majalah jong arsitektur edisi 3

Upload: isti-iswavy

Post on 09-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    1/21

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    2/21

    Every morning in Africa, a ga-zelle wakes up. It knows it mustrun faster than the fastest lion orit will be killed. Every morning

    a lion wakes up. It knows it mustoutrun the slowest gazelle or itwill starve to death. It doesnt

    matter whether you are a lion ora gazelle. When the sun comes

    up, you better start running.

    African proverb (the world is at, p. 114)

    amat menikmati.. Desain menginspirasi

    [email protected]

    Except where otherwise noted, content on this magazine is

    licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    3/21

    Edisi ketiga JongARSITEK!

    JongEDITORIAL!oleh : Danny Wicaksono

    Kontributortanpa basabasi, andabisa mengecek profl mereka langsung kefrenster dan media sosialweb lainnya.

    adikritz

    http://proles.friendster.com/adikritz

    danny wicaksono

    http://proles.

    friendster.

    com/3982445

    rafael arsono

    http://proles.friendster.com/8063285

    paskalis khrisno ayodyantoro

    http://proles.friendster.

    com/6831264

    farid rakun

    http://fairdkun.multiply.com/

    andri ferik

    terimakasih sudah mendownload...

    edisi ketiga ini benar2 berbeda dari dari dua edisi sebelumnya. yaa..secara materi memang masihbelum ada perbaikan yang terlalu intelektual. masih cuap-cuap seada pemikiran kami saja. kami pun

    masih berusaha menyajikan pemikiran beberapa arsitek muda ini, se mentah-mentahnya tanpa ada

    editan apapun. sejujur dan senaif seperti pertama kali pemikiran itu terbesit.

    yang membuat edisi ini menjadi sangat berbeda, adalah pengerjaannya. tidak ada satupun dari kami

    yang bertanggung jawab atas terbitnya edisi ini, pernah bertatap muka dalam prosesnya. semua ha-

    dir di depan komputer anda, berkat teknologi internet, yang tiba-tiba membuat jarak menjadi 0mm.

    semua diskusi materi kami lakukan lewat yahoo messenger, kemudian paskal yang harus berang-

    kat ke edinburgh, melayoutnya disana. cover dan artikel wisma kuwera di kerjakan oleh Adikritz

    dan Relan di Singapura. sedangkan penulis yang lain menuliskan artikel mereka di indonesia, untuk

    kemudian dikirimkan via email. edisi ini juga terasa lebih berwarna karena adanya Adnyani Dewi.seorang fotografer muda berbakat yang saat ini sedang meneruskan studinya di SPEOS, Paris.

    kami merasa perlu untuk menceritakan proses ini, karena banyak orang yang ingin membuat pub-

    likasi, merasa kesulitan dalam melakukannya. disini kami ingin berbagi, bahwa ada sebuah metodepublikasi yang ringkas, dan efsien, yang bahkan bisa diselesaikan tanpa perlu bertatap muka. yang

    di butuhkan hanya pemikiran segar yang terbekukan, dan semangat untuk membaginya.

    semoga ini berguna untuk merangsang munculnya pemikiran-pemikiran liar dan progresif dalam

    wacana arsitektur kita.

    -untuk publikasi pemikiran arsitektur yang lebih progresif-

    danny wicaksono

    -Beijing04102008-

    relan masato

    proles.friendster.com/relanmasato

    adnyani dewi

    http://proles.friendster.com/4768320

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    4/21

    p4jongEditorialsambutan dari redaksi kita

    p8jongTulisanExodus!!

    p12jongFotoHo Chi Minh City

    p18jongGambarrumah sempit

    p22jongRiviewWisma Kuwera

    jongArsitek! ap ri l 20 08 | de sa in me ng in sp ir as i

    p28jongGambarPerpustakaan Umum Daerah Jakarta

    barat

    p38jongGayahidupSocialitur

    granada . april 2008

    p36jongFotoadnyani dewi

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    5/21

    Sejarah mencatat, Nabi Musa berexodus bersama orang-orang Yahudi membelah dan melewati

    laut merah, menyelamatkan diri sekaligus menenggelamkan Firaun serta pasukannya. Bob

    Marley bercerita tentang perpindahan penduduk di masa perang lewat Exodus, lagu dengan

    karakter yang khas.

    Exodus pada dasarnya adalah orang yang berbondong-bondong melakukan tindakan perpinda-

    han ke tempat yang lebih baik.Bedol Desa, perpindahan yang masif, dalam rangka pemerataan

    penduduk di suatu daerah, Imigrasi, Urbanisasi.

    Siapa yang tidak mau pindah ke tempat yang lebih baik?? Era globalisasi mempermudah kes-

    empatan itu. Ujung-ujungnya Duit! Yak, seperti teori Maslow, tingkat piramid terdasar adalah

    kebutuhan hidup yang perlu lebih dulu dipenuhi. Ketika lapangan kerja arsitek dan pendapatan-

    nya tidak sebanding dengan jumlah sarjana arsitek segar,Exoduspun terjadi.

    Go East!Begitu slogan dalam buku Content!1Karya Rem Koolhaas bersama AMO. Asia Teng-

    gara dan China sedang boompembangunan. Timur Tengah pun menyusul. Makin banyak arsitek

    top dunia membuka cabangnya di kontinen tersebut, membutuhkan puluhan, ratusan karyawan

    arsitek untuk membantu mengembangkan ide-ide yang belum pernah direalisasikan sebelum-

    nya. Sebut saja Norman Foster, William Alsop, OMA/Rem Koolhaas, Herzog & deMeuron,

    konsultan menjelma raksasa menjadi incaranfresh grad. Why Not??

    Singapura menjadi persinggahan awal karir arsitek di luar Indonesia, Sebagai international-

    hub, berkarir di negeri ini menawarkan batu loncatan untuk berlabuh ke ke negeri lain. Good

    carreer, good money, better city.Negeri kecil tapi banyak proyek prestis ini kekurangan arsitek

    junior karena lulusan arsitek Singapura langsung hijrah ke luar negeri. Mereka punya inter-

    national brand, seperti SCDA, WOHA, Kerry Hill, dan tentu saja yang terbesar, DP Architect.

    Yang terakhir, sebagai konsultan raksasa Singapore, rancangan DP barangkali tempat palingbanyak menyerap arsitek Indonesia dan karyanya paling banyak diterima oleh pasar Indone-

    sia, sebut saja Senayan City, Kemang Village, beberapa bangunan kampus UPH, gedung kantor

    di kawasan bundaran HI dan lain-lain.

    Kembali ke exodus,banyak hal di luar pendapatan yang menggiurkan para arsitek muda Indo-

    nesia untuk bekerja di luar negeri, yaitu mencicipi lingkungan dan kehidupan yang lebih teratur.

    Selainexodusberkarir di negeri orang, banyak arsitek muda segenerasi saya meneruskan studi

    di luar negeri. Walaupun bagi sebagian arsitek yang lebih senior pilihan itu dianggap sebagai

    menghindari kenyataan hidup, maklum, arsitek disinyalir merupakan ilmu dan ketrampilan

    berdasarkan pengalamandan sekolah dianggap tidak mengasah pengalaman, teman-teman

    saya tohtetap melenggang dengan tekadnya masing-masing.

    Exodus!!Selayang Pandang Arsitektur Indonesiaoleh Rafael Arsono

    1Content! AMOMA, Rem Koolhaas

    jongArsitek! ap ri l 20 08 | de sa in me ng in sp ir as i

    9

    0 20 40 60 80dp

    forum

    surbana

    aedas

    saajamesgoh&partner

    scda

    woha

    addp

    bdlshing

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    6/21

    Fase exodus ini mengingatkan saya pada era dimana Almarhum Soejoedi, Pak Han Awal, Prof.

    Suwondo, Bianpoen, dan kawan-kawan berguru di Eropa. Kepulangannya, menghasilkan

    arsitektur modern Indonesia yang megah dan konsisten pada patronInternational Style. Lalu

    kiranya bagaimana jika 10 tahun lagi teman-teman arsitek yang saat ini sedang berguru di luar

    negeri kembali lagi ke Indonesia??? Persilangan antara tempat di Indonesia, ketika mereka

    kembali dan membuka praktek di Indonesia dan tempat dimana mereka belajar (mereka:

    arsitek Indonesia), membuahkan hibridayang menarik, at least pada langgam. Di samping itu,

    akan semakin banyak copy-paste desain luar yang menyebabkan image kota secara keseluruhan

    jadigeneric. Serupa, mirip, tentu saja tak sama.

    Satu dan lain hal yang unik, seperti pak Eko Prawoto yang hati Jogja, otak Belanda, karya-

    karyanya yang mengakar pada konteks Jogja manjadi jawaban hasil perguruannya di Berlage

    Insitute, Rotterdam.

    Rem Koolhaas dalam tugas akhirnya-nya,Exodus or The Voluntary Prisoners of Architecture2,

    menganalogi kota terbagi dua, Good Half danBad Half.Para penghuniBad Half mulai pindah

    ke Good Half, exodus.Jika peristiwa itu berlangsung terus-menerus, maka populasi Good Half

    makin berlipat ganda, sedangkanBad Half menjadi kota mati! Untuk mengantisipasi populasi

    yang tak terkendali, maka dibangunlah dinding(The Wall), yang memisahkan dua bagian kota

    tersebut. Orang-orang pun semakin terobsesi dengan ide pindah menembus dinding. Bagi yangkuat bertahan untuk menerima ketidakmampuannya untuk pindah, kemudian menjadi the

    voluntary prisoners of architecture. Sejenis black comedy, fakta campur imajinasi. Teori yang

    funtapi juga satir. Hhhh.

    Dengan segala carut-marut kejadian yang menimpa negeri ini, mari sejenak kita anggap Indone-

    sia sebagaiBad Half dari dunia, Singapura, Dubai, Hong Kong, Eropa, Timur Tengah, sebagai

    Good Half. Jika 50% lulusan arsitek di Jakarta tiap tahunnya langsung hijrah ke luar negeri,

    maka Jakarta akan jadi kota tanpa arsitek muda. Sebagian besar dari sisanya akan bekerja di

    konsultan arsitek-pernah-muda Indonesia yang menua. Coen BrothersbilangNo Country for

    Old Men, jadi darah muda yang liar tetap diharapkan untuk meramaikan persaingan dengan

    arsitek asing yang masuk ke Indonesia. Dalam hal ini, saya angkat topi buat teman-teman yang

    sudah survive membuka kantornya sendiri.

    Saya teringat karikatur Bobby Irandita pada pameran AMI terdahulu, sesaat setelah pameran

    di negeri Belanda. Dimana karya teman-teman AMI berada dalam kapal Nabi Nuh, untuk di-

    ekspor ke luar negeri, di tengah badai krisis moneter. Hal seperti ini mestinya yang kita mesti

    lakukan. Dengan heroik dan percaya diri terus memperkenalkan keunikan Arsitektur Kontempo-rer Indonesia, bukan terus mencari jawaban dari luar, untuk di-impor ke Indonesia.

    Exodus is happening!

    Dan ini wajar, asal bukan karena pelariankarena teman saya bilang cepat atau lambat Indo-

    nesia akan hancur! Benarkah? Jika demikian keadaannya, lalu kenapa juga kamu (teman saya)

    lari? Apapun itu, dimana pun kita belajar, ada baiknya kita memperkuat sikap terhadap negeri

    sendiri, yang penuh inspirasi, tantangan sekaligus hutan rimba, tempat apa pun bisa terjadi.

    Lalu berpengaruh apa terhadap kemajuan Arsitektur Indonesia sekarang dan masa depan?

    apakah Indonesia lebih dikenal sebagai kota budaya, dengan arsitekturnya yang khas sekaligus

    modern? Atau Indonesia akan jadi Las Vegas?Hfffterlalu berat untuk dijawab sekarang, kita

    tunggu saja 20 tahun lagi

    2S,M,L,XL Rem Koolhaas & Bruce Mau

    jongArsitek! ap ri l 20 08 | de sa in me ng in sp ir as i

    11

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    7/21

    .hochiminh

    dariudara...

    city

    enara-menarahunian

    [a.k.a saigon]

    natalan 2oo7

    13

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    8/21

    suasanajalanan

    . imajifa rid rakun. lokasihochiminhcityvietnam.kamera2l -canikoncoolpix35oofuj i cas7o5

    suasanapelabuhan

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    9/21

    korbandarisatusisi...

    straight tohell ol eh theclash

    ...ywannajoin inachorusoftheamerasianblues?when itschristmasout inhochiminhci

    tykiddiesaypapapapapapapapa-santakemehomeseemegotphotophotophotographofyou

    mammamammamamma-sanofyouandmammamammamamma-sanlemmetellyaboutyourblood,bambookiditaintcoca-cola itsrice

    ...

    ...dandarisisilainnya

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    10/21

    Keterbatasan lahan yang tersedia dan adanya

    peraturan daerah yang ada mengenai garis

    sempadan bangunan tidak selalu menjadikan

    ide-ide kreatif akan pengolahan komposisi

    bangunan dengan adaptasi tapak menjadi ter-

    batas.

    Pengolahan ruang-ruang yang dibutuhkan

    sedemikian dioptimalkan terhadap lahan

    yang tersedia. Perbandingan lahan dengan

    ruang untuk hunian memang menuntut lebih

    banyak dia rahkan u ntuk ruan g terbuka hijauagar fungsi resapan air hujan tetap terjaga

    dengan baik dimana tapak memang berada

    di posisi persimpangan atau hook jalan

    yang secara otomatis terkena garis sepandan

    bangunan.

    Dalam situasi dan batasan tertentu dalam

    perancang an yang serba minimalist ik justru

    memberi solusi yang tepat. Tapak yang

    sempit dan memanjang memang tidak mem-

    beri pil ihan lai n untuk meletakan seluruh

    ruangan menjadi jejeran linier baik dilantai

    dasar maupun di lantai atasnya.

    Untuk menyikapi hal tersebut maka tapak

    dibelah menjadi dua bagian dibagian ten-

    gah menjadi ruang yang terbuka, sehingga

    menjadi dua massa bangunan yang ber-

    orientasi kebagian ruang terbuka tersebutagar tetap menciptakan ruang-ruang yang

    terbuka dan hijau.

    Bentuk bangunanpun dibuat secara masif

    yang terbelah menjadi dua bagian yang

    pada pele takanya di bedakan ke tinggianya

    saja dan mengalami pergeseran kekanan

    dan kekiri agar dapat dipakai sebagai

    ruang terbuka. Bidang yang terbelah itulah

    sebagai bukaan-bukaan yang dapat di-

    manfaatkan untuk keluar masuk udara dan

    cahaya secara optimal.

    19

    m h m i

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    11/21

    21

    Pemilihan bentuk atap

    datar yang dipa-

    tahkan membentuk

    bentuk at ap limasan

    yang asimetris juga

    merupakan pilihan

    terhadap bentuk yang

    berkarakter tet ap

    tropis dan kontek

    terhadap bangunan

    sekitarnya.

    Dengan memanfaat-

    kan perbedaan keting-

    gian lahan terhadap

    ketinggian jalan ling-

    kungan yang cukuprendah maka pengola-

    han ruangruang yang

    dibutuhkan menjadi

    permainan ruang den-

    gan perbedaan level

    masing-masing ruang

    yang dibutuhkan na-

    mun tetap sederhana.

    Lantai dasar berada

    sejajar dengan jalan

    lingkungan bagian

    depan, setengahnya

    berada lebih tin ggi

    dari jalan lingkungan

    tersebut, sehingga

    secara tidak langsung

    lantai diatasnya terasa

    sebagai lantai dasar

    jika dil ihat dar i jalan

    bagian be lakang si te

    yang memang mem-

    punyai ke tinggian

    yang lebih tinggi.

    Lantai dasar diputus-

    kan dibiarkan terbuka

    secara horizontal agar

    dapat menyalur-

    kan ventilasi udara

    secara alami, selain

    itu dibagian bawah

    ini dapat digunakan

    sebagai ruang terbuka

    hijau yang luas untuk

    resapan dan belimpah

    cahaya alami yang

    masuk

    Topografi tapak

    yang semakin tinggi

    kebelakang menjadi

    salah satu potensi yang

    dimanfatkan secara

    optimal sehingga ruang

    yang berada dibawah

    seakan didekap permu-

    kaan tanah yang ber-

    fungsi sebagai partisi

    dari dalam bangunan.

    Dinding- dindingpartisi tersebu t selain

    sebagai batas tepi site

    dimanfaatkan sebagai

    pagar hij au yang d ibuat

    seperti seperti gun-

    dukan rumput hijau.

    Dinding tersebut juga

    menciptakan batas site

    dengan jalan lingkun-

    gan menjadi hilang.

    Hal ini diharapkan

    agar bangunan tetap

    terasa menjadi bagian

    dari lingkungan yang

    tidak ada batasnya

    namun tetap terjaga

    dan berfungsi sebagai

    pengaman batas.

    Dengan semangat tetap

    menciptakan ruang hi-

    jau dilin gkungan tap ak

    sendiri setidaknya ber-

    harap dapat ikut dalam

    menyumbangkan dan

    menjaga kelestarian

    bumi kita .

    andriferik

    jongArsitek! ap ri l 20 08 | de sa in me ng in sp ir as i

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    12/21

    Tulisan ini sebenarnya sudah berumur tiga tahun,

    tp sy jadi tergelitik untuk mem-publishnya, bukan

    karena alasan tertentu, tapi saat ini lebih kepada

    cermin bagi saya untuk terus mengingat suatu arsi-

    tektur yang wajar dan tak melulu seragam, mem-

    berikan referensi pada diri saya sendiri untuk terus

    mengingat bahwa ada arsitek yang tak biasa justru

    karena kesederhanannya.

    Wisma Kuweraoleh Relan Masato

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    13/21

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Mungkin saat ini tak begitu banyak mahasiswa

    Arsitektur yang mengenal YB. Mangunwijaya se-

    bagai seorang arsitek yang sa rat bah asa Arsite ktur

    modern, kita lebih banyak mengenal beliau seb-

    agai seorang budayawan, aktivis sosial, pendidik,

    sastrawan dan tentunya sebagai pendeta, namun

    arsitek dengan pemikiran dan produk arsitektur yg

    modern , tak banyak kiranya yang memahami.

    Latar belakang beliau sebagai pendeta memang

    lebih mengedepankan permasalahan sosial dan

    pemberda yaan masyara kat, seperti yang beliau

    lakukan di perkampungan pinggir Kali Code, Yog-

    yakarta, atau mungkin aktivitas politiknya dengan

    perkumpul an dengan cendeki awan lain macam

    Gus Dur, Cak Nur Dll mengkritisi pemerintahan

    saat itu atau sampai pada membicarakan tatanan

    masyarakat Indonesia masa depan.

    Namun tak adil apabila kita meliha t Romo man-

    gun dengan satu sudut pandang saja, sesungguh-

    nya hasil karya romo mangun sendiri, karya arsi-

    25

    tekturalnya adalah sebuah karya arsitektural yang

    sarat akan citra, , begitu peka akan ruang yang

    dihasilkan, dan sarat detail yang tak biasa, walau

    terlihat sederhana, namun sesungguhnya dibalik

    kesederhanaan itu terdapat pemikiran yang dalam

    dan maksud yang jelas.

    Salah satu bangunan yang mampu merefleksikan

    itu semua adalah wisma kuwera, tempat tinggal

    romo mangun, tempat kumpul-kumpul diskusi,tempat bersembunyi para aktivis, tempat tinggal

    bagi pa ra rohani wan, dan bahkan t empat b erseko-

    lah pula. Beragam fungsi ini dikonfigurasikan

    dengan sangat kompleks dan sarat detail.

    Wisma kuwera terletak di gang Kuwera, masuk

    kedalam kira-kira 100 m dari jl Gejayan Yogya-

    karta, perjalanan saya sendiri kesana sungguh-

    sungguh sangat melelahkan, mengingat waktu

    tempuh yang jauh dikarenakan minimnya in-

    formasi, namun tatkala sosok bangunan yang saya

    kenal sosoknya di selembar postcard dan hala-

    man buku-buku itu sudah muncul, semangat saya

    segera muncul.

    Melihat sosok bangunan ini dari luar memang yang

    terlihat adalah sebuah bangunan yang hampir-ham-

    pir t ak t erawat, dengan atap yang sungguh tak bi-

    asa, atap yang saling menggunting dan memotong

    dengan ruang-ruang yang keluar masuk, belum lagi

    dengan material yang sangat beragam,

    saya jadi malu sendiri kalau ingat karya-karya him-

    melblau dengan guntingan-guntingan bidangnya

    sudah saya anggap hebat, ternyata romo mangun

    sudah melakukannya dsini, dengan material yg

    sederhana pula, dan tanpa campur tangan teknologi

    yang keterlaluan.

    Pertemuan saya dengan karya romo mangun yang

    satu ini sendiri adalah sangat istimewa, dengan

    ekspektasi yang besar pula, mengingat pada suatu

    kesempatan saya mengunjungi peziarahan send-

    angsono, Muntilan dengan berharap mampu berja-

    lan di paving cetakan khas romo mangun dengan

    tenang, berteduh dibawah pendoponya, memba-

    suh muka di keran airnya, tetapi apa yang terjadi,

    ternyata pada saat itu sedang ada perhelatan 100 ta-

    hun peziarahan sendangsono, sehingga tak terbay-

    angkan ramainya sendangsono pada saat itu, setiap

    sudut dipenuhi orang-orang yang merayakan acara

    tersebut, yang kemudian saya sendiri larut dalam

    keramaian tersebut.

    Masuk ke dalam Wisma kuwera pertama kali kita

    dibawa pada sebuah pelataran yang tidak terlam-

    pau be sar, dit itik i nilah kita bisa m elihat keseluru -

    han bagian dari wisma kuwera ini, proporsi bangu-

    nan yg awalnya terasa penuh perlahan mulai bisa

    di nikmati sebagai satuan-satuan yang lebih kecil,

    pandanga n ki ta dapat mulai lebih mendeta il, ma-

    teri apa yang digunakan, mulai dapat kita rasakan

    karakternya, hadirnya kolam ikan berbentuk per-

    segi, mengingatkan saya akan begitu menjamurnya

    reflecting pond saat ini, kolam i ni pun terasa cukup

    menenangkan suasana, terlihat akhiran kolamnyayang masuk kedalam ruang pertemuan dibaliknya.

    Bagi saya yg cukup menarik dsini adalah kemam-

    puan romo mangun u ntuk men ciptaka n rasa ruang

    bahwa ki ta suda h masuk di dala m bangun annya,

    padahal sebenar nya sec ara fis ik kita masih be rada

    di luar bangunan.

    Kawan saya yang pernah mengikuti ekskursi

    karya Romo Mangun pernah mengatakan, bahwa

    wisma kuwera adalah bangunan yang sangat

    memeras otak, dikarenakan ruang-ruangnya yang

    sangat tak terduga, bisa masuk di satu pintu dan

    ternyata keluar dipintu yang lain, masuk keruang

    lain, kemudian ternyata bisa saja kita masuk lagi

    ke ruang awal kita masuk ,seperti labirin. Imaji-

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    14/21

    27

    nasi macam ini malah membuat ekspektasi saya semakin tinggi, seperti alice di negeri antah berantah

    di alice in wonderlandnya.

    Dalam lahan yang tak begitu besar, romo mangun mampu bermain dengan konfigurasi massa yang

    kompleks, menghindari sosok bangunan tunggal yang totaliter, massa bangunan dipecah menjadi

    beberap a bagia n, dari pelata ran dep an sendi ri bang unan te rlihat sangat majemuk, dengan m assa ya ng

    diangkat, pilotis, membentuk sebuah bridge meninggalkan kolom-kolom struktur sebagai pemisah

    imajiner untuk menuju ke pelataran dalam yang lebih privat. Konsep pilotis ini sendiri saya yakin

    romo mangun melakukannya dengan sadar, dan bisa saja mereferensi dr 5 butir arsitektur barunya

    corbusier, massa yg diangkat tersebut dibungkus oleh nako yang terbuat dari kayu, menghasilkan

    fasad yang sangat atraktif, kisi-kisi kayu yang serba menjamur saat inipun seperti tak memperoleh

    kesempatan untuk tampil apalagi fungsional di bangunan ini.

    Bangunan ini memang menjadi seolah-olah tak memiliki hirearki ruang, Tak jelas benar memang

    mana yang menjadi entrance utama untuk masuk kedalam bangunan, Romo mangun seolah menolak

    logika untuk menjadikan bangunannya berkesan formal, area masuk yang cukup sering dipergunakan

    berada di mass a bagia n belak ang, te rkontrol dari se buah te ras yan g berbent uk pangg ung, saa t masuk

    kita menemui ada dua percabangan, yang kanan menuju ruang yang sekarang dipergunakan sebagai

    perpusta kaan, s edang y ang kiri menuju a srama d i bagia n belak ang.

    Untuk menuju asrama, kita melewati terlebih dahulu gudang dan workshop tempat romo mangun

    dan kawan-kawan tukangnya biasa bekerja, kesan pertama kali yang didapat adalah suasana suram

    dan gelap, karena kurang pencahayaan, tetapi kemudian ruang gelap tersebut akan dibuka dengan

    taman yang besar yang kaya akan cahaya matahari. Perbedaan sangat jelas tatkala kita memasuki

    area belakang yang difungsikan sebagai asrama, diasrama ini suasana rumah akan sangat terasa,

    ruang duduk asrama yang seolah-olah diangkat dari kolam ikan kecil, menjadi titik tangkap yang

    tepat,fungsional dan tak dibuat-buat. Asrama ini sendiri terdiri dari 2 kamar yang agak besar dan 10

    kamar yang saling berhadap-hadapan dengan taman dibagian tengahnya.

    Taman ini kecil secara ukuran namun menjadi sangat dominan dikarenakan perletakan dan pena-

    taanya, dengan ditumbuhi rumput jarum, dan disekelilingnya dengan pakis haji, hanjuan dll. Pada

    bagian ujung-uju ngnya, R omo mangu n membua t semac am alt ar keci l dari roaster cetaka n dengan pola

    yang bisa kita temui dibeberapa karya romo mangun lainnya (setidaknya saya lihat di buku, dan saya

    lihat langsung di Sendangsono), altar kecil ini sendiri menjadi sebuah akhiran yang saling melengkapi

    dengan taman dalam menciptakan ruang secara keseluruhan.

    Disini saya memahami bahwa arsitektur kemudian adalah sesuatu yang memang mewadahi fungsi,

    diawal bagian depan bangunan, fasade, massa, entrance, semua dibuat kabur,penuh dan sesak serta

    non hirearkis, namun ketika kita sampai di bagian asrama ini, romo mangun tahu bagaimana seharus-

    nya kemudian orang membutuhkan istirahat, jeda sejenak dr kehidupan mereka dan juga jeda visualtentunya. Sehingga perancangan menjadi lebih tenang dan konvensional.

    Ke bagian tengah Wisma Kuwera, adalah sekarang difungsikan sebagai perpustakaan, baik bagi

    karya-karya sastra romo mangun maupun bacaan anak-anak lainnya, di sini dinding, plafon, dan

    setiap bidang lainnya tak luput dari perhatian detail, disini, sambungan kayu pada plat lantai dan

    struktur nya menjadi pemandangan yang tak bisa diabaikan mata, struktur lantai kayu diatasnya, romo

    mangun menggunakan papan, dan posisinya tidak tidur, melainkan tegak dengan bagian tipisnya

    diatas, tentunya dengan potongan kayu khas romo mangun.

    Menuju level lebih keatas, kita berada pada sebuah ruangan yang sekarang menjadi kantor bagi yayas-

    an yang didirikan Romo Mangun, yayasan dinamika edukasi dasar, di level ini kita ada pada bridge

    yang terlihat dari pelataran luar, sebenarnya tak ada level lantai yang benar-benar sama, semua split

    level, dan semua terpakai, setiap sudut di perpindahan lantai itu kalau tidak difungsikan sebagai ruang

    maka difungsikan sebagai storage, di ruangan kantor ini dinding bagian yang menghadap kedalam

    tidak menggunakan kaca sama sekali hanya frame kayu, full dari lantai ke plafon (walau sebenarnya

    ada list pasangan kaca) memberikan angin terus menerus 24 jam, saya hanya membayangkan apabila

    hujan.

    Secara keseluruhan wisma kuwera ini menyadarkan saya bahwa romo mangun adalah seorang pemikir

    besar, pa da bangu nannya, ia tid ak hanya berbica ra mela lui kons eptual Arsi tektur yang sul it dipa hami

    orang, ia berbicara melalui penyelesaian detail, secara tectonis, bagaimana bangunan bisa berdiri den-

    gan sambungan-sambungan yang tak biasa, ruang-ruang yang ia coba beri makna,ia juga menyejajar-

    kan konsep dengan skill ketukangan, beliau tak berbicara hal-hal yang besar, hal-hal yang rumit dan

    terkadang bahkan arsitek-arsiteknya harus menulis berjilid-jilid buku khusus menjelaskan apa maksud

    bangunan nya dan konsep-ko nsep dib aliknya .

    (tercatat sebenarnya banyak sekali detail bangunan romo mangun yg sampai sekarang masih terpakai

    terus,dari pattern dinding, kisi-kisi kayu, blok massanya dan walau memang tidak original namun

    terbukti sebelum hal-hal tersebut menjadi populer, ia sebenernya telah mulai menggunakannya)

    Romo mangun juga sekaligus mengangkat martabat para tukang yang sering oleh para arsitek tidak

    dianggap berjasa, atau bahkan menjadi sasaran omelan apabila hasil akhir tak memuaskan birahi para

    arsitek ini. Bahkan saya dengar, pada setiap proyek romo mangun, ongkos tukang selalu lebih mahal

    dibandingkan dengan harga material dan lain-lain. Sehingga memang tukang-tukang romo mangun

    adalah tukang-tukang yang sudah menahun ikut bersamanya.

    Dibangunan ini pula saya merasakan keberpihakan yang jelas terhadap suatu kewajaran, Arsitektur tak

    hanya indah selalu dengan bahan yang mahal dan mesti baru, Arsitektur tidak harus membuat manusia

    penghuni dan pem buatnya harus ke susaha n untuk m encari- cari me nutup bi aya ban gunan, ba ngunan

    sewajarnya, menceritakan apa yang harus diceritakan.

    Bangunan ini sendiri walau terlihat usang dari luar namun saya yakin pemikiran mendalam dan

    nilai-nilai Arsitektur yang universal dan global tak harus melupakan lokalitas, dan tentunya membuat

    pertanya an-perta nyaan b aru lagi pada di ri saya ,

    Dan kemudian membuat saya ingin sekali membacawastu citra, untuk belajar lagi.Dari awal.

    Wassalam,

    April 2005-maret 2008

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    15/21

    igital desain dalamrsitektur

    n eksperimental untuk tigas akhir

    Paskalis Khrisno Ayodyantoro

    tudi kasus:perpustakaanmum daerah jakartaarat

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    16/21

    Perkembangan pemakaian 2d dalam drafting (meng-

    gambar) memudahkan pengembangan proyek sehingga

    mudah terbaca dan memudahkan dalam penyebaran dan

    manajerial suatu proyek. Dalam era berikutnya pengem-

    bangan 3dimensi menjadikan sebuah konsep rancangan

    mudah terlihat secara utuh dan dapat di lihat dalam

    sebuah persfektif yang lebih mendekati realita. Perkem-

    bangan rendering sekarang juga sudah mendekati realita

    dan hampir sulit membedakan antara keaslian gambar

    3dartist dan foto. Arsitektur yang sangat dekat dengan

    media ruang mau tidak mau kemudian mengembangkan

    program yang tidak hanya memberikan fasilitas gambar

    dan presentasi tetapi merambah pada usaha mendoku-

    mentasikan sebuah proyek arsitektur dengan program

    BIM (building information modelling) seperti archicad

    dan revit. Ditambah dengan teknologi mesin CNC

    (Computer Numerical Control), prototype sebuah model

    dapat tercetak sesuai dengan bentuk digitalnya menjadi-kan proses perancangan digital menjadi lebih mudah.

    Pada tingkat selanjutnya penggunaan komputer di

    arsitektur kemudian tidak terbatas pada bidang diatas,

    tetapi kemudian berkembang pada proses merancang

    itu sendiri, sebagai alat yang dapat merangkai konsep

    arsitektur kedalam media yang terwujud. Eksplorasi ini

    sangat berkembang pesat dalam waktu waktu ini. Desain

    parametrik hingga computational desain merambah pada

    pengetahuan scripting atau program komputer hingga

    penguasaan geometri matematis tingkat lanjut. Perkem-

    bangan ini sangat berpengaruh dalam bidang arsitektur,

    selain mengeksplorasi ruang dan bentuk arsitektur

    juga mempengaruhi dalam proses dan research tentang

    metode bangunan ramah lingkungan seperti ekplorasi

    panas bangunan, tingkat cahaya matahari hingga modul

    struktur.

    Teknologi ini kemudian berkembang pesat di seanterodunia dan menghasilkan defnisi yang baru yang hingga

    kini pun masih terjadi proses eksperimentasi digital di

    studio studio arsitek di seluruh dunia. Sebutlah Gehry

    dengan CATIA -software yang biasa dipakai dalam

    aeromodelling- nya dalam proses dokumentasi desain-

    nya, Patrick schumacker dan Zaha Hadid yang intensif

    dalam penteorian dan perwujudan konsep desainnya

    dengan komputer, Ali Rahim dengan Maya yang sebel-

    umnya digunakan dalam industri flm digunakan sebagai

    proses pembentukan ruang dengan penggunaan Dy-

    namical effect di program tersebut, hingga UN Studio

    dalam pemanfaatan Rhino untuk menghasilkan paramet-

    ric modelling. Masih banyak penggunaan program yang

    dipakai dan menghasilkan metode dan keruangan baru

    yang memberikan khazanah arsitektur di seluruh dunia.

    Padaproyek ini, sebuah ruang perpustakaan

    sangat bervariasi sifatnya. Pendekatan

    Keruangan perpustakaan yang baru telah

    diberikan oleh Rem Koolhas (OMA) dalam

    pengelompokkan program ruang di proyek

    Seattle Public Library. Pendekatan ini ke-

    mudian dipakai untuk menghasilkan kelom-

    pok program ruang yang didasarkan pada

    kemudahan sirkulasi, pemanfaatan cahaya

    alami, kesatuan utilitas dan kesamaan sifat

    program ruang. Grup-grup program ruang

    ini kemudian menghasilkan luasan dalam

    format data yang kemudian menghasilkan

    satuan volume dalam tiap grup tersebut.

    Proses selanjutnya adalah dengan mengidentifkasi besaran site yang bisa dibangun dan kemu-

    dian grup program ruang ini diletakkan secara acak dengan proses Stocastic Search dalam

    batas luas site yang bisa terbagun dan tinggi maksimal bangunan. Stocastic search dalam hal

    ini adalah proses pencarian secara random dalam ruang sampai kondisi yang kita beri dapat ter-

    wujud (Terzidis, Kostas: 2006). dalam proses mudahnya adalah kita melakukan perintah script

    (rhino) untuk melakukan random volume box dari data volume yang kita beri, setelah itu kita

    acak (random) perletakan secara x, y, dan z dalam batas ruang - luas site dan tinggi maksimal

    -. Proses ini akan berjalan sendiri menurut komputer dan akan berhenti hingga volume grup

    program ruang tidak bertabrakan dengan batas yang telah kita buat. Namun karena beberapa

    Kesulitan dalam perancangan, tetap ada intuisi dari perancang untuk memberikan input atau

    memberhentikan proses bila sekiranya bentuk dan proses telah terkomposisi dengan baik.

    Dalam komposisi yang terjadi, sisa ruang yang terbentuk justru digunakan sebagai mixed space

    dan suntikan-suntikan ruang publik yang menjadi generator pergerakan sirkulasi.

    komposisi program ruang31

    penyusunan dan perkiraan volumevolume program ruang komposisi masa setelah analisa site

    jongArsitek! ap ri l 20 08 | de sa in me ng in sp ir as i

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    17/21

    Setelah bentuk dasar bangunan telah terbuat,

    selanjutnya adalah memasukkan denah kedalam

    komposisi ini. Dalam proses ini masih dibentuk

    secara manual dengan membuat potongan

    denah per elevasi (rhino dan microstation) un-

    tuk mendapatkan perimeter ruang per elevasi.

    Proses perletakan denah masih dilakukan

    secara manual guna memberikan keruangan,

    pemberian modul struktur dan sirkulasi yang

    lebih baik. Proses ini akan memakan waktu

    hingga program ruang akan terlihat meny-

    enangkan dan dalam proses ini akan terbentuk

    modifkasi modifkasi komposisi yang telah kita

    buat diatas.

    Karena pada dasarnya perancangan ini mengambil tema sebagai penanda (landmark) kawasan,

    maka bangunan ini dibuat dengan contrasting (Tyler:2000) dengan membuatnya lebih tinggi,

    bentuk yang berbeda, pembedaan material, dan memiliki spatial prominent (lynch, Kevin:1960)

    sebagai daerah pengamat atau set back sehingga penampilan bangunan lebih terasa dan harmo-

    nis agar bangunan ini menjadi bangunan publik yang mudah diingat dan di lihat dikawasannya.

    Kulit bangunan yang berbeda kemudian diambil dengan memberikan material kaca sebagai area

    masuk cahaya alami kedalam bangunan. Kulit bangunan ini dibentuk secara sederhana, dengan

    menggunakan titik-titik terluar bangunan, kemudian menghubungkannya dengan garis NURBS,

    yang pada akhirnya terbentuk kulit NURBS surface. Setelah terbentuk kulit ini tahap selan-

    jutnya adalah bagaimana kulit ini bisa terbangun. Proses pencarian struktur kulit ini menggu-

    nakan parametric desain dengan menggunakan proses delaunay trianggulation dengan 3ds max.

    Delaunay trianggulation (Delaunay, Boris:1934) adalah proses breakdown (pemecahan) suatu

    bidang menjadi segitiga yang terkait satu sama lainnya dengan panjang garis yang terdefnisi

    hingga membentuk segitiga 180 derajat. Defnisi parametrik disini adalah pemberian maksi-

    mum panjang garis segitiga sepanjang 3 meter sehingga dapat diletakkan modul kaca yang

    ada di pasaran. Proses ini adalah salah satu proses yang menurut saya lebih teratur dan simple

    dibandingkan proses voronoi, arch cut, dan lain sebagainya.

    33

    jongArsitek! ap ri l 20 08 | de sa in me ng in sp ir as i

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    18/21

    Setelah proses ini selesai, maka tahap selanjutnya adalah

    pendokumentasian gambar kerja. Semua desain yang telah

    terancang di microstation kemudian dibawa ke dalam archicad

    untuk memudahkan dokumentasi tampak, dan potongan

    dengan baik. Dengan Meng-impor bentuk kulit yang telah ter-

    pecah melalui maxonform kedalam archicad, semua proyeksi

    tampak dan potongan lebih mudah terlihat secara detail dan

    presisi. Gambar-gambar hasil archicad kemudian di dokumen-

    tasikan kedalam microstation untuk memberikan notasi dan

    pengembangan yang lebih detail. Hasil ruang 3 dimensi dan

    struktur kulit kemudian di akhiri dengan render 3dsmax serta

    pembuatan quicktime virtual reality. Quicktime reality digu-

    nakan untuk dapat melihat ruang secara point per point dengan

    tampak 360 derajat.

    pada akhirnya sebuah komposisi bangunan dapat terlihat jelas

    dengan beberapa modifkasi. bentuk ruang yang masih kotakadalah hasil dari bentukan pertama yang kemudian di modif-

    kasi mengikuti kulit dan denah. Proses yang biasanya terjadi

    linear menjadi acak karena kebutuhan-kebutuhan yang berbeda

    dalam proses perancangan. Pengetahuan program komputer

    pun menjadi signifkan untuk menghasilkan dan sebagai alat

    bantu dalam mewujudkan konsep desain kita. Pada akhirnya

    tetap arsiteklah yang menentukan kapan hasil akhirnya terjadi,

    dan tidak sepenuhnya mengerahkan pada komputer.

    By Employing techniques, contemporary technological prac-

    tices seek to engage in a feedback loop that yields catalytic

    cultural effects. (Rahim, Ali:2006)

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    19/21

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    20/21

    socialiturm e d i a a c a r a d a n s o s i a l i s a s i e v e n t a r s i t e k t u r

    Pembukaan Pameran 4D Univeristas Indonesia 2008

    Open House Rumah Bekasi oleh Ahmad Djuharap a r i s

    a d n y a n i d e w i

  • 7/22/2019 Majalah Jong Arsitektur edisi 3

    21/21