makalah kimia klinik - leukosit esterase

13
 MAKALAH KIMIA KLINIK PEMERIKSAAN LEUKOSIT ESTERASE OLEH : DISUSUN OLEH : Pratikah Verdiyanti (P27834113005) Rahma Dian Sari (P2783411310) Agnes Fronya Arvianti (P27834113014) Dian Nur Rahmawati (P27834113015) Irzalina Putri Hidayat (P2783411336) D4 ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA Jalan Karangmenjan gan No 18 A, Surabaya

Upload: dian-nur-rahmawati

Post on 08-Oct-2015

321 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

KIMIA KLINIK

TRANSCRIPT

MAKALAH KIMIA KLINIKPEMERIKSAAN LEUKOSIT ESTERASE

OLEH :

DISUSUN OLEH :Pratikah Verdiyanti (P27834113005)Rahma Dian Sari (P2783411310)Agnes Fronya Arvianti (P27834113014)Dian Nur Rahmawati (P27834113015)Irzalina Putri Hidayat (P2783411336)

D4 ANALIS KESEHATANPOLTEKKES KEMENKES SURABAYAJalan Karangmenjangan No 18 A, Surabaya

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul Pemeriksaan Leukosit Esterase dengan sebaik-baiknya.Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan sehingga makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.Dalam makalah ini, saya selaku penulis membahas mengenai Pemeriksaan Leukosit Esterase yang meliputi pengertian leukosit esterase, metode pemeriksaan, prinsip pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan leukosit esterase.Penulis berharap supaya makalah ini dapat menambah ilmu dan manfaat bagi pembaca serta membantu banyak pihak untuk lebih memahami mengenai Pemeriksaan Leukosit Esterase. Oleh karena itu penulis berusaha untuk membuat makalah ini dengan teliti, sehingga tujuan pembuatan makalah ini dapat tercapai.Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, apabila ada kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.

Surabaya, 30 November 2014Penulis

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAir seni atau urin berisi berbagai zat limbah yang dikeluarkan dari tubuh. Namun, selain membuang limbah, urin juga berisi informasi mengenai apa yang terjadi di tubuh Anda. Urin yang mengandung glukosa, terlalu banyak protein, atau zat lainnya dapat menjadi pertanda masalah kesehatan. Urin dapat dievaluasi dari penampilan fisiknya, kandungan zat kimia dan zat mikroskopik di dalamnya. Sedemikian banyak informasi yang dapat kita peroleh dari urin sehingga ada lebih dari 100 tes yang berbeda dapat dilakukan pada urin.Tes urin digunakan secara luas untuk skrining, diagnosis dan memantau efektivitas pengobatan. Tes urin rutin dapat dilakukan ketika Anda dirawat di rumah sakit atau menjadi bagian dari medical checkup, uji kehamilan atau persiapan operasi.Penampilan fisik urinPenampilan fisik urin bisa dilihat dengan pemeriksaan visual. Selama pemeriksaan visual, dokter atau staf laboratorium dapat mengamati warna, kejernihan dan baunya yang akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan kimia dan mikroskopis. Penampilan fisik urin yang dapat dilihat dengan observasi langsung adalah:1. Warna. Warna urin dapat bervariasi dari bening kekuningan sampai gelap kecoklatan. Banyak hal yang berpengaruh pada warna urin, termasuk banyaknya cairan yang Anda minum, jenis makanan yang Anda makan, obat-obatan yang Anda ambil dan penyakit tertentu yang Anda miliki. Bila Anda kurang minum, warna urin cenderung gelap. Dehidrasi dan demam juga menyebabkan urin lebih pekat sehingga berwarna lebih gelap. Bila Anda memakan bit merah, warna urinAnda akan kemerahan karena pigmen bit yang dikeluarkan. Suplemen vitamin B dapat membuat urin berwarna kuning cerah. Obat-obatan dan darah dapat membuat urin berwarna merah kecoklatan.2. Kejernihan. Urin biasanya jernih. Banyak zat yang dapat menyebabkan urin menjadi keruh. Zat yang menyebabkan kekeruhan namun dianggap normal adalah lendir, sperma dan cairan prostat, sel-sel kulit, kristal urin normal, dan kontaminan seperti salep dan bedak. Zat lain yang bisa membuat urin keruh dan mengindikasikan penyakit adalah sel darah merah, sel darah putih atau bakteri.3. Bau. Urin berbau sedikit pesing yang khas. Beberapa penyakit menyebabkan perubahan bau urin, misalnya infeksi bakteri E. coli menyebabkan bau tidak sedap dan diabetes menyebabkan bau amis.Zat kimia di urinKomposisi kimia urin diketahui dengan pemeriksaan kimia. Untuk keperluan ini, staf laboratorium menggunakan strip-strip reagan yang berisi bahan kimia tertentu. Ketika strip dicelupkan ke dalam urin, strip akan menyerap urin dan reaksi kimia akan mengubah warnanya dalam hitungan detik atau menit. Staf laboratorium atau komputer akan membandingkan perubahan warna pada setiap reaksi dengan bagan warna masing-masing strip penguji untuk menentukan hasil tes. Jenis dan tingkat perubahan warna memberikan jenis dan kadar zat-zat kimia tertentu yang hadir di urin.Kandungan urin yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kimia antara lain:1. Kepekatan. Kepekatan urin (disebut juga osmolalitas atau specific gravity) dapat dihitung dengan berat jenisnya. Berat jenis adalah perbandingan berat urin dengan air murni dalam volume yang sama. Semakin banyak bahan padat dalam urin, semakin tinggi berat jenis urin. Ketika Anda minum banyak cairan, ginjal akan membuat urin yang encer sehingga berat jenisnya rendah. Bila Anda tidak minum cukup cairan, ginjal Anda membuat urin yang pekat sehingga berat jenisnya tinggi. Mengetahui kepekatan urin membantu penyedia layanan kesehatan memutuskan apakah sampel urin yang mereka dapatkan adalah yang terbaik untuk mendeteksi zat tertentu. Misalnya, jika mereka mencari jumlah protein yang sangat kecil di urin, sampel urin yang pekat di pagi hari adalah yang terbaik.2. Keasaman.Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Oleh karena itu, kondisi apapun yang menghasilkan asam atau basa dalam tubuh atau konsumsi makanan yang bersifat asam atau basa, secara langsung dapat memengaruhi pH urin. Keasaman diukur dengan pH.Urin bersifat asam jika pH-nya kurang dari 7, bersifat basa jika pH-nya lebih dari 7. Urin yang bersifat asam berkaitan dengan risiko penyakit asam urat dan batu ginjal. Sebagian besar penyakit degeneratif berkaitan dengan defisiensi mineral yang menyebabkan cairan tubuh, termasuk urin, menjadi lebih asam. Diet dapat digunakan untuk mengendalikan pH urin. Diet tinggi protein akan membuat urin lebih asam. Diet vegetarian, diet rendah karbohidrat, atau konsumsi buah akan membuat urin lebih basa.3. Protein.Protein biasanya tidak ditemukan dalam urin. Demam, olahraga keras, kehamilan, dan beberapa penyakit dapat menyebabkan protein berada dalam urin. Kondisi di mana terdapat protein di dalam urin disebut proteinuria. Albumin adalah jenis protein yang lebih kecil dari protein lainnnya dankeberadaannya dalam urin mengindikasikan tahap awal kerusakan ginjal. Keberadaan albumin dalam urin disebut albuminuria. Kondisi lain yang dapatmenyebabkan proteinuria adalah gangguan yang meningkatkan protein dalam darah, seperti multiple myeloma, kerusakan sel-sel darah merah,peradangan, keganasan (kanker), atau cedera pada saluran kemih.4. Glukosa.Glukosa adalah jenis gula yang ditemukan dalam darah. Biasanya glukosa sangat sedikit atau tidak ada dalam urin. Ketika tingkat gula darah sangat tinggi seperti pada diabetes yang tidak terkontrol ginjal mengekskresikan glukosa ke dalam urin untuk mengurangi konsentrasinya di darah. Keberadaan glukosa dalam urin, yang disebut glukosuria, juga dapat disebabkan oleh gangguan hormonal, penyakit hati, obat-obatan, dan kehamilan. Ketika terjadi glukosuria, tes lain seperti tes glukosa darah biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab yang lebih spesifik.5. Keton. Bila karbohidrat tidak tersedia, tubuh memetabolisme lemak untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan. Pemecahan lemak untuk energi menghasilkan zat limbah yang disebut keton. Keton biasanya tidak ditemukan dalam urin. Sejumlah besar keton dalam urin dapat menunjukkan kondisi sangat serius yang disebut ketoasidosis diabetik. Diet rendah gula dan karbohidrat, kelaparan, atau muntah parah juga dapat menyebabkan keton berada di urin (ketonuria).6. Nitrit. Bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) membuat enzim yang mengubah nitrat menjadi nitrit. Nitrit dalam urin menunjukkan adanyainfeksi saluran kemih (ISK).7. Esterase leukosit. Esterase leukosit adalah enzim yang ditemukan dalam sel-sel darah putih. Kehadiran esteraseleukosit di urin merupakan pertanda peradangan, yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran kemih.Apabila di dalam urin pasien terkandung leukosit esterase, maka dapat diperkirakan bahwasanya pasien tersebut menderita ISK. Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan masalah kesehatan yang serius mengenai jutaan populasi manusia setiap tahunnya. ISK merupakan penyebab sepsis terbanyak setelah infeksi saluran nafas (Mangatas, 2004). Sedangkan Pielonefritis kronik merupakan penyebab kedua gagal ginjal terminal setelah glomerulonefritis (Alatas, 1993). ISK menyerang pasien dari segala usia dari bayi sampai lansia, laki-laki dan perempuan. Pada masa neonatus ISK lebih banyak terdapat pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%). Pada masa sekolah ISK pada anak perempuan 3% sedangkan laki-laki 1,1%, dan pada usia remaja anak perempuan meningkat 3,3% sampai 5,8%. Bakteriuria asimtomatik pada wanita usia 18-40 tahun adalah 5-6% dan angka itu meningkat menjadi 20% pada wanita usia lanjut (Purnomo, 2009). Biasanya seorang klinisi memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis ISK. Dalam menegakkan diagnosis ISK perlu diperhatikan kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu : diagnosis negatif palsu, keadaan ini akan mengakibatkan pasien ISK berisiko untuk menderita komplikasi yang serius dan diagnosis positif palsu, keadaan ini akan menyebabkan pemeriksaan yang mahal seharusnya tidak diperlukan, disamping pemberian terapi yang mestinya tidak diperlukan dengan akibat misalnya resistensi kuman (Downs, 1999 ; Rehmani,1998). Pemeriksaan baku emas untuk ISK adalah kultur urin. Pemeriksaan kultur urin sangat akurat untuk menentukan ada tidaknya ISK pada seseorang, dengan catatan sampel yang diperiksa dan teknik pemeriksaannya benar. Kelemahan utama dari pemeriksaan kultur urin adalah hasil yang didapat memerlukan waktu lama, sekitar 3-5 hari, sedangkan penyakit ini perlu penegakkan diagnosis yang cepat untuk penanganan segera ISK. Beberapa pemeriksaan alternatif dapat dilakukan sebelum dilakukan atau didapatkan kultur urin, misalnya urinalisis. Urinalisis dapat dilakukan dengan pemeriksaan makroskopis, mikroskopis dan carik celup. Salah satu pemeriksaan urinalisis yang sering dilakukan dan hasilnya dapat digunakan untuk diagnosis ISK adalah pemeriksaan mikroskopis (Leukosit urin) dan carik celup (nitrit dan leukosit esterase urin). Dengan pemeriksaan carik celup, leukosit esterase digunakan sebagai petunjuk adanya sel leukosit di dalam urin meskipun pada pemeriksaan mikroskopik sering kali tidak ditemukan sel leukosit. Aktivitas esterolitik dan esterase dapat digunakan sebagai penanda keberadaan leukosit neutrofil dimana peningkatan jumlah sel leukosit neutrofil dalam urin dapat menjadi petunjuk adanya proses inflamasi yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih. Hasil positif dari leukosit esterase memiliki hubungan yang bermakna terhadap jumlah sel neutrofil, baik dalam keadaan utuh maupun lisis. Sedangkan pemeriksaan nitrit dalam urin dengan carik celup adalah untuk mengetahui adanya bakteri di urin yang merubah nitrat (yang berasal dari makanan) menjadi nitrit. Secara klinis ISK disertai dengan hasil positif pada pemeriksaan nitrit dan leukosit esterase dapat memastikan adanya infeksi saluran kemih, tetapi bila pemeriksaan leukosit esterase negatif maka ISK belum dapat disingkirkan. Begitu pula hasil nitrit negatif tidak dapat diinterpretasikan tidak ada bakteriuria (Bartkowski, 2001). Penelitian lain banyak menyebutkan bahwa sensitifitas dan spesifisitas nitrit maupun leukosit esterase, masing-masing memiliki hasil yang berbeda (Evans etal., 1991). Secara garis besar kombinasi nitrit dengan leukosit esterase lebih baik dibanding sendiri-sendiri (Wenk et al., 2008). Metode carik celup terutama pada nitrit dan leukosit esterase urin cukup efektif digunakan untuk mendiagnosis ISK, dengan mempertimbangkan harga yang murah, metode yang mudah dan yang terpenting adalah cepatnya hasil yang didapat dibanding kultur urin. Pertimbangan lain adalah pada banyak Puskesmas di daerah tidak mempunyai fasilitas kultur urin, sedangkan pemeriksaan carik celup mudah didapatkan.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan Leukosit Esterase?2. Bagaimanakah pemeriksaan leukosit esterase yang meliputi metode, prinsip, prosedur dan hasil pemeriksaannya?

1.3 Tujuan1. Mengetahui definisi atau pengertian dari Leukosit esterase.2. Mengetahui cara pemeriksaan Leukosit esterase yang meliputi metode, prinsip, prosedur dan hasil pemeriksaannya.

BAB 2PEMBAHASAN2.1 DEFINISILeukosit esterase adalah enzim yang dikeluarkan oleh sel lekosit netrofil. Dalam keadaan normal tidak ditemukan lekosit esterase. Adanya lekosit esterase dalam air seni menunjukkan infeksi saluran kemih (urinary tract infection).Leukosit netrofil mensekresi esterase yang dapat dideteksi secara kimiawi. Hasil tes lekosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sel lekosit (granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis. Limfosit tidak memiliki memiliki aktivitas esterase sehingga tidak akan memberikan hasil positif. Hal ini memungkinkan hasil mikroskopik tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan carik celup.Temuan laboratorium negatif palsu dapat terjadi bila kadar glukosa urine tinggi (>500mg/dl), protein urine tinggi (>300mg/dl), berat jenis urine tinggi, kadar asam oksalat tinggi, dan urine mengandung cephaloxin, cephalothin, tetrasiklin. Temuan positif palsu pada penggunaan pengawet formaldehid. Urine basi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.2.2 METODE PEMERIKSAAN2.2.1 Tujuan pemeriksaan kimia urineBertujuan untuk menunjang diagnosis kelainan di luar ginjal seperti kelainan metabolisme karbohidrat, fungsi hati, gangguan keseimbangan asam basa, kelainan ginjal, dan saluran kemih seperti infeksi traktus urinarius.Metode yang digunakan dalam pemeriksaan leukosit esterase ialah Dipstik Test Leukosit Esterase .Pemeriksaan ini berdasarkan adanya reaksi esterase yang merupakan enzim pada granula azurofil atau granula primer dari granulosit dan monosit. Esterase akan menghidrolisis derivate ester naftil. Naftil yang dihasilkan bersama dengan garam diazonium akan menyebabkan perubahan warna dari coklat muda menjadi warna ungu. Banyaknya esterase menggambarkan secara tidak langsung jumlah leukosit di dalam urine. Apabila urine tidak segar, pH urine menjadi alkalis, neutrofil mudah lisis sehingga jumlah neutrofil yang dijumpai dalam sedimen urine berkurang dibandingkan dengan derajat positifitas pemeriksaan esterase leukosit. Hasilnya dilaporkan sebagai negative, trace (15 leu/L), +1 (70 leu/L), +2 (125 leu/L), atau +3 (500 leu/L). jika terdapat glukosa dan protein dalam konsentrasi tinggi atau pad urine dengan berat jenis tinggi, dapat terjadi hasil negative palsu, karena leukosit mengkerut dan menghalangi penglepasan esterase.

2.2.2 Alat dan Bahan Alat :1.Beaker glass2.Kaca objek dan penutup kaca objek3.Mikroskop4.Sentrifugasi5.Tabung reaksi 10ml Bahan :1.Reagentstrip2.Urin segar

Gambar Alat

2.2.3 PROSEDURSampel urin segar laki laki dan perempuan masing masing ditempatkan dalam suatu wadah (cup).Reagentstrip(reagentstrip) dicelupkan maksimal satu detik ke dalam cup lalureagent stripdiangkat sambil menyapukannya pada pinggiran cup untuk membuang urin yang berlebih darireagent strip. Petunjuk pembacaan waktu untuk setiap reaksi diikuti. Setiap perubahan warna padareagent stripdiamati dan hasilnya dibandingkan dengan skala warna yang biasanya terdapat pada wadah/botolreagentstrip. Hasil pemeriksaan urin tersebut kemudian diinterpretasikan untuk setiap parameter (protein, glukosa, eritrosit, leukosit, nitrit, keton, urobilinogen,bilirubin,bobot jenis, dan pH)

2.3 PEMBAHASANPemeriksaan ini berdasarkan adanya reaksi esterase yang merupakan enzim pada granula azurofil atau granula primer dari granulosit dan monosit. Esterase akan menghidrolisis derivate ester naftil. Naftil yang dihasilkan bersama dengan garam diazonium akan menyebabkan perubahan warna dari coklat muda menjadi warna ungu. Banyaknya esterase menggambarkan secara tidak langsung jumlah leukosit di dalam urine. Leukosit neutrofil mensekresi esterase yang dapat dideteksi secara kimiawi. Hasil tes leukosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sel lekosit (granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis. Limfosit tidak memiliki aktivitas esterase sehingga tidak akan memberikan hasil positif. Hal ini memungkinkan hasil mikroskopik tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan carik celup. Temuan laboratorium negatif palsu dapat terjadi bila kadar glukosa urin tinggi (>500mg/dl), protein urin tinggi (>300mg/dl), berat jenis urin tinggi, kadar asam oksalat tinggi, dan urin mengandung cephaloxin, cephalothin, tetrasiklin Sedangkan temuan positif palsu ditemukan pada penggunaan pengawet formaldehid.Apabila urine tidak segar, pH urine menjadi alkalis, neutrofil mudah lisis sehingga jumlah neutrofil yang dijumpai dalam sedimen urine berkurang dibandingkan dengan derajat positifitas pemeriksaan esteraseleukosit. jika terdapat glukosa dan protein dalam konsentrasi tinggi atau pada urine dengan berat jenis tinggi, dapat terjadi hasil negative palsu, karena leukosit mengkerut dan menghalangi penglepasan esterase. Kehadiran esteraseleukosit di urin merupakan pertanda peradangan, yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran kemih.Semakin besar deviasi dari normal, semakin besar kemungkinan adanya masalah. Namun, hasil normal tidak menjamin bahwa tidak ada penyakit. Beberapa orang tidak memberikan kondisi abnormal dalam tes urin di awal proses penyakit, dan yang lainnya memberikan kondisi abnormal secara sporadis sepanjang hari sehingga tidak terdeteksi oleh sampel urin tunggal. Selain itu, bila urin sangat encer maka bahan kimia dalam jumlah kecil mungkin tidak terdeteksi.

BAB 3PENUTUP

KESIMPULANLeukosit esterase adalah enzim yang dikeluarkan oleh sel lekosit netrofil. Dalam keadaan normal tidak ditemukan lekosit esterase. Adanya lekosit esterase dalam air seni menunjukkan infeksi saluran kemih (urinary tract infection).Pemeriksaan leukosit esterase bertujuan untuk menunjang diagnosis kelainan di luar ginjal seperti kelainan metabolisme karbohidrat, fungsi hati, gangguan keseimbangan asam basa, kelainan ginjal, dan saluran kemih seperti infeksi traktus urinarius.Metode yang digunakan dalam pemeriksaan leukosit esterase ialah Dipstik Test Leukosit Esterase .Pemeriksaan ini berdasarkan adanya reaksi esterase yang merupakan enzim pada granula azurofil atau granula primer dari granulosit dan monosit.Reagentstrip(reagentstrip) dicelupkan maksimal satu detik ke dalam cup lalureagent stripdiangkat sambil menyapukannya pada pinggiran cup untuk membuang urin yang berlebih darireagent strip.Hasil tes leukosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sel lekosit (granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis. Limfosit tidak memiliki aktivitas esterase sehingga tidak akan memberikan hasil positif.Dapat terjadi hasil negative palsu, karena leukosit mengkerut dan menghalangi penglepasan esterase. Kehadiran esteraseleukosit di urin merupakan pertanda peradangan, yang umumnya disebabkan oleh Infeksi Saluran Kemih (ISK).

DAFTAR PUSTAKA

1. Memisogullan, R. et al., (2009) dengan judul Performance Characteristics of Dipstick and Microscopic Urinalysis for Diagnosis of Urinary Tract Infection.2. Henry JB (Ed): Diagnosis klinis dan Manajemen oleh Metode Laboratorium, Twentieth. W.B. Saunders Company, Philadelphia, PA, USA, 2001.3. Leighton PM & kecil JA: leukosit esterase penentuan sebagai prosedur sekunder untuk skrining urin. J Clin Pathol 1985; 38 (2): 229-232.4. http://analiskesehatan-pontianak.blogspot.com/2011/02/cara-menganalisa-hasil-laboratorium.html5. http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html6. http://tika-pratiwi.blogspot.com/2012/10/pemeriksaan-urine-lengkap.html7. http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/das.html