majalah konservasialam edisi ii 2011

Upload: semeru-mountain

Post on 13-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    1/40

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    2/40

    Penanggung JawabDirektur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan

    Hutan Lindung

    Pemimpin RedaksiAgus Haryanta

    Redaktur PelaksanaArdi Risman

    EditorAgus Prijono

    KontributorStaf lingkup Ditjen PHKA Pusat dan DaerahMitra Kerja Ditjen PHKA

    SekretariatStaf lingkup subdit Promosi dan Pemasaran Konservasi Alam

    DesainAgus Prijono

    Foto Cover DepanAsri

    Alamat Redaksi

    Direktorat PJLK2HLGedung Ditjen PHKAJl. Ir. H. Juanda No. 15Bogor

    Telp/Fax.: +62 251 8324013Email : [email protected] [email protected]

    Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal PHKA Kementerian Kehutanandengan tujuan untuk media komunikasi dan penyebarluasanberbagai informasi diantara para pengelola kawasan konservasi,praktisi, peneliti, pemerhati dan berbagai pihak yang terkait dalamupaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

    SUSUNAN REDAKSI

    Sumbangan ArtikelRedaksi Konservasi Alam menerima sumbangan artikel dari parapembaca, baik akademisi, peneliti, praktisi, pegiat lembaga swadayamasyarakat (LSM) maupun staf Kementerian Kehutanan, yangberkaitan dengan perlindungan hutan dan konservasi alam.

    Artikel ditulis dengan aksara Times New Roman berukuran 12sepanjang 2000 sampai 3000 kata. Berikut ini tata laksana penulisan

    artikel:- Artikel yang bersifat ilmiah ditulis maksimal 3000 kata, sudah

    termasuk daftar pustaka. Dalam keadaan tertentu, terutamauntuk menghemat jumlah halaman, daftar pustaka akandisimpan di meja redaksi,

    - Artikel populer maksimal 1500 kata, termasuk daftar pustaka,- Setiap artikel dilengkapi nama dan identitas, jika tak keberatan

    juga nomer telepon. Artikel juga bisa dilampiri foto-foto yangberhubungan dengan isi tulisan,

    - Artikel digital bisa dikirim ke: [email protected] dan [email protected]

    Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpamerubah isi yang hendak disampaikan.

    TamanNasionalBunaken

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    3/40

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    4/404

    Detak BumiSi Mungil Nan Cerdik

    Ikan yang pintar mengelabui pemangsa.

    Laci EditorMempelaikan Pelestarian dan Pelesiran

    Laporan UtamaFirdaus di Jantung Nusantara

    Menyesap keindahan daratan dan samudera di jantung Nusantara.

    CakrawalaBuah Simalakama Kearifan LokalMeredakan tegangan antara kebutuhan masyarakat dengan kearifan

    setempat.

    Sudut PandangGaya Hidup 3R bagi Pelajar

    Kreativitas untuk mengurangi timbunan sampah.

    Flora dan FaunaMenanti sang Pengembara

    Menyongsong musim hijrah para unggas air.

    Si Primata PrimitifBagi penggemar gosip, harus rela menahan diri untuk diam sementara waktu.

    Menanti Sang Pengembara

    Ini hari ke empat! Topi hitam di kepala, memanggul tripod, monokuler dan

    kamera poket.

    Kabar KawasanBertualang di Atap Kalimantan

    Basah, pacet, dehidrasi, putus asa.

    Pagar Pinang Daerah PenyanggaBatas hidup untuk keutuhan kawasan konservasi.

    Sekeping Afrika di Ujung Timur JawaMenjelajahi savana yang bertabur satwa liar dan budaya.

    Bumi ManusiaPenebar Biji di Hutan yang Terbelah

    Surat dari Redaksi

    !embaca yang budiman, dalam edisi II iniredaksi menyajikan laporan utama tentangkawasan Sulawesi dan sekitarnya. Naskah

    dari Taman Nasional Wakatobi, Taka Bonerate,Manusela dan Bunaken, yang kami tampilkanbaru berisi secuil dari keagungan daerah ini.Wilayah Tengah Nusantara ini telah lama memikatpara peneliti, petualang dan pejalan. Hal ini wajar,selain alamnya yang indah, lantaran kawasan initetap masih menyimpan kekayaan yang belumbanyak disentuh ilmu pengetahuan.

    Di sisi lain, kabar tentang wilayah yang bertaburpulau ini juga belum tersebar luas. Selainpanorama yang terpampang di daratan,

    keindahan taman lautnya juga tak kalah menarik:warna-warni terumbu karang, ikan, mamalia lautdan biota lainnya. Dengan menerbitkan empatkisah artikel itu, kami berharap bisa menyajikankeelokan yang dikandung taman nasional yangada di seputar Sulawesi.

    Tentu saja masih banyak hal yang belumterungkap dalam edisi kali ini. Oleh karena itu,kami dengan tangan terbuka tetap berharap adasumbangan naskah yang memuat ihwal kawasanini atau pun dari daerah lain.

    Selamat Membaca.

    "

    #

    $

    %%

    %&

    "'

    "(

    %$

    !"#$"% '('

    !"#$# # & '())

    Aganto Seno

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    5/40

    !"#$ &'$()*

    5

    Bagi penglihatan yang jeli, sepertisepasang mata Alfred RusselWallace, Nusantara adalah

    kumpulan pulau-pulau yang memilikisejarah alam yang menakjubkan. DariNusantara pula, nama Wallace bisasejajar dengan Charles Darwin dalammengembangkan teori evolusi yangmenggemparkan itu.

    Dari kejeniusannya membacageografi Nusantara, kemudian hari

    Wallace membagi kepulauan ini menjaditiga mintakat. Dia membagi: paparanSunda di Barat, Sulawesi, Nusa Tenggara,dan Maluku di tengah, Papua dansekitarnya di Timur. Mintakat tengahkini lebih populer disebut kawasanWallacea, yang dipetik dari nama lelakipenggemar kupu-kupu itu. Sejumlahkawasan konservasi tegak berdirimembentengi beberapa penggal tanahWallacea.

    Alam yang terkembang di kiri-kanan

    Mempelaikan Pelestariandan Pelesiran

    khatulistiwa ini bergelimang keunikanmakhluk hidup daratan maupun lautan.Bermula dari penjelajahan abad-abadlalu, kini bergulir pelesiran yang berbalutkonservasi.

    Seiring semangat zaman, untukmelestarikan alam wilayah ini, sejumlahkawasan konservasi menggenggam danmengayomi rupa-rupa makhluk yanghidup di dalamnya. Sulawesi, NusaTenggara dan Maluku, beserta ratusan

    pulau satelitnya, memiliki keunikanflora-fauna yang berbeda denganwilayah yang mengapitnya. Hasil kerjaalam selama jutaan tahun itu telah lamadikagumi kaum penjelajah semenjakdahulu kala.

    Tentu saja diperlukan usahatanpa lelah untuk mengabadikankeanekaragaman hayati Wallacea.Seiring kemajuan peradaban, kebutuhanmanusia juga turut berkembang.Melindungi sembari tetap bisa memberi

    manfaat adalah tugas mulia yang diembankawasan konservasi di Wallacea. TamanNasional Wakatobi, Taka Bonerate danBunaken, yang mencakup pulau-pulau

    beserta perairannya, membentangdi wilayah yang kini disebut SegitigaTerumbu Karang.

    Di sisi lain, taman biru di kedalamansamudera berpotensi besar untukdikembangkan menjadi objek wisata.Pantai-pantai tropis berpasir putih,di tepi pulau yang menghijau, adalahtempat-tempat yang menjadi impianbagi wisatawan asing. Perpaduaan yangselaras antara wisata dengan konservasiakan menjadikan Wallacea sebagai titiktemu pemanfaatan dan pelestarian.

    Pelestarian adalah kemestianbagi kawasan yang berpulau-pulau.Panorama di atas pulau seringkalidiiringi pemandangan di bawah laut;dua matra ini, tak jarang pula, sama-sama menawarkan surga dunia. Pulauyang terkurung lautan juga menuntunmakhluk hidup di dalamnya menjalanikisah unik. Tak mengherankan pulau-pulau memiliki flora fauna yangendemik: hanya ada di situ-situ saja.

    Nah, keunikan itulah yang

    mensyaratkan pelestarian. Makin unikberarti kian rentan. Mengundang paraturis datang, entah dari dalam negerimaupun mancanegara, berarti jugaharus memastikan aktivitas wisata takberdampak negatif bagi lokasi tujuan.Untungnya, keberadaan taman nasionalyang dikelola dengan pembagianzona pemanfaatan, pelestarian danperlindungan, akan dapat mengimbangiberbagai kepentingan yang ada.***

    Taman Nasional Manusela

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    6/40

    !"#$%"& ()"*"

    6

    Firdaus di JantungNusantara

    Martin Wetik

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    7/40

    !"#$%"& ()"*"

    7

    Pada mulanya, rempah-rempah menarik minat bangsa Eropamendatangi Sulawesi, Maluku dan sekitarnya. Seiring gairah ilmupengetahuan, para naturalis, kaum penjelajah cum ilmuwan,mulai mengenal lingkungan kawasan ini. Andi Subhan, Daryanto,Asri, dan Yuyun Saepul Uyun mengajak kita mencicipi kemolekanWakatobi, Manusela, Taka Bonerate, dan Bunaken. Tak hanyawarna-warni keindahan alam, di empat taman nasional itu jugaterangkai ikhtiar manusia melestarikan keanekaragaman hayatiNusantara.

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    8/40

    !"#$%"& ()"*"

    8

    Kepulauan yang bertabur kehidupan terumbu karang.

    Miniatur Nusantaradi Kaki Sulawesi

    Andi Subhan*

    [email protected]

    !

    emandang semesta Wakatobi

    tergantung dari sudut pandangmana kita menatapnya. TamanNasional Wakatobi seluas 1,39 juta hektarini merupakan bentang laut yang dihuniempat gugusan pulau besar dan belasanpulau-pulau kecil tak berpenghuni. Bagipenjelajah alam, Wakatobi adalah tawaranmenarik. Kita akan memulai perjalananyang tak gampang: dimulai dari pelabuhandan akan selalu berakhir di pelabuhanKecuali rela mengeluarkan dana besaruntuk memulai perjalanan dengan pesawat.

    Tapi jangan khawatir, kelelahan panjang

    itu akan terbayar begitu menyaksikan lautbiru dan berbagai biota yang terawat indahdi dalamnya. Di daratan pulau, puluhan

    jenis burung yang tengah bermigrasiakan menjadi bonus tersendiri. Ini belumtermasuk suku-suku tertentu yang tengahberupaya keras menjadi tuan rumah yangbaik bagi tetamunya.

    Mengunjungi Wakatobi juga akanmenjadi penanda positif bahwa Andabersama semua warga yang bermukim diTaman Nasional Wakatobi bersepaham

    Taman Nasional Wakatobi

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    9/40

    !"#$%"& ()"*"

    9

    tentang potensi alam yang menjadi investasitak tergantikan. Investasi itu menjaditempat berkembangnya berbagai kekayaanalam dan menjadi sumber kehidupannyaris tanpa batas. Tentu saja, dengan satusyarat: sepanjang pengelolaan dilakukansecara lestari.

    Perjalanan bisa jadi terhalang cuaca,

    sulitnya transportasi, atau rendahnyainfrastruktur lain; tapi semua itu akan lunasterbayar bila memandang Wakatobi secaranatural dan bersahaja.

    Bila tak terbiasa dengan perjalanan lautyang rumit, bisa jadi Wakatobi bukan tujuanliburan yang mengasyikan. Tapi coba ikutisaran dari para nelayan Wakatobi: tentukanmusim yang baik untuk perjalanan. Kitapasti terkejut, ternyata perlawatan inimemberi hadiah yang tak akan terlupakan.Laut bening terbentang luas dan pulau-pulau hijau berdiri tegak, diam di sepanjang

    perjalanan. Kita bahkan bisa menatapbayangan kapal di permukaan laut.

    Kejutan lain: kemunculan paussperm, ditandai dengan semburan air darihidungnya dan kegenitan lumba-lumbayang berjumpalitan riang mengiringiperjalanan.

    Dulu Wakatobi ini dikenal sebagaiKepulauan Tukang Besi, namun untuksebuah alasan yang merujuk padakesamaan status, sosial, budaya dan politik,dirubah menjadi Wakatobi, singkatanempat gugus pulau: Wanci Kaledupa

    Tomia Binongko.Pada 2003, Wakatobi resmi menjadi

    kabupaten tersendiri, dan selanjutnyaPemerintah Daerah mengeluarkankebijakan Wakatobi haruslah menjadikabupaten konservasi bahari. Mengapa?Karena keindahan alam Wakatobimerupakan investasi besar. Nah, bila terjagabaik, akan memungkinkan seluruh generasiWakatobi akan menikmati kekayaan yangsama. Karena itu, pariwisata berbasiskonservasi dan perikanan berkelanjutanmenjadi prioritas utama pembangunanWakatobi.

    Warga dan pemerintah Wakatobimenempuh jalan dengan melestarikan750 jenis karang dan 942 jenis ikan. Belumlagi, karang atol Kaledupa sepanjang 48kilometer, yang tak tertandingi di belahandunia manapun. Ikhtiar itu mengibarkannama Wakatobi, sekaligus membuatnyatercakup dalam kawasan yang berlimpahkeanekaragaman hayati: pusat segitigaterumbu karang, selain Malaysia dan

    Filipina.Di luar dari semua itu, Wakatobi

    juga didiami 396 jenis karang keras, 28marga karang lunak dan 31 jenis karang

    jamur. Keanekaragaman hayati yangtercatat di Balai Taman Nasional adalah590 jenis ikan karang, 9 jenis lamun, 11

    jenis paus, 34 jenis stomatopoda, 300jenis opisthobranc, 5 jenis teripang, 31jenis foraminifera dan 3 jenis penyu yangsering muncul di permukaan.

    Jangan dulu mengaku penyelamsejati bila belum mengunjungi spot-spotcantik di Wakatobi. Warga Wakatobimenjuluki lautnya sebagai surga nyatayang terbentang di dalam laut. Semakindalam menyelam, semakin banyakpula parade ikan-ikan nan indah. Pada

    kedalaman tertentu, karang cantik yangterbentuk ratusan tahun terlalu sayangdilewatkan tanpa jepretan kamera bawahlaut. Mumpung berada di surga bawahlaut, kita perlu mengabadikannya.

    TAMAN BIRU

    Berada di surga bawah laut, kita akandimabuk oleh setiap spot di WakatobiTaman Nasional ini memiliki 46 lokaspenyelaman terbaik yang tersebar muladari gugusan di sekitar WanciSeksPengelolaan Taman Nasional Wilayah Ihingga gugusan terujung seputar PulauKapota Wanci.

    Kita bisa memulai penyelaman dpintu masuk ibukota Wanci dan Ogu, duaspot landai dan karang-karang indah yang

    TamanNasionalWakatobi

    Rombongan barakuda menghuni perairan Wakatobi. Ikan bergigi tajam ini memikat para petu

    alang bawah air untuk menikmati Wakatob

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    10/40

    !"#$%"& ()"*"

    10

    dikelilingi berbagai jenis ikan. Pada spot

    lain: Wandoka, Bira, dan Sompu 1 dan 2,kita akan menyaksikan bentang so coral,coral masif dan karang kipas laut yangterlihat jelas pada kedalaman 3 - 5 meter.Bila ingin mengamati gurita, penyelamatanbisa dilakukan di spot Karang Gurita 1 dan2 di Waha, Wanci.

    Bila waktu masih panjang, kita bisamenuju Kaledupa. Perjalanan bisa ditempuh dengan kapal reguler dari Wanci,pukul 07.00 dengan biaya Rp. 50.000.Cukup mengatakan pada kapten kapal,kapalfiber yang diisi sekitar 30 penumpangitu akan berbaik hati menepi di Pulau Hoga.Tapi, bila ingin menjadi warga Kaledupasesaat, sebaiknya meneruskan perjalanansampai KaledupaSeksi PengelolaanTaman Nasional Wilayah II.

    Tersedia homestay, di mana kita akanhidup bersama warga, makan dengan carasetempat dan tentu saja menjadikan kitasebagai warga pendatang yang hendakbelajar jadi warga Kaledupa. Kita cukupmembayar Rp. 50 ribu perhari padapemilik rumah. Atau, bila kita beruntung,

    tak ada pungutan biaya sama sekali. WargaKaledupa dikenal sebagai warga yangramah dan terbiasa dengan tamu-tamuasing.

    Homestay milik warga Kaledupa jugatersebar di Pulau Hoga. Seringkali, agarpraktis, para penyelam memilih homestaydi pulau itu. Pada bulan tertentu, difasilitasiOperation Wallacea, ratusan mahasiswaasal Eropa akan memenuhi Pulau Hoga.Biaya yang terjangkau dan keindahan tiadatara membuat Wakatobi menjadi impianbagi mahasiswa Eropa, atau bahkan, bagi

    kalangan backpacker.Seberapa murah? Cukup Rp. 75 ribu

    per orang untuk satu rumah panggungyang diapit pepohonan, diselingi karang-karang berongga yang memantulkanbebunyian serangga. Listrik hanya menyalapada pukul 19.00 - 06.00semakin sedikittamu, semakin kecil peluang menikmatilistrik dari genset ini. Tapi jangan khawatir,penyedia penginapan telah menyediakandua lampu teplok yang mengingatkan

    pengunjung pada suasana pedesaanIndonesia.

    Makan enak, bergizi pula, bisadipesan pada rumah makan yang dikelola

    Operation Wallacea. Dengan biaya Rp.40ribu per hari, bisa makan pagi, siang,malam. Selanjutanya, ini yang palingmenyenangkan: memastikan tempatsnorkling atau menyelam.

    Pertama, mengunjungi spot coralgarden dan rigde 1 yang dijuluki city offish.Di sini, bila kita beruntung gerombolanbumphead akan berparade dan berlagakmiliter dengan topi-topi besar di kepalanya.

    Ingin lebih menantang danmenyaksikan gerombolan ikan barakuda?

    Kita bisa mengunjungi spot Out pinaccel,lalu berkeliling di gua-gua kecil bertebingberliku penuh terumbu karang di siteKaledupa 1 dan 2 serta di double spoor.

    Saat kita muncul di permukaan laut, matapasti berbinar-binar.Masih tak puas, kita bisa mabuk

    bersama. Ini benar-benar mabuk. Kita akanterkesima dengan gerombolan ikan besarberagam jenis yang melintas santai di siteWaha Top, Ali Reef, Gunung Waha, MariMabuk, Roma, Kolosoha beach dan coraltable city. Memabukan karena hamparansocoral dan berbagai jenis karang dengantopografi slope, landskap gunung-gunungdan lereng-lereng.

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    11/40

    !"#$%"& ()"*"

    1

    Bagi penyelam maniak, titikpenyelaman Mari MabukSeksiPengelolaan Taman Nasional WilayahIIIdinilai paling memabukkan karena

    keragaman landskap, so

    coral, hardcoralserta biota laut lainnya. Ikan dori dalamfilm Finding Nemo atau Letter six, yangberwarna biru mencolok, mudah di temuidi sini. Parade lainnya diperlihatkan kakapmerah, snapper, barakuda, dan sweet lips.Dengan snorkeling pun kita bisa menikmatisemua keindahan itu.

    PELAUT PURBA

    Sementara itu, Pulau Anano, di SekiWilayah III Pulau Tomia, sejak 2005

    dikenal sebagai salah satu lokasi peneluranpenyu di Wakatobi. Pasir putih yanglembut dan pulau yang tak berpenghunimemungkinkan penyu-penyu aman

    bertelur.Penyu-penyu yang bermigrasi panjangmampir saat bulan purnama penuh. Dua

    jenis penyu: sisik dan hijau menjadikanPulau Anano sebagai rumah singgahnya.

    Penyu merupakan indikatorkeseimbangan alam. Makhluk purba yangmemiliki kerentanan 1:1000 (kemungkinanhidup 1 dari 1000 penyu) adalah salah satumata rantai makanan di lautan. Punahnyapenyu berdampak berantai pada matarantai makanan yang lain. Akhirnya,

    memberi dampak negatif pada kehidupan

    manusia.Warga di Pulau Runduma, yang berada

    beberapa mil dari Anano, menunjukkansikap menolak mengkonsumsi penyudan membiarkan penyu tumbuh danhidup aman. Warga Runduma mengikatperjanjian dalam peraturan desa, danmengisyaratkan siapapun untuk tidak ikutmembantai penyu-penyu di perairan PulauRunduma dan Pulau Anano. Sejumlahwarga bertindak sebagai penjaga pantaiyang secara rutin melakukan pengamanan,memindahkan telur-telur ke tempat yangaman, hingga menetas.

    Namun, meski jauh dari permukimanpenduduk, kehidupan penyu tidak beratiaman. Sejumlah orang mengetahuisecara pasti musim peneluran, laluberkunjung untuk menjarah telur-telurpenyu laut. Ancaman lain muncul darihewan pemangsa: biawak atau tikus, yangmengintai telur-telur penyu, atau memakantukik-tukik yang bergegas keluar darisarangnya.

    Kerentanan hidup penyu mendorong

    para relawan mahasiswa bekerja bersamamenjaga pantai; sementara Balai TamanNasional menjaga dan mengidentifikasitelur-telur penyu di Pulau Anano.

    Tugas itu tampak sederhana, namunperlu kesabaran: mengawasi tukik-tukikmungil, buta dan hanya hidup dari kuningtelur, memastikan tukik bisa hidup lebihpanjang, agar keseimbangan alam memberimanfaat panjang bagi manusia.

    Wakatobi ibarat Nusantara mini yangmenyimpan secuil kekayaan perairanWallacea. Menghampar di kaki Sulawesi,

    masa depan taman laut ini benar-benarberada di tangan generasi masa kini.Perairan di antara pulau-pulaunya seakanterus mengajak bersyukur sembariberikhtiar melestariakan warisan alamWallacea.

    *Pengendali Ekosisten Hutan

    Taman Nasional Wakatobi.

    Taman Nasional Wakatobi

    Pengarung laut purba mengarungi surga

    biru Wakatobi. Sejunlah pulau juga dijadikan

    tempat perteluran penyu laut.

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    12/40

    !"#$%"& ()"*"

    12

    "ir laut mulai surut, saat Mochtar perlahan-lahanmendayung ketintingnya, hingga merapat di pelabuhanTehoru, satu kecamatan di Maluku Tengah. Buruan

    Mas, angkat barang. Jangan kesiangan, nanti gelombang tinggidatang, tegasnya.

    Cuaca yang kurang bersahabat tak mematahkan langkahsaya bersama ketiga rekan menyeberangi Laut Banda menujunegeri Piliana, akhir Juni 2011. Mengingat angin timurlazim membuat ombak laut tak ramah, kami merencanakan

    Piliana,Negeri Kupu-kupu di Selatan Manusela

    Daryanto*

    [email protected]

    menyeberang pagi hari.Sekitar satu jam menyeberangi Laut Banda, tibalah kami

    di negeri Yaputih. Dua pemandu sudah menyambut kami,mengajak singgah sejenak sebelum berkemas dan bertolakmenuju Piliana.

    Kami harus mengemas barang dan peralatan senyamanmungkin, mengingat jalan setapak dan tanjakan selama hampirtiga jam harus kami tempuh. Dari Yaputih, kami bertolakmenuju Piliana. Yaputih adalah desa pesisir, salah satu pintu

    Salah satu desa penyangga kawasan Taman Nasional Manusela yang menjadi surga serangga bersayap indah

    Taman Nasional Manusela

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    13/40

    !"#$%"& ()"*"

    1

    masuk Piliana, selain negeri Hatumete.Negeri adalah istilah yang sering

    dipakai untuk menyebut desa yangdipimpin oleh ketua adat atau bapakraja. Piliana termasuk salah satu desapenyangga kawasan Taman NasionalManusela, Maluku Tengah. Letaknyayang berbukit dengan ketinggian 490 mdpl memiliki kisah yang menarik.

    Konon, asal mula negeri denganjumlah penduduk sekitar 504 jiwa inidirintis oleh seorang Belanda, yaituWenkel. Bersama warga negeri Hatu,Wenkel melakukan perjalanan keLayatolu untuk membangun sebuahnegeri.

    Namun di Layatolu tidak ada sungaiuntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bercocok tanam. Selanjutnya,perjalanan mereka teruskan ke Lilio.Kondisi topografi Lilio yang tidakmemungkinkan, akhirnya merekapindah lagi ke lokasi baru, yaitu Piliana.Piliana berasal dari kata pilianika yang

    berarti tempat terang. Ada dua familiyang mendiami negeri Piliana: Ilelapotoadan Latumutuani.

    Pada awal perjalanan, kami melewatikebun-kebun milik masyarakat setempat.Sepanjang perjalanan terlihat beberapakebun: cokelat, pala, dan durian, yangmenjadi daya tarik tersendiri. Beruntung,kami berjalan saat musim durian tiba.

    Di muka jalan terlihat sekelompokanak muda sedang menunggudurian jatuh. Tanpa segan kamimenghampirinya. Sedikit berbasa-basi,

    saya mencoba bertanya seputar aktifitasmereka.

    Menunggui durian jatuh Mas,ujar Yani. Pemuda tanggung yang kamikenal humoris itu juga menjelaskanrutinitasnya. Saat musim durian tiba,para pemuda biasa menunggu durianmasak di kebunnya, hasilnya mereka

    jual ke kota. Keakraban semakin hangat,ketika kami membarter sebungkus rokokdengan lima buah durian masak yang

    baru runtuh dari pohonnya.Satu jam berselang, kami masih harus

    menempuh setapak yang terjal, melewatialiran dan anakan sungai yang berhuludi kawasan Manusela. Tak jarang kamiberpapasan dengan warga yang turungunung atau pergi berkebun.

    Tibalah kami di pintu masuknegeri Piliana, Dua pasang kupu-kupugoliath yang menari-nari menyambutkedatangan kami, cukup membasuhrasa letih setelah berjalan hampir tiga

    jam.Rasa penasaran atas keelokan

    kupu-kupu tertunda, saat mendungmulai menggantung. Menyadari kupu-kupu sulit ke luar saat hujan tiba, kamimemutuskan singgah di rumah BapakRaja Piliana, Ferdinan Ilelapotoa.

    Sembari istirahat, kami berbincangseputar kupu-kupu yang terdapat diPiliana. Kupu-kupu di wilayah ini banyakberasal dari kawasan Taman NasionalManusela; sering warga memburu sampai

    kawasan, kata Ferdinan.Menyadari populasi yang semakin

    menurun perburuan pun mulaiberkurang. Bahkan warga mulaimenangkarkan kupu-kupu endemik

    TamanNasionalManusela

    Bangsa kupu-kupu menghiasi

    semesta Piliana. Warna dan

    ukurannya menandai gemerlap

    Manusela.

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    14/40

    !"#$%"& ()"*"

    14

    Taman Nasional Manusela

    Kupu-kupu goliath betina, sesuai

    namanya, memang berukuran besar.

    Bentangan sayapnya yang lebar,

    sangat menarik saat kupu-kupu ini

    melayang-layang di langit Piliana.

    Seram. Di antara yang terkenal adalahgoliath (Ornithoptera Goliath) danpriamus (Ornithoptera priamus).

    Selain itu masyarakat juga menyadaribahwa tanpa menangkap dan menjual,masih diperoleh keuntungan, karenabanyak wisatawan yang ingin melihatkupu goliath di habitat aslinya.

    Ferdinan juga menuturkan, jalurPiliana adalah jalur yang sering dilewatipendaki menuju puncak Binaya, gunung

    tertinggi di Maluku. Hal ini menjadisalah satu alasan pentingnya menjagaflora fauna di habitatnya, tegas Ferdinan.

    SORE HARI TIBA, beserta duapemandu yang menjadi penunjuk jalan,kami memutuskan menuju Lelesiru.Setibanya di lokasi, kami langsungmendirikan tenda untuk bermalam.Ocehan binatang malam dan dinginnyaangin gunung larut hingga mentari terbit.

    Esok hari, cuaca cerah memihak

    pada kami. Kawanan kupu-kupu yangmelimpah terlihat membebar menawan;beberapa ada yang hinggap di pohonGey. Kupu-kupu menyukai pohon ini,bunganya berwarna putih sering menjadimakanannya.

    Jenis kupu-kupu yang kami jumpaiyaitu, goliath (Ornithoptera goliath) warnasayap hitam adalah ciri dari Goliathbetina, sedangkan kuning adalah Goliath

    jantan.

    Selain itu, kami juga menikmatipriamus (Ornithoptera priamus),oblong jantan dan betina (Troidesoblongomaculatus), gambreses betinadan jantan (Papilio, Princeps), dan obostanduk rusa (Papilio, Princeps).

    Begitu juga jenis bola bola yangmemiliki warna badan dan sayapkecoklatan dengan bentangan sayapsekitar 10 cm, atau jenis loisipe yangbewarna dominan kuning dengan

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    15/40

    !"#$%"& ()"*"

    1

    Bunga pohon Gey sangat disukai

    kupu-kupu Piliana.

    orange, berukuran kecil dengan panjangsayap sekitar 5 cm

    Menurut Fauzi, pemandu kami yangpernah berburu kupu-kupu, hampir tiapminggu dia berburu kupu-kupu. Yalumayan lah, satu jenis biasanya dihargai75 ribu. Itu kalau opsetannya bagus.

    Fauzi pun tak canggung mempraktekkancara berburu sampai mengopset denganbaik agar sayap tidak rusak.

    Ada hal menarik yang kami dapat disini, yaitu cara menangkap si sayap indahmemakai jaring. Warna merah biasadipakai untuk menangkap goliath. Kitalebih mudah menangkap kupu-kupudengan jaring berwarna tertentu, sesuaiwarna kesukaan kupu-kupu, ujarnya.

    Perjumpaan kami dengan goliath dan

    priamus di alam bebas membawa sensasilain. Goliath, bersayap sekitar 20 cm, danpriamus yang bersayap cantik memanglebih indah jika melihatnya terbang dialam.

    Jenis kupu-kupu tersebut mungkinbelum terancam punah saat ini,

    tetapi dapat menjadi terancam jikaperdagangannya tak diatur. Pilianasungguh menyajikan nuansa berbeda:aneka kupu-kupu tak canggungmembebar di alam. Keasrian negeri-negeri hingga pesona bentangan alamManusela, memang patut melanggengkankeanekaan kupu-kupu Seram.

    *Penyuluh Taman Nasional Manusela.

    Sembari istirahat, kamiberbincang seputar kupu-

    kupu yang terdapat di Piliana.Kupu-kupu di wilayah ini

    banyak berasal dari kawasanTaman Nasional Manusela;

    sering warga memburu

    sampai kawasan, kataFerdinan. Taman Nasional Manusela

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    16/40

    !"#$%"& ()"*"

    16

    Teks dan foto:Asri*[email protected]

    Perairan Taka Bonerate menjadirumah nan nyaman bagi berbagaimacam biota laut, di antaranya sisiput laut. Siput laut ini juga dikenaldengan nama nudibranch.

    Nama Nudibranch agak terasaasing di telinga; namun, bagi parapenyelam atau pemerhati duniabawah laut dia telah lama dikenal. Diperairan Taka Bonerate sedikitnya

    terdapat 32 jenis siput laut.Nama nudibranch berasal dari

    bahasa latin: nudus berarti bugil/telanjang dan brankia berartiinsang. Biota ini sangatlah mungil,ukurannya hampir seujung kuku:20 mm - 600 mm, dengan bentukdan warnanya yang sangat beragam.

    Pada umumnya, siput lautmemiliki dua tentakel yang sangat

    peka terhadap sentuhan, bau, danrasa. Gerakannya yang lambat danberbadan lunak, sangat menarikpara pemangsa.

    Di balik keindahannya, terdapatracun untuk mengusir sangpredator. Rona badan siput lautmerupakan peringatan keras bagibiota laut lain bahwa dia beracun.

    Nudibranch memangsa biota

    laut yang beracun: seperti bungakarang, alga, rumput laut, obor-obor, moluska, krustasea atau telurikan. Dari mangsa beracun itulah,siput laut ini menjaga kandungantoksik di tubuhnya.

    *PEH Pelaksana

    Taman Nasional Taka Bonerate.

    Si TelanjangPenghiasKarang

    Phyllidia schupporum

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    17/40

    !"#$%"& ()"*"

    1

    Keunikan lain dari Nudibranch:dia hemaprodit, memiliki dua

    jenis kelamin. Hanya saja,si kelinci laut tidak dapat

    membuahi dirinya sendiri.Nudibranch yang hidup diantara

    karang ini, berkembang biak

    dengan cara bertelur.

    Chromodoris annae

    Jorunna funebris

    Thuridilla undula

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    18/40

    !"#$%"& ()"*"

    18

    MembalutWisata

    denganPelestarian

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    19/40

    !"#$%"& ()"*"

    1

    Rasa-perasaan agaknya yanghendak dipasarkan dalamekowisata kepada para wisatawan.

    Rasa yang berhasil disesap, dinikmati,disensasi para pejalan seringkalidigambarkan sebagai kesenangan hatidan dibagi bersama orang lain.

    Untuk merefleksikan mengenairasa perasaan ini, saya memilih untukmenuturkan pengalaman pribadiberaktivitas ekowisata melihat prosestransplantasi karang di Pulau Bunaken.

    Taman Nasional Bunakenmemanfaatkan upaya konservasitransplantasi karang dan keindahanpemandangan alamnya sebagai bagiandari kegiatan ekowisata. Meski dibatasisamudera biru, pulau-pulau: Bunaken,

    Manado Tua, dan Siladen, terlihat tetapdekat dipandang mata.Pulau indah nan eksotik ini menjadi

    panorama yang menakjubkan bagimasyarakat banyak ketika berada dibibir pantai Manado. Maklum, Bunakensangat dekat dengan pusat kota Manado.Berjarak sekitar 20 kilometer, tamannasional laut ini dapat dicapai kuranglebih tigapuluh menit dengan speedboatdari ibukota Sulawesi Utara menujubarat.

    Yuyun Saepul Uyun*

    [email protected]

    Memulihkan terumbu karang sembari menatap keindahan Bunaken.

    Pelesiran di pulau ini dimulai denganmenyewa perahu kayu katamaran.Perahu ini unik: bagian tengahnyaberkotak kaca sehingga bisa melihatterumbu karang dan ikan-ikan yangterlewati di bawah lunas kapal.

    Saat menuju Selat Manado yangberombak sangat tenang, kita dapatmemotret dengan leluasa dari ataskapal. Gunung Tumpa, Gunung Lokon,Gunung Kelabat dan Gunung ManadoTua berdiri gagah mengelilingi kamiselama perjalanan menuju lokasitransplantasi karang. Dari perairan ini,kita bisa menatap Manado, kota peraihAdipura tahun 2010. Barisan dindingkokoh hotel, rumah peristirahatan, sertakedai-kedai makan berdiri di sepanjang

    pantai.Kami terkesima ketika tiba-tibamelihat kawanan ikan duyung timbul-tenggelam dan meloncat setiap kali akanbernafas. Kami segera mengabadikanmomen indah itu. Setelah sekitar 45menit, kami sampai di lokasi transplantasikarang; kami segera menyewa perantisnorkling yang banyak disewakan di sini.

    Ada tiga jaring dan empat ram besiyang ditumbuhi terumbu-terumbukarang hasil transplantasi. Karang

    TamanNasionalBunaken

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    20/40

    !"#$%"& ()"*"

    20

    Acrophora formosa warna biru, warnacoklat, warna hijau dan kuning tumbuhbaik di lokasi transplantasi itu.

    Tidak jauh dari lokasi snorkling,menghampar pantai berpasir putih dimana para pedagang menjajakan oleh-

    oleh dan suvenir khas Taman Nasional.Setelah berbelanja, haus dan lapar mulaiterasa. Kami segera mencari makansiang; restoran dan kedai makanan mulaikebagian rejeki. Melengkapi istirahat,kami tidak lupa memesan kelapamuda; rasa manis dan segar menjalaritubuh ketika meneguk airnya danmenghilangkan rasa lelah.

    Ada pula wisatawan yang punyaketertarikan lain. Mereka masuk kegedung visitor center yang ada di sini

    untuk mendapatkan informasi lengkapTaman Nansional Bunaken. Mulai dariluas kawasan, flora dan fauna, sampaiaktivitas yang bisa dilakukan di dalamkawasan. Semua informasi dapatdiperoleh atau disaksikan melalui papan

    informasi yang tertata dengan baik.Karena waktu hampir sore, kamibergegas pulang. Sesampai di daratan,kami langsung menuju Pantai Malalayanguntuk menikmati mentari berangkat keperaduan. Malalayang adalah tempatpemecahan rekor dunia menyelamterbanyak. Pantainya terdiri dari batu-batu hitam mengkilap, dengan hamparanpasir yang cukup luas, ditumbuhi sedikitterumbu karang.

    Saat matahari mulai terbenam, langit

    Taman Nasional Bunaken

    Rupa-rupa biota laut mendiami terumbu

    karang Bunaken. Bintang laut (atas) menam-

    bah semarak surga laut, bersama ikan-ikan

    karang nan gesit (kanan).

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    21/40

    !"#$%"& ()"*"

    2

    sedikit demi sedikit berubah menjadikemerah-merahan. Gunung Manado Tuayang ada di tengah laut ikut berubah warnamenjadi merah diselimuti kehangatansenja. Tidak lupa kami mengabadikanmomen tersebut dengan berfoto-foto

    berlatar belakang sunset dan GunungManado Tua.Sulit diungkapkan dengan kata-kata apa

    yang kami rasakan, dan mungkin oleh parawisatawan yang juga ada di sana. Dalamperjalanan pulang kami dipenuhi rasasenang dan kagum karena telah melihatikan-ikan duyung, transplantasi karangdari dekat dan keindahan matahari senja.Sepertinya, rasa senang dan kagum tersebutingin cepat kami sampaikan kepada semuaorang.

    Taman Nasional Bunaken

    Wilayah pesisir dan laut Indonesiabanyak sekali yang indah, tapi kegiatanekowisata masih belum bisa terlaksanadengan baik. Tempat-tempat pariwisatamasih mengarah ke wisata massal, yanglebih cenderung mengabaikan kelestarian

    alam.Jika pemerintah bersama masyarakatberhasil mengembangkan ekowisata pesisirdan laut, akan diperoleh dua manfaat, satubonus: kelestarian pesisir dan laut terjamin,kesejahteraan meningkat. Bonusnya: tidakperlu mengeluarkan biaya konservasi,karena pelestarian dibiayai dari aktivitasekowisata.

    *Pengendali Ekosistem Hutan

    Taman Nasional Bunaken

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    22/40

    !"#$"%"&"

    22

    !aman nasional merupakansebuah kawasan dengantingkat kerawanan tinggi,

    mengingat seringkali lokasinyaberdampingan langsung denganpemukiman. Umumnya, masyarakatsudah tinggal secara turun-temurundi sekitar kawasan taman nasional.Untuk memenuhi kebutuhanhidup sandang, pangan, dan papan,masyarakat terkadang mengambilhasil dari bumi yang terdapat dalamkawasan.

    Demikian juga, masyarakatseputar Taman Nasional Manupeu

    Tanah Daru yang secara turun-temurun memang memungut kayudari kawasan sebagai bahan bakupembangunan rumah.

    Rumah menara, sebutan rumahhunian di Manupeu Tanah Daru,terdiri dari empat tiang utama yangberdiri di tengah, melambangkan 4elemen keluarga: ayah, ibu, dan duaorang anak. Atap rumah menaramemakai alang-alang yang dianyam.

    Namun, seiring perkembanganzaman, atap alang-alang perlahandiganti lembaran seng. Warga biasamenaruh daging-daging demikebutuhan makan di bawah atapmenara untuk persediaan makanan.

    Penunjukan Manupeu TanahDaru sebagai taman nasional melaluiSurat Keputusan Menteri KehutananNo. 576/Kpts-II/1998 tak pelak lagimerubah pola hidup masyarakat yang

    Buah SimalakamaKearifan Lokal

    Meredakan tegangan antara kebutuhan masyarakat dengan kearifan setempat.

    Dwi Putro Notonegoro*

    [email protected]

    selama ini memanen kayu. KebijakanTaman Nasional yang melarangeksploitasi kayu dari dalam kawasan

    membuat masyarakat berpikir kerasuntuk memenuhi kebutuhannya itu.Dari sini muncul dilema yang

    terjadi pada pengelola kawasan:memberdayakan masyarakat dengantetap mementingkan kearifan lokal.Kearifan lokal dapat diartikansebagai gagasan-gagasan setempatyang bersifat bijaksana dan baik, yangtertanam dan diikuti oleh anggotamasyarakatnya.

    Ciri-ciri masyarakat yang

    memiliki kearifan lokal antara lain :1. Mampu bertahan dari

    hembusan budaya luar,2. Mampu mengakomodasi

    unsur-unsur budaya luar,3. Mampu mengintegrasikan

    unsur luar ke dalam budaya asli,4. Memiliki kemampuan

    mengendalikan dan memberi arahperkembangan budaya.

    Selain memungut kayu daridalam kawasan, perilaku masyarakatyang masih membudaya adalahmenggembalakan ternak danmengambil hasil hasil hutan lainnya,seperti alang-alang dan buah-buahan. Namun, yang menimbulkandampak terbesar adalah pengambilankayu.

    Sebagai contoh, bila kita menebangsatu pohon berukuran besar dengantajuk yang lebar, akan banyak pohon-

    pohon kecil yang tertimpa hingga mati.Belum lagi, pohon besar itu ternyata

    menjadi sarang atau sumber pakan bagiburung endemik yang hidup di PulauSumba.

    Hal itu menjadi tanda tanya besar,menilik dari berbagai kasus yang terusterjadi di kawasan Taman Nasionalini. Dalam kurun April - Juni 2011sudah terjadi 3 kasus pembalakanliar dengan jumlah barang bukti yangfantastis. Lebih dari 5 meter kubik kayuditemukan dengan tiga pelaku yang

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    23/40

    !"#$"%"&"

    23

    tertangkap.Apakah ini yang dinamakan

    kearifan lokal? Apakah sudah tak adalagi stok kayu di luar kawasan? ApakahTaman Nasional sudah tidak dirasakanlagi fungsi dan manfaatnya? Atau,ada pihak tertentu yang membayar sipelaku? Sederet pertanyaan inilah yangharus dijawab oleh pengelola TamanNasional.

    Mengambil kayu di dalam kawasanmerupakan pelanggaran hukum.Namun begitu, dampak paling besar

    dalah dampak ekologis. Luas hutandi Sumba yang tinggal sedikit, makin

    berkurang dengan adanya penebangankayu.Perkara ini menimbulkan dilema

    bagi pengelola Taman Nasional lantaranharus berhadapan dengan masyarakatyang selama ini menjadi mitra kerja.Salah satu pelaku malah pernah ikutserta dalam survei tanaman obat diTaman Nasional akhir 2010 lalu.

    Terlebih lagi, bila ada keluargapelaku datang ke kantor dan

    menanyakan: Apa fungsi TamanNasional selama ini? Kami tidak bolehmasuk, tidak boleh ambil kayu, semua-

    semua tidak boleh. Memang takmudah bila tetap menjelaskan fungsiTaman Nasional yang lebih bersifatekologis dibandingkan manfaat secaramaterial. Jalan buntu?

    Namun, penegakan hukum harustetap dijalankan. Melalui proses hukumini, efek jera yang akan dirasakanpelaku akan lebih terasa. Penyidikandan penyelidikan telah dilakukanpenyidik Taman Nasional beserta polisikehutanan dibantu aparat kepolisian.

    Dari hasil penyelidikan memangdapat diduga ada pihak di belakang layaryang bermain untuk mengeluarkankayu dari Taman Nasional. Denganjumlah kayu yang begitu banyak,terasa mustahil bila pelaku hanyaakan memakainya untuk membangunrumah menara.

    Rencana pengelolaan TamanNasional ke depan harus digodoksecara matang dengan melibatkanmasyarakat setempat. Ini salah satucara untuk mencegah peristiwa serupatidak terulang. Hal-hal lain yang dapatdilakukan seperti budidaya pohon-pohon yang dijadikan bahan bakurumah menara di luar kawasan atau dilahan-lahan masyarakat.***

    *Pengendali Ekosistem Hutan Taman

    Nasional Manupeu Tanah Daru

    Taman Nasional Manupeu Tanah Daru

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    24/40

    !"#"$ &'(#'()

    24

    !imbunan sampah yang belumtertangani menyebabkan berbagaipersoalan, baik langsung maupun

    tidak, bagi penduduk kota maupun desa.Selain menimbulkan bau dan sumberpenyakit menular, juga memudarkannilai keindahan lingkungan.

    Dengan begitu, sampah tidak lagibisa dianggap sebagai masalah sepele.Sebaliknya, sampah merupakan masalah

    kompleks yang dapat menjadi bomwaktu yang setiap saat bisa meledakmenjadi bencana.

    Pengelolaan sampah saat ini hanyamemakai metode tunggal, yaitu dibuangke TPA. Akibatnya, jika ada masalahdengan TPA, seluruh sistem pengelolaansampah menjadi macet.

    Untuk mencegah kebuntuansistem pengelolaan sampah, perludikembangkan metode-metodelain. Salah satu metode yang layakdikembangkan adalah penerapan prinsip

    reduce, reuse, dan recycle(3R).Implementasi 3R dapat menjadi

    alat optimalisasi pemanfaatan sampahsehingga sampah memiliki nilaiekonomis dan membuka lapanganpekerjaan. Tahap penting penerapan3R adalah sosialisasi penyadaranmasyarakat tentang konsep 3R sekaligusmemberi ketrampilan 3R. Tahapan inipenting, sebab keberhasilan program inisangat ditentukan niat sungguh-sungguhsemua pihak, yang secara sadar pedulimenangani sampah.

    Atas dasar itulah, sosialisasi penyadaranmasyarakat dilakukan melalui jalur formalmaupun informal. Penyadaran formaldiberikan kepada generasi muda di sekolah(SD, SLTP dan SLTA) melalui Visit toSchool, pengisian muatan lokal, latihan dankunjungan (LAKU).

    Penyadaran informal untukmasyarakat menyangkut penanganansampah berbasis kesehatan lingkungan.Untuk itu, diperlukan penyadaran

    Pendidikan konservasi

    Gaya Hidup 3R bagi Pelajar

    Kreativitas untuk mengurangi

    timbunan sampah.

    masyarakat untuk menghargaialam lingkungannya, agar tidak lagimembuang limbah domestik sembarangtempat.

    Di samping itu, juga menghimbaumasyarakat untuk mulai sadar danberkiprah memilah sampah sesuai

    jenisnya. Hal itu guna menghindarisumber penyakit menular sebagaiakibat dari limbah domestik yangcepat membusuk. Untuk hal terakhirini dilakukan sosialisasi penanganansampah dengan metode lubangberpindah.

    JUS ANTI-STRES

    Fungsional PEH lingkup BidangPTN Wilayah I Cianjur telah, sedangdan terus melakukan pengenalan 3Rkepada pelajar. Kegiatan ini antara laindengan Visit to School yang digabungdengan LAKU. Selain menyampaikanpesan-pesan konservasi, juga diberikan

    ketrampilan bagi pelajar dalammenerapkan 3R melalui aktivitassederhana tetapi menarik dan mudahdipraktikkan langsung.

    Beberapa materi 3R yangdisampaikan:

    REDUCE. Artinya mengurangisampah. Pelajar diajak mengurangipenggunaan bahan-bahan yang dapatmenghasilkan sampah. Misalnya,tidak memakai kantong plastik saatberbelanja. Untuk R yang pertama ini,kami memberikan ketrampilan kepada

    pelajar untuk memanfaatkan kainsebagai pengganti plastik. Ketrampilanini merupakan oleh-oleh salah satu rekanPEH yang pernah berkunjung ke Jepang.Di negara asalnya ketrampilan melipatkain dikenal dengan namafuroshiki.

    Berikut rupa-rupa seni melipat kain.Suika tsutsumi: melipat kain untukmembawa barang yang berbentuk bulatmaupun kotak. Hon tsutsumi: melipatkain untuk membungkus dan membawa

    Agus Deni*

    [email protected]

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    25/40

    !"#"$ &'(#'()

    25

    buku atau barang-barang yang berbentukkotak ataupun botol. Dan, Tesage bukuro:

    hampir sama dengan suika tsutsumi,tetapi bentuknya lebih mirip denganbungkusan kain yang dipakai orang-orang zaman duludi Sunda disebutbuntelan.

    REUSE, artinya pakai ulang. Pelajardiberikan sedikit tips menarik dalammemakai ulang botol air kemasan sebagaiwadah minuman lagi tetapi dengan caraunik. Ketrampilan ini disebut sebagai JusAnti-Stres.

    Dari namanya saja sudah menarikbukan? Caranya sederhana: botol

    kemasan air mineral dipotong bagianatasnya, kemudian bagian bawah diisidengan air bersih dan taruh ikan didalamnya. Nah, bagian inilah yangmenjadi anti-stresnya. Bagian atas botoldibalik (pet botol ditutup rapat) dansimpan pada potongan botol bagianbawah, lalu isi dengan jus buah bikinansendiri atau jus kemasan, lalu tambahsedotan.

    Jreng, jreng, jadilah Jus Anti-Stres.Untuk menghilangkan stres, sebelummenyedot jus buah, peserta diminta

    menikmati gerak-gerik ikan di botolbagian bawah, lalu seruput jus perlahan-lahan, sembari melihat ikan.

    Ini bukan isapan jempol. Menurutpenelitian diketahui melihat ikanberenang dapat menurunkan tekanandarah dan menghilangkan stres.Di beberapa negara saat ini sudahdikembangkan hydroglass hydrotherapytable: meja relaksasi yang dilengkapitujuh semprotan air di atas kepala,

    sedangkan di bagian bawah berupaaquarium berisi ikan hias warna-warni.

    Cara kerjanya: menyemprotkanair (dingin atau hangat) kepada orangyang tengkurap di atas meja sambilmenikmati pemandangan indah ikan-ikan yang berenang di bawahnya. Matapun menjadi lebih segar, fresh, dan rileks.

    RECYCLE, artinya mendaur ulangsampah menjadi bentuk lain ataukerajinan yang bernilai ekonomis.Dalam hal ini pelajar diajak untukmemanfaatkan gelas plastik bekasminuman kemasan menjadi tirai yangunik, menarik dan bernilai ekonomis.

    Pertama-tama gelas plastik bekasdigunting dan dilipat menyerupai bungalalu digabungkan dengan yang lainnyadan dikunci dengan menggunakanpaku payung. Bagi pelajar SekolahDasar pengenalan recycle dengan caramemanfaatkan serbuk gergaji sebagaibahan baku pembuatan mozaik. Caranya,sangat mudah: serbuk gergaji diberipewarna, lalu dikeringkan. Selanjutnya,membuat gambar dan diwarnai denganmemakai serbuk gergaji.

    Melalui berbagai teknik dan

    metode, sosialisasi akan lebih mudahdiserap dan dipraktikkan. Hal ini jugamendapat respon positif dari pihaksekolah yang dikunjungi; bahkanpara pengajar menginginkan kegiatanseperti ini dilakukan secara rutin danberkelanjutan.***

    *Taman Nasional Gede Pangrango

    Jreng, jreng, jadilah Jus Anti-Stres. Untuk menghilangkan

    stres, sebelum menyedot jusbuah, nikmati gerak-gerik

    ikan di botol bagian bawah...

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    26/40

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    27/40

    !"#$% !%'(%

    27

    rasa jenuh tak pernah menyergap. Setelahberjalan hampir 30 menit, sampailah kamidi ujung belantara. Hamparan pasir saat lautsurut masih menyisakan air yang terjebak disela beting pasir. Lokasi yang cukup terbukaseperti ini akan memudahkan pengamatan

    burung; tapi tetap harus jaga jarak, mengingatsifat burung yang sulit didekati dan sensitifterhadap kehadiran manusia.

    Sabar itu nggakada batasnya, kalo adabatasnya berarti tidak sabar, tutur Hary, yangmengingatkan kami pada seorang temanyang pernah bersama mengamati burung disini. Matahari sudah mulai meninggi. Kursilipat, payung hitam, menjadi sandaran kamimelepas penat dan terik matahari. Beberapa

    jenis burung sudah berseliweran, sekedar

    hinggap atau sibuk mencari makan.Hary pun mulai beraksi dengan

    monokuler dan kamera pocketkesayangannya. Diskusi ringan menyelingipengamatan kami. Buku panduan: BurungSumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali sertaWaterbird of Asiamenjadi kitab wajib bagipara pengamat di lokasi ini.

    Sepuluh jenis burung pantai migrantercatat pernah menyinggahi lokasi ini:Gajahan pengala (Numenius phaeopus),Trinil pantai (Actitis hypoleucos), Trinil kakimerah (Tringa totanus), Trinil ekor kelabu(Heteroscelus brevipes), Trinil bedaran (Xenuscinereus), Cerek pasir besar (Charadriusleschenaultii), Cerek kernyut (Pluvialis fulva),Cerek besar (Pluvialis squatarola), Biru lautekor blorok (Limosa lapponica), dan Kedidileher merah (Calidris ruficollis).

    Burung migran seringkali mengunjungiKarimunjawa yang memiliki sejumlahtipe lahan basah: mangrove, pantai dansawah. Habitat ini memungkinkan menjaditempat mencari makan burung migran saat

    tempat asal mereka sedang musim dingindan paceklik. Burung pantai merupakansekelompok burung air yang secara ekologisbergantung pada lahan basah.

    Sebagian besar burung pantai adalahburung migran yang terbang jauh demimenghindari musim dingin di tempatberbiak di Bumi belahan utara, menujudaerah yang lebih hangat mencari makandan bertahan hidup.

    Kehadiran burung migran menjadi salahsatu petunjuk sebuah lokasi masih memilikiekosistem yang menyediakan sumber

    makanan. Dengan kata lain, burung migranmenjadi bioindikator ekosistem dengan dayadukung lingkungan yang memadai.

    Dengan begitu, burung pantai migranyang singgah menarik untuk dikaji, baikpopulasi, habitat, maupun perilakunya.Kajian populasi burung pantai yanghijrah ke Karimunjawa dilakukan melaluipemantauan rutin, terutama pada Septembersampai Maret. Namun terkadang burungmigran dapat dijumpai di luar bulan-bulan

    Xenus cinereus

    Wahrasanya inginbersorak! Ini pengalaman

    pertama kami mendapatiburung yang bertanda seperti

    itu. Setengah jam kamimemuaskan diri mengamati

    burung itu, sebelum diaterbang melanjutkanpengembaraannya.

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    28/40

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    29/40

    !"#$% !%'(%

    29

    !ika suatu waktu berkesempatanmengunjungi Taman Wisata AlamKerandangan, bisa jadi Anda akan

    mendengar suaraghook, ghook, ghook

    katau, khaak... khaak... khaak.Sekilas Anda akan mengiranya suara

    babi hutan; suara itu akan terdengar lebihmenyeramkan karena situasi yang sepidan menggema. Maklum, Kerandanganterdiri dari dua bukit yang berhadap-hadapan. Tak perlu berkeringat dingin,Anda harus mencari asal suara itu untukmelihat satwa si empunya suara. Yang

    jelas, itu bukanlah suara hantu.Pemilik suara itu adalah Kera hitam

    atau Lutung, satu dari dua jenis primatayang hidup di Kerandangan selain Kera

    Ekor Panjang (Macaca fascicularis).Dalam bahasa Sasak dia disebut Pithuyang berarti tujuh, mungkin karena diahidup berkelompok sekitar tujuh ekor.

    Orang barat menyebutnya ebony leafmonkey atau javan langur, sedangkannama ilmiahnya adalah Trachypithecusauratus. Dalam bahasa Hindi, langurberarti panjang ekor, salah satu ciri yangdimilikisi Kera hitam. Ciri lain tentusaja warna bulu yang berwarna hitam.

    Si PrimataSensitif

    Tri Endang Wahyuni*

    [email protected]

    Panjang badan satwa ini dapat mencapai55 cm, sedangkan panjang ekornya dapatmencapai 87 cm; lebih panjang dari Keraekor panjang!

    Spesies ini ditemukan di Pulau Jawa,Bali serta Lombok. Di Jawa terdapatdua subspesies: T. a. auratus hidup diJawa bagian Timur, dan T. a. mauritiusditemukan di Jawa Barat. Sedangkansubspesies di Pulau Lombok adalahT. a. kohlbruggie. Menurut Kitchenerbersama koleganya (1990) Pulau Lombokmerupakan wilayah penyebaran palingtimur dari jenis ini.

    Kera hitam aktif saat siang hari danhidup di pepohonan (arboreal), bergerakmelintasi pepohonan dan berjalan

    sepanjang dahan untuk mencari makanan.Bagian pohon tempat mereka mencarimakan dan beristirahat mulai dari bagianbawah yang masih berdahan sampai keujung kanopi. Dia sangat jarang berada dilantai hutan.

    Kera hitam hidup dalam kelompoksosial antara 6 - 12 ekor yang berisisatu atau dua pejantan, beberapa ekorbetina, serta anak-anak. Nah, jika sedangmengamati kelompok Kera hitam yang

    Bagi penggemar gosip, harus rela

    menahan diri untuk diam sementara

    waktu.

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    30/40

    !"#$% !%'(%

    30

    kebetulan ada bayi kera berwarna oranye,

    Anda tak perlu berburuk sangka merekamenculik bayi primata lain.Perubahan warna bulu Kera hitam

    memang cukup unik. Bayi Kera hitammemang berwarna oranye, yang lama-lama akan berubah menjadi hitamseiring bertambahnya umur. Kera hitammerupakan hewan pemakan tumbuh-tumbuhan, sesuai namanya dalambahasa Inggris ebony leaf monkey.

    Makanan utamanya terdiri dari daun-daunan, terutama yang masih muda,buah, bunga dan kuncup bunga. Meski

    begitu, Kera hitam juga makan larvaserangga. Di Kerandangan, tumbuhansumber pakan kera ini berasal terdiri:Beringin (Ficus benjamina), Sonokeling(Dalbergia latifolia), Ketimusan (Protium

    javanicum), Juwet (Eugenia cumini),Jambu Hutan (Eugenia sp.), KedondongHutan (Spondias sp.), Awar-awar (Ficusseptica), Berora (Kleinhovia hospita),Buni (Antidesma bunius), Talok(Muntingia calabora), Garu (Dysoxylumsp.), Nangka (Arthocarpus integra) danMangga hutan (Mangifera sp.).

    Kera Hitam termasuk satwa yanghidupnya kurang tergantung pada air.Di Taman Wisata ini, selain dari SungaiKerandangan, kebutuhan air Kera hitamterpenuhi dari buah-buahan, daun-daunan, embun serta air pada cerukandahan.

    Pada siang hari dia cenderungbermain dan beristirahat pada pohon-pohon yang teduh dan berdahan-dahancukup datar seperti pohon Beringin,

    Jabon dan Sonokeling. Demikian juga

    ketika tidur pada malam hari.Menurut IUCN (Persatuaninternasional untuk pelestariansumberdaya alam) Kera hitam termasuksalah satu jenis satwa yang Endangeredatau terancam punah. Lantaran itulah,dia merupakan salah satu satwadilindungi undang-undang di Indonesia.

    Senyap mengamati Kera hitam

    Sifat Kera hitam berbeda dengan Keraekor panjang. Jika Kera ekor panjangcenderung mendekati aktivitas manusia

    untuk meminta belas kasihanmakananmisalnya, Kera hitam justru langsungkabur begitu mendengar suara manusia.

    Kerandangan terdiri dari dua bukityang berhadap-hadapan, sehingga suarakita, meski pelan, akan menggema,dan ini tentu saja harus dihindari jikakita ingin mengamati Kera hitam. Jadi,selama pengamatan, dilarang kerasuntuk berisik. Bagi penggemar gosip,harus rela menahan diri untuk diamsementara waktu.

    Sekilas, dua bukit di Kerandangan

    akan tampak sepi-sepi saja; tidak adaKera hitam yang tampak nyata. Untuk itu,kita harus jeli memperhatikan gerakandi pepohonan, lalu mengamati denganseksama menggunakan teropong. Tanpateropong, Kera hitam hampir mustahiluntuk diamati. Ingat, harus senyap dantak banyak gerak.***

    *Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA NTB

    Pemilik suara itu adalahKera hitam atau Lutung,

    satu dari dua jenis primatayang hidup di Kerandangan

    selain Kera ekor panjang(Macaca fascicularis).Dalam

    bahasa Sasak dia disebutPithu yang berarti tujuh,mungkin karena dia hidupberkelompok sekitar tujuh

    ekor.

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    31/40

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    32/40

    !"#"$ !"&"'"(

    32

    Camp Menyanoi untuk mengambil bahanmakanan. Tiba di camp sudah sore, kamimemutuskan beristirahat dan besokpaginya baru meneruskan perjalanan.

    Hari ke empat, jarum jam ditangan saya menunjukkan pukul 07.30 wiba,saat tim anggrek baru memasuki kawasanTaman Nasional dengan kendaraan traktorkarena medan yang sangat terjal dan tinggi.

    Jarak antara Camp ke kawasan TamanNasional kurang lebih 30 menit perjalanan.Setiba di jalur masuk ke puncak BukitRaya, kurang lebih 15 menit berjalan kaki,tubuh saya menjadi lemas dan kepalapusing. Rupa-rupanya, karena terlalu lamaberistirahat, membuat badan perlu adaptasiuntuk berjalan jauh.

    Perjalanan menuju puncak Bukit Rayamasih perlu waktu sekitar 4 hari; inilahyang membuat saya menjadi pesimisuntuk dapat mencapai puncak. Kami punakhirnya memutuskan untuk beristirahat

    sebentar.Setelah 20 menit rehat, badan pulih

    kembali, kami pun melanjutkan perjalananmenuju Sungai Mangan yang menjaditempat kami mendirikan tenda danbermalam .

    Jelang tengah malam, tepat 23.30, hujanderas mengguyur; tenda yang kami pakaiternyata banyak yang bocor, memaksakami begadang semalaman. Hujan malamitu turun tanpa ampun: baru mereda pukulsepuluh pagi.

    Kami pun baru bisa melanjutkanperjalanan sekitar pukul sebelas, menujuhulu Sungai Rabang yang menjadi tempatkedua rehat kami. Jarak dari Sungai Manganmenuju Hulu Sungai Rabang sekitar enamkm. Hulu Sungai Rabang inilah kaki BukitRaya, dan perjalanan ke puncak masihperlu dua hari lagi.

    Semakin hari kondisifisik saya semakinmenurun. Sepanjang perjalanan, hujanterus menerpa kami; belum lagi suhupegunungan yang dingin: 14C sampai

    17C. Puluhan pacet menempel di tubuhsaya.

    Lagi-lagi, rasa putus asa menyergapsaya. Sampai-sampai saya berkata dalamhati: Ya Allah, apakah hujan ini rahmatatau ujian bagi kami. Akan tetapi sayatetap berusaha untuk tetap optimis denganberkeyakinan segala sesuatu yang Allahciptakan atau turunkan tidak ada yang

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    33/40

    !"#"$ !"&"'"(

    33

    sia-sia; hanya manusia yang beranggapanburuk terhadap ciptaan-Nya. Untukmenghibur diri, kami menyanyikan laguSeruan Rimba untuk tetap melanjutkanperjalanan.

    Hari ke tujuh dalam perjalananmenuju puncak, tepatnya di Bukit Linang,kami kembali diguyur hujan lebat. Kamimendirikan tenda di tengah guyuran hujan,

    karena lokasi ini dekat dengan sumber air.Di bukit ini kami harus berjalan sejauh1 km untuk mendapatkan air. Apa bolehbuat, malam hari kami lewati dengan tidurdi atas lumpur.

    Hari ke delapan tim akhirnya berhasilmencapai puncak tertinggi: 2278 mdpl.Hanya Alhamdulillah yang dapat sayaucapkan dan Takbir atas kebesaran-Nya

    sehingga kami dapat mencapai puncak.Di ujung Bukit Raya ini kami

    beristirahat semalam karena cuaca yangkurang mendukung. Pada keesokanharinya, kami pun turun menuju HuluSungai Rabang yang berjarak 12 km.

    Hari ke sembilan, saat pulang menujuHulu Sungai Rabang saya merasa kukuibu jari kaki sebelah kanan terlepas. Bisa

    jadi, karena perjalanan yang jauh danselalu hujan telah membuat sepatu selalubasah dan lembab. Sejumlah rekan jugamengalami hal serupa.

    Bukan itu saja yang saya rasakan, tubuhpun menjadi makin melemah. Maklum,perjalanan yang seharusnya ditempuhselama dua hari, kami paksakan menjadisehari. Sialnya, perbekalan air yang kamibawa juga habis. Dehidrasi menyerangtubuh.

    Sesampai di Hulu Sungai Rabang,kami baru mendapatkan air. Di sini kamilangsung mandi; dan tanpa saya sadaripacet yang menempel di celana dan bajuberjumlah sekitar 50 ekor.

    Akhirnya kami kembali ke DesaRantau Malam pada hari ke sepuluh. Kamimelakukan ritual sepulang dari puncakBukit Raya.

    Besoknya kami langsung pulangke Kecamatan Serawai, dan lusa kamilangsung menuju Sintang denganperjalanan sembilan jam melalui SungaiMelawi. Semoga pengalaman ini bisamemotivasi bagi kawan-kawan yang ada diTaman Nasional lain.

    TamanNasionalBukitBakaBuk

    itRaya

    Menggapai puncak Bukit Baka Bukit

    Raya, seperti menjejakkan kaki di negeri

    di atas awan.

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    34/40

    !"#"$ !"&"'"(

    34

    "anam pinang rapat-rapat, agarpuyuh tak dapat lari.

    Sepenggal kalimat itumungkin tidak asing di telinga kita.Tetapi jika kita cermati lebih mendalam,ternyata dapat dipakai sebagai dasarpembuatan pagar hidup dengan maksudmemantapkan suatu kawasan konservasi,dengan kata lain sebagai batas penyanggapada Taman Nasional.

    Kalau boleh merubah kalimattersebut, saya mencoba menggantikalimat agar puyuh tak dapat laridengan agar perambah tak dapatmasuk. Jadi, jika disambung kembalimenjadi Tanam pinang rapat-rapat,

    agar perambah tak dapat masuk.Demikianlah, ungkapan yangmendasari penanaman pinang di batasdaerah penyangga Taman Nasional BukitTigapuluh demi membendung perambahmasuk ke dalam kawasan. KondisiTaman Nasional Bukit Tigapuluh di SeksiPengelolaan Wilayah I Jambi, dijaminmasih sangat baik. Hal ini dibuktikansaat Halasan Tulus, kepala Balai TamanNasional Bukit Tigapuluh, bersama sayadan dua orang PT. Wirakarya Sakti,

    Batas hidup untuk keutuhan kawasan

    konservasi.

    melakukan patroli udara (flight over)sepanjang batas Taman Nasional denganarea konsesi HTI PT. Wirakarya Sakti, 17Juni 2011 lalu.

    Kami melihat dari udara, sekitar150 meter di atas permukaan tanah:bentangan panorama alam hutan dataranrendah dan berbukit yang menghiasiBukit Tigapuluh bagaikan permadanihijau.

    Suatu hal yang mengkhawatirkandan berpotensi merusak keutuhanTaman Nasional Bukit Tigapuluh adalahadanya kegiatan illegal, yaitu okupasilahan di kawasan sekitarnya. Aktivitasitu bergerak mengarah ke dalam TamanNasional. Gerakan itu perlahan-lahannamun ganas dan meluluhlantakankawasan hutan produksi terbatas yang

    juga merupakan zona penyangga Taman

    Pagar PinangDaerah PenyanggaAndri Hansen Siregar*

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    35/40

    !"#"$ !"&"'"(

    35

    Nasional.Kawasan hutan produksi terbatas,

    yang semula masih berhutan, secaraperlahan-lahan namun pasti mulaiberubah menjadi bentangan lahan yangditanami dengan tanaman kelapa sawit.Hal itu akan menjadi ancaman yangberpotensi besar merusak kawasan BukitTigapuluh.

    Upaya untuk membendung

    perambah dilakukan dengan kegiatanpenanaman pinang sepanjang batasbuffer zone yang berjarak 500 meterdari luar pal batas (Implementasi SuratDirjen PHKA No. S.496/IV-KK/2077,22 Mei 2007) di wilayah Resort LubukMandarsah, Seksi Pengelolaan WilayahI Jambi.

    Kegiatan ini tidaklah semata-matamenanam pinang, tetapi juga bermuatan

    yuridis yang menjadi penentu apakahlahan garapan perambah merangsek atautidak ke buffer zone Taman Nasional.Halyang membuktikan di lapangan adalah

    ketika penanaman pinang dilakukan,para perambah beraktivitas di lokasi itudatang dan menyaksikan bahwa lahangarapan mereka telah memasuki bufferzone.

    Hampir semua perambah mengajukankeberatan, namun setelah petugas memberipenjelasan maksud dan tujuan penanamanpinang, semua penggarap dapat mengertidan tidak melanjutkan aktivitasnya. Bahkan,mereka menghentikan kegiatannya di lokasitersebut.

    Penanaman pinang di buffer zone

    merupakan langkah efektif dalammengendalikan laju perambahanhutan yang mengarah ke kawasankonservasi. Penanaman pinang jugamerupakan suatu bentuk claim ataslahan, yang juga menjadi tanda batashidup. Namun demikian, tanpa disertaidengan pengawasan yang intensif, tujuanpengamanan juga tidak akan tercapai.***

    *Penyaji Data Perlindungan Balai Taman

    Nasional Bukit Tigapuluh/Humas.

    Kami melihat dari 150 meter

    di atas tanah: bentangan

    panorama alam hutan

    dataran rendah menghiasi

    Bukit Tigapuluh bagaikan

    permadani.

    Istimew

    a

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    36/40

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    37/40

    !"#"$ !"&"'"(

    37

    Dari Juli sampai awal September,matahari memanggang Baluran, suhubisa mencapai 46 derajat Celsius;rerumputan menguning keemasan.Hal seperti ini dapat terlihat kontras dihamparan savana bekol.

    Menemukan pasokan air alami padabulan kering memang sulit. Kebanyakansungaidisebut curah, merupakantadah hujan yang secara alamiah akanmengering.

    Cuaca ekstrim inilah yang menjadidaya tarik Taman Nasional Baluran.Beberapa panorama satwa disuguhkan:rusa-rusa bersolek memasuki musimkawin, merak hijau jantan menari betina.

    Memasuki bulan kering, pejantanrusa mulai berdandan dengan seresah,ranting, dan rumput yang bertengger

    di tanduknya. Pejantan mengaumbersahutan memikat betina untukmendekat. Tak jarang sering terjadiperkelahian sesama rusa jantan, yangmenang dialah yang berhak mengawinirusa betina. Musim kerontang inilah yangsaat tepat untuk melihat gerombolanrusa berkumpul di pagi atau sore haridi padang Bekol, seperti pasar rusa disavana.

    Menjumpai burung merak hijau punsangat gampang di savana Bekol. Atraksi

    pejantan memikat betina sungguh sangateksotik, sambil menggoyang-goyangkanekornya yang berdiri. Mungkin di daerahlain populasi burung indah itu sedikit,yang membuat lembaga PersatuanKonservasi Dunia, IUCN, menaikanstatusnya menjadi terancam punah.Akan tetapi, secara kasat mata populasimerak di Baluran masih dalam kondisiaman.

    Setelah puas meneropong kawananrusa dan tarian merak jantan, kami

    melanjutkan tracking yang tinggalseparoh perjalanan. Lia semakinpenasaran. Dia pun mengikuti tingkahlaku burung Srigunting hitam (Dicrurusmacrocercus) yang terbang merendahdan sesekali hinggap di ranting Acasianilotica.

    Sesaat, Lia pun dikejutkan dengankehadiran Elang tikus (Elanus caeruleus)yang sedang terbang meluncur. Elangbermata merah ini sering hadir di saatsavana mengering, biasanya mengincartikus yang menyelinap di rerumputan.

    Baluran didiami sekitar 200 jenisburung yang tersebar dari mulai perairansampai pegunungan. Variasi jenis burungberagam sesuai dengan tipe habitatnya.Mengamati burung atau birdwatching

    sangat mudah karena 40 persen Baluranberupa savana dari luas 25 ribu hektare.Selain itu, ada tempat yang memberisensasi berbeda, seperti di lembah Kacip,Gunung Baluran. Di sini terasa lebihsejuk dan hijau, yang didominasi pohontinggi. Burung yang sering ditemuiseperti jenis tenggeret, tulung tumpuk,elang jawa dan beberapa jenis yang bolehdibilang misterius: tidak ditemukan ditempat lain di Baluran.

    Jalur tracking mulai memasuki

    hutan pantai, yang sejuk dengan pohongebang, manting, trenggulun, krasakdan beberapa dari jenis Ficus sp. Hutanpantai juga cocok untuk pengamatanburung. Ada beberapa jenis pelatuk disini: pelatuk ayam (Dryocopus javensis)dan pelatuk besi (Dinopium javanense).

    Dari sini perjalanan tinggal 600 metermenuju Bama dan kita akan berjumpadengan mata air Manting. Legenda lokalmenuturkan sumber air merupakantempat mandi Mbah Cungking dankerbaunya.

    Ada dua versi tentang MbahCungkingbiasa disebut BuyutCungking. Ada yang menyebutnyasebagai patih Kerajaan Blambangan,cikal bakal Kabupaten Banyuwangi.

    Konon seluruh kawasan TamanNasional Baluran merupakan arealpenggembalaan kerbaunya.

    Nama Manting diambil darikisah: suatu ketika Mbah Cungkingdan punggawanya melewati mata airini, punggawanya jatuh terpelanting.Masyarakat Cungking, suatu komunitasdi Cungking, Banyuwangi, biasaberkunjung ke Baluran setiap Surodan Syawal. Tangga ritual disesuaikandengan wangsit dari Buyut Cungking.

    Swiss Winasis

    Pucuk Gunung Baluran dari

    perairan Selat Bali (kiri) yang

    menyimpan keindahan bawah

    laut beserta aneka makhluk

    hidup (kanan).

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    38/40

    !"#"$ !"&"'"(

    38

    Mereka melakukan bersih diri denganmandi dan cuci muka di sumber ini yangdiyakini akanmembuat awet muda.

    Meninggalkan Sumber Manting,perjalanan dilanjutkan menyusuri

    pinggiran hutan mangrove. Formasimangrove jelas sekali terlihat dengantetumbuhan Rhyzhophora stylosa.Deretan mangrove ini diyakinimenyimpan jenis Soneratia albaterbesardi dunia dengan diameter 450 cm,setinggi 12 meter.

    Perjalanan Lia berakhir di Bama:hamparan pantai di perairan SelatBali. Pantai ini memiliki rentanganpasang surut yang tidak terlalu besar,sekitar 2 meter, dengan deburan ombakkecil, dengan rataan terumbu karangyang sangat landai. Setelah memasukidaerah subtidal, tampak dasar pantaidengan kemiringan yang sangat terjal,berkedalaman puluhan meter.

    Daerah pasang surut pantai Bamameliputi garis pantai sepanjang 2,5km dengan lebar daerah pasang surut(intertidal zone) 200-500 meter. PantaiBama bagian selatan, dimulai darigaris pantai menuju ke arah subtidalditandai substrat lumpur berhutan

    bakau (Rhizopora mucronata). Formasiini diikuti vegetasi padang lamun yangterendam air, dengan jenis Enhalusacaroides, lantas masuk ke zona subtidalyang ditumbuhi terumbu karang.

    Pantai Bama sangat teduh dansejuk, cocok dijadikan tempat istirahatdan relaksasi. Di pantai ini dapat

    juga dilakukan berbagai jenis wisataair: berkano, snorkling, berenang,bersampan. Begitu juga, bisa menyelamuntuk menikmati panorama terumbukarang dan ikan hiasnya. Pada pagi haridapat disaksikan keindahan matahariterbit di batas cakrawala.

    Siang mulai beranjak, Lia pun rebahdi pasir putih, berteduhkan pohonKetapang sambil mendengarkan deburanombak dan sesekali suara burungkangkareng perut-putih (Anthracocerosalbirostris). Pokoknya, aku haruskembali lagi di bulan basah, janji Lia,untuk membandingkan suasana bulankering dengan basah Baluran. ***

    *Pengendali Ekosistem Hutan

    Taman Nasional Baluran.

    SwissWinasis

    Kembang-kembang padang

    Baluran berpendar bermekaran.

    Nama Manting diambildari kisah: suatu ketikaMbah Cungking dan

    punggawanya melewati mataair ini, punggawanya jatuhterpelanting.

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    39/40

    !"#$ #&'"($&

    3

    Penebar Bijidi Hutan yang Terbelah

    Burung menyebarkan benih saatterbang dan menjelajahi hutan.Namun penebangan hutan bisa

    membuat benih itu akan jatuh padatempat yang salah. Benih bisa batal dangagal tumbuh berkembang. Demikianhasil kajian peneliti dari Universityof Florida yang dimuat pada berkala

    Ecology. Kajian itu menelisik bagaimanaburung tropis berperan menyebarkanbibit tumbuhan di hutan hujan Amazon,Brasil.

    Sialnya, jika burung menyebar bibittanaman di tempat-tempat yang takramah, Konsekuensi jangka panjangnyadapat mengurangi keanekaragamanhayati di Amazon, kata Emilio Bruna,seorang pakar ekologi satwa liar dankonservasi.

    Kajian ini tidak hanya melacakasal-usul tanaman, perekaman poladan perilaku burung terbang, tetapi

    juga memadukan hasil pengamatandalam model matematika dan simulasikomputer yang canggih.

    Gagasan di balik penelitian ini adalahuntuk melihat pola persebaran benih dihutan hujan yang dibalak. Pembalakanhutan meninggalkan sekeping lahan,yang relatif tak terganggu, yangdisebut sebagai fragmen habitat.Memastikan kelangsungan hidupsatwa dan tumbuhan di daerah yang

    terfragmentasi, dan menemukan carauntuk menghubungkan antar-fragmen,adalah Fokus terbesar bagi ahli biologikonservasi, ujar Bruna.

    Memahami dampak fragmentasihabitat adalah ranah terbesar daripenelitian ini. Karena, banyak ekosistemmenghadapi gejala serupa, katanya. Inimasalah yang sangat menekan di seluruhdunia.

    Penelitian dimulai dengan menjebakenam spesies burung tropis dengan

    jaring kabut, lalu dipasang denganpemancar radio, agar pergerakan burungbisa terpantau. Sebelum itu, para penelitimemberi makan burung-burung denganbenih tanaman asli dan memantau dayapencernaannya. Data itu digunakanuntuk membangun model statistik,yang dipadukan dengan informasi

    dari pemancar radio, untuk mendugaseberapa jauh burung terbang, sebelummenjatuhkan biji.

    Para peneliti terkejut saat mengetahuihanya satu dari enam spesies, yangbenar-benar menelan biji, yaitu burungTurdus albicollisburung terbesardari spesies yang dipelajari. Dia jugaterbang lebih jauh ketimbang lima jenisburung-burung lainnya. Sementaraburung-burung lain akan memakanbenih, terbang ke dahan terdekat, sedikit

    m e n g u n y a hbenih, lalu

    biasanya

    meludahkan bijinya.Benih pada penelitian ini dari

    tanaman Heliconia acuminata, yangdipilih karena tumbuh rendah ke tanahdan bijinya mudah diidentifikasi. Jikaburung menjatuhkan benih Heliconiaitu di fragmen hutan, panas mataharimungkin akan memanggangnya, dan

    tanaman itu tidak akan tumbuh. Jarakpenyebaran yang jauh sangat pentingbagi tanaman untuk membentukpopulasi baru.

    Pesan dari penelitian adalah jikajarak fragmen hutan begitu jauh,sehingga satwa dan tumbuhan sulitmenjangkaunya, manusia mungkinharus mengulurkan tangan untukmembantu. Bisa jadi, diperlukan batuloncatan vegetasi antar-fragmen, agarburung-burung dan satwa lain mampubergerak dari satu fragmen ke fragmenlain. Atau, manusia perlu meninggalkankoridor hutan untuk menghubungkanantar-fragmen, papar Bruna. Studiini benar-benar menyoroti pentingnya

    konektivitas antar-fragmen habitat.(SCIENCEDAILY)

  • 7/23/2019 Majalah KonservasiAlam Edisi II 2011

    40/40

    Nusantarabeserta isinyaadalah Lumbung Wawasan kita

    Mengayomi Nusantara,MencagariMasa Depan

    Aganto Seno