gandum manis

    (sweet sorghum), jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum)

    atau tanaman tingkat rendah seperti makroalga (Banati, 2007).

    Secara umum, protein sel tungal (PST) dapat didefinisikan sebagai sumber

    protein yang berasal dari mikroba seperti yeast, bakteri, fungi, dan alga. Sampai saat

    ini penggunaan PST sebagai sumber protein utama manusia masih sulit karena

    beberapa hal seperti rasa, aroma, sampai pada kandungan ribo nucleic acid (RNA)

    pada PST yang terlalu tinggi. Tetapi PST lebih berkembang dalam usaha pencapaian

    kebutuhan nutrisi untuk ternak (biasanya butuh 10%-30%-berat protein). Jika

    dibandingkan dengan sumber protein lainnya, PST memiliki beberapa kelebihan,

    yaitu mikroorganisme relative mampu tumbuh lebih cepat, kandungan protein yang

    tinggi (30%-80%-berat kering mikroba), mampu untuk menggunakan substrat yang

    beragam (bahkan banyak yang berupa limbah), bibit yang unggul dapat dengan

    mudah diproduksi, tidak membutuhkan tempat produksi yang besar dan tidak

    tergantung pada musim dan variasi iklim, kecuali PST yang berasal dari alga (Abidin,

    2009).

    Ptotein Sel Tunggal (PST) berkenan dengan sel kering dari suatu

    mikroorrganisme. PST digunakan sebagai sumber protein bagi makanan manusia dan

    hewan. Banyak material metah yang dipperlakukan sebagai sumber karbon dan energi

    pada produksi PST. Pada banyak kasus, material mentah ini dihidrolisis dengan

    metode fisika, kimia, dan enzimatik sebelum digunakan (Basaran, 2000).

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    7/23

    Protein Sel tunggal adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar atau

    murni yang berasal dari mikroorganisme bersel satu atau banyak yang sederhana ,

    seperti bakteri, khamir (yeast) , jamur , ganggang dan protozoa (Tannenbaum, 1971).

    Protein Sel Tunggal dapat digunakan sebagai tambahan protein pada pangan ,

    pelengkap protein untuk ternak dan ramuan pangan yang berfungsi sebagai

    pembentuk cita rasa . Menurut Muljono, 1992, produk ini memiliki prospek yang

    cukup baik dikembangkan lebih lanjut . karena untuk memproduksinya tidak

    diperlukan areal yang luas, tidak menimbulkan limbah, dan proses produksinya

    cepat , reproduksi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir dapat memberikan hasil

    yang lebih besar setiap jam , sedangkan ganggang memerlukan waktu kurang dari

    satu hari (Pawignya, 2011).

    Protein sel tunggal, diperoleh dari proses fermentasi dengan bahan dasar yang

    berbeda-beda. Bahan dasar sebagai sumber kerangka karbon dan energi yang

    digunakan diantaranya pati, limbah cairan jeruk, limbah cairan sulfite, molasses,

    manur, dadih dan lainnya.PST sebagai sumber protein bagi manusia masih sulit untuk

    diterima karena bau, rasa dan warna yang belum sesuai dengan selera, kandungan

    asam nukleatnya cukup tinggi dan dinding selnya keras. Untuk itu maka lebih tepat

    apabila aplikasinya sebagai sumber protein bagi makanan ternak . Protein sel tunggal

    ini memiliki kelemahan, yaitu defisiensi asam amino bersulfur (metionin dan sistein)

    tetapi keunggulannya tinggi pada kandungan lisin (Sutanto, 2012)

    BAB III

    METODOLOGI PERCOBAAN

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    8/23

    A. Waktu dan Tempat

    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo. Waktu praktikum ini

    dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 April 2012 lalu difermentasi selama 7 hari

    dan penelitian dilanjutkan pada hari rabu tanggal 7 Mei 2012.

    B. Alat dan Bahan

    1.Alat

    Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat destilasi, labu Kjehdal,

    buret, statif, klem, erlenmeyer, corong, lampu spritus, autoclave, lemari asam,

    timbangan analitik, spatula dan elektromantel.

    2. Bahan

    Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit nenas, ragi roti, H 2SO4

    pekat, kjedal, NaOH 45%, HCl 0,1 N, indikator fenolftalin, dan NaOH 0,1 N.

    C. Prosedur Kerja

    1. Fermentasi kulit nenas

    Sampel kulit nenas yang telah

    dirajang

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    9/23

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    10/23

    - ditambahkan 20 mL H2SO4 pekat pada

    masing-masing labu

    - didekstruksi sampai cairan berwarna hijau

    jernih

    - dipindahkan setelah dingin ke labu

    destilasi

    -ditambahkan NaOH 45 %

    - didestilasi sampai semua amonia

    menguap

    - Ditambahkan indikator fenolftalein

    - dititrasi dengan larutan NaOH standar

    - dihitung kadar protein

    - Kadar protein kulit nenas sebelum Fermentasi:

    13,12%

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengamatan

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    11/23

    No. Perlakuan Keterangan

    1.

    2.

    Fermentasi kulit

    nenas

    Analisis

    kandunganprote in

    Proses

    dekstruksi

    Prosesdestilasi

    Proses titrasi

    Perhitungan

    Fermentasi dilakukan secara anaerob selama 7 hari

    dengan menggunakan ragi roti sebagai sumbermikroba

    mL NaOH blanko : 12 mL (b)

    mL NaOH sampel sebelum fermentasi : 9 mL (a)

    mL NaOH Sampel fermentasi : 7,5 mL

    Berat sampel : 2 g = 200 mg

    M NaOH : 0,1 M

    Kadar Protein (%)sebelum fermentasi:

    100%xw

    6,25x14NaOHMxmLa)-b(

    = 100%xmg200

    6,25x14xM0,1xmL9)-12(

    Kadar protein = 13,12 %

    elektromantel

    BlankoSampel sebelum

    fermentasiSampel

    fermentasi

    elektromantel

    Labu alas

    bulat/Wadah sampel

    Adaptor

    Statif]

    f

    klem

    kondensor

    l

    Erlenmeyer/wadah

    destilat

    Konektor

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    12/23

    B. Pembahasan

    Kekurangan protein merupakan masalah yang belum terpecahkan bagi

    sebagian besar negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu cara yang

    dianggap mempunyai potensi besar adalah memanfaatkan mikroorganisme sebagai

    sumber protein, yang lazim disebut protein sel tunggal (Single Cell Protein).

    Istilah PST digunakan untuk menunjukkan Protein Sel Tunggal yaitu

    biomassa mikroba yang digunakan sebagai makanan dan tambahan makanan. Baik

    yang diisolasi dari sel protein maupun dari material sel total, keduanya disebut

    protein sel tunggal. Ada beberapa keuntungan memproduksi PST, di antaranya adalah

    Mikroorganisme memiliki waktu generasi yang singkat, dan hal tersebut memberikan

    suatu peningkatan jumlah massa sel, Mikroorganisme dapat dengan mudah

    dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan sel yang memberikan hasil sesuai

    dengan keinginan, Kandungan proteinnya sangat tinggi, Produksi PST dapat

    didasarkan pada material mentah yang sesuai pada jumlah yang banyak

    Pada percobaan ini dilakukan produksi PST dengan memanfaatkan limbah pertanian

    seperti nenas, Tumbuhan Nanas termasuk family Bromeliaceae, spesies Annas

    Comosus, tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan. Tumbuhan

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    13/23

    buah nanas terdiri dari bagian utama meliputi : akar, batang, daun, bunga, buah, dan

    tunas-tunas. Buah nanas mengandung gizi yang cukup tinggi seperti terlihat pada

    table 1 berikut :

    Dari Tabel 1 diatas , buah nanas yang dapat dimakan hanya 53 % sehingga

    ada 47 % yang dibuang sebagai limbah, limbah nanas banyak mengandung sukrosa ,

    glukosa dan nutrisi-nutrisi lainnya sehingga limbah nanas tersebut sangat potensial

    dimanfaatkan sebagai substrat (sumber karbon) untuk produksi Protein Sel Tunggal.

    Secara umum proses produksi PST meliputi penyediaan bahan dasar (starter),

    fermentasi, pemanenan hasil, dan pengeringan.

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    14/23

    Setiap mikroorganisme yang mampu tumbuh menggunakan selulosa sebagai

    sumber karbon, dapat digunakan untuk membuat Protein Sel Tunggal. Bahan lain

    yang dapat digunakan adalah bahan yang mengandung gula, dan mikroorganisme

    yang digunakan adalah yeast.. Pemilihan yeast yang dapat digunakan untuk

    pembuatan Protein Sel Tunggal dilakukan berdasarkan laju pertumbuhan, kemudahan

    pemeliharaan kultur, kesederhanaan medis, dan kandungan protein serta kualitas

    gizinya, hal ini dimaksudkan karena Protein Sel Tunggal digunakan sebagai sumber

    protein disamping berperan sebagai sumber vitamin B dan mineral.

    Pada penelitian ini digunakan yeast Saccharomyces cereviceae, keuntungan

    yeast ini adalah toleran terhadap lingkungan yang lebih asam dengan pH antara 3,5

    sampai 5,5 mempunyai suhu pertumbuhan 25oC 30 oC. Keuntungan lain yeast

    mempunyai diameter sel sekitar 0,0005 cm, dengan diameter sebesar ini yeast mudah

    dipisahkan dengan cara sentrifugal, tanpa memerlukan tahap penggumpalan.(Jean L.

    Mark, 1991). Saccharomyces cereviceae dapat hidup pada lingkungan yang lebih

    asam dan mempunyai kondisi untuk pertumbuhan pada suhu kamar yaitu 25 30 oC.

    Substrat disiapkan dengan pencucian kulit nenas dan perajangannya,

    kemudian dilakukan sterilisasi 50 g yang telah disimpan dalam Erlenmeyer,sterilisasi

    substrat ini dengan menggunakan autoklaf. Selanjutnya proses fermentasi dilakukan

    dengan menggunakan khamir dari ragi roti yang diinokulasikan pada substrat steril.

    Proses fermentasi dilakukan secara anaerob selama 7 hari, yaitu tanpa menggunakan

    oksigen. Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa

    sederhana yang melibatkan mikroorganisme, menghasilkan alkohol atau asam

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    15/23

    organik, misalnya terjadi pada bahan yang mengandung karbohidrat yaitu pada

    percobaan ini digunakan substrat kulit nenas.

    Pada percobaan ini juga dilakukan analisis kuantitatif kandungan protein

    pada substrat kulit ubi kayu sebelum dan sesudah fermentasi dengan menggunakan

    metode Kjehdahl yaitu dengan menghitung kadar nitrogen total dalam bahan. Secara

    umum, proses penentuan kadar protein dengan metode Kjehdahl meliputi 3 tahap

    yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi.

    Setelah proses fermentasi selama 7 hari, Selanjutnya dilakukan pengujian

    kadar protein sel tunggal yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah metode

    Kjehdal. Pada metode ini, atom gugus NH 3 yang terdapat pada asam amino dalam

    protein diubah menjadi NH4 dengan penambahan asam sulfat pekat dan kjehdal. Pada

    tahap destruksi, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi

    penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P.

    Unsur N dalam protein ini dipakai untuk menentukan kandungan protein dalam suatu

    bahan. Katalisator berfungsi untuk mempercepat proses destruksi dengan menaikkan

    titik didih asam sulfat saat dilakukan penambahan H2SO4 pekat serta mempercepat

    kenaikan suhu asam sulfat, sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Katalisator N

    yaitu kjehdal dengan perbandingan 1:1. Karena titik didih tinggi maka asam sulfat

    akan membutuhkan waktu yang lama untuk menguap. Karena hal ini kontak asam

    sulfat dengan sampel akan lebih lama sehingga proses destruksi akan berjalan lebih

    efektif.

    Persamaan reaksinya adalah :

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    16/23

    Norganik + H2SO4 (NH4)2SO4

    Setelah proses destruksi selesai yang ditandai dengan perubahan warna

    cairan menjadi hijau. Larutan yang berwarna hijau menunjukkan bahwa semua

    partikel padat bahan telah terdestruksi menjadi bentuk partikel yang larut tanpa ada

    partikel padat yang tersisa. Larutan yang telah mengandung senyawa (NH4)2SO4 ini

    kemudian didinginkan supaya suhu sampel sama dengan suhu luar sehingga

    penambahan perlakuan lain pada proses berikutnya dapat memperoleh hasil yang

    diinginkan karena reaksi yang sebelumnya sudah selesai.

    Setelah itu dilakukan tahap destilasi dengan penambahan larutan NaOH

    45%. Pada dasarnya tujuan destilasi adalah memisahkan zat yang diinginkan, yaitu

    dengan memecah amonium sulfat menjadi amonia (NH3) dengan menambah larutan

    NaOH kemudian dipanaskan dengan tujuan agar ammonia menguap. Prinsip destilasi

    adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih. Fungsi

    penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat

    berlangsung dalam keadaan asam. Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan

    ditangkap oleh larutan asam standar. Asam standar yang dipakai dalam percobaan ini

    adalah asam klorida dalam jumlah yang berlebihan serta ditambahkan beberapa tetes

    indikator fenolftalin.

    Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

    (NH4)2SO 4 + NaOH Na2SO4 + 2 NH4OH

    2NH4OH 2NH3 + 2H 2O

    NH 3 + HCl NH 4Cl

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    17/23

    Tahap terakhir yaitu titrasi menggunakan titran NaOH. Titrasi dilakukan

    triplo untuk masing-masing sampel yaitu sampel sebelum fermentasi, sesudah

    fermentasi, dan blanko. Larutan NaOH yang digunakan akan menetralkan kelebihan

    asam yaitu HCl yang ditambahkan pada tahap destilasi. Titik akhir titrasi ditunjukkan

    dengan perubahan warna larutan menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi pada

    tahap ini yaitu:

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    Untuk mengetahui kandungan protein dalam sampel, ditentukan dengan

    menghitung persentase nitrogennya dan dikalikan dengan faktor koreksi. Berdasarkan

    hasil perhitungan, diperoleh kadar protein sebelum fermentasi 13,12% sedangkan

    sesudah fermentasi diperoleh 19,68%.

    BAB V

    KESIMPULAN

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    18/23

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses

    fermentasi protein sel tunggal dari kulit nenas dapat dilakukan dengan metode

    Kjehdahl. Banyaknya biomassa protein sel tunggal yang dihasilkan dari proses

    fermentasi sel khamir selama 7 hari adalah kadar protein sebelum fermentasi 13,12%

    dan kadar protein setelah fermentasi adalah sebesar 19,68%.

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    19/23

    DAFTAR PUSTAKA

    Abidin Zaenal. 2009, Peningkatan Kadar Protein Ampas Tapioka Dengan TeknikFermentasi Media Padat, Seminar Nasional Tehnik Kimia.

    Banati Fathia Shafa, Enny Zulaika, Tutik Nurhidayati, 2012, Pengaruh PenambahanEnzim -Amilase Pada Fermentasi Karbohidrat EkstrakUlva Fasciata Dari

    Balekambang, Malang Menggunakan Ragi Roti Fermipan, Program Studi

    Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Basaran, E., 2000. Production of Single cell Protein from Ram horn Hydrosilate.

    Turk J Biol. Vol. 25:371-377.

    Muhiddin Nurhayani, H., Nuryati Julidan I Nyoman P. Aryantha, 2001, PeningkatanKandungan Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses Fermentasi,

    Departemen Biologi Fak. MIPA Institut Teknologi Bandung, Bandung, JMSVol. 6 No. 1, hal. 1 12.

    Najih Lugman, Wikanastri, Didik Sumanto, 2010, Pengaruh Lama Simpan Pada SuhuRuang Terhadap Kadar Protein Dodol Tape Kulit Umbi Ubi Kayu, Jurnal

    Pangan dan Gizi, Vol 1 (1).

    Pawingnya Harsa, 2011, Pembuatan Protein Sel Tunggal dari Limbah Nanas denganProses Fermentasi, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia, ISSN 1693 4393.

    Sutanto Saiman, P Natsir La Teng, 2012, Pemanfaatan Ampas Sagu Sebagai Bahan

    Baku Produksi Protein Sel Tunggal (PST), Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

    Universitas 45, Jl. Urip Sumoharjo Makassar 90231.

    LAPORAN SEMENTARA

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    20/23

    KELOMPOK 1

    Judul : Protein Sel Tunggal dari Kulit nenas

    Hari/Tanggal : senin, 30 April 2012 dan dilanjutkan 7- 8 mei

    DATA PENGAMATAN

    a) mL NaOH blanko : 12 mL (b)

    b) mL NaOH sampel sebelum fermentasi : 9 mL (a)

    c) mL NaOH Sampel fermentasi : 7,5 mL (c)

    Berat sampel : 2 g = 200 mgM NaOH : 0,1 M

    Kadar Protein (%)sebelum fermentasi:

    100%xw

    6,25x14NaOHMxmLa)-b(

    = 100%xmg200

    6,25x14xM0,1xmL9)-12(

    Kadar protein = 13,12%

    Kadar Protein sampel fermentasi:

    100%xw

    6,25x14NaOHMxmLc)-b(

    = 100%xmg200

    6,25x14xM0,1xmL7,5)-12(

    Kadar protein = 19,68%

    NAMA KELOMPOK 1 KENDARI 10 APRIL 2012-05-10

    1. DEIS ROSTIYANTI ASISTEN PEMBIMBING

    2. SUSANTI

    3. RISKA NUR

    4. MAYA SUSANTI5. HANAS

    GAYUH AGASTIA S.Si

    DOKOMENTASI KERJA

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    21/23

    PROSES DESTRUKSI

    PROSES DESTILASI

    Proses destruksi Hasil destruksi

    Proses destilasi blanko

    Hasil fermentasi Tidak fermentasi

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    22/23

    PROSES TITRASI

    Psoses pembuatanlaruatn HCL dan NaOH

    Ran kaian titrasi

    Proses titrasi

    Penambahan reagen Sebelum titrasi

  • 7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1

    23/23

    Hasil titrasi Hasil titrasi setelah

    Hasil titrasi tidak Hasil titrasi